Anda di halaman 1dari 10

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Efusi Pleura

I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas Klien
Nama : Tn. D
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 45 tahun
Status Pernikahan : Menikah
Suku/Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Jl DR. Sitanala no. 235 Tangerang Banten
Nomor Register :-
Tanggal MRS :-
Tanggal Pengkajian :-
Diagnosa Medis : Efusi Pleura
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. M
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 40 tahun
Status Pernikahan : Menikah
Suku/Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Pegawai swasta
Pendidikan terakhir : SMK
Alamat : Jl DR. Sitanala no. 235 Tangerang Banten

2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Keluhan utama
Nyeri Dada dan Sesak
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Tn.D berumur 45thn datang ke poliklinik umum RSUD Kab. Tangerang. Saat datang klien
batuk, sesak nafas, nyeri dada, rasa berat pada dada, berat badan menurun. Saat dikaji oleh
perawat, klien mengeluh nyeri bagian dada dengan skala nyeri 5 (skala 0-10), nyeri seperti
tertindih beban berat, nyeri bertambah saat beraktifitas berat dan berkurang saat beristirahat.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Imunisasi : Klien mengatakan terakhir imunisasi saat masih kecil.
Alergi : Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi.
Penyakit yang pernah diderita : Klien mengatakan mempunyai penyakit TB paru
Obat-obatan yang pernah di digunakan : Rifampicin
Riwayat masuk RS : Klien mengatakan masuk RS. G pada tahun 2013
Riwayat kecelakan : -
Riwayat tindakan operasi : -
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan bahwa keluarga tidak mempunyai penyakit keturunan yang berat atau
menular.

3. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Pasien tampak sesak nafas, Kesadaran Umum Compos Mentis
2. Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 90/70 mmHg
Nadi : 87x Permenit
Suhu : 37,6C
RR : 35x Permenit
3. Antropometri
Tinggi Badan : 164cm
BB : 46kg
Indeks Masa Tubuh : BB = 44 = 44 = 16,3
TB (1,64) 2,6896
4. Kepala
Bentuk kepala simetris, rambut dan kulit kepala klien bersih, distribusi rambut merata,
tidak rontok, tidak mudah dicabut, tidak ada benjolan, tidak ada keluhan.
5. Mata
Letak bola mata simetris, gerakan bola mata simetris, kelopak mata tidak ada oedema,
konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, Tekanan Intra Okuler (TIO) sama, pupil dan refleks
cahaya normal, ketajaman mata normal OD = 4/5 OS 5/5
6. Telinga
Kebersihan telinga bersih, tidak ada oedema dan secret, letak telinga simetris, fungsi
pendengaran baik
7. Hidung
Terdapat cuping hidung, kebersihan lubang hidung bersih, tidak ada oedema dan secret,
letak hidung simetris, tidak ada peradangan membran mukosa hidung, tidak terdapat polip,
fungsi penciuman baik.
8. Mulut dan Faring
Mulut bersih, tidak ada bau mulut, terdapat mukosa pada mulut
Bibir : Warna pucat, tidak ada stomatitis, tidak ada kelainan bentuk
Gusi : Warna merah muda, tidak ada gingivitis, tidak ada perdarahan
Gigi : Jumlah gigi 33, ada caries gigi pada gigi molar, tidak ada perdarahan, abses, dan benda
asing (gigi palsu)
Lidah : Warna pucat dan pergerakan lidah normal
Faring : Warna merah muda, tidak ada peradangan, tidak ada eksudat, tonsil tidak ada
pembesaran
9. Leher
Bentuk leher normal, tidak ada oedema dan jaringan parut, tidak ada tekanan vena
jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe, tidak ada kaku kuduk dan
mobilitas leher normal.
10. Thorax dan Dada
Bentuk dada normal, tidak ada kelainan tulang belakang, ada retraksi intercostal, tidak ada
oedema dan jaringan parut, vocal premitus menurun, neyri dada, pemasangan kateter thorax
Suara nafas menghilang pada bagian terinfeksi, suara ucapan (vocal resonans) normal, saat
perkusi terdengar pekak
Pada jantung ada ictus cordis, perkusi jantung normal, bunyi jantung normal
Pada payudara ukuran, bentuk, dan kesimetrisan payudara normal, warna aerola coklat, puting
susu tidak ada ulcus dan pembengkakan, tidak ada secret.
11. Abdomen
Bentuk abdomen datar dan simetris, tidak ada jaringan parut dan lesi, tidak ada oedema,
bising usus 10x permenit, tidak ada nyeri tekan.
12. Ekstremitas atas
Bentuk simetris, kekuatan otot 3 dari 0-5, tidak terdapat oedema, lesi dan jaringan parut,
kuku jari bersih, refleks biceps dan trisep +
13. Ekstremitas bawah
Bentuk simetris, kekuatan otot 3 dari 0-5, tidak terdapat oedema, lesi dan jaringan parut,
kuku jari bersih, tidak ada varices, dan refleks babinski +

4. DATA BIOLOGIS
1. Pola Nutrisi
Makan
a. Frekuensi : 3x Sehari
b. Jenis : Nasi + Lauk + Sayur + Buah
c. Porsi/Jumlah : 1 Piring kecil
d. Keluhan : Tidak nafsu makan
e. Makanan yang dipantang : Tidak Ada
f. Alergi terhadap makanan : Tidak Ada
g. Suplemen yang dikonsumsi : Vit. C
Minum
a. Jenis : Air putih
b. Jumlah : 8 Gelas

2. Pola Eliminasi
Buang Air Besar (BAB)
Klien mengatakan BAB tidak teratur
Buang Air Kecil (BAK)
a. Input : 480cc
b. Output : 300cc
c. Balance : Input Output = 180cc
d. Warna : Kuning Jernih
e. Keluhan : Tidak ada
3. Pola Istirahat/Tidur
a. Tidur Siang : 2 jam
b. Tidur Malam : 7 Jam
c. Keluhan Tidur : Klien mengatakan terkadang terbangun saat malam hari karena tidak nyaman
tidur
4. Personal Hygiene
a. Mandi : 1x Sehari
b. Jenis Pakaian : Kaos dan daster
c. Perawatan Gigi : Tidak terlalu rutin
d. Penis Hygiene : Dibersihkan 1x sehari

5. DATA PSIKOLOGIS
a. Status Perkawinan : Menikah
b. Status Emosi : Terkadang sedikit Cemas
c. Pola Koping : Positif ( Klien selalu menceritakan masalah yang dihadapinya
d. Pola Komunikatif : Klien Koperatif
e. Konsep Diri :
Gambaran Diri : Klien terbuka dalam semua pertanyaan
Peran Diri :
Klien mengakui dirinya sebagai suami yang baik bagi istrinya
Klien mengakui dirinya sebagai ayah yang baik bagi anaknya
Harga Diri :
Klien mengakui tidak merasa tersisihkan
Klien mengakui merasa dibutuhkan
Klien mengakui senang menjadi seorang ayah

6. DATA SOSIAL
Klien mengatakan berhubungan baik dengan keluarga dan lingkungan sekitar

7. DATA SPIRITUAL
Klien mengatakan selalu solat 5 waktu dan menjalankan kewajibannya sebagai umat
muslim.

8. THERAPHY

9. DATA PENUNJANG
a. Foto rotgen thorax
b. Torakosentesis
c. Laboratorium
II. ANALISA DATA

NO. DATA INTERPRETASI DATA MASALAH


1. DS : Klien Penurunan ekspansi paru-paru Pola nafas tidak
mengatakan sesak efektif
DO : Klien terlihat Sesak
kelelahan, RR=35x
permenit, terdapat Pola nafas tidak efektif
cuping hidung
2. DS : Klien Iritasi pleura Nyeri
mengatakan nyeri
dada Terangsangnya saraf intra
DO : Klien terlihat thorax
menyeringis, skala
nyeri 5 (skala 0-10) Nyeri
3. DS : Klien Drainase thorax Rasiko trauma
mengatakan tidak Pemasangan kateter thorax
nyaman dengan
pemasangan kateter Ketidak nyamnan
thorax
DO : klien terlihat Resiko Trauma
bergerak tidak
nyaman

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN


a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru-paru (akumulasi dari
udara/cairan).
b. Nyeri akut berhubungan dengan terangsangnya saraf intra thoraks sekunder terhadap iritasi
pleura.
c. Resiko tinggi terhadap trauma/henti nafas berhubungan dengan proses cidera dan sistem
drainase thorax
IV. PERENCANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Diagnosa Perencanaan
No.
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Diagnosa 1 Setelah dilakukan Mandiri :
intervensi selama 1. Identifikasi etiologi / 1. Pemahaman penyebab
3x24 jam diharapkan faktor pencetus, kolaps paru perlu untuk
pasien menunjukan contoh kolaps pemasangan selang dada
pola nafas yang spontan, trauma, yang tepat dan memilih
efektif dengan kriteria keganasan, infeksi, tindakan terapeutik.
hasil : komplikasi ventilasi
a. Pasien menunjukan mekanik. 2.
Distres pernapasan dan
tidak adanya 2. Evaluasi fungsi perubahan pada tanda
gangguan status pernapasan, catat vital dapat terjadi sebagai
pernafasan kecepatan / akibat stres fisiologis dan
b. Pernafasan pasien pernapasan nyeri atau dapat
menunjukan serak,dispnea, dan menunjukkan terjadinya
kecepatan dan irama perubahan tanda vital. syok sehubungan dengan
pernafasan dalam hipoksia/perdarahan.
batas normal 3. Mengoptimalkan fungsi
c. Tidak ada pernafasan3. Ajarkan napas dalam paru sesuai dengan
cuping hidung kemampuan aktivitas
individu
4. Latih individu 4. Meningkatkan inspirasi
bernapas berlahan dan maksimal, meningkatkan
efektif ekspansi paru dan
ventilasi pada sisi yang
tak sakit.
Kolaborasi :
1. Berikan oksigen 1. Alat dalam menurunkan
tambahan melalui kerja napas;
kanula/masker sesuai meningkatkan
indikasi. penghilangan distres
respirasi dan sianosis
sehubungan dengan
hipoksemia.
2. Konsultasi dengan 2. Ahli terapi pernapasan
ahli terapi pengobatan adalah spesialis dalam
dan dokter jika terjadi perawatan pernapasan
gagal bernapas dalam dan biasanya dilakukan
proses pengobatan sesuai dengan hasil
pemeriksaan fungsi paru
dan fasilitas pengobatan
yg ada.
2. Diagnosa 2 Setelah dilakukan 1. Kaji perkembangan 1. Untuk mengetahui
intervensi selama nyeri. tingkat nyeri yang
3x24 jam diharapkan dialami.
nyeri klien dapat 2. Ajarkan klien teknik 2. Meningkatkan inspirasi
berkurang dengan relaksasi, Beri posisi maksimal, meningkatkan
kriteria hasil : yang nyaman dan ekspansi paru, ventilasi
a. Keluhan nyeri nafas dalam. pada sisi yang tak sakit
berkurang 3. dan kenyamanan klien .
b. Wajah klien terlihat
lebih tenang 1. Menggunakan agen-agen
c. Skala nyeri menurun Kolaborasi: farmakologi ntuk
1. Kolaborasi dengan mengurangi rasa sakit.
dokter untuk
pemberian analgetik
3. Diagnosa 3 Setelah dilakukan 1. Kaji dengan pasien 1. Informasi tentang
intervensi selama tujuan/fungsi unit bagaimana sistem
2x24 jam diharapkan drainase dada, catat bekerja memberikan
tidak terjadi trauma gambaran keamanan. keyakinan, menurunkan
atau henti nafas ansietas pasien.
dengan kriteria hasil :2. Amankan unit 2. Mempertahankan posisi
a. Memperbaiki/menghi drainage pada tempat duduk tinggi dan
ndari lingkungan dan tidur pasien atau pada menurunkan risiko
bahaya fisik. sangkutan/ tempat kecelakaan jatuh/unit
b. Mengenal kebutuhan tertentu pada area pecah.
/mencari bantuan dengan lalu lintas
untuk mencegah rendah.
komplikasi 3. Anjurkan pasien 3. Menurunkan resiko
untuk menghindari obstruksi
berbaring/menarik drainase/terlepasnya
selang. selang.
4. Observasi tanda 4. Pneumotorak dapat
distres pernapasan bila terulang/memburuk,
kateter torak karena mempengaruhi
lepas/tercabut. fungsi pernapasan dan
memerlukan intervensi
darurat.
V. EVALUASI

a. Pasien menunjukan tidak adanya gangguan status pernafasan


b. Pernafasan pasien menunjukan kecepatan dan irama pernafasan dalam batas normal
c. Tidak ada pernafasan cuping hidung
d. Keluhan nyeri berkurang
e. Skala nyeri menurun
f. Wajah klien terlihat lebih tenang
g. Memperbaiki/menghindari lingkungan dan bahaya fisik.
h. Mengenal kebutuhan /mencari bantuan untuk mencegah komplikasi
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan dalam rongga
pleura. Berdasarkan lokasi cairan yang terbentuk, efusi dibagi menjadi unilateral dan bilateral.
Tanda dan gejala yang mungkin muncul adalah Sesak nafas, Nyeri dada, Pleuritik, Deviasi
trakea, Nyeri perut, Batuk, Cegukan, Pernafasan yang cepat, Rasa Berat pada dada. Pengobatan
terhadap pasien dengan efusi pleura adalah dengan mengatasi penyakit yang mendasarinya,
mencegah penumpakan kembali cairan, serta untuk mengurangi ketidak nyamanan dan
dispnea. Komplikasi yang dapat terjadi adalah Infeksi paru dan fibrosis paru.

B. Saran
1. Diharapkan kepada perawat, dokter, dan tim kesehatan untuk meningkatkan kesadaran tentang
adanya hubungan komunikasi terapeutik yang baik kepada pasien dan keluarga pasien.
2. Diharapkan kepada perawat, dokter, dan tim kesehatan untuk memberikan penkes tentang
penyakit kepada pasien dan keluarga pasien untuk menambah pengetahuan tentang penyakit
dan pengobatannya.
3. Pada semua orang yang mengalami sesak nafas, nyeri daerah dada, pernafasan cepat yang
sifatnya masih ringan sebaiknya langsung periksakan ke pelayanan kesehatan agar memperoleh
tindakan keperawatan dan pengobatan yang cepat dan tepat sedini mungkin.
DAFTAR PUSTAKA

Soemantri, Irman, 2007. Askep Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernafasan, Salemba

Medika: Jakarta

Muttaqin, Arif, 2008. Buku Ajar Askep Klien dengan Gangguan Sistem Pernafasan,

Salemba Medika: Jakarta

Gleadle, Jonathan, 2005. At a Glance Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik, Erlangga: Jakrta

Donges, Marilynn E, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, EGC: Jakarta

Smeltzer, Suzanna C, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth

Edisi 8 Vol. 1, EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai