Anda di halaman 1dari 13

Kegiatan Kajian Pohon Tumbang di Kota Surakarta

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Peran RTH Membentuk Karakter Kota

Berdasarkan definsi dan fungsinya, peran RTH sangat esensial dalam membangun suatu kota
sehat. Keberadaan suatu RTH sebagai ruang terbuka yang bebas dan dilengkapi dengan elemen-
elemen hijau seperti pepohonan dapat meningkatkan kesehatan warga kota, baik secara
jasmani (fisik) maupun rohani (jiwa).
Penyediaan RTH di suatu kota tidak hanya selalu dari pemerintah, seperti penyediaan taman
kota, jalur hijau, dan lainnya. Namun, penyediaan RTH juga dapat ditingkatkan dengan
meningkatkan kesadaran penghuni kota akan pentingnya RTH. Berbagai jenis RTH dapat
dilakukan di lahan privat milik masyarakat atau swasta. Membangun kesadaran masyarakat akan
pentingnya peran RTH inilah yang juga penting dalam membangun kota sehat. Sosialisasi
mengenai penyediaan dan pemanfaatan RTH di tingkat masyarakat perlu dilakukan. Selain itu,
pembentukan dan pelestarian komunitas hijau juga penting dalam rangka membangun gaya
hidup sehat di masyarakat. Dukungan dari pemerintah dapat dilakukan melalui penyelenggaraan
kegiatan sosial dan kebijakan lokal yang mendorong, di antaranya adalah adanya insentif bagi
masyarakat/swasta yang menyediakan RTH di halaman/lahan miliknya sendiri.
Dibawah ini akan disampaikan fungsi RTH yang akan berperan dalam membentuk Karakter Kota
Surakarta.
(1) Fungsi utama (intrinsik), yaitu fungsi ekologis
Fungsi ekologis ini yaitu menjamin keberlanjutan suatu wilayah kota secara fisik, harus
merupakan satu bentuk RTH yang berlokasi, berukuran, dan berbentuk pasti dalam suatu
wilayah kota, seperti RTH untuk perlindungan sumberdaya penyangga kehidupan manusia
dan untuk membangun jejaring habitat hidupan liar.
Beberapa fungsi ekologis RTH di kota adalah antara lain sebagai areal resapan air
menghasilkan oksigen, meredam kebisingan, filter dari partikel padat yang mencemari
udara kota, menyerap gas-gas rumah kaca atau hujan asam, penahan angin, mencegah
intrusi air laut, amelorasi iklim serta konservasi air tanah.
a. Penyerap karbon dioksida (CO2)

2-1
Kegiatan Kajian Pohon Tumbang di Kota Surakarta
Hutan merupakan penyerap gas karbon dioksida yang cukup penting, selain dari
fitoplankton, ganggang dan rumput laut di samudera. Dengan berkurangnya
kemampuan hutan dalam menyerap gas ini sebagai akibat menyusutnya luasan hutan
akibat perladangan, pembalakan dan kebakaran, maka perlu dibangun ruang terbuka
hijau untuk membantu mengatasi penurunan fungsi hutan tersebut. Cahaya matahari
akan dimanfaatkan oleh semua tumbuhan, baik ruang terbuka hijau, hutan alami,
tanaman pertanian dan lainnya dalam proses fotosintesis yang berfungsi untuk
mengubah gas karbon dioksida dengan air menjadi karbohidrat (C6H12O6) dan oksigen
(O2). Proses kimia pembentukan karbohidrat (C6H12O6) dan oksigen (O2) adalah 6 CO2 + 6
H2O + Energi dan klorofil menjadi C6H12O6 + 6 O2.
Proses fotosintesis sangat bermanfaat bagi manusia. Pada proses fotosintesis dapat
menyerap gas yang bila konsentarasinya meningkat akan beracun bagi manusia dan
hewan serta akan mengakibatkan efek rumah kaca. Di lain pihak proses fotosintesis
menghasilkan gas oksigen yang sangat diperlukan oleh manusia dan hewan.
b. Pelestarian air tanah
Sistem perakaran tanaman dan serasah yang berubah menjadi humus akan mengurangi
tingkat erosi, menurunkan aliran permukaan dan mempertahankan kondisi air tanah di
lingkungan sekitarnya. Pada musim hujan laju aliran permukaan dapat dikendalikan oleh
penutupan vegetasi yang rapat, sedangkan pada musim kemarau potensi air tanah yang
tersedia bisa memberikan manfaat bagi kehidupan di lingkungan perkotaan. Ruang
terbuka hijau dengan luas minimal setengah hektar mampu menahan aliran permukaan
akibat hujan dan meresapkan air ke dalam tanah sejumlah 10.219 m3 setiap tahun
(Urban Forest Research, 2002).
c. Penahan Angin
Ruang terbuka hijau berfungsi sebagai penahan angin yang mampu mengurangi
kecepatan angin 75 - 80 %. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam mendesain
ruang terbuka hijau untuk menahan angin adalah sebagai berikut :
Jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman yang memiliki dahan yang kuat
Penanaman pohon yang selalu hijau sepanjang tahun berguna sebagai penahan
angin pada musim dingin, sehingga pada akhirnya dapat menghemat energi sampai
dengan 50 persen energi yang digunakan untuk penghangat ruangan pada
pemakaian sebuah rumah. Pada musim panas pohon-pohon akan menahan sinar

2-2
Kegiatan Kajian Pohon Tumbang di Kota Surakarta
matahari dan memberikan kesejukan di dalam ruangan (Forest Service
Publications. Trees save energy, 2003)
d. Ameliorasi Iklim
Ruang terbuka hijau dapat dibangun untuk mengelola lingkungan perkotaan untuk
menurunkan suhu pada waktu siang hari dan sebaliknya pada malam hari dapat lebih
hangat karena tajuk pohon dapat menahan radiasi balik (reradiasi) dari bumi. Jumlah
pantulan radiasi matahari suatu hutan sangat dipengaruhi oleh panjang gelombang,
jenis tanaman, umur tanaman, posisi jatuhnya sinar matahari, keadaan cuaca dan posisi
lintang. Suhu udara pada daerah berhutan lebih nyaman daripada daerah yang tidak
ditumbuhi oleh tanaman. Selain suhu, unsur iklim mikro lain yang diatur oleh ruang
terbuka hijau adalah kelembaban. Pohon dapat memberikan kesejukan pada daerah-
daerah kota yang panas (heat island) akibat pantulan panas matahari yang berasal dari
gedung-gedung, aspal dan baja. Daerah ini akan menghasilkan suhu udara 3-10 derajat
lebih tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. Penanaman pohon pada suatu areal
akan mengurangi temperature atmosfer pada wilayah yang panas tersebut (Forest
Service Publications, 2003. Trees Modify Local Climate, 2003)
e. Habitat Hidupan Liar
Ruang terbuka hijau bisa berfungsi sebagai habitat berbagai jenis hidupan liar dengan
keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Ruang terbuka hijau merupakan tempat
perlindungan dan penyedia nutrisi bagi beberapa jenis satwa terutama burung, mamalia
kecil dan serangga. Ruang terbuka hijau dapat menciptakan lingkungan alami dan
keanekaragaman tumbuhan dapat menciptakan ekosistem lokal yang akan
menyediakan tempat dan makanan untuk burung dan binatang lainnya (Forest Service
Publications, 2003. Trees Reduce Noise Pollution and Create Wildlife and Plant Diversity,
2003).
(2) Fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu fungsi arsitektural, sosial, dan fungsi ekonomi
RTH untuk fungsi-fungsi lainnya (sosial, ekonomi, arsitektural) merupakan RTH pendukung
dan penambah nilai kualitas lingkungan dan budaya kota tersebut, sehingga dapat berlokasi
dan berbentuk sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya, seperti untuk ke-indahan,
rekreasi, dan pendukung arsitektur kota. Dalam suatu wilayah perkotaan empat fungsi
utama ini dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan, kepentingan, dan keberlanjutan
kota.

2-3
Kegiatan Kajian Pohon Tumbang di Kota Surakarta
a. Fungsi sosial
Ruang terbuka hijau dalam fungsinya secara sosial dapat menurunkan tingkat stress
masyarakat, konservasi situs alami sejarah, menurunkan konflik sosial, meningkatkan
keamanan kota, meningkatkan produktivitas masyarakat, dan sebagainya.
b. Fungsi ekonomi
Manfaat ruang terbuka hijau dalam aspek ekonomi bisa diperoleh secara langsung
maupun tidak langsung. Secara langsung, manfaat ekonomi ruang terbuka hijau
diperoleh dari penjualan atau penggunaan hasil ruang terbuka hijau berupa kayu bakar
maupun kayu perkakas. Penanaman jenis tanaman ruang terbuka hijau yang bisa
menghasilkan biji, buah atau bunga dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan oleh
masyarakat untuk meningkatkan taraf gizi, kesehatan dan penghasilan masyarakat.
Buah kenari selain untuk dikonsumsi juga dapat dimanfaatkan untuk kerajinan tangan.
Bunga tanjung dapat diambil bunganya. Buah sawo, pala, kelengkeng, duku, asam,
menteng dan lain-lain dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan gizi
dan kesehatan masyarakat kota. Sedangkan secara tidak langsung, manfaat ekonomi
ruang terbuka hijau berupa perlindungan terhadap angin serta fungsi ruang terbuka
hijau sebagai perindang, menambah kenyamanan masyarakat kota dan meningkatkan
nilai estetika lingkungan kota (Fandeli, 2004).
Ruang terbuka hijau dapat meningkatkan stabilitas ekonomi masyarakat dengan cara
menarik minat wisatawan dan peluang-peluang bisnis lainnya, orang-orang akan
menikmati kehidupan dan berbelanja dengan waktu yang lebih lama di sepanjang jalur
hijau, kantor-kantor dan apartemen di areal yang berpohon akan disewakan serta
banyak orang yang akan menginap dengan harga yang lebih tinggi dan jangka waktu
yang lama, kegiatan dilakukan pada perkantoran yang mempunyai banyak pepohonan
akan memberikan produktivitas yang tinggi kepada para pekerja (Forest Service
Publications, 2003. Trees Increase Economic Stability, 2003).

c. Fungsi arsitektural
Komposisi vegetasi dengan strata yang bervariasi di lingkungan kota akan menambah
nilai keindahan kota tersebut. Bentuk tajuk yang bervariasi dengan penempatan
(pengaturan tata ruang) yang sesuai akan memberi kesan keindahan tersendiri. Tajuk

2-4
Kegiatan Kajian Pohon Tumbang di Kota Surakarta
pohon juga berfungsi untuk memberi kesan lembut pada bangunan di perkotaan yang
cenderung bersifat kaku. Suatu studi yang dilakukan atas keberadaan ruang terbuka
hijau terhadap nilai estetika adalah bahwa masyarakat bersedia untuk membayar
keberadaan ruang terbuka hijau karena memberikan rasa keindahan dan kenyamanan
(Tyrvinen, 1998).

2.2 Penilaian Kualitas Pohon

Sebuah pohon memiliki kualitas pohon dan arti penting menurut international society of
Arboculture (2003) bagi kehidupan manusia, yaitu:

a. Pohon adalah organisme yang paling lama hidup dimuka bumi ini
b. Pohon dapat menurunkan suhu udara sebanyak 200C pada musim panas
c. Dua pohon yang sudah dewasa dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk empat
keluarga. Satu pohon menghasilkan 117,934 kg setiap tahunnya
d. Pohon di area Metropolitan hanya dapat bertahan sampai umur 8 tahun
e. Pohon yang mati pada usia 70 tahun dapat mengembalikan karbon ke atmosfir sebanyak 3
ton
f. Satu hektar dapat membuang 2,6 ton karbondioksida setiap tahunnya

Sesuai dengan uraian diatas, pohon juga memiliki peranan sebagai pohon pelindung.Persyaratan
pohon pelindung yang memiliki kualitas yang baik yaitu berbatang besar, tinggi, dan
menarik.Pohon pelindung berfungsi sebagai penyerap polusi, percabangan kuat, daunnya tidak
mudah gugur dan tidak menimbulkan alergi. Diupayakan agar pohon tidak merusak lingkungan
atau berbahaya, mudah dalam perawatan dan tidak berpenampilan seperti perdu semak (Cabang
Dinas Kehutanan, 1992)

Menurut Ismayadi (2007) Persyaratan untuk pohon peneduh jalan sebagai berikut :

a. Mudah tumbuh pada tanah yang padat,


b. Tidak mempunyai akar yang besar di permukaan tanah,
c. Pohon tahan terhadap hembusan angin yang kuat, pohon tidak mudah tumbang,
d. Serasah yang dihasilkan sedikit,
e. Tahan terhadap pencemar dari kendaraan bermotor dan industri,
f. Cukup teduh tetapi tidak gelap;

2-5
Kegiatan Kajian Pohon Tumbang di Kota Surakarta
g. Daun, bunga, buah, batang dan percabangannya seacara keseluruhan indah, tidak saling
berhimpitan, serta tidak membahayakan

Menurut Fandeli (2004) penanaman pohon untuk kawasan jalur hijau harus sesuai dengan kriteria
sebagai berikut:

a. Karakteristik tanaman: struktur daun setengah rapat sampai rapat, dominan warna hijau,
perakaran tidak menggangu pondasi
b. Kecepatan tumbuhnya bervariasi
c. Dominan jenis tanaman tahunan
d. Berupa tanaman lokal, dan tanaman budidaya
e. Jarak tanam setengah rapat sampai rapat, sekitar 90% dariluas areal yang harus dihijaukan

Menurut Dahlan (2002) Untuk menjaga peran pohon sebagai pohon pelindung dan peneduh jalan
dilakukan usaha perawatan. Usaha perawatan diperlukan untuk pohon seperti:

a. Membersihkan lubang luka tersebut dengan mengecat untuk memperbaiki penampilan pohon
dan menutup khususnya terhadap kambium yang terbuka,
b. Membuang jaringan kayu yang telah mati dan yang dapat menjadi sarang berkembangnya
sumber penyakit.
c. Menyediakan permukaan yang kuat untuk jaringan kalus baru guna merangsang
penyembuhan luka dan dapat menghilangkan tempat bersarangnya hama dari sumber
penularan hama sehingga penularan penyakit tidak dapar berkembang dan menyebar.

Salah satu contoh upaya yang baik untuk mengembalikan kualitas dan kuantitas penghijauan kota
yang dapat diterapkan di lingkungan permukiman adalah beberapa kebijaksanaan perencanaan
oleh pemerintah Kota. Pada kawasan terbangun kota, harus disediakan Ruang Terbuka Hijau yang
cukup yaitu: untuk kawasan yang padat, minimum disediakan area 10% dari total luas kawasan,
untuk kawasan yang kepadatan bangunannya sedang harus disediakan Ruang Terbuka Hijau
minimum 15% dari luas kawasan. Sedang kawasan kepadatan bangunannya rendah harus
disediakan Ruang Terbuka Hijau minimum 20% terhadap luas kawasan secara keseluruhan (Irwan,
2007).

Dari aspek kondisi lingkungan hidup perkotaan, rendahnya kualitas air tanah dan tingginya polusi
udara dan kebisingan di perkotaan, merupakan hal-hal yang secara langsung terkait dengan
keberadaan Ruang Terbuka Hijau secara ekologis. Disamping itu tingginya frekuensi bencana
banjir dan tanah longsor di perkotaan diakibatkan karena terganggunya sistem air karena

2-6
Kegiatan Kajian Pohon Tumbang di Kota Surakarta
terbatasnya daerah resapan air dan tingginya volume air permukaan (run-off). Kondisi tersebut
secara ekonomis dapat menurunkan tingkat produktivitas, dan menurunkan tingkat kesehatan
dan tingkat harapan hidup masyarakat (Gusmailina, 2009).

Berikut ini adalah beberapa sifat penting dalam sleksi pohon berdasarkan Manual Kehutanan :

a. Diameter batang

Sifat ini diusahakan untuk tetap diukur untukk memberikan gambaran dimensi pohon
terpilih. Pengukuran dapat menggunakan pita ukur diameter (cm).

b. Tinggi pohon

Sifat ini merupakan estimator untuk penilaian sifat-sifat kualitatif yang akan dinilai,
seperti misalnya kualitas bentuk batang, batang lepas cabang, tinggi batang bebas cabang
dan sebagainya.

c. Kelurusan batang

Kualitas batang tidak hanya berpengaruh pada kualitas kayu, tetapi juga berperan
penting pada waktu mendeskripsi volume kayu batang.

d. Permukaan batang

Dasar penilaian permukaan batang dibedakan menjadi rata, agak rata, kasar, dan benjol-
benjol. Permukaan batang dapat mencerminkan kondisi kesehatan batang yang
bersangkutan.

e. Cacat lain
Yang dimaksud cacat disini adalah pohon-pohon yang memperlihatkan gejala atau
bekas adanya serangan hama dan penyakit.
2.3 Ruang Terbuka Hijau Jalur Hijau Jalan

Hal-hal yang dipersyaratkan dan perlu diperhatikan dalam perencanaan lansekap jalan agar dapat
memenuhi penyesuaian dengan persyaratan geometrik jalan adalah sebagai berikut :

a) Pada jalur tanaman, tepi Jalur tanaman pada daerah ini sebaiknya diletakkan di tepi jalur
lalu lintas, yaitu diantara jalur lalu lintas kendaraan dan jalur pejalan kaki (trotoar).
Penentuan jenis tanaman yang akan ditanam pada jalur ini harus memenuhi kriteria
teknik perletakan tanaman dan disesuaikan dengan lebar jalur tanaman.
b) Pada jalur tengah (median).

2-7
Kegiatan Kajian Pohon Tumbang di Kota Surakarta
Lebar jalur median yang dapat ditanami harus mempunyai lebar minimum 0.80 meter,
sedangkan lebar ideal adalah 4.00 - 6.00 meter Pemilihan jenis tanaman perlu
memperhatikan tempat perletakannya terutama pada daerah persimpangan, pada daerah
bukaan ("U - turn"), dan pada tempat di antara persimpangan dan daerah bukaan. Begitu
pula untuk bentuk median yang ditinggikan atau median yang diturunkan.
c) Pada daerah tikungan.
Pada daerah ini ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam hal
menempatkan dan memilih jenis tanaman, antara lain jarak pandang henti, panjang
tikungan, dan ruang bebas samping di tikungan. Tanaman rendah (perdu atau semak)
yang berdaun padat dan berwarna terang dengan ketinggian maximal 0.80 meter sangat
disarankan untuk ditempatkan pada ujung tikungan.
d) Pada daerah persimpangan.
Persyaratan geometrik yang ada kaitannya dengan perencanaan lansekap jalan ialah
adanya daerah bebas pandangan yang harus terbuka agar tidak mengurangi jarak
pandang pengemudi. Pada daerah ini pemilihan jenis tanaman dan perletakannya harus
memperhatikan bentuk persimpangan baik persimpangan sebidang maupun
persimpangan tidak sebidang.
2.4 Pemilihan Jenis tanaman untuk RTH Jalur Hijau Jalan
1) Penyesuaian dengan persyaratan Geometrik Jalan menurut Bentuk Tanaman.

Pemilihan jenis tanaman ditentukan oleh kondisi iklim habitat, dan areal dimana tanaman
tersebut akan diletakkan dengan memperhatikan ketentuan geometrik jalan dan fungsi tanaman.
Menurut bentuknya, tanaman dapat merupakan tanaman pohon, tanaman perdu/semak dan
tanaman penutup permukaan tanah. Persyaratan utama yang perlu diperhatikan dalam memilih
jenis tanaman lansekap jalan antara lain adalah :

- perakaran tidak merusak konstruksi jalan


- mudah dalam perawatan
- batang/percabangan tidak mudah patah
- daun tidak mudah rontok/gugur.

Contoh pemilihan bentuk tajuk dan ketinggian pohon yang disesuaikan dengan fungsi dan
penempatannya :

2-8
Kegiatan Kajian Pohon Tumbang di Kota Surakarta
Jenis tanaman yang berbentuk pohon dengan tajuk melebar dan berdaun padat dapat berfungsi
untuk memberi keteduhan, dalam arti mengurangi sengatan/penahan sinar matahari dan untuk
memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki.Penempatannya diletakkan padajalur tepi kanan/kiri.

2) Pemilihan jenis tanaman dan lokasi penempatannya

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman


Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan, Untuk jalur hijau jalan,
RTH dapat disediakan dengan penempatan tanaman antara 2030% dari ruang milik jalan (rumija)
sesuai dengan klas jalan. Untuk menentukan pemilihan jenis tanaman, perlu memperhatikan 2
(dua) hal, yaitu fungsi tanaman dan persyaratan penempatannya. Disarankan agar dipilih jenis
tanaman khas daerah setempat, yang disukai oleh burung-burung, serta tingkat evapotranspirasi
rendah. Ketentuan untuk perletakan tanaman pada jalur tepi dan jalur tengah (median)
disesuaikan dengan potongan melintang standar tergantung pada kiasifikasi fungsi jalan yang
bersangkutan.

2-9
Kegiatan Kajian Pohon Tumbang di Kota Surakarta

Berdasarkan lingkungan di sekitar jalan yang direncanakan dan ketentuan ruang yang
tersedia untuk penempatan tanaman lansekap jalan, maka untuk menentukan pemilihan
jenis tanamannya ada 2 (dua) hal lain yang perlu diperhatikan yaitu fungsi tanaman dan
persyaratan penempatannya. Dari contoh-contoh berikut ini diharapkan dapat
memberikan kemudahan dalam pemilihan jenis tanaman lansekap jalan, dan disarankan
agar dipilih jenis tanaman khas daerah setempat, yang disukai oleh burung-burung, serta
rendah evapotranspirasinya.

Berikut beberapa persyaratan pemilihan jenis tanaman untuk RTH Jalur Hijau Jalan dan lokasi
penempatannya menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 Tentang
Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan :

Tabel 2.1 Persyaratan pemilihan jenis tanaman untuk RTH Jalur Hijau Jalan dan lokasi
penempatannya

No Lokasi Persyaratan Tanaman Contoh jenis tanaman Keterangan


penempatan
1 Pada jalur (1) Peneduh Contoh jenis tanaman:
tanaman tepi Ditempatkan pada jalur o Kiara Payung
jalan tanaman (minimal 1,5 m dari (Filicium
tepi median); decipiens)
percabangan 2 m di o Tanjung
atas tanah; (Mimusops
bentuk percabangan elengi)
batang tidak o Bungur
merunduk; (Lagerstroemia
bermassa daun padat; floribunda)
berasal dari o dll
perbanyakan biji;
ditanam secara

2-10
Kegiatan Kajian Pohon Tumbang di Kota Surakarta
No Lokasi Persyaratan Tanaman Contoh jenis tanaman Keterangan
penempatan
berbaris;
tidak mudah tumbang.

(2) Penyerap polusi udara Contoh jenis tanaman:


o terdiri dari pohon, Angsana
perdu/semak; (Ptherocarphus
o memiliki kegunaan indicus)
untuk menyerap udara; Akasia daun
o jarak tanam rapat; besar (Accasia
o bermassa daun padat. mangium)
Oleander
(Nerium
oleander)
Bogenvil
(Bougenvillea Sp)
Teh-tehan
pangkas
(Acalypha sp)

(3) Peredam kebisingan Contoh jenis tanaman:


o terdiri dari pohon, Tanjung
perdu/semak; (Mimusops
o membentuk massa; elengi)
o bermassa daun rapat; Kiara payung
o berbagai bentuk tajuk. (Filicium
decipiens)
Teh-tehan
pangkas
(Acalypha sp)
Kembang Sepatu
(Hibiscus rosa
sinensis)
Bogenvil
(Bogenvillea sp)
Oleander
(Nerium
oleander)

2-11
Kegiatan Kajian Pohon Tumbang di Kota Surakarta
No Lokasi Persyaratan Tanaman Contoh jenis tanaman Keterangan
penempatan
(4) Pemecah angin Contoh jenis tanaman:
o tanaman tinggi, Cemara
perdu/semak; (Cassuarina
o bermassa daun padat; equisetifolia)
o ditanam berbaris atau Mahoni
membentuk massa; (Swietania
o jarak tanam rapat < 3 mahagoni)
m. Tanjung
(Mimusops
elengi)
Kiara Payung
(Filicium
decipiens)
Kembang sepatu
(Hibiscus
rosasinensis)
(5) Pembatas pandang Contoh jenis tanaman:
o tanaman tinggi, Bambu (Bambusa
perdu/semak; sp)
o bermassa daun padat; Cemara
o ditanam berbaris atau (Cassuarina
membentuk massa; equisetifolia)
o jarak tanam rapat. Kembang sepatu
(Hibiscus rosa
sinensis)
Oleander
(Nerium
oleander)

2 Pada Median o Penahan Silau lampu Contoh Jenis tanaman
kendaraan Bougenvil
o Tanaman perdu/semak Kembang sepatu
o Ditanam rapat Oleander
o Ketinggian 1.5 m Nusa indah
o Bermassa daun padat

2-12
Kegiatan Kajian Pohon Tumbang di Kota Surakarta
No Lokasi Persyaratan Tanaman Contoh jenis tanaman Keterangan
penempatan
3 Pada Beberapa hal penting yang Penggunaan tanaman
Persimpangan perlu dipertimbangkan tinggi berbentuk
Jalan dalam penyelesaian tanaman pohon
lansekap jalan pada sebagai tanaman
persimpangan, antara lain: pengarah, misalnya:
o Daerah bebas pandang Tanaman berbatang
di mulut persimpangan tunggal seperti jenis
Pada mulut palem, Contoh:
persimpangan Palem raja
diperlukan daerah (Oreodoxa regia)
terbuka agar tidak Pinang jambe
menghalangi (Areca catechu)
pandangan pemakai Lontar (siwalan)
jalan. (Borassus
o Pemilihan jenis flabellifer)
tanaman pada Tanaman pohon
persimpangan bercabang > 2 m,
Penataan lansekap Contoh:
pada persimpangan Khaya (Khaya
akan merupakan ciri Sinegalensis)
dari persimpangan itu Bungur
atau lokasi setempat. (Lagerstromea
o Daerah bebas pandang Loudonii)
tidak diperkenankan Tanjung
ditanami tanaman yang (Mimosups
menghalangi Elengi)
pandangan pengemudi.
Sebaiknya digunakan
tanaman rendah
berbentuk tanaman
perdu dengan
ketinggian <0.80 m, dan
jenisnya merupakan
berbunga atau
berstruktur indah,
misalnya:
o Soka berwarna-
warni (Ixora
stricata)
o Lantana (Lantana
camara)
o Pangkas Kuning
(Duranta sp)

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan Dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan

2-13

Anda mungkin juga menyukai