Muswita
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi
Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat, Jambi 36361
Abstrak
Gaharu (Aquilaria malacensis) merupakan tumbuhan memiliki nilai ekonomi tinggi.Secara
konvensional gaharu diperbanyak secara generatif maupun secara vegetatif. Perbanyakan secara
generatif membutuhkan waktu yang relatif lama sedangkan secara vegetatif terkendala sulitnya
membentuk akar. Alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian bawang merah
sebagai penganti auksin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi bawang
merah terhadap pertumbuhan setek gaharu dan menentukan konsentrasi bawang merah yang
optimal untuk pertumbuhan setek gaharu. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan lima perlakuan konsentrasi bawang merah yaitu: B0 = 0%, B1 = 0,5%, B2 = 1%, B3
= 1,5% dan B4 = 2%;. Masing- masing perlakuan diulang lima kali, sehingga terdapat 25 satuan
percobaan. Hasil penelitian menunjukan persentase setek hidup tertinggi didapatkan dengan
pemberian 1,0% bawang merah dan berbeda dengan perlakuan lain. Pemberian bawang merah
dengan konsentrasi 0,5%;1,0% dan 1,5% memberikan jumlah akar yang berbeda dengan
pemberian 2,0% dan tanpa pemberian bawang merah.Waktu munculnya tunas dan jumlah daun
tidak dipengaruhi oleh bawang merah. Dari penelitian yang lah dilakukan dapat disimpulkan
pemberian bawang merah dengan berbagai konsentrasi berpengaruh terhadap persentase hidup
setek dan jumlah akar setek gaharu, tetapi tidak berpengaruh terhadap jumlah daun. Konsentrasi
bawang merah 1,0% merupakan konsentrasi yang optimal untuk persentase setek hidup dan
konsentrasi 0,5% untuk jumlah akar setek gaharu.
15
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains.
16
Muswita: pengaruh konsentrasi bawang merah (Alium cepa l.) terhadap pertumbuhan setek
gaharu (Aquilaria malaccencis OKEN)
C
Konsentrasi bawang merah 1,5% dan 2,0%
A B D
menunjukkan E
adanya indikasi menurunkan
jumlah setek gaharu yang hidup. Hal ini
diduga konsentrasi zat pengatur tumbuh
dalam hal ini auksin yang ada dalam bawang
Gambar 2. Penampilan setek pucuk gaharu merah sudah melebihi konsentrasi yang
pada berbagai konsentrasi dibutuhkan oleh tumbuhan. Abidin (1990)
bawang merah: A =1,0%; B=: menyatakan zat pengatur tumbuh dapat
0,5%; C= 1,5%; D= 2,0%, dan bekerja secara efektif dalam memberikan
E=0,0%. pengaruh fisiologi yang baik, maka harus
diberikan konsentrasi yang tepat.
Setek gaharu yang hidup dicirikan dengan Ditambahkan oleh Heddy (1989) auksin yang
masih segarnya setek, berwarna hijau pada digunakan dalam konsentrasi yang berlebihan
bagian daun, batangnya masih segar berwarna untuk spesies tanaman dapat menghambat
cokelat kehijauan dan muncul akar. Perlakuan perkembangan tunas, menyebabkan
pemberian bawang merah dengan konsentrasi penguningan dan gugur daun, penghitaman
1,0% menghasilkan setek hidup gaharu paling batang dan akhirnya menyebabkan kematian
tinggi yaitu 80,02 %. Tingginya setek hidup setek.
pada perlakuan ini karena pada konsentrasi ini
auksin dan unsur-unsur lain yang terkandung Waktu Munculnya Tunas
pada bawang merah merupakan konsentrasi Tunas yang tumbuh dari setek gaharu
yang optimal untuk merangsang setek gaharu selama 12 minggu hanya 3. Satu setek pada
untuk hidup. perlakuan B0 (tanpa pemberian bawang
Perlakuan tanpa pemberian bawang merah merah) yaitu pada hari ke 76 dan 2 setek
dan menghasilkan persentase setek 33.33% didapatkan pada perlakuan B1 (konsentrasi
tetap hidup walaupun tanpa pemberian bawang merah 0,5%) pada hari ke 69 dan hari
bawang merah, diduga setek yang digunakan ke 63.Untuk waktu munculnya tunas tidak
adalah setek pucuk yang berasal dari tanaman dilakukan analisis statistik.
yang masih muda sehingga setek dapat hidup. Sedikitnya setek yang dapat memunculkan
Hal ini sesuai dengan pendapat Widarto tunas baru diduga terjadi karena
(1996) bahan setek yang berasal dari tanaman pembentukkan akar belum banyak , sehingga
muda kemampuan membentuk akar lebih proses penyerapan air dan unsur hara lainnya
tinggi sehingga kemungkinan untuk hidup belum berjalan sempurna yang akhirnya akan
lebih baik dibandingkan bila berasal dari berpengaruh terhadap pertumbuhan tunas.
tanaman yang lebih tua. Salisbury dan Ross (1995) mengatakan bahwa
17
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains.
perakaran akan mendukung terjadinya proses rasio sitokinin dan auksin tinggi akan
metabolisme tumbuhan karena penyerapan air membentuk tunas.
dan hara terus dipasok oleh akar yang
selanjutnya dimanfaatkan untuk pertumbuhan. Jumlah Akar
Dugaan lain penyebab sedikitnya tunas Berdasarkan hasil analisis sidik ragam
yang terbentuk adalah auksin yang dikandung menunjukkan bahwa konsentrasi bawang
bawang merah menyebabkan rasio antara merah berpengaruh terhadap jumlah akar.
sitokinin denga auksin rendah sehingga tidak Rata-rata jumlah akar dari setiap konsentrasi
banyak terbentuk tunas. Hal ini sesuai dengan bawang merah dapat dilihat pada Gambar .3
pendapat Davies (1995) yang menyatakan
selanjutnya akan berdiferensiasi membentuk
6 5.4a
organ seperti akar.
5 4.4a 4.2a
Tidak terdapatnya perbedaan jumlah akar
Rata-rata 4 3.6ab antara perlakuan bawang merah dengan
jumlah 3 2.0b konsentrasi 2,0% dengan perlakuan tanpa
akar 2 bawang merah diduga peningkatan
1 konsentrasi melebihi batas konsentrasi
0 optimal yang dibutuhkan untuk terbentuknya
0 0,5 1 1,5 2 akar. Sesuai dengan pendapat Kusumo (1990)
Konsentrasi bawang merah (%) pemberian zat pengatur tumbuh yang melebihi
batas optimum akan menghambat
terbentuknya akar.
Penampilan akar setek gaharu untuk setiap
Gambar 3. Grafik pengaruh konsentrasi perlakuan dapat dilihat pada Gambar .4
bawang merah terhadap rata-
rata jumlah akar setek gaharu
A B C D
Gambar 5.3 menunjukkan konsentrasi
bawang merah 0,5%; 1,0% dan 1,5%
menghasilkan jumlah akar yang berbeda
dengan perlakuan tanpa pemberian bawang
merah, tetapi tidak berbeda dengan 2,0%.
Jumlah akar terbanyak didapatkan pada
perlakuan pemberian bawang merah dengan
konsentrasi 1,0% yaitu 5,4 buah tetapi tidak Gambar4 Penampilan akar setek gaharu
berbeda nyata dengan konsentrasi 0,5%; 1,5% pada berbagai konsentrasi
dan 2%. Terbentuknya akar pada perlakuan bawang merah. A= 1,0%; B=
dengan pemberian bawang merah disebabkan 0,5%; C=1,5%; D= 2,0%, dan
karena pada bawang merah terkandung E=0,0%
auksin, vitamin dan mineral lain yang mampu
meningkatkan pertumbuhan gaharu termasuk Jumlah Daun
terbentuknya akar. Sesuai dengan pendapat Berdasarkan hasil analisis sidik ragam
Kusumo (1990) auksin bertindak sebagai menunjukkan bahwa konsentrasi larutan
pendorong awal proses terbentuknya akar bawang merah tidak memberikan berpengaruh
pada setek. Pendapat lain dikemukakan oleh terhadap jumlah daun. Rata-rata jumlah daun
Mangoendidjojo (2003), bahwa penambahan dari setiap perlakuan dapat dilihat pada
auksin eksogen akan meningkatkan Gambar.5
kandungan auksin endogen dalam jaringan Gambar 5 memperlihatkan bahwa larutan
setek tersebut sehingga mampu menginisiasi bawang merah yang diberikan pada berbagai
sel untuk tumbuh dan berkembang yang konsentrasi tidak memberikan pengaruh
18
Muswita: pengaruh konsentrasi bawang merah (Alium cepa l.) terhadap pertumbuhan setek
gaharu (Aquilaria malaccencis OKEN)
19
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains.
20