Anda di halaman 1dari 6

Volume 13, Nomor 1, Hal.

15-20 ISSN 0852-8349


Januari Juni 2011

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP


PERTUMBUHAN SETEK GAHARU
(Aquilaria malaccencis OKEN)

Muswita
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi
Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat, Jambi 36361

Abstrak
Gaharu (Aquilaria malacensis) merupakan tumbuhan memiliki nilai ekonomi tinggi.Secara
konvensional gaharu diperbanyak secara generatif maupun secara vegetatif. Perbanyakan secara
generatif membutuhkan waktu yang relatif lama sedangkan secara vegetatif terkendala sulitnya
membentuk akar. Alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian bawang merah
sebagai penganti auksin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi bawang
merah terhadap pertumbuhan setek gaharu dan menentukan konsentrasi bawang merah yang
optimal untuk pertumbuhan setek gaharu. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan lima perlakuan konsentrasi bawang merah yaitu: B0 = 0%, B1 = 0,5%, B2 = 1%, B3
= 1,5% dan B4 = 2%;. Masing- masing perlakuan diulang lima kali, sehingga terdapat 25 satuan
percobaan. Hasil penelitian menunjukan persentase setek hidup tertinggi didapatkan dengan
pemberian 1,0% bawang merah dan berbeda dengan perlakuan lain. Pemberian bawang merah
dengan konsentrasi 0,5%;1,0% dan 1,5% memberikan jumlah akar yang berbeda dengan
pemberian 2,0% dan tanpa pemberian bawang merah.Waktu munculnya tunas dan jumlah daun
tidak dipengaruhi oleh bawang merah. Dari penelitian yang lah dilakukan dapat disimpulkan
pemberian bawang merah dengan berbagai konsentrasi berpengaruh terhadap persentase hidup
setek dan jumlah akar setek gaharu, tetapi tidak berpengaruh terhadap jumlah daun. Konsentrasi
bawang merah 1,0% merupakan konsentrasi yang optimal untuk persentase setek hidup dan
konsentrasi 0,5% untuk jumlah akar setek gaharu.

Kata kunci: bawang merah, setek, gaharu

PENDAHULUAN Perbanyakan secara generatif melalui biji


membutuhkan waktu yang relatif lama
Gaharu (Aquilaria malacensis) merupakan (Usman, 2005). Perbanyakan secara vegetatif
tumbuhan hutan dari famili Euphorbiaceae dapat dilakukan dengan stek pucuk.
yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Selain Perbanyakan melalui stek pucuk dihadapi
untuk keperluan agama gaharu juga pada kendala sulitnya membentuk akar
dimanfaatkan untuk parfum, kosmetik, sabun (Ashari, 1995).
dan obat obatan. Tingginya nilai komersial Alternatif yang dapat dilakukan
gaharu ini menyebabkan volume perdagangan diantaranya adalah dengan pemberian zat
semakin meningkat. Selama ini gaharu pengatur tumbuh. Zat pengatur tumbuh
diperoleh dengan mengambil langsung dari merupakan senyawa organik bukan nutrisi
hutan sehingga populasinya terancam punah. pada konsentrasi yang rendah dapat
Sejak tahun 1984 CITES telah menetapkan mendorong, menghambat atau secara
bahwa gaharu tergolong ke dalam tanaman kualitatif mengubah pertumbuhan dan
yang terancam punah (Anonim, 2004). perkembangan tanaman (Davies, 1995).
Perbanyakan gaharu secara konvensional Zat pengatur tumbuh yang sering
dapat dilakukan secara generatif maupun digunakan untuk perakaran adalah auksin,
secara vegetatif (Sumarna, 2009). namum relatif mahal dan sulit diperoleh.

15
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains.

Sebagai pengganti auksin sintetis dapat Penanaman Stek


digunakan bawang merah `(Ependi, 2009). Disiapkan media tanam yang terdiri dari:
Bawang merah mengandung minyak atsiri, tanah kebun, pasir, upuk kandang dengan
sikloaliin, metilaliin, dihidroaliin, perbandingan 1:1:1, kemudian dihomogenkan
flavonglikosida, kuersetin,saponin, peptida, dan dikering, anginkankan selanjutnya
fitohormon, vitamin dan zat pati (Anonim, dimasukan kedalam pot pembibitan. Sebelum
2008). Selanjutnya Anonim (2009) pembibitan, media disiram dengan air sampai
menambahkan fitohormon yang dikandung kapasitas lapang. Selanjutnya dibuat lubang
bawang merah adalah auksin dan giberelin. dengan kedalaman 10-15 cm dan stek
Penggunaan bawang merah sebagai salah dimasukan kemudian ditutup dengaan tanah.
satu zat pengatur tumbuh telah dilakukan pada Setiap polibag berisi 3 stek sehingga
beberapa jenis tanaman. Setyowati (2004) diperlukan 75 stek pucuk gaharu.
melaporkan pemberian bawang merah dengan
konsentrasi 75% memberikan hasil terbaik Parameter yang diamati adalah.
untuk pertumbuhan panjang akar, panjang 1. Persentase stek hidup (%), dihitung pada
tunas dan jumlah tunas pada stek mawar. 4 minggu setelah tanam.
Sekta (2005) mendapatkan bawang merah 2. Waktu muncul tunas (hari).
memberikan pengaruh yang nyata tehadap 3. Jumlah akar (helai), diukur pada 3 bulan
panjang tunas, jumlah daun, tingkat kehijauan setelah tanam.
daun dan berat kering tunas pada stek cabe 4. Jumlah daun (helai), dihitung pada 3
jawa. bulan setelah tanam.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan
Analisis data
penelitian untuk mengetahui pengaruh
Data dianalisis secara statistik dengan
konsentrasi bawang merah (Allium cepa L.)
ANOVA, apabila terdapat perbedaan nyata
terhadap pertumbuhan setek gaharu (Aquilaria
antar perlakuan, dilanjutkan dengan uji lanjut
malaccensis).
Duncan (DMRT) pada taraf 5%.
METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN
Rancangan Penelitian Persentase Setek Hidup (%)
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa
Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan konsentrasi bawang merah berpengaruh
konsentrasi bawang merah yaitu: B0 = 0%, B1 terhadap persentase setek hidup gaharu. Rata-
= 0,5%, B2 = 1%, B3 = 1,5% dan B4 = 2%. rata persentase setek hidup gaharu dapat
Masing masing perlakuan diulang lima kali, dilihat pada Gambar 1
sehingga terdapat 25 satuan percobaan.
100
Rata-rata 80.02a
80
60.02b
Pelaksanaan Penelitian. setek
Penyediaan stek 60 53.33bc
39.98bc
4033.33c
hidup
Stek yang digunakan adalah stek pucuk. (%)
Setiap sek terdiri dari tiga ruas dan memiliki 20
satu pasang daun. 0
0 0,5 1 1,5 2

Pembuatan bawang merah. Konsentrasi bawang


250 g umbi bawang merah diihaluskan merah (%)
dengan juiser kemudian disaring. Larutan ini
dijadikan larutan stok dengan konsentrasi
100%. Untuk perlakuan konsentrasi bawang Gambar 1. Grafik pengaruh konsentrasi
merah yang digunakan, cukup dengan bawang merah terhadap rata-
mengencerkan larutan stok sesuai dengan rata persentase hidup setek
perlakuan yang dibutuhkan. gaharu.

16
Muswita: pengaruh konsentrasi bawang merah (Alium cepa l.) terhadap pertumbuhan setek
gaharu (Aquilaria malaccencis OKEN)

Gambar 1. menunjukkan konsentrasi Perlakuan pemberian dengan konsentrasi


bawang merah 1% memberikan rata-rata 0,5% menghasilkan persentase setek yang
persentase setek hidup yang paling tinggi dan lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi
berbeda nyata dengan konsentrasi lainnya. 1,0% yaitu 60,02%. Hal ini disebabkan pada
Sedangkan konsentrasi 0,5% berbeda nyata konsentrasi ini jumlah auksin dan unsur-unsur
dengan konsentrasi 0% (tanpa pemberian lain yang terkandung pada bawang merah
bawang merah) dan konsentrasi 1,0%, tetapi belum mencukupi untuk pertumbuhan setek
tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 1,5% yang optimal sehingga mengakibatkan kurang
dan 2,0%. Penampilan setek gaharu dapat mampu untuk memacu pembelahan sel dalam
dilihat pada Gambar .2. pembentukan kalus pada dasar setek. Seperti
yang dijelaskan oleh Kusumo (1990) bahwa
zat pengatur tumbuh efektif dalam jumlah
tertentu, konsentrasi yang terlalu rendah
menyebabkan tidak efektifnya kerja zat
pengatur tumbuh sehingga proses
pembentukan kalus lebih lambat.

C
Konsentrasi bawang merah 1,5% dan 2,0%
A B D
menunjukkan E
adanya indikasi menurunkan
jumlah setek gaharu yang hidup. Hal ini
diduga konsentrasi zat pengatur tumbuh
dalam hal ini auksin yang ada dalam bawang
Gambar 2. Penampilan setek pucuk gaharu merah sudah melebihi konsentrasi yang
pada berbagai konsentrasi dibutuhkan oleh tumbuhan. Abidin (1990)
bawang merah: A =1,0%; B=: menyatakan zat pengatur tumbuh dapat
0,5%; C= 1,5%; D= 2,0%, dan bekerja secara efektif dalam memberikan
E=0,0%. pengaruh fisiologi yang baik, maka harus
diberikan konsentrasi yang tepat.
Setek gaharu yang hidup dicirikan dengan Ditambahkan oleh Heddy (1989) auksin yang
masih segarnya setek, berwarna hijau pada digunakan dalam konsentrasi yang berlebihan
bagian daun, batangnya masih segar berwarna untuk spesies tanaman dapat menghambat
cokelat kehijauan dan muncul akar. Perlakuan perkembangan tunas, menyebabkan
pemberian bawang merah dengan konsentrasi penguningan dan gugur daun, penghitaman
1,0% menghasilkan setek hidup gaharu paling batang dan akhirnya menyebabkan kematian
tinggi yaitu 80,02 %. Tingginya setek hidup setek.
pada perlakuan ini karena pada konsentrasi ini
auksin dan unsur-unsur lain yang terkandung Waktu Munculnya Tunas
pada bawang merah merupakan konsentrasi Tunas yang tumbuh dari setek gaharu
yang optimal untuk merangsang setek gaharu selama 12 minggu hanya 3. Satu setek pada
untuk hidup. perlakuan B0 (tanpa pemberian bawang
Perlakuan tanpa pemberian bawang merah merah) yaitu pada hari ke 76 dan 2 setek
dan menghasilkan persentase setek 33.33% didapatkan pada perlakuan B1 (konsentrasi
tetap hidup walaupun tanpa pemberian bawang merah 0,5%) pada hari ke 69 dan hari
bawang merah, diduga setek yang digunakan ke 63.Untuk waktu munculnya tunas tidak
adalah setek pucuk yang berasal dari tanaman dilakukan analisis statistik.
yang masih muda sehingga setek dapat hidup. Sedikitnya setek yang dapat memunculkan
Hal ini sesuai dengan pendapat Widarto tunas baru diduga terjadi karena
(1996) bahan setek yang berasal dari tanaman pembentukkan akar belum banyak , sehingga
muda kemampuan membentuk akar lebih proses penyerapan air dan unsur hara lainnya
tinggi sehingga kemungkinan untuk hidup belum berjalan sempurna yang akhirnya akan
lebih baik dibandingkan bila berasal dari berpengaruh terhadap pertumbuhan tunas.
tanaman yang lebih tua. Salisbury dan Ross (1995) mengatakan bahwa

17
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains.

perakaran akan mendukung terjadinya proses rasio sitokinin dan auksin tinggi akan
metabolisme tumbuhan karena penyerapan air membentuk tunas.
dan hara terus dipasok oleh akar yang
selanjutnya dimanfaatkan untuk pertumbuhan. Jumlah Akar
Dugaan lain penyebab sedikitnya tunas Berdasarkan hasil analisis sidik ragam
yang terbentuk adalah auksin yang dikandung menunjukkan bahwa konsentrasi bawang
bawang merah menyebabkan rasio antara merah berpengaruh terhadap jumlah akar.
sitokinin denga auksin rendah sehingga tidak Rata-rata jumlah akar dari setiap konsentrasi
banyak terbentuk tunas. Hal ini sesuai dengan bawang merah dapat dilihat pada Gambar .3
pendapat Davies (1995) yang menyatakan
selanjutnya akan berdiferensiasi membentuk
6 5.4a
organ seperti akar.
5 4.4a 4.2a
Tidak terdapatnya perbedaan jumlah akar
Rata-rata 4 3.6ab antara perlakuan bawang merah dengan
jumlah 3 2.0b konsentrasi 2,0% dengan perlakuan tanpa
akar 2 bawang merah diduga peningkatan
1 konsentrasi melebihi batas konsentrasi
0 optimal yang dibutuhkan untuk terbentuknya
0 0,5 1 1,5 2 akar. Sesuai dengan pendapat Kusumo (1990)
Konsentrasi bawang merah (%) pemberian zat pengatur tumbuh yang melebihi
batas optimum akan menghambat
terbentuknya akar.
Penampilan akar setek gaharu untuk setiap
Gambar 3. Grafik pengaruh konsentrasi perlakuan dapat dilihat pada Gambar .4
bawang merah terhadap rata-
rata jumlah akar setek gaharu
A B C D
Gambar 5.3 menunjukkan konsentrasi
bawang merah 0,5%; 1,0% dan 1,5%
menghasilkan jumlah akar yang berbeda
dengan perlakuan tanpa pemberian bawang
merah, tetapi tidak berbeda dengan 2,0%.
Jumlah akar terbanyak didapatkan pada
perlakuan pemberian bawang merah dengan
konsentrasi 1,0% yaitu 5,4 buah tetapi tidak Gambar4 Penampilan akar setek gaharu
berbeda nyata dengan konsentrasi 0,5%; 1,5% pada berbagai konsentrasi
dan 2%. Terbentuknya akar pada perlakuan bawang merah. A= 1,0%; B=
dengan pemberian bawang merah disebabkan 0,5%; C=1,5%; D= 2,0%, dan
karena pada bawang merah terkandung E=0,0%
auksin, vitamin dan mineral lain yang mampu
meningkatkan pertumbuhan gaharu termasuk Jumlah Daun
terbentuknya akar. Sesuai dengan pendapat Berdasarkan hasil analisis sidik ragam
Kusumo (1990) auksin bertindak sebagai menunjukkan bahwa konsentrasi larutan
pendorong awal proses terbentuknya akar bawang merah tidak memberikan berpengaruh
pada setek. Pendapat lain dikemukakan oleh terhadap jumlah daun. Rata-rata jumlah daun
Mangoendidjojo (2003), bahwa penambahan dari setiap perlakuan dapat dilihat pada
auksin eksogen akan meningkatkan Gambar.5
kandungan auksin endogen dalam jaringan Gambar 5 memperlihatkan bahwa larutan
setek tersebut sehingga mampu menginisiasi bawang merah yang diberikan pada berbagai
sel untuk tumbuh dan berkembang yang konsentrasi tidak memberikan pengaruh

18
Muswita: pengaruh konsentrasi bawang merah (Alium cepa l.) terhadap pertumbuhan setek
gaharu (Aquilaria malaccencis OKEN)

Anonim, 2008. Diakses tanggal 22 November


6 5.0 5.2 2009. Tanaman Obat.
4.4 4.6
3.6 http://chombro.blogspot.com/2008/03
Rata- 4
/tanaman-obat.
rata
Anonim. 2009. Diakses tanggal 22 November
jumlah 2
2009. Bawang merah, Bawang Putih.
http://localhost.blogspot/2009/01/apot
daun
0
ek-hidup.
0 0,5 1 1,5 2 Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek
Budidaya. Universitas Indonesia-
Konsentrasi bawang merah (%) Press. Jakarta
Devies. PJ. 1995. Plant Hormones. Kluwer
Gambar 5. Grafik pengaruh konsentrasi Academic Publisher. Dordrecht
bawang merah terhadap rata- Ependi, I. 2009. Diakses tanggal 22
rata jumlah daun setek gaharu November 2009. Zat Pengatur
Tumbuh.
terhadap jumlah daun. Tidak http://asgarsel.blogspot.com/2009/11/
berpengaruhnya bawang merah yang zat-pengatur-tumbuh
diberikan diduga karena kandungan yang ada Heddy, 1989. Hormon Tumbuhan. Rajawali.
pada bawang merah belum merangsang Jakarta
terbentuknya daun, apalagi penambahan Kusumo, S. 1990. Zat Pengatur Tumbuh
bawang merah juga belum mampu Tanaman. CV Yasaguna. Jakarta.
memberikan pengaruh pada terbentuknya Mangoendidjojo, W., 2003. Dasar-Dasar
tunas. Pemuliaan Tanaman.
Kanisius.Yogyakarta
KESIMPULAN DAN SARAN Salisbury, F.B dan C.W Ross., 1995. Fisiologi
Tanaman Jilid 3. Terjemahan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat Lukman, D.R. ITB, Bandung.
disimpulkan bahwa pemberian bawang merah Sekta. N.D.2005. Diakses tanggal 22 Januari
dengan berbagai konsentrasi berpengaruh 2010.Aplikasi Ekstrak Bawang Merah
terhadap persentase hidup setek dan jumlah dan Air kelapa Muda pada
akar setek gaharu, tetapi tidak berpengaruh Pertumbuhan Bibit Stek Cabe Jawa
terhadap jumlah daun. Konsentrasi bawang (Piper retrofractum Vahl.).
merah 1,0% merupakan konsentrasi yang http://www.bdpunib.org
optimal untuk persentase setek hidup dan Setyowati, T. 2004. Diakses 23 Januari
konsentrasi 0,5% untuk jumlah akar setek 2010.Pengaruh Ekstrak Bawang
gaharu. Disarankan menggunakan bawang Merah (Alium cepa L.) dan Ekstrak
merah dengan konsentrasi 1,0% untuk Bawang Putih (Allium sativum L.)
menghasilkan persentase setek hidup dan tehadap pertumbuhan Stek Bunga
konsentrasi 0,5% untuk jumlah akar. Mawar (Rosa sinensis L).
Sumarna, Y. 2009. Gaharu Budidaya dan
DAFTAR PUSTAKA Rekayasa Produksi. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Abidin, Z., 1990. Dasar-Dasar Pengetahuan Usman. 2005. Budidaya Gaharu Ramah
Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Lingkungan. Kelompok Tani Indah
Angkasa. Bandung. Jaya. Jambi
Anonim. 2004. Laporan Hasil Pendidikan dan Widarto, L., 1996. Perbanyakan Tanaman
Latihan Budidaya Gaharu . Balai dengan Biji, Setek, Cangkok,
Pendidikan dan latihan Kehutanan. Sambung, Okulasi, dan Kultur
Pekan Baru. Jaringan. Kanisius. Jakarta

19
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains.

20

Anda mungkin juga menyukai