PENDAHULUAN
1
Untuk menilai rumah tangga sehat, digunakan 10 indikator PHBS
yang terdiri dari 7 indikator perilaku sehat dan 3 indikator lingkungan
sehat. Pada tahun 2013, survey rumah tangga sehat di Kabupaten
Lumajang dilakukan pada 210 KK.
2
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan umum
Menganalisis pencapaian rumah tangga sehat di Puskesmas
Senduro th. 2013
2.1.2 Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari survey rumah tangga sehat ini adalah :
1. Mengetahui dan menganalisis pencapaian 10 indikator rumah tangga
sehat di Puskesmas Senduro tahun 2013 meliputi :
a. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
b. Bayi diberi ASI eksklusif
c. Menimbang bayi dan balita
d. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
e. Menggunakan air bersih
f. Menggunakan jamban sehat
g. Memberantas jentik nyamuk di rumah
h. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
i. Makan sayur dan atau buah setiap hari
2. Mengetahui strata pencapaian rumah tangga sehat di Puskesmas
Senduro th. 2013
2.2 Manfaat
2.2.1 Bagi Pelaksana Kegiatan
Dapat mengaplikasikan teknik survey serta menambah pengalaman
dan pengetahuan dalam pelaksanaan survey Rumah Tangga Sehat
2.2.2 Bagi Dinas Kesehatan
Menambah kepustakaan bagi pengelola program PHBS di
Puskesmas Senduro. Selain itu, hasil kegiatan ini dapat digunakan sebagai
dasar pertimbangan pihak terkait di lingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten Lumajang dalam rangka menyikapi masalah PHBS di tatanan
rumah tangga.
2.2.3 Bagi Masyarakat
Memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat
tentang kegiatan survey dan pencapaian Rumah Tangga Sehat Puskesmas
Senduro tahun 2013.
3
2.2.4 Bagi Instansi Terkait
a. Memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten
Lumajang dan TP PKK dalam upaya menurunkan permasalahan PHBS
masyarakat di Kabupaten Lumajang melalui kebijakan-kebijakan dan
sosialisasi yang mendorong terciptanya peningkatan PHBS di
masyarakat.
4
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
5
c. PHBS Bidang Kesehatan Lingkungan
1) Cuci tangan dengan air setelah buang air besar
2) Menghuni rumah sehat
3) Memiliki akses dan menggunakan air bersih
4) Memiliki akses dan menggunakan jamban sehat
5) Memberantas jentik nyamuk
6) Membuang sampah di tempat sampah
d. PHBS Bidang Pemeliharaan Kesehatan
1) Memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan
2) Aktif mengurus UKBM/ sebagai kader
3) Memanfaatkan puskesmas/ sarana kesehatan
e. PHBS Bidang Gaya Hidup Sehat
1) Tidak merokok di dalam rumah
2) Melakukan aktifitas fisik/ olahraga setiap hari
3) Makan sayur dan buah-buahan setiap hari
f. PHBS Bidang Obat dan Farmasi
1) Memiliki tanaman obat keluarga
2) Tidak menggunakan NAPZA
3) Menggunakan obat generik
4) Jauhkan anak dari bahan-bahan berbahaya/beracun
5) Minum oralit jika diare
6
3.1.5 Manfaat PHBS di Rumah Tangga
a. Bagi Rumah Tangga
1) Setiap anggota keluarga meningkat kesehatannya dan tidak mudah
sakit
2) Anak tumbuh sehat dan cerdas
3) Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat
4) Pengeluaran biaya rumah tangga dapat difokuskan untuk
pemenuhan gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk
peningkatan pendapatan keluarga.
b. Bagi Masyarakat
1) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat
2) Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-
masalah kesehatan
3) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
4) Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, Jaminan Pemeliharan
Kesehatan, Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), arisan jamban,
kelompok pemakai air, ambulans desa, dll
b. Bagi Pemerintah Kabupaten/Kota
1) Peningkatan prosentase Rumah Tangga Sehat menunjukkan kinerja
dan citra Pemerintahan Kabupaten/Kota yang baik
2) Biaya yang tadinya dialokasikan untuk menanggulangi masalah-
masalah kesehatan dapat dialihkan untuk pengembangan
lingkungan yang sehat dan penyediaan sarana pelayanan kesehatan
yang merata, bermutu dan terjangkau
3) Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah
lain dalam pengembangan PHBS di rumah tangga.
7
6) Menggunakan jamban sehat
7) Memberantas jentik nyamuk di rumah (PSN)
b) 3 indikator Gaya Hidup Sehat
1) Melakukan aktifitas fisik setiap hari
2) Makan sayur dan atau buah setiap hari
3) Tidak merokok di dalam rumah
8
2) Menganjurkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya di
bidan/dokter
3) Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk
memberikan penyuluhan tentang pentingnya persalinan ditolong
oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, misalnya melalui
penyuluhan kelompok di posyandu, arisan, pengajian dan
kunjungan rumah
4) Bersama tokoh masyarakat setempat berupaya untuk
menggerakkan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan yang
mendukung keselamatan ibu dan bayi seperti dana sosial bersalin,
tabungan ibu bersalin, ambulans desa, calon donor darah, warga
dan suami Siap Antar Jaga, dsb
5) Menganjurkan ibu dan bayinya untuk memeriksakan kesehatan ke
dokter/bidan selama masa nifas (40 hari setelah melahirkan)
sedikitnya 3 kali pada minggu pertama, ketiga dan keenam setelah
melahirkan
6) Menganjurkan ibu untuk ikut Keluarga Berencana setelah
melahirkan
7) Menganjurkan ibu untuk memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja
sampai bayi berumur 6 bulan (ASI eksklusif)
9
bening berwarna kekuningan yang disebut kolostrum yang sangat baik
untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.
Keunggulan ASI, antara lain :
1) Mengandung zat gizi sesuai dengan kebutuhan bayi untuk
pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan
2) Mengandung zat kekebalan
3) Melindungi bayi dari alergi
4) Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan
kepada bayi dalam keadaan segar
5) Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat
diberikan kapan saja dan dimana saja
6) Membantu memperbaiki reflex menghisap, menelan dan
pernapasan bayi
Manfaat dari memberikan ASI pada bayi antara lain :
1. Bagi Ibu
a. Menjalin hubungan kasih saying antara ibu dengan bayi
b. Mengurangi perdarahan setelah persalinan
c. Mempercepat pemulihan kesehatan ibu
d. Menunda kehamilan berikutnya
e. Mengurangi risiko terkena kanker payudara
f. Lebih praktis karena ASI lebih muda diberikan pada setiap saat
bayi membutuhkan
2. Bagi Bayi
a. Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng
b. Bayi tidak sering sakit
3. Bagi Keluarga
a. Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian
susu formula dan perlengkapannya
b. Tidak pula waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula,
misalnya merebus air dan pencucian peralatan
Upaya pemberian ASI eksklusif pada bayi bagi ibu yang
bekerja tetap bisa dilakukan dengan cara :
1) Berikan ASI sebelum bekerja
2) Selama bekerja, bayi bisa tetap diberi ASI dengan cara memerah
ASI sebelum berangkat kerja dan ditampung di gelas yang bersih
dan tertutup untuk diberikan kepada bayi di rumah
3) Setelah pulang kerja, bayi disusui kembali seperti biasa
10
c. Menimbang Bayi dan Balita Setiap Bulan
Kegiatan masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan
dengan upaya mengadakan sendiri melalui posyandu dengan swadaya
adalah penting untuk diadakan pembinaan dan bimbingan sehingga
pencapaian D/S akan lebih dan diharapkan dapat membantu
meningkatkan status kesehatannya. Hal ini dilakukan dengan kegiatan
menimbang bayi dan balita setiap bulan yang dimaksudkan untuk
memantau pertumbuhannya setiap bulan, dimana hasil penimbangan
tersebut dicatat pada buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) atau Kartu
Menuju Sehat (KMS) sehingga akan terlihat berat badannya naik atau
tidak naik. Manfaat penimbangan balita setiap bulan di Posyandu
adalah :
1) Untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat
2) Untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita
3) Untuk mengetahui balita yang sakit (demam/batuk/pilek/diare),
berat badan dua bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat
badannya BGM (Bawah Garis Merah) dan dicurigai gizi buruk
sehingga dapat segera dirujuk ke puskesmas
4) Untuk mengetahui kelengkapan imunitas
5) Untuk mendapatkan penyuluhan gizi
Agar masyarakat mau menimbang bayi dan balita setiap bulan
di posyandu diperlukan peran kader, antara lain :
1) Mendata jumlah seluruh bayi dan balita yang ada di wilayah
kerjanya
2) Memantau jumlah kunjungan ibu yang dating untuk
menimbang balitanya di posyandu
3) Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk
memberikan penyuluhan tentang pentingnya penimbangan bayi dan
balita, misalnya melalui penyuluhan massa (pengeras suara di
masjid, pengumuman di desa/kelurahan, poster, selebaran, spanduk,
dll)
4) Melakukan kunjungan rumah kepada ibu yang tidak dating ke
Posyandu membawa balitanya dan menganjurkan agar rutin
menimbang bayi dan balitanya di posyandu
5) Mengadakan kegiatan-kegiatan yang menarik perhatian dan
mendorong masyarakat seperti lomba bayi dan balita sehat, lomba
11
memasak makanan balita sehat, kegiatan makan bersama untuk
balita dsb.
12
peran yang sangat penting dalam promosi perilaku cuci tangan pakai
sabun, diantaranya adalah:
a. Memanfaatkan setiap kesempatan di dusun/desa untuk memberikan
penyuluhan tentang pentingnya perilaku CTPS.
b. Mengadakan kegiatan yang sifatnya suatu gerakan cuci tangan
pakai sabun sehingga dapat menarik perhatian masyarakat, seperti
pada hari besar kesehatan, pesta desa, dll.
13
Menjaga air minum yang ada di rumah supaya sehat : Meskipun
air terlihat bersih, namun air tersebut belum tentu bebas dari kuman
penyakit. Untuk itu air harus direbus dulu sampai mendidih, karena
kuman akan mati pada suhu 100 derajat C (saat air ,mendidih).
Disamping cara tersebut diatas, ada beberapa cara untuk
membunuh kuman dalam air, misal derngan member bahan-bahan
kimia terbatas yang sudah dinyatakan aman bagi kesehatan (misal
air rahmat, sodis, dll)
Peran kader :
Melakukan pendataan rumah tangga mana yang sudah dan yang
belum memiliki ketersedian air bersih/air minum di rumahnya
Bersama dengan tokoh masyarakat/pemerintah desa, berusaha untuk
mencari sumber air, berupaya mencari jalan kemudahan bagi
masyarakat untuk mendapatkan air bersih bagi lingkungannya
Membentuk kelompok pemakai air (pokmair misalnya) untuk
mengawasi sumber air, memelihara saluran air dan memperbaiki
bilamana terjadi kerusakan
Menggalang pihak lain, termasuk dunia usaha untuk member
bantuan dalam penyedian air bersih dan air minum
Memanfaatkan setiap kesemapatan untuk memberi penyuluhan
kepada masyarakat tentang hidup bersih dan sehat, tentang air yang
sehat bagi masyarakat, dll.
14
2) Tidak berbau
3) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus
4) Tidak mencemari tanah disekitarnya
5) Mudah dibersihkan dan aman digunakan
6) Dilengkapi dinding dan atap pelindung
7) Penerangan dan ventilasi cukup
8) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai
9) Tersedia air, sabun dan alat pembersih
Peran kader :
1) Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan belum
memiliki serta menggunakan jamban sehat di rumahnya
2) Melaporkan kepada pemerintah desa/kelurahan tentang jumlah
rumah tangga yang belum memiliki jamban sehat
3) Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat
setempat berupaya untuk menggerakkan masyarakat untuk
memiliki jamban
4) Mengadakan arisan warga untuk membangun jamban sehat
secara bergilir
5) Menggalang dunia usaha setempat untuk memberi bantuan
dalam penyediaan jamban sehat
6) Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk
memberikan penyuluhan tentang pentingnya memiliki dan
menggunakan jamban sehat. Misalnya melalui penyuluhan
kelompok di posyandu, pertemuan desa/kelurahan, kunjungan
rumah dll.
7) Meminta bantuan petugas puskesmas setempat untuk
memberikan bimbingan teknis tentang cara-cara membuat jamban
sehat yang sesuai dengan situasi dan kondisi daerah setempat.
15
air, alas pot bunga, ketiak daun, lubang pohon pagar bambu, dll yang
dilakukan secara teratur setiap minggu. Upaya yang dapat dilakukan
dalam menciptakan rumah bebas jentik, yaitu :
1) Melakukan Pemberantasan Sarang Nyanuk (PSN) dengan cara
3M plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari
gigitan nyamuk)
2) PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, kepompong
nyamuk penular berbagai penyakit seperti Demam Berdarah
Dengue, cikungunya, malaria, filariasis, di tempat-tempat
perkembangbiakannya.
3) 3M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN,
yaitu :
a. Menguras
b. Menutup
c. Mengubur
d. Plus menghindari gigitan nyamuk, yaitu dengan :
1. Menggunakan kelambu ketika tidur dan memakai obat yang
dapat mencegah gigitan nyamuk
2. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam
kamar
3. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai
4. Memperbaiki saluran dan talang air yang rusak
5. Menaburkan larvasida (abate)
6. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung
air
7. Menanam tumbuhan pengusir nyamuk
Peran kader :
1) Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk
memberikan penyuluhan tentang PSN dan PJB, misalnya melalui
penyuluhan kelompok di posyandu, pertemuan kelompok dasa
wisma, arisan, pengajian, pertemuan desa/kelurahan, kunjungan
rumah dan melalui media cetak (poster, selebaran, spanduk,dll)
2) Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat
setempat menggerakkan masyarakat untuk melakukan PSN dan
PJB
16
3) Melakukan pemeriksaan jentik berkala secara teratur setiap
minggu dan mencatat angka jentik yang ditemukan pada kartu
jentik rumah
4) Mengumpulkan data angka bebas jentik dari setiap rumah tangga
yang ada di wilayah kerja dan melaporkan secara rutin kepada
puskesmas terdekat untuk mendapat tindak lanjut penanganan bila
terjadi masalah/kasus
5) Menginformasikan angka jentik yang ditemukan kepada setiap
rumah tangga
17
makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang sangat berfungsi
untuk memelihara usus. Serat tidak untuk mengenyangkan tetapi dapat
menunda pengosongan lambung sehingga orang menjadi tidak cepat
lapar. Manfaat dari makanan berserat yaitu mencegah diabetes,
melancarkan buang air besar, menurunkan berat badan, membantu
proses pembersihan racun, membuat awet muda, mencegah kanker,
memperindah kulit, rambut dan kuku, membantu mengatasi anemia
dan membantu perkembangan bakteri yang baik dalam usus.
Tabel 3.1 Konsumsi buah per Gram per hari
JENIS UKURAN RT BERAT (gr)
Alpukat buah besar 50
Apel buah besar 75
Belimbing 1 buah besar 125
Melon 1 potong sedang 100
Jambu air 2 buah sedang 100
Jeruk manis 1 buah sedang 100
Kedondong 1 buah besar 100
Mangga buah sedang 50
Nangka 3 biji 50
Nanas 1/6 buah 75
Pepaya 1 potong sedang 100
Rambutan 8 buah 75
Sawo 1 buah sedang 50
Semangka 1 potong besar 150
Jambu biji 1 buah 100
Duku 10 buah 75
Pisang ambon 1 buah 50
18
Sawi 100 1 sendok
Tauge 100
sayur
Terong 100
Tomat 100
Wortel 100
Kacang panjang 100
Ketimun 100 Atau
4 sendok
bebek
Atau
5 sendok
makan
19
orang yang berada dalam 1 ruangan tertutup dengan orang yang
sedang merokok. Untuk menciptakan Rumah Tanpa Asap Rokok
diperlukan peran keluarga dan kader :
1) Memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku
tidak merokok kepada seluruh anggota keluarga
2) Menggalang kesepakatan keluarga untuk menciptakan
Rumah Tanpa Asap Rokok
3) Menegur anggota rumah tangga yang merokok di dalam
rumah
4) Tidak memberi dukungan kepada orang yang merokok
dalam bentuk apapun, antara lain dengan tidak memberikan uang
untuk membeli rokok, tidak memberi kesempatan siapapun untuk
merokok di dalam rumah, tidak menyediakan asbak
5) Tidak menyuruh anaknya untuk membeli rokok
6) Orang tua bias menjadi panutan dalam perilaku tidak
merokok
7) Melarang anak tidak merokok bukan karena alas an
ekonomi tetapi justru karena alasan kesehatan
20
laporan kegiatan rutin saja kurang dapat memenuhi kebutuhan informasi
yang dibutuhkan.
World Health Organization (WHO) telah mengembangkan satu
tehnik survey yang cepat dan murah untuk mengevaluasi program
imunisasi. Tehnik survai ini dikenal sebagai metode survai cepat (Rapid
Survey Method) dan ternyata ini juga dapat digunakan untuk evaluasi
program kesehatan lain. Metode survai cepat per tama kal i dikembangkan
pada proyek Expanded Programme on Immunization dari WHO. Metode
ini menerapkan rancangan sampel klaster dua tahap, dengan pemilihan
klaster pada tahap pertama secara probability proportionate to size.
Pemilihan sampel pada tahap kedua, yaitu pemilihan sampel rumah tangga
dilakukan dengan cara acak sederhana (simple random) atau dengan
menerapkan rumah terdekat.
Dalam perkembangannya metode survai cepat telah cukup banyak
digunakan terutama dikalangan penelit i dan prakt isi untuk perencanaan
dan mengevaluasi keberhasilan program. Setelah melalui berbagai uji coba
maka secara garis besar dapat disimpulkan bahwa metode ini layak untuk
diterapkan sebagai metode pengumpulan informasi yang berasal dari
masyarakat (population based information) pada skala tingkat kabupaten.
Ciri khas dari survai cepat adalah:
1) Digunakan untuk mengukur kejadian yang sering terjadi di
masyarakat.
2) Pengambilan sampel secara cluster dua tahap, dimana untuk tiap
kabupaten diambil sebanyak 30 klaster dan masing-masing klaster.
3) Jumlah pertanyaan cukup 20 - 30 pertanyaan saja dan bersifat
sederhana, (Hal ini karena survai ini bersifat cepat).
4) Rancangan sampel, memasukkan data, pengolahan dan analisis
data dilakukan dengan bantuan komputer (Program yang bisa
digunakan adalah Epi Info dan CSurvey).
5) Waktu sejak pelaksanaan sampai pelaporan bisa dilaksanakan
secara singkat.
6) Analisis data, penyajian data dan hasil survai disajikan dengan
memakai tehnik statistik yang sederhana dengan tetap memperhatikan
kaidah statistik yang berlaku.
21
Prosedur untuk pelaksanaan survai cepat (rapid) tidak berbeda
dengan survey pada umumnya. Beberapa langkah yang perlu diperhatikan
adalah:
1) Menentukan masalah dan tujuan survey secara jelas dan ringkas.
Tujuan survey meskipun ringkas tetapi harus bisa dirinci dengan baik
karena hal ini berkaitan dengan variabel atau pertanyaan dalam
kuesioner dan analisis data yang akan dilakukan.
2) Menentukan besar dan metode pengambilan sampel.
3) Mengembangkan instrumen survey.
Instrumen survey yang dibutuhkan relatif sederhana, bisa berupa
kuesioner atau alat pengukur tertentu yang sederhana. Sebaiknya
sebelum pelaksanaan suvey perlu dilakukuan uji coba dulu agar dapat
diketahui kekurangan baik instrumen survai maupun pelaksana di
lapangan.
4) Pengorganisasian dan pelaksanaan survey
Bagian ini cukup penting, termasuk melihat apakah pengumpul data
sudah paham tentang tata cara pemilihan responden di lapangan (lihat
mengenai metode pengambilan sampel) serta menguasai pertanyaan
pada kuesioner.
5) Analisis, interpretasi dan laporan.
Data yang telah ada sebaiknya segera diolah dan dianalisis yang
dilakukan
dengan cara sederhana. Cukup dengan Epi Info dan Csurvey saja
karena program ini dibuat secara sederhana. Tidak dianjurkan untuk
analisis yang rumit misalnya multivariate, karena hal ini akan
mempersulit analisis, waktu
menjadi lama dan diperlukan program komputer yang canggih. Maka
laporan yang dibuat dari survai cepat ini cukup ditampilkan yang
penting-penting saja.
22
Populasi : Yang dimaksud dengan populasi dalam statistika adalah
kumpulan semua elemen dimana suatu generalisasi hendak dilakukan.
Terpenting adalah peneliti mampu mendefinisikan populasi secara cermat
dan lengkap sebelum melakukan penarikan sampel.
Unit sampling : Yaitu kumpulan elemen yang tidak overlapping
dari populasi yang mencakup populasi keseluruhan. Secara ideal, survai
harus mencakup semua
orang yang termasuk dalam populasi, apabila survai dilakukan pada
tingkat kabupaten, hal itu jelas tidak memungkinkan karena memerlukan
waktu, biaya dan tenaga yang banyak.
Hasil yang didapat dari sampel survai memang tidak akan sama
dengan hasil dilakukan survey yang mengambil data dari seluruh populasi.
Perbedaan nilai sampel dengan nilai populasi disebut sebagai samplinq
error. Kesalahan ini selalu terjadi pada survey, namun kesalahan ini dapat
diperkecil dengan cara: memilih sampel yang tidak bias dan sampel yang
cukup besar. Sampel yang memenuhi azas peluang (acak), memastikan
bahwa semua orang yang ada di populasi memiliki kesempatan yang sama
untuk dipilih sebagai sampel.
Agar dapat memilih sampel yang memenuhi azas peluang maka
dibutuhkan kerangka sampel, yaitu daftar semua unit sampling (pada
survai umumnya unit sampling bisa perorangan, rumah tangga atau kepala
keluarga). Pada survey cepat ini sebagai kerangka sampel menggunakan
unit sampling yang lebih tinggi bisa daftar nama desa atau kecamatan.
23
sebanyak 7 s.d 10 responden. Secara praktis dapat dikatakan bahwa jumlah
sampel sebanyak 30 x 7 s.d 10 responden, (30 klaster / desa. 7 s.d 10 orang
tiap klaster / desa) sudah mencukupi untuk estimasi proporsi kejadian
berkisar 15%-85%, sehingga total sampel yang terkumpul adalah 30 x 7
s.d 10 = 210 s.d 300.
Agar pemilihan sampel dapat secara adil, besar sampel pada tiap
klaster harus sebanding dengan besar relatif klaster tersebut, artinya tiap
klaster / desa yang terpilih jumlah subyek juga berbeda. Hal ini tidak
praktis dan perlu modifikasi agar tiap klaster jumlah subyek yang terpilih
bisa sama. Caranya pemilihan klaster pada tahap pertama menggunakan
cara probabilitas proporsional dengan besar klaster (probability
Proportionate to size/ PPS), yaitu pada desa dengan jumlah penduduk
lebih besar maka kemungkinan untuk menjadi klaster yang terjadi juga
lebih banyak, misalnya desa dengan penduduk kecil kemungkinan hanya
terjadi 1 klaster, sedangkan penduduk yang jumlah banyak bisa menjadi
beberapa klaster sesuai dengan proporsi besar klaster.
24
pertama untuk dilakukan wawancara. Pengambilan sampel secara acak
ini bisa dengan cara diundi atau menggunakan tabel bilangan acak.
5) Bila rumah pertama yang dipilih secara acak memenuhi syarat sebagai
sampel, artinya dalam rumah tersebut terdapat responden yang sesuai
dengan kriteria sampel, maka wawancara dapat dilakukan, apabila
tidak memenuhi syarat maka pindah ke rumah berikutnya.
6) Rumah berikutnya yang didatangi adalah rumah terdekat dari rumah
sebelumnya, akan tetapi lebih baik bila rumah berikutnya tersebut juga
diambil secara acak. Ada banyak cara untuk menentukan rumah
berikutnya tersebut, misalnya mencari rumah berikutnya diambil
rumah pertama terdekat, cara lain adalah mendatangi rumah berikut
dengan jarak 3 rumah atau jarak 5 rumah yang terdekat dari rumah
yang telah didatangi, cara lain misalnya hasil pemetaan dibagi menjadi
4 titik bagian dan masing-masing titik Materi Rapid bagian diambil 2
responden.
7) Pada satu klaster, pencarian responden akan berakhir apabila sudah
menemukan paling sedikit 7 responden (Sebaiknya tiap klaster, jumlah
responden dibuat sama yaitu minimal 7 responden dan maksirnal 10
responden).
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
25
PHBS tatanan rumah tangga. Rapid Survey dilakukan pada lingkup
kabupaten dengan desa sebagai cluster-nya. Sedangkan jenis studi ini
merupakan studi deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan setiap
variabel yang ada.
26
4.4 Lokasi dan Waktu
4.4.1 Lokasi
Survey Rumah Tangga Sehat ini dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Senduro
4.4.2 Waktu
Waktu yang direncanakan untuk survey rumah tangga sehat ini
selama kurang lebih 1 tahun.
27
responden sehingga data sudah cukup baik dan dapat segera diproses
lebih lanjut
b. Entry, memasukkan data ke dalam program komputer
c. Description, karena penelitian ini adalah penelitian deskriptif, maka
nantinya akan dicari frekuensi atau presentase dari masing masing
variable sehingga akhirnya munculah capaian rumah tangga sehat tahun
2013.
BAB V
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
28
dari Kantor Camat Senduro dengan pusat Pemerintahan Kabupaten Lumajang
dengan ketinggian 500 - 700 m diatas permukaan air laut (dpl) dengan curah
hujan 4.176 mm pertahun, dengan batas - batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kec. Gucialit dan Kab. Probolinggo
2. Sebelah Timur : Kec. Sumbersuko dan Kec. Sukodono
3. Sebelah Selatan : Kec. Pasrujambe
4. Sebelah Barat : Kab. Malang
Berdasarkan administrasi kewilayahan Kecamatan Senduro terdiri dari
wilayah pedesaan dengan 12 desa antara lain :
Tabel 5.1 Gambaran Umum Kecamatan Senduro
Luas Jumlah
Desa/Kelurah Nama Kepala
No Masa Kerja Desa Penduduk Dusun/RW/RT
an Desa/Kelurahan
(Km2) (jiwa)
28-09-2007 s/d
1 Purworejo Adim Harahap 3,12 4.548 0/0/0
28-09-2013
20-12-2006 s/d
2 Sarikemuning Matsari 5,95 3.201 0/0/0
20-12-2012
15-05-2008 s/d
3 Pandansari Asdin 8,44 4.885 0/0/0
15-05-2014
28-09-2007 s/d
4 Burno Sutondo 40,72 4.700 0/0/0
28-09-2013
28-09-2007 s/d
5 Kandangtepus Subandi 20,02 8.991 0/0/0
28-09-2013
01-05-2007 s/d
6 Kandangan Samsuri 18,88 4.178 0/0/0
01-05-2013
28-09-2007 s/d
7 Bedayu Siswanto 3,17 1.874 0/0/0
28-09-2013
Bedayu 20-12-2006 s/d
8 Yanti Susilo 2,92 1.474 0/0/0
Talang 20-12-2012
Wonocempok 20-12-2006 s/d
9 Kamid 27,39 2.583 0/0/0
oayu 20-12-2012
29-05-2008 s/d
10 Argosari Martiam 56,05 3.350 0/0/0
29-05-2009
20-12-2006 s/d
11 Ranupane Thomas Hadi S 35,79 1.256 0/0/0
20-12-2012
12 Senduro Sulchan 20-12-2006 s/d 6,22 6.707
20-12-2012
5.1.2 Kondisi Demografi
29
Industri
Kripik Pisang
1 Hariyanto Intisari Bumbu Pecel Senduro 610776
Kripik Tales
Kripik Pisang
Jabat
2 Burno Sari Sale Pisang Burno 610248
Mujiono
Kripik Singkong
Kripik Pisang
3 Enis S Raja Rasa Burno 610518
Kripik Tales
A. Ketenagaan
Tabel 5.3 Tenaga Kerja Puskesmas Senduro Tahun 2013
Yang
No. Jenis Ketenagaan Kekurangan Status Kepegawaian Ketr.
Ada
1. Dokter Umum 3 - PNS
2. Dokter Gigi 1 - PNS
3. Sarjana Kesh. Masy. 1 - CPNS
4. D3
a. Akper 8 - PNS, CPNS, dan PTT
b. Akbid 15 - PNS, CPNS dan PTT
c. Akademi Gizi 0 - -
d. Lain-lain 0 - -
5. Bidan 3 - PNS
6. Sarjana Keperawatan 0 - -
7. Perawat (SPK) 0 - -
8. Perawat Gigi 1 - PNS
9. Sanitarian 1 - CPNS
10. SPAG 1 - PNS
11. Tenaga Laboratorium 1 - CPNS
12. Pengelola Obat 1 - PNS
13. Lain-lain 1 - -
Jumlah 37 -
Data Sekunder Puskesmas Senduro, Agustus 2013
5.2.2 Sumber Pembiayaan
30
a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
II Sarana Penunjang
Komputer 5 3 2
Mesin Tik 3 1 2
Telepon 2 1 1
Mesin Faximile 1 1
Data Primer Puskesmas Senduro 2013
31
1. Purworejo 6 54 54 100 2 2 100
2. Sarikemuning 4 36 36 100 1 1 100
3. Senduro 5 45 45 100 4 4 100
4. Pandansari 5 45 45 100 2 2 100
5. Burno 6 50 50 100 9 9 100
6. Kandang Tepus 9 30 30 100 7 7 100
7. Kandangan 7 35 35 100 3 3 100
8. Bedayu 3 27 27 100 2 2 100
9. Bedayu Talang 4 36 36 100 2 2 100
10 Wonocepokoayu 4 36 36 100 5 5 100
11 Argosari 4 5 5 100 4 4 100
12 Ranupani 2 18 18 100 3 3 100
Jumlah 59 417 417 24 24
Data Primer Puskesmas Senduro 2013
Tabel 5.8 Sarana Pendidikan dan Pelatihan di Wilayah Kerja Puskesmas Senduro
Tahun 2013
Jenis Jumlah Jumlah Jumlah Sekolah Kader Guru
Keterangan
Pendidikan sekolah siswa UKS UKHS UKS
TK 33 1338 - - -
SD/MI 29/6 4307/635 35 570/110 35
SMP/ MTS 3/2 1829 5 80/40 3/2
SLTA/ MA 2/0 515 2 40/40 2
Pontren 1 174 1 10 1
TOTAL
Data UPTD Pendidikan Kec. Senduro 2013
a. Data kematian
Tabel 5.9 Data Kematian Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas SenduroTahun 2012
32
( Data Puskesmas Senduro Tahun 2012)
Gambar 5.3 Grafik Pencapaian 10 Indikator Rumah Tangga Sehat Kecamatan Senduro Tahun 2013
33
terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Upaya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
merupakan langkah ampuh untuk menangkal penyakit. Program PHBS
dalam rumah tangga adalah upaya pemberdayaan anggota rumah tangga
agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat, serta ikut berperan aktif dalam gerakan gerakan peningkatan
kesehatan masyarakat. Program PHBS dalam rumah tangga ini perlu terus
dipromosikan karena rumah tangga merupakan suatu bagian masyarakat
terkecil di mana perubahan perilaku dapat membawa dampak besar dalam
kehidupan dan tingkat kesehatan anggota keluarga di dalamnya. Rumah
tangga sehat juga merupakan suatu aset dan modal utama pembangunan di
masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya.
Rumah tangga sehat merupakan suatu aset dan modal utama
pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan
dilindungi kesehatannya. Penilaian suatu Rumah tangga Sehat dinilai
melalui 10 alat ukur PHBS yang terdiri dari 7 indikator PHBS dan 3
indikator GHS. Untuk mencapai target rumah tangga sehat, tetap
diperlukan upaya peningkatan promosi dan pemberdayaan masyarakat
dalam meningkatkan kesadaran dan kebiasaan masyarakat untuk ber
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat guna meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
Dalam mengatasi masalah PHBS ini tidak bias dilaksanakan
sendiri dan perlu kerjasama dengan lintas sektor serta lintas program
terkait dengan berbagai bentuk intervensi pemecahan masalah, misalnya :
a. Sosialisasi program-program kesehatan (promosi kesehatan) melalui
berbagai kegiatan antara lain penyuluhan langsung kepada masyarakat,
penyuluhan kelompok, potensial, penyuluhan dengan media cetak
maupun elektronik, serta penyuluhan dengan seni tradisional lainnya
b. Advokasi untuk mencari dukungan politis dari pengambil keputusan di
daerah, baik eksekutif maupun legislative terhadap pelaksanaan
program kesehatan.
c. Intervensi yang melibatkan stakeholder dalam pemecahan masalah
yang ada
d. Pembinaan kelompok potensial & gerakan masyarakat thd program
kesehatan
34
e. Pemberian bantuan stimulan tanpa meninggalkan kemandirian
masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan di daerah masing-
masing.
35
berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen, sehingga sel-sel
tubuh akan mati.
Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa indikator kebiasaan tidak
merokok di dalam rumah menjadi urutan prioritas masalah pertama dalam
survey Rumah Tangga Sehat Kecamatan Senduro Tahun 2013. Dimana
dari hasil survey didapat presentase indikator Tidak Merokok di Dalam
Rumah sebesar 57,62 % belum memenuhi target Jawa Timur yakni 60%,
dan merupakan perolehan terkecil dari sepuluh indikator Rumah Tangga
Sehat. Meskipun masih belum memenuhi standar 60 %, indikator tidak
merokok di dalam rumah kecamatan Senduro tahun 2013 mengalami
peningkatan dibanding survei rumah tangga sehat tahun 2012 sebesar
47,62 % atau selisih sebesar 10 %. Hal ini menunjukkan kesadaran
masyarakat terkait dengan dampak kesehatan dari perilaku merokok di
dalam rumah masih kurang.
Perokok Aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin
dengan sekecil apapun walaupun itu cuma 1 batang dalam sehari. atau
orang yang menghisap rokok walaupun tidak rutin sekalipun atau hanya
sekedar coba-coba dan cara menghisap rokok cuma sekedar
menghembuskan asap walaupun tidak dihisap masuk ke dalam paru-paru.
Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tapi menghirup asap
rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan tertutup
dengan orang yang sedang merokok. Adapun bahaya perokok aktif dan
perokok pasif adalah:
1. Menyebabkan kerontokan rambut.
2. Gangguan pada mata, seperti katarak
3. Kehilangan pendengaran lebih awal dibandingkan bukan perokok.
4. Menyebabkan penyakit paru-paru kronis
5. Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap
6. Menyebabkan stroke dan serangan jantung
7. Tulang lebih cepat patah
8. Menyebabkan kanker kulit
9. Menyebabkan kemandulan dan impotensi
10. Menyebabkan kanker rahim dan keguguran
Dalam rangka menciptakan Rumah Tanpa Asap Rokok diperlukan
peran keluarga dan kader, antara lain :
1. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku tidak merokok
kepada seluruh anggota keluarga
36
2. Menggalang kesepakatan keluarga untuk menciptakan rumah tanpa
asap rokok
3. Menegur anggota rumah tangga yang merokok di dalam rumah
4. Tidak memberikan dukungan kepada orang yang merokok dalam
bentuk apapun, antara lain dengan tidak memberikan uang untuk
membeli rokok, tidak memberikan kesempatan siapa pun untuk
merokok di dalam rumah, tidak menyediakan asbak
5. Tidak menyuruh anaknya membelikan rokok untuknya
6. Orang tua bisa menjadi panutan dalam perilaku tidak merokok
7. Melarang anak tidak merokok bukan karena alasan ekonomi, tetapi
justru karena alasan kesehatan.
37
tahun tahun berikutnya. Adapun peran kader. Adapun peran kader
untuk mendukung keberhasilan pemberian ASI eksklusif yaitu :
1) Mendata jumlah seluruh ibu hamil, ibu menyusui dan bayi baru
lahir yang ada di wilayah kerjanya
2) Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu menyusui di
Posyandu tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif
3) Melakukan kunjungan rumah kepada ibu nifas yang tidak dating ke
Posyandu dan menganjurkan agar rutin memeriksakan kesehatan
bayinya serta mempersiapkan diri untuk memberikan ASI eksklusif
38
1. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti
bak mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum
burung.
2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak
kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan.
3. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang
dibuang sembarangan (bekas botol/gelas aqua, plastik kresek, dan
lainnya).
Plus menghindari gigitan nyamuk: Menggunakan kelambu ketika
tidur, Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya obat
nyamuk, bakar, semprot, oles/diusap ke kulit dan lain-lain, Menghindari
kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar, Mengupayakan
pencahayaan dan ventilasi yang memadai, Memperbaiki saluran dan talang
air yang rusak, Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-
tempat yang sulit dikuras misalnya di talang air atau di daerah sulit air,
Memelihara ikan pemakan jentik di kboam/bak penampungair, misatnya
ikan cupang, ikan nila, dan lainnya, Menanam tumbuhan pengusir nyamuk
misalnya, Zodia, Lavender, Rosemeny, dan lainnya.
39
1. Membunuh kuman penyakit yang ada ditangan
2. Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri, Typus,
kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Flu
burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
3. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
Langkah langkah mencuci tangan yang benar antara lain:
1. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun.
2. Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung
tangan.
3. Setelah itu keringkan dengan lap bersih.
Peran kader dalam membina perilaku cuci tangan yaitu:
1. Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan
penyuluhan tentang pentingnya perilaku cuci tangan, misalnya
penyuluhan kelompok di posyandu, arisan, pengajian, pertemuan Dasa
Wisma, dan kunjungan rumah.
2. Mengadakan kegiatan gerakan cuci tangan bersama untuk menarik
perhatian masyarakat, misalnya pada peringaan hari besar kesehatan
atau kemerdekaan.
40
Survei di Amerika menyatakan bahwa resiko terkena penyakit
kardiovascular dapat berkurang bila mengkonsumsi lebih dari 3 porsi
buah dan sayur. Badan Penelitian Penyakit Kanker Dunia juga
memperkirakan resiko terkena semua jenis kanker dapat berkurang
sampai dengan 20% dengan makan sampai 5 porsi atau lebih buah dan
sayur. Studi juga menunjukkan makanan berserat tinggi membantu kita
terhindar dari penyakit diabetes dan kanker usus besar. Lebih lanjut
dikatakan bahwa jenis kanker ini sangat jarang dijumpai di negara-
negara yang diet tradisionalnya terutama terdiri dari makanan serelia,
buah dan sayur.
Kelebihan berat badan menyingkir dengan sendirinya.
Hal ini dikarenakan buah dan sayur mempunyai kandungan kalori yang
cukup rendah. Buah dan sayur adalah makanan bebas lemak, kalaupun
mengandung lemak adalah lemak yang baik untuk kesehatan kita.
Dengan mengkonsumsi lebih banyak sayur dan buah setiap hari terjadi
penurunan asupan kalori yang membuat tubuh membakar lemak dalam
tubuh kita ketika kalori yang kita keluarkan lebih banyak dari kalori
makanan yang masuk.
Berat badan terkontrol.
Kandungan serat yang tinggi dari 5 porsi buah dan sayuran
menyebabkan kita merasa kenyang sehingga kita tidak makan snack
berkalori tinggi dan berat badan kita pun terkontrol.
Buang air besar lancar setiap hari.
Tingginya serat sayur dalam 5 porsi buah dan sayur menyebabkan
proses metabolisme bekerja dengan lancar. Proses buang air besar pun
mudah. Kotoran yang keluar tidak keras dan tubuh kita pun sehat. Kita
terhindar dari penyakit wasir; atau bagi yang telah mempunyai masalah
dengan wasir, dapat terhindar dari kondisi yang lebih parah (membesar
atau berdarah).
Tubuh menjadi lebih segar dan enerjik.
Banyaknya kandungan vitamin dan mineral dalam buah dan sayur
membuat tubuh. kita segar dan enerjik sehingga kita pun terhindar dari
infeksi virus seperti influenza atau serangan bakteri lainnya. Kita juga
tahu bahwa buah sangat diperlukan untuk recovery atau masa
pemulihan setelah menderita sakit. Karena itu, telah menjadi suatu
kebiasaan untuk membawa buah-buahan ketika kita menjenguk sanak-
saudara atau teman yang sakit.
41
5.5.6 Indikator Melakukan Aktifitas Fisik Setiap Hari
Indikator aktifitas fisik adalah anggota keluarga melakukan
aktivitas fisik 30 menit setiap hari. Aktivitas fisik adalah melakukan
pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang
sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.
Jenis- jenis aktifitas fisik antara lain:
Bisa berupa kegiatan sehari-hari, yaitu: berjalan kaki, berkebun,kerja di
taman, mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepellantai, naik turun
tangga, membawa belanjaan.
Bisa berupa olah raga, yaitu: push-up, lari ringan, bermain bola,
berenang, senam, bermain tenis, yoga, fitness, angkat beban/berat.
Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa indikator kebiasaan
Aktifitas fisik setiap hari di Kecamatan Senduro sudah memenuhi target
Jawa Timur sebesar 60%. Dimana dari hasil survey didapat presentase
indikator kebiasaan aktifitas fisik setiap hari sebesar 90,95 %. Hal ini
dapat dikatakan bahwa kesadaran masyarakat terkait dengan kebiasaan
aktifitas fisik di kecamatan Senduro sudah baik.
Adapun peran keluarga dan kader untuk mendorong anggota
keluarga melakukan aktivitas fisik setiap hari antara lain:
Manfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk mengingatkan tentang
pentingnya melakukan aktivitas fisik.
Bersama anggota keluarga sering melakukan aktivitas fisik secara
bersama, misalnya jalan pagi bersama, membersihkan rumah secara
bersama-sama, dll.
Ada pembagian tugas untuk membersihkan rumah ataumelaksanakan
pekerjaan di rumah.
Kader mendorong lingkungan tempat tinggal untukmenyediakan fasilitas
olahraga dan tempat bermain untukanak.
Kader memberikan penyuluhan tentang pentingnya melakukan aktivitas
fisk.
42
penampungan kotoran dan air untuk membersihkanya. Jamban sehat
adalah jamban yang sudah memenuhi syarat-syarat kesehatan. Sedangkan
tujuan kita diharuskan untuk menggunakan jamban sehat antara lain:
1. Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau.
2. Tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya.
3. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi
penular penyakit Diare, Kolera Disentri, Typus, kecacingan, penyakit
saluran pencernaan, penyakit kulit, dan keracunan.
Kecamatan Senduro adalah salah satu kecamatan yang sudah
menjadi kecamatan ODF (Open Defecatin Free) dimana masyarakatnya
sudah tidak ada lagi yang buang air besar di sembarang tempat. Namun
jamban yang digunakan tidaklah seluruhnya sehat. Berdasarkan tabel 5.10
diketahui bahwa indikator menggunakan jamban sehat di Kecamatan
Senduro sudah memenuhi target Jawa Timur sebesar 60%. Dimana dari
hasil survey didapat presentase indikator menggunakan jamban sehat
sebesar 99,33 %. Apabila indikator menggunakan jamban sehat di
kecamatan Senduro tahun 2013 dibandingkan dengan pencapaian tahun
2012 sebesar 98,57 % terdapat peningkatan sebesar 0,76 %. Hal ini dapat
dikatakan bahwa kesadaran masyarakat terkait dengan menggunakan
jamban sehat di kecamatan Senduro sudah baik.
Adapun peran yang dapat dilakukan oleh kader dalam membina
masyarakat untuk memiliki dan menggunakan jamban sehat antara lain:
Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan belum memiliki serta
menggunakan jamban dirumahnnya, melaporkan kepada pemerintah
desa/kelurahan tentang jumlah rumah rumah tangga yang belum memiliki
jamban sehat, bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat
setempat berupaya untuk menggerakan masyarakat untuk memiliki
jamban, mengadakan arisan warga untuk membangun jamban sehat secara
bergilir, menggalang dunia usaha setempat untuk member bantuan dalam
penyediaan jamban sehat, memanfaatkan setiap kesempatan di
desa/kelurahan untuk memberi penyuluhan tentang pentingnya memiliki
dan menggunakan jamban sehat, misalnya melalui penyuluhan kelompok
di posyandu, pertemuan kelompok Dasa Wisma, arisan, pengajian,
pertemuan desa/kelurahan, kumjungan rumah dan lain-lain, meminta
bantuan petugas Puskesmas setempat untuk memberikan bimbingan teknis
tentang cara-cara membuat jamban sehat yang sesuai dengan situasi dan
kodisi daerah setempat.
43
5.5.8 Indikator Menimbang Bayi dan Balita
Berat badan merupakan petunjuk yang baik untuk mengetahui
kedaan gizi dan kesehatan. Perubahan berat badan menunjukan perubahan
konsumsi makanan dan gangguan kesehatan. Menimbang berat badan
mudah, dapat dilaksanakan dimana saja. Mengajak sasaran setiap bulan
datang ke Posyandu. Dalam setiap kunjungan, kader pendamping
hendaknya selalu menghimbau dan mengajak keluarga sasaran agar mau
membawa anaknya ditimbang setiap bulan di Posyandu. Untuk
meyakinkan keluarga sasaran, perlu disampaikan manfaat menimbang
berat badan balita setiap bulan terhadap pertumbuhannya.
Setiap balita harus mempunyai KMS sebagai alat monitoring
pertumbuhan. Oleh karena itu kader pendamping harus mengusahakan
agar seluruh anak balita dari keluarga sasaran yang didampingi dapat
memperoleh KMS, dengan cara mengajukan usulan permintaan KMS
kepada Bidan Poskesdes atau TPG Puskesmas.
Sesuai data tabel 5.10 diketahui bahwa indikator menimbang bayi
dan balita di Kecamatan Senduro sudah memenuhi target Jawa Timur
sebesar 60%. Dimana dari hasil survey didapat presentase indikator
menimbang bayi dan balita sebesar 93,81%. Hal ini dapat dikatakan bahwa
kesadaran masyarakat terkait dengan menimbang bayi dan balita di
kecamatan Senduro sudah cukup baik.
44
Tak berbeda dengan seorang bidan, dukun beranak melakukan
pemeriksaan kehamilan melalui indri raba (palpasi). Biasanya perempuan
yang mengandung, sejak mengidam sampai melahirkan selalu
berkonsultasi kepada dukun, bedanya dibidan perempuan yang
mengandunglah yang datang ketempat praktek bidan untuk berkonsultasi.
Sedangkan dukun ia sendiri yang berkeliling dari pintu ke pintu memeriksa
ibu yang hamil. Sejak usia kandungan 7 bulan control dilakukan lebih
sering. Dukun menjaga jika ada gangguan, baik fisik maupun non fisik
terhadap ibu dan janinnya. Agar janin lahir normal, dukun biasa
melakukan perubahan posisi janin dalam kandungan dengan cara
pemutaran perut (diurut-urut) disertai doa.
Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa indikator persalinan tenaga
kesehatan di Kecamatan Senduro sudah memenuhi target Jawa Timur
sebesar 60%. Dimana dari hasil survey didapat presentase indikator
persalinan di tenaga kesehatan sebesar 97,14%. Apabila indikator
persalinan di tenaga kesehatan di kecamatan Senduro tahun 2013
dibandingkan dengan pencapaian tahun 2012 sebesar 88,57% terdapat
peningkatan sebesar 8,57 %. Hal ini dapat dikatakan bahwa kesadaran
masyarakat terkait dengan persalinan tenaga kesehatan di kecamatan
Senduro sudah baik, namun perlu ditingkatkan dan dipertahankan.
Mengingat sudah terlaksananya program fasilitasi terpadu lintas sektor di
Puskesmas Senduro tentang persalinan di tenaga kesehatan.
Pertolongan persalinan oleh tenaga non-medis tidak bisa
dihilangkan karena sudah merupakan suatu kepercayaan dan sudah
melekat dalam budaya. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan non-
kesehatan masih diperlukan pada daerah-daerah yang masih minimnya
tenaga kesehatan khususnya bidan. Kemitraan antar bidan dan pemerintah
(puskesmas) dengan tenaga kesehatan non-medis (dukun) sangat
diperlukan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. kerjasama
yang bisa dilakukan seperti misalnya dalam pemberian pelatihan kepada
para tenaga kesehatan non-kesehatan atau keikut sertaan pemerintah sangat
penting untuk menunjang sukesnya pelatihan dengan pemberian bantuan
alat-alat untuk menolong persalinan seperti gunting tali pusat, sehingga
infeksi saat pemotongan tali pusat bisa diturunkan, serta kegiatan fasilitasi
terpadu lintas sektor guna membangun kesepakatan kemitraan bidan dan
dukun.
45
5.5.10 Indikator Menggunakan Air Bersih
Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk
minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-
alat dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya, Agar kita tidak terkena
penyakit atau terhindar sakit.
Syarat-syarat air bersih itu antara lain:
1. Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara lain
(dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba):
2. Air tidak berwarna harus bening/jernih.
3. Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa dan
kotoran lainnya.
4. Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau, dan
tidak pahit harus bebas dari bahan kimia beracun.
5. Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau belerang.
Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa indikator menggunakan air
bersih di Kecamatan Senduro merupakan pencapaian tertinggi dan sudah
memenuhi target Jawa Timur sebesar 60%. Dimana dari hasil survey
didapat presentase indikator menggunakan air bersih sebesar 99,52 %. Hal
ini dapat dikatakan bahwa kesadaran masyarakat terkait dengan
menggunakan air bersih di kecamatan Senduro sudah cukup baik.
5.6 Strata Pencapaian Rumah Tangga Sehat di Kecamatan Senduro Tahun 2013
Untuk memudahkan dalam mengevaluasi program intervensi
PHBS yang telah berjalan di tahun sebelumnya, maka dibutuhkan strata
untuk melihat keberhasilannya. Berikut ini adalah tabel strata dan kategori
capaian rumah tangga sehat.
Dari survey rumah tangga sehat di Kecamatan Senduro tahun 2013
diperoleh strata dan kategori capaian rumah tangga sehat 25,24 %
termasuk strata II (kurang sehat) kategori kuning.
Tabel 5.11 Strata dan kategori rumah tangga sehat sesuai target
tahun 2013
No Tingkat Capaian Strata Keterangan Kategori
Rumah Tangga
Sehat
1 0-18,33% I Tidak sehat Merah
2 18,34-36,36% II Kurang sehat Kuning
3 36,67-54,99% III Cukup sehat Hijau
4 >55,00% IV Sehat Biru
46
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil survey dan pembahasan yang telah dilakukan didapatkan
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
a) Kecamatan Senduro belum memenuhi target rumah tangga sehat di
Kabupaten Lumajang Tahun 2013.
47
b) Pencapaian 9 indikator rumah tangga sehat di Kabupaten
Lumajang tahun 2012 sudah mencapai target per inidikator, dan 1
indikator lainnya masih kurang dari target, yaitu indikator tidak
merokok di dalam rumah.
c) Tingkat pencapaian rumah tangga sehat Kecamatan Senduro tahun
2013 berada pada strata kurang sehat dengan kategori warna
kuning (25,24 %).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Buku Petunjuk Teknis Pengkajian Perilaku hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) Untuk Puskesmas. Lumajang: Dinas Kesehatan
Kabupaten Lumajang
Pusat Promosi Kesehatan, 2009. Panduan Peningkatan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat di Rumah Tangga. Jakarta: Kementrian Kesehatan
RI
48
Seksi Promosi Kesehatan Bidang Pemberdayaan Masyarakat, 2010. Laporan
Survei Rumah Tangga Sehat. Lumajang: Dinas Kesehatan Kabupaten
Lumajang
Seksi Promosi Kesehatan Bidang Pemberdayaan Masyarakat, 2011. Laporan
Survei Rumah Tangga Sehat. Lumajang: Dinas Kesehatan Kabupaten
Lumajang
Seksi Promosi Kesehatan Bidang Pemberdayaan Masyarakat, 2012. Laporan
Survei Rumah Tangga Sehat. Lumajang: Dinas Kesehatan Kabupaten
Lumajang
LAMPIRAN 1
49
50
LAMPIRAN 2
51
LAMPIRAN 3
52
LAMPIRAN 4
53
54