Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan hal yang dicari oleh semua orang. Kesehatan
adalah hak dasar manusia yang merupakan karunia Tuhan yang sangat
tinggi nilainya. Kesehatan juga merupakan salah satu faktor penting dalam
menentukan kualitas sumber daya manusia, oleh karena itu, perlu
dipelihara dan ditingkatkan.
Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan adalah
suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental, dan sosial serta bukan
hanya merupakan bebas dari penyakit. Salah satu cara menjaga agar tubuh
tetap dalam keadaan sehat adalah dengan gaya hidup yang bersih dan
sehat. Mencegah lebih baik daripada mengobati.
Untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat desa dapat
diperoleh melalui pendataan terhadap masyarakat desa tentang Perilaku
Hidup yang Bersih dan Sehat (PHBS). Survei PHBS tatanan rumah tangga
merupakan pemantauan dan penilaian untuk mengetahui seberapa jauh
kegiatan promosi PHBS tatanan rumah tangga telah berjalan dan
memberikan hasil seperti yang diharapkanterhadap perilaku hidup bersih
dan sehat di rumah tangga.
Sepuluh indikator PHBS diharapkan dipantau dan dinilai setiap
tahun oleh petugas. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan formulir
PHBS di rumah tangga sebagai dasar untuk melihat perkembangan
pencapaian rumah tangga sehat. Sehingga dari tahun ke tahun dapat
diketahui dan dianalisis perkembangan capaian rumah tangga sehat di
wilayah kerja puskesmas yang bersangkutan.

1.2 Identifikasi Masalah


Pada tahun 2012, Puskesmas Senduro melaksanakan survei PHBS
pada masyarakat Kecamatan Senduro. Survei tersebut menghasilkan data
capaian rumah tangga sehat Kecamatan Senduro Tahun 2012 sebesar
34,29%.
Pada tahun tahun 2013 pencapaian rumah tangga sehat sebesar
25,24%. Sehingga dapat dikatakan bahwa pencapaian Rumah Tangga
Sehat tahun 2013 jika dibandingkan dengan survei tahun 2012 mengalami
penurunan sebesar 9,05 %.

1
Untuk menilai rumah tangga sehat, digunakan 10 indikator PHBS
yang terdiri dari 7 indikator perilaku sehat dan 3 indikator lingkungan
sehat. Pada tahun 2013, survey rumah tangga sehat di Kabupaten
Lumajang dilakukan pada 210 KK.

1.3 Rumusan Masalah


Bagaimana analisis pencapaian rumah tangga sehat di Kecamatan
Senduro Tahun 2013?

2
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan umum
Menganalisis pencapaian rumah tangga sehat di Puskesmas
Senduro th. 2013
2.1.2 Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari survey rumah tangga sehat ini adalah :
1. Mengetahui dan menganalisis pencapaian 10 indikator rumah tangga
sehat di Puskesmas Senduro tahun 2013 meliputi :
a. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
b. Bayi diberi ASI eksklusif
c. Menimbang bayi dan balita
d. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
e. Menggunakan air bersih
f. Menggunakan jamban sehat
g. Memberantas jentik nyamuk di rumah
h. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
i. Makan sayur dan atau buah setiap hari
2. Mengetahui strata pencapaian rumah tangga sehat di Puskesmas
Senduro th. 2013

2.2 Manfaat
2.2.1 Bagi Pelaksana Kegiatan
Dapat mengaplikasikan teknik survey serta menambah pengalaman
dan pengetahuan dalam pelaksanaan survey Rumah Tangga Sehat
2.2.2 Bagi Dinas Kesehatan
Menambah kepustakaan bagi pengelola program PHBS di
Puskesmas Senduro. Selain itu, hasil kegiatan ini dapat digunakan sebagai
dasar pertimbangan pihak terkait di lingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten Lumajang dalam rangka menyikapi masalah PHBS di tatanan
rumah tangga.
2.2.3 Bagi Masyarakat
Memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat
tentang kegiatan survey dan pencapaian Rumah Tangga Sehat Puskesmas
Senduro tahun 2013.

3
2.2.4 Bagi Instansi Terkait
a. Memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten
Lumajang dan TP PKK dalam upaya menurunkan permasalahan PHBS
masyarakat di Kabupaten Lumajang melalui kebijakan-kebijakan dan
sosialisasi yang mendorong terciptanya peningkatan PHBS di
masyarakat.

4
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 PHBS di Rumah Tangga (Rumah Tangga Sehat)


3.1.1 Definisi PHBS di Rumah Tangga
Program PHBS dalam rumah tangga adalah upaya pemberdayaan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, serta ikut berperan aktif dalam gerakan-
gerakan peningkatan kesehatan masyarakat. Program PHBS dalam rumah
tangga ini perlu terus dipromosikan karena rumah tangga merupakan suatu
bagian masyarakat terkecil dimana perubahan perilaku dapat membawa
dampak besar dalam kehidupan dan tingkat kesehatan anggota di
dalamnya. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10
(sepuluh) indikator PHBS di rumah tangga. Rumah tangga sehat
merupakan suatu aset dan modal utama pembangunan di masa depan yang
perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya.
PHBS merupakan salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk
menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat
maupun pada keluarga, artinya harus ada komunikasi antara kader dengan
keluarga/masyarakat untuk memberikan informasi dan melakukan
pendidikan kesehatan.

3.1.2 Jenis Kegiatan PHBS di Rumah Tangga


a. PHBS Bidang Gizi
1) Makan dengan gizi seimbang
2) Minum tablet besi selama hamil
3) Memberi bayi dengan ASI ekslusif
4) Mengkonsumsi garam beryodium
5) Memberi bayi dan balita dengan kapsul vitamin A
b. PHBS Bidang KIA dan KB
1) Memeriksakan kehamilan
2) Persalinan ditolong tenaga kesehatan
3) Menimbang balita setiap bulan
4) Mengimunisasi lengkap bayi
5) Ikut Keluarga Berencana
6) Makan makanan bergizi
7) Ibu hamil tidak merokok

5
c. PHBS Bidang Kesehatan Lingkungan
1) Cuci tangan dengan air setelah buang air besar
2) Menghuni rumah sehat
3) Memiliki akses dan menggunakan air bersih
4) Memiliki akses dan menggunakan jamban sehat
5) Memberantas jentik nyamuk
6) Membuang sampah di tempat sampah
d. PHBS Bidang Pemeliharaan Kesehatan
1) Memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan
2) Aktif mengurus UKBM/ sebagai kader
3) Memanfaatkan puskesmas/ sarana kesehatan
e. PHBS Bidang Gaya Hidup Sehat
1) Tidak merokok di dalam rumah
2) Melakukan aktifitas fisik/ olahraga setiap hari
3) Makan sayur dan buah-buahan setiap hari
f. PHBS Bidang Obat dan Farmasi
1) Memiliki tanaman obat keluarga
2) Tidak menggunakan NAPZA
3) Menggunakan obat generik
4) Jauhkan anak dari bahan-bahan berbahaya/beracun
5) Minum oralit jika diare

3.1.3 Tujuan Kegiatan PHBS di Rumah Tangga


a. Meningkatkan dukungan dan peran aktif petugas kesehatan, petugas
lintas sektor, media massa, organisasi masyarakat, LSM, tokoh
masyarakat, TP PKK dan dunia usaha dalam pembinaan PHBS di
rumah tangga.
b. Meningkatkan kemampuan keluarga untuk melaksanakan PHBS dan
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

3.1.4 Sasaran PHBS di Rumah Tangga


a. Pasangan usia subur
b. Ibu hamil dan ibu menyusui
c. Anak dan remaja
d. Usia lanjut
e. Pengasuh Anak

6
3.1.5 Manfaat PHBS di Rumah Tangga
a. Bagi Rumah Tangga
1) Setiap anggota keluarga meningkat kesehatannya dan tidak mudah
sakit
2) Anak tumbuh sehat dan cerdas
3) Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat
4) Pengeluaran biaya rumah tangga dapat difokuskan untuk
pemenuhan gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk
peningkatan pendapatan keluarga.
b. Bagi Masyarakat
1) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat
2) Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-
masalah kesehatan
3) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
4) Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, Jaminan Pemeliharan
Kesehatan, Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), arisan jamban,
kelompok pemakai air, ambulans desa, dll
b. Bagi Pemerintah Kabupaten/Kota
1) Peningkatan prosentase Rumah Tangga Sehat menunjukkan kinerja
dan citra Pemerintahan Kabupaten/Kota yang baik
2) Biaya yang tadinya dialokasikan untuk menanggulangi masalah-
masalah kesehatan dapat dialihkan untuk pengembangan
lingkungan yang sehat dan penyediaan sarana pelayanan kesehatan
yang merata, bermutu dan terjangkau
3) Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah
lain dalam pengembangan PHBS di rumah tangga.

3.1.6 Penilaian Rumah Tangga Sehat


Untuk menilai rumah tangga sehat, digunakan 10 alat ukur
(indikator) PHBS yang terdiri dari 7 indikator PHBS dan 3 indikator GHS
a) 7 indikator dan definisi operasional PHBS
1) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
2) Bayi diberi ASI eksklusif
3) Menimbang bayi dan balita
4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
5) Menggunakan air bersih

7
6) Menggunakan jamban sehat
7) Memberantas jentik nyamuk di rumah (PSN)
b) 3 indikator Gaya Hidup Sehat
1) Melakukan aktifitas fisik setiap hari
2) Makan sayur dan atau buah setiap hari
3) Tidak merokok di dalam rumah

3.1.7 Sepuluh Indikator Rumah Tangga Sehat


a. Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan
Salah satu indikator proses penting dalam program safe
motherhood (perlindungan terhadap ibu) adalah memperhatikan
seberapa banyak persalinan ditangani oleh tenaga kesehatan. Di
Indonesia walaupun persalinan oleh tenaga kesehatan menunjukkan
kenaikan yang signifikan, namun persalinan oleh tenaga non
kesehatan masih menjadi penunjang tingginya angka kematian ibu.
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah persalinan
yang ditolong oleh bidan, dokter dan tenaga para medis lainnya.
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan syarat
mutlak agar ibu dapat melahirkan dengan selamat, dimana
sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala
minimal 4 kali selama masa kehamilannya.
Mengingat pentingnya penurunan angka kematian ibu dan bayi,
maka perlu ditingkatkan kesadaran masyarakat agar melakukan
persalinan kepada tenaga kesehatan. Pentingnya persalinan ditolong
oleh tenaga kesehatan, antara lain :
1) Tenaga Kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam
membantu persalinan, sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih
terjamin
2) Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau
dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit
3) Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan
peralatan yang aman, bersih dan steril sehingga mencegah
terjadinya infeksi dan bahaya lainnya.
Dalam hal ini diperlukan peran kader dalam membina rumah
tangga agar melakukan perrsalinan oleh tenaga kesehatan, antara lain :
1) Melakukan pendataan jumlah seluruh ibu hamil di wilayah
kerjanya dengan memberi tanda seperti menempelkan stiker

8
2) Menganjurkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya di
bidan/dokter
3) Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk
memberikan penyuluhan tentang pentingnya persalinan ditolong
oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, misalnya melalui
penyuluhan kelompok di posyandu, arisan, pengajian dan
kunjungan rumah
4) Bersama tokoh masyarakat setempat berupaya untuk
menggerakkan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan yang
mendukung keselamatan ibu dan bayi seperti dana sosial bersalin,
tabungan ibu bersalin, ambulans desa, calon donor darah, warga
dan suami Siap Antar Jaga, dsb
5) Menganjurkan ibu dan bayinya untuk memeriksakan kesehatan ke
dokter/bidan selama masa nifas (40 hari setelah melahirkan)
sedikitnya 3 kali pada minggu pertama, ketiga dan keenam setelah
melahirkan
6) Menganjurkan ibu untuk ikut Keluarga Berencana setelah
melahirkan
7) Menganjurkan ibu untuk memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja
sampai bayi berumur 6 bulan (ASI eksklusif)

b. Bayi Diberi ASI Eksklusif


Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI
eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah
tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan dan
perkembangannya. ASI memberi semua energy dan gizi (nutrisi) yang
dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI
eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai
penyakit yang umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang
paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu
menjarangkan kelahiran.
Pemberian ASI (Air Susu Ibu) eksklusif pada bayi yaitu bayi
usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan
makanan atau minuman lain segera setelah bayi sampai berumur enam
bulan. ASI merupakan makanan alamiah berupa cairan dengan
kandungan gizi yang cukup sesuai dengan kebutuhan bayi, sehingga
bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. ASI pertama berupa cairan

9
bening berwarna kekuningan yang disebut kolostrum yang sangat baik
untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.
Keunggulan ASI, antara lain :
1) Mengandung zat gizi sesuai dengan kebutuhan bayi untuk
pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan
2) Mengandung zat kekebalan
3) Melindungi bayi dari alergi
4) Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan
kepada bayi dalam keadaan segar
5) Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat
diberikan kapan saja dan dimana saja
6) Membantu memperbaiki reflex menghisap, menelan dan
pernapasan bayi
Manfaat dari memberikan ASI pada bayi antara lain :
1. Bagi Ibu
a. Menjalin hubungan kasih saying antara ibu dengan bayi
b. Mengurangi perdarahan setelah persalinan
c. Mempercepat pemulihan kesehatan ibu
d. Menunda kehamilan berikutnya
e. Mengurangi risiko terkena kanker payudara
f. Lebih praktis karena ASI lebih muda diberikan pada setiap saat
bayi membutuhkan
2. Bagi Bayi
a. Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng
b. Bayi tidak sering sakit
3. Bagi Keluarga
a. Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian
susu formula dan perlengkapannya
b. Tidak pula waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula,
misalnya merebus air dan pencucian peralatan
Upaya pemberian ASI eksklusif pada bayi bagi ibu yang
bekerja tetap bisa dilakukan dengan cara :
1) Berikan ASI sebelum bekerja
2) Selama bekerja, bayi bisa tetap diberi ASI dengan cara memerah
ASI sebelum berangkat kerja dan ditampung di gelas yang bersih
dan tertutup untuk diberikan kepada bayi di rumah
3) Setelah pulang kerja, bayi disusui kembali seperti biasa

10
c. Menimbang Bayi dan Balita Setiap Bulan
Kegiatan masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan
dengan upaya mengadakan sendiri melalui posyandu dengan swadaya
adalah penting untuk diadakan pembinaan dan bimbingan sehingga
pencapaian D/S akan lebih dan diharapkan dapat membantu
meningkatkan status kesehatannya. Hal ini dilakukan dengan kegiatan
menimbang bayi dan balita setiap bulan yang dimaksudkan untuk
memantau pertumbuhannya setiap bulan, dimana hasil penimbangan
tersebut dicatat pada buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) atau Kartu
Menuju Sehat (KMS) sehingga akan terlihat berat badannya naik atau
tidak naik. Manfaat penimbangan balita setiap bulan di Posyandu
adalah :
1) Untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat
2) Untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita
3) Untuk mengetahui balita yang sakit (demam/batuk/pilek/diare),
berat badan dua bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat
badannya BGM (Bawah Garis Merah) dan dicurigai gizi buruk
sehingga dapat segera dirujuk ke puskesmas
4) Untuk mengetahui kelengkapan imunitas
5) Untuk mendapatkan penyuluhan gizi
Agar masyarakat mau menimbang bayi dan balita setiap bulan
di posyandu diperlukan peran kader, antara lain :
1) Mendata jumlah seluruh bayi dan balita yang ada di wilayah
kerjanya
2) Memantau jumlah kunjungan ibu yang dating untuk
menimbang balitanya di posyandu
3) Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk
memberikan penyuluhan tentang pentingnya penimbangan bayi dan
balita, misalnya melalui penyuluhan massa (pengeras suara di
masjid, pengumuman di desa/kelurahan, poster, selebaran, spanduk,
dll)
4) Melakukan kunjungan rumah kepada ibu yang tidak dating ke
Posyandu membawa balitanya dan menganjurkan agar rutin
menimbang bayi dan balitanya di posyandu
5) Mengadakan kegiatan-kegiatan yang menarik perhatian dan
mendorong masyarakat seperti lomba bayi dan balita sehat, lomba

11
memasak makanan balita sehat, kegiatan makan bersama untuk
balita dsb.

d. Mencuci Tangan Dengan Air Bersih dan Sabun


Dari aspek kesehatan masyarakat, khususnya pola penyebaran
penyakit menular, cukup banyak penyakit yang dapat dicegah melalui
kebiasan atau perilaku higienes dengan cuci tangan pakai sabun
(CTPS), seperti misal penyakit diare, typhus perut, kecacingan, flu
burung, dan bahkan flu babi yang kini cukup menghebohkan dunia.
Seperti halnya perilaku buang air besar sembarangan, perilaku cuci
tangan terlebih cuci tangan pakai sabun merupakan masih merupakan
sasaran penting dalam promosi kesehatan, khususnya terkait perilaku
hidup bersih dan sehat.
Perilaku cuci tangan pakai sabun ternyata bukan merupakan
perilaku yang biasa dilakukan sehari-hari oleh masyarakat pada
umumnya. Rendahnya perilaku cuci tangan pakai sabun dan tingginya
tingkat efektifitas perilaku cuci tangan pakai sabun dalam mencegah
penularan penyakit, maka sangat penting adanya upaya promosi
kesehatan bermaterikan peningkatan cuci tangan tersebut. Dengan
demikian dapat dipahami betapa perilaku ini harus dilakukan, antara
lain karena berbagai alasan sbb:
a. Mencuci tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit yang dapat
menyebabkan ratusan ribu anak meninggal setiap tahunya.
b. Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup.
c. CTPS adalah satu-satunya intervensi kesehatan yang paling cost-
effective jika dibanding dengan hasil yang diperolehnya.
Perilaku mencuci tangan dengan air bersih dan sabun perlu
diterapkan dalam rumah tangga karena :
1) Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri
penyebab penyakit. Sehingga dengan mencuci tangan dapat
mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typus,
kecacingan, penyakit kulit, ISPA, flu burung atau SARS.
2) Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman
penyakit.
Peran kader masyarakat dalam menggerakkan masyarakat:
Kader kesehatan, atau kelompok masyarakat desa yang berkesdaran
untuk memajukan dan meningkatkan derajat kesehatan mempunyai

12
peran yang sangat penting dalam promosi perilaku cuci tangan pakai
sabun, diantaranya adalah:
a. Memanfaatkan setiap kesempatan di dusun/desa untuk memberikan
penyuluhan tentang pentingnya perilaku CTPS.
b. Mengadakan kegiatan yang sifatnya suatu gerakan cuci tangan
pakai sabun sehingga dapat menarik perhatian masyarakat, seperti
pada hari besar kesehatan, pesta desa, dll.

e. Menggunakan Air Bersih


Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 829/
Menkes / SK / VII / 1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan
menunjukkan bahwa dalam rumah tangga harus tersedia sumber air
bersih yang menghasilkan air secara cukup.
Air merupakan kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari
untuk minum, mandi, cuci, dan keperluan lainnya. Bila kita tidak
menggunakan air yang bersih. Air banyak dijumpai di alam, dan
merupakan benda social yang melimpah ruah seperti kita lihat di laut,
sungai, danau dan lain-lain. Namun demikian air yang bersih yang
sehat merupakan benda ekonomi, yang kini susah untuk diperoleh
bagi masyarakat.
Air merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam aspek
kesehatan masyarakat, dimana air dapat menjadi sumber dan tempat
perindukan dan media kehidupan bibit penyakit. Banyak penyakit
..tterkait dengan air, baik air kotor dan bahkan juga air yang bersih
secara fisik, seperti diare, demam berdarah, dll.
Air dialam akan digunakan sebagai sumber air baku air minum
bagi masyarakat. Airyang tercemar akan menyebabkan susah dalam
pengolahanya, memerlukanteknologi yang kadang-kadang canggih .
Untuk itu air dialam harus dipelihara, dan diccegah dari pencemaran.
Syarat air bersih : Air bersih dan air minum harus memenuhi
syarat kesehatan, baik syarat fisik, biologi maupun kimiawi.Syarat
fisik dapat dibedakan melalui inder kita, seperti dapat dilihat, dirasa,
dicium,diraba. Secara fisik air harus memenuhi syarat sbb :
air tidak berwarna, bening/jernih
air tidak keruh, bebas dari lumpur, sampah, busa, dll
air tidak berasa, tidak rasa asin, tidak rasa asam, tidak payau
air tidak berbau, tidak bau amis, anyir, busuk, tdak bau belerang, dll

13
Menjaga air minum yang ada di rumah supaya sehat : Meskipun
air terlihat bersih, namun air tersebut belum tentu bebas dari kuman
penyakit. Untuk itu air harus direbus dulu sampai mendidih, karena
kuman akan mati pada suhu 100 derajat C (saat air ,mendidih).
Disamping cara tersebut diatas, ada beberapa cara untuk
membunuh kuman dalam air, misal derngan member bahan-bahan
kimia terbatas yang sudah dinyatakan aman bagi kesehatan (misal
air rahmat, sodis, dll)
Peran kader :
Melakukan pendataan rumah tangga mana yang sudah dan yang
belum memiliki ketersedian air bersih/air minum di rumahnya
Bersama dengan tokoh masyarakat/pemerintah desa, berusaha untuk
mencari sumber air, berupaya mencari jalan kemudahan bagi
masyarakat untuk mendapatkan air bersih bagi lingkungannya
Membentuk kelompok pemakai air (pokmair misalnya) untuk
mengawasi sumber air, memelihara saluran air dan memperbaiki
bilamana terjadi kerusakan
Menggalang pihak lain, termasuk dunia usaha untuk member
bantuan dalam penyedian air bersih dan air minum
Memanfaatkan setiap kesemapatan untuk memberi penyuluhan
kepada masyarakat tentang hidup bersih dan sehat, tentang air yang
sehat bagi masyarakat, dll.

f. Menggunakan Jamban Sehat


Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau
tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung)
yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya. Pentingnya menggunakan jamban sehat yaitu
untuk menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau, tidak
mencemari tanah ataupun sumber air yang ada di sekitarnya, serta
tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi
sumber penular penyakit diare, kolera, disentri, typhus, kecacingan,
penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit dan keracunan.
Adapun syarat jamban sehat antara lain :
1) Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air
minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter)

14
2) Tidak berbau
3) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus
4) Tidak mencemari tanah disekitarnya
5) Mudah dibersihkan dan aman digunakan
6) Dilengkapi dinding dan atap pelindung
7) Penerangan dan ventilasi cukup
8) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai
9) Tersedia air, sabun dan alat pembersih
Peran kader :
1) Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan belum
memiliki serta menggunakan jamban sehat di rumahnya
2) Melaporkan kepada pemerintah desa/kelurahan tentang jumlah
rumah tangga yang belum memiliki jamban sehat
3) Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat
setempat berupaya untuk menggerakkan masyarakat untuk
memiliki jamban
4) Mengadakan arisan warga untuk membangun jamban sehat
secara bergilir
5) Menggalang dunia usaha setempat untuk memberi bantuan
dalam penyediaan jamban sehat
6) Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk
memberikan penyuluhan tentang pentingnya memiliki dan
menggunakan jamban sehat. Misalnya melalui penyuluhan
kelompok di posyandu, pertemuan desa/kelurahan, kunjungan
rumah dll.
7) Meminta bantuan petugas puskesmas setempat untuk
memberikan bimbingan teknis tentang cara-cara membuat jamban
sehat yang sesuai dengan situasi dan kondisi daerah setempat.

g. Memberantas Jentik Nyamuk di Rumah (PSN)


Perilaku memberantas jentik nyamuk dirumah diperlukan karena
masih tingginya angka kesakitan demam berdarah. Rumah bebas
jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik
secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemeriksaan Jentik
Berkala (PJB) merupakan pemeriksaan tempat-tempat
perkembangbiakan nyamuk yang ada didalam rumah seperti bak
mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas dan diluar rumah seperti talang

15
air, alas pot bunga, ketiak daun, lubang pohon pagar bambu, dll yang
dilakukan secara teratur setiap minggu. Upaya yang dapat dilakukan
dalam menciptakan rumah bebas jentik, yaitu :
1) Melakukan Pemberantasan Sarang Nyanuk (PSN) dengan cara
3M plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari
gigitan nyamuk)
2) PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, kepompong
nyamuk penular berbagai penyakit seperti Demam Berdarah
Dengue, cikungunya, malaria, filariasis, di tempat-tempat
perkembangbiakannya.
3) 3M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN,
yaitu :
a. Menguras
b. Menutup
c. Mengubur
d. Plus menghindari gigitan nyamuk, yaitu dengan :
1. Menggunakan kelambu ketika tidur dan memakai obat yang
dapat mencegah gigitan nyamuk
2. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam
kamar
3. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai
4. Memperbaiki saluran dan talang air yang rusak
5. Menaburkan larvasida (abate)
6. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung
air
7. Menanam tumbuhan pengusir nyamuk
Peran kader :
1) Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk
memberikan penyuluhan tentang PSN dan PJB, misalnya melalui
penyuluhan kelompok di posyandu, pertemuan kelompok dasa
wisma, arisan, pengajian, pertemuan desa/kelurahan, kunjungan
rumah dan melalui media cetak (poster, selebaran, spanduk,dll)
2) Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat
setempat menggerakkan masyarakat untuk melakukan PSN dan
PJB

16
3) Melakukan pemeriksaan jentik berkala secara teratur setiap
minggu dan mencatat angka jentik yang ditemukan pada kartu
jentik rumah
4) Mengumpulkan data angka bebas jentik dari setiap rumah tangga
yang ada di wilayah kerja dan melaporkan secara rutin kepada
puskesmas terdekat untuk mendapat tindak lanjut penanganan bila
terjadi masalah/kasus
5) Menginformasikan angka jentik yang ditemukan kepada setiap
rumah tangga

h. Melakukan Aktifitas Fisik Setiap Hari


Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh
yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi
pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas
hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik ini bias
berupa kegiatan sehari-hari (berjalan kaki, berkebun, kerja di taman,
mengepel lantai, mencuci pakaian, naik turun tangga, dll) dan berupa
olahraga (lari ringan, bermain bola, berenang, senam, dll). Aktivitas
fisik ini dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam sehari,
sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh
lainnya. Untuk mendorong anggota keluarga melakukan aktivitas fisik
setiap hari diperlukan peran keluarga dan kader, antara lain :
1) Manfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk
mengingatkan tentang pentingnya melakukan aktivitas fisik
2) Bersama anggota keluarga sering melakukan aktivitas
fisik secara bersama. Misal : jalan pagi bersama, membersihkan
rumah bersama, dll
3) Ada pembagian tugas untuk membersihkan rumah atau
melaksanakan pekerjaan di rumah
4) Kader mendorong lingkungan tempat tinggal untuk
menyediakan fasilitas olahraga dan tempat bermain untuk anak
5) Kader memberikan penyuluhan tentang pentingnya
melakukan aktivitas fisik
i. Makan Sayur dan atau Buah Setiap Hari
Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting karena
mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan
pemeliharaan tubuh serta mengandung serat yang tinggi. Serat adalah

17
makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang sangat berfungsi
untuk memelihara usus. Serat tidak untuk mengenyangkan tetapi dapat
menunda pengosongan lambung sehingga orang menjadi tidak cepat
lapar. Manfaat dari makanan berserat yaitu mencegah diabetes,
melancarkan buang air besar, menurunkan berat badan, membantu
proses pembersihan racun, membuat awet muda, mencegah kanker,
memperindah kulit, rambut dan kuku, membantu mengatasi anemia
dan membantu perkembangan bakteri yang baik dalam usus.
Tabel 3.1 Konsumsi buah per Gram per hari
JENIS UKURAN RT BERAT (gr)
Alpukat buah besar 50
Apel buah besar 75
Belimbing 1 buah besar 125
Melon 1 potong sedang 100
Jambu air 2 buah sedang 100
Jeruk manis 1 buah sedang 100
Kedondong 1 buah besar 100
Mangga buah sedang 50
Nangka 3 biji 50
Nanas 1/6 buah 75
Pepaya 1 potong sedang 100
Rambutan 8 buah 75
Sawo 1 buah sedang 50
Semangka 1 potong besar 150
Jambu biji 1 buah 100
Duku 10 buah 75
Pisang ambon 1 buah 50

Tabel 3.2 Konsumsi sayur per Gram per hari


JENIS BERAT (gr) CARA UKURAN RT
MEMASAK
Bayam 100
Buncis 100
1 piring kecil
Bunga kol 100
Cabe hijau 100
Daun singkong 100 Ditumis Atau
Daun pepaya 100
Atau 1 mangkok
Daun bawang 100
Daun melinjo 100 Direbus kecil
Daun pakis 100 Atau
Jagung muda 100
Jamur segar 100 Dikukus Atau
Kangkung 100 Atau 1 sendok
Labu siam 100
Lobak 100 Lalapan panci
Oyong 100
Pare 100
Atau
Rebung 100

18
Sawi 100 1 sendok
Tauge 100
sayur
Terong 100
Tomat 100
Wortel 100
Kacang panjang 100
Ketimun 100 Atau
4 sendok
bebek

Atau
5 sendok
makan

Dalam mengkonsumsi sayur dan buah perlu diperhatikan tata


cara pengolahannya agar tidak merusak atau mengurangi kandungan
gizinya adalah dengan memakannya dalam keadaan mentah atau
dikukus. Direbus dengan air akan melarutkan beberapa vitamin dan
mineral yang terkandung dalam sayur dan buah tersebut. Pemanasan
tinggi akan menguraikan beberapa vitamin seperti vitamin C. untuk
menanamkan kebiasaan makan sayur dan buah diperlukan peran kader
antara lain :
1) Manfaatkan pekarangan dengan menanam sayur dan buah
2) Menyediakan sayur dan buah setiap hari di rumah dengan
harga terjangkau
3) Memperkenalkan sejak dini kepada anak kebiasaan
makan sayur dan buah pada pagi, siang dan malam
4) Memanfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk
mengingatkan tentang pentingnya makan sayur dan buah
j. Tidak Merokok di Dalam Rumah
Nikotin dalam 1 batang rokok menyebabkan ketagihan dan
merusak jantung dan aliran darah. Tar menyebabkan kerusakan sel
paru-paru dan kanker. CO menyebabkan berkurangnya kemampuan
darah membawa oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati. Perokok
aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan
sekecil apapun walaupun Cuma 1 batang dalam sehari atau orang yang
menghisap rokok Cuma sekedar menghembuskan asap walau tidak
diisap masuk kedalam paru-paru. Sedangkan perokok pasif adalah
orang yang bukan perokok tapi menghirup asap rokok orang lain atau

19
orang yang berada dalam 1 ruangan tertutup dengan orang yang
sedang merokok. Untuk menciptakan Rumah Tanpa Asap Rokok
diperlukan peran keluarga dan kader :
1) Memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku
tidak merokok kepada seluruh anggota keluarga
2) Menggalang kesepakatan keluarga untuk menciptakan
Rumah Tanpa Asap Rokok
3) Menegur anggota rumah tangga yang merokok di dalam
rumah
4) Tidak memberi dukungan kepada orang yang merokok
dalam bentuk apapun, antara lain dengan tidak memberikan uang
untuk membeli rokok, tidak memberi kesempatan siapapun untuk
merokok di dalam rumah, tidak menyediakan asbak
5) Tidak menyuruh anaknya untuk membeli rokok
6) Orang tua bias menjadi panutan dalam perilaku tidak
merokok
7) Melarang anak tidak merokok bukan karena alas an
ekonomi tetapi justru karena alasan kesehatan

3.2 Aplikasi Rapid Survey


3.2.1 Pengertian Rapid Survey
Survey merupakan kegiatan atau usaha pengumpulan informasi
dari sebagian populasi yang dianggap dapat mewakili populasi. Informasi
dari masyarakat dapat diperoleh dengan alat Bantu atau dikenal sebagai
instrumen penelitian baik yang berupa kuesioner maupun peralatan lain
untuk pengukuran misalnya timbangan untuk mengukur berat, meteran
untuk mengukur panjang atau tinggi subjek penelitian. Informasi yang bisa
didapat berupa informasi tentang cakupan atau prevalensi suatu kejadian,
bisa juga informasi mengenai hubungan antar variabel.
Kegiatan survey seringkali memerlukan biaya, waktu dan tenaga
yang besar maupun prosedur yang rumit apabila mencakup pada skala
yang luas. Tentunya tehnik survai tersebut menjadi kurang memadai
apabila harus dilakukan, terutama apabila informasi yang dibutuhkan
adalah bersifat segera. Untuk itu perlu dikembangkan adanya suatu bentuk
metode survai yang sederhana, relatif murah, cepat dan tepat sehingga
informasi yang didapatkan adalah informasi yang cukup akurat.
Bagaimanapun informasi yang cepat tetapi didapatkan hanya berdasarkan

20
laporan kegiatan rutin saja kurang dapat memenuhi kebutuhan informasi
yang dibutuhkan.
World Health Organization (WHO) telah mengembangkan satu
tehnik survey yang cepat dan murah untuk mengevaluasi program
imunisasi. Tehnik survai ini dikenal sebagai metode survai cepat (Rapid
Survey Method) dan ternyata ini juga dapat digunakan untuk evaluasi
program kesehatan lain. Metode survai cepat per tama kal i dikembangkan
pada proyek Expanded Programme on Immunization dari WHO. Metode
ini menerapkan rancangan sampel klaster dua tahap, dengan pemilihan
klaster pada tahap pertama secara probability proportionate to size.
Pemilihan sampel pada tahap kedua, yaitu pemilihan sampel rumah tangga
dilakukan dengan cara acak sederhana (simple random) atau dengan
menerapkan rumah terdekat.
Dalam perkembangannya metode survai cepat telah cukup banyak
digunakan terutama dikalangan penelit i dan prakt isi untuk perencanaan
dan mengevaluasi keberhasilan program. Setelah melalui berbagai uji coba
maka secara garis besar dapat disimpulkan bahwa metode ini layak untuk
diterapkan sebagai metode pengumpulan informasi yang berasal dari
masyarakat (population based information) pada skala tingkat kabupaten.
Ciri khas dari survai cepat adalah:
1) Digunakan untuk mengukur kejadian yang sering terjadi di
masyarakat.
2) Pengambilan sampel secara cluster dua tahap, dimana untuk tiap
kabupaten diambil sebanyak 30 klaster dan masing-masing klaster.
3) Jumlah pertanyaan cukup 20 - 30 pertanyaan saja dan bersifat
sederhana, (Hal ini karena survai ini bersifat cepat).
4) Rancangan sampel, memasukkan data, pengolahan dan analisis
data dilakukan dengan bantuan komputer (Program yang bisa
digunakan adalah Epi Info dan CSurvey).
5) Waktu sejak pelaksanaan sampai pelaporan bisa dilaksanakan
secara singkat.
6) Analisis data, penyajian data dan hasil survai disajikan dengan
memakai tehnik statistik yang sederhana dengan tetap memperhatikan
kaidah statistik yang berlaku.

3.2.2 Prosedur Pelaksanaan Rapid Survey

21
Prosedur untuk pelaksanaan survai cepat (rapid) tidak berbeda
dengan survey pada umumnya. Beberapa langkah yang perlu diperhatikan
adalah:
1) Menentukan masalah dan tujuan survey secara jelas dan ringkas.
Tujuan survey meskipun ringkas tetapi harus bisa dirinci dengan baik
karena hal ini berkaitan dengan variabel atau pertanyaan dalam
kuesioner dan analisis data yang akan dilakukan.
2) Menentukan besar dan metode pengambilan sampel.
3) Mengembangkan instrumen survey.
Instrumen survey yang dibutuhkan relatif sederhana, bisa berupa
kuesioner atau alat pengukur tertentu yang sederhana. Sebaiknya
sebelum pelaksanaan suvey perlu dilakukuan uji coba dulu agar dapat
diketahui kekurangan baik instrumen survai maupun pelaksana di
lapangan.
4) Pengorganisasian dan pelaksanaan survey
Bagian ini cukup penting, termasuk melihat apakah pengumpul data
sudah paham tentang tata cara pemilihan responden di lapangan (lihat
mengenai metode pengambilan sampel) serta menguasai pertanyaan
pada kuesioner.
5) Analisis, interpretasi dan laporan.
Data yang telah ada sebaiknya segera diolah dan dianalisis yang
dilakukan
dengan cara sederhana. Cukup dengan Epi Info dan Csurvey saja
karena program ini dibuat secara sederhana. Tidak dianjurkan untuk
analisis yang rumit misalnya multivariate, karena hal ini akan
mempersulit analisis, waktu
menjadi lama dan diperlukan program komputer yang canggih. Maka
laporan yang dibuat dari survai cepat ini cukup ditampilkan yang
penting-penting saja.

3.2.3 Konsep Populasi dan Sampel


Pengertian populasi dan sampel pada survai cepat ini adalah sama
dengan
survai atau penelitan pada umumnya. Perbedaan terpenting adalah pada
saat penentuan besar sampel dan teknik pengambilan sampel. Untuk
mengingat kembali berikut ini adalah pengertian Populasi dan sampel.

22
Populasi : Yang dimaksud dengan populasi dalam statistika adalah
kumpulan semua elemen dimana suatu generalisasi hendak dilakukan.
Terpenting adalah peneliti mampu mendefinisikan populasi secara cermat
dan lengkap sebelum melakukan penarikan sampel.
Unit sampling : Yaitu kumpulan elemen yang tidak overlapping
dari populasi yang mencakup populasi keseluruhan. Secara ideal, survai
harus mencakup semua
orang yang termasuk dalam populasi, apabila survai dilakukan pada
tingkat kabupaten, hal itu jelas tidak memungkinkan karena memerlukan
waktu, biaya dan tenaga yang banyak.
Hasil yang didapat dari sampel survai memang tidak akan sama
dengan hasil dilakukan survey yang mengambil data dari seluruh populasi.
Perbedaan nilai sampel dengan nilai populasi disebut sebagai samplinq
error. Kesalahan ini selalu terjadi pada survey, namun kesalahan ini dapat
diperkecil dengan cara: memilih sampel yang tidak bias dan sampel yang
cukup besar. Sampel yang memenuhi azas peluang (acak), memastikan
bahwa semua orang yang ada di populasi memiliki kesempatan yang sama
untuk dipilih sebagai sampel.
Agar dapat memilih sampel yang memenuhi azas peluang maka
dibutuhkan kerangka sampel, yaitu daftar semua unit sampling (pada
survai umumnya unit sampling bisa perorangan, rumah tangga atau kepala
keluarga). Pada survey cepat ini sebagai kerangka sampel menggunakan
unit sampling yang lebih tinggi bisa daftar nama desa atau kecamatan.

3.2.4 Metode Sampling pada Rapid Survey


Telah diuraikan bahwa sebagai kerangka sampel pada survai cepat
ini menggunakan unit sampling berupa desa atau kecamatan sebagai dasar
pengambilan cluster. Masing-masing unit sampling yaitu desa atau
kecamatan, data yang dibutuhkan adalah jumlah penduduk atau jumlah
Kepala Keluarga (KK) (bukan daftar nama penduduk atau KK) pada tiap
desa atau kecamatan.
Cara pengambilan sampel yang dilakukan menurut WHO adalah
cara sampel klaster 2 tahap. Pada tahap pertama dipilih sejumlah klaster,
dan pada tahap kedua barulah dipilih subyek survey. Pada survey cepat ini,
pada tahap pertama memilih klaster yang diambil secara random sebagai
sampel adalah 30 klaster, dan selanjutnya pada tahap ke dua, masing-
masing klaster diambil subyek survai bisa berupa perorangan atau KK

23
sebanyak 7 s.d 10 responden. Secara praktis dapat dikatakan bahwa jumlah
sampel sebanyak 30 x 7 s.d 10 responden, (30 klaster / desa. 7 s.d 10 orang
tiap klaster / desa) sudah mencukupi untuk estimasi proporsi kejadian
berkisar 15%-85%, sehingga total sampel yang terkumpul adalah 30 x 7
s.d 10 = 210 s.d 300.
Agar pemilihan sampel dapat secara adil, besar sampel pada tiap
klaster harus sebanding dengan besar relatif klaster tersebut, artinya tiap
klaster / desa yang terpilih jumlah subyek juga berbeda. Hal ini tidak
praktis dan perlu modifikasi agar tiap klaster jumlah subyek yang terpilih
bisa sama. Caranya pemilihan klaster pada tahap pertama menggunakan
cara probabilitas proporsional dengan besar klaster (probability
Proportionate to size/ PPS), yaitu pada desa dengan jumlah penduduk
lebih besar maka kemungkinan untuk menjadi klaster yang terjadi juga
lebih banyak, misalnya desa dengan penduduk kecil kemungkinan hanya
terjadi 1 klaster, sedangkan penduduk yang jumlah banyak bisa menjadi
beberapa klaster sesuai dengan proporsi besar klaster.

3.2.5 Pemilihan Sampel di tingkat Cluster


Setelah klaster terpilih secara acak (cara pengambilan sampel bisa
dilakukan dengan bantuan komputer Csurvey), maka tahap selanjutnya
adalah memilih 7 s.d 10 responden pada tiap klaster. Cara yang telah diuji
cobakan dan sering dilakukan adalah dengan cara sebagai berikut:
1) Di klaster yang terpilih, pengumpul data mendatangi pusat klaster
(dalam hal ini posyandu menjadi pusat klaster)
2) Di tengah klaster tersebut, pewawancara berjalan dengan memilih arah
(yang dipilih secara acak bisa dipilih salah satu, ke kiri, ke kanan, ke
depan atau ke belakang, cara paling mudah adalah dengan lempar koin
untuk memilih arah jalan secara acak). Kemudian pewawancara
berjalan sesuai arah sampai batas klaster.
3) Sambil berjalan, pewawancara menggambar peta mengenai rumah-
rumah yang ada di kiri dan kanan jalan yang dilewati, apabila pada saat
pemetaan, pewawancara melewati persimpangan jalan sebelum
mencapai batas klaster, pewawancara dapat menggunakan koin lagi
untuk menentukan arah, sehingga apabila telah selesai dibuat pemetaan
hasilnya
4) Setelah selesai melakukan pemetaan, maka rumah-rumah tersebut
diberi nomor, kemudian secara acak pewawancara mendatangi rumah

24
pertama untuk dilakukan wawancara. Pengambilan sampel secara acak
ini bisa dengan cara diundi atau menggunakan tabel bilangan acak.
5) Bila rumah pertama yang dipilih secara acak memenuhi syarat sebagai
sampel, artinya dalam rumah tersebut terdapat responden yang sesuai
dengan kriteria sampel, maka wawancara dapat dilakukan, apabila
tidak memenuhi syarat maka pindah ke rumah berikutnya.
6) Rumah berikutnya yang didatangi adalah rumah terdekat dari rumah
sebelumnya, akan tetapi lebih baik bila rumah berikutnya tersebut juga
diambil secara acak. Ada banyak cara untuk menentukan rumah
berikutnya tersebut, misalnya mencari rumah berikutnya diambil
rumah pertama terdekat, cara lain adalah mendatangi rumah berikut
dengan jarak 3 rumah atau jarak 5 rumah yang terdekat dari rumah
yang telah didatangi, cara lain misalnya hasil pemetaan dibagi menjadi
4 titik bagian dan masing-masing titik Materi Rapid bagian diambil 2
responden.
7) Pada satu klaster, pencarian responden akan berakhir apabila sudah
menemukan paling sedikit 7 responden (Sebaiknya tiap klaster, jumlah
responden dibuat sama yaitu minimal 7 responden dan maksirnal 10
responden).

3.2.6 Pengolahan dan Analisis Data


Apabila data sudah terkumpul maka tahap berikutnya adalah
melakukan pengolahan data, dan dapat dilakukan dengan bantuan
komputer, agar hasilnya bisa lebih cepat dan akurat. Proses pengolahan
data mulai memasukkan data, membersihkan, mengkode jawaban harus
dilakukan sesuai kriteria agar tidak ada kesalahan pada saat analisis nanti.
Analisis yang digunakan pada survai cepat ini pada umumnya bersifat
sederhana misalnya menghitung proporsi, mean, simpangan baku maupun
tampilan data berupa tabel atau grafik sederhana.

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis dan Rancang Bangun Penelitian


Penelitian ini menggunakan disain Rapid Survey yaitu suatu teknik
survey yang cepat dan murah untuk mengevaluasi keberhasilan program

25
PHBS tatanan rumah tangga. Rapid Survey dilakukan pada lingkup
kabupaten dengan desa sebagai cluster-nya. Sedangkan jenis studi ini
merupakan studi deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan setiap
variabel yang ada.

4.2 Populasi Penelitian


Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh ibu rumah tangga di
Puskesmas Senduro pada tahun 2013.

4.3 Sampel, Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel Penelitian


4.3.1 Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini yaitu ibu rumah tangga di
Puskesmas Senduro pada tahun 2013 yang terpilih secara acak
menjadi subjek penelitian.
4.3.2 Besar Sampel
Adapun besar sampel pada survey Rumah Tangga Sehat
adalah rapid survey adalah 210 rumah tangga yang didapatkan dari
30 cluster dusun dengan 7 rumah tangga di masing-masing cluster
yang terpilih
4.3.3 Cara Pengambilan Sampel Penelitian
Puskesmas Senduro memiliki 12 desa dan 59 dusun
(Posyandu). Berikut ini adalah perincian cara pengambilan sampel
dalam survey ini :
Rapid Survey dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Senduro
Cluster adalah posyandu
Pengambilan sampel penelitian dilakukan melalui 2 tahap :
1. Tahap 1 : Pemilihan Cluster secara
probability proportionate to size yaitu pengambilan
sampel menggunakan teori probabilitas dengan bantuan
program CSurvey dalam pengacakannya sehingga
didapatlah 30 cluster atau 30 dusun.
2. Tahap 2 : Pemilihan 7 rumah tangga (7
sampel) secara acak atau dengan menerapkan system
rumah terdekat. Caranya : dari pusat cluster (balai desa)
dipilih 1 rumah secara acak, kemudian 6 rumah lainnya
dipilih berdasarkan pintu terdekat dengan jarak 3 rumah
dari rumah sebelumnya.

26
4.4 Lokasi dan Waktu
4.4.1 Lokasi
Survey Rumah Tangga Sehat ini dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Senduro
4.4.2 Waktu
Waktu yang direncanakan untuk survey rumah tangga sehat ini
selama kurang lebih 1 tahun.

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


4.5.1 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Rumah Tangga Sehat
b. 7 Indikator dan definisi operasional PHBS
1) Persalinan
2) ASI Eksklusif
3) Balita ditimbang BB
4) Menggunakan jamban
5) Menggunakan air bersih
6) Rumah Bebas Jentik
7) Cuci Tangan
3 Indikator Gaya Hidup Sehat
1) Tidak merokok di dalam rumah/Tidak merokok
2) Aktifitas fisik
3) Konsumsi sayur dan buah

4.5.2 Definisi Operasional


Terlampir

4.6 Teknik Analisis Data


Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan dan
analisis data dengan tahapan sebagai berikut:
a. Editing, dimaksudkan untuk memeriksa atau meneliti kembali
mengenai kelengkapan jawaban, keterbacan tulisan, konsistensi dan
kesamaan satuan umur dari form atau kuesioner yang telah diisi oleh

27
responden sehingga data sudah cukup baik dan dapat segera diproses
lebih lanjut
b. Entry, memasukkan data ke dalam program komputer
c. Description, karena penelitian ini adalah penelitian deskriptif, maka
nantinya akan dicari frekuensi atau presentase dari masing masing
variable sehingga akhirnya munculah capaian rumah tangga sehat tahun
2013.

BAB V
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Kecamatan Senduro


5.1.1 Keadaan Geografis
Kecamatan Senduro mempunyai luas wilayah 228,67 km 2, dimana
Kecamatan Senduro dengan jarak orbitasi 17 km dengan jarak tempuh 45 menit

28
dari Kantor Camat Senduro dengan pusat Pemerintahan Kabupaten Lumajang
dengan ketinggian 500 - 700 m diatas permukaan air laut (dpl) dengan curah
hujan 4.176 mm pertahun, dengan batas - batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kec. Gucialit dan Kab. Probolinggo
2. Sebelah Timur : Kec. Sumbersuko dan Kec. Sukodono
3. Sebelah Selatan : Kec. Pasrujambe
4. Sebelah Barat : Kab. Malang
Berdasarkan administrasi kewilayahan Kecamatan Senduro terdiri dari
wilayah pedesaan dengan 12 desa antara lain :
Tabel 5.1 Gambaran Umum Kecamatan Senduro
Luas Jumlah
Desa/Kelurah Nama Kepala
No Masa Kerja Desa Penduduk Dusun/RW/RT
an Desa/Kelurahan
(Km2) (jiwa)
28-09-2007 s/d
1 Purworejo Adim Harahap 3,12 4.548 0/0/0
28-09-2013
20-12-2006 s/d
2 Sarikemuning Matsari 5,95 3.201 0/0/0
20-12-2012
15-05-2008 s/d
3 Pandansari Asdin 8,44 4.885 0/0/0
15-05-2014
28-09-2007 s/d
4 Burno Sutondo 40,72 4.700 0/0/0
28-09-2013
28-09-2007 s/d
5 Kandangtepus Subandi 20,02 8.991 0/0/0
28-09-2013
01-05-2007 s/d
6 Kandangan Samsuri 18,88 4.178 0/0/0
01-05-2013
28-09-2007 s/d
7 Bedayu Siswanto 3,17 1.874 0/0/0
28-09-2013
Bedayu 20-12-2006 s/d
8 Yanti Susilo 2,92 1.474 0/0/0
Talang 20-12-2012
Wonocempok 20-12-2006 s/d
9 Kamid 27,39 2.583 0/0/0
oayu 20-12-2012
29-05-2008 s/d
10 Argosari Martiam 56,05 3.350 0/0/0
29-05-2009
20-12-2006 s/d
11 Ranupane Thomas Hadi S 35,79 1.256 0/0/0
20-12-2012
12 Senduro Sulchan 20-12-2006 s/d 6,22 6.707
20-12-2012
5.1.2 Kondisi Demografi

Jumlah penduduk Kecamatan Senduro sebesar 47.747 Jiwa


dengan tingkat pertumbuhan penduduk 1,03 % pertahun, dengan
kepadatan penduduk 215 jiwa / km2

5.1.3 Data Industri


Tabel 5.2 Industri Usaha kecil yangg ada di Kecamatan Senduro
No. Nama Nama Produksi Alamat No. Telp

29
Industri
Kripik Pisang
1 Hariyanto Intisari Bumbu Pecel Senduro 610776
Kripik Tales
Kripik Pisang
Jabat
2 Burno Sari Sale Pisang Burno 610248
Mujiono
Kripik Singkong
Kripik Pisang
3 Enis S Raja Rasa Burno 610518
Kripik Tales

Sumber data : Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang

5.2 Gambaran Umum Puskesmas Senduro

5.2.1 Data Sumber Daya

A. Ketenagaan
Tabel 5.3 Tenaga Kerja Puskesmas Senduro Tahun 2013
Yang
No. Jenis Ketenagaan Kekurangan Status Kepegawaian Ketr.
Ada
1. Dokter Umum 3 - PNS
2. Dokter Gigi 1 - PNS
3. Sarjana Kesh. Masy. 1 - CPNS
4. D3
a. Akper 8 - PNS, CPNS, dan PTT
b. Akbid 15 - PNS, CPNS dan PTT
c. Akademi Gizi 0 - -
d. Lain-lain 0 - -
5. Bidan 3 - PNS
6. Sarjana Keperawatan 0 - -
7. Perawat (SPK) 0 - -
8. Perawat Gigi 1 - PNS
9. Sanitarian 1 - CPNS
10. SPAG 1 - PNS
11. Tenaga Laboratorium 1 - CPNS
12. Pengelola Obat 1 - PNS
13. Lain-lain 1 - -
Jumlah 37 -
Data Sekunder Puskesmas Senduro, Agustus 2013
5.2.2 Sumber Pembiayaan

Tabel 5.4 Sumber Pembiayaan Puskesmas Senduro Tahun 2013


No. Sumber Biaya Jumlah
1 APBD II (Kabupaten)
- DOP Rp. 127.000.614
- Jamkesda
2 APBN
- BOK Rp. 85.000.000
- Jamkesmas
- Jampersal
(Data primer bendahara keuangan Puskesmas Senduro, 2013)

5.2.3 Sarana dan prasarana

30
a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Tabel 5.5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas Senduro Tahun


2013
Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan
No. Kelurahan/ Desa
Pustu Polindes Lain-lain (dr./Bd/BP Swasta)
1. Purworejo 1
2. Sarikemuning 1 1
3. Senduro 4
4. Pandansari 1
5. Burno 1
6. Kandang tepus 1
7. Kandangan 1
8. Bedayu 1
9. Bedayu talang 1
10. Wonocepokoayu 1
11. Argosari 1
12 Ranupani 1
Jumlah 4 7 5
Data Primer Puskesmas Senduro 2013

b. Keadaan Sarana Prasarana

Tabel 5.6 Keadaan Sarana Prasarana Puskesmas Senduro Tahun 2013


Kondisi
No. Jenis sarana/prasarana Jumlah Rusak Rusak Rusak
Baik
ringan sedang berat
I Sarana Kesehatan
Puskesmas Pembantu 4 4
Polindes/ Poskesdes 7 7
Rumah Dinas Dokter 1 1
Rumah Dinas Perawat 1 1
Rumah Dinas Bidan - -
Puskesmas Keliling Roda 4 1 1
Ambulance 1 1
Sepeda Motor 9 7 2

II Sarana Penunjang
Komputer 5 3 2
Mesin Tik 3 1 2
Telepon 2 1 1
Mesin Faximile 1 1
Data Primer Puskesmas Senduro 2013

c. Data Peran Serta Masyarakat


Tabel 5.7 Peran Serta Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Senduro
Tahun 2013
Jumlah Jumlah Kader Dukun Bayi Ketr.
No. Kelurahan/Desa
Posyandu Dilatih Aktif % Dilatih Aktif %

31
1. Purworejo 6 54 54 100 2 2 100
2. Sarikemuning 4 36 36 100 1 1 100
3. Senduro 5 45 45 100 4 4 100
4. Pandansari 5 45 45 100 2 2 100
5. Burno 6 50 50 100 9 9 100
6. Kandang Tepus 9 30 30 100 7 7 100
7. Kandangan 7 35 35 100 3 3 100
8. Bedayu 3 27 27 100 2 2 100
9. Bedayu Talang 4 36 36 100 2 2 100
10 Wonocepokoayu 4 36 36 100 5 5 100
11 Argosari 4 5 5 100 4 4 100
12 Ranupani 2 18 18 100 3 3 100
Jumlah 59 417 417 24 24
Data Primer Puskesmas Senduro 2013

d. Data Sarana Pendidikan dan Pelatihan

Tabel 5.8 Sarana Pendidikan dan Pelatihan di Wilayah Kerja Puskesmas Senduro
Tahun 2013
Jenis Jumlah Jumlah Jumlah Sekolah Kader Guru
Keterangan
Pendidikan sekolah siswa UKS UKHS UKS
TK 33 1338 - - -
SD/MI 29/6 4307/635 35 570/110 35
SMP/ MTS 3/2 1829 5 80/40 3/2
SLTA/ MA 2/0 515 2 40/40 2
Pontren 1 174 1 10 1
TOTAL
Data UPTD Pendidikan Kec. Senduro 2013

5.2.4 Status Kesehatan

a. Data kematian

Tabel 5.9 Data Kematian Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas SenduroTahun 2012

Jumlah Lahir Hidup Jumlah Kematian ibu


720 1
Data Puskesmas Senduro Tahun 2012

b. Pola penyakit (10 penyakit terbanyak)

Pola Penyakit (10 Penyakit Terbanyak) di Wilayah Kerja Puskesmas


Senduro Tahun 2012
- Nasofaringitis Akut / commond cold (J00) : 1520 [15,29 %]
- Gangguan pada otot dan Jarinan Lunak Lainnya (M79) : 1503 [15,12 %]
- Tukak Lambung (K29) : 1428 [14,36 %]
- Hipertensi (I 10) : 1320 [13,28 %]
- Diare Non Spesifik (A09) : 927 [9,3 %]
- Influenza ( : 794 [7,99 %]
- Infeksi kulit dan jarinan di bawah kulit : 706 [7.1 %]
- Asma Bronchiale : 665 [6,69 %]
- Dermatitis Kontak Alergi : 650 [6,33 %]
- Scabies : 428 [4,30 %]

32
( Data Puskesmas Senduro Tahun 2012)

5.3 Pencapaian Rumah Tangga Sehat Kecamatan Senduro Tahun 2013


Distribusi Hasil Survey Rumah Tangga Sehat (RTS) Kecamatan
Senduro Tahun 2013 ditunjukkan pada gambar 5.3 berikut :

Gambar 5.3 Grafik Pencapaian 10 Indikator Rumah Tangga Sehat Kecamatan Senduro Tahun 2013

Dari Gambar 5.3 dapat diketahui bahwa capaian Rumah Tangga


Sehat Kecamatan senduro pada tahun 2013 sebesar 25,24 %. Sehingga
dapat dikatakan bahwa pencapaian Rumah Tangga Sehat (RTS)
Kecamatan Senduro pada tahun 2013 tidak memenuhi target RTS Provinsi
Jawa Timur yaitu sebesar 65%. Indikator yang capaiannya tertinggi yaitu
indikator menggunakan air bersih sebesar 98,10%. Sedangkan indikator
yang capaiannya terendah adalah tidak merokok di dalam ruangan yakni
sebesar 57,62%. Namun indikator ini mengalami kenaikan dibandingkan
tahun sebelumnya (2012) sebesatr 57,62%. Namun indikator ini
mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya (2012) sebesar 10%.
Rumah tangga pada dasarnya adalah wahana atau wadah, dimana
keluarga yang terdiri dari bapak, ibu dan anak-anaknya melaksanakan
kehidupan sehari-hari. Sedangkan rumah tangga sehat yang ber Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya yang memberdayakan
anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melaksanakan PHBS
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko

33
terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Upaya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
merupakan langkah ampuh untuk menangkal penyakit. Program PHBS
dalam rumah tangga adalah upaya pemberdayaan anggota rumah tangga
agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat, serta ikut berperan aktif dalam gerakan gerakan peningkatan
kesehatan masyarakat. Program PHBS dalam rumah tangga ini perlu terus
dipromosikan karena rumah tangga merupakan suatu bagian masyarakat
terkecil di mana perubahan perilaku dapat membawa dampak besar dalam
kehidupan dan tingkat kesehatan anggota keluarga di dalamnya. Rumah
tangga sehat juga merupakan suatu aset dan modal utama pembangunan di
masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya.
Rumah tangga sehat merupakan suatu aset dan modal utama
pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan
dilindungi kesehatannya. Penilaian suatu Rumah tangga Sehat dinilai
melalui 10 alat ukur PHBS yang terdiri dari 7 indikator PHBS dan 3
indikator GHS. Untuk mencapai target rumah tangga sehat, tetap
diperlukan upaya peningkatan promosi dan pemberdayaan masyarakat
dalam meningkatkan kesadaran dan kebiasaan masyarakat untuk ber
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat guna meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
Dalam mengatasi masalah PHBS ini tidak bias dilaksanakan
sendiri dan perlu kerjasama dengan lintas sektor serta lintas program
terkait dengan berbagai bentuk intervensi pemecahan masalah, misalnya :
a. Sosialisasi program-program kesehatan (promosi kesehatan) melalui
berbagai kegiatan antara lain penyuluhan langsung kepada masyarakat,
penyuluhan kelompok, potensial, penyuluhan dengan media cetak
maupun elektronik, serta penyuluhan dengan seni tradisional lainnya
b. Advokasi untuk mencari dukungan politis dari pengambil keputusan di
daerah, baik eksekutif maupun legislative terhadap pelaksanaan
program kesehatan.
c. Intervensi yang melibatkan stakeholder dalam pemecahan masalah
yang ada
d. Pembinaan kelompok potensial & gerakan masyarakat thd program
kesehatan

34
e. Pemberian bantuan stimulan tanpa meninggalkan kemandirian
masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan di daerah masing-
masing.

5.4 Urutan Prioritas Masalah Pencapaian 10 Indikator Rumah Tangga Sehat


Kecamatan Senduro Tahun 2013
Dalam upaya tindak lanjut terhadap hasil survey Rumah Tangga
Sehat, terlebih dahulu perlu diketahui urutan prioritas masalah dari
sepuluh indikator yang telah disurvey agar dapat dilakukan upaya
penanganan (problem solving). Pada tabel 5.4 berikut merupakan urutan
prioritas masalah dari hasil survey Rumah Tangga Sehat Kecamatan
Senduro tahun 2013.
Tabel 5.10 Distribusi Urutan Prioritas Masalah Pencapaian Rumah Tangga
Sehat Kecamatan Senduro tahun 2013
Prioritas Persentase
Indikator
Masalah (%)
1 Tidak merokok di dalam rumah 57.62
2 ASI eksklusif 62.38
3 Memberantas jentik di rumah (PSN) 76,67
4 Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 81,90
5 Konsumsi buah dan sayur setiap hari 85,24
6 Melakukan aktifitas fisik setiap hari 90,95
7 Memiliki/menggunakan jamban sehat 99,33
8 Menimbang bayi dan balita 93,81
9 Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 97.14
10 Menggunakan air bersih 99.52

Berdasarkan tabel 5.10 tersebut diketahui bahwa prioritas pertama


untuk di intervensi adalah indikator Tidak Merokok di Dalam Rumah
dengan persentase sebesar 57,62 %. Sedangkan yang memiliki prioritas
terakhir adalah indikator Menggunakan Air Bersih dengan persentase
sebesar 99,52 %.
5.5 Analisis dan Pembahasan 10 Indikator Rumah Tangga Sehat Kecamatan
Senduro Tahun 2013 berdasarkan Urutan Prioritas Masalah
5.5.1 Indikator Kebiasaan Tidak Merokok di Dalam Rumah
Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang
dihisap akan keluar sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya yang
paling berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Karbon Monoksida (C0).
Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung dan aliran darah, tar
menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker, C0 menyebabkan

35
berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen, sehingga sel-sel
tubuh akan mati.
Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa indikator kebiasaan tidak
merokok di dalam rumah menjadi urutan prioritas masalah pertama dalam
survey Rumah Tangga Sehat Kecamatan Senduro Tahun 2013. Dimana
dari hasil survey didapat presentase indikator Tidak Merokok di Dalam
Rumah sebesar 57,62 % belum memenuhi target Jawa Timur yakni 60%,
dan merupakan perolehan terkecil dari sepuluh indikator Rumah Tangga
Sehat. Meskipun masih belum memenuhi standar 60 %, indikator tidak
merokok di dalam rumah kecamatan Senduro tahun 2013 mengalami
peningkatan dibanding survei rumah tangga sehat tahun 2012 sebesar
47,62 % atau selisih sebesar 10 %. Hal ini menunjukkan kesadaran
masyarakat terkait dengan dampak kesehatan dari perilaku merokok di
dalam rumah masih kurang.
Perokok Aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin
dengan sekecil apapun walaupun itu cuma 1 batang dalam sehari. atau
orang yang menghisap rokok walaupun tidak rutin sekalipun atau hanya
sekedar coba-coba dan cara menghisap rokok cuma sekedar
menghembuskan asap walaupun tidak dihisap masuk ke dalam paru-paru.
Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tapi menghirup asap
rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan tertutup
dengan orang yang sedang merokok. Adapun bahaya perokok aktif dan
perokok pasif adalah:
1. Menyebabkan kerontokan rambut.
2. Gangguan pada mata, seperti katarak
3. Kehilangan pendengaran lebih awal dibandingkan bukan perokok.
4. Menyebabkan penyakit paru-paru kronis
5. Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap
6. Menyebabkan stroke dan serangan jantung
7. Tulang lebih cepat patah
8. Menyebabkan kanker kulit
9. Menyebabkan kemandulan dan impotensi
10. Menyebabkan kanker rahim dan keguguran
Dalam rangka menciptakan Rumah Tanpa Asap Rokok diperlukan
peran keluarga dan kader, antara lain :
1. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku tidak merokok
kepada seluruh anggota keluarga

36
2. Menggalang kesepakatan keluarga untuk menciptakan rumah tanpa
asap rokok
3. Menegur anggota rumah tangga yang merokok di dalam rumah
4. Tidak memberikan dukungan kepada orang yang merokok dalam
bentuk apapun, antara lain dengan tidak memberikan uang untuk
membeli rokok, tidak memberikan kesempatan siapa pun untuk
merokok di dalam rumah, tidak menyediakan asbak
5. Tidak menyuruh anaknya membelikan rokok untuknya
6. Orang tua bisa menjadi panutan dalam perilaku tidak merokok
7. Melarang anak tidak merokok bukan karena alasan ekonomi, tetapi
justru karena alasan kesehatan.

5.5.2 Indikator Bayi diberi ASI Eksklusif


ASI Eksklusif (menyusui dengan ASI saja sampai bayi berumur 6
bulan) merupakan nutrisi bagi bayi berupa air susu ibu tanpa memberikan
makanan tambahan, cairan, ataupun makanan lainnya, hingga berumur 6
bulan. Manfaat ASI Eksklusif adalah memberikan perlindungan yang
diperlukan oleh bayi.Sebaiknya kita ibunya yang mengusahakan produksi
ASI bisa meningkat dan mencukupi si bayi. ASI Eksklusif syaratnya
adalah :
1. Hanya memberi ASI saja sampai 6 bulan
2. Menyusui dimulai 30 menit setelah bayi lahir
3. Tidak memberikan cairan atau makanan lain selain ASI, kepada bayi
yang baru lahir
4. Menyusui sesuai kebutuhan bayi
5. Berikan kolustrum (ASI yang keluar pada hari pertama yang
mempunyai nilai gizi tinggi)
6. Cairan lain yang boleh diberikan hanya vitamin, mineral obat dalam
bentuk drop atau sirup
Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa indikator kebiasaan
ASI Esklusif di Kecamatan Senduro sudah memenuhi target Jawa
Timur sebesar 60%. Dimana dari hasil survey didapat presentase
indikator asi esklusif sebesar 62,38 %. Hal ini dapat dikatakan bahwa
kesadaran masyarakat terkait dengan ASI esklusif di kecamatan
Senduro sudah cukup baik, namun tetap diperlukan peningkatan upaya
promosi melalui berbagai media dan metode promosi kesehatan serta
upaya pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan pencapaian di

37
tahun tahun berikutnya. Adapun peran kader. Adapun peran kader
untuk mendukung keberhasilan pemberian ASI eksklusif yaitu :
1) Mendata jumlah seluruh ibu hamil, ibu menyusui dan bayi baru
lahir yang ada di wilayah kerjanya
2) Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu menyusui di
Posyandu tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif
3) Melakukan kunjungan rumah kepada ibu nifas yang tidak dating ke
Posyandu dan menganjurkan agar rutin memeriksakan kesehatan
bayinya serta mempersiapkan diri untuk memberikan ASI eksklusif

5.5.3 Indikator Memberantas Jentik Nyamuk


Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan
pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
Pemeriksaan dilakukan di tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk
(tempat-tempat penampungan air) yang ada di dalam rumah seperti bak
mandi, vas bunga, tatakan kulkas, dan lainnya dan di luar rumah seperti
talang air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang pohon, pagar bambu, dan
lainnya yang dilakukan secara teratur sekali dalam seminggu.
Adapun yang seharusnya melakukan pemeriksaan jentik berkala
adalah: anggota rumah tangga, kader, juru pemantau jentik (Jumantik),
tenaga pemeriksa jentik lainnya dari unsur masyarakat, sedangkan yang
melakukan supervisi adalah dari puskesmas, dinas kesehatan maupun
pemerintah setempat.
Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa indikator memberantas
jentik nyamuk di Kecamatan Senduro sudah memenuhi target Jawa Timur
sebesar 60%. Dimana dari hasil survey didapat presentase indikator
kebiasaan memberantas jentik nyamuk sebesar 76,67 %. Hal ini dapat
dikatakan bahwa kesadaran masyarakat terkait dengan kebiasaan
memberantas jentik nyamuk di kecamatan Senduro sudah cukup baik,
namun masih perlu ditingkatkan.
Pemberantasan jentik nyamuk dapat dilakukan dengan
memberantas sarang nyamuk (PSN) yakni dengan cara 3 M plus
(Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk). PSN
merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk
penular berbagai penyakit seperti Demam Berdarah Dengue,
Chikungunya, Malaria, Filariasis di tempat-tempat perkembangbiakannya.
3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:

38
1. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti
bak mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum
burung.
2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak
kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan.
3. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang
dibuang sembarangan (bekas botol/gelas aqua, plastik kresek, dan
lainnya).
Plus menghindari gigitan nyamuk: Menggunakan kelambu ketika
tidur, Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya obat
nyamuk, bakar, semprot, oles/diusap ke kulit dan lain-lain, Menghindari
kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar, Mengupayakan
pencahayaan dan ventilasi yang memadai, Memperbaiki saluran dan talang
air yang rusak, Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-
tempat yang sulit dikuras misalnya di talang air atau di daerah sulit air,
Memelihara ikan pemakan jentik di kboam/bak penampungair, misatnya
ikan cupang, ikan nila, dan lainnya, Menanam tumbuhan pengusir nyamuk
misalnya, Zodia, Lavender, Rosemeny, dan lainnya.

5.5.4 Indikator Mencuci Tangan Dengan Air Bersih dan Sabun


Masih berdasarkan data tabel 5.10 diketahui bahwa indikator
mencuci tangan dengan air bersih dan sabun di Kecamatan Senduro sudah
memenuhi target Jawa Timur sebesar 60%. Dimana dari hasil survey
didapat presentase indikator mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
sebesar 81,90%. Hal ini dapat dikatakan bahwa kesadaran masyarakat
terkait dengan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun di kecamatan
Senduro sudah baik, namun masih perlu ditingkatkan.
Tujuan mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun
antara lain:
1. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat
makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa
menimbulkan penyakit.
2. Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena
tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
Sedangkan manfaat mencuci tangan antara lain:

39
1. Membunuh kuman penyakit yang ada ditangan
2. Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri, Typus,
kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Flu
burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
3. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
Langkah langkah mencuci tangan yang benar antara lain:
1. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun.
2. Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung
tangan.
3. Setelah itu keringkan dengan lap bersih.
Peran kader dalam membina perilaku cuci tangan yaitu:
1. Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan
penyuluhan tentang pentingnya perilaku cuci tangan, misalnya
penyuluhan kelompok di posyandu, arisan, pengajian, pertemuan Dasa
Wisma, dan kunjungan rumah.
2. Mengadakan kegiatan gerakan cuci tangan bersama untuk menarik
perhatian masyarakat, misalnya pada peringaan hari besar kesehatan
atau kemerdekaan.

5.5.5 Indikator Konsumsi Buah dan Sayur Setiap Hari


Kita tahu bahwa buah dan sayur baik untuk tubuh kita karena buah
dan sayur mengandung banyak serat yang sangat dibutuhkan dalam proses
metabolisme. Saking sehatnya mengkonsumsi buah dan sayuran sampai
kita dianjurkan mengkonsumsi menu buah dan sayur sebanyak 5 porsi
sehari: buah sebanyak 2 porsi dan sayur 3 porsi. Makan buah dan sayur
sampai 5 porsi sehari adalah cara diet sehat alami.
Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa indikator konsumsi buah
dan sayur di Kecamatan Senduro sudah memenuhi target Jawa Timur
sebesar 60%. Dimana dari hasil survey didapat presentase indikator
konsumsi buah sayur setiap hari sebesar 85,24%. Hal ini dapat dikatakan
bahwa kesadaran masyarakat terkait dengan konsumsi buah dan sayur di
kecamatan Senduro sudah cukup baik, namun perlu ditingkatkan dan
dipertahankan.
Manfaat Mengkonsumsi 5 Porsi Buah dan Sayur.
Terhindar dari berbagai macam penyakit, seperti penyakit
kardiovascular, kanker, diabetes dan gangguan pencernaan.

40
Survei di Amerika menyatakan bahwa resiko terkena penyakit
kardiovascular dapat berkurang bila mengkonsumsi lebih dari 3 porsi
buah dan sayur. Badan Penelitian Penyakit Kanker Dunia juga
memperkirakan resiko terkena semua jenis kanker dapat berkurang
sampai dengan 20% dengan makan sampai 5 porsi atau lebih buah dan
sayur. Studi juga menunjukkan makanan berserat tinggi membantu kita
terhindar dari penyakit diabetes dan kanker usus besar. Lebih lanjut
dikatakan bahwa jenis kanker ini sangat jarang dijumpai di negara-
negara yang diet tradisionalnya terutama terdiri dari makanan serelia,
buah dan sayur.
Kelebihan berat badan menyingkir dengan sendirinya.
Hal ini dikarenakan buah dan sayur mempunyai kandungan kalori yang
cukup rendah. Buah dan sayur adalah makanan bebas lemak, kalaupun
mengandung lemak adalah lemak yang baik untuk kesehatan kita.
Dengan mengkonsumsi lebih banyak sayur dan buah setiap hari terjadi
penurunan asupan kalori yang membuat tubuh membakar lemak dalam
tubuh kita ketika kalori yang kita keluarkan lebih banyak dari kalori
makanan yang masuk.
Berat badan terkontrol.
Kandungan serat yang tinggi dari 5 porsi buah dan sayuran
menyebabkan kita merasa kenyang sehingga kita tidak makan snack
berkalori tinggi dan berat badan kita pun terkontrol.
Buang air besar lancar setiap hari.
Tingginya serat sayur dalam 5 porsi buah dan sayur menyebabkan
proses metabolisme bekerja dengan lancar. Proses buang air besar pun
mudah. Kotoran yang keluar tidak keras dan tubuh kita pun sehat. Kita
terhindar dari penyakit wasir; atau bagi yang telah mempunyai masalah
dengan wasir, dapat terhindar dari kondisi yang lebih parah (membesar
atau berdarah).
Tubuh menjadi lebih segar dan enerjik.
Banyaknya kandungan vitamin dan mineral dalam buah dan sayur
membuat tubuh. kita segar dan enerjik sehingga kita pun terhindar dari
infeksi virus seperti influenza atau serangan bakteri lainnya. Kita juga
tahu bahwa buah sangat diperlukan untuk recovery atau masa
pemulihan setelah menderita sakit. Karena itu, telah menjadi suatu
kebiasaan untuk membawa buah-buahan ketika kita menjenguk sanak-
saudara atau teman yang sakit.

41
5.5.6 Indikator Melakukan Aktifitas Fisik Setiap Hari
Indikator aktifitas fisik adalah anggota keluarga melakukan
aktivitas fisik 30 menit setiap hari. Aktivitas fisik adalah melakukan
pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang
sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.
Jenis- jenis aktifitas fisik antara lain:
Bisa berupa kegiatan sehari-hari, yaitu: berjalan kaki, berkebun,kerja di
taman, mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepellantai, naik turun
tangga, membawa belanjaan.
Bisa berupa olah raga, yaitu: push-up, lari ringan, bermain bola,
berenang, senam, bermain tenis, yoga, fitness, angkat beban/berat.
Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa indikator kebiasaan
Aktifitas fisik setiap hari di Kecamatan Senduro sudah memenuhi target
Jawa Timur sebesar 60%. Dimana dari hasil survey didapat presentase
indikator kebiasaan aktifitas fisik setiap hari sebesar 90,95 %. Hal ini
dapat dikatakan bahwa kesadaran masyarakat terkait dengan kebiasaan
aktifitas fisik di kecamatan Senduro sudah baik.
Adapun peran keluarga dan kader untuk mendorong anggota
keluarga melakukan aktivitas fisik setiap hari antara lain:
Manfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk mengingatkan tentang
pentingnya melakukan aktivitas fisik.
Bersama anggota keluarga sering melakukan aktivitas fisik secara
bersama, misalnya jalan pagi bersama, membersihkan rumah secara
bersama-sama, dll.
Ada pembagian tugas untuk membersihkan rumah ataumelaksanakan
pekerjaan di rumah.
Kader mendorong lingkungan tempat tinggal untukmenyediakan fasilitas
olahraga dan tempat bermain untukanak.
Kader memberikan penyuluhan tentang pentingnya melakukan aktivitas
fisk.

5.5.7 Indikator Menggunakan Jamban Sehat


Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat
duduk dengan leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit

42
penampungan kotoran dan air untuk membersihkanya. Jamban sehat
adalah jamban yang sudah memenuhi syarat-syarat kesehatan. Sedangkan
tujuan kita diharuskan untuk menggunakan jamban sehat antara lain:
1. Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau.
2. Tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya.
3. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi
penular penyakit Diare, Kolera Disentri, Typus, kecacingan, penyakit
saluran pencernaan, penyakit kulit, dan keracunan.
Kecamatan Senduro adalah salah satu kecamatan yang sudah
menjadi kecamatan ODF (Open Defecatin Free) dimana masyarakatnya
sudah tidak ada lagi yang buang air besar di sembarang tempat. Namun
jamban yang digunakan tidaklah seluruhnya sehat. Berdasarkan tabel 5.10
diketahui bahwa indikator menggunakan jamban sehat di Kecamatan
Senduro sudah memenuhi target Jawa Timur sebesar 60%. Dimana dari
hasil survey didapat presentase indikator menggunakan jamban sehat
sebesar 99,33 %. Apabila indikator menggunakan jamban sehat di
kecamatan Senduro tahun 2013 dibandingkan dengan pencapaian tahun
2012 sebesar 98,57 % terdapat peningkatan sebesar 0,76 %. Hal ini dapat
dikatakan bahwa kesadaran masyarakat terkait dengan menggunakan
jamban sehat di kecamatan Senduro sudah baik.
Adapun peran yang dapat dilakukan oleh kader dalam membina
masyarakat untuk memiliki dan menggunakan jamban sehat antara lain:
Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan belum memiliki serta
menggunakan jamban dirumahnnya, melaporkan kepada pemerintah
desa/kelurahan tentang jumlah rumah rumah tangga yang belum memiliki
jamban sehat, bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat
setempat berupaya untuk menggerakan masyarakat untuk memiliki
jamban, mengadakan arisan warga untuk membangun jamban sehat secara
bergilir, menggalang dunia usaha setempat untuk member bantuan dalam
penyediaan jamban sehat, memanfaatkan setiap kesempatan di
desa/kelurahan untuk memberi penyuluhan tentang pentingnya memiliki
dan menggunakan jamban sehat, misalnya melalui penyuluhan kelompok
di posyandu, pertemuan kelompok Dasa Wisma, arisan, pengajian,
pertemuan desa/kelurahan, kumjungan rumah dan lain-lain, meminta
bantuan petugas Puskesmas setempat untuk memberikan bimbingan teknis
tentang cara-cara membuat jamban sehat yang sesuai dengan situasi dan
kodisi daerah setempat.

43
5.5.8 Indikator Menimbang Bayi dan Balita
Berat badan merupakan petunjuk yang baik untuk mengetahui
kedaan gizi dan kesehatan. Perubahan berat badan menunjukan perubahan
konsumsi makanan dan gangguan kesehatan. Menimbang berat badan
mudah, dapat dilaksanakan dimana saja. Mengajak sasaran setiap bulan
datang ke Posyandu. Dalam setiap kunjungan, kader pendamping
hendaknya selalu menghimbau dan mengajak keluarga sasaran agar mau
membawa anaknya ditimbang setiap bulan di Posyandu. Untuk
meyakinkan keluarga sasaran, perlu disampaikan manfaat menimbang
berat badan balita setiap bulan terhadap pertumbuhannya.
Setiap balita harus mempunyai KMS sebagai alat monitoring
pertumbuhan. Oleh karena itu kader pendamping harus mengusahakan
agar seluruh anak balita dari keluarga sasaran yang didampingi dapat
memperoleh KMS, dengan cara mengajukan usulan permintaan KMS
kepada Bidan Poskesdes atau TPG Puskesmas.
Sesuai data tabel 5.10 diketahui bahwa indikator menimbang bayi
dan balita di Kecamatan Senduro sudah memenuhi target Jawa Timur
sebesar 60%. Dimana dari hasil survey didapat presentase indikator
menimbang bayi dan balita sebesar 93,81%. Hal ini dapat dikatakan bahwa
kesadaran masyarakat terkait dengan menimbang bayi dan balita di
kecamatan Senduro sudah cukup baik.

5.5.9 Indikator Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan


Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan non-medis seringkali
dilakukan oleh seseorang yang disebut sebagai dukun beranak, dukun
bersalin atau peraji. Pada dasarnya dukun bersalin diangkat berdasarkan
kepercayaan masyarakat setempat atau merupakan pekerjaan yang sudah
turun temurun dari nenek moyang atau keluarganya dan biasanya sudah
berumur 40 tahun ke atas. Pendidikan dukun umumnya adalah Kejar
Paket A atau tamat SD, bisa baca tulis dengan kapasitas yang rendah,
mereka tidak mendapat ilmu tentang cara pertolongan persalinan secara
teori di bangku kuliah, tetapi mereka hanya berdasarkan pengalaman saja.
Peralatan yang digunakannya hanya seadanya seperti memotong tali pusat
menggunakan bambu, untuk mengikat tali pusat menggunakan tali naken,
dan untuk alasnya menggunakan daun pisang

44
Tak berbeda dengan seorang bidan, dukun beranak melakukan
pemeriksaan kehamilan melalui indri raba (palpasi). Biasanya perempuan
yang mengandung, sejak mengidam sampai melahirkan selalu
berkonsultasi kepada dukun, bedanya dibidan perempuan yang
mengandunglah yang datang ketempat praktek bidan untuk berkonsultasi.
Sedangkan dukun ia sendiri yang berkeliling dari pintu ke pintu memeriksa
ibu yang hamil. Sejak usia kandungan 7 bulan control dilakukan lebih
sering. Dukun menjaga jika ada gangguan, baik fisik maupun non fisik
terhadap ibu dan janinnya. Agar janin lahir normal, dukun biasa
melakukan perubahan posisi janin dalam kandungan dengan cara
pemutaran perut (diurut-urut) disertai doa.
Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa indikator persalinan tenaga
kesehatan di Kecamatan Senduro sudah memenuhi target Jawa Timur
sebesar 60%. Dimana dari hasil survey didapat presentase indikator
persalinan di tenaga kesehatan sebesar 97,14%. Apabila indikator
persalinan di tenaga kesehatan di kecamatan Senduro tahun 2013
dibandingkan dengan pencapaian tahun 2012 sebesar 88,57% terdapat
peningkatan sebesar 8,57 %. Hal ini dapat dikatakan bahwa kesadaran
masyarakat terkait dengan persalinan tenaga kesehatan di kecamatan
Senduro sudah baik, namun perlu ditingkatkan dan dipertahankan.
Mengingat sudah terlaksananya program fasilitasi terpadu lintas sektor di
Puskesmas Senduro tentang persalinan di tenaga kesehatan.
Pertolongan persalinan oleh tenaga non-medis tidak bisa
dihilangkan karena sudah merupakan suatu kepercayaan dan sudah
melekat dalam budaya. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan non-
kesehatan masih diperlukan pada daerah-daerah yang masih minimnya
tenaga kesehatan khususnya bidan. Kemitraan antar bidan dan pemerintah
(puskesmas) dengan tenaga kesehatan non-medis (dukun) sangat
diperlukan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. kerjasama
yang bisa dilakukan seperti misalnya dalam pemberian pelatihan kepada
para tenaga kesehatan non-kesehatan atau keikut sertaan pemerintah sangat
penting untuk menunjang sukesnya pelatihan dengan pemberian bantuan
alat-alat untuk menolong persalinan seperti gunting tali pusat, sehingga
infeksi saat pemotongan tali pusat bisa diturunkan, serta kegiatan fasilitasi
terpadu lintas sektor guna membangun kesepakatan kemitraan bidan dan
dukun.

45
5.5.10 Indikator Menggunakan Air Bersih
Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk
minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-
alat dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya, Agar kita tidak terkena
penyakit atau terhindar sakit.
Syarat-syarat air bersih itu antara lain:
1. Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara lain
(dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba):
2. Air tidak berwarna harus bening/jernih.
3. Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa dan
kotoran lainnya.
4. Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau, dan
tidak pahit harus bebas dari bahan kimia beracun.
5. Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau belerang.
Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa indikator menggunakan air
bersih di Kecamatan Senduro merupakan pencapaian tertinggi dan sudah
memenuhi target Jawa Timur sebesar 60%. Dimana dari hasil survey
didapat presentase indikator menggunakan air bersih sebesar 99,52 %. Hal
ini dapat dikatakan bahwa kesadaran masyarakat terkait dengan
menggunakan air bersih di kecamatan Senduro sudah cukup baik.

5.6 Strata Pencapaian Rumah Tangga Sehat di Kecamatan Senduro Tahun 2013
Untuk memudahkan dalam mengevaluasi program intervensi
PHBS yang telah berjalan di tahun sebelumnya, maka dibutuhkan strata
untuk melihat keberhasilannya. Berikut ini adalah tabel strata dan kategori
capaian rumah tangga sehat.
Dari survey rumah tangga sehat di Kecamatan Senduro tahun 2013
diperoleh strata dan kategori capaian rumah tangga sehat 25,24 %
termasuk strata II (kurang sehat) kategori kuning.
Tabel 5.11 Strata dan kategori rumah tangga sehat sesuai target
tahun 2013
No Tingkat Capaian Strata Keterangan Kategori
Rumah Tangga
Sehat
1 0-18,33% I Tidak sehat Merah
2 18,34-36,36% II Kurang sehat Kuning
3 36,67-54,99% III Cukup sehat Hijau
4 >55,00% IV Sehat Biru

46
BAB VI
KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan
Dari hasil survey dan pembahasan yang telah dilakukan didapatkan
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
a) Kecamatan Senduro belum memenuhi target rumah tangga sehat di
Kabupaten Lumajang Tahun 2013.

47
b) Pencapaian 9 indikator rumah tangga sehat di Kabupaten
Lumajang tahun 2012 sudah mencapai target per inidikator, dan 1
indikator lainnya masih kurang dari target, yaitu indikator tidak
merokok di dalam rumah.
c) Tingkat pencapaian rumah tangga sehat Kecamatan Senduro tahun
2013 berada pada strata kurang sehat dengan kategori warna
kuning (25,24 %).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012. Buku Petunjuk Teknis Pengkajian Perilaku hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) Untuk Puskesmas. Lumajang: Dinas Kesehatan
Kabupaten Lumajang
Pusat Promosi Kesehatan, 2009. Panduan Peningkatan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat di Rumah Tangga. Jakarta: Kementrian Kesehatan
RI

48
Seksi Promosi Kesehatan Bidang Pemberdayaan Masyarakat, 2010. Laporan
Survei Rumah Tangga Sehat. Lumajang: Dinas Kesehatan Kabupaten
Lumajang
Seksi Promosi Kesehatan Bidang Pemberdayaan Masyarakat, 2011. Laporan
Survei Rumah Tangga Sehat. Lumajang: Dinas Kesehatan Kabupaten
Lumajang
Seksi Promosi Kesehatan Bidang Pemberdayaan Masyarakat, 2012. Laporan
Survei Rumah Tangga Sehat. Lumajang: Dinas Kesehatan Kabupaten
Lumajang

LAMPIRAN 1

49
50
LAMPIRAN 2

51
LAMPIRAN 3

52
LAMPIRAN 4

Dokumentasi Kegiatan Survei PHBS Kecamatan Senduro 2013

53
54

Anda mungkin juga menyukai