PENDAHULUAN
Kecimpring adalah makanan kudapan berupa keripik yang angat tipis dan
dibuat dari singkong. Kecimpring merupakan makanan yang cukup digemari
masyarakat khususnya masyarakat di Jawa Barat. Kandungan gizi kecimpring
dianggap kurang seimbang karena bahan utama pembuatannya yaitu singkong,
sehingga nilai gizi yang mendominasi pada kecimpring yaitu karbohidrat. Dengan
dilakukannya fortifikasi daging ikan diharapkan mampu meningkatkan nilai gizi
kecimpring khususnya protein yang terkandung dalam ikan.
Kecimpring merupakan makanan tradisional yang terbuat dari bahan
dasar singkong atau ketan. Dalam pembuatan atau pengolahan kecimpring masih
sangat berkaitan dengan pengolahan yang sangat sederhana, dimana masih
memerlukan proses pengeringan dengan penjemuran di bawah terik matahari
dalam proses pengolahannya. Kecimpring merupakan makanan tradisional yang
kurang begitu digemari oleh masyarakat luas terutama kalangan masyarakat
menengah ke atas mengingat cita rasa dari kecimpring tersendiri yang kurang
begitu lezat bila dibanding dengan produk olahan modern lainnya seperti biskuit,
brownies, cake dan semacamnya. Kecimpring sudah menjadi makanan wajib yang
biasa disajikan sebagai hidangan makanan ringan oleh masyarakat pedesaan
terutama dalam suatu perayaan atau pesta di suatu wilayah tersebut. Sehingga
kecimpring lebih dikenal oleh masyarakat pedesaan dibanding masyarakat
perkotaan. Maka dari itu kecimpring menjadi makanan yang emiliki karakter
tersendiri di suatu lingkungan di pedesaan.
Produk dari kecimpring masih dapat dilakukan suatu pengembangan atau
diversifikasi pengolahan sehingga dapat memiliki nilai tambah. Kecimpring dapat
diberi penambahan bumbu yang dapat meningkatkan mutu serta menambah cita
rasa dari kecimpring menjadi lebih bervariasi. Selain itu penambahan protein dari
ikan dapat memperkaya kandungan nutrisi yang terkandung di dalam kecimpring
terutama dalam kandungan proteinnya. Salah satu ikan yang dapat ditambahkan
dalam kecimpring yakni ikan nila yang merupakan ikan air tawar yang memiliki
kandungan serta komposisi gizi yang cukup baik mengingat ikan nila memiliki
banyak randemen dagingnya.
Ikan nila merupakan salah satu ikan air tawar yang paling banyak
diminati dan tersedia di berbagai daerah di Indonesia. Ikan nila memiliki nilai
ekonomis yang tinggi serta mengandung kandungan protein tinggi. Ikan sebagai
bahan pangan mempunyai nilai gizi yang tinggi dengan kandungan mineral,
protein, vitamin, lemak tak jenuh dan protein yang tersusun atas asam-asam amino
esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tubuh dan kecerdasan manusia.
Maka dari itu kecimpring sangat tepat jika diperkaya oleh kandungan protein yang
terdapat dalam ikan Nila.
TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum pengolahan kecimpring
adalah
1. Untuk mengetahui proses pembuatan kecimpring dengan fortifikasi daging
ikan nila dari takaran jumlah ikan nila yang berbeda
2. Mengetahui tingkat kesukaan kecimpring fortifikasi daging ikan nila
dengan uji organoleptik.
PROSEDUR KERJA
PENGAMATAN
KECIMPRING IKAN
Kelompok :8
Nama Produk : Kecimpring Ikan Nila
Bahan Baku : 400 gram singkong
Perlakuan : 8,5 % daging ikan
Tanggal Pengujian : Kamis, 18 Mei 2017
Kemekaran 2 3 2 2 2 3 2 2 4 2
Peringkat 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3
* Keterangan :
Kemekaran : (1)sangat mekar, (2)mekar, (3)cukup mekar, (4)kurang mekar, (5)tidak mekar.
Peringkat : (1)sangat suka, (2) suka, (3)cukup suka, (4)kurang suka, (5)tidak suka.
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Isnanto, Tofan Bayu. 2012. Pembuatan Opank dengan Penambahan Ikan Teri
(Stolepherus spp) Kaya Protein. Skripsi : Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret : Surakarta.
Ketaren, Kana. Kimia Organik Jilid 2. Ed. 3. Jakarta: Erlangga. Hal. 395
LAMPIRAN
dandang garpu
tampah/nyiru
talenan
A B
C D
E F
H
I J