Anda di halaman 1dari 26

1

BAB I . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ANC merupakan salah satu tahapan penting menuju kehamilan yang sehat.
Dapat dikatakan ANC wajib dilakukan oleh ibu hamil yang sebaiknya dilakukan
sebulan sekali hingga usia 6 bulan, sebulan dua kali pada usia 7 - 8 bulan dan
seminggu sekali ketika usia kandungan menginjak 9 bulan (Jannah, 2012).
Menurut World Health Organizations (WHO) dalam Jannah (2008),
menyatakan bahwa masih tingginya mortalitas dan morbilitas pada ibu hamil dan
bersalin merupakan masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin
berkisar 25 30%, kematian usia subur disebabkan oleh hal yang berkaitan
dengan kehamilan dan persalinan. ANC bertujuan untuk mendeteksi secara dini
terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan selain itu juga dapat
menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin.
Penyebab kematian ibu dan perinatal dapat dicegah dengan ANC yang
dilakukan secara baik dan benar sesuai standarnya. ANC meliputi pengawasan
terhadap kehamilan untuk mendapatkan informasi kesehatan umum ibu,
mendeteksi secara dini penyakit yang menyertai selama kehamilan, mendeteksi
secara dini komplikasi kehamilan dan menetapkan resiko kehamilan (resiko tinggi,
resiko meragukan, resiko rendah) (Manuaba, 2010).
ANC yang dilakukan sesuai dengan standar dapat menurunkan angka
kecatatan dan kematian baik ibu maupun janin. Di desa Pagaruyung kecamatan
Tapung kabupaten Kampar ini terdapat ibu hamil yang berjumlah 12 orang dimana
cakupan ibu hamil yang melakukan ANC belum semuanya terpenuhi. Hal inilah
yang melatarbelakangi dilakukannya pengabdian masyarakat tentang ANC di desa
Pagaruyung kecamatan Tapung kabupaten Kampar.
2

B. Rumusan Masalah
Salah satu penyebab utama permasalahan kesehatan yang terjadi pada ibu
hamil seringkali dikarenakan kurangnya informasi dan pemahaman serta
kesadaran untuk mencapai hidup sehat. ANC dilakukan untuk menyiapkan baik
fisik maupun mental ibu di dalam masa kehamilan dan kelahiran serta menemukan
kelainan dalam kehamilan dalam waktu dini sehingga dapat diobati secepatnya.
Cakupan K1 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang melakukan
kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan, untuk mendapatkan
pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan K4 ibu hamil adalah gambaran besaran
ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta
paling sedikit melakukan empat kali kunjungan. Angka ini dapat dimanfaatkan
untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Berdasarkan hasil
pendataan yang kami lakukan di desa Pagaruyung kecamatan Tapung kabupaten
Kampar masih banyak ibu hamil yang tidak melakukan ANC sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan.
Berdasarkan data tersebut, penulis merasa perlu melakukan penyuluhan dan
pemeriksaan ANC. Untuk itu penulis memilih desa Pagaruyung kecamatan Tapung
kabupaten Kampar sebagai lokasi untuk melaksanakan kegiatan pengabdian
masyarakat ini.

C. Tujuan
1. Umum
Melaksanakan pengabdian masyarakat di desa Pagaruyung kecamatan
Tapung kabupaten Kampar dalam bentuk kegiatan penyuluhan dan
pemeriksaan ANC pada ibu hamil sesuai dengan standar yang telah di
tetapkan.
2. Khusus
Mahasiswa mampu melakukan ANC sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
3

D. Manfaat
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat memberikan manfaat seperti :
1. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang ANC
2. Terlaksananya pemeriksaan ANC sesuai dengan standar
3. Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda
bahaya kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan.
4. Dapat terdeteksi secara dini adanya komplikasi dalam kehamilan
5. Meningkatkan status kesehatan ibu hamil dan keluarga

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Definisi Antenatal Care (ANC)
Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh
bidan atau dokter kepada ibu selama masa kehamilan untuk mengoptimalisasikan
kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan,
nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara
wajar. Juga mengetahui kesehatan umum ibu, menegakan secara dini penyakit
yang menyertai kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan
menetapkan resiko kehamilan (Manuaba, 2010).
Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan
antenatal. Pada setiap kunjungan antenatal (ANC), petugas mengumpulkan dan
menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik
untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah
atau komplikasi (Sulistyawati, 2012).
Kunjungan ibu hamil atau ANC adalah pertemuan antara bidan dengan ibu
hamil dangan kegiatan mempertukarkan informasi ibu dan bidan. Serta observasi
selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum dan kontak sosial untuk mengkaji
kesehatan dan kesejahteraan umumnya (Sulistyawati, 2012).
4

B. Tujuan ANC
Menurut Rukiyah, dkk (2009), tujuan dari asuhan antenatal adalah sebagai
berikut :
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan asosial ibu
dan bayi.
3) Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
termasuk riwayat penyakti secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempesiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
Eksklusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal.
7) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

C. Manfaat ANC
Menurut Manuaba (2010), manfaat ANC adalah untuk memperoleh
gambaran dasar mengenai perubahan fisiologi yang terjadi selama kehamilan dan
berbagai kelainan yang menyertainya, sehingga dapat dipersiapkan langkah-
langkah dalam pertolongan persalinan sesuai dengan masalah yang terjadi. ANC
juga memberikan manfaat bagi ibu dan janin, antara lain :
a. Bagi ibu
1) Mendeteksi secara dini komplikasi yang mempengaruhi kehamilan dan
mengatasinya.
2) Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil
dalam menghadapi persalinan.
3) Meningkatkan kesehatan ibu setelah persalinan dan untuk dapat memberikan
ASI.
5

4) Memberikan konseling dalam memilih metode kontrasepsi.


b. Bagi janin
Manfaat untuk janin adalah memelihara kesehatan ibu sehingga mengurangi
persalinan prematur, BBLR, juga meningkatkan kesehatan bayi sebagai titik
awal kualitas sumber daya manusia.

D. Jadwal Antenatal Care (ANC)


Menurut WHO, antenatal care untuk mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi
terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu
dan memantau keadaan janin. Idealnya bila tiap wanita hamil mau memeriksakan
kehamilannya, bertujuan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin ada
atau akan timbul pada kehamilan tersebut cepat diketahui, dan segera dapat diatasi
sebelum berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan
pemeriksaan antenatal care. Apabila ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan
kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah kehamilannya berjalan dengan baik
atau mengalami keadaan risiko tinggi dan komplikasi obstetri yang dapat
membahayakan kehidupan ibu dan janinnya.
Menurut Rukiyah, dkk (2009), seorang wanita hamil dianjurkan melakukan
pemeriksaan kehamilan paling sedikit 4x kunjungan selam periode antenatal:

1. Satu kali kunjungan selama trimester I (sebelum usia kehamilan 14 minggu).

2. Satu kali kunjungan selama trimester II (usia kehamilan 14 28 minggu).

3. Dua kali selama trimester III (satu kali pada usia kehamilan ke- 36). Kecuali
jika ditemukan faktor resiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain,
pemeriksaan harus lebih sering.
Menurut Manuaba (2010), dengan memperhatikan batasan dan tujuan
pengawasan antenatal, maka jadwal pemeriksaan adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan pertama. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah
diketahui terlambat haid.
6

2. Pemeriksaan ulang : Setiap bulan sampai usia kehamilan 6 sampai 7 bulan,


Setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 8 bulan dan Setiap 1 minggu sejak
usia kehamilan 8 bulan sampai terjadi persalinan.
3. Pemeriksaan khusus bila terjadi keluhan tertentu.
Disarankan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya dengan
jadwal sebagai berikut : sampai dengan kehamilan 28 minggu periksa empat
minggu sekali, kehamilan 28-36 minggu perlu pemeriksaan dua minggu sekali,
kehamilan 36-40 minggu satu minggu sekali. Sebaiknya tiap wanita hamil segera
memeriksakan diri ketika haidnya terlambat sekurang-kurangnya satu bulan.
Pemeriksaan dilakukan tiap 4 minggu sekali sampai usia kehamilan 27 minggu.
Sesudah itu, pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu sekali sampai usia kehamilan
36-40 minggu (Jannah, 2012).

E. Standar Antenatal Care (ANC)


Pelayanan asuhan standar antenatal yang termasuk dalam 10 T menurut
Pemenkes RI (2014), terdiri dari :
1. Timbang Berat Badan / Tinggi Badan
Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 kg sampai 10 kg selama
hamil atau terjadi kenaikan BB antar 0,5 kg / minggu.
2. Ukur Tekanan Darah
Tekanan darah yang normal adalah 110/80 mmHg sampai 140/90 mmhg,
hati hati adanya hipertensi / preeclampsia.
3. Nilai Status gizi
Untuk mengetahui status gizi ibu hamil, haruslah dilakukan beberapa
pengukuran. Bidan / dokter saat pemeriksaan masa kehamilan akan melakukan
pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA).Pengukuran LILA dilakukan pada
wanita usia subur (15-45 tahun) dan ibu hamiluntuk memprediksi adanya
kekurangan energi dan protein yang bersifat kronis atau sudah terjadi dalam
waktu lama.
7

Pengukuran LILA dilakukan dengan melingkarkan pita LILA sepanjang


33 cm, atau meteran kain dengan ketelitian 1 desimal (0,1 cm). Saat dilakukan
pengukuran, ibuhamil pada posisi berdiri dan dilakukan pada titik tengah
antara pangkal bahu dan ujung siku lengan kiri, jika ibu hamil yang
bersangkutan tidak kidal. Sebaliknya jika dia kidal, pengukuran dilakukan pada
lengan kanan. Hal ini dilakukan untuk memperkecil bias yang terjadi, karena
adanya pembesaran otot akibat aktivitas, bukan karena penimbunan lemak.
Demikian juga jika lengan kiri lumpuh, pengukuran dilakukan pada lengan
kanan.
Dengan pengukuran LILA dapat digunakan untuk deteksi dini dan
menapis risiko bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Setelah melalui
penelitian khusus untuk perempuan Indonesia, diperoleh standar LILA sebagai
berikut :
a. Jika LILA kurang dari 23,5 cm, berarti status gizi ibu hamil kurang,
misalnya kemungkinan mengalami KEK (Kurang Energi Kronis) atau
anemia kronis, dan berisiko lebih tinggi melahirkan bayi BBLR.
b. Jika LILA sama atau lebih dari 23,5 cm, berarti status gizi ibuhamil baik,
dan risiko melahirkan bayi BBLR lebih rendah.
4. Ukur Tinggi fundus uteri
Secara sederhana, bidan atau dokter saat melaksanakan ANC pada
seorang ibu hamil untuk menentukan usia kehamilan dilakukan pemeriksaan
abdominal/perut secara seksama. Pemeriksaan dilakukan dengan cara
melakukan palpasi (sentuhan tangan secara langsung di perut ibu hamil) dan
dilakukan pengukuran secara langsung untuk memperkirakan usia kehamilan,
serta bila umur kehamilan bertambah.
Pemeriksaan ini dilakukan pula untuk menentukan posisi, bagian terendah
janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.Pemantauan ini bertujuan untuk
melihat indikator kesejahteraan ibu dan janin selama masa kehamilan.
5. Tentukan presentasi janin denyut jantung janin (DJJ)
8

Pemeriksaan ini dilakukan pula untuk menentukan posisi, bagian terendah


janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu. Pemantauan ini bertujuan untuk
melihat indikator kesejahteraan ibu dan janin selama masa kehamilan.
Dalam melakukan pemeriksaan fisik saat kehamilan, bidan / dokter akan
melakukan suatu pemeriksaan untuk menentukan posisi janin, terutama saat
trimester III atau menjelang waktu prediksi persalinan.
6. Hitung denyut jantung janin (DJJ)
Selain itu, akan dilakukan pula pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ)
sebagai acuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan perkembangan janin,
khususnya denyut jantung janin dalam rahim. Denyut jantung janin normal
permenit adalah sebanyak 120-160 kali. Pemeriksaan denyut jantung janin
harus dilakukan pada ibu hamil, dan denyut jantung janin baru dapat didengar
pada usia kehamilan 16 minggu / 4 bulan. Alat yang sering digunakan dalam
menentukan posisi janin dan denyut jantung janin saat ini adalah USG (Ultra
Sono Grafi) dan Doppler USG ini aman untuk janin dan sang ibu.
7. Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap
Salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk menurunkan angka
kematian bayi atau neonatus yang disebabkan oleh penyakit tetanus, maka
dilakukan kegiatan pemberian imunisasi TT. Manfaat dari imunisasi TT ibu
hamil diantaranya:
a. Melindungi bayi yang baru lahir dari penyakit tetanus neonatorum. Tetanus
neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia
kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat.
b. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.
Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari
program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal (pada ibu
hamil) dan tetanus neonatorum (bayi berusia kurang dari 1 bulan).
9

Pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali, dengan dosis


0,5 cc di injeksikan intramuskuler/subkutan (dalam otot atau dibawah kulit).
Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk
mendapatkan imunisasi TT lengkap. TT1 dapat diberikan sejak di ketahui postif
hamil dimana biasanya di berikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke
sarana kesehatan.Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah
minimal 4 minggu.

8. Pemberian Tablet Fe (zat besi)


Wanita hamil cenderung terkena anemia (kadar Hb darah rendah) pada 3
bulan terakhir masa kehamilannya, karena pada masa itu janin menimbun
cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama
sesudah lahir. Anemia pada kehamilan dapat disebabkan oleh meningkatnya
kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin, kurangnya asupan zat besi pada
makanan yang dikonsumsi ibu hamil, pola makan ibu terganggu akibat mual
selama kehamilan, dan adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi
(Fe) pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.
Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan hambatan pada pertumbuhan
janin baik sel tubuh maupun sel otak, kematian janin, abortus, cacat bawaan,
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), anemia pada bayi yang dilahirkan, lahir
prematur, pendarahan, rentan infeksi. Defisiensi besi bukan satu-satunya
penyebab anemia, tetapi apabila prevalensi anemia tinggi, defisiensi besi
biasanya dianggap sebagai penyebab yang paling dominan. Pertimbangan itu
membuat suplementasi tablet besi folat selama ini dianggap sebagai salah satu
cara yang sangat bermanfaat dalam mengatasi masalah anemia. Anemia dapat
diatasi dengan meminum tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD). Kepada
ibu hamil umumnya diberikan sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut
selama 90 hari selama masa kehamilan. TTD mengandung 200 mg ferrosulfat,
setara dengan 60 miligram besi elemental dan 0.25 mg asam folat.
10

9. Test laboratorium (rutin dan khusus)


Beberapa tes yang dapat dilakukan ibu saat pemeriksaan kehamilan
diantaranya pemeriksaan darah seperti :
a. Pemeriksaan Hemoglobin
Kehamilan merupakan kondisi dimana ibu memiliki resiko yang
berdampak pada kesehatan ibu dan janin, seperti resiko anemia. Anemia
adalah suatu keadaan di mana kadar hemoglobin dalam darah di bawah
normal. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya zat gizi untuk pembentukan
darah, seperti kekurangan zat besi, asam folat ataupun vitamin B12. Anemia
yang paling sering terjadi terutama pada ibu hamil adalah anemia karena
kekurangan zat besi (Fe).Anemia defisiensi besi merupakan salah satu
gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Anemia pada
kehamilan merupakan masalah besar yang berdampak buruk terhadap
kehamilan maupun persalinan baik bagi ibu dan bayinya serta memerlukan
penanganan hati-hati, termasuk pemeriksaan untuk mencari penyebab.
Standar pelayanan kebidanan keenam membahas tentang pengelolaan
anemia pada kehamilan yang bertujuan untuk menemukan anemia pada
kehamilan secara dini dan melakukan tindak lanjut yang memadai untuk
mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung. Selama proses bidan
harus memeriksa kadar Hb pada kunjungan pertama dan minggu ke-28,
memberikan sedikitnya satu tablet zat besi selama 90 hari, penyuluhan
tentang gizi zat besi, memberikan ibu hamil terduga anemia satu tablet zat
besi 2-3 kali perhari rujuk ibu dengan anemia berat, menyarankan ibu untuk
konsumsi tablet zat besi 4-6 bulan postpartum.
Hemoglobin (Hb) adalah komponen sel darah merah yang berfungsi
menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Jika Hb berkurang, jaringan tubuh
kekurangan oksigen. Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses
metabolisme. Menurut Manuaba (2010), haemoglobin adalah molekul
protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen
11

dari paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin


membuat darah berwarna merah.
Zat besi merupakan bahan baku pembuat sel darah merah. Ibu hamil
mempunyai tingkat metabolisme yang tinggi misalnya untuk membuat
jaringan tubuh janin, membentuknya menjadi organ dan juga untuk
memproduksi energi agar ibu hamil bisa tetap beraktifitas normal sehari-
hari. Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk
menetapkan prevalensi anemia. Hb merupakan senyawa pembawa oksigen
pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah
Hb/ dl darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen
pada darah. Kandungan.hemoglobin.yang/rendah/dapat mengindikasikan
anemia.
Pada pemeriksaan dan pengawasan haemoglobin dapat dilakukan
dengan mengunakan metode sachli yang dilakukan minimal 2 kali selama
kehamilan yaitu trimester I (umur kehamilan sebelum 12 seminggu) dan
trimester III (umur kehamilan 28 sampai 36 minggu).
Di antara metode yang paling sering digunakan di laboratorium dan
paling sederhana adalah metode Sahli, dan yang lebih canggih adalah
metode sianmethemoglobin, pemeriksaan Hb elektrik. Pada metode
Sahli, hemoglobin dihidrolisis dengan HCl menjadi
globin ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi
menjadi ferriheme yang segera bereaksi dengan ion CI
membentuk ferrihemechlorid yang juga disebut hematin atau hemin
yangberwarna coklat. Warna yang terbentuk ini dibandingkan
dengan warna standar (hanya dengan mata telanjang). Untuk
memudahkan perbandingan warna standar dibuat konstan, yang diubah
adalah warna hemin yang terbentuk. Perubahan warna hemin dibuat
dengan cara pengenceran sedemikian rupa sehingga warnanya sama
dengan warna standar.
12

Tabel 1
Kelebihan dan Kelemahan Metode Pemeriksaan Hb

Jenis Metode Obyektifitas Keakuratan Kesederhanaan Efisiensi


Sahli Sedang Sedang Tinggi Sedang
Sianmethemoglobin Tinggi Tinggi Rendah Rendah
Electric Tinggi Sedang Sedang Tinggi

Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil


dapat di bagi menjadi 4 kategori yaitu :
1) Hb > 11 gr%Tidak anemia (normal).
2) Hb 9-10 gr% Anemia ringan.
3) Hb 7-8 gr% Anemia sedang.
4) Hb <7 gr% Anemia berat (Manuaba, 2010).
Menurut Jannah (2012), manfaat dilakukan pemeriksaan haemoglobin
pada ibu hamil, yaitu :
1) Mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan.
2) Mencegah terjadinya berat badan lahir rendah.
3) Memenuhi cadangan zat besi kurang.
Kurangnya kadar haemoglobin dalam darah selama kehamilan dapat
menyebabkan :
1) Abortus.
2) Partus imatur/ prematur.
3) Kelainan kongenital.
4) Perdarahan antepartum.
5) Gangguan pertumbuhan janin dalam rahim.
6) Kematian perinatal.
Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu
hamil mengalamihemodilusi (pengenceran) dengan peningkatan volume
30 % sampai 40 % yang puncaknya pada kehamilan trimester kedua. Jumlah
peningkatan sel darah 18 % sampai 30 % dan hemoglobin sekitar 19 %. Bila
hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11 gr % maka dengan
terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemiakehamilan fisiologis, dan
13

Hb ibu akan menjadi 10,5g %. Dalam pemeriksaan Hb secara sahli


kesalahan yang sering terjadi adalah sebagai berikut :
1) Alat/reagen kurang sempurna, yaitu :
a) Volume pipet Hb tidak selalu tepat 20 ul.
b) Warna standard sering sudah pucat.
c) Kadar larutan HCL sering tidak dikontrol.
2) Orang yang melakukan pemeriksaan :
a) Pengambilan darah kurang baik.
b) Penglihatan pemeriksa tidak normal atau sudah lelah.
c) Intensitas sinar/penerangan kurang.
d) Pada waktu waktu membaca hsil dipermukaan terdapat gelembung
udara.
e) Pipet tidak dibilas dengan HCL.
f) Pengenceran tidak baik.
b. Golongan Darah
Golongan darah adalah pengklasifikasian darah berdasarkan kehadiran
atau ketidakhadiran dari substansi antigen yang menempel pada permukaan
sel darah merah. Antigen ini boleh jadi protein, karbohidrat, glikoprotein,
atau glikopids, tergantung pada sistem penggolongan darah dan juga
beberapa antigen ini juga berada pada sel dari berbagai mcam otot (Blood
Typing, Nobleprize). Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu
individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada
permukaan membran sel darah merah. Golongan darah ditentukan oleh
jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah
merah. Golongan darah menurut sistem A-B-O dapat diwariskan dari orang
tua kepada anaknya. Golongan darah manusia dibedakan kedalam empat
golongan yaitu A, B, AB dan O. Penggolongan darah ini disebabkan oleh
macam antigen yang dikandung oleh eritrosit (sel darah merah).
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil ini penting dilakukan
untuk mengetahui golongan darah pada ibu. Pemeriksaan golongan darah
14

pada ibu hamil dilakukan pada awal kehamilan. Pemeriksaan golongan darah
mempunyai berbagai manfaat dan mempersingkat waktu dalam identifikasi.
Golongan darah penting untuk diketahui dalam hal kepentingan transfusi
dan donor yang tepat.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan
antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut :
1) Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan
antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi
terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan
golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan
golongan darah A-negatif atau O-negatif.
2) Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan
sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam
serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya
dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau
O-negatif.
3) Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan
antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A
maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat
menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan
disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-
positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
4) Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan
golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang
dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal.
Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima
darah dari sesama O-negatif.
Menurut sistem ABO, golongan darah manusia dibedakan menjadi
empat, yaitu sebagai berikut :
15

Tabel 2
Golongan Darah Manusia

No. Golongan Darah Keterangan


1. A Apabila di dalam sel darah seseorang
mengandung aglutinogen A dan serumnya
mengandung aglutinin sehingga dapat
dirumuskan (A, ).
2. B Apabila di dalam sel darah seseorang terdapat
aglutinogen B, sedangkan dalam serumnya
terdapat aglutinin sehingga dirumuskan (B, )
3. AB Apabila di dalam sel darah seseorang terdapat
aglutinogen A dan B, sedangkan di dalam
serumnya tidak mengandung aglutinin, sehingga
dapat dirumuskan (AB,)
4. O Apabila di dalam sel darah seseorang tidak
terdapat aglutinogen sedangkan dalam serumnya
mengandung aglutinin dan sehingga dapat
dirumuskan (-, , ).

Cara menentukan golongan darah yaitu :


1) Apabila hanya terjadi aglutinasi pada antisera A maka golongan darah
adalah A.
2) Apabila hanya terjadi aglutinasi pada antiesra B maka golongan darah
adalah B.
3) Apabila terjadi aglutinasi pada kedua antisera A dan B maka golongan
darah adalah AB.
4) Apabila tedak terjadi aglutinasi pada kedua antisera A dan B maka
golongan darah adalah O.

Tabel 3
Cara Menentukan Golongan Darah
16

Golongan Serum
Anti A Anti B Anti AB
Darah
O Tidak Tidak Tidak
Menggumpal Menggumpal Menggumpal
A Menggumpal Tidak Menggumpal
Menggumpal
B Tidak Menggumpal Menggumpal
Menggumpal
AB Menggumpal Menggumpal Menggumpal

c. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan terhadap protein termasuk pemeriksaan rutin.
Kebanyakan cara rutin untuk menyatakan adanya protein dalam urin
berdasarkan kepada timbulnya kekeruhan. Karena padatnya atau kasarnya
kekeruhan itu menjadi satu ukuran untuk jumlah protein yang ada, maka
menggunakan urin yang jernih betul menjadi syarat yang penting terhadap
protein. Jika urine yang akan diperiksa jernih, boleh terus dipakai, dan
apabila kekeruhan tidak dapat dihilangkan maka bisa dilakukukan
penjernihan atau penyaringan pada urine sehingga urin yang digunakan
untuk pemeriksaan adalah urin yang benar-benar jernih. Tujuan
dilakukannya pemeriksaan ini ialah ntuk mengetahui kadar protein dalam
urin dan juga untuk mengetahui apakah pasien mengalami eklamsi.
Cara penilain pemeriksaan protein urine ini berlaku untuk
pemeriksaan dengan asam asetat sebagai berikut :
(-) : Tidak ada kekeruhan
(+) : Kekeruhan ringan tanpa butir-butir (0,01-0,05%)
(++) : Kekeruhan mudah dilihat & nampak butir-butir dalam
kekeruhan tersebut (0,05-0,2%)
(+++) : Urin jelas keruh dan kekeruhan berkeping-keping (0,2-
0,5%)
(++++) : Sangat keruh dan bergumpal/memadat (>0,5%)
17

Glukosa dapat mereduksi kupri dalam reagen benedict dalam larutan


alkalis sehingga terjadi perubahan warna, dengan melihat warna yang terjadi
dapat di perkirakan kadar glukosa dalam urin. Cara membaca hasil
pemeriksaan ini adalah sebagai berikut :
Negatif (-) : warna tetap biru atau sedikit kehijauan
Positif 1(+) : warna hijau kekuningan
Positif 2(++) : warna kuning kehijauan dan keruh
Positif 3(+++) : warna jingga dan keruh
Positif 4(++++) : warna merah dan keruh
d. Pemeriksaan darah lainnya
Pemeriksaan lain yang dapatdilakukan sesuai indikasi seperti
pemeriksaan darah malaria, pemeriksaan tes sifilis, pemeriksaan HIV, dan
BTA.
10) Temu Wicara dan tatalaksana kasus
Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama penanganan
tindakan yang harus dilakukan oleh bidan atau dokter dalam temu wicara,
antara lain :
a. Merujuk ke dokter untuk konsultasi, menolong ibu menentukan pilihan
yang tepat.
b. Melampirkan kartu kesehatan ibu beserta surat rujukan
c. Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil
rujukan
d. Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan
e. Memberikan asuhan Antenatal (selama masa kehamilan)
f. Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan dirumah
g. Menyepakati diantara pengambil keputusan dalam keluarga tentang
rencanaproses kelahiran
h. Persiapan dan biaya persalinan

F. Cakupan Antenatal Care (ANC)


18

Cakupan pelayanan antenatal adalah persentasi ibu hamil yang telah


mendapatkan pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja
yang terdiri dari cakupan K1 dan cakupan K4. Cakupan K1 adalah cakupan ibu
hamil yang pertama kali mendapatkan pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan
di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan K4 adalah cakupan ibu
hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling
sedikit empat kali di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu (Kemenkes RI,
2010).

G. Tanda Bahaya atau Masalah Selama Kehamilan


Berdasarkan Permenkes RI tahun 2014, tanda-tanda penting yang terkait
dengan masalah kehamilan dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil
adalah sebagai berikut :
1. Muntah berlebihan
Rasa mual dan muntah bisa muncul pada kehamilan muda terutama pada
pagi hari namun kondisi ini biasanya hilang setelah kehamilan berumur 3
bulan. Keadaan ini tidak perlu dikhawatirkan, kecuali kalau memang
cukup berat, hingga tidak dapat makan dan berat badan menurun terus.
2. Pusing
Pusing biasa muncul pada kehamilan muda. Apabila pusing sampai
mengganggu aktivitassehari-hari maka perlu diwaspadai.

3. Sakit kepala
Sakit kepala yang hebat yang timbul pada ibu hamil mungkin dapat
membahayakan kesehatan ibu dan janin.
4. Perdarahan
Perdarahan waktu hamil, walaupun hanya sedikit sudah merupakan tanda
bahaya sehingga ibu hamil harus waspada.
5. Sakit perut hebat
19

Sakit perut yang hebat dapat membahayakan kesehatan ibu dan janinnya.
6. Demam
Demam tinggi lebih dari 2 hari atau keluarnya cairan berlebihan dari liang
rahim dan kadang-kadang berbau merupakan salah satu tanda bahaya pada
kehamilan.
7. Batuk lama
Batuk lama lebih dari 2 minggu, perlu ada pemeriksaan lanjut dan dapat
dicurigai ibu hamil menderita TB.
8. Berdebar-debar
Jantung berdebar-debar pada ibu hamil merupakan salah satu masalah
pada kehamilan yang harus diwaspadai.
9. Cepat lelah
Dalam dua atau tiga bulan pertama kehamilan, biasanya timbul rasa lelah,
mengantuk yang berlebihan dan pusing, yang biasanya terjadi pada sore
hari. Kemungkinan ibu menderita kurang darah.
10. Sesak nafas atau sukar bernafas
Pada akhir bulan ke delapan ibu hamil sering merasa sedikit sesak bila
bernafas karena bayi menekan paru-paru ibu. Namun apabila hal ini
terjadi berlebihan maka perlu diwaspadai.
11. Keputihan yang berbau
Keputihan yang berbau merupakan salah satu tanda bahaya pada ibu
hamil.

12. Gerakan janin


Gerakan bayi mulai dirasakan ibu pada kehamilan akhir bulan keempat.
Apabila gerakan janin belum muncul pada usia kehamilan ini, gerakan
yang semakin berkurang atau tidak ada gerakan maka ibu hamil harus
waspada.
13. Perilaku berubah selama hamil, seperti gaduh gelisah, menarik diri, bicara
sendiri, tidak mandi, dsb.
20

Selama kehamilan, ibu bisa mengalami perubahan perilaku. Hal ini


disebabkan karena perubahan hormonal. Pada kondisi yang mengganggu
kesehatan ibu dan janinnya maka akan dikonsulkan ke psikiater.
14. Riwayat kekerasan terhadap perempuan (KtP) selama kehamilan
Informasi mengenai kekerasan terhadap perempuan terutama ibu hamil
seringkali sulit untuk digali. Korban kekerasan tidak selalu mau berterus
terang pada kunjungan pertama, yang mungkin disebabkan oleh rasa takut
atau belum mampu mengemukakan masalahnya kepada orang lain,
termasuk petugas kesehatan. Dalam keadaan ini, petugas kesehatan
diharapkan dapat mengenali korban dan memberikan dukungan agar mau
membuka diri.

H. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kontak Ibu Hamil Dengan Tenaga


Kesehatan
Berdasarkan Depkes RI (2008), kontak ibu hamil diartikan sebagai
kepatuhan dalam pelaksanaan antenatal care dan berikut adalah faktor-faktor yang
mempengaruhinya :
1. Faktor internal
a. Paritas
Ibu yang pernah melahirkan mempunyai pengalaman tentang ANC,
sehingga dari pengalaman yang terdahulu kembali dilakukan untuk
menjaga kesehatan kehamilannya.

b. Usia
Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih di
percaya daripada orang yang belum cukup tinggi kedewasaanya, jika
kematangan usia seseorang cukup tinggi maka pola berfikir seseorang akan
lebih dewasa. Ibu yang mempunyai usia produktif akan lebih berpikir
secara rasional dan matang tentang pentingnya melakukan pemeriksaan
kehamilan.
21

2. Faktor eksternal
a. Pengetahuan
Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya
pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan
kehamilannya pada petugas kesehatan.
b. Sikap
Respon ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi keteraturatan ANC. Adanya sikap lebih
baik tentang ANC ini mencerminkan kepedulian ibu hamil terhadap
kesehatan dirinya dan janin.
c. Ekonomi
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, keluarga
dengan tingkat ekonomi yang rendah tidak mampu untuk menyediakan
dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah yang timbul pada keluarga
dengan tingkat ekonomi rendah, yaitu ibu hamil akan kekurangan energi
dan protein (KEK). Hal ini disebabkan tidak mampunya keluarga untuk
menyediakan kebutuhan energi dan protein yang dibutuhkan ibu selama
kehamilan.
d. Sosial budaya
Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan
mempengaruhi ibu dalam memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga
yang tidak mengijinkan seorang wanita meninggalkan rumah untuk
memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang menghambat
keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya. Perubahan
sosial budaya terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan,
kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah.
Apabila adat ini tidak dilaksanakan akan terjadi kerancuan yang
menimbulkan sanksi tak tertulis oleh masyarakat setempat terhadap pelaku
yang dianggap menyimpang. Tatanan budaya mempengaruhi dalam
keputusan ibu dalam memeriksakan kehamilan pada tenaga kesehatan.
22

e. Geografis
Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan,
ditempat yang terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal
ini karena transportasi yang sulit menjangkau sampai tempat terpencil.
f. Informasi
Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai
pemberitahuan seseorang, biasanya dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah kesadaran
masyarakat terhadap suatu inovasi yang berpengaruh terhadap perilaku,
biasanya melalui media massa . Ibu yang pernah mendapatkan informasi
tentang antenatal care dari tenaga kesehatan, media massa, maupun media
elektronik akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya
melakukan antenatal care, sehingga ibu dapat teratur dalam melakukan
kunjungan antenatal care.
g. Dukungan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia yang berarti sokongan dan
bantuan, disini dukungan dalam penentuan sikap seseorang berarti bantuan
atau sokongan dari orang terdekat untuk melakukan kunjungan ulang.
Dukungan sosial suami yang sangat diharapkan oleh sang istri antara
lain suami mendambakan bayi dalam kandungan istri, suami menunjukkan
kebahagiaan pada kelahiran bayi, memperhatikan kesehatan istri,
mengantar dan memahami istrinya, tidak menyakiti istri, berdoa untuk
keselamatan istri dan suami menunggu ketika istri dalam proses persalinan.
BAB III. MATERI DAN METODE
A. Kerangka Pemecahan Masalah

Ibu hamil mengetahui


Penyuluhan ANC pentingnya
Ibu hamil pemeriksaan ANC
yang tidak
ANC Pemeriksaan ANC
Pemeriksaan ANC dilakukan sesuai standar
23

Kunjungan ANC pada ibu hamil


di desa Pagaruyung kecamatan
Tapung kabupaten Kampar
meningkat

B. Rancangan Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian terhadap penyerapan materi yang telah


disampaikan kepada para peserta penyuluhan. Evaluasi dilaksanakan dalam bentuk
mengulas kembali materi melalui penyuluhan dan sesi tanya jawab.

Adapun indikator pencapaian dari hasil evaluasi yaitu :


1. 72 % ibu hamil yang ada di desa Pagaruyung kecamatan Tapung
kabupaten Kampar menghadiri kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan
ibu hamil yang diseminarkan oleh pemateri dengan baik yang dilihat
dari jumlah peserta yang hadir dan ada tidaknya peserta yang
meniggalkan tempat selama kegiatan berlangsung.
2. 72 % dapat dilakukan pemeriksaan 10 T.
3. Pre test dan post test. Terjadi peningkatan pengetahuan para peserta
sebanyak 65 % yang dapat diketahui melalui sesi tanya jawab yang
diadakan sebelum dan setelah kegiatan penyuluhan dilakukan.

C. Metode Kegiatan

1. Ceramah interaktif, dengan diberikannya penyuluhan dapat meningkatkan


pengetahuan para ibu tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan.

2. Demonstrasi dalam penyuluhan asuhan ANC, dimana para peserta mengikuti


penyuluhan yang diseminarkan mengenai pemeriksaan ibu hamil.
24

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Dalam kegiatan pengabdian yang dilakukan kepada masyarakat ini
dilaksanakan dalam beberapa tahapan yang diawali dengan pengumpulan data ibu
hamil yang ada di desa Pagaruyung kecamatan Tapung kabupaten Kampar yang
berjumlah 11 orang. Setelah di dapatkan data tersebut maka dibuatlah rancangan
untuk melakukan pengabdian masyarakat ANC . Jadwal pengabdian masyarakat
ini akan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 14 September 2017 di Posyandu
Desa Pagaruyung.
Sebelum dilakukan pengabdian masyarakat ini kami melakukan beberapa
persiapan seperti menyiapkan materi, peralatan dan perlengkapan pemeriksaan
ANC termasuk alat dan bahan pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa
golongan darah, Hb, serta glokosa darah dan protein urine pada ibu hamil.
Saat kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan, kami mengawalinya
dengan penyuluhan ANC dan kemudian melakukan pemeriksaan ANC termasuk
pemeriksaan laboratorium. Saat penyuluhan diberikan pre test dan post test. Kami
melakukan pre-test untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan ibu hamil
mengenai ANC. Setelah melakukan pre-test, kami melanjutkan memberikan
materi penyuluhan mengenai ANC. Setelah materi selesai kami melanjutkannya
dengan memberikan post-test. Berikut adalah pemaparan hasil dari kegiatan yang
kami laksanakan :

a) Hasil yang didapat dari kegiatan ini yaitu sebanyak 90,9 % (10 dari 11 orang
ibu hamil) yang ada di desa Pagaruyung kecamatan Tapung kabupaten Kampar
menghadiri kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan ANC yang kami lakukan.
Terlihat bahwa para peserta antusias dengan kegiatan yang dilakukan baik itu
kegiatan penyuluhan maupun pemeriksaannya.
b) Saat kegiatan dilaksanakan sekitar 80% dilakukan pemeriksaan ANC sesuai
dengan 10T pada ibu hamil yang hadir.
25

c) Setelah penyuluhan kami melakukan pre test dan post test dan didapatkan hasil
bahwa terjadi peningkatan pengetahuan sebanyak 80% yang mana data
tersebut kami peroleh dari sesi tanya jawab yang dilakukan setelah
penyuluhan.
d) Saat kegiatan kami melakukan beberapa pemeriksaan laboratorium khusus
pada ibu hamil yang hadir seperti pemeriksaan golongan darah, Hb, glukosa
darah, dan protein urine. Hasil yang kami dapatkan yaitu 60% ibu hamil
mengalami anemia, 100% memiliki kadar glukosa darah yang normal, 100%
protein urinenya negative (-), 40% memiliki golongan darah B + , 30% memiliki
golongan darah A+ , dan 20% memiliki golongan darah O + .

B. Pembahasan
Kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan ANC yang dilaksanakan di Posyandu
Dharma Bakti desa Pagaruyung kecamatan tapung kabupaten Kampar berjalan
dengan baik dan sesuai rencana. Hal ini terbukti dengan antusiasme para peserta
saat mengikuti jalannya kegiatan. Ibu hamil yang hadir benar-benar
memperhatikan saat tenaga kesehatan memberikan materi penyuluhan. Hasil pre-
test menyatakan bahwa pengetahuan ibu hamil sebelum diberikannya penyuluhan
tentang ANC masih rendah. Tetapi, setelah diberikan penyuluhan mengenai ANC
pengetahuan para ibu hamil meningkat yang terbukti bahwa hasil post-test lebih
tinggi dari hasil pre-test.

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

SAP
26

BERITA ACARA

TIM PENYULUHAN

DAFTAR HADIR (ABSEN)

DENAH

KWITANSI (RINCIAN DANA)

Anda mungkin juga menyukai