Anda di halaman 1dari 184

Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017

Penasehat
Dr. Zulkifli Rangkuti, SE., M.Si.
Dr. Jus Usman Sumanegara, MM.
Dr. Abshor Marantika, MM.
Dr. Zaharuddin, SE, MM.
Ketua Dewan Redaksi : Dra. Nurwulan Kusuma Devi, MM.
Wakil Ketua Dewan Redaksi : Ir. Nyayu Siti Rahmaliya, MM
Drs. Rokhmad Slamet, MM.
Staf Ahli
Dr. Zulkifli Amsyah, MLS. Suherman Sapri, MM.
Dr. Hj. Farida Hanum Lubis, M.Pd. Dr. Ir. Achmad Nasir, M.Si.
Dr. Sugito Effendi, M.Si. Dr. H. Syarif Hidayat.
Dr. Kusnadi, MM.
Editor
Dr. Enjang Sudarman, M.Si. Hj. Sri Wahyuningsih, SE, MM.
Dr. Dwi Suryanto, SE, M.Sc. Ir. Djodi Achmad Hussain, MM.
Dr. H. Syarif Hidayat, M.Pd.
Penyunting Pelaksana
Dr. H. Zaharuddin, SE, MM. Ir. Hj. Nyayu Siti Rahmaliya, MM.
Drs. Rokhmad Slamet, MM. Putri Sarirati, SE,. MM.
Dr. Ir. Aswin Naldi Sahim, MM. Kunto Atmojo, SE., MM.
Hadi Mulyo Wibowo, SH, MM.
Mitra Bestari
Dr. Boyke Setiawan, MM.Agr. (Univ.Winaya Mukti) Dr. Eny Ariyanto (UMB)
Dr. Herniati (Pertanian) Dr. Sugito Efendi, M.Si (UNAS)
Dr. Etty Riani, MS. (IPB) Dr. M. Riduan, SE, MM. (UMJ)
Dr. Slamet Sutanto, MM (UNJ) Zaenuri, SE, MM. (PT.GIB)
Drs. Purwanto, MM. (Angkasa Pura) Hariz Fauzan (LAN)
Rudi Hotman Suryadi S.Si., MM.(Telkom) Ahmad Masyukuri, MM (Perpustkaan)
Sekretariat Editing : Kunto Atmojo, SE, MM.
Putri Sarirati, SE,. MM.
Sekretariat Administrasi/
Layout & Design : Budi Purnomo, SE.
Alamat Redaksi :
Program Magister Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI Jakarta
Jl. Tanjung Barat No.11 Jakarta Selatan 12530 Telp. (021) 781 7823, 781 5142
Fax. (021) 781 5144 E-mail : stieimmi@cbn.net.id
Jl. Ir. H Juanda Pisangan, Ciputat Timur (021) 741 8667

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 179


Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017

DARI REDAKSI
Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa, Jurnal Equilibrium Volume 01, Nomor 1, bulan Agustus 2017 dapat
menjumpai pembaca sesuai waktu yang direncanakan.
Dalam edisi perdana ini, redaksi Jurnal Equlibrium menyajikan beberapa topik antara lain:
1. Kajian Tentang Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah terhadap Kinerja Guru di
Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Cibuaya Kabupaten Karawang
2. Korelasi service quality dan brand image terhadap brand equity
3. Potensi Tandan Kosong Sawit untuk Memproduksi Kompos
4. Maximum economic yield Perikanan Tangkap (Studi Manajemen Perikanan Tangkap di WPPNRI
711)
5. Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan di Konsorsium Asuransi Astindo
6. Pengaruh gaya Kepemimpinan store manager terhadap Kinerja Karyawan PT. Sushi Tei Indonesia
Khususnya Outlet Gandari City Jakarta
7. Efektivitas surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: se.8/pslb3/ps/plb.0/5/
2016 Tentang Pengurangan Sampah Plastik Ditinjau dari Faktor Ekonomi (Observasi Pada Mini Market
di Kota Depok)
8. Pengaruh Pola Pemberian Pakan terhadap Konsumsi Pakan, Kecernaan NDF dan ADF, Produksi
dan Komposisi Susu Pada Sapi Perah Laktasi.
9. Pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap Kinerja Wali Kelas Madrasah Aliyah Al-Zaytun Kecamatan
Gantar Kabupaten Indramayu
10. Hubungan Kepemimpin Terhadap Motivasi dan Kinerja Pegawai Pada CV. Graha Agri Indonesia Bogor
11. Analisis Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi terhadap Kinerja Guru Pada SMK
Arrahman Depok
12. Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menyusun Kelengkapan Mengajar Melalui in-house training
Pada SD Negeri 2 Cicurug Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi
13. Keputusan Investasi Jangka Panjang : Capital budgeting
14. Pengaruh Kinerja Karyawan terhadap Kulitas Layanan Akademik di Sekolah Tinggi Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Panca Sakti
15. Upaya Manajemen dalam Mencegah dan Mengatasi Terjadinya Perselisihan Hubungan Industrial
16. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja
17. Rendahnya Penyerapan Tenaga Kerja Di Indonesia Sebuah Tinjauan Perspektif Hubungan Industrial
18. Pengaruh Globalisasi terhadap Eksistensi Kebudayaan Daerah
19 Determinan Price to Book Value terhadap Industri Perbankan
20 Spirit of Entrepreneurship Sebagai Alternatif Peluang Meraih Sukses
21. Pengaruh Inflasi, Kurs Dollar, Suku Bunga Bank Indonesia dan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi terhadap
Dana Pihak Ketiga Pada Bank Mandiri (Periode 2005 2015)
Redaksi mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang terjalin dengan penulis, dan dengan pembaca
yang menggunakan jurnal Equlibrium sebagai salah satu referensi. Besar harapan kami Jurnal ini turut
memberikan kontribusi dalam pengembangan bisnis dan manajemen. Kami sangat terbuka menerima kritik
dan saran guna penyempurnaan Jurnal kita pada edisi mendatang.
Terima kasih

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 181


Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017

DAFTAR ISI

KAJIAN TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA


SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN
CIBUAYA KABUPATEN KARAWANG
Oleh : Enjang Sudarman .................................................................................................... ...... 1
KORELASI SERVICE QUALITY DAN BRAND IMAGE TERHADAP
BRAND EQUITY
Oleh : Aspizain Caniago ............................................................................................................. 11
POTENSI TANDAN KOSONG SAWIT UNTUK MEMPRODUKSI KOMPOS
Oleh : Munawir............................................................................................................................ 21
MAXIMUM ECONOMIC YIELD PERIKANAN TANGKAP
(Studi Manajemen Perikanan Tangkap di WPPNRI 711)
Oleh : Djamarel Hermanto ........................................................................................................ 27
PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI KONSORSIUM
ASURANSI ASTINDO
Oleh : Sumarsid .................................................................................................... .................. 35
PENGARUH GAYA KEPEMI MPINAN S TO RE MANAG ER TERHADAP KI NERJA
KARYAWAN PT. SUSHI TEI INDONESIA KHUSUSNYA OUTLET GANDARI CITY
JAKARTA
Oleh : Indri Astuti ................................................................................................................... 41
EFEKTIVITAS SURAT EDARAN KEMENTERI AN LINGKUNGAN HI DUP DAN
KEHUTANAN NOMOR: SE.8/PSLB3/PS/PLB.0/5/2016 TENTANG PENGURANGAN
SAMPAH PLASTIK DITINJAU DARI FAKTOR EKONOMI
(Observasi pada minimarket di kota Depok)
Oleh : Fajar Kurniadi dan Fadilah Hisyam .................................................................................. 51
PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KO NSUMSI PAKAN,
KECERNAAN NDF DAN ADF, PRODUKSI DAN KOMPOSISI SUSU
PADA SAPI PERAH LAKTASI.
Oleh : Djodi Achmad Hussain Suparto dan Achmad Marsudi ...................................................... 57
PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA WALI KELAS
MADRASAH ALI YAH AL-ZAYTUN KECAMATAN GANTAR KABUPATEN
INDRAMAYU
Oleh : Arif Yosodiputro ............................................................................................................ 67
HUBUNGAN KEPEMIMPIN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA PEGAWAI PADA
CV. GRAHA AGRI INDONESIA BOGOR
Oleh : Muhammad Anno Zuhrias .............................................................................................. 75
ANALISIS HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MO TIVASI
TERHADAP KINERJA GURU
PADA SMK ARRAHMAN DEPOK
Oleh : Widodo ......................................................................................................................... 83

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 183


Volume 01 Nomor 1,10
Volume Agustus
Nomor2017
2, November 2016

PENI NGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN KELENGKAPAN


MENGAJAR MELALUI I N- HO US E TRAI NI NG PADA SD NEGERI 2 CI CURUG
KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI
Oleh : Asep Sapyudin .................................................................................................... .......... 91
KEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANG : CAPITAL BUDGETING
Oleh : Lisnatiawati Saragih .................................................................................................... .. 101
PENGARUH KINERJA KARYAWAN TERHADAP KULITAS LAYANAN AKADEMIK
DI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PANCA SAKTI
Oleh : Hendra Lesmana ........................................................................................................... 109
UPAYA MANAJEMEN DALAM MENCEGAH DAN MENGATASI TERJADI NYA
PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
Oleh : Nyayu Siti Rachmaliya ................................................................................................... 117
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA
Oleh : R. Sulistiawan .................................................................................................... ...... 125
RENDAHNYA PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA SEBUAH TINJAUAN
PERSPEKTIF HUBUNGAN INDUSTRIAL
Oleh : Nurwulan Kusuma Devi, MM. ........................................................................................ 133
PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAH
Oleh : Sa'roni ........................................................................................................................... 141
DETERMINAN PRICE TO BOOK VALUETERHADAP INDUSTRI PERBANKAN
Oleh : Fangky A. Sorongan ....................................................................................................... 155
SPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP SEBAGAI ALTERNATIF PELUANG MERAIH SUKSES
Oleh : Erna Wahyuningsih ........................................................................................................ 161
PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR, SUKU BUNGA BANK I NDONESIA DAN
TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA
BANK MANDIRI (Periode 2005 2015)
Oleh : Widiastuti Murtiningrum ................................................................................................. 169

184 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


KAJIAN TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA
SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KINERJA
GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN
CIBUAYA KABUPATEN KARAWANG
Oleh : Enjang Sudarman*
ABSTRACT
Research Title: Study on Behavior Leadership Principal and School Cultural Against Teacher Performance in
Cibuaya Public Elementary Schools of District Karawang regency. The purpose of this study: (1) To know the effect
the behavior of school leadership on the Teachers Performance in Cibuaya State Primary School of District Karawang
regency. (2) To know the effect of school culture on the Teachers Performance in Cibuaya State Primary School of
the District Karawang Regency. (3) To know the effect of behavior of school leadership and school cu lture
simultaneously on the Teachers Performance o in Cibuaya State Primary School of the District Karawang Regency.
Using descriptive survey research methods with teachers as much as 52 the population used as samples. The
results were obtained: (1) There is a significant effect between Principal Leadership variables (X1) to teacher
performance variable (Y). This is evidenced by the results of hypothesis test obtained value t <t table (5.581> 2.004).
partially there is significant effect between the leadership of the principal to teacher performance. (2) There is a
significant effect between the variables of school culture (X2) on teacher performance variable (Y). This is evidenced
by the results of hypothesis test obtained value t < t table (2.50 <2.004) partially no significant effect between school
culture with teacher performance. (3) There is a significant effect between school leadership and school culture with
the same on teacher performance. This is evidenced by ANOVA test obtained F count 23.056 Values greater than
2,004 F table. Donations influence of independent variables (school leadership and school culture) to the dependent
variable (performance of teachers) amounted to 45.6%. Or variations of the independent variables used in the model
(school leadership and school culture) able to explain 45.6% of the variation of the dependent variable (performance
of teachers). While the remaining 54.4% influenced or explained by other variables not included in this research
model.
Keywords: Behavior school leadership, school culture, teacher performance

PENDAHULUAN pengembangan staf dan pembelajaran siswa. Setiap


Kepala sekolah merupakan seorang pejabat yang sekolah mempunyai ekspektasi mengenai apa yang
profesional dalam organisasi sekolah yang bertugas dapat didiskusikan pada rapat, teknik apa yang
mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama dilakukan untuk teknik mengajar, bagaimana
dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk keinginan staf untuk berubah dan pentingnya
mencapai tujuan pendidikan. Dengan perilaku pengembangan staf.
kepemimpinan kepala sekolah pengembangan Menurut Kowalsky (2010) kepala sekolah dan
profesionalisme guru dan kinerja guru dapat supr ivisor seharusnya memahami bagaimana
ditingkatkan. memperbaiki budaya sekolah. Dengan kebijakannya
Jika kepemimpinan seorang kepla sekolah dapat kepala sekolah akan lebih mudah membentuk nilai,
diikuti dan d iterima oleh bawahan nya maka keyakinan, dan sikap yang diperlukan untuk
diharapkan kinerja dapat ditingkatkan secara lebih lingkungan pembelajaran. Olehkarena itu penelitian
baik . Bu daya sek olah d ap at mempengar uh i tentang peran kepala sekolah terhadap pembangunan
pemikiran, perasan dan tindakan warga sekolah. budaya sekolah penting dilakukan. Hal ini untuk
Budaya adalah kunci kesusksesan memproosikan mendukung administrasi pendidikan yang ada agar

* Dosen Program Studi Pascasarjana Magister Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 1


KAJIAN TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP
KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN CIBUAYA KABUPATEN KARAWANG
Oleh : Enjang Sudarman

tidak menjadi mekanis dan berjalan tanpa budaya admin istr asi yaitu sebagai: Per en canaan ,
yang humanis. Pengorganisasian, Penggerakkan dan Pengawasan.
Kegiatan kepemimpinan kepala sekolah biasanya Disamping sebagai pengelola satuan pendidikan,
mencakup dalam lingkup manajemen pendidikan. kepala sek olah sek aligu s sebagai p emimp in
Komponen manajemen pendidikan meliputi 5-M, yakni pendidikan mempunyai peranan melaksanakan
: Sumber daya manusia (man), finansial (money), peranan kepemimpinannya baik peranan yang
substansi (material), metode (method) dan fasilitas berhubungan dengan pencapaian tujuan maupun
(machine). Kepala sekolah sebagai sumber daya penciptaan iklim sekolah yang kondusif bagi tercipta
manusia yang profesional harus mampu mengelola dan terlaksananya proses belajar mengajar dengan
sekolah sesuai dengan fungsi sekolah sebagai baik sehingga guru-guru dan murid dapat mengajar
wawasan wiyata mandala. dan belajar dengan baik.
Permasalahan dalam kepemimpinan kepala Wahjosumidjo (1999) kepala sekolah sebagai
sekolah, dan budaya sekolah akan mempengaruhi Educator harus memiliki strategi yang tepat untuk
kinerja guru akibat dari terciptanya suasana bekerja, meningkatkan kinerja mengajar guru di sekolahnya.
nilai, aturan belajar, berkomunikasi, dan bergaul dalam Mencip takan ik lim seko lahyan g ko nd usif ,
organisasi pendidikan . Dengan terciptanya budaya member ikan nasehat kep ada warga sekolah,
yang kondusif, maka guru akan merasa nyaman dalam memberikan dorongan kepada seluruh tenaga
bekerja dan terpacu untuk bekerja lebih baik. Hal k ep en didikan, ser ta melak sanakan mo del
tersebut mencerminkan bahwa suasana sekolah yang pembelajaran yang menarik seperti team teaching,
ko nd usif san gat mend uk un g peningkatan moving class dan mengadakan program akselarasi
profesionalisme guru. (acceleration) bagi peserta didik yang cerdas diatas
Terdapat dua dimensi perilaku kepemimpinan normal.
yan g memp en garu hi k in er ja yaitu p er ilak u WahjoSumidjo (1999:122) strategi yang digunakan
mengutamakan tugas dan perilaku mengutamakan untuk meningkatkan sedikitnya empat macam nilai,
hubungan kerjasama . Perilaku mengutamakan tugas, yakni, (a) Pembinaan mental, yaitu membina para
kepala sek olah akan melaksan ak an f un gsi tenaga kependidikan tentang hal yang berkaitan
manajemen yaitu planning, organizing, actuating, dan dengan sikap batin dan watak. (b) Pembinaan moral,
controlling. Dan apabila diterapkan perilaku yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal
hubungan kepala sekolah mempunyai hubungan kerja yang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai
yang sifatnya pribadi dan ditandai dengan adanya suatu perbuatan sikap dan kewajiban sesuai dengan
saling mempercayai, menghargai ide-ide bawahan tugas masing-masing tenaga kependidikan. (c)
serta tenggang rasa terhadap peranan bawahannya. Pembinaan fisik, yaitu membina para tenaga
Permasalahan dilapangan adalah kemampuan kepala kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
sekolah yang belum optimal dalam menerapkan ko nd isi jasman i atau badan, k eseh atan d an
perilaku kepemimpinan dalam memimpin sekolahnya. penampilan mereka secara lahiriah. (d) Pembinaan
artistic, yaitu membina tenaga kependidikan tentang
Kajian Teori hal-hal yang berkaitan dengan kepekaan manusia
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap seni dan keindahan Sebagai educator,
Sondang P.Siagian (2005:12) : Kepemimpinan k ep ala seko lah haru s senantiasa b er up aya
adalah keterampilan dan kemampuan seseorang untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan
mengarahkan dan menggerakkan perilaku orang lain, oleh para guru.
baik yang kedudukannya lebih tinggi maupun lebih Dalam hal ini, faktor pengalaman akan sangat
rendah daripadanya dalam berfikir dan bertindak, agar mempenagruhi profesonalisme kepala sekolah
sikap dan perilaku yang semula mungkin individualistik teru tama d alam men du ku ng ter bentuk nya
dan egosentrik berubah menjadi perilaku sesuai tujuan p emah aman ten aga kepend id ik an ter hadap
organisasi. pelaksanaan tugasnya. Upaya-upaya yang dapat
Wahjosumidjo (1999) Kepala Sekolah sebagai dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan
pemimpin pendidikan di sekolah. mempunyai tugas kinerjanya sebagai educator khususnya dalam
intern dan tugas ekstern. Sedangkan dilihat dari proses peningkatan kinerja tenaga kependidikan dan prestasi
administrasi, kepala sekolah mempunyai fungsi belajar peserta didik dapat dideskripsikan sebagai

2 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


KAJIAN TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP
KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN CIBUAYA KABUPATEN KARAWANG
Oleh : Enjang Sudarman

berikut : Pertama, mengikut sertakan guru-guru dalam mengelola administrasi sarana dan prasarana,
penataran-penataran, untuk menambah wawasan mengelola administrasi kearsipan dan mengelola
para guru. Kepala sekolah juga harus memberikan administrasi keuangan, kegiatan tersebut perlu
kesempatan kepada guru-guru untuk meningkatkan dilakukan secara efektif dan efisien agar dapat
pengetahuan dan ketrampilannya dengan belajar ke menunjang produktifitas sekolah.
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kedua, kepala Wahjosumidjo (1999) Kepala Sekolah sebagai
sekolah harus berusahamenggerakkan tim evaluasi Supervisor yaitu mensupervisi pekerjaan yang
hasil belajar peserta didik untuk lebih giat belajar, dilakukan oleh tenaga kependidikan. Kepala sekolah
kemudian hasilnya diumumkan secara terbuka dan harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan
diperlihatkan di papan pengumuman. Hal ini pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga
bermanfaat untuk memotivasi para peserta didik agar kependidikan. Wahjosumijo (1999:110) kepala
lebih giat belajar dan meningkatkan prestasinya. sekolah sebagai leader bertugas memberikan arahan
Ketiga, menggunakan waktu belajar secara efektif kepada guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam
di sekolah, dengan cara mendorong para guru untuk melaksanakan tugas. Kepala sekolah sebagai leader
memulai dan mengakhiri pembelajaran sesuai waktu harus memiliki karakter khusus yang mencakup
yang telah ditentukan serta memanfaatkannya secara kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan
efektif dan efisien untuk kepentingan pembelajaran. pengetahuan p rofesion al secar a pengetahuan
Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri administrasi dan pengawasan.
Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0298/U/1996, Kepala Sekolah sebagai Inovator Dalam rangka
merupakan landasan penilaian kinerja kepala sekolah. melakukan peran dan fungsinya sebagai inovator,
Kepala sekolah sebagai educator harus memiliki kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat
kemampuan untuk membimbing guru, membimbing mencari gagasan baru, mengitegrasikan setiap
tenaga kependidikan non guru, membimbing peserta kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga
didik, mengembangkan tenaga kependidikan, kependidikan di sekolah dan mengembangkan model-
mengikuti perkembangan iptek dan memberi contoh model pembelajaran yang inovatif. Kepala sekolah
mengajar. sebagai inovator harus mampu mencari, menemukan
Wahjosumidjo (1999) Kepala sekolah sebagai dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah.
Manajer Manajemen pada hakekatnya merupakan Gagasan baru tersebut misalnya moving class.
suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, Moving class adalah mengubah strategi pembelajaran
melaksanakan, memimpin dan mengendalikan usaha dari pola kelas tetap menjadi kelas bidang sudi.
para anggota organisai serta mendayagunakan Sebagai motivator kepala sekolah harus memiliki
seluruh sumber-sumber budaya sekolah dalam rangka strategi yang tepat memberikan motivasi kepada para
mencapai tujuanyang telah ditetapkan untuk mencapai tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas
tujuan. Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui
sebagai manajer kepala sekolah harus memiliki pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana
strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif,
kependidikan melalui kerja sama atau koopertif, pen yediaan b erbagai sumber belajar melalui
memberikan kesemp atan p ad a para ten aga pengembangan pusat sumber belajar (PSB).
kependidikan untuk meningkatkan profesinya dna
mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan 2. Pengertian Budaya Sekolah
dalam berbagai kegiatan yang menunjang kegiatan Sobirin Achmad (2007 : 52), budaya adalah
sekolah. ko mp leksitas men yelu ru h yang ter diri d ar i
Wahjosumidjo (1999) Kepala sekolah sebagai pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat
administrator memiliki hubungan yang sangat erat kebiasaan dan berbagai kapabilitas lainnya serta
dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi kebiasaan apa saja yangdiperoleh seorang manusia
yan g bersif at p en catatan, p en yu su nan dan sebagai bagian dari sebuah masyarakat.
pendokumenan seluruh program sekolah. Secara Masud Fuad (2004) Budaya organisasional
spesifik, kepala sekolah harus memiliki kemampuan adalah sistem makna, nilai-nilai dan kepercayaan yang
untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi dianut bersama dalam suatu organisasi yang menjadi
peserta didik, mengelola administrasi personalia, rujukan untuk bertindak dan membedakan organisasi

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 3


KAJIAN TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP
KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN CIBUAYA KABUPATEN KARAWANG
Oleh : Enjang Sudarman

satu dengan organisasi lain. Budaya organisasi kualitas sumber daya manusia sekolah dalam menuju
selanjutnya menjadi identitas atau karakter utama sekolah yang berkualitas.Ada tiga hal yang perlu
organisasi yang dipelihara dan dipertahankan. Suatu dikembangkan dalam menciptakan budaya sekolah
budaya yang kuat merupakan perangkat yang sangat yang berkualitas, yaitu: 1. Budaya keagamaan (religi)
bermanfaat untuk mengarahkan perilaku karyawan. : Men anamkan perilaku atau tatakrama yang
Thomas J. Sergiovani dan Robert Starrat ( 2002) tersistematis dalam pengamalan agamanya masing-
Budaya sekolah adalah seperangkat norma, nilai, masing sehingga terbentuk kepribadian dan sikap
kepercayaan, ritual, seremoni, simbol, dan cerita yang yang baik (akhlaqul Karimah) Bentuk Kegiatan :
meliputi seluruh person di sekolah. Budaya sekolah Budaya Salam, Doa sebelum/sesudah belajar, Doa
adalah transmisi secara sejarah, bentuk makna bersama, Sholat Berjamaah (bagi yang beragama
meliputi norma, nilai, kepercayaan, seremoni, ritual, islam), peringatan hari besar keagamaan, dan kegiatan
tr adisi, dan pemahaman mitos oleh an ggo ta keagamaan lainnya. 2. Budaya kerjasama (team
masyarakat sekolah. Budaya sekolah meliputi nilai, work) : Menanamkan rasa kebersamaan dan rasa
simbol, kepercayaan, dan berbagi makna para orang sosial terhadap sesama melalui kegiatan yang
tua, murid, guru, dan lainnya sebagai masyarakat dan dilaku kan ber sama. Bentu k Kegiatan : MO S,
mengatur apa yang bernilai bagi kelompok dan Kunjungan Industri, Parents Day, Baksos, Teman
bagaimana seharusnya anggota berpikir, merasa, dan Asuh, Sport And Art, Kunjungan Museum, Pentas
berperilaku. Seni, Studi banding, Ekskul, Pelepasan Siswa,
Djemari Mardapi (2003) karekteristik kultur Seragam Sekolah, Majalah Sekolah, Potency
sekolah bernilai Strategis dapat berimbas dalam Mapping, Buku Tahunan, PHBN, (Peringatan hari
kehidupan sekolah secara dinamis. Misalnya memberi Besar Nasio nal) , dan PO RSENI 3. Bud aya
peluang pada warga sekolah untuk bekerja keras, kepemimpinan (leadher ship) : Menanamkan jiwa
secara efisien, disiplin dan tertib. Kultur sekolah. kepemimpinan dan keteladanan dari sejak dini kepada
memiliki daya ungkit daya gerak akan mendorong anak-anak. Bentuk Kegiatan : budaya kerja keras,
semua warga sekolah untuk berprestasi, sehingga cerdas dan ikhlas, budaya Kreatif; mandiri &
kerja guru dan semangat belajar siswa akan tumbuh bertanggung jawab, budaya disiplin/TPDS, Ceramah
karena dipacu dan di dorong, dengan dukungan Umum, upacara bendera, olah raga Jumat Pagi, studi
budaya yang memiliki daya ungkit yang tinggi. kepemimpinan siswa, LKMS (latihan keterampilan
Misalnya kinerja sekolah dapat meningkat jika disertai manajemen siswa), disiplin siswa, dan osis.
dengan imbalan yang pantas, penghargaan yang
cukup, dan proporsi tugas yang seimbang. Begitu juga 3. Pengertian Kinerja Guru
dengan siswa akan meningkat semangat belajranya, Anwar Prabu Mangkunegara (2005 : 67) Kinerja
bila mereka diberi penghargaan yang memadai, adalah suatu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
pelayanan yang prima, serta didukung dengan sarana yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan
yang memadai. tu gasn ya seh ar i- hari sesuai dengan d en gan
Budaya sekolah berpeluang sukses Misalnya konsistensi dan sikap maupun tanggung jawab yang
budaya gemar membaca. Budaya membaca di diberikan kepadanya. Hasibuan Malayu SP., (2007 :
kalangan siswa akan dapat mendorong mereka untuk 326) mengartikan kinerja bahwa : Kinerja adalah
banyak tahui tentang berbagai macam persoalan yang tingkat keberhasilan di dalam melaksanakan tugas
mereka pelajari di lingkungan sekolah. Demikian juga serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah
bagi guru mereka semakin banyak pengetahuan yang ditetapkan. Kinerja dikatakan baik dan sukses jika
diperolah, tingkat pemahaman semakin luas, semua tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan baik.
ini dapat berlangsung jika disertai dengan kesadaran, Efisiensi dan efektivitas merupakan dua aspek penting
bahwa mutu/ kualitas yang akan menentukan dalam menilai suatu kinerja. Efisiensi adalah
keberhasilan seseorang. Budaya sekolah yang perbandingan antara hasil yang dicapai dengan usaha
didesain secara terstruktur, sistematis, dan tepat sesuai yang dikeluarkan, sedangkan efektivitas adalah
dengan kondisi sosial sekolahnya, pada gilirannya bisa perbandingan antara hasil yang dicapai dengan hasil
memberikan kontribusi yang positif bagi peningkatan yang diharapkan.

4 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


KAJIAN TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP
KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN CIBUAYA KABUPATEN KARAWANG
Oleh : Enjang Sudarman

Kerangka Berpikir B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel


Gambar 2.1 Populasi dalam penelitian adalah guru sebanyak
Kerangka Berpikir Penelitian
58 o rang. Tekn ik Pen gamb ilan Sampel
ry 1.2 menggunakan teknik Total Sampel atau sensus.
Kepemimpinan kepala
sekolah Tabel 3.2
R
(X1 )
Kinerja Guru Operasionalisasi Variabel Penelitian
(Y) No.
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
Budaya sekolah Angket
(X2) Kepala lekolah Mewujudkan visi misi 1
Sebagai leader Pengambilan keputusan 2
Komunikasi efektif 3
ry 2.1 Melengkapi kurikulum 4
Kepemimpinan Kepala sekolah Mengelola sarana 5
Kepala sekolah Sebagai prasarana 6
Keterangan : administrator
Wahjosumijo Kepala sekolah Mengawasi kinerja guru 7
X1 = Variabel bebas (kepemimpinan kepala (1999:110) sebagai Mengawasi sikap guru 8
supervisor 9
sekolah) 10
Nilai Budaya disiplin 1
X2 = Variabel bebas (budaya sekolah) Nilai- nilai Budaya sehat, 2
Y = Variabel terikat (kinerja guru). sekolah Budaya kerja 3
Budaya prestasi 4
ry1.2 = Ko relasi Parsial antar a v ar iabel Budaya sekolah
5
6
kepemimpinan kepala sekolah kinerja guru. Sargiovani
Norma mengatur 7
Mangkunegara
ry2.1 = Kor elasi Parsial variab el b ud aya (2005)
perilaku guru, perilaku
kepala sekolah dalam
8
9
sekolahterhadap variabel kinerja guru. Norma sekolah pembinaan guru 10
Perilaku tata usaha
R = Ko relasi secar a simu ltan v ar iabel Perilaku siswa (tata
terib)
kepemimpinan kepalasekolah dan budaya 1
sekolahterhadap variabel kinerja guru. Membut persiapan 2
mengajar
Melaksanakan 3
pengajaran
Pengajuan Hipotesis Mengelola kelas 4
1. Ada pengaruh positif dan signifikan antara Kuantitas kerja Menggunakan netode 5,6
Kinerja guru yang tepat
variabel kepemimpinan kepala sekolah(X1) Guru Menggunakan media
Anwar Prabu pembelajaran
terhadap kinerja guru (Y) Mangkunegara Mengevaluasi hasil
(2005 :67) belajar
2. Ada pengaruh positif dan signifikan antara
variabel budaya sekolah(X2) terhadap kinerja Bergaul secara efektif 7
Berbicara santun
guru (Y) Kualitas kerja
Semangat kebersamaan 8
Mengindahkan nilai dan
3. Secara bersama-sama ada pengaruh positif guru
norma sekolah 9,10
antara variabel kepemimpinan kepala sekolah
(X1) dan budaya sekolah(X2) terhadap kinerja Sumber : Hasil Olahan 2016
guru (Y).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN Hasil penelitian yang akan disajikan berikut ini
A. Tempat dan Waktu Penelitian adalah hasil analisis statistik, deskriptif dan hasil
Tempat penelitian Pen elitian in i analisis statistik inferensial dalam pengujian hipotesis
dilakukan di SD Negeri Kecamatan Cibuaya Pengujian Hipotesis 1.
Kabupaten Karawang. Penulis melakukan Merumuskan Hipotesis, Ho : Tidak ada pengaruh
penelitian mulai pada bulan oktober 2016 sampai secara signifikan antara kepemimpinan kepala
dengan bu lan Desember 2016. Metode terhadap kinerja guru.
penlitian menggunakan metode deskriptif Ha : Ada pengaruh secara signifikan antara
dengan korelasi untuk menjelakan pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru.
variabel independen X1 dan X2 terhadap Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
variabel dependen Y. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi variabel independen (X1, X2) secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen (Y).

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 5


KAJIAN TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP
KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN CIBUAYA KABUPATEN KARAWANG
Oleh : Enjang Sudarman

Dari hasil analisis regresi output dapat disajikan Berdasarkan table di atas diperoleh nilai t hitung
pada tabel 5.14sebagai berikut: 2,505, Menentukan t table dicari pada a = 5% : 2 =
Tabel 4.14. Uji t 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1
Coefficients a atau 58-2-1 = 55 (n adalah jumlah kasus dan k adalah
Model Unstandardized Standardize t Sig.
Coefficients d
jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi
Coefficients (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel
B Std. Beta
sebesar 2,004. Kesimpulan dari hasil analisis bahwa
Error
(Constant) 25,657 7,552 3,397 ,001 nilai -t hitung > -t tabel (2,505 >2,004) maka Ho ditolak,
1
perilaku kepemimpinan
,798 ,133 ,596 5,999 ,000
artinya secara parsial ada pengaruh signifikan antara
kepala sekolah
budaya sekolah -,399 ,126 -,315 -3,166 ,003
budaya sekolah dengan kinerja guru.
a. Dependent Variable: kinerja guru

sumber : Hasil analisis data Primet tahun 2016 Pengujian Hipotesis 3


Pengujian hipotesis ketiga dilakukan dengan
Berdasarkan table di atas diperoleh nilai t hitung Analisis regresi linier berganda adalah hubungan
5,999, Menentukan t table dicari pada a = 5% : 2 = secara linear antara dua variable independent
2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 kepemimpinan kepala sekolah (X1), variable budaya
atau 58-2-1 = 55 (n adalah jumlah kasus dan k adalah sekolah (X2) dengan variabel dependen kinerja guru
jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan
(signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel antara variabel independen dengan variabel dependen
sebesar 2,004. Kesimpulan dari hasil analisis bahwa ap ak ah masin g-masing variabel ind epend en
nilai -t hitung > -t tabel (5,999 >2,004) maka Ho ditolak, berhub ungan positif atau n egatif dan untuk
artinya secara parsial ada pengaruh signifikan antara memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai
kepemimpinan kepala sekolahi dengan kinerja guru. variabel independen mengalami kenaikan atau
penurunan. Persamaan regresi linear berganda
Pengujian Hipotesis 2. sebagai berikut:
Ada pengaruh positif dan signifikan antara Y = a + b1X1+ b2X2
variabel budaya sekolah(X2) terhadap kinerja guru Keterangan:
(Y). Pengujian hipotesis dilakukan dengan komputer Y = Variabel kinerja guru (nilai yang diprediksikan)
program SPSS versi 20, hasil analisis dapat dilihat X1= Variabel independen (variable kepemimpinan
pada tabel 4.10. kepala sekolah)
Tabel 4.10. Regresi sederhana X2 = Variabel independen ( budaya sekolah )
variable budaya sekolah dengan kinerja guru a = Konstanta (nilai Y apabila X1, X2 = 0)
Coefficientsa
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients penurunan)
B Std. Error Beta Hasil analisis regr esi bergan da v ar iable
(Constant) 58,600 6,608 8,868 ,000
1
budaya sekolah ,403 ,161 ,318 2,506 ,015
independent kepemimpinan kepala sekolah (X1),
a. Dependent Variable: kinerja guru variable budaya sekolah (X2) dengan variabel
Sumber : Hasil analisis data Primet tahun 2016 dependen kinerjaguru (Y). Dengan bantuan komputer
program SPSS versi 20 dapat dilihat pada tabel 4.7
Dari tabel di atas dapat disusun persamaan regresi Tabel 4.11. Regresi Berganda variabel
yaitu Y= 58,600+ (0,403)X2, Angka-angka ini dapat Kepemimpinan kepala sekolah (X1), variable
diartikan sebagai berikut: (1) Konstanta sebesar Budaya sekolah (X2) dengan variabel
58,600; artinya jika budaya sekolah (X2) nilainya Kinerja guru (Y).
a
adalah 0, maka kinerja guru (Y) nilainya positif Coefficients

Model Unstandardized Standardized t Sig.


yaitu sebesar 58,600 , (2) Koefisien regresi variabel Coefficients Coefficients

budaya sekolah (X2) sebesar 0.403; artinya jika B Std. Error Beta

(Constant) 25,657 7,552 3,397 ,001


budaya sekolah mengalami kenaikan 1, maka kinerja perilaku kepemimpinan
1 ,798 ,133 ,596 5,999 ,000
guru (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0,403. kepala sekolah
budaya sekolah -,399 ,126 -,315 -3,166 ,003
Koefisien bernilai negatif artinya tidak terjadi a. Dependent Variable: kinerja guru

pengaruh budaya sekolah terhadap kinerja guru. Sumber : Hasil analisis data Primet tahun 2016

6 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


KAJIAN TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP
KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN CIBUAYA KABUPATEN KARAWANG
Oleh : Enjang Sudarman

Dari tabel di atas dapat disusun persamaan regresi Tabel 4.12. Hasil Analisis Determinasi
b
Model Summary
berganda yaitu :
Model R R Square Adjusted Std. Error of
Y = a + b1X1+ b2X2 R Square the
Estimate
Y = 25,657 + 0,798X1 + (-0,399) X2 1 ,676 a
,456 ,437 1,47730
Y = 25,657 + 0,798X1 - 0,399X2 a. Predictors: (Constant), budaya sekolah, perilaku
kepemimpinan kepala sekolah
Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan b. Dependent Variable: kinerja guru
sebagai berikut: (1) Konstanta sebesar 25,657; artinya sumber : Hasil analisis data Primet tahun 2016
jika kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan budaya
sekolah (X2) nilainya adalah 0, maka kinerja guru Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R
(Y) nilainya adalah 25,657, (2) Koefisien regresi sebesar 0,676. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) sebesar hubungan yang sangat kuat antara kepemimpinan
+ 0,798 artinya jika variabel independen lain nilainya kepala sekolah dan budaya sekolah terhadap kinerja
tetap dan kepemimpinan kepala sekolah mengalami guru .Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R2
kenaikan 1%, maka kinerja guru (Y) akan (R Square) sebesar 0,456 atau (45,6%). Hal ini
mengalami penurunan sebesar 0,798. Koefisien menun juk kan bahwa pro sen tase sumb angan
bernilai positifartinya terjadi hubungan positif antara pengaruh variabel independen (kepemimpinan kepala
kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru, sekolah dan budaya sekolah) terhadap variabel
semakin naik kepemimpinan kepala sekolah maka dependen (kinerja guru ) sebesar 45,6%. Atau variasi
semakin naik pula kinerja guru (3) Koefisien regresi variabel independen yang digunakan dalam model
variabel budaya sekolah (X2) sebesar -0,399; artinya (kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah)
jika variabel independen lain nilainya tetap dan budaya mampu menjelaskan sebesar 45,6 % variasi variabel
sekolah mengalami kenaikan 1%, maka kinerja guru dependen (kinerja guru). Sedangkan sisanya sebesar
matematika (Y) akan mengalami penurunan sebesar 54,4 % dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain
0,399. Koefisien bernilai negatif artinya tidak terjadi yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
hubungan positif antara budaya sekolah dengan
kinerja guru. Uji Koefisien Regresi
Secara Bersama-sama (Uji F)
Analisis Determinasi (R2) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah
Analisis determinasi dalam regresi linear berganda variabel independen (X1,X2) secara bersama-sama
digunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
pengaruh variabel independen kepemimpinan kepala dependen (Y). Atau untuk mengetahui apakah model
sekolah (X1 ), dan variable budaya sekolah (X2,) regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel
secara serentak terhadap variabel dependenkinerja dependen atau tidak. Signifikan berarti hubungan yang
guru (Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar terjadi d apat b erlaku untuk pop ulasi ( dap at
prosentase variasi variab el independen yang digeneralisasikan), misalnya dari kasus di atas
digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi populasinya adalah 58 orang dan sampel yang diambil
variabel dependen. R2sama dengan 0, maka tidak dari kasus di atas 58 orang, jadi apakah pengaruh
ada sedikitpun prosentase sumbangan pengaruh yang yang terjadi atau kesimpulan yang didapat berlaku
diberikan variabel independen terhadap variabel untuk populasi yang berjumlah 58 orang.
dependen, atau variasi variabel independen yang Dari hasil output analisis regresi dapat diketahui
digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun nilai F seperti pada tabel 4.13 berikut ini.
variasi variabel dependen. Sebaliknya R2 sama Tabel 4.13. Hasil Uji F
dengan 1, maka prosentase sumbangan pengaruh ANOVA
a

Model Sum of df Mean F Sig.


yang diberikan variabel independen terhadap variabel Squares Square
b
Regression 100,812 2 50,406 23,096 ,000
dependen adalah sempurna, atau variasi variabel
1 Residual 120,033 55 2,182
in depend en yan g digu nakan dalam mo del Total 220,845 57
menjelaskan 100% variasi variabel dependen. a. Dependent Variable: kinerja guru
b. Predictors: (Constant), budaya sekolah, perilaku kepemimpinan
Dari hasil analisis regresi, lihat pada output moddel kepala sekolah

summary dan disajikan pada tabel 4.12 sebagai Sumber : Hasil analisis data Primet tahun 2016
berikut:

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 7


KAJIAN TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP
KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN CIBUAYA KABUPATEN KARAWANG
Oleh : Enjang Sudarman

Tahap-tahap untuk melakukan uji F adalah sebagai 2. Tidak ada pengaruh secara signifikan antara
berikut: variabel budaya sekolah (X2) terhadap variabel
Merumuskan Hipotesis, Ho : Tidak ada pengaruh Kinerja Guru (Y). Hal ini dibuktikan dengan
secara signifikan antara kepemimpinan kepala hasil uji hipotesis yang diperole nilai t hitung <
sekolah dan budaya sekolah secara bersama-sama t tabel (-2,50<2,004) secara parsial tidak ada
terhadap kinerja guru.Ha : Ada pengaruh secara pengaruh signifikan antara budaya sekolah
signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dan dengan kinerja guru . Dari hasil analisis regresi
budaya sekolah secara bersama-sama terhadap sederhana diperolah persamaan regresi yaitu
kinerja guru. Y= 58,600 + (-0,403)X2, Angka-angka ini dapat
Berdasarkan table di atas diperoleh F hitung diartikan sebagai berikut: (1) Konstanta sebesar
sebesar 23,096, Men en tuk an F tableDengan 58,60; artinya jika budaya sekolah (X2) nilainya
menggunakan tingkat keyakinan 95%, a = 5%, df 1 adalah 0, maka kinerja guru (Y) nilainya positif
(jumlah variabel1) = 2, dan df 2 (n-k-1) atau 58-2- yaitu sebesar 58,60 , (2) Koefisien regresi
1 = 55 (n adalah jumlah sample dan k adalah jumlah variabel budaya sekolah (X2) sebesar -0, 403;
variabel independen), hasil diperoleh untuk F tabel artin ya jika b udaya seko lah mengalami
sebesar 2,004. . Kriteria pengujian, - Ho diterima bila kenaikan 1, maka kinerja guru (Y) akan
F hitung < F table- Ho ditolak bila F hitung > F tabe. mengalami penurunan sebesar 0,403.
Nilai F hitung > F tabel (23,096> 2,004), maka Ho 3. Ad a pengar uh secar a sign if ik an antar a
ditolak. Kesimpulan artinya ada pengaruh secara kepemimpinan kepala sekolah dan budaya
signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dan sekolah secara bersama sama terhadap kinerja
budaya sekolah secara bersama-sama terhadap guru. Hal ini dibuktikan dengan uji anova
kinerja guru. diperoleh Nilai F hitung 23,056 lebih besar dari
F tabel 2,004. sumbangan pengaruh variabel
KESIMPULAN DAN SARAN independen (kepemimpinan kepala sekolah dan
A. Kesimpulan budaya sekolah) terhadap variabel dependen
Berdasarkan pada hasil analisis yang telah penulis (kinerja guru ) sebesar 45,6 %. Atau variasi
bahas bab V hasil penelitian dan pembahasan, maka variabel independen yang digunakan dalam
dapat ditarik kesimpulan antara lain sebagai berikut : model (kepemimpinan kepala sekolah dan
1. Ada pengaruh secara signifikan antara variabel budaya sekolah) mampu menjelaskan sebesar
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap 45,6 % variasi variabel dependen (kinerja guru).
variabel Kinerja Guru (Y). Hal ini dibuktikan Sedangkan sisanya sebesar 54,4 % dipengaruhi
dengan hasil uji hipotesis yang diperole nilai t atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
hitung < t tabel (5,581>2,004) secara parsial ada dimasukkan dalam model penelitian ini.
pengaruh signifikan antara kepemimpinan
kepala sekolah dengan kinerja guru. Dari hasil B. Saran-saran
analisis regresi sederhana diperoleh persamaan Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka
regresi . Y= 9,174 + 0,800 X1 Angka-angka saran-saran dan rekomendasi adalah sebagai berikut.
dari persamaan ini dapat diartikan sebagai 1. Kep emimpinan k ep ala seko lah perlu
berikut : (1) Konstanta sebesar 9,174 artinya ditingkatkan. Dari hasil penelitian terbukti bahwa
jika kepemimpinan kepala sekolah (X1) nilainya sumbangan kepemimpinan kepala sekolah
adalah 0, maka kinerja guru (Y) nilainya positif terhadap peningkatan kinerja guru masih rendah
yaitu sebesar 20,818. (2) Koefisien regresi yaitu hanya 45,6 persen. Oleh sebab itu fungsi
variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) fungsi kepemimpinan kepala sekolah meliputi
sebesar 0,800 artinya jika kepemimpinan kepala kepala sekolah sebagai leader, administrator dan
sekolah mengalami kenaikan 1, maka kinerja supervisor perlu ditingkatkan.
guru (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 2. Kepala sekolah senantiasa mewujudkan visi
0,800. Koefisien bernilai positif artinya terjadi misi sekolah. Dalam pengambilan keputusan
pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kepala sekolah perlu melibatkan guru.
kinerja guru.

8 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


KAJIAN TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP
KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN CIBUAYA KABUPATEN KARAWANG
Oleh : Enjang Sudarman

3. Kepala sekolah perlu tingkatkan komunikasi 1988.Panduan Dasar Ilmu-ilmu Sosial . Jakarta:
secara efektif, lengkapi sarana prasarana CV. Rajawali
sekolah. Danim, Sudarwan, (2004), Motivasi Kepemimpinan
4. Kepala sekolah perlu tingkatkan pengawasan & Efektivitas Kelompok, Jakarta: Rineka Cipta.
kinerja guru dan sikap guru. Davis, Keith dan John W. Newstrom, (1995),
5. Budaya sekolah perlu ditingkatkan melalui Perilaku dalam Organisasi, (Terjemahan Agus
penerapan nilai nilai , norma sekolah dan tata Darma), Jakarta: Erlangga.
tertib sekolah meliputi : (1) membuat dan Djemari, Mardapi. (2003). Pengembangan Kultur
memiliki pedoman sekolah yang mengatur Sekolah. Makalah disajikan dalam Seminar
berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang Pengembangan Kultur Sekolah di Universitas
mudah dibaca oleh pihak- pihak yang terkait. Negeri Yogyakarta.Edwar
(2) Struktur organisasi sekolah berisi tentang Depdiknas Direktorat Pembinaan SMP, (2006),
sistem penyelenggaraan dan administrasi yang Pembakuan Bangunan dan Perabot SMP,
diuraikan secara jelas dan transparan. (3) Jakarta: Direktorat Pembinaan SMP.
memilki , kalender pendidikan dan pembagian E. Mulyasa, (2009), Menjadi Kepala Sekolah
tugas pendidik dan tenaga kependidikan yang Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
dievaluasi dalam skala tahunan, sementara E. Mulyasa, (2007), Menjadi Guru Profesional,
lainnya dievaluasi sesuai kebutuhan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
6. Kepala sekolah perlu membangun budaya Fathoni Abdurrahmat, (2006), Organisasi dan
sekolah dan lingkungan sekolah menciptakan Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta :
suasana, iklim,dan lingkungan pendidikan yang PT Rineka Cipta.
kondusif untuk pembelajaran yang efisien. Gomez Meija, D.B. Balkin dan R.L. Cardy, (2001)
7. Kepala sekolah perlu membuat prosedur Manajing Human Resources, USA: Prentice
p elak sanaan p embelajaran, petu njuk , Hall.
peringatan, dan larangan dalam berperilaku di Husen, Umar, (2004), Riset Sumber Daya Manusia,
sekolah, serta pemberian sangsi bagi warga Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
yang melanggar tata tertib. Hernowo Narmodo, 2005, Pengaruh Motivasi dan
8. Kepala sekolah perlu meningkatkan lingkungan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Badan
kerja yang selalu bersih, sejuk dan rindang , Kep egaw aian Daerah, h ttp.etd.ep rins,
tempat kerja yang memberikan rasa aman, ums.ac.id/6864/.
tersedianya alat-alat kerja yang memadai, Istijanto, (2005), Riset Sumber Daya Manusia,
tersedianya ruang kerja yang mencukupi dan Yogyakarta : STIE YPKN
memadai serta lokasi yang jauh dari kebisingan, John P. Kotter. & James L. Heskett, 1998.Corporate
dantempat kerja yang mempunyai penerangan Culture and Performance ( t e r j e m a h a n
yang cukup. Benyamin Molan). Jakarta: PT Prehalindo, h.9)
John P. Kotter. & James L. Heskett, 1998. Corporate
DAFTAR PUSTAKA Culture and Performance.(terj Be n y a m i n
Ambar Teguh Sulistiani Rosidah, (2009), Manajemen Molan). Jakarta: PT Prehalindo.Snook, A.
Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Graha Pamela and Irwin A. Hyman. (1999).
Ilmu. Kerlinger, Fred. N. ( 2004), Asas-Asas Penelitian
Anwar Prabu Mangkunegara, (2005). Perilaku dan Behavior al, Yo gyak ar ta : Gajah Mad a
Budaya Organisasi, Bandung: Refika University Press.
Aditama. Luthan, Fred, (2006), Organization Behavior (Prilaku
A Tabrani R, (2000), Upaya Meningkatkan Budaya Organisasi), Yogyakarta: ANDI.
Kinerja Guru, Cianjur: CV Dinamika Karya. Mangkunegara, Anwar Prabu, (2005), Manajemen
Arikunto Suharsimi, (1997), Prosedur Penelitian Sumber Daya Manusia, Bandung : PT Remaja
Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Rosdakarya.
Cipta. Miftah Toh a, ( 2003), Kepemimp in an d alam
Craib, Ian. 1994.Teori-teori Sosial Modern.Jakarta: Manajemen, Jakarta: PT Raja Grapindo.
Raja Grafindo PersadaHoselitz, Bert F. Nawawi, Hadari, (2005), Manajemen Sumber Daya

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 9


KAJIAN TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP
KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN CIBUAYA KABUPATEN KARAWANG
Oleh : Enjang Sudarman

Manusia, Yogyakarta: Gajah Mada University Supervision: A Redefinition. New York:


Press. McGraw Hill Companies,
Peraturan Pemerintah RI, 2005, Standar Nasional Timple, Dale A, (2000), Seri Kepemimp inan
Pendidikan, Jakarta : CV Eko Jaya. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT
Rahman at all, (2006), Peran Strategis Kepala Sekolah Elex Media Komputindo.
dalam Meningkatkan Mutu Pend idikan, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Jatinangor: Alqaprint. Tahun 2003 edisi 2009, Sistem Pendidikan
Rivai, Veithzal, (2004), Kepemimpinan dan Prilaku Nasional, Bandung, Depdiknas, Citra Umbara.
Organisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
Robbin Stephen P, (2001), Organizational Behavior, Tahun 2005 edisi 2009, Tentang Guru dan
New Jersey: Prentice Hall International. Dosen, Bandung, Depdiknas, Citra Umbara.
Rizal Aminudin, 2008, Pengaruh Kompetensi dan Veeger, Karel J.1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta:
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Gramedia
Pend id ik an Semar an g, h ttp// Yulk Garry, (2005), Kepemimpinan dalam Organisasi,
etd.eprins,ums.ac.id/6816/. Jakarta: PT Yudeks.
Sedarmayanti, (2009), Sumber Daya Manusia dan Wahjosumijo, (2002), Kepemimpinan Kepala Sekolah,
Produktivitas Kerja, Bandung: CV Mandar Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Maju. Wibowo, (2007), Manajemen Kinerja, Jakarta: PT
Sidik Priadana, (2005), Panduan Penyusunan Skripsi Raja Grapindo Persada.
dan Tesis, Bandung: STIE Pasundan. Winardi, J. (2001), Pemotivasian dalam Manajemen,
Siagian, Sondang P. (2002), Kiat Meningkatkan Jakarta: PT Raja Grapindo Persada.
Produktivitas Kerja, Jakarta: Rineka Jaya. Zamroni. 1988. Pengantar Pengembangan Teoti
Siswanto, Bedjo, (2005), Manajemen Tenaga Kerja, social . Jakarta: Depdikbud
Bandung: Sinar Baru. Zeilin, Irving M. 1998. Memahami kembali Sosiologi.
Sugiyono, (2001), Metode Penelitian Administrasi, Yogyakarta:Gadjah Mada Un i v er s ity
Bandung : Alfabeta. Press
Sujana, (2005), Metode Statistika, bandung : CV _____. (2013). Teori teori Sosiologi. [Online]
Tarsito. Tersedia: Www.scribd.com/doc/29902345/
Sujana, (2003), Teknik Analisis Regresi dan Korelasi, Teori-Teori-Sosiologi. (10 Februari 2013)
Bandung: CV Tarsito _____. (2009). Jenis-Jenis Peran Serta Masyarakat
Sumadi Suryabrata. 1990. Psikologi Kepribadian. Dalam Pendidikan.
Jakarta : CV Rajawali. h.105 [ O n l i n e ] Te r s e d i a : h t t p : / /
Su pard an , dadang. 2007.Pen gantar ilmu penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/
social.Bandung: Bumi AksaraSuryadi & jenis-jenis-peran-serta-masyarakat.html(13
Tilaar. 1993. Budaya Organisasi Pendidikan. September 2013)
Jakarta : CV Rajawali _____. (2013).Teori Pendidikan.
Syamsir. 2006. Pengantar Sosiologi. padang. Unp [Online] Tersedia:http://www.makalahkuliah.com/
Press 2 01 3/ 0 1/ a r t ik e l- p en d i d ik a n - te o r i -
Thomas J. Sergiovani dan Robert Starrat, 2002. p en didikan.html(13 September 2013)
Manajemen Pendidikan Berbasis Multi Budaya

10 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


KORELASI SERVICE QUALITY DAN BRAND IMAGE
TERHADAP BRAND EQUITY
Oleh : Aspizain Caniago*
ABSTRACT
This study was conducted to analyze the relationship between quality of service to brand image and brand equity.
This research method is done through a survey method that is research done by taking a sample of the population and
the use of a questionnaire as a data collection tool. Methods of data analysis using descriptive statistical analysis is
needed to determine the frequency distribution of the questionnaire respondents, is by collecting data from the
respondents' answers, then tabulated in tables and analyzed descriptively. Then performed inferential statistical
analysis using analysis of structural equation model (The Structural Equation Modeling or SEM, from this analysis
showed research that: Quality of service direct effect on brand image, means the better the value of service quality the
better the value brand image. Quality of service effect on brand equity, means the better the quality of service value the
better the value of brand equity and brand image significant effect on brand equity, meaning that the results of the
study can prove the existence of a significant effect of brand image on brand equity.
Keyword : Service Quality, Brand Image, Brand Equity.

PENDAHULUAN Kotler (2009) menyatakan bahwa perusahaan


Perk embangan tek no lo gi d an metod e harus menerapkan konsep pemasaran modern yang
memenangkan persaingan dalam dunia bisnis dalam berorientasi pasar atau berorientasi pelanggan karena
rangka memenuhi harapan pelanggan dan perusahaan pelanggan merupakan ujung tombak keberhasilan
terus menerus meningkat, karena kebutuhan manusia pemasaran. Dalam pemasaran moderen saat ini tidak
bergerak dinamis sesuai dengan perkembangan cukup hanya dengan pendekatan pelanggan saja tetapi
sehingga peran pemasaran menjadi semakin penting, sudah harus mengakomodir pendekatan brand.
praktisi pemasaran harus peka dalam membaca setiap Branding telah muncul sebagai prioritas manajemen
perubahan selera konsumen. Konsep pemasaran puncak dalam dasawarsa terakhir, seiring dengan
berpandangan bahwa kunci untuk mewujudkan tujuan semakin meningkatnya kesadaran bahwa brand
organisasi terletak pada kemampuan organisasi dalam adalah salah satu aset tak berwujud paling berharga
menciptakan, memberikan dan mengkomunikasikan yang dimiliki oleh suatu perusahaan dan brand
nilai pelanggan kepada pasar sasarannya secara lebih memainkan beberapa fungsi yang berharga. Pada
efektif dibanding para pesaing karena konsep tingkat yang paling mendasar, brand berperan
pemasaran adalah falsafah bisnis yang menyatakan sebagai hal yang menandai apa yang ditawarkan oleh
bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan perusahaan.
syarat ekonomis dan sosial bagi keberlangsungan Bagi para p elan ggan , b ra nd dapat
hidup perusahaan (Basu, 2001). Falsafah pemasaran menyederhanakan pilihan, menjanjikan suatu tingkat
mengalami evolusi dari orientasi internal menuju kualitas tertentu, mengurangi resiko dan menimbulkan
orientasi eksternal yang direfleksikan dalam suatu kepercayaan. Brand dibangun atas dasar produk itu
k on sep pemasaran. Kon sep pemasaran sendiri, aktifitas pemasaran yang menyertainya dan
berpandangan bahwa kunci untuk mewujudkan tujuan penggunaannya oleh pelanggan. Brand mencermin-
organisasi terletak pada kemampuan organisasi dalam kan pengalaman penuh yang dimiliki oleh pelanggan
menciptakan, memberikan dan mengkomunikasikan atas produk dan brand juga memainkan suatu
nilai pelanggan kepada pasar sasarannya secara lebih peranan penting dalam menentukan efektif tidaknya
efektif dibanding para pesaing. upaya-upaya pemasaran seperti periklanan dan

* Dosen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI dan LP3i

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 11


KORELASI SERVICE QUALITY DAN BRAND IMAGE TERHADAP BRAND EQUITY
Oleh : Aspizain Caniago

pemilihan salurannya (Keller, 2003). Keberhasilan kepuasan dan keseluruhan penghargaan terhadap
suatu inti brand antara lain disebabkan jasa atau merek (Knapp, 2001).
produk yang hebat, juga didukung perencanaan yang Brand Equity banyak dilahirkan melalui adanya
benar-benar seksama, dengan sejumlah komitmen citra merek yang positif, hal ini didukung berbagai
jangka panjang terhadap pemasaran yang dirancang penelitian terdahulu yang berhubungan antara
atau dijalankan secara kreatif, dan bahwa brand pelanggan dan merek, pada penelitian Hong (2009)
yang kuat akan menghasilkan loyalitas pelanggan menunjukkan adanya pengaruh positif service
yang tinggi. (Kotler and Keller, 2009) quality terhadap brand equity. Penelitian Omar dan
Keller (2006) menegaskan pentingnya brand Ali (2010), juga menemukan hubungan positif antara
equity yang kuat akan berdampak pada loyalitas brand equity terhadap loyalitas pelanggan.
konsumen dan profit perusahaan. Kotler (2006) Dari ringkasan penelitian empirik diatas dapat
menyatakan brand equity sebagai pemberian nilai diambil hubungan antar variabel yang saling
tambah kepada barang atau jasa, nilai merefleksikan mempengaruhi, yaitu: variabel service quality
bagaimana pikiran, perasaan dan tindakan konsumen terhadap brand image, variabel service quality
untuk dapat menghargai sebuah merek, sama seperti terhadap variabel Brand Equity, variabel brand
harga pangsa pasar dan keuntungan yang merek image terhadap variabel Brand Equity. Pengaruh
perintahkan kepada perusahaan. Brand equity antar variabel tersebut akan menjawab korelasi
sebagai asset tak berwujud yang penting dan memiliki Service quality dan Brand Image terhadap Brand
nilai finansial serta psikologis. Equity.
Parasuraman, et al. (1988), menyatakan bahwa
hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi SERVICE QUALITY
(X1)
service qu al it y dengan k ein ginan un tu k BRAND EQUITY
merekomendasikan kepada orang lain. Service (Y)
quality pada umumnya dipandang sebagai hasil BRAND IMAGE

keseluru han sistem pelayanan yang diter ima (X2)


konsumen dan service quality berfokus pada upaya Gambar 1 : Konseptual Hubungan Variabel Penelitian
pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta
adanya tekad untuk memberikan pelayanan sesuai Dari analisis hubungan variabel diharapkan
dengan harapan pelanggan. Merek yang kuat dan menjawab permasalahan: bagaimana hubungan
berkualitas cenderung mempunyai citra yang baik, service quality terhadap brand image?, bagaimana
mempunyai service quality yang juga baik, merek hubungan service quality terhadap Brand Equity?
mampu menerjemahkan service quality hingga dan bagaimana hubungan brand image terhadap
panatisme pelanggan terhadap merek. Teck et al. Brand Equity?.
(2012) men unjukk an bahwa service q ua lity
berpengaruh terhadap merek dengan kata lain LITERATUR
hubungan service quality terhadap brand image Service Quality
signifikan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Menurut Tjiptono (1997), definisi Quality (mutu)
Ho ssien (2011) menemu kan b ra nd im ag e antara lain: kesesuaian dengan persyaratan atau
mempengaruhi brand equity. tuntutan, kecocokan untuk pemakaian, perbaikan atau
Keller (2003) menjelaskan brand equity dapat penyempurnaan berkelanjutan, bebas dari kerusakan
digambarkan oleh konsumen dalam bentuk aset atau cacat, pemenuhan kebutuhan pelanggan
keuangan dan dalam sekumpulan asosiasi dan semenjak awal dan setiap saat, melakukan segala
perilaku. Aaker (1996) menjelaskan brand equity sesuatu secara benar sejak awal, sesuatu yang bisa
adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang memb ah agiak an p elanggan. Qu al it y ( Mu tu )
berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbol yang merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh
menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan
suatu jasa atau barang kepada para pelanggan atau yang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono,
perusahaan. Brand equity dimaknai sebagai totalitas 2001). Menurut Kotler (2002) definisi pelayanan
suatu persepsi merek yang mencakup mutu dari jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
dan produk, kinerja keuangan, loyalitas pelanggan, ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang

12 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


KORELASI SERVICE QUALITY DAN BRAND IMAGE TERHADAP BRAND EQUITY
Oleh : Aspizain Caniago

p ad a dasarn ya tid ak b er wu ju d dan tidak Perception) yang membentuk adanya konsep service
mengakibatkan kepemilikan apapun, produksinya quality.
dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk Indikator variabel service quality yang digunakan
fisik. adalah di ukur dengan indicator-indikator yang
Definisi service quality dapat diartikan sebagai digunakan oleh Parasuraman, et al. (1988) dalam
upaya p emen uhan kebu tuhan dan keinginan Lupiyoadi (2001), yaitu: (1). Tangible (berwujud/
konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam jelas dapat dibuktikan), (2). Reliability (kehandalan),
mengimbangi harap an ko nsu men (Tjip ton o, (3). Responsiveness (daya tanggap), (4). Assurance
2007).Service qualitydapatdiketahuidengancara (Jaminan/ kepastian), (5). Emphaty (Empati).
membandingkan persepsi para konsumen atas
pelayanan yang nyata-nyata mereka terima dengan Brand Image
pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan atau Kotler, et al. (2009) mendefenisikan brand image
inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu sebagai seperangkat keyakinan, ide dan kesan yang
perusahaan, jika jasa yang diterima atau dirasakan dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek.
sesuai dengan yang diharapkan, maka service Kepercayaan merek akan membangun brand image
qualitydipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa bahwa para pembeli mempunyai tanggapan berbeda
yang diterima melampaui harapan konsumen, maka terhadap image perusahaan atau brand. Kotler
service quality dipersepsikan sangat baik dan selan jutn ya men yatakan bahwa kepercayaan
bermutu sebaliknya jika jasa yang diterima lebih terhadap brand akan membentuk brand image di
rendah dari pada yang diharapkan, maka service mana brand image bagi konsumen akan berbeda -
quality dipersepsikan buruk. Service quality beda tergantung pada pengalaman dengan merek
didefinisikan sebagai penilaian pelanggan atas tersebut yang disaring oleh dampak persepsi selektif,
keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau distorsi selektif dan retensi selektif.
pelayanan secara menyeluruh (Zeithaml, 1988). Image harus dibangun melalui seluruh media yang
Kotler (2007) mengatakan bahwa service quality ada serta berkelanjutan dan pesan tersebut dapat
dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada disampaikan melalui lambang, media atau visual,
persepsi pelanggan, persepsi pelanggan terhadap suasana dan acara. Identitas suatu brand melalui
service quality merupakan penilaian menyeluruh pesan yang disampaikan oleh suatu brand melalui
atas keunggulan suatu pelayanan, manajemen harus bentuk tampilan produk, nama, simbol, iklan. Identitas
memahami keseluruhan pelayanan yang ditawarkan merek berkaitan erat dengan brand image, karena
dari sudut pandang pelanggan. Duffy (1998) brand image merujuk pada bagaimana persepsi
berpendapat bahwa service quality berkaitan konsumen akan suatu merek (Kotler, 2009). Kotler
dengan persepsi pelanggan terhadap pelayanan yang (2002) juga menambahkan bahwa brand image
akan diterima dari perusahaan dan menambahkan merupakan syarat dari brand yang kuat dan image
bahw a service qua lit y d apat diuku r melalui adalah persepsi yang relatif konsisten dalam jangka
perbedaan antara persepsi terhadap service quality panjang.
yang diterimanya dengan harapan pelanggan terhadap Keller (1998) menyatakan brand image can be
pelayanan. defined as a perception about brand as reflected
Menurut Parasuraman dalam Lupiyoadi (2001) by the bran d associatio n held in co nsum er
bahwa konsep service quality yang diharapkan dan memorybrand image adalah persepsi pelanggan
dirasakan ditentukan oleh service quality. service terhadap suatu brand yang digambarkan melalui
quality tersebut terdiri dari daya tanggap, jaminan, asosiasi merek yang ada dalam ingatan pelanggan.
bukti fisik, empati dan kehandalan. Selain itu, Sementara Aaker (1991) menyatakan bahwa asosiasi
pelayanan yang diharapkan sangat dipengaruhi oleh merek adalah segala hal yang berhubungan dengan
berbagai persepsi komunikasi dari mulut ke mulut, merek di memori di otak dan brand image sebagai
kebutuhan pribadi, pengalaman masa lalu dan kumpulan dari asosiasi merek. Ditarik persamaan
k omun ik asi ek ster nal, p er sepsi in ilah yan g bahwa brand image terkait dengan aspek-aspek
mempengaruhi pelayanan yang diharapkan (Ep = intangible (abstrak) yang dilekatkan konsumen pada
Expectation) dan pelayanan yang dirasakan (Pp = merek. Brand image adalah citra tentang suatu

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 13


KORELASI SERVICE QUALITY DAN BRAND IMAGE TERHADAP BRAND EQUITY
Oleh : Aspizain Caniago

merek yang dianggap sebagai sekelompok asosiasi sederh an a dapat mu ncul d alam b en tu k
yang menghubungkan pemikiran konsumen terhadap pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan pada
suatu nama merek, brand image sebagai persepsi suatu merek.
rasional dan emosional terhadap suatu merek tertentu 5) Brand image yang positif akan membuat
(Zinkhan et al. 1990). Brand image didefinisikan konsumen menyukai suatu produk dengan
sebagai persepsi atau kesan tentang suatu merek merek yang bersangkutan di kemudian hari,
yang direfleksikan oleh sekumpulan asosiasi yang sedangkan bagi produsen brand image yang
menghubungkan pelanggan dengan merek dalam baik akan menghambat kegiatan pemasaran
ingatannya (Sitinjak, et al.2005). pesaing.
Kertajaya (2005) menyatakan bahwa brand 6) Brand image merupakan faktor yang penting
image adalah gebyar dari seluruh asosiasi yang yang dapat membuat konsumen mengeluarkan
terkait pada suatu merek yang sudah ada dibenak keputusan untuk mengkonsumsi bahkan sampai
konsumen dan pembentukan brand image juga kepada tahap loyalitas di dalam menggunakan
dipengaruhi oleh pengalaman konsumen. Menurut suatu merek produk tertentu, karena brand
Shimp (2000) brand image adalah jenis asosiasi yang image mempengaruhi hubungan emosional
muncul dibenak konsumen ketika mengingat sebuah antara konsumen dengan suatu merek, sehingga
brand tertentu. Brand image adalah kumpulan merek yang penawarannya sesuai dengan
persepsi tentang sebuah brand yang saling berkaitan kebutuhan akan terpilih untuk dikonsumsi.
yang ada dalam pikiran manusia. Dalam penelitian ini variabel brand image diukur
Brand image yaitu deskripsi tentang asosiasi dan dengan indikator indikator yang digunakan oleh
keyakinan konsumen terhadap brand tertentu Keller (1993), yaitu: (1). Atribut, (2). Manfaat, (3).
( Tjip to no , 2005). Men ur ut Nugro ho ( 2003) Sikap Terhadap Merek.
menyatakan bahwa image adalah realitas oleh karena
itu jika komunikasi pasar tidak cocok dengan realitas, Brand Eqquity
secara normal realitas akan menang. Image akhirnya Merek adalah nama, bentuk, simbol, desain atau
akan menjadi baik, ketika konsumen mempunyai kombinasi diantaranya yang mengidentifikasikan dan
pengalaman yang cukup dengan realitas baru. membedakan produk kita dengan pesaing (Kotler,
Realitas baru yang dimaksud yaitu bahwa sebenarnya 2006). Knapp (2001) mengatakan bahwa merek
organisasi bekerja lebih efektif dan mempunyai kinerja bukan sekedar nama besar saja, namun merek dilihat
yang baik. sebagai cara hidup, didalamnya terdapat keinginan,
Hapsari (2007) mengambil beberapa kesimpulan janji dan komitmen yang harus dipenuhi perusahaan.
tentang brand image sebagai berikut: Kertajaya (2010) mengatakan bahwa brand adalah
1) Bran d im ag e meru pakan pemahaman value yang ditawarkan kepada konsumen.
konsumen mengenai merek secara keseluruhan. Ghodeswar (2008) brand dipandang dari sudut
kepercayaan konsumen terhadap merek dan pandang konsumen, maka brand image adalah total
bagaimana pandangan konsumen tentang akumulasi dari semua pengalaman yang dialami dan
merek. dibangun berdasarkan kontak dengan konsumen.
2) Brand image tidak semata ditentukan oleh Brand equity yang kuat akan berdampak juga pada
bagaimana pemberian nama yang baik kepada loyalitas konsumen dan profit perusahaan (Keller,
sebu ah p rod uk , tetap i ju ga dibu tu hk an 2001). Kotler (2006) memberikan definisi brand
bagaimana cara memperkenalkan produk equity sebagai pemberian nilai tambah kepada barang
tersebut agar dapat menjadi sebuah memori bagi atau jasa dimana nilai merefleksikan bagaimana
konsumen dalam membentuk suatu persepsi pikiran, perasaan dan tindakan konsumen menghargai
akan sebuah produk. sebuah merek sama seperti harga, pangsa pasar dan
3) Bran d im ag e san gat berp atok an p ad a keu ntungan yan g merek perintahk an kep ada
pemahaman, kepercayaan, dan pandangan atau perusahaan.
persepsi konsumen terhadap suatu merek. Definisi brand equity menurut Aaker (1996)
4) Brand image dapat dianggap jenis asosiasi yang adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang
muncul di benak konsumen ketika mengingat berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya,
sebuah merek tertentu, asosiasi tersebut secara yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan

14 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


KORELASI SERVICE QUALITY DAN BRAND IMAGE TERHADAP BRAND EQUITY
Oleh : Aspizain Caniago

oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau identity, keunikan dari brand association yang
p ar a pelanggan peru sahaan . Keller ( 1993) menggambarkan merek ada untuk apa dan janji apa
mendefinisikan brand equity berbasis konsumen merek kepada konsumen.
sebagai pengaruh diferensial dari pengetahuan Menurut Sullivan et al. (1993) para peneliti
mer ek ter hadap tanggapan ko nsumen p ad a menduga bahwa brand equity bisa diukur dengan
pemasaran suatu merek. Brand equity adalah mengurangi utilitas atribut fisik produk dari total
seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait utilitas suatu merek. Sebagai aset yang penting bagi
dengan suatu merek, nama, simbol yang mampu perusahaan, brand equity bisa meningkatkan
menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh cashflow bagi bisnis. Menurut Durianto et al. (2004)
sebuah produk atau jasa kepada perusahaan maupun pengukuran indikator brand equity meliputi faktor-
kepada pelanggan. faktor: kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi
Menurut Kotler et al. (2009), brand equity kualitas, kepemimpinan atau popularitas, harga
adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan optimum, loyalitas, pangsa pasar dan jangkauan
jasa. Nilai tercermin dari pikiran konsumen yang distributor.
dirasakan, reaksi penghargaan terhadap merek (nilai Persepsi kualitas merupakan persepsi konsumen
psikologi) dan juga tercermin dari harga, pangsa pasar terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu
dan laba yang lebih besar untuk perusahaan sebagai produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud
akibat kepemilikan merek (nilai keuangan). Keller yang diharapkan konsumen. Persepsi terhadap
(1993) mendefinisikan ekuitas merek berbasis kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa
konsumen sebagai dampak diferensial pengetahuan tersebut dapat menentukan nilai dari produk atau jasa
merek pada respon konsumen terhadap pemasaran tersebut dan berpengaruh langsung kepada keputusan
merek, Simamora (2001) menjelaskan brand equity pembelian dan loyalitas konsumen terhadap suatu
dapat memberikan nilai dan manfaat baik bagi merek. Brand association merupakan segala kesan
konsumen maupun bagi perusahaan. yang muncul dan terkait dengan ingatan konsumen
Kotler and Keller (2009) menjelaskan model mengen ai suatu mer ek . Bran d asso ciat io n
brand equity berbasis konsumen, yaitu: differensiasi mencerminkan suatu merek terhadap suatu kesan
menguk ur derajat per bedaan merek dengan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya
kompetitornya, relevansi mengukur daya tarik merek, hidup, manfaat, atribut, produk, geografis, harga,
penghargaan mengukur bagaimana merek dihargai pesaing, selebriti dan lain-lainnya. Brand loyalty
dan dihormati dan pengetahuan mengukur keakraban merupakan ukuran kedekatan atau keterkaitan
dan kedekatan merek dengan konsumen. Brand pelanggan pada seb uah merek. Uku ran in i
equity tidak terjadi dengan sendirinya tetapi ditopang menggambarkan tentang mungkin tidaknya konsumen
oleh elemen- elemen pembentuk brand equity beralih ke merek lain, terutama jika merek tersebut
(Aaker, 1997), yaitu: kesadaran merek adalah mengalami perubahan baik yang menyangkut harga
kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali ataupun atribut lainnya dan asset-aset merek lainnya,
atau mengin gat k embali b ahwa suatu merek seperti paten, cap dan saluran hubungan.
merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Ada Yo o et a l. ( 2000) d alam p en elitian nya
beberapa model yang digunakan untuk mempelajari menggunakan empat indikator sebagai pengukur
pendekatan brand equity, model-model tersebut brand equity secara keseluruhan, indikator-indikator
antara lain: Customer based brand equity (CBBE), tersebut adalah preferensi, fitur, goodness dan
model Brand asset valuator, Model Aaker model diferensial. Yoo et al. (2000) melakukan kajian
Aaker (1997) melihat brand equity sebagai lima dengan menggunakan kerangka pikir dari Aaker
kategori dari brand assets dan liabilities yang (1991). Yoo et al. (2000) meneliti pengaruh dari
berhubungan dengan merek yang menambah atau beberapa upaya-upaya pemasaran seperti harga, citra
mengurangi nilai yang diberikan oleh produk dan jasa toko, intensitas distribusi, pengeluaran iklan dan price
kepada perusahaan dan konsumen. Ada lima kategori, deal terhadap beberapa dimensi brand equity seperti
yaitu: brand loyalty, brand awareness, perceipt loyalitas merek, kesadaran merek dan kualitas yang
quality, brand association dan asset lainnya (seperti diterima serta dampaknya terhadap brand equity.
paten, trademark, channel relationship). Menurut Dalam penelitian ini variabel brand equity diukur
Aaker, konsep brand equity terpenting adalah brand dengan indikator-indikator yang digunakan oleh Aaker

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 15


KORELASI SERVICE QUALITY DAN BRAND IMAGE TERHADAP BRAND EQUITY
Oleh : Aspizain Caniago

(1991), yaitu: (1). loyalitas merek, (2). Kesadaran Hipotesis. 2. (X1 terhadap Y): Service quality
merek, dan (3). Kualitas yang diterima, (4). mempunyai hubungan positif terhadap Brand Equity,
asosiasi merek, (5). asset-aset merek lainnya. Semakin tinggi respons Service quality maka
semakin tinggi tingkat Brand Equity.
METHODOLOGY Hipotesis. 3. (X2 terhadap Y): Brand Image
Kerangka Pemikiran mempunyai hubungan positif terhadap Brand Equity,
Dari penomena penomena yang terkait dengan Semakin tinggi respons Brand Image maka semakin
service quality dan brand image terhadap Brand tinggi tingkat Brand Equity.
Equity maka dicari pengaruh antara variabel
in devend en t dan d even dent . Var iab el yan g HASIL PENELITIAN
dikembangkan dari indikator indikator sebagai Penelitian ini dilakukan melalui metode survey
berikut: Service quality akan diukur dengan indikator yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil
indikator yang digunakan oleh Parasuraman, et sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner
al. (1988), yaitu: (1). Tangible (berwujud/ jelas dapat sebagai alat pengumpulan data. Metode analisis data
dibuktikan), (2). Reliability (kehandalan), (3). dengan menggunakan analisis statistik deskriptif
Responsiveness (daya tanggap), (4). Assurance dimaksudkan untuk mengetahui distribusi frekuensi
(Jaminan/ kepastian), (5). Emphaty (Empati). Brand jawaban responden dari hasil kuesioner, yaitu dengan
Image akan diukur dengan indikator indikator yang car a mengumpulk an data dar i hasil jawaban
digunakan oleh Keller (1993), yaitu: (1). Atribut, (2). responden, selanjutnya ditabulasi dalam tabel dan
Manfaat, (3). Sikap Terhadap Merek. Brand dilakukan pembahasan secara deskriptif. Selanjutnya
Equity diukur dengan indikator indikator yang dilakukan analisis statistik inferensial menggunakan
digunakan oleh Aaker (1991), yaitu: (1). loyalitas analisis model persamaan struktural (The Structural
merek, (2). Kesadaran merek, dan (3). Kualitas Equation Modelling atau SEM)
yang diterima, (4). asosiasi merek, (5). asset-
aset merek lainnya. Hasil Analisis Statistik Deskriptif.
Adapun hubungan antar variabel variabel Setiap butir pertanyaan mempunyai rentang 1
tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini: sampai 5 dengan jumlah responden 144, dihitung
Y1. Loyalitas
Merek
Y2. Kesadaran
Merek
Y3 . Kualitas yg
Diterima
Y4. Asosiasi
Merek
Y5. Aset-aset
Merek Lainnya
menggunakan interval dengan nilai rata-rata tertinggi
X1.1. Berwujud
adalah 5 (lima) dan terendah adalah 1 (satu), dengan
X1.2. Keandalan hasil distribusi skor seluruh variabel service quality,
X1.3. Tanggap SERVICE QUALITY
H2 brand image dan Brand Equity, sebagai berikut:
X1.4. Jaminan
(X1)

X1.5. Empati
H1 BRAND EQUITY Deskripsi Variabel Service quality
H3 (Y)
Deskripsi variabel service quality meliputi
BRAND IMAGE
(X2) frekuensi, persentase dan rata-rata disajikan dalam
Tabel berikut ini.
X2 .1. Atribut X2.2. Manfaat X2.3. Sikap Terhadap Merek
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Skor Service quality.
Gambar: 2. Hubungan Variabel, Hipotesis dan Indikator Skor
1 2 3 4 5 Mean
Indikator Penelitian
F % F % f % f % f %
X1.1 0 0,00 1 0,93 21 14,12 105 73,38 17 11,57 3,96
Hipotesis Penelitian X1.2 0 0,00 2 1,04 32 23,09 100 69,10 10 6,77 3,82
X1.3 0 0,00 2 1,39 40 27,78 87 60,42 15 10,42 3,80
Hipotesis merupakan dugaan sementara mengenai X1.4 0,00 1
0 0,46 23 15,74 108 75,46 12 8,34 3,92
hubungan antar variabel dalam suatu penelitian yang X1.5 0 0,00 4 2,78 40 28,24 89 61,57 11 7,41 3,68
kebenarannya perlu dibuktikan. Hipotesis disusun Mean Service quality 3,84

berdasarkan teori dan temuan empirik yang terkait Sumber: Data yang diolah dengan SPSS, 2017
dengan variabel-variabel yang dapat diuraikan dan Keterangan:
dijelaskan, seperti di bawah ini: X1.1 : Berwujud
Hipotesis. 1. (X1 terhadap X2): Service quality X1.2 : Kehandalan
mempunyai hubungan positif terhadap Brand Image, X1.3 : Daya Tanggap
semakin tinggi respons service quality maka X1.4 : Kepastian Pelayanan
semakin tinggi tingkat Brand Image. X1.5 : Empati

16 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


KORELASI SERVICE QUALITY DAN BRAND IMAGE TERHADAP BRAND EQUITY
Oleh : Aspizain Caniago

Diketahui bahwa tanggapan pelanggan mengenai berdasar kategori nilai skor pada analisis statistik
pernyataan tentang indikator berwujud (X1.1) Skor deskriptif. Indikator sikap terhadap merek (X2.3)
rata-rata (mean) adalah 3,96 yang berada dalam dengan pernyataan, bahwa merek adalah merupakan
kategori tinggi berdasar kategori nilai skor pada merek terpercaya dengan skor tara-rata (mean)
analisis statistik deskriptif. Indikator kehandalan adalah 3,88 yang berada dalam kategori tinggi
(X.1.2) dengan pernyataan Skor rata-rata (mean) berdasar kategori nilai skor pada analisis statistik
adalah 3,82 yang berada dalam kategori tinggi deskriptif. Dapat diketahui skor rata-rata (mean)
berdasar kategori nilai skor pada analisis statistik variabel brand image sebesar 4,15 berada dalam
deskriptif. Indikator daya tanggap (X.1.3) dengan kategori tinggi berdasar kategori nilai skor pada
pernyataan bahwa Skor rata-rata (mean) adalah 3,80 analisis statistik deskriptif.
yang berada dalam kategori tinggi berdasar kategori
nilai skor pada analisis statistik deskriptif. Indikator Deskripsi Variabel Brand Equity
kepastian pelayanan (X.1.4) dengan pernyataan Skor Desk ripsi variab el Bran d Equity melipu ti
rata-rata (mean) adalah 3,92 yang berada dalam frekuensi, persentase dan rata-rata disajikan dalam
kategori tinggi berdasar kategori nilai skor pada Tabel berikut ini:
analisis statistik deskriptif. Indikator empati (X.1.5) Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skor Brand Equity.
dengan pernyataan bahwa skor rata-rata (mean) Indikator Skor
1 2 3 4 5 Mean
adalah 3,68 yang berada dalam kategori tinggi f % f % f % f % f %
berdasar kategori nilai skor pada analisis statistik Y.1 0 0,00 3 2,08 39 27,08 90 62,50 12 8,33 3,77 100
deskriptif. Dapat diketahui skor rata-rata (mean) Y.2 0 0,00 1 0,69 11 7,64 104 72,22 28 19,44 4,1 100
Y.3 0 0,00 3 2,08 32 22,22 104 72,22 5 3,47 3,77 100
variabel service quality sebesar 3,84 berada dalam Y.4 0 0,00 3 2,08 41 28,47 89 61,81 11 7,64 3,,75 100
kategori tinggi berdasar kategori nilai skor pada Y.5 0 0,00 5 3,47 31 21,53 100 69,44 8 5,56 3,77 100
analisis statistik deskriptif. Mean Brand Equity 3,83

Sumber: Data yang diolah dengan SPSS, 2017


Deskripsi Variabel Brand Image Keterangan:
Deskr ip si var iabel brand imag e melipu ti Y.1 : Loyalitas terhadap Merek
frekuensi, persentase dan rata-rata disajikan dalam Y.2 : Kesadaran Merek
Tabel berikut ini: Y.3 : Persepsi Kualitas
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skor Brand Image. Y.4 : Asosiasi Merek
Indikator Skor Y.5 : Aset-Aset Merek Lainnya
1 2 3 4 5 Mean
f % f % f % f % f %
X2.1 0 0,00 0 0,00 1 0,69 111 77,08 32 22,22 4,22 Diketahui bahwa tanggapan pelanggan mengenai
X2.2 0 0,00 2 1,39 15 10,42 129 89,58 13 9,03 4,35
X2.3 0 0,00 3 2,08 17 11,81 113 78,47 11 7,64 3,88 pernyataan tentang indikator loyalitas terhadap merek
Mean Brand Image 4,15 (Y.1) dengan Skor rata-rata (mean) adalah 3,77 yang
Sumber: Data yang diolah dengan SPSS, 2017 berada dalam kategori tinggi berdasar kategori nilai
Keterangan: skor pada analisis statistik deskriptif, Indikator
Y1.1: Atribut kesadaran terhadap merek (Y.2) dengan Skor rata
Y1.2: Manfaat rata (mean) adalah 4,1 yang berada dalam kategori
Y1.3: Sikap terhadap Merek tinggi berdasar kategori nilai skor pada analisis statistik
deskriptif, Indikator persepsi terhadap kualitas yang
Diketahui bahwa tanggapan pelanggan mengenai diterima (Y.3) dengan Skor rata-rata (mean) adalah
pernyataan tentang indikator atribut (X2.1) dengan 3,77 yang berada dalam kategori tinggi berdasar
pernyataan, atribut merek memberikan kesan lebih kategori nilai skor pada analisis statistik deskriptif,
mudah dikenal dan lebih menarik dengan skor rata- Indikator asosiasi merek (Y.4) dengan Skor rata-rata
rata (mean) adalah 4,22 yang berada dalam kategori (mean) adalah 3,75 yang berada dalam kategori tinggi
sangat tinggi berdasar kategori nilai skor pada analisis berdasar kategori nilai skor pada analisis statistik
statistik deskriptif. Indikator manfaat (X2.2) dengan deskriptif, Indikator asset-aset merek lainnya (Y.5)
pernyataan, merek memberikan manfaat kepada dengan Skor rata-rata (mean) adalah 3,77 yang berada
pelanggan dengan skor rata-rata (mean) X2.2 adalah dalam kategori tinggi berdasar kategori nilai skor pada
4,35 yang berada dalam kategori sangat tinggi analisis statistik deskriptif. Dapat diketahui skor rata-

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 17


KORELASI SERVICE QUALITY DAN BRAND IMAGE TERHADAP BRAND EQUITY
Oleh : Aspizain Caniago

rata (mean) variabel brand equity sebesar 3,83 terhadap brand equity signifikan pada cut of
berada dalam kategori tinggi berdasar kategori nilai value 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
skor pada analisis statistik deskriptif. baik nilai service quality maka semakin baik
pula nilai brand equity
Hasil Analisis SEM 3) Terdapat pengaruh yang signifikan brand image
Pada pengujian Goodness of Fit Full model terhadap brand equity. Berdasarkan hasil
didapatkan hasil Significance Probability (0,101) pengujian statistik terhadap hipotesis ini diperoleh
kategori baik, pada Absolute Fit Measures dimana p-value sebesar 0,000 (batasan nilai p < 0,05),
- Chi-square (297,000) kategori baik, RMSEA jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis ini
(0,06) kategori baik, pada GFI (0,95) kategori baik, signifikan. Artinya, pengaruh brand image
pada Incremental Fit Measures TLI (0,97) kategori terhadap brand equity signifikan pada cut of
baik, CFI (0,96) kategori baik, selanjutnya pada p value 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
Parsimonious Fit Measures AGFI (0,96) kategori semakin baik nilai brand image maka semakin
baik dan CMIN/DF (1,13) kategori baik. baik pula nilai brand equity
Dari Hasil pengu jian tamp ak b ahw a dari Setelah pengujian pengaruh langsung, di dalam
keseluruhan jalur yang dianalisis terdapat jalur yang SEM dikenal juga adanya pengaruh tidak langsung.
menunjukkan causal relationship yang signifikan, Pengaruh tidak langsung merupakan hasil perkalian
hal ini dilihat dari besarnya nilai signifikansi (p) yang dua pengaruh langsung. Pengaruh tidak langsung
lebih kecil dari 5%. Sedangkan jalur menunjukkan dapat dinyatakan signifikan jika kedua pengaruh
causal relationship yang tidak signifikan, hal ini langsung yang membentuknya signifikan. Tabel
dapat dilihat dari besarnya nilai signifikansi (p) yang berikut adalah model struktural hasil SEM pengaruh
lebih besar dari 5%. tidak langsung.
Tabel. Model Struktural Hasil SEM Tabel. Model Struktural Hasil SEM
Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung
Nomor Hubungan Antar Pengaruh Tidak Koefisien
Standardize P-Value
Hipotesis Variabel Langsung Koefisien Pengaruh Langsung Pengaruh Keterangan
1 Service quality (X1) ke Tidak
0,147 0,034 Langsung
Brand Image (X2)
2 Service quality (X1) ke X1X2Y X1X2= 0,147 X2Y= 0,688 0,101 Signifikan
0,193 0.027
Brand Equity (Y)
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017
3 Brand Image (X2) ke
0,688 0,000
Brand Equity (Y)
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017 Berdasarkan Tabel, maka hasil pengujian model
struktural pengaruh tidak langsung dapat disajikan
Berdasarkan Tabel diatas maka hasil pengujian sebagai berikut: Pengaruh tidak langsung antara
model struktural dapat disajikan sebagai berikut: service quality (X1) terhadap brand equity (Y)
1) Terdapat pengaruh yang signifikan service melalui brand image (X2), diperoleh koefisien
quality terhadap brand image. Berdasarkan pengaruh tidak langsung sebesar 0,101. Karena
hasil pengujian statistik terhadap hipotesis ini pengaruh langsung service quality (X1) terhadap
diperoleh nilai p-value sebesar 0,034 (batasan brand image (X2) signifikan dan brand image (X2)
nilai p < 0,05), jadi dapat disimpulkan bahwa terhadap Brand Equity (Y) signifikan, maka dapat
hipotesis ini signifikan. Artinya, pengaruh service disimpulkan bahwa pengaruh tidak langsung antara
quality terhadap brand image signifikan pada service quality (X1) terhadap Brand Equity (Y)
cut of value p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa melalui brand image (X2) signifikan.
semakin baik nilai service quality maka
semakin baik pula nilai brand image. KESIMPULAN DAN SARAN
2) Terdapat pengaruh yang signifikan service Kesimpulan
quality terhadap brand equity. Berdasarkan Berdasar kan analisis h asil p enelitian d an
hasil pengujian statistik terhadap hipotesis ini pembahasan sebelumnya maka kesimpulan dari
diperoleh p-value sebesar 0,027 (batasan nilai penelitian ini adalah sebagai berikut:
p < 0,05), jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1. Service quality berpengaruh langsung terhadap
ini signifikan. Artinya, pengaruh service quality brand image. Artinya semakin baik nilai

18 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


KORELASI SERVICE QUALITY DAN BRAND IMAGE TERHADAP BRAND EQUITY
Oleh : Aspizain Caniago

service quality maka semakin baik pula nilai (image) suatu perusahaan atau organisasi maka
brand image. service quality yang diberikan perusahaan atau
2. Service quality berpengaruh terhadap Brand organisasi dipastikan sudah maksimal diberikan
Equity. Artinya semakin baik nilai service dan dievaluasi kembali dengan pendekatan butir-
quality maka semakin baik pula nilai Brand butir indikator service quality pada penelitian
Equity. ini.
3. Brand image berpengaruh signifikan terhadap 2. Sesuai hasil penelitian yang memberikan
Brand Equity. Artinya semakin baik nilai hasil penjelasan b ah wa service qu al it y
brand image maka semakin baik pula nilai mempengaruhi brand equity, baik langsung
Brand Equity. maupun tidak langsung sehingga disarankan
untuk memastikan atau mengevaluasi ekuitas
Saran-saran. merek berdasar penilaian internal dan eksternal.
Berdasarkan hasil-hasil temuan dari penelitian 3. Hasil yang dicapai d alam pen elitian ini
terdapat beb erapa sar an pen tin g yang dap at menunjukkan bahwa brand image berkorelasi
dikemukakan sebagai berikut: langsung terhadap brand equity sehingga
1. Hasil yang dicapai d alam pen elitian ini disarankan ke perusahaan (organisasi) harus
menu njuk kan bahw a service qu al it y melakukan perbaikan citra (image) secara
berkorelasi terhadap Brand image, sehingga langsung melalui pendekatan butir-butir indicator
disarankan jika untuk meningkatkan citra brand image pada penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA Craven David W. Piercy Nigel F. (2006). Strategic


Aaker David A Kumar V. Day George S. (2004). Marketing, International Edition, Mc Graw-Hill,
Marketing Research, Eighth Edition, John Wiley Creswell, J.W. 2010. Research design: pendekatan
& Sons, Inc, New York USA. kualitatif, kuantitatif dan mixed, edisi ketiga,
American Society for Quality Control. (1974). Quality pustaka pelajar, Yogyakarta.
Costs What and How, ASQC Quality Costs Duffy and Alice, A. (1998). Examining the role of
Committee, Milwaukee, WI. service quality in overall service satisfaction.
Bitner, M.J. (1990). Evaluating Service Encounters: The Journal of managerial issues. Vol. X number.2
Effect of Physical Surroundings and Employee hal. 240-255.
Responses. Journal of Marketing. 54, April: 69- Durianto, Darmadi, Sugiarto, dan Toni Sitinjak. 2004.
82. Strategi Menaklukkan Pasar: Melalui Riset
Buchari. Alma. (2007). Management Pemasaran dan Ekuitas dan Perilaku Merek. Gramedia Pustaka
Pemasaran Jasa. Alfabeta. Bandung. Utama. Jakarta.
Bungin, Burhan. (2010). Metodologi Penelitian, Ferdinand, Augusty, 2005. Structural Equation
Penerbit Prenada Media Group, edisi pertama Modeling. BP Undip
cetakan kelima, Januari, ISBN 979-3465-82-4 Fornell, C. and Larcker, D.F. (1981). Evaluating
Cateora Philip R, Graham John L. (2007). Pemasaran Structural Equation Models with Unobservable
Internasional, Edisi 13, Salemba Empat, Jakarta, Variables and Measurement Error, Journal of
Chang; H.H, Hsu, C and Chung, S.H. 2008. The Marketing Research 18(1): 3950.
Antecendents Fornell, Olaes dan Wemerfelt, Birger. (1987). Defensive
and Consequences of Brand Equity in Service Markets. Marketing Strategy.
Journal Asia Pasific Management Review, 13(3). Gaffar, Vanessa. (2007). CRM (Customer Relationship
Churchill, G.A. Jr. 1979 A Paradigm for Developing Management) dan MPR Hotel (Marketing public
Better Measure of Marketing Constructs.Journal Relations). Alfabeta. Bandung.
of Marketing Research, 16 February: 64 72. Gale, Bradley. (1994). Managing Customer Value, The
Colgate, M., Stewart, K. and Kinsella, R. (1996). Free Press New York.
Customer Defection: A Study of The Student Griffin, Jill. (2002). Customer loyalty: How to Earn it,
Market in Ireland. International Journal of Bank How to keep it. New and Revised Edition.
Marketing. 14(3): 23-29. McGraw-Hill: Kentucky.
Colgate, M. and Hedge, R. (2001). An Investigation Griffin, Monroe, Vanessa. (2007). Nilai pelanggan dan
into The Switching Prosess in Retail Banking Br and Equity . http://
Service. International Journal of Bank Marketing. www.hendryza.wordpress.com/.
19(5): 201-212. Hong, Y.H. 2009. Effects of Two Types of Service
Colgate, M. and Lang, B. (2001). Swicthing Barier in Quality on Brand Equity in China: The Moderating
Consumer Markets: an Investigation of The Roles of Satisfaction, Brand Associations, and
Financial Service Industry. Journal of Cunsomer Brand Loyalty. Journal of Busines.Volume 15,
Marketing. 18(4): 332-347. Number 2. Kangwon National University South
Korea. Seoul.

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 19


KORELASI SERVICE QUALITY DAN BRAND IMAGE TERHADAP BRAND EQUITY
Oleh : Aspizain Caniago

Hossien, E. 2011. Determinants of Brand Equity: Hoteliers. International Journal of Marketing


Offering a Model to Chocolate Industry World Studies Vol. 2 May, No.1.p.147.
Academy of Science, Engineering and Technology Parasuraman, A. V.A. Zeithaml & L.L. Berry. (1994).
59. Servqual: Review, Critique Research Agenda,
Kapferer, J.N. 1992. Strategic Brand Managemen; New Journal of Marketing, page 111-124.
Approaches to Measuring and Managing Brand Parasuraman, A. Zeithaml, V. and Berry, L. (1988).
Equity, Kogan Page. London. Servqual: multiple-item scale for measuring
Keller, K. L. 2006. Branding and brand equity. In B. consumer perceptions of service quality, Journal
A. Weitz and R. Wensley (Eds), Handbook of of Retailing, Vol. 64 No. 1, pp. 12-40.
marketing.Sage. London. Rangkuti, Freddy. 2004. The Power of Brands, Teknik
______2003. Strategic Brand Management: Building, me ngelola br and equity dan s tr ategi
Measuring, And Managing Brand Equity, Second pengembangan merek dan analisis kasus dengan
Edition, Pearson Prentice Hal. New Jersey. SPSS, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
______1998. T he e ffec t of Bra nd Name Jakarta.
Suggestiveness on Advertising Recall, Journal ______2002. The Power of Brand: Teknik Mengelola
ofMarketing, vol.62, 48-57. Brand Equity dan Strategi Perkembangan Merek.
______1993. Conseptua lizing, Meas uring and Gramedia. Jakarta.
Ma na ging C us tome r-Ba se d Brand Robert W Woodruff. (1997). Customer Value: The Next
Equality,Journal of Marketing, (January), 1-22. Source for Competitive Advantage, Journal of
______1987. Memory Factor in Advertising: The the Academy of Marketing Science, Volume 25
Effect of Advertising Retrieval Cues on Brand N0.2, hal. 139-153, Spring.
Evaluations, Journal of Customer Research, 14 Sitinjak, Tony, 2006, Kinerja Citra, Sikap dan Ekuitas
December, 316-333. Merek, Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Bank
Kotler, Philip. Keller, Kevin Lane. (2007). Pengantar BUMN di Jakarta, Jurnal Ekonomi Perusahaan,
Bisnis Kontemporer; Buku 2, Edisi 11, Penerbit. Vol.13.
Erlangga, Manajamen Pemasaran; jilid 2, Edisi 12, Sitinjak, Tony, Tumpal.J.R.S. 2005. Pengaruh Citra
Kotabe Masaaki, Helsen Kristiaan. (2004). Global Merek dan Sikap Merek terhadap Ekuitas Merek.
Marketing Management, Third edition, Wiley Jurnal Ekonomi Perusahaan.Vol.12 No.2. pp166-
International Edition. 180.
She llyana J. Dan Basu S.D. (2002). Penga ruh
Kuncoro Mudrajad. (2003). Metode Riset untuk Bisnis Ketidakpuasan Pengguna, Karakteristik Kategori
dan Ekonomi, , Erlangga, Jakarta Indonesia. Produk, dan Kebutuhan Mencari Variasi terhadap
Kotler PhilipAmstrong. (2003). Ma na je me n Keputusan Perpindahan Merek, Jurnal Ekonomi
Pemasaran,,Salemba Empat, Jakarta. dan Bisnis Indonesia, Vol.17, 2002.
Kotler, Philip and Keller, Kevin Lane. (2006). Marketing Sugiyono, (2004). Metode Penelitian Bisnis, Cetakan
Management. 12th Edition. New Jersey : Pearson Ketujuh, Alfabeta, Bandung Indonesia.
Education. Tjiptono Fandy. (2002). Manajemen Pemasaran,
Kotler, Philip and Hermawan kertajaya. (2010). Penerbit Andi, Jogyakarta,
Marketing 3.0. John Wiley. Singapore Tjiptono, Fandy. (2005). Brand Management &
Kotler,Philip dan Ke lle r, Ke vin Lane. (2009). Strategy. Penerbit Andi. Yogyakarta
Manajemen Pemasaran. Jilid 1 dan 2 edisi 13, Tjiptono, Fandy. (1997). Strategi Pemasaran. Penerbit
Penerbit Erlangga dicetak PT. Gelora Aksara Andi. Yogyakarta
pratama. Original ISBN : 978-0-13-600998-6 Tjiptono, Fandy. (1996). Manajemen Jasa. Ed. IV.
Kotler, Philip ; Keller, Kevin Lane. (2007). Manajamen Penerbit Andi. Yogyakarta.
Pemasaran: Pengantar Bisnis Kontemporer. Buku Tu, Y. Wang, C. And Chang, H. 2012. Corporate Brand
2, Edisi 11, Penerbit Erlangga.; jilid 2, Edisi 12, Image and Customer Satisfaction on Loyalty: An
Knapp, E.D. 2001. The Brand Mindset, Yogyakarta: Empirical Study of Starbucks Coffee in Taiwan
Penerbit Andi. Menciptakan Kekuatan Merek Journal of Social and Development Sciences Vol.
dalam Era Teknologi, Salemba Empat. Jakarta. 3, No. 1, pp. 24-32, Jan (ISSN 2221-1152)
Low, G.S dan Lamb, Ch.W. (2000). The measurement Institute of Technology, Taiwan.
and dimensionality of brand association, Journal Zeithaml, V.A. Mary Jo Bitnet and Dwayne, D. Gremier.
of Product and Brand Management, Vol. 9 No.6, (2009). Service Marketing: Integrating customer
pp.350-68. focus across the firm. McGraw-Hill. New York.
Meenaghan, Tony. 1995. The role of advertising in Zeithaml, V.A. Mary Jo Bitnet and Dwayne, D. Gremier.
Brand Image Development. Journal of product (2000). Service quality, profitability and the
and brand management. Vol. 4, No.4. economic worth of customer: what we know and
Neal, William D. (1998). Satisfaction is Nice, but Value what we need to learn. Journal of the academy
Drives Loyalty, Journal of Marketing Research of marketing science. Vol.28, No.1, pp. 67-85.
Oliver, R.L. (1999). Whence consumer loyalty. Zeithaml, V.A. and Bitner, M.J. (1996). Service
Journal of Marketing 63 (Special Issue): 3344. Marketing, The McGraw-Hill Companies, Inc.
Omar, M. and M.N.M. Ali. 2010. Managing Brand Singapore.
Equity among Langkawis (SMEs) Independent

20 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


POTENSI TANDAN KOSONG SAWIT UNTUK
MEMPRODUKSI KOMPOS
Oleh : Munawir*
ABSTRACT
Indonesia to the implementation of additional plantation development program and in particular on the
development of oil palm , area and production of CPO (Crude Palm Oil) is increasing.Indonesia to 2014 year
(preliminary figures) there are 10.956.231 ha, 29.344.479 tons of CPO, derived from 127.355.037 tons of FFB (Fresh
Fruit Branch), potentially acquired 29.291.657 tons EFB (Empty Fruit Branch) and 18.307.284 tons EFB compost.
Benefits than to produce EFB compost can be for pulp, fibreboard and fuel. EFB compost nutrient content and
beneficial advantages both for fertilizer crops and prove soil structure. EFB is necessary to use the maximum potential
for composting EFB and for the benefits.

PENDAHULUAN k omod itas k elap a sawit seperti Alg em een


Kelapa Saw it ( Ela eis gu in en sis Ja cq ) Proefstation der AVROS (APA) yang didirikan pada
merupak an salah satu tanaman perdagangan/ tahun 1916 yang merupakan cikal bakal Research
komoditas di Indonesia yang mempunyai peranan In st itu te o f S um atera Plan ters Asso cia tion
strategis dalam perekonomian nasional dan telah (RI SPA) yan g berdir i tahun 1957 dan Pusat
banyak diusahakan pihak swasta, pemerintah dan Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) tahun 1981.
petani kecil. Perkembangan kelapa sawit di Indonesia secara
Tanaman kelapa sawit masuk di Indonesia signifikan berawal pada tahun 1977 dengan dimulainya
pertama kali di Pulau Jawa pada tahun 1848 dan imp lementasi pr ogram Nucleus Est at e an d
ditanam di Kebun Raya Bogor (Botanic Gardens Smallhoder (NES) atau Perkebunan Inti Rakyat
at Buitenzog) yang benihnya diterima dari Hortus yang men giku tser takan masyar ak at d en gan
Botanicus di Amsterdam melalui Mr.D.T. Princes of menggunakan pola kemitraan antara perusahaan
Bourbon. perkebunan besar sebagai Inti (bapak angkat) dan
Kelapa sawit tersebut merupakan cikal bakal petani sebagai Plasma (anak angkat) yang dikenal
perkembangan kebun kelapa sawit di Indonesia dan d en gan po la Per usah aan In ti Rak yat (PIR)
di Kuala Selangor, Malaysia. Penanaman kelapa sawit Perkebunan. Pembangunan perkebunan dengan Pola
secara besar-besaran (perusahaan besar) baru PIR terus ber lanjut d an berkembang dengan
dimulai lebih dari setengah abad kemudian, tepatnya dikeluarkannya INPRES Nomor 1 Tahun 1986 yang
pada 1911 yang dimotori oleh M. Adrien Hallet yang mengatur perkembangan perkebunan dengan Pola
berkebangsaan Belgia di Sungai Liliput (Aceh), Pulau Perusahaan Inti Rakyat yang dikaitkan dengan
Raja (Asahan) dan Tanah Itam Ulu, oleh K. Schadt Program Kredit Koperasi Premier Untuk Anggota
berkebangsaan Jeman. Benih kelapa sawit yang (PIR KKPA) dan juga yang khusus untuk Kawasan
b er kemb an g di Sumater a, awaln ya d ar i Timur Indonesia (PIR KKPA KTI).
perkembangan pada periode tahun 1911-1912 Selain bantuan Pemerintah untuk perkebunan
(Hartley, 1977 : 17). rakyat juga diberikan bantuan untuk Perkebunan
Selanjutnya perkembangan kelapa sawit di Besar Sw asta Nasio nal (PBSN) d en gan
In do nesia, d id uk un g oleh tek no lo gi yan g menggunakan dana murah yang dikenal dengan
dikembangkan oleh lembaga riset perkebunan, yang PBSN I dan PBSN II yang selain memberikan
didirikan oleh perusahaan yang bergerak pada kontribusi luas areal perkebunan yang cukup

* Dosen Program Studi Strata Satu Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 21


POTENSI TANDAN KOSONG SAWIT UNTUK MEMPRODUKSI KOMPOS
Oleh : Munawir

signifikan tetapi juga memberikan dampak lain dengan output produk untuk memenuhi kebutuhan manusia
berinvestasi di bidang pengolahan dan pemasaran. (Reksohadiprodjo dan Gito Sudarmo, 2000 : 20).
Perkembangan kelapa sawit di Indonesia pada Pada konteks tulisan ini maka produksi atau hasil
tahun 1984 tercatat seluas 512.021 ha, dengan jumlah produksi akhir (output) berupa kopmpos yang
produksi sebesar 247.361 ton CPO. Sedangkan pada dihasilkan dengan merubah input berupa tandan
tahun 2014 (angka sementara) tercatat luas areal kosong sawit (TKS) disertai faktor produksi lainnya
sudah menjadi seluas 10.956.231 ha, dengan produksi antara lain berupa mesin-mesin, alam / energi
seb esar 5.868.896 ton CPO , yang melip uti matahari, tenaga kerja, modal dan informasi.
perkebunan rakyat (PR), perkebunan besar negara Sedangkan produktivitas dalam hal ini adalah
(PBN) dan perkebunan besar swasta (PBS), (Ditjen produksi per satuan luas tertentu, disini digunakan
Perkebunan, 2014 : 3). ton/ha (data dalam bentuk hasil CPO) dan pengertian
Perk embangan luas ar eal, p ro du ksi dan produktivitas tersebut merupakan prestasi hasil yang
produktivitas tidak lepas dari kebijakan Pemerintah diperoleh dari per satuan luas (ton CPO/ha) atau
tentang perbenihan dan teknologi perbenihan yang produktivitas ini sangat mempengaruhi terhadap total
selama ini untuk memenuhi kebutuhan benih unggul atau jumlah produksi kelapa sawit yang dihasilkan.
kelapa sawit, yaitu : Tandan kosong sawit (TKS) adalah tandan buah
1. Impor benih kelapa sawit sejak tahun 1999 dari kelapa sawit yang brondolan buah sawit-nya telah
Negara Papua New Guinea, Malaysia dan diambil / diproses / diolah di pabrik kelapa sawit
Costa Rica. (PKS) untuk menjadi minyak sawit mentah atau CPO
2. Penyaluran benih kelapa sawit sejak tahun 1999 (Crude Palm Oil) dan tandan buah kelapa sawit
dari produsen benih di dalam negeri (Pusat tersebut menjadi tanpa brondolan buah sawit atau
Pengembangan Kelapa Sawit / PPKS, PT. disebut tandan kosong kelapa sawit / tandan kosong
Sucofindo, PT. London Sumatera / Lonsum, PT. sawit (TKS).
Bina Sawit Makmur / BSM, PT.Asian Agri, PT. Data produksi yang tersedia dalam bentuk ton
Dami Mas, PT. Bina Tani Nusantara / BTN). CPO, maka diubah / dikonversi kembali kebelakang
Berkaitan d engan hal- hal tersebut diatas, ke ton tandan buah segar (TBS), dimana konversinya
pengertian produksi diartikan sebagai suatu kegiatan bahwa 1 ton TBS akan menjadi 230 kg CPO
atau proses yang mentransformasikan masukan/input (rendemen 23%), kemudian dari 1 ton TBS akan
menjadi keluaran/output (Assauri S, 1993 : 11). Di menjadi 230 kg tandan kosong sawit / TKS atau
dalam sistem produksi dan operasi, komponen rendemen 23% ( Yulianto Giri Bagus, dkk, 2011 a :
masukan bisa terdiri atas bahan, tenaga kerja, mesin, 11).
energi, modal dan informasi yang tidak dapat dipisah- Pada pendapat lainnya, 1 ton TBS rendemen untuk
pisahkan tetapi secara bersama-sama membentuk menjadi CPO sebesar 23%, 1 ton TBS rendemen
suatu sistem dalam pentransformasikan/ dalam proses untuk menjadi TKS sebesar 22% - 23%, 1 ton TKS
konversi untuk memperoleh keluaran berupa barang rendemen untuk menjadi kompos TKS sebesar 60%
atau jasa (Assauri S, 1993 : 26). - 65% (isrol.com, 2008 : 5).
Pada konteks tulisan ini maka inputnya berupa Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang dibangun
tan dan ko song sawit ( TKS), mesin perajang kapasitas olahnya diperhitungkan dengan melihat
(perajangan TKS), tenaga kerja untuk penumpukan jumlah produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa
dan lainnya, limbah cair (disiramkan), mesin pembalik, sawit yang dihasilkan (diperhitungkan jumlah luas
energi sinar matahari untuk pengeringan kompos, areal dikalikan produktivitas kelapa sawit TBS/ha).
modal dan informasi, kemudian dengan melalui proses Misal kapasitas PKS suatu perusahaan sebesar 20
transformasi menjadi output berupa kompos (leaflet ton TBS/jam, 30 ton TBS/jam, dst, yang berarti
PPKS) kemampuan PKS dalam mengolah TBS sebesar 20
Produksi juga diartikan sebagai suatu kegiatan ton TBS/jam, 30 ton TBS/jam, dan seterusnya dengan
yang dimaksudkan untuk merubah faktor produksi memperhitungkan pasokan TBS yang siap diolah
(input; berupa alam, tenaga kerja, modal, teknologi) setiap jam-nya sampai di emplasemen.
menjadi hasil produksi (output), apakah itu hasil Dengan memperhatikan dan memperhitungkan
produksi barang jadi atau bahan baku lainnya. Hasil produksi TBS kelapa sawit yang dihasilkan dari areal
akhir dari suatu proses produksi adalah produk atau kelapa sawit yang ada dari hal-hal yang disebutkan

22 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


POTENSI TANDAN KOSONG SAWIT UNTUK MEMPRODUKSI KOMPOS
Oleh : Munawir

di atas, maka dapat ditentukan berapa kapasitas PKS dari PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) Medan,
yang harus dibangun. Dengan rendemen yang terjadi pustaka dan sumber-sumber lain yang terkait seperti
dari TBS yang diolah menjadi CPO, maka dapat dari internet dan yang relevan.
diperhitungkan berapa ton TBS yang diolah untuk
menjadi berapa ton CPO yang dihasilkan. Umumnya HASIL DAN PEMBAHASAN
rendemen yang terjadi sekitar 23% dan data yang Sejak dikeluarkannya berbagai macam program
disajikan sudah dalam bentuk hasil dari kapasitas yang pengembangan perkebunan dan khususnya pada
ada dalam jumlah ton CPO per tahun yang dihasilkan, kelapa sawit antara lain melalui program / proyek
yang pada gilirannya akan mempengaruhi produksi NES (Nucleus Estate and Smallholder Development
TKS dan kompos TKS. Project) dengan bantuan dana dari luar negeri, program
Hal-hal tersebut sejalan dengan pengertian / proyek PIR - BUN (Perusahaan Inti Rakyat -
kapasitas adalah suatu ukuran kemampuan produktif Perkebunan), PIR TRANS (Perusahaan Inti
suatu fasilitas per unit waktu dan design capacity yaitu Rakyat Transmigrasi), PIR KKPA ( Perusahaan
tingkat keluaran per satuan waktu untuk mana pabrik Inti Rakyat Kredit Koperasi Primer Un tuk
dirancang (Handoko Hani T, 1984 : 299, 300). Anggota), KKPA KTI (KKPA yang dikhususkan
Pertumbu han ar eal kelapa saw it san gat untuk Kawasan Timur Indonesia, Program PBSN I
dipengaruhi antara lain oleh harga CPO (Crude Palm (Perkebunan Besar Swasta Nasional Tahap I) dan
Oil), harga input, konsumsi, ekspor dan kebijakan Program PBSN II (Perkebunan Besar Swasta
Pemerintah. Nasional Tahap II) telah mengalami peningkatan yang
Pertumbuhan produktivitas kelapa sawit sangat pesat dalam hal mengenai luas areal, produksi,
dipengaruhi antara lain oleh agroklimat (antara lain produktivitas, jumlah dan kapasitas pabrik kelapa
kesesuaian lahan, iklim termasuk curah hujan, hari sawit (PKS).
hujan, jumlah bulan kering, jumlah bulan basah, Tabel 1 : Luas Areal dan Produksi Kelapa Sawit
kelembaban), teknologi, SDA (Sumber Daya Alam), Tahun 2000 - 2014
SDM (Sumber Daya Manusia), infrasruktur dan No. Tahun Luas Area (Ha) Produksi CPO (ton)
pemeliharaan tanaman. 1. 2000 4.158.077 7.000.508
2. 2001 4.713.435 8.396.472
Pertumbuhan produksi kelapa sawit dipengaruhi 3. 2002 5.067.058 9.622.345
antara lain oleh areal dan produktivitas kelapa sawit 4. 2003 5.283.557 10.440.853
dan selanjutnya produksi kelapa sawit tersebut 5. 2004 5.284.723 10.830.389
6. 2005 5.453.817 11.861.615
mempengaruhi pertumbuhan kapasitas olah pabbrik 7. 2006 6.94/914 17.350.848
kelapa sawit (PKS). Kemudian pada tingkat yang 8. 2007 6.766.836 17.664.725
lebih lanjut akan mempengaruhi pertumbuhan industri 9. 2008 7.363.847 17.539.788
10. 2009 7.873.294 19.324.293
hilirnya dan juga tentunya terhadap produksi TKS 11. 2010 8.385.394 21.958.120
dan kompos TKS. 12. 2011 8.992.824 23.096.541
Produksi TKS dan kompos TKS sampai seberapa 13. 2012 9.572.715 26.015.518
14. 2013 10.465.029 27.782.004
jauh potensinya dan penyebarannya di tiap propinsi 15. 2014*) 10.956.231 29.344.479
di Indonesia merupakan hal yang menarik untuk *) Angka Sementara (dari sumber data).
dilakukan penelitian. Sumber : Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, 2015

METODE PENELITIAN Dengan dikeluarkan berbagai macam program,


Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan maka luas areal tanaman kelapa sawit di Indonesia
pendekatan deskriptif analitis dengan tujuan untuk mengalami peningkatan sejak sebelum tahun 2000 dan
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2014 yaitu
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sebesar 4.158.077 ha (tahun 2000) meningkat menjadi
sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang 10.956.231 ha (tahun 2014 / angka sementara).
diselidiki. Dalam hal ini dilakukan dengan melalui studi Sejalan dengan hal tersebut, produksinya juga
referency / literature / pustaka (Nazir Moh, 1983). semakin meningkat yaitu sebesar 7.000.508 ton CPO
Data yang digunakan berupa data sekunder yang (tahun 2000) meningkat menjadi 29.344.479 ton CPO
bersumber dari Direktorat Jenderal Perkebunan, (tahun 2014 / angka sementara). Berdasarkan
Departemen Pertanian, dari instansi terkait seperti penjelasan-penjelasan diatas, besaran produksi CPO

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 23


POTENSI TANDAN KOSONG SAWIT UNTUK MEMPRODUKSI KOMPOS
Oleh : Munawir

dikonversi balik ke tonase TBS (tandan buah segar) yang berasal dari TBS sebesar 46.365.461 ton,
atau dikalikan 4,34 (rendemen TBS ke CPO sebesar potensi TKS (Tandan Kosong Sawit) sebesar
23%). Selanjutnya dari 1 ton TBS menjadi Tandan 10.664.056 ton dan potensi kompos TKS sebesar
Kosong Sawit (TKS) dihitung rendemen sebesar 6.665.035 ton.
23%. Berikutnya dari 1 ton TKS menjadi Kompos Adapun penyebaran areal, produksi CPO, TBS,
TKS rendemen sebesar 60% - 65% (dihitung rata- potensi TKS dan kompos TKS, perkebunan besar
rata = 62,5%). negara (PBN) diperhitungkan sebagai berikut :
Bentuk pengusahaan kelapa sawit terdiri atas Tabel 3 : Penyebaran Areal, Produksi CPO, TBS,
perkebunan rakyat (PR), perkebunan besar negara Potensi TKS dan Kompos, Perkebunan Besar
(PBN), perkebunan besar swasta nasional (PBSN) Negara (PBN), Per Propinsi, Tahun 2014 *)
dan perkebunan besar swasta asing (PBSA) No. Propinsi Luas Produksi Konversi Potensi Potenssi
Areal (ha) CPO (ton) Jumlah TKS (ton) Kompos
Penyebaran areal, produksi CPO, TBS, potensi TBS (ton) TKS (ton)
TKS dan kompos TKS, perkebunan rakyat (PR) 1.
1. Aceh
2 3
40.298
4
61.703
5=4x(4,34) 6=5x(0,23) 7=6x(0,625)
267.791 61.591 38.494
diperhitungkan sebagai berikut : 2. Sumut 324.111 1.080.517 4.689.443 1.078.572 674.107
3. Sumbar 8.409 26.549 115.222 26.501 16.563
Tabel 2 : Penyebaran Areal, Produksi CPO, TBS, 4. Riau 86.027 233.308 1.012.556 232.888 145.555
5. Kepri - - - - -
Potensi TKS dan Kompos TKS, Perkebunan 6. Jambi 26.919 86.062 373.509 85.907 53.691
Rakyat (PR), Per Propinsi, Tahun 2014 *) 7. Sumsel 55.221 138.414 600.716 138.164 86.353
8. Kep.Babel - - - - -
No. Propinsi Luas Produksi Konversi Potensi Potenssi 9. Bengkulu 4.510 13.825 60.000 13.800 8.625
Areal (ha) CPO (ton) Jumlah TKS (ton) Kompos 10. Lampung 19.034 65.406 283.862 65.288 40.805
TBS (ton) TKS (ton) 11. DKI - - - - -
1 2 3 4 5=4x(4,34) 6=5x(0,23) 7=6x(0,62 Jakarta
5) 12. Jabar 10.515 28.225 122.496 28.174 17.608
1. Aceh 207.155 369.131 1.602.028 368.466 230.291 13. Banten 10.120 16.255 70.546 16.225 10.141
14. Jateng - - - - -
2. Sumut 411.344 1.264.942 5.489.848 1.262.665 789.165
15. DIY - - - - -
3. Sumbar 195.874 455.129 1.975.259 454.309 283.943
16. Jatim - - - - -
4. Riau 1.408.660 3.940.250 17.100.685 3.933.157 2.458.223 17. Bali - - - - -
5. Kepri 1.332 1.210 5.251 1.207 754 18. NTB - - - - -
6. Jambi 425.564 1.028.008 4.461.554 1.026.157 641.348 19. NTT - - - - -
7. Sumsel 554.687 1.213.457 5.266.403 1.211.272 757.045 20. Kalbar 58.744 132.433 574.759 132.194 82.621
8. Kep.Babel 61.772 101.165 439.056 100.982 63.114 21. Kalteng 720 390 1.692 389 243
9. Bengkulu 203.050 497.538 2.159.314 496.642 310.401 22. Kalsel 17.362 52.333 227.125 52.238 32.649
10. Lampung 90.461 183.682 797.179 183.351 114.594 23. Kaltim 59.375 169.281 734.679 168.976 105.610
11. DKI - - - - - 24. Kalut - - - - -
Jakarta 25. Sulut - - - - -
12. Jabar 257 163 707 162 101 26. Gorontalo - - - - -
13. Banten 8.093 10.815 46.937 10.795 6.747 27. Sulteng 1.165 1.553 6.879 1.582 988
14. Jateng - - - - - 28. Sulsel 6.531 11.230 48.738 11.209 7.006
15. DIY - - - - - 29. Sulbar - - - - -
16. Jatim - - - - - 30. Sultra 3.924 5.767 25.028 5.756 3.597
17. Bali - - - - - 31. Maluku - - - - -
18. NTB - - - - - 32. Malut - - - - -
19. NTT - - - - - 33. Papua 12.419 25.525 110.778 25.479 15.924
34. Papua 2.886 7.518 32.628 7.504 4.690
20. Kalbar 329.092 509.612 2.211.716 508.694 317.934
Barat
21. Kalteng 136.947 245.413 1.065.092 244.971 153.107
J u ml ah 23.365 2.156.294 9.358.315 2.152.412 1.345.257
22. Kalsel 72.570 147.685 640.952 147.419 92.136 *) Angka Sementara (dari sumber data).
23. Kaltim 240.614 354.187 1.537.171 353.549 220.968
24. Kalut - - - - - Sumber : Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, diolah, 2015
25. Sulut - - - - -
26. Gorontalo - - - - -
27. Sulteng 70.727 129.209 560.767 128.976 80.610 Areal kelapa sawit perkebunan besar negara
28. Sulsel 28.642 35.031 152.034 34.967 21.854
29. Sulbar 53.132 135.031 586.034 134.787 84.242 (PBN) tersebar di 19 propinsi dengan jumlah areal
30. Sultra 6.400 447 1.939 446 278
31. Maluku 19.192 15.730 68.268 15.701 9.813
seluas 23.365 ha, produksi CPO sebesar 2.156.294
32. Malut - - - - - ton, yang berasal dari TBS sebesar 9.358.315 ton,
33. Papua 14.884 8.666 37.610 8.650 5.406
34. Papua 11.406 36.705 159.299 36.638 22.899 potensi TKS (Tandan Kosong Sawit) sebesar
Barat
Ju m la h 4.551.854 10.683.286 46.365.461 10.664.056 6.665.035
2.152.412 ton dan potensi kompos TKS sebesar
*) Angka Sementara (dari sumber data). 1.345.257 ton.
Sumber : Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, diolah, 2015 Sedangkan penyebaran areal, produksi CPO,
TBS, potensi TKS dan kompos TKS, perkebunan
Areal kelapa sawit perkebunan rakyat (PR) besar swasta nasional (PBSN) diperhitungkan
tersebar di 23 propinsi dengan jumlah areal seluas sebagai berikut :
4.551.854 ha, produksi CPO sebesar 10.683.286 ton,

24 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


POTENSI TANDAN KOSONG SAWIT UNTUK MEMPRODUKSI KOMPOS
Oleh : Munawir

Tabel 4 : Penyebaran Areal, Produksi CPO, TBS, Areal kelapa sawit perkebunan besar swasta
Potensi TKS dan Kompos, Perkebunan Besar asing (PBSA) hanya tersebar di 2 propinsi yaitu di
Swasta Nasional (PBSN), Per Propinsi, Aceh dan Sumatera Utara, dengan jumlah areal
Tahun 2014 *) seluas 168.263 ha, produksi CPO sebesar 644.286
No. Propinsi Luas Produksi Konversi Potensi Potenssi ton, yang berasal dari TBS sebesar 2.796.201 ton,
Areal (ha) CPO (ton) Jumlah TKS (ton) Kompos
TBS (ton) TKS (ton) potensi TKS (Tandan Kosong Sawit) sebesar 643.126
1. 2 3 4 5=4x(4,34) 6=5x(0,23) 7=6x(0,625)
1. Aceh 144.042 337.550 1.464.967 336.942 210.589 ton dan potensi kompos TKS sebesar 401.953 ton.
2. Sumut 511.192 1.849.213 8.025.584 1.845.884 1.153.677
3. Sumbar 177.471 601.145 2.608.969 600.062 375.039
Rekapitulasi areal, produksi CPO, TBS, potensi
4.
5.
Riau
Kepri
802.162 2.864.078
18.698 37.729
12.430.098 2.858.922
163.743 37.661
1.786.826
23.538
TKS dan potensi kompos TKS dari perkebunan
6. Jambi 236.327 743.190 3.225.444 741.852 463.657 rakyat ( PR) , per bun an besar negar a ( PBN),
7. Sumsel 501.142 1.501.117 6.514.847 1.498.414 936.509
8. Kep.Babel 149.465 437.559 1.899.006 436.771 272.982 perkebunan besar swasta nasional (PBSN) dan
9. Bengkulu 96.779 322.047 1.397.683 321.467 200.917
10. Lampung 55.756 198.890 863.182 198.531 124.082 perkebunan swasta asing (PBSA) sebagai berikut :
11. DKI - - - - -
Jakarta Tabel 6 : Penyebaran Areal, Produksi CPO, TBS,
12. Jabar 3.305 5.130 22.264 5.120 3.200
13. Banten 2.645 1.083 4.700 1.081 675 Potensi TKS dan Kompos, pada PR, PBN, PBSN
14. Jateng
15. DIY
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
dan PBSA, Tahun 2014 *)
16. Jatim - - - - -
17. Bali - - - - -
No. Jenis Luas Produksi Konversi Potensi Potenssi
18. NTB - - - - - Usaha Areal (ha) CPO (ton) Jumlah TBS TKS (ton) Kompos
19. NTT - - - - - (ton) TKS (ton)
20. Kalbar 571.390 1.256.826 5.454.624 1.254.563 784.102 1. 2 3 4 5=4x(4,34) 6=5x(0,23) 7=6x(0,625)
21. Kalteng 1.018.986 3.066.605 13.309.065 3.061.085 1.913.178 1. PR 4.551.854 10.683.286 46.365.461 10.664.056 6.665..035
22. Kalsel 409.941 1.116.206 4.844.334 1.114.196 696.373 2. PBN 748.272 2.156.294 9.358.315 2.152.412 1.345.257
23. Kaltim 556.102 1.076.427 4.671.693 1.074.489 671.555
24. Kalut - - - - -
3. PBSN 5.487.842 15.860.613 68.835.060 15.832.063 9.895.039
25. Sulut - - - - - 4. PBSA 168.263 644.286 2.796.201 643.126 401.953
26. Gorontalo - - - - - Jumlah 10.956.231 29.344.479 127.355.037 29.291.657 18.307.284
27. Sulteng 75.885 128.599 558.119 128.367 80.229 *) Angka Sementara (dari sumber data).
28. Sulsel 2.651 6.265 27.190 6.253 3.908
29. Sulbar 47.869 165.365 717.684 165.067 103.167 Sumber : Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, diolah, 2105
30. Sultra 37.347 69.034 299.607 68.909 43.068
31. Maluku 16.438 - - - -
32. Malut - - - - -
33. Papua 25.683 63.895 277.304 63.779 39.862 Pada total areal perkebunan tersebut, share
34. Papua 26.586 12.660 54.944 12.637 7.898
Barat perkebunan rakyat (PR) sebesar 41,54%, PBN
Jum lah 5.487.842 15.860.613 68.835.060 15.832.063 9.895.039
*) Angka Sementara (dari sumber data).
sebesar 6,83%, PBSN sebesar 50,08% dan PBSA
Sumber : Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, diolah, 2015 sebesar 1,55%. Produksi CPO, share perkebunan
rakayat (PR) sebesar 36,41%, PBN sebesar 7.35%,
Areal kelapa sawit perkebunan besar swasta PBSN sebesar 54,05% dan PBSA sebesar 2,19%.
nasional (PBSN) tersebar di 23 propinsi dengan Produksi CPO berasal dari TBS (Tandan Buah
jumlah areal seluas 5.487.842 ha, produksi CPO Segar), share TBS perkebunan rakayat (PR) sebesar
sebesar 15.860.613 ton, yang berasal dari TBS 36,41%, PBN sebesar 7,34%, PBSN sebesar 54,05%
sebesar 68.835.060 ton, potensi TKS (Tandan Kosong dan PBSA sebesar 2,2%. Potensi tandan kosong
Sawit) sebesar 15.832.063 ton dan potensi kompos sawit (TKS), share perkebunan rakyat (PR) sebesar
TKS sebesar 9.895.039 ton. 36,41%, PBN sebesar 7,35%, PBSN sebesar 54,05%
Sedangkan penyebaran areal, produksi CPO, dan PBSA sebesar 2,19%. Potensi kompos tandan
TBS, potensi TKS dan kompos TKS, perkebunan kosong sawit (TKS), share perkebunan rakyat (PR)
besar swasta asing (PBSA) diperhitungkan sebagai sebesar 36,41%, PBN sebesar 7,35%, PBSN
berikut: sebesar 54,05% dan PBSA sebesar 2,19%.
Tabel 5 : Penyebaran Areal, Produksi CPO, TBS, Jumlah keseluruhan areal diperkirakan sebanyak
Potensi TKS dan Kompos, Perkebunan Besar 10.956.231 ha, produksi CPO sebesar 29.344.479 ton,
Swasta Asing (PBSA), Per Propinsi, Tahun 2014*) yang diproduksi dari tandan buah segar (TBS)
No. Propinsi Luas Produksi Konversi Potensi Potenssi sebanyak 127.355.037 ton, potensi tandan kosong
Areal (ha) CPO (ton) Jumlah TKS (ton) Kompos
TBS (ton) TKS (ton) sawit (TKS) sebanyak 29.291.657 ton dan kompos
1. 2 3 4 5=4x(4,34) 6=5x(0,23) 7=6x(0,625) tandan kosong sawit (TKS) sebanyak 18.307.284 ton.
1. Aceh 22.378 85.470 370.939 85.316 53.322
2. Sumut 145.885 558.815 2.425.257 557.809 348.630 Bila diasumsikan harga kompos TKS sebesar
Jumlah 168.263 644.286 2.796.201 643.126 401.953 Rp.1.000,- / kg maka mempunyai nilai ekonomi
*) Angka Sementara (dari sumber data).
**) Propinsi lainnya tidak terdapat PBSA. sekitar sebesar Rp. 18.307.284.000.000,-
Sumber : Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, diolah, 2015

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 25


POTENSI TANDAN KOSONG SAWIT UNTUK MEMPRODUKSI KOMPOS
Oleh : Munawir

Produksi kompos dari TKS, proses pembuatannya 4. Manfaat kegunaan lainnya tandan kosong sawit
yaitu tandan kosong sawit (TKS) disiapkan, dilakukan (TKS) selain untuk produksi kompos TKS, dapat
perajangan TKS dengan mesin perajang, dilakukan juga untuk produksi pulp, fibreboard dan bahan
pembuatan tumpukan, dilakukan penyiraman kompos bakar. Selain itu manfaatnya dapat dilihat dari
dengan limbah cair pabrik kelapa sawit (PKS), aspek ekologi, aspek sosial dan aspek ekonomi.
dilakukan pembalikan kompos dengan mesin 5. Kompos TKS mempunyai kandungan nutrisi dan
pembalik, kemudian dilakukan pengeringan kompos keunggulan, yang bermanfaat baik untuk
(Yulianto Giri Bagus, dkk, 2011 b : 26). pemupukan tanaman dan memperbaiki struktur
Kandungan nutrisi kompos TKs yaitu air 54,39%, tanah.
ash 12,60%, N 2,34%, C 35,10%, P 0,31%, K 5,53%, 6. Perlu dilakukan pemanfaatan potensi tandan
Ca 1,46%, Mg 0,96%, C/N 15,03%, (Yulianto Giri kosong sawit (TKS) yang ada menjadi kompos
Bagus, dkk, 2011 c : 27). Sedangkan keunggulan tandan kosong sawit (TKS) dan untuk manfaat
kompos TKS untuk pemupukan tanaman yaitu lainnya.
kandungan kalium tinggi, tanpa penambahan starter
dan bahan kimia, memperkaya unsur hara yang ada DAFTAR PUSTAKA
di dalam tanah, mampu memperbaiki sifat fisik, kimia Assauri S, 1999, Manajemen Produksi dan Operasi,
dan biologi tanah (leaflet PPKS). Kegunaan tandan Edisi Revisi, LP FE UI, Jakarta.
kosong sawit (TKS) selain untuk memproduksi / Anonim, 2010, Data Kelapa Sawit, Komisi Minyak
membuat kompos TKS, juga dapat untuk membuat Sawit Indonesia (KMSI), Jakarta.
pulp, fibreboard dan bahan bakar ( Yulianto Giri Bagus, Anonim, 2010, Produksi Kompos dari Tandan Kosong
dkk, 2011 d : 11). Sawit, Leaflet, Pusat Penelitian Kelapa Sawit
Tandan Kosong Sawit (TKS) yang merupakan (PPKS), Medan.
limbah kelapa sawit dapat diproses / diproduksi Direktorat Jenderal Perkebunan, 2007, Road Map
menjadi kompos TKS mempunyai manfaat yaitu dari Kelapa Saw it ( Ela eis gu in en sis Ja cq ) ,
aspek ekologi (lingkungan menjadi lebih bersih, Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen
bermanfaat, bila dipupukkan struktur tanah menjadi Pertanian, Jakarta.
lebih baik, dll.), aspek sosial (masyarakat sekitar Direktorat Jenderal Perkebunan, 2007, Pedoman
menjadi lebih sehat, sejahtera, dll.) dan aspek ekonomi Umum Program Revitalisasi Perkebunan
(kompos mempunyai nilai ekonomi, dapat menghemat (Kelapa Sawit, Karet, Kakao), Direktorat
biaya produksi, dapat diperoleh keuntungan yang lebih Jenderal Perkebunan, Dep Pertanian, Jakarta.
besar, dll.). Direktorat Jenderal Perkebunan, 2014, Statistik
Perkebunan Indonesia, Tree Crops Estate
KESIMPULAN Statistic of Indonesia 2013-2015 - Kelapa
1. Den gan dilakukannya b erbagai program Sawit, Direkto rat Jen der al Per keb unan,
pengembangan perkebunan dan khususnya Kementerian Pertanian, Jakarta.
pada kelapa sawit maka perkembangan luas Hartley, C.W.S , 1977, The Oil Palm (Elaeis
areal menjadi semakin luas dan produksi CPO guinensis Jacq), 2nd Edition, Longman Group
menjadi semakin besar. Limited, London and New York.
2. Sejalan dengan itu potensi tandan kosong sawit Handoko Hani T, 1984, Dasar-dasar Manajemen
(TKS) juga semakin besar dapat diperoleh, yang Produksi dan Operasi, BPFE, Yogyakarta.
belum dimanfaatkan secara maksimal, yang isrol.com/.../, 2008, Cara mudah mengomposkan
d ip er kirakan terd ap at seb an yak sekitar Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS).
29.291.657 ton. Nazir, Moh, 1983, Meto de Penelitian, Ghalia
3. Tandan kosong sawit (TKS) tersebut dapat Indonesia, Jakarta.
dimanfaatkan untuk memproduksi / membuat Reksohadiprodjo, S dan Gitosudarmo , 2000,
kompos tandan sawit kosong (TKS), yang manajemen Produksi, Edisi Keempat, BPFE,
d ip er kirakan terd ap at seb an yak sekitar Yogyakarta.
18.307.284 ton. Bila diasumsikan harga kompos Yulianto Giri bagus dan Erwinsyah, 2011, Plantation
TKS Rp.1.000,- maka nilai ekonomi cukup / Managemen and Utilization of EFBs, Indonesian
sangat tinggi. Oil Palm Research Institute (IOPRI), Medan.

26 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


MAXIMUM ECONOMIC YIELD PERIKANAN TANGKAP
(Studi Manajemen Perikanan Tangkap di WPPNRI 711)
Oleh : Djamarel Hermanto*

ABSTRACT
Maximum Economic Yield of Small Pelagic Fisheries in WPPNRI 711
This research aims to calculate small pelagic optimum exploitation in economic term based on the sustainable
use of fisheries. The research conducted in Regional Fisheries Management Republic of Indonesia (WPPNRI) 711 is
rich small pelagic and is a fertile area activities of legal and illegal fishing, using primary data and secondary data.
Primary data were collected from interviews with local fishermen and marine superintendent using interview technique.
While secondary data obtained from the Ministry of Maritime Affairs and Fisheries (MMAF) Republic of Indonesia,
the Indonesian Fleet Command Office of the Western Region and the Office of Maritime Security Agency of Indonesia.
Data series of 2005 to 2015 were also analyzed. Bioeconomic analysis using a model for the analysis of Gordon
Schaefer and economic benefits using surplus production model developed by Fox in this study. Optimum economic
exploitation of small pelagic fishery management in WPPNRI 711 is 4759 fishing ships effort, 15,318.92 tons per year
productions and IDR 264,028.60 billion economic rent per year. Exploitation rate carried out by fishermen either
viewed from the business as well as the catch landed indicates the condition is still below the optimum level so that
they can be developed with due regard to the principles of prudence in fisheries economic management of the Small
Pelagic.
Keywords: Maximum Economic Yield, WPPNRI 711, Small Pelagic

PENDAHULUAN sebagai leading sector dalam pembangunan maka


Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di pen dekatan kebijakan yang d ilak ukan har us
dunia yang memiliki jumlah pulau mencapai 17.499 mempertimbangkan keterkaitan antar sektor ekonomi
pulau. Data mengenai Wilayah Negara Kesatuan d alam lin gk up b id an g kelautan . Dalam hal
Republik Indonesia berdasarkan publikasi resmi yang perencanaan pembangunan serta implementasinya,
dikeluarkan Dishidros (2012) dengan luas perairan Kusumastanto lebih lanjut menjelaskan bahwa
Indonesia 3,25 juta km2 yang terdiri dari luas laut pentingnya peran koordinasi antar institusi pemerintah
teritorial 0,30 juta km2 dan luas laut kepulauan 2,95 yang membid angi kelautan oleh k ementerian
juta km 2. Luas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) koo rdinator b idang kemar itiman, agar dapat
Indonesia 2,55 juta km2. Panjang garis pantai yang mempercepat peningkatan peran sumberdaya
tercatat sebagai bagian wilayah Indonesia mencapai kelautan dalam memperkokoh perekonomian nasional
81.791 km. Dari data tersebut terkandung potensi dalam era yang sangat kompetitif.
kekayaan laut Indonesia yang amat besar dan dapat Adrianto (2005), perikanan memiliki peranan
dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. penting dalam penyediaan bahan pangan, kesempatan
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia kerja, rekreasi, perdagangan dan kesejahteraan
mempunyai potensi hasil laut dan perikanan yang ekonomi, tidak hanya bagi masyarakat di sekitar
diperkirakan mencapai tiga ribu trilyun rupiah. lingkungan sumberdaya, tetapi juga meliputi suatu
Apabila dikelola dengan optimal akan menjadi kawasan atau komunitas tertentu. Karena itu
penunjang utama ekonomi, kemudian diikuti oleh sumberdaya perikanan membutuhkan pengelolaan
sektor pertanian, energi dan sumberdaya mineral yang berorientasi pada kepentingan jangka panjang
serta jasa lainnya. Mengingat besarnya potensi (sustainable). Tidak hanya bagi generasi saat ini
kelautan yan g dimiliki I nd on esia, menu ru t namun juga generasi masa depan.
Kusumastanto (2003) untuk menjadikan kelautan

* Dosen Program Studi Strata Satu Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 27


MAXIMUM ECONOMIC YIELD PERIKANAN TANGKAP
(Studi Manajemen Perikanan Tangkap di WPPNRI 711)
Oleh : Djamarel Hermanto

Oleh karenanya pengelolaan kelautan harus dapat 3. Penangkapan Ikan dengan menggunakan alat
memberikan jaminan bahwa generasi mendatang akan tangkap terlarang
mendapatkan hasil manfaat dari laut seperti hasil Penyebab penangkapan ilegal di perairan
perikanan, untuk kasus ini perikanan tangkap pelagis Indonesia adalah:
kecil. 1. Meningkat dan tingginya permintaan ikan dari
Ikan pelagis merupakan ikan yang hidup pada dalam negeri/ luar negeri
lapisan permukaan perairan sampai tengah (mid 2. Berkurang/ habisnya sumberdaya ikan di negara
layer). Ik an pelagis umumn ya hidu p secara lain
bergerombol baik dengan kelompok maupun dengan 3. Lemahnya armada perikanan nasional
jenis ikan lain. Ikan pelagis bersifat fototaxis positif 4. Izin/ dokumen pendukung kapal dikeluarkan lebih
dan tertarik pada benda-benda terapung. Bentuk dari satu instansi
tubuh ikan menyerutu (stream line) dan merupakan 5. Lemahnya pengawasan dan penegakan hukum
perenang cepat (Mukhsin 2003). Berdasarkan di laut
ukurannya Direktorat Jenderal Perikanan (1998) in 6. Lemahnya delik tuntutan dan putusan pengadilan
Bakosurtanal (1998) mengelompokkan ikan pelagis 7. Belum ada visi yang sama dari para aparat
menjadi dua kelompok yaitu: penegak hukum
1. Pelagis Besar: mempunyai ukuran 100-250 cm 8. Lemah nya peratu ran peru nd an gan dan
(ukuran dewasa), umumnya ikan pelagis besar ketentuan pidana
adalah ikan peruaya dan perenang cepat. Indonesia membagi perairannya menjadi sebelas
Contoh dari kelompok ini antara lain ikan tuna wilayah pengelolaan perikanan (WPPNRI), salah
(Th unn us sp p.), cakalan g (Ka tsuwon us satunya adalah WPPNRI 711 yang menjadi lokasi
pelamis), tenggiri (Scomberomorus spp.), dan obyek penelitian penulis. Perairan ini secara geografis
tongkol (Euthynnus spp.). memiliki nilai arti strategis karena terletak di wilayah
2. Pelagis Kecil: mempunyai ukuran 5-50 cm perbatasan dengan Malaysia, Singapura, Thailand,
(ukuran dewasa), didominasi oleh 6 kelompok Filipina dan Vietnam. Kondisi ini menarik banyaknya
besar yaitu, ikan kembung (Rastrelliger sp), nelayan-nelayan asing yang masuk ke perairan
layang (Decapterus sp), selar (Selaroides sp Indonesia untuk memanfaatkan secara ekonomi
dan Atale sp) dan teri (Stolephorus sp) Ikan sumberdaya perikanan tangkap yang terdapat di
pelagis kecil adalah ikan yang hidup dilapisan perairan ini. WPPNRI 711 meliputi Perairan Selat
permukaan, sampai kedalaman 30-60 m, Karimata, Laut Cina Selatan dan Laut Natuna juga
tergantung kedalaman laut. Bila hidup di mempunyai batas-batas langsung dengan negara
perairan yang secara berkala mengalami up tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan
welling (pengadukan) ikan pelagis kecil dapat Vietnam.
membentuk biomassa yang besar (Mukhsin Komoditas perikanan tangkap di WPPNRI 711
2003). dari sumber: Kepmen KP RI No.Kep.45/MEN/2011
Di Indonesia, ikan pelagis kecil merupakan salah tentang Estimasi Potensi Perikanan Tangkap, memiliki
satu sumberdaya perikanan yang paling melimpah dan kontribusi besar untuk produksi ikan pelagis kecil
banyak ditangkap untu k dijadikan konsumsi sebesar 58,69% (621,5 ribu ton).
masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan bila
dibandingkan dengan jenis pelagis lainnya. Kondisi DESCRIPTION OF THE STUDY METHODS
ini pula yang mendoro ng maraknya kegiatan Metode Penelitian
penangkapan ilegal guna mencukupi kebutuhan akan Metode yang digunakan dalam penelitian ini
konsumsi ikan pelagis kecil di tanah air maupun di adalah metode studi kasus (case study) yaitu
luar negeri. pengelolaan ekonomi perikanan, dan menurut
Penangkapan ilegal dapat diartikan sebagai Maxfield dalam Nazir (2009) merupakan penelitian
kegiatan perikanan yang melanggar hukum yang tentang status subjek penelitian yang berkenan
meliputi: dengan suatu fase spesifik atau khas dari keselurahan
1. Penangkapan ikan tanpa izin personalitas. Subjek penelitian dapat berupa individu,
2. Penangkapan ikan dengan mengunakan izin kelompok, lembaga, maupun masyarakat.
palsu

28 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


MAXIMUM ECONOMIC YIELD PERIKANAN TANGKAP
(Studi Manajemen Perikanan Tangkap di WPPNRI 711)
Oleh : Djamarel Hermanto

Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan dimana:


gambaran secara mendetail latar belakang, sifat-sifat x = stock ikan atau fish stock
serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun r = laju pertumbuhan instrinsik atau intrinsic
status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat growth rate
khas di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat K = daya d uku ng lingku ngan atau ca rrying
umum. Hasil dari penelitian kasus merupakan suatu capacity
generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal dari h = hasil tangkapan atau harvest
individu, kelompok, lembaga, dan sebagainya. Model dasar tersebut merupakan fungsi produksi
Tergantung dari tujuannya, ruang lingkup dari studi perikanan dengan mengasumsikan bahwa produksi
dapat mencakup segmen atau bagian tertentu atau per unit upaya atau catch per unit effort bersifat
mencakup keseluruhan siklus kehidupan dari individu, proporsional terhadap tingkat stok (biomas). Sehingga
kelompok, dan sebagainya, baik dengan penekanan fungsi produksi perikanan bisa dituliskan (Fauzi, 2010)
terhadap faktor-faktor kasus tertentu, atau meliputi sebagai berikut :
keseluruhan faktor-faktor dan fenomena-fenomena =
(Nazir, 2009). dimana:
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam q = ko ef isien kemampuan pen agkap an atau
penelitian ekonomi perikanan tangkap adalah catchability coeficien
merumuskan masalah, penggunaan statistik dalam E = upaya penangkapan atau effort
mengan alisis data serta car a-cara per umusan Dengan mengasumsikan kondisi keseimbangan
generalisasi dan kesimpulan. jangka panjang (long run equilibrium) dimana dx/
dt=0 maka dapat dipecahkan untuk x dalam bentuk:
Lokasi dan Waktu Penelitian
= 1
Penelitian ini dilakukan di WPPNRI 711, meliputi
wilayah stasiun pengawas KKP Pontianak, wilayah Persamaan ini menggambarkan variabel stok (x)
pangkalan TNI AL di Pontianak, Jakarta dan sebagai fungsi dari parameter biofisik (q,K,r) dan
Tanjungpinang. Alasan pertimbangan pemilihan lokasi variabel input (E)
adalah perairan di wilayah ini memiliki potensi ikan Dengan mensubstitusi variabel x tersebut maka
paling tinggi sebagai fishing ground penangkapan fungsi penagkapan dapat ditulis sebagai berikut:
legal juga sekaligus wilayah rawan penangkapan
ilegal. Perairan ini, juga menjadi titik pertemuan antara = 1
arus hangat dan arus dingin yang membuatnya dimana:
menarik bagi berbagai jenis ikan. p = harga persatuan output (Rp/kg) diasumsikan
Penelitian berlangsung selama empat bulan konstan atau kurva permintaan yang elastis
dimulai dari bulan Agustus 2016 sampai dengan bulan sempurna
No pemb er 2016 melipu ti tah ap p er siap an , Kemudian Gordon (1954) mengembangkan aspek
pengumpulan data baik data primer maupun data ekonomi pengelolaan perikanan dengan berbasis
sekunder. Tahapan setelah pengumpulan data adalah model biologi Scaefer dan dikenal dengan model
pengolahan data, penyusunan model dan verifikasi Gordon-Schaefer. Secara matematis penerimaan total
model. lestari (TSR) dapat dituliskan (Fauzi, 2010) sebagai
berikut:
Model Teori Pendekatan yang Digunakan = = 1
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mo del su rp lu s pr od uk si yan g meru pakan Dengan mengasumsikan bahwa biaya total (TC)
pengembangan model biologi yang sebelumnya sudah bersifat linear terhadap input (effort) maka biaya total
dikembangkan oleh Schaefer (1954). Bentuk umum (TC) dapat ditulis:
model biologi Schaefer ini adalah: TC=cE
dimana:
c = konstanta

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 29


MAXIMUM ECONOMIC YIELD PERIKANAN TANGKAP
(Studi Manajemen Perikanan Tangkap di WPPNRI 711)
Oleh : Djamarel Hermanto

Model bioekonomi perikanan tersebut dapat Penerimaan rata-rata atau Average Sustainable
digambarkan sebagai berikut: Revenue (ASR) dapat ditulis sebagai berikut:
2
Gambar 1. Model Bioekonomi Perikanan
= =
Penerimaan, Biaya (Rp)

Dan penerimaan marjinalnya atau Marginal


Sustainable Revenue (MAR)dapat ditulis:
2
TC = cE = = 2
Pada kondisi maximum economic yield, maka
TSR = cE penerimaan marjinal sama dengan total biaya
(MSR=TC) dapat dituliskan sebagai berikut:
E~ Upaya (E) 2
E* Emsy
2 =
Rp Dari persamaan diatas didapatkan jumlah upaya
penangkapan optimal pada kondisi MEY yaitu:

ASR
=1
MSR 2
MC=TC
Bentuk Regresi Umum dirumuskan sebagai
berikut:
E* Emsy E~ = + 1 1+ 2 2

Untuk Regresi Perikanan Tangkap dirumuskan
sebagai berikut:
= +1 1 =
2 = + +1
Maka model analisis Gordon-Schaefer perikanan
tangkap dapat dituliskan:

E* E~
Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan
Maka manfaat ekonomi dari pengelolaan ekonomi sekunder. Data primer adalah data yang langsung
perikanan tangkap pelagis di WPPNRI 711 dapat diperoleh dari obyek penelitian. Dalam penelitian ini
dihitung dari selisih antara penerimaan dan biaya pengumpulan data primer dilakukan dengan cara
dituliskan menjadi: wawancara langsung dengan para nelayan atau anak
= buah kapal (ABK), pemilik kapal, pengumpul, petugas
tempat pelelangan ikan (TPI) dan stake holder
= 1
lainnya. Pengamatan langsung di lokasi penelitian
Dengan melihat fungsi keuntungan tersebut maka meliputi jumlah hasil tangkapan, musim dan daerah
terdapat dua keseimbangan pengelolaan ekonomi penangkapan , dan jumlah kapal. Untuk data
perikanan tangkap secara efisien yaitu: penangkapan ilegal dengan wawancara langsung
> Keseimbangan pertama dimana kurva TC pengawas terkait seperti kelompok nelayan, Stasiun
berpotonan dengan kurva TSR pada satu titik PSDKP, Satuan Keamanan Laut (Satkamla) TNI-
effort (E~) yang disebut sebagai open access AL, Satuan Polisi Perairan dan pengawas dari
equalibrium atau keseimbangan perikanan dalam Bakamla setempat untuk mendapatkan data berupa
kondisi akses terbuka. hasil jumlah kapal tangkapan dan asal negara,
> Keseimbangan kedua dimana garis sejajar kurva koordinat dan muatannya. Sedangkan data sekunder
TC dengan kurva TSR bersinggungan pada satu diperoleh dari Kantor Kementerian Kelautan dan
titik eff or t (E*) yan g disebu t sebagai Perikanan (KKP) Republik Indonesia, Kantor
keseimbangan maximum economc yield (MEY) Komando Armada RI Wilayah Barat dan Kantor
dalam kondisi perikanan dikendalikan dengan Badan Keamanan Laut RI. Data sekunder antara
rezim kepemilikan yang jelas. lain berupa time series jenis dan jumlah hasil

30 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


MAXIMUM ECONOMIC YIELD PERIKANAN TANGKAP
(Studi Manajemen Perikanan Tangkap di WPPNRI 711)
Oleh : Djamarel Hermanto

tangkapan, jumlah armada kapal ikan, tingkat harga, Table 2. Input Data For Production Surplus
tingkat suku bunga, indek harga konsumen dan data Analysis Using Fox Model in Indonesian
lainnya yang relevan terhadap tujuan penelitian. WPP-RI 711, 2005-2015
Teknik pengambilan sampel yang digunakan Year Harvest (ton) Effort (trip) CPUE
adalah purposive sampling pada nelayan perikanan 2005 12.036,77752 26.788 0,44933
tangkap pelagis kecil dan pengawas kelautan. 2006 9.268,53497 12.044 0,76956
Table. Number of Small Pelagic Production (Legal 2007 12.797,82919 15.544 0,82333
Fishing, LF and Illegal Fishing, IF), Fishing Ships 2008 11.015,12342 10.220 1,07780
and Effort in WPPNRI 711, 2005-2015 2009 12.132,41764 10.992 1,10375
Fishing
2010 15.720,71187 13.544 1,16071
Small Pelagic Harvest (Ton) Effort 2011 15.092,22676 13.192 1,14404
Year Ships
LF IF Total LF IF (trip) 2012 14.752,75564 12.584 1,17234
2005 11.687 349,78 12.036,78 6.555 14 2 26.788 2013 18.550,52888 18.612 0,99670
2006 8.936 332,54 9.268,54 2.876 13 5 12.044
2007 12.485 312,83 12.797,83 3.759 12 7 15.544 2014 11.304,01399 12.716 0,88896
2008 10.722 293,12 11.015,12 2.436 11 9 10.220 2015 12.702,30031 11.956 1,06242
2009 11.859 273,42 12.132,42 2.637 11 1 10.992 Sources: Data Analysis 2016Sumber : Hasil Olahan, 2016
2010 15.467 253,71 15.720,71 3.283 10 3 13.544
2011 14.873 219,23 15.092,23 3.209 89 13.192
2012 14.435 317,76 14.752,76 3.017 12 9 12.584 Hubungan antara effort dan CPUE:
2013 18.452 98,53 18.550,53 4.613 40 18.612
2014 11.171 133,01 11.304,01 3.125 54 12.716 ( )
2015 12.488 214,30 12.702,30 2.902 87 11.956
=
So urce: Data A naysis 2016
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016
( )
=
Analisis Penangkapan Optimal Effort optimal (Eop t) diperoleh dengan cara
Metod e an alisis d ata berd asar kan mo del menyamakan turunan pertama Ct terhadap effort =
pendekatan yang telah dikemukakan sebelumnya 0 ( ) ( )
= + ( ) = 0
terdiri dari mertode untuk pendugaan parameter-
parameter yang digunakan dan metode untuk 1
pendugaan nilai optimal pengelolaan ekonomi Sehingga didapat : =
perikanan tangkap pelagis kecil di WPPNRI 711 pada
rezim pengelolaan maximum economic yield. Dan produksi maksimum lestari (MSY) diperoleh
Parameter fungsi produksi surplusnya yaitu dengan men su bstitusikan n ilai Eo p t k ed alam
parameter pertumbuhan intrinsik ikan (r), daya dukung persamaan
= ( )
lingkungan (K) dan kemampuan alat tangkap dalam
melakukan penangkapan ikan (q) yang dikemukakan didapat :
Fox (1992) secara matematis dapat ditulis sebagai 1 1
=
berikut:
= + 1 Table 3. Bioloical Parameters of Small Pelagis in
+1
Indonesian WPP-RI 711
Dimana : = No. Coeficien Definition Value
1. r Intrinsic Growth Rate 0,18907269414
Jika : = 2. q Capture Capability 0,00000450489
3. K Carrying Capacity 326912,31
Maka diperoleh CPUE (Catch Per Unit Effort): Sources: Data Analysis 2016
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016

Analisis Illegal Fishing


Usaha penangkapan ilegal menimbulkan kerugian atau mengurangi pendapatan yang seharusnya bisa
didapatkan untuk meningkatkan hasil dan effort dalam pengelolaan ekonomi perikanan tangkap. Dalam analisa
illegal fishing dimana seharusnya kerugian ini sebagai penambahan input dalam model pendekatan dan model
surplus produksinya. Sehingga biaya total pengelolaan ekonomi perikanan tangkap, rumus biaya total (TC)
menjadi:

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 31


MAXIMUM ECONOMIC YIELD PERIKANAN TANGKAP
(Studi Manajemen Perikanan Tangkap di WPPNRI 711)
Oleh : Djamarel Hermanto

= ( + ) Table 4. Nominal Prices, Consumer Price Indexs


Dan rumus kerugian ekonomi illegal fishing and Real Prices of Small Pelagis in Indonesian
menjadi: WPP-RI 711, 2005-2015
= ( + ) Harvest
Year Nominal CPI Real
Gambar 2. Kurva Kerugian Ekonomi Illegal Fishing Price 2007=100 Price
2005 16.674,81 83,09 20.068,18
2006 21.331,14 93,98 22.697,84
2007 24.152,11 100,00 24.152,11
2008 19.358,55 89,53 21.622,90
2009 14.107,81 76,43 18.458,97
2010 15.593,22 80,35 19.406,42
2011 17.308,79 84,66 20.446,12
2012 18.821,95 88,28 21.321,11
2013 21.542,74 94,44 22.810,14
2014 13.659,21 75,20 18.163,11
E* E~ 2015 15.452,82 79,99 19.318,85
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016
Average
18.000,29 20.769,62
Price
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sources: Data Analysis 2016
Penentuan parameter biologi dalam pengelolaan Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016
ekonomi perikanan tangkap pelagis kecil di WPPNRI
711 memerlukan data hasil produksi dan jumlah kapal Pendugaan Nilai Optimal
penangkap ikan tersebut dengan harves per effort. Tingkat eksploitasi perikanan tangkap pelagis kecil
Untuk industri perikanan tangkap kapal penangkap yang optimal diperoleh dengan bantuan program
ikan yang memiliki tonnase diatas 30 GT yang mampu Excel, seperti yang dikemukakan Fauzi (2014). Nilai
memanfaatkan sumberdaya ikan secara produktif dan tersebut dapat ditentukan setelah diketahui parameter
efisien di WPPNRI 711. biologi dan juga parameter ekonomi yang telah
Penentuan harga rata-rata ikan pelagis kecil yang dikemukakan sebelumnya. Dengan menggunakan
ditangkap di WPPNRI 711 diperoleh dari data primer persamaan sebelumnya maka dapat diketahui tingkat
dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil biomas optimal pelagis kecil di WPPNRI 711 adalah
wawancara dengan n elayan, sedangkan data 163456,16 ton per tahun. Dari jumlah biomas tersebut,
sekunder diperoleh dari Statistik Perikanan Tangkap jumlah pelagis kecil yang boleh dimanfaatkan atau
In do nesia 2015 Kemen terian Kelau tan dan ditangkap sebesar 15452,55 ton per tahun. Jumlah
Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. trip yang boleh beroperasi untuk menangkap pelagis
Harga ikan pelagis kecil yang diperoleh dari data kecil adalah 20985 trip per tahun setara dengan jumlah
sekunder semejak tahun 2005 sampai tahun 2015 5247 kapal.
adalah rata-rata harga nominal setiap tahun. Supaya Berdasarkan data jumlah rata-rata produksi
data tersebut dapat diperbandingkan setiap tahunnya pelagis kecil di WPPNRI 711 sebesar 13215,75 ton
maka yang digunakan adalah harga rill. menunjukan bahwa tingkat pemanfaatan ekonomi
Harga rill diperoleh dari harga nominal dibagi perikanan tangkap pelagis kecil masih dibawah
dengan indeks harga konsumen dengan tahun dasar jumlah pelagis kecil yang boleh dimanfaatkan secara
pada tahun 2012. optimal. Dilihat dari jumlah trip kapal yang beroperasi,
Harga nominal, indeks harga konsumen dan harga rata-rata per tahun sebesar 14382 trip, masih dibawah
rill disajikan pada tabel berikut: tingkat optimal trip kapal yang diperbolehkan sebesar
20985 trip.

32 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


MAXIMUM ECONOMIC YIELD PERIKANAN TANGKAP
(Studi Manajemen Perikanan Tangkap di WPPNRI 711)
Oleh : Djamarel Hermanto

Den gan mengoper asik an jumlah up aya Jakarta (ID): DEKIN.


penangkapan pada tingkat optimal dengan hasil ___ 2012. Kebijakan Ekonomi Kelautan dengan
tangkapan sebesar 15452,55 ton akan diperoleh nilai Model Ekonomi Biru. Jakarta (ID): DEKIN.
manfaat atau rente ekonomi sebesar 261253,25 miliar [Dirjen PTKKP] Direktorat Jenderal Perikanan
rupiah per tahun. Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Table 5. Optimum Biomass, Harvest and Effort 2013. Statistik Perikanan Tangkap Indonesi
Optimum and Actual, Economic Rent Maximum of Menurut Provinsi. Jakarta (ID): KKP.
Small Pelagic in Indonesian WPP-RI 711 _ __ Direktor at Jen deral Perikanan Tangkap
Sign Definition Unit Optimum Actual Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2014.
x (ton) Biomass ton 163456,16 Statistik Perikanan Tangkap di Laut Menurut
Harvest ton 13.215, Wilayah Pen gelolaan Per ik an an Negara
h* (ton) 15452,55 75
E* (trip) Effort unit 20985 14382 Republik Indonesia. Jakarta (ID): KKP.
(millionIDR) Profit IDR 261253,25 [Dishidr os TNI -AL] Din as Hid ro gr af i dan
Sources: Data Analysis 2016
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016 Oseanografi Tentara Nasional Indonesia-
Angkatan Laut. 2012. Data Wilayah Negara
KESIMPULAN Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta (ID):
Pengelolaan ekonomi perikanan tangkap pelagis Dishidros TNI-AL.
kecil di WPPNRI masih harus ditingkatkan mencapai [Dislautkan Prov Kalbar] Dinas Kelautan dan
optimalnya. Peikanan Kalmantan Barat. 2015. Kerja Dinas
Kondisi penangkapan adalah 14382 trip dengan Kelautan dan Perikanan Provinsi Rencana
hasil tangkapan 13215,75 ton, sedangkan jumlah Kalimantan Barat 2016. Pontianak ( ID):
upaya penangkapan optimal secara ekonomi adalah Provinsi Kalbar.
20985 trip dengan hasil tangkapan 15452,55 ton. Hal Douglas W, Lipton, Wellman K. June 1995. A
ini menunjukkan kondisi tangkap masih dibawah Handbook for Coastal Resource Policymakers.
tingkat optimum sehingga masih dapat dikembangkan Economic Valuation Of Natural Resources.
untuk mensejahterakan nelayan perikanan tangkap NOAA Coastal Ocean Program Decision
pelagis kecil di WPPNRI 711. Analysis Series No. 5.
Ekins P. 2000. Economic Growth and Environmental
REFERENCES Sustainability The Prospects for Green Growth.
Adrianto L, Matsuda Y, Sukuma Y. 2004. Assessing Routledge.
Local Fisheries sustainability in small island English TS. 1973. Ocean Resources and Public
region. IIFET 2004 Japan Proceedings. Policy. University of Washington Press.
Adrianto L. 2005. Implementasi code of conduct for [FAO] Food Agriculture Organization. 2002.
responsible fisheries dalam perspektif negara Implementation of the international plan of action
berkembang. Indonesian Journal of International to d eter, p rev en t and eleminate illegal,
Law. Vol 2 (3):463-482. unreported and unregulated fishing. FAO
Agnew DJ et al. 2010. Estimation of The Cost of technical guidelines for responsible fisheries.
Illegal Fishing in West Africa. West Africa 9:122p.
Regional Fisheries Project [Final Report]. Fauzi A. 2010. Ekonomi Sumberdaya Alam dan
Marine Resources Assessment Group Ltd. Lingkungan : Teori dan Aplikas). Jakarta (ID):
Clark RP, Yoshimoto SS, Pooley SG. 1992. A Bio- PT. Gramedia Pustaka Utama.
economic Analysis of the North-Western ___ 2014. Valuasi Ekonomi dan Penilaian Kerusakan
Hawaiian Island Lobster Fishery. Marine Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Bogor (ID):
Resource Economics, 7(2):115-40. IPB Press.
Dahuri R, Kusumastanto T, Hartono A, Anas P, I CLARM. 1992. Far mer- Pr ov en I ntegrated
Hartono P. 2009. Enhancing Sustainable Ocean Agricu ltur e- Aq uacultu re: a Tech no lo gy
Development: An Indonesian Experience. Bogor Information Kit. International Institute for Rural
(ID): PKSPL-IPB. Reconstruction. Manila (PH): International
[DEKIN] Dewan Kelautan Indonesia. 2011. Satukan Center f or Liv in g Aq uatic Reso ur ces
NKRI Dengan Mewujudkan Negara Maritim Management.
Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur.

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 33


MAXIMUM ECONOMIC YIELD PERIKANAN TANGKAP
(Studi Manajemen Perikanan Tangkap di WPPNRI 711)
Oleh : Djamarel Hermanto

[Kementerian KKP] Kementerian Kelautan dan ___ 2008. Blue Water Crime: Dimensi sosial ekonomi
Perikanan. 2014. Peraturan Menteri Kelautan perikanan ilegal. Jakarta (ID): PT Pustaka
dan Perikanan No. 18 Tahun 2014 Tentang Cidesindo.
Wilayah Pen gelolaan Per ik an an Negara Salim P. 2003. The Contemporary English Indonesian
Republik Indonesia [Salinan]. Jakarta (ID): Dictionary. Jakarta (ID): Modern English Press.
Kepala Biro Hukum dan Organisasi.pdf. [Semnas-PPAL] Seminar Nasional Persatuan
Kusumastanto T. 2002. Reposisi Ocean Policy dalam Purnawirawan Angkatan Laut. Kepemimpinan
Pembangunan Ekonomi Indonesia di Era dan Pembangunan Ber orientasi Maritim:
Otonomi Daerah. Orasi Ilmiah Guru Besar Strategi dan Kebijakan yang Integral. Jakarta
Tetap Bid an g I lmu Keb ijakan Eko no mi (ID) : PPAL.
perikanan dan Kelautan. Bogor (ID): IPB. Sondakh BK. 2 0 1 0 . Sejarah Maritim Indonesia :
___ 2003. Ocean Policy Dalam Membangun Negeri Meretas Sejarah Menegakk an Mar tabat
Bahari Di Era Otonomi Daerah. Jakarta (ID): Indonesia, http://indomaritiminstitute.org/
PT. Gramedia Pustaka Utama. Sejarah-Maritim-Indonesia.pdf.
___ 2006. Ekonomi Kelautan (Ocean Economics Tinungki GM. 2005. Evaluasi Model Produksi Surplus
Oceanomics). Bogor (ID): PKSPL-IPB. dalam Menduga Hasil Tangkapan Maksimum
Mahan AT. 1987. The Influence of Sea Power Upon Lestari untuk Menunjang Kebijakan Pengelolaan
History 1660-1783. New York (US): Dover Perikanan Lemuru di Selat Bali [disertas].
Publications Inc. 1987. Bogor (ID): IPB.
Mukhsin I. 2003. Pengelolaan Sumberdaya Hayati Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 Tentang
Pesisir dan Laut. Ju ru san Manajemen Perikanan. Tanggal 07 Mei 2002.
Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang
Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 112 Pelayaran. Tanggal 07 Mei 2008.
halaman. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 Tentang
Nazir M. 2009. Metode Penelitian. Cetakan Keempat. Kelautan. Tanggal 17 Oktober 2014.
Jakarta (ID): Gahlia Indonesia.
Nik ijuluw VPH. 2002. Rezim Pengelolaan
Sumberd aya Perikanan. Pen er bit Pu sat
Pemberdayaan dan Pembangunan Regional
(P3R). Jakarta (ID): PT Pustaka Cidesindo.

34 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA
KARYAWAN DI KONSORSIUM ASURANSI ASTINDO
Oleh : Sumarsid*

ABSTRACT
This study was to investigate the influence and determine the effect of providing compensation to employee
performance that occurred in ASTINDO Insurance Consortium, it is necessary to analyze the data that has been
obtained by using correlation coefficient analysis, determinant coefficient analysis, and analysis of test results of the
analysis hipotesis.Berdasarkan correlation coefficient between provision of compensation with employee performance
ASTINDO Insurance Consortium obtained the r value of 0.717, indicating that the strong relationship between both
variables. While based on the analysis of the coefficient of determinant (determination) found that the effect of the
contribution or the amount of compensation to employee performance in ASTINDO Insurance Consortium is 51.4%,
while the remaining 48.6% is influenced by factors other than compensation not I researched include: job stress,
motivation and leadership styles.
Furthermore, the research hypothesis testing that digunakann by t test (partial) obtained results that to> t table
(5.445> 1.701) These results can be concluded that to> ta. As well as the significant value of 0000 <5% (0.000
<0.05) thus the initial hypothesis (Ho) is rejected and the alternative hypothesis (Ha) is accepted on a real level
(level of significance) of 0.05 indicates that the hypothesis that the writer suggested that supposedly exist between the
compensation effect on the performance of employees in at ASTINDO Insurance Consortium, has been proven.
Keywords: Compensation and Performance

PENDAHULUAN Tenaga Kerja Indonesia (TKI) diikat pada Undang -


Asuransi Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2004
selanjutnya di singkat Asuransi TKI adalah suatu Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
bentuk perlindungan bagi TKI dalam bentuk santunan Indonesia, pasal 26 ayat (2) Penempatan TKI di luar
sebagai bagian risiko yang dialami TKI sebelum, negeri untuk kepentingan perusahaan sendiri
selama dan sesudah bekerja di luar negeri. Asuransi seb agaimana dimaksu d pada ayat (1), har us
TKI merupakan kepedulian pemerintah dalam memenuhi persyaratan: TKI telah diikutsertakan
memenuhi asp ek perlindungan Tenaga Kerja dalam program jaminan sosial tenaga kerja dan atau
Indonesia dengan bentuk perlindungan Asuransi. memiliki polis asuransi. Dan mekanismenya di atur
Sebagai pr ogram pemerintah d alam r an gk a pada Pasal 62 ayat (1) Setiap TKI yang ditempatkan
memenuhi bagian dari perlindungan Tenaga Kerja di luar negeri, wajib memiliki dokumen KTKLN yang
Indonesia di Luar Negeri, Kementrian Tenga Kerja dikeluarkan oleh Pemerintah. Pasal 63 ayat (1)
dan Transmigrasi menerbitkan Peraturan Menteri KTKLN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62
Nomor PER.07/MEN/V/2010 Tentang Asuransi h an ya d ap at d ib er ik an apabila TKI yan g
Tenaga Kerja Indonesia. b er sangku tan. Telah d iiku tser takan dalam
Dengan meningkatnya jumlah penempatan perlindungan program Asuransi.
Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri maka seiring Pada pelaksanaanya Asuransi TKI memiliki
dengan kondisi itu pula terdapat peningkatan jumlah perbedaan dengan jenis Asuransi Konvensional,
pemulangan Tenaga Kerja Indonesia dan segala Asuransi TKI wajib memberikan perlindungan
macam permasalahan yang di alami Tenaga Kerja dengan jenis risiko yang tidak ditanggung oleh
Indonesia. maka diperlukan satu metode perlindungan Asuransi Konvensional pada umumnya,bulan Agustus
berupa Asuransi. Kewajiban berasuransi bagi seluruh 2013 Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) maupun secara resmi telah menetapkan 3 (Tiga) Konsorsium

* Dosen Sekolah Tinggi Manajemen LABORA

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 35


PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN
DI KONSORSIUM ASURANSI ASTINDO
Oleh : Sumarsid

Asuransi penyelenggara Asuransi TKI. Hal tersebut Men ur ut Ger ry Dessler ( 2007, p.46) :
tidak terlepas dari peran pelaku industri Asuransi dan Kompensasi karyawan adalah semua bentuk
pemerintah yang memperkenalkan produk-produk pembayaran atau hadiah yang diberikan kepada
asuransi kepada semua lapisan masyarakat. karyawan dan muncul dari pekerjaan mereka. Dan
Sebagai perusahaan Konsorsium Asuransi Astindo menu ru t Henr y Simamo ra ( 2004, p.442) :
sangat membantu nasabahnya dalam mengalihkan Kompensasi (compensation) meliputi imbalan
resiko kerugian yang timbul dari suatu peristiwa yang finansial dan jasa nirwujud serta tunjangan yang
tidak pasti. Dari hasil penjualan jasa pengalihan diterima oleh para karyawan sebagai bagian dari
resiko, perusahaan menghasilkan pendapatan yang hubungan kepegawaian. Kompensasi merupakan apa
diperoleh dari persentase rate premi yang telah yang diterima oleh karyawan sebagai ganti kontribusi
disepakati antara penanggung dengan tertanggung. mereka kepada organisasi.
Konsorsium Asurasni Astindo berupaya untuk Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
meningkatkan kinerjanya melalui semua aspek, mulai kompensasi merupakan : Imbalan atas jasa yang
dari pengelolaan manajemen perusahaan, sumber diberikan perusahaan kepada karyawan karena telah
daya manusia, proses hingga inovasi dan teknologi melaksan ak an p ek er jaan yan g diberikan
yang senantiasa selalu berkembang. Salah satu cara kepadanya,Imbalan jasa ini dapat berbentuk materi
yang dilakukan oleh perusahaan dalam menunjang maupun non materi,Secara tidak langsung kompensasi
tercapainya tujuan tersebut adalah dengan suatu merupakan pendorong bagi seseorang bekerja, dapat
kebijakan berupa pemberian kompensasi kepada juga dikatakan bahwa kompensasi merupakan fungsi
karyawan sehingga diharapkan dapat meningkatkan manajemen sumber daya manusia yang dianggap
kinerja karyawan. paling krusial atau penting bagi setiap individu dalam
suatu organisasi atau perusahaan dibandingkan
Asumsi dengan fungsi-fungsi yang lainnya. Karena hal itu
Dalam asumsi penelitian ini adalah :Pemberian merupakan salah satu cara dalam mempertahankan
kompensasi pada karyawan Konsorsium Asuransi prestasi kerja dan merupakan upaya memotivasi
TKI Astindo dilakukan secara objektif dan tenaga kerja.
transparan, kompensasi disesuaikan dengan kondisi
peru sahaan saat itu dan p restasi kerja Tujuan Kompensasi
karyawan,suasana kerja sudah cukup kondusif,sarana Tujuan kompensasi pada tiap-tiap perusahaan
dan prasarana kerja mendukung dan Faktor-faktor berbeda-beda, hal ini tergantung pada kepentingan
lain yang mempengaruhi kinerja karyawan selain perusahaan. Tujuan kompensasi dapat dikatakan
kompensasi tidak dibahas.. sebagai salah satu motivasi yang diberikan oleh
perusahaan untuk meningkatkan produktivitas kerja
KAJIAN LITERATUR karyawan. Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005,
Kompensasi p. 121), tujuan kompensasi meliputi ikatan kerja sama;
Kompensasi merupakan salah seluruh imbalan terjalinlah ikatan kerjasama formal antara majikan
yang diterima karyawan atas hasil kerja karyawan d en gan karyaw an k ar en a k ar yawan haru s
tersebut pada organisasi. Kompensasi bisa berupa mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan
fisik maupun non fisik dan harus dihitung dan pengusaha atau majikan wajib membayar kompensasi
diberikan kepada k ar yawan sesu ai d en gan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati,
pengorbanan yang telah diberikannya kepada Kepuasan kerja merupakan balas jasa, karyawan
organisasi / perusahaan tempat ia bekerja. Beberapa akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik,
pengertian kompensasi dari beberapa tokoh yaitu: status sosial dan egoistiknya sehingga memperoleh
Menurut Malayu S.P. Hasibuan dalam bukunya kepuasan kerja dari jabatannya, jika kompensasi
Manajemen Sumber Daya Manusia, (2005, p 118) ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang
mengemukakan bahwa :Kompensasi adalah semua qu al ified un tu k per usah aan akan lebih
pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung mudah,motivasi yang diberikan cukup besar, manajer
atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai akan mudah memotivasi bawahannya.
imbalan atas jasa yang d ib er ik an k ep ad a Pembagian jenis-jenis kompensasi kepada yang
perusahaan. bersifat moneter atau finansial dan non moneter atau

36 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN
DI KONSORSIUM ASURANSI ASTINDO
Oleh : Sumarsid

non finansial, berkaitan dengan kebutuhan karyawan Faktor yang mempengaruhi tingkat kompensasi
yang bukan saja bersifat materi tetapi juga non materi. menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005, p. 127) antara
Untuk lebih jelas tentang pembagian kompensasi akan lain, Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja
diuraikan menurut pendapat Henry Simamora (2004, dimana hukum ekonomi tidaklah bisa ditetapkan
p. 442) sebagai berikut : Kompensasi financial secara mutlak dalam masalah tenaga kerja, tetapi
(meliputi imbalan finansial dan jasa nirwujud serta tidak bisa diingkari bahwa hukum penawaran dan
tunjangan yang diterima oleh para karyawan sebagai permintaan tetap mempengaruhi untuk pekerjaan
bagian dari hubungan kepegawaian) Secara garis yang membutuhkan keahlian tinggi dan jumlah tenaga
besar komponen-komponen kompensasi finansial kerja langka. Maka upah cenderung tinggi sedangkan
dibagi dalam bentuk : Kompensasi langsung yaitu untuk jabatan-jabatan yang mempunyai penawaran
bayaran pokok (pay base) yang meliputi gaji (salary) yang melimpah upah cenderung menurun.Meskipun
dan up ah ( wa ge) . Up ah ( Wag es) b iasanya serikat buruh menuntut kompensasi yang tinggi, tetapi
berhubungan dengan tarif gaji per jam (semakin lama realisasi pemberian kompensasi akan tergantung juga
jam kerjanya, semakin besar bayarannya), upah ada tidaknya kemampuan untuk membayar dari
biasanya digunakan untuk pekerja-pekerja produksi perusahaan. Tingginya kompensasi akan naiknya
dan pemeliharaan. Menurut Pasal 1 ayat 30 UU biaya produksi, dan akhirnya sampai mengakibatkan
ketenagakerjaan, upah adalah hak pekerja atau buruh kerugian perusahaan, maka jelas perusahaan tidak
yang diterima, yang dinyatakan dalam bentuk uang akan mampu memenuhi keinginan karyawan.
sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja Kompensasi sebenarnya merupakan imbalan atas
kepada pekerja atau buruh yang ditetapkan dan prestasi kerja karyawan. Semakin tinggi prestasi kerja
dibayark an menu rut suatu perjan jian kerja, karyawan seharusnya semakin besar pula kompensasi
kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, yang akan diterima oleh karyawan. Prestasi ini biasa
termasuk tunjangan bagi pekerja atau buruh dan dinyatakan sebagai produktivitas. Sedangkan
keluarganya atas suatu pekerjaan dan atau jasa yang Pemerintah dengan peraturan-peraturannya juga
telah atau akan dilakukan dan gaji (salary) umumnya mempengaruhi tinggi rendahnya kompensasi.
berlaku untuk tarif bayaran mingguan, bulanan atau Peraturan tentang kompensasi minimum merupakan
tahunan (terlepas dari lamanya jam kerja). Gaji batas bawah tingkat kompensasi yang akan dibayar.
biasanya digunakan untuk jajaran manajemen, staf
professional, dan klerikal (pekerja kerah putih). Kinerja
Untuk Kompensasi tidak langsung Kompensasi Kinerja menurut para ahli, di antaranya, menurut
tidak langsun g (indirect co mpensat ion) atau Malayu SP. Hasibuan, (2006, p. 94): Kinerja adalah
employee welfare atau kesejahteraan karyawan, suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
termasuk diantaranya : Program perlindungan melakukan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
misalnya : asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi didasarkan atas kecak apan, pengalaman, dan
pensiun, asuransi tenaga kerja dan bayaran di luar kesungguhan serta waktu.Marihot Tua Efendi
jam kerja, misalnya : liburan, hari besar, cuti tahunan, Hariandja (2008, p.195): Kinerja adalah hasil kerja
cuti hamil serta fasilitas-f asilitas, misaln ya : yang dihasilkan oleh karyawan atau perilaku yang
kendaraan, ruang kantor, tempat parkir selanjutnya : nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya
Ko mp en sasi n on fin an cial ( n on fin a ncia l dalam organisasi.Suyadi Prawirosentono (2008, p.
compensation) diantaranya terdiri dari : Kepuasan 2): Kinerja atau dalam bahasa inggris adalah
yang diperoleh dari pekerjaan itu sendiri seperti tugas- performance, yaitu: Hasil kerja yang dapat dicapai
tugas yang menarik, tantangan, tanggung kawab, oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
pengakuan, dan rasa pencapaian serta lingkungan organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung
psikologis dan atau fisik, di mana orang itu bekerja, jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai
seper ti kebijakan yang sehat, supervisi yang tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
kompeten, kerabat kerja yang menyenangkan, dan melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun
lingkungan kerja yang nyaman,tipe kompensasi non etika.
finansial meliputi kepuasan yang didapat dari Salah satu tujuan kinerja adalah meningkatkan
pelaksanaan tugas yang signifikan yang berhubungan pengetahuan dari suatu proses dorongan atau motivasi
dengan pekerjaan. guna perbaikan kerja, didukung oleh sikap kerja dan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 37


PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN
DI KONSORSIUM ASURANSI ASTINDO
Oleh : Sumarsid

pencapaian penyelesaian pelaksanaan kinerja (work men etap kan kebijakan- kebijakan pr ogram
performance) dan selanjutnya harus diketahui juga kepegawaian pada masa yang akan datang, sehingga
fungsi pelayanan kegiatan kinerja dalam masyarakat dipero leh k ep uasan d an harmon isasi d alam
modern.Jadi berdasarkan pengertian-pengertian di perusahaan
atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah proses
penilaian ciri-ciri kepribadian, perilaku kerja dan hasil ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
kerja seorang karyawan yang dianggap menunjang Uji Validitas
pencapaian kerjanya. Uji validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai
suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang
Tujuan Penilaian Kinerja isi atau arti sebenarnya yang diukur. Teknik yang
Beberapa macam tujuan penilaian kinerja yang digunakan untuk melakukan uji validitas adalah
diperlukan untuk berbagai kepentingan yaitu : dengan korelasi Pearson Product Moment, dimana
Mengidentifikasi para karyawan yang potensial untuk syarat minimum suatu instrument untuk dianggap
mengikuti pelatihan dan pendidikan, Menetapkan dan valid jika nilai r e 0,3. Dari perhitungan dengan
memilih karyawan yang akan dimutasikan pada menggunakan SPSS di dapat hasil berikut ini :
jabatan baru,Untuk keperluan kenaikan gaji dan upah Tabel 1
karyawan yang bersangkutan dan Mengidentifikasi Hasil Uji Validitas
karyawan yang akan dipromosikan pada jabatan yang No Pernyataan
Koefisien Korelasi
(r hitung)
Nilai Kritis
(r-tabel)
Taraf Sig.
( = 0,05)
Keterangan

lebih tingg, Dengan tujuan harus jelas dan tegas 1. X1.1 0.781 0,361 0.000 Valid
2. X1.2 0.803 0,361 0.000 Valid
sehingga manfaat penilaian dapat dinikmati para 3. X1.3 0.850 0,361 0.000 Valid
karyawan yang bersangkutan. Objektivitas penilaian 4. X1.4 0.838 0,361 0.000 Valid
5. X1.5 0.905 0,361 0.000 Valid
kinerja harus realistis, positif, konstruktif, dan 6. X1.6 0.850 0,361 0.000 Valid
7. X1.7 0,361 0.000 Valid
merupakan kesatuan yang bulat. Untuk penilaian 8. X1.8
0.641
0,361 0.000 Valid
0.922
kinerja digunakan sebagai dasar pengambilan 9. X1.9 0.668 0,361 0.000 Valid
10. X1.10 0,361 0.000 Valid
keputusan yang digunakan untuk promosi, demosi, 11. Y.1
0.821
0,361 0.001 Valid
0.557
pemberhentian, dan penetapan besarnya balas 12. Y.2 0.638 0,361 0.000 Valid
13. Y.3 0.673 0,361 0.000 Valid
jasa,mengukur prestasi kerja yaitu sejauh mana 14. Y.4 0.429 0,361 0.018 Valid
k ar yawan bisa suk ses dalam pekerjaann ya, 15. Y.5 0.644 0,361 0.000 Valid
16. Y.6 0.632 0,361 0.000 Valid
mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan di dalam 17. Y.7 0.736 0,361 0.000 Valid
18. Y.8 0,361 0.027 Valid
perusahaan,mengevaluasi program latihan dan 19. Y.9
0.403
0,361 0.000 Valid
0.732
keefektifan jadwal kerja, metode kerja, struktur 20. Y.10 0.383 0,361 0.037 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data
organisasi, pengawasan, kondisi kerja, dan peralatan Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016
kerja,indikator untuk menentukan kebutuhan akan
latihan bagi karyawan yang berada d i dalam Dari data-data pada tabel di atas, diketahui bahwa
organisasi,sebagai alat untuk meningkatkan motivasi tidak ada butir pernyataan yang gugur atau tidak valid,
kerja karyawan sehingga dicapai tujuan untuk karena mempunyai nilai koefisien korelasi (r) e 0,3,
meningkatkan performance kerja yang baik. sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh butir
Bagi para karyawan, penilaian kinerja dapat pernyataan dalam kuesioner penelitian adalah valid.
menimbulkan perasaaan puas dalam diri mereka.
Mereka merasa bahwa dengan cara ini hasil kerja Uji Reliabilitas
mereka dinilai oleh perusahaan dengan sewajarnya Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui
dan sekaligus kelemahan-kelemahan yang ada dalam adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya,
diri individu karyawan dan akan timbul dorongan di atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai
hati individu karyawan untuk memperbaiki diri. hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali
Bagi perusahaan, penilaian kinerja karyawan pada waktu yang berbeda. Metode untuk mengukur
memberikan faedah karena dengan cara ini dapat reliabilitas adalah dengan melihat nilai alpha
diwujudkan semboyan orang yang tepat pada jabatan cronbachs. Suatu variabel dikatakan reliabel apabila
yang tepat. Ringkasnya penilaian prestasi kerja nilai alpha cronbachs e 0,6. Adapun hasil uji
karyawan harus memberikan manfaat bagi karyawan reliabilitas yang dilakukan terhadap instrumen
dan dapat ber gun a un tuk per usah aan dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada tabel berikut ini.

38 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN
DI KONSORSIUM ASURANSI ASTINDO
Oleh : Sumarsid

Tabel 2 Analisis Koefisien Penentu (Determinasi)


Hasil Pengujian Reliabilitas Analisa koefisien penentu atau Determinasi
No Bu tir Dalam Cron bachs Alp ha Cronbachs Status digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi dari
Ku esioner if Item Deleted Alph a
1. X1.1 0.766 0,6 Reliabel variabel X (kompensasi) terhadap naik turunnya
2. X1.2 0.762 0,6 Reliabel variabel Y (kinerja karyawan) di Konsorsium Asuransi
3. X1.3 0.759 0,6 Reliabel
4. Reliabel
Astindo. Setelah memperoleh hasil koefisien korelasi,
X1.4 0.760 0,6
5. X1.5 0.757 0,6 Reliabel maka perhitungan untuk koefisien penentu sebagai
6. X1.6 0.757 0,6 Reliabel berikut:
7. X1.7 0.772 0,6 Reliabel
8. X1.8 0.751 0,6 Reliabel Tabel 4
9. X1.9 0.771 0,6 Reliabel Hasil Pengujian Koefisien Determinasi
10 . X1.10 0.762 0,6 Reliabel
11 . Reliabel
Model Summary
Y.1 0.724 0,6
12 . Y.2 0.717 0,6 Reliabel Model R R Square Adjusted Std. Error of the
13 . Y.3 0.718 0,6 Reliabel R Square Estimate
14 . Y.4 0.733 0,6 Reliabel
15 . Reliabel 1 .717a .514 .497 2.000
Y.5 0.720 0,6
16 . Y.6 0.718 0,6 Reliabel a. Predictors: (Constant), Kompensasi
17 . Y.7 0.709 0,6 Reliabel Sumber: Data yang diolah penulis
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016
18 . Y.8 0.734 0,6 Reliabel
19 . Y.9 0.710 0,6 Reliabel
20 . Y.10 0.736 0,6 Reliabel Dar i data yang terter a pad a tabel d i atas,
Su mber : Hasil Pengolahan Data
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016 menunjukkan bahwa nilai Koefisien Penentu/
Determinasi (R2) variabel Y (kompensasi) adalah
Dar i data yang terter a pad a tabel d i atas, 0,514 dengan demikian pelaksanaan pemberian
menunjukkan bahwa nilai cronbachs alpha hitung kompensasi memiliki kontribusi sebesar 51,4%
ketiga variabel penelitian tersebut berada di atas nilai terhadap kinerja karyawan di Konsorsium Asuransi
r tabel pada taraf signifikan 5%, dengan demikian Astindo.
dapat disimpulkan bahwa kedua variabel penelitian
tersebut adalah reliabel. Teknik Analisa Uji Hipotesis
Un tu k men getah ui ap akah ada h ubu ngan
Analisis Korelasi kompensasi terhadap, terhadap kinerja karyawan di
Tujuan dari analisis korelasi ini adalah untuk Konsorsium Asuransi Astindo digunakan distribusi t
mengukur besarnya hubungan antara variabel X dengan derajat kebebasan adalah 95 persen. Uji t
(kompensasi) dengan variabel Y (produktivitas dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh variabel
karyawan) di PT. Dwipa Manuggal Kontena. Berikut bebas secara sendiri-sendiri (parsial) terhadap
ini adalah tabel hasil pengujian koefisien korelasi:. variabel terikat dengan menggangap variabel lain
Tabel 3 bersifat konstan. Pengujian ini dilakukan dengan
Koefisien Korelasi membandingkan nilai signifikan t hitung masing-
Correlations masing variabel bebas.
Kompensasi Kinerja Karyawan
Pearson Correlation 1 .717**
Adapun rumusan hipotesanya adalah sebagai
Kompensasi Sig. (2-tailed) .000 berikut :
N 30 30 a. Ho = Pemberian kompensasi secara parsial
Pearson Correlation .717** 1
Kinerja Karyawan Sig. (2-tailed) .000
tidak berp en garu h sign if ik an ter hadap
N 30 30 peningkatan kinerja karyawan di Konsorsium
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Asuransi Astindo.
Sumber: Data yang diolah penulis
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016 b. Ha = Pemberian kompensasi secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap peningkatan
Dar i data yang terter a pad a tabel d i atas, kinerja karyawan di Konsorsium Asuransi
menunjukkan bahwa hubungan/korelasi kedua Astindo.
variabel penelitian tersebut sebesar 0,717 dengan nilai
signifikan 0,000.

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 39


PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN
DI KONSORSIUM ASURANSI ASTINDO
Oleh : Sumarsid

Tabel 5 Serta nilai signifikan sebesar 0.000 < 5%, (0,000 <
Hasil Uji T 0,05) dengan demikian hipotesa awal (Ho) ditolak
Coefficientsa dan hipotesa alternatif (Ha) diterima pada tingkat
Model Unstandardized Standardized t Sig. nyata (level of significance) sebesar 0,05 ini
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
menun jukk an bah wa hipo tesis yan g penulis
(Constant) 28.122 2.818 9.981 .000 kemukakan bahwa diduga ada pengaruh antara
1 kompensasi terhadap k inerja karyawan di di
Kompensasi .383 .070 .717 5.445 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Konsorsium Asuransi Astindo, telah terbukti. Dan
Sumber: Data yang diolah penulis
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016 pemberian kompensasi yang telah dilaksanakan
kepada karyawan di di Konsorsium Asuransi Astindo
Berdasarkan hasil pengujian yang tertera pada sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
tabel 5, diketahui bahwa nilai t hitung adalah sebesar bertujuan agar para karyawan lebih bergairah dan
5,445 dan nilai t tabel adalah 1,701 serta nilai signifikan bersemangat dalam melaksanakan tugas sehari-hari
0.000, dengan demikian to > t, dan karena nilai sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawannya
signifikan variabel bebas < 5%, dengan demikian
maka Ha (hipotesis alternatif) diterima dan Ho DAFTAR PUSTAKA
(h ipotesis nihil) ditolak. Artin ya variabel X Dessler, Gary, 2007, Manajemen Personalia, Edisi
(kompensai) secara parsial berpengaruh signifikan Ketiga, penerbit Erlangga, Jakarta.
terhadap variabel Y (kinerja karyawan) di Konsorsium Henry Simamora, 2004. Manajemen Sumber Daya
Asuransi Astindo. Manusia, Edisi Ke-3. STIE YKPN, Yogyakarta.
J. Supranto, 2008, Statistika Teori dan Aplikasi, Jilid
KESIMPULAN Satu, Edisi Ketujuh, Penerbit Erlangga, Jakarta,
Pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan 392 halaman.
berdasarkan analisa data dapat di peroleh beberapa Malayu SP. Hasibuan, 2006, Manajemen Sumber
hasil dari penelitian dengan menggunakan beberapa Daya Manusia, Edisi Revisi, Penerbit Bumi
analisa yaitu untuk analisa koefisien korelasi antara Aksara, Jakarta 273 halaman.
pemberian kompensasi dengan kinerja karyawan di Marihot Tua Efendi Hariandja, 2007, Manajemen
Konsorsium Asuransi Astindo didapat nilai r sebesar Sumber Daya man usia : Pen gadaan ,
0,717, menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel Pengembangan, Pengkompen sasian, dan
kuat. Sedangkan berdasarkan hasil analisa koefisien Peningkatan Produktivitas Pegawai. PT. Raja
penentu (determinasi) didapat bahwa kontribusi atau Grafindo Persada, Jakarta.
besarnya pengaruh pemberian kompensasi terhadap Sihotang, A., 2007, Manajemen Sumber Daya
kinerja karyawan di Konsorsium Asuransi Astindo Manusia, Cetakan Pertama, PT. Pradnya
adalah sebesar 51,4%, sedangkan sisanya sebesar Paramita, Jakarta, 415 halaman.
48,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar Sugiono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif
pemberian kompensasi di antaranya : stress kerja, Kualitatif dan R&D, Penerbit Alfabeta,
motivasi, serta gaya kepemimpin. Selanjutnya dalam Bandung, 380 halaman.
pengujian hipotesis penelitian yang digunakann dengan Suyadi Prawirosentono,2008, Manajemen Sumber
uji t (parsial) diperoleh hasil bahwa to > t tabel (5,445 Daya Manusia: Kebijakan Kinerja Karyawan,
> 1,701) hasil ini dapat disimpulkan bahwa to > t. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

40 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN STORE MANAGER
TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PT. SUSHI TEI INDONESIA KHUSUSNYA OUTLET
GANDARI CITY JAKARTA
Oleh : Indri Astuti*
ABSTRACT
One of the tools used to generate employee performance against a company is the leadership style of the company
itself. Basically, employees should be treated properly, justly and healthily in caring, giving the duties and
responsibilities of a leader, so they can feel comfortable in an organization or company itself. This study aims to
determine how much influence the leadership style of managers on employee performance in PT. Sushi Tei Indonesia
especially at outlet Gandaria City Jakarta. Research method in this research is method of purposive sampling
method. The results showed that leadership style in PT. Sushi Tei Indonesia especially at Gandaria City Jakarta
outlet is charismatic and assertive, and employee performance is included in good / high category. The result of
statistical analysis shows that there is influence of store manager's leadership style to employee performance in PT.
Sushi Tei Indonesia especially at Gandaria City Jakarta outlet is 23.8% while the rest of 76.2% (100% - 23.8%) is
explained by other variables outside the regression model in this study. Suggestions that can be conveyed by the
writer is considered Store Manager need to pay more attention to the performance of each employee, because there
are still employees who throw an error to other co-workers, if things are not immediately followed up feared may affect
employee performance going forward. Keyword : Leadership, performance,

PENDAHULUAN kinerja karyawan diperusahannya, maka perusahaan


Latar Belakang Penelitian tersebut dituntut untuk mampu mengoptimalkan
Pada berbagai bidang khususnya kehidupan kinerja karyawannya. Salah satu pendekatan dalam
berorganisasi, faktor manusia merupakan masalah upaya meningkatkan kinerja karyawan tersebut dapat
utama disetiap kegiatan yang ada di dalamnya. dilakukan melalui kepemimpinan yang handal dan
Organisasi merupakan kesatuan sosial yang di motivasi berprestasi tinggi dan terarah.
koordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan Setiap pemimpin pada dasarnya mempunyai sifat
yang reaktif dapat diidentifikasikan, bekerja secara dan perilaku yang berbeda dalam memimpin para
terus menerus untuk mencapai tujuan (Robbins, pengikutnya, perilaku para pemimpin itu disebut
2006:14). Semua tindakan yang diambil dalam setiap dengan gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan
kegiatan ditentukan oleh manusia yang menjadi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
anggota perusahaan. Perusahaan membutuhkan motivasi kinerja karyawannya, karena keberhasilan
adanya faktor sumber daya manusia yang potensial, seorang pemimpin dalam menggerakan orang lain
baik pemimpin maupun karyawan pada pola tugas dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat
dan pengaw asan yan g meru pakan penentu tergantung kepada kewibawaan, bagaimana cara
tercapainya tujuan perusahaan. pemimpin memperlakukan bawahan, pada saat
Karyawan itu merupakan aset perusahaan yang pengambilan keputusan, dan juga dalam menciptakan
sangat penting yang wajib dijaga, karena tanpa adanya lingkungan kerja yang menyenangkan, baik ke
karyawan perusahaan tidak dapat didirikan. Oleh bawahan maupun kolega.
karena itu bagi perusahaan yang khususnya bergerak Peningkatan kinerja karyawan akan membawa
di bidang jasa pelayanan dan mengandalkan tingkat kemajuan bagi perusahaan untuk dapat bertahan

* Dosen Program Studi Strata Satu Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 41


PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN STORE MANAGER TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PT. SUSHI TEI INDONESIA KHUSUSNYA OUTLET GANDARI CITY JAKARTA
Oleh : Indri Astuti*

dalam suatu persaingan lingkungan bisnis yang daya manusia dan sumber-sumber lainnya
tidak stabil. Oleh karena itu upaya-upaya untuk secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
meningk atk an kinerja meru pak an tantangan tujuan tertentu (1990).
pemimpin yang paling serius karena keberhasilan 4. Menurut Sondang P. Siagian, Manajemen
untuk mencapai tujuan dan kelangsungan hidup adalah kemampuan dan keterampilan untuk
perusahaan tergantung pada kualitas kinerja sumber memp er oleh suatu h asil d alam r an gk a
daya manusia yang ada di dalamnya. PT. Sushi Tei pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan
Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak orang lain (1978).
dibidang restoran. Perusahaan ini berdiri pertama kali 5. Dan menurut Umar, Husein, Man ajemen
pada tahun 2003, dengan Outlet pertama di Plaza meru pakan su atu pr oses men genai
Indonesia dan saat ini PT. Sushi Tei Indonesia sudah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
memiliki 16 Outlet yang tersebar di seluruh Jakarta. dan pengendalian dalam organisasi(2003).
Perusahaan ini memusatkan pada hidangan khas
Jepang yang cukup digemari oleh masyarakat Jakarta Sumber Daya Manusia
saat ini. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah Sumber daya manusia memiliki peranan vital
diharapkan oleh perusahaan ini. Semakin banyak dalam suatu organisasi/ perusahaan keberhasilan
karyawan yang mempunyai kinerja tinggi, maka suatu organisasi didukung oleh sumber daya manusia
produktivitas perusahaan secara keseluruhan akan yan g dilimikinya. Beb er ap a pend ap at yan g
meningkat sehingga perusahaan akan dapat bertahan menjelaskan defenisi sumber daya manusia adalah
pada persaingan global. Karyawan dituntut untuk antara lain :
mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya Menurut Faustino Cardoso Gomes (2003:1),
secara efektif dan efisien. dalam bukunya manajemem sumberdaya manusia.
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber
KAJIAN TEORI daya yang terdapat dalam organisasi, meliputi semua
Manajemen orang yang melakukan aktivitas. Secara umum
Masalah definisi dari manajemen memang sumber daya yang terdapat dalam suatu organisasi
merupakan masalah yang sulit. Dan sampai sekarang bisa dikelompokkan atas dua macam yakni :
tidak ada persetujuan universal tentang definisi 1. sumber daya manusia (human resource) dan
manajemen. Manajemen selalu berhubungan dengan 2. su mber d aya no n manu sia (n on hum an
organisasi. Yaitu sekumpulan orang yang bekerjasama resource)
disetiap bidang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Kemudian menurut Handari Nawawi dalam
Sehingga b isa dibu atk an u ru t- ur utan u ntuk bukunya perencanaan sumberdaya manusia (2001 :
mengartikan arti dari manajemen. Berikut pengertian 37), sumber daya manusia adalah manusia atau orang
manajemen dari beberapa pakar : yang bekerja atau menjadi anggota suatu organisasi
1. Menurut Griffin, Ricky W, Manajemen adalah yang disebut personil, pegawai, karyawan, pekerja,
su atu rangkaian ak tivitas (ter masu k tenaga kerja, dan lain lain.
perencanaan dan pengambilan keputusan,
pengorganisasian, kepemimpinan, pengendalian) Manajemen Sumber Daya Manusia
yang diarahkan pada sumber-sumber daya Menurut Malayu S.p. Hasibuan, (2003 : 9), unsur
organisasi (manusia, finansial, fisik dan manusia berkembang menjadi suatu bidang ilmu
informasi) dengan maksud untuk mencapai manajemen yang disebut manajemen sumber daya
tujuan organisasi secara efektif dan efisien manusia atau disingkat MSDM yang merupakan
(2004). terjemahan dari manpower management.
2. Menurut Herujito, Yayat M, Menajemen adalah Berikut ini adalah beberapa pengertian yang
pengelolaan suatu pekerjaan untuk memperoleh dikemukakan oleh para ahli :
hasil dalam rangka pencapaian tujuan yang telah 1. Menu rut And rew F. sik ula d alam bu ku
ditentukan dengan cara menggerakan orang- Hasibuan, (2002 : 11) menyatakan :
orang lain untuk bekerja (2001). Perso nel ad minist ra tion is th e
3. Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen adalah ilmu implementation of human resources ( man
dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber power) by and within an enterprise

42 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN STORE MANAGER TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PT. SUSHI TEI INDONESIA KHUSUSNYA OUTLET GANDARI CITY JAKARTA
Oleh : Indri Astuti*

(Administrasi kepegawaian adalah penempatan menurut Malayu S.p. Hasibuan, (2002 :250) :
orang-orang ke dalam suatu perusahaan). 1. Untuk menentukan dan kuantitas karyawan
2. Menurut Edwin B. Filippo dalam buku Moekijat, yang akan mengisi semua jabatan dalam
(1987 : 25) menyatakan : perusahaan.
Personel management is the planning, 2. Untuk menjamin tersedianya tenaga kerja masa
organizing, directing, and controlling of the kini maupun masa depan, sehingga setiap
procurement, development, compensation, pekerjaan ada yang mengerjakannya.
integration, and maintenance of people for 3. Untuk menghindari terjadinya mismanajemen
t he p urpo se o f co nt ribu ting t o dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.
organizarional, individual, and sociental 4. Untuk mempermudah koordinasi, integrasi, dan
goals sinkronisasi (KIS), sehingga produktivitas kerja
(Manajemen sumber daya manusia adalah meningkat.
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan 5. Untuk menghindari kekurangan dan atau
dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, kelebihan karyawan.
pengembangan, kompensasi, integrasi, dan 6. Untuk menjadi pedoman dalam menetapkan
pemelih araan or ang- oran g un tuk tuju an program penarikan seleksi, pengembangan,
membantu/menunjang tujuan-tujuan organisasi, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan,
individu, dan sosial). kedisiplinan dan pemberhentian karyawan.
3. Menurut Dale Yolder dalam buku Hasibuan, 7. Menjadi pedoman dalam melaksanakan mutasi
(2002 : 11) menyatakan : dan pensiun karyawan
Personel management is the provision of 8. Menjadi dasar dalam melakukan penilaian
leadership and direction of people in their karyawan.
working or employment relationship
(Man ajemen perso nalia adalah penyedia Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
kepemimpinan dan pengarahan para karyawan Fungsi-fungsi manajemen, menurut Edwin B.
dalam pekerjaan atau hubungan kerja mereka). Flippo dalam buku Moekijat, (1987 : 26-27) adalah :
4. Menurut John B. Miner dan Mary Green Miner 1. Fungsi Perencanaan
dalam buku Moekijat, (1987 : 22) menyatakan : Perencanaan berarti penentuan lebih dahulu
Personel management may be defined as su atu pro gram kepegawaian yan g ak am
the process of developing, applying, and menunjang tujuan-tujuan yang ditetapkan bagi
evaluating policies, procedures, methods, perusahaan.
and program relating to the individual in the 2. Fungsi Pengorganisasian
organization Pengorganisasian adalah kegiatan u ntuk
(Manajemen kepegawaian dapat dirumuskan mengorganisasikan semua karyawan dengan
sebagai proses mengembangkan, menerapkan, menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja,
dan menilai kebijakan-kebijakan, prosedur- delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi
prosedur, metode-metode, dan program-program dalam bagan organisasi.
yang berhubungan dengan individu dalam 3. Fungsi Pengarahan
organisasi). Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan
5. Sumber Daya Man usia ( MSDM) dapat semua karyawan, agar mau bekerja sama dan
diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya bekerja efektif serta efisien dalam membantu
manusia di dalam organisasi, yang dilakukan tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan
melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya masyarakat.
manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan 4. Fungsi Pengawasan
sumber daya man usia, perencan aan Pengawasan, yakni mengadakan penyelidikan
d an p en gemb an gan karir, pemb er ian dan perbandingan dari pada tindakan dengan
kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan rencana-rencana serta mengadakan pembetulan
kesehatankerja, dan hubungan industrial dari pada penyimpangan-penyimpangan yang
(Marwansyah 2010:3). mungkin terjadi.
Tujuan dari manajemen sumber daya manusia,

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 43


PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN STORE MANAGER TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PT. SUSHI TEI INDONESIA KHUSUSNYA OUTLET GANDARI CITY JAKARTA
Oleh : Indri Astuti*

Pemimpin k ep emimpinan yang men jadi tan ggun g


Pemimpin adalah seseorang yang memiliki jawabnya, pengalaman kerja sebagai pemimpin,
kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakan apakah pengalaman yang telah dilakukannya
orang lain untuk mencapai tujuan hidup (Sobry Sutikno men doron g dia untu k memperb aiki dan
2014:9). Sukses tidaknya sebuah organisasi sangat mengembangkan kecakapan dan
tergantung dari kemampuan pemimpin dalam keterampilannya dalam memimpin.
menggerakan seluruh anggota organisasi untuk 2. Jenis Pekerjaan dan Tempat Pemimpin Bekerja
mencapai tujuan. Courtois dalam Sutarto (2001) Tiap orgnisasi, lembaga yang tidak sejenis
mengatakan Kelompok tanpa pemimpin seperti tubuh memiliki tujuan yang berbeda, dan menuntut
tanpa kepala, mudah menjadi sesat, panik, kacau, cara-cara pencapaian tujuan yang tidak sama,
anarki dan lain-lain. Sebagian besar umat manusia oleh karena itu tiap jenis lembaga atau organisasi
memerlu kan pemimpin bahkan merek a tidak memerlukan perilaku dan sikap kepemimpinan
menghendaki yang lain dari pada itu. yang berbeda pula.
3. Sifat-sif at Kepribadian Pemimpin. Kita
Kepemimpinan mengetahui bahwa secara psikologis manusia
Beberapa pengertian kepemimpinan menurut itu berb ed a- beda sif at, watak dan
pendapat para ahli, sebagimana yang dikutip dari buku keperibadiannya. Ada yang selalu bersifat keras
Kepemimpinan Sekarang dan Masa Depan karya dan tegas, tetapi ada pula yang lemah dan
Achmad Sanusi dan M. Sorby Sutikno (2009) berikut kurang berani. Dengan adanya perbedaan watak
ini : dan kepribadian yang dimiliki oleh masing-
Kepemimpinan adalah suatu proses yang masing pemimpin, akan menimbulkan perilaku
mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur dan sikap yang berbeda pula dalam menjalankan
untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & kepemimpinannya.
Behling). 4. Sifat-sifat Kepribadian Bawahan. Poin in i
Kep emimpinan ad alah k egiatan dalam berkaitan dengan sifat-sifat karyawan, yaitu
mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras mengapa dan bagaimana bawahan menerima
dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok dam mau menjalankan perintah yang diberikan
(George P. Terry). oleh pemimpin.
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi
orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan Karyawan
umum (H. Koontz dan C. Donnell). Perusahaan tanpa karyawan ibarat manusia tanpa
Kepemimpinan adalah keseluruhan tindakan darah. hal itu menggambarkan betapa pentingnya
guna mempengaruhi serta menggiatkan orang karyawan dalam sebuah perusahaan. Menurut
dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan. Hasibuan (2007:117) Karyawan adalah setiap orang
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan yang bekerja dengan menjual tenaganya (fisik dan
bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk pikiran) kepada suatu perusahaan dan memperoleh
mempengaruhi dan menggerakan orang lain untuk balas jasa yang sesuai dengan perjanjian. Dapat
mencapai tujuan. disimpulkan bahwa karyawan merupakan orang yang
bekerja pada suatu lembaga atau perusahaan dengan
Gaya Kepemimpinan balas jasa berupa uang.
Kesuksesan pemimpin dalam aktivitasnya
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat menunjang Motivasi
keberhasilan suatu kepemimpinan. Berikut faktor- Motivasi menurut H. Malayu S. P. Hasibuan
faktor yang mempengaruhi dalam kepemimpinan (2008:219) adalah pemberian daya gerak yang
(Sutikno 2014:62) yaitu : menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka
1. Keahlian dan Pengetahuan. Keahlian dan mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi
pengetahuan yang dimaksud di sini adalah latar dengan segala upaya untuk mencapai kepuasan.
belakang pendidikan atau ijazah yang dimiliki Teori Hirarki menurut A. H. Maslow (Ulber Silalahi
oleh seorang pemimpin, sesuai tidaknya latar 2002:345) menunjukan adanya lima tingkatan
belakang pendidikan itu dengan tugas-tugas keinginan dan kebutuhan manusia. Kebutuhan

44 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN STORE MANAGER TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PT. SUSHI TEI INDONESIA KHUSUSNYA OUTLET GANDARI CITY JAKARTA
Oleh : Indri Astuti*

tersebut adalah : Kebutuhan fisiologis, Kebutuhan diidentifikasi sebagai hal yang penting jadi dengan
keaman an , Kebu tu han so sial, Kebu tu han demikian maka kerangka berpikir adalah sebuah
penghargaan, Kebutuhan aktualisasi pemahaman yang melan dasi p emah aman -
pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang
Kinerja paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan
kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dari p en elitian yang akan dilaku kan. Gaya
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung kepemimpinan merupakan suatu cara pemimpin untuk
jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara mempengaruhi bawahannya yang dinyatakan dalam
2001:67). bentuk pola tingkah laku atau kepribadian (M. Sorby
Sutikno 2014:35). Sedangkan Kinerja adalah hasil
Indikator Kinerja kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai
Kinerja Menurut Boediharjo (2002:102) kinerja oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas
dapat diukur berdasarkan empat indikator yaitu : sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
1. Efektif dan efisien . kepadanya (Mangkunegara 2001:67). Berikut ini
Jika suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, merupakan kerangka pemikiran yang disusun dalam
kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut penelitian ini :
efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak
Gaya Kepemimpinan Kinerja Karyawan
dicari kegiatan menilai yang penting dari hasil
(X) (Y)
yang dicapai sehingga mengakibatkan kepuasan
walaupun efektif dinamakan tidak efesien.
Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak METODE PENELITIAN
penting atau remeh maka kegiatan tersebut Desain Penelitian
efesien Desain pnelitian merupakan rancangan penelitian
2. Otoritas dan tanggung jawab yang diginakan sebagai pedoman dalam melakukan
Otoritas menurut adalah sifat dari suatu proses penelitian. Desain peneitian akan bergunakan
komunikasi atau perintah dalam suatu organisasi bagi semua pihak yang terlibat dalam proses
formal yang dimiliki seorang anggota organisasi penelitian, karena langkah, dalam melakukan
kepada anggota yang lain untuk melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang
suatu k egiatan kerja sesu ai d en gan telah dibuat. Nasir (2008:84) menyatakan bahwa :
kontribusinya. Perintah tersebut mengatakan Desain penelitian adalah semua proses yang
apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan.
dalam organisasi tersebut. PT. Sushi Tei Indonesia merupakan salah salah
3. Disiplin satu perusahaan yang bergerak didunia kuliner di
Disiplin adalah taat kepda hukum dan peraturan Jakarta. Perusahaan ini berkantor di Komplek Grand
yang berlaku. Jadi, disiplin karyawan adalah Wijaya Center Blok E No. 18-19, Jl. Wijaya II, Jakarta
kegiatan karyawan yang bersangkutan dalam Selatan. Penelitian dilakukan pada seluruh karyawan
menghormati perjanjian kerja dengan organisasi yang bekerja di PT. Sushi Tei Indonesia khususnya
dimana dia bekerja. di Outlet Gandaria City Jakarta. Penelitian ini
4. Inisiatif dilakukan dalam periode 2 hari, dengan mendata
Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan keseluruhan populasi yang ada.
kr eatifitas dalam memb entuk ide untuk
merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan ANALISIS DAN PEMBAHASAN
tujuan organisasi. PENELITIAN
Uji Validitas
Kerangka Pemikiran Berdasarkan jumlah sampel yang ada dalam
Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2011: 60) penelitian ini yaitu 43 karyawan/ti, maka didapatkan
menjelaskan bahwa kerangka berpikir merupakan nilai r tabel yang dilampirkan peneliti sebesar 0,294.
mod el k on septual tentan g bagaiman a teor i Berikut hasil uji validitas dari seluruh variabel
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah penelitian:

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 45


PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN STORE MANAGER TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PT. SUSHI TEI INDONESIA KHUSUSNYA OUTLET GANDARI CITY JAKARTA
Oleh : Indri Astuti*

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas penelitian ini adalah menggunakan SPSS. Berikut hasil
Variabel Gaya Kepemimpinan (X) uji reliabilitas dari seluruh variabel penelitian
No. Pernyataan
r hitung
r tabel Kriteria
a) Uji reliabilitas variabel gaya kepemimpinan (X)
(Correlations)
1. Q1 0.524 0,266 Valid Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas
2. Q2 0.514 0,266 Valid Variabel Gaya Kepemimpinan (X)
3. Q3 0.530 0,266 Valid
4. Q4 0.346 0,266 Valid Reliability Statistics
5. Q5 0.530 0,266 Valid
6. Q6 0.462 0,266 Valid
7. Q7 0.524 0,266 Valid Cronbach's Alpha N of Items
8. Q8 0.357 0,266 Valid
9. Q9 0.354 0,266 Valid ,790 10
10. Q 10 0.524 0,266 Valid

Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015. Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015.

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai
seluruh nilai r hitung yang didapatkan dari pengolahan Al ph a Cron ba ch d ar i variab el Gaya
data menggunakan software SPSS ver.17 pada Kepemimpinan (X) lebih besar dari 0,60,
seluruh butir pernyataan dalam variabel Gaya sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
Kepemimpnan memiliki nilai yang lebih besar Gaya Kepemimpinan (X) dinyatakan reliabel.
dibandingkan dengan nilai r tabel (0,266). Sehingga b) Uji reliabilitas variabel kinerja karyawan (Y)
dapat disimpulkan bahwa masing-masing item pada Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas
variabel Gaya Kepemimpinan adalah valid dan layak Variabel Kinerja Karyawan (Y)
untuk diujikan. Reliability Statistics
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas
Variabel Kinerja Karyawan (Y) Cronbach's Alpha N of Items
r hitung
No. Pernyataan r tabel Kriteria
(Correlations)
1. Q1 0.613 0,266 Valid ,894 8
2. Q2 0.668 0,266 Valid
3. Q3 0.740 0,266 Valid
4. Q4 0.690 0,266 Valid Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015.
5. Q5 0.726 0,266 Valid
6. Q6 0.666 0,266 Valid
7. Q7 0.675 0,266 Valid Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai
8. Q8 0.618 0,266 Valid
Al ph a Cron ba ch dari v ar iabel Kinerja
Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015. Karyawan (Y) lebih besar dari 0,60, sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel Kinerja
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa Karyawan (Y) dinyatakan reliabel.
seluruh nilai r hitung yang didapatkan dari pengolahan
data menggunakan software SPSS ver.17 pada Interpretasi Hasil
seluruh butir pernyataan dalam variabel Kinerja Uji Asumsi Klasik
Kar yawan memiliki n ilai yan g lebih besar 1. Uji Normalitas
dibandingkan dengan nilai r tabel (0,266). Sehingga Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dapat disimpulkan bahwa masing-masing item pada dalam model regresi, variabel pengganggu atau
variabel Kinerja Karyawan adalah valid dan layak residual memiliki distribusi normal. Model regresi
untuk diujikan. yang baik adalah yang memiliki distribusi secara
normal. Hasil uji normalitas adalah sebagai
Uji Reliabilitas berikut:
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
teknik belah dua Spearman Brown, yaitu dengan
menggunakan koefisien Cronbach Alpha. Instrumen
dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha> 0,60.
Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan dalam

46 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN STORE MANAGER TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PT. SUSHI TEI INDONESIA KHUSUSNYA OUTLET GANDARI CITY JAKARTA
Oleh : Indri Astuti*

Gambar 4.1 Gambar 4.2


Hasil uji normalitas Hasil uji heteroskedastisitas

Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015. Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015.

Dari grafik normal probability plots di terlihat Dari grafik scatterplots di atas terlihat bahwa titik-
bahwa Grafik Histogram memperlihatkan titik menyebar secara acak (random) baik di atas
sebaran data menyebar ke seluruh daerah kurva maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, hal ini dapat
normal, sehingga dapat dinyatakan bahwa data disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada
mempunya distribusi normal. Sementara hasil model regresi.
uji menggunakan P-P Plot menunjukkan bahwa
data mengiku ti gar is diago nal sehingga Uji Regresi Linier Sederhana
dinyatakan bahwa data berdistribusi normal. 1. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis ini digunakan untuk mengetahui
2. Uji Multikolinieritas pengaruh variabel bebas (Gaya Kepemimpinan)
Uji mulitikolineritas bertujuan untuk menguji terhadap variabel terikat (Kinerja Karyawan).
apakah model regresi ditemukan adanya Persamaan garis regresi dapat dirumuskan
korelasi antar variabel bebas (independen). Hasil sebagai berikut
uji multikolonieritas adalah sebagai berikut: Y = a + bX
Tabel 4.29 Proses perhitungan dalam analisis regresi linear
Hasil uji multikolinieritas sederhana menggunakan bantuan komputer
Coefficientsa program SPSS ver 17 for Windows. Hasil
Collinearity Statistics analisis regresi sebagai berikut:
Model Tolerance VIF Tabel 4.30
1 (Constant) Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana
a
GayaKepemimpinan 1,000 1,000 Coefficients
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Unstandardized Coefficients
Model B Std. Error
Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015.
1 (Constant) 164,847
GayaKepemimpinan ,470
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa hasil uji a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
multikolinieritas diketahui besarnya VIF masing- Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015.
masing variabel lebih kecil dari 10 sehingga
d ap at d isimpu lk an tid ak ter dapat Hasil pengolahan komputer dapat diketahui
multikolinieritas. persamaan koefisien regresi linier sederhana
yang diperoleh adalah sebagai berikut:
3. Uji Heteroskedastisitas Y = 164,847+ 0,470 X
Uji Heteroskedastistas bertujuan menguji Keterangan:
apakah dalam mo del regr esi terjad i Y = Kinerja Karyawan
ketidaksamaan variance dari residual satu X= Gaya Kepemimpinan
pengamatan ke pengamatan yang lain. Hasil uji
hetero-skedastisitas adalah sebagai berikut:

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 47


PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN STORE MANAGER TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PT. SUSHI TEI INDONESIA KHUSUSNYA OUTLET GANDARI CITY JAKARTA
Oleh : Indri Astuti*

Dari persamaan regresi linier sederhana diatas 3. Uji Statistik t


menunjukan bahwa: Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat
a. Variabel Kinerja Karyawan memiliki nilai signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap
164,847, ap ab ila variab el Gaya variabel terikat secara parsial. Pengujian
Kepemimpinan dianggap konstan atau nol. dilakukan dengan menggunakan signifikan level
b. Variabel Gaya Kepemimpinan (X) memiliki 0,05 (=5%).
pengaruh terhadap Kinerja Karyawan (Y) Tabel 4.32
dengan nilai 0,470. Hal ini mengandung arti Hasil Uji t (parsial)
bahwa setiap kenaikan variabel Gaya Coefficients
a

Kepemimpinan satu satuan maka variabel


Kinerja Karyawan (Y) akan meningkat
sebesar 0,470. Model t Sig.
1 (Constant) 2,773 ,008
GayaKepemimpinan 3,987 ,000
2. Koefisien Korelasi a. Dependent Variable: KinerjaKaryawan
Tujuan dari analsisi korelasi adalah untuk Sumber:
Sumber:Data
Datayang
yangdiolah
diolah dengan SPSS ver.17,
dengan SPSS ver.17,2015
2015.
mengetahui apakah diantara dua variabel
terdapat hubungan atau tidak, dan jika ada a. Menentukan Hipotesis Nihil (Ho) dan
hubungan bagaimanakah arah hubungan dan Hipotesis Alternatif (Ha)
seberapa besar hubungan tersebut. Data pada Ho: Tidak terdapat pengaruh dari gaya
analisis korelasi dapat berupa data kualitatif kepemimpinan terhadap Kinerja karyawan
maupun kuantitatif, yang masing-masing PT. Sushi Tei Indonesia di outlet Gandaria
mempunyai ukuran korelasi sendiri-sendiri. City, Jakarta Selatan.
Berikut adalah hasil perhitungan korelasi melalui Ha : Ter dapat pengaru h dari gaya
SPSS: kepemimpinan terhadap Kinerja karyawan
Tabel 4.31 PT. Sushi Tei Indonesia di outlet Gandaria
Koefisien Korelasi City.
Correlations
Kinerja Gaya
b. Menentukan Level of significance ( a =
Karyawan Kepemimpinan 0,05)
Gaya Kepemimpinan Pearson 1 ,487**
Correlation df = / 2 ; (n 1 k)
Sig. (2-tailed) ,000
N 53 53
= 0,025; (53 1 1)
Kinerja Karyawan Pearson ,487** 1 = 2,008
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 c. Perhitungan nilai thitung (oleh SPSS)
N 53 53
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). thitung= 3,987
Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015
Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015. d. Kesimpulan
Nilai t hitung 3,987> dari nilai t tabel 2,008
Berd asar kan h asil an alisis seperti yang dengan tingkat signifikansi 0,000 maka Ho
ditampilkan Tabel di atas diketahui bahwa ditolak dan Ha diterima, dengan demikian
korelasi parsial antara Gaya Kepemimpinandan terd ap at p en garu h dari gaya
Kinerja Karyawan dengan korelasi product kepemimpinan terhadap Kinerja karyawan
moment by Pearson. Hasil korelasi parsial PT. Sushi Tei Indonesia di outlet Gandaria
didapat nilai r hitung sebesar 0,487. Nilai korelasi City, Jakarta Selatan.
ini tergolong sedang dan juga memiliki nilai positif
sehingga dapat dikatakan pola hubungan antara 4. Koefisien determinasi (R2 )
Gaya Kepemimpinandan Kinerja Karyawan Koefisien determinasi (R 2) p ada intinya
adalah searah. Artinya, semakin baik Gaya mengukur seberapa jauh kemampuan model
Kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan d alam men er an gk an v ar iasi v ar iabel
perusahaan, maka Kinerja Karyawan pun akan independen. Nilai koefisien determinasi adalah
semakin meningkat, begitu pula sebaliknya. antara nol dan satu. Nilai koefisien determinasi
(R2) dapat dilihat dari tabel berikut:

48 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN STORE MANAGER TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PT. SUSHI TEI INDONESIA KHUSUSNYA OUTLET GANDARI CITY JAKARTA
Oleh : Indri Astuti*

Tabel 4.33 Keterbatasan Peneliti


Hasil Koefisien Determinasi (R2) Penelitian ini juga masih memiliki keterbatasan-
b
Model Summary keterbatasan. Dengan keterbatasan ini, diharapkan
dapat dijadikan untuk melakukan perbaikan pada
Model R R Square
penelitian mendatang. Adapun keterbatasan penelitian
1 ,487
a
,238 ini adalah sebagai berikut:
a. Predictors: (Constant),
1. Variabel bebas yang mempengaruhi variabel
GayaKepemimpinan terikat yaitu kinerja karyawan hanya sebagian
b. Dependent Variable: KinerjaKaryawan kecil dari model yang dapat mempengaruhi
Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015. variabel terikat.
2. Variabel bebas yang digunakan oleh peneliti
Dari tabel diatas terlihat tampilan olahan data hanya gaya kepemimpinan saja dimana masih
model summary besarnya R Square adalah 0,238. banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi
Hal itu berarti, 23,8% variasi kinerja karyawan (Y) dari variabel kinerja karyawan.
dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen 3. Hasil kemungkinan tidak menggambarkan
(gaya kepemimpinan) di atas. Sedangkan sisanya ko ndisi yang sebenarnya k arena p roses
sebesar 76,2% dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain pengambilan data yang seharusnya dilakukan
diluar model. dalam waktu jangka panjang hanya ditempuh
dalam waktu beberapa hari saja.
KESIMPULAN, KETERBATASAN,
DAN REKOMENDASI Rekomendasi
Kesimpulan Saran yang dapat disampaikan peneliti dari hasil
1. Berdasarkan angka akumulasi nilai persepsi penelitian ini adalah sebagai berikut:
yang d ip er oleh p ad a variab el gaya 1. Berdasarkan angka akumulasi nilai persepsi
kepemimpinan dengan nilai rata-rata sebesar gaya kepemimpinan, nilai terendah terdapat pada
225,6, dapat diitepretasikan bahwa pimpinan pern yataan b ah wa Setiap k ar yawan
perusahaan yang berkarisma dan tegas dapat dibebaskan untuk menggunakan kreatifitasnya
menciptakan kinerja yang baik kepada setiap dalam menyelesaikan segala pekerjaan yang
karyawannya. diberikan oleh pimpinan, dengan nilai yaitu 211.
2. Berdasarkan angka akumulasi nilai persepsi Dari akumulasi nilai yang diberikan oleh
yang diperoleh pada variabel kinerja karyawan responden, terlihat bahwa kurangnya kebebasan
dengan nilai rata-rata sebesar 196,5, dapat yang diberikan oleh pimpinan pada PT Sushi Tei
diitepretasikan bahwa hampir seluruh karyawan Indonesia khususnya outlet Gandaria City,
akan memiliki kinerja yang baik jika mereka Jak ar ta k ep ad a karyaw an nya dalam
berkenan dengan pimpinan perusahaan itu menggu nak an k reatifitas mer eka d alam
sendiri. menyelesaikan pekerjaanya tapi hal ini juga tidak
3. Berdasarkan hasil uji parsial, didapatkan nilai t bisa disalahkan karena PT Sushi Tei Indonesia
hitung 3,987 > dari nilai t tabel 2,008 dengan adalah perusahaan besar dimana perusahaan ini
tingkat signifikansi 0,000 maka Ho ditolak dan sudah memiliki sistem yang cukup baku,
Ha d iter ima, dengan demikian terd ap at sehingga pimpinan tidak bisa membebaskan
pengaruh dari gaya kepemimpinan terhadap karyaw an secara sepenuh nya dalam h al
Kinerja karyawan PT. Sushi Tei Indonesia menyelesaikan masalah yang terjadi di outlet.
Khususnya Outlet Gandaria City Jakarta. 2. Berdasarkan angka akumulasi nilai persepsi
4. Dari uji koefisien determinasi besarnya R Square kinerja karyawan, nilai terendah terdapat pada
adalah 0,238. Hal itu berarti, 23,8% variasi pernyataan bahwa Sebagai karyawan, saya
kinerja karyawan (Y) dapat dijelaskan oleh tidak pernah berusaha melemparkan kesalahan
v ar iabel- variab el ind ep en den (gaya yang saya buat kepada orang lain, dengan nilai
kepemimpinan) di atas. Sedangkan sisanya yaitu 176. Dari akumulasi nilai yang diberikan
sebesar 76,2% dijelaskan oleh sebab-sebab yang oleh responden, terlihat bahwa masih kurangnya
lain diluar model. kesadaran karyawan untuk tidak melemparkan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 49


PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN STORE MANAGER TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PT. SUSHI TEI INDONESIA KHUSUSNYA OUTLET GANDARI CITY JAKARTA
Oleh : Indri Astuti*

kesalahan pekerjaan yang mereka buat kepada rekan (Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kelima.
kerjanya sendiri, hal tersebut jelas sekali Cetakan Keempat b elas. Jak arta: Ghalia
kurangnya perhatian dari pimpinan karyawan Indonesia.
tersebut. Poerwopoespito, F.Z. 2010. Mengatasi Krisis
Manusia di Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia
DAFTAR PUSTAKA Widiasarana Indonesia.
Dessler, Garry. 2010. Manajemen Sumber Daya Sriwedadi, Teguh dan Oey Charlie. 2011. Analisis
Manusia. Edisi Kesepuluh Jilid 1. Jakarta : Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap
Indeks. Kinerja SPG PD. Su mb er Jaya, Jur nal
Dessler, Garry. 2010. Manajemen Sumber Daya manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Manusia. Edisi Kesepuluh Jilid 2. Jakarta : Universitas Bina Nusantara
Indeks. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif,
Gouzali, Saydam. 2005. Manajemen Sumber kualitatif dan R & D. Bandung:Alfabeta
Daya Manusia: Suatu Pendekatan Mikro. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,
Jakarta: Djambaran. kualitatif dan R & D. Bandung:Alfabeta
Ha sibu an , Ma la yu S .P. 20 05 . Ma na jemen Sutrisno, Edy. 2010. Manajemen Sumber Daya
S um ber Da ya Man usia , Ed isi Revisi. Manusia. Jakarta : Kencana Predana Media
Jakarta: Bumi Aksara. Grup
H asib ua n, Mal ayu S.P., 20 11 . Ma na jemen Veithzal Rivai, Deddy Mulyadi. 2011. Kepemimpinan
Su mb er Da ya Ma nusia. Jaka rt a: Bu mi dan Perilaku Organisasi. Jakarta : PT Raja
Aksara. Grafindo Persada.
Karto no , Ka rt in i. 2 011. Pem im pin da n
Kepemimpinan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Manullang, M. 2006. Dasar-Dasar Manajemen.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Nitisemito, Alex S. 2005. Manajemen Personalia

50 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


EFEKTIVITAS SURAT EDARAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN
HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR: SE.8/PSLB3/PS/PLB.0/5/2016
TENTANG PENGURANGAN SAMPAH PLASTIK
DITINJAU DARI FAKTOR EKONOMI
(Observasi pada minimarket di kota Depok)
Oleh : Fajar Kurniadi dan Fadilah Hisyam*
ABSTRACT
The Circular of the Ministry of Environment and Forestry has changed the perceptions of consumers and market
players in Indonesia about plastic bags. The circular arranges many things about the utilization of waste, including
the control of the use of plastic bags in the wider community. Hopefully, with the enactment of this circular, the public
better understand about the real impact of not managing the waste, especially plastic used shopping in the market or
retail. However, does this hope materialize?
The purpose of writing this scientific paper is to determine the effectiveness of the implementation of the circular
in retail business in Depok City is viewed not from the environmental point of view but from an economic point of view.
Based on observation data of several retail in Depok City area, especially Pancoran Mas Subdistrict, the effect of
enactment of this circular still has not felt even neglected by consumers. Some businesses do business is felt not able
to mengurasi use of plastic pouch paid.
Keywords: Effectiveness, Plastic Waste, Economics

PENDAHULUAN konsumen hanya karena tidak mau memberikan


Sebagai makhluk sosial, manusia tidak terlepas kantong plastik dalam setiap transaksi.
dari perniagaan. Salah satu proses perniagaan adalah Dari sisi konsumen, kantong plastik memang
jual-beli. Dalam jual-beli, sudah sangat umum membeli dinilai membantu mereka dari segi kepraktisan dan
sesuatu dengan kantong plastik. Kantong plastik higienitas barang belanjaan mereka. Jika mereka
biasanya digunakan untuk membungkus atau membeli produk segar seperti sayuran atau daging,
membawa barang belanja. Biasanya para penjual maka mutlak mereka membutuhkan plastik pemisah
baik di pasar tradisional maupun modern, selalu agar ar oma d an kesegar ann ya tetap terjaga.
memberikan kantong plastik baru di setiap melakukan Ditambah lagi jika mereka membeli produk detergen,
transaksi. Mereka menganggap pemberian plastik sabun, atau pembersih dan makanan, mereka pun
untuk wadah atau pembawa barang belanja adalah harus memisahkanya. Agar aroma dan kandungan
kewajaran dan salah satu p elayan an k epada dalam detergen tidak tercampur dalam makanan.
konsumen. Menurut beberapa penjual di pasar Berdasarkan penelitian kecil yang kami lakukan
tradision al d i Ko ta Dep ok , mereka selalu terhadap beberapa konsumen yang menggunakan
menyediakan kantong plastik berbagai ukuran untuk kantong plastik, ternyata didapati sebuah simpulan
memenuhi keinginan konsumen. Mereka pun tidak yang menyentak, yakni waktu penggunaan kantong
lagi bertanya untuk memberikan kantong plastik plastik itu rata-rata hanya 15 menit saja. Maksudnya,
kepada konsumen. Dengan spontanitas saja mereka mereka menggunakan kantong plastik hanya saat
memberikan kantong plastik itu. Setelah ditotal, untuk berbelanja, perjalanan, dan setelah sampai di rumah
1 (satu) hari saja, mereka harus mengeluarkan 100 kantong plastik itu menjad sampah. Jika satu
(seratus) hingga 250 (dua ratus lima puluh) lembar konsumen di 3 gerai setiap hari dan setiap gerai
kantong plastik. Penjual tidak mau di-blacklist oleh memberikan plastik, maka dalam sebulan sudah ada

* Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Indraprasta PGRI

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 51


EFEKTIVITAS SURAT EDARAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
NOMOR: SE.8/PSLB3/PS/PLB.0/5/2016 TENTANG PENGURANGAN SAMPAH PLASTIK
DITINJAU DARI FAKTOR EKONOMI (Observasi pada minimarket di kota Depok) Oleh : Fajar Kurniadi*

90 kantong plastik hanya dari 1 konsumen. Jika dirata- gratis. Namun, apakah kebijakan pemerintah ini
rata dan diakumulasi dalam satu tahun maka ada 1080 berbuah manis? Apakah sudah sampai efeknya bagi
kantong plastik terbuang menjadi sampah. Hal yang masyarakat luas? Apakah sudah efektif jika ditinjau
sungguh mencengangkan sekaligus ironi pada dari sudut ekonomi?
masyarakat modern. Berdasarkan kenyataan di atas, peneliti sangat
Dari sisi peritel atau pelaku usaha, beberapa tertarik untuk membahas mengenai efektivitas
standar mereka harus lakukan berkaitan kantong pemb er laku an Sur at Edaran Kementer ian
plastik, yakni ukuran, tingkat ketebalan, kekuatan, dan Lingkungan Hidup dan Kehutanan ditinjau dari sudut
daya hancur. Setidaknya, peritel harus memiliki 3 ekonomi. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi
ukuran kantong plastik yang digunakan sesuai berbagai pihak dan perkembangan ilmu pengetahuan,
kebutuhan. Mulai dari kantong plastik ukuran mini khususnya di bidang lingkungan hidup dan ekonomi.
(15cm; 15x34 cm) untuk kebutuhan belanja sedikit
atau memisahkan makanan dan detergen, kantung KAJIAN TEORI
plastik ukuran sedang (33cm; 21x44 cm) untuk 1. Kronologis
kebutuhan belanja sedang, dan ukuran besar (42 cm; Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
28x48 cm) untuk keperluan belanja yang banyak. (KLHK) menghitung masalah konsumsi kantong
Terkadang, pengeluaran di kantong plastik ini pun plastik di Indonesia. Setiap tahunnya, Indonesia
harus berlebih jika ada pembeli yang meminta kantong menggunakan sekitar 10,95 juta lembar kantong
belanjaannya dilapis lagi dengan kantong plastik agar plastik per 100 gerai. Kini ada 32.000 retail. Dapat
lebih kokoh. Padahal kantong plastik yang beredar di diperkirakan 9,85 milyar sampah kantong plastik
beberapa minimarket sudah dirancang untuk dapat dihasilkan setiap tahun dan mencemari lingkungan
menahan berat dan guncangan sesua ukurannya. selama lebih dari 400 tahun. Jumlah yang besar dan
Selain ukuran, ketebalan dan kekuatan, daya hancur mungkin akan bertambah jika masyarakat serta
pun harus dipikirkan. Daya hancur kebanyakan plastik pemerintah tidak bijak dan bekerjasama dalam hal
adalah 500-1000 tahun, namun ada beberapa kantong mengelola sampah kantong plastik.
plastik yang mengklaim dapat hancur dalam waktu Kantong plastik berbayar adalah salah satu bagian
10-50 tahun. Bukan berarti percepatan penghancuran dari kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan
kantong plastik ini adalah penebus dosa bagi Kehutanan untuk meminimalisasi timbulan sampah
penggunanya. Beberapa minimarket menawarkan khususnya sampah kantong plastik. Kantong plastik
kantong belanja berbahan kain dan dapat digunakan berbayar merupakan kebijaksanaan dari Kementerian
jauh lebih lama dibanding kantong plastik. Sifat dari Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam rangka
kanton g belanja d i sini h anya pada tahap an mend or on g kesadaran masyar ak at ter hadap
penawaran saja, tidak dipaksakan. Di beberapa penggunaan kantong plastik dalam upaya mengurangi
negara seperti Australia, Prancis, dan Inggris sudah timbulan sampah. Sampah ini bukan hanya yang ada
memberlakukan pemaksaan penggunaan kantong di TPA, laut pun tak ubahnya tempat sampah
belanja berbahan kain untuk menekan penggunaan raksasa. Perlu diketahui bahwa Indonesia merupakan
kantong plastik berbayar. Di Indonesia, baru ada negara ke-2 penghasil sampah di laut setelah
beberapa supermarket yang berani melakukan Tiongkok. Total sampah plastik di laut Indonesia
pemaksaan ini. adalah 187,2 Ton (Jambeck et all, 2015).
Salah satu yang dilakukan pemerintah Indonesia Tugas pemerintah seperti yang tertuang dalam UU
adalah dengan penerbitan dan memberlakukan Nomor 18 Tahun 2008 pasal 5 menyebutkan
Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang a. menumbuhkembangkan dan meningkatkan
Pengelolaan Sampah dan ditambah lagi dengan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang sampah;
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup b. melakukan penelitian, pengembangan teknologi
serta dengan dikeluarkannya Surat Edaran yakni pengurangan, dan penanganan sampah;
Surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup Dan c. memfasilitasi, mengembangkan, dan melak-
Kehutanan Nomor: Se.8/Pslb3/Ps/Plb.0/5/2016 sanakan upaya pengurangan, penanganan, dan
Tentang Pengurangan Sampah Plastik melalui pemanfaatan sampah;
penerapan kantong belanja plastik sekali pakai tidak

52 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


EFEKTIVITAS SURAT EDARAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
NOMOR: SE.8/PSLB3/PS/PLB.0/5/2016 TENTANG PENGURANGAN SAMPAH PLASTIK
DITINJAU DARI FAKTOR EKONOMI (Observasi pada minimarket di kota Depok) Oleh : Fajar Kurniadi*

d. melaksanakan p en gelolaan sampah d an digunakan untuk memuat sampah. Biasanya, plastik


memfasilitasi penyediaan prasarana dan sarana sampah dibuat dengan ukuran besar dan sangat tebal.
pengelolaan sampah; Hal ini bertujuan agar daya muat dan kekuatannya
e. mendorong dan memfasilitasi pengembangan pun dapat diandalkan untuk membawa sampah rumah
manfaat hasil pengolahan sampah; tangga yang biasanya terdiri dari kertas, plastik tebal,
Pada tugas pemerintah butir (a), pemerintah dan cairan-cairan berupa minyak atau lainnya yang
berupaya menumbuhkembangkan dan meningkatkan dapat merusak plastik sampah. Kantong plastik
kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah, berikutnya digunakan untuk keperluan industri.
khususnya dalam penelitian ini, adalah sampah plastik Ukurannya bervariasi, ada yang kecil hingga besar
belanja. Selain tugas pemerintah, UU nomor 18 tahun dengan k etebalan yan g ber var iasi. Biasan ya
2008 juga mengamanatkan Pasal 19 Pengelolaan penggunaannya untuk membungkus produk dari
sampah ru mah tangga d an ter diri atas: a. industri tersebut atau sebagai pelapis.
pengurangan sampah; dan penanganan sampah. b. Kantong plastik, secara umum, menyimpan
pengurangan sampah. Pengurangan yang dimaksud bahaya, diantaranya memicu perubahan iklim,
meliputi kegiatan pembatasan timbunan sampah. mencemari lingkungan, bahaya bagi manusia, masa
diperlukan cara untuk mendorong pengurangan terurai yang sangat lama. Bahaya plastik yang
penggunaan kantong plastik supaya timbunan sampah pertama adalah memicu perubahan iklim, maksudnya
dapat dikurangi salah satunya adalah dengan kantong adalah dari proses produksi, konsumsi, hingga
plastik berbayar. pembuangannya menghasilkan emisi karbon yang
Penetapan kebijakan kantong plastik berbayar tinggi sehingga berkontribusi terhadap perubahan iklim
dimulai 21 Februari 2016. Penetapan ini bersifat uji karena kondisi bumi semakin memanas. Sumber
coba yang dilakukan di 23 kota, salah satunya Kota material kantong plastik yang terbuat dari minyak
Depok. Usaha ritel tidak menyediakan kantong bumi, yang merupakan sumber daya alam tak
belanja plastik berbayar lagi, konsumen harus terbarukan, mengakibatkan pencemaran lingkungan
membayar untuk medapatkan kantong belanja plastik di negara-negara berkemban g karena limbah
dengan biaya Rp.200 (dua ratus rupiah) untuk setiap pabriknya dibuang ke sungai dan pembakaran gas
helai plastik. Hal ini berarti, kantong belanja plastik metana mengakibatkan emisi karbon ke udara.
pun barang yang diperjualbelikan. Adapun aturan ini Kantong plastik pun mempunyai dampak berbahaya
hanya berlaku selama 3 bulan uji coba sejak bagi lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
ditetap kan dengan pen gesah an su rat ed ar an Pengelolaan dan pengolahan sampah plastik yang
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. buruk akan menimbulkan bencana seperti banjir,
termakan oleh hewan (laut), atau merusak ekosistem
2. Kantong Plastik tanah, sungai, dan laut.
Kan to ng p lastik mer up ak an w ad ah atau
pembungkus untuk membawa barang belanja baik di Gerakan Diet Kantong Plastik
pasar tradisional maupun di pasar tradisional yang Sebuah gerakan dapat menuju capainnya jika
terbuat dari plastik (poliolefin). Kantong plastik dilakukan bersama, seperti mengurangi penggunaan
biasanya digunakan untuk pembungkus kemasan baik kantong plastik. Mulailah dari perubahan-perubahan
makanan maupun untuk barang rumah tangga. Di kecil yang positif dan sebarkan. Gerakan ini mengajak
dunia kuliner, hanya beberapa plastik yang dapat semua orang untuk melakukan berbagai aktivitas
digunakan untuk bahan pembungkus yakni yang yakni mulai hidup ramah lingkungan, menjadi relawan,
berwarna bening dan tidak berbau. Hal ini dilakukan melakukan aksi nyata. Hidup ramah lingkungan, salah
agar makanan atau minuman tidak terkontaminasi zat satunya dengan membawa dan menggunakan tas
yang terdapat pada kantong plastik. Selain kantong belanja pakai ulang sendiri ketika berbelanja. Satu
pembungkus, plastik pun biasanya digunakan untuk hal yang kamu lakukan, bisa mengurangi timbunan
kantong belanja. Sebagai kantong belanja, kantong sampah kantong plastik dan beban lingkungan!
plastik pun memiliki kualifikasi yakni berwarna putih, Dengan membawa kantong plastik sendiri atau
kuat, dan mempunyai daya hancur yang tidak kantong belanja berbahan kain, anyaman bambu, atau
terlampau lama. Semakin sebentar ia hancur, semakin tas daur ulang, maka akan mengurangi biaya dan
baik kualitasnya. Penggunaan kantong plastik pun sampah yang tertimbun. Jangan sampai yang kita

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 53


EFEKTIVITAS SURAT EDARAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
NOMOR: SE.8/PSLB3/PS/PLB.0/5/2016 TENTANG PENGURANGAN SAMPAH PLASTIK
DITINJAU DARI FAKTOR EKONOMI (Observasi pada minimarket di kota Depok) Oleh : Fajar Kurniadi*

warisi adalah sampah plastik. Ingatkan kita orangtua banyak respon yang muncul dari masyarakat. Ada
dahulu selalu membawa tas anyaman bambu saat ke yang menyambut baik, namun tidak sedikit yang
pasar, mengapa kebiasaan yang sudah dibiasakan menganggapnya sebagai sebuah beban yang harus
kepada kita justru luntur karena alasan kepraktisan ditanggung pembeli. Dari para penggiat usaha ritel
sesaat dan ingin terlihat keren. Sesungguhnya, saat pun beberapa setuju namun harus terus mengingatkan
semua orang berbelanja dengan tas anyaman bambu, SOP kepada para pegawainya bahwa kantong
maka itulah yang akan dianggap keren. Ada plastiknya saat ini berbayar dan tidak dipaksakan
pergeseran istilah di sini. kepada p ar a ko nsumen . Pegawai haru s
menginformasikan, menawarkan, dan menanyakan
3. Faktor Ekonomi kesedian kepada konsumen tentang kantong belanja
Kebijaka kantong belanja berbayar ini dinilai plastik berbayar ini. Setelah meminta data dari
beberapa pihak masih kurang nyata dampaknya bagi beberapa minimarket dan menanyakan beberapa
penggunaan kantong plastik pada beberapa ritel. konsumen, didapati beberapa data yang tertulis dalam
Selain karena nominalnya yang dianggap terlalu tabel-tabel berikut:
rendah, beberapa pihak pun terpaksa menggunakan Tabel 1
kantong belanja berbayar karena alasan lupa atau Data Pengunjung/Konsumen Minimarket
tidak pantasnya membawa pulang barang belanjaan dalam 2 bulan
dengan dijinjing tanpa kantong. Bayangkan berbelanja Minimarket
A B C D E F G H I J
2-3 barang ke minimarket dan harus membawanya Bulan
1 400 365 420 300 325 346 340 245 290 560
dengan tangan kosong tanpa kantong belaja, ini akan
2 460 300 467 292 590 462 351 368 331 601
memalukan dan merepotkan. Anggapan inilah yang
membuat kebijakan pemerintah ini terkesan tumpul Sumber: diolah peneliti (nama minimarket disamarkan), 2016
di tingkat masyarakat. Hanya Rp.200 saja tidak jadi
masalah untuk sebagian pembeli. Tapi, ada juga yang Sebagai bahan pertimbangan, disediakan tabel
marah karena harus membayar hanya untuk kantong yang memuat data pengunjung dari 10 minimarket
belanja plastik, mereka menganggap bahwa kantong dalam kurun waktu 2 bulan (1 bulan sebelum dan 1
belanja plastik adalah hak konsumen dan penjual tidak bulan saat diberlakukan aturan kantong plastik
boleh menjualnya. Berdasarkan dinamika yang terjadi berbayar). Adapun data tersebut diambil dari 10
di kalangan masyarakat maka kami melakukan minimarket yang tidak mau disebutkan nama dan
penelitian dengan membandingkan data sebelum dan alamatnya dengan alasan kerahasiaan data. Untuk
sesudah kebijakan ini diberlakukan. menjaga permintaan dari sumber, maka peneliti
mengganti nama minimarket menjadi simbol huruf dari
METODE PENELITIAN A-J agar mudah membedakannya. Dari berbagai
Adapun metode yang kami gunakan adalah minimarket yang dipilih terurai data yang tidak jauh
deskriptif analitik yakni dengan mengumpulkan data berbeda antara data bulan 1 dan bulan 2.
sebanyak mun gk in d ar i resp on den dan Banyaknya pengunjung yang datang di minimarket
menerjemahkannya dalam bentuk deskripsi. Adapun itu tidak terlalu terpengaruh oleh surat edaran
responden yang kami teliti diambil dari 10 (sepuluh) kementerian lingkungan hidup dan kehutanan.
minimarket di kawasan Kecamatan Pancoran Mas Padahal sosialisasi sudah dilakukan di berbagai media
Kota Depok dalam kurun waktu 2 (dua bulan) yakni cetak, elektronik, dan digital. Namun tak menyurutkan
1 bulan sebelum diberlakukan Surat Edaran tentang keinginan mereka untuk tetap dapat dan berbelanja
Kantong Belanja Plastik berbayar dan 1 bulan di minimarket. Ternyata mereka memang sudah
setelahnya. Jumlah respondenya adalah 100 dihitung menjadi langganan minimarket tersebut untuk
dari rerata pengunjung harian ketiga minimarket berbelanja kebutuhan bulanan. Melihat kenyataan ini,
tersebut. maka dibutuhkan lagi data berupa penggunaan
kantong belanja plastik di 10 minimarket tersebut.
PEMBAHASAN Datanya adalah sebagai berikut.
Sejak surat edaran tentang pengurangan sampah
plastik diberlakukan dan diterjemahkan menjadi
kebijakan kantong plastik berbayar diberlakukan,

54 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


EFEKTIVITAS SURAT EDARAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
NOMOR: SE.8/PSLB3/PS/PLB.0/5/2016 TENTANG PENGURANGAN SAMPAH PLASTIK
DITINJAU DARI FAKTOR EKONOMI (Observasi pada minimarket di kota Depok) Oleh : Fajar Kurniadi*

Tabel 2 masyarakat. Dari tindakan nyata ini, diharapkan


Data Penggunaan Kantong Plastik stigma penggunaan plastik untuk kantong belanja ini
Berbayar/helai dianggap kuno dan lebih keren menggunakan kantong
Minimarket
A B C D E F G H I J
belanja berbahan kain. Semakin banyak yang
Bulan menggunakan dan mempopulerkan, semakin banyak
1 1020 960 769 699 790 897 502 603 561 1032
orang sadar bahwa itu adalah tren saat ini. Disadari
2 1001 976 802 498 601 767 490 548 441 964
atau tidak, hal yang dianggap bagus di masyarakat
Sumber: diolah peneliti, 2016 adalah hal yang banyak mereka lihat.

Berdasarkan data yang telah diuraikan pada tabel, PENUTUP


dapat dilihat perbedaan yang tidak terlalu signifikan Simpulan
antara bulan 1 dan bulan 2. Fluktuasi pengunaan dan Dari teori dan data yang telah disajikan di atas,
pemakaian kantong plastik berbayar terjadi di dapat disimpulkan menjadi pernyataan sebagai
beberapa minimarket. Namun, tidak terlalu terasa. berikut:
Hal ini mengindikasikan bahwa Surat Edaran 1. Surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tidak dan Kehutanan tentang pembatasan sampah
efektif untuk menekan penggunaan plastik berbayar plastik dan diterjemahkan dengan kebijakan
pada 10 minimarket di wilayah Pancoran Mas Kota kantong plastik berbayar dinilai tidak efektif
Depok. Setelah dilakukan perbincangan kecil kepada untuk menekan penggunaan kantong plastik di
para konsumen, beberapa diantara mereka tidak Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok.
merisaukan harga kantong plastik yang dibebankan 2. Besaran harga senilai Rp.200 (dua ratus rupiah)
pada para konsumen. Harga kantong plastik senilai dinilai tidak sebanding dan tidak berpengaruh
Rp.200 sangat kecil dan tidak berarti dibandingkan signifikan terhadap penggunaan kantong plastik
total nominal yang mereka keluarkan untuk berbelanja berbayar.
yang rata-rata Rp.150.000 per transaksi. Beberapa
pengumuman di depan kasir pun ditanggapi dengan Saran
acuh tak acuh oleh para konsumen. Penawaran 1. Perlu ada kebijakan yang lebih menyentuh nilai
menggunakan kantong belanja berbahan kain pun tida rasa masyarakat diband in g hanya
mendapatkan perhatian para konsumen. Nampaknya, memberlakukan pembatasan penggunaan
menjinjing belanjaan dengan kantong plastik berlabel kantong plastik. Sebagai contoh, pegawai di
minimarket menjadi sebuah tren yang disenangi para lingkungan seluruh Kementerian dan turunannya
konsumen tanpa mengidahkan lingkungan dan diharuskan memberikan contoh penggunaan
imbauan Kementerian Lingkungan Hidup. kantong b elanja r amah lingk un gan d an
Data di atas menunjukkan hanya minimarket B memberikan teladan kepada masyarakat luas.
dan C lah yang tingkat penggunaan kantong plastiknya 2. Perlu ditambah besaran biaya untuk menebus
meningkat dengan asumsi pengunjung minimarket kantong plastik itu. Tidak hanya Rp.200, perlu
tidak terlalu naik signifikan. Hal ini mengindikasikan ditambah menjadi Rp.1000-10.000 untuk setiap
bahwa pada minimarket ini, konsumen sangat tidak helai. Mengapa demikian? Karena banyak
mengidahkan imbauan dan semua usaha yang konsumen yang meremehkan nilai Rp.200 itu.
dilakukan minimarket (penawaran, penempelan flier Ditinjau dari sudut ekonomi, nilai ini sudah cukup
ramah lingkungan) untuk mengurangi penggunaan tinggi tapi jika dilihat dari nominal per transaksi
kanto ng plastik . Sementara min imar ket lain maka nilai ini dianggap tidak berharga.
penggunaan kantong plastiknya menurun tapi tidak 3. Payung hukum dari aturan ini masih belum kuat
signifikan, tidak begitu terasa perubahan sikap dan dan kurang jelas. Perlu dibuatkan payung hukum
nilai dari konsumen mengenai aturan penggunaan berupa Undang-Undang atau Peraturan Menteri
kantong plastik berbayar. Perlu ada tindakan nyata yang khusus membahasa tentang Pemakaian
dari pemerintah k hususn ya par a p amo ng di Kantong Plastik berbayar di semua lini ekonomi,
lingkungan Kementerian. Tindakan nyatanya berupa baik di pasar tradisional maupun di pasar
pemberian contoh dan pembekalan kepada pegawai modern.
di lingkungan Kementerian sebagai teladan bagi

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 55


EFEKTIVITAS SURAT EDARAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
NOMOR: SE.8/PSLB3/PS/PLB.0/5/2016 TENTANG PENGURANGAN SAMPAH PLASTIK
DITINJAU DARI FAKTOR EKONOMI (Observasi pada minimarket di kota Depok) Oleh : Fajar Kurniadi*

DAFTAR PUSTAKA Referensi:


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun http://klikplastik.com/2016/09/nama-dan-ukuran-
2008 Tentang Pengelolaan Sampah kantong-plastik-yang-biasa-digunakan/ pada 20
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Maret 2016 Pukul 21.30 WIB
Tahu n 2009 Tentang Per lindu ngan Dan http://mediaindonesia.com/news/read/70058/payung-
Pengelolaan Lingkungan Hidup hukum-jadi-kendala-program-pengurangan-
Surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup Dan kantong-plastik/2016-10-03 pada 11 November
Kehutanan Nomor: Se.8/Pslb3/Ps/Plb.0/5/2016 2016 Pukul 20.12.WIB
Tentang Pengurangan Sampah Plastik http://www.republika.co.id/berita/koran/opini-koran/
16/03/05/o3k4la1-perbaiki-aturan-kantong-
plastik-berbayar pada 30 Maret 2016 pukul
21.33 WIB.

56 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP
KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF,
PRODUKSI DAN KOMPOSISI SUSU
PADA SAPI PERAH LAKTASI.
Oleh : Djodi Achmad Hussain Suparto dan Achmad Marsudi*
ABSTRACT
This study was aimed at determining the effect of three ration dilevery pattern, namely Component Feeding (R0),
Cafeteria Feeding (R1) and Feeding Total Mixed Ration (R2) on Dry Matter Intake, the digestibility of Neutral
Detergent Fiber (NDF) and Acid Detergent Fiber (ADF), the milk production and composition (fat, protein, lactose,
Solid Non Fat/ SNF).
The material used were 15 primiparous lactating dairy cows in 3-8 months of lactation with the average body
weight of 515 kg 61.5 kg, the cows were fed ration consisting 60% of forage (57% chopped Elephand grass, 3%
Gleridiea) and 40% consentrate. The animals were randomly grouped in to three different feed delivery patterns,
namely : Componen feeding (R0) (feed dilyvery of concentrates and forage orderly in a feed place at different time);
Cafeteria feeding /Choice Feeding (R1) (feed delivery of concentrates and forage separately in a separate feed
places at the same time); Total Mixed Ration/TMR (feed delivery of mixed forage and concentrates in a feed place at
the same time). The study was experimental method using a Completely Randomized Design (CRD). The variables
measured were Dry Matter Intake (DMI), NDF and ADF digestibilities, milk production and compositions. The data
were analyzed with Analysis of Varian (ANOVA) and continued with Honest Significant difference between feed
delivery treatments.
The result showed the average DMI was 16.44 1.2 kg/d; 16.74 0.6 kg/d. and 16.20 0.9 kg/d. NDF digestibility
was 60.84 3.6%, 63.411.4% and 64.903.9%; ADF digestibility 60.12 3.7%, 63.991.4% and 63.85 4.1%; Milk
production was 11:04 2.72 kg/d, 12.52 1.75 kg/d., and 11.722.44 kg/d. for R0, R1 and R2, respectively. The milk
fat content was 3.61 0.71%, 3.740.43%, 3.41 0.19%; the milk protein content was 2.670.20%, 2.74 0.12%, and
2.700.07%. The milk lactose content was 4.090.30%, 4.190.17%,4.18, 0.06% while the milk SNF content
7.740.54%, 7,910.32%, and 7.800.18%, for R0, R1 and R2, respectively. The present study showed that the feed
delivery pattern of Component Feeding, Cafetaria Feeding or TMR feeding did not effect (P>0.05) DMI, NDF and
ADF digestibility,milk production and composition of primiparous dairy cows.
Keywords: Feeding Patterns, Consumption DM, NDF and ADF digestibility, milk production and composition.

PENDAHULUAN (1) Com po nent feeding yaitu pemb er ian


Pola pemberian pakan ransum untuk sapi perah, konsentrat dan hijauan secara terpisah dan
adalah cara pemberian pakan yang dilakukan pada berurutan dengan pemberian hijauan atau
ternak sapi perah dengan mengatur cara pemberian konsentrat terlebih dahulu yang disajikan pada
pakan (Eastridge, 2006). Terd ap at du a cara tempat pakan yang sama;
pemberian pakan hijauan pada sapi perah antara lain (2) Selective Feeding atau Cafetaria Feeding
dengan sistem penggemb alaan di p ad an g yaitu pemberian konsentrat dan hijauan secara
penggembalaan (pasture), dan dengan sistem bersama tetapi disajikan secara terpisah antara
pemberian hijauan/rumput di kandang (cut and hijauan dan konsentrat dalam tempat pakan
carry). Pola pemberian ransum pada sistem cut yang terpisah; dan
and carry dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :

* Dosen Program Studi Strata Satu Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 57


PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF,
PRODUKSI DAN KOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.
Oleh : Djodi Achmad Hussain Suparto dan Achmad Marsudi*

(3) Total Mixed Ration (TMR) atau Complete pada sapi perah laktasi, sangat bermanfaat untuk
Feed yaitu pemberian pakan konsentrat dan dilakukan.
hijauan yang pemberianya dicampur dan
disatukan dalam satu bak pakan. Pemberian Waktu Penelitian dan Lokasi
pakan TMR dapat dilakukan dengan mencampur Penelitian ini dilakukan selama 70 hari mulai
secara sempurna sebelum disajikan atau dapat tanggal 23 April 1 Juli 2012 dilokasi Farm Tegalsari
pula dengan memberi konsentrat di atas hijauan Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul Sapi Perah
pada saat menyajikan pakan (Top Dressing) Baturraden Purwokerto Jawa Tengah. Analisa
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh laboratorium dilakukan di Universitas Jenderal
pola pemberian pakan Component Feeding vs Soedirman, Balai Pengujian Mutu Pakan Ternak
Cafetaria vs TMR terhadap konsumsi bahan kering Bekasi, Koperasi Pesat dan Institut Pertanian Bogor.
pakan, kecernaan NDF dan ADF, produksi dan
komposisi susu sapi laktasi. METODE PENELITIAN
Metode pemberian pakan Component Feeding Materi Penelitian
mempunyai beberapa kelemahan antara lain pH Materi penelitian adalah 15 ekor sapi perah laktasi
rumen yang fluktuatif (Stone, 2004). Pola pemberian pertama, bulan laktasi 3-8, rataan produksi susu 11.76
pakan Component feeding dapat menimbulkan 0.74 kg/ek/hari, rataan bobot badan 515,5 kg
resiko terjadinya sub acute rumen acidosis (SARA). 61,5 kg. Hewan percobaan ditempatkan pada
Pemberian konsentrat yang berlebihan, terutama kandang permanen dengan ukuran 2 x 3 meter
d en gan bahan penyusun yan g memp un yai beralas beton dengan alas karpet, dilengkapi dengan
fermentabilitas tinggi, dapat meningkatkan produksi bak pakan dan bak minum terpisah, setiap tempat
asam lemak Volatile Fatty acids (VFA) dalam rumen, pakan perlakuan disekat menggunakan kayu untuk
sehingga menimbulkan penurunan pH rumen. memisahkan konsentrat dan hijauan.
Turunnya pH rumen dalam waktu yang relatif lama Bahan pakan sapi perlakuan terdiri dari hijauan
sampai mencapai pH 5,6 dapat menyebabkan dan konsentrat dengan perbandingan 60:40 dari BK.
turunnya aktivitas bakteri selulolitik, sehingga Semua perlakuan (R0; R1 ;R2) mendapatkan pakan
kecernaan serat kasar menurun, dan selanjutnya yang sama. Pakan hijauan di chopper berukuran
mengakibatkan menurunnya lemak susu (Goad et 3-10 cm yang terdiri dari rumput gajah, leguminosa
al., 1998; Tajima et al., 2001). Gangguan kondisi (Gamal / G liricid ea sepium ) . Bahan pakan
rumen acidosis dan SARA merupakan problem konsentrat terdiri dari bekatul, tepung jagung, bungkil
gangguan metabolisme umum pada sapi perah. kelapa, bungkil kedelai, pollard, onggok, mineral, dan
Pola pemberian pakan Total Mixed Ration garam (berdasarkan BK konsentrat).
(TMR) atau Cafetaria Feeding (CF) kemungkinan Selain itu pakan yang diberikan ditambah dengan
dapat memperkecil resiko terjadinya SARA karena Urea Molases Mineral Blok (UMMB). Pemberian
dengan kedua pola pemberian pakan tersebut ternak pakan berd asar kan bahan kering ( BK) dan
dapat menjaga stabilitas pH rumen dibanding dengan pendugaan Dry Matter Intake (DMI) menggunakan
ternak yang diberi pakan Component Feeding. rumus dari Rayburn dan Fox, 1993; Roseler et al.,
Sehingga kedua pola pemberian pakan tersebut (TMR 997 dalam NRC (2001). DMI (kg/d) = (0,372 x FCM
atau CF) diharapkan dapat memperbaiki kinerja sapi + 0,0968 x BW0.75) x (1 e(-0,192 x (WOL + 3,67))
perah. Penelitian-penelitian sebelumnya sudah Keterangan :
banyak dilakukan untuk mengetahui pengaruh pola FCM = 4% Fat Corrected Milk (kg/hari)
pemberian pakan terhadap kinerja sapi perah di = 0,04 x produksi susu (kg/hari) + 15 x lemak
daerah sub tropis, dengan berbagai proporsi dan susu (kg/hari)
tingkat fermentabilitas bahan pakan yang berbeda BW = Body weight/ bobot badan (kg) ; e
dalam ransum. Namun demikian, penelitian tentang = 2,71828 ; WOL = Week of Lactations
pengaruh strategi atau pola pemberian pakan pakan minggu laktasi.
untuk sapi perah di daerah tropis belum banyak
dilakukan. Oleh sebab itu penelitian tentang pengaruh Komposisi dan nutrien bahan pakan konsentrat
pola pemberian pakan terhadap konsumsi pakan, sapi perlakuan R0, R1 dan R2 dapat dilihat pada tabel
kecernaan NDF, ADF, produksi dan komposisi susu 1

58 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF,
PRODUKSI DAN KOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.
Oleh : Djodi Achmad Hussain Suparto dan Achmad Marsudi*

Tabel 1. Konsentrat diberik an dalam bentu k mash.


Komposisi dan nutrien Bahan Pakan Pemberian air minum dilakukan secara adlibitum.
Konsentrat (%) Pakan yang disajikan ditimbang terlebih dahulu pada
Bahan Proporsi BK PK LK SK Abu BETN sore hari sebelumnya, sisa pakan ditimbang keesokan
Konsentrat (%)
Bekatul 7,0 89,66 9,3 15,02 28,99 12,15 34,55 hari berikutnya sebelum pemberian pakan baru.
Tepung jagung 1,9 87,3 8,05 15,53 3,26 1,42 71,75
Bungkil Kelapa 10,7 97,09 15,88 31,78 19,14 6,76 26,43
Bungkil Kedelai 2,6 85,37 46,41 14,05 8,33 9,4 21,81
Pollard 7,4 88,62 14,93 14,74 13,81 4,49 52,03
Pengukuran Produksi dan Komposisi susu
Onggok
Mineral
6,3
0,7
82,99
98,73
1,8
0,8
0,48
0,19
7,85
15,75
2,9
71,89
74,53
11,36
Produksi susu sapi perlakuan diukur setiap hari
Garam 0,4 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 selama 70 hari dalam satuan kg, menggunakan alat
Sumber : Hasil Pengujian Bahan Pakan Konsentrat Balai Besar timbangan merk Nagata type A100W-211169.
Pembibitan Ternak Unggul Sapi Perah Baturraden
Pengukuran komposisi susu dilakukan sebanyak 4
(2012)
kali yaitu pada tanggal 27 Mei, 4 Juni, 10 Juni 2012
Komposisi ransum pakan yang diberikan pada dan susu composit selama 5 hari (27 Juni - 1 Juli
ternak sapi perlakuan R0,R1 dan R2 dapat dilihat pada
2012) disimpan pada freezher (-4C) selanjutnya
Tabel 2.
dianalisa pada tanggal 18 Juli 2012. Analisa dengan
Tabel 2. menggunakan alat Milk Analizer (Laktoscan Serial
Komposisi ransum pakan dan nutrient
No : 4018), untuk menentukan nilai komposisi susu
pakan perlakuan (%)
(lemak, protein, laktosa dan SNF).
Pakan BK PK LK SK Abu BETN TDN NDF ADF
Konsentrat 89,61 13,11 17,15 21,58 7,60 40,56 74,46 34,90 16,65
UMMB* 78,45 36,57 4,88 8,56 8,86 46,37 89,10 16,98 10,05
Rumput Gajah 13,00 11,31 5,31 30,64 4,86 37,88 56,72 64,89 45,90 Perhitungan
Perhitungan konsumsi
konsumsi (Harris,
(Harris, 1970) 1970)
Gamal 28,20 23,20 5,06 16,14 4,46 48,58 68,86 51,23 42,65
%BK
Pakan Proporsi BK
PK LK SK Abu BETN TDN NDF ADF
Perhitungan konsumsi dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Konsentrat 37% 33,16 4,85 6,35 7,98 2,81 15,01 27,55 12,91 6,16 Konsumsi BK (kg/ekor/hr ; g/kg BB0,75/hari =
UMMB* 3% 2,35 1,10 0,15 0,26 0,27 1,39 2,67 0,51 0,30 (% BK pemberian x total pemberian) (%BK sisa x total sisa)
Rumput Gajah 57% 7,41 6,45 3,03 17,46 2,77 21,59 32,33 36,99 26,16
Gamal 3% 0,85 0,70 0,15 0,48 0,13 1,46 2,07 1,54 1,28
Total 100% 41,41 11,99 9,52 25,93 5,72 38,06 61,95 51,44 33,60
Perhitungan
Perhitungan kecernaan
kecernaan (Harris, 1970)(Harris, 1970)
Keterangan : BK : Bahan Kering, PK : Protein Kasar, LK :
Perhitungan kecernaan dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Lemak Kasar, SK : Serat Kasar, BETN : Bahan Ekstrak KNDF,ADF (kg) NDF,ADF feses (kg)
Tanpa Nitrogen, TDN : Total Digestible Nutrients, NDF : KcNDF,ADF (%) = x 100%
Neutral Detergent Fibre, ADF : Acid Detergent Fibre KNDF,ADF (kg)
*Analisis Proksimat Balai Besar Pembibitan Ternak Kc.NDF,ADF (%) = Kecernaan NDF,ADF (%)
KNDF,ADF (kg) = Konsumsi NDF,ADF (kg)
Unggul Sapi Perah Baturaden (2012). NDF,ADF feses (kg) = NDF,ADF (kg) yang ada dalam feses.

Metode Penelitian
Analisis Kimia
Meto de yan g digu nakan ad alah metod e
Analisis bahan kering, terhadap sample pakan
eksperimental secara in vivo, rancangan dasarnya
pemberian dan sisa pakan, serta feses menurut
adalah Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan yang
AOAC (1990). Analisis NDF dan ADF pakan
diuji yaitu : R0 (kontrol) = Component Feeding ; R1
pemberian menurut Goering dan Vansoest (1970).
= Cafetaria Feeding ; R2 = TMR Feeding setiap
unit perlakuan diulang 5 kali, sehingga terdapat 15
Analisis Statistik
unit percobaan.
Analisis statistik penelitian ini menggunakan
Penelitian dilaksanakan dengan tahapan 3 hari
analisis of variansi (ANOVA) dengan pola rancangan
masa adaptasi, 14 hari masa preliminary, 70 hari
acak lengkap (RAL) tiga perlakuan dan lima ulangan,
masa pelaksanaan percobaan.
untuk mengetahui pengaruh pola pemberian pakan
Pola pemberian pakan perlakuan R0, R1 dan R2
terhadap konsumsi BK, Kecernaan NDF dan ADF,
dalam penelitian ini sebagaimana tercantum pada
Produksi dan komposisi susu, menggunakan program
Tabel 3.
SPSS f or Windows Ver. 13.0 Bila perlakuan
Tabel 3.
ber pengaruh ter hadap variab el yang diuk ur,
Pola Pemberian Pakan Perlakuan
No. Waktu / WIB R0 (Componen Feeding) R1(Cafetaria Feeding) R2 (TMR)
dilanjutkan dengan uji beda nyata jujur (BNJ) (Steel
1 06.00-07.00 Konsentrat 1 Ko nsentrat ; Hijauan Chopper TMR dan Torrie, 1993).
2 08.00-09.00 Hijauan Chopper Ko nsentrat ; Hijauan Chopper TMR
3 11.00-12.00 Konsentrat 2 Ko nsentrat ; Hijauan Chopper TMR
4 15.00-16.00 Konsentrat 3 Ko nsentrat ; Hijauan Chopper TMR
5 17.00-18.00 Hijauan Chopper Ko nsentrat ; Hijauan Chopper TMR

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 59


PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF,
PRODUKSI DAN KOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.
Oleh : Djodi Achmad Hussain Suparto dan Achmad Marsudi*

Perubah yang Diamati : menyebabkan penurunan pH rumen secara drastis


Konsumsi BK ; Kecernaan NDF, ADF ; Produksi sehingga tidak menyebabkan penurunan konsumsi
susu (kg/hari) ; Lemak susu ; Protein susu ; Laktosa BK.
susu dan SNF. Beberapa penelitian terdahulu (Sutton et al. 1986;
Yang dan Varga, 1989; French dan Kenely 1990,
HASIL DAN PEMBAHASAN Sotto-Navarro, 2000; dan Robels et al. 2007)
Konsumsi Bahan Kering (BK) melaporkan bahwa peningkatan frekwensi pemberian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah pola pakan konsentrat (tiga sampai lima kali sehari) dapat
pemberian pakan berpengaruh terhadap konsumsi menjaga stabilitas pH rumen dan mengurangi
BK. Sapi yang diberi Component Feeding dengan penurunan dan fluktuasi pH rumen secara drastis.
menyajik an kon sen trat secara terpisah ak an Lebih lanjut, selain jarak waktu pemberian pakan
menyebabkan penurunan konsumsi BK lebih tinggi konsentrat dan hijauan relatif singkat (Tabel 3), bahan
dibanding sapi yang diberi Cafetaria Feeding dan pakan konsentrat percobaan tersusun dari bahan
TMR. Pengaruh pola pemberian pakan terhadap pakan dengan imbangan yang optimum antara bahan
rataan konsumsi Bahan Kering (BK) sapi-sapi pakan yang mempunyai fermentabilitas tinggi (onggok
percobaan disajikan pada Tabel 4. dan pollard) dan bahan pakan lain dengan kandungan
Tabel 4. protein tinggi (bungkil kedele, bungkil kelapa),
Pengaruh Pola Pemberian Pakan Terhadap sehingga kemungkinan tidak menyebabkan penurunan
Konsumsi BK (Rataan SD; kg/hr.), Kecernaan pH rumen yang drastis.
NDF (Rataan SD ; %) dan Kecernaan ADF Rustomo et al. (2006a) mengevaluasi berbagai
(Rataan SD ; %) jenis bahan pakan sumber energi, sumber protein dan
No Variabel
Perlakuan
P<0.05 sumber serat dan melaporkan bahwa acidogenic
R0 R1 R2
1 Konsumsi BK (kg) 16,441,2 16,740,6 16,200,9 NS
value (AV) berkorelasi positif dengan kandungan
2. Kecernaan NDF(%) 60,843,6 63,411,4 64,903,9 NS NFC ( Y=5.1 + 0.12; R 2= 0.43; P <0.001) dan
3. Kecernaan ADF(%) 60,123,7 63,991,4 63,854,1 NS berkorelasi negative dengan kandungan protein kasar
Ket : R0 : Componen Feeding; R1 : Cafetaria (Y =12.2 0.12 X ; R2 = 0.69 ; P <0.0001). Semakin
Feeding ; R2 : Total Mix Ration (TMR); NS = tinggi kandungan NFC semakin tinggi AV, dan
Non Siginifikan. sebaliknya semakin tinggi protein kasar semakin
Sumber : Hasil Olahan, 2016 rendah AV.
Ketiga pola pemberian pakan menyebabkan Hal ini menunjukkan bahwa bahan pakan sumber
konsumsi BK yang cukup tinggi yaitu berkisar antara protein mampu berfungsi sebagai buffer. Tingkat
16,20 16,74 kg/ekor/hari ( 3% dari bobot badan). penurunan pH selama 24 jam inkubasi berkorelasi
Semua sapi percobaan tidak memperlihatkan positif dengan AV (R2= 0.74; P=0.04), dan de Smet
gangguan metabolis SARA. Tercukupinya periode et al. (1995) dan Rustomo et al. (2006a) melaporkan
adaptasi pakan dan supply hijauan (rumput gajah dan bahwa bahan pakan yang fermentabilitasnya tinggi
legume), disertai imbangan fermentabilitas dan mempunyai kapasistas untuk menurunkan pH pada
buffering capacity bahan pakan penyusun konsentrat saat yang singkat (1-5 jam) dan bahan yang
kemu ngkinan tidak mengak ibatkan sapi- sapi mempunyai kandungan protein tinggi mempunyai
percobaan mengalami depresi rumen acidosis. Hasil buffering capacity untuk menjaga stabilitas pH
analisis men unju kkan ketiga perlaku an p ola rumen. Oleh sebab itu fermentabilitas dan buffering
pemberian pakan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) capacity bahan pakan konsentrat sangat menentukan
terhadap konsumsi BK (Tabel 4). laju penurunan pH rumen. Selain itu, ransum
Dalam perlakuan pola Component Feeding, percobaan dalam penelitian ini terdiri dari rumput gajah
meskipun diberi pakan konsentrat terlebih dahulu yang mempunyai kandungan serat cukup tinggi dan
sebelum hijauan, jarak pemberian konsentrat dengan legume (glirisidae) (Tabel 2) yang mempunyai
pemberian hijauan relatif pendek (1-4 jam) dengan kandungan protein relatif tinggi. Sehingga meskipun
frekwensi pemberian pakan konsentrat sebanyak tiga sapi diberikan konsentrat dan hijauan terpisah
kali sehari dan hijauan dua kali sehari (Tabel 3). (component feeding), stabilitas pH rumen sapi-sapi
Frekwensi dan jarak waktu antara pemberian percobaan kemungkinan dapat tetap terjaga dengan
konsentrat dan hijauan tersebut kemungkinan tidak baik, tidak berpengaruh terhadap konsumsi BK.

60 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF,
PRODUKSI DAN KOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.
Oleh : Djodi Achmad Hussain Suparto dan Achmad Marsudi*

Rustomo et al. (2006b dan 2007) juga melaporkan sapi-sapi R2 tersebut mengindikasikan perlunya
bahwa pemberian ransum TMR dengan kandungan waktu yang cukup untuk keperluan adaptasi
AV yang berbeda tidak menyebabkan pengaruh mikroba rumen terhadap pakan TMR karena sapi
terhadap konsumsi BK. Berbeda dengan Briton and percobaan sebelumnya tidak terbiasa diberi pakan
Stock (1987) dan Brown et al. (2000) yang TMR. Setelah mikroba rumen beradaptasi dengan
menemukan bahwa penurunan pH dapat menurunkan pakan TMR dan pH rumen dapat dipertahankan
nafsu makan, menurunkan konsumsi bahan kering. stabilitasnya, sapi terus meningkatkan konsumsi pakan
Sapi-sapi yang mengalami gangguan metabolis SARA untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus
mengalami f lu ktuasi in take p akan sehingga meningkat selama kebuntingan dan pemulihan kondisi
mengakibatkan penurunan rataan konsumsi pakan fisik.
harian (Shaver, 2002). Krause et al. (2002a) dan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sapi yang
Rustomo (2006b) menyimpulkan bahwa lama waktu belum pernah diberi pakan TMR membutuhkan
ketika pH rumen dibawah 5,6 - 5,8 lebih berpengaruh waktu yang cukup untuk mengadaptasi pakan TMR
terhadap konsumsi BK dibanding dengan rataan sampai pH rumen dijaga stabil. Dibutuhkan waktu
harian pH rumen. Sehingga, fluktuasi pH rumen yang sekitar 30 hari untuk mengadaptasi pakan TMR
tinggi sangat berpengaruh terhadap fluktuasi konsumsi sampai konsumsi pakan dipertahankan dalam kondisi
BK. optimum.
Laju peningkatan konsumsi BK perlakuan R0, R1 Fluktuasi konsumsi BK tertinggi ditunjukkan oleh
dan R2 yang diukur dari awal penelitian sampai akhir sapi-sapi yang diberi pakan Component feeding (R0)
penelitian masing-masing berturut-turut sebesar 7,81 ( 1,2 Kg/hari), kemudian diikuti oleh sapi yang diberi
%; 10,6%; dan 21,51%. pakan TMR (R2) ( 0,9 Kg/hari), dan terendah pada
Laju peningkatan dan fluktuasi konsumsi BK sapi- sapi yang diberi pakan Cafetaria Feeding (R1) (
sapi percobaan selama periode penelitian 70 hari dapat 0,6 Kg/hari)(Tabel 4). Pemberian pakan konsentrat
dilihat pada Gambar 1. dan hijauan secara bergantian (Component Feeding)
Gambar 1. Laju Peningkatan dan Fluktuasi pada hasil penelitian ini mengindikasikan fluktuasi
Harian Konsumsi BK (Kg BK/hari) Sapi-Sapi intake pakan yang lebih tinggi dibanding pola
Percobaan Yang Diberi Perlakuan Pola Pemberian pemberian Selective feeding dan TMR.
Pakan Component Feeding, Cafetaria Feeding Kemampuan bahan pakan menghasilkan asam
danTMR selama 70 hari dalam rumen (acidogenic value) dapat lebih akurat
dipr ed ik si d en gan kand un gan No n Fiber
Carbohydrate (NFC) dibanding kandungan pati
(Rustomo et al., 2006a). Beberapa bahan pakan
meskipun mengandung pati yang tinggi seperti tepung
jagung mempunyai AV (fermentabilitas) yang rendah.
Hal ini disebabkan karena pati yang terkandung dalam
jagung terikat oleh protein matriks yang sulit
Ket : K_B K_R 0 : Ko nsu msi B a han Ker ing R0; K_B K_R 1 : Konsum si B aha n Ker ing R 1;
K_ BK_ R2 : Konsum si B aha n Ke ring R 2. didegradasi oleh mikroba dalam rumen, sehingga tidak
Sumber : Hasil Olahan, 2016 menyebabkan penurunan pH rumen yang drastis
selama inkubasi (Rustomo et al., 2006a).
Gambar 1 diatas memperlihatkan ketiga perlakuan Pola pemberian pakan Cafetria Feeding (R1)
pola pemberian pakan menyebabkan kenaikan dengan menyajikan hijauan dan konsentrat secara
konsumsi BK yang berbeda dari sejak awal hingga terpisah dalam waktu yang bersamaan menyebabkan
akhir penelitian. Akan tetapi tingkat kenaikan fluktuasi konsumsi pakan harian yang paling rendah
konsumsi BK lebih tinggi pada sapi-sapi yang (Tabel 2). Dalam penelitian Selective Feeding,
diberi pakan TMR (R2) dibanding dengan sapi yang Keunen et al. (2002) melaporkan bahwa pada saat
diberi component feeding (R0) (21,5 vs. 7.8%) dan pH rumen menurun sampai 5,6 setelah mengkonsumsi
dibanding dengan sapi yang diberi cafetaria feeding konsentrat yang tinggi, sapi perah lebih memilih pakan
(R1) (21.5 vs. 10.6 %) . Lebih tingginya laju yang mengandung serat kasar tinggi agar dapat
peningkatan konsumsi BK dari awal penelitian hingga mengoptimalkan kondisi pH rumen. Rustomo et al.
pertengahan periode penelitian (Gambar 1), pada (2007), menyimpulkan bahwa kondisi fisik hijauan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 61


PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF,
PRODUKSI DAN KOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.
Oleh : Djodi Achmad Hussain Suparto dan Achmad Marsudi*

(physically effective NDF) dapat meminimasi Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa pola
depresi pH rumen (SARA) ketika sapi diberi pemberian pakan tidak berpengaruh terhadap
konsentrat dengan fermentabilitas tinggi. kecernaan NDF (P>0.05) dan kecernaan ADF
Oleh sebab itu, hasil penelitian ini menunjukkan (P>0.05) ( Tab el 4) . Sapi yang diber i pak an
bahwa pakan konsentrat meskipun diberikan secara Component Feeding (R0), menunjukkan kecernaan
terpisah dengan hijauan Component Feeding (R0), NDF dan ADF terendah dibanding sapi yang diberi
apabila disajikan dalam frekwensi yang sering (tiga pakan Cafetaria Feeding (R1) dan TMR (R2) (Tabel
kali) serta diimbangi dengan bahan pakan yang 4). Lebih rendahnya kecernaan NDF dan ADF
mempunyai Buffering Capacity (sumber protein dan sejalan dengan lebih tingginya fluktuasi konsumsi
serat) kemungkinan tidak mengakibatkan penurunan BK pada sapi-sapi R0 dibanding R1 dan R2 (Tabel
pH yang drastis (5,6) dalam waktu yang lama, 4). Hal ini mengindikasikan bahwa sapi-sapi R0
sehingga tidak menyebabkan penurunan konsumsi kemungkinan mengalami fluktuasi pH rumen yang
BK. Tetapi, sapi yang diberi pakan Cafetaria lebih tinggi dibanding sapi-sapi R1 dan R2. Namun
Feeding (R1) dan TMR (R2) dengan fluktuasi demikian pemberian pakan Component Feeding
konsumsi BK yang lebih rendah mengindikasikan (R0) dengan f rekwensi penyajian konsentrat
lebih stabilnya kondisi pH rumen dibanding pola sebanyak tiga kali seh ari kemungkinan tidak
Component Feeding (R0). menyebabkan akumulasi VFA yang tinggi dalam
rumen sehingga sapi tidak mengalami penurunan pH
Kecernaan NDF dan ADF. rumen secara drastis dibawah sup optimum (5,6 -
Rataan kecernaan NDF dan ADF pada sapi-sapi 5,8) dalam waktu yang lama. Oleh sebab itu,
yang diberi pakan Component Feeding (R0), perlakuan Component Feeding tidak menurunkan
Cafetaria Feeding (R1) dan TMR (R2) dapat dilihat kecernaan NDF dan ADF secara signifikan.
pada Tabel 4. Hasil penelitian ini sesuai dengan DeVries at al.
Tabel 4. Pengaruh Pola Pemberian Pakan (2005), yang melaporkan bahwa pemberian pakan
Terhadap Konsumsi BK (Rataan SD; kg/hr.), dengan frekuensi lebih dari dua kali sehari dapat
Kecernaan NDF (Rataan SD ; %) dan meningkatkan kecernaan NDF.
Kecernaan ADF (Rataan SD ; %) Oleh seb ab itu , mikroba se lulo litik
membutuhkan stabilitas pH rumen dan dijaga agar
Perlakuan
No Variabel P<0.05 pH rumen diatas 5,8 dalam waktu yang lama.
R0 R1 R2
1 Konsumsi BK (kg) 16,441,2 16,740,6 16,200,9 NS Perlak uan Com po nent Feeding , meskipu n
2. Kecernaan NDF(%) 60,843,6 63,411,4 64,903,9 NS memp un yai in dikasi b er pengar uh ter hadap
3. Kecernaan ADF(%) 60,123,7 63,991,4 63,854,1 NS peningkatan fluktuasi intake BK dan penurunan
Ket : R0 : Componen Feeding; R1 : Cafetaria Feeding ; R2 : kecernaan NDF dan ADF, tetapi pengaruhnya dapat
Total Mix Ration (TMR); NS = Non Siginifikan. di minimasi dengan peningkatan frekwensi penyajian
Sumber : Hasil Olahan, 2016 konsetrat tiga kali sehari. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ketiga pola pemberian pakan
Kecernaan NDF dan ADF dari ketiga kelompok kemungkinan dapat mempertahankan pH rumen
perlakuan cukup tinggi, yaitu untuk kecernaan NDF optimum (>5,8) dalam waktu yang lama sehingga
berkisar antara 60,84 3,6% (terendah) 64,90 3,9 tidak mempengaruhi kecernaan NDF dan ADF.
% (tertinggi) dan kecernaan ADF antara 60,12 3,7
(ter en dah) 63,99% 1,4 ( tertin ggi) Hal in i Produksi Susu dan Komposisi Susu
mengindikasikan bahwa sapi-sapi percobaan yang Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk
diberi p ola pemb er ian pakan yang b er beda mengetahui pengaruh perlakuan pola pemberian
kemungkinan tidak mengalami gangguan metabolis pakan terhadap produksi dan komposisi susu. Tabel
berupa depresi rumen acidosis. SARA ditandai 5 menunjukkan pengaruh perlakuan terhadap rataan
dengan penurunan pH rumen harian mencapai 5,2 harian produksi susu, produksi susu dalam 4% FCM
sampai 5,6 (Owens, 1998). Kecernaan serat oleh dan total produksi susu selama 70 hari. Sedangkan
mikroba cellulolytic menurun drastis ketika pH rumen pada Tabel 6 menunjukkan pengaruh perlakuan
turun dibawah 5,7 (Calsamiglia et al., 2002) dan terhadap komposisi susu.
dibawah pH 5,8 (de Veth dan Kovler, 2011a).

62 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF,
PRODUKSI DAN KOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.
Oleh : Djodi Achmad Hussain Suparto dan Achmad Marsudi*

Tabel 5. Rataan harian produksi susu (Kg/ekor sehingga tidak memberi pengaruh terhadap produksi
hari); Produksi Susu Dalam 4%FCM (Kg/ekor/ susu. Laju peningkatan konsumsi BK dan laju
hari) dan Total Produksi Susu Selama 70 Hari (Kg) penurunan produksi susu 4%FCM selama 70 hari
Dari Sapi Yang Diberi Perlakuan Component dapat dilihat pada Gambar 2.
Feeding (R0), Cafetaria Feeding (R1) dan TMR Gambar 2. Laju peningkatan konsumsi BK dan laju
(R2) (Mean SD ; Kg) penurunan produksi susu 4%FCM selama 70 hari
No Parameter
Perlakuan P < 0.05 percobaan
R0 R1 R2
1. Rataan harian
produksi susu 11.042,72 12,521,75 11,722,44 NS
(Kg)
2. Produksi susu 10,402,56 12,031,68 11,262,35
NS
4% FCM (Kg)
Total Prod. Susu
3. 773,10190,5 876,4122,2 820,5171,08 NS
70hari (Kg)

Ket : R0 : Componen Feeding; R1 : Cafetaria Feeding ; R2 :


Total M ixed Ration (T MR) Feeding; N S = Non K et : K_ B K _ R 0 = K o n su msi b ah an k erin g R 0 . ; K _ B K _ R1 = K o nsu m si b ah a n k erin g R 1 ; K _ BK _ R 2 =K o n su ms i b ah an
k erin g R 2 ; Prd . ss_ R O = Pro d u k si su su 4 % FC M R O ; P rd . ss_ R 1 =P ro d uk si su su 4 % F C M R1 ; Prd .ss_ R 2 =P ro d u k si su su
4 % F CM R 2
Significant(P>0.05) Sumber : Hasil Olahan, 2016
Sumber : Hasil Olahan, 2016
Gambar 2 menunjukkan bahwa selama 70 hari
Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa periode penelitian terjadi kenaikan konsumsi BK,
perlakuan pola pemberian pakan tidak berpengaruh tetapi diikuti oleh penurunan produksi susu. Penurunan
(P>0,05) terhadap total produksi susu selama 70 hari produksi susu tersebut disebabkan karena sapi
; rataan harian produksi susu dan produksi susu dalam perlakuan berada pada periode pertengahan dan akhir
4% FCM (Tabel 5). Hipotesis dari penelitian ini laktasi. Sehingga konsumsi pakan tidak digunakan
adalah sapi yang diberi Component Feeding (R0) untuk produksi susu tetapi untuk peningkatan bobot
konsumsi BK nya paling rendah, sehingga akan badan atau perbaikan fisik tubuh ternak, yang mana
menghasilkan produksi susu lebih rendah dibanding pada awal penelitian kondisi fisik tubuh ternak
sapi yang diberi Cafetaria Feeding (R1) dan TMR umumnya dalam kondisi sedang sampai kurus.
(R2). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, Pengaruh pola pemberian pakan pada penelitian
meskipun R0 menunjukkan kecenderungan fluktuasi ini selain tidak berpengaruh terhadap produksi susu,
konsumsi BK yang lebih tinggi dibanding R1 dan R2, juga tidak berpengaruh terhadap komposisi susu yang
ketiga perlakuan tidak memberi pengaruh nyata dihasilkan. Hasil komposisi susu dari penelitian ini
(P>0,05) terhadap rataan harian konsumsi BK. dapat dilihat pada Tabel 6.
Ketiga pola pemberian pakan tidak menyebabkan Tabel 6. Kadar Lemak ; Protein, Laktosa dan
perbedaan produksi susu harian, produksi susu dalam Solid Non Fat (SNF) Susu Dari Sapi Yang Diberi
4%FCM dan total produksi susu dalam 70 hari. Perlakuan Component Feeding (R0), Cafetaria
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Feeding (R1) dan TMR (R2) (Mean SD ; %)
Rustomo et al. (2011) yang melaporkan bahwa Perlakuan
No Parameter P<0.05
produksi susu harian dan produksi susu 4% FCM tidak R0 R1 R2
dipengaruhi oleh fluktuasi pH rumen akbibat 1 Lemak (%) 3,610,71 3,740,43 3,410,19 NS
2 Protein (%) 2,670,20 2,740,12 2,700,07 NS
konsumsi ransum yang mempunyai fermentabilitas 3 Laktosa (%) 4,090,30 4,190,17 4,180,06 NS
berbeda, tetapi Rustomo et al. (2006b) melaporkan 4 SNF (%) 7,740,54 7,910,32 7,800,18 NS
bahwa produksi susu meningkat sesuai dengan Ket : Componen Feeding (R0); Cafetaria Feeding / Selective
meningkatnya fermentabilitas pakan meskipun iso Feeding (R1); Total Mixed Ration (TMR) (R3); NS = Non
energetik. Dalam penelitian tersebut dilaporkan bahwa Significant (P>0.05)
Sumber : Hasil Olahan, 2016
perb edaan fermen tabilitas dilakukan melalui
perubahan komposisi bahan pakan. Sehingga produksi
Tabel 6 menunjukkan menunju kkan pola
susu lebih dipengaruhi oleh pengaruh interaksi yang
kompleks nutrien dari bahan penyusun ransum. pemberian pakan tidak berpengaruh terhadap
komposisi susu (lemak, protein, laktosa dan SNF)
Dalam penelitian ini, ketiga ketiga perlakuan
(P>0,05). Hasil penelitian ini sesuai dengan Rustomo
percobaan diberi ransum dengan komposisi yang
sama (iso energetic dan iso nitrogenous) (Tabel 1), (2006b) yang melaporkan bahwa fluktuasi pH rumen

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 63


PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF,
PRODUKSI DAN KOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.
Oleh : Djodi Achmad Hussain Suparto dan Achmad Marsudi*

akbibat konsumsi ransum isoenergetic dan iso Sutardi (1988) bahwa asam amino esensial maupun
nitrogenous tapi dengan fermentabilitas berbeda tidak non esensial dibutuhkan untuk sintesis protein susu
mempengaruhi kadar lemak, protein dan laktosa. sehingga apabila asam amino dari pakan tidak
Sehingga respon pembentukan komposisi susu tidak mencukupi maka akan terjadi mobilisasai protein
dapat dijelaskan dari pengaruh akibat pola pemberian tubuh. Laju sintesis protein akan semakin berkurang
pakan yang berbeda. Pembentukan komposisi susu jika kertersediaan substrat di dalam kelenjar susu
lebih dipengaruhi oleh interaksi yang kompleks dari semakin sedikit (Bines dan Hart 1982).
berbagai nutrient dalam pakan. Sintesis protein susu berasal dari asam amino yang
Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi susu beredar dalam darah sebagai hasil penyerapan
bukan hanya dari faktor pakan saja, tetapi faktor saluran pencernaan maupun hasil perombakan protein
lain yang mempengaruhinya misalnya jenis ternak, tubuh (Annison et al. 1984; Collier 1985) dan asam
dan keturunannya, tingkat laktasi, umur ternak, infeksi amino yang disintesis oleh sel epitel kelenjar susu.
atau peradangan ambing, lingkungan, serta prosedur Sintesis protein susu ini dikontrol oleh gen, yang
pemerahan susu. Setiap tingkat laktasi, produksi dan mengandung material genetik asam deoxiribonukleat
komposisi susu akan mengalami perubahan. Pada (DNA) (Schmidt 1971; Akers 2002). Glukosa dan
umumnya produksi susu berbanding terbalik dengan beberapa sumber nitrogen diperlukan untuk sintesis
kualitasnya , artinya semakin tinggi produksi di puncak asam amino di kelenjar susu (Annison et al. 1984;
lak tasi u mu mn ya k ualitasn ya leb ih r en dah Collier 1985). Asam amino tersebut akan diubah
dibandingkan dengan saat sapi mendekati masa menjadi casein, -laktoglobulin dan -laktalbumin di
kering yang produksinya mulai turun. Namun dalam kelenjar mamae. Prekursor pembentukan
demikian kisaran kandungan kualitas susu tidak jauh protein susu yang disintesis di dalam kelenjar mamae
seperti yang direkomendasikan oleh SNI (2011), adalah asam amino esensial dan asam amino non
yaitu syarat mutu susu pada suhu 27,5C Berat Jenis esensial yang berasal dari plasma darah. Pengambilan
minimal 1,027 g/l, kandungan lemak susu minimal asam amino non esensial oleh kelenjar mamae ini
3,0%; protein susu minimal 2,8 % ; laktosa susu lebih berfluktuasi tergantung waktu dan individu
4,8 ; SNF 7,8%. ternak. Kelenjar mammae dapat beradaptasi sendiri
Sintesis lemak susu terjadi dalam sitoplasma terhadap ketersediaan asam amino non esensial yang
kelenjar susu. Pada ternak rumiansia, asetat dan - berfluktuasi, tetapi tergantung pada ketersediaan
OH butirat (hasil metabolisme asam butirat), selain asam amino esensial yang terdapat di dalam darah.
untuk sumber energi juga digunakan untuk sintesis Kelenjar mammae dapat mensintesa asam amino
lemak di dalam kelenjar susu oleh enzim asetil KoA non esensial dari berbagai prekursor antara lain yaitu
karboksilase (Annison et al. 1984; Collier 1985). asam lemak terbang seperti asetat dan propionat,
Oksidasi glukosa melalui siklus pentosa oleh enzim glukosa dan asam amino yang lain (Fehr and Sauvant
glukosa 6-phosphat dehidrogenase menghasilkan 1982). Kandungan protein susu bervariasi tergantung
NADPH yang diperlukan untuk sintesis asam lemak dari bangsa, produksi susu, tingkat laktasi, kualitas
di kelenjar susu (Baldwin dan Smith 1983). dan kuantitas makanannya, kadar protein dalam
Kandungan protein susu sapi perah penelitian ransum (Toharmat 2002).
tidak memperlihatkan pengaruh nyata akibat Laktosa adalah karbohidrat utama dalam susu dan
pemberian ketiga jenis ransum. Berdasarkan data kadarnya dipertahankan pada kisaran yang tetap di
yang diperoleh (Tabel 6) terlihat bahwa kandungan dalam susu. Laktosa merupakan nutrien yang
protein susu sapi perah penelitian yang diberi pakan bertanggung jawab mempertahankan keseimbangan
perlakuan cafeteria feeding (R1) dan TMR feeding osmotik antara darah dan lumen susu (Hadiwinyoto
(R2) cen deru ng sama dengan sap i yan g 1994).
mengkonsumsi pakan perlakuan component feeding Kandungan laktosa susu prekursor utamanya
(R0). Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya adalah glukosa darah. Hampir 85% laktosa dibentuk
mo bilisasi p ro tein tub uh p ad a tern ak yan g dari glukosa darah (Fehr dan Sauvant 1982). Pada
mengkonsumsi pakan ketiga perlakuan, sehingga kelenjar susu, molekul glukosa mengalami posporilasi
mendukung tersedianya asam amino baik esensial dari bentuk glukosa 6-phosphat menjadi glukosa 1-
maupun non esensial untuk sintesis protein susu. phosphat. Glukosa 1-phosphat bersama uridin
Sejalan dengan pendapat Wikantadi (1977) dan tripohosphat (UTP) membentuk glukosa diphosphat

64 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF,
PRODUKSI DAN KOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.
Oleh : Djodi Achmad Hussain Suparto dan Achmad Marsudi*

(UDP). UDP glukosa kemudian dikonversi menjadi Saran


UDP galaktosa. UDP galaktosa bersama glukosa 1. Dalam praktek managemen pemeliharaan sapi
bebas membentuk laktosa dengan pembebasan UDP, perah perlu dipertimbangkan pola pemberian
selanjutnya sintesis laktosa dikatalisasi oleh enzim pakan yang tepat untuk mengoptimalkan fungsi
laktose (Schmidt 1971). Pada ternak ruminansia, rumen, meminimasi resiko terjadinya SARA,
konsentarsi glukosa dalam sistem sirkulasi darah dan mengoptimalkan intake pakan. Ketiga pola
berasal dari ekstraksi propionat dalam hati (Annison p emberian p ak an d alam p en elitian in i
et al. 1984; Collier 1985). kemungkinan mampu menjaga stabilitas fungsi
Kandungan Solid Non Fat (SNF) atau bahan rumen, tetapi pemberian pakan TMR mempunyai
kering tanpa lemak susu merupakan komponen yang kelebihan dari segi kepraktisan dan efisiensi
sangat menentukan nilai ekonomis susu. SNF adalah tenaga kerja dibanding Component Feeding
pengurangan dari bahan kering dengan kandungan dan Cafetaria Feeding.
lemak susu. Hasil SNF susu pada penelitian ini 2. Selain praktis dan efisien, kelebihan pemberian
berkisar 7,740,54 7,910,32 % dan kandungan pakan pola TMR yang lain adalah akan dapat
SNF minimal 7,8 (SNI, 2011), yang artinya masih meningkatkan penyerapan bahan kering yang
berada pada kisaran normal sesuai dengan standart lebih tinggi (Konsumsi Bahan Kering TMR lebih
SNI yang ditentukan. tinggi dibandingkan dengan pemberian pakan
pola Component Feeding ataupun Cafetaria
Kesimpulan Feeding). Perkembangan ternak sapi akan lebih
Pola pemberian pakan Component Feeding, bagus, produksi daging dan produksi susu akan
Cafetaria dan Total Mixed Ration (TMR) pada sapi lebih tinggi. Masyarakat peternak akan sangat
perah laktasi tidak berpengaruh terhadap konsumsi diberdayakan dengan penerapan pemberian
bahan kering, kecernaan NDF dan kecernaan ADF, pakan pola Total Mix Ration(TMR) ini.
produksi dan komposisi susu.

DAFTAR PUSTAKA
AlZahal, O., Rustomo, B., Odongo, N. E., Duffield, T. F., & McBride, B. W. (2007). Technical note: A system for
continuous recording of ruminal pH in cattle. Journal of animal science,85(1), 213-217.
Akers RM. 2002. Lactation and the Mamary Gland. Ames, Lowa : Lowa State Press.
Bargo, F., L.D.Muller., J.E. Delahoy., and T.W. Cassidy. 2002. Performance of high producing dairy cows with
three different feeding systems combining pasture and total mixed rations. J. Dairy. Sci. 85:29482963.
Calsamiglia, S., Ferret, A., & Devant, M. (2002). Effects of pH and pH fluctuations on microbial fermentation
and nutrient flow from a dual-flow continuous culture system. Journal of dairy science,85(3), 574-579.
Cerrato-Snchez M, Calsamiglia S, Ferret A.2008. Effect of the magnitude of the decrease of rumen pH on
rumen fermentation in a dual-flow continuous culture system. J Anim Sci.Feb;86(2):378-83.Epub2007
Nov 12.
Cumby, J. L., Plaizier, J. C., Kyriazakis, I., & McBride, B. W. (2001). Effect of subacute ruminal acidosis on the
preference of cows for pellets containing sodium bicarbonate. Canadian Journal of Animal Science,81(1),
149-152.
Damron, W.S. 2003. Introduction to Animal Science: Global, Biological, Social, and Industry Prospective. Second
Ed., Pearson Education, Inc., Upper Saddle River, New Jersey.
Departemen Pertanian. 2006. Pakan Sapi Perah Laktasi. BP3-BPTP, Ungaran.
De Veth, M. J., & Kolver, E. S. (2001a). Diurnal variation in pH reduces digestion and synthesis of microbial
protein when pasture is fermented in continuous culture. Journal of dairy science,84(9), 2066-2072.
DeVries, T. J., and M. A. G. von Keyserlingk. 2005. Time of feed delivery affects the feeding and lying patterns
of dairy cows. J.Dairy Sci. 88:625631.
Doepl,L.,D.Pacheco,J.J. Kennelly, M.D. Hanigan,I.F. Lopez, dan H.Lapierre.2004. Milk Protein Synthesis as a
Fungtion of Amino Acid Supply. J. Dairy Sci. 87:1279-1297.
Eastridge,M.L.2006.Major advances in applied dairy cattle nutrition. J.Dairy Sci.89:1311-1323.
Keunen, J. E., Plaizier, J. C., Kyriazakis, I., Duffield, T. F., Widowski, T. M., Lindinger, .L. and McBride, B. W.
2002. Effect of subacute ruminal acidosis model on the diet election of dairy cows. J. Dairy Sci. 85: 3304
3313.

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 65


PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF,
PRODUKSI DAN KOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.
Oleh : Djodi Achmad Hussain Suparto dan Achmad Marsudi*

Kleen, J. L., Hooijer, G. A., Rehage, J., & Noordhuizen, Ramelan. R. 2001. Efisiensi Produksi susu Pada Sapi
J. P. T. M. (2003). Subacute ruminal acidosis Perah Dara dan Laktasi Akibat Penyuntikan
(SARA): a review. Journal of Veterinary Medicine PMSG. Master Thesis, Program Pascasarjana
Series A,50(8), 406-414. Universitas Diponegoro.
Klinger, S.A., H.C. Block., and J. J. McKinnon. 2007. Rianto,E.,Anggalina, Deasy Dartosukarno, Sularno, &
Nutrient digestibility, fecal output and eating Purnomoadi, Agung (2012). Pengaruh metode
behavior for different cattle background feeding pemberian pakan terhadap produktivitas domba
strategies. Can. J. Anim. Sci. 87: 393-399. ekor tipis. JITV,17(2).
Kendall, C., Leonardi, C., Hoffman, P. C., and Combs, Riza, M. 2007. Pengaruh Suplementasi Probiotik
D. K. 2009. Intake and milk production of cows Komersial terhadap kuantitas dan kualitas susu
fed diets that differed in dietary neutral detergent sapi perah. Artikel Ilmiah Fakultas Kedokteran
fiber and neutral detergent fiber digestibility. J. Hewan Universitas Airlangga. Surabaya.
Dairy Sci. 92:313323. Rustomo. B. et al., 2006a. Effects of rumen acid
Koenig, K.M., Beauchemin, K.A. and Rode, L.M. 2003. load from feed and forage particle size on ruminal
Effect of grain processing and silage on microbial pH and dry matter intake in the lactating dairy
protein synthesis and nutrient digestibility in beef cows. J. Dairy Sci. 89:47584768.
cattle fed barley-based diets. J. Anim. Sci. 81: Rustomo. B.et al.,2006b. Acidogenic value of
10571067. feeds.I.Therelationship between the acidogenic
Krause, K.M., Combs, D.K. and Beauchemin, K.A. value of feeds and in vitro ruminall pH changes.
2002. Effec ts of pa rtic le s ize and grain Can. J. Anim. Sci. 86:109-117.
fermentability in mid lactation cows. I. Milk Rustomo, B. et al., 2006. Acidogenic value of feeds.
production and diet digestibility. J. Dairy Sci. 85: II. Effects of rumen acid load from feeds on dry
19361946. matter intake, ruminal pH, fibre degradability and
Krause, K.M., Combs, D. K. and Beauchemin, K. A. milk production in the lactating dairy cow. Can.
2002b. Effe cts of partic le size a nd gra in J. Anim. Sci. 86: 119-126.
fermentability in mid lactation cows. II. Ruminal Rustomo B., 2008. Feeding Complete Feed Containing
pH and chewing activity. J. Dairy Sci. 85: 1947 Different Acidogenic Value and Effective Fiber
1957. Affect Rumen Acidosis, J. Animal Production.
Krause, K. M., & Combs, D. K. (2003). Effects of Vol. 10: 2.
forage particle size, forage source, and grain Robles, V., Gonzlez, L. A., Ferret, A., Manteca, X.,
fermentability on performance and ruminal pH in & Calsamiglia, S. (2007). Effects of feeding
midla ctation cows . J ournal of dair y frequency on intake, ruminal fermentation, and
science,86(4), 1382-1397. feeding behavior in heifers fed high-concentrate
Krajcarski-Hunt,H.K., Plaizier, J.C., Walton, J.p., diets.Journal of animal science,85(10), 2538-
Spratt, R and Mc Bride, B. W. 2002. Effects of 2547.
subacute ruminal acidosis on in situ fiber digestion SNI. 2011. No. 3141.1 Sus u Se ga r http:/
in lactating dairy cows. J. Dairy Sci. 85 : 570- isjd.pdii.lipi.go.id.. Diakses tanggal 29 Juni
573. 2013.
Lu, C.D., J.R. Kawas, O.G. Maghoub. 2005. Fiber Shaver, R.D. 2002. Rumen Acidosis in Dairy Cattle:
digestion and utilization in goats. Small. Rumin. Bunk Management Considerations. Advances in
Res. 60:45-65. Dairy Technology. Volume 14. University of
O. AlZaha l, E. Ke bre ab, J . France, and B. W. Wisconsin, Madison.
McBride1,2007. A Mathematical Approach to Stone, W.C., 2004. Nutritional Approaches to Minimize
Predicting Biological Values from Ruminal pH Subacute Ruminal Acidosis and Laminitis in Dairy
Measurements. J. Dairy Sci. 90:3777-3785 doi: Cattle*, Cornell University Ithaca, NY 14853, J.
10.3168/jds.2006-534 Dairy Sci. 87:(E. Suppl.):E13-E26.
Plaizier, J. C., Martin, A., Duffield, T., Bagg, R., Dick, Suparno, 2007. Kajian Produksi dan Komposisi susu
P. and McBride, B. W. 2001. Effect of subacute kaitannya dengan kualitas pakan konsentrat di
ruminal acidosis on in situ digestion of mixed hay koperasi peternak Bandung selatan dan koperasi
in lactating dairy cows. Can. J. Anim. Sci. 81: gemah ripah Sukabumi. Tesis Pasca Sarjana
421423. Unsoed Purwokerto. 2012.
Rame M. S, 2011. Pengaruh Pola Pemberian Pakan Suparjo. 2010. Peningkatan Kualitas Nutrisi Kulit Buah
Berbasis Jerami Padi Pada Amoniasi menggunakan Kakao Sebagai Pakan Secara Bioproses dengan
urea dan onggok terhadap frekuensi dan lama Phanerochaete chrysosporium yang Diperkaya
makan sapi lokal. Skripsi S1 Universitas Jenderal Ion Mn dan C a2+. Dis erta si. Se kola h
Soedriman. 2011. Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

66 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAP
KINERJA WALI KELAS MADRASAH ALIYAH AL-ZAYTUN
KECAMATAN GANTAR KABUPATEN INDRAMAYU
Oleh : Arif Yosodiputro*
ABSTRACT
Competence and motivation may closedly effect to homeroom teachers. This study was to determine whether there
was or not influence of Competence and Motivation to Homeroom Teachers Performance of Madrasah Aliyah Al -
Zaytun Gantar Indramayu. The research activities were carried out from October 2013 to January 2014. The number
of respondents were as many as 30 Homeroom Teachers of Madrasah Aliyah Al - Zaytun Gantar Indramayu, using
proportional random sampling method . The Data collection methods used in this reasearch were questionnaires,
interviews , observation and documentation . Precentage was used to analyze the data based on the statistical
analysis with ANOVA technical analysis using SPSS 12.00 for windows . Based on the analysis using SPSS 12.0 for
windows that was obtained by calculating the coefficient table based SPSS version 12.00, then the t-count for N = 30
was equal to 3,436 and 1.697 t-table . So t-count > t-table or 3,436 > 1.697 with probility (significance) = 0.021 .
Thus , Ho was rejected and Ha was accepted . Since the value of t-count > t-table , it could be concluded that the
Competence (variable X1) did have a positive and significant influence on the performance of Homeroom Teachers
(Variable Y) . Based on the table by calculating the coefficient of SPSS version 12.00, then the t count for the variable
motivation ( X2 ) was 2.435 while the value of t table for N = 30 was equal to 1.697 so t count > t table or 2.435 >
1.697 with probibility (significance) = 0.002 . Thus , Ho was rejected and Ha was accepted . Since the value of t count
> t table , it could be concluded that the motivation (variable X2) indeed had a positive and significant influence on
homeroom teachers performance (variable Y). From the result of calculation using ( SPSS ) version 12.00 the ANOVA
test or F-test it was found that F-count was larger 11,915 . While the F-table or ( 0.05 ) for N = 30 was equal to 2.69
with a significant level of 0.00 because 0.00 < 0.05 . It could be said that the variable Competence (X1), motivation
variable (X2) simultaneously had a real influence to the performance variables of homeroom teachers (Y) in Madrasah
Aliyah Al - Zaytun Gantar , Indramayu.
Keywords : Competence. Motivation, Influence of Competence, Influence of Motivation, Performance of
Homeroom Teachers, Madrasah Aliyah Al-Zaytun

PENDAHULUAN seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan


A. Latar Belakang Masalah tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk
Di dalam dunia pendidikan, wali kelas merupakan mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan
bagian dari sumber daya manusia yang penting untuk (Sulistyorini, 2001: 124). Sedangkan Ahli lain
mencapai tujuan karena mereka berperan dalam berpendapat bahwa Kinerja merupakan hasil dari
mengelola dan melaksanakan segala aktivitas kelas fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu yang di
yang men jadi tan ggun g jawabn ya. Un tu k dalamnyaterdiridaritigaaspekyaituKejelasantugas
mendapatkan hasil kerja wali kelas yang optimal atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya;
sebagai penanggung jawab kelas sekaligus juga Kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan
seb agai pen didik, manajemen sek olah perlu atau fungsi; Kejelasan waktu yang diperlukan untuk
memahami persepsinya mengenai apa yang mereka menyelesaikan suatu pekerjaan agar hasil yang
inginkan sebagai perwujudan pemenuhan keinginan diharapkan dapat terwujud (Tempe, A Dale, 1992:
mer ek a sebagai up aya memaksimalkan 46). Fatah (1996: 159) Menegaskan bahwa kinerja
pemberdayaan potensi wali kelas dengan cara diartikan sebagai ungkapan kemajuan yang didasari
memotivasi mereka yang akan berpengaruh pada oleh pengetahuan, sikap dan motivasi dalam
kinerjanya. Kinerja adalah tingkat keberhasilan menghasilkan sesuatu pekerjaan.

* Dosen Program Studi Strata Satu Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 67


PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA WALI KELAS
MADRASAH ALIYAH AL-ZAYTUN KECAMATAN GANTAR KABUPATEN INDRAMAYU
Oleh : Arif Yosodiputro*

Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) 2. Apakah ada pengaruh motivasi terhadap kinerja
dalam Sedarmayanti (2001: 50) mengemukakan, wali kelas pada Madrasah Aliyah Al-Zaytun
performance diterjemahkan menjadi kinerja, juga Gantar, Kabupaten Indramayu?
berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian 3. Apakah ada pengaruh Kompetensi dan Motivasi
kerja atau hasil kerja/unjuk kerja/penampilan kerja. terhadap kinerja wali kelas pada Madrasah
Sedang August W. Smith dalam kutipan Sedarmayanti Aliyah Al-Zaytu n Gantar, Kabu paten
menyatakan bahwa performance atau kinerja adalah Indramayu?
Ou tp ut d rive fro m processes, h um an o r
otherwise, jadi dikatakann ya bahwa kinerja D. Tujuan Penelitian
merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses. nelitian ini dilaksanakan untuk memperoleh data
Bernardin dan Rusel dalam Rucky (2002: 15) dan menganalisis data yang berkaitan dengan
memberikan definisi tentang performance sebagai pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap kinerja
berikut : Performance is defined as the record of wali kelas di Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar,
autcomes produced on a specified job function Kabupaten Indramayu, maka harapan kami dapat
or act ivity durin g a specified time period mengetahui beberapa hal, di antaranya:
(prestasi adalah catatan tentang hasil-hasil yang 1. Untuk men getahui apakah ada pengaruh
diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau Kompetensi terhadap kinerja wali kelas di
kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu). Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar, Kabupaten
Indramayu.
B. Identifikasi Masalah 2. Untuk men getahui apakah ada pengaruh
Berd asar kan latar belakang yan g su dah motivasi terhadap kinerja wali kelas di Madrasah
disebutkan dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang Aliyah Al-Zaytu n Gantar, Kabu paten
dapat memengaruhi kinerja wali kelas, antara lain : Indramayu.
1. Kurangnya kompetensi 3. Untuk men getahui apakah ada pengaruh
Sebagai wali kelas/pengajar yang dituntut lebih Kompetensi dan motivasi terhadap kinerja wali
profesional, kurangnya Kompetensi akan sangat kelas di Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar,
mempengaruhi kinerja seorang wali kelas. Kabupaten Indramayu.
2. Rendahnya motivasi
Dengan motivasi yang rendah, baik dari sekolah E. Manfaat Penelitian
maupun dari peranan wali kelas tersebut akan Penelitian ini dilaksanakan untuk memperoleh data
mempengar uh i ter hadap tu gas dan dan menganalisis data yang berkaitan dengan
tanggungjawabnya sesuai dengan kinerjanya pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap kinerja
sebagai seorang wali kelas. wali kelas di Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar,
3. Hasil pencapaian kerja. Kabupaten Indramayu, maka harapan kami dapat
Dalam hal pencapaian hasil kerja seorang wali mengetahui beberapa hal, di antaranya:
kelas, maka seorang wali kelas hendaknya dapat 1. Untuk men getahui apakah ada pengaruh
berusaha keras untuk meraih tujuan pendidikan Kompetensi terhadap kinerja wali kelas di
yang hendak dicapai. Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar, Kabupaten
4. Lingkungan dan suasana kerja Indramayu.
Dengan lingkungan dan suasana kerja yang 2. Untuk men getahui apakah ada pengaruh
tidak menyenangkan akan memengaruhi kinerja motivasi terhadap kinerja wali kelas di Madrasah
wali kelas sehingga tidak dapat optimal dalam Aliyah Al-Zaytu n Gantar, Kabu paten
melaksanakan tugasnya. Indramayu.
3. Untuk men getahui apakah ada pengaruh
C. Rumusan Masalah Kompetensi dan motivasi terhadap kinerja wali
Selan ju tn ya, permasalah an yan g dapat kelas di Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar,
dirumuskan sebagai berikut: Kabupaten Indramayu.
1. Apakah ada pengaruh Kompetensi terhadap
kinerja wali kelas pada Madrasah Aliyah Al-
Zaytun Gantar, Kabupaten Indramayu?

68 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA WALI KELAS
MADRASAH ALIYAH AL-ZAYTUN KECAMATAN GANTAR KABUPATEN INDRAMAYU
Oleh : Arif Yosodiputro*

METODE PENELITIAN Analisis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian 1. Uji Validitas Terhadap Variabel Bebas X1
ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan (Kompetensi)
teknik survey yaitu penulis datang langsung ke Hasil uji validitas X1 (Kompetensi) dapat dilihat
Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar, Kabupaten pada tabel dibawah ini :
Indramayu. Tabel 5.1
Untuk menguji hipotesis, maka jenis penelitian Hasil Variabel yang Valid dan Tidak Valid
yang dipakai adalah penelitian a so siatif , yaitu N o. Butir Rhitung R tabel K eterangan
Instrumen N = 15
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh 1 0,683 (**) 0,514 V alid
antara tiga variabel atau lebih (Sugiyono, 2000:11). 2 0,593 (**) 0,514 V alid
4 0,685 (**) 0,514 V alid
Dalam penelitian ini akan diketahui pengaruh sebab 5 0,641 (**) 0,514 V alid
akibat atau pengaruh antara variabel X1 (Kompetensi) 6 0,633 (**) 0,514 V alid
7 0,612 (**) 0,514 V alid
dan X2 (Motivasi), terhadap variabel Y (Kinerja wali 8 0,577 (**) 0,514 V alid
kelas). 9 0,641 (**) 0,514 V alid
12 0,777 (**) 0,514 V alid
14 0,665 (**) 0,514 V alid
PEMBAHASAN 15 0,612 (**) 0,514 V alid
Dari data yang diperoleh dapat dirumuskan data Sumber : Pengolahan Data, 2016
yang diolah terdiri atas 2 (dua) Variabel tersebut
sebagai berikut: Dari tabel disimpulkan bahwa dari 15 butir
X1 : Kompetensi di Madrasah Aliyah Al-Zaytun instrumen terdapat 6 butir instrumen yang dinyatakan
Gantar, Kabupaten Indramayu. tidak valid. Selebihnya, seluruh variabel dinyatakan
X2 : Motivasi di Madrasah Aliyah Al-Zaytun valid karena hasil nilai r hitung yang diperoleh lebih
Gantar, Kabupaten Indramayu. besar dari nilai r tabel yaitu 0,361 untuk N = 15. dan
Y : Kinerja Wali kelas Madrasah Aliyah Al-Zaytun untuk variabel yang dinyatakan valid tersebut ditandai
Gantar, Kabupaten Indramayu. dengan tanda (**) yang artinya variabel tersebut
X1, X2 adalah Variabel Bebas (Independent) memilki nilai yang dinyatakan valid sangat tinggi,
Y adalah Variabel Tidak Bebas atau terikat sedangkan tanda (*) variabel tersebut dinyatakan
(Dependent) memiliki nilai tinggi.
Tabel 5.9
TANGGAPAN RESPONDEN 2. Uji Validitas terhadap Variabel Bebas X2
No. Deskrip si Pernyataan/Pertany aan
5
Frekuensi Jawab an
4 3 2 1
B obot Ket (Motivasi)
1. Saya men coba mengetahui masalah
dan keperihatinan orang lain
6 16 6 2 - 1 16 CS Tabel 5.2
sebelum meng emuk akan posisi saya
30 64 18 4 - 3 ,8
Hasil Variabel yang Valid dan Tidak Valid
2. Saya mampu menduku ng gagasan 7 7 7 9 - 1 02 CS
saya dengan fakta dan info rmasi No. Butir R tabel
yang relevan
Rhitun g Keterangan
Instrum en N = 30
35 28 21 18 - 3 ,4
3. Kompetensi memberikan tugas atau 1 4 6 18 1 76 TS 1 0.678 (**) 0,5 14 Va lid
pelatihan untuk mengembangkan
kemampuan o rang lain 4 0.670 (*) 0,5 14 Va lid
5 16 18 36 1 2 ,5 5 0.652 (*) 0,5 14 Va lid
4. Kompetensi memberikan ump an 6 16 6 2 - 1 16 CS
balik yang rin ci dan spesifik tentang 6 0.716 (*) 0,5 14 Va lid
kinerja orang lain
30 64 18 4 - 3 ,8 7 0.691 (**) 0,5 14 Va lid
5. Kompetensi memberikan dorongan 7 12 10 1 - 1 15 CS 8 0.711 (**) 0,5 14 Va lid
kepada o rang lain u ntuk
meningkatkan mo tivasi mereka 10 0.683 (**) 0,5 14 Va lid
35 48 30 2 - 3 ,8
6. Kompetensi menyediakan banyak 3 14 12 1 - 1 09 CS
13 0.678 (**) 0,5 14 Va lid
waktu membantu orang lain 14 0.652 (*) 0,5 14 Va lid
melak sanakan tugasnya
15 56 36 2 - 3 ,6 Sumber : Pengolahan Data, 2016
7. Kompetensi mencip takan dan 2 7 9 12 - 89 TS
memelihara hub ungan y ang ramah
dan bersahabat

8. Kompetensi memberikan hasrat


10
3
28
13
27
8
24
6
-
-
2 ,9
1 03 CS
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari
untuk menanamkan kesan k epad a
orang lain melalui tindakan atau
15 butir instrumen terdapat 6 variabel yang ada
kata-kata
15 52 24 12 - 3 ,4 dinyatakan tidak valid. Dan selebihnya variabel
9. Kompetensi dapat meningkatkan 5 11 9 5 - 1 06 CS
usaha u ntuk meng hub ungi o rang tersebut dinyatakan valid. Butir yang valid ini ditandai
lain dalam bekerja meningk atkan
prestasi dengan tanda dua bintang (**) yang artinya memiliki
25 44 2 10 - 3 ,5
nilai yang sangat valid.
Sumber : Pengolahan Data, 2016

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 69


PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA WALI KELAS
MADRASAH ALIYAH AL-ZAYTUN KECAMATAN GANTAR KABUPATEN INDRAMAYU
Oleh : Arif Yosodiputro*

3. Uji Validitas Variabel Kinerja Wali kelas (Y) positif dan lebih besar atau 0,685 > 0.514 maka
Hasil uji validitas masing-masing butir instrumen dengan demikian instrumen penelitian mengenai
Kinerja Wali kelas disajikan pada tabel berikut variabel kompetensi (X1) adalah Reliabel.
Tabel 5.3 b). Uji Reliabilitas terhadap Variabel X2
Hasil Variabel yang Valid dan Tidak Valid (Motivasi)
N o . B u tir
R hitu ng
R ta be l
K e tera n ga n
Tabel 5.5 UJI RELIABILITAS
In stru m e n N = 15
1 0 .7 64 (* *) 0 ,5 1 4 V a lid
VARIABEL MOTIVASI (X2 )
2 0 .8 01 (* *) 0 ,5 1 4 V a lid Cronbach's
N of Items
3 0 .6 94 (* *) 0 ,5 1 4 V a lid Alpha
4 0 .6 00 (* *) 0 ,5 1 4 V a lid 0.694 15
6 0 .7 18 (* *) 0 ,5 1 4 V a lid ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
7 0 .7 27 (* *) 0 ,5 1 4 V a lid Sumber : Pengolahan Data, 2016
8 0 .6 49 (* *) 0 ,5 1 4 V a lid
10 0 .8 01 (* *) 0 ,5 1 4 V a lid Dari tabel di atas, untuk Uji Reliabilitas Variabel
12 0 .7 27 (* *) 0 ,5 1 4 V a lid Motivasi (X2) dengan nilai rtabel 0.514,
13 0 .6 00 (* *) 0 ,5 1 4 V a lid
14 0 .7 18 (* *) 0 ,5 1 4 V a lid sedangkan pada nilai Alpha sebesar 0,694
15 0 .6 94 (* *) 0 ,5 1 4 V a lid sehingga dapat disimpulkan bahwa rAlpha
Sumber : Pengolahan Data, 2016 positif dan lebih besar atau 0,694 > 0.514 maka
dengan demikian instrumen penelitian mengenai
Berdasarkan hasil perhitugan tabel tersebut diatas, variabel Motivasi (X2) adalah Reliabel
dapat disimpulkan bahwa dari 15 butir instrumen c). Uji Reliabilitas terhadap Variabel Y (Kinerja Wali
terdapat 3 butir variabel yang dinyatakan tidak valid. kelas)
Dan untuk variabel yang dinyatakan valid tersebut Tabel 5.6 UJI RELIABILITAS
ditandai dengan tanda (**) yang artinya variabel VARIABEL KINERJA WALI KELAS
tersebut memiliki nilai yang dinyatakan valid sangat (Y)
tinggi, sedangkan tanda (*) variabel tersebut Cronbach's
N of Items
Alpha
dinyatakan memiliki nilai tinggi dan dinyatakan valid.
0.859 15
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
4. Uji Reliabilitas Instrumen Sumber : Pengolahan Data, 2016
Pengujian Reliabilitas adalah pengujian yang Dari tabel di atas, untuk Uji Reliabilitas Variabel
berkaitan dengan masalah adanya kepercayaan Kinerja (Y) dengan nilai rtabel 0.514, sedangkan
terhadap alat test (instrumen) variabel yang diteliti. pada nilai Alpha sebesar 0,859 sehingga dapat
Suatu instrumen dapat memiliki tingkat kepercayaan disimpulkan bahwa r Alpha positif dan lebih
yang tinggi jika hasil dari pengujian instrumen tersebut besar atau 0,859 > 0.514 maka dengan demikian
menunjukan hasil yang tetap. Adapun pengujian ini instrumen penelitian mengenai variabel Kinerja
menggunakan metode Alpha, dimana jika nilai r Alpha Wali kelas (Y) adalah Reliabel.
Hitung > r Alpha Tabel maka variabel tersebut
dinyatakan reliabel, dan sebaliknya jika r Alpha Hitung C. Analisis Data Deskriptif
> r Alpha Tabel maka variabel tersebut dinyatakan Analisis deskriptif ini dilakukan berdasarkan pada
tidak reliabel. data yang telah dikumpulkan dari daftar pertanyaan
a). Uji Reliab ilitas ter hadap Variab el X 1 (kuesioner) yang telah diajukan dan diisi oleh wali
(Kompetensi) kelas Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar Kabupaten
Tabel 5.4 UJI RELIABILITAS Indramayu yang diambil sebagai sampel sejumlah 30
VARIABEL KOMPETENSI (X1 ) orang.
Cronbach's
N of Items Untuk mengukur kinerja wali kelas Madrasah
Alpha
0.685 15
Aliyah Al-Zaytun Gantar Kabupaten Indramayu,
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). selanjutnya data yang telah terkumpul direkap dalam
Sumber : Pengolahan Data, 2016 tabulasi data yang dilakukan terhadap jawaban
Dari tabel diatas, untuk Uji Reliabilitas variabel responden dapat dilihat sebagaimana tersebut dalam
kompetensi (X1) dengan nilai rtabel 0.514, lampiran. Untuk variabel kinerja wali kelas diberi
sedangkan pada nilai Alpha sebesar 0,685 notasi Y, sedangkan untuk variabel yang memengaruhi
sehingga dapat disimpulkan bahwa rAlpha kinerja wali kelas masing-masing diberi notasi (X1)

70 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA WALI KELAS
MADRASAH ALIYAH AL-ZAYTUN KECAMATAN GANTAR KABUPATEN INDRAMAYU
Oleh : Arif Yosodiputro*

untuk variabel kompetensi, (X2) untuk variabel Tabel 5.12


motivasi. Descriptive Statistics
M e an S t d . D e v ia tio n N

D. Interpretasi Data K in e rja ( Y ) 5 3 .3 3 3 3 7 .2 5 0 8 4 30


Analisis Descriptive Statistic. K o m p e te n si (X 1 ) 5 9 .8 6 6 7 4 .8 2 6 1 7 30
Pada perhitungan dengan menggunakan Multiple
M o tiv a si (X 2 ) 6 0 .8 0 0 0 4 .6 4 9 0 6 30
Regresi ini yang merupakan analisa regresi yang
dilakukan antara satu variabel dependent dengan Sumber : Pengolahan Data, 2016
beberapa (lebih dari satu) variabel independent.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan program a. Skor rata-rata untuk kinerja wali kelas (Variabel
SPSS versi 20.00, untuk mengetahui apakah variabel Y) dengan jumlah data 30 adalah 53.3333
X1 (Kompetensi) d an v ar iabel X 2 ( Mo tivasi) dengan standard deviasi 7.25084
berpengaruh terhadap variabel dependent Y (Kinerja b. Skor rata-rata untuk Kompetensi (Variabel X1)
Wali kelas). Untuk itu penulis menggunakan program dengan jumlah data 30 adalah 59.8667 dengan
SPSS Versi 19.00 yaitu dengan cara memasukan data standard deviasi 4.82617
yang sudah diolah terlebih dahulu. Adapun hasil c. Skor rata-rata untuk Motivasi (Variabel X2 )
tersebut untuk ketiga variabel independen terhadap dengan jumlah data 30 adalah 60.8000 dengan
dependen. standard deviasi 4.64906

Analisis Regresi Linear Berganda


Tabel 5.13
Coefficients (a)
Unstandardized Standardized 95% Confidence Collinearity
Model Coefficients Coefficients t Sig. Interval for B Correlations Statistics
Std. Lower Upper Zero- Partia Par Toler Std.
B Error Beta Bound Bound order l t ance VIF B Error
1 (Constant) 15.25
49.602 1.613 .119 55.965 6.752
6
Kompetensi .682 .225 .362 2.419 .023 .082 1.006 .623 .429 .308 .724 1.382
Motivasi .396 .205 .189 2.435 .163 -.127 .716 .361 .271 .183 .937 1.067
Sumber : Pengolahan Data, 2016 a Dependent Variabel: Kinerja

Berdasarkan dari hasil analisis regresi linier c. Nilai koefisien Motivasi (X2 ) terhadap kinerja
berganda dengan menggunakan Komputer program adalah sebesar 0,396. Hal ini berarti, jika variabel
Statistical Product and Service Solution (SPSS) X2 meningkat 1 satuan maka kinerja Y akan
Versi 20.00 yakni analisis regresi linear berganda menin gkat sebesar 0,396 dengan asumsi
didapat nilai persamaan regresi linear bergandanya variabel X1 dan X2 dianggap konstan.
sebagai berikut :
Pengujian Nilai t (Pengaruh Masing-masimg
49.602 + 0,682 X1 + 0,396 X 2
Variabel)
Dimana : = Kinerja
X1 = Kompetensi Pengujian nilai t digunakan untuk menguji apakah
X2 = Motivasi ada p en garu h dari masin g- masing v ar iabel
Kompetensi (X1) dan Motivasi (X2) terhadap kinerja
Dapat dijelaskan sebagai berikut : wali kelas pada Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar
a. Nilai ko nstanta intersep sebesar 49,602 Kabupaten Indramayu (Y). Untuk itu masing-masing
menyatakan bahwa jika variabel X1 dan X2 variabel akan dijelaskan pengujian dengan nilai t
meningkat 1 satuan, maka kinerja Y akan berikut ini:
meningkat sebesar 49,602 a. Pengaruh Kompetensi (Variabel X1) terhadap
b. Nilai koefisen regresi X1 terhadap kinerja Y Kinerja (Variabel Y)
adalah sebesar 0,682. Hal ini berarti, jika variabel Berd asar kan tabel co ef ficien t melalu i
Kompetensi (X1) meningkat 1 satuan maka perhitungan SPSS versi 20.00, maka nilai t
kinerja Y akan meningkat sebesar 0,682. hitung untuk variabel X1 (Kompetensi) sebesar

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 71


PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA WALI KELAS
MADRASAH ALIYAH AL-ZAYTUN KECAMATAN GANTAR KABUPATEN INDRAMAYU
Oleh : Arif Yosodiputro*

3,436. Sedangkan nilai t tabel untuk N = 30 besar dari F-tabel atau 11,915 > 2,69 dengan tingkat
adalah sebesar 1.697. jadi t hitung > t tabel atau signitifikan sebesar 0,00 karena 0,00 < 0,05, maka
3,436 > 1.697 dengan probilitas (signitifikansi) dapat dikatakan bahwa variabel Kompetensi (X1) dan
= 0,021. Dengan demikian , Ho ditolak dan H1 variabel Motivasi (X2) secara simultan memiliki
diterima. Karena nilai t hitung > t tabel , maka pengaruh yang sesungguhnya terhadap variabel
dapat disimpulkan bahwa Kompetensi (Variabel kinerja wali kelas (Y) pada Madrasah Aliyah Al-
X1) memang mempunyai pengaruh yang positif Zaytun Gantar, Kabupaten Indramayu.
dan signitifikan terhadap kinerja wali kelas
(Variabel Y). Jadi disini jelas terlihat bahwa KESIMPULAN
hipotesis yang diajukan terbukti kebenarannya. Setelah diuraikan tentang variabel-variabel yang
b. Pengaruh Motivasi (Variabel X2) terhadap mempengaruhi kinerja wali kelas di Madrasah Aliyah
Kinerja (Variabel Y) Al-Zaytun Gantar, Kabupaten Indramayu, maka dari
Berd asar kan tabel co ef ficien t melalu i hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan
perhitungan SPSS versi 12.00, maka nilai t sebagai berikut :
hitung untuk variabel X2 (motivasi) sebesar 1. Berd asar kan tabel coefficient melalu i
2,435. Sedangkan nilai t tabel untuk N = 30 perhitungan SPSS versi 12.00, maka nilai t
adalah sebesar 1.697. jadi t hitung > t tabel atau hitung untuk variabel X1 (Kompetensi) sebesar
2,435 > 1.697 dengan probilitas (signitifikansi) 3,436. Sedangkan nilai t tabel untuk N = 30
= 0,002. Dengan demikian, Ho ditolak dan H1 adalah sebesar 1.697. jadi t hitung > t tabel atau
diterima. Karena nilai t hitung > t tabel, maka 3,436 > 1.697 dengan probilitas (signitifikansi)
dapat disimpulkan bahwa motivasi (Variabel X2) = 0,021. Dengan demikian , Ho ditolak dan H1
memang mempunyai pengaruh yang positif dan diterima. Karena nilai t hitung > t tabel , maka
signitifikan terhadap kinerja wali kelas (Variabel dapat disimpulkan bahwa Kompetensi (Variabel
Y). Jadi disini jelas terlihat bahwa hipotesis yang X1) memang mempunyai pengaruh yang positif
diajukan terbukti kebenarannya. dan signitifikan terhadap Kinerja Wali kelas
(Variabel Y).
Model Summary 2. Ber dasark an tab el co efficien t melalu i
Tabel 5.14 Model Summary perhitungan SPSS versi 12.00, maka nilai t
Adjusted R Std. Error of Durbin- hitung untuk variabel X2 (Motivasi) sebesar
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .761(a) .579
2,435. Sedangkan nilai t tabel untuk N = 30
.530 4.96918 1.914
a. Predictors : (Constant), Kompetensi (X1 ) dan Motivasi (X2)
adalah sebesar 1.697. jadi t hitung > t tabel atau
b. Dependent Variabel : Kinerja (Y) 2,435 > 1.697 dengan probilitas (signitifikansi)
Sumber : Pengolahan Data, 2016 = 0,002. Dengan demikian , Ho ditolak dan H1
Angka R Square sebesar 0,579 atau 57,9% artinya diterima. Karen nilai t hitung > t tabel , maka
pengaruh antara Variabel independen dan Variabel dapat disimpulkan bahwa Motivasi (Variabel X2)
dependen sebesar 57,9%. memang mempunyai pengaruh yang positif dan
signitifikan terhadap Kinerja Wali kelas
Uji Anova (Variabel Y).
Tabel 5.15 ANOVA 3. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan
Sum of Mean (SPSS) versi 12.00, yakni uji ANOVA atau Ftest
Model Squares df Square F Sig. di dapati Fhitung sebesar 11,915. Sedangkan F
1 Regression 882.656 3 294.219 11.915 .000a
Residual 642.011 26 24.693 tabel (a 0,05) untuk N = 30 adalah 2,69. Jadi F
Total 1524.667 29 hitung lebih besar dari F tabel atau 11,915 > 2,69
a. Predictors : (Constant), Motivasi dan Kompetensi dengan tingkat signitifikan sebesar 0,00 karena
b. Dependent Variabel : Kinerja 0,00 < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
Sumber : Pengolahan Data, 2016 variabel Kompetensi (X1), variabel Motivasi
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan (X2) secara simultan memiliki pengaruh yang
(SPSS) versi 12.00, yakni uji ANOVA atau F-test sesungguhnya terhadap variabel Kinerja wali
didapati F-hitung sebesar 11,915 Sedangkan F-tabel kelas (Y) di Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar,
(a 0,05) untuk N = 30 adalah 2,69. Jadi F-hitung lebih Kabupaten Indramayu.

72 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA WALI KELAS
MADRASAH ALIYAH AL-ZAYTUN KECAMATAN GANTAR KABUPATEN INDRAMAYU
Oleh : Arif Yosodiputro*

SARAN Dale Timpe, 1999, Seri Manajemen Sumber Daya


Setelah memah ami kesimp ulan yan g Ma nu sia, Jak ar ta : PT. Elex Media
dikemukakan , ada beberap a saran yang bisa Kamputindo-Kelompok Gramedia.
disampaikan sebagai berikut: Dersler, 1997, Manajemen Personalia, Jakarta : PT
1. Agar kemampuan wali kelas pada Madrasah Erlangga.
Aliyah Al-Zaytun Gantar, Kabupaten Indramayu Eko Widiyanto, 1997, Pengaruh Motivasi Kerja dan
lebih efektif didalam mencapai tujuan lembaga Ko nd isi Fisik Temp at Kerja Terha da p
pendidikan, pihak manajemen hendaknya lebih Prestasi Kerja Guru DPU Kabupaten Kulon
konsisten dalam melaksanakan pelatihan, Progo, Tesis Universitas Islam Indonesia.
pengembangan dan peningkatan kemampuan Gouzaly Saydam, 1996, Manajemen Sumber Daya
para wali kelas sehingga kinerja wali kelas lebih Manusia, Jakarta : Gambatan.
optimal. Gibson, Ivancevic, Donelly, 1996, Organisasi
2. Untuk meningkatkan motivasi, sebaiknya Pelaku, Struktur, Proses, Ahli, Bahasa Nurul
Manajemen Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar, Adriani, Jakarta : Bina Putra Aksara.
Kab up aten I nd ramayu memberikan Husein Umar, 1999, Riset Sumber Daya Manusai
penghargaan kepada wali kelas yang berprestasi, dalm Organisasi, Jakarta : PT Gramedia
dengan memberi k esempatan un tu k Pustaka Utama.
meningkatkan potensinya dan memberikan Indriyo Gitosudarmo, Nyoman Sudito, 1999, Perilaku
imbalan sesuai dengan kebijakan lembaga Keorganisasian, Yogyakarta : BPFE-UGM.
p en didikan sehingga w ali kelas dapat Joko Suryanto, 1997, Hubungan antara Iklim
men ciptak an suasana k er ja yan g o rg an isasi deng an Mot ivasi Kerja
menyenangkan, dan dapat mempertahankan Berprestasi Guru Perusahaan Air Minum
serta meningkatkan kinerja yang baik di Kabupaten Karang Anyar, Tesis Universitas
Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar, Kabupaten Islam Indonesia.
Indramayu. Margon o,S. 2000, Meto do lo gi Pen el it ia n
3. Dalam hal kinerja, apabila masih ada wali kelas Pendidikan, Jakarta : PT Rineke Cipta.
yang belum berhasil mencapai target yang Mukiyat, 1984, Dasar-dasar Motivasi, Alumni,
ditentukan, pihak lembaga pendidikan sebaiknya Bandung.
melakukan evaluasi atas keadaan ini dengan Mulyasa,E.Dr.M.Pd. Menjadi Guru Profesional.
cara memperhitungk an kemampuan wali Bandung : PT Remaja Rosda Karya
kelasnya dan mengadakan pelatihan bagi wali Nitisetimo, 1996, Empat Lima Wawasan Sumber
kelas yang kemampuannya masih kurang. Daya Manusia, Jakarta : PT. Anem Kosong
Anem.
DAFTAR PUSTAKA Ratna Megawangi, 1999, Membiarkan Berbeda-
Anwar Prabu Mangkunegara, 2000, Manajemen Sudut Pandang Baru Tentang Relasi Gender,
Sumber Daya Manusia, Bandung : PT. Remaja Bandung : Penerbit Mizan.
Rosda Karya, S.P. Hasibuan, H.Malayu.Drs. 2007. Manajemen
Agus War iyan to , 1998, Peng aruh Mot ivasi Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara
Terhadap Peningkatan Kinerja Aparat di Sondang P. Siagian, 1999, Manajemen Sumber
Lingkungan Sekretariat Daerah Propinsi Daya Manusia, Jakarta : PT Bumi Aksara.
Ja wa Ten ga h, Tesis Univer sitas Islam S. Pamudji, 1986, Kepemimpinan Pemerintahan di
Indonesia. Indonesia, Jakarta : PT Bumi Aksara.
Bambang Pranoto, 1997, Pengaruh Motivasi dan S. Prajudi Admosidirjo, 1984, Beberapa Pandangan
Lingkungan Kerja Terhadap Produktifitas Umum Tentang Pengambilan Keputusan,
Kerja Pada Industri Jasa Konsultan Tehnik Jakarta : Gatra Indonesia.
PT. Prima Desain Widya Adicipta Semarang, Sugiyono, 2000, Metode Penelitian Bisnis, Bandung
Tesis Universitas Islam Indonesia. : CV Alfabeta.

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 73


PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA WALI KELAS
MADRASAH ALIYAH AL-ZAYTUN KECAMATAN GANTAR KABUPATEN INDRAMAYU
Oleh : Arif Yosodiputro*

Simamora, 1997, Ma na jem en Su mb er Da ya Surya, Mohamad,H. Prof.Dr. 1997. Psikologi


Manusia, Yogyakarta : STIE-YKPN. Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung :
Sudjana, Nana. 1999. Penelitian dan Penilaian IKIP Bandung.
Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar
Surapranata, Sumarna,Dr. 2005. Analisis, Validitas, Bahasa Indonesia. Edisi ketiga, Balai Pustaka.
Reliabilit as, dan Interpretasi Hasil Tes
Implementasi Kurikulum 2004. Bandung : PT
Remaja Rosda Karya.

74 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


HUBUNGAN KEPEMIMPIN TERHADAP MOTIVASI
DAN KINERJA PEGAWAI PADA
CV. GRAHA AGRI INDONESIA BOGOR
Oleh : Muhammad Anno Zuhrias *
ABSTRACT
CV. Graha Agri Indonesia Bogor is a field of industrial undertaking engaged in the manufacture of food type Nata
de Coco. The purpose of this study is to know Relationship Leaders Against Motivation and Employee Performance
CV. Graha Agri Indonesia Bogor. The methodology used in the research is, Librarian Research (Lybrary Research)
and Field Research (Field Research) by conducting interviews and questionnaires to the respondents. The results
obtained are:
Leadership (Y) with Motivation (X1) on CV. Graha Agri Industri Bogor with calculation where t arithmetic> t
table that is 13,98> 3,67 so Ho rejected and Ha accepted meaning with statistic test hence there is significant relation
between independent variable and dependent variable.
Leadership (Y) with Performance (X2) on the CV. Graha Agri Industri Bogor with the calculation where t
arithmetic> t table is 12.70> 3.67 thus Ho is rejected and Ha accepted the meaning by statistical test then there is a
significant relationship between independent variables and dependent variable.
Leadership (Y) with Motivation (X1) and Performance (X2) on CV. Graha Agri Industri Bogor where F arithmetic
greater than F table that is 10.66> 3.67 thus can be concluded that Ho is rejected and Ha accepted means there is a
strong and significant relationship between Leadership with Motivation and Employee Performance on CV. Graha
Agri Industri Bogor.
In doing its activities CV. Graha Agri Indonesia Bogor, is very concerned about human resources, this is the main
working capital in running its activities. Human Resources need certainly needs to be developed. It can be realized
through giving motivation to its employees. Motivation is one of the development process of human resource
management, both for employees and for company. The planned HR development system will provide benefits for CV.
Graha Agri Indonesia Bogor in the form of performance improvement, employee career, productivity improvement,
which will eventually lead to increase business results and mobility of employees. Because a company is in need of
employees who have quality in running the company's operational activities with satisfactory results.

PENDAHULUAN faktor-faktor kunci yang sangat memegang peranan


A. Latar belakang pen ting d alam mencapai keb erhasilan dalam
Pemerintah memandang perlu dilakukannya operasinal sehari-hari dari yang dilakukan oleh CV.
upaya-upaya untuk peningkatan pembangunan Graha Agri Indonesia Bogor. Struktur organisasi yang
keuangan melalui kebijakan-kebijakan yang telah telah dibentuk harus dapat bekerja secara harmonis
dituangkan dalam bentuk peraturan pemerintah dalam baik antara unsur pimpinan dengan bawahannya
hal ini peraturan dari Menteri Keuangan, Menteri maupun antara bawahan dengan bawahan dengan
Koperasi, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi memiliki masing-masing tugas dan fungsinya.
Republik Indonesia. Konsep dari tujuan umum Dengan demikian d apat dikatakan bah wa
pembangunan perekonomian Indonesia adalah Kepemimpinan dengan motivasi dan kinerja pegawai
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. merupakan hal saling terkait dan berpengaruh satu
CV. Graha Agri Indonesia Bogor merupakan suatu sama lainnya. Dari uraian diatas diatas, penulis ingin
bidang usaha dalam bentuk Persero Komanditer yang mengetahui pengaruh Kepemimpinan terhadap
memiliki Visi, Misi dan Struktur organisasi serta kinerja pegawai.

* Dosen Program Studi Strata Satu Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 75


HUBUNGAN KEPEMIMPIN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA PEGAWAI
PADA CV. GRAHA AGRI INDONESIA BOGOR
Oleh : Muhammad Anno Zuhrias*

Hipotesis mempengaruhi. Data diatas penulis olah dengan


Dugaan penulis dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis Regresi Linier Sederhana
ter dapat pengar uh yan g sign if ik an antar a dan Koefisien Korelasi Produk Moment (Pearson),
kepemimpinan dengan motivasi dan kinerja pegawai untuk menguji ada tidaknya hubungan antara kedua
pada CV. Grah a Agri I ndo nesia Bogor. Jika variebel.
kepemimpinan baik, maka motivasi dan kinerja Berdasarkan tabel 15 diatas akan juga diperoleh
pegawai akan meningkat. indeks Kepemimpinan dan Indeks Kinerja Pegawai
pada CV. Graha Agri Industri Bogor dari 20 (dua
Metoda Penelitian. puluh) responden dengan 10 (sepuluh) pernyataan.
Metoda yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Untuk mendapat indek tersebut penulis menggunakan
Teknik Sampling dengan Metoda Sample Random rumus sebagai berikut :
Sampling, dimana : Indek Kepemimpinan, Motivasi dan Kinerja
N = jumlah populasi (jumlah pegawai) Untuk mencari indek variabel Y, X1 dan X2, penulis
n = jumlah sampel (jumlah kuisioner) menggunakan rumus :
Jumlah Total Jawaban
Analisis Penelitian Indeks = -------------------------
Dibawah in i disajikan Hasil ku esio ner Jumlah Total Responde
kepemimpinan dengan motivasi dan kinerja pegawai Dari rumus diatas akan diperoleh :
pada CV. Graha Agri Industri Bogor. Indeks untuk Kepemimpinan = 844/20
1. Hasil Kuesioner Kepemimpinan dengan = 42,20
Motivasi dan Kinerja Pegawai CV. Graha Indeks untuk Motivasi = 846/20
Agri Industri Bogor = 42,30
Tabel 13 Indeks untuk Kinerja Pegawai = 697/20
Hasil Kuesioner Kepemimpinan dengam = 34,91
Motivasi Kinerja Pegawai
CV. Graha Agri Industri Bogor Dari data diatas dapat disimpulkan berdasararkan
No
S k or S ko r M o tiv a si S k o r K in erja hasil Indek Kepemimpinanm, Motivasi dan Kinerja
K ep em im p in a n P eg a w a i P eg aw ai
1 40 40 32 yang diperoleh masing-masing sebesar 42,20, 42,30
2 40 42 32 dan 34,91 maka jaw ab an d ar i resp on den
3 44 41 35
4 42 36 33 dikategorikan semuanya termasuk Sedang (lihat
5 44 45 37 tabel. 2).
6 37 40 29
7 38 40 31
8 43 44 38
9 41 42 33 2. Analisa Regresi Linier Sederhana
10 45 44 37 Analisis Hubungan Y dengan X1
11 45 37 37
12 45 39 36 Analisis regresi linier sederhana menggunakan
13 43 45 31 rumus :
14 45 43 36
15 46 44 35 Y = a + b.X1
16 44 42 36
17 45 44 38
Keterangan :
18 44 43 36 Y : Kepemimpinan (variable independent)
19 46 45 38
20 56 45 37 a : Konstanta
T ota l 844 84 6 697 b : Koefisien Regresi
Sumber : Pengolahan Data, 2016 X1 : Motivasi Pegawai (variable dependen)
Tabel 14.
Data dari Tabel 15 diatas dapat digunakan untuk Coefficients (a)
men cari indek, ko efisien ko relasi, k oefisien
determinan yang akan penulis korelasikan antara Model Unstandardized Standardized t Sig
Coeffisients Coefficients
variabel Kepemimpinan (Y) terhadap variabel B Std.Error Beta
motivasi (X1) dan variabel kinerja pegawai (X2) 1(Constant) 13.98 6.05 2.27 .033
Motivasi 0,68 0,19 0,61 3.67 0.01
dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana a. Dependent Variable Kepemimpinan
peranan ketiga v ar iabel terseb ut salin g Sumber : Pengolahan Data, 2016

76 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


HUBUNGAN KEPEMIMPIN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA PEGAWAI
PADA CV. GRAHA AGRI INDONESIA BOGOR
Oleh : Muhammad Anno Zuhrias*

Berdasarkan hasil analisis regresi linier Tabel 16


sederhana menggunakan pengolahan data Correlation Y terhadap X1
SPSS Versi 18.00 diperoleh persamaan regresi K ete ra n ga n K e pe m i m p i n a n
M o t i v a si
P e gaw ai
adalah sebagai berikut K e pe m i m p i n a n P ea rs on 1 0 ,6 1
C o r r e l a t io n
Y = 13,98 + 0,68 X1 S i g .( 2 -t a i l e d ) 0 ,1
N 20 20
Dimana : M o ti v a s i P e a r so n 0 .8 3 1
P e gaw ai C or r elation
X1 = Motivasi (Variabel independent) S i g . (2 -t a i l e d ) 0 ,1
N 20 20
13.98 = Konstanta C o rr e la ti o n i s si g n i f i c a n t a t t h e 0 .0 5 l e v e l ( 2 - ta i l e d ).
0,68 = Koefisien Regresi Sumber : Pengolahan Data, 2016
Y = Kinerja pegawai
(Variabel dependen) Bila kita masukkan nilai Kepemimpinan
dan motivasi pada Tabel Interpretasi (Tabel 18)
Uji Kelinieran Persamaan Regresi Linier koefisien korelasi (0,83) maka angkanya berada
Sederhana pada interval 0,80 - 1,00 yang berarti mempunyai
H0 : Persamaan regresi tidak linier Hubungan Positif yang Sangat Kuat. Dengan
H1 : Persamaan regresi linier demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan
Kepemimpinan dengan Motivasi pegawai CV.
Uji F (Anova) Graha Agri Industri Bogor mempunyai hubungan
Ketentuan tolak Ho jika F hitung > F positif yang sangat kuat, seperti dijelaskan pada
tabel atau P va lue significa ncy < 0,05, Tabel 19 dibawah ini :
diperoleh Fhitung (13,98) > Ftabel sebesar Tabel 17
(3,67) maka tolak Ho yang berarti persamaan Interpretasi Korelasi
regresi yang bersifat linier. Interval Koefisien Tingkat hubungan
Tabel 15 0,00 0,20 Sangat Rendah
Anova (b) 0,20 0,40 Rendah
0,40 0,60 Sedang
Sum of Mean
Model
Squares
df
Square
F Sig 0,60 0,80 Kuat
0,80 1,00 Sangat Kuat
1 Regression 23.393 1 23.393 13.98 0,01 (a)
Residual 39.967 19 1.738 Sumber : Pengolahan Data, 2016
Total 63.360 20
a Predictors : (Constant), Kepemimpinan
b Dependent Variable : motivasi Selanjutnya untuk menguji signifikansi
Sumber : Pengolahan Data, 2016 mengenai Hubungan Kepemimpinan dengan
Motivasi pegawai seperti yang diisyaratkan oleh
Analisis Koefisien Korelasi uji t hipotesisnya sebagai berikut :
Selanjutnya dilakukan perhitungan H0: r = 0 ( tid ak ada h ub u ngan antar a
korelasi perhitungan korelasi produk moment Kepemimpinan dengan motivasi pegawai)
(Pearson) untuk menguji kuat tidaknya hubungan H1: r = 0 (ada hubungan antara Kepemimpinan
antara variabel Y dan X1 dihitung dengan rumus dengan motivasi pegawai)
sebagai berikut : Setelah d itemukan nilai k oefisien
korelasi sebesar 0,83 analisa terakhir yaitu
N XY ( X )( Y ) mencari nilai koefisien determinasi (KD) yaitu
rxy =
2
{( N X ) ( X ) 2 ( N Y 2 ) ( Y ) 2 } angka yang digunakan untuk mengetahui besar
sumbangan sebuah variabel Kepemimpinan (Y)
Berdasarkan Tabel hasil perhitungan terhadap X1 (motivasi)
pada tabel nilai perhitungan antara variable Koefisien determinasi (KD)
Kepemimpinan (Y) dengan Motivasi Pegawai KD = r x 100 %
(X1) maka koefisien korelasi diperoleh sebagai KD = (0,83) x 100 %
berikut : KD = 68.89 %

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 77


HUBUNGAN KEPEMIMPIN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA PEGAWAI
PADA CV. GRAHA AGRI INDONESIA BOGOR
Oleh : Muhammad Anno Zuhrias*

Variasi naik turunnya Motivasi akan Uji F (Anova)


mempengaruhi variasi tingkat kinerja pegawai Ketentuan tolak Ho jika F hitung > F
sebesar 68,89 %, Sisanya sebesar 31,11% tabel atau P value significancy < 0,05, diperoleh Fhitung
disebabkan karena faktor lain. (12,70) > Ftabel sebesar (4,13) maka tolak Ho
yang berarti persamaan regresi yang bersifat
Hubungan Y terhadap X2 linier.
Analisis regresi linier sederhana menggunakan Tabel 19 Anova (b)
rumus Model Sum of Mean
Y = a + b.X2 Squares df Square F Sig

Keterangan : 1 Regression 21.991 1 21.991 12.70 0,01 (a)


Y : Kepemimpinan Residual 35.667 19 1.531
Total 67.658 20
(variable independent) a Predictors : (Constant), Kepemimpinan
a : Konstanta b Dependent Variable : motivasi
b : Koefisien Regresi Sumber : Pengolahan Data, 2016
X2 : Kinerja Pegawai (variable dependen)
Analisis Koefisien Korelasi
Analisis regresi linier sederhana Selanjutnya dilakukan perhitungan
Analisis sederhanan menggunakan rumus korelasi perhitungan korelasi produk moment
Y = a + b.X2 (Pearson) untuk menguji kuat tidaknya hubungan
Keterangan : antara variabel Y dan X2 dihitung dengan rumus
X2 : Kinerja (variable independent) sebagai berikut :
a : Konstanta N XY ( X )( Y )
rxy =
b : Koefisien Regresi 2
{( N X ) ( X ) 2 ( N Y 2 ) ( Y )2 }
Y : Kepemimpinan (variable dependen)
Tabel 18 Berdasarkan Tabel hasil perhitungan
Coefficients (a) pada table nilai perhitungan antara variabel
Model Unstandardized Standardized Kepemimpinan (Y) dengan Kinerja Pegawai
Coeffisients Coefficients t Sig (X2) maka koefisien korelasi diperoleh sebagai
B Std.Error Beta
berikut :
1(Constant) 12.70 5.01 2.88 .030
Kinerja 0,81 0,19 0,55 4.67 0.01 Tabel 20
a. Dependent Variable Kepemimpinan Correlation Y terhadap X2
Sumber : Pengolahan Data, 2016 K et er an gan K e p e m i m p in a n
K i n e r ja
P egaw ai
K e pe m i m p i n a n P e ars on 1 0 ,8 1
C or relat ion
Berdasarkan hasil analisis regresi linier S i g . ( 2 - ta il e d ) 0 ,1
N 20 20
sederhana menggunakan pengolahan data K i n e r ja P e a r so n 0 .8 1 1
P e gaw ai C or relat ion
SPSS Versi 18.00 diperoleh persamaan regresi S i g . ( 2 - ta il e d ) 0 ,1
N 20 20
adalah sebagai berikut C o rr e l a t io n i s s ig n if i c a n t a t th e 0 .0 5 le v e l ( 2 -t a i l e d ) .

Y = 12,70 + 0,81 X2 Sumber : Pengolahan Data, 2016


Dimana :
X2 = Kinerja (Variabel independent) Bila kita masukkan nilai Kepemimpinan
12.70 = Konstanta dan Kinerja motivasi pada Tabel Interpretasi
0,81 = Koefisien Regresi (Tabel 19) koefisien korelasi (0,81) maka
Y = Kepemimpinan angkanya berada pada interval 0,80-1,00 yang
(Variabel dependen) berarti mempunyai Hubungan Positif yang
Sa ng at Kua t. Den gan demik ian dapat
Uji Kelinieran Persamaan Regresi Linier disimpulkan bahwa hubungan Kepemimpinan
Sederhana dengan Kinerja pegawai CV. Graha Agri
Ho : Persamaan regresi tidak linier Industri Bogor mempunyai hubungan positif
H1 : Persamaan regresi linier yang sangat kuat, seperti dijelaskan pada Tabel
19 diatas.

78 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


HUBUNGAN KEPEMIMPIN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA PEGAWAI
PADA CV. GRAHA AGRI INDONESIA BOGOR
Oleh : Muhammad Anno Zuhrias*

Selanjutnya untuk menguji signifikansi 1) Kepemimpinan (Y) dengan Motivasi


mengenai Hubungan Kepemimpinan dengan (X1) pada CV. Graha Agri Industri Bogor
Kinerja pegawai seperti yang diisyaratkan oleh dengan perhitungan di mana t hitung > t tabel
uji t. Setelah ditemukan nilai koefisien korelasi yaitu 13,98 > 3,67 dengan demikian Ho
sebesar 0,81, analisa terakhir yaitu mencari nilai ditolak dan Ha diterima artinya dengan uji
koefisien determinasi (KD) yaitu angka yang statistic mak a ad a hu bu ngan yan g
digunakan untuk mengetahui besar sumbangan signifikan antara Variabel Bebas dan
sebuah variabel Kepemimpinan (Y) terhadap Variabel Terikat.
X2 (kinerja) 2) Kepemimpinan (Y) adengan Kinerja
(X2) pada CV. Graha Agri Industri Bogor
Koefisien determinasi (KD) dengan perhitungan di mana t hitung > t tabel
KD = r x 100 % yaitu 12,70 > 3,67 dengan demikian Ho
KD = (0,81) x 100 % ditolak dan Ha diterima artinya dengan uji
KD = 65,61 % statistic mak a ad a hu bu ngan yan g
Variasi naik turunnya Pola kepemimpina signifikan antara Variabel Bebas dan
akan mempengaruhi variasi tingkat kinerja Variabel Terikat.
pegawai sebesar 65,61 %, Sisanya sebesar 3) Kepemimpinan (Y) dengan Motivasi
34,39% disebabkan karena faktor lain. (X1) dan Kinerja (X2) pada CV. Graha
Agri Industri Bogor dimana F hitung lebih
Hubungan Y terhadap X1 dan X2 besar dari F tabel yaitu 10,66 > 3,67 dengan
Hasil yang diperoleh dari penelitian yang demikian dapat disimpulkan bahwa Ho
telah dilakukan kepada koresponden sebanyak dito lak dan Ha diterima berarti ada
20 orang (n=20) terlihat pada Tabel 23 dibawah hubungan yang kuat dan signifikan antara
ini : Kepemimpinan dengan Motivasi dan
Tabel 21 Kinerja pegawai pada CV. Graha Agri
Data hasil olahan tentang Kepemimpinan, Industri Bogor..
Motivasi dan Kinerja Pegawai Hasil dari F hitung sebesar 13,98 untuk
CV. Graha Agri Industri Bogor motivasi dan 12,70 untuk Kinerja jika nilai ini
K e p e m im p in a n M o ti v a s i K i n e r ja dikonsultasikan dengan nilai F tabel (0,05) sebesar
(Y ) ( X 1) ( X 2)
J u m la h s k o r 844 846 6 97 3,67 maka (F hitung > F tabel). Maka kesimpulan
R a ta - r a t a 4 2 ,2 0 4 2 ,3 0 3 4 .8 5 yang didapat adalah H0 ditolak dan H1 diterima.
KD 6 8 .0 0 6 8 .8 9 6 5 .6 1
Dari uraian diatas dapat dikatakan
F h it 1 3 .0 0 1 3 .9 8 1 2 .7 0
F ta b 3 .6 7 3 .6 7 3 .6 7
bahwa Kepemimpinan memiliki hubungan
K o e fe si e n 0 ,7 2 0 ,6 8 dengan motivasi dan kinerja pegawai CV. Graha
K o r e la s i
Agri Industri Bogor, karena F hitung > F tabel., hal
Sumber : Pengolahan Data, 2016 ini dapat dikatakan setelah dilakukan uji statistik
terhadap data data dari hasil penelitian.
Uji Hipotesis Bentuk hubungan dan pengaruh variabel
Dari tabel 23 diatas terlihat dapat dapat dilihat dari Koefisien Determinasi masing
dijelaskan yaitu Apabila Fhitung > Ftabel maka Ho yaitu Kepemimpinan mempengaruhi Motivasi
ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan seb esar 68,89% dan Kinerja pegawai
dan signifkan antara Variabel Dependen dan mempengaruhi sebesar 65,61%, sedangan
Variabel Independen, sedangkan apabila Fhitung sisanya masing-masing sebesar 31,11 dan
< Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya 34,39% dipengaruhi oleh faktor lain seperti
tidak ada hubungan dan tidak signifikan antara Sumber Daya Manusia,Tingkat Pendidikan,
Variabel Dependen (Terikat = Kepemimpinan) Pengalaman dari seorang pemimpin,
dan Variabel Independen (Bebas yaitu Motivasi
dan Kinerja pegawai).

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 79


HUBUNGAN KEPEMIMPIN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA PEGAWAI
PADA CV. GRAHA AGRI INDONESIA BOGOR
Oleh : Muhammad Anno Zuhrias*

Bila kita masukkan nilai Koefisien


Korelasi Kepemimpinan dengan Motivasi Persamaannya
sebesar 0,72 d an Koefisien Kor elasi Y = Konstanta + a. (X1) + b. (X2)
Kepemimpinan dengan Kinerja sebesar 0,68, Y = 0,79 + 0.83. X1 + 0,62 X2
maka berdasarkan Tabel Interpretasi (Tabel 19)
terdapat koefisien korelasi (0,72 dan 0,68) berada Persamaan di atas dapat digunakan
pada interval 0,600,80 yang berarti bahwa dalam mempr oyek sik an Kepemimp in an
Hubungan korelasi Positif atau hubungan yang terhadap motivasi dan kinerja pegawai CV.
Kuat antara Kepemimpinan dengan Motivasi Graha Agri Industri Bogor
dan Kinerja Pegawai. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Hubungan Kepemimpinan Uji Anova (Analysis of Variance)
dengan Motivasi dan Kinerja Pegawai CV. Hasil F hitung adalah sebesar 10,66 (Y
Graha Agri Industri Bogor memiliki Hubungan terhadap X1+X2), dengan sampel sebanyak 20
yang positif dan kuat. atau n (33%) dengan alpha 1% (0,01) sebesar
3,67, dimana F hitung lebih besar dari F tabel yaitu
Hubungan Koefisien Korelasi Kombinasi 10,66 > 3,67 dengan demikian dapat disimpulkan
(Gabungan) bahwa Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada
Tabel 22 hubungan yang kuat dan signifikan antara
Koefisien KorelasiDeterminasi Gabungan Kepemimpinan dengan Motivasi dan Kinerja
(Model Summary) pegawai pada CV. Graha Agri Industri Bogor
Hal ini dapat diuji dengan Uji Statistik,
Std Error of
R sebagai berikut : hipotesis teruji bahwa ada
Model R Adjested The
Square hubungan yang kuat dan signifikan antara
R Square Estimate
1 0.83 0,85 0,79 1,12 Kepemimpinan (Y) dengan Motivasi (X1) dan
Sumber : Hasil Olahan dengan SPSS Kinerja pegawai (X2) pada CV. Graha Agri
Industri Bogor.
Hubungan antara Variabel Terikat (Y) Dari hasil analisis diperoleh bahwa
berupa Kepemimpinan dengan Motivasi dan seluruh hipotesis dapat diterima yaitu Ada
Kinerja atau Variabel Bebas kuat positip hubungan yang kuat atau signifikan antara
(searah) dan signifikan karena koefisien korelasi Kepemimpinan dengan Motivasi dan kinerja
(r = 0,83) dan positip (searah). Sedangkan pegawai pada CV. Graha Agri Industri Bogor.
Koefisien Determinasi tanpa memperhitungkan Tabel 23
jastifikasi (r 2 = 0,85), sedangkan dengan Correlation
memperhitungkan justifikasi sebesar (r2 = 0,79); Keterangan Kepemimpinan Motivasi Kinerja
Pegawai
Ar tinya Variab el Ter ik at ( Y) d en gan Kepemimpinan Pearson 0.61 1.000 1.000
Correlation
memperhitungkan justifikasi sebesar 79,00% Sig. (2-tailed) 0,000 0,000
ditentukan oleh Variabel Bebas (X1 dan X2), N 20 20 20

sedangkan 21,00% ditentukan oleh Variabel Pearson 1,000 0,83 1.000


Motivasi Correlation
Bebas lainnya yang tidak diteliti. Sig. (2-tailed) 0,000 0,000
N 20 20 20
----------------------------------------- -------------------- ----------- -----------
Persamaan Multi Regresi Kinerja Pearson 1.000 1.000 0.81
Pegawai Correlation
Konstanta = 0,79 Sig. (2-tailed) 0,000
N 20 20 20
a = 0,83 Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

b = 0,62 Sumber : Pengolahan Data, 2016

80 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


HUBUNGAN KEPEMIMPIN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA PEGAWAI
PADA CV. GRAHA AGRI INDONESIA BOGOR
Oleh : Muhammad Anno Zuhrias*

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Dari penelitian yang telah dilakukan dengan judul , Petunjuk Penulisan Skripsi
Hubungan Kepemimpinan terhadap Motivasi dan Sekolah Tinggi Manajemen (STIMA) IMMI
Kinerja Pegawai pada CV. Graha Agri Industri Bogor, Jakarta Tahun 2013
sebagai berikut : Effendi, O.U, Kepemimpinan dan Komunikasi,
1. Kepemimpinan (Y) dengan Motivasi (X1 ) PT. Mandar Maju, Bandung, 2011
pada CV. Graha Agri Industri Bogor dengan Flippo, B.Edwin, Manajemen Personalia, Jakarta,
perhitungan di mana t hitung > t tabel yaitu 13,98 > Edisi Keenam Airlangga, 2004
3,67 dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima Gary. Dessler, Human Resources Management,
artinya dengan uji statistic maka ada hubungan Seven Edition, New Jersey, Prentice Hall, Inc,
yang signifikan antara Variabel Bebas dan 2010
Variabel Terikat. Hadari Nawawi., H. Prof., Dr., Manajemen Sumber
2. Kepemimpinan (Y) adengan Kinerja (X2 ) Da ya Man usia (Un tu k Bisn is yan g
pada CV. Graha Agri Industri Bogor dengan Kompetitif). Cetakan ketiga, Penerbit Gadjah
perhitungan di mana t hitung > t tabel yaitu 12,70 > Mada University Press, Yogyakarta, 2012
3,67 dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima Hand ok o T.H., Ma na jemen Person al ia d an
artinya dengan uji statistic maka ada hubungan Sumber Daya manusia, Yokyakarta, Penerbit
yang signifikan antara Variabel Bebas dan BPFE, 2011,
Variabel Terikat. , Manajemen Personalia
3. Kepemimpinan (Y) dengan Motivasi (X1 ) dan Sumber Daya manusia, Yokyakarta,
dan Kinerja (X2) pada CV. Graha Agri Industri Penerbit BPFE, 2010,
Bogor dimana F hitung lebih besar dari F tabel yaitu Koeswara, E, Motivasi, Bandung, PT. Angkasa, 2012
10,66 > 3,67 dengan demikian dapat disimpulkan Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada Manusia (Dasar dan Kunci Keberhasilan).
hubungan yang kuat dan signifikan antara Cetakan ke-11, Penerbit PT. Toko Gunung
Kepemimpinan dengan Motivasi dan Kinerja Agung, Jakarta, 2011.
pegawai pada CV. Graha Agri Industri Bogor. , Manajemen Sumber Daya
Manusia, Cetakan Ketiga, penerbit Bumi
Saran Aksara, Jakarta, 2009.
Berd asark an p ada temuan p en elitian d an
pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat Pamuji, S, Kepem im pin an Pemerint ah an di
disarankan : Indonesia, Bintang Pelajar, Jakarta, 2009
1. Dilakukan upaya peningkatan kemampuan , Kep em im pina n
pegawai secara bertahap, kemampuan dasar Pemerintahan di Indonesia, Bintang Pelajar,
maup un k emampu an p ro fessio nal dan Jakarta, 2008
kemampuan teknologi melalui berbagai upaya Ranupandojo, H & Hasan, Suad, Manajement
peningkatan keahlian di bidang masing-masing. Personalia, BPFE, Yokyakarta, B, 2010
2. Melakukan upaya terus menerus untuk memberi Sadili Samsu din. Ma najemen S um ber Da ya
motivasi sehingga dapat meningkatkan kinerja Manusia, Penerbit Pustaka Setia, Bandung 2009
pegawai. dengan mendapat prioritas adalah : . Manajemen Sumber Daya
- Tunjangan pegawai perlu ditingkatkan. Manusia, Penerbit Pustaka Setia, Bandung 2006
- Pemberian kompensasi yang seimbang Sadirman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar
bagi yang berprestasi. Mengajar, PT. Puspa Swara, Jakarta 2010
- Khususnya pegawai bidang produksi dan Saydan, G, Manajemen Sumber Daya Manusia (
pemasaran diberi kesempatan untuk Human Resources Management), Jilid 1.
meningkatkan Sumber Daya Manusia. Penerbit PT. Toko Gunung Agung, Jakarta,
2006.

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 81


HUBUNGAN KEPEMIMPIN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA PEGAWAI
PADA CV. GRAHA AGRI INDONESIA BOGOR
Oleh : Muhammad Anno Zuhrias*

, Teo ri Mot ivasi da n , Ga ya Kep em im pina n da n


Aplikasinya, PT. Bina Aksara, Jakarta, 2009 Karakteristik, PT. Mandar Maju, Bandung
Siagian, S.P, Teori Motivasi dan Aplikasinya, PT. 2007
Bina Aksara, Jakarta, 2011 Umar, T, H, Riset Sumber Daya Manusia Dalam
- , Teo ri Mo tiva si da n Organisasi. Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Aplikasinya, PT. Bina Aksara, Jakarta, 2010 Utama, Jakarta, 2000
Simamora, H, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yuwono, S, Kepemimpinan Dalam Organisasi
STIE YKPN, Yokyakarta, 2004 Aparatur Pemerintahan, Bintang Usaha Jaya,
Su giyon o, Meto de Pen el it ia n Ad minist ra si, Jakarta, 2003
Bandung, penerbit Alfabeta, 2011 Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta, Grasindo,
Su tr isno , E, G aya Kepemim pina n da n 2001
Karakteristik, PT. Mandar Maju, Bandung
2010

82 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


ANALISIS HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU
PADA SMK ARRAHMAN DEPOK
Oleh : Widodo*
ABSTRACT
Research aims to answer the formulation of the problem a) Is there a relationship of Principal Leadership to
Teacher Performance? B) Are there any Motivational Relationships on Teacher Performance? C) Is there a relationship
between Principal Leadership and Motivation to Teacher Performance?
This research is a literature study on Headmaster Leadership, Work Motivation and Teacher Kinenrja. Methods
carried out by encouraging quantitative descriptive research.
The results showed that together there is a significant relationship between leadership variables Head of School
(X1) and Motivation (X2) variable to the Performance Teacher variables.
Suggestions addressed should improve leadership, improve motivation and improve teacher performance.
Keywords: Leadership, Motivation and Performance of Teachers

PENDAHULUAN unit kerja, hubungan kerja antara personal yang dapat


Karena peranan pemimpin dalam organisasi men un jang ter ciptan ya k er ja sama haru s
sangat penting maka menjadi kewajiban utama bagi dikembangkan.
setiap pemimpin untuk selalu terus menerus berusaha, Didalam kehidupan suatu organisasi pendidikan
mengamati dan memahami tingkah laku bawahan, apabila dicermati serta diamati akan terjadi proses
mencari dan menentukan terjadinya tingkah laku interaksi kerja sama antara pemimpin dengan
bawahan , memperhitun gkan, mengaw asi dan bawahan yang diperhatikan, diarahkan, dibina, dan
mengubah serta mengarahkan tingkah laku bawahan dikembangkan, tetapi kemungkinan juga dipaksakan,
agar dapat menjalankan tugas sesuai d engan agar perilaku tersebut sesuai dengan harapan
fungsinya, terutama yang berkaitan dengan dunia pemimpin di dalam suatu lembaga.
pendidikan yaitu tugas dan tanggung jawab guru Pada era kontemporer, organisasi dilandasi
sebagai pendidik dan pengajar. Sehingga tujuan ketergantungan (Depedency) dan keperkiraan
pendidikan dapat dicapai sesuai dengan rencana. (Proximity) sebagai akibat kemajuan teknologi dan
Apabila setiap kehidupan suatu organisasi perkembangan penduduk, sehingga pengertian
diadakan pengamatan secara cermat akan nampak organisasi berkembang mengikuti interaksi antara
lebih jelas per anan menajemen administrasi sistem formal dengan komponenkomponen manusia.
(administrative management) melalui tindakan Maka organisasi pendidikan merupakan wadah yang
tindakan perencanaan pengorganisasian, pengarahan, berfungsi menyelenggarakan proses pendidikan.
koordinasi, kontrol dan evaluasi serta komunikasi yang Dalam rangka melaksanakan, megelola, mengurus
dikemb angk an o leh Kepala Sekolah sebagai dan mengatur diperlukan manajemen yaitu proses
administrator, untuk mewujudkan kerja yang efektif memimpin, membimbing, menyiapkan fasilitas kepada
dan terarah dengan suatu tujuan tertentu. bawahan supaya bekerja sama untuk mencapai
Menu ru t Hadari Naw aw i (1985:h.82) tujuan bersama.
menyebutkan bahwa Untuk meningkatkan efesiensi Seorang pemimpin hendaknya dapat memotivasi,
kerja di lingkungan sekolah sebagai organisasi kerja, Sumijo (1987:h.174) men gatakan bahw a :
komunikasi dan hubungan kerja harus menghindari Mer up ak an suatu p ro ses psik ologis yan g
keterikatan pada organisasi kepangkatan dan tingkat mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan,

* Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWIJA

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 83


ANALISIS HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU
PADA SMK ARRAHMAN DEPOK
Oleh : Widodo*

persepsi, dan keputusan yang terjadi pada seseorang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan
Motivasi sebagai proses psikologis timbul selanjutnya pend id ik an n asio nal berf un gsi
diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
sendiri yang disebut intrinsik dan faktor diluar diri serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
seseorang disebut faktor ektrinsik. Faktor di dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan
diri seseorang dapat berupa kepribadian, sikap, untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
pengalaman, dan pendidikan, atau berbagai harapan, menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
cita-cita yang menjangkau masa depan. Sedangkan Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
faktor di luar diri dapat ditimbulkan oleh berbagai berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
sumber, bisa karena pengaruh pemimpin, kolega atau negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
faktor-faktor lain yang sangat kompleks. Di dalam Undang Undang Sistem Pendidikan
Seor an g pemimp in seb aikn ya memilik i Nasional tersebut di atas maka seorang pemimpin
kemampuan yakni : Motivasi adalah tindakan atau dalam sebuah lembaga pendidikan adalah seorang
perbuatan dan kelompok yang menyebabkan, baik guru yang diberi tugas tambahan sebagai Kepala
orang seorang maupun kelompok yang bergerak Seko lah yang mer up ak an p emimpin un tu k
kearah tujuan tertentu. Motivasi tampak dalam proses menjalankan manajemen sekolah.
dimana seseorang mengarahkan, membimbing, Namun dewasa ini sering ditemukan bahwa
mempengaruhi dan atau mengawasi pikiran, perasaan Kepala Sekolah tidak mampu menjalankan fungsi
atau tingkah laku orang lain (Hadari Nawawi, kepemimpinannya, yang tercermin dari tidak bisa
1978:h.43). terlaksananya dengan baik kegiatan belajar mengajar,
Aturan perundang-undangan lain yang mengatur serta tata tertib sekolah, dan tidak berjalannya
hal ini adalah UU No. 8 tahun 1974 tentang pokok- rencana induk pengembangan sekolah, oleh karena
pokok Kepegawaian yang mengatur segala sesuatu dalam menjalankan misi tugasnya sebagai fasilitator,
yang berkenaan dengan pembinaan guru negeri. konservator, transmitor, dan organisator kurang
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sastro Djatmiko menghayati dan memahami dari tugas dan tanggung
(2001:h.37) bahwa : jawabnya, padahal peran seorang pemimpin (to
Pembinaan itu adalah usaha untuk mewujudkan direct) sangatlah penting dan strategis.
Guru Negeri yang mempunyai sifat seperti yang telah Kemungkinan terjadinya hal yang dikemukakan
sering disebut setia, patuh dan taat kepada Pancasila, di atas bisa saja terjadi pada lembaga lembaga
UUD 1945, Negara dan Pemerintahan, bermental Pendidikan yang disebabkan sistem penetapan Kepala
baik, berwibawa, kuat, berdaya guna berhasil guna, Sekolah yang kurang baik, pada dewasa ini sering
bersih, berkualitas tinggi dan sadar akan tanggung terjadi pengunaan system yang dilakukan dalam
jawab sebagai unsur aparatur Negara, abdi Negara, penetapan Kepala Sekolah dengan sistem droping
dan abdi masyarakat. Pembinaan berdasarkan sistem atau penunjukkan, hal ini sering terjadi ketidak
karier dan sistem kerja. serasian atau kecemburuan dalam hal penetapan
Bertitik tolak dari sistem Undang-Undang Pokok seor ang Kep ala Sekolah w alaupun telah ada
Keguruan di atas, berarti karier seseorang sesuai persyaratanpersyaratan yang harus ditempuh untuk
dengan k ep an gk atan atau go lo ngan akan menjadi seorang Kepala Sekolah seperti diadakannya
berkelanjutan oleh prestasi kerja yang tercermin dalam pendidikan dan latihan calon Kepala Sekolah.
kinerjanya yang dinilai positif oleh pemimpinnya. Dengan tidak mengesampingkan aspirasi dan
Penilaian itu merupakan tanggung jawab atasan harapan para p egaw ai d an gur u yang akan
langsung sebagai pimpinan masing-masing. Demikian dipimpinnya. Karena sering terjadi pimpinan sekolah
pula sebaliknya, setiap pimpinan di lingkungan setiap beralasan dari sekolah atau lembaga lain yang tidak
unit kerja selalu memerlukan sejumlah guru sebagai dikenal sebelumnya oleh para pegawai atau guru yang
pembantunya dalam melaksanakan tugas yang memilik i basic, k ompetensi, ser ta k ualitas
dibebankan pada masing-masing unit. Sebagaimana kepemimpinan maupun sikap individunya.
yang dituangkan di dalam Undang-Undang Republik Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Penulis menganggap penting perlunya dikaji masalah
Pendidikan Nasional, yang bertujuan Pendidikan Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan
Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Motivasi Terhadap Kinerja guru pada Sekolah

84 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


ANALISIS HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU
PADA SMK ARRAHMAN DEPOK
Oleh : Widodo*

Menengah Kejuruan (SMK ARRAHMAN) Depok Hipotesis


Jawa Barat, untuk mengamati permasalahan yang Dengan berpatokan pada pengertian hipotesis di
timbul serta mencari solusi yang terbaik. atas dan dikaitkan dengan kerangka pikir yang telah
Kepala Sekolah selaku pemimpin yang memegang dikemukakan, maka dalam penelitian ini diajukan
kendali organisasi, sangat penting dan strategis dalam beberapa hipotesis, yaitu sebagai berikut :
kontek pendidikan dan tidak kalah pentingnya sebagai 1. Ada hubungan antara Kepemimpinan Kepala
motivator, dan suritauladan. Bila kedua hal tersebut Seko lah (X 1) d an Motiv asi (X 2) secar a
tidak berjalan dengan baik maka akan terjadi bersamaan terhadap Kinerja Guru (Y).
kemerosotan dan menurunnya misi yang diemban 2. Ada hubungan antara Kepemimpinan Kepala
tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Sekolah (X1) terhadap Kinerja Guru (Y).
masyarakat. 3. Ada hubungan antara Motivasi (X2) terhadap
Maka p en ulis ingin d an b er minat un tu k Kinerja Guru (Y).
mengadakan penelitian yang berhubungan dengan hal-
hal yang berkaitan di atas, guna kepentingan penelitian Gambaran umum SMK Arrahman
tersebut penulis mengetengahkan judul penelitian SMK Arrahman Depok adalah Sekolah Menengah
Analisis Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Kejuruan yang beralamat di Jalan Masjid Al Ittihad
Dan Motivasi Terhadap Kinerja Guru Pada Sekolah No. 8 Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kecamatan
Menengah Kejuruan (SMK ARRAHMAN) Depok Cipayung, Depok.
Jawa Barat. Sebagai salah satu unit pelaksanaan tehnis dan
pendidikan yang dikelola oleh Yayasan Pendidikan
TUJUAN PENELITIAN Islam Arrahmaniyah dan bertujuan untuk mendidik
Tujuan dilakukannya penelitian mengenai adalah: para siswa menjadi manusia pembangunan, trampil
1. Untuk mengetahui hubungan secara simultan yang berjiwa Pancasila.
antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Sekolah Menengah Kejuruan Arrahman Depok
Motivasi terhadap Kinerja Kerja Guru pada sebagai salah satu unit pelaksana teknis dari
SMK ARRAHMAN Depok Jawa Barat. Pendidikan memiliki kondisi dan persoalan yang
2. Untuk mengetahui hubungan Kepemimpinan beragam yang semuanya memerlukan pengolahan
Kepala Sekolah terhadap Kinerja Kerja Guru secara serius dan terencana.
pada SMK ARRAHMAN Depok Jawa Barat. Sehingga pada pelaksanaannya perlu di organisir
3. Untuk mengetahui hubungan Motivasi terhadap secara sistematis sebagai pedoman atau landasan
Kinerja Kerja Guru pada. SMK ARRAHMAN untuk mencapai kemajuan pembangunan disekolah.
Depok Jawa Barat Sekolah Menengah Kejuruan Arrahman yang
terletak di Pondok Terong, Kecamatan Pancoran Mas
KERANGKA PEMIKIRAN Depok, didirikan pada tahun 1997. Status sekolah
Kerangka pikir dalam penelitian ini dan kerangka SMK Arrahman adalah swasta, dibawah Yayasan
pikir yang dimaksud dikemukakan dalam skema Pendidikan Islam Arrahmaniyah. Sekolah tersebut
sebagai berikut : didirikan dengan modal tekad pengabdian, persatuan
dan kesatuan dalam perjuangan untuk membela
masyarakat banyak. Ketua yayasan adalah H. Abdul
Kepemimpinan
H1 Somad.
Kepala Sekolah
( X1 ) Sejak berdiri baru dua orang yang menjabat
Kinerja Guru
( Y) Kepala Sekolah yaitu:
Motivasi
(1) Drs. H. Ali Masykur, MM.
( X2 ) H2 (2) Fahri Husaini, S.S, M.M.

H3

Gambar 1 : Skema Kerangka Pikir Penelitian

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 85


ANALISIS HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU
PADA SMK ARRAHMAN DEPOK
Oleh : Widodo*

PEMBAHASAN Kemudian 56% responde yang memilih alternatif


Deskripsi data hasil penelitian jawaban B pada angket yang diberikan. Hal ini
Sebelum penulis mengemukakan analisis dan menu njuk an mer ek a beranggapan ko nd isi
pemb ah asan nya terleb ih d ah ulu penu lis Kepemimpinan Kepala sekolah baik.
mengemukakan jumlah dan keadaan guru di SMK Selanjutnya, terdapat 20 % responden yang
Arrahman dalam komposisinya, jumlah ini merupakan memilih alternatif jawaban C, yang menunjukan
populasi guru yang diteliti yaitu sejumlah 35 orang. kondisi Kepemimpinan Kepala Sekolah cukup, dan
Tabel 4.1 0% r espo nd en mer asa tidak baik ter hadap
Komposisi Jumlah Guru menurut Kepemimpinan Kepala Sekolah yang memilih
Tingkat Pendidikan alternatif jawaban D.
NO Pendidikan Jumlah Prosentase (%) Dari hasil tabulasi tentang variabel Kepemimpinan
1. Sarjana Strata 2 1 2,86 Kepala Sekolah (X1) dapat ditunjukan dengan grafik
2. Sarjana Strata 1 28 80 sebagai berikut :
3. Diploma 6 17,14 Grafik. 1 Variabel Kepemimpinan Sekolah
Jumlah 35 100 10

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 8

Berdasarkan Tabulasi jawaban dari responden


tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah (Variabel 4

X1) yang b er bentuk h ur uf mutu dan telah 2


Std. Dev = 2 .14
diterjemahkan ke dalam angka mutu, selanjutnya Mean = 40.4
N = 3 5.0 0
0

penulis hitung berdasarkan presentase dalam bentuk 37 .0 38 .0 39 .0 40 .0 41 .0 42 .0 43 .0 44 .0 45 .0

X1
tabel sebagai berikut : Sumber : Pengolahan Data, 2016
Tabel 4.2
Distribusi Tanggapan Tentang Kepemimpinan Berd asar kan Tabu lasi hasil jawaban dari
Kepala Sekolah pada Sekolah Menengah Kejuruan responden tentang Motivasi (Variabel X2) yang
Arrahman Kota Depok. berbentuk huruf mutu dan telah diterjemahkan ke
Tanggapan Responden dalam angka mutu, selanjutnya penulis hitung
No A B C D E
berdasarkan presentase dalam bentuk tabel sebagai
berikut :
Angket f % f % F % f % F %
Tabel 4.3
1 14 40 14 40 7 20 0 0 0 0
Distribusi Tanggapan Tentang Motivasi Pada
2 2 6 28 80 5 14 0 0 0 0
Sekolah Menengah Kejuruan Arrahman
3 9 26 9 26 17 49 0 0 0 0 Kota Depok.
4 0 0 31 89 4 11 0 0 0 0 Tanggapan R esponden

5 12 34 14 40 9 26 0 0 0 0 No A B C D E

6 7 20 20 57 8 23 0 0 0 0 Angket F % F % f % F % f %

7 4 11 23 66 8 23 0 0 0 0 1 15 43 16 46 4 11 0 0 0 0

8 11 31 20 57 4 11 0 0 0 0 2 10 29 19 54 6 17 0 0 0 0

9 7 20 24 69 4 11 0 0 0 0 3 11 31 21 60 3 9 0 0 0 0

4 12 34 18 51 5 14 0 0 0 0
10. 17 49 13 37 5 14 0 0 0 0
5 8 23 17 49 10 29 0 0 0 0
Total 83 24 196 56 71 20 0 0 0 0
6 5 14 25 71 5 14 0 0 0 0
Sumber : Hasil Penelitian, 2016
7 12 34 14 40 9 26 0 0 0 0

8 7 20 23 66 5 14 0 0 0 0
Dari tabel di atas, terlihat bahwa 24% dinyatakan
9 15 43 14 40 6 17 0 0 0 0
bahwa kondisi tentang Kepemimpinan Kepala
10 13 37 17 49 5 14 0 0 0 0
Sekolah pada SMK Arrahman Kota Depok sudah
Total 108 31 184 53 58 17 0 0 0 0
sangat baik. Hal ini tampak dari tanggapan responden
melalui angket, dimana memilih alternatif jawabanA. Sumber : Hasil Penelitian, 2016

86 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


ANALISIS HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU
PADA SMK ARRAHMAN DEPOK
Oleh : Widodo*

Hal ini tampak dari tanggapan para responden,


Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa sebagian dimana responden itu memilih alternatif jawaban A.
besar responden atau 31% menyatakan bahwa Kemudian terdapat 45% responden yang memilih
Motivasi pada SMK Arrahman sudah sangat baik. alternatif jawaban B pada angket yang diberikan. Hal
Hal ini tampak dari tanggapan para responden, ini menunjukan mereka merasa Kinerja Guru baik.
dimana responden itu memilih alternatif jawaban A. Sementara itu, ada 16% responden yang memilih
Kemu dian terdapat 532% responden yang alternatif jawaban C, yang menunjukan Kinerja Guru
memilih alternatif jawaban B pada angket yang cukup dan Alternatif jawaban D dan E pada angket
diberikan. Hal ini menunjukan mereka merasa yan g disebark an tid ak ada r espo nd en yan g
Motivasi baik. memilihnya.
Sementara itu, ada 16% responden yang memilih Dari hasil tabulasi tentang variabel Kinerja Guru
alternatif jawaban C, yang menunjukan Motivasi (Y) dapat ditunjukan dengan grafik sebagai berikut :
cukup. Grafik 3. Variabel Kinerja Guru (Y)
Dari hasil tabulasi tentang variabel Motivasi (X2) 14

dapat ditunjukan dengan grafik sebagai berikut : 12

Grafik 2. Variabel Motivasi (X2) 10

12 8

6
10

4
8

2 S t d . D ev = 2 .2 0
6 M e an = 4 2 . 3

0 N = 3 5.00
3 8.0 4 0. 0 4 2.0 4 4. 0 4 6. 0 4 8.0
4

Y Sumber : Pengolahan Data, 2016


2 S td . D ev = 2 .4 6
M e a n = 4 1 .4

0 N = 3 5 .0 0
3 8 .0 4 0 .0 4 2 .0 4 4 .0 4 6 .0 4 8 .0 Analisis hasil penelitian
X 2
Sumber : Pengolahan Data, 2016 Korelasi Antar Variabel yaitu Kepemimpinan
Kepala Sekolah (X1) terhadap Kinerja Guru (Y)
Table 4.4 serta Motivasi (X2) terhadap Kinerja Guru (Y) adalah
Distribusi Tanggapan Responden Tentang sebagai berikut :
Kinerja Guru Pada Sekolah Menengah a. Analisis untuk melihat hubungan antara variabel
Kejuruan Arrahman Kota Depok. Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap
Tan ggap a R esp o nd en variabel Kinerja Guru (Y),
No A B C D E b. Analisis untuk melihat hubungan variabel
An g ket f % F % F % F % f % Motivasi (X2) terhadap variabel Kinerja Guru
1 20 57 9 26 6 17 0 0 0 0 (Y).
2 14 40 16 46 5 14 0 0 0 0 Kedua analisis tersebut bisa dilihat dari hasil
3 13 37 19 54 3 9 0 0 0 0
program Statistical Product and Service Solutions
4 10 29 18 51 7 20 0 0 0 0
(SPSS) sebagai berikut :
5 13 37 14 40 8 23 0 0 0 0
Tabel 4.5
6 15 43 14 40 6 17 0 0 0 0 Correlations

7 10 29 19 54 6 17 0 0 0 0 X1 X2 Y
X1 Pearson Correlation 1 .637** .447**
8 17 49 14 40 4 11 0 0 0 0
Sig. (2-tailed) . .000 .007
9 12 34 16 46 7 20 0 0 0 0 N 35 35 35
10 11 31 20 57 4 11 0 0 0 0
X2 Pearson Correlation .637** 1 .646**
Sig. (2-tailed) .000 . .000
To tal 1 35 39 15 9 45 56 16 0 0 0 0 N 35 35 35
Y Pearson Correlation .447** .646** 1
Sumber : Hasil Penelitian 2016 Sig. (2-tailed) .007 .000 .
N 35 35 35

Berdasarkan tabel di atas, tampak bah wa **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

responden atau 39% menyatakan bahwa Kinerja Guru Sumber : Pengolahan Data, 2016
pada SMK Arrahman Kota Depok sudah sangat baik.

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 87


ANALISIS HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU
PADA SMK ARRAHMAN DEPOK
Oleh : Widodo*

Untuk uji signifikasinya : Tabel 4.7: Regresi Linear


Ho : Tidak ada hubungan (korelasi) antara variabel Model Summary
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X 1) dan Adjusted Std. Error of
variabel Motivasi (X2) terhadap variabel Kinerja Model R R Square R Square the Estimate
Guru (Y) 1 .648a .419 .383 1.72865
Ha : Ada hubungan (korelasi) antara Kepemimpinan a. Predictors: (Constant), X2, X1

Kepala Sekolah (X1) dan variabel Motivasi (X2) Sumber : Pengolahan Data, 2016
terhadap variabel Kinerja Guru (Y) Berdasarkan hasil pengolahan data melalui
program Statistical Product and Service Solutions
Dasar pengambilan keputusan : (SPSS) dari N=35 memperoleh hasil 0,648, (tabel
Jika angka korelasi lebih kecil dari 0,01 maka Ho 16) lebih besar dari Harga Kritik dari Spearmen (tabel
ditolak artinya ada hubungan dan jika angka korelasi 15), N=30 dengan tingkat kepercayaan 95% yaitu
lebih besar dari 0,01 maka ho diterima artinya tidak 0,364 b erar ti secara bersama-sama terdapat
ada hubungan. h ub un gan yang signifikan an tara v ar iabel
a. Dari pengolahan data diperoleh angka 0,007 Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan variabel
(tabel 14) untuk korelasi variabel Kepemimpinan Motivasi (X2) terhadap variabel Kinerja Guru (Y).
Kepala Sekolah (X1) terhadap Kinerja Guru (Y),
maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya Interpretasi hasil penelitian
terdapat hubungan yang siginifikan antara Berdasarkan data yang ada dengan pengolahan
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap metode Statistical Product and Service Solutions
Kinerja Guru (Y). (SPSS) menurut Santoso (Fazril 2001, Jurnal Ekonomi
b. Dari pengolahan data diperoleh angka 0,000 Borobudur) menyatakan tentang tingkat korelasi
(tabel 14) untuk korelasi variabel Motivasi (X2) antar variabel, bahwa angka berkisar 0 (tidak ada
terhadap Kinerja Guru (Y), maka Ho ditolak korelasi sama sekali) dan 1 (korelasi sangat
dan Ha diterima artinya terdapat hubungan yang sempurna) berarti angka korelasi 0,5 menunjukkan
siginifikan antara Motivasi (X 2) terhadap korelasi yang cukup kuat, sedangkan dibawah 0,5
Kinerja Guru (Y). korelasi lemah.
Korelasi Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Pada hasil analisis data diatas adalah :
( X1 ) dan Motivasi (X2) terhadap Kinerja Guru (Y) 1. Untuk korelasi sebagai berikut :
Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan a. Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan
yang signifikan secara bersama-sama antara variabel Kinerja Guru (Y) diperoleh koefisien
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Variabel korelasi + 0,447 atau 44,7% (tabel 14) hal
Motivasi (X2) terhadap Kinerja Guru (Y), berikut ini menunjukan lebih kecil dari 0,5 ini berarti
disajikan tabel perbandingan atau harga kritik dari hubungannya lemah. Sedangkan tanda
Spearmen : positif (+) menunjukan bahwa semakin
Tabel 4.6 : Harga Kritik dari Spearmen tinggi Kepemimpinan Kepala Sekolah,
INTERVAL INTERVAL maka akan semakin tinggi Kinerja Guru.
KEP ERCAYAAN KEP ERCAYAAN
N N Ber arti 55,3% berhub ungan den gan
95% 9 9% 95% 99%
variable lain yang tidak diteliti
5 1 - 16 0,506 0,6 65 Untuk memperjelas hubungan kedua
6 0,886 0 ,992 18 0,475 0,6 25 variabel tersebut bisa dilihat dengan
7 0,786 0 ,929 20 0,450 0,5 91 gambar (kurva) sebagai berikut :
8 0,738 0 ,881 22 0,428 0,5 62 Curve Fit
MODEL: MOD_1.
9 0,683 0 ,833 24 0,409 0,5 26 Independent: X2
Dependent Mth Rsq d.f. F Sigf b0 b1
10 0,648 0 ,794 26 0,392 0,5 15 X1 LIN .406 33 22.54 .000 17.4224 .5539
Y LIN .417 33 23.63 .000 18.3627 .5768
12 0,591 0 ,777 28 0,377 0,4 96 X1 Y
46 48

14 0,544 0 ,715 30 0,364 0,4 78 44 46

44
42

42

Sumber : Suharsimi Arikunto, 1998 40

40

38
O bser ved 38
O bse rved
36 L inear
36 L inea r
36 38 40 42 44 46 48
36 38 40 42 44 46 48

X2
X2

88 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


ANALISIS HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU
PADA SMK ARRAHMAN DEPOK
Oleh : Widodo*

b. Motivasi (X2) dan Kinerja Guru (Y) KESIMPULAN DAN SARAN


diperoleh koefisien korelasi + 0,646 atau Kesimpulan
64,6% (tabel 14) hal ini menunjukan lebih Untuk korelasi variabel Kepemimpinan Kepala
besar dari 0,5 ini berarti hubungannya kuat. Sekolah (X1) terhadap Kinerja Guru (Y), diperoleh
Sedangkan tanda positif (+) menunjukan angka 0,007 (tabel 14) maka Ho ditolak dan Ha
bahwa semakin tinggi Motivasi, maka akan diterima artinya terdapat hubungan yang siginifikan
semakin tinggi Kinerja Guru dan berarti antara Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap
35,4% lagi berhubungan dengan variabel Kinerja Guru (Y). Untuk korelasi variabel Motivasi
lain yang tidak diteliti. (X2) terhadap Kinerja Guru (Y) diperoleh angka
Untuk memperjelas hubungan kedua 0,000 (tabel 14), maka Ho ditolak dan Ha diterima
variabel tersebut bisa dilihat dengan artinya terdapat hubungan yang siginifikan antara
gambar (kurva) sebagai berikut : Motivasi (X2) terhadap Kinerja Guru (Y).
Curve Fit Berdasarkan hasil pengolahan data melalui
MODEL: MOD_2.
Independent: X1
Dependent Mth Rsq d.f. F Sigf b0 b1
program Statistical Product and Service Solutions
X2 LIN .406 33 22.54 .000 11.8480 .7327
(SPSS) dari N=35 memperoleh hasil 0,648, (tabel
Y LIN .200 33 8.23 .007 23.7333 .4588
16) lebih besar dari Harga Kritik dari Spearmen (tabel
48
X2
48
Y
15), N=30 dengan tingkat kepercayaan 95% yaitu
46 46
0,364 b erar ti secara bersama-sama terdapat
44 44
h ub un gan yang signifikan an tara v ar iabel
42 42

40 40
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan variabel
38
Observed
38
O bserved
Motivasi (X2) terhadap variabel Kinerja Guru (Y).
36 Linear 36 Linear
36 38 40 42 44 46 36 38 40 42 44 46

X1 X1

Saran
2. Untuk regresi linier adalah sebagai berikut : Mengenai kepemimpinan Kepala Sekolah perlu
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan ditingkatkan, karena baru 24% yang menyatakan
Motivasi (X2) secara bersama-sama terhadap sangat baik, 56% men yatakan baik dan 20%
Kinerja Guru (Y) diperoleh regresi linear + 0,648 men yatakan cu ku p serta hu bu ngan antar a
atau 64,8% (tabel 16) hal ini menunjukan lebih Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja
besar dari 0,5 ini berarti hubungannya kuat. Guru perlu ditingkatkan juga karena masih dalam
Sedangkan tanda positif (+) menunjukan bahwa kategori lemah yaitu 44,7%. Untuk Motivasi perlu
semakin tinggi Kepemimpinan dan Motivasi, ditingkatkan karena, baru 31% yang menyatakan
maka akan semakin tinggi Kinerja Guru dan sangat baik, 53% men yatakan baik dan 16%
sebaliknya semakin rendah Kepemimpinan dan menyatakan cukup, serta hubungan antara Motivasi
Motivasi, maka akan semakin rendah pula terhadap Kinerja Guru perlu ditingkatkan karena
Kinerja Guru dan 35,2% lagi berhubungan masih dalam kategori kuat yaitu 64,6%.
dengan variabel lain yang tidak diteliti. Untuk Kinerja Guru perlu ditingkatkan karena,
Un tu k memp er jelas hu bu ngan v ar iabel baru 39% yang menyatakan sangat baik, 45%
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi menyatakan baik dan 16% menyatakan cukup, serta
terhadap Kinerja Gurur bisa dilihat dengan hubungan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dan
gambar (kurva) sebagai berikut : Motivasi terhadap Kinerja Guru perlu ditingkatkan
Curve Fit juga karena masih dalam kategori kuat yaitu 64,8%.
MODEL: MOD_3.
Independent: Y
Dependent Mth Rsq d.f. F Sigf b0 b1

X1 LIN .200 33 8.23 .007 21.9847 .4351


DAFTAR PUSTAKA
X2 LIN .417 33 23.63 .000 10.8574 .7235 Abin Syamsuddin Makmun, (2004), Psikologi
X1 X2
46 48 Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandug.
44
46
Buchari Zainun, (1994), Manajemen dan Motivasi.
44
42

42
Balai Aksara. Jakarta.
40
40
Buku Panduan Penulisan Tesis, 2006 Program Pasca
38
O bserved
38
Ob served
Sarjana Magister Manajemen Sekolah Tinggi
36
36 38 40 42 44 46 48
Li near 36
36 38 40 42 44 46 48
Linear
Manajemen IMMI Jakarta
Y Y

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 89


ANALISIS HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU
PADA SMK ARRAHMAN DEPOK
Oleh : Widodo*

Departemen Agama RI, (2001) , Meto do lo gi Mardalis, (1999), Metode Penelitian, Bumi Aksara,
Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jenderal Jakarta.
Pemb inaan Kelembagaan Agama Islam, Mudrajad Kuncoro, (2000), Ekonomi Pemnagunan
Jakarta. (Teori, Masalah dan Kebijakan), UPP AMP
Dessler, Gar ry ( 1986), O rgan izatio n an d YKPN, Yogyakarta.
Management, Prentice Hall Inc, Englwood Cliff, Nawawi, (2000), Analisis Kepemimpinan dan
New Jersey. Pengaruh Kinerja Karyawan Pada Jamsostek,
Dwi Priyatno, (2008), Mandiri Belajar SPSS Bagi Bandar Llampung.
Mah asiswa d an Umu m, PT Mediak om, Nur Indriantoro, (2002), Akuntan, Metodologi
Yogyakarta. Penelitian Bisnis Un tu k Ak un tansi &
Fandy Tjiptono, (2001), Prinsipprinsip Total Quality Manajemen, BPFE UGM, Yogyakarta.
Service, Andi, Yogyakarta. Sugiyono, (2001), Metode Penelitian Administrasi,
Flippo, (1984) Personal Of Management, National Alfabeta, Bandung.
Printer, Singapore. , (Penerjemah : Haris Munandar),
Hadari Nawawi,, (2001), Perencanaan SDM, Gajah (2000), Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga,
Mada University Press, Yogyakarta. Erlangga, Jakarta.
Hasan, M. Iqbal, (2001), Pokok-Pokok Materi , (2002), Statistika Untuk Penelitian,
Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia Alfabeta, Bandung.
Indonesia, Jakarta. - - , (2005) , Meto de Pen elitian
Inspirasi, (2012), KUD Nasibmu Kini, Vol 2, No 36, Administrasi, Alfabeta, Bandung.
PT. Bina Insan Negeri, Jakarta. Suharsimi Arikunto, (2002), Prosedur Penelitian,
Jurnal Ekonomi, (2001), Uinversitas Borobudur, Rineka Cipta, Jakarta.
Jakarta. Sukardi, (2008), Evaluasi Pendidikan Prinsip &
Jurnal Ekonomi, (2002), Uinversitas Borobudur, Operasionalnya, Bumi Aksara, Yogyakarta.
Jakarta. Supardi & Darwyan Syah, (2010) Perencanaan
Jurnal ilmiah, (2013), Pengaruh Motivasi terhadap Pendidikan Suatu Pendektan Pratik, Diadit
Peningkatan Kinerja Pegawai pada PT. PLN. Media, Jakarta
(Persero) Bantar Gebang, Bekasi, Vol 7 N0. Syafruddin Nurdin, (2005), Guru Profesional &
02, Universitas Gunadarma, Jakarta. Implementasi Kurikulum, Quantum Teaching,
Jurnal Ilmiah Pariwisata, (2003), Hubungan anatara Jakarta.
Loyalitas Pelanggan dan Kepuasan Pelanggan, Talizidu hu Draha, (2001) , Pengan tar Teor i
Vol. 8 No. 2. Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Pengembangan Sumber Daya Manusia. Rineka
Jakarta. Cipta. Jakarta.
Mansyuri dan Syarif Hidayat (2001) Menyikapi Akar Wahjosumidjo, (2002), Kepemimpinan Kepala
Persoalan Ketimpangan Ekonomi di Daerah Sekolah Tinjauan teori dan Permasalahannya,
Sebuah Kajian Ekonomi Politik, PT Pamator, PT Radja Grafindo Persada, Jakarta
Jakarta. Wido do, (2004), Cerdik Menyusu n Prop osal
Penelitian Skripsi, Tesis dan Disertasi, Yayasan
Kelopak Magna Script, Jakarta.

90 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN
KELENGKAPAN MENGAJAR MELALUI IN-HOUSE TRAINING
PADA SD NEGERI 2 CICURUG KECAMATAN CICURUG
KABUPATEN SUKABUMI
Oleh : Asep Sapyudin*
ABSTRACT
SD Negeri 2 Cicurug is an impact school in cluster 1 District Cicurug with educators have 12 people with various
educational backgrounds that he received. While learning mastery according to KKM also still low ranged between
45-60%, therefore need efforts to improve the quality of human resources ie educators. Improving the quality of the
urgent done is the ability of educators in preparing the completeness of teaching as a guide in implementing tupoksinya.
One of the efforts made is to implement In-House Training of the preparation of teaching materials as a school action
research. The purpose of this study is to improve the ability of educators at SD Negeri 2 Cicurug in preparing the
completeness of teaching. With In-House Training is expected all educators have adequate knowledge, understanding
and experience, especially in the preparation of teaching equipment which includes Annual Program, Semester
Program and Learning Implementation Plan (RPP).
The study was conducted at SD Negeri 2 Cicurug Kecamatan Cicurug for approximately one month starting on
January 25, 2015 until February 29, 2015.The data collection was done through questionnaire, observation and
documentation, from the questionnaire, it was found that the overall teaching staff of SD Negeri 2 Cicurug stated that
it is important to have teaching equipment, some educators feel that their teaching experience is less on the subjects
taught, So appropriate, all the educators want the In House Training and 100% Educators have a high motivation to
follow these activities.The research was conducted in 2 cycles, in the first cycle, 59.30% of teachers were successful in
completing the preparation of teaching comprehension and in cycle 2 there were 92.50% of educators successfully
completed the preparation of teaching comprehension. So there is an increase in the ability of educators in preparing
the completeness of teaching. In House Training is one of the effective patterns for improving the ability of teachers in
preparing the completeness of teaching.

PENDAHULUAN pembelajaran setid aknya dipen garuh i oleh 5


A. Latar Belakang Masalah komponen kunci, yaitu : (1) Guru, (2) Sumber dan
Salah satu permasalahan yang dihadapi SDN 2 Media Belajar, (3) Lingkungan, (4) Siswa dan (5)
Cicurug adalah hasil belajar yang cenderung masih Proses Pembelajaran. Guru dalam pembelajaran
rendah. Hal ini terindikasi dari rendahnya nilai ujian memiliki peran yang sangat strategis karena akan
sekolah pada tahun pelajaran 2014-2015. Untuk bekaitan dengan pengelolaan 4 komponen kunci
meningkatkan prestasi belajar sekolah telah berupaya lainnya. Bahkan dalam konsep tentang sumber belajar
melalui proses pembelajaran sesuai SPM dan telah yang ditulis oleh Sudjarwo dikutip oleh (Rahmat
melalui proses penilaian secara berkelanjutan oleh Saripudin,2008) guru dapat dikategorikan sebagai
pendidik dalam hal ini Guru. Namun demikian tetap sumber belajar. Atas dasar hal tersebut dalam upaya
saja prestasi belajar peserta didik saat dievaluasi baik meningkatkan mutu pembelajaran, SDN 2 Cicurug
ulangan harian, ulangan tengah semester maupun berkomitmen untuk : meningkatkan mutu Guru
ulangan akhir semester menurut data yang masih k ar en a Gu ru mer up ak an salah satu ku nci
cenderung rendah dan belum memuaskan. Rata-rata keberhasilan proses pendidikan. Guru yang baik akan
siswa yang dapat tuntas sesuai KKM berkisar antara mampu mengoptimalkan seluruh potensi sumber dan
40-60%, sedangkan sisanya untuk menuntaskan media belajar yang ada di lingkungannya untuk
harus menempuh remedial. Keberhasilan sebuah pembelajaran yang optimal. Dengan mengacu kepada

* Dosen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 91


PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN KELENGKAPAN MENGAJAR MELALUI IN-HOUSE TRAINING
PADA SD NEGERI 2 CICURUG KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI
Oleh : Asep Sapyudin*

strategisnya peran guru pada sebuah lembaga B. Identifikasi Masalah


pendidikan maka SDN 2 Cicurug memberikan Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah
perhatian yang besar bagi terwujudnya Guru yang timbul dapat diidentifikasi sebagai berikut :
professional dan bermartabat. - Rendahnya prestasi belajar peserta didik,
Untuk mewujudkan guru yang profesional dan ketuntasan mengajar berkisar antara 40% s/d
bermartabat seh ingga mampu meningk atk an 60%
kompetensi dan mutu Guru yang bersangkutan, maka - Kurangnya kemampuan guru dalam menyusun
SDN 2 Cicurug merancang program-program dan kelengkapan mengajar
kegiatan yang mengarah pada peningkatan mutu Guru - Pengalaman mengajar masih minim dan latar
misalnya dengan mengikutsertakan Guru dalam belakang pendidikan sebagian besar tidak sesuai
pelatihan-pelatihan dan salah satunya melalui In- dengan bidangyang diampu.
House Training penyusunan kelengkapan mengajar.
Hal ini mendesak dilakukan karena dari angket yang C. Pembatasan Masalah
diberikan kepada guru untuk mengetahui respon Guru Dari masalah-masalah yang diuraikan di atas, pada
terhadap pentingnya memiliki kelengkapan mengajar penelitian ini dibatasi pada masalah kurangnya
57,4% menyatakan sangat setuju dan 42,6% setuju kemampuan guru dalam menyusun kelengkapan
artinya seluruh guru menyatakan sepakat untuk mengajar.
memiliki kelengkapan mengajar.
Selanjutnya dari angket juga terungkap bahwa D. Perumusan Masalah
pengalaman mengajar, ketidaksesuaian latar belakang Berdasarkan latar belakang dan pembatasan
pendidikan dan kurangnya pengetahuan tentang masalah seperti yang diuraikan di atas, maka masalah
penyusunan kelengkapan mengajar menyatakan pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
bahwa 48% sangat setuju, 33% setuju 66% cukup beriku t : Apakah I n- Ho use Training dapat
setuju itu artinya bahwa sebagian besar Guru merasa meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun
bahwa pengalaman mengajarnya masih minim pada kelengkapan mengajar ?
mata pelajaran yang diajarkan, latar belakang
pendidikan tidak begitu sesuai dengan mata pelajaran E. Tujuan Penelitian
yang diajarkan dan pengetahuan tentang penyusunan Penelitian tindakan sekolah ini bertujuan untuk :
kelengkapan mengajar masih kurang. Lebih lanjut dari - Meningkatk an k emampu an gur u dalam
angket juga terungkap tentang perlunya diadakan In- menyusun kelengkapan mengajar
House Training dengan data hanya 18% tidak setuju - Menentuk an lan gk ah yan g tepat un tu k
yang mengindikasikan bahwa hampir seluruh Guru meningkatk an k emampu an gur u dalam
menghendaki adanya In-House Training penyusunan menyusun kelengkapan mengajar
kelengkapan mengajar. Selain itu angket juga
mengungkap bahwa Guru memiliki kemauan yang F. Manfaat Penelitian
kuat untuk memiliki kelengkapan mengajar dengan Penelitian tindakan sekolah ini diharapkan dapat
data 33% men jawab sangat setuju dan 66% memberikan manfaat bagi kepala sekolah dalam
men jawab setuju yan g ar tinya seluru h Gu ru memecahk an masalah gur u, men in gk atkan
menyatakan jika diadakan In-House Training maka kemampuan guru dalam menyusun kelengkapan
mereka akan mengikuti dengan sungguh-sungguh dan mengajar sehingga lebih profesional, dengan demikian
akan mengap likasikann ya d alam k egiatan pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan mutu
pembelajaran. Atas dasar hal tersebut di atas maka pengajaran dan berdampak pada peningkatan mutu
SDN 2 Cicu ru g menyatak an san gat perlu sekolah.
mengadakan In-House Training. Dengan adanya
kegiatan I n- Ho use Training penyu su nan KAJIAN PUSTAKA
kelengkapan mengajar diharapkan semua guru A. Teori Mengajar
memiliki kelengkapan mengajar yang lengkap dan Mengajar merupakan suatu perbuatan yang
mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat.
sehingga proses pembelajaran yang dilakukan akan Ber hasiln ya p en didikan pada siswa san gat
lebih terarah bergantung pada pertanggungjawaban guru dalam

92 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN KELENGKAPAN MENGAJAR MELALUI IN-HOUSE TRAINING
PADA SD NEGERI 2 CICURUG KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI
Oleh : Asep Sapyudin*

melaksanakan tugasnya. Zamroni (2000:74) yang menengah, mengacu kepada Standar Isi dan Standar
dikutip oleh Rastodio (2009) mengatakan guru Kompetensi Lulusan, serta berpedoman pada
adalah kreator proses belajar mengajar. Ia adalah panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional
orang yang akan mengembangkan suasana bebas Pendidikan (BSNP).Komponen kurikulum tingkat
bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan
minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya menengah terdiri dari 1) Tujuan pendidikan sekolah,
dalam batas-batas norma-norma yang ditegakkan 2) Struktur dan muatan kurikulum, 3) Kalender
secara k on sisten . Dengan d emik ian dapat pendidikan dan 4) Silabus dan RPP. Silabus dan RPP
dikemukakan bahwa orientasi pengajaran dalam merupakan perencanaan proses pembelajaran yang
k on teks b elajar men gajar diar ah kan un tu k memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,
pengembangan aktivitas siswa dalam belajar. materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan
Gambaran aktivitas itu tercermin dari adanya penilaian hasil belajar ( Peraturan Pemerintah Nomor
usaha yang dilakukan guru dalam kegiatan proses 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
belajar mengajar yang memungkinkan siswa aktif Pasal 20). Berdasarkan hal tersebut diharapkan setiap
belajar. Oleh karena itu mengajar tidak hanya sekedar pendidikpada SDN 2 Cicurug dapat menyusun
menyampaikan informasi yang sudah jadi dengan kurikulum yang akan diimplementasikan dalam
menuntut jawaban verbal melainkan suatu upaya kegiatan pembelajaran.
integrative ke arah pencapaian tujuan pendidikan. Guru adalah pendidik professional dengan tugas
Dalam konteks ini gur u tidak hanya sebagai utama mend id ik , mengajar, memb imbing,
penyampaian informasi tetapi juga bertindak sebagai mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
director and facilitator of learning. peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
Lebih lanjut Usman (1994:3) yang dikutip oleh pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
Rastodio (2009) mengemukakan mengajar pada menengah (UU No.14 tahun 2005 : 2) Dengan
prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan demikian , dalam melaksan akan tu gas
belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa keprofesionalannya, guru berkewajiban :
mengajar merupakan suatu usaha mengorganisai 1) Merencanakan pembelajaran, melaksanakan
lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai
dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
proses belajar. Pengertian ini mengandung makna 2) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi
bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai akademik dan kompetensi secara berkelanjutan
organisator kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya sejalan d en gan perk embangan ilmu
mampu memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas pengetahuan, teknologi, dan seni;
maupun yang ada di luar kelas, yang menunjang 3) Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas
terhadap kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku,
definisi-definisi mengajar dari para pakar di atas dapat ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang
ditarik kesimpulan bahwa mengajar adalah aktivitas keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik
kompleks yang dilakukan guru dalam menyampaikan dalam pembelajaran;
pengetahuan kepada siswa, sehingga terjadi proses 4) Menjungjung tinggi peraturan perundang-
belajar. Aktivitas kompleks yangdimaksud antara lain undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-
adalah (1) mengatur kegiatan belajar siswa, (2) nilai agama dan etika; dan
memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas maupun 5) Memelihara dan memupuk persatuan dan
ada di luar kelas. kesatuan bangsa.
Berdasarkan penjelasan dalam undang-undang
B. Kelengkapan Mengajar dan peraturan pemerintah tersebut di atas bahwa
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 setiap pend idik dalam hal ini Guru seb elum
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan melaksanakan proses pembelajaran wajib memiliki
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 kelengkapan mengajar yang umumnya disusun diawal
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, semester atau diawal tahun pelajaran. Kelengkapan
mengamanatkan tersusunnya kurikulum pada tingkat mengajar tersebut mulai dari kalender pendidikan,
satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan silabus, program pengajaran tahunan (prota), program

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 93


PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN KELENGKAPAN MENGAJAR MELALUI IN-HOUSE TRAINING
PADA SD NEGERI 2 CICURUG KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI
Oleh : Asep Sapyudin*

pengajaran semester ( pr omes), d an ren cana 4) Mempermudah pelaksanaan evaluasi proses


pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu pembelajaran, sebagai input guna perbaikan
pada BSNP. pada p en yu su nan RPP selanjutnya
Hal tersebut dipertegas bahwa setiap guru pada (improvement proses).
satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP
secara lengkap dan sistematis serta menerapkannya Manfaat
pada kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran 1) Meningkatk an k emampu an gur u dalam
yang d irancan g p ada RPP dih arap kan dap at merancang pembelajaran sebagai bagian dari
mewujudkan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, kompetensi paedagogik yang harus dimiliki guru.
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik 2) Proses pembelajaran yang dilakukan akan lebih
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang terarah karena tujuan pembelajaran, materi
yan g cu ku p bagi p rakarsa, k reativ itas, dan yang akan diajarkan, metode dan penilaian yang
keman dirian sesuai dengan bak at,minat, dan akan digunakan telah direncanakan dengan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PP berbagai pertimbangan.
Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 19) 3) Meningkatkan rasa percaya diri pendidik pada
saat pembelajaran, karena seluruh proses sudah
Pengertian RPP direncanakan dengan baik.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan Prinsip Pengembangan RPP
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu RPP disusun berdasarkan rancangan yang
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi terdapat pada silabus atau dengan kata lain RPP
dan telah dijabarkan d alam silabus. Rencana merupakan uraian lebih lanjut dari silabus. Oleh
Pelaksanaan Pembelajaran memuat sekurang- karena itu prinsip pengembangan silabus juga
kurangnya tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, merupakan prinsip pengembangan RPP yaitu :
metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian 1) Ilmiah, keseluruhan materi dan kegiatan yang
hasil belajar (PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar menjadi muatan dalam RPP harus benar dan
Nasional Pendidikan Pasal 20). Lingkup Rencana dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) 2) Relevan, cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran
kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) atau dan urutan penyajian materi dalam RPP sesuai
beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual,
lebih. Untuk mata pelajaran Kelompok Program sosial,emosional, dan spiritual peserta didik.
Produktif, RPP dapat mencakup lebih dari satu 3) Sistematis, komponen-komponen RPP saling
kompetensi dasar. RPP dijabarkan dari silabus untuk berhubungan secara fungsional dalam mencapai
mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam kompetensi.
upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). 4) Konsisten, adanya hubungan yang konsisten
(ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
Tujuan penyusunan RPP adalah : in dik ato r, mater i p emb elajar an , meto de
1) Memberi kesempatan kepada pendidik untuk pembelajaran,kegiatan pembelajaran, sumber
merencanakan pembelajaran yang interaktif dan belajar, dan system penilaian.
dapat digunakan untuk mengeksplorasi semua 5) Memadai, cakupan indikator, materi pokok,
po tensi kecakapan majemu k (m ul tipl e kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan
intellegencis) yang dimiliki setiap peserta didik. system penilaian cukup untuk menunjang
2) Memberi kesempatan bagi pendidik untuk pencapaian kompetensi dasar.
meran can g p emb elajaran sesuai d engan 6) Actual dan kontekstual, cakupan indikator,
kebutuhan peserta didik, kemampuan pendidik, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber
dan fasilitas yang dimiliki sekolah. belajar, dan system penilaian memperhatikan
3) Mempermud ah p elak sanaan p ro ses perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir
pembelajaran. dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang
terjadi.

94 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN KELENGKAPAN MENGAJAR MELALUI IN-HOUSE TRAINING
PADA SD NEGERI 2 CICURUG KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI
Oleh : Asep Sapyudin*

7) Fleksibel, keseluruhan komponen RPP dapat lapangan yang berkaitan dengan peningkatan
mengakomodasi variasi peserta didik serta efektifitas kerja, sehingga dapat diformulasikan solusi
dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan pemecahannya secara bersama-sama.
tuntutan masyarakat. Merujuk pada pendapat tersebut, pada dasarnya
8) Menyeluruh, materi RPP mencakup keseluruhan In-House Training adalah Program pelatihan yang
ranah kompetensi (ko gnitif, afektif, dan diselenggar akan di tempat peserta pelatihan.
psik omotor ) yang akan dicapai un tu k Menggunakan peralatan kerja peserta pelatihan
mendukung ketercapaian Standar Kompetensi dengan materi yang relevan dan mer upak an
dan Kompetensi Dasar. permasalahn yang sedang dihadapi. Dengan program
ini peser ta akan lebih mud ah men yerap dan
C. In-House Training men gaplik asik an mater i pelatihan un tu k
In House Training adalah pelatihan yang terjadi menyelesaikan dan mengatasi permasalahan kerja
atas permintaan suatu komunitas tertentu apakah itu yang sering dialami dan mampu secara langsung
lembaga profit ataupun nonprofit. Istilah In_House meningkatkan kualitas dan kinerja dari sumber daya
Training sama pengertiannya dengan in-servis training manusia dilingkungan instansi peserta pelatihan.
menurut Hadari Nawawi (1983:113) yang dikutip oleh
Dadang Dahlan menyatakan in-servis training sebagai METODE PENELITIAN
usah a untuk meningkatkan pen getahuan dan A. Waktu dan Tempat Penelitian
keterampilan guru dalam bidang tertentu sesuai Waktu
dengan tugasnya agar dapat meningkatkan efisiensi Penelitian Tindakan Sekolah ini dilakukan selama
dan produktivitas dalam bidang tersebut. Lebih lanjut satu bulan yang dimulai dari tanggal 25Januari sampai
dikemukakan bahwa program in-servis training ini dengan 29 Pebruari tahun 2015. Penelitian ini
diperlukan karena banyak guru-guru muda yang menggunakan dua siklus tindakan. Pada siklus 1
belum mendapat pengalaman dan bekal yang cukup terbagi menjadi empat tahap yaitu tahap persiapan,
dalam menghadapi pekerjaannya. tahap pelaksanaan tindakan, tahap pengumpulan data
Agar program in-House training ini efektif tahap analisis data (refleksi).
memer lu kan manajemen pelatihan seperti Sedangkan pada siklus 2 terbagi menjadi empat
dikemukakan Gaffar (1993) yang dikutip oleh Dadang tahap pula yaitu tahap perencanaan tindakan,
Dahlan pengembangan mutu sumber daya manusia pelaksanaan tindakan , pengumpulan data, analisi data
memerlukan manajemen yang secara logis perlu dan diakhiri dengan penyusunan laporan.
mengikuti tahapan need assessment, merumuskan
tujuan dan sasaran, mengembangkan program, Tempat
menyusun action plan, melaksanakan program, Penelitian d ilak uk an d i SDN 2 Cicu ru g
monitoring dan supervise serta evaluasi program. Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi.
Secara umum, tujuan In-House Training yaitu
untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia B. Personalia
yang didayagunakan instansi terkait, sehingga pada Penelitian tindakan sekolah ini dilakukan oleh
akhirnya dapat lebih mendukung dalam upaya peneliti pada SDN 2 Cicurug bersama-sama dengan
pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Selain hal kolaborator yaitu Aep Saepudin, S.Ip, M.Si sebagai
tersebut di atas, sasaran pelatihan internal ini antara narasumber dan Udin Samsudin, M.Pd sebagai
lain: men ciptak an inter ak si antar a peserta koordinator kurikulum.
dilingkungan instansi yang terkait serta mempererat
rasa kekeluargaan/kebersamaan, meningkatkan
motivasi baikbagi peserta maupun bagi narasumber
untuk membiasakan budaya pembelajaran yang
b er kesinamb un gan, u ntuk men geksplor asi
permasalahan-permasalahan yang dihadapi di

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 95


PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN KELENGKAPAN MENGAJAR MELALUI IN-HOUSE TRAINING
PADA SD NEGERI 2 CICURUG KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI
Oleh : Asep Sapyudin*

C. Rencana Tindakan - Kemampuan Guru dalam menyusun


SIKLUS LANGKAH RENCANA KEGIATAN HASIL kelengkapan mengajar perlu ditingkatkan
Siklus 1 Perencanaan Identifikasi masalah dan Masalah kemampuan
penetapan tindakan guru menyusun - Sarana dan prasarana pembelajaran perlu
Perumusan scenario kelengkapan
tindakan mengajar ditingkatkan
Persiapan tindakan ( Tindakan :
Instrumen, jadwal) Apakah pelaksanaan Dari masalah-masalah tersebut yang paling
Penentuan data dan cara In-House Training
memperolehnya dapat meningkatkan mendesak untuk segera diatasi menurut penulis
Identifikasi guru-guru kemampuan guru
yang akan di IHT menyusun adalah masalah yang ada pada guru terutama
kelengkapan
mengajar kemampuan guru dalam menyusun kelengkapan
Rencana Tindakan :
Memeriksa hasil
mengajar.
kelengkapan
mengajar guru setelah
Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi
mengikuti In House
Training 1
masalah tersebut adalah mengadakan kegiatan
Melakukan In-House In-House Training penyusunan kelengkapan
Training 2 bagi guru
yang belum mampu mengajar kepada seluruh Guru SDN 2 Cicurug.
menguasai
penyusunan Diharapkan setelah dilakukan kegiatan In-
kelengkapan
mengajar. House Training kemampuan Guru dalm
Memeriksa
kelengkapan
men yu su n kelengkapan mengajar akan
Pelaksanaan Tindakan dilakukan sesuai
mengajar guru
Tindakan dapat
meningkat.
rencana selama 2 minggu
Tindakan dilakukan
dilaksanakan sesuai
scenario
2) Perumusan Skenario Tindakan
melibatkan semua guru yang
ikut In-House Training
Sebelum kegiatan In-House Training dilakukan
Pengamatan Pengamatan dilakukan
dengan instrument
Data kualitatif dengan
catatan peristiwa
terlebih dahulu penulis menetapkan scenario
Seluruh kejadian dalam
proses tindakan dicatat
selama proses
tindakan
tindakan sebagai berikut:
Refleksi
dalam lembar observasi
Evaluasi tindakan dan data- Masalah yang dialami
- Menyebarkan angket kepada seluruh Guru
data yang diperoleh
Petemuan mambahas hasil
Peristiwa yang terjadi
di luar scenario
untuk mengetahui respon guru terhadap
evaluasi
Merencanakan langkah-
Rencana langkah-
langkah siklus 2
pentin gn ya memilik i kelengkapan
Perencanaan
langkah siklus 2
Pelaksanaan In-House
mengajar, latar belakang pendidikan
Siklus 2
Training Tahap 2
Rencana langkah tindakan
dengan mata pelajaran yang diajarkan,
sesuai hasil refleksi 1 pengalaman mengajar, perlu atau tidak In-
Pelaksanaan Pelaksanaan sesuai scenario
siklus 2 House Training dilakukan, dan untuk
Pengamatan Sesuai rencana siklus 2
Refleksi Evaluasi sesuai siklus 2 men getahu i mo tivasi Gur u dalam
Kesimpulan, Saran, dan Rekomendasi
menyusun kelengkapan mengajar.
D. Pelaksanaan Tindakan - Mendata Guru yang akan mengikuti
Seperti telah dijelaskan pada p erencanaan kegiatan In-House Training berdasarkan
tindakan di atas maka penelitian tindakan sekolah ini data hasil pemeriksaan kelengkapan
dilakukan dalam 2 siklus. Berikut ini adalah penjelasan mengajar pada masing-masing guru dari
tentang masing-masing siklus yang telah penulis hasil pemerik saan ter seb ut p en ulis
lakukan memutuskan seluruh guru perlu mengikuti
1. Siklus 1 kegiatan In-House Training yang terdiri
a. Perencanaan dari 10 orang Guru.
1) Identifikasi Masalah dan penetapan Tindakan - Melaksan ak an k egiatan I n- Ho use
Pada siklus ini diawali dengan mengidentifikasi Training
masalah yaitu melihat data pada dokumen - Tugas individu penyusunan kelengkapan
evaluasi diri sekolah, program tahunan sekolah, mengajar
visi d an misi sekolah d an b er dasark an - Melakukan refleksi kelengkapan mengajar
pengamatan selama ini kemudian mendata yang telah disusun oleh Guru
masalah-masalah yang mendesak untuk diatasi. - Menentukan program tindak lanjut
Ada beberapa masalah yang teridentifikasi Lebih jelasnya seperti pada bagai berikut:
diantaranya:
Mendata Peserta Pelaksanaan IHT Tugas Individu
- Kedisiplinan siswa masih perlu ditingkatkan
- Prestasi belajar siswa perlu ditingkatkan
Tindak Lanjut Refleksi
- Motivasi belajar siswa perlu ditingkatkan

96 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN KELENGKAPAN MENGAJAR MELALUI IN-HOUSE TRAINING
PADA SD NEGERI 2 CICURUG KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI
Oleh : Asep Sapyudin*

3) Persiapan Tindakan 2. Siklus 2


Setelah menetapkan scenario tindakan penulis Setelah siklus 1 berakhir dan telah melakukan
melakukan persiapan untuk melaksanakan refleksi terhadap hasil yang diperoleh pada siklus 1
kegiatan In-House Training penyu sunan tersebut, pada siklus 2 ini penulis melakukan In-
kelengkapan mengajar yang meliputi: House Training Tahap 2 karena:
- Menen tuk an fasilitator penyu sun an a. Pro sentase Gu ru yan g menyelesaikan
kelengkapan mengajar yang sesuai teknik kelengkapan mengajar belum mencapai 100%
penyusunan Program Tahunan (Prota), b. Kelengkapan mengajar yang telah disusun oleh
Program Semester (Promes) dan Rencana guru ternyata masih belum sepenuhnya sesuai
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam dengan yang diharapkan yaitu masih perlu
hal ini penulis menunjuk satu orang penyempurnaan. Hal tersebut disebabkan
Koordinator Kurikulum karena setelah penyusunan kelengk apan
- Menyiapk an k alen der pend id ik an , men gajar dilakuk an ternyata mengalami
menyiapkan format Prota, Promes dan permasalahan-permasalahan teknis sehingga
RPP perlu penyamaan persepsi.
- Membu at sur at u nd an gan perihal In-House Training Tahap 2 dilakukan selama satu
mengikuti kegiatan In-House Training hari yaitu pada tanggal 13 Pebruari 2015 dilanjutkan
penyusunan kelen gk ap an mengajar dengan tugas individu untuk menyelesaikan tugas
beserta jadwal pelaksanaan tersebut bagi beberapa peserta yang belum selesai
- Mempersiapkan lembar observasi dan meneyempurnakan bagi beberapa peserta yang
4) Pelaksanaan Tindakan sudah selesai namun masih ada kesalahan-kesalahan
Setelah semua persiapan dilakukan dilanjutkan kecil. Lama waktu penyelesaian tugas individu
dengan pelaksanaan k egiatan In -H ou se tersebut penulis tetapkan selama 5 hari terhitung mulai
Training penyusunan kelengkapan mengajar. tanggal 22Pebruari 2015. Hasil tugas individu
Pada Siklus 1 ini kegiatan In-House Training tersebut dikumpul dalam bentuk print out kepada
dilaksanakan selama dua hari yaitu pada tanggal Koordinator Kurikulum tanggal 29 Pebruari 2015.
25 s.d 26 Januari 2015 yang materinya meliputi:
- Teknik penghitungan pekan efektif, Teknik HASIL DAN PEMBAHASAN
penyusunan Program Tahunan (Prota), Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian
teknik penyusunan Program Semester tindakan seko lah yang berjudu l Peningkatan
(Promes), teknik penyusunan Rencana Kemampuan Guru dalam Menyusun Kelengkapan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Mengajar Melalui In-House Training pada SDN 2
- Penyampaian materi berakhir dilanjutkan Cicurug dapat penulis jelaskan sebagai berikut :
dengan tugas in divid u pen yusun an A. Hasil Angket Sebelum In-House Training
kelengkapan mengajar. Setelah In-House Dilakukan
Training berakhir, penulis meminta seluruh Tabel 1 : Pentingnya memiliki kelengkapan
peserta mengumpulkan kelengkapan mengajar Guru SDN 2 Cicurug.
mengajar dalam bentuk file yang terdiri dari No
1
A ltern at iv e J a w a ba n
S ang at Setuju
%
5 7 .4
Pro gram Tahun an (Pr ota), Program 2 S etu ju 4 2 .6
3 Cu k u p S etu ju 0 .0 0
Semester ( Pr omes) dan Rencan a 4 T id ak S etuju 0 .0 0
5 S ang at Tidak Setuju 0 .0 0
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 100
- Kegiatan berikutnya penulis melakukan Sumber : Pengolahan Data, 2015
pemerik saan ter hadap k elengk ap an Dari tabel di atas menyatakan bahwa Guru
mengajar yang telah disusun oleh Guru menyadari bahwa sebagai seorang Guru sangat
dalam bentuk file tersebut kemudian penting memiliki kelengkapan mengajar sebelum
menganalisis data sesuai dengan lembar melaksanakan proses pembelajaran dan menyatakan
observasi yang telah dipersiapkan. penting memiliki kelengkapan mengajar. Hal tersebut
- Dari hasil analisis tersebut kemudian berarti secara keseluruhan Guru SDN 2 Cicurug
p en ulis melak uk an r ef leksi un tu k menyatakan penting untuk memiliki kelengkapan
menentukan program tindak lanjut. mengajar.

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 97


PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN KELENGKAPAN MENGAJAR MELALUI IN-HOUSE TRAINING
PADA SD NEGERI 2 CICURUG KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI
Oleh : Asep Sapyudin*

Hal ini sangatlah beralasan karena dengan Tabel diatas mengindikasikan bahwa hanya 18.0%
memilki kelengkapan mengajar yang baik sangat saja Guru merasa tidak perlu In-House Training
membantu kelancaran dalam proses pembelajaran. Penyusunan kelengkapan mengajar hal ini terjadi
Selain itu dengan kelengkapan mengajar akan mungkin karena mereka sudah cukup berpengalaman
memberi kesempatan bagi guru sebagai pendidik dalam mengajar sehingga tanpa In-House Training
untuk merancang pembelajaran sesuai dengan mereka merasa sudah bisa menyusun kelengkapan
kebutuhan peserta didik, kemampuan peserta didik mengajar. 11.6% menjawab cukup setuju/ragu-ragu
dan fasilitas yang dimiliki sekolah. mungkin mereka belum mengetahui dengan jelas
Tabel 2 : Ketidaksesuaian mata pelajaran yang tentang materi yang akan disampaikan dalam In-
diajarkan dengan latar belakang pendidikan House Training sehingga mereka merasa tidak yakin
Guru SDN 2 Cicurug. apakah sudah bisa atau belum bisa materi tersebut.
No
1
A lt e rn a ti v e J a w a b a n
S an g a t S e tu ju
%
1 1 .2 Sedangkan sisanya 70.0% menyatakan perlu
2 S et u ju 3 3 .4
3
4
C u ku p S e tuju
T id ak S e t u j u
4 4 .2
1 1 .2
diadakan In-House Training penyusunan kelengkapan
5 S an g a t T id a k S e t u j u 0 .0 0
1 00 mengajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
Sumber : Pengolahan Data, 2015 sebagian besar Guru SDN 2 Cicurug mengharapkan
Tabel diatas menyatakan bahwa hanya 11.2% adanya In-House Training penyusunan kelengkapan
guru merasa mata pelajaran yang diajarkan sesuai mengajar.
dengan latar belakang pendidikannya. 44.2% Tabel 5 : Motivasi Guru dalam Menyusun
menyatakan cukup setuju atau ragu-ragu hal ini Kelengkapan Mengajar Pada SDN 2 Cicurug.
mungkin Guru merasa mata pelajaran yang diajarkan No A lte rnative Jaw aban %
1 Sa ngat Se tuju 33.3
meman g tidak sesu ai d engan latar belakang 2 Se tuju 66.7
3 Cukup S etuju 0.00
pendidikannya namun mereka merasa mampu 4 Tidak Se tuju 0.00
5 Sa ngat Tidak Setuju 0.00
mengajarkan mata pelajaran yang diajarkan mungkin 100

karena mata pelajaran yang diajarkan tersebut masih Sumber : Pengolahan Data, 2015
satu rumpun dengan latar belakang pendidikannya. Dari tabel tersebut diatas 100% Guru memiliki
Selebihnya menjawab setuju yang berarti sekitar motivasi yang tinggi untuk mengikuti In-House
44.6% merasa mengajar tidak sesuai dengan latar Training dan memiliki keinginan kuat untuk membuat
belakang pendidikannya. kelengkapan mengajar bahkan akan menggunakan
Tabel 3: Kurangnya Pengalaman Mengajar kelengkapan mengajar tersebut sebagi penunjang
Guru SDN 2 Cicurug. proses pembelajaran.
No Alternative Jawaban %
1 Sangat Setuju 0.00
2 Setuju 33.3 B. Hasil yang diperoleh pada Siklus 1
3 C ukup Setuju 22.3
4 Tidak Setuju 44.4 Tabel 6 : Hasil In-House Training Tahap 1
5 Sangat Tidak Setuju 0.00 Nama Guru/ Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelas VI
Pr o
100 No Mata
Pelajaran
Pro
ta
Pro
mes
RPP
Pro
ta
Pro
mes
R PP
Pro
ta
Pro
mes
R PP
Prot
a
me RPP
Prot
a
Prom
es
R PP
Prot
a
Prom
es
RPP
s
1 N ia Kurniat i,
Sumber : Pengolahan Data, 2015 2
S.Pd.I
E ndang
- - - - - - - - - - - -
Abdullah, - -
Dari tabel tersebut diatas dapat diartikan bahwa 3
S.Pd.SD
Sutrawati,S.Pd - -
4 Ot ih Khot imah,
-
44.4% menyatakan tidak setuju kalau pengalaman 5
S.Pd.SD
Udin Samsudin,
M .Pd
6 E ti Kusmiati,
mengajarnya dikatakan kurang, dengan kata lain 7
S.Pd.I
Hendr alina,
S.Pd -

44.4% tersebut Guru merasa sudah berpengalaman 8


9
Andi Anwa r,
S.Pd
I yan He ndr i
- - -
-

-


-
-

-


-
-

-


-
-

-


Dunan

dalam mengajar sedangkan sisanya 55.6% Guru 10 Seni Apriliani,


S.Pd.I -

merasa dirinya belum berpengalaman mengajar. Hal Sumber : Pengolahan Data, 2015
ini dikarenakan mungkin mereka belum lama diangkat Pada siklus 1 berdasarkan data dari tabel diatas
sebagai guru dan mungkin juga beberapa diantaranya dapat dijelaskan bahwa seluruh Guru sudah mulai
bukan berlatar belakang dari kependidikan. menyusun kelengkapan mengajar walaupun belum
Tabel 4 : Perlunya In-House Training Penyusunan ada seorangpun Guru yang berhasil menyelesaikan
Kelengkapan Mengajar Pada SDN 2 Cicurug. kelengkapan mengajar dengan lengkap namun
No
1
A ltern ative Jaw ab an
Sa nga t S etuju
%
22.7
demikian sudah ada satu orang Guru menyelesaikan
2
3
Se tuju
C ukup S etuju
47.7
11.6
83%, dua orang Guru menyelesaikan 75% dan yang
4
5
Tidak Se tuju
Sa nga t Tida k S etuju
18.0
0.00
lainnya masih dibawah 70% dan yang paling rendah
100
(paling sedikit) berhasil menyusun kelengkapan
Sumber : Pengolahan Data, 2015 mengajar adalah sebesar4 16.6%.

98 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN KELENGKAPAN MENGAJAR MELALUI IN-HOUSE TRAINING
PADA SD NEGERI 2 CICURUG KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI
Oleh : Asep Sapyudin*

Kelengkapan mengajar yang paling banyak 1. Pro sentase Gu ru yan g menyelesaikan


terselesaikan pada siklus 1 adalah Prota (Program kelengkapan mengajar belum mencapai 100%
Tah un an ) dan Pr omes ( Pr ogram Semester ) 2. Kelengakapan mengajar yang telah disusun oleh
PenjasOrkes yaitu sebesar 75%. Ini berarti ada Guru ternyata masih belum sepenuhnya sesuai
kecenderungan Guru memulai menyusun kelengkapan dengan panduan/pedoman sehingga masih perlu
mengajar dari siswa yang terbaru yaitu siswa kelas penyempurnaan seperti termuat pada lampiran
lain kemungkinan Guru memprioritaskan siswa baru (tabel refleksi siklus 1)
karena dianggap perlu diperhatikan terutama dalam
proses belajar mengajar dibanding kelas diatasnya C. Hasil yang diperoleh pada Siklus 2.
karena masih dalam tahap penyesuaian sehingga Pada siklus 2, In-House Training dilakukan untuk
perlu dirancang terlebih dahulu. Kemungkinan lain menyempurnakan hasil yang diperoleh pada siklus 1
ada kecenderungan terbiasa memulai sesuatu dari karena setelah dilakukan refleksi ternyata ada dua
yang terendah kemudian meningkat ke yang lebih hal yang perlu ditingkatkan yaitu :
tinggi seperti halnya berhitung selalu mulai dari satu. 1. Pro sentase gu ru yan g menyelesaikan
Selain data seperti telah dijelaskan diatas, terdapat kelengkapan mengajar belum mencapai 100%
satu data yang menggambarkan bahwa ada seorang 2. Kelengkapan mengajar yang telah disusun oleh
Guru yang baru menyelesaikan kelengkapan mengajar guru ternyata masih belum sepenuhnya sesuai
hanya 16.6%. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh dengan yang diharapkan yaitu masih perlu
beberapa hal diantaranya, mungkin yang bersangkutan penyempurnaan.
belum lancar menggunakan Komputer karena dalam Setelah melalui In-House Training Tahap 2 yang
mengerjakan tugas tersebut tugas (kelengkapan dilakukan pada tanggal 13 Pebruari 2015 dan diberi
mengajar) dikumpul dalam bentuk file. Kemungkinan waktu tambahan selama 5 hari untuk menyelesaikan
lain yang bersangkutan masih belum begitu paham tugas penyusunan kelengkapan mengajar yang terdiri
cara menyusun kelengkapan mengajar tersebut dari Prota (Program tahunan), Promes (Program
sehingga menjadi lambat dalam mengerjakannya. Semester ), d an RPP ( Rencan a Pelaksan aan
Atau mungkin juga karena yang bersangkutan tidak Pembelajaran), maka hasil dari kegiatan tersebut
meluangkan waktu untuk fokus pada penyelesaaian adalah seperti tabel berikut :
tugas tersebut. Tabel 7 :Hasil In-House Training tahap 2
Selanjutnya dari tabel terlihat RPP (Rencana No
Nama Guru/
Mata Pro
Kelas I
Pro
RPP
Pro
Kelas II
Pro
RPP
Pro
Kelas III
Pro
RPP
Prot
Kelas IV
Pro
me RPP
Prot
Kelas V
Prom
RPP
Prot
Kelas VI
Prom
RPP
Pelajaran ta mes ta mes ta mes a
s
a es a es

Pelaksanaan Pembelajaran) Penjas Orkes juga 88.9% 1 Nia Kurniati,


S.Pd.I

tersusun oleh Guru. Bahkan ada guru yang belum 2 Endang


Abdullah,
S.Pd.SD

3
menyusun Prota (program Tahunan) dan Promes 4
Sutrawati,S.Pd
Otih Khotimah,


S.Pd.SD
(Program Semester) untuk kelas namun sudah 5 Udin Samsudin,
M.Pd
6 Eti Kusmiati,
menyusun RPP ( Rencan a Pelaksan aan 7
S.Pd.I
Hendralina,

S.Pd
Pembelajaran) untuk siswakelas.Hal ini kemungkinan 8 Andi Anwar,
S.Pd
9 Iyan Hendri
disebabkan karena Guru tersebut menganggap 10
Dunan
Seni Apriliani,

S.Pd.I
bahwa Prota dan Promes untuk kelas sama saja
dengan Prota dan Promes kelas lain sehingga bisa Sumber : Pengolahan Data, 2015
saja disusun belakangan yang penting sudah ada Dari tabel 7 di atas terlihat bahwa telah terjadi
RPPnya. peningkatan p rosen tase Gu ru yang berh asil
Secara umum, pada siklus 1 sudah seluruh Guru menyelesaikan penyusunan kelengkapan mengajar
mulai menyusun kelengkapan mengajar namun yaitu 57% menjadi 91,6%. Dari tabel juga terlihat
demikian masih perlu dilakukan tindak lanjut terhadap bahwa seluruh Guru telah meningkat kemampuannya
kegiatan In-House Training tersebut karena indikator dalam menyusun kelengkapan mengajar hal tersebut
keberhasilan In-House Training ini adalah 100% dapat dilihat dari prosentase kelengkapan mengajar
Gur u berh asil men yelesaik an p en yu su nan yang diselesaikan pada siklus 1 dan dibandingkan
kelengkapan mengajar. dengan prosentase kelengkapan mengajar yang
Setelah dilakukan refleksi terhadap siklus 1 diselesaikan pada siklus 2.
ternyata ada dua hal yang perlu mendapat perhatian Agar lebih jelas, peningkatan prosentase tersebut
sebagai tindak lanjut yaitu : seperti pada tabel berikut :

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 99


PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN KELENGKAPAN MENGAJAR MELALUI IN-HOUSE TRAINING
PADA SD NEGERI 2 CICURUG KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI
Oleh : Asep Sapyudin*

Tabel 8 : Peningkatan Kemampuan Guru dalam kein ginan yang k uat un tu k memb uat
Menyusun Kelengkapan Mengajar kelengkapan mengajar dan akan menggunakan
N o. N ama Gu ru
P rosentase P rosen tase kelengkapan men gajar ter sebut seb agai
P ada S ik lus 1 P ada S iklu s 2
1 Nia K urniati,S .P d.I 57 91,6 penunjang proses pembelajaran.
2 E nd ang A bdullah,S.Pd.SD 55 100
3 Sutrawati,S .P d 55 100
4 Otih Khotim ah,S.Pd.S D 75 100 B. Saran
5 Udin S amsudin,M .P d 45 100 Sebagai bagian akhir dari penulisan ini, ada
6 Eti Kusm iati,S .P d.I 50 100
7 Hendralina,S.Pd 60 98,5 beberapa saran yang perlu penulis kemukakan
8 Seni Apriliani,S.Pd.I 75 100
9 Andi Anw ar,S.Pd 83,3 100
berkaitan dengan peningkatan kemampuan guru
10 Iyan Hendri Dunan 16,6 85 dalam menyusun kelengkapan mengajar melalui In-
Sumber : Pengolahan Data, 2015 House Training pada SDN 2 Cicurug yaitu:
Secar a umum selur uh Gur u telah 1. Bagi kepala sekolah hendaknya secara berkala
terjadipeningkatan kemampuan dalam penyusunan melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan
kelengkapan mengajar. Namun seperti data yang mengajar Guru, agar para Guru senantiasa
terlihat pada tabel 8 diatas masih ada dua orang guru melaksanakan proses pembelajaran secara
b elum b er hasil menyelesaikan keselu ru han terencana.
kelengkapan mengajar yang ditargetkan. Menurut 2. Kepala sekolah perlu melakukan bimbingan
pengamatan penulis, salah satu dari dua orang Guru kepada para guru khususnya dalam penyusunan
tersebut dikarenakan belum menguasai keterampilan kelengkapan mengajar terutama kepada guru
komputer sehingga dalam mengerjakan tugas tersebut yang masih pemula atau guru yang mengajar
sangat terhambat. Sedangkan seorang lagi, menurut bu kan pada b id an gn ya k ar en a ad a
pengamatan penulis sebenarnya cukup menguasai kecenderungan mengalami kesulitan dalam
keterampilan Komputer namun yang bersangkutan menyusun kelengkapan mengajar.
kebetulan pada saat tugas diberikan ada masalah 3. Bagi gu ru hendak nya setiap awal tahun
keluarga sehingga belum sempat menyelesaikan tugas pelajaran menyusun kelengkapan mengajar
yang diberikan. sesuai dengan standarisasi yang berlaku.
Tindak lanjut dari siklus 2 adalah : Selanjutnya, kelengkapan mengajar yang telah
1. Peserta (Gur u) yan g belu m menguasai disusun hendaknya digunakan sebagai acuan
keterampilan Komputer tersebut dilakukan dalam melaksanakan proses pembelajaran.
mentoring dan diberi tambahan waktu untuk 4. Guru yang pengetahuan dan pengalamannya
menyelesaikan penyusun an kelengkapan masih kurang agar dapat meminta bimbingan
mengajar. atau berkoordinasi dengan teman sejawat yang
2. Peserta yang ada masalah keluarga tersebut lebih berpengalaman atau meminta bimbingan
diberi kebijakan berupa tambahan waktu untuk kepada kepala sekolah atau yang ditunjuk.
menyelesaikan penyusun an kelengkapan
mengajar tersebut. DAFTAR PUSTAKA
BSNP.2007.Mo del Rencan a Pelaksan aan
KESIMPULAN DAN SARAN Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan
A. Kesimpulan Pendidikan. Jakarta.Depdiknas.
Berdasarkan hasil penelitian dan data yang Dadang Dahlan, In-House Training sebagai Sarana
dihimpun serta diinterpretasikan oleh penulis, maka Pen ingkatan Kualitas Gur u Tsanawiyah,
dapat disimpulkan sebagai beriku : file.upi.edu/al.php
1. Secara keseluruhan Guru SDN 2 Cicurug Dho ny Fir mansyah,S.Si.2008.Karya Tu lis
menyatakan penting untuk memiliki kelengkapan disampaikan dalam Pelatihan Sukses Membuat
mengajar Proposal Penelitian yang Bermutu Kumiko
2. Seluruh Guru SDN 2 Cicurug menghendaki Education Centre.
ad an ya I n- Ho use Tr aining p en yu su nan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
kelengkapan mengajar. tentang Standar Nasional Pendidikan)
3. 100% Guru memiliki motivasi yang tinggi untuk Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
mengikuti In-House Training dan memiliki Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

100 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


KEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANG
CAPITAL BUDGETING
Oleh : Lisnatiawati Saragih*
ABSTRACT
Many factors contibute to business failure, one of them is financial management failures of markets, especially in
capital budgeting. Capital budgeting is used to consider whether an investment visible or not. Methods or criteria
used to determine whether an investment proposal is acceptable or not to use the method Average Rate of Return,
Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, Profitability Index. So in theory engineering techniques
NPV better than IRR. However many large companies prefer IRR technique because it is more easily linked to
company financial data. In the capital rationing, the company's goal is to select a combination of investment proposals
that give the highest NPV, with all the limitations of existing funds.
Keyword : Financial Management, Investment, Capital Budgeting, Capital Rationing

PENDAHULUAN b ar an g dan jasa, sedangkan aset k eu an gan


Manajemen keuangan merupakan salah satu menjelaskan alokasi laba atau kekayaan investor.
bidang kajian ekonomi yang memiliki fenomena yang Sebuah perusahaan dapat mengalami kerugian
sangat kompleks dalam memberikan respon sekaligus atau k eh ilan gan pasar. Ban yak faktor yan g
so lusi terh ad ap ber bagai macam resik o d an menyebabkan hal tersebut, diantaranya karena
ketidakpastian dalam investasi keuangan yang terdapat kesalahan dalam manajemen keuangan,
dihadapi oleh setiap individu, organisasi bisnis dan terutama dalam hal penganggaran modal (Capital
perusahaan, serta pemerintah. Salah satu keputusan budgeting). Capital budgeting digunakan untuk
paling penting bagi pengelolaan keuangan yang memp er timb an gk an apakah su atu rencan a
menjadi tanggung jawab manajer keuangan adalah p en an aman mod al layak atau tidak un tu k
keputusan tentang investasi (investment decision). dilaksanakan. Penganggaran modal yang efektif
Keputusan investasi merupakan keputusan yang dapat meningkatkan ketepatan waktu maupun mutu
paling penting bagi pengelolaan keuangan. Semua dari akuisisi aktiva. Jika sebuah perusahaan
bagian dari aktivitas perusahaan yaitu Produksi, meramalkan kebutuhannya akan aktiva-aktiva modal
Pemasaran, dan lain-lain, juga sangat terpengaruh sebelu mnya, peru sahaan ter sebut akan dapat
terhadap keputusan investasi ini. Dengan demikian membeli dan memasang aktiva sebelum aktiva
semua eksekutif terlepas dari tanggung jawab dibutuhk an. Penganggaran mo dal umumn ya
utamanya, harus mengetahui bagaimana keputusan melibatk an p en gelu ar an -p en gelu ar an yan g
investasi ini dilakukan. substansial, dan sebelum dapat menghabiskan
Istilah investasi adalah penanaman modal (baik sejumlah besar uang, perusahaan harus menyediakan
modal tetap maupun modal tidak tetap) yang dana tersebut terlebih dahulu. Sebuah perusahaan
digunakan dalam proses produksi untuk memperoleh yang sedang mempertimbangkan untuk menjalankan
keuntungan suatu perusahaan. Investasi penting bagi seb uah p rogr am penganggaran mod al utama
kelanggengan masa depan perusahaan, tetapi juga sebaiknya merencanakan pendanaannya cukup jauh
merupakan topik yang secara konseptual sulit dan sebelumnya untuk memastikan adanya ketersediaan
komplek. Aktivitas investasi dapat dilakukan pada dana.
sejumlah aset riil (real assets) seperti tanah, bangunan, Bidang keuangan relatif kompleks dan sedang
pengetah uan , mesin mau pu n aset keuangan mengalami perubahan konstan sebagai respons atas
(financial assets) seperti dalam bentuk deposito, terjad in ya p er geseran pada k on disi-k on disi
saham atau obligasi. Aset riil akan menghasilkan perekonomian. Semua ini membuat masalah keuangan

* Dosen Program Studi Strata Satu Manajemen Universitas Mercu Buana

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 101


KEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANG: CAPITAL BUDGETING
Oleh : Lisnatiawati Saragih*

menjadi menggairahkan dan menarik, tetapi juga a) investasi penggantian asset karena sudah usang
menantang dan terkadang membingunkan, disamping atau karena adanya teknologi baru
itu risiko yang muncul dalam mengelola keuangan b) investasi ekspansi berupa penambahan kapasitas
semakin tinggi karena tingkat persaingan dan produksi karena adanya kesempatan usaha yang
perubahan gejolak ekonomi, politik dan kebijakan lebih baik
pemerintah yang tidak menentuh sehingga membuat c) investasi penambahan pr oduk baru atau
para pemilik modal selalu berhati hati dalam diversifikasi produk
berinvestasi dan memilih jenis investasi yang akan d) investasi lain yang tidak termasuk ke dalam
dilajalankan. ketiga kategori tersebut, meliputi investasi
peralatan pengendalian polusi dan investasi
TINJAUAN PUSTAKA peningkatan keselamatan kerja
Investasi Sementara itu jika dilihat dari segi keterkaitan antar
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana investasi, kita dapat mengelompokkan investasi
atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini, menjadi dua, yaitu investasi yang bersifat saling
dengan tuju an u ntuk memp er oleh seju mlah meniadakan atau mutually exclusive dan investasi
keuntungan dimasa datang (Tandelilin, 2007;3). yang independen (Brigham and Houston, 2006:513).
Tujuan keputusan investasi adalah memperoleh Independent project adalah proyek atau investasi
tingkat keuntungan yang tinggi dengan tingkat risiko yang berdiri sendiri, dalam pengertian bahwa
tertentu. Keuntungan yang tinggi disertai dengan diterimanya usulan investasi yang satu tidak akan
risiko yang bisa dikelola, diharapkan akan menaikkan mempengaruhi atau menghilangkan kesempatan
n ilai p er usah aan, yan g berarti menaik kan proyek yang lain. Apabila perusahaan memiliki jumlah
kemakmuran pemegang saham. Artinya bila dalam uang yang tidak terbatas untuk diinvestasikan, maka
berinvestasi perusahaan mampu menghasilkan keseluruhan independent projects yang telah
keuntungan dengan menggunakan sumber daya memenuhi kriteria minimum yang ditetapkan oleh
perusahaan secara efisien, maka perusahaan akan perusahaan sehubungan dengan investasi yang
memperoleh kepercayaan dari calon investor untuk dilakukannya dapatlah diterima.
membeli sahamnya. Dengan demikian semakin tinggi Sebaliknya, mutually exclusive projects adalah
keu ntun gan p erusahaan semakin tinggi nilai proyek-proyek yang mempunyai fungsi yang sama.
perusahaan, yang berarti semakin besar kemakmuran Diterimanya salah satu proyek atau kelompok yang
yang akan diterima oleh pemilik perusahaan (Riskin, mutually exclusive akan menghilangkan kesempatan
2010). kelompok mutually exclusive yang lain.
Menu rut jangka w aktunya investasi d apat Misalnya, perusahaan dihadapkan pada 3 alternatif
dibedakan atas investasi jangka pendek dan investasi untuk meningkatkan produksinya (ketiga alternatif
jangka panjang. Investasi jangka pendek waktunya ak an men jalan kan fun gsi yang sama) maka
kurang dari satu tahun, yang melibatkan investasi pada diterimanya salah-satu proyek akan menutup
aktiva lancar (seperti kas, piutang, persediaan/modal kesempatan 2 alternatif yang lain.
kerja) guna mendukung operasi perusahaan. Tujuan
perusahaan berinvestasi pada aktiva jangka pendek Konsep Dasar Capital Budgeting
adalah untuk digunakan sebagai modal kerja atau Ada beberapa istilah dasar yang harus dipahami
operasional perusahaan. dalam capital budgeting (Brigham and Houston,
Sedangkan investasi jangka panjang didefinisikan 2006:506) diantaranya adalah :
sebagai investasi dengan jangka waktu lebih dari satu a) Capit al men unjuk kan aktiv a tetap yang
tahun, dalam hal ini dana yang ditanamkan pada aktiva digunakan untuk produksi
jangka panjang akan diterima kembali dalam waktu b) Bu dget ad alah seb uah r encan a r inci yg
lebih dari satu tahun dan kembalinya secara bertahap. memproyeksikan aliran kas masuk dan aliran
Tujuan perusahaan berinvestasi pada aktiva jangka kas keluar selama beberapa periode pada saat
panjang adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan. yg akan datang.
Secara umum investasi jangka panjang dapat c) Capital budget adalah garis besar rencana
dikelompokkan menjadi empat macam: pengeluaran aktiva tetap

102 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


KEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANG: CAPITAL BUDGETING
Oleh : Lisnatiawati Saragih*

d) Capital budgeting adalah proses menyeluruh PEMBAHASAN


menganalisa proyek-proyek dan menentukan Dalam capital budgeting beberapa informasi
mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran yang sangat diperlukan diantaranya adalah alternative
modal. Atau proses perencanaan pengeluaran kesempatan investasi, estimasi aliran kas, pemilihan
untuk aktiva yang diharapkan akan digunakan investasi atas dasar criteria yang ada dan penilaian
lebih dari satu tahun. kembali setelah ditentukannya suatu investasi.
Menurut Brigham dan Daves (2010:399) capital Alternatif kesempatan investasi
budgeting is the process of analyzing potential Myers (1977) menyatakan bahwa kesempatan
projects. Ca pita l bu dg et in g decision s are investasi merupakan kombinasi antara aktiva yang
probably the most important ones manager must dimiliki dan pilihan investasi di masa yang akan datang
make. Jelaslah bahwa penganggaran modal adalah dengan Net Present Value/NPV positif. Jika terdapat
suatu proses dari analisa proyek-proyek yang kesempatan investasi yang menguntungkan, maka
potensial. Keputusan anggaran modal ini merupakan manajer berusaha mengambil peluang-peluang
keputusan yang sangat penting yang harus dibuat oleh tersebut untuk memaksimalkan kesejahteraan
seorang manajer. pemegang saham, karena semakin besar kesempatan
Menurut Riyanto (1997 dalam Hidayat, 2010) investasi yang menguntungkan, maka investasi yang
penganggaran modal adalah keseluruhan proses dilakukan akan semakin besar (Hidayat, 2010).
perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai Terdapat beberapa alternatif kesempatan investasi
pengeluaran dana dengan jangka waktu pengembalian karena Capital budgeting ini dapat diterapkan pada
dana melebihi satu tahun. Capital budgeting berbagai alternatif investasi jangka panjang, misalnya
menunjuk kepada keseluruhan proses pengumpulan, investasi produk baru, perluasan kapasitas, investasi
pengevaluasian, penyelesaian dan penentuan penggantian aktiva tetap, atau eksplorasi sumber alam.
alternative penanaman modal yang akan memberikan Informasi tentang aliran kas untuk masing-masing
penghasilan bagi perusahaan untuk jangka waktu alternatif investasi dapat diperoleh dari sumber yang
yang lebih dari setahun (capital expenditure). berbeda. Sebagai contoh, investasi produk baru sangat
Artinya merupakan investasi jangka panjang yang memerlukan informasi yang berasal dari bidang
umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang pemasaran sedangkan investasi penggantian aktiva
akan memberikan manfaat jangka panjang. Oleh lebih banyak diperoleh dari bidang produksi. Dengan
karena itu diperlukan perencanaan yang matang untuk kata lain, evaluasi investasi melibatkan berbagai fungsi
memperkecil risiko kegagalan. Capital budgeting dalam perusahaan.
yang optimal akan memaksimumkan nilai sekarang
per usah aan. Op tim al cap it al bud get ad alah Proyeksi aliran kas
sejumlah investasi yang memaksimumkan nilai Tugas utama dalam capital budgeting adalah
perusahaan (Brigham dan Daves, 2010:397). estimasi aliran kas dimasa datang yang mencakup
Menurut Ahmad dan Ali (2010:64) capital aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Proyeksi aliran
budgeting itu penting bagi manajer dan staf keuangan kas melibatkan berbagai variabel, individu dan
karena beberapa alasan, pertama hasil keputusan berbagai departemen atau bidang dalam perusahaan.
capital budgeting terus berlanjut selama beberapa Sebagai contoh, proyeksi penjualan dan harga jual
tahun. Kedua, perluasan aktiva didasarkan atas datang dari bagian pemasaran sebagai hasil analisis
penjualan yang diharapkan dimasa yang akan datang. atas dasar strategi harga, pengiklanan, distribusi,
Terakhir, keputusan capital budgeting akan akan kondisi ekonomi, persaingan dan kecenderungan pola
menentukan ara strategis perusahaan. konsumsi. Sementara itu proyeksi aliran kas keluar
Keterbatasan jumlah uang yang tersedia seringkali yang berkaitan dengan produk baru umumnya
merupakan penghambat utama dalam proses capital disediakan oleh bagian produksi dan proyeksi biaya
budgeting. Pembahasan akan ditekankan pada operasi diperoleh dari bagian akuntansi biaya,
konsep-konsep dasar dan terminologi yang digunakan produksi, agen pembelian dan bagian lain yang
dalam capital budgeting, yang meliputi jenis-jenis b er kaitan . Perlu diketahu i bahw a un tu k
proyek, ketersediaan dana dan pendekatan terhadap memproyeksikan biaya dan pendapatan secara tepat
keputusan dalam capital budgeting. terutama untuk proyek besar dan kompleks adalah

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 103


KEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANG: CAPITAL BUDGETING
Oleh : Lisnatiawati Saragih*

sangat sulit. Sebagai contoh, proyek eksplorasi (2) Operational Cash Flow
minyak lep as pantai, seringkali peru sahaan Operational Cash Flow merupakan aliran kas
pengeboran minyak salah dalam menghitung biaya yang terjadi selamaumur investasi Operational
investasi dan estimasi biaya operasional. Dengan Cash Flow ini berasal dari pendapatan yang
demikian, mereka tidak jarang mengalami kerugian diperoleh dikurangi dengan biaya-biaya yang
yang sangat besar. dikeluarkan perusahaan. Aliran kas operasi
Dalam analisis investasi yang dipentingkan adalah sering disebut cash inflow (aliran kas masuk)
aliran kas bersih (net cash flow) yang merupakan yang nantinya akan dibandingkan dengan cash
selisih antara aliran kas keluar dengan aliran kas outflow untuk menutup investasi. Operational
masuk operasi. Penentuan net cash flow atau aliran Cash Flow (cash inflow) ini diterima setiap tahun
kas bersih (AKB) didasarkan pada laporan akuntansi selama umur ekonomis investasi yang berupa
setelah dilakukan penyesuaian. Penyesuaian tersebut aliran kas masuk bersih (disebut Proceeds).
meliputi depresiasi yang bukan pengeluaran kas dan Besarnya proceeds terdiri dari 2 sumber yaitu
beban bunga seandainya investasi tersebut dibiayai berupa laba setelah pajak atau Earning After
dengan pinjaman. Aliran kas bersih perlu ditambah Taxes (EAT) ditambah depresiasi merupakan
dengan (1-pajak) x bunga, karena kita tidak ingin sumber kas masuk (cash inflow).
mencampur adukkan keputusan investasi dengan Dana yang digunakan untuk investasi aktiva
keputusan pendanaan. Jika investasi itu memang tetap dapat berasal dari modal sendiri dan atau
layak, maka apapun sumber dananya haruslah tetap modal asing (hutang). Perbedaan sumber modal
layak. Jadi tidak boleh dalam evaluasi investasi yang digunakan untuk investasi tersebut
kesimpulannya sangat tergantung oleh pendanaan. mempengaruhi perhitungan proceeds (aliran kas
Selain itu discount rate yang digunakan adalah masu k) inv estasi yan g bersan gk utan .
biaya modal yang salah satu komponennya adalah Perhitungan proceeds dari kedua sumber modal
biaya modal dari utang. Dengan demikian, agar tidak tersebut adalah sebagai berikut:
terjadi penghitungan ganda maka perlu disesuaikan Perhitungan besarnya Proceeds bila investasi
aliran kas bersih dengan bunga pinjaman. menggunakan Modal Sendiri.
Setelah mengumpulkan informasi yang relevan, Proceeds = EAT + Depresiasi
barulah dapat dilakukan evaluasi terhadap investasi Pe rhit unga n Proc ee ds bila inve st asi
yang layak untuk dilaksanakan. menggunakan Modal Sendiri dan Hutang:
Ada 3 macam aliran kas yang terjadi dalam Proceed = EAT + Depresiasi + Bunga (1
investasi yaitu initial Cash Flow, operational Cash pajak)
Flow, dan terminal Cash Flow (Shim and Siegel, (3) Terminal Cash Flow
1998:200). Berikut ini uraian masing-masing aliran Terminal Cash Flow merupakan aliran kas
kas: masuk yang diterima oleh perusahaan sebagai
(1) Initial Castflow akibat habisnya umur ekonomis suatu proyek
In it ia l Ca sh Flo w ( Cap it al O ut la ys) investasi. Terminal Cash Flow akan diperoleh
merupakan aliran kas yang berhubungan dengan pada akhir umur ekonomis suatu investasi.
pengeluaran kas pertama kali untuk keperluan Terminal Cash Flow ini dapat diperoleh dari
suatu investasi. Cash Flow ini misalnya harga nilai sisa (residu) dari aktiva dan modal kerja
perolehan pembeli tanah, pembangunan pabrik, yang digunakan untuk investasi. Nilai residu
pembelian mesin, perbaikan mesin daninvestasi suatu investasi merupakan nilai aktiva pada akhir
aktiva tetap lainnya. Jika kita melakukan umur ekonomisnya yang dihitung dari nilai buku
investasi pembelian mesin pabrik maka yang aktiva yang bersangkutan. Besarnya nilai residu
termasuk Capital outlays atau Cash outflow ini sangat penting dalam perhitungan biaya
antara lain harga pembelian mesin, biaya depresiasi dan aliran kas masuk perusahaan.
pasang, biaya percobaan, biaya balik nama (jika
ada) dan biaya lain yang harus dikeluarkan mesin
terseb ut sampai mesin terseb ut siap
dioperasikan.

104 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


KEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANG: CAPITAL BUDGETING
Oleh : Lisnatiawati Saragih*

Pendekatan terhadap Keputusan dalam Metode ARR mengatakan bahwa semakin tinggi
Capital Budgeting. ARR, semakin menarik usulan investasi tersebut.
Sebuah perusah aan yang akan melakukan Tetapi berapa batas untuk dikatakan menarik ? secara
investasi harus membuat daftar kemungkinan konseptual belum ada cara untuk menentukannya.
investasi mana yang akan dipilih. Proses seleksi ini Kesederhanaan metode ini menjadi ciri utamanya.
tergantung pada criteria keputusan dan tujuan yang Mudah dilakukan dari data akuntansi yang tersedia.
akan dicapai manajer. Umumnya manajer memilih Hasilnya kemudian dibandingkan dengan tingkat
investasi yang memberikan net present value yang bunga tertentu, diterima atau ditolaknya usulan
terbesar atau bisa pula berdasarkan aliran kas masuk investasi tersebut.
bersih terbesar. Penentuan apakah proposal investasi Kelemahan utama d ari meto de ini adalah
dapat diterima atau ditolak dapat digunakan beberapa keuntungan didasarkan pada keuntungan berdasarkan
pendekatan atau metode, Brigham dan Daves laporan akuntansi, dan bukannya mendasarkan atas
(2010:375) menggunakan tujuh metode evaluasi yaitu: aliran kas, dan tidak memperhatikan nilai waktu uang
Sedangkan Shim dan Siegel (1998:202) menggunakan (t im e va lu e of m on ey). Selain itu d en gan
lima metode dalam evaluasi investasi proyek. menggunakan metode ARR terdapat kelemahan lain
Penulisan kali ini hanya akan dibahas lima metode yang mendasar yaitu hasil perhitungan yang bisa
sebagaimana yang dipakai oleh Schaum, yaitu: berbeda apabila digunakan angka rata rata dan
(1) Metode Payback Period dihitung setiap tahun yang disebabkan oleh bagaimana
(2) Metode Average of Return menentukan tingkat keuntungan yang dianggap layak
(3) Metode Net Present Value dan konsep ARR menggunakan konsep laba akuntansi
(4) Metode Internal rate of Return bukan arus kas serta mengabaikan nilai waktu uang.
(5) Metode Profitability Index Selanjutnya kelemahan yang lain juga nampak pada
Metode Average of Return dan metode Payback masalah pemilihan usulan investasi.
Period merupakan metode yang mengabaikan time
value of money, sehingga kedua metode ini sangat Metode Payback Period
jarang digunakan dalam menilai satu investasi, karena Periode Payback diartikan sebagai jumlah
tidak mempertimbangkan aliran kas masuk yang tahun yang dbutuhkan (berapa lama) suatu investasi
nantinya dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan akan bisa kembali (Brigham and Houston,2003:506).
lagi untuk melakukan investasi yang akan. Sedangkan Periode payback menunjukkan perbandingan
tiga metode lainnya sering digunakan terutama untuk antara initial invesment dengan aliran kas tahunan.
memilih investasi yang bersifat mutually exclusive. Oleh karena itu hasil perhitungannya dinyatakan
Berikut ini penjelasan masing-masing dari metode dalam satuan waktu yaitu tahun atau bulan.
tersebut: Dengan rumus umum sebagai berkut :

Metode Average Rate of Return (ARR) =


Metode ini hanya menentukan berapa return rata-
rata dari suatu investasi tanpa memperhatikan timing Semakin pendek periode paybacknya maka
kapan cash flow tersebut diperoleh. Metode ini hanya semakin menarik investasi tersebut (Brigham and
didasarkan atas rasio laba rata-rata tahunan yang Daves, 2010:376). Apabila periode payback
diharapkan terhadap investasi rata-rata. Berikut kurang dari suatu periode yang telah ditentukan,
formula yang dipakai (Brigham and Daves, 2010:378): proyek tersebut diterima, apabila tidak, proyek
tersebut ditolak.
= %
Metode ini mempunyai kelemahan-kelemahan,
yaitu:
=

1) Tidak memperhatikan nilai waktu uang.


2) Mengabaikan arus kas masuk yang diperoleh
+ sesudah payback period suatu rencana investasi
=
tercapai.
=
> , 3) Mengab aik an n ilai sisa (sa lvage va lu e)
< , investasi.

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 105


KEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANG: CAPITAL BUDGETING
Oleh : Lisnatiawati Saragih*

Meskipun metode payback period memiliki NPV sebesar nol menyiratkan bahwa arus kas
beberapa kelemahan, namun metode ini masih terus proyek sudah mencukupi untuk membayar kembali
digunakan secara intensif dalam membuat keputusan modal yang diinvestasikan dan memberikan tingkat
investasi, tetapi metode ini tidak digunakan sebagai pengembalian yang diperlukan atas modal tersebut.
alat utama melainkan hanya sebagai indikator dari Jika proyek memiliki NPV positif, maka proyek
likuiditas dan risiko investasi. tersebut menghasilkan lebih banyak kas dari yang
Keunggulan metode payback period adalah dibutuhkan untuk menutup utang dan memberikan
sebagai berikut : pengembalian yang diperlukan kepada pemegang
1) Perh itun gann ya mud ah d imen gerti dan saham peru sahaan . Keu nggu lan NPV adalah
sederhana menggunakan konsep nilai waktu uang (time value
2) Mempertimbangkan arus kas dan bukan laba of money). Maka sebelum penghitungan/penentuan
menurut akuntansi. NPV hal yang paling utama adalah mengetahui atau
3) Sebagai alat pertimbangan risiko karena makin menaksir aliran kas masuk di masa yang akan datang
pendek payback makin rendah risiko kerugian. dan aliran kas keluar. Di dalam aliran kas ini, ada
Untuk mengatasi kelemahan karena mengabaikan beberapa hal yang perlu diperhatikan :
nilai waktu uang, metode perhitungan payback Taksiran kas haruslah didasarkan atas dasar
period dicoba diperbaiki dengan mempresent setelah pajak,
valuekan arus kas dan dihitung period paybacknya. Informasi terebut haruslah didasarkan atas
Cara ini disebut sebagai discounted payback period. incremental (kenaikan atau selisih) suatu
Kriteria penilaian : proyek. Jadi harus diperbandingkan adanya
Jika payback period > umur ekonomis = bagaimana aliran kas seandainya dengan dan
inv tidak layak dilakukan tanpa proyek. Hal ini penting sebab pada proyek
Jika payback period < umur ekonomis = pengenalan produk baru, bisa terjadi bahwa
inv layak dilakukan produk lama akan termakan sebagian karena
kedua produk itu bersaing dalam pemasaran,
Metode Net Present Value (NPV) Aliran kas ke luar haruslah tidak memasukkan
NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan unsur bunga, apabila proyek itu direncanakan
pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan akan dibelanjai/didanai dengan pinjaman. Biaya
social opportunity cost of capital sebagai diskon bunga tersebut termasuk sebagai tingkat bunga
faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang disyaratkan (required rate of return) untuk
yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang penilaian proyek tersebut. Kalau kita ikut
didiskontokan pada saat ini. Untuk menghitung NPV memasukkan unsur bunga di dalam perhitungan
diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, alir an k as k e lu ar, maka akan terjad i
biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan penghitungan ganda. Formula NPV adalah
manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan. Jadi sebagai b erikut (Br igh am and Hou sto n,
perhitungan NPV mengandalkan pada teknik arus 2003:514) :
kas yang didiskontokan.
= + + +
Langkah menghitung NPV (Brigham dan Daves, ( + ) ( + )
2010:379): +
( + )
Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas,
termasuk arus masuk dan arus keluar, yang Di mana :
didiskontokan pada biaya modal proyek, CF = arus kas masuk dan arus kas keluar
Jumlahkan arus kas yang didiskontokan ini, hasil r = biaya modal proyek
ini didefinisikan sebagai NPV proyek,
Jika NPV adalah positif, maka proyek harus Metode Internal Rate of Return
diterima, sementara jika NPV adalah negatif, Metode ini untuk membuat peringkat usulan
maka proyek itu harus ditolak. Jika dua proyek investasi dengan menggunakan tingkat pengembalian
dengan NPV positif adalah mutually exclusive, atas investasi yang dihitung dengan mencari tingkat
maka salah satu dengan nilai NPV terbesar diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus
harus dipilih. kas masuk proyek yang diharapkan terhadap nilai

106 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


KEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANG: CAPITAL BUDGETING
Oleh : Lisnatiawati Saragih*

sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat lebih mudah dihubungkan dengan data financial
diskonto yang membuat NPV sama dengan nol. perusahaan. Menurut Bacon (1977) NPV dan IRR
Formula metode IRR adalah sebagai berikut (Brigham kadang-kadang dapat memunculkan sinyal yang
and Houston, 2003:517) berlawanan mengenai peringkat dari proyek-proyek
yang saling menguntungkan (mutually exclusive
= + +
( + ) ( + ) investments). Hal tersebut dikarenakan perbedaan
+ +
asumsi yang melekat terkait tingkat reinvestasi dana
( + ) bebas. IRR berasumsi bahwa reinvestasi dana bebas
Penerimaan atau penolakan usulan investasi ini dengan tingkat rate of returnnya selama periode sisa
adalah dengan membandingkan IRR dengan tingkat usia. Sebaliknya NPV berpegang bahwa tingkat
bunga yang disyaratkan (required rate of return). reinvestasi adalah tetap sebesar tingkat diskonto yang
Apabila IRR lebih besar dari pada tingkat bunga yang ditetapkan sebelumnya. Bagaimanapun ketika
disyaratkan maka proyek tersebut diterima, apabila melakukan evaluasi untuk proyek-proyek yang
lebih kecil diterima. Kelemahan secara mendasar bersifat mutually exclusive maka gunakan metode
menurut teori memang hampir tidak ada, namun dalam NPV (Brigham and Houston, 2003:517)
praktek penghitungan untuk menentukan IRR
tersebut masih memerlukan penghitungan NPV. Profitability Index
Kelemahan yang pertama adalah bahwa IRR yang Profitability index atau benefit cost ratio adalah
dihitung akan merupakan angka yang sama untuk perbandingan antara nilai sekarang dari aliran kas
setiap tahun ekonomisnya. Metode IRR tidak masuk di masa yang akan datang dengan nilai
memungkinkan menghitung IRR yang (mungkin) investasi.
berbeda setiap tahunnya. Padahal secara teoretis
=
dimungkinkan terjadi tingkat bunga yang berbeda
setiap tahun. Kelemahan yang kedua adalah bisa Kriteria penilaian :
diperoleh IRR yang lebih dari satu angka (multiple Jika PI > 1 maka investasi diterima
IRR) . Kelemahan ket ig a adalah pada saat Jika PI < 1 maka investasi ditolak
perusahaan harus memilih proyek yang bersifat
mutually exclusive yaitu menerima satu proyek dan Secara umum kalau metode NPV dan PI dipakai
menolak proyek yang lain (saling meniadakan pilihan), untuk menilai suatu usulan investasi, maka hasilnya
yang akan menyebabkan salah memilih proyek kalau akan selalu konsisten. Dengan kata lain., kalau NPV
menggunakan criteria IRR. Perbandingan antara mengatakan diterima, maka PI juga mengatakan
Tehnik NPV dan IRR antara lain : diterima. Demikian pula sebaliknya. Sehingga untuk
NPV mengasumsikan bahwa cash inflow yang menghitung PI harus terlebih dahulu menghitung NPV
mudah diterima sebelum berakhirnya umur dan ada beberapa kasus lain, dimana setelah
proyek , diinvestasikan lagi pada tingkat discount perhitungan PI belum dapat mengambil keputusan,
sebesar cost of capital perusahaan, sementara sebelum dikembalikan ke metode NPV. Tetapi kalau
tehnik IRR mengasumsikan bahwa investasi dipergunakan untuk memilih proyek yang mutually
kembali tersebut dilakukan pada tingkat IRR exclusive, metode PI bisa kontradiktif dengan NPV.
dimana hal ini seringkali tidak realistis.
Bukanlah suatu hal yang tidak biasa terjadi dalam Capital Rationing
pola cash flow yang non konvensional dimana Capital rationing terjadi jika ada sebuah batasan
suatu proyek memiliki lebih dari satu IRR. IRR pada jumlah dana yang dapat diinvestasikan (Bacon,
yang lebih dari satu ini disebabkan karena aspek 1977). Capital rationing adalah keadaan ketika
matematik dalam perhitungan-perhitungan yang organisasi mengalami kesulitan dalam membiayai
dilakukan. investasi. Oleh karena itu dilakukan skala prioritas.
Dalam keadaan tertentu, mungkin saja suatu Jika modal sangat dibatasi, diterimanya proyek A
proyek tidak memiliki IRR. dapat memungkinkan diterimanya proyek dimasa
Sehingga secara teori tehnik NPV lebih baik depan yang tidak dapat dilakukan jika proyek B yang
daripada tehnik IRR. Namun banyak perusahaan dipilih. Tingkat diskonto yang digunakan berdasarkan
perusahaan besar lebih menyukai tehnik IRR karena atas tingkat return proyek.

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 107


KEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANG: CAPITAL BUDGETING
Oleh : Lisnatiawati Saragih*

Pad a ko nd isi keterb atasan d an a, tujuan memilih proyek dengan NPV yang tertinggi untuk
perusahaan adalah memilih kombinasi berbagai proyek-proyek yg mutually exclusive.
usulan investasi yang memberikan NPV tertinggi, Capital rationing terjadi jika ada sebuah batasan
dengan segala keterbatasan dana yang ada (Shim pada jumlah dana yang dapat diinvestasikan Solusi
and Siegel, 1998:211). Bahkan mungkin sekali terbaik pada kondisi keterbatasan dana (capital
perusahaan memilih usulan investasi kecil dari pada rationing), maksimisasi nilai perusahaan dengan
satu atau dua usulan investasi besar (Mulyani, 2008). memilih kombinasi berbagai usulan investasi yang
Manajemen memiliki berbagai alasan yang memb er ik an NPV ter tinggi, dengan segala
berbeda-beda mengenai capital rationing ini keterbatasan dana yang ada.
(Brigham dan Gapenski, 1996:367). Sebagai contoh,
beberapa perusahaan tidak ingin mendanai semua DAFTAR PUSTAKA
investasi proyek dengan sumber-sumber dana Ahmad Rodoni dan Herni Ali, 2010. Manajemen
ek ster nal (misalnya melaku kan pinjaman , Keuangan, Edisi Pertama, Mitra Wacana
menerbitkan obligasi baru, atau menjual saham baru); Media, Jakarta
Manajemen yang masih terikat dengan sejumlah utang Bacon, W. P., 1977. The Evaluation of Mutually
tertentu akan menolak menambah utang baru; Exclusive Investments, Financial Management
Manajemen tidak ingin menjual saham baru karena (pre-1986); Summer 1977; 6, 2; ABI/INFORM
para pemegang saham lama khawatir akan kehilangan Global, page.55
hak suaranya; Manajemen menolak menggunakan Brigham, F. E. and Daves, R.P., Intermediate
berbagai bentuk pendanaan dari luar perusahaan Financial Management, Eighth Edition, Mc.
dengan p er timban gan bahwa keamanan d an Graw Hill
pengendalian perusahaan dianggap jauh lebih penting Eugene F. Brigham, Louis C. Gapenski. 1996,
daripada penambahan laba. Hal ini merupakan Intermediate Financial Management, Fifth
sebagian kasus-kasus capital rationing. Berdasarkan Edition, Mc. Graw Hill
perspektif nilai perusahaan, sebaiknya pengambil Brigham and Houston, 2003, Fundamental of
keputusan memberikan perhatian pada maksimisasi Financial Management, 10th edition, 5shenton
NPV sebagai tujuan nyata perusahaan. Jadi, solusi way, Singapore :Cengage Learning Asia, pte.
terbaik dalam kasus capital rationing ini adalah Ltd
maksimisasi nilai perusahaan, yaitu maksimisasi NPV, Mulyani, H., 2008. Keunggulan NPV sebagai Alat
tanpa melanggar jumlah anggaran yang tersedia Ana lisis Kelaya kan I nvesta si, Percik an,
(Bradley dan Frey, 1978 dalam Supriyanto, 2007). Volume. 91 Edisi Agustus 2008
Myers, S. C., 1977. Determinant of Corporate
KESIMPULAN Borrowing, Journal of Financial Economics,
Capital budgeting menunjuk kepada keseluruhan November, pp. 147-176.
proses pengumpulan, pengevaluasian, penyelesaian Ross, S. A., Westefield R. W., Jaffe, J. 2010,
dan penentuan alternative penanaman modal yang Corporate Finance, Ninth Edition, Mc. Graw
akan memberikan penghasilan bagi perusahaan untuk Hill
jangka waktu yang lebih dari setahun (capital Shim, J, K., Siegel, J. G., 1998. Schaums Outline of
expend iture). Kep utusan anggaran modal ini Theory an d Prob lems o f Fina ncia l
merupakan keputusan yang sangat penting yang harus Management. Second Edition. McGraw-Hill
dibuat oleh seorang manajer. Beberapa metode atau Supriyanto, Y, 2007. Kritik Terhadap Kinerja
criteria yang digunakan untuk menentukan apakah Pen deka ta n Profit ab il it y In dex da n
suatu proposal investasi dapat diterima, yaitu : Metode Pendekatan Net Present Value untuk Memilih
Average o f Return, Metode Payb ack Period, Sejumlah Proyek Independen dalam Capital
Metode Net Present Value, Metode Internal rate Rationing, Jurnal Akuntansi dan Manajemen
of Return dan Metode Profitability Index. Metode Vol. 18 No.3. pp.
Average of Return dan metode Payback Period Risk in, H., 2010. Kepu tusan In vest asi D an
merupakan metode yang mengabaikan time value Financial Constraints: Studi Empiris Pada
of money, Sedangkan tiga metode lainnya sering Bursa Efek Indonesia, Buletin Eko nomi
digunakan terutama untuk memilih investasi yang Moneter dan Perbankan, pp. 457-479
bersifat mutually exclusive. Keputusannya adalah

108 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH KINERJA KARYAWAN TERHADAP KULITAS LAYANAN
AKADEMIK DI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN PANCA SAKTI
Oleh : Hendra Lesmana*
ABSTRACT
This study aims to reveal the influence of Employee Performance (X) on the Quality of Academic Services (Y).
The method used is the regression method. The sampling technique using random sampling. These samples included
34 students.
The conclusion of the study reveal: (1) Regression Linear Regression Equations. Linear equation Y = -35.118
+ 0.009 X means Y scores can be predicted through linear equations mentioned above. (2) The employee's performance
a positive effect on the quality of academic services. (3) Test the significance of the equation regression line obtained
from the regression line column 5, namely F hit and p-value less than 0.05 or Ho rejected. Thus, the regression Y or X
is significant or emotional intelligence of students affect the results of basic statistic study subjects. (4) Test the
significance of the correlation coefficient obtained from Table Model Summary. Seen at the first line of the correlation
coefficient of correlation (r xy) = 0.996 and F hit (Fchange) = 11980.009 with a p-value = 0.000 <0,05.Hal This
implies that Ho is rejected. Thus, the correlation coefficient of X and Y is bearti or significant. While the coefficient of
determination of the table above shows on line 2, which is the R Square = 0.997, which implies that 99.7% variation
Academic Service Quality variable.
Keywords: Employee Performance, Quality of Academic Services

PENDAHULUAN memberikan pelayanan publik tentunya ini akan


Instansi Pemerintah adalah organisasi yang memacu in stan si p emer in tah un tu k dapat
merupakan kumpulan orang-orang yang dipilih secara mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal ini
khusus untuk melaksanakan tugas Negara sebagai instansi pemerintah harus memperhatikan pada aspek
bentuk pelayanan kepada orang banyak. Tujuan sumber daya manusia.
instansi pemerintah dapat dicapai apabila mampu Jadi manusia dapat dipandang sebagai faktor
mengolah, menggerakkan dan menggunakan sumber penentu, karena ditangan manusialah segala inovasi
daya manusia yang dimiliki secara efektif dan efisien. akan direalisasi dalam upaya mewujudkan tujuan
Peran manusia dalam organisasi sebagai pegawai instansi pemerintah.
memegang peranan yang menentukan karena hidup Pegawai merupakan penggerak kegiatan dalam
matinya suatu organisasi pemerintah semata-mata suatu instansi. Dalam melakukan kegiatan, pegawai
tergantung pada manusia. Pegawai merupakan faktor memerlukan petunjuk kerja dari instansi agar
penting dalam setiap organisasi pemerintahan. pelaksanaanya sesuai dengan perencanaan dan harus
Pegaw ai mer up ak an f ak to r penentu dalam didukung dengan peraturan kerja instansi sehingga
pencapaian tujuan instansi pemerintah secara efektif menciptakan disiplin kerja. Pelaksanaan disiplin kerja
dan efisien. Pegawai yang menjadi penggerak dan itu sendiri harus dikelola dengan baik oleh para
penentu jalannya organisasi. pegawainya karena dengan kurangnya kedisiplinan
Faktor sumber daya manusia ini merupakan para pegawai akan bekerja kurang baik, kurang
elemen yang harus diperhatikan oleh setiap instansi, maksimal yang mengakibatkan kinerja instansi
terutama bila mengingat bahwa instansi pemerintah menjadi turun. Pada dasarnya instansi pemerintah
yang berhubungan dengan pelayanan publik. Hal ini harus mengedepankan pelayanan publik. Dalam hal
memaksa setiap instansi harus dapat bekerja dengan ini ada juga yang harus diperhatikan oleh instansi,
lebih ef ek tif, efisien d an p ro du ktif . Dalam yaitu mengenai kinerja pegawai.

* Dosen Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP PANCA SAKTI

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 109


PENGARUH KINERJA KARYAWAN TERHADAP KULITAS LAYANAN AKADEMIK
DI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PANCA SAKTI
Oleh : Hendra Lesmana*

Kinerja pegawai sangatlah harus diperhatikan cara membandingkan persepsi para pelanggan atas
karena merupakan salah satu kunci keberhasilan, layanan yang benar-benar mereka terima.
Apabila suatu instansi melakukan aktivitas instansi Kualitas pelayanan merupakan penghubung
pemerintah dengan kinerja yang kurang baik maka terakhir dalam rantai aktivitas bagi sistem total quality
citra instansi akan kurang baik. Menurut Undang- management. Kualitas pelayanan juga merupakan
Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok sebuah unsur penting dari total quality untuk
Kepegawaian yang kemudian diubah menjadi mempengaruhi keputusan.
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 memberikan Philip Kotler terdapat lima determinan kualitas
pengertian bahwa Pegawai Negeri adalah setiap pelayanan yang dapat dirincikan sebagai berikut :
warga Negara Republik Indonesia yang telah 1) Kepercayaan atau kehandalan (Reliability) :
memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh kemampuan untuk melaksanakan pelayanan
pejabat yang berwenang dan diserahi tugas negara yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya.
lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang- Yaitu b erup a penilaian mahasisw a yang
undangan yang berlaku. Sebagai aparatur negara, berhubungan dengan penampilan fisik, ruang
tentunya pegawai negeri sipil mempunyai tugas yaitu akad emik/jur usan, sarana d an prasarana
tugas pemerintahan dan pembangunan. Atas dasar perkuliahan, kebersihan wc, kenyamanan di
tersebut setiap pegawai negeri sipil dituntut untuk Lin gk un gan Pr od i Ilmu Pemer in tahan
dapat memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
kepada masyarakat. Untuk menyelenggarakan tugas 2) Daya tanggap (Responsiveness) : kemampuan
pemerintahan dan pembangunan dengan baik maka untuk membantu pelanggan dan memberikan
dibutuhkan pegawai negeri sipil yang profesional, jujur, jasa dengan cepat atau ketanggapan.Yaitu
adil dan bertanggung jawab. Daftar Penilaian berupa penilaian mahasiswaterhadap kesigapan
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil p egaw ai akademik/ju ru sanPro di I lmu
adalah laporan hasil kinerja pegawai selama satu tahun Pemerintahan Universitas Muhammadiyah
yang di dalamnya terdapat unsur-unsur yang dinilai Yogyakartadalam membantu dan menangani
dalam pelaksanaan pekerjaaan seorang PNS keluhan mahasiswa dengan cepat dan tepat.
merupakan salah satu aspek/faktor pendukung dalam 3) Keyakinan (Assurance): pengetahuan dan
rangka mewujudkan akuntabilitas kinerja instansi kesopanan Pustakawan serta kemampuan
pemerintah (AKIP) atau akuntabilitas publik. Untuk mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan
memberikan penilaian terhadap akuntabilitas tingkah keyakinan. Yaitu berupapenilaian mahasiswa
laku baik seseorang (spiritual) dapat di lihat dari unsur- terhadap pengetahuan dan keterampilan yang
unsur yang dinilai di DP3 seseorang. Unsur-unsur dimiliki oleh pegawai akademik/jurusanProdi
yang dinilai ini dapat dijadikan indikator pengukuran Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah
kinerja seseorang selain kriteria tupoksi, yang antara Yogyakartadalam menyelesaikan tugas-tugas
lain kesetiaan, prestasi kerja, ketaatan, tanggung dan pekerjaannya.
jawab, kejujuran, kerjasama, prakarsa, kepemimpinan. 4) Empati (Empaty): syarat untuk peduli, member
Pada kenyataannya, DP3 PNS yang notabene adalah perhatian pribadi bagi pelanggan.Yaitu berupa
d af tar penilaian yang d alam p en ilaian nya penilaian mahasiswaterhadap keramahan,
menggunakan azas tertutup sering dipertanyakan kemampuan berkomunikasi serta perhatian
objektivitasnya, karena penilaiannya yang bersifat penuh dari pegawai akademik/jurusanProdi Ilmu
rahasia dan si penilai mempunyai otoritas yang mutlak Pemerintahan Universitas Muhammadiyah
dalam menilai kinerja seseorang dengan penilaian yang Yogyakarta.
bersifat rahasia. 5) Berwujud (Tangibles): penampilan fasilitas fisik,
peralatan, personel dan media komunikasi. Yaitu
KAJIAN TEORI berupapenilaian mahasiswa yang berhubungan
Kualitas Pelayanan dengan penampilan fisik, ruang akademik/
Kualitas pelayanan dapat didefinisikan sebagai jurusan, sarana dan prasarana perkuliahan,
seberapajauh perbedaan antara kenyataan dan kebersihan wc, kenyamanan di lingkungan.Prodi
harapan para pelanggan atas layanan yang mereka Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah
terima. Kualitas pelayanan dapat diketahui dengan Yogyakarta.

110 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH KINERJA KARYAWAN TERHADAP KULITAS LAYANAN AKADEMIK
DI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PANCA SAKTI
Oleh : Hendra Lesmana*

Kotler (2000) menyatakan bahwa kepuasan rekan-rekannya dankecenderungan membeli,


adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang pelangganyang tidak puas akanmenghambat
berasal dari perbandingan kesannya terhadap kinerja penjualan).
atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Jika
kinerja berada dibawah harapan, pelanggan tidak Kinerja Karyawan
puas. Hal ini dapat membawa dampak negatif bagi a. Pengertian Kinerja
perusahaan yaitu d apat menur unk an jumlah Kin er ja b agian dari p ro du ktiv itas k er ja,
pelanggan dan menyebabkan pelanggan tidak tertarik produktivitas berasal dari kata produktif artinya
lagi menggunakan jasa perusahaan sehingga akan sesuatu yang mengandung potensi yang digali,
menurunkan laba perusahaan. Menurut Schanaar sehingga produktivitas dapatlah dikatakan suatu
(1991), pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah proses kegiatan yang terstruktur guna menggali
untuk menciptakan pelanggan yang merasa puas. potensi yang ada dalam sebuah komoditi atau objek.
Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan Filosofi produktivitas sebenarnya dapat mengandung
beberapa manfaat antara lain, hubungan yang arti keinginan dan usaha dari setiap manusia maupun
harmonis antara perusahaan dan konsumennya, kelompok untuk selalu meningkatkan mutu kehidupan
memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan penghidupannya.
dan terciptanya loyalitas pelanggan dan membentuk MenurutMangkuprawira (2007:6) Kinerja
suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word-of- adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
mouth)yang menguntungkan bagi perusahaan dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
(Tjiptono, 1994). tugasnya sesu ai d ar i tanggu ng jaw ab yan g
Untuk mendapatkan gambaran mengenai konsep diberikannya.
kepuasan,berikut diberikan beberapa definisi Dengan demikian kinerja merupakan sebuah
paraahli: proses untuk menetapkan apa yang harus dicapai,
1) Tjiptono dan Chandra mendefinisikan kepuasan dan pend ek atan nya un tu k mengelola dan
seb agai up aya p emenu han sesu atu atau pengembangan manusia melalui suatu cara yang
membuat sesuatumemadai. dapat meningkatkan kemungkinan bahwa sasaran
2) Kotler mendefin isik ankepuasansebagai akan dapat dicapai dalam jangka waktu tertentu baik
perasaan senangatau kecewa seseorangyang pendek maupun panjang.
dialami setelah membandingkanantarapersepsi
kinerjaatau hasil suatu produkdengan harapan- b. Penilaian Kinerja
harapannya. Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus
3) Bio n g menjelask an k epu asan seb agai diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu
sebuahkonsekuensiatauakibatatas penga- untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu
laman satupihak terhadap kemampuan pihak instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu
lain untuk memenuhi norma-normaatauaturan- instansi pemerintah serta mengetahui dampak positif
aturan dengan harapan- harapannya dan negatif. Penilaian kinerja pada dasarnya
4) Kepuasan didefinisikan Muhmin sebagai sebuah merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu
keadaankasih saying yang positif dihasilkan organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya
dar i p enilaian p er usah aan ter had ap kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber
seluruhaspek dari hubungan bekerjanya daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian
denganperusahaan lain. kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika
5) Assael menyeb utkan b ahw aA pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui
satisfiedcustomer is your best sales person. penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi
S at isfiedcu st o mer in flu en ce frien d s sebenarnya tentang bagaimana kinerja pegawai.
andrelative tobuy, dissatisfiedcustomers Menurut Sugiyono (2009:29) Penilaian Kinerja
inhibit sales ( Seorang pelangganyang puas adalah sebuah gambaran atau deskripsi yang
mer upakan penjual per orangan terb aik . sistematis tentang kekuatan dan kelemahan yang
Pelangganyang puasakan mempengaruhi terkait dari seseorang atau suatu kelompok

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 111


PENGARUH KINERJA KARYAWAN TERHADAP KULITAS LAYANAN AKADEMIK
DI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PANCA SAKTI
Oleh : Hendra Lesmana*

Metode Penelitian ditentukan atau dipilih oleh peneliti sedemikian rupa


Meto de pen elitian yang digunakan ad alah sehingga setiap individu, variabel atau data dapat
penelitian penjelasan (explanatory) atau jenis dinyatakan dengan tepat apakah individu tersebut
penelitian kualitatif didukung data-data kuantitatif hasil menjadi anggota populasi atau tidak.
angket dari responden, yaitu peneliti menjelaskan Populasi dalam penelitian ini adalah hasil belajar
pengaruh antara variable-variabel melalui pengujian mata kuliah statistic dasar mahasiswa semester VI
hipotesis. Program studi sarjana pendidikan ekonomi, Sekolah
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap tinggi keguruan dan ilmu pendidikan (STKIP) Panca
pengaruh kecerdasan emosional mahasiswa terhadap Sakti. Pemilihan semester VI Program studi sarjana
hasil belajar mata kuliah statistik dasar pada pendidikan ekonomi, Sekolah tinggi keguruan dan ilmu
mahasiswa semester 6 program studi sarjana pendidikan (STKIP) Panca Sakti sebagai populasi,
pendidikan ekonomi di Sekolah Tinggi Keguruan dan karena pertimbangan bahwa mata kuliah statistic
Ilmu Pendidikan (STKIP) Panca Sakti. dasar diberikan pada mahasiswa semester VI.
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa semester Teknik pengambilan sample yang akan digunakan
6 Program studi sarjana pendidikan ekonomi, Sekolah dalam penelitian ini adalah Cluster Sampling yaitu
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Panca teknik memilih sebuah sampel dari kelompok-
Sakti, waktu penelitian dilaksanakan pada semester kelompok unit-unit yang kecil, atau cluster. Populasi
genap tahun akademik 2015-2016. Tepatnya bulan dari cluster merupakan subpopulasi dari total populasi.
Maret sampai dengan Agustus 2016. Adapun tahapan Unsur-unsur dalam cluster sifatnya tidak homogen,
pelaksanaan dalam penelitian ini berlangsung selama yang berbeda dengan unit-unit elementer dalam
6 bulan. strata. Tiap cluster mempunyai anggota yang
Metode penelitian yang digunakan dalam heterogen menyerupai populasi sendiri.
penelitian ini adalah metode survey Kelinger dalam Kadir (2010: 15) Mengumpulkan data berarti
Sugiyono (2013: 80) menyatakan bahwa Survey mencatat peristiwa, karakteristik, elemen, nilai suatu
research Studies large and small population (or variabel. Hasil pencatatan ini menghasilkan data
unveses) by sel ection and studyin g samp les mentah yang kegunaannya masih terbatas. Agar data
chosen from the population to discover the relative yang kita peroleh memiliki validitas yang tinggi maka
incident, and distribution, and interrelation of perlu dikembangkan instrumen pengumpul data yang
sociologica l and psyychological variables. juga valid. Sehingga data yang diperoleh dapat
Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan men ggambark an k eadaan atau kenyataan
pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang sesungguhnya. Instrumen merupakan alat untuk
d ip elajar i ad alah d ata yang d iamb il d ar i mengukur tentang sesuatu yang diukur.
sampelpopulasi tersebut, untuk menemukan kejadian-
kejadian relatif, distribusi, dan hubungan hubungan Hasil Penelitian dan Pembahasan
antara variabel sosiologis maupun psikologis. 1. Skor Kinerja Karyawan
Christensen (2006: 103) dalam buku psikologi Skor hasil belajar yang diperoleh dari tempat
eksperimen mendefinisikan desain penelitian adalah penelitian dianalisi dengan menggunakan SPSS
rencan a atau str ategi yang digunakan untuk 20 didapat hasil analisi sebagai berikut:
menjawab masalah penelitian. Statistics
Kinerja Ka ryaw an
Pada penelitian ini menggunakan konstelasi
N Valid 34
penelitian sebagai berikut: Missing 0
Mean 8 9,1765
X Y Std. Error of Mea n 1 ,7 0951
Media n 8 9,0000
Keterangan: Mode 89,00
X = Variabel Kinerja Karyawan Std. Deviation 9 ,9 6804
Y = Kualitas Layanan Akademik Varia nce 99,362
R ange 34,00
Minimum 72,00
Kadir (2010: 76) Populasi dapat didefinisikan Maximum 106,00
sebagai himpunan semua hal yang berkaitan dengan Sum 3 032,00

individu, variabel, atau data dengan sifat-sifat yang Sumber : Pengolahan Data, 2016

112 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH KINERJA KARYAWAN TERHADAP KULITAS LAYANAN AKADEMIK
DI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PANCA SAKTI
Oleh : Hendra Lesmana*

Berikut data hasil analisis dengan Berdasarkan data populasi Kualitas Layanan Akademik
skor kualitas layanan akademik prodi sarjana berdistribusi normal. Dari hasil analisis juga
pendidikan ekonomi 34 responden mahasiswa terlihat statistik untuk Shapiro-Wilk sebesar
semester VI, diperoleh skor empirik terendah 0,948 dan p-value = 0,110 > 0,05 yang
72 dan skor empirik tertinggi 106 rentang skor berarti memberi simpulan sama yaitu data
34, Rata-rata skor ( mean) sebesar 89,17 populasi Kualitas Layanan Akademik
simpangan baku 9,96, modus 89, median 89,00 berdistribusi normal.
Gambar 1. Q-Q Plot Kualitas Layanan
2. Skor Kualitas Layanan Akademik
Berdasarkan skor implementasi manajemen
berbasis sekolah 34 responden mahasiswa
semester VI, diperoleh skor empirik terendah
107 dan skor empirik tertinggi 141. rentang skor
34, Rata-rata skor (mean) sebesar 124,26
simpangan baku 9,952, modus 124, median 124.
Statistics
K ualitas Layana n A kadem ik

N V alid 34 Sumber : Pengolahan Data, 2016


Mis sin g 0
Mean 1 24,264 7
Selain dengan Normal Q-Q Plot, pengujian
St d. E rror of Mea n 1,7068 1
Median 1 24,000 0
normalitas juga dapat dipelajari dari
Mode 124,0 0 Detrended Normal Q-Q Plot. Adapun
St d. D eviat ion 9,9523 4 indikatornya adalah data dinyatakan
Varianc e 99,04 9
berdistribusi normal jika sebaran data dalam
Range 34,0 0
Minim um 107,0 0
bentuk titik-titik tidak membentuk pola
Maxim um 141,0 0 tertentu dan berkumpul disekitar garis
Sum 4225,0 0 mendatar melalui titik nol.
Sumber : Pengolahan Data, 2016 Gambar 2. Q-Q Plot Kualitas Layanan

A. Pengujian Prasayarat Analisis Data


1. Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah data yang
penulis kumpulkan dan diteliti termasuk
data berdistribusi normal atau tidak, maka
penulis melakukan pengujian dengan
menggunakan alat bantuan software yaitu
SPSS versi 20 yang hasilnya dapat dilihat Sumber : Pengolahan Data, 2016
pada table berikut :
Uji Normalitas Skor Kualitas Layanan Dari gambar diatas, terlihat bahwa sebaran
Akademik data d alam b en tu k titik- titik tidak
Tests of Norm ality
membentuk p ola terten tu mau pu n
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
terkumpul disekitar garis mendatar melalui
Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kualitas
titik nol, sehingga data Kualitas Layanan
La ya nan ,13 6 34 ,110 ,948 34 ,110 Akademik bersubsidi normal.
Akademik Uji Normalitas Skor Kinerja Karyawan
T e s ts of N orm a lity
Sumber : Pengolahan Data, 2016 Ko lm o go ro v- Sm irn ov
a
Sh a p iro- W ilk
Dari output diatas, diperoleh statistik untuk S ta t ist i
c df Sig . S ta t ist ic df S ig .
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,136 dan
Kin e rja
, 20 0 *
Sig atau p-value = 0,110 > 0,05, H0 diterima Ka r ya w a n
, 11 1 34 , 9 51 34 , 1 34

atau tidak signifikan. Dengan demikian, Sumber : Pengolahan Data, 2016

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 113


PENGARUH KINERJA KARYAWAN TERHADAP KULITAS LAYANAN AKADEMIK
DI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PANCA SAKTI
Oleh : Hendra Lesmana*

Dari output diatas, diperoleh statistik untuk Dar i hasil an alisis p ad a tabel Test o f
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,111 dan Homogeneity of Variances,diperoleh Levene
Sig atau p-value = 0,200 > 0,05, H0 diterima Statistic = 0,003; df1 = 1; df2 = 66, dan p-value
atau tidak signifikan. Dengan demikian, = 0,959 > 0,05 atau Ho diterima. Dengan
d ata po pu lasi Kin er ja Kar yawan demikian, kedua kelompok data berasal dari
berdistribusi normal. Dari hasil analisis juga kelompok yang homogen.
terlihat statistik untuk Shapiro-Wilk sebesar
0,951 dan p-value = 0,134 > 0,05 yang 3. Uji Hipotesis
berarti memberi simpulan sama yaitu data Hasil uji hipotesis dengan menggunakan SPSS
populasi Kinerja Karyawan berdistribusi 20 sebagai berikut:
normal. Persamaan Regresi Linear
Coef ficient sa
Gambar 3. Q-Q Plot Kinerja Karyawan Unstan da rdi ze d S tan dar dize d
Co efficie nts Coefficie nts

Mo del B Std. E rro r B eta t S ig .

1 (Co nstan t) -35 ,11 8 1 ,1 39 -3 0,82 9 ,00 0


Ku ali ta s La ya na n
Aka de mik 1 ,00 0 ,0 09 ,999 10 9,45 3 ,00 0
Mah asisw a

Sumber : Pengolahan Data, 2016


Diperoleh dari kolom B, sehingga persamaan
regresi: Y = -35,118 + 0,009 X. Dari hasil analisis
diperoleh thit = -35,109 dan p-value = 0,000/2 =
Sumber : Pengolahan Data, 2016 0 < 0,05 atau Ho dito lak. Den gan
demikian.Kinerja Karyawan berpengaruh
Selain dengan Normal Q-Q Plot, pengujian positif terhadap Kualitas Layanan Akademik.
normalitas juga dapat dipelajari dari
Detrended Normal Q-Q Plot. Adapun Uji Linearitas dan Signifikansi Persamaan
indikatornya adalah data dinyatakan Regresi Pengujian linearitas dan signifikansi
berdistribusi normal jika sebaran data dalam persamaan regresi ditentukan berdasarkan
bentuk titik-titik tidak membentuk pola ANOVA table dan ANOVAa, sebagai berikut.
tertentu dan berkumpul disekitar garis ANOVA Table

mendatar melalui titik nol. Sum of


Squares df
Dari gambar diatas, terlihat bahwa sebaran
Kepuasan Layanan Betw een (Com bined) 3271,066 10
data d alam b en tu k titik- titik tidak Akademik Groups Linearity 3270,206 1
membentuk p ola terten tu mau pu n Mahasiswa *
Deviation from
Kualitas Layanan ,860 9
terkumpul disekitar garis mendatar melalui Linearity
Akademik
Within Groups 7,875 23
titik nol, sehingga data Kinerja Karyawan Mahasiswa
Total 3278,941 33
bersubsidi normal.
ANO VA Table

Mean Square F
2. Uji Homogenitas Kepuasan Layanan Between (Combined) 327,107 955,359
Uji homogenitas dilakukan dengan maksud untuk Akademik Mahasiswa * G roups Linearit y 3270,206 9551,078
Kualitas Layanan
mengetahui apakah sebaran data dari setiap Akademik Mahasiswa
Deviation from
,096 ,279
Linearit y
variable tidak menyimpang dari ciri-ciri data Within G roups ,342
yang homogen pengujian homogenitas dilakukan Total

terhadap varian regresi dependen atau variable- ANO VA Table

variabel independen dengan menggunakan Sig.

statistic Kepuasan Layanan Akademik


Mahasiswa * Kualit as Layanan
Between
Groups
(Combined) ,000

a Linearity ,000
Le v e n e 's T e st o f E q ua lity of E r ror V ar ia n c e s Akademik Mahasiswa
Deviation from
D e p e nd e n t Va ria b le : S ko r Linearity
,974

F d f1 d f2 S ig. Wit hin Groups

Tot al
,0 0 3 1 66 ,9 5 9

Sumber : Pengolahan Data, 2016 Sumber : Pengolahan Data, 2016

114 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH KINERJA KARYAWAN TERHADAP KULITAS LAYANAN AKADEMIK
DI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PANCA SAKTI
Oleh : Hendra Lesmana*

Hipotesis statistik: Interpretasi Hasil Penelitian


Ho : Y = a + Bx (regresi linear) Untuk dapat memahami makna hasil penelitian
Ho : Y = a + Bx (regresi tak linear) secara menyeluruh, maka hasil analisis data
Uji linearitas persamaan garis regresi diperoleh penelitian di atas dapat diinterpretasikan sebagai
dari baris Deviation from Linearity, yaitu Fhit berikut :
(TC) = 0,279, dengan p-value = 0,974 > 0,05. 1. Persamaan Regr esi Lin ear Regr esi.
Hal ini bearti Ho diterima atau persamaan Diperoleh persamaan linear
regresi Y atas X adalah linear atau berupa garis ganda Y = -35,118 + 0,009 X artinya skor
linear Y dapat diprediksi melalui persamaan linear
a
ANO V A

S um of Me an
tersebut diatas.
Mod el S quare s df Sq uare F S ig. 2. Dari hasil analisis didapat kinerja karyawan
b
1 Re gres s ion 327 0,2 06 1 32 70,2 06 11 980 ,009 ,00 0

Re sidu al 8,7 35 32 ,2 73
berpengaruh terhadap kualitas layanan
T o tal 327 8,9 41 33 akademik, hal ini dapat dilihat pada table
Sumber : Pengolahan Data, 2016 coefficient dari thit dan p-value lebih kecil
Hipotesis statistik: dari 0,05. O leh sebab itu dapat
Ho : b = 0 (regresi tak bearti) diinterpresentasikan Kinerja Karyawan
Hi : b = 0 (regresi bearti) berpengaruh positif terhadap Kualitas
Uji signifikansi persamaan persamaan garis Layanan Akademik. Dengan demikian
regresi diperoleh dari baris regression kolom ke- hip otesis kerja dalam penelitian ini
5, yaitu F hit (b/a) = 11980,009, dan p-value = didukung oleh data empiris.
0,000 < 0,05 atau Ho ditolak. Dengan demikian, 3. Uji signifikansi persamaan persamaan garis
regresi Y atau X adalah signifikan atau Kinerja regresi diperoleh dari baris regression
Karyawan berpengaruh terhadap Kualitas kolom ke-5, yaitu F hit dan p-value lebih
Layanan Akademik , ini berarti hipotesis kecil dari 0,05 atau Ho ditolak. Dengan
penelitian didukung oleh data empiris. demikian , regr esi Y atau X adalah
signifikan atau Implementasi Manajemen
Uji Signifikansi Koefisien Korelasi X dan Y Berbasis Sekolah berpengaruh terhadap
M odel S ummar y Kualitas Layanan Akademik Prodi Sarjana
Chang e St atistics

Adjusted R S td. Erro r of R Squ are


Pendidikan Ekonomi.
Mode l R R S quare S quare t he E stimate Change F Chan ge 4. Uji signifikansi koefisien korelasi diperoleh
1
, 999 a ,9 97 ,997 , 52247 ,997 1198 0,009 dari tabel Model Summary. Terlihat pada
baris pertama koefisien korelasi korelasi
Mode l Summary
(rxy) = 0,996 dan F hit (Fchange) = 11980,009
Chang e St atistics

M odel df1 df2 Sig. F Chan ge


dengan p-value = 0,000 < 0,05.Hal ini bearti
1 1 32 , 000 Ho ditolak. Dengan demikian, koefisien
Sumber : Pengolahan Data, 2016 korelasi X dan Y adalah bearti atau
Hipotesis statistik: sign if ik an . Sedangkan ko ef isien
H0 : = 0 determinasi dari tabel di atas terlihat pada
H1 : 0 baris ke-2, yaitu yaitu R Square = 0,997,
Uji signifikansi koefisien korelasi diperoleh dari yang mengandung makna bahwa 99,7 %
tabel Model Summary. Terlihat pada baris variasi variab el Kualitas Layanan
pertama koefisien korelasi (rxy) = 0,999 dan F Akademik.
hit (Fchange) = 11980,009, dengan p-value = 0,000
< 0,05. Hal ini bearti Ho ditolak. Dengan KESIMPULAN
demikian, koefisien korelasi X dan Y adalah Simpulan dari hasil pembahasan penelitian ini
bearti atau signifikan. Sedangkan koefisien sebagai berikut:
determinasi dari tabel di atas terlihat pada baris 1. Terdapat pengaruh positif antara Kinerja
ke-2, yaitu R Square = 0,997, yang mengandung Karyawan (X) terhadap Kualitas Pelayanan
makna bahwa 99,7 % variasi variabel Kualitas Akademik (Y). Diperoleh nilai Diperoleh dari
Layanan Akademik. kolom B, sehingga persamaan regresi: Y = -

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 115


PENGARUH KINERJA KARYAWAN TERHADAP KULITAS LAYANAN AKADEMIK
DI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PANCA SAKTI
Oleh : Hendra Lesmana*

35,118 + 0,009 X. Dari hasil analisis diperoleh ditingkatkan dengan memperhatikan faktor
thit = -35,109 dan p-value = 0,000/2 = 0 < 0,05 pendukung yang dibutuhkan kepala sekolah agar
atau Ho ditolak. Dengan demikian.Kinerja dalam memimpin dapat berjalan dengan baik.
Kar yawan berpen garu h po sitif terhad ap 2. Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh
Kualitas Layanan Akademik. positif Kinerja Karyawan terhadap Kualitas
2. Terdapat pengaruh positif antara Kinerja Layanan Akademik. Kinerja Karyawan yang
Karyawan (X) terhadap Kualitas Pelayanan ad a masih perlu diperb aiki agar dapat
Akademik (Y). Diperoleh nilai Uji signifikansi mendukung Kualitas Layanan Akademik yang
persamaan persamaan garis regresi diperoleh ada, dan pihak sekolah disarankan lebih
dari baris regression kolom ke-5, yaitu F hit (b/ memperhatikan Kinerja Karyawan yang sudah
a) = 11980,009, dan p-value = 0,000 < 0,05 atau ada agar lebih baik lagi.
Ho ditolak. Dengan demikian, regresi Y atau X 3. Untuk meningkatkan Kualitas Pelayanan
adalah signifikan atau Kinerja Karyawan Akademik, pihak sekolah harus memperhatikan
ber pengaruh ter hadap Ku alitas Layan an faktor Kinerja Karyawan. Jika faktor-faktor
Akademik , ini berarti hipotesis penelitian tersebut dapat ditingkatkan maka STKIP Panca
didukung oleh data empiris. Uji linearitas Sakti akan mempunyai pelayanan akademik
persamaan garis regresi diperoleh dari baris yang baik.
Deviation from Linearity, yaitu Fhit (TC) = 0,279,
dengan p-value = 0,974 > 0,05. Hal ini bearti DAFTAR PUSTAKA
Ho diterima atau persamaan regresi Y atas X Kholis, Nur. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah:
adalah linear atau berupa garis linear. Teori, Model dan Aplikasi. Jakar ta: PT.
3. Terdapat pengaruh positif secara bersama-sama Grasindo.
(simu ltan) antara Kinerja Karyawan (X) Mangkunegara, Anwar Prabu,2004, Manajemen
terhadap variabel Kualitas Layanan Akademik S um ber Da ya Man usia . Peru sa ha an ,
(Y). Diperoleh hasil uji ANOVA Uji signifikansi Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.
koefisien korelasi diperoleh dari tabel Model Lo kakarya MBS - Kom it e Seko la h, Kep al a
Summary. Terlihat pada baris pertama koefisien Sekolah, Guru dan Pengawas, November
korelasi korelasi (rxy) = 0,996 dan F hit (Fchange) 2003 di Bandung Jawa Barat.
= 11980,009 dengan p-value = 0,000 < 0,05.Hal Mulyasa,E., 2002, Manajemen Berbasis Sekolah,
ini bearti Ho ditolak. Dengan demikian, koefisien Konsep, Strategi dan Implementasi, Bandung:
korelasi X dan Y adalah bearti atau signifikan. PT Remaja Rosdakarya.
Sedangkan koefisien determinasi dari tabel di Goetsch, D.L & Davis, S, 1994 Introduction to Total
atas terlihat pada baris ke-2, yaitu yaitu R Square Qu al it y, Q ua lity, Prod uctivity,
= 0,997, yang mengandung makna bahwa 99,7 Comp etitiven ess, Englewo od Cliffs, NJ,
% variasi variab el Kualitas Layanan Prentice Hall International Inc.
Akademik.Hal ini menunjukan bahwa sebesar Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran
99,3% Kinerja Karyawan secara simultan Jasa. Jakarta : PT. Salemba Empat.
(bersama-sama) memang berpengaruh positif Tjiptono, Fandy. 2006. Manajemen Jasa. Edisi
ter hadap Ku alitas Layan an Akademik Pertama. Yogyakarta : Andi
sedangkan sisanya sebesar 0,3% berpengaruh
dengan faktor lainnya yang tidak teramati oleh
penulis.

Saran-Saran
Ad ap un sar an -sar an yan g dapat penu lis
kemukakan adalah :
1. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat
pengaruh positif Kepemimpinan terhadap
Ku alitas Layan an Akademik. Kin erja
Karyawan di STKIP Panca Sakti masih perlu

116 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


UPAYA MANAJEMEN DALAM MENCEGAH DAN MENGATASI
TERJADINYA PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
Oleh : Nyayu Siti Rachmaliya*
ABSTRACT
The termination of employment for labor means the loss of a livelihood which means the beginning of the
unemployment period with all its consequences, so as to ensure the certainty and security of the workforce there
should be no termination of employment. However, in fact proves that termination of employment can not be prevented
entirely the following article will explain about layoffs and its settlement according to the laws and regulations
applicable in Indonesia method This writing uses descriptive method by describing the problem of working relationship
and the settlement of the problem in layoffs Power Work has a very important role and position as the agent and the
purpose of development. Law no. 13 of 2003 on Manpower is made to ensure the maintenance of laborers / workers'
rights in an employment relationship, so there is no cruelty from the stronger to the weaker. Although barakaai
protection of labor has not been maximally can be done by the government but we appreciate the existence of legal
rules that can protect the interests of the workers. We hope that in the future the legislation will be made more perfect
so that the welfare and protection of the workers can be more fulfilled
Keyword: Industrial Relations, Termination of employment

PENDAHULUAN berlandaskan Pancasila dan Undang- Undang Dasar


Mewujudkan masyarakat adil dan makmur adalah Republik Indonesia Tahun 1945. Pembangunan
salah satu tujuan Indonesia merdeka. Oleh karena keten agaker jaan d ilak san akan d alam r angka
itu negara mempunyai kewajiban untuk menciptakan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Oleh
kesejahteraan bagi rakyatnya secara adil. Salah satu sebab itu pemb an gu nan ketenagakerjaan
instrumen perwujudan keadilan dan kesejahteraan itu dilaksanakan untuk mewujudkan manusia dan
adalah hukum. Melalui hukum, negara berupaya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, makmur
mengatur hubungan-hubungan antara orang perorang dan merata baik materiil maupun spiritual Salah satu
atau antara orang dengan badan hukum. Pengaturan permasalahan yang sering
ini dimaksudkan supaya jangan ada penzaliman dari mun cu l dalam hu bu ngan k er ja adalah
yang lebih kuat kepada yang lemah, sehingga tercipta permasalahan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
kead ilan d an k eten traman di ten gah- tengah Berakhirnya hubungan kerja bagi tenaga kerja berarti
masyarakat. kehilangan mata pencaharian yang berarti pula
Salah satu peraturan yang dibuat oleh pemerintah permulaan masa pengangguran dengan segala
adalah peraturan yang mengatur hubungan seseorang akibatnya, sehingga untuk menjamin kepastian dan
di dunia kerja. Pakta menunjukkan bahwa banyak ketentraman hidup tenaga kerja seharusnya tidak ada
sekali orang yang bekerja pada orang lain ataupun pemutusan hubungan kerja. Akan tetapi dalam
bekerja pada perusahaan. Oleh sebab itu hubungan kenyataannya membuktikan bahwa pemutusan
kerja antara seorang pekerja dengan majikannya atau hubungan kerja tidak dapat dicegah seluruhnya tulisan
antara pekerja dengan badan usaha perlu diatur berikut ini akan memaparkan tentang PHK dan
sedemikian rupa supaya tidak terjadi kesewenang- penyelesaiannya menurut peraturan perundang-
wenangan yang bisa merugikan salah satu pihak. undangan yang berlaku di Indonesia.
Pemerintah telah menetapkan kebijakan dibidang
ketenagakerjaan yang dirumuskan dalam UU No. 13 Hubungan Industrial
tahun 2003. Berdasarkan ketentuan pasal 2 UU No. Hubungan Industrial adalah suatu sistem atau jasa
13 tahun 2003 pembangunan ketenagakerjaan yang terdiri dari unsur Pengusaha, unsur Karyawan

* Dosen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI Jakarta

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 117


UPAYA MANAJEMEN DALAM MENCEGAH DAN MENGATASI TERJADINYA
PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
Oleh : Nanyu Siti Rachmaliya*

dan Pemerintah yang didasarkan atas nilai-nilai 1. Karyawan berhalangan masuk dikarenakan sakit
Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 Negara yang berkepanjangan akan tetapi tidak lebih dari
Kesatuan Republik Indonesia, (pasal 1 ayat 22 UU 12 bulan;
Ketenagakerjaan). Pelaksanaan Hubungan Industrial 2. Karyaw an b er halangan masuk k ar en a
tersebut diatur dalam bentuk ketentuan, baik ketentuan menjalankan kewajiban terhadap Negara sesuai
Normatif maupun ketentuan perundangan yang ketentuan yang berlaku;
berlaku.Ketentuan Normatif adalah segala ketentuan 3. Kar yawan menjalan kan ib ad ah yan g
yang mengatur mengenai hak dan kewajiban yang diperintahkan oleh Agama;
timbul akibat adanya Hubungan Industrial yang telah 4. Karyawan menikah;
disepakati oleh Karyawan dan Pengusaha. Ketentuan 5. Karyawan (wanita) hamil, melahirkan, gugur
Normatif tersebut tidak boleh kurang dari standar kandungan atau menyusui bayinya;
minimal yang d iatu r dalam ketentuan 6. Karyawan mendirikan atau melakukan kegiatan
Ketenagakerjaan yang berlaku, misalnya; ketentuan Serikat Pekerja atau sejenis dalam jam kerja
perihal upah minimal propinsi (UMP), tunjangan sesuai yang d iatu r dalam Kesepakatan
lemb ur, tu njan gan kesehatan dan lain - Pengusaha dan Serikat Pekerja;
lain.Perselisihan Hubungan Industrial, yaitu suatu 7. Karyawan mengadukan Pengusaha kepada
kondisi dimana terdapatnya perbedaan pendapat yang yang berwajib karena tindakan Pidana yang
mengakibatkan pertentangan kepentingan antara dilakukan Pengusaha;
Pen gusah a dengan Karyawan k aren a adanya 8. Karena perbedaan paham agama, aliran politik,
perselisihan mengenai hak, kepentingan, Pemutusan suku, warna kulit, golongan, jenis kelamin,
Hubungan Kerja (PHK) atau perjanjian kerjasa kondisi pisik dan karena status perkawinan;
Penanganan Perselisihan Hubungan Industrial 9. Karyawan menderita sakit yang disebabkan oleh
yang terjadi di Perusahaan memerlukan penanganan kecelakaan kerja dan waktu penyembuhannya
yang tepat dan hati-hati. Langkah utama yang wajib belum dapat dipastikan oleh Dokter;
dilakukan dalam penanganan timbulnya Perselisihan Apabila Pengu saha tetap melak ukan PHK
Hubungan Industrial adalah melakukan klarifikasi berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka PHK akan
permasalahan guna mengetahui duduk perkara yang b atal d emi hu ku m dan Pengusah a wajib
seb en ar nya un tu k meminimalk an r esik o mempekerjakan Karyawan tersebut dengan posisi
Ketenagakerjaan yang berlarut-larut yang merugikan semula.Dikecualikan dari ketentuan tersebut di atas,
b aik Peru sahaan mau pu n Karyaw an yan g Perusahaan dapat melakukan upaya PHK terhadap
bersangkutan. Hal yang perlu diperhatikan oleh karyawan atas kondisi dan atau perselisihan yang
Perusahaan sebelum memutuskan untuk melakukan timbul akibat dari pelanggaran sebagaimana yang
tindakan penyelesaian adalah dengan melakukan telah diatur dalam Peraturan yang mengatur tentang
klarifikasi terhadap alasan dan faktor penyebab Ketenagakerjaan yang berlaku.Beberapa penyebab
terjadinya Perselisihan. Langkah klarifikasi ini sangat perselisihan yang dapat dilakukan upaya PHK oleh
penting dilakukan untuk menghindari dampak Perusahaan adalah sebagai berikut
Penyelesaian yang dapat merugikan perusahaan baik 1. Karyawan terbukti telah melakukan pelanggaran
kerugian secara finansial (financial risk) maupun berat, seperti yang diatur dalam pasal 158 UU
keru gian atas nama baik per usahaan (n am e Ketenagakerjaan juncto pasal 25 Peraturan
risk).Langkah tersebu t di atas san gat perlu Perusahaan;
diper hatikan teru tama terh adap p erselisih an 2. Karyawan ditahan oleh Pihak yang berwajib
Hubungan Industrial yang berakhir dengan langkah dikarenakan bukan atas laporan Pengusaha,
PHK oleh perusahaan.Dalam ketentuan pasal 153 (pasal 160 ayat 3 UU Ketenagakerjaan);
UU Ketenagakerjaan, juga diatur bahwa setiap 3. Karyawan telah melakukan pelanggaran atas
terjadinya perselisihan Hubungan Industrial yang kesepakatan kerja, Peraturan perusahaan dan
disebab kan oleh jenis atau k ondisi terten tu, peraturan internal lainnya yang telah disepakati,
Perusahaan dilarang melakukan tindakan PHK.Jenis Perusahaan telah memberikan Surat Peringatan
perselisihan yang disebabkan oleh kondisi tertentu sebanyak 3 kali secara berturu-turut (pasal 161
yang dimaksud dalam peraturan tersebut adalah: ayat 2 UU Ketenagakerjaan);

118 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


UPAYA MANAJEMEN DALAM MENCEGAH DAN MENGATASI TERJADINYA
PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
Oleh : Nanyu Siti Rachmaliya*

4. Perusahaan dalam keadaan bangkrut yang selama 6 bulan atau Karyawan telah diputus
dibuktikan dengan laporan keuangan dalam hal bersalah oleh Pengadilan sebelum jangka waktu
mana Perusahaan telah mengalami kerugian yang ditentukan tersebut (pasal 160 ayat 3)
secara berturut-turut selama 2 tahun ( pasal 164 Dalam hal ternyata Karyawan terbukti tidak
ayat 1 UU Ketenagakerjaan); bersalah berdasarkan putusan Pengadilan, maka
5. Perusahaan dalam keadaan Pailit (pasal 165 UU Peru sahaan w ajib mempekerjakan Karyawan
Ketenagakerjaan); kembali kepada posisi semula.
6. Karyawan telah memasuki usia pensiun sesuai a. Karyawan mencapai usia pensiun seperti yang
Peraturan Perusahaan yang berlaku (pasal 167 diatur o leh Peratu ran Peru sahaan atau
ayat 1 UU Ketenagakerjaan); ketentuan perundangan yang berlaku (pasal
7. Berakhirnya masa kerja untuk Karyawan 154c.Karyawan meninggal dunia (pasal 154d)
dengan Kontrak Kerja Waktu Tertentu yang b. Karyaw an ter bu kti telah melaku kan
sesuai dengan UU ketenagakerjaan yang Pelanggaran berat seperti yang di atur dalam
berlaku, (pasal 61 ayat 1a juncto 154b UU pasal 158 UU Ketenagakerjaan juncto pasal 25
Ketenagakerjaan); Peraturan Perusahaan yang berlaku.
8. Karyawan Mangkir atau Karyawan tidak masuk Dalam hal Karyawan tidak dapat menerima
bekerja tanpa ijin minimal selama 5 hari berturu- tindakan PHK oleh Perusahaan karena terbukti
turut dimana Perusahaan telah melakukan melakukan pelanggaran berat, maka Karyawan dapat
pemanggilan tertulis secara patut banyak 3 kali mengajukan gugatan ke Lembaga PPHI (pasal 159
dan Karyawan tidak dapat memberikan alasan UU Ketenagakerjaan) (apabila lembaga PPHI sudah
yang dapat diterima Perusahaan (pasal 168 ayat terbentuk).PHK yang wajib dimintakan penetapan
1 UU Ketenagakerjaan). dari P4D/P atau Lembaga PPHI, adalah sebagai
Sesuai ketentuan UU Ketenagakerjaan yang berikut:
b er laku , peru sahaan h ar us men gu payakan a. Karyawan telah melakukan pelanggaran atas
penyelesaian perselisihan Hubungan Industrial kesepakatan kerja, Peraturan perusahaan dan
dengan jalan musyawarah dan berupaya untuk tidak peraturan internal lainnya yang telah disepakati
melakukan tindakan PHKDalam melakukan langkah dan Perusahaan telah memberikan Surat
PHK, perusahaan harus memperhatikan ketentuan Peringatan sebanyak 3 kali secara berturut-turut
ketentuan dan prosedur tentang PHK yang benar (pasal 161 ayat 2)
sesuai ketentuan, agar proses dan langkah yang b. Perusahaan dalam keadaan bangkrut yang
dilakukan tidak menjadi batal demi hukum.Adapun dibuktikan dengan laporan keuangan dalam hal
dalam pelaksanaannya, penanganan atau langkah mana Perusahaan telah mengalami kerugian
PHK sesuai ketentuan yang berlaku dapat dilakukan secara berturut-turut selama 2 tahun ( pasal 164
dengan 2 tahap yaitu; ayat 1)
1. Sesuai ketentuan UU Ketenagakerjaan, PHK c. Perusahaan dalam keadaan Pailit sebagaimana
yang dapat dilakukan langsung secara sepihak telah dipu tu sk an oleh Pen gadilan yang
tanpa memerlukan penetapan dari Panitia berwenang (pasal 165).
Penyelesaian Perselisihan Daerah/Pusat (P4D/
P) (PHK serta merta), atau Lembaga PPHI, Hubungan Kerja
sebagai berikut : Sebelum membicarakan tentang pemutusan
2. Karyawan yang melakukan pelanggaran masih hubungan kerja (PHK) ada baiknya dibicarakan
dalam masa percobaan maksimal 3 bulan (pasal terlebih dahulu tentang hubungan kerja, karena
154a) bagaimanapun juga PHK bisa timbul karena adanya
3. Atas permintaan Karyawan sendiri yang hubungan kerja yang terjadi sebelumnya. Menurut
d ib uk tikan dengan sur at p er mo ho nan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
pengun dur an d iri atau dik ualifik asik an yang dimaksud dengan hubungan kerja adalah
mengundurkan diri (pasal 154b) hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh
4. Karyawan Mangkir (pasal 168 ayat 1) berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur
5. Karyawan ditahan oleh aparat Kepolisian bukan pekerjaan, upah, dan perintah.
dikarenakan oleh laporan Pengusaha minimal

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 119


UPAYA MANAJEMEN DALAM MENCEGAH DAN MENGATASI TERJADINYA
PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
Oleh : Nanyu Siti Rachmaliya*

Dari defenisi tersebut dapat dipahami bahwa maka maksud pemutusan hubungan kerja wajib
hubungan kerja dapat terjadi akibat adanya perjanjian dirundingkan oleh pengusaha dan serikat
kerja baik perjanjian itu dibuat secara tertulis maupun pekerja/serikat buruh atau dengan pekerja/buruh
secara lisan . Menu ru t pasal 1 po in t 14 UU apabila pekerja/buruh yang bersangkutan tidak
Ketenagakerjaan, yang dimaksud dengan perjanjian menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh.
kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan (3)Dalamhalperundingansebagaimanadimaksud
pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat- dalam ayat (2) benar-benar tidak menghasilkan
syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak. Sahnya p er setu ju an , pengusah a hanya dapat
perjanjian harus memenuhi syarat yang diatur secara memutuskan hubungan kerja dengan pekerja/
khusus dalam UU Ketenagakerjaan, pada Pasal 52 buruh setelah memperoleh penetapan dari
ayat (1) UUK menyebutkan 4 dasar perjanjian kerja, lembaga penyelesaian perselisihan hubungan
yaitu: in du strial.Ber dasark an k eten tu an UU
1. kesepakatan kedua belah pihak; Ketengakerjaan tersebut, maka dapat dipahami
2. kemampuan atau kecakap an melakuk an bahwa PHK merupakan opsi terakhir dalam
perbuatan hukum; penyelamatan sebuah perusahaan.
3. adanya pekerjaan yang diperjanjikan ; UU Ketenagakerjaan sendiri mengatur bahwa
4. pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan perusahaan tidak boleh seenakanya saja memPHK
dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan karyawannya, terkecuali karyawan/pekerja yang
peraturan perundang-undangan yang berlaku bersangkutan telah terbukti melakukan pelanggaran
Dengan adanya hubungan kerja, maka pihak berat dan dinyatakan oleh pengadilan bahwa sipekerja
pekerja berhak atas upah sebagai imbalan dari dimaksud telah melakukan kesalahan berat yang
pekerjaannya, sedangkan majikan/pengusaha berhak mana putusan pengadilan dimaksud telah memiliki
atas jasa/barang dari pekerjaan si pekerja tersebut kekuatan hukum yang tetap. Hal ini sebagaimana di
sesuai dengan perjanjian kerja yang disepakati. atur dalam pasal 158 UU No. 13 Tahun 2003, yang
Pemutusan hubungan kerja antara pekerja dan menyebutkan sebagai berikut: (1)Pengusaha dapat
pengusaha tidak boleh dilakukan secara sewenang- memutuskan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh
wenang. Melainkan ada hal-hal tertentu yang harus dengan alasan pekerja/buruh telah melakukan
dipenuhi oleh kedua belah pihak supaya PHK itu tidak kesalahan berat sebagai berikut :a.melakukan
mencederai rasa keadilan diantara kedua belah pihak. penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/
Berik ut ini akan diur aikan tentang PHK dan atau u an g milik p er usah aan;b.memb er ik an
penyelesaiannya. keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga
merugikan perusahaan. (C)mabuk, meminum
Pemutusan Hubungan Kerja minuman keras yang memabukkan, memakai dan/
Menu ru t UU No. 13 Tahu n 2003 ten tang atau mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat
Ketenagakerjaan, yang dimaksud dengan pemutusan adiktif lainnya di lingkungan kerja;d.melakukan
hubungan kerja adCVB,/alah pengakhiran hubungan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja;e
kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan men yerang, mengan iaya, mengan cam, atau
berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/buruh mengintimidasi teman sekerja atau pengusaha di
dan pengusaha.Pemutusan bubungan kerja tidak boleh lingkungan kerja;(f.)membujuk teman sekerja atau
dilakukan secara sepihak dan sewenang-wenang, pengu saha untuk melakukan perbuatan yang
akan tetapi PHK hanya dapat dilakukan dengan b er tentan gan dengan p er atur an p er un dang-
alasan-alasan tertentu setelah diupayakan bahwa undangan;(g.) dengan ceroboh atau sengaja merusak
PHK tidak perlu terjadi. Dalam pasal 151 UU No. atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik
13 Tahun 2003 dinyatakan sebagai berikut: perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi
(1) Pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/ perusahaan; (h).dengan ceroboh atau sengaja
serikat buruh, dan pemerintah, dengan segala membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam
upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi keadaan bahaya di tempat kerja;(i.) membongkar
pemutusan hubungan kerja. atau membocor kan r ahasia perusah aan yang
(2)Dalamhalsegalaupayatelahdilakukan,tetapi seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan
pemutusan hubungan kerja tidak dapat dihindari, negara; atau (j.) melakukan perbuatan lainnya di

120 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


UPAYA MANAJEMEN DALAM MENCEGAH DAN MENGATASI TERJADINYA
PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
Oleh : Nanyu Siti Rachmaliya*

lingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara b. Selama waktu tidak melampaui 12 (dua belas)
5 (lima) tahun atau lebih. bulan secara terus-menerus;
Dalam pasal 158 ayat (2) juga disebutkan bahwa c. Pekerja/bu ruh berhalan gan menjalan kan
apabila pengusaha ingin melakukan PHK terhadap pekerjaannya karena memenuhi kewajiban
pekerjanya yang melakukan pelanggaran berat, maka terhadap negara sesuai dengan ketentuan
pelanggaran berat tersebut harus bisa dibuktikan peraturan perundangundangan yang berlaku
dengan 3 pembuktian berikut ini: d. Peker ja/buruh menjalank an ibadah yang
a. Pekerja/buruh tertangkap tangan, diperintahkan agamanya;
b. Ada pengakuan dari pekerja/buruh yang e. Pekerja/buruh menikah;
bersangkutan; atau f. Pekerja/buruh perempuan hamil, melahirkan,
c. Bukti lain berupa laporan kejadian yang dibuat gugur kandungan, atau menyusui bayinya;
oleh pihak yang berwenang di perusahaan yang g. Pekerja/buruh mempunyai pertalian darah dan/
bersangkutan dan didukung oleh sekurang- atau ikatan perkawinan dengan pekerja/buruh
kurangnya 2 (dua) orang saksi. lainnya di dalam satu perusahaan, kecuali telah
Pasal 158 ini telah dianulir oleh putusan Mahkamah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan
Konstitusi No 012/PUU-1/2003 tanggal 28 Oktober perusahan, atau perjanjian kerja bersama;
2004, karena Dengan adanya ketentuan tersebut, h. Pekerja/buruh mendirikan, menjadi anggota dan/
telah terjadi pergeseran penilaian bersalah tidaknya atau pengurus serikat pekerja/serikat buruh,
pekerja, khususnya yang menyangkut perbuatan pekerja/buruh melakukan kegiatan serikat
Pidana (kesalahan berat yang dituduhkan kepada pekerja/serikat buruh di luar jam kerja, atau di
pekerja pada dasarnya adalah menyangkut perbuatan dalam jam kerja atas kesepakatan pengusaha,
tindak pidana) adalah merupakan kewenangan atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam
pengadilan, tetapi apabila memenuhi salah satu alat perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau
bukti diatas, pengusaha dapat mengadakan pemutusan perjanjian kerja bersama;
hubungan kerja tanpa melalui ijin Panitia Daerah/Pusat i. Pekerja/buruh yang mengadukan pengusaha
atau penetapan. Sehingga pengusaha dalam hal ini kepada yang berwaji mengenai perbuatan
telah menjalankan kewenangan pengadilanJadi perlu pengusaha yang melakukan tindak pidana
ditambahkan disini, bahwa PHK oleh pengusaha kejahat
terhadap pekerja karena melakukan kesalahan berat j. Karena perbedaan paham, agama, aliran politik,
sebagaimana dimaksud pada pasal 158 tsb hanya suku, warna kulit, golongan, jenis kelamin, kondisi
boleh dilakukan setelah adanya putusan yang fisik, atau status perkawinan;
berkekuatan hukum tetap dari pengadilan bahwa k. Pekerja/buruh dalam keadaan cacat tetap, sakit
sipekerja tersebut telah melakukan kesalahan berat. akibat kecelakaan kerja, atau sakit karena
Hal ini karena pasal 158 yang mengatur tentang hubungan kerja yang menurut surat keterangan
kesalahan berat sudah tidak digunakan lagi sebagai dokter yang jangka waktu penyembuhannya
acuan dalam penyelesaian perselisihan hubungan belum dapat dipastikan.
industrial berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi
No. 012/PUU-1/2003 tanggal 28 Oktober 2004 dan METODE
Surat Edaran Menakertrans No. 13/Men/SJ-HK/I/ Penulisan ini menggunakan metode deskriptif
2005 tanggal 07 Januari 2005. dengan menggambarkan permasalahan tentang
Berdasarkan putusan MK tersebut maka apabila hubungan kerja dan penyelesaian dalam masalah
buruh ditahan oleh pihak yang berwajib serta buruh dalam PHK
tidak dapat melaksanakan pekerjaan sebagaimana
mestinya maka berlaku ketentuan Pasal 160 UU No. Perselisihan PHK dan Penyelesaiannya
13 Tahun 2003.Pasal 53 UU No. 13 Tahun 2003 juga Perselisihan PHK termasuk kategori perselisihan
menetapkan bahwa seorang pengusaha/perusahaan hubungan industrial, Menurut Pasal 1 UU No. 2 Tahun
tidak boleh melakukan PHK terhadap karyawannya/ 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
pekerjanya hanya dengan alasan sebagai berikut: Industrial (PPHI), yang dimaksud dengan perselisihan
a. Pekerja/buruh berhalangan masuk kerja karena pemutusan hubungan kerja adalah perselisihan yang
sakit menurut keterangan dokter timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 121


UPAYA MANAJEMEN DALAM MENCEGAH DAN MENGATASI TERJADINYA
PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
Oleh : Nanyu Siti Rachmaliya*

mengenai pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan b. Konsiliasi


oleh salah satu pihak. Forum Konsiliasi dipimpin oleh konsiliator
Ad apu n objek sengk eta dari perselisih an yang ditunjuk oleh para pihak. Seperti
pemutusan hubungan kerja adalah mengenai sah atau med iato r, Kon siliator b er usah a
tidak sahnya PHK dan besaran kompensasi yang mendamaikan para pihak, agar tercipta
timbul jika PHK tersebut terjadi. kesepakatan antar keduanya. Bila tidak
Adapun mekanisme penyelesaian sengketa PHK dicapai kesepakatan, Konsiliator juga
adalah melalui jenjang penyelesaian sebagai berikut: mengeluarkan produk berupa anjuran.
1. Perundingan Bipartit c. Arbitrase
Perundingan Bipartit adalah forum perundingan Lain dengan produk Mediasi dan Konsiliasi
dua kaki antar pengusaha dan pekerja atau yang berupa anjuran dan tidak mengikat,
serikatpe kerja. Kedua belah pihak diharapkan putusan arbitrase mengikat para pihak.
d ap at men capai kesepakatan dalam Satu-satunya langkah bagi pihak yang
penyelesaian masalah mereka, sebagai langkah men olak p utusan ter sebu t ialah
awal dalam penyelesaian perselisihan. Dalam permohonan Pembatalan ke Mahkamah
perundingan ini, harus dibuat risalah yang Agung.
ditandatangai para Pihak. isi risalah diatur dalam 3. Pengadilan Hubungan Industrial
Pasal 6 Ayat 2 UU PPHI. Pihak yang menolak anjuran mediator/konsiliator,
Apabila tercapai kesepakatan maka Para pihak dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan
membuat Perjanjian Bersama yang mereka Hubungan Industrial (PHI). Pengadilan ini untuk
tandatangani. Kemudian Perjanjian Bersama ini pertamakalinya didirikan di tiap ibukota provinsi.
didaftarkan pada PHI wilayah oleh para pihak Nantinya, PHI juga akan didirikan di tiap
ditempat Per janjian Bersama dilakuk an. kabupaten/ kota. Tugas pengadilan ini antara lain
Perlkunya menddaftarkan perjanjian bersama, mengadili perkara perselisihan hubungan
ialah untuk menghindari kemungkinan slah satu industrial, termasuk perselisihan PHK, serta
pihak ingkar. Bila hal ini terjadi, pihak yang menerima permohonan dan melakukan eksekusi
dirugikan dapat mengajukan permohonan terhadap Perjanjian Bersama yang dilanggar.
eksekusi. Apabila gagal dicapai kesepakatan, Selain mengadili Perselisihan PHK, Pengadilan
maka pekerja dan pengusaha mungkin harus Hubungan Industrial (PHI) mengadili jenis
menghadapi prosedur penyelesaian yang perselisihan lainnya:
panjang melalui Perundingan Tripartit. a. Perselisihan yang timbul akibat adanya
2.PerundinganTripartit perselisihan hak
Peru ndingan trip artit maksud nya ad alah b. perselisihan kepentingan; dan
perundingan antara pekerja, pengusaha dengan c. perselisihan antar serikat pekerja.
melibatkan pihak ketiga sebagai fasilitator dalam
penyelesaian perselisihan industrial diantara Kasasi (Mahkamah Agung)
pengusaha dan pekerja. Perundingan tripartit Pihak yang men olak Putusan PHI soal
bisa melalui mediasi, konsiliasi dan arbitrase. Perselisihan PHK dapat langsung mengajukan kasasi
a. Mediasi (tidak melalui banding) atas perkara tersebut ke
Forum Mediasi difasilitasi oleh institusi Mahkamah Agung, untuk diputus
keten agaker jaan. Din as ten agaker ja
kemudian menunjuk mediator. Mediator Kompensasi PHK
berusaha mendamaikan para pihak, agar Apabila PHK tidak dapat dicegah atau dihindari,
tercipta kesepakatan antar keduanya. maka pekerja yang di PHK oleh majikan sesuai
Dalam hal tercipta kesepakatan para pihak dengan alasan yang mendasari terjadinya PHK akan
membuta perjanjian bersama dengan mendapatkan uang pesangon, penghargaan masa
disaksikan oleh mediator. Bila tidak dicapai kerja dan uang ganti kerugian. Kesemuanya itu
kesepakatan, mediator akan mengeluarkan dimaksud kan berf un gsi sebagai jaminan
anjuran. pendapatan.[6]

122 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


UPAYA MANAJEMEN DALAM MENCEGAH DAN MENGATASI TERJADINYA
PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
Oleh : Nanyu Siti Rachmaliya*

Berdasarkan pasal 156 ayat (2) dan ayat (3), maka d. masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih
besaran kompensasi bagi pekerja yang di PHK tetapi kurang dari 15 (lima belas) tahun, 5
didasarkan atas perhitungan sebagai berikut: (lima) bulan upah;
Pasal 156 e. masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih
(1)Dalamhalterjadipemutusanhubungankerja, tetapi kurang dari 18 (delapan belas) tahun,
p en gu saha d iw ajib kan memb ayar u an g 6 (enam) bulan upah
pesangon dan atau uang penghargaan masa f. masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau
kerja dan uang p en ggan tian h ak yan g lebih tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu)
seharusnya diterima. tahun, 7 (tujuh) bulan upah;
(2) Perhitungan uang pesangon sebagaimana g. masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau
dimaksud dalam ayat (1) paling sedikit sebagai lebih tetapi kurang dari 24 (dua puluh
berikut : empat) tahun, 8 (delapan) bulan upah;
a. masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1 h. masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun
(satu) bulan upah; atau lebih, 10 (sepuluh ) bulan upah.
b. masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi Adapun Uang penggantian hak yang seharusnya
kurang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua) bulan diterima berdasarkan pasal 156 ayat (4) Undang-
upah; Undang No. 13 Tahun 2003 meliputi :
c. masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi 1. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum
kurang dari 3 (tiga) tahun, 3 (tiga) bulan gugur;
upah; 2. Biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh
d. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi dan keluarganya ke tempat dimana pekerja/
kurang dari 4 (empat) tahun, 4 (empat) buruh diterima bekerja;
bulan upah; 3. Penggantian perumahan serta pengobatan dan
e. masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih perawatan ditetapkan 15% dari uang pesangon
tetapi kurang dari 5 (lima) tahun, 5 (lima) dan/atau uang penghargaan masa kerja yang
bulan upah; memenuhi syarat;
f. masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih, tetapi 4. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian
kurang dari 6 (enam) tahun, 6 (enam) bulan kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian
upah; kerja bersama.
g. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulan Penutup
upah; Tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan
h. masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan
kurang dari 8 (delapan) tahun, 8 (delapan) pembangunan. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
bulan upah; tentang Ketenagakerjaan dibuat untuk menjamin
i. masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 terpeliharanya hak-hak buruh/pekerja dalam sebuah
(sembilan) bulan upah. hubungan kerja, sehingga tidak terjadi penzaliman dari
(3) Perhitungan uang penghargaan masa kerja yang lebih kuat kepada yang lebih lemah. Kendati
sebagaiman a dimaksud d alam ayat barangkalai perlindungan terhadap tenaga kerja belum
(1)ditetapkan sebagai berikut : maksimal bisa dilakukan oleh pemerintah namun kita
a. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi mengapresiasi adanya aturan-aturan hukum yang bisa
kurang dari 6 (enam) tahun, 2 (dua) bulan melindungi kepentingan para pekerja. Kita berharap
upah; kedepannya peraturan perundang-undangan yang
b. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi dibuat semakin sempurna sehingga kesejahteraan dan
kurang dari 9 (sembilan) tahun, 3 (tiga) perlindungan kepada para pekerja/buruh lebih dapat
bulan upah; terpenuh
c. masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih
tetapi kurang dari 12 (dua belas) tahun, 4
(empat) bulan upah;

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 123


UPAYA MANAJEMEN DALAM MENCEGAH DAN MENGATASI TERJADINYA
PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
Oleh : Nanyu Siti Rachmaliya*

DAFTAR PUSTAKA Asri Wijayanti, Perlindungan Hukum bagi Pekerja


Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang yang di PHK karena Melakukan Kesalahan
Ketenagakerjaan. Berat, http://boyyendratamin.blogspot.com/
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang 2012/03/perlindungan-hukum-bagi-pekerja-
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. yang-di.html,
Keputusan Mahkamah Konstitusi RI, Perkara Nomor Asri Wijayanti, Perlindungan Hukum bagi Pekerja
012/PUU-1/2003. yang di PHK karena Melakukan Kesalahan
Mu zn i Tamb usai, Pelaksan aan Kepu tu san Berat, http://boyyendratamin.blogspot.com/
Mahkamah Konstitusi Terhadap Undang- 2012/03/perlindungan-hukum-bagi-pekerja-
Und an g No . 13 Tah un 2003 Tentan g yang-di.html,
Keten agak er jaan , Direktor at Jen deral Yuhari Robingu, Hak Normatif Pekerja Akibat
Pembinaan Hubungan Industrial Departemen Pemu tu san Hu bu ngan Ker ja,
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2005.
Yuhari Robingu, Hak Normatif Pekerja Akibat
Pemu tu san Hu bu ngan Ker ja,
ejournal.umm.ac.id/index.php/legality/article/
view/291/303.
Umar Kasim, Hubungan Kerja dan Pemutusan
Hubungan Kerja, Informasi Hukum Vol. 2 Tahun
VI, 2004.

124 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA
Oleh : R. Sulistiawan*
ABSTRACT
Motivation is the process of determining the intensity, direction and perseverance of the individual to achieve the
goal. Motivation can be sourced from within the employee in the form of awareness about the importance of the
benefits of the work it does. And so does the motivation that comes from outside the employee concerned in the form
of a condition that requires him to perform a job optimally. Human resource development is a process of improving the
quality or ability in order to achieve the goal rate or level of development of the company must always be considered,
therefore the company requires employees who have high discipline and have the motivation to further develop
again. Motivation is very influential in the performance of employees who are the main motivation to motivate himself
so that his performance will be better than ever and can carry out their duties properly, a motivation can be arousing
and directing towards his behavior to achieve the expected goal of a company. This study aims to provide an overview
of how the influence of motivation on employee performance.
Keyword: Motivation, Human Resources, Performance

LATAR BELAKANG Dalam dunia bisnis menunjukkan kemampuan


Dengan menghadapi kehidupan yang serba yang sangat pesat, keberadaan sumber daya manusia
modern dengan teknologi yang canggih peranan dalam perusahaan merupakan kunci utama bahkan
sumber daya manusia (SDM) merupakan aspek menjadi faktor penentu atau keberhasilan tercapainya
paling penting dalam suatu organisasi, dengan adanya tujuan, sumber daya manusia merupakan satu-
sumber daya manusia tujuan dalam suatu organisasi satunya yang memiliki akal perasaan, keinginan,
akan tercapai dengan baik dan tepat sasaran, pengetahuan dorongan, daya serta karya seseorang
kekuatan yang dimiliki sumber daya manusia (SDM) investasi sebagai modal yang paling berharga dalam
mend oro ng ak an tercapain ya tu juan. Setiap perusahaan sebagai asset yang bernilai sebagai kunci
perusahaan atau organisasi berusaha meningkatkan sukses perusahaan dan harus diakui keberadaannya.
citranya untuk menyadikannya lebih baik lagi, dengan Sebagai sumber tenaga kerja dalam suatu unit
demikian setiap perusahaan memiliki cara tersendiri organisasi sangat penting dan dibutuhkan untuk
untuk mencapai tujuan. menghasilk an jasa yang b aik, gun a un tu k
Perusahaan atau organisasi memiliki sumber daya meningkatkan kinerja yang mempengaruhi efisiensi
manusia yang pada dasarnya adalah modal yang dan efektifitas organisasi. Analisis yang lebih
paling utama dengan strategi dan motivasi yang tepat mengkonsentrasikan pada kinerja, akan lebih
maka sumber daya manusia akan menjadi pribadi memberikan penekanan pada faktor utama antara
yang baik dan berkualitas dengan memberikan lain adalah motivasi kinerja pegawai.
pelayanan prima, dengan mempunyai semangat kerja Pengembangan sumber daya manusia merupakan
tinggi dan mempunyai disiplin yang tinggi sumber daya suatu proses peningkatan kualitas atau kemampuan
manusia akan turut membantu pembangunan dalam rangka untuk mencapai tujuan laju atau tingkat
Indonesia dalam menghargai kerja sebagai suatu perkembangan perusahaan harus selalu diperhatikan,
sikap pengabdian dan rasa tanggung jawab, apabila oleh sebab itu perusahaan memerlukan karyawan
sumber daya manusia dapat membawa kemajuan yang memiliki disiplin tinggi dan mempunyai motivasi
bagi perusahaan maka keuntungan yang didapat oleh untuk lebih berkembang lagi. Motivasi sangat
perusahaan dan bagi karyawannya merupakan berp en garu h dalam kinerja karyaw an yan g
keberhasilan dalam kerja dan menjadikan peluang merupakan dorongan utama untuk memotivasi dirinya
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. sendiri agar kinerjanya akan lebih baik lagi dari

* Dosen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI Jakarta

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 125


PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA
Oleh : R. Sulistiawan*

sebelumnya dan dapat menjalankan tugasnya dengan PEMBAHASAN


baik, sebuah motivasi dapat membangk itkan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
semangat dan mengarahkan terhadap tingkah lakunya Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk menuju tujuan yang diharapkan sebuah (MSDM)
perusahaan. Manjemen sumber daya manusia mempunyai
Setiap o rgan isasi atau p er usah aan perlu tugas untuk membangun dan memelihara serta
memikirkan bagaimana cara yang dapat dilakukan mengarahkan juga melaksanakan agar tujuan
untuk mengembangkan sumber daya manusianya perusahaan atau organisasi berjalan dengan baik.
agar dapat mendorong kemajuan bagi perusahaan dan Dalam manajemen sumber daya manusia, karyawan
bagaimana caranya agar karyawan tersebut memiliki adalah kekayaan (asset) yang paling utama yang
produktivitas yang tinggi, yang tentunya pimpinan harus dijaga dan dipelihara dengan baik.
perusahaan perlu memotivasi karyawannya. Sumber daya manusia perlu dikelola secara baik
Di bidang pelayanan jasa dan tidak lepas dari dan profesional agar dapat tercipta keseimbangan
masalah-masalah dalam pengembangan sumber daya antara kebutuhan dan tuntutan serta kemajuan bisnis
manusia, bisa terlihat masih ada pegawai yang datang perusahaan. Mengingat pentingnya peran sumber
tidak tepat waktu, sehingga akan menghambat daya manusia dalam perusahaan agar tetap dapat
pekerjaannya dan juga tujuan perusahan. Salah satu survive dalam iklim persaingan bebas tanpa batas.
faktor yang menjadikan semangat kerja adalah Peningkatan kontribusi karyawan merupakan hal
d en gan ad an ya motiv asi sehingga b isa yang sangat penting termasuk bagi organisasi yang
mengedep ank an tin gkat mutu pegaw ai ser ta terkecil sekalipun harus menciptakan karyawan atau
produktivitasnya dalam bidang pelayanan jasa. sumber daya manusia yang memiliki keahlian khusus
Motivasi juga dapat dipandang sebagai perubahan dan berkualitas.
dan dorongan dengan hal yang positif yang dapat Ada pendapat yang menyatakan dalam buku
memp en garu hi seseo rang ind iv id u un tu k Wibowo (2016 : 1) manajemen adalah sebagai suatu
meningkatkan dan memberikan rasa tanggung jawab seni untuk mendapatkan segala sesuatu dilakukan
yang besar dengan harapan meningkatkan kinerja dan melalui orang lain. Pendapat ini berkembang
melak uk an h al yan g dapat mengun tu ngkan berdasarkan kenyataan bahwa pemimpin mencapai
perusahaan. tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain
Sedangkan dari pihak perusahaan harus lebih untuk melakukan pekerjaan yang diperlukan, tanpa
memberikan mo tivasi yan g tinggi ter hadap harus melakukan pekerjaan sendiri. Manajemen
karyawannya dengan melakukan pelatihan yang merupakan praktik sp esif ik yang mengub ah
berkaitan dengan kerja mereka serta memberikan sekumpulan orang menjadi kelompok yang efektif,
lingkungannya yang baik. berorientasi, pada tujuan, dan produktif.
Peningk atan mutu ker ja karyawan d alam Manajemen sumber daya manusia hakikatnya
menjalankan tugasnya dalam perusahaan perlu merup akan sebagai pek erja d ari lingk ungan
adanya pengembangan sumber daya manusia yang perusahaan dan sebagai makhluk individual yang
ada di dalam melaksanakan manajemen personalia memiliki karakteristik yang ber beda-beda, dalam
terhadap sumber daya manusia dengan baik, termasuk lingkungan sosial perusahaan menjadikan individu atau
dalam memotivasi dan memberikan arahan dimana sumber daya manusianya saling membutuhkan dan
kegiatan ini sangat penting manfaatnya, sehingga melakukan pekerjaan ber-sama-sama. Dalam
karyawan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan pelaksanaan pekerjaan, individu saling terkait satu
dan perkembangan yang terjadi dalam sebuah sama lainnya sehingga memiliki hubungan dan
perusahaan sebagai sebab dan akibat kemajuan dan lingkungan yang bermasyarakat, oleh karena itu
ketatnya persaingan dalam dunia bisnis. Dengan hubungan baik antara individu harus dijaga sehingga
demikian karyawan dapat meningkatkan kemampuan, dapat menghasilkan semangat kerja, gairah untuk
keterampilan, dan pengetahuan dalam melaksanakan bekerja, meningkatkan kerja sama, timbulnya rasa
tugasnya. tolong menolong, kerja sama, saling membantu,
menunjukkan potenstinya, dan mendorong kekuatan
untuk bekerja lebih baik lagi agar tujuan perusahaan
dapat tercapai.

126 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA
Oleh : R. Sulistiawan*

Tujuan organisasi akan sulit dicapai, apabila dalian pegawai agar mentaati peraturan
sumber daya manusia tidak mau menggali potensi organisasi dan bekerja sesuai dengan
yang ada dalam dirinya untuk bekerja semaksimal rencana.
mungkin. Karyawan harus diberikan arahan dan 2. Fungsi operasinal
motivasi untuk mengembangkan pengetahuan serta a. Pengadaan (procurement)
kemampuannya. Dengan adanya pemberian motivasi Pengadaan adalah proses penarikan,
yang tepat diharapkan akan terdorong untuk bekerja seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi
lebih baik lagi dan akan timbul keyakinan bahwa untuk mendapatkan pegawai yang sesuai
dengan bekerja baik, tujuan organisasi akan lebih dengan kebutuhan organisasi.
mudah tercapai. b. Pengembangan (development)
Manajemen sumber daya manusia meliputi semua Pengembangan adalah proses pening-
kegiatan yang terlibat dalam memperoleh, memelihara katan keterampilan melalui pendidikan dan
dan mengembangkan sumber daya manusia. pelatihan.
Berb agai ahli mend ef in isik an p en gertian 1) Kompensasi (compensation)
manajemen sumber daya manusia sebagai berikut: Kompensasi adalah pemberian balas
Manajemen sumber daya manusia menurut Yani jasa langsung (d irect) dan tidak
(2012 : 1) diartikan sebagai ilmu yang mengatur langsung (indirect) berupa uang dan
hubungan dan peranan tenaga kerja secara efektif bar ang k epad a pegawai sebagai
dan efisien sehingga tercapai tujuan organisasi atau imbalan balas jasa yang diberikan
perusahaan. kepada organisasi.
Manajemen sumber daya manusia menurut Byars 2) Pengintegrasian (integration)
dan Rue (unindra press, 2011 : 2) adalah desain Pengin tegrasian adalah kegiatan
ak tivitas yang men caku p pengad aan dan untuk mempersatukan kepentingan
pengkoordinasian sumber daya manusia. organisasi dan kebutuhan pegawai,
agar tercipta kerja sama yang serasi
Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya dan saling menguntungkan.
Manusia 3) Pemeliharaan (maintenance)
Fungsi manajemen sumber daya manusia adalah Pemeliharaan adalah kegiatan untuk
sebagai berikut : memelihara atau meningkatk an
1. Fungsi manajerial kondisi fisik, mental dan loyalitas
a. Prencanaan (planning) karyawan, agar mereka mau bekerja
Perencanaan adalah kegiatan memper- sama sampai pensiun.
kirakan atau menggambarkan dimuka 4) Pemberhentian (separation)
tentang keadaan tenaga kerja agar sesuai Pemberhen tian adalah putusnya
dengan kebutuhan organisasi secara hubungan kerja seseorang karyawan
efektif dan efisien dalam membantu dari suatu organisasi.
terwujudnya tujuan. Fungsi-fungsi pengembangan sumber daya
b. Pengorganisasian (organizing) manusia menurut Kaswan (2013 : 2-7).
Pen go rgan isasian ad alah k egiatan Pengembangan sumber daya manusia merupakan
mengatur pegawai dengan menetapkan fungsi yang dapat berdiri, atau bisa merupakan salah
pembagian kerja, hubungan kerja, integrasi, satu fungsi utama dari departemen manajemen
dan koordinasi dalam bentuk bagan sumber daya manusia (MSDM).
organisasi. Ada 3 (tiga) fungsi utama pengembangan sumber
c. Pengarahan (directing) daya manusia yaitu sebagai berikut :
Pengarahan adalah kegiatan memberikan 1) Pelatihan dan Pengembangan
petunjuk pegawai, agar mau bekerja sama Pelatih an adalah pr oses men in gk atkan
dan bekerja efektif serta efisien dalam pengetahuan dan keterampilan karyawan.
membantu tercapainya tujuan organisasi. Pelatihan mungkin juga meliputi pengubahan
d. Pengendalian (controlling) sikap sehingga karyawan dapat melakukan
Pengendalian adalah kegiatan pengen- pekerjaan lebih efektif. Pelatihan bisa dilakukan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 127


PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA
Oleh : R. Sulistiawan*

pada setiap semua tingkat dalam organisasi. banyak organisasi berusaha meningkatkan
Disisi lain pengembangan merupakan proses efektifitas organisasi dengan memperkenalkan
dimana karyawan memperoleh keterampilan program keterlibatan karyawan dan yang
dan pengalaman agar berhasil pada pekerjaan memerlukan perubahan mendasar dalam
sekarang dan tugas-tugas dimasa yang akan harapan kerja, sistem imbalan, dan prosedur
datang. pelaporan.
Pelatihan bisa dilangsungkan ditempat 3) Pengembangan Karier
kerja atau ditempat yang disimulasikan sebagai Pengembangan k ar ier berisikan
tempat kerja. Proses pelatihan difokuskan pada perbaikan-perbaikan yang bersifat pribadi yang
pelaksan aan pekerjaan dan penerapan dilakukan seseorang untuk mencapai rencana
p emah aman ser ta p en getahu an p ad a kariernya. Kegiatan ini mungkin di dukung oleh
pelaksanaana tugas tertentu. departemen SDM atau mungkin aktivitas-
Sedang dalam pengembangan, orang aktivitas yang dilakukan karyawan yang bebas
yang dikembangkan berada dipusat proses. dari departemen ( pengemb angan karier
Dialah yang menentukan keberhasilan proses individu). Pengembangan karier dimulai dari
dengan cara menggali riwayat pengembangan individu.
dan potensinya dimasa depan. Karyawan mungkin bisa melakukan
Dalam pengembangan : tindakan-tindakan sebagai berikut:
a) Orang harus memiliki motivasi yang datang a) Kinerja : tindakan yang paling penting yang
dari diri sendiri dan mandiri. dapat diambil oleh seseorang untuk
b) Lebih bersifat holistik, mempertimbangkan meningkatkan kariernya adalah memiliki
situasi sebagai suatu kesatuan. kinerja yang baik.
c) Lebih berorientasi jangka panjang. b) Expo su re : k emajuan karier juga
d) Lebih berkaitan dengan situasi tidak ada ditingkatkan melalui eksposu, yang berarti
jawaban yang benar atau salah. menjad i diken al o leh mer ek a yang
Pengembangan lebih berkaitan dengan men en tu kan pr omosi, r otasi dan
membuka potensi, salah satu kemampuan kesempatan karier yang lain.
manusia yang mengagumkan dari manusia c) Mengundurkan diri : bila seorang individu,
ad alah k ap asitasnya un tu k belajar dan melihat peluang karier yang lebih besar
mengembangkan kemampuan dan keterampilan ditempat lain, pengunduran diri merupakan
sampai tidak terbatas. satu-satunya cara memenuhi tujuan
Dalam proses pengembangan orang kariernya.
tidak akan memulai dari suatu yang sama sekali d) Loyalitas organisasi : banyak organisasi
baru, pengembangan adalah membangun, orang lebih mengutamakan loyalitas karier
memperluas, mentransformasi dan beradaptasi dari pada loyalitas organisasi.
d en gan pengetah uan, p emah aman , dan e) Mentor dan sponsor : banyak karyawan
keterampilan yang telah ada. dengan cepat mengetahui bahwa mentor
dapat memb an tu p en gemb an gan
2) Pengembangan Organisasi kariernya.
Pengembangan organisasi didefinisikan f) Bawahan kunci : manajer yang sukses
seb agai p roses menin gkatk an ef ektifitas tergantung pada bawahan yang membantu
organisasi dan kesejahteraan anggota melalui perkembangan dan kinerjarnya.
intervensi yang terencana yang menerapkan g) Peluang pertumbuhan : ketika karyawan
konsep sains perilaku. mengembangkan kemampuan mereka
Pengembangan organisasi menekankan mendukung tujuan organisasi.
p er ub ah an b aik makr o maup un mik ro .
Perubahan makro dimaksudkan pada akhirnya Tujuan dari Sumber Daya Manusia
untuk meningkatkan efektifitas organisasi, Tujuan dari sumber daya manusia tidak hanya
sedangkan perubahan mikro ditunjukkan pada diperlukan untuk mencapai tujuan dari perusahaan
individu, kelompok kecil, dan tim. Misalnya, saja akan tetapi harus melihat perkembangan sumber

128 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA
Oleh : R. Sulistiawan*

daya manusianya serta keterlibatan mereka dalam ahli, terampil, dan mampu melaksanakan tugas dengan
melakukan pekerjaannya. baik, akan tetapi juga memiliki dedikasi kepada tugas
Tujuan-Tujuan Dari Manajemen Sumber Daya dan membawahkan kepentingan pribadi kepada
Manusia (MSDM) kepentingan bersama, kesetiaan dan menghindari
1. Tujuan Organisasi berbagai jenis perilaku negatif yang dapat merugikan
Ditujuk an untuk mengenali keb er adaan diri sendiri dan tentu nya akan merusak citra
manajemen sumber d aya manusia dalam perusahaan.
memberikan kontribusi pada pencapaian
efektifitas organisasi. Motivasi
2. Tujuan Fungsional Pengertian Motivasi
Ditujukkan untuk mempertahankan kontribusi Motivasi berasal dari kata motif (motive) yang
departemen pada tingkat yang sesuai dengan berarti dorongan. Den gan demikian motivasi
kebutuhan organisasi. merupakan suatu kondisi yang mendorong atau
3. Tujuan Sosial menjadi sebab seseorang melak ukan sesuatu
Ditujukkan untuk secara etis d an sosial perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara
merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan dan sadar.
tantangan-tantangan meminimasi dampak Motivasi merupakan sebuah tindakan untuk
negatif terhadap organisasi. mempengaruhi orang lain agar berprilaku (to behave)
4. Tujuan Personal secara teratur. Motivasi merupakan tugas bagi
Ditujukkan untuk membantu karyawan dalam manajer untuk mempengaruhi karyawan dan untuk
pencapaian tujuannya, dan tujuan-tujuan yang memperbaiki kinerja yang disebabkan ketidakpuasan
dapat mempertinggi kontribusi individu terhadap yang dirasakan oleh karyawan
organisasi. Motivasi adalah proses dalam menentukan
Tidak semua perusahaan mampu memadukan intensitas, arah dan ketekunan individu untuk
keempat tujuan tersebut, namun demikian tujuan- mencapai tujuan Motivasi dapat bersumber dari dalam
tujuan tersebut dapat menjadi suatu faktor koreksi diri karyawan yang berupa kesadaran mengenai
terhadap keputusan-keputusan sumber daya manusia. pentingnya manfaat pekerjaan yang dilaksanakannya.
Tujuan-Tujuan manajemen sumber daya manusia Dan begitu pula motivasi yang bersumber dari luar
menuurut Veithzal Rivai (2004:9-11) diri karyawan yang bersangkutan berupa suatu kondisi
1. Sasaran Manajemen Sumber Daya Manusia yang mengharu skannya melak sanakan suatu
(MSDM) pekerjaan secara maksimal.
Kalangan manajer d an departemen SDM Bagi seorang pemimpin (leadership) atau manajer
berusaha untuk mencapai tujuan mereka dengan di dalam setiap perusahaan, masalah atau pemikiran
memenuhi sasaran-sasarannya. yang u tama adalah bagaiman a caranya
2. Aktifitas Manajemen Sumber Daya Manusia menggerakkan bawahan agar bisa bekerja lebih
(MSDM) efektif dan produktif agar tujuan perusahaan dapat
Untu k mencapai tujuan dan sasarann ya, tercapai. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
departemen SDM membantu para pimpinan pemeliharaan hubungan tersebut antara lain: sistem
memperoleh, mengembangkan, memanfaatkan, komunikasi, penanggulangan stress dalam bekerja,
mengevaluasi, dan mempertahankan, jumlah dan konseling, dan pemberian sanksi kepada karyawan
jenis hak karyawan. melanggar atau tidak menaati peraturan.
Berdasarkan tujuan dari sumber daya manusia Berbagai ahli mendefinisikan pengertian motivasi
maka tujuan akhir yang ingin dicapai manajemen sebagai berikut :
adalah meningkatkan kontribusi yang dapat diberikan Motivasi menurut Sentot Imam Wahyono (2010
para pekerja kearah tercapainya tujuan perusahaan, :78) adalah bagian dari ilmu perilaku organisasi, oleh
dengan meningkatkan kualitas dan meningkatkan karenanya pendekatan teori motivasi dipengaruhi oleh
kinerjanya. perkembangan ilmu per ilaku o rganisasi d an
Karena tugas keseluruhan untuk melakukan manajemen secara umum.
tugas pok ok dan sesuai fungsinya, sehin gga Motivasi menurut Edwin B Fillipo dalam Hartatik
tersedianya sumber daya manusia yang tidak hanya (2014 :161) motivasi kerja adalah suatu keahlian dalam

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 129


PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA
Oleh : R. Sulistiawan*

mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau dan kemampuannya masing-masing. Para
bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para karyawan memperoleh kepuasan kerja karena
karyawan dan tujuan organisasi sekaligus tercapai. prestasi yang tinggi, karena mereka sudah punya
Motivasi menurut Kaswan (2013:68) motivasi dorongan untuk bekerja dengan baik dan
adalah keyakinan kembali dari pengarahan yang kemungkinan besar bisa mencapai tujuan
seharusnya berasal dari penilaian yang efektif dapat or ganisasi d engan cara mer ek a send ir i.
meningkatkan antusiasme dan komitmen terhadap Karyawan yang baik dan berprestasi serta dapat
pekerjaan dan terhadap organisasi tempat pekerjaan membantu perusahaan mencapai tujuannya
itu. bukanlah karena merasa puas, melainkan karena
Menurut Abraham Maslow yang dikutip oleh termotivasi oleh rasa tanggung jawab yang lebih
Stephen P Robbins (2006 :214) mengemukakan besar untuk melaksanakan tugas-tugas nya.
bahwa tiap kebutuhan dipenuhi secara berurutan,
setelah kebutuhan tertentu terpenuhi, kebutuhan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
berikutnya menjadi dominan. a. Faktor Intern
Hipotesisnya mengatakan bahwa di dalam diri Faktor intern yang dapat mempengaruhi
semua manusia bersemayam 5 (lima) jenjang pemberian motivasi pada seseorang antara lain:
kebutuhan, yaitu sebagai berikut : 1) Keinginan untuk dapat hidup
a) Psikologis : antara lain rasa lapar, haus, Keinginan untuk dapat hidup merupakan
perlindungan dan jasmani lain. kebutuhan setiap manusia yang hidup
b) Keamanan : antara lain keselamatan dan dimuka bumi ini. Untuk mempertahankan
perlindungan terhadap kerugian dan emosional. hidup ini orang mau mengerjakan apa saja,
c) Sosial : mencakup kasih sayang, rasa memiliki, apakah pekerjaan itu baik atau jelek,
dan persahabatan. apakah halal atau haram dan sebagainya.
d) Penghargaan : mencakup faktor penghormatan Keinginan untuk dapat hidup meliputi
diri seperti harga diri, otonomi, dan prestasi serta kebutuhan untuk :
faktor penghormatan dari luar seperti misalnya - Mempero leh ko mp en sasi yan g
status, pengakuan dan perhatian. memadai
e) Aktualisasi diri : dorongam untuk seseorang/ - Peker jaan yang tep at walaup un
sesuatu sesuai ambisinya yang mencakup penghasilan tidak begitu memadai
p er tu mb uh an , pencap aian p oten si, dan - Kondisi kerja yang aman dan nyaman
pemenuhan kebutuhan. 2) Keinginan untuk dapat memiliki :
Begitu masing-masing kebutuhan ini terpenuhi Keinginan untuk dapat memiliki benda
secara substansial, maka kebutuhan berikutnya akan dapat mendorong seseorang untuk mau
menjadi dominan. melakukan pekerjaan. Hal ini banyak kita
alami dalam kehidupan kita.
Model-Model Motivasi Kerja 3) Keinginan untuk memperoleh penghargaan
a) Model Tradisional Seseorang mau bekerja disebabkan adanya
Bagaimana membuat para karyawan bisa keinginan untuk diakui, dihormati oleh orang
menjalan kan pekerjaan mereka yan g lain. Untuk memperoleh status sosial yang
membosankan dan berulang-ulang dengan cara lebih tinggi, orang mau mengeluarkan
yang paling efisien. uangnya untuk memperoleh uang, itupun
b) Model Hubungan Manusia ia harus bekerja keras.
Mencoba untuk mengakui kebutuhan sosial para 4) Keinginan untuk memperoleh pengakuan
karyawan, dan mencoba memotivasi mereka Keinginan untuk memperoleh pengakuan
dengan meningkatkan kepuasan kerja mereka. itu dapat meliputi :
c) Model Sumber Daya Manusia a) Ad an ya p en gh ar gaan ter hadap
Untuk mengembangkan rasa tanggung jawab prestasi
bersama dalam mencapai tujuan organisasi dan b) Adanya hu bu ngan k er ja yan g
anggo tanya, d iman a setiap k ar yawan harmonis dan kompak
menyumbangkan sesuai dengan kepentingan c) Pimpinan yang adil dan bijaksana

130 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA
Oleh : R. Sulistiawan*

d) Perusahaan tempat bekerja dihargai u ntuk p er usah aan, k alau yan g


oleh masyarakat bersangkutan merasa ada jaminan karier
5) Keinginan untuk berkuasa yang jelas dalam melakukan pekerjaan.
Kein ginan un tu k berk uasa akan 5) Status dan tanggung jawab
mendorong seseorang untuk bekerja. Status atau kedudukan dalam jabatan
Kadang-kadang keinginan untuk berkuasa tertentu merupakan damb aan setiap
ini dipenuhi dengan cara-cara tidak terpuji, karyawan dalam bekerja.
namun cara-cara yang dilakukan itu masih 6) Peraturan yang fleksibel
termasuk bekerja juga. Bagi perusahaan besar, biasanya sudah
Walaupun kadar kemampuan kerja itu ditetapkan sistem dan prosedur kerja yang
berbeda-beda untuk setiap orang, tetapi harus dipatuhi oleh seluruh karyawan.
pada dasarnya ada hal-hal yang umum
yang harus dipenuh untuk terdapatnya SIMPULAN
kepuasan kerja bagi karyawan. Karyawan Dar i ur aian p embahasan di atas dapat
akan dapat mer asa p uas bila dalam dikemukakan kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:
pekerjaan terdapat : Pertama, motivasi dan kinerja saling terkait dan
a) Hak Otonomi motivasi sangat penting dan paling utama untuk
b) Variasi dalam melakukan pekerjaan mendorong semangat kerja. Individu karyawan sangat
c) Kesemp atan untuk memb erik an berbeda-beda saat melihat pekerjaan ada yang
sumbangan pemikiran melihat sebagai beban dan keterpaksaan untuk
d) Kesempatan memperoleh umpan memperoleh uang, akan mempunyai kinerja yang
balik tentang hasil pekerjaan yang rendah Sebaliknya jika individu karyawannya yang
telah dilakukan melihat pekerjaan sebagai tuntutan pelaksanaannya
b. Faktor Ekstern nilai-nilai agama, kebutuhan, pengabdian, tantangan,
Faktor ekstern juga tidak kalah peranannya dan prestasi, akan menghasilkan kinerja yang tinggi.
dalam melemahkan motivasi kerja seseorang. Kedua, kinerja pada umumnya diartikan sebagai
Faktor-Faktor ekstern itu adalah : kesuksesan seseorang didalam melaksanakan
1) Kondisi lingkungan kerja pekerjaan. Kinerja karyawan merupakan hasil kerja
Lingkungan pekerjaan adalah keseluruhan yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-
sasaran dan prasarana kerja yang ada tugas yang dibebankan kepadanya. Karyawan dapat
d isek itar k ar yawan yang sed an g bekerja dengan baik bila memiliki kinerja yang tinggi
melak uk an p ek er jaan yan g dapat sehingga dapat menghasilkan kerja yang baik pula.
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaannya. Mo tiv asi kerja d apat memp engaru hi kiner ja
2) Kompensasi yang memadai karyawan . Secara garis besar motivasi dapat
Ko mp en sasi mer up ak an sumber bersumber dari faktor internal dan eksternal.
penghasilan utama bagi para karyawan Ketiga, kinerja karyawan merupakan suatu fungsi
untuk menghidupi diri beserta keluarganya. dari sebuah motivasi oleh sebab itu pengukuran
Kompensasi yang memadai merupakan kinerja, tidak jelas standar atau parameter apa yang
alat motivasi yang paling ampuh bagi dipergunakan untuk menilai baik dan buruk kinerja
peru sah aan u ntuk mendo ro ng para tersebut, akibatnya penerapan sering menjadi tidak
karyawan bekerja dengan baik. konsisten, pemberian kompensasi, pelatihan akan
3) Supervisi yang baik sangat mendukung kontribusi para karyawan dalam
Fungsi supervisi dalam suatu pekerjaan rangka mencapai tujuan. Perusahaan tertentu perlu
ad alah memberikan pengar ah an , mengevaluasi kinerja karyawan dan memonitor agar
membimbing kerja para karyawan agar dalam pelaksanaan berjalan dengan baik tanpa adanya
dapat melaksanakan kerja dengan baik hambatan, perusahaan memberikan dan menilai atau
tanpa membuat kesalahan. dapat memberikan hukuman yang obyektif atas
4) Adanya jaminan pekerjaan kinerjanya. Prestasi karyawan diberikan setelah
Setiap orang akan bekerja mati-matian menilai dalam proses kerjanya dan diberikan
mengorbankan apa yang ada pada dirinya kesempatan untuk mengembangkan bakatnya dengan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 131


PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA
Oleh : R. Sulistiawan*

adanya jenjang karir, system pengukuran menjadikan On ong Uch jana Ef fend i, Prof . 1989. Sist em
alat komunikasi antara karyawan dan pemimpin Informasi Manajemen. Bandung: Mandar
dalam upaya memperbaiki kinerja dan memastikan Maju.
dalam pengambilan keputusan (decition maker). Siagian, P. Sondang, (2008), Manajemen Sumber
Setiap orang pasti mengenal dan terlibat dalam Daya Manusia, Jakarta, Bumi Aksara.
suatu organisasi, baik secara disadari maupun tidak. Stephen P Robbins Timoty A Judge Buku 1 edisi
Organisasi sebagai wadah untuk mencapai tujuan 12. 2008. Perilaku Organisasi
yang telah ditentukan didalamnya berlangsung Sofyandi, Herman. 2016. Manajemen Sumber Daya
berbagai aktivitas yang merupakan satu kesatuan Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
entitas yang tidak dapat dipisahkan satu dengan Winardi, J, (2002), Motivasi dan Pemotivasian
lainnya. dalam Manajemen, Jakarta Raja Grafindo
Persada.
DAFTAR PUSTAKA Wahyono, Sentot Imam. 2010. Perilaku Organisasi.
Yulius Eka Agu ng S. 2014. Man ajem en d an Yogyakarta: Graha Ilmu.
Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Wibowo. 2016. Manajemen Kinerja. Jak arta:
Kaswan. 2013. Pelatihan dan Pengembangan. Rajawali.
Bandung : Alfabeta.

132 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


RENDAHNYA PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA
SEBUAH TINJAUAN PERSPEKTIF HUBUNGAN INDUSTRIAL
Oleh : Nurwulan Kusuma Devi, MM.

ABSTRACT
The availability of a new opportunity to cope with an increase in labor supply is one of the targets that
to be achieved in economic development in the region to meet these needs can be realized through the growth
of direct investment In the sectors of working nature or in the service sector. The type of employee can be
classified such as Unemployment, Half Unemployment and Covert Employement.
MEA can bring substantial benefits in Indonesia, however in can also make a huge losses. The disadvantages
to be faced are the threatened competitiveness of Indonesia workers therefore the working age population who
stil have a low education need to improve their quality through training that is consistent with the advantage
in their respective areas. Enhance the role of the Training Board throughout the Territory working with
Academics and Companies, Encouraging the Growth of Small and Medium Entrerprises which improves the
populist economy and encourage the Government to increase bilateral cooperation either in the form of training
of apprenticeship with the countries that require skilled workers from Indonesia.

LATAR BELAKANG penduduk usia produktif (umur 15 65 tahun) yang


Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian masuk kategori angkatan kerja (labourforce).
dari integral dari pembangunan nasional berdasarkan Sedangkan jumlah Pengangguran terbuka adalah
pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara RI angkatan kerja yang sama sekali tidak mempunyai
Tahu n 1945, dilaksan ak an d alam r an gk a pekerjaan. Pengangguran ini terjadi karena angkatan
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan kerja tersebut belum mendapat pekerjaan padahal
pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya telah berusaha secara maksimal atau dikarenakan
untuk meningkatkan harkat, martabat, dan harga diri faktor malas mencari pekerjaan atau malas bekerja.
tenaga kerja serta mewujudkan masyarakat sejahtera, Jadi dapat diklasifikasikan jenis tenaga kerja yang
adil, makmur, dan merata, baik materiil maupun menganggur berdasarkan pada:
spiritual (penjelasan umum atas UU No.13 Tahun 1. Pengangguran terbuka : angkatan kerja yg
2003 tentang Ketenagak er jaan) .Seyo gyanya, tidak bekerja dan tidak memiliki pekerjaan. exp.
Per an an O to no mi Daerah seharu s dapat seorang lulusan S1 mesin tapi tidak memperoleh
menjembatani masalah ketenagakerjaan yang selama pekerjaan karena lapangan yang belum tersedia
ini menjadi masalah di Indonesia. Ketersedian akan sesuai kualifikasinya.
lapangan/kesempatan kerja baru untuk mengatasi 2. Setengah pengangguran : Pengangguran
peningkatan penawaran tenaga kerja merupakan setengah menganggur (under unemployment)
salah satu target yan g haru s dicapai dalam adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara
pembangunan ekonomi di daerah. Upaya untuk optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan,
memenuhi hal tersebut dapat diwujudkan melalui biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini
peningkatan pertumbuhan ekonomi khususnya merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang
investasi langsung (direct investment) pada sektor- dari 35 jam selama seminggu.
sektor yang bersifat padat karya, seperti konstruksi, 3. Pengangguran terselubung : tenaga kerja yg
infrastruktur maupun industri pengolahan atau bekerja tidak optimum karena kelebihan tenaga
ekonomi kreatif. Sementara pada sektor jasa, kerja. exp. lahan pertanian yang seharusnya bisa
misalnya melalui perdagangan maupun pariwisata. dikerjakan cuk up 5 or an g tetapi d alam
Tenaga kerja adalah orang yang siap masuk dalam pelaksanaannya 7 orang. Jadi, 2 orang tersebut
pasar kerja sesuai dengan upah yang ditawarkan oleh merupakan tenaga kerja lebih/ terselubung
penyedia pekerjaan. Jumlah tenaga kerja dihitung dari

* Dosen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 133


RENDAHNYA PENYERAPAN TENEGA KERJA DI INDONESIA
SEBUAH TINJAUAN PERSPEKTIF HUBUNGAN INDUSTRIAL
Oleh : Nurwulan Kusuma Devi, MM.

Berdasarkan data dari BPS, Kepala Badan Pusat Faktor turunnya pekerja di sektor pertanian
Statistik (BPS) tingkat pengangguran terbuka pada diakibatkan adanya mekanisasi dan perkembangan
Februari 2016 mencapai 7,02 juta orang atau 5,5 teknologi pertanian dan lahan untuk pertanian yang
persen. Namun jumlah pengangguran tersebut semakin sedikit dikarena banyaknya lahan pertanian
menurun bila dibandingkan dengan Februari 2015, beralih fungsi menjadi pemukiman penduduk dan
yang mencapai 7,45 juta orang (5,81 persen). Apabila lahan industry dampaknya mengurangi jumlah
diband ingkan den gan Agustu s 2015, tingk at pekerja. Sedangkan pada sektor industri, kemungkinan
pengangguran terbuka ini juga menurun. Pada terjadinya PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) yang
Agustus 2015, tingkat pengangguran mencapai 7,56 terjadi dikarenakan turunnya harga minyak bumi dan
juta orang atau 6,18 persen, kata Suryamin di kantor batubara yang banyak menyerap tenaga kerja,
BPS, Jakarta Pusat, Rabu, 4 Mei 2016. k hu su sn ya p ad a sector p er tamb an gan dan
Profil Tenaga Kerja Indonesia: perminyakan
Dalam juta 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Sebaliknya, terjadi peningkatan jumlah penduduk
Tenaga Kerja 116.5 119.4 120.3 120.2 121.9 122.4 127.8 yang bekerja di sektor perdagangan, yakni dari 26,65
o Bekerja 108.2 111.3 113.0 112.8 114.6 114.8 120.8 juta orang menjadi 28,5 juta orang. Pekerja jasa
o Menganggur 8.3 8.1 7.3 7.4 7.2 7.6 7.0 kemasyarakatan meningkat dari 19,41 juta menjadi
Sumber: BPS, 2016 19,79 juta orang. Kami menilai, ada pergeseran
pekerja dari sektor pertanian dan industri ke sektor
Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) perdagangan dan jasa kemasyarakatan , kata
pada Februari 2016 tingkat pengangguran terbuka Suryamin. Kepala BPS Jakarta.
turun hingga mencapai angka 7,02 juta orang atau Tabel gambaran pergeseran pekerjaan dari sektor
5,5 persen jika dibandingkan dengan data BPS pada pertanian dan industri ke sektor perdagangan dibawah
Februari 2015 yang mencapai 7,45 juta orang atau ini.:
sekira 5,81 persen. JENIS USAHA SEBELUM (JUTA) SESUDAH (JUTA)
Ditinjau dari sesi aspek pendidikan bahwa SEKTOR PERTANIAN 40.12 38.29
berdasarkan taraf pendidikannya, persentase lulusan SEKTOR INDUSTRI 16.38 15.97
Sekolah Dasar (SD) ke bawah yang menganggur
menurun, yakni dari 3,61 persen menjadi 3,44 persen. PERUMUSAN MASALAH DAN
Tingkat pengangguran tertinggi adalah lulusan POKOK-POKOK PERMASALAHAN
Sek olah Menengah Keju ruan (SMK) den gan PERUMUSAN MASALAH
persentase 9,84 persen, meningkat dari 9,05 persen. Dari latar belakang di atas maka dapat ditarik
Sedangkan persentase penduduk berpendidikan permasalahan sebagai berikut :
Seko lah Menengah Per tama ( SMP) yan g o Bagaimana usaha meningkatkan mutu tenaga
menganggur juga menurun, yakni dari 7,14 persen kerja di Indonesia?
menjadi 5,76 persen. Begitu juga dengan persentase o Bagaiman a up aya mengatasi masalah
penduduk berpendidikan Sekolah Menengah Atas ketenagakerjaan di Indonesia?
(SMA) menurun dari 8,17 persen menjadi 6,95 persen. o Bagaimana sektor usaha Informal atau UKM
Adapun persentase penduduk berpendidikan dapat menyerap tenaga kerja ?
diploma I, II, dan III yang menganggur juga menurun. o Bagaimana peran Otonomi Daerah dalam
Sebaliknya tingkat pengangguran lulusan Universitas masalah tenaga kerja di indonesia?
atau Perguruan Tinggi (PT) malah meningkat dari POKOK-POKOK PERMASALAHAN:
5,34 persen menjadi 6,22 persen. Apabila disimpulkan 1. Rendahnya Mutu dan Kompetensi SDM :
dalam table sebagai berikut: Angkatan Kerja masih didominasi lulusan SD
ke bawah : 52,25jt (42,70%).
Profil Tingkat Pengangguran berdasarkan o Peringkat Produktivitas thn 2015:
Pendidikan Indonesia No. 41 dari 59 negara. (Instutute
ASPEK PENGANGGURAN DARI SISI SEBELUM SESUDAH of Management Development 2015).
PENDIDIKAN (%) (%) Menurun dari tahun sebelumnya (peringkat
SEKOLAH DASAR (SD) 3.61 3.44 ke-25)
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) 7.14 5.76 o Peringkat Daya Saing :
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) 8.17 6.95 Indonesia No. 37 dari 140 negara. (World
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) 9.84 9.05 Econ omic For um Rep or ts 2015) .
DIPLOMA I, II, III
(Men galami p en ur ur an d ar i tahu n
PERGURUAN TINGGI (PT) 5.34 6.22
sebelumnya (peringkat ke-34).

134 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


RENDAHNYA PENYERAPAN TENEGA KERJA DI INDONESIA
SEBUAH TINJAUAN PERSPEKTIF HUBUNGAN INDUSTRIAL
Oleh : Nurwulan Kusuma Devi, MM.

o Index Pembangunan Manusia: Profil Penyerepan Tenaga Kerja


Indonesia menduduki rangking ke-110 dari Berdasarkan Pendidikan:
187 negara. (Human Development Index A SP EK PE N G AN G G U R A N D A R I SISI SEB EL U M SES U D AH
P EN D ID IK AN (% ) (% )
2015). (Mengalami kenaikan dibandingkan
S EK O L AH D A S AR (SD ) 3 .61 3 .4 4
tahun sebelumnya yiatu peringkat ke-111) S EK O L AH ME N EN G A H PER T AM A (SM P) 7 .14 5 .7 6
2. Besar nya pengan ggur an d an seten gah S EK O L AH ME N EN G A H AT AS (SM A ) 8 .17 6 .9 5
pengangguran. S EK O L AH ME N EN G A H K EJ U R U A N (S MK ) 9 .84 9 .0 5
o Jumlah penganggur : 7,56 juta (6,16%). D IPL O M A I, II, III
P ER G U R U A N TIN G G I (PT )
o Jumlah setengah penganggur : 34,31 juta 5 .34 6 .2 2

(28%). Sumber: BPS, 2016


3. Semakin bertambahnya angkatan kerja di Penurunan Tenaga Kerja dari
daerah perkotaan. Sektor Pertanian dan Industri
4. Belum link and match (masih output oriented SEBELUM SESUDAH
JENIS USAHA
belum job oriented) antara dunia kerja dan dunia (JUTA) (JUTA)
pendidikan. SEKTOR PERT ANIAN 40.12 38.29
5. Adanya kesenjangan antara ketersediaan
SEKTOR INDUSTRI 16.38 15.97
pekerjaan dengan jumlah pencari kerja;
6. Lapangan kerja di sektor formal terus menurun Sumber: BPS, 2016
sedangkan di sektor informal terus meningkat;
7. Pelatihan kerja belum dipandang sebagai bagian Tabel gambaran pergeseran pekerjaan dari sektor
dari sistem pendidikan nasional. pertanian dan industri ke sektor perdagangan dibawah
8. Min imnya pend id ik an / k eter ampilan ini :
kewirausahaan (enterpreneur) bagi angkatan S E B EL U M S ES U D AH
J E N IS US A H A S E K T OR
kerja sehingga kurang mampu membuka (JU T A ) (JU T A )

lapangan kerja. P E R D AG A N G AN 2 6.6 5 28 .5


9. Hubungan Industrial yang belum sepenuhnya J AS A K E M AS Y AR A K AT A N 1 9.4 1 19 .7 9
harmonis:
o Belum seluruh stakeholder memahami Sumber: BPS, 2016
p er atur an p er un dang-u nd an gan
ketenagakerjaan. Selain itu, fakta-fakta yang terkait dalam hal ini,
o Masih seringnya terjadi PHK sepihak. seperti:
o Penerapan outsourcing yang belum sesuai o Rendahnya Mutu dan Kompetensi SDM
dengan aturan. o Besar nya pengan ggur an d an seten gah
o Diasumsikan bahwa outsoursing identik pengangguran
dengan kerja kontrak. o Kebijakan Ekonomi belum berdampak langsung
pada tenaga kerja
10. Belum optimalnya penempatan, perlindungan
dan pemberdayaan TKI. LANDASAN TEORI
11. Kualitas dan kuantitas pengantar kerja, mediator Sebagaimana dikemukakan para ahli bahwa pada
HI, dan pegawai pengawasan ketenagakerjaan kondisi di negara berkembang pada umumnya
belum memenuhi standar kompetensi. memiliki tingkat pengangguran yang jauh lebih tinggi
dari angka resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
FAKTA-FAKTA Usaha Pemerintah dalam mengurangi tingkat
Berdasarkan table dari BPS Jakarta mengenai penganguran secara kontinu selalu dilakukan. Oleh
tingkat pengangguran dari tahun 2010 sampai dengan karena itu definisi tenaga kerja adalah tenaga kerja
tahun 2016 ini, menunjukan profil kondisi tingkat adalah penduduk pada usia kerja (15 tahun ke atas)
pengangguran di Indonesia: atau 15 sampai dengan 64 tahun yang secara
potensial dapat bekerja. Ha ini sejalan dengan UU
Profil Tenaga Kerja Indonesia:
Profil Tenaga Kerja Indonesia No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan
Dalam juta 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
Tenaga Kerja 116.5 119.4 120.3 120.2 121.9 122.4 127.8 melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan
o Bekerja 108.2 111.3 113.0 112.8 114.6 114.8 120.8 atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
o Menganggur 8.3 8.1 7.3 7.4 7.2 7.6 7.0
maupun untuk masyarakat. Tenaga kerja disebut juga
Sumber: BPS
Sumber: BPS, 2016 golongan produktif.

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 135


RENDAHNYA PENYERAPAN TENEGA KERJA DI INDONESIA
SEBUAH TINJAUAN PERSPEKTIF HUBUNGAN INDUSTRIAL
Oleh : Nurwulan Kusuma Devi, MM.

Secara garis besar penduduk suatu negara hari. b . Mereka yang selama seminggu tidak
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja melakukan pekerjakan atau bekerja kurang dari dua
dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga hari, tetapi mereka adalah orang-orang yang bekerja
kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia di bidang keahliannya seperti dokter, tukang cukur
kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia dan lain-lainnya serta pekerjaannya tetap, pegawai
adalah berumur 15 tahun 64 tahun. Menurut pemerintah atau swasta yang sedang tidak masuk
pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja kerja karena sakit, cuti, mogok dan sebagainya.
disebut sebagai tenaga kerja. Tenaga kerja adalah Terkait dengan globalisasi masyarakat saat ini
seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja seperti MEA (Masyarakat Ekonomi Asia) atau AEC
dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. (Asean Economic Community) adalah bentuk
Tenaga kerja adalah jumlah seluruh penduduk dalam integrasi ekonomi ASEAN yang direncanakan akan
suatu Negara yang dapat memproduksi barang- tercapai pada tahun 2015. Tujuan dibentuknya
barang dan jasa-jasa jika ada permintaan terhadap Komunitas Ekonomi ASEAN tidak lain untuk
tenaga mereka dan jika mereka mau berpartisipasi meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan
dalam aktivitas tersebut. Tenaga kerja merupakan ASEAN. MEA 2015 bisa mendatangkan keuntungan
salah satu faktor produksi selain faktor produksi tanah yang besar bagi Indonesia. Namun, juga dapat
dan modal yang memiliki peranan penting dalam menimbulkan kerugian yang besar pula .Kerugian
mendukung kegiatan produksi dalam menghasilkan yang akan dihadapi adalah terancamnya daya saing
barang dan jasa. tenaga kerja Indonesia. Jumlah tenaga kerja yang
Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka kurang terdidik di Indonesia masih tinggi. Hal ini
yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mengkhawatirkan karena bisa saja tenaga kerja
mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan negara tetangga mengambil alih lapangan kerja di
64 tahun. Bukan tenaga kerja Indonesia akibat Tenaga Kerja Indonesia yang tidak
o Bukan tenaga k erja adalah mereka yang dapat bersaing dengan Tenaga Kerja Luar Negeri.
dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja, Fenomena seperti menjadi tantangan bagi pemerintah
meskipun ada permintaan bekerja. Menurut indonesia dalam mengurangi tingkat pengangguran
Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun akibat adanya persaingan tenaga kerja secara global
2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu saat ini.
mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat
berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini ditentukan dengan melihat tingkat pendidikan negara
adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia) tersebut. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia,
dan anak-anak. tingkat pen didikannya masih rend ah. Hal ini
o An gk atan kerja: Angkatan k er ja ad alah menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan
penduduk usia produktif yang berusia 15-64 teknologi menjadi rendah. Minimnya penguasaan ilmu
tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi pengetahuan dan teknologi menyebabkan rendahnya
sementara tidak bekerja, maupun yang sedang produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini akan
aktif mencari pekerjaan. berpengaruh terhadap rendahnya kualitas hasil
o Bukan angkatan kerja: Bukan angkatan kerja produksi barang dan jasa.
adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas Berdasarkan data Jumlah tenaga kerja yang
yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus kurang terdidik di Indonesia masih tinggi yakni mereka
rumah tangga dan sebagainya. Contoh kelompok yang berpendidikan di bawah SD dan SMP mencapai
ini adalah: anak sekolah dan mahasiswa para 68,27 persen atau 74.873.270 jiwa dari jumlah
ibu rumah tangga dan orang cacat, dan para penduduk yang bekerja sekitar 110.808.154 jiwa. 80
pengangguran sukarela. persen pengangguran Indonesia hanya lulusan SMP
Menurut Simanjuntak (dalam Sumarsono, 2009:7) dan SD. Mayoritas tenaga kerja indonesia masih
penduduk yang digolongkan mencari pekerjaan adalah berpendidikan sekolah dasar dan lebih banyak bekerja
sebagai berikut: (1) mereka yang belum pernah pada sektor informal. Hal ini sangat mengkuatirkan
bekerja dan sedang berusaha mencari pekerjaan; (2) akan penyerapan tenaga kerja terkait dengan MEA
mereka yang pernah bekerja tetapi menganggur dan yang sudah mulai terasa dalam bidang-bidang
sedang mencari pekerjaan dan mereka yang, sedang pekerjaan tertentu. Dampak dari timbulnya MEA ini
bebas tugasnya dan sedang mencari pekerjaan. artinya timbulnya Liberalisasi di bidang jasa yang
Angkatan kerja yang digolongkan bekerja adalah : a. menyangkut sumber daya manusia mungkin akan
Mereka yang selama seminggu melakukan pekerjaan tampak terlihat jelas karena menyangkut tentang
dengan maksud untuk memperoleh penghasilan atas penempatan tenaga terampil dan tenaga tidak
keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit dua terampil dalam mendukung perekonomian negara.

136 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


RENDAHNYA PENYERAPAN TENEGA KERJA DI INDONESIA
SEBUAH TINJAUAN PERSPEKTIF HUBUNGAN INDUSTRIAL
Oleh : Nurwulan Kusuma Devi, MM.

Namun, yang paling banyak berpengaruh dan sangat d iartik an b ah wa salah sek to r usah a un tu k
ditekan dalam Masyarakat Ekonomi Asean adalah mendapatkan kesempatan kerja adalah menciptakan
tenaga kerja terampil. Namun, rendahnya tingkat sebanyak-banyak pada sektor ekonomi kreatif melalui
pendidikan pada 72% tenaga kerja Indonesia UKM karena akan menjadi suatu trobosan dalam
mengakibatkan sulitnya bagi kelompok masyarakat menyerap tenaga kerja hasi ini berdasarkan hasil riset,
untuk mendapatkan pekerjaan formal dengan tingkat seperti: Penelitian yang dilakukan oleh:
keterjaminan yang relatif lebih baik. Hanya sebagian o Penelitian yang dilakukan oleh Deny Sandy
kecil (8%) dari komposisi tenaga kerja Indonesia yang (2008) berjudul Analsisis Peranan Sektor
berd aya saing, 3% di antaranya mer up ak an Industri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
profesional dengan tingkat pendidikan minimal dan PDRB Di Kota Kediri menjelaskan bahwa
sarjana, sedangkan 5% di antaranya merupakan elastisitas penyerapan tenaga kerja rata-rata
tenaga kerja dengan pendidikan diploma dan pada sektor industri Kota Kediri selama kurun
kejuruan. Keadaan itu tentunya menjadi kegelisahan waktu 2001-2006 sebesar 0,74 % sehingga
yang cukup mengganggu dalam menyongsong pasar bersifat elastis. Tujuan dari penelitian tersebut
tunggal ASEAN ketika arus liberalisasi jasa termasuk adalah untuk menganalisis penyerapan tenaga
jasa profesi baik tenaga kerja terampil maupun tenaga kerja dan un tuk elastisitas ten aga ker ja
kerja tidak terampil akan semakin bersaingan. didapatkan hasil penghitungan bahwa kontribusi
Sedangkan kesempatan kerja adalah jumlah yang sektor industri terhadap PDRB sangat besar,
menu njuk an b er ap a masyar ak at yan g telah hal ini ditunjukkan dengan rata-rata proporsi
tertampung dalam suatu perusahaan (Gilarso, sumbangan selama 2001-2006 sebesar 74,64%.
1992:58). Kesempatan kerja dapat diwujudkan Namun tiap tahun cenderung mengalami
d en gan tersed ianya lapangan k er ja yan g penurunan, terlepas hal tersebut Sektor Industri
memungkinkan dilaksanakan bentuk aktifitas tetap b er peran pentin g terh ad ap r od a
tersebut. Kesempatan kerja mengandung pengertian pembangunan daerah.
lapangan kerja yang ada dari suatu kegiatan ekonomi. o Penelitian lain yang dilakukan oleh Teguh
Kesempatan kerja termasuk lapangan kerja yang Prasena (2010) berjudul Analisis Penyerapan
belum diduduki dan masih lowong. Dengan kata lain Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Pengolahan
kesempatan kerja menunjukkan banyaknya orang di Kabupaten Jember menjelaskan bahwa
yang dapat ditampung bekerja pada instansi atau elastisitas penyerapan tenaga kerja pada sektor
pekerjaan. industri Pengolahan di Kabupaten Jember
Sedangkan kesempatan kerja menurut ILO adalah selama kurun waktu 2001-2007 sebesar 0.74
jumlah lapanqan pekerjaan yang tersedia bagi tenaga % sehingga bersif at elastis. Tujuan dari
kerja yang tercermin dari penduduk usia (usia l0 tahun penelitian tersebut adalah untuk menganalisis
ke atas) yang bekerja. Jika jumlah tenaga kerja yang penyerapan tenaga kerja pada sektor industri
tersedia lebih sedikit dari angkatan kerja maka akan pengolahan di Kabupaten Jember dan untuk
timbul pengangguran. Kesempatan kerja merupakan mengetahui kontribusi sektor industri pengolahan
hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan Kabupaten Jember terhadap PDRB. Dengan
penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan menggunakan alat analisis elastisitas tenaga
kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat kerja didapatkan hasil bahwa kontribusi sektor
menciptakan kesempatan kerja. Dengan demikian, industri pengolahan terhadap PDRB tidak begitu
dapat menyerap pertambahan angkatan kerja. Dalam besar, hal ini ditunjukkan dengan rata-rata
ilmu ekonomi, kesempatan kerja berarti peluang atau sumbangan selama 2001-2007 sebesar 7,3%
keadaan yang menunjukkan tersedianya lapangan yang tiap tahun cenderung stagnan atau stabil.
pekerjaan sehingga semua orang yang bersedia dan o Zamrowi (2007) yang berjudul Analisis
sanggup bekerja dalam proses produksi dapat Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil
memperoleh pekerjaan scsuai dengan keahlian, (Studi di Industri Kecil Mebel di Kota Semarang
k eter ampilan dan bakatn ya masin g- masing. dengan metode analisis regresi linier berganda.
Kesempatan Kerja (demand for labour) adalah suatu Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
kead aan yang men ggamb ar kan/ketersed iaan p en garu h up ah , no n up ah , mo dal dan
pekerjaan (lapangan kerja untuk diisi oleh para produktifitas terhadap penyerapan tenaga kerja
pencari kerja). Dengan demikian kesempatan kerja pada industri kecil mebel di Kota Semarang.
dapat diartikan sebagai permintaan atas tenaga kerja. Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa
Kesempatan kerja adalah jumlah yang menunjukan semua variabel yaitu upah, non upah, modal dan
berapa masyarakat yang telah tertampung dalam produktivitas secara berpengaruh terhadap
suatu perusahaan (Gilarso, 1992:58), maka dapat permintaan tenaga kerja pada industri kecil

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 137


RENDAHNYA PENYERAPAN TENEGA KERJA DI INDONESIA
SEBUAH TINJAUAN PERSPEKTIF HUBUNGAN INDUSTRIAL
Oleh : Nurwulan Kusuma Devi, MM.

mebel di Kota Semarang baik secara simultan persentase perubahan dari suatu faktor penentu.
maupun secara parsial. Pengaruh tersebut Angka k oefisien elastisitas d id ap at d en gan
ditunjukkan dengan nilai R-square sebesar 0,741 pembagian suatu persentase dengan persentase,
atau 74,1%. Penelitian yang dilakukan oleh Putri maka koefisien ini adalah suatu angka yang tidak
(2005) dengan judul Penyerapan Tenaga Kerja mempunyai unit atau angka murni (Sumarsono,
pada Industri Kecil Gula Kelapa di Kabupaten 2009:43).
Jember dengan metode analisis elastisitas Tabel 2.1 Persamaan dan perbedaan penelitian ini
penyerapan tenaga kerja dimana variabelnya dan penelitian-penelitian sebelumnya.
adalah tenaga kerja dan nilai produksi. Hasil yang No
1
Peneliti Judul
Deny Sandy (2008) Analisis Peranan Sektor
Variabel
Tenaga
Alat Analisis
Analisis
Hasil
Elastisitas penyerapan
ditunjukkan pada penelitian ini yaitu elastisitas Industri Terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja
Kerja dan
PDRB
Elastisitas
Tenaga Kerja
tenaga kerja rata-rata
pada sektor industri
penyerapan tenaga kerja sebesar 2,22 artinya dan PDRB di Kota Kediri bersifat elastis kurun waktu
Kota Kediri 2001-2006
2 Teguh Prasena Analisis Penyerapan Tenaga Analisis Elastisitas penyerapan
bersifat elastis dan perkembangan produksi pada (2010) Tenaga Kerja Pada Sektor Kerja dan Elastisitas tenaga kerja pada
Industri Pengolahan di PDRB Tenaga Kerja sektor industri
industri gula di Kabupaten Jember berpengaruh Kabupaten Jember Pengolahan di
Kabupaten Jember
terhadap perkembangan tenaga kerja pada selama kurun waktu
2001-2007 bersifat
industri tersebut. elastis, kontribusi
sektor industri
o Penelitian yang dilakukan oleh Indayati (2010) pengolahan tidak
terlalu besar.
3 M. Taufik Zamrowi Analisis Penyerapan Upah Analisis Variabel upah,
dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang (2007) Tenaga Kerja Pada (X1), Regresi Linier produktivitas, modal
Industri kecil (Studi di produktivi Berganda dan non upah
Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Mebel di
Kota Semarang)
ta s (X2),
modal
berpengaruh baik
secara bersama-sama
Industri Kecil Genteng (Studi Kasus di Desa (X3), dan
non upah
maupun secara parsial
terhadap penyerapan
Baderan Kecamatan Geneng Kabup aten 4 Putri (2005) Penyerapan Tenaga Kerja
(X4)
Tenaga Analisis
tenaga kerja
Elastisitas penyerapan
Ngawi) dengan metode analisis regresi linier pada Industri Kecil Gula
Kelapa di Kabupaten
kerja dan
nilai
Elastisitas
Tenaga Kerja
tenaga kerja pada
industri kecil gula
Jember produksi kelapa di Kabupaten
berganda. Penelitian ini menunjukkan hasil Jember bersifat
elastis.
bahwa secara simultan faktor jumlah modal 5 Indayati (2010) Analisis FaktorFaktor Modal, Analisis Secara simultan faktor
yang Mempengaruhi volume Regresi Linier jumlah modal kerja,
kerja, faktor volume penjualan dan faktor Penyerapan Tenaga Kerja
Pada Industri Kecil
penjuala,
dan
Berganda faktor volume
penjualan dan faktor
pengalaman pekerja berpengaruh signifikan Genteng (Studi Kasus di
Desa Baderan Kecamatan
pengalam
an kerja
pengalaman kerja
berpengaruh signifikan
terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri Geneng Kabupaten
Ngawi)
terhadap penyerapan
tenaga kerja pada
industri kecil genteng
kecil Genteng di Desa Baderan Kecamatan di Desa Baderan
Kecamatan Geneng
Geneng Kabupaten Ngawi. Kabupaten Ngawi.
6 Ayu Wafi Lestari Pengaruh Jumlah Usaha, Jumlah Regresi Linier Secara simultan atau
o Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Wafi dan dan Nenik Woyanti
(2011)
Nilai Investasi, dan Upah
Minimum terhadap
usaha,
nilai,
Berganda bersamasama variabel
unit usaha, nilai
Nenik Woyanti (2011) yang berjudul Pengaruh Permintaan Tenaga Kerja
pada Industri Kecil dan
investasi,
upah
investasi, dan upah
minimum kabupaten
Jumlah Usaha, Nilai Investasi dan Upah Menengah di Kabupaten
Semarang (Jurnal
minimum,
dan
mempunyai pengaruh
yang signifikan
Universitas Diponegoro) permintaa terhadap permintaan
Minimum terhadap Permintaan Tenaga Kerja n tenaga tenaga kerja pada
kerja Industri Kecil dan
pada Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Menengah di
Kabupaten Semarang
Semarang. Menjelaskan bahwa variabel unit
usaha, nilai investasi dan upah minimum ANALISA
kabupaten berpengaruh terhadap permintaan Penyebab pengangguran umumnya disebabkan
tenaga kerja di Kabupaten Semarang. Variabel karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
ju mlah u nit usah a dan nilai in vestasi jumlah lapangan p ek er jaan yan g mamp u
berpengaruh positif dan signifikan terhadap menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
permintaan tenaga kerja pada industri kecil dan masalah dalam perekonomian karena dengan adanya
menengah di Kabupaten Semarang. Namun pengangguran, produktivitas dan pendapatan
pada variabel upah minimum kabupaten masyarakat ak an b er ku rang seh in gga dapat
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-
permintaan tenaga kerja pada industri kecil dan masalah sosial lainnya.
menengah di Kabupaten Semarang. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan
Dalam kajian penelitian tersebut bahwa yang membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah
dimaksud dengan elastisitas merupakan ukuran angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
derajat kepekaan jumlah permintaan akan sesuatu Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur
ter hadap pemb ah an salah satu faktor yan g harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
mempengaruhinya. Permintaan akan sesuatu itu bisa menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan
berupa barang, tenaga kerja, produksi dan lain-lain. kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan
Besarnya permintaan akan barang, tenaga kerja, juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk
produksi ini dipengaruhi oleh suatu faktor tertentu, terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat
misalnya harga, produksi, upah, modal dan lain-lain. pen gangguran yang terlalu tin ggi ju ga dapat
Koefisien elastisitas dapat didefinisikan sebagai menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial

138 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


RENDAHNYA PENYERAPAN TENEGA KERJA DI INDONESIA
SEBUAH TINJAUAN PERSPEKTIF HUBUNGAN INDUSTRIAL
Oleh : Nurwulan Kusuma Devi, MM.

sehingga mengganggu proses pembangunan. Selain o Menggalakkan pengembangan sektor informal,


itu, semakin sempitnya daya serap sektor modern seperti home industry/ UKM
terh ad ap p er lu asan k esempatan kerja telah o Menggalakkan program transmigrasi untuk
menyebabkan sektor tradisional/ Usaha Kecil menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan
merupakan tempat penampungan tenaga kerja. sektor formal lainnya.
Lapangan kerja terbesar yang dimiliki Indonesia o Pemb uk aan pr oyek -p ro yek umum o leh
adalah berada di sektor informal juga, hal ini pemerintah, seperti pembangunan jembatan,
disebabkan karena sektor informal mudah dimasuki jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga
oleh para pekerja karen tidak banyak memerlukan bisa menyerap tenaga kerja secara langsung
modal, kepandaian, dan keterampilan. maupun untuk merangsang investasi baru dari
Hasil dari penelitian ini jelas bahwa Sektor Usaha kalangan swasta.
Kecil dan Menengah sangat pontensial untuk
menyerap tenaga kerja di Indonesia. Hal ini sejalan SARAN/ REKOMENDASI
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Deny Peningkatan mutu tenagan kerja merupakan
Sandy (2008), Teguh Prasena (2010), M. Taufik persiapan yang harus dilakukan agar indonesia tidak
Zamrowi (2007), Putri (2005), Indayati (2010), dan mengalami kerugian dalam MEA 2015 mendatang.
Ayu Wafi Lestari dan Nenik Woyanti (2011) yang Langkah yang harus dilakukan untuk menghadapi
dapat disimpulkan bahwa Sektor Industri kecil tetap MEA 2015, oleh karena itu penduduk usia kerja yang
berperan penting terhadap roda pembangunan daerah masih memiliki pendidikan rendah perlu di tingkatkan
dalam mengurangi tingkat pengangguran. kualitasnya melalui pelatihan yang sesuai dengan
keunggulan di wilayahnya masing-masing. Seperti
KESIMPULAN sektor pertanian, perlu mendapatkan pelatihan
Hal ini terjadi karena ukuran sektor informal masih keterampilan dibidang pertanian dan perikanan
cukup besar sebagai salah satu lapangan nafkah bagi sehingga tenaga kerja di Indonesia mempunyai
tenaga kerja tidak terdidik. Sektor informal tersebut keahlian khusus dan mampu menggunakan teknologi
d ianggap sebagai katu p pengaman b agi yang memadai dan dapat bersaing dengan negara
pengangguran. Oleh karena itu untuk menjawab pada luar. Dengan melibatkan berbagai perguruan tinggi
perumusan masalah, ada beberapa cara untuk dalam pengembangan sektor pertanian dan perikanan
mengurangi pengangguran, sebagai berikut: guna mendukung daya saing dan peningkatan nilai
A. Cara mengatasi pengangguran struktural tambah sektor pertanian.
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang Memb er ik an Pelatih an b er up a k ur su s
digunakan adalah: ketrampilan/ sertifikasi dan teknologi tepat guna
o Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja. melalui BLK-BLK yang ada agar nantinya tenaga
o Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja kerja Indonesia terdidik dan terlatih serta mempunyai
dari tempat dan sektor yang kelebihan ke tempat kemampuan berbahasa dan ilmu teknologi sehingga
dan sektor ekonomi yang kekurangan. dapat bersaing dengan tenaga kerja lain dari berbagai
o Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk negara.
mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja Memberikan kompetensi khusus/keahlian khusus
yang kosong, dan kepada tenaga kerja Indonesia kemudian memberikan
o Segera mendirikan industri padat karya di sertifikasi profesi kepada tenaga kerja tersebut
wilayah yang mengalami pengangguran. sebagai bukti bahwa tenaga kerja tersebut telah
terdidik dan terlatih.
B. Cara mengatasi pengangguran friksional Mengembangkan UMKM di Indonesia agar
Untuk mengatasi pengangguran secara umum produk-produknya dapat dipasarkan secara global
antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai dan bersaing dengan produk negara lain.
berikut: Pemerintah memperbanyak kerjasama bilateral
o Perluasan kesempatan kerja dengan cara baik dalam bentuk pelatihan atau magang kerja
mendirikan industri-industri baru, terutama yang dengan negara yang memerlukan Tenaga Kerja
bersifat padat karya. Terampil dari Indonesia.
o Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai
bidang industri untuk merangsang timbulnya
investasi baru.

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 139


RENDAHNYA PENYERAPAN TENEGA KERJA DI INDONESIA
SEBUAH TINJAUAN PERSPEKTIF HUBUNGAN INDUSTRIAL
Oleh : Nurwulan Kusuma Devi, MM.

DAFTAR PUSTAKA Ir aw an d an Sup ar mo ko . 1992. Ek on omi


Ar syad , L. 1999. Eko no mi Pembangun an . Pembangunan. Yogyakarta: BPFE.
Yogyakarta: Aditya Media. Indayati. 2010. Skripsi : Analisis Faktor-Faktor Yang
Ayu Wafi dan Nenik Woyanti. 2011. Skripsi : Pengaruh Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja
Jumlah Usaha, Nilai Investasi dan Upah Pada Industri Kecil Genteng Di Desa Baderan
Minimum terhadap Permintaan Tenaga Kerja Kecamatan Geneng Kab up aten Ngawi.
pada I nd ustr i Kecil dan Menengah d i Jember. Universitas Jember.
Kabupaten Semarang. Semarang. Universitas Mulyadi. 2000. Teori Pembangunan Ekonomi.
Diponegoro. Jakarta: LP3ES.
Badan Pusat Statistik Jakarta Prasena, T. 2010. Skripsi : Analisis Penyerapan
Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember. 2010. Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Pengolahan
JemberDalam Angka 2010. Jember: BPS Di Kabupaten Jember. Jember: Universitas
Kabupaten Jember. Jember.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember. 2011. Putri. 2005. Skripsi : Penyerapan Tenaga Kerja Pada
JemberDalam Angka 2011. Jember: BPS Industri Kecil Gula Kelapa Di Kabupaten
Kabupaten Jember. Jember. Jember: Universitas Jember.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember. 2012. Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun
JemberDalam Angka 2012. Jember: BPS 2003
Kabupaten Jember. Sandy, D. 2008. Skripsi : Analisis Peranan Sektor
Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember. 2013. Industri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
JemberDalam Angka 2013. Jember: BPS dan PDRB Di Kota Kediri. Jember: Universitas
Kabupaten Jember. Jember.
Badan Pusat Statistik 2012. Produk Domestik Simanjuntak, P.J. 1998. Pengantar Ekonomi Sumber
Regional Bruto Kabupaten Jember Tahun Daya Manusia, edisi ke-2. Fakultas Ekonomi
2012. Jember: BPS Kabupaten Jember. UI. Jakarta.
Boediono. 1991. Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE. Sukirno, S. 2006. Ekonomi Pembangunan : Proses,
Deliarnov. 1995. Ekonomi Uang dan Perbankan. Masalah dan Dasar Kebijaksanaan. Jakarta:
Jakarta: Gramedia. Kencana Prenata Media Group.
Gilarso, T. 1992. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Sumarsono, S. 2009. Teori dan Kebijakan Publik
Yogyakarta: Kanisius. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Glassburner dan Candra. 1985. Teori dan Kebijakan Graha Ilmu.
Ekonomi Makro. Jakarta: LP3ES. Todaro. 2000. Pembangunan Ekonomi (terjemahan
Herrick B dan Kindleberger C. 1990. Ekonomi Subekti, A). Jakarta: Bumi Aksara.
Pembangunan. Jakarta: Bumi Aksara. Teguh, M. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi Teori
Kuncoro, M. 1997. Ekonomi Pembangunan Teori, dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Masalah d an Keb ijak an . Yo gyak ar ta: Persada.
UPPAMPYKPN. Widodo, S. 1990. Indikator Ekonomi. Yogyakarta:
Kanisius.

140 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI
KEBUDAYAAN DAERAH
Oleh : Sa'roni
ABSTRACT
Technological and cultural developments in modern times have contributed to the displacement of values ??related
to a nation. One of them is traditional culture. It has become an issue that young people are now lacking to understand
the true meaning of art that has been passed down to the Indonesian nation.
Because most of them are more influenced by external culture and external civilization they are more important.
So that by itself the arts and culture of Indonesia is eliminated slowly. Globalization has an indirect influence on the
development of Indonesian culture. In addition to bringing a lot of negative influence is also a positive influence that
exists due to this globalization.
One positive influence that occurs is that young people now become more intelligent in using foreign languages,
and the progress of science and technology in the field of education and communication. Therefore they become more
likely to be successful. Competition in this era of globalization requires that every expert can at least in terms of
application of computers and everything related to the above.
Keywords: Globalization, Existence, Local Culture.

PENDAHULUAN dan terbuka dalam perdagangan. Dan dengan


A. LATAR BELAKANG terbukanya satu negara terhadap negara lain, yang
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga
peradaban manusia yang bergerak terus dalam teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya, dan
masyarakat global dan merupakan bagian dari proses lain-lain. Konsep akan globalisasi menurut Robertson
manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan (1992), mengacu pada penyempitan dunia secara
teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia,
globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan
penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai pemahaman kita akan koneksi tersebut. Disini
tantangan dan permasalahan baru yang harus penyempitan dunia dapat dipahami dalam konteks
dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan institusi modernitas dan intensifikasi kesadaran dunia
globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi dapat dipersepsikan refleksif dengan lebih baik secara
sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar budaya. Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari
dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer berbagai sudut pandang. Sebagian orang menafsirkan
sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau
terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah menjadikan dunia sebagaimana layaknya sebuah
diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. perkampungan kecil.
Wacana globalisasi sebagai sebuah prosesditandai Sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasi
dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi
dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia gaya hidup, orientasi, dan budaya. Pengertian lain dari
secara mendasar. Globalisasi sering diperbincangkan globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004)
oleh banyak orang, mulai dari para pakar ekonomi, adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi global
sampai penjual iklan. Dalam kata globalisasi tersebut ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin
mengandung suatu pengertian akan hilangnya satu mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia
situasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasa dan merasuk ke dalam kesadaran kita. Produksi global
antar negara diseluruh dunia dapat bergerak bebas atas produk lokal dan lokalisasi produk global.

* Dosen Sekolah Tinggi Penerbangan Aviasi

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 141


PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAH
Oleh : Sa'roni

Globalisasi adalah proses dimana berbagai peristiwa, KERANGKA TEORITIK DAN


keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu RUMUSAN HIPOTESIS
dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai 1. BATASAN ISTILAH
individu dan masyarakat di belahan dunia yang lain Dalam pembuatan makalah ini menggunakan
(A.G. Mc. Grew, 1992). Proses perkembangan istilah-istilah yang sudah simengerti oleh
globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang masyarakat b anyak, adapun tu juan dari
teknologi informasi dan komunikasi. Bidang tersebut penggunaan istilah-istilah tersebut yaitu untuk
merupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuan memu dah kan p emb aca d alam membaca
bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain makalah ini.
dalam kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, 2. SUDUT PANDANG PENDEKATAN
sosial, budaya dan lain-lain. Contoh sederhana dengan Sudut pandang yang kami gunakan dalam
teknologi internet, parabola dan TV, orang di belahan pembuatan makalah ini yaitu sudut pandang
bumi manapun akan dapat mengakses berita dari secara sosiologis dan psikologis yaitu pengaruh
belahan dunia yang lain secara cepat. Hal ini akan globalisasi pada masyarakat umum dan sikap
terjadi interaksi antar masyarakat dunia secara luas, para pemuda dalam menyikapi pengaruh budaya
yang akhirnya akan saling mempengaruhi satu sama asing.
lain, terutama pada kebudayaan daerah, seperti 3. KERANGKA BERPIKIR
kebudayaan gotong royong, menjenguk tetangga sakit Dalam p embu atan mak alah ini k ami
dan lain-lain. Globalisasi juga berpengaruh terhadap menggunakan pola paragraf dari umum ke
pemuda dalam kehidupan sehari-hari, seperti budaya khusus, dengan alasan agar pembaca tidak
berpakaian, gaya rambut dan sebagainya. merasa bingung dalam membaca karena dalam
membaca dimulai dari hal-hal yang ringan dulu
B. IDENTIFIKASI MASALAH baru meningkat ke hal-hal yang lebih kompleks.
Dalam pengembangan nya glob alisasi 4. RUMUSAN HIPOTESIS
menimbulkan berbagai masalah dalam bidang Adanya globalisasi yang memiliki dampak positif
kebudayaan. Misalnya: maupun negative, maka perlu adanya tindak
1. Hilangnya budaya asli suatu daerah atau suatu lanjut dalam menyikapi globalisasi tersebut.
negara Adapun tindakan-tindakan yang dapat dilakukan
2. Terjadinya erosi nilai-nilai budaya yaitu:
3. Menurunnya rasa nasionalisme dan patriotisme a. Menambah porsi pengetahuan tentang
4. Hilangnya sifat kekeluargaan dan gotong royong kebudayaan bangsa di sekolah-sekolah
5. Kehilangan kepercayaan diri baik mu lai d ar i tin gk at SD samp ai
6. Gaya hidup kebarat-baratan. perguruan tinggi.
b. Menyeleksi kemunculan globalisasi
C. RUMUSAN MASALAH kebudayaan baru, sehingga budaya yang
Adanya globalisasi menimbulkan berbagai masuk tidak merugikan dan berdampak
masalah terhadap eksistensi kebudayaan daerah, negatif.
salah satunya adalah terjadinya penurunan rasa cinta c. Mengadakan berbagai pertunju kkan
terhadap kebudayaan yang merupakan jati diri suatu kebudayaan.
bangsa, erosi nilai-nilai budaya, terjadinya akulturasi d. Membatasi acara-acara yan g dapat
budaya yang selanjutnya berkembang menjadi memunculkan rasa cinta terhadap budaya
budaya. asing.

D. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mengetahui pengaruh globalisasi terhadap A. GLOBALISASI DAN BUDAYA
eksistensi kebudayaan daerah. Gaung globalisasi, yang sudah mulai terasa sejak
2. Untuk meningkatkan kesadaran remaja akhir abad ke-20, telah membuat masyarakat dunia,
untuk menjunjung tinggi kebudayaan termasuk bangsa Indonesia harus bersiap-siap
b an gsa send ir i karena k eb ud ayaan menerima kenyataan masuknya pengaruh luar
merupakan jati diri bangsa. terhadap seluruh aspek kehidupan bangsa. Salah satu

142 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAH
Oleh : Sa'roni

aspek yang terpengaruh adalah kebudayaan. Terkait Tetapi menurut Simon Kimoni, dalam proses ini
dengan kebudayaan, kebudayaan dapat diartikan negara-negara harus memperkokoh dimensi budaya
sebagai nilai-nilai (valu es) yang dianut o leh mereka dan memelihara struktur nilai-nilainya agar
masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga tidak dieleminasi oleh budaya asing. Dalam rangka
masyarakat terhadap berbagai hal. Atau kebudayaan ini, berbagai bangsa haruslah mendapatkan informasi
juga dapat didefinisikan sebagai wujudnya, yang ilmiah yang bermanfaat dan menambah pengalaman
mencakup gagasan atau ide, kelakuan dan hasil mereka. Terkait dengan seni dan budaya, seorang
kelakuan (Koentjaraningrat, 1974), dimana hal-hal penulis asal Kenya bernama Ngugi Wa Thiongo,
tersebut terwujud dalam kesenian tradisional kita. 1976 menyebutkan bahwa perilaku dunia barat,
Oleh karena itu, nilai-nilai maupun persepsi berkaitan khususnya Amerika seolah-olah sedang melemparkan
dengan aspek-aspek kejiwaan atau psikologis, yaitu bom budaya terhadap rakyat dunia. Mereka berusaha
apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek untuk menghancurkan tradisi dan bahasa pribumi
kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, sehingga bangsa-bangsa tersebut kebingungan dalam
bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh upaya mencari identitas budaya nasionalnya. Penulis
apa yang ada dalam alam pikiran orang yang Kenya ini meyakini bahwa budaya asing yang
bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan berkuasa di berbagai bangsa, yang dahulu dipaksakan
penemuan seseo rang ad alah kesen ian, yang melalui imperialisme, kini dilakukan dalam bentuk
merupakan subsistem dari kebudayaan. yang lebih luas dengan nama globalisasi.
Bagi ban gsa In donesia aspek kebudayaan
merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki B. GLOBALISASI DALAM KEBUDAYAAN
kekayaan nilai yang beragam, termasuk keseniannya. TRADISIONAL DI INDONESIA
Kesenian rakyat, salah satu bagian dari budaya Proses saling mempengaruhi adalah gejala yang
bangsa Indonesia tidak luput dari pengaruh globalisasi. wajar dalam interaksi antar masyarakat. Melalui
Globalisasi dalam kebudayaan dapat berkembang interaksi dangan berbagai masyarakat lain, bangsa
dengan cepat, hal ini tentunya dipengaruhi oleh indonesia ataupun kelompok-kelompok masyarakat
adanya kecepatan dan kemu dahan dalam yang mendiami nusantara (sebelum Indonesia
memperoleh akses komunikasi dan berita namun hal terbentuk) telah mengalami proses dopengaruhi dan
ini justru menjadi bumerang tersendiri dan menjadi mempengaruhi. Kemampuan berubah merupakan
suatu masalah yang paling krusial atau penting dalam sifat yang penting dalam kebudayaan manusia. Tanpa
globalisasi, yaitu kenyataan bahwa perkembangan itu kebudayaan tidak mampu menyesuaikan diri
ilmu pengetahuan dikuasai oleh negara-negara maju. dengan keadaan yang senantiasa berubah. Perubahan
Akibatnya, negara-negara berkembang, seperti yang terjadi saat ini berlangsung begitu cepat. Hanya
Indonesia selalu khawatir akan tertinggal dalam arus dalam jangka waktu satu generasi banyak negara-
globalisasi dalam berbagai bidang seperti politik, negara berkembang telah berusaha melaksanakan
ekonomi, sosial, budaya, termasuk kesenian kita. perubahan kebudayaan, padahal di negara-negara
Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai maju perubahan demikian berlangsung selama
dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan beber apa gener asi. Pada hak ekatnya b angsa
dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia Indonesia, juga bangsa-bangsa lain, berkembang
secara mendasar. Komunikasi dan transportasi karena adanya pengaruh-pengaruh luar. Kemajuan
internasional telah menghilangkan batas-batas budaya bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak luar, hal
setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung inlah yang terjadi dalam proses globalisasi. Oleh
mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban karena itu, globalissi bukan hanya soal ekonomi
d un ia seh in gga melibatk an man usia secar a namun juga terkait dengan masalah atau isu makna
menyeluruh. Simon Kemoni, sosiolog asal Kenya budaya dimana nilai dan makna yang terlekat di
mengatakan bahwa globalisasi dalam bentuk yang dalamnya masih tetap berarti. Masyarakat Indonesia
alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai- merupakan masyarakat yang majemuk dalam
nilai budaya. Dalam proses alami ini, setiap bangsa berbagai hal, seperti anekaragam budaya, lingkungan
akan berusaha menyesuaikan budaya mereka dengan alam, dan wilayah geografis. Keanekaragaman
perk embangan baru sehingga mereka d ap at masyarakat Indonesia ini dapat dicerminkan pula
melanjutkan kehidupan dan menghindari kehancuran. dalam berbagai ekspresi kesenian. Dengan perkataan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 143


PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAH
Oleh : Sa'roni

lain, dapat dikatakan pula bahwa berbagai kelompok semakin tersisihnya kesenian tradisional Indonesia
masyarakat di Indonesia dapat mengembangkan dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan
keseniannya yang sangat khas. Kesenian yang pemaknaan dalam masyarakat Indonesia. Misalnya
dikemban gkan nya itu menjadi mod el- mod el saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis Indonesia,
pengetahuan dalam masyarakat. baik yang rekyat maupun istana, selalu berkaitan erat
dengan perilaku ritual masyarakat pertanian. Dengan
C. PERUBAHAN BUDAYA DALAM datangnya perubahan sosial yang hadir sebagai akibat
GLOBALISASI KESENIAN YANG proses industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, dan
BERTAHAN DAN TERSISIHKAN globalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulai
Perubahan budaya yang terjadi di masyarakat bergeser ke arah kesenian yang berdimensi komersial.
tradisional, yakni perubahan dari masyarakat tertutup Kesenian -kesenian yang bersifat ritu al mulai
menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai- tersingkir dan kehilangan fungsinya. Sekalipun
nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai demikian, bukan berarti semua kesenian tradisional
dan norma sosial merupakan salah satu dampak dari kita lenyap begitu saja. Ada berbagai kesenian yang
adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi masih menunjukkan eksistensinya, bahkan secara
telah mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi kreatif terus berkembang tanpa harus tertindas proses
dan sarana transpo rtasi in tern asio nal telah modernisasi. Pesatnya laju teknologi informasi atau
menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. teknologi komunikasi telah menjadi sarana difusi
Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif pilihan
kepadaglobalisasi dan menjadi peradaban dunia hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat luas.
sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Akibatnya masyarakat tidak tertarik lagi menikmati
Misalnya saja khusu dalam bidang hiburan massa atau ber bagai seni p ertu njukk an tradision al yang
hiburan yang bersifat masal, makna globalisasi itu sebelumnya akrab dengan kehidupan meraka.
sudah sedemikian terasa. Sekarang ini setiap hari kita Misalnya saja kesenian tradisional wayang orang
bisa menyimak tayangan film di tv yang bermuara Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang
dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Bharata Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada
Jepang, Korea, dll melalui stasiun televisi di tanah pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat
air. Belum lagi siaran tv internasional yang bisa wayang merupakan salah satu bentuk kesenian
ditangkap melalui parabola yang kini makin banyak tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-
dimiliki masyarakat Indonesia. Sementara itu, pesan moral, dan merupakan salah satu agen
kesenian-kesenian populer lain yang tersaji melalui penanaman nilai-nilai moral yang baik, menurut saya.
kaset, VCD, dan DVD yang berasal dari manca Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai
negara pun makin marak kehadirannya di tengah- pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur
tengah kita. Fakta yang demikian memberikan bukti sekarang ini tengah mengalami mati suri. Wayang
tentang betapa negara-negara penguasa teknologi orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulai
mutakhir telah berhasil memegang kendali dalam terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi.
globalisasi budaya khususnya di negara ketiga. Bisa jadi fenomena demikian tidak hanya dialami oleh
Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan kesenian Jawa tradisional, melainkan juga dalam
berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. berbagai ekspresi kesenian tradisional di berbagai
Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagiab tempat di Indonesia. Sekalipun demikian bukan berarti
dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga semua kesenian tradisional mati begitu saja dengan
kelestariannya. Di saat yang lain dengan teknologi merebaknya globalisasi. Di sisi lain, ada beberapa
informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita seni pertunjukkan yang tetap eksis tetapi telah
disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan mengalami perubahan fungsi. Ada pula kesenian yang
informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih mampu beradaptasi dan mentransformasikan diri
men arik jika diban dingk an dengan kesen ian dengan teknologi komunikasi yang telah menyatu
tradisional kita. Dengan parabola masyarakat bisa dengan kehidupan masyarakat, misalnya saja
menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang kesenian tradisional Ketoprak yang dipopulerkan
bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan ke layar kaca oleh kelompok Srimulat. Kenyataan di
bumi. Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat atas menunjukkan kesenian ketoprak sesungguhnya

144 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAH
Oleh : Sa'roni

memiliki penggemar tersendiri, terutama ketoprak pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan
yang disaji dalam bentuk siaran televisi, bukan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga
ketoprak panggung. Dari segi bentuk pementasan atau dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi
penyajian, ketoprak termasuk kesenian tradisional masyarakat sekitarnya. Hal lain yang merupakan
yang telah terbukti mampu beradaptasi dengan pengaruh globalisasi dalah dalam pemakaian Bahasa
perubahan zaman. Selain ketoprak masih ada Indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah
kesenian lain yang tetap bertahan dan mampu satu budaya bangsa). Sudah lazim di Indonesia untuk
beradaptasi dengan teknologi mutakhir yaitu wayang menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak, Ibu,
kulit. Beberapa dalang wayang kulit terkenal seperti Bu, Saudara, Anda dibandingkan dengan kau atau
Ki Manteb Sudarsono dan Ki Anom Suroto tetap kamu sebagai pertimbangan nilai rasa. Sekarang ada
dimin ati masyarakat, b aik itu kaset rekaman kecenderungan di kalangan anak muda yang lebih
pementasannya, maupun pertunjukkan secara suka menggunakan bahasa Indonesia dialek Jakarta
langsung. Keberanian stasiun televisi Indosiar yang seperti penyebutan kata gue (saya) dan lu (kamu).
sejak beberapa tahun lalu menayangkan wayang kulit Selain itu kita sering dengar anak muda menggunakan
setiap malam minggu cukup sebagai bukti akan bahasa Indonesia dengan dicampur-campur bahasa
besarnya minat masyarakat terhadap salah satu inggris seperti Ok, No problem dan Yes, bahkan kata-
khasanah kebudayaan nasional kita. Bahkan Museum kata makian (umpatan) sekalipun yang sering kita
Nasional pun tetap mempertahankan eksistensi dari dengar di film-film barat, sering diucapkan dalam
kesenian tradisional seperti wayang kulit dengan kehidupan sehari-hari. Kata-kata ini disebarkan
mengadakan pagelaran wayang kulit tiap beberapa melalui media TV dalam film-film, iklan dan sinetron
bulan sekali dan pagelaran musik gamelan tiap satu bersamaan dengan disebarkannya gaya hidup dan
minggu atau satu bulan sekali yang diadakan di aula fashion. Gaya berpakaian remaja Indonesia yang
Kertarajasa, Museum Nasional. dulunya menjunjung tinggi norma kesopanan telah
berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada
D. PENGARUH GLOBALISASI kecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besar
TERHADAP BUDAYA BANGSA memak ai p ak aian min im d an k etat yan g
Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan memamerk an bagian tubu h ter tentu . Bud aya
pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa berpakaian minim ini dianut dari film-film dan
I nd on esia. Derasn ya aru s in fo rmasi dan majalah-majalah luar negeri yang ditransformasikan
telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah ke dalam sinetron-sinetron Indonesia. Derasnya arus
k ecen deru ngan yan g mengar ah ter hadap informasi, yang juga ditandai dengan hadirnya internet,
memu darn ya n ilai-n ilai p elestarian b ud aya. turut serta menyumbang bagi perubahan cara
Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah menjadi trend
dan Teknologi) mengakibatkan berkurangnya dilingkungan anak muda. Salah satu keberhasilan
keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri. penyebaran kebudayaan barat ialah meluasnya
Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang
gotong-royong dan sopan berganti dengan budaya di barat merupakan suatau yang universal. Masuknya
barat, misalnya pergaulan bebas. Di Tapanuli budaya barat (dalam kemasan ilmu dan teknologi)
(Sumatera Utara) misalnya, dua puluh tahun yang diterima dengan baik. Pada sisi inilah globalisasi telah
lalu, anak-anak remajanya masih banyak yang merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya
berminat untuk belajar tari tor-tor dan tagading (alat Timur (termasuk Indonesia) sehingga terbuka pula
musik batak). Hampir setiap minggu dan dalam acara konflik nilai antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran.
ritual kehidupan, remaja di sana selalu diundang
pentas sebagai hiburan budaya yang meriah. Saat E. TINDAKAN YANG MENDORONG
ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya TIMBULNYA GLOBALISASI
kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin KEBUDAYAAN DAN CARA
lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan MENGANTISIPASI ADANYA
di televisi dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). GLOBALISASI KEBUDAYAAN
Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, Peran kebijaksanaan pemerintah yang lebih
bila dikelola dengan baik selain dapat menjadi mengarah kepada pertimbangan-pertimbangan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 145


PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAH
Oleh : Sa'roni

ekonomi daripada kultural atau budaya dapat sulit untuk menghindari keterlibatan pemerintah dan
d ik atak an mer ugik an suatu p er kemb an gan bagi para seniman rakyat ini merupakan sesuatu yang
kebudayaan. Jennifer Lindsay (1995) dalam bukunya sulit pula membuat keputusan sendiri untuk sesuai
yang berjudul Cultural Policy and the Performing dengan keaslian (originalitas) yang diingingnkan para
Arts In South-East Asia, mengungkapkan kebijakan seniman rakyat tersebut. Oleh karena itu pemerintah
kultural di Asia Tenggara saat ini secara efektif harus melakoni dengan benar-benar peranannya
mengubah dan merusak seni-seni pertunjukkan sebagai pengayom yang melindungi keaslian dan
tradisional, baik melalui campur tangan, penanganan perkembangan secara estetis kesenian rakyat
yang berlebihan, kebijakan-kebijakan tanpa arah, dan tersebut tanpa harus merubah dan menyesuaikan
tidak ada perhatian yang diberikan pemerintah kepada dengan kebijakan-kebijakan politik. Globalisasi
kebijakan kultural atau konteks kultural. Dalam informasi dan budaya yang terjadi menjelang millenium
pengamatan yang lebih sempit dapat kita melihat baru seperti saat ini adalah sesuatu yabf tak dapat
tingkah laku aparat pemerintah dalam menangani dielakkan. Kita harus beradaptasi dengannya karena
perkembangan kesenian rakyat, dimana banyaknya banyak manfaat yang bisa diperoleh. Harus diakui
campur tangan dalam menentukan objek dan bahwa teknologi komunikasi sebagai salah satu
berusaha merubah agar sesuai dengan tuntutan produk dari modernisasi bermanfaat besar bagi
pembangunan. Dalam kondisi seperti ini arti dari terciptanya dialog dan demokratisasi budaya secara
kesenian rakyat itu sendiri menjadi hambar dan tidak masal dan merata. Globalisasi mempunyai dampak
ada rasa seninya lagi. Melihat kecenderungan yang besar terhadap budaya. Kontak budaya melalui
tersebut, aparat pemerintah telah menjadikan para med ia massa men yadarkan dan memberikan
seniman dipandang sebagai objek pembangunan dan informasi tentang keberadaan nilai-nilai budaya lain
diminta untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan yang berbeda dari yang dimiliki dan dikenal selama
simbol-simbol pembangunan. Hal ini tentu saja ini. Kontak budaya ini memberikan masukkan yang
men gabaik an masalah p emelih ar aan dan p en ting b agi peru bahan- peru bahan dan
pengembangan kesenian secara murni, dalam arti pengembangan-pengembangan nilai-nilai dan
benar-benar didukung oleh nilai seni yang mendalam persepsi di kalangan masyarakat yang terlibat dalam
dan bukan sekedar hanya dijadikan model saja dalam proses ini. Kesenian bangsa Indonesia yang memiliki
pembangunan. Dengan demikian, kesenian rakyat kekuatan etnis dari berbagai macam daerah juga tidak
semakin lama tidak dapat mempunyai ruang yang dapat lepas dari pengaruh kontak budaya ini. Sehingga
cukup memadai untuk perkembangan secara alami untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap
atau natural, karena itu, secara tidak langsung perubahan-perubahan diperlukan pengembangan-
kesenian rakyat akhirnya menjadi sangat tergantung pengembangan yang bersifat global namun tetap
oleh model-model pembangunan yang cenderung lebih bercirikan kekuatan lokal atau etnis. Globalisasi
mod er n dan rasion al. Sebagai co ntoh d ar i budaya yang begitu pesat harus diantisipasi dengan
permasalahan ini dapat kita lihat, misalnya kesenian memperkuat identitas kebudayaan nasional. Berbagai
asli daerah Betawi yaitu tari cokek, tari lenong, dan kesenian tradisional yang sesungguhnya menjadi aset
sebagainya sudah siatur dan disesuaikan oleh aparat kekayaan kebudayaan nasional jangan sampai hanya
pemerintah untuk memenuhi tuntutan dan tujuan men jadi alat atau slo gan para p emegan g
kebijakan-kebijakan politik pemerintah. Aparat kebijaksanaan, khususnya pemerintah, dalam rangka
pemerintah di sini turut mengatur secara normatif, keperluan turisme, politik, dan sebagainya. Selama
sehingga kesenian Betawi tersebut tidak lagi terlihat ini pembinaan dan pengembangan kesenian tradisional
keasliannya dan cenderung dapat membosankan. yang dilakukan lembaga pemerintah masih sebatas
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak dikehendaki pada unsur formalitas belaka, tanpa menyentuh esensi
terhadap keaslian dan perkembangan yang murni bagi kehidupan kesenian yang bersangkutan. Akibatnya,
kesenian rakyat tersebut, maka pemerintah perlu kesenian tradisional tersebut bukannya berkembang
mengembalikan fungsi pemerintah sebagai pelindung dan lestari, namun justru semakin dijauhi masyarakat.
dan pengayom kesenian-kesenian tradisional tanpa Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh
harus turut campur dalam proses estetikanya. kesenian rakyat cukup berat. Karena pada era
Memang diakui bahwa kesenian rakyat saat ini teknologi dan komunikasi yang sangat canggih dan
membutuhkan dana dan bantuan pemerintah sehingga mo dern ini masyarakat dihadapk an k ep ad a

146 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAH
Oleh : Sa'roni

banyaknya alternatif sebagai pilihan, baik dalam 1. Perubahan dalam konstantin ruang dan waktu.
menentukan kualitas maupun selera. Hal ini sangat Perkembangan barang-barang seperti telepon
memungkinkan keberadaan dan eksistensi kesenian genggam, telev isi satelit, d an inter net
rakyat dapat dipandang dengan sebelah mata oleh menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi
masyarakat, jika dibandingkan dengan kesenian d emik ian cepatn ya, sementar a melalu i
modern yang merupakan imbas dari budaya pop. p er gerakan massa semacam tu risme
Untuk menghadapi hal-hal tersebut di atas ada memungkinkan kita merasakan banyak hal dari
beberapa alternatif untuk mengatasinya, yaitu budaya yang berbeda.
meningkatkan SDM bagi para seniman rakyat. Selain 2. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara
itu mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai
pengayom dan pelindung, dan bukan sebaliknya justru ak ib at d ar i pertumbu han perd agan gan
menghancur kann ya d emi keku asaan dan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan
pembangunan yang berorientasi pada dana-dana multinasional, dan dominasi organisasi semacam
proyek atau dana-dana untuk pembangunan dalam World Trade Organization (WTO).
bidang ekonomi saja. 3. Pen in gk atan inter ak si k ultu ral melalu i
Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang perkembangan media massa (terutama televisi,
dimaksudkan orang dengan globalisasi: film, musik, dan transmisi berita dan olahraga
1. Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai internasional). Saat ini, kita dapat mengkonsumsi
meningkatnya hubungan internasional. Dalam dan mengalami gagasan dan pengalaman baru
h al ini masin g- masing n egar a tetap mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam
mempertahankan identitasnya masing-masing, budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur,
namun menjadi semakin tergantung satu sama dan makanan.
lain. 4. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada
2. Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan bidang lingkungan hidup, krisis multinasional,
semakin diturunkan batas antar negara, misalnya inflasi regional dan lain-lain.
hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa
maupun migrasi. transformasi ini telah membawa kita pada globalisme,
3. Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia
sebagai semakin tersebarnya hal material ad alah satu. Gid dens men egaskan bahw a
maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri
di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus
seluruh dunia. berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera
4. Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan
bentuk dari universalisasi dengan semakin ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi.
menyebarnya pikiran dan budaya dari barat Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan
sehingga mengglobal. globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.
5. Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas:
Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi Teori globalisasi
di atas. Pada empat definisi pertama, masing- Chocrane dan Pain, 1990 menegaskan bahwa
masing negara masih mempertahankan status dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat tiga
ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia posisi teoritis yang dapat dilihat, yaitu:
global memiliki status ontologi sendiri, bukan 1. Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah
sekedar gabungan negara-negara. sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi
nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga
Ciri globalisasi: di seluruh dunia berjalan. Mereka percaya
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal
semakin berkembangnya fenomena globalisasi di akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi
dunia. Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang global yang homogen. Meskipun demikian, para
antar negara menunjukkan keterkaitan antar manusia globalis tidak memiliki pendapat sama mengenai
di seluruh dunia. konsekuensi terhadap proses tersebut.

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 147


PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAH
Oleh : Sa'roni

2. Para globalis positif dan optimis menanggapi Fenomena berkembangnya perusahaan McDonalds
dengan baik perkembangan semacam itu dan di seluruh pelosok dunia menunjukkan telah terjadinya
menyatak an b ah wa glo balisasi akan globalisasi.
menghasilkan mesyarakat dunia yang toleran Fase selanjutnya ditandai dengan donimasi
dan bertanggung jawab. perdagangan kaum muslim di Asia dan Afrika. Kaum
3. Para globalis pesimis berpendapat bahwa muslim membentuk jaringan perdagangan yang
glonalisasi adalah sebuah fenomena negatif antara lain meliputi Jepang, Tiongkok, Vietnam,
karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika Timur,
penjajahan barat (terutama Amerika Serikat) Laut Tengah, Venesia, dan Genoa. Di samping
yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan membentuk jaringan dagang, kaum pedagang muslim
konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai juga menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama-nama,
sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari abjad, arsitek, nilai sosial budaya Arab ke warga dunia.
mereka kemudian membentuk kelompok untuk Fase selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia
menentang globalisasi (anti globalisasi). secara besar-besaran oleh bangsa Eropa. Spanyol,
4. Para tradision alis tid ak p er caya b ah wa Portugis, Inggris, dan Belanda adalah pelopor-pelopor
globalisasi tengah terjadi. Mereka berpendapat eksplorasi ini. Hal ini di dukung pula dengan terjadinya
bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antar
atau, jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan. bangsa dunia. Berbagai teknologi mulai ditemukan
Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah dan menjadi dasar perkembangan teknologi saat ini,
menjadi sebuah fenomena internasional selama seperti komputer dan internet. Pada saat itu,
ratusan tahun. Apa yang tengah kita alami saat berkembang pula kolonialisasi di dunia yang
ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau membawa p en garu h besar terh ad ap d if usi
evolusi, dari produksi dan perdagangan kapital. kebudayaan di dunia.
5. Para transformasionalis berada di antara para Senakin berkembanganya industri dan kebutuhan
globalis dan tradisionalis. Mereka setuju bahwa akan bahan baku serta pasar juga memunculkan
pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Di
oleh para globalis. Namun, mereka juga Indonesia misalnya, sejak politik pintu terbuka,
berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita perusahaan-perusahaan Eropa membuka berbagai
menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi cabangnya di Indonesia. Freeport dan Exxon dari
teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi Amerika Serikat, Unilever dari Belanda, Brithis
seharusnya dipahami sebagai seperangkat Petroleum dari Inggris adalah beberapa contohnya.
hubungan yang saling berkaitan dengan murni Perusahaan multinasional seperti ini tetap menjadi
melalui sebuah kekuatan, yang sebagian besar ikon globalisasi hingga saat ini.
tid ak ter jadi secar a langsu ng. Mer ek a Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat
menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik, momentumnya ketika perang dingin berakhir dan
terutama ketika hal tersebut negatif atau, komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme
setidaknya, dapat dikendalikan. seakan memberi pembenaran bahwa kapitalisme
ad alah jalan ter baik d alam mew ujud kan
Sejarah globalisasi kesejahteraan dunia. Implikasinya, negara-negara di
Banyak sejarahwan yang menyebut globalisasi dunia mulai menyiapkan diri sebagai pasar yang
sebagai fenomena di abad ke-20 ini yang dihubungkan bebas. Hal ini didukung pula dengan perkembangan
dengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahal teknologi komunikasi dan transportasi. Alhasil, sekat-
interaksi dan globalisasi dalam hubungan antar bangsa sekat antar negara pun mulai kabur.
di dunia telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Bila
ditelusuri, benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika Reaksi Masyarakat
manusia mulai mengenal perdagangan antar negeri Gerakan pro-globalisasi
sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu, para Pendukung globalisasi (sering juga disebut dengan
pedagang dari Tiongkok dan India mulai menelusuri pro-globalisasi) menganggap bahwa globalisasi dapat
negeri lain baik melalui jalan darat (seperti misalnya meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
jalur sutera) maupun jalan laut untuk berdagang. ekonomi masyarakat dunia. Mereka berpijak pada

148 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAH
Oleh : Sa'roni

teori keunggulan komparatif yang dicetuskan oleh orang dan kelompok yang menentang perjanjian
David Ricardo. Teori ini menyatakan bahwa suatu dagang global dan lembaga-lembaga yang mengatur
negara dengan negara lain saling bergantung dan perd agangan antar negara sep erti O rganisasi
dapat saling menguntungkan satu sama lainnya, dan Perdagangan Dunia (WTO).
salah satu bentuknya adalah ketergantungan dalam Antiglobalisasi dianggap oleh sebagian orang
bidang ekonomi. Kedua negara dapat melakukan sebagai gerakan sosial, sementara yang lainnya
transaksi pertukaran sesuai dengan keunggulan menganggapnya sebagai istilah umum yang mencakup
komparatif yang dimilikinya. Misalnya, Jepang sejumlah gerakan sosial yang berbeda-beda. Apapun
memiliki keunggulan komparatif pada produk kamera juga maksudnya, para peserta dipersatukan dalam
digital (mampu mencetak lebih efesien dan bermutu p er lawanan terh ad ap eko no mi d an sistem
tinggi) sementara Indonesia memiliki keunggulan perdagangan global saat ini, yang menurut mereka
komparatif pada produk lainnya. Dengan teori ini mengikis lingkungan hidup, hak-hak buruh, kedaulatan
jepang dianjurkan untuk menghentikan produksi nasional, dunia ketiga, dan banyak lagi penyebab-
kainnya dan mengalihkan faktor-faktor produksinya penyebab lainnya.
untuk memaksimalkan produksi kamera digital, lalu Namun, orang yang dicap antiglobalisasi sering
menutupi kekurangan penawaran kain dengan menolak istilah itu, dan mereka lebih suka menyebut
membelinya dari Indonesia, begitu juga sebaliknya. diri mereka sebagai Gerakan Keadilan Global,
Salah satu penghamb at u tama ter jadinya Gerakan dari Semua Gerakan atau sejumlah istilah
kerjasama diatas adalah adanya larangan-larangan lainnya.
dan kebijakan proteksi dari pemerintah suatu negara. Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses
Di satu sisi, kebijakan ini dapat melindungi produksi kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-
dalam negeri, namun disisi lain, hal ini akan negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar
meningkatkan biaya produksi barang impor sehingga yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan
sulit menembus pasar negara yang dituju. Para batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian
proglobalisme tidak setuju akan adanya proteksi dan mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan
larangan tersebut, mereka menginginkan dilakukannya hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
kebijakan perdagangan bebas sehingga harga barang- Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas
barang dapat ditekan, akibatnya permintaan akan suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan
meningkat. Kar en a permin taan men in gk at, antara ekonomi nasional dengan perekonomian
kemakmuran akan meningkat dan begitu seterusnya. internasional akan semakin erat. Globalisasi
Beberapa kelompok proglobalisme juga mengkritik perekonomian di satu pihak akan membuka peluang
Bank Dunia dan IMF, mereka berpendapat bahwa pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional
du a badan terseb ut h an ya men go ntro l dan secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang
mengalirkan dana kepada suatu negara, bukan kepada masuknya produk-produk global ke dalam pasar
suatu koperasi atau perusahaan. Sebagai hasilnya, domestik. Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata
banyak pinjaman yang mereka berikan jatuh ke dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam
tangan para diktator yang kemudian menyelewengkan bentuk-bentuk berikut:
dan tidak menggunakan dana tersebut sebagaimana 1. Globalisasi produksi, di mana perusahaan
mestinya, meninggalkan rakyatnya dalam lilitan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran
hutang negara, dan sebagai akibatnya, tingkat agar biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal
kemakmuran ak an menu run . Karen a tingk at ini dilakukan baik karena upah buruh yang
kemakmuran menurun, akibatnya masyarakat negara rend ah , tarif bea masu k yang mur ah ,
itu terpaksa mengurangi tingkat konsumsinya infrastruktur yang memadai atau pun karena
termasuk konsumsi barang impor, sehingga laju iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia
globalisasi akan terhambat dan menurut mereka dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.
mengurangi tingkat kesejahteraan penduduk dunia. 2. Globalisasi pembiayaan, perusahaan global
mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman
Gerakan antiglobalisasi atau melakukan investasi di semua negara di
Antiglobalisasi adalah suatu istilah yang umu dunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalam
digunakan untuk memaparkan sikap politis orang- memperbanyak satuan sambungan telepon, atau

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 149


PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAH
Oleh : Sa'roni

PT Jasa Marga dalam memperluas jarinagn masyarakat dari berbagai negara mengimpor
jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini
dengan pola BOT (build operate transfer) menyebabkan konsumen mempunyai pilihan
bersama mitra usaha dari manca negara. barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen
3. Globalisasai tenaga kerja, perusahaan global juga dapat menikmati barang yang lebih baik
akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari dengan harga yang lebih rendah.
selur uh d un ia sesuai kelasn ya, seperti 3. Meluasnya pasar untuk produk dalam negeri
penggunaan staf profesional diambil dari tenaga Perdagangan luar negeri yang lebih bebas
k er ja yan g telah memiliki p en galaman memungkinkan setiap negara memperoleh
internasional atau buruh kasar yang biasa pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam
diperoleh dari negara berkembang. Dengan negeri.
globalisasi maka human movement akan 4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan
semakin mudah dan bebas. teknologi yang lebih baik
4. Globalisasi jaringan informasi, masyarakat suatu Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan
negara dengan mudah dan cepat mendapatkan teru tama d in ik mati o leh negara-n egar a
informasi dari negara-negara di dunia karena berkembang karena masalah kekurangan modal
kemajuan teknologi, semakin maju telah dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang
membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh
dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh: negara-negara berkembang.
KFC, Levis, atau hamburger melanda pasar 5. Menyed ia ka n da na t am ba ha n un tu k
dimana-mana. Akibatnya selera masyarakat pembangunan ekonomi
dunia menuju pada selera global. Pembangunan sektor industri dan berbagai
5. Globalisasi perdagangan, hal ini terwujud dalam sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh
bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui
penghapusan berbagai hambatan nontarif. investasi yang dilakukan oleh perusahaan
Dengan demikian kegiatan perdagangan dan swasta domestik. Perusahaan domestik ini
persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan seringkali memerlukan modal dari bank atau
fair. pasar saham. Dana dari luar negeri teritama dari
Thompson, 2001, mencatat bahwa kaum globalis negara-negara maju yang memasuki pasar uang
mengklaim saat ini telah terjadi sebuah intensifikasi dan pasar mod al d i d alam negeri dap at
secara cepat dalam investasi dan perdagangan membantu menyediakan modal yang dibutuhkan
internasional. Misalnya, secara nyata perekonomian tersebut.
nasional telah menjadi bagian dari perekonomian 6. Menghambat pertumbuhan sektor industri
global yang ditengarai dengan adanya kekuatan pasar Salah satu efek dari glob alisasi ad alah
dunia. perkembangan sistem perdagangan luar negeri
yan g lebih bebas. Per kemb an gan in i
Kebaikan Globalisasi Ekonomi menyebabkan negara-negara berkembang tidak
1. Produksi global dapat ditingkatkan dapat lagi menggunakan tarif yang tinggi untuk
Pandangan ini sesuai dengan teori keuntungan memberikan proteksi kepada industri yang baru
komparatif dari David Ricardo. Melalui berk embang ( in fa nt ind ustry) . Den gan
spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor demikian, perdagangan luar negeri yang lebih
produksi dunia dapat digunakan dengan lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara
efisien, output dunia bertambah dan masyarakat berkembang untuk memajukan sektor industri
akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi d omestik yang leb ih cep at. Selain itu ,
dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang ketergantungan kepada industri-industri yang
meningkat, yan g selanjutnya dapat dimiliki perusahaan multinasional semakin
meningkatkan pembelanjaan dan tabungan. meningkat.
2. Menigkat ka n kema km uran m asya ra ka t 7. Memperburuk neraca pembayaran
dalam suatu negara Globalisasi cenderung menaikkan barang-
Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara

150 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAH
Oleh : Sa'roni

tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/
berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam
kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting
dari globalisasi terhadap neraca pembayaran artinya apabila disedari, bahwa tingkah laku
adalah pembayaran neto pendapatan faktor seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada
produksi dari luar negeri cenderung mengalami dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai
defisit. Investasi asing yang bertambah banyak salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang
menyebabkan aliran pembayaran keuntungan adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari
(pendapatan) investasi ke luar negeri semakin kebudayaan.
meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya
berakibat buruk terhadap neraca pembayaran. nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruhan dunia telah
8. Sektor keuangan semakin tidak stabil terlihat sejak lama. Cikal bakal dari persebaran
Salah satu efek penting dari globalisasi adalah budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para
pengaliran investasi (modal) portofolio yang penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia
semakin besar. Investasi ini terutama meliputi ini (Lucian W. Pye,1966).
partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan
Ketika pasar saham sedang meningkat, dana secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan
ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui
bertambah baik dan nilai uang akan bertambah media menggantikan kontak fisik sebagai sarana
baik. Sebaliknya, ketika harga saham dipasar utama komunikasi antar bangsa. Perubahan tersebut
saham menurun, dana dalam negeri akan menjadikan komunikasi antar bangsa lebih mudah
mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran dikalukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya
cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai perkembangan globalisasi kebudayaan.
mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan
di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek 1. Berkembangnya pertukaran kebu dayaan
buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi internasional.
secara keseluruhan. 2. Penyebaran prinsip multi-kebudayaan, dan
9. Memp erbu ru k prospek pert um bu ha n kemudahan akses suatu individu terhadap
ekonomi jangka panjang kebudayaan lain diluar kebudayaannya.
Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku 3. Berkembangnya turisme dan pariwisata.
dalam suatu negara, maka dalam jangka pendek 4. Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara
pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. ke negara lain.
Dalam jangka panjang pertumbuhan yang 5. Berkembangnya mode yang berskala global,
seperti in i ak an men gu rangi laju nya seperti pakaian, film, dll.
pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan 6. Bertambah banyaknya event-event berskala
kesempatan kerja akan semakin lamb at global, seperti Piala Dunia FIFA.
pertumbuhannya dan masalah pengangguran
tidak d apat diatasi atau malah semak in Globalisasi Perekonomian
memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses
menimbulkan efek buruk kepada prospek kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-
pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar
negara, distribusi pendapatan menjadi semakin yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan
tidak ad il d an masalah sosial- ek on omi batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian
masyarakat semakin bertambah buruk. mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan
Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas
budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai- suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan
nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun antara ekonomi nasional dengan perekonomian
persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat internasional akan semakin erat. Globalisasi
terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun perekonomian di satu pihak akan membuka peluang

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 151


PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAH
Oleh : Sa'roni

pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan mendapat tanggapan positif dari
secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa
masuknya produk-produk global ke dalam pasar rasa nasionalisme terhadap negara menjadi
domestik. meningkat.
2) Dari asp ek glo balisasi eko no mi,
Pengaruh Globalisasi Terhadap terb uk an ya p asar inter nasion al,
Nilai-Nilai Nasionalisme meningkatkan kesempatan kerja dan
1. Globalisasi adalah suatu p roses tatan an meningkatkan devisa negara. Dengan
masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal adanya hal tersebut akan meningkatkan
batas wilayah. kehidu pan ek on omi bangsa yan g
2. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses menunjang kehidupan nasional bangsa.
dari gagasan yang dimunculkan, kemudian 3) Dari globalisasi sosial budaya kita dapat
ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang meniru pola berpikitr yang baik seperti etos
akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan kerja yang tinggi dan disiplin dan iptek dari
bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa lain yang sudah maju untuk
bangsa-bangsa diseluruh dunia. (Edison A. Jamli meningkatkan kemajuan bangsa yang pada
dkk. Kewarganegaraan, 2005) akhirnya memajukan bangsa dan akan
mempertebal r asa nasionalisme kita
Menurut pendapat Krisna (Pengaruh Globalisasi terhadap bangsa.
Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara 2. Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai-
Berkembang. Internet. Publik jurnal. September nilai nasionalisme
2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui 1) Glo balisasi mampu meyak in kan
dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu masyarakat Indonesia bahwa liberalisme
dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit d ap at membawa k emajuan dan
dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup
komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung kemungkinan berubah arah dari ideologi
di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal
politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan tersebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme
dan lain-lain. Teknologi informasi dan komunikasi bangsa akan hilang.
adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. 2) Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya
Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat rasa cinta terhadap produk dalam negeri
sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk karena banyaknya produk luar negeri
dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. (seperti McDonalds, CocaCola, Pizza Hut,
Oleh karena itu, globalisasi tidak dapat kita hindari dll) memb anjiri In don esia. Dengan
kehadirannya. hilangnya rasa cinta terhadap produk
Keh adir an globalisasi tentu nya memb awa dalam negeri men un ju kk an gejala
pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk b er ku rangnya rasa n asio nalisme
Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu masyar ak at k ita terh ad ap b an gsa
pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh Indonesia.
globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti 3. Masyarakat kita khususnya anak muda
kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan banyak yang lupa akan identitas diri
lain-lain akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme sebagai bangsa Indonesia, karena gaya
terhadap bangsa. hidupnya cenderung meniru budaya barat
1. Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- yang oleh masyarakat dunia dianggap
nilai nasionalisme sebagai kiblat.
1) Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan 4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial
dijalankan secara terbuka dan demokratis. yang tajam antara yang kaya dan miskin,
Karena pemerintahan adalah bagian dari karena adanya persaingan bebas dalam
suatu negara, jika pemerintahan dijalankan globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat
secara jujur, bersih dan dinamis tentunya menimbulkan pertentangan antara yang

152 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAH
Oleh : Sa'roni

kaya dan miskin yang dapat mengganggu muda internet sudah menjadi santapan mereka
kehidupan nasional bangsa. sehari-hari. Jika digunakan secara semestinya
5. Munculnya sikap individualisme yang tentu kita memperoleh manfaat yang berguna.
menimb ulkan ketid akpedulian antar Tetapi jika tidak, ada lagi pegangan wajib kita
perilaku sesama warga. Dengan adanya yaitu hand ph on e. Rasa so sial ter hadap
individualisme maka orang tidak akan masyarakat menjadi tidak ada karena mereka
peduli dengan kehidupan bangsa. lebih memilih sibuk dengan menggunakan
Pengaruh-pengaruh diatas memang handphone.
tidak secara langsung berpengaruh terhadap Dilihat dari sikap, banyak anak muda
nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun
dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli
bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab terhadap lingku ngan. Kar ena globalisasi
globalisasi mampu membuka cak rawala menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga
masyarakat secara global. Apa yang ada di luar mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh
negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada riilnya adanya geng motor anak muda yang
masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. melakukan tindak kekerasan yang mengganggu
Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Jik a pengar uh -p en garu h di atas
Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dibiarkan, mau apa jadinya generasi muda
d an d ap at b er tind ak anark is seh in gga tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak,
mengganggu stabilitas nasional, ketahanan timbul tindakan anarkis antara golongan muda.
nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa. Hubungan dengan nilai nasionalisme akan
3. Pengaruh glo ba lisa si terha da p nila i berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap
nasionalisme di kalangan generasi muda budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap
Arus globalisasi begitu cepat merasuk masyarakat. Padahal generasi muda adalah
ke dalam masyarakat terutama di kalangan penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika
muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda p en er us b an gsa tidak memiliki r asa
juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut nasionalisme?
telah memb uat banyak an ak mud a kita Berdasarkan analisa dan uraian di atas
kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa pengaruh negatif globalisasi lebih banyak
Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu,
gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-hari diperlukan langkah untuk mengantisipasi
anak muda sekarang. pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai
Dari cara berpakaian banyak remaja- nasionalisme.
remaja kita yang berdandan seperti selebritis 4. Antisipasi pengaruh negatif globalisasi
yang cenderung ke budaya barat. Mereka terhadap nilai nasionalisme
menggunakan pakaian yang minim bahan yang Langkah-langkah untuk mengantisipasi
memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya dampak nagatif globalisasi terhadap nilai-nilai
tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian nasionalisme antara lain yaitu:
tersebu t jelas- jelas tidak sesuai dengan 1. Menumbuhkan semangat nasionalisme
kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut yang tangguh, misal semangat mencintai
mereka dicat beraneka warna. Pendek kata produk dalam negeri.
orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan 2. Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai
cara menutupi identitasnya. Tidak banyak Pancasila dengan sebaik-baiknya.
remaja yang mau melestarikan budaya bangsa 3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran
dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai agama dengan sebaik-baiknya.
dengan kepribadian bangsa. 4. Mewu ju dk an sup remasi h uk um,
Teknologi internet merupakan teknologi menerapkan dan menegakkan hukum
yang memberikan informasi tanpa batas dan dalam arti sebenar-benarnya dan seadil-
dapat diakses oleh siapa saja. Apalagi bagi anak adilnya.

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 153


PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAH
Oleh : Sa'roni

5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di B. SARAN-SARAN


bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial Dari hasil pembahasan di atas, dapat dilakukan
budaya bangsa. beberapa tindakan untuk mencegah terjadinya
Dengan adanya langkah- langkah pergeseran kebudayaan yaitu:
antisip asi terseb ut d ih ar ap kan mamp u 1. Pemerintah perlu mengkaji ulang peraturan-
menangkis pengaruh globalisasi yang dapat peraturan yang dapat menyebabkan pergeseran
mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. budaya bangsa.
Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian 2. Masyar ak at p er lu berp er an aktif d alam
bangsa. pelestarian budaya daerah masing-masing
khususnya dan budaya bangsa pada umumnya.
PENUTUP 3. Para p elak u usah a media massa perlu
A. KESIMPULAN mengadakan seleksi terhadap berbagai berita,
Pengar uh globalisasi di satu sisi ternyata hiburan dan informasi yang diberikan agar tidak
menimbulkan pengaruh yang negatif bagi kebudayaan menimbulkan pergeseran budaya.
bangsa Indonesia. Norma-norma yang terkandung 4. Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan
dalam kebudayaan bangsa Indonesia perlahan-lahan globalisasi kebudayaan baru, sehingga budaya
mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi disertai yang masuk tidak merugikan dan berdampak
nilai-nilai interinsik yang diberlakukan di dalamnya, negatif.
telah menimbulkan isu menginai globalisasi dan pada 5. Mesyarakat harus berhati-hati dalam meniru
akhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan atau menerima kebudayaan baru, sehingga
dunia. Radhakrishnan dalam bukunya Eastern pengaruh globalisasi di negara kita tidak terlalu
Religion and Western Though (1924) menyatakan berpengaruh pada kebudayaan yang merupakan
untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia, jati diri bangsa kita.
kesadaran akan kesatuan dunia telah menghentakkan
kita, entah suka atau tidak, Timur dan Barat telah DAFTAR PUSTAKA
menyatu dan tidak pernah lagiterpisah artinya adalah Adeney, Bernard T. 1995. Etika Sosial Lintas
bahw a antar a barat dan timur tid ak ada lagi Budaya. Yogyakarta: Kanisius. Al-Hadar Smith,
perbedaan. Atau dengan kata lain kebudayaan kita Syariah dan Tradisi Syiah Ternate.
dilebur dengan kebudayaan asing. Apabila timur dan Fuad Hassan, Pokok-pokok Bahasan Mengenai
barat bersatu, masihkah ada ciri khas kebudayaan Budaya Nusantara Indonesia: Catatan Kecil
kita? Ataukah kita larut dalam budaya bangsa lain dalam Ectasy Gaya Hidup, Mizan 1997.
tanpa meninggalkan sedikitpun sistem nilai kita? Oleh Koenjaraningrat. 1990. Kebudayaan Mentalitas dan
karena itu, perlu dipertahankan aspek sosial budaya Pembangunan. Jakarta: Gramedia.
Indonesia sebagai identitas bangsa. Caranya adalah Kuntowijoyo, Budaya Elite dan Budaya Massa dalam
dengan penyaringan budaya yang masuk ke Indonesia Ectasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalam
dan pelestarian budaya bangsa. Bagi masyarakat Masyarakat Komoditas Indonesia, Mizan 1997.
yang mencoba mengembangkan seni tradisional Mahendra, Sucipta. 1990. Pengaruh Globalisasi
menjadi bagian dari kehidupan modern, tentu akan Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan
terus berupaya memodifikasi bentuk-bentuk seni yang Generasi Muda. Jakarta: Gramedia.
masih berpolakan masa lalu untuk dijadikan komoditi Malcolm, Gladwell. 1990. Perubahan Budaya Dalam
yang dapat dikonsumsi masyarakat modern. Karena Globalisasi. Jakarta: Gramedia.
sebarnya seni itu indah dan mahal. Kesenian adalah Mutiara, Andalas. 1977. Pengaruh Globalisasi
kekayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai Terhadap Eksistensi Kebudayaan Daerah.
harganya dan tidak dimiliki bangsa-bangsa asing. Oleh Yogyakarta: Kanisius.
sebab itu, sebagai generasi muda, yang merupakan Sapardi Djoko Damono, Kebudayaan Massa dalam
pewaris budaya bangsa, hendaknya memelihara seni Kebudayaan Indonesia: Kebudayaan Pop dalam
budaya kita demi masa depan anak cucu. Masyarakat Komoditas Indonesia, Mizan 1997.

154 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


DETERMINAN PRICE TO BOOK VALUE
TERHADAP INDUSTRI PERBANKAN
Oleh : Fangky A. Sorongan
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of partially and jointly independent variable Price Earning Ratio (PER),
Debt to Equity Ratio (DER), and Return On Assets (ROA) of the dependent variable Price to Book Value (PBV) .Objek
in research this is a company in the sector of Finance with the Banking sub-sector recorded in the Indonesia Stock
Exchange (IDX) with years of observations from 2010 to 2015 from LQ45. Based on this research, the conclusion is
that the three independent variables Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), and Return On Assets
(ROA) together significantly influence the Price to Book Value (PBV)
Keywords: PER, DER, ROA, PBV

PENDAHULUAN tinggi. Oleh karena itu ketika investor ingin


Yu k Nabun g Saham demik ian istilah d an mendapatkan keuntungan apalagi keuntungan yang
kampanye yang diluncurkan oleh Bursa Efek besar harus benar-benar memahami apa itu saham
Indonesia (BEI) yang dimulai sejak tahun 2015 hingga sebelum masuk ke dunia investasi saham. Bagi calon
sekarang. Yuk Nabung Saham (YNS) adalah sebuah investor mapun investor baru tentu tidak mudah ketika
kampanye yang dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia akan memulai untuk berinvestasi di pasar modal
dalam rangka mengajak masyarakat sebagai calon karena harus benar memahami dan mengerti seluk
investor untuk berinvestasi di pasar modal dengan beluk dunia pasar modal. Karena tujuan investor
membeli saham secara rutin dan berkala. Segala selain sebagai edukasi tujuan utama menanamkan
upaya yang dilakukan oleh BEI adalah dalam rangka dananya pada sekuritas saham adalah memperoleh
untuk mengembangkan industri pasar modal di tingkat pengembalian (return) tertentu dengan risiko
Indonesia dengan cara memberikan edukasi baik yang minimal. Investor berharap untuk kembali
kepada masyarakat maupun menyasar ke berbagai saham yang dibeli. Tingkat pengembalian adalah
kampus dengan mendirikan Galeri Investasi bekerja faktor utama karena pengembalian adalah hasil yang
sama dengan berbagai sekuritas dengan mengadakan diperoleh dari investasi (Jogiyanto, 2000).
berbagai kompetensi, membuat kegiatan Sekolah
Pasar Modal (SPM) ataupun membuat wadah bagi Industri Perbankan dan pasar modal memiliki
mahasiswa yang tertarik dengan pasar modal yaitu hubungan yang saling berkaitan, perkembangan
dengan cara membentuk Kelompok Studi Pasar perekonomian yang beberapa tahun terakhir ini yang
Modal (KSPM). belum stabil mempengaruhi perdagangan saham di
Tujuan BEI dalam rangka mengkampanyekan Yuk pasar modal saat ini, apalagi pada sektor perbankan
Nabun g Saham tidak h an ya ber fok us pada yang sangat rentan ter hadap krisis yang bisa
penambahan jumlah investor baru, namun juga mempengaruh i kep ercayaan publik terhadap
berupaya untuk menanamkan kebutuhan berinvestasi perbankan Nasional Ramadhani (2016). Menurut
di pasar modal, yang secara tidak langsung akan (Reilly dan Brown, 2012) Price to Book Value (PBV)
meningkatkan jumlah investor aktif di pasar modal dinilai cocok dalam perhitungan investasi saham pada
Indonesia. Gerakan Yuk Nabung Saham dapat sektor perbankan dan merupakan suatu metode yang
dikatakan sebagai sebuah gerakan yang kearah banyak dilakukan oleh para analis , karena nilai buku
positif namun bisa saja negatif karena saham termasuk yang tertera pada bank merupakan suatu indikator
salah satu bentuk investasi yang memiliki risiko yang dalam penilaian intrinsic value, hal ini dikarenakan

* Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perbanas Institute

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 155


DETERMINAN PRICE TO BOOK VALUE TERHADAP INDUSTRI PERBANKAN
Oleh : Fangky A. Sorongan

aset-aset perbankan banyak dalam bentuk obligasi (ROA) terhadap Price to Book Va lue (PBV)
dan commercial loans. Price to Book Val ue terhadap perusahaan yang go public di Bursa Efek
merupakan alternatif untuk menilai saham bagi Indonesia khususnya di industri sektor Perbankan
perusahaan yang secara konsisten memberikan Nasional. Dengan nilai pertumbuhan aset sebesar
dividen kepada para pemegang saham. Ahmed dan 15.5% sektor perbankan masih menjadi industri yang
Nanda (2004) dalam penelitian nya menunjukkan menarik bagi para pemain apabila dibandingkan pada
bahwa hampir semua keputusan investasi di pasar tahun 2014 yang rata rata pertumbuhan nya hanya
modal didasarkan pada perkembangan Price to Book sekitar 9%, Setianto (2015).
Va lu e. Nilai p er usah aan ad alah n ilai yan g
mencerminkan berapa harga yang bersedia dibayar TINJAUAN TEORITIS
oleh investor untuk suatu perusahaan, yang biasanya Price to Book value menurut Kiyosaki (2007)
diukur dengan price to book value ratio (PBV) adalah merupakan perbandingan antara harga saham
(Andinata, 2010). dengan book value atau nilai buku. Dimana yang
Penelitian yang berkaitan dengan Price to Book dimaksud nilai buku adalah nilai bersih dari
Value (PBV) telah banyak dilakukan. Sparta (2000) peru sah aan jika peru sah aan terseb ut dijual.
berdasarkan hasil penelitiannya menyatakan bahwa Sedangkan menurut Tryfino (2009) Price to Book
Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh tidak Value (PBV) adalah perhitungan atau perbandingan
signifikan terhadap Price to Book Value (PBV). Tito antara market value dengan book value suatu saham.
dkk (2007) menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio Sehingga dengan rasio PBV ini, para investor dapat
(DER) dan Earnings Per Share (EPS) berpengaruh mengetahui langsung sudah berapa kali market value
positif terhadap Price to Book Value (PBV). suatu saham dihargai dari bookvalue-nya. Rasio ini dapat
Hid ayati (2010) d alam h asil p en elitian nya memberikan gambaran potensi pergerakan harga
menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) suatu saham sehingga dari gambaran tersebut, secara
dan Dividend Payout Ratio (DPR) berhubungan tidak langsung rasio PBV ini juga memberikan
negatif dan tidak signifikan dengan Price to Book pengaruh terhadap harga saham. Sehingga kita bisa
Va lu e ( PBV). Jusr iani dan Rah ard jo (2013) membandingkan harga-harga saham di sektor yang
menyatakan hasil penelitiannya bahwa Return on sama, apabila harga PBVnya lebih rendah maka kita
Equity (ROE) dan Dividend Payout Ratio (DPR) bisa mengatakan harga sahamnya murah walaupun
berpengaruh positif terhadap PBV sedangkan DER harga pasarnya mahal.
tidak berpengaruh terhadap PBV. Abdurrakhman Price Earning Ratio (PER) menurut Brigham
( 2015) menyatak an b ah wa ROE d an SIZE dan Houston (2010) adalah Rasio harga per saham
berpengaruh positif terhadap PBV sedangkan terhadap laba per saham menunjukkan jumlah yang
Current Ration (CR) dan Total Asset Turnover rela dibayarkan oleh investor untuk setiap dolar laba
( TATO ) tidak berp en garu h terh ad ap PBV. yang dilaporkan. Perusahaan yang memiliki tingkat
Supartiningsih d kk (2016) b erdasarkan hasil pertumbuhan yang besar tentunya memiliki Price
penelitiannya menyatakan bahwa ROA, ROI, DER Earning Ratio yang tinggi, dan sebaliknya Price
berpengaruh positif terhadap Price to Book Value. Earning Ratio akan rendah untuk perusahaan yang
Wulandari (2015) dalam penelitian nya menyatakan beresiko (Munawir, 2010). Sedangkan menurut
bahwa ROA dan EPS berpengaruh positif terhadap Menurut Gitman (2015), PER menggambarkan
PBV sedangkan DER tidak berpengaruh terhadap besarnya dana yang dikeluarkan oleh investor untuk
PBV. Erningpraja dkk (2016) menyatakan dalam hasil memperoleh setiap Dollar laba perusahaan. Pada
penelitian nya menyatakan bahwa variabel Price umumnya, investor lebih senang memilih saham
Earning Ratio (PER) berpengaruh positif terhadap dengan PER rendah. Semakin rendah PER suatu
PBV. Erningpraja dkk (2016) yang menyatakan saham, maka semakin murah saham saham tersebut
bahwa variabel Price Ea rning Ra tio (PER) sehubungan dengan pendapatan perusahaan.
berpengaruh positif terhadap Price to Book Value Debt to Equity Ratio (DER) menurut Kasmir
(PBV). (2012) adalah merupakan rasio yang digunakan untuk
Oleh karena itu, penelitian ini mencoba untuk menilai rasio antara hutang dengan ekuitas. Dimana
menentukan pengaruh Price Earning Ratio (PER), DER dapat menggamb ar kan seberapa b esar
Debt to Equity Ratio (DER), dan Return On Assets perusahaan dalam menggunakan pendanaan melalui

156 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


DETERMINAN PRICE TO BOOK VALUE TERHADAP INDUSTRI PERBANKAN
Oleh : Fangky A. Sorongan

hutang dan seberapa besar kemampuan perusahaan Metode analisis yang digunakan untuk menguji
dalam memenuhi kewajibannya. Oleh karena itu hipotesis adalah regresi linier berganda sebagai
semakin tinggi rasio DER, menunjukan semakin berikut:
besarnya perusahaan menggunakan hutang sebagai PBV = 0 + 1 PER + 2 DER + 3 ROA + e
sumber pendanaan. Sedangkan menurut Tandeililin 0 = intercept atau konstanta
(2010) debt to equity ratio adalah merupakan
e = error
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya yang di tunjukkan oleh HASIL DAN PEMBAHASAN
beberapa bagian dari modal sendiri atau ekuitas yang Analisis Data
digunakan untuk membayar hutang. Sehingga Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari BEI
semakin kecil angka rasio ini semakin baik. (www.idx.co.id) yang berturut-turut masuk dalam
Return on Assets (ROA) menurut Gitman (2015) LQ45 selama 5 tahun yaitu dari tahun 2010 sampai
adalah rasio untuk mengukur efektivitas manajemen dengan tahun 2015 sebanyak 5 perusahaan dengan
dalam menghasilkan laba dengan aset yang tersedia. 30 sampel
Semakin besar total aset perusahaannya, semakin Table 1 Descriptive Statistics
baik . Sedangkan menu ru t Hu sn an ( 2004) N Minimum Maximum Mean Std
menyebutkan bahwa Return on Assets (ROA) Deviation
adalah rasio untuk mengukur kemampuan aktiva PBV 30 ,80 4,69 2,4193 1,11441
peru sahaan mempero leh laba d ar i op er asi
PER 30 5,88 20,28 12,8703 3,76207
perusahaan. Return on asset digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan DER 30 5,26 11,40 7,8503 1,71576
laba. Laba bersih yang digunakan disini adalah laba ROA 30 ,77 3,41 2,2833 ,72114
bersih setelah bunga dan pajak. Semakin besar return
on asset suatu bank maka semakin besar tingkat Sumber: Data diolah menggunakan SPSS
keuntungan bank dan semakin baik pula posisi bank
dari segi penggunaan asset. Berdasarkan uraian di Berdasarkah tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai rata-
atas maka hipotesis alternatif yang diajukan untuk rata PBV sebagai variabel dependent sebesar 2,4193
penelitian ini adalah sebagai berikut : dengan standar deviasi sebesar 1,11441. Untuk PBV
H1 =Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif terendah adalah sebesar 0,80 sedangkan yang tertinggi
terhadap Price Book Value. mencapai 4,69. Sedangkan untuk varibel independent
H2 =Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh poitif nya dapat dilihat bahwa selama periode 2010 - 2015,
terhadap Price Book Value nilai rata-rata PER adalah sebesar 12,7803 dengan
H3 =Return on Assets (ROA) berpengaruh positif terendah adalah sebesar 5,88 dan tertinggi mencapai
terhadap Price Book Value 20,28. Nilai rata-rata DER adalah sebesar 7,8503
dengan terendah adalah sebesar 5,26 dan tertinggi
METODE PENELITIAN mencapai 11,40. Nilai rata-rata ROA adalah sebesar
Penelitian ini merupakan riset kuantitatif dengan 2,2833 dengan terendah adalah sebesar 0,77 dan
men ggunakan sumber data sek under. Dalam tertinggi mencapai 3,41.
penelitian in i d ata yan g diper oleh dari BEI
(www.idx.co.id) dan ICMD (Indonesia Capital Uji F
Market Directory). Populasi yang digunakan dalam Analisis varian (ANOVA) digunakan untuk
penelitian ini adalah perusahaan di sektor Finance pengujian uji F seberapa signikan pengaruh variabel
dengan sub sektor Perbankan yang tercatat di Bursa independen (PER, DER, ROA) secara bersama-
Efek Indonesia (BEI) dengan tahun pengamatan dari sama dapat mempengaruhi Price to Book Value
tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 dari daftar (PBV). Pengujian menggunakan tingkat signifikan
LQ45 yaitu Bank Central Asia (BBCA), Bank Negara 0,05.
Indonesia (BBNI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI),
Bank Tabungan Negara (BBTN) dan Bank Mandiri
(BMRI).

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 157


DETERMINAN PRICE TO BOOK VALUE TERHADAP INDUSTRI PERBANKAN
Oleh : Fangky A. Sorongan

Tabel 2 Uji F (ANOVA) Tabel 4 Hasil Regresi


Model Sum of df Mean F Sig Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Statistics
Coefficients Coefficients
Squares Square
B Std. Beta Tolerance VIF
Error
Regression 29,777 3 9,926 41,371 ,00a
{Constant} -2,707 ,876 -3,088 ,005

Residual 6,238 26 ,240 PER ,177 ,025 ,599 7,129 ,000 ,945 1,059

DER ,061 ,066 ,093 ,922 ,365 ,649 1,542


Total 36,015 29
ROA 1,037 ,154 ,671 6,750 ,00 ,674 1,483

a. Predictors: (Constant), ROA, PER,DER


b. Dependent Variable: PBV a. Dependent Variable: PBV
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS, 2017 Sumber: Data diolah menggunakan SPSS, 2017

Dalam pengujian Uji F dapat di uji dengan tingkat Dari hasil output pada tabel 4, dapat dirumuskan
signifikan < 0,05. Berdasarkan tabel 2 diperoleh F persamaan model regresi berganda sebagai berikut :
hitung sebesar sebesar 0,00 < 0,05. Jadi dapat Y = -2,707 + 0,177X1 + 0,061X2 + 1,037X3 + e
disimpulkan dan terbukti bahwa variabel independen Dimana :
PER, DER, ROA secara bersama-sama berpengaruh Y = PBV
secara signifikan terhadap Price to Book Value X1 = PER
(PBV) yang masuk dalam LQ45 di Bursa Efek X2 = DER
Indonesia periode 2010-2015. X3 = ROA
Berdasarkan persamaan regresi tersebut diatas
Koefisien Determinasi dapat diartikan bahwa nilai konstanta yang dimiliki
Koefisien determinasi (R2 ) digunakan untuk sebesar -2,707 yang berarti bahwa jika variabel PER,
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam DER, ROA tidak ada, maka terdapat perubahan
menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji terhadap PBV sebesar -2,707. Koefisien PER (X1)
koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel di sebesar 0,177 berpengaruh positif terhadap PBV (Y),
bawah ini : yang berarti bahwa jika variabel PER meningkat
Tabel 3 Koefisien Determinasi maka akan mempengaruhi PBV sebesar 0,177%.
Koefisien DER (X2) sebesar 0,061 berpengaruh
Model R R Adjusted Std. Error of Durbin
positif terhadap PBV (Y), yang berarti bahwa jika
Square R Square the Estimate Watson
variabel DER meningkat maka akan mempengaruhi
1 ,909a ,827 ,807 ,48982 2,069 PBV sebesar 0,061%. Koefisien ROA (X3) sebesar
1,037 berpengaruh positif terhadap PBV (Y), yang
a. Predictors: (Constat). ROA, PER, DER berarti bahwa jika variabel ROA meningkat maka
b. Dependent Variable: PBV akan mempengaruhi return saham sebesar 1,037%.
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS, 2017
Pengujian Hipotesis
Berdasarkan Tabel 3 diperoleh nilai adjusted R Uji hipotesis dilakukan guna melihat seberapa jauh
Square sebesar 0,807 maka besarnya ketiga variabel pengaruh simultan secara bersama sama variabel
independen dalam menjelaskan PBV sebesar 80,7%, dependen mempengaruhi variabel dependen dengan
sedangkan 19,3% dipengaruhi variabel lain yang tidak pengujian Uji F, serta pengujian Uji t untuk mengetahui
dimasukkan dalam model. pengaruh satu variabel independen mempengaruhi
secara parsial terhadap variabel dependen.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Pengujian regresi liear berganda berguna untuk Uji t
mengetahui tingkat pengaruh variabel ROA, DER, Pengujian Uji t digunakan untuk mengetahui
EPS terhadap PBV. apakah secara parsial variabel independen PER,
DER, dan ROA mempengerahui return saham.
Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05.

158 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


DETERMINAN PRICE TO BOOK VALUE TERHADAP INDUSTRI PERBANKAN
Oleh : Fangky A. Sorongan

a. PER terhadap PBV 3. Hasil Uji t dapat disimpulkan bahwa variabel


Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat bahwa untuk independen Debt to Equity Ratio (DER) tidak
variabel PER tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
dapat disimpu lkan bahwa var iab el PER variabel dependen Price to Book Value (PBV)
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap dibuktikan dengan tingkat signifikansi lebih besar
PBV. Hasil penelitian ini diperkuat oleh 0,05.
Erningpraja dkk (2016) yang menyatakan 4. Hasil Uji t dapat disimpulkan bahwa variabel
bahwa variabel PER berpengaruh positif in depend en Ret urn On Assets (ROA)
terhadap PBV. berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
b. DER terhadap PBV variabel dependen Price to Book Value (PBV)
Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat bahwa untuk dibuktikan dengan tingkat signifikansi lebih kecil
variabel ROA tingkat signifikansi 0,365 > 0,05 0,05.
dapat disimpulkan bahwa variabel DER tidak 5. Berdasarkan dari hasil Uji F dapat disimpulkan
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap bahwa variabel independen Price Earning Ratio
PBV. Hasil penelitian ini diperkuat oleh hasil (PER), Debt to Equity Ratio (DER), dan
penelitian Hadiyati (2010), Jusriani dkk (2013), Return On Assets (ROA) secara bersama-
Wulandari (2015) yang menyatakan bahwa sama berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel DER tidak berpengaruh positif terhadap Variabel dependen Price to Book Value (PBV)
PBV dan tidak sejalan dengan penelitian Tito pada perusahaan di sektor Finance dengan sub
dkk (2007) yang menyatakan bahwa DER sektor Perbankan yang tercatat di Bursa Efek
berpengaruh positif terhadap PBV. Indonesia (BEI) yang masuk dalam LQ45
c. ROA terhadap PBV selama 5 tahun periode 2010-2015.
Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat bahwa untuk
variabel ROE tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 SARAN
dapat disimpulkan bahwa variab el ROA 1. Bagi para investor dan calon yang ingin
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap berinvestasi saham di sektor Perbankan,
PBV. Hasil penelitian ini diperkuat oleh hendaknya dapat mempertimbangkan faktor
penelitian Wulandari (2015) dan Supartiningsih fundamental dan fisikologi pasar saham secara
dkk (2016) yang menyatakan bahwa ROA umum di Indonesia
berpengaruh positif terhadap PBV. 2. Un tuk penelitian selanju tnya agar leb ih
diperbanyak variabel yang diteliti yaitu tidak
KESIMPULAN hanya variabel Price Earning Ratio (PER),
Berdasar kan h asil analisis d an data ser ta Debt to Equity Ratio (DER), dan Return On
pengujian dan pembahasan maka penelitian ini Assets (ROA) dalam mempengaruhi Price to
menghasilkan beberapa kesimpulan yaitu: Book Value (PBV) pada perusahaan disektor
1. Hasil analisis uji koefisien determinasi (R2) Perbankan terdaftar di BEI.
diperoleh Adjusted R square sebesar 0,807 hal
ini dapat menunjukkan bahwa besarnya ketiga REFERENSI
variabel independen dalam menjelaskan Price Abdurrakhman. (2015). Determinan Price to Book
to Boo k Va lu e ( PBV) seb esar 80,7%, Value Perusahaan Manufaktur. Jurnal Riset
sedangkan 19,3% dipengaruhi variabel lain yang Akuntansi dan Perpajakan, 2(2).
tidak dimasukkan dalam model. Andinata, W. (2010). Analisis Pengaruh Profitabilitas
2. Hasil Uji t dapat disimpulkan bahwa variabel d an Keb ijak an Div id en Ter hadap Nilai
ind epend en Price Earn ing Ratio ( PER) Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ekonomi.
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Br igham, & Hou ston . (2010) . Dasar- dasar
variabel dependen Price to Book Value (PBV) Manajemen Keuangan Buku I (2nd ed.).
dibuktikan dengan tingkat signifikansi lebih kecil Jakarta: Salemba Empat.
0,05. Buddy, S. (2015). Analisa Sektor Industri Pasar
Modal Indo nesia: Kondisi Per saingan &
Rekomendasi Saham. BSK Capital.

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 159


DETERMINAN PRICE TO BOOK VALUE TERHADAP INDUSTRI PERBANKAN
Oleh : Fangky A. Sorongan

Erningpraja, & Dkk. (2016). Pengaruh Price Earning Reilly, F. K., & Brown, K. C. (2012). Analysis of
Ratio (PER), Debt To Equity Ratio (DER), dan Investments and Management of Portofolio
Dividend Payout Ratio (DPR) Terhadap Price (11th ed.). Canada: South-Western Cengage
To Book Value (PBV). SPESIA - Universitas Learning.
Islam Bandung, 2(2). Sparta. (2000). Analisis Pengaruh ROA, DER, Dan
Gitman, L. J., & Zutter, C. J. (2015). Principles of DPR Terhadap PBV Pada Lembaga Keuangan
Managerial Finance (14th ed.). Pearson. Bank Di BEJ Periode 1992-1996. Ju rnal
Hidayati, E. E. (2010). Analisis Pengaruh DER, DPR, Akuntansi FE Untar.
ROE Dan Size Terhadap PBV Perusahaan Tan delilin, E. (2010). An alisis Investasi dan
Manufaktur Yang Listing Di Bei Periode 2005- Manajemen Portofolio (1st ed.). Yogyakarta:
2007 (Master's thesis, Universitas Diponegoro). BPFE.
Jogiyanto. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Tito, P. P., & Dkk. (2007). Pengaruh Kinerja
Investasi (2nd ed.). Yogyakarta: BPFE. Keuangan Dan Beta Saham terhadap Price to
Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Book Value (Studi Pada Perusahaan Real Estate
PT. Raja Grafindo Persada. dan Property Yang Listed Di Bursa Efek
Kiyosaki, T. R. (2007). Cara benar Mencapai Puncak Indonesia Periode Tahun 2004 2006). Jurnal
Kemakmuran Finansial. Jakarta: PT. Elex Studi Manajemen & Organisasi, 2(2).
Media Komputindo. Tryfino. (2009). Cara Cerdas Berinvestasi Saham.
Munawir, S. (2010). Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: Transmedia Pustaka.
Yogyakarta: Liberty. Wulandari, C. (2015). Analisis Pengaruh Return On
Ramadhani, H. (2016). Analisis Price Book Value Assets (ROA), Earning Per Share (EPS), Debt
Dan Return On Equity Serta Deviden Payout to Equity Ratio (DER) Terhadap Price to Book
Ratio Terhadap Price Earning Ratio (Studi Pada Value (PBV) Pada Perusahaan Manufaktur
PT. Bank Mandiri,Tbk). Forum Ekonomi, 18(1). (Master's thesis, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).

160 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


SPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP SEBAGAI ALTERNATIF
PELUANG MERAIH SUKSES
Oleh : Erna Wahyuningsih
ABSTRACT
Spririt of Entrepreneurship as an Alternative Opportunities Achieving Success. Education have contributed in
shaping the character and entrepreneurial spirit. Because Indonesia only has no more than 2% of the population as
a businessman then entrepreneurship education is critical to current conditions where circumstances make men more
attractive in the face of a challenge. Entrepreneurial spirit among higher education students to measure the seriousness
after graduation will be workers or employers. This study conducted on students who have completed entrepreneurship
lectures and practicum Binsis.
There are findings obtained from this research that the variable Spirit of entrepreneuship have a significant
relationship. Contributions Spririt of Entrepreneurship Opportunities for Achieving Success is not too big but there
is an effect. From the results of respondents' answers that the students showed an average value above is means
students have a desire to become entrepreneurs with the support of education during high diperguruan become an
expectation for success.
Keywords: Entrepreneurial Spirit, Opportunity Achieving Success

PENDAHULUAN pencipta (creator) , pemodal (investor) dan pelaku


Entrepreneurship itu berkembang berdasarkan inovasi (innovator) .
naluri, personal dan secara alamiah karena jaman Pada jaman ini yang menjadi tulang punggung
dahulu belum ada suatu konsep yang jelas tentang kesuksesan dari sebuah bisnis adalah kreativitas
kewirausahaan. Entrepreneurship berasal dari seorang wirausaha itu sendiri (creativepreneur).
bahasa Perancis, sehingga terjemahannya sangat Kew ir au sahaan adalah sebu ah ilmu yan g
multiarti. Ada yang berpendapat mengartikan jiwa menggabungkan seni, filosofi, keterampilan dan naluri
yang bebas atau berani memutuskan untuk dirinya dalam sebuah benang merah kemampuan untuk
sendiri . Namun kalau diterjemahkan secara literature mengoptimalkan dan memberdayakan sumber daya
entrepreneur berartiBetween Taker atau Go yang dimiliki. Sumber daya yang dimiliki itu adalah
Between (Hirich, Robert D: Michael P.Peters pengalaman hidup, latar belakang pendidikan, jaringan
&Dean A. Shepherd, 2004. Entrepreneurship. 6 pertemanan (network), informasi yang diterima,
Edition. Boston:McGraw Hill). kejadian-kejadian setiap hari dan dana berupa uang
Terjemahan bebasnya adalah orang yang berani maupun aset.
memutuskan dan mengambil risiko dari suatu Bila disimpulkan, kewirausahaan itu adalah
pekerjaan, proyek, idea atau lebih pada pilihan dimana seorang manajer risiko (risk manager) yang dengan
semua pilihannya memiliki manfaat dan risiko yang kemampuan kreativitasnya bisa mengoptimalkan
berbeda. Berfikir berbeda adalah keinginan untuk segala sumber daya yang ada, baik itu sumber daya
keluar dari keadaan yang monoton sehingga terus materiil, kapasitas intelektual, maupun waktunya
mencari sesuatu yang berbeda dan baru, berimajinasi untuk menghasilkan suatu produk atau usaha yang
bahwa ada suatu tempat yang bisa memenuhi berguna bagi dirinya dan bagi orang lain. Faktor yang
harapannya saat ini yang diwujudkan dalam bentuk mempengaruhi seseorang untuk memilih jalur
visi. berusaha mandiri sebagai jalan kehidupannya karena
Pada abad ini, kewirausahaan sudah lebih dari dari faktor individual/personal misalnya pengaruh
sekedar mengorganisasi karena bisa terdiri dari masa kanak-kanaknya yang menemukan kegiatan

* Dosen Institue Keuangan Perbankan dan Informasi Asia PERBANAS

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 161


SPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP SEBAGAI ALTERNATIF PELUANG MERAIH SUKSES
Oleh : Erna Wahyuningsih

yang berhubungan dengan bisnis, saat dewasa karena kurikulum yang berhubungan dengan kebutuhan untuk
pergaulan , suasana kampus dan teman-temannya bercita-cita menjadi wirausaha juga mempunyai andil
yang sering berkecimpung dalam bisnis, perspektif yang sangat besar dan dilengkapi dengan praktikum
atau cita-citanya. bisnis agar mahasiswa tidak disajikan dalam bentuk
Selain faktor individual seperti suasana kerja, simulasi saja. Bisnis riil yang diajarkan agar
tingkat pendidikan, kepribadian, prestasi pendidikan, membangun watak bisnis dan pengetahuan dari
dorongan keluarga, lingkungan dan pergaulan, ingin pengalaman apa yang pernah dirasakan akan
lebih dihargai atau self esteem dan keterpaksaan menjadikan modal keyakinan diri bahwa bisnis itu bisa
oleh karena keadaan , itu semua yang menjadikan dan kemungkinan ada kegagalan adalah sebagai
semangat berwirausaha muncul justru menjadi suatu proses belajar dan biaya belajar.
kekuatan untuk mewujudkan impian menjadi Peneliti tertarik dengan judul penelitian Spirit of
entrepreneur . Entrepreneurship di Kalangan Pendidikan Tinggi
Menjadi pengusaha atau pekerja itu tidak ada sebagai Alternatif Peluang Meraih Sukses
bed anya , yang pasti menjad i manusia yang
mempunyai pilihan hidup untuk meraih sukses. Tujuan Penelitian
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
maka semakin kecil pengaruhnya terhadap keinginan 1. Untuk mengetahui semangat kewirausahaan
untuk memilih pengusaha sebagai jalan hidupnya. mahasiswa di tingkat Perguruan Tinggi
Rata-rata justru mereka yang tingkat pendidikannya 2. Untuk mengetahui Peluang Meraih Sukses bagi
tidak terlalu tinggi mempunyai hasrat yang kuat untuk mahasiswa di tingkat Perguruan Tinggi
memilih karir menjadi seorang pengusaha, karena itu 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
jalan satu-satunya untuk kaya dan sukses. Demikian Semangat Kewirausahaan terhadap Peluang
juga prestasi pendidikan dilihat dari rata-rata orang Meraih Sukses bagi mahasiswa di perguruan
yang mempunyai prestasi akademis yang tidak tinggi Tinggi.
justru mempunyai keinginan yang lebih kuat untuk
menjadi seorang pengusaha. Hal itu di dorong oleh TINJAUAN PUSTAKA
sesuatu keadaan yang memaksa ia berfikir bahwa Pengertian Kewirausahaan
menjadi pengusaha adalah salah satu pilihan terakhir Per kemb an gan zaman yang san gat pesat
untuk sukses, sedangkan untuk berkarya di dunia kerja membuat masyarakat memiliki banyak kebutuhan.
dirasakan sangat berat, mengingat persaingan yang Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut, banyak
sangat ketat dan masih banyak lulusan yang suatu cara yang dilakukan dari yang memproduksi
berpotensi yang belum mendapatkan pekerjaan. ( produk-produk yang dibutuhkan oleh masyarakat
Hendro, 2011,63 ). sampai bagaimana menyalurkan suatu produk ke
Dari latar belakang masalah yang disampaikan konsumen melalui kegiatan pemasaran. Pelau-pelaku
adalah peneliti ingin mengukur seberapa kuat bisnis harus memiliki keahlian dalam memasarkan
keterlibatan mahasiswa diukur dalam suatu minat produk-produk mereka, Hal ini menjadikan sebuah
untuk menjadi wirausahawan yang mencerminkan tantangan yang dilakukan oleh para pelaku bisnis atau
bahwa lulusan perguruan tinggi tidaklah tergantung entrapreneur.
pada kesempatan di dunia kerja yang dimaksud adalah Hendro,(2011, 29) menjelaskan bahwa Wirausaha
bekerja di kantor yang mempunyai waktu teratur dan melakukan sebuah proses yang disebut creative
terstruktur. Wirausaha adalah pekerjaan mulia yang destruction untuk menghasilkan suatu nilai tambah
kadang ter-abaikan yang berkesan kerja sambilan (added value) guna menghasilkan nilai yang lebih
karena kepepet, maka banyak hal yang diabaikan tin ggi. Untuk itu k eter ampilan wirausah a
untuk meniti karir yang berprofesi sebagai salah satu (entrepreneurial skill) berintikan kreativitas. Oleh
pelaku bisnis yang sebetulnya sebuah alternative untuk sebab itu bisa d ikatakan b ahwa th e core of
membaca peluang meraih sukses. Peran perguruan entrepreneurial skill is creativity.
tinggi disini juga sangat dibutuhkan dalam rangka Banyak yang berpendapat bahwa kewirausahaan
memberikan motivasi dan memberikan semangat itu merupakan kegiatan bisnis yang ber ilmu
untuk mendidik dan mengubah paradikma berfikir pengetahuan , berketerampilan dan sebagai seni.
dalam mencapai kesuksesan. Dukungan penyajian

162 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


SPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP SEBAGAI ALTERNATIF PELUANG MERAIH SUKSES
Oleh : Erna Wahyuningsih

Menurut Lambing dan Charles Kuehl dalam buku menjalankan usahanya dan semuanya itu bisa di
Entrepreneurship (1999), kewirausahaan adalah peroleh karena pada dasarnya manusia diberikan
suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu kepekaan di dalam berpikir.
value dari yang belum ada menjadi ada dan bisa
dinikmati oleh orang banyak. Spirit of Entrepreneurship
Setiap wirausahawan yang sukses memiliki empat Awalnya kewirausahaan didefinisikan secara
usur pokok, yaitu: sed erhan a. Pada zaman d ahulu oran g ser ing
1. Kemampuan (hubungan dengan IQ dan Skill) memutuskan untuk pergi ke suatu tempat yang
a. Membaca Peluang berbeda dalam rangka melakukan pertukaran atau
b. Berinovasi perdagangan yang biasa disebut go-between (Robert
c. Mengelola . Entrepreneurship. 6 Edition. Boston:McGraw Hill).
d. Menjual Ia melakukan kesepakatan kontrak kerja atas
2. Keberanian ( hubungan dengan EQ dan mental) permintaan suatu barang, pada saat itu rempah-
a. Mengatasi ketakutan rempah dengan seseorang yang akan menukar yaitu
b. Mengendalikan Risiko pembeli dengan sejumlah uang atas jerih payahnya.
c. Keluar dari Zona kenyamanan Awal dari kewirausahaan adalah contractor yaitu
3. Keteguhan Hati (hubugan dengan motivasi orang yang melakukan kesepakatan kontrak kerja
diri) atas sejumlah pekerjaan yang ditentukn sebelumnya
a. Persistence (ulet), pantang menyerah dengan kompensasi sejumlah uang yang segala
b. Determinasi (teguh akan keyakinannya) risikonya ditanggung oleh penerima kontrak. Oleh
c. Kekuatan akan pikiran . sebab itu , kewirausahaan pada zaman dahulu disebut
Kewirausahaan adalah sebuah pengetahuan yang risk taker (pengambil risiko).
merupakan hasil uji di lapangan, dikumpulkan, diteliti Pada era industri kewirausahaan adalah orang
dan dirangkai sebagai sumber informasi yang berguna yang berani mengambil risiko dan tidak memiliki
bagi orang lain yang membutuhkannya sehingga modal yang selalu diukur oleh uang yang melakukan
kewirausahaan bisa dimaksukkan ke dalam disiplin k esep ak atan d en gan pemilik mo dal un tu k
ilmu baik itu yang bersifat teori ataupun yang bersifat mengerjakan proyek-proyek tertentu atas sumber
empiris (hasil uji lapangan). dayanya namun tidak memiliki pengetahuan yang
Sedangkan Seni dalam menemukan ide, inspirasi cukup. Mereka-mereka yang berani mengambil risiko
dan peluang bisnis dibutuhkan imajinasi, visualisasi pada zamannya disebut sebagai kewirausahaan
dan pemikiran yang terkadang harus berlawanan berbasis join venture capital (satu pihaknya adalah
dengan logika. Berfikir berbeda untuk menemukan intelectual capital, pihak lainnya adalah equety
ide-ide brillian . Semua itu membutuhkan kreativitas capital). Pada abad ini yang men jadi tu lang
, inovasi yang benar-benar baru sehingga unsur dan punggung kesuksesan dalam sebuah bisnis adalah
kekuatan seni untuk menemukan ide dalam cara kreativitas seorang wirausahawan itu sendiri
mengatasi kesulitan, mengendalikan sumber daya (Creativepreneur).
manusia(SDM) juga pelanggan memiliki peran yang Mu nculnya S pirit of Ent repren eu rship
cukup besar. sehubungan dengan Perkembangan Ekonomi.
Oleh sebab itu pengaruh kekutan seni dalam ilmu Perkembangan ilmu pengetahuan , sosial,ekonomi,
kewirausahaan sangat besar. Layaknya seorang politik, budaya, teknologi dan kesejahteraan telah
samurai tanpa seni beladiri, ia akan sulit untuk menjadi menciptakan gap diantara faktor-faktor yang
menang. Hingga ketika seorang menjadi mahir akan mempengaruhi perkembangan tersebut . Misalnya
muncul sebuah predikat sebagai bentuk profesi. gap yang terjadi akan menciptakan perubahan status
Kewirausahaan merupakan sebuah profesi, sebuah sosial, perilaku, gaya hidup, kebutuhan, keinginan,
pilihan hidup yang harus dilakukan secara profesional selera sehingga bisa membangkitkan sebuah inspirasi
(dalam arti jujur, terbuka, berkomitmen, konsisten, bisnis yang pada akhirnya memunculkan peluang
tepat janji, tanggung jawab, mengerti batas hak- bisnis.
haknya, mengerti etika profesi dan berdisiplin). Munculnya peluang bisnis yang baru akan
Semuanya bisa dilakukan karena wirausahawan menstimulus munculnya entrepreneur muda. Hal
membutu hkan intuisi atau daya n alar dalam inilah yang mendorong timbulnya wirausaha seiring

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 163


SPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP SEBAGAI ALTERNATIF PELUANG MERAIH SUKSES
Oleh : Erna Wahyuningsih

dengan perubahan dan perkembangan ekonomi. Armstrong (2003:137) Meskipun ada banyak bentuk
Menurut Ir. Hendro, M.M .,ada beberapa yang pemasaran langsung; surat langsung dan katalog,
menstimulus spirit of entrepreneurship, yaitu: pemasaran telepon, pemasaran online, dan lainnya.
1. Evolusi roduk Semuanya terbagi dalam karakteristik yang berbeda.
Peru bahan pr od uk akan menimb ulkan Pemasaran langsung bersifat nonpublic: pesan
perubahan kebutuhan yang memunculkan biasanya diarahkan kepada orang tertentu.
sebuah peluang baru.
2. Evolusi ilmu pengetahuan. Kerangka Model
Perubahan ilmu pengetahuan akan menimbulkan Variabel terikat (X) Variabel bebas (Y)
keinginan akan produk yang berbeda. Variabel X1 Variabel Y
3. Perubahan gaya hidup, selera dan hobi.
Spririt of Entrepreneurship Peluang Meraih Sukses
Perubahan gaya hidup yang akan mempengaruhi
keinginan produk yang berbeda
4. Perubahan teknologi. Kerangka model adalah suatu konseptual tentang
Berk emb angnya tekn ologi d an semak in bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor
canggihnya teknologi akan menciptakan produk, yang telah diidentifikasi sabagai masalah riset ( Umar,
suasana dan gaya hidup yang berbeda. 2003 : 157). Kerangka pemikiran penelitian ini adalah
5. Perubahan budaya. sebagai berikut menggambarkan adanya hubungan
Berkembangnya gaya hidup, pendapatan, selera antar variabel yang nantinya akan diteliti yang pada
, teknologi dan sebagainya akan mengubah akhirnya akan membuktikan apakah ada pengaruh
b ud aya seseor an g, seh in gga hal in i antara semangat kewirausahaan dengan Peluang
mempengaruhi kebutuhan akan produk yang Meraih Sukses yang berkembang dikalangan
berbeda di setiap tempat. Pendidikan Tinggi. Dalam penelitian ini penulis
6. Perubahan struktur pemerintahan dan politik. melakukan penelitian pada mahasiswa yang pernah
Peru bahan po litik ak an mempengar uh i mengamb il mata kuliah Kewirau sah aan d an
perubahan struktur pemerintahan yang berujung Praktikum Bisnis pada masa kuliah.
pada perubahan peraturan, kebijakan dan arah
perekonomian, sehingga muncullah sebuah gap Hasil Penelitian Terdahulu
kebutuhan akan produk yang lalu dan pasca 1. Peneliti, Tahun, judul :Wahyu Purhantara,
perubahan. 2011, Analisis Kepemilikan Jiwa Kewira-
7. Intrapreneurship usah aan: Evalu asi ou tcome pend id ik an
Kemampuan intrapreneurship yang semakin Menengah di Jawa ,
baik dan kuat akan memunculkan gairah Temuan penelitian: bahwa usaha di bidang
entrepr eneur. Hal in i disebabkan karena bisnis belum mampu memanfaatkan sentuhan
kreativitas, inovasi, ketatnya persaingan, hasrati bisn is yan g pr of esio nal. Pembelajaran
ingin tantangan yang lebih baru, perubahan kewirausahaan diarahkan pada pencapaian tiga
organisasi dan lain-lain. Jadi organisasi secara kompetensi yang meliputi karakter,pemahaman.
tidak langsu ng men gemb an gk an jiw a Konsep yang dirujuk: pengembangan skill,
kewirausahaan seseorang. (Ir. Hendro, M.M.) konsep yang dirujuk dalam penelitian ini adalah
Peluang Mer aih Su kses d alam Kegiatan Jiwa Kewirausahaan,jiwa kewirausahaan
Berwirausaha. mah asiswa d an jiw a kewirausah aan
Dalam mencapai kesuksesan seseorang di bisnis wirausahawan.
banyak dilakukuan dengan diawali sebuah ide sampai Perbedaan dalam penelitian : Penelitian ini
memasarkan produk . Berkembang saat ini di cenderung dengan data survey sedangkan
kalangan orang muda kegiatan memasarkan bisa penulis menggunakan regresi korelasi.
dengan cara pemasaran Langsung adalah sistem 2. Peneliti, Tahun Judul: Retno Budi Lestari dan
pemasaran yang b er sifat in teraktif yan g Trisnadi Wijaya, 2010 Pengaruh Pendidikan
memanfaatkan suatu atau beberapa media iklan untuk Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha
menimbulkan respon dengan pertukaran atau Mahasiswa di STIE MDP, STIMIK,MDP dan
transaksi di sembarang lokasi. Menurut Kotler dan STIE MUSI.

164 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


SPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP SEBAGAI ALTERNATIF PELUANG MERAIH SUKSES
Oleh : Erna Wahyuningsih

Te muan P enelit ia n : Pen didikan Metode Analisis Data


kewirausahaan berpengaruh secara signifikan Analisis data penelitian yang akan digunakan
terhadap minat berwirausaha yang diperkuat adalah dengan melakukan pendekatan kuantitatif.
oleh faktor demografis . Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang banyak
Konsep yang dirujuk : Personal attitude menggunakan data kuantitatif yang diperoleh melalui
Subjective norms, Perceived, behavioral, control, suatu pengukuran dengan menggunakan instrumen
Entrepreneurial. berupa angka, tes dan lain-lain serta hasil yang
Perbedaan dalam penelitian: Penelitian ini diperoleh berupa angka/bilangan.
melihat ke faktor-faktor yang mempengaruhi
intensitas sedangkan penulis dalam penelitian Operasional Variabel Penelitian
ini adalah menganalisis semangat mahasiswa Variabel Spirit of Entrepreneurship , Semagat
dalam memahami kewirausahaan. Wirausaha yang berkembang di kalangan mahasiswa
3. Peneliti, Tahun, Judul: Charly Hongdiyanto, muncul karena perkembangan pola pikir yang
2014,Identifikasi Kepemilikan Entrepreneural semakin berubah, daya kreativitas yang dihadapkan
Spirit Mahasiswa. pada perkembangan Ilmu maupun Teknologi akan
Temuan Penelitian: Motivasi mahasiswa, memotivasi mencari kehidupan yang lebih mandiri
Kepr ib ad ian dan minat un tu k menjad i dengan cara berwirausaha.Peneliti akan mengukur
entrepreneur yaitu membuka usaha baru di kota semangat mahasiswa dengan adanya evolusi produk,
sal dan melanjutkan bisnis orang tua ilmu pengetahuan, perubahan gaya hidup , selera dan
Konsep yang dirujuk: Motivasi, Kepribadian hobi, perubahan tehnologi, perubahan budaya,
dan Minat perubahan struktur pemerintahan dan politik serta
Perbedaan dalam Penelitian: Penelitian ini intrapreneurship.
adalah kualittif sedangkan penulis meneliti Sedangkan variabel Meraih Sukses, bahwa
dengan kuantitatif data primer. kesuksesan seseorang bukan hanya di ukur mereka
bisa b ek er ja d iman a , namu n ap ak ah b isa
Hipotesis Penelitian. menciptakan pekerjaan yang dapat mendatangkan
Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka atau meningkatkan nilai tambah, banyak peluang
Hipotesis sbb: dalam mencapai kesuksesan. peneliti mengukur dari
Ho : Tidak Terd ap at p en garu h S pririt o f hasil pengamatan yang selama ini dan berhasil
Entrepreneurship terhadap Peluang Meraih dipersepsikan untuk menjadi acuan adalah adanya
Bagi mahasiswa di Perguruan Tinggi pertumbuhan perusahaan , banyaknya peluang bisnis,
Ha : Terd ap at p en garu h S pririt of keyakin an p ilih an h idup , du kungan edukasi
Entrepreneurship terhadap Peluang Meraih kewirausahaan, dukungan keluarga, dan lingkungan.
Sukses bagi mahasiswa di Perguruan Tinggi Cara pengumpulan data yang dilakukan penulis
untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan, yaitu
METODE PENELITIAN menggunakan data primer.
Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif Penelitian lapangan, teknik pengumpulan data
d an aso siatif . Penelitian d eskr ip tif yaitu yang dilakukan dengan mengadakan penelitian
menggambarkan k eadaan su byek atau obyek langsung pada obyek serta menganalisis data yang
penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta- tersedia dilapangan yang meliputi:
fakta yang tampak atau sebagaimana adanya untuk a. Wawancara Lisan : Pengumpulan data melalui
mendapatkan kesimpulan masalah yang ada dan Tanya Jawab langsung dengan pihak yang
dicarikan solusi atau jalan keluar untuk mendapatkan berkepentingan yaitu para mahasiswa yang
kesimpulan masalah yang ada dan dicarikan solusi sudah pernah kuliah Kewirausahaan atau
atau jalan keluar yang terbaik untuk pemecahannya. Praktikum Bisnis.
Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang b. Wawancara tertulis menggunkan kuesioner:
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua Pengumpulan data dilakukan dengan cara
variabel atau lebih. Bentuk hubungan antar variabel membagikan lembaran kuesioner dibagikan
adalah hubungan kausal yaitu sebab akibat. kepada mahasiswa setelah berakhir perkuliahan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 165


SPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP SEBAGAI ALTERNATIF PELUANG MERAIH SUKSES
Oleh : Erna Wahyuningsih

semester dan sudah memperoleh nilai hal ini Descriptive Statistics


dilakukan agar tidak terjadi subyektivitas yang Mean Std. N
dipersepsikan oleh mahasiswa. Deviation
Spirit of Entrepreneurship 68,36 8,542 70
PENENTUAN SAMPEL Peluang Meraih Sukses 70,76 9,131 70
Sampel sebanyak 70 digu nakan un tu k
merealisasikan hasil pen elitian yang ar tin ya Model R R Adjusted R. Std. Error of
mengangkat kesimpulan sebagai suatu yang berlaku Square Square the Estimate
bagi populasi. Teknik sampling pada penelitian ini 1 ,334a ,111 ,098 8,671
menggunakan non Probability Sampling dengan a. Predictor: (constan), Spirit of Entrepreneurship
proposive sampling yang memberikan peluang yang Sumber: Data diolah menggunakan SPSS, 2016
sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih
sebagai anggota sampel. Besar hu bu ngan antara variabel sp irit o f
Entrepreneurship terhadap Peluang Meraih Sukses
HASIL UJI VALIDITAS adalah angka R squre 0,111, angka tersebut
Dari uji validitas variabel X dan Y masing-masing mempunyai maksud bahwa pengaruh variabel spirit
18 instrumen yang ada dinyatakan valid karena of entreprenaurship terhadap variabel Peluang
diperoleh nilai r hitung lebih besar dari r tabel yaitu Meraih Sukses sebesar11,1% , sedangkan sisanya
0,4227 89,9 % dipengaruhi oleh variabel lain di luar model
ini.
b
HASIL DAN PEMBAHASAN ANOVA

Hubungan Spirit of entrepreneurship dengan Model Sum of Df Mean F Sig.


Squares Square
Peluang Meraih Sukses 1 Regresion 640,094 1 8,513 0,005a
Coorelations Residual 5112,777 68
Peluang Spirit of Total 5752,871 68
Meraih Sukses Entrepreneuship
Pearson Peluang Meraih Sukses 1,000 ,334 a. Predictors: (Constant) Spririt of Entrepreneurship
Correlation Spririt of Entrepreneurship ,334 1,000
Sig.(1-tailed) Peluang Meraih Sukses ,002 b. Dependent Variable : Peluang Meraih Sukses
Spirit of Entrepreneurship ,002
N Peluang Meraih Sukses 70 70 Model Regresi penelitian dinyatakan layak dengan
Spirit of Entrepreneurship 70 70
signifikansi, sehingga model dapat digunakan untuk
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS, 2016 memprediksi.
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Dapat dilihat dari tabel di atas koefisisen korelasi Model
Coefficients Coefficients
t Rig
kedua varibel adalah 0,334 hal ini menunjukkan 1 (Constant) of 8,418 5,510 ,000
Spirit of
adanya hubungan yang kuat antara kedua variabel . Entrepreneurship ,122 ,334 2,918 ,005
Tingkat signifikansi koefien korelasi antara Spirit of a. Dependen Variable:Peluang Meraih Sukses
Entrepreneuship dan Peluang Meraih Sukses
dikatakan signifikan karena angka signifikan kedua Y=b x + e
variabel ini dibawah 0,05 yaitu 0,002. Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi
Korelasi 0,334 lebih rendah dari 0,6 menandakan dipero leh an gk a Kon tr ib usi S pririt o f
hubungan rendah. Rendahnya korelasi disebabkan Entrepreneurship terhadap Peluang Meraih Sukses
dari responden adalah mahasiswa semester 4 yang 33,4 % artinya ada pengaruh namun tidak terlalu
tegolong masih usia muda dan rata-rata belum pernah besar , 66,6 % dipengaruhi oleh variabel lain.
berpengalaman dalam berwirausaha dan hanya
sebagian saja yang sudah pernah mempraktekkan
bisnis. Nilai korelasi rendah disebabkan juga naluri
untuk bisnis belum muncul karena masih banyak juga
memandang karir adalah urusan masa depan yang
tidak perlu dipikirkan dari sekarang, yang dipikirkan
adalah bagaimana lulus menyandang gelar.

166 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


SPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP SEBAGAI ALTERNATIF PELUANG MERAIH SUKSES
Oleh : Erna Wahyuningsih

PENUTUP DAFTAR PUSTAKA


KESIMPULAN DAN SARAN Hen dr o, 2011 Dasar- dasar
Kesimpulan Kewirausahaan,Jakarta: Erlangga
Hasil dari analisis ada pengaruh Spritit of Hirich, Robert D, 2004. Michael P. Peters & Dean
Entrepreneurship terhadap Peluang meraih Sukses A. Shepherd,Entrepreneuship .6 Edition. Boston: Mc
diperoleh persamaan regresi Y=8,418 +0,122, dapat Graw Hill
diartikan bahwa jika nilai Spirit of Entrepreneurship Hisrich, R.D., Peters, M.P. & Shepperd, D.A.
adalah 1 maka Peluang Meraih sukses akan 2005. Entrepreneurship (6th Edition), New York:
meningkat 0,122 atau dengan kata lain dapat ditarik McGrawHill.
kesimpulan bahwa Peluang Meraih Sukses bagi Peggy A. Lambing& Charles R. Kuehl dalam
lulusan perguruan tinggi dengan adanya Spririt of buku Entrepreneurship (1999),
Entrepreneuship adalah 8,418. (Robert D, Phd. Entrepreneurship. 6 Edition.
Boston:McGraw Hill).
Saran Sugiono, 2010. Statistika untuk penelitian.
1. Temuan di atas mengimplikasi bahwa mata Bandung; Alfbeta
kuliah Entrepreneurship perlu dipertimbangkan Suryana, 2003. Pedoman Praktis, Kiat dan Proses
untuk diajarkan di semua jurusan karena materi Menuju Sukses. Jakarta: PT Salemba Emban Patria.
kuliah yang diajarkan mempengaruhi sikap dan Zimmerer, T.W. & Scar bo ro ugh, N.M.
perilaku seseorang dalam mendorong minat 2005.Essential of Small Business Management
menjadi usaha mandiri , melalui pendidikan (4thEdition). New Jersey:Prestice Hall.
seseorang akan lebih mempunyai keyakinan
dalam berusaha.
2. Mahasiswa hendaknya bercita-cita menjadi
pengusaha bukan pekerja, karena pengusaha
juga bekerja atas dasar keyakinan dan berani
menghadapi risiko akan menjadi pengusaha
sejati.

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 167


168 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT
PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR, SUKU BUNGA BANK
INDONESIA DAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI
TERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA BANK MANDIRI
(Periode 2005 2015)
Oleh : Widiastuti Murtiningrum
ABSTRACT
This study aims to find, find empirical evidence and know the magnitude of influence Inflation rate, Dollar Rate,
Interest Rates Bank Indonesia and Economic Growth Rate affect the Third Party Fund at Bank Mandiri either
simultaneously or partially. The research method used in this research is Library Studies published by Bank Indonesia
and Bank Mandiri. Observations made during the period 2005 - 2015. Methods of data analysis using multiple
regression. The result of the research shows that the overall effect of independent variables on the number of Third
Party Funds in Bank Mandiri per 2005 - 2015 period is weak. Based on R Square value on Durbin Watson test, Bank
Mandiri's DPK variable can be explained by Inflation, Dollar, SBI and Growth Rate of 92.1% while the rest of 7.9%
is likely influenced by other variables outside this research model. In Multiple Regression testing, Inflation variable,
Dollar Rate and Economic Growth Rate have direct influence (positive). While the SBI Interest Rate has the opposite
effect (negative).
Keywords: Inflation, Exchange Rate, SBI and Economic Growth Rate

PENDAHULUAN dipengaruhi oleh kemampuannya menghimpun dana


Latar Belakang dari masyarakat.
Perbankan mempunyai peranan yang strategis Ada beberapa elemen kondisi makroekonomi
dalam menggerakkan roda perekonomian negara, hal yang dapat mempengaruhi penghimpunan DPK yaitu
ini dapat terlihat pada sektor moneter dan perbankan inflasi, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS, suku
yang telah menciptakan gairah usaha melalui fasilitas bunga SBI dan pertumbuhan ekonomi yang tercermin
pemberian kredit. Fasilitas yang diberikan bank dalam Produk Domestik Bruto (PDB). Sukirno
menjan gk au secar a lu as k e selu ru h lapisan (2006: 200-201) menjelaskan alasan mengapa tingkat
masyarakat mulai dari petani hingga pengusaha tabungan bertambah tinggi dalam pembangunan, yaitu
d en gan berb agai p er syar atan yan g mu dah bahwa sumber dari berlakunya kenaikan tabungan
(Muchdarsyah Sinungan, 1992:2). Dana Pihak Ketiga dan penanaman modal adalah tingkat keuntungan atau
(DPK) merupakan sumber dana yang dihimpun dari surplus yang bertambah besar yang dinyatakan
masyarakat melalui produk-produk Giro, Tabungan dengan persentase dari pendapatan nasional yang
dan Deposito. DPK yang telah dihimpun oleh bank semakin meningkat. PDB menunjukkan pendapatan
akan dialokasikan untuk kegiatan yang menghasilkan nasional dari sembilan sektor dan perubahan
pend apatan. Pengalok asian DPK mempu nyai pend ap atan sek to r- sektor ter sebu t dapat
beberapa tujuan di antaranya adalah mencapai tingkat mempengaruhi masyarakat, baik perorangan maupun
profitabilitas yang diharapkan, tingkat resiko yang korporasi, sehingga akan mempengaruhi besaran
r en dah, d an mempertah an kan kepercayaan investasi dan tabungan masyarakat. Sedangkan
masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas kenaikan harga-harga atau inflasi dapat mengurangi
bank tetap aman. hasrat masyarakat untuk menabung atau menyimpan
Penu ru nan DPK ak an mempengar uh i uangnya dalam bentuk deposito, jika muncul
Pembiayaan yang Disalurkan (PYD). Dengan ekspektasi tingkat return yang lebih rendah dibanding
demik ian, perkembangan su atu bank sangat tingkat inflasi.

* Dosen Institue Keuangan Perbankan dan Informasi Asia PERBANAS

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 169


PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR, SUKU BUNGA BANK INDONESIA DAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI
TERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA BANK MANDIRI (PERIODE 2005 2015)
Oleh : Widiastuti Murtiningrum

Tingkat inflasi merupakan faktor yang harus 3. Menemukan bukti empiris adanya pengaruh
dipertimbangkan dalam proses investasi. Inflasi variabel Inflasi, Kurs Dollar, SBI dan Tingkat
merupakan indikator ekonomi yang menyebabkan Pertumbuhan Ekonomi terhadap DPK pada
kenaikan harga barang dan jasa dalam suatu periode. Bank Mandiri.
Adanya inflasi yang tinggi akan menyebabkan naiknya 4. Menyelidiki seberapa besar pengaruh variabel
biaya produksi dan dapat menurunkan daya beli In flasi, Kur s Do llar, SBI dan Tingkat
masyarakat. Pertumbuhan Ekonomi terhadap DPK pada
Depresiasi Rupiah terhadap mata uang asing, Bank Mandiri
teru tama h ard cu rrencies (Do llar AS), dapat
menyebabkan capital outflow (pelarian modal LANDASAN TEORI
masyarakat keluar negeri), jika dibandingkan dengan Teori Inflasi
mata uang negara lain maka ekspektasi return Menurut A.P. Lehner, inflasi adalah keadaan
investasi di Indonesia lebih rendah. Semakin terjadinya kelebihan permintaan (Excess Demand)
meningkat nilai tukar Dollar AS akan menaikkan terhadap barang-barang dalam perekonomian secara
permintaan Dollar, sebaliknya permintaan uang keseluruhan (Anton H Gunawan, 1991). Sementara
domestik akan turun. Berdasarkan hal ini, perubahan itu Ackley mendefinisikan inflasi sebagai suatu
nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS, dapat kenaikan harga yang terus-menerus dari barang dan
mempengaruhi pertumbuhan DPK. jasa secara umum. Menurut Boediono (1995), inflasi
Peningkatan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik
(SBI) berdampak pada peningkatan suku bunga secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga
deposito pada bank-bank komersil, dan sebaliknya dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut
jika suku bunga SBI mengalami penurunan maka suku inflasi, kecuali apabila kenaikan tersebut meluas dan
bunga deposito akan mengalami penurunan. mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari barang-
Jadi pertumbuhan investasi di suatu negara barang lain. Menurut Keynes terjadinya inflasi
dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara disebabkan oleh permintaan agregat sedangkan
tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu permintaan agregat ini tidak hanya karena ekspansi
negara maka semakin baik pula tingkat pendapatan bank sentral, namun dapat pula disebabkan oleh
masyarakat. Adanya peningkatan pen dapatan pengeluaran investasi baik oleh pemerintah, maupun
diharapkan semakin banyak orang yang memiliki oleh swasta dan pengeluaran konsumsi pemerintah
kelebihan dana dan dana tersebut dapat dimanfaatkan yang melebihi penerimaan (defisit anggaran belanja
untuk disimpan dalam bentuk tab ungan atau negara) dalam kondisi full employment.
diinvestasikan dalam bentuk surat-surat berharga
yang diperdagangkan di pasar modal. Teori Nilai Tukar Mata Uang
Dornbusch dan Fisher (1980) mengatakan bahwa
Perumusan Masalah pergerakan nilai tukar mempengaruhi daya saing
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan internasional dan posisi neraca perdagangan dan
yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah konsekuensinya juga akan berdampak pada real
bagaimana pengaruh Inflasi, Kurs Dollar, Suku Bunga output dari negara tersebut yang pada gilirannya akan
Bank Indonesia dan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi mempengaruhi cash flow saat ini dan masa yang
terhadap Dana Pihak Ketiga pada PT. Bank Mandiri akan datang dari perusahaan tersebut. Sistem nilai
(Persero) Tbk periode 2005 2015? tu kar yan g d ian ut oleh su atu n egara sangat
berpengaruh dalam menentukan pergerakan nilai
Tujuan Penelitian tukar tersebut. Pendekatan yang digunakan untuk
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kurs
sebagai berikut : adalah pendekatan moneter. Dengan pendekatan
1. Menganalisis pengaruh Inflasi, Kurs Dollar, SBI moneter maka dapat diketahui pengaruh dari variabel
dan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi terhadap jumlah uang beredar dalam arti luas, tingkat suku
DPK pada Bank Mandiri periode 2005 2015. bunga, tingkat pendapatan, dan variabel perubahan
2. Menemukan bukti ada atau tidaknya korelasi di h ar ga. Dipakain ya d ollar Amer ik a sebagai
antara masing-masing variabel independent. pembanding, karena dollar Amerika merupakan mata

170 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR, SUKU BUNGA BANK INDONESIA DAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI
TERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA BANK MANDIRI (PERIODE 2005 2015)
Oleh : Widiastuti Murtiningrum

uang yang kuat dan Amerika merupakan partner tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada
dagang yang dominan di Indonesia. suatu negara. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan
sejau hman a ak tivitas pereko no mian akan
Teori Suku Bunga menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat
Menurut Nopirin (1996) suku bunga adalah biaya pada suatu periode tertentu. Karena pada dasarnya
yang harus dibayar oleh peminjam atas pinjaman yang ak tivitas pereko nomian adalah suatu proses
diterima dan merupakan imbalan bagi pemberi penggu naan f ak to r- faktor p ro du ksi un tu k
p in jaman atas inv estasinya. Suk u bu nga menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya
mempengaruhi keputusan individu terhadap pilihan akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap
membelanjakan uang lebih banyak atau menyimpan faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat.
uangnya dalam bentuk tabungan. Suku bunga juga Dengan adanya pertumbuhan ekonomi maka
merupakan sebuah harga yang menghubungkan diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik
masa kini dengan masa depan, sebagaimana harga faktor produksi juga akan turut meningkat. (Susanti,
lainnya maka tingkat bunga ditentukan oleh interaksi dkk; 2000).
permintaan dan penawaran (Suhaedi, 2000). Tingkat
su ku b un ga d igun ak an p emer in tah un tu k Pengertian Dana Pihak Ketiga
mengendalikan tingkat harga, ketika tingkat harga Sumber Penghimpun Dana berasal dari : Pertama
tin ggi dan jumlah u ang yang ber edar dalam yaitu dana Sendiri dan dari usaha bank. Proprosi dana
masyarakat banyak sehingga konsumsi masyarakat sendiri ini relatif kecil apabila dibandingkan dengan
tinggi, maka diantisipasi oleh pemerintah dengan total dana yang dihimpun ataupun dari total aktivanya,
menetapkan tingkat suku bunga yang tinggi. Dengan namun dana sendiri ini tetap merupakan hal yang
tingginya suku bunga diharapkan dapat mengurangi penting untuk kelangsungan usahanya. Begitu
jumlah uang yang beredar sehingga permintaan pentingnya proporsi dana sendiri ini dibuktikan dengan
agregatpun akan berkurang dan kenaikan harga dapat adanya ketentuan dari bank sentral yang mengatur
diatasi. tentang proporsi minimal modal sendiri dibandingkan
dengan total Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
Teori Pertumbuhan Ekonomi (ATMR). Berdasarkan UU No. 7 Tahun 1992, bank
Menurut (Sadono Sukirno, 1994; 10) Pertumbuhan umum dapat melakukan mobilisasi dana dengan cara
ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan melakukan emisi saham dan obligasi melalui bursa
kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan efek di Indonesia. Kedua, Dana dari Deposan atau
barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat simpanan. Ketiga, Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah
bertambah. Pertambahan potensi memproduksi dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada
seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana
sebenar nya, dengan d emikian perkembangan dalam bentuk giro, tabungan, simpanan berjangka dan
eko no mi adalah lebih lamb at d ar i sertifikat deposito dan atau bentuk lain yang
potensinya.Ken aikanpr oduk tivitasmasu kan dipersamakan dengan itu.
menunjukkan bahwa setiap unit masukan tertentu
dapat mempr odu ksi leb ih banyak keluaran. Definisi Bank
Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan Menurut UU RI No.10 Tahun 1998 tentang
sebagai kenaikan Gross Domestic Product (GDP) perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang
riil per kapita. Produk Domestik Bruto (PDB) adalah Perb an kan, b an k ad alah b ad an u saha yan g
nilai pasar keluaran total sebuah negara, yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
merupakan nilai pasar semua tenaga kerja. Faktor- simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
adalah faktor sumber daya manusia, faktor sumber dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
daya alam, faktor ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak. Perbankan adalah segala sesuatu yang
faktor budaya, dan faktor sumber daya modal. menyangkut tentang bank, kelembagaan, kegiatan
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
indikator yang amat penting dalam melakukan analisis kegiatan usahanya.

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 171


PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR, SUKU BUNGA BANK INDONESIA DAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI
TERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA BANK MANDIRI (PERIODE 2005 2015)
Oleh : Widiastuti Murtiningrum

Bank Mandiri Metode Analisa Data


PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk dibentuk pada Dalam penelitian ini menggunakan model Regresi
2 Oktober 1998, dari 4 bank dan mulai beroperasi Linier Berganda, melalui metode ini peneliti berusaha
seb agai b an k gabu ngan p ad a perten gahan menemukan bentuk atau pola hubungan antara
tahun1999. Setelah merger, PT. Bank Mandiri variable dependen dengan lebih dari satu variabel
(Persero) Tbk kemudian memulai proses konsolidasi, independent.
investasi awal untuk konsolidasi sistem yang berbeda Persamaan garis regresi dalam penelitian adalah:
tersebut, PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk mulai Y = a + b1X1 +b2X2 + b3X3 + b4X4
melaksanakan program penggantian platform yang Keterangan :
berlangsung selama tiga tahun, dimana program Y = DPK Bank Mandiri
pengganti tersebut difokuskan untuk meningkatkan a = konstanta
kemampuan penetrasi di segmen retail banking. b1 b 2 b 3 b 4 = Harga Statistik sebagai penaksir
Nasabah PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk yang parameter b
terdir i dari ber bagai segmen dan mer upakan X1 = Tingkat Inflasi
penggerak utama pereko no mian I nd on esia. X2 = Nilai Kurs Rupiah terhadap USD
Berdasarkan sektor usaha, nasabah PT. Bank X3 = Tingkat Suku Bunga SBI
Mandiri (Persero) Tbk bergerak dibidang usaha yang X4 = Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
sangat beragam. Setelah menyelesaikan program
transformasi semenjak 2005 - 2009, PT. Bank Mandiri Dalam melaksanakan analisis regresi linier
(Persero) Tbk mulai melaksanakan transformasi berganda perlu dilakukan terlebih dahulu pengujian 4
tahap berikutnya dengan merevitalisasi visi dan misi asumsi klasik yang dianggap penting, yaitu data yang
untuk menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang digunakan adalah terdistribusi normal, tidak terdapat
paling dikagumi dan selalu progresif. Pada Juni 2013, multikoloniaritas antar variabel bebas, tidak terjadi
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk sudah mempunyai autokorelasi, dan tidak terjadi heterokedastisitas.
1.811 cabang dan sekitar 11.812 ATM yang tersebar
merata di 34 provinsi di Indonesia tanpa terkecuali, Uji Kenormalan Data (Normalitas Residual)
semakin menegaskan PT. Bank Mandiri (Persero) Analisis ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
Tbk sebagai salah satu dari jajaran bank terbesar model regresi, variabel terikat dan variabel bebas
diIndonesia. mempunyai distribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal
METODE PENELITIAN atau mendekati normal. Untuk mengujinya dapat
Subyek Penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis grafik plot,
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis jika data menyeb ar di sekitar garis diagonal
penelitian konklusif kausal. Sumber data yang menunjukkan model regresi memenuhi asumsi
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder normalitas.
yang diperoleh dari publikasi Bank Indonesia, Bank
Mandiri dan Badan Pusat Statistik. Dari batasan di Uji Multikolinearitas
atas maka populasi penelitian adalah semua data Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model
tentang Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Bank regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
Mandiri. bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
Obyek Penelitian independen. Jika variabel independen saling
Obyek penelitian yang akan diteliti ialah variable- berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal
variab el yan g bersif at ind ep en dent yan g (Ghozali 2007:91). Untuk mendeteksi adanya
mempengaruhi Dana Pihak Ketiga, yaitu : multikolinearitas, dapat dilihat dari Value Inflation
1. Tingkat Inflasi Factor(VIF). Apabila nilai VIF > 10, terjadi
2. Nilai Kurs Rupiah terhadap USD multikolinieritas. Sebaliknya, jika VIF < 10, tidak
3. Tingkat Suku Bunga SBI terjadi multikolinearitas (Wijaya, 2009:119).
4. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi

172 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR, SUKU BUNGA BANK INDONESIA DAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI
TERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA BANK MANDIRI (PERIODE 2005 2015)
Oleh : Widiastuti Murtiningrum

Uji Autokorelasi 3. Koefisien determinasi (R).


Uji autokorelasi adalah menguji hubungan yang Koefisien determinan mengukur goodness of fit
terjadi di antar anggota-anggota dari serangkaian persamaan regresi yaitu memberikan persentase
pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu variabel total dari variabel terikat yang dijelaskan
(Alhusin: 2003). Untuk mendeteksi autokorelasi yang oleh variabel bebas. Nilai koefisien determinan
paling sering dilakukan adalah uji Durbin Watson (Uji terletak diantara 0 sampai dengan 1, nilai R =
d). Ketentuan Durbin Watson adalah sebagai 1 berarti bahwa garis regresi yang terjadi
berikut : menjelaskan 100% variasi terikat. Jika nilai R
Deteksi Autokorelasi Positif = 0, berarti model yang terjadi tidak dapat
1. Nilai dw < dL , terdapat autokorelasi positif menjelaskan sedikitpun garis-garis regresi yang
2. Nilai dw > dU, tidak terdapat autokorelasi positif terjadi. Baik tidaknya suatu model bukan semata-
3. Nilai dL < dw < dU, tidak ada kesimpulan mata ditentukan oleh R yang tinggi, akan tetapi
Deteksi Autokorelasi Negatif harus lebih memperhatikan relevansi logis atau
1. Nilai (4 dw) < dL, terdapat autokorelasi teoristis dari varibel bebas dengan variable
negative terikat secara statistik.
2. Nilai (4 dw) > dU, tidak terdapat autokorelasi
negative Pengujian Hipotesis
3. Nilai dL < (4 dw) < dU, tidak ada kesimpulan Adapun pengujian hipotesis penelitiannya adalah
sebagai berikut :
Uji Heterokedastisitas 1. Pengaruh variabel Inflasi terhadap DPK
Uji heterokedastisitas biasa ditemukan pada data Ho : 1 = 0 (Variabel Inflasi tidak berpengaruh
Cross-sectional yaitu pengamatan yang dilakukan terhadap DPK)
pada individu yang berbeda pada saat yang sama. H1 : 1 = 0 (Varibel Inflasi berpengaruh
Uji heterokedastisitas yang dipergunakan dalam terhadap DPK)
penelitian ini dengan menggunakan metode grafik. 2. Pengaruh variabel Kurs Rupiah terhadap USD
Prinsip model ini adalah memeriksa pola residual terhadap DPK
terhadap tafsiran Y. Heterokedastisitas terjadi apabila Ho : 2 = 0 (Variabel Kurs Rupiah terhadap
varians tidak konstan, sehingga seakan-akan terdapat USD tidak berpengaruh terhadap DPK)
beberapa kelompok data yang memiliki besaran error H1 : 2 = 0 (Varibel Kurs Rupiah terhadap USD
yan g berb ed a dan memb en tu k su atu po la. berpengaruh terhadap DPK)
Heterokedastisitas akan terdeteksi apabila plot 3. Pengaruh variabel Tingkat Suku Bunga SBI
membentuk pola yang sistematis. terhadap DPK
Setelah melakukan pengujian ada tidaknya ketiga Ho : 3 = 0 (Variabel Tingkat Suku Bunga SBI
masalah dalam persamaan regresi linier berganda dan tidak berpengaruh terhadap DPK)
didapat bahwa persamaan tersebut bebas dari semua H1 : 3 = 0 (Variabel Tingkat Suku Bunga SBI
masalah tersebut maka pengujian selanjutnya untuk berpengaruh terhadap DPK)
menunjukkan bahwa model regresi berganda yang 4. Pengaruh v ariabel Tingkat Pertumbuhan
dibuat bagus dan terdapat korelasi variabel bebas Ekonomi terhadap DPK
yang signifikan baik secara individu maupun terhadap Ho : 4 = 0 (Variabel Tingkat Pertumbuhan
variabel terikat adalah sebagai berikut : Ekonomi tidak berpengaruh terhadap DPK)
1. Uji p ar sial k oefisien r egresi d en gan H1 : 4 = 0 (Variabel Tingkat Pertumbuhan
menggunakan t-test untuk menguji signifikan Ekonomi berpengaruh terhadap DPK)
pengaruh masing-masing var iabel b ebas Uji Korelasi dan Regresi.
terhadap variabel terikat dengan menggunakan Uji korelasi digunakan untuk menguji apakah
= 5% (2 tailed). hubungan yang terjadi itu berlaku untuk populasi (dapat
2. Uji signifikansi keseluruhan koefisien bebas digeneralisasi). Uji Regresi digunakan untuk
secara bersama-sama terhadap variabel terikat mengetahui apakah dalam model regresi variabelnya
dengan menggunakan F-test, dikatakan bahwa berpengaruh signifikan terhadap variabel independen
secara keseluruhan variabel bebas signifikan secara partial berpengaruh signifikan terhadap
dipengaruhi variabel terikat. variabel dependent.

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 173


PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR, SUKU BUNGA BANK INDONESIA DAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI
TERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA BANK MANDIRI (PERIODE 2005 2015)
Oleh : Widiastuti Murtiningrum

HASIL PENGOLAHAN DAN PEMBAHASAN Nilai Durbin - Watson sebesar 2,563 sedangkan
Hasil Uji Normalitas pada Bank Mandiri dari tabel DW ( 0,05 : n = 11 ) nilai terdekat dalam
Berikut diagram normalitasnya: tabel; k = 4 diperoleh dl = 0,4441. dU : 2,2833. Karena
Gambar 1. nilai DW > dU (2,563 > 2,2833), maka dapat
Diagram Scatter Plot Normalits DPK dikatakan bahwa tidak terdapat autokorelasi positif.
pada Bank Mandiri. Dari tabel di atas juga dapat diketahui koefisien
determin asi R Square adalah 92,1%. Hal ini
menunjukkan variabel DPK dapat dijelaskan oleh
variabel Inflasi, Kurs Dollar, SBI dan Pertumbuhan
Ek on omi sebesar 92,1% sedangkan sisanya
dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

Hasil Uji Heterokedastisitas


Gambar 2.
Sumber : Pengolahan Data, 2016 Gambar Grafik Scatterplot Hasil Uji
Heterokedastisitas
Dengan melihat Gambar 1 di atas maka dapat
disimpulkan bahwa uji normalitas terpenuhi, karena
titik-titik plot berada di sekitar garis diagonal.

Hasil Uji Multikolinearitas


Tabel 1.
Hasil Uji Multikolinearitas DPK
pada Bank Mandiri periode 2005 2015
Coefficients
Model Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients t Sig Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
Sumber : Pengolahan Data, 2016
1 (Constant) -390303.666 325638.898 -1.199 .276
INFLASI 16094.806 9143.150 .456 1.760 .129 .197 5.074
KURS
SBI
91.657
-60939.820
13.569
18985.396
.910
-.848
6.755
-3.210
.001
.018
.730
.189
1.370
5.278
Dari grafik scatter plot DPK pada Bank Mandiri
PERT. EK 37684.503
Sumber: data diolah penulis
32536.913 -.176 1.158 .291 .570 1.754
periode 2005-2015 tampak titik-titik tidak membentuk
Sumber : Pengolahan Data, 2016 suatu pola tertentu. Diagram pencar di atas ternyata
tidak membentuk pola tertentu. Dengan demikian
Dari d ata yang d itun ju kk an o leh di atas dapat diambil kesimpulan bahwa regresi tidak
menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang memiliki mengalami gangguan heterokedastisitas sehingga
tolerance kurang dari 10% yang berarti tidak ada model regresi tersebut layak digunakan untuk
korelasi antar variabel. Hasil perhitungan nilai VIF memprediksi DPK berdasarkan input dari variabel
(Variance Inflation Factor) juga menunjukkan hal bebas yaitu Inflasi, Kurs Dollar, SBI dan Pertumbuhan
yang sama yaitu tidak ada variabel bebas yang Ekonomi.
memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinearitas antar variable bebas Hasil Uji Korelasi dan Regresi
dalam model tersebut. Tabel 3.
Hasil Uji Korelasi dan Regresi
Hasil Uji Autokorelasi DPK
Correlations
INFLASI KURS SBI PERT EK
Tabel 2. Sig. (2-tailed) DPK - .118 .003 .060 .408
INFLASI .118 - .339 .000 .418
Dependent Variabel DPK pada Bank Mandiri KURS .003 .339 - .494 .055
SBI .060 .000 .494 - .273
Model Summary PERT EK .408 .418 .055 .273 -
Model R R Square Adjusted Std. Error of Durbin- Sumber: data diolah penulis
R Square the Estimate Watson Sumber : Pengolahan Data, 2016
1 .959 (a) .921 .868 53080.831 2.563 Analisis korelasi dari hasil output SPSS adalah
Sumber: data diolah penulis
sebagai berikut:
Sumber : Pengolahan Data, 2016

174 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR, SUKU BUNGA BANK INDONESIA DAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI
TERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA BANK MANDIRI (PERIODE 2005 2015)
Oleh : Widiastuti Murtiningrum

1. Koefisien korelasi Inflasi dengan DPK sebesar 2x3 + 3x3 + 4x4, signifikan / probabilitas 0,276>
0,118 berarti antara variabel Inflasi dan DPK 0,05 atau berpengaruh lemah secara signifikan.
memiliki hubungan korelasi yang lemah. Nilai Tabel 5.
p-value 0,118 > 0,05 berarti Ha ditolak dan Ho Tabel Anova DPK pada Bank Mandiri
diterima, artinya Inflasi tidak berkorelasi dengan Model Sum of Squares df Mean Square F Sig
1 Regression 1,960E+11 4 48998791137 17,390 0,002b
DPK. Residual 16905447686 6 2817574614
2. Koefisien korelasi Kurs Dollar dengan DPK Total 2129E+11 10
Sumber: data diolah penulis
sebesar 0,003, berarti antara variable Kurs Sumber : Pengolahan Data, 2016
Rupiah dengan DPK memiliki hubungan
korelasi yang kuat. Nilai p-value 0,003 < 0,05 Berdasarkan output dari tabel Anova di atas dapat
berarti Ha diterima dan Ho ditolak, artinya Kurs dilihat bahwa nilai F hitung sebesar 17,390 dengan
Dollar berkorelasi dengan DPK. tingkat signifikansinya sebesar 0,002, apabila dilihat
3. Koefisien korelasi SBI dengan DPK sebesar dari nilai F tabel dengan taraf nyata sebesar 5% akan
0,060, berarti antara variabel SBI dengan DPK menghasilkan F4;6;0,05 = 4,5337 (tabel statistic F
memiliki hubungan korelasi yang lemah. Nilai dengan derajat bebas v1 = 3 dan v2 = 19, taraf
p-value 0,060 > 0,05 berarti Ha ditolak dan Ho signifikansinya 0,05). Perbandingan keduanya
diterima, artinya SBI tidak berkorelasi dengan menghasilkan nilai F hitung > F table. F hitung > F
DPK. tabel (17,390 > 4,5337) dan Sig. < (0,002 < 0,05),
4. Koefisien korelasi Tingkat Pertumbuhan maka disimpulkan bahwa
Ekonomi dengan DPK sebesar 0,408, berarti Ho ditolak, artinya terdapat hubungan linier pada
antara variabel Tingkat Pertumbuhan Ekonomi model regresi linier berganda antara variabel
dengan DPK memiliki hubungan korelasi yang independent dengan variabel dependent. Kemudian
lemah. Nilai p-value 0,408 > 0,05 berarti Ha model dimasukkan angka-angkanya dari tabel
ditolak dan Ho diterima, artinya, Tingkat coefficient, yaitu:
Pertumbuhan Ekonomi tidak berkorelasi dengan Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
1 B Std. Error Beta Tolerance VIF
DPK. (Constant) -390303.666 325638.898 -1.199 .276
Inflasi 16094.806 9143.150 .456 1.760 .129 .197 5.074
Tabel 4. Kurs 91.657 13.569 .910 6.755 .001 .730 1.370
SBI -60939.820 18.985.396 -.848 -3.210 .018 .189 5.278
Hasil Uji t pada Bank Mandiri Pert. Eko 37684.503 32536.913 .176 1.158 .291 .570 1.754
Sumber: data diolah penulis
Variabel t hitung t tabel Sig. Kesimpulan Sumber : Pengolahan Data, 2016
(Constant) -1.199 2,447 .276 Tidak Signifikan Model regresi yang terbentuk dari hasil analisis di
Inflasi 1.760 2,447 .129 Tidak Signifikan
Kurs 6.755 2,447 .001 Signifikan
atas adalah :
SBI -3.210 2,447 .018 Tidak Signifikan DPK= - 390.303,666 + 16.094,806 Inflasi + 91.657
Pert Eko 1.158 2,447 .291 Tidak Signifikan Kurs 60.939,820 SBI + 37.684,503 Pertumbuhan
Sumber: data diolah penulis
Sumber : Pengolahan Data, 2016 Ekonomi
DPK= - 390.303,666 + 16.094,806 Inflasi + 91.657 Kurs
Harga t untuk variabel Inflasi adalah 1,760 dengan 60.939,820 SBI + 37.684,503 Pertumbuhan Ekonomi
o = -390.303,666 apabila nilai 1 2 3 = 0, harga DPK
signifikan/probabilitas 0,129 > 0,05 dan harga t sebesar Rp.390.303,666 juta.
Per tumbu han Ekono mi ad alah 1,158 den gan 1 = 16.094,806 artinya variabel bebas Kurs, SBI dan
signifikan 0,291>0,05, maka Ho diterima, tidak ada Pertumbuhan Ekonomi konstan, maka setiap kenaikan
Inflasi sebesar 1 % akan menaikkan DPK sebesar
pengaruh Inflasi(X1) dan Pertumbuhan Ekonomi (X4) Rp.16.094,806 juta.
terhadap DPK(Y). Harga t variable Kurs adalah 2 = 91.657 artinya variabel bebas Inflasi, SBI dan
Pertumbuhan Ekonomi konstan, maka setiap kenaikan
6,755, signifikan 0,001<0,05 dan harga t variable SBI
Kurs sebesar 1 % akan menaikkan DPK sebesar
adalah -3,210, signifikan 0,018<0,05, maka Ha Rp.91,657 juta.
diterima, terdapat pengaruh kurs dan SBI terhadap 3 = -60.939,820 artinya variabel bebas Inflasi, Kurs dan
Pertumbuhan Ekonomi konstan, maka setiap kenaikan
DPK. Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan SBI sebesar 1 % akan menurunkan DPK sebesar
bahwa secara partial seluruh variable independent Rp.16.094,806 juta.
(Inflasi, Kurs, SBI dan Pertumbuhan Ekonomi) 4 = 37.684,503 artinya variabel bebas Inflasi, Kurs dan
SBI, maka setiap kenaikan Pertumbuhan Ekonomi
berpengaruh lemah/tidak signifikan terhadap DPK. sebesar 1 % akan menaikkan DPK sebesar
Uji model regresi berganda yaitu Yi = o + 1x1 + Rp.37.684,503 juta.

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 175


PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR, SUKU BUNGA BANK INDONESIA DAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI
TERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA BANK MANDIRI (PERIODE 2005 2015)
Oleh : Widiastuti Murtiningrum

Intrepretasi Hasil Penelitian ad alah 92,1%, sedangkan sisanya 7,9%


Berdasarkan analisis dan pembahasan output dipengaruhi oleh variabel lain selain Inflasi(X1),
regresi dengan program SPSS for Windows di atas Kurs Dollar (X2), SBI(X3) dan Pertumbuhan
maka terlihat bahwa dari empat variabel independent Ekonomi(X4).
yang digunakan dapat di jelaskan sebagai berikut : 3. Hasil pengujian terhadap variasi perubahan nilai
- Inflasi mempunyai pengaruh yang kecil dan variabel dependen (Y) yang dapat dijelaskan
positif terhadap DPK pada Bank Mandiri oleh variasi perubahan nilai variabel independen
sebesar 16.094,806, apabila Inflasi naik 1% (X1, X2, X3 dan X4) dapat dibuktikan vahwa
maka DPK Bank Mandiri akan naik sebesar semua variabel independen secara bersama-
16.094,806, begitu juga sebaliknya. Dengan sama (secara simultan) dapat mempengaruhi
kenaikan inflasi ada masyarakat yang tidak mau variabel dependen (Y).
membelanjakan uangnya karena harga barang 4. Nilai Kurs Rupiah terhadap Dolar, variabel
mahal sehingga lebih memilih menyimpan Inflasi, dan variabel Pertumbuhan Ekonomi
uangnya di bank. berpengaruh lemah terhadap DPK pada Bank
- Kurs Dollar mempunyai pengaruh yang kecil Mand ir i di I nd on esia. Hanya SBI yang
dan positif terhadap DPK pada Bank Mandiri, berpengaruh terhadap DPK Bank Mandiri.
sebesar 91,657, apabila Kurs Dollar naik 1% Berdasarkan nilai R Square pada pengujian
maka DPK Bank Mandiri akan naik sebesar Durbin Watson, variabel DPK dapat dijelaskan
91,657, begitu juga sebaliknya. Dengan kenaikan oleh variabel Inflasi, Kurs Dollar, SBI dan
nilai Kurs, banyak masyarakat lebih suka Per tu mb uh an Eko no mi seb esar 92,1%,
menyimpan uangnya di bank. sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain
- SBI mempunyai pengaruh yang besar dan di luar model. Sebagian besar variabel Inflasi,
negative terhadap DPK pada Bank Mandiri Kurs Dollar dan Pertumbu han Eko nomi
sebesar 60.939,820, apabila SBI naik 1% maka berpengaruh positif atau searah terhadap DPK,
DPK Bank Mandiri akan turun, begitu juga artinya apabila Inflasi meningkat maka DPK
sebaliknya. Dengan kenaikan nilai SBI, banyak juga mengalami peningkatan, begitu pula apabila
masyarakat lebih suka menahan uangnya untuk kurs Dollar dan pertumbuhan ekonomi menurun
tidak menyimpan di bank. maka DPK juga mengalami pen ur unan.
- Pertumbuhan Ekonomi mempunyai pengaruh Sedangkan variabel SBI berpengaruh negatif
yang kecil dan positif terhadap DPK pada Bank atau berlawanan terhadap DPK, artinya apabila
Man diri, sebesar 37.684,503, ap ab ila SBI meningkat maka DPK akan menurun,
Pertumbuhan Ekonomi naik 1% maka DPK begitu juga sebaliknya apabila SBI menurun
Bank Mandiri akan naik sebesar 37.684,503, mak a DPK nilain ya akan mengalami
begitu juga sebaliknya. Dengan meningkatnya peningkataan. Dalam hal simpanan dan investasi
Pertumbuhan Ekonomi, banyak masyarakat dana, dapat dipastikan bahwa jumlah Dana
yang memilih menyimpan uangnya di bank. Pihak Ketiga setiap tahun selalu menunjukkan
grafik yang meningkat. Hal ini menunjukkan
PENUTUP selama tingkat perekonomian di Indonesia cukup
Kesimpulan stabil dan tidak mengalami goncangan krisis
Berdasarkan hasil pengujian dan penelitian dimuka moneter seperti pada tahun 1997, maka tingkat
maka dapatlah ditarik beberapa kesimpulan kepercayaan masyarakat di Indonesia untuk
sebagai berikut : menyimpan dan menginvestasikan uang atau
1. Variabel independen yaitu Inflasi(X1), Kurs dananya pada Per bank an d i In do nesia
Do llar (X2) , SBI( X3) dan Pertumbu han khususnya Bank Mandiri semakin meningkat.
Ekonomi(X4) mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga pada Saran
Bank Mandiri(Y). Penelitian yang dilakukan memiliki keterbatasan
2. Nilai koefisien determinasi (R2) yang tinggi diantaranya periode pengamatan dan kemungkinan
yaitu 0.921, menunjukkan besarnya pengaruh masih terdapat variabel lain yang mempengaruhi
semua variabel independen (X1, X2, X3, X4) jumlah DPK pada Bank Mandiri. Oleh karena itu,

176 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT


PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR, SUKU BUNGA BANK INDONESIA DAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI
TERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA BANK MANDIRI (PERIODE 2005 2015)
Oleh : Widiastuti Murtiningrum

hasil penelitian ini belum dapat mengungkap lebih jauh Triandaru, S. dan Budisantoso, T. (2006). Bank dan
pengaruh variabel ekonomi makro terhadap DPK Lembaga Keuangan Lain edisi ke-2, Jakarta:
u ntuk jan gk a pend ek . Atas k elemah an atau Salemba Empat.
keterbatasan penelitian ini, peneliti berharap saran dan Undang Undang Republik Indonesia No.10 Tahun
masukannya untuk memperbaiki penelitian mendatang. 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang
No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
DAFTAR PUSTAKA Suhaedi, 2000. Suku Bunga Sebagai Salah Satu
Alhusin, Syahri. 2003. Aplikasi Statistik Praktis dengan Indikator Ekspektasi Inflasi, Buletin
Menggunakan SPSS 10 for Windows. Edisi Ald rin Wibo wo , Su si Suh en dr a,Un iv er sitas
Kedua. Yogyakarta: Graha Ilmu. Gunadarma,susys@staff.gunadarma.ac.id
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Analisis Pengaruh Nilai Kurs, Tingkat Inflasi dan
Pendekatan Praktik. Edisi Revisi V. Jakarta: PT Tingkat Suku Bunga Terhadap Dana Pihak
Rineka Cipta. Ketiga Pada Bank Devisa di Indonesia (Periode
Bank Indonesia. 1998, Statistik Ekonomi Keuangan Triwulan I 2003 Triwulan III 2008)
Indonesia, Jakarta Algifari. 1997. Statistika Induktif Untuk Ekonomi dan
Boediono, 1995, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi Bisnis. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
No.5: Ekonomi Moneter BPFE, Yogyakarta. Sugiyono, "Statistika Untuk Penelitian", Alfabeta,
Gunawan, Anton H., 1991. Anggaran Pemerintah dan Bandung, 2004.
Inflasi di Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Sadono Sukirno, 1999, Pengantar Teori Makro
Jakarta. Ekonomi, Rajawali Pers, edisi ke-2, Jakarta
Nopirin, 1996, Ekonomi Moneter, Buku I dan II BPFE
- UGM. Yogyakarta. Situs Internet
Peraturan Bank Indonesia, Nomor 6/15/PBI/2004 http://www.bi.go.id
tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Pada http://www.bps.go.id
Bank Indonesia Dalam Rupiah Dan Valuta http://www.bankmandiri.co.id
Asing. http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi
Priyatno, D. (2008). SPSS Analisis Data dan Uji http://id.wikipedia.org/wiki/Nilai Tukar
Statistik. Yogyakarta. Percetakan MediaKom. http://id.wikipedia.org/wiki/ Suku Bunga
Santoso, S (2002). SPSS Ver. 10. Jakarta. Percetakan http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan Ekonomi
PT. Gramedia.

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT 177


178 Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Anda mungkin juga menyukai