Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
3. Untuk mengetahui tentang kebutuhan eliminasi:BAB/BAK pada ibu masa
nifas
2
BAB II
ISI
Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk
keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila
menyusui akan meningkat 25%, karena berguna untuk proses kesembuhan
karena sehabis melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk
menyehatkan bayi.(4)
Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian yang serius,
karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan
sangat mempengaruhi susunan air susu. Diet yang diberikan harus bermutu,
bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein dan banyak mengandung cairan.(5)
Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, bergizi seimbang, terutama
kebutuhan protein dan karbohidrat.(7)
Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, (ibu harus mengkonsumsi 3
sampai 4 porsi setiap hari)
Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap
kali menyusui)
Pil zat besi harus diminum, untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40
hari pasca bersalin
Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A
kepada bayinya melalui ASI.
a. Kalori
Setelah melahirkan, dianjurkan untuk makan dengan kalori sesuai
dengan kebutuhan agar tidak kelebihan berat badan. Jika menyusui, maka
diperlukan tambahan 400 hingga 500 kalori dari jumlah kalori yang
dikonsumsi. Jika kebutuhan wanita dewasa memerlukan 1800 kalori
3
perhari, maka yang diperlukan pada saat menyusui yaitu 2300 kalori. Jika
menyusui bayi kembar, maka kebutuhan kalori akan menjadi dua kali
lipat. Pada periode ini, ibu tidak boleh mengurangi pasokan kalori secara
drastis, karena hal ini akan mengganggu proses metabolisme tubuh dan
menyebabkan ASI rusak.
b. Protein
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan pergantian sel-sel yang
rusak atau mati. Dalam kondisi menyusui, membutuhkan 3 porsi protein
perhari. Pada ibu menyusui 6 bulan pertama membutuhkan tambahan 16 g
dan pada 6 bulan berikutnya membutuhkan tambahan 12 g. Satu protein
sama dengan tiga gelas susu, dua butir telur, lima putih telur, 120 gram
keju, 1 gelas yogurt, 120-140 gram ikan (seafood)/ daging (sapi,
domba)/ unggas, 200-240 gram tahu, atau 5-6 sendok selai kacang.
4
e. Bijian utuh dan karbohidrat kompleks
Ibu dalam periode masa nifas membutuhkan enam porsi perhari
selama menyusui. Satu porsi setara dengan cangkir nasi, cangkir
jagung pipil, satu porsi sereal atau oat, satu iris roti dari bijian utuh, kue
muffin dari bijian utuh, 2-6 biskuit kering atau crackers, ankir kacang-
kacangan, 2/3 cangkir kacang koro, atau 40 gram mi/pasta dari bijian utuh.
f. Lemak
Hanya butuh sedikit lemak dan harus berhati-hati memilih jenis
lemak khususnya bila anda mempunyai resiko terkena penyakit jantung.
Rata-rata kebutuhan lemak wanita dewasa adalah 41/2 porsi lemak (14
gram perporsi) perharinya. Satu porsi lemak sama dengan 80 gram keju,
tiga sendok makan kacang tanah atau kenari, empat sendok makan krim,
secangkir es krim, buah alpukat, dua sendok makan selai kacang, 120-
140 gram daging tanpa lemak, sembilan kentang goreng, dua iris cake,
satu sendok makan mayones atau mentega, atau dua sendok makan saus
salad.
g. Garam
Batasilah konsumsi garam pada ibu nifas. Hindari makanan yang
dibubuhi garam seperti kacang asin, keripik kentang atau acar.
h. Cairan
Sedikitnya 8 gelas cairan harus dikonsumsi oleh ibu. Minum
sedikitnya 3 liter tiap hari, akan menjadi suatu hal yang sangat baik
seandainya bisa dilakukan rutin, segera mengkonsumsi cairan segera
setelah menyusui bayi. Cairan ini bisa diperoleh dari air putih, sari buah,
susu dan sup.
5
i. Vitamin
Selama menyusui ibu nifas tidak dilarang minum vitamin
tambahan. Ibu nifas dapat melanjutkan mengkonsumsi vitamin setidaknya
sampai 6 bulan pasca melahirkan. Selanjutnya cukup meminum mineral
standar yang mengandung vitamin B12, vitamin D (ini diberikan karena
selama nifas jarang terkena sinar matahari), asam folat, zat besi dan seng
jika diperlukan. Sebaiknya ada juga mengkonsumsi asam folat atau tablet
tambah darah selama 40 hari setelah melahirkan.
Menjaga daya tahan tubuh, meningkatkan vitalitas dan
produktivitas. Zat besi tersebut dapat di dapatkan dalam daging berwarna
merah, hati, makanan laut dan sayuran hijau. Sedangkan asam folat yang
berguna dalam mencegah terjadinya anemia (kurangnya hemoglobin
dalam darah) terdapat dalam kandungan hati ayam, bayam dan sayuran
hijau.
Vitamin A
Vitamin A sangat penting bagi kesehatan kulit, kelenjar, serta
fungsi mata. Sekalipun pada waktu lahir bayi memiliki simpanan
vitamin A, ASI tetap menjadi sumber penting dari vitamin A dan
karoten (zat gizi yang banyak terdapat secara alami dalam buah-
buahan dan sayur-sayuran). Penelitian menunjukkan bahwa karoten
dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Wanita
menyusui berusia 19 tahun keatas dianjurkan mengkonsumsi 1.300
mg vitamin A per hari. Hati, telur, dan keju merupakan sumber-
sumber vitamin A yang baik. Vitamin A juga terdapat dalam -
karoten serta karotenoid lainnya.
Vitamin B6
Vitamin B6 membantu penyerapan protein dan meningkatkan
fungsi syaraf. Oleh karena kebutuhan protein meningkat selama
menyusui, ibu masa nifas memerlukan lebih banyak vitamin B6.
Asupan vitamin B6 sebesar 2.0 mg per hari dianjurkan bagi wanita
6
menyusui. Daging, hati, padi-padian, kacang polong, dan kentang
adalah sumber-sumber vitamin B6 yang baik
Vitamin E
Berfungsi sebagai antioksidan yang melindungi dari radikal
bebas, meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh. Terdapat dalam
makanan berserat, kacang-kacangan, minyak nabati dan gandum.
j. Zinc (Seng)
Mendukung sistem kekebalan tubuh, penyembuhan luka dan
mendukung pertumbuhan normal. Terdapat dalam daging, telur dan
gandum. Lebih dari 100 enzim yang terlibat dalam pencernaan dan
metabolisme memerlukan seng. ASI rendah seng akan mengganggu selera
makan dan pertumbuhan bayi. Asupan seng harian sebesar 12 mg
dianjurkan bagi wanita menyusui berusia 19 tahun keatas. Seafood, hati,
dan daging banyak mengandung seng
k. DHA
Asam lemak dokosahexsaenoat (DHA) amat penting bagi
perkembangan daya lihat dan mental bayi. Asupan DHA berpengaruh
langsung pada kandungan DHA dalam air susu ibu. Para ahli riset telah
menemukan hubungan erat antara kandungan DHA dalam ASI dengan
daya lihat bayi. Para ahli menganjurkan asupan DHA bagi wanita hamil
sebesar 300 mg perhari. Telur, otak, hati, dan ikan adalah bahan-bahan
makanan kaya DHA. (1)
7
diet yang memiliki proporsi makanan segar yang lebih besar (HEA 1999).
Hal ini akan memperbaiki aktivitas gastroinstestinal dan absorbs zat besi dan
mineral dan mengurangi konstipasi dan perasaan letih.(3)
Ibu harus secara berkelanjutan dalam kondisi yang baik, diet yang
sehat, seperti pemberian informasi saat kehamilan. Keinginan wanita
biasanya ingin mengembalikan tubuh dengan sangat cepat setelah selesai
melahirkan. Makanan yang kaya zat besi dan vitamin C akan menolong
meningkatkan taraf hemoglobin pada perempuan yang mengalami deficiency
anemia.(6)
Hanya satu nasihat yang diperlukan pada ibu yang menyusui adalah
untuk menghindari makanan yang yang mungkin mengganggu bayi saat bayi
menyusui, seperti makanan yang pedas atau mengkonsumsi buah-buahan
yang berlebihan sehingga menyebabkan diare. Intake cairan yang dikonsumsi
2.5 liter pada ibu yang menyusui atau cukup untuk memenuhi kebutuhan
minum mereka.(6)
8
Tabel 2.1
Perbandingan angka kecukupan energi dan zat gizi wanita dewasa dan
tambahannya untuk ibu hamil dan menyusui
Wanita Ibu menyusui
No Zat gizi Ibu hamil
dewasa 0-6 bulan 7-12 bulan
1 Energy (kkal) 2200 285 700 500
2 Protein (g) 48 12 16 12
3 Vitamin A (RE) 500 200 350 300
4 Vitamin D (mg) 5 5 5 5
5 Vitamin E (mg) 8 2 4 2
6 Vitamin K (mg) 6,5 6,5 6,5 6,5
7 Tiamin (mg) 1,0 0,2 0,3 0,3
8 Riboflavin (mg) 1,2 0,2 0,4 0,3
9 Niasin (mg) 9 0,1 3 3
10 Vitamin B12 (mg) 1,0 0,3 0,3 0,3
11 Asam folat (mg) 150 150 50 40
12 Piidoksin (mg) 1,6 0,6 0,5 0,5
13 Vitamin C (mg) 60 10 25 10
14 Kalsium (mg) 500 400 400 400
15 Fosfor (mg) 450 200 300 200
16 Besi (mg) 26 20 2 2
17 Seng (mg) 15 5 10 10
18 Yodium (mg) 150 25 50 50
19 Selenium (mg) 55 15 25 20
9
Tabel 2.2
Menu yang dianjurkan untuk dikonsumsi ibu nifas
07.00 Nasi
Sayur sop
Ayam goreng
10.00 Puding
Susu
12.00 Nasi
Sayur Capcay
Tempe dan Tahu goreng
Jeruk
16.00 Lemper
Susu
18.30 Nasi
Pepes ikan
Tomat
20.00 Susu
Biskuit
Sumber : http://books.google.co.id/tabel_makanan_ibu_nifas
10
4. Jika ibu akan mengkonsumsi obat sebaiknya dikonsultasikan dulu
dengan bidan/tenaga kesehatan
5. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makan makanan yang
mengandung zar besi
11
Penambahan kegiatan dengan early ambulation harus secara bertahap, jadi
bukan maksudnya ibu segera setelah melahirkan melakukan kegiatan mencuci,
memasak dan sebagainya.
Wanita setelah melahirkan secara spontan biasanya hampir seketika
bangun dari tempat tidur untuk ke toilet dan mandi. Mereka mungkin
memerlukan bantuan di langkah awal dikarena beberapa wanita masih rasa
pusing atau pingsan ketika mereka bangun pertama kali setelah melahirkan.
Early ambulation mengurangi resiko dari kelainan thromboembolic dan
kebanyakan ibu memperoleh ketenangan perasaan dari aktivitas awal ini.
Untuk beberapa perempuan asia, bagaimanapun kebutuhan untuk tinggal di
dalam satu kamar (In rooming) dengan bayi mereka untuk istirahat dan proses
penyembuhan setelah kelahiran bayi. Pada konsep postnatal dengan ibu yang
mengalami kekhawatiran setelah melahirkan, mereka mungkin tidak dapat
menerima dan diharapkan pada ambulansi di langkah awal ini. Etnisitas dan
sikap budaya bersikap setelah melahirkan mempertimbangkan kebutuhan
bayinya (Wcollett dan Dosanjh Matwala, 1990). (6)
12
Teknik latihan fisioterapi yang dilakukan adalah Terapi Latihan, yang
dalam pelaksanaannya menggunakan latihan-latihan gerak tubuh, baik secara
aktif maupun pasif. Terapi latihan meliputi pencegahan disfungsi dengan
pengembangan, peningkatan, perbaikan atau pemeliharaan kekuatan dan daya
tahan otot, kemampuan kardiovaskuler, mobilitas dan fleksibilitas jaringan
lunak stabilitas relaksasi koordinasi, keseimbangan dan kemampuan
fungsional. (Kisner, 1996).
Tujuan terapi latihan yang diberikan pada penderita pasca sectio caesarea adalah:
1. Mengurangi nyeri;
Modalitas terapi untuk penanganan pada kondisi pasca operasi sectio caesarea
adalah terapi latihan berupa post natal exercise.
13
b. Free active movement
c. Static Contraction
Static contraction yaitu suatu kontraksi dari otot secara isometric didalam
melawan suatu kekuatan atau mempertahankan suatu kestabilan tetapi tidak
diikuti adanya gerakan. Seperti mengkontraksikan perut dan pantat serta otot
dasar panggul yang di tahan 5 detik kemudian rileksasi.
d. Breathing Exercise
2. Edukasi
14
membahayakan bekas jahitan. Selain itu ditambah dengan penjagaan sikap
tubuh dan perawatan payudara.(10)
Bentuk latihan pernapasan perut (1) letakkan tangan kiri di atas perut, (2)
lakukan pernafasan diafragma, yaitu tarik nafas melalui hidung, tangan kiri
naik ke atas mengikuti dinding perut yang menjadi naik, (3) lalu hembuskan
nafas melalui mulut. Frekuensi latihan adalah 12-14 per menit. Lakukan
gerakan pernafasan ini sebanyak 8 kali dengan interval 2 menit.
Gambar 2.1
Latihan pernapasan perut
2) Latihan untuk bahu, siku dan jari-jari.
Untuk siku, posisi tidur terlentang, pasien diminta untuk menekuk dan
meluruskan sikunya secara bergantian kanan dan kiri.
15
Untuk jari-jari, posisi tidur terlentang, pasien diminta untuk
menggerakkan jari-jari tangannya, genggam lemas, dan semua gerakan
diatas diulang sampai 3x 8 hitungan.
3) Positioning
Hari ke kedua
Gambar 2.2
Bentuk latihan aktif pada kaki
16
Hari Ketiga
Posisi pasien berbaring terlentang, kedua tungkai lurus, lalu salah satu
tungkai ditekuk dan diluruskan kembali secara bergantian kanan dan kiri,
diulang sampai 3x8 hitungan.
Gambar 2.3
Pada pasian pasca sectio caesaria tetap harus diberikan latihan penguatan
otot dasar panggul meskipun proses pengeluaran janin tidak melalui pintu
panggul (pervaginam), karena selama kehamilan otot-otot dasar panggul
teregang seiring dengan makin membesarnya janin dalam uterus.
Pelaksanaannya: posisi pasien terbaring terlentang, kedua lengan disamping
badan, dan kedua tungkai ditekuk. Pasien diminta untuk menggerakan atau
mengkontraksikan otot-otot disekeliling lubang anus (gluteal) bersama-sama
seperti menahan BAK atau BAB, ditahan sampai hitungan kelima, lalu
kendorkan, diulang sampai 8 kali hitungan. Tujuan dari latihan ini yaitu untuk
mengencangkan otot-otot dasar panggul dan mencegah prolaps uteri.
17
Gambar 2.4
Latihan penguatan otot dasar panggul
4) Latihan duduk
Bila pasien tidak ada keluhan dapat dilanjutkan dengan latihan duduk.
Dari posisi tidur terlentang ke posisi duduk dilakukan dengan cara kedua
tungkai dirapatkan, salah satu lutut sedikit di tekuk, kemudian tubuh diputar
miring bersamaan dengan kedua tungkai kesisi tempat tidur. Kedua tungkai
bawah diturunkan dari Bed sambil mendorong tubuh ke posisi duduk dengan
menggunakan dorongan kedua tangan, kemudian terapis harus menanyakan
kepada pasien apabila pusing atau mual serta dapat dilihat pada wajah pasien
apakah pucat atau tidak.
18
Hari Keempat
1) Latihan berdiri
Untuk latihan berdiri dimulai dari urutan latihan duduk sampai pasien
sudah duduk di tepi Bed dengan kaki menggantung, dilanjutkan pasien
menggeser pantat dan tubuhnya ke salah satu sisi tangannya untuk
menapakkan salah satu kakinya di lantai, hal ini dilakukan dengan kedua
tungkai tetap merapat. Setelah menapak lalu berdiri tegak dan tetap harus
ditanyakan oleh terapis pada pasien adakah keluhan pusing dan mual. Jika
tidak ada keluhan dapat dilanjutkan dengan latihan berjalan di sekitar Bed.
2) Latihan relaksasi
Tidur terlentang, kedua tungkai lurus dan sedikit terbuka, kedua lengan
rileks di samping badan. Dibawah lutut dan kepala diganjal bantal. Tutup
mata, lemaskan seluruh tubuh, tenang, dilakukan pernafasan teratur dan
berirama.
Gambar 2.5
Latihan relaksasi
19
Hari Kelima
1) Latihan jongkok-berdiri
Posisi awal berdiri tegak, kaki terbuka selebar bahu, tangan berpegangan
pada tepi bed, dilakukan gerakan jongkok dengan tangan masih
berpegangan dan berdiri kembali perlahan-lahan. Pada latihan ini sebatas
toleransi pasien, sehubungan dengan masih adanya nyeri
Gambar 2.6
Latihan jongkok berdiri
2) Latihan pembentukan sikap tubuh yang benar.
20
Gambar 2.7
Latihan pembentukan sikap tubuh yang benar
Hari Keenam
Anastesi Epidural
Pemasukan anestesi lokal ke dalam ruang epidural di lumbal dapat
memberikan efek analgesia (bebas dari nyeri) maupun anestesia (penurunan
sensasi). Pada anstesi epidural posisi pasien lateral dekubitus atau duduk
membungkuk, dilakukan punksi antara vertebra L2-L5 (umumnya L3-L4)
dengan jarum/trokard. Ruang epidural dicapai dengan perasaan hilangnya
tahanan pada saat jarum menembus ligamentum flavum.
21
Anastesi Umum
22
3. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan mobilisasi untuk mempercepat
proses involusi.
4. Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan pekerjaan yang berat tapi
pekerjaan ibu rumah tangga boleh dilakukan.
23
yang bersifat menahan air akan memgalami penurunan yang mencolok.
Keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali
normal dalam waktu 6 minggu.
Selama kehamilan terjadi peningkatan cairan ektraseluler 50%.
Setelah melahirkan cairan ini dieliminasi sebagai urine. Umumnya pada
partus lama yang kemudian diakhiri dengan ektraksi vakum atau cunam,
dapat mengakibatkan retensio urine. Bila perlu, sebaiknya dipasang dower
catheter untuk memberi istirahat pada otot-otot kandung kencing. Dengan
demikian, jika ada kerusakan-kerusakan pada otot-otot kandung kencing,
otot-otot cepat pulih kembali sehingga fungsinya cepat pula kembali. (7)
Berikut ini sebab-sebab terjadinya kesulitan berkemih (retensio urine)
pada postpartum adalah:
a. Berkurangnya tekanan intraabdominal.
b. Otot-otot perut masih lemah.
c. Edema pada uretra
d. Dinding kandung kemih kurang sensitif. (5)
24
seperti biasa dalam beberapa hari dan perineum ibu akan terasa sakit untuk
defekasi. Faktor-faktor tersebut mendukung konstipasi pada ibu nifas dalam
minggu pertama. Suppositoria dibutuhkan untuk membantu eliminasi pada
ibu nifas.
Postpartum Normal
Ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 3-4 jam postpartum. Jika
dalam waktu lebih dari 6 jam postpartum belum dapat berkemih atau sekali
berkemih belum melebihi 100 cc maka dilakukan kataterisasi. (4)
Kadang-kadang vesika urinaria mengalami cedera atau tekanan
selama melahirkan, dan perlu dilakukan pengosongan. Vesika urinaria dapat
berisi sejumlah urine bahkan ketika otot sphincter tak dapat bekerja maka
pengeluaran urine tidak dapat dikendalikan. Kondisi kondisi ini dinamakan
dengan retensio urine. Pada kondisi ini kateterisasi mungkin perlu
dilakukan.
Buang air besar (BAB) biasanya tertunda selama 2 sampai 3 hari
setelah melahirkan karena enema prapersalinan, diet cairan, obat-obatan
analgesik selama persalinan dan perineum yang sakit, serta penurunan
motilitas usus, atau akibat tindakan operatif pada saat persalinan.(6)
Jika setelah hari ketiga belum juga buang air besar, maka perlu diberi
obat pencahar per oral atau per rectal. Jika setelah pemberian obat pencahar
belum bisa buang air besar, maka dilakukan klisma (huknah). Memberikan
asupan cairan yang cukup, diet yang tinggi serat serta ambulasi secara
teratur dapat membantu untuk mencapai regulasi BAB.
25
mengakibatkan penurunan otot saluran kemih, sehingga terjadi perubahan
eliminasi urin atau retensi urin.
Dengan analgesia spinal, sensasi kandung kencing mungkin
dilumpuhkan dan pengosongan kandung kencing terganggu selama
beberapa jam setelah persalinan. Akibatnya, distensi kandung kencing
sering merupakan komplikasi masa nifas, terutama kalau telah dan masih
diberikan volume cairan intravena yang banyak.(11)
Setelah persalinan, biasanya dilakukan kateterisasi 24-48 jam pertama.
Setelah itu, anjurkan berkemih setiap 4 jam sampai 6 jam bila mungkin.
Berikan teknik untuk mendorong berkemih sesuai kebutuhan. Jelaskan
prosedur perawatan perineal per kebijakan rumah sakit. Palpasi abdomen
bawah bila pasien melaporkan distensi kandung kemih dan ketidakmampuan
untuk berkemih. Anjurkan ibu untuk ambulasi sesuai toleransi. kesulitan
dalam buang air kecil tetapi pembentukan urin oleh ginjal meningkat
Nyeri yang berhubungan dengan kondisi pasca operasi serta kerusakan
perfusi jaringan kardiopulmoner dan perifer yang berhubungan dengan
interupsi aliran sekunder terhadap imobilitas pasca operasi. Resiko terhadap
perubahan pola eliminasi perkemihan dan/atau konstipasi yang berhubungan
dengan manipulasi dan/atau trauma sekunder terhadap sectio caesaria.
defekasi umumnya mengalami sembelit pada hari pertama setelah
persalinan. Ibu yang mengalami seksio sesarea akan defekasi dalam 3
sampai 4 hari setelah pembedahan. (8)
26
5. Sesulit apapun masalah menegani defekasi, hal ini harus didiskusikan
agar memudahkan dalam pemberian asuhan.
6. Jika masalah defekasi ini berlanjut, maka diajadikan catatan tersendiri
bagi bidan untuk menentukan asuhan selanjutnya.
7. Apapun obat yang akan diberikan harus sesuai dengan petunjuk dari
tenaga kesehatan.
8. Jika masalah defekasi ini tidak tercpecahkan, bidan harus segera
melakukan rujukan.
27
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian yang serius, karena
dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat
mempengaruhi susunan air susu. Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup,
bergizi seimbang, terutama kebutuhan protein dan karbohidrat.
Sebagian besar pasien dapat melakukan ambulasi segera setelah persalinan
berakhir (anbulasi dini/ early ambulation). Aktifitas tersebut amat berguna bagi
semua sistem tubuh, terutama fungsi usus, kandung kemih, sirkulasi dan paru-
paru. Ambulasi dini terbukti bermanfaat untuk mengurangi insiden
tromboembolisme pada pembuluh tungkai dan membantu kemajuan ibu dari
ketergantungan peran sakit menjadi sehat.
Ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam postpartum. Jika dalam 8
jam postpartum belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 100
cc maka dilakukan kataterisasi. Buang air besar (BAB) biasanya tertunda selama 2
sampai 3 hari setelah melahirkan karena enema prapersalinan, diet cairan, obat-
obatan analgesik selama persalinan dan perineum yang sakit. Jika setelah hari
ketiga belum juga buang air besar, maka perlu diberi obat pencahar per oral atau
per rectal. Jika setelah pemberian obat pencahar belum bisa buang air besar, maka
dilakukan klisma (huknah). Memberikan asupan cairan yang cukup, diet yang
tinggi serat serta ambulasi secara teratur dapat membantu untuk mencapai regulasi
BAB.
28
DAFTAR PUSTAKA
29