Anda di halaman 1dari 7

10 TARIAN TRADISIONAL INDONESIA YANG DIGEMARI DAN TERKENAL DI

DUNIA

1. TARI BALI

Kesenian tari bali ini memang sangat di kagumi oleh banyak wisatawan asing seperti
wisatawan dari AS, Thailand, Australia, Jerman, Jepang dan juga Cina, karena mereka suka
dengan tarian anak bangsa indonesia yang semakin tersohor karena karya kesenian tari
mereka ini. Banyak sekali turis yang mau berkunjung untuk bisa belajar tari bali karena
mereka suka sekali dengan cerita dan juga pertunjukan seni bali itu sendiri, bali sangat
banyak di temui sanggar tari apa itu tari seperti tari leak atau tari legong yang sudah sangat
terkenal sekali.
2. TARI SAMAN

Di antara beraneka ragam tarian dari pelosok Indonesia, tari saman termasuk dalam kategori
seni tari yang sangat menarik. Keunikan tari saman ini terletak pada kekompakan gerakannya
yang sangat menakjubkan. Para penari saman dapat bergerak serentak mengikuti irama musik
yang harmonis. Gerakan-gerakan teratur itu seolah digerakkan satu tubuh, terus menari
dengan kompak, mengikuti dendang lagu yang dinamis. Sungguh menarik, bukan? Tak salah
jika tari saman banyak memikat hati para penikmat seni tari. Bukan hanya dari Indonesia, tapi
juga dari
3. TARI REOG PONOROGO

Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa timur bagian barat-laut dan
Ponorogo dianggap sebagai
kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan
gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu
budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan
ilmu kebatinan yang kuat. Reog juga sangat menghibur turis-turis yang datang ke Indonesia
dan Reogpun menjadi salah satu tarian Indonesia yang mendunia.
4. TARI PENDET

Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di Pura,
sebuah tempat ibadat bagi umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan
penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Tarian ini diciptakan oleh I Wayan Rindi.
Rindi merupakan maestro tari yang dikenal luas sebagai penggubah tari pendet sakral yang
bisa di pentaskan di pura setiap upacara keagamaan. Tari pendet juga bisa berfungsi sebagai
tari penyambutan. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah
Pendet menjadi tarian ucapan selamat datang, meski tetap mengandung anasir yang sakral-
religius. tari Pendet hingga saat ini menjadi tontonan wajib wisatawan yang berkunjung ke
Pulau
5. TARI KECAK

Kecak (pelafalan: /ke.tak/, secara kasar KEH-chahk, pengejaan alternatif: Ketjak,


Ketjack), adalah pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan pada tahun1930-an dan
dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau
lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan
cak dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisanKera
membantuRama melawan Rahwana. Namun demikian, Kecak berasal dari ritual Sanghyang,
yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar melakukan
komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-
harapannya kepada masyarakat.
Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan
catur melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang
memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sigriwa.
Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang. Selain itu, tidak digunakan alat musik.
Hanya digunakan kincringan yang dikenakan pada kaki penari yang memerankan tokoh-
tokoh Ramayana.
Sekitar tahun 1930-an Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter
Spies menciptakan tari Kecak berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah
Ramayana. Wayan Limbak memopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan
penari Bali-nya. Hingga saat ini tari Kecak menjadi tarian yang di kenal dunia lawat ciri
khasnya yang tidak ada di negara manapun.
6. TARI KLASIK KRATON

SURAKARTA
Disebut sebagai tari klasik Surakarta karena bersumber pada tradisi budaya di
lingkungan kraton. Semua gerakan baik itu tangan, kaki, badan maupun kepala memiliki
aturan sendiri-sendiri. Gerakan tertentu bahkan memiliki filosofi yang sarat pesan, tidak
sekedar melambangkan sebuah aktivitas. Belum lagi pakaian yang harus dikenakan dan
musik yang mengiringi. Unsur-unsur itulah yang membuatnya berbeda dengan tari-tarian
rakyat yang bersumber pada ekspresi masyakarat tempat dimana tarian itu berkembang.
Menikmati tari klasik jawa di tempatnya dilahirkan, ibarat menjadi bangsawan di masa
kerajaan.

7. Tari Bedhaya Sang Amurwabhumi

Ken
Arok yang memerintahkan Singasari depalan abad lampau bergelar Sri Radjasa Bhantara
sang Amurwabhumi itu bertandang di kraton Kasultanan Yogyakarta. Saat itu gending
mendayu-dayu di pendapa ndalem Wironegaran di suatu malam yang anggun. Dan sang
Amurwabhumi larut di sana, selama tiga puluh menit yang mempesona.
Begitulah kraton Yogyakarta membuka diri. Betapa sang Amurwabhumi hanya karya
tari bedhaya, tapi kraton Kasultanan Ngayogyakarta yang terawat baik hingga di jaman
kontemporer sekarang ini, tak menutup diri pada sejarah bangsanya, betapapun pahitnya dia.
Tari Bedhaya Sang Amurwabhumi itu diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X
setahun setelah dinobatkan menjadi raja Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Karya seni tari yang dicukil dari serat Pararaton itu mengkisahkan pergulatan asmara
serta kepemimpinan yang dipersembahkan Sultan HB X untuk mengenang ayahanda, Sri
Sultan HB IX. Pergelaran tari itu memperlihatkan gerak dan penataan koreografis tanpa cacat
dalam menggambarkan kisah Ken Arok dan sang Pradnya Paramitha Ken Dedes di sebuah
masa yang berbunga dan padat politik kerajaan itu.
Menari memang tak hanya sekedar menghafal gerak. Menari adalah efek ekspresi jiwa,
sehingga dengan begitu seluruh tubuh jumbuh, menyatu dalam sebuah kesatuan gerak.
Gerakan tubuh bukan sekedar interprestasi dari fisik semata-mata, tapi juga batin. Roso.
Perasaan.
Memang ada sebuah motif di sana. Pemerintahan Sang Amurwabhumi agaknya
mengusahakan harmoni antara kepercayaan Hindu dan Budha. Di kraton Yogyakarta ada
ketentraman budaya yang selalu diupayakan agar ia terawat baik, bagi kehidupan juga bagi
bangsanya.
8. Tari Jaipong

Tari jaipong atau yang sering disebut dengan "Jaipongan" adalah sebuah tarian
tradisonal yang menampilkan suatu jenis tarian dan musik yang merujuk dari kekayaan seni
di indonesia, khususnya Jawa Barat. tari jaipong ditemukan oleh Gugum Gumbira, seorang
seniman asal kota kembang Bandung sekitar tahun 1960-an.
Jaipongan adalah tarian yang digunakan oleh masayarakat untuk bergaul, tari ini juga
disebut sebagai tari Pergaulan masyarakat sunda. tari ini semakin berkembang dan terus
dikembangkan, hingga akhirnya tarian ini dapat diterima oleh masyarakat dan populer di
mata masyarakat sejak tahun 1970-an.
Seni pertunjukan tarian ini merupakan sebuah tarian yang sangat populer dengan
sebutan Perkembangan Ketuk Tilu, karena memang sebenarnya tarian ini merupakan tarian
yang di rajut dari Ketuk Tilu yang di kembangkan hingga akhirnya diberi nama Tari Jaipong
(Jaipongan). Adapun ciri khas yang sangat kental dapat dilihat dari tarian ini yaitu tarian yang
sederhana alami dan apa adanya, dilakukan dengan spontanitas, serta tarian ini menampilkan
keceriaan, erotis, humoris dan tentunya semangat yang luar biasa, hal ini dapat kita lihat
secara langsung dari pertunjukannya.
Meski tarian ini tergolong dalam golongan tarian yang masih berusia muda tarian ini
sudah dapat menjadi tarian resmi asal Jawa Barat yang sudah sering di gunakan pada saat
upacara-upacara penyambutan tamu dari negara asing.
9. Tari Serimpi
Tari Serimpi adalah jenis tarian tradisional Daerah Jawa Tengah. Tarian ini
diperagakan oleh empat orang penari yang semuanya adalah wanita. Jumlah ini sesuai dengan
arti kata serimpi yang berarti 4. Menurut Kanjeng Brongtodiningrat, komposisi empat penari
sebagai simbol dari empat penjuru mata angin yakni Toya (air), Grama (api), Angin(udara)
dan Bumi (tanah). Sedangkan nama peranannya adalah Batak, Gulu, Dhada dan Buncit yang
melambangkan tiang Pendopo.
Nama serimpi sendiri oleh Dr. Priyono dikaitkan dengan akar kata impi atau mimpi.
Gerakan lemah gemulai tarian serimpi yang berdurasi hingga 1 jam itu dianggap mampu
membawa para penonton ke alam lain (alam mimpi). Konon, munculnya tari Serimpi berawal
dari masa kejayaan Kerajaan Mataram, saat Sultan Agung memerintah antara 1613-1646.
Dan tarian ini dianggap sakral karena hanya dipentaskan dalam lingkungan keraton sebagai
ritual kenegaraan hingga peringatan Naik Takhta Sultan.
10. Tari Barong Bali

Tari Barong adalah tarian khas Bali yang berasal dari khazanah kebudayaan Pra-Hindu.
Tarian ini menggambarkan pertarungan antara kebajikan (dharma) dan kebatilan (adharma).
Wujud kebajikan dilakonkan oleh Barong, yaitu penari dengan kostum binatang berkaki
empat, sementara wujud kebatilan dimainkan oleh Rangda, yaitu sosok yang menyeramkan
dengan dua taring runcing di mulutnya.
Ada beberapa jenis Tari Barong yang biasa ditampilkan di Pulau Bali, di antaranya
Barong Ket, Barong Bangkal (babi), Barong Macan, Barong Landung. Namun, di antara
jenis-jenis Barong tersebut yang paling sering menjadi suguhan wisata adalah Barong Ket,
atau Barong Keket yang memiliki kostum dan tarian cukup lengkap.
Kostum Barong Ket umumnya menggambarkan perpaduan antara singa, harimau, dan
lembu. Di badannya dihiasi dengan ornamen dari kulit, potongan-potongan kaca cermin, dan
juga dilengkapi bulu-bulu dari serat daun pandan. Barong ini dimainkan oleh dua penari (juru
saluk/juru bapang): satu penari mengambil posisi di depan memainkan gerak kepala dan kaki
depan Barong, sementara penari kedua berada di belakang memainkan kaki belakang dan
ekor Barong.
Secara sekilas, Barong Ket tidak jauh berbeda dengan Barongsai yang biasa
dipertunjukkan oleh masyarakat Cina. Hanya saja, cerita yang dimainkan dalam pertunjukan
ini berbeda, yaitu cerita pertarungan antara Barong dan Rangda yang dilengkapi dengan
tokoh-tokoh lainnya, seperti Kera (sahabat Barong), Dewi Kunti, Sadewa (anak Dewi Kunti),
serta para pengikut Rangda.

Anda mungkin juga menyukai