Anda di halaman 1dari 8

Keunggulan Efektifitas Calcipotriene dan Betamethasone

dipropionate Busa Aerosol dibandingkan Ointment pada


Pasien dengan Psoriasis Vulgaris Sebuah Penelitian
Tahap II acak

John Koo, Stephen Tyring, William P. Werschler, Suzanne Bruce, Martin Olesen,
John Villumsen, and Jerry Bagel

ABSTRAK

Latar Belakang: Busa aerosol terdiri dari kombinasi tetap calcipotriene 0,005%
(hidrate; Cal) ditambah betamethasone dipropionate 0,064% (BD) dikembangkan
untuk memperbaiki penanganan psoriasis. Tujuan: Untuk membandingkan
efektifitas dan keamanan dari Cal/BD busa aerosol dengan Cal/BD ointement
setelah 4 minggu. Metode: Pada tahap II, multisenter, investigator-acak, 4 minggu
percobaan, pasien dewasa dengan psoriasis vulgaris yang diacak untuk Cal/BD
busa aeorosol, Cal/BD ointment, busa aeorosol, vehikulum atau ointment
vehikulum (3:3:1:1). Nilai akhir dari efektivitas utama adalah proporsi pasien
pada minggu ke 4 yang berhasil dalam pengobatan (lesi tuntas atau hampir tuntas
dengan minimal dua tahap perbaikan) berdasarkan penilaian global tentang
tingkat keparahan penyakit. Hasil: Dari total 376 pasien diacak. Pada minggu 4,
secara signifikan lebih banyak pasien menggunakan Cal/BD aerosol busa
mencapai pengobatan yang berhasil ( 54,6% banding 43,0% [ointment]; p=0,025);
modifikasi rerata (kecuali kepala, yang tidak diterapi) area psoriasis dan skor
indeks keparahan secara signifikan berbeda antara Cal/BD busa aerosol dan
Cal/BD ointment (perbedaan rerata -0,6; p=0,005). Perbaikan gatal yang cepat
terjadi pada kedua terapi. Satu kejadian efek samping dilaporkan pada Cal/BD
busa aerosol (aplikasi pada lokasi gatal). Kesimpulan: Cal/BD busa aerosol
menunjukkan efisiensi lebih besar secara signifikan dab toleransi yang hampir
sama dibandingkan dengan Cal/BD ointment untuk terapi psoriasis.

1
RESUME

Psoriasis vulgaris merupakan gangguan kulit kronik dan inflamasi yang


diperantarai imun, menyerang 2-4% dari populasi Barat, ditandai dengan plak
kemerahan yang berbatas tegas, berskuama. Resolusi WHO mengenali psoriasis
sebagai penyakit yang nyeri dan melemahkan berhubungan dengan peningkatan
resiko komorbid yang serius, termasuk depresi, anxietas, dan beban stigma; gejala
fisik dan psikologis dapat secara signifikan dan dampak negatif pada kualitas
hidup.Terapi topikal tetap menjadi andalan pengobatan psoriasis. Panduan terbaru
untuk terapi lini pertama psoriasis vulgaris merekomendasikan penggunaan
topikal analog vitamin D dan kortikosteroid, baik sebagai produk terpisah yang
dikombinasikan atau terapi kombinasi tetap. Memang, review Cocharane terbaru
menunjukkan terapi kombinasi vitamin D dan kortikosteroid lebih baik
dibandingkan vitamin D saja atau kortikosteroid saja.Formulasi busa aerosol yang
inovatif mengandung kombinasi tetap Cal/BD telah dikembangkan untuk
memperbaiki terapi psoriasis. Penelitian tahap awal menunjukkan busa aeorosol
Cal/BD merupakan terapi topikal yang efektif, dan dapat ditoleransi dengan baik
untuk psoriasis.Secara tradisional, oinments dianggap memberi efektifitas lebih
baik pada terapi topikal psoriasis. Namun, kelengketan dan ketidaknyamanan
pemakaian oinment telah menjadi faktor pembatas utama untuk menilai efisiensi
klinisnya.
Penelitian ini melibatkan pasien usia minimal 18 tahun, dengan diagnosis
klinis psoriasis vulgaris minimal selama 6 bulan. Semua pasien diminta memiliki
psoriasis vulgaris pada tubuh, melibatkan sekitar 2-30% dari area permukaan
tubuh (BSA), minimal derajat keparahan ringan berdasarkan penilai global dokter
terhadap skala keparahan penyakit (PGA), dan area psoriasis modifikasi dan
indeks keparahan (mPASI, yang tidak diterapi) skor 2.Pasien dieksklusikan jika
mereka menerima salah satu dari berikut ini perawatan sistemik dalam batas
waktu berikut sebelum pengacakan: atanercept 4 minggu; adalimumab, alefacept
atau infliximab, 8 minggu; ustekinumab, 16 minggu; terapi biologis lainnya, 4
minggu/5 setengah hari (mana yang lebih lama); terapi sistemik lainnya dengan
kemungkinan efek pada psoriasis vulgaris (contoh, kortikosteroid, retinoid,
imunosupresan), 4 minggu. Pasien juga dieksklusikan jika mereka menerima salah

2
satu dari terapi yang bersamaan sebelum pengacakan: psoralen dikombinasikan
dengan terapi sinar ultraviolet A (UVA) dalam waktu 4 minggu; terapi UVB
dalam 2 minggu, pengobatan antipsoriatik topikal pada tubuh dalam waktu 2
minggu; pengobatan topikal pada wajah, lipatan kulit atau kulit kepala dengan
kortikosteroid kelas 1-5 atau analog vitamin D3 dalam waktu 2 minggu. Kriteria
eksklusi lainnya termasuk: direncanakan paparan eksesif terhadap sinar matahari
alami atau buatan; direncanakan inisiasi atau perubahan pengobatan yang
bersamaan yang dapat mempengaruhi psoriasis vulgaris; diagnosis terbaru
psoriasis gutata, eritroderma, eksfoliatif atau pustular; hipersensitifitas terhadap
komponen produk investigasi; infeksi kulit apapun atau penyakit kulit inflamasi
lainnya; gangguan ginjal atau hepar berat, gangguan metabolisme kalsium
berhubungan dengan hiperkalsemia. Semua pasien diberikan informed consent
tertulis.
Penelitian ini merupakan tahap II, multisenter, penelitian investigasi buta.
Pasien kemudian diacak 3:3:1:1 (sesuai dengan sistem respon interaktif pusat)
untuk mengikuti perawatan terapi sekali sehari: calcipotriene 0,005% (Cal)
ditambah betamethasone dipropionate 0,064% (BD) busa aeorosol, Cal/BD
oinment, vehikulum busa aeorosol, atau vehikulum oinment. Terapi diberikan
pada plak psoriasis pada badan, lengan, dan kaki saja; kepala, wajah, genital, dan
lipatan kulit tidak diterapi.Tujuan primer adalah untuk membandingkan penilaian
investigator efektifitas 4 minggu dari pemberian sekali sehari Cal/BD busa
aeorosol dengan Cal/BD oinment pada pasien dengan psoriasis vulgaris. Tujuan
sekunder adalah menilai efektifitas setelah 1 minggu terapi dan keamanan selama
penelitian. Penilaian dilakukan pada awal dan setiap kunjungan pengobatan
(minggu 1,2, dan 4). Investigator menilai tingkat keparahan psoriasis berdasarkan
5 poin skala PGA (tuntas, hampir tuntas, ringan, sedang, berat). Luas dan
keparahan tanda klinis dinilai untuk menentukan skor mPASI; setiap area (lengan,
badan, dan kaki) dinilai secara terpisah. Luas psoriasis yang terlibat dicatat
sebagai persentase BSA menggunakan skala 7 poin (tidak terlibat, <10, 10-29, 30-
49, 50-69, 70-89, 90-100%) dan tingkat keparahan tanda klinis (kemerahan,
ketebalan, skuama) dinilai menggunakan skala 5 poin (0= tidak ada, 1= ringan, 2=
sedang, 3= berat, 4= sangat berat). Pasien dinilai tingkat keparahan gatal selama

3
24 jam sebelum kunjungan pengobatan menggunakan skala analog visual (VAS
0= tidak ada, 10= sangat berat).Keamanan dan toleransi dinilai pada awal dan
selama penelitian dengan mengevaluasi AEs, termasuk efek samping serius
(SAEs) dan reaksi samping obat (ADRs; semua lesi/perilesi AE dianggap ADR
dan pengobatan terkait). Sampel urin dan darah dikumpulkan pada awal dan dan
minggu ke-4 untuk mengevaluasi kadar kalsium serum albumin-dikoreksi dan
kalsium urin: rasio kreatinin, masing-masingnya.Pengobatan berhasil
didefinisikan sebagai pasien yang tuntas atau hampir tuntas minimal
perbaikan dua langkah, berdasarkan PGA. Hasil kategoris dibandingkan antara
kelompok menggunakan metode CochranMantelHaenszel, disesuaikan dengan
bagian pusat. Hasil lanjutan, mPASI pada minggu ke 1 dan 4 dan gatal
berdasarkan VAS, dibandingkan menggunakan analisis kovariansi, disesuaikan
dengan keadaan awal.
Berikut alur penelitian:

4
Berikut hasil penelitian yang didapatkan:

5
Antara May 2012 dan September 2012, 427 pasien dari 35 pusat
dermatologis Amerika Serikat yang didaftarkan; 376 pasien (usia median 51
tahun, rentang 21-88 tahun) diacak (Cal/BD busa aerosol, n=141; Cal/BD oinment
n=135; vehikulum busa aerosol n=49; vehikulum oinment n=51). Pada akhir
pengobatan (minggu 4), proporsi yang jauh lebih besar secara signifikan pasien
menggunakan Cal/BD busa aeorosol menerima keberhasilan terapi dibandingkan
dengan mereka yang menggunakan Cal/BD oinment (54,6% [n=77/141]
berbanding 43,0% [n=58/135]; perbedaan rerata 11,6%; odd ratio (OR) 1,7; 95%
CI 1.1, 2.8; p=0.025). Terdapat perbedaan signifikan pada mPASI skor antara
Cal/BD busa aerosol dan Cal/BD oinment pada minggu 1 (perbedaan rerata 0.7;
95% CI 1.1, 0.3; p=0.001) dan minggu ke-4 (perbedaan rerata 0.6; 95% CI
1.1, 0.2; p=0.005). Kedua terapi memberikan pengurangan gatal cepat pada
minggu pertama yang dipertahankan selama penelitian; pasien yang menggunakan
Cal/BD busa aerosol berkurang dari data awal skor VAS dari 52,7 menjadi 13,5
pada minggu ke 4 dan pasien yang diterapi dengan ointment berkurang dari 52,1
menjadi 14,5. Hasil rerata untuk kadar kalsium serum albumin-dikoreksi dan
kalsium urin: perbandingan kreatinin hampir sama pada masing-masing kelompok
terapi dan memiliki nilai dalam rentang normal baik pada data awal maupun
minggu 4.
Pada penelitian ini disimpulkan selama 4 minggu pasien dengan psoriasis
vulgaris menunjukkan bahwa Cal/BD busa aerosol secara statistik lebih besar
memperbaiki psoriasis vulgaris dibandingkan dengan Cal/BD oinment, meskipun
memberikan hasil yang hampir mirip dalam hal keamanan dan toleransibilitas.
Efektifitas yang tinggi dan mengurangi gatal yang baik dapat memperbaiki
pengalaman pasien dengan terapi topikal.

6
TELAAH KRITISI JURNAL TERAPI
Superior efficacy of calcipotriene and betamethasone dipropionate
aerosol foam versus ointment in patients with psoriasis vulgaris A
randomized phase II study

John Koo, Stephen Tyring, William P. Werschler, Suzanne Bruce, Martin Olesen,
John Villumsen, and Jerry Bagel

1. Apakahalokasi subyek penelitian ke Penelitian ini merupakan penelitian


kelompok terapi atau kelompok uji klinis dengan metode randomized
kontrol betul betul secara acak phase II studydengan populasi
(random) atau tidak? penelitian membandingkan
- Ya 376pasien dengan usia minimal 18
tahun dengan diagnosis klinis
psoriasis vulgaris minimal selama 6
bulan. Pada metode dijelaskan
bahwa sampel yang sudah terdaftar
dilakukan pengacakan kemudian
dibagi dalam 4 kelompok terapi.
2. Apakah semua keluaran (outcome) Peneliti telah menyampaikan semua
dilaporkan? outcome yang muncul selama
- Ya penelitian berlangsung. Dimana
pada penelitian ini mulai dari subjek
yang tidak bersedia atau pun subjek
yang tidak memenuhi kriteria
inklusi dilaporkan. Kemudian
dilakukan pengacakan, selama
penelitian, subjek yang tidak
melanjutkan penelitian dilaporkan.
Didapatkan total 358 subjek sampai
akhir penelitian, dimana
keseluruhan hasilnya dilaporkan.

7
3. Apakah lokasi studi menyerupai Penelitian ini tidak menyebutkan
lokasi anda bekerja atau tidak? secara jelas dimana lokasi penelitian
- Tidak dilakukan

4. Apakah kemaknaan statistik Data hasil penelitian dianalisis


maupun klinis dipertimbangkan atau dimana kemaknaan statistik dari
dilaporkan? parameter usia, jenis kelamin,
- Ya keberhasilan terapi, skor mPASI,
skor VAS, dan kadarkalsium serum
albumin-
dikoreksidankalsiumurindilaporkan.
5. Apakah tindakan terapi yang Penerapan penggunaan agen terapi
dilakukan dapat dilakukan di tempat yang dibahas pada jurnal belum
anda bekerja atau tidak? mampu diterapkan karena ketidak
- Tidak tersediaan agen terapi tersebut di
Indonesia.
6. Apakah semua subjek penelitian Setiap subjek penelitian yang mengikuti
diperhitungkan dalam kesimpulan? penelitian hingga akhir dilaporkan oleh

- Ya peneliti dan kesimpulan diambil


berdasarkan hasil dari subjek tersebut.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kritisi jurnal, didapatkan 4 jawaban Ya dan 2 jawaban


Tidak, sehingga dapat disimpulkan bahwa jurnal dengan judulSuperior
efficacy of calcipotriene and betamethasone dipropionate aerosol foam versus
ointment in patients with psoriasis vulgaris A randomized phase II studyini
layak dibaca.

Anda mungkin juga menyukai