terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach). Dari
pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi
pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan
empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :
1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran
(target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang
memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif
untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak
titik awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard)
untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris yaitu inquiry, yang dapat diartikan sebagai proses
bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya.
Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan
terhadap obyek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk
memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen
untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan
masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis.
Trowbridge & Bybee (1986) mengemukakan Inquiry is the process of defining and
investigating problems, formulating hypotheses, designing experiments, gathering data, and
drawing conculations about problems. Menurut mereka inquiry adalah proses
mendefinisikan dan menyelidiki masalah-masalah, merumuskan hipotesis, merancang
eksperimen, menemukan data, dan menggambarkan kesimpulan masalah-masalah tersebut.
Lebih lanjut, dikemukakan bahwa esensi dari pengajaran inkuiri adalah menata lingkungan
atau suasana belajar yang berfokus pada siswa dengan memberikan bimbingan secukupnya
dalam menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmiah.[1]
Inkuiri pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami, karena inkuiri menuntut
peserta didik untuk berpikir. Metode ini menempatkan peserta didik pada situasi yang
melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual.[2] Meskipun metode ini berpusat pada
kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang peran penting sebagai pembuat desain
pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan.
Kadangkala guru perlu menjelaskan, membimbing diskusi, memberikan intruksi-intruksi,
melontarkan pertanyaan, memberikan komentar dan saran kepada peserta didik.
National Science Education Standards (NSES) mendefinisikan inkuiri sebagai aktivitas
beraneka ragam yang meliputi observasi, membuat pertanyaan, memeriksa buku-buku atau
sumber informasi lain untuk melihat apa yang telah diketahui; merencanakan investigasi;
memeriksa kembali apa yang telah diketahui menurut bukti eksperimen; menggunakan alat
untuk mengumpulkan, menganalisa, dan menginterpretasikan data, mengajukan jawaban,
penjelasan dan prediksi, serta mengkomunikasikan hasil. Inkuri memerlukan identifikasi
asumsi, berpikir kritis dan logis, dan pertimbangan keterangan atau penjelasan alternatif.[3]
Inkuiri juga diartikan sebagai aktivitas siswa dimana mereka mengembangkan pengetahuan
dan pemahaman tentang ilmu pengetahuan sebagaimana layaknya ilmuwan memahami
fenomena alam, memperjelas pemahaman, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir
secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah
yang dipercayakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara
guru dan siswa.[4]
Menurut Douglas Liewellyn, inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran dimana siswa
melibatkan diri mereka dalam proses penyelidikan, merumuskan pertanyaan dan
memecahkan masalah, kegiatan seperti ini untuk mengasah keterampilan mereka agar hasil
belajar siswa menjadi lebih baik.[5]
Inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi,
merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain
secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah
diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk
memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan
mengkomunikasikan hasilnya. (Depdikbud, 1997; NRC, 2000).
Dalam inkuiri siswa dituntut aktif secara fisik dan mental untuk dapat mengalami
pembelajaran bermakna yang pada hakikatnya merupakan peningkatan tingkatan pemahaman
mereka terhadap materi pembelajaran. Dengan peran aktifnya siswa diharapkan rasa ingin
tahu menjadi bertambah sehingga pemahamanpun akan meningkat dan nilai-nilai pendidikan
yang tercermin dalam pembelajaran inkuiripun akan mampu membentuk pribadi siswa yang
memiliki kepekaan sosial terhadap sesama.
Piaget menyatakan bahwa inkuiri merupakan teknik yang mempersiapkan peserta didik pada
situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin
melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri,
serta menghubungkan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan
yang ditemukan peserta didik lainnya. Inkuiri sebagai teknik pengajaran mengandung arti
bahwa dalam proses kegiatan mengajar berlangsung harus dapat mendorong dan dapat
memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam belajar.[6]
Demikian juga menurut Mulyasa dijelaskan bahwa inkuiri merupakan metode penyelidikan
yang melibatkan proses mental dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut; yaitu mengajukan
pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam, merumuskan masalah yang ditemukan,
merumuskan hipotesis, merancang dan melakukan eksperimen, mengumpulkan dan
menganalisis data, dan menarik kesimpulan.
Pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan
kemampuan yang dibutuhkan dalam kehidupan mereka, belajar memecakan masalah yang
tidak memiliki solusi yang jelas, dan menjadikan hasil penemuan mereka sebagai solusi saat
ini dan masa yang akan datang.
Ciri-ciri Strategi pembelajaran inkuiri memiliki beberapa ciri-ciri yang bisa dipahami,
diantaranya:
1) Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan. Artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam
proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui
penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari
materi pelajaran itu sendiri.
2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban
sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap
percaya diri (self belief). Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru
bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa.
Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama
dalam melakukan inkuiri.
3) Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran
inkuiri siswa tak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana
mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai
pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal.
Sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa
menguasai materi pelajaran. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach). Dikatakan
demikian, sebab dalam strategi ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses
pembelajaran.
1. Siswa lebih mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu.
2. Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata
pelajaran dalam tema yang sama.
3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan
4. Kompetensi berbahasa bisa dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran
lain dan pengalaman pribadi siswa.
5. Siswa lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks
tema yang jelas.
6. Siswa lebih bergairah belajar karena mereka bisa berkomunikasi dalam situasi yang
nyata.
7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat
dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 kali.
Pemilihan tema dalam pembelajaran tematik dapat berasal dari guru dan siswa. Pada
umumnya guru memilih tema dasar dan siswa menentukan unit temanya. Tema juga dapat
dipilih berdasarkan pertimbangan konsensus antar siswa.
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembelajaran tematik, yaitu:
Evaluasi pembelajaran tematik difokuskan pada evaluasi proses dan hasil. Evaluasi
proses diarahkan pada tingkat keterlibatan, minat dan semangat siswa dalam proses
pembelajaran, sedangkan evaluasi hasil lebih diarahkan pada tingkat pemahaman dan
penyikapan siswa terhadap substansi materi dan manfaatnya bagi kehidupan siswa sehari-
hari. Disamping itu evaluasi juga dapat berupa kumpulan karya siswa selama kegiatan
pembelajaran yang bisa ditampilkan dalam suatu paparan/pameran karya siswa.
Instrumen yang dapat digunakan untuk mengungkap pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran dapat digunakan tes hasil belajar. dan untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa melakukan suatu tugas dapat berupa tes perbuatan atau keterampilan
dan untuk mengungkap sikap siswa terhadap materi pelajaran dapat berupa wawancara,
atau dialog secara informal.
Disamping itu instrumen yang dikembangkan dalam pembelajaran tematik dapat
berupa: kuis, pertanyaan lisan, ulangan harian, ulangan blok, dan tugas individu atau
kelompok, dan lembar observasi.