Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTEK PMM-A

UJI SANITASI ALAT MAKAN DAN PEMERIKSAAN ALT

Dosen Pengampu:
Mella Firdaust, S.ST, M.KL

Oleh :

Nama : Bella Nabilah Ibrahim


NIM : P1337433215003
Tingkat : II
Semester : IV
Kelas : 2C

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO
PRODI DIV KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM PMM-A
UJI SANITASI ALAT MAKAN DAN PEMERIKSAAN ALT

A. Materi Praktikum
Uji sanitasi alat makan dan pemeriksaan ALT

B. Tujuan Praktikum
Agar dapat diketahui tingkat kebersiihan alat makan

C. Dasar Teori
Alat makan di tempat penjualan makanan seharusnya dikelola dengan baik,
dari pencucian dampai kepada penyimpanan alat yang sudah bersih. Namun demikian
alat makan yang sudah dicuci bersih tidak bebas dari mikroba. Hal ini dapat terjadi
kerena penggunaan air yang tidak saniter, proses pencucian tanpa perlakuan
desinfektan, serta pengelapan terhadap alat mkan yang dilakukan berkali-kali.
Penyimpanan alat makan siap dipakai juga harus tertutup guna menghindari terjadinya
kontaminasi dari lingkungan, yang meliputi kontaminasi mikroba dari debu, binatang
yang hinggap dan tertimpanya kotoran dari lingkungan tempat penyimpanan tersebut.
Jika hal tersebut dilakukan maka, masyarakat yang mengkonsumsi dengan piring
yang bersih (secara mikrobiologi), maka akan terjaga kondisi kesehatannya.
Beberapa solusi untuk mengatasi kebersihan alat makan yaitu :
1. Metode pencucian yang benar, yakni menggunakan 3 bak yang terdiri dari
bak perendaman, bak pembilasan dan bak desinfektan. Bahan desinfektan
yang digunakan yakni kaporit 50 ppm atau air panas dengan suhu 80.
2. Pengelapan dilakukan satu kali dengan lap yang bersih atau tissu
3. Disimpan ditempat yang tertutup.
Kebersihan alat makan dapat dilihat melalui pemeriksaan Angka Lempeng
Total atau Julam mikroba dan pemeriksaan E.coli dengan pengambilan sampel
metode usap. Menurut Departemen Kesehatan RI, 1998, bahwa alat dikatan bersih
jika terdapat koloni mikroba maksimal 100 koloni/cm2 dan E.coli 0.
D. Prosedur
1. Alat yang digunakan
Gunting
Sarung tangan steril
Spidol huruf kecil
Kertas cellotape
Lampu spritus
Formulir pengambilan untuk pemeriksaan laboratorium
2. Bahan yang digunakan
Media transport
Kapas lidi steril
Sampel (alat makan) di TPM
3. Cara Kerja
a. Teknik pengambilan
1. Pastikan alat dan bahan dalam keadaan steril
2. Bersihkan meja kerja, nyalakan lampu spirtus
3. Persiapkan sarung tangan yang steril atau bersihkan tangan untuk mulai
mengambil sampel.
4. Persiapkan lidi kapas steril, kemudian buka tutup tabung dan masukan lidi
kapas steril kedalamnya.
5. Lidi kapas ditekan ke dinding tabung untuk membuang airnya, baru
diusapkan pada alat makan yang dijadikan sampel.
Permukaan atau bagian yang diambil sampelnya adalah :
Piring, bagian yang berhubungan dengan makanan, luas usapan 2
juring yang berlawanan atau seluas 50 cm2.
Sendok dan garpu, bagian yang berhubungan dengan mulut dan
makan )bagian mangkuk dan penusuk baik permukaan atas maupun
bawah.
Gelas, bagian yang langsung berhubungan dengan mulut (bibir
gelas), baik bagian luar maupun dalam setinggi 0,6 cm.
6. Setiap bidang permukaan yang diusap dilakukan 3 kali berturut-turut.
7. Setelah disapukan segera masukkan ke dalam tabung berisi media
transport, patahkan tangkai swab/lidi kapas yang terpegang, aseptiskan
mulut tabung kemudian ditutup kembali.
8. Beri label dangan kode, misal A.1.a, catat dalam buku harian.
A: lokasi tempat pengambilan sampel
1 : kelompok sampel yang akan diambil (alat-alat makan)
a : jenis sampelnya (misal piring,sendok,gelas,dll)
9. Segera kirim ke laboratorium dengan tas pembawa yang dingin dan
sertakan formulir pengiriman.
b. Pemeriksaan ALT (Angka Lempeng Total)
1. Ambil suspensi (hasil usapan/apusan) sebanyak 1 ml dan 0,1 ml masukkan
dalam cawan yang steril.
2. Tuangkan medium PCA sampai 1/3 tunggi cawan ( 15 ml), homogenkan
3. Inkubasi pada suhu 35C, selama 2x24 jam
4. Lakukan pengamatan ( hitung koloni dalam cawan)
5. Hitung koloni pada alat makan tersebut dengan rumus
Jumlah koloni per cm2 = jumlah koloni x V x p/q

Keterangan :
V : Volume media transport
P : Luas yang diusap
Q : Luas keseluruhan alat

E. Hasil

Dari praktikum Uji sanitasi alat makan dan meperiksaan ALT yang kelompok 1-C1
lakukan pada hari Senin,15 Mei 2017 bertujuan untuk mengetahui tingkat kebersihan
alat makan. Kelompok kami menggunakan sampel piring dari kantin kampus 7
Poltekkes Semarang mendapatkan hasil :
Pada sampel yang kami beri pengenceran 0,1 ml kami mendaptakan hasil
jumlah mikroba 3 koloni, dengan luas bidang usap 50 cm2
Pada sampel yang kami beri pengenceran 1 ml kami mendaptakan hasil
jumlah mikroba 11 koloni, dengan luas bidang usap 50 cm2
Dari data diatas kita dapat megetahui jumlah koloni total dengan luas bidang usap 50
cm2 adalah sebagai berikut


2 =

(310)+11 50
2 = 10
2 154

2 = 67

Untuk menghitung luas penampang piring menggunakan rumus luas lingkaran dan
dengan diameter piring 14 cm didapatkan luas penampang piring 154 cm2. Dan untuk
menentukan jumlah luas bidang yang diusap kami menggunakan jendela usap yang
dirancang dengan luas 50 cm2.

F. Pembahasan

Pemeriksaan kuman pada alat makanan dengan sampel berupa piring dengan
menggunakan metode percobaan yaitu metode swab dilakukan dengan cara di usap
dengan menggunakan lidi kapas steril yang telah dilumuri bufferdengan tujuan untuk
membasahi lidi kapas sehingga, mikroorganisme bisa melekat pada lidi kapas steril
tersebut.
Alat makan (piring) yang akan diusap, terlebih dahulu diukur luas penampangnya
menggunakan plastik steril dengan luas 5 x 10 cm2. Pada saat pengusapan pada piring
dilkukan sebanyak tiga kali dan pengenceran dengan 1 ml dan 0,1 ml. Media yang
digunakan yaitu media PCA karena tujuan praktek ALT ini untuk mengetahui jumlah
seluruh jenis koloni mikroorganisme. Untuk penambahan media kelompok kami
menngunakan metode tuang yang berarti sampel terlebih dahulu dituangkan pada cawan
dan dilanjutkan penuangan media lalu dihomogenkan, kerena praktek ini meneliti
mikroorganisme maka semua proses harus diperhatikan kesterilannya yaitu dengan
pensterilan menggunakan alkohol maupun bunsen. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan keberadaan kuman (bakteri) pada alat makan (piring) di kantin Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, yaitu pedagang tidak melakukan proses
pencucian dengan baik, seperti tidak tidak menggunakan bak pembilas unuk mencuci
peralatan makan.
Menurut Anwar, 1990 dalam Pohan, 2009. Dalam buku studi sanitasi makanan
dan minuman, bahwa keberadaan bak pembilas adalah sangat penting dalam proses
pencucian peralatan makan.

G. Kesimpulan
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 67 koloni/cm2 pada alat makan
(piring) di kantin Kampus VII Poltekkes Semarang. Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011, bahwa peralatan makanan tidak boleh
mengandung bakteri lebih dari 0 koloni/cm2. Hal ini berarti peralatan makanan (piring)
yang berada di kantin kampus VII poltekkes Semarang tidak memenuhi standar
dan dapat dikatakan tidak sehat dan tidak layak untuk digunakan oleh masyarakat.

H. Saran
1. Bagi masyarakat, agar selektif dalam memilih tempat makan, mengingat tidak
diketahuinya mikroba yang terkandung dalam alat pengolahan makanan tersebut. Bagi
pedagang makanan, agar menjaga kebersihan peralatan makanannya dalam
menyajikan makanannya.
2. Dilakukan penyuluhan kepada pedagang-pedagang makanan dalam proses
pencucian peralatan makan. Proses pencucian peralatan makan di anggap memenuhi
syarat sanitasi bila memiliki 3 (tiga) bak yaitu bak pertama disebut bak pencuci
(wash), bak ke dua disebut bak pembilas (detergen), bak ke tiga di sebut bak pembilas
terahir dengan desinfektan. Menurut Anwar, 1990 dalam Pohan, 2009. Dalam buku
studi sanitasi makanan dan minuman, bahwa keberadaan bak pembilas adalah sangat
penting dalam proses pencucian peralatan makan.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai