4. KONSEP DASAR
Ada beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan struktur pengendalian intern. Konsep
dasar tersebut meliputi:
1. Pertanggungjawaban Manajemen
Manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan dan mempertahankan struktur
pengendalian intern. Pengendalian-pengendalian khusus yang harus termasuk pada tiga
elemen struktur pengendalian intern untuk suatu perusahaan tergantung pada besar kecilnya
entitas; karakteristik organisasi dan kepemilikan; sifat kegiatan usahanya; keanekaragaman
dan kompleksitas operasinya; metode pemrosesan data; persyaratan perundang-undangan
yang harus dipatuhi.
2. Kewajaran atau Keyakinan Rasional yang Memadai
Manajemen bukan mencari tingkat absolut atau mutlak kualitas struktur pengendalian intern
manajemen mencari tingkat yang wajar. Hal ini digunakan untuk memastikan bahwa
sasaran struktur pengendalian intern dapat tercapai. Ada dua alasan penggunaan kata
wajar dan bukan tingkat absolut. Kedua alasan tersebut adalah:
a) Kriteria biaya-manfaat merupakan suatu titik kritis bagi manajemen dalam setiap
pengambilan keputusan ekonomi.
b) Realisasi bahwa pengendalian tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
efisiensi dna profitabilitas perusahaan.
3. Keterbatasan Bawaan
Struktur pengendalian intern mempunyai keterbatasan bawaan yang melekat pada struktur
pengendalian intern tersebut. Keterbatasan bawaan tersebut diakibatkan antara lain oleh:
a) Faktor manusia yang melakukan fungsi prosedur pengendalian. Keterbatasan ini hanya
dapat diminumkan, tidak dapat dihilangkan sama sekali oleh orang dari dalam maupun dari
luar yang independen. Sebaik-baiknya sistem bagaimanapun, akan dapat dikalahkan oleh
kolusi.
b) Pengendalian tidak dapat mengarah pada seluruh transaksi. Pengendalian tidak dapat
diterapkan pada transaksi yang bersifat tidak rutin, seperti kejadian luar biasa, bonus, dan
lain sebaginya.
4. Metode Pengolahan Data
Konsep pengendalian yang dibicarakan dapat diterapkan baik untuk sistem pengolahan data
manual maupun terkomputerisasi atau EDP. Sistem manual biasanya dipakai dalam
perusahaan kecil. Sedangkan sistem EDP banyak digunakan dalam bisnis pemanufakturan
internasional dan perusahaan multi nasional dan atau mengglobal.
TAMBAHAN
Merupakan dasar dari komponen pengendalian yang lain yang secara umum dapat
memberikan acuan disiplin. Meliputi : Integritas, Nilai Etika, Kompetensi personil perusahaan,
Falsafah Manajemen dan gaya operasional, cara manajemen di dalam mendelegasikan tugas
dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan personil, serta, arahan yang diberikan
oleh dewan direksi.
Identifikasi dan analisa atas resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan yaitu mengenai
penentuan bagaimana resiko dinilai untuk kemudian dikelola. Komponen ini hendaknya
mengidentifikasi resiko baik internal maupun eksternal untuk kemudian dinilai. Sebelum
melakukan penilain resiko, tujuan atau target hendaknya ditentukan terlebih dahulu dan
dikaitkan sesuai dengan level-levelnya.
(5) Pengawasan
Pengendalian intern seharusnya diawasi oleh manajemen dan personil di dalam perusahaan.
Ini merupakan kerangka kerja yang diasosiasikan dengan fungsi internal audit di dalam
perusahaan (organisasi), juga dipandang sebagai pengawasan seperti aktifitas umum
manajemen dan aktivitas supervise. Adalah penting bahwa defisiensi pengendalian intern
hendaknya dilaporkan ke atas. Dan pemborosan yang serius seharusnya dilaporkan kepada
manajemen puncak dan dewan direksi, hal ini meliputi :
Kelima komponen ini terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat memberikan kinerja
sistem yang terintegrasi yang dapat merespon perubahan kondisi secara dinamis. Sistem
Pengendalian Internal terjalin dengan aktifitas opersional perusahaan, dana akan lebih efektif
apabila pengendalian dibangun ke dalam infrastruktur perusahaan, untuk kemudian menjadi
bagian yang paling esensial dari perusahaan (organisasi).