Anda di halaman 1dari 16

TEORI PASAR MODAL

Tingkat Bunga dan Harga Sekuritas


KELOMPOK 1

Dosen: I Made Wianto Putra,S.E,M.Si.

Oleh:

Nama Kelompok:
1. Ketut Winda Pratiwi ( 15.33.121.019 )
2. Ni Luh Putu Eka Dyah Sari ( 15.33.121.042 )
3. Ni Made Devi Ratnasari ( 15.33.121.045 )
4. Putu Ary Sinta Dewi Rahayu ( 15.33.121.057 )
5. Ida Ayu Indah Laksmi Dewi ( 15.33.121.064 )

KELAS : D1 AKUNTANSI
SEMESTER : III ( tiga )

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WARMADEWA
2016

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kriteria Investasi

Sekuritas adalah suatu bentuk kepemilikan berupa secarik kertas yang berisikan
bentuk kepemilikan untuk mendapatkan bagian dari suatu kekayaan ataupun prospek atas
perusahaan yang menerbitkan sekuritas itu dan juga apapun kondisi yang bisa
melaksanakan hak tersebut.

Kriteria investasi ini sangat bermanfaat dalam melakukan pengukuran manfaat atau
keuntungan yang akan diperoleh jika melakukan investasi terhadap suatu usaha. Banyak
orang yang menanggung rugi karena serampangan dalam melakukan perhitungan atau
bahkan tidak mengukur terlebih dahulu tingkat viabilitas dan share
profit serta management risk-nya ketika ia melakukan investasi.

Ada banyak kriteria investasi yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat investasi,
dimana kriteria tersebut dapat membantu untuk melihat apakah investasi tersebut dapat
memungkinkan dan menguntungkan atau tidak. Perlu dijelaskan bahwa Kriteria Investasi
merupakan sebuah metode analisis yang dipakai untuk memperhitungkan antar
biaya yang dikeluarkan dengan kemanfaatan yang akan diperoleh selama investasi
tersebut dilakukan.

Dalam mengukur atau menilai investasi yang akan atau telah terjadi terdapat beberapa
kriteria yang digunakan, yaitu :

1. NPV (Net Present Value)


Net Present Value (NPV) sering diterjemahkan sebagai nilai bersih sekarang.
NPV dari suatu proyek atau gagasan usaha merupakan nilai sekarang (present value)
dari selisih antara benefit (manfaat) dengan cost (biaya) pada discount rate terentu.
NPV merupakan kelebihan benefit (manfaat) dibandingkan dengan cost/biaya
(A. Choliq dkk, 1994)
NPV merupakan manfaat yang diperoleh pada suatu masa proyek yang diukur
pada tingkat suku bunga tertentu. Dalam perhitungan NPV ini perlu kiranya ditentukan
dengan tingkat suku bunga saat ini yang relevan. Selain itu, NPV juga dapat diartikan
sebagai nilai saat ini dari suatu cash flow yang diperoleh dari suatu investasi yang
dilakukan.

NPV merupakan selisih antara present value benefit dengan present value cost
(Rp, Rp Jt, dll)
*Indikator NPV :
- Jika NPV > 0 (positif), maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan
- Jika NPV < 0 (negatif), maka proyek tidak layak (not go) untuk dilaksanakan

2
2. Net Benefit Cost Rasio (Benefit B/C)
Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah NPV
negatif. Net B/C ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat manfaat (benefit)
yang diperoleh dari biaya (cost) yangdikeluarkan. Apabila net B/C > 1, maka proyek
atau gagasan usaha yang akan didirikan layak untuk dilaksanakan. Demikian pula
sebaliknya, apabila net B/C < 1, maka proyek atau gagasan usaha yang akan didirikan
tidak layak untuk dilaksanakan.

Dimana : (Bt-Ct)/(1+i)t, untuk (Bt-Ct) > 0 dan (Ct-Bt)/(1+i)t untuk (Bt-Ct) < 0

Net B/C rasio merupakan perbandingan antara present valuepositif (sebagai pembilang)
dgn jumlah present value negatif (sebagai penyebut).
*Indikator NET B/C adalah :

- Jika Net B/C > 1, maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan
- Jika Net B/C < 1 , maka proyek tdk layak (not go) untuk dilaksanakan

3. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)


Gross B/C merupakan perbandingan antara Present Value Benefit dengan Present
Value Cost. Apabila Gross B/C > 1, proyek layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya
Gross B/C < 1, proyek tidak layak untuk dilaksanakan.
Perbedaannya dalam perhitungan Net B/C, biaya tiap tahun dikurangkan
dari benefit tiap tahun untuk mengetahui benefit netto yg positif dan negatif. Kemudian
jumlah present valuepositif dibandingkan dengan jumlah present value yang negatif.
Sebaliknya, dalam perhitungan Gross B/C, pembilang adalah jumlah present
value arus benefit (bruto) dan penyebut adalah jumlah present value arus biaya
(bruto). Semakin besar Gross B/C, semakin besar perbandingan antara benefit dengan
biaya. Artinya proyek relatif semakin layak.

*Indikator Gross B/C :


- Jika Gross B/C > 1, maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan.
- Jika Gross B/C < 1, maka proyek tdk layak (not go) untuk dilaksanakan.

3
4. IRR (Internal Rate of Return)
Merupakan tingkat pengembalian internal yaitu kemampuan suatu proyek
menghasilkan return (satuannya %). IRR ini merupakan tingkat discount rate yang
membuat NPV proyek = 0.
Tujuan perhitungan IRR adalah untuk mengetahui persentase keuntungan dari
suatu proyek tiap-tiap tahun. Selain itu, IRR juga merupakan alat ukur kemampuan
proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. Pada dasarnya IRR menunjukkan
tingkat bunga yang menghasilkan NPV sama dengan Nol. Dengan demikian untuk
mencari IRR kita harus menaikkan discount factor (DF) sehingga tercapai nilai NPV
sama dengan nol.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka langkah-langkah perhitungan IRR
adalah sebagai berikut :
1. Terlebih dahulu disiapkan tabel cash flow dari proyek atau gagasan usaha.
2. Memilih discount factor tertentu untuk mencapai NPV = 0
3. Pada discount factor pemilihan pertama dihitung besarnya NPV
4. Jika NPV yang diperoleh masih positif, sedangkan yang diharapkan NPV = 0 maka
kita pilih discount factor yang ke dua dengan harapan akan memperoleh NPV = 0
5. Misalnya dengan DF pada pemilihan yang ke dua dan seterusnya sampai
memperoleh NPV yang negatif ( NPV < 0 )
6. Karena NPV yang kita peroleh positif dan negatif, maka kita harus membuat
interpolasi antara DF di mana NPV positif dengan DF di mana NPV sama dengan
negatif agar tercapai NPV = 0.
7. Untuk mendapatkan nilai IRR digunakan rumus interpolasi.
*Perhitungan IRR dgn cara interpolasi
Jika diperoleh NPV +, maka carilah NPV dengan cara meningkatkan discount
faktornya

Keterangan :
i1 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama di mana diperoleh NPV positif.
i2 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama di mana diperoleh NPV negatif.

* Indikator IRR :
- Jika IRR > tk, discount rate yg berlaku maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan
- Jika IRR < Tk. Discount rate yg berlaku, maka proyek tdk layak (not go) untuk
dilaksanakan.
8. Hasil perhitungan IRR tersebut kemudian dibandingkan dengan tingkat bunga bank
yang berlaku, jika IRR hasil perhitungan > bunga bank yang berlaku maka proyek
atau gagasan usaha tersebut layak untuk diusahakan.

4
5. Payback Period
Merupakan jangka waktu/periode yang diperlukan untuk membayar kembali
semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi suatu proyek.

*Indikator Payback Periods :


Semakin cepat kemampuan proyek mampu mengembalikan biaya-biaya yang
telah dikeluarkan dalam investasi proyek maka proyek semakin baik (satuan waktu).
*Perhitungan payback belum memperhatikan time value of money dimana : I =
besarnya biaya investasi, Ab = benefit bersih yg diperoleh setiap tahunnya.

B. Tingkat Bunga Pasar.


Suku bunga adalah harga dari penggunaan uang atau bisa juga dipandang sebagai
sewa atas penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Atau harga dari meminjam uang
untuk menggunakan daya belinya dan biasanya dinyatakan dalam persen (%).

Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang
memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang
memperoleh pinjaman). (Kasmir, 2002: 121)

1.1 Teori Tingkat Suku Bunga


A. Teori Klasik
Teori bunga aliran klasik dinamakan The Pure Theory of Interest. Menurut teori ini,
tinggi rendahnya tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan modal.
Jadi modal telah dianggap sebagai harga dari kesempatan penggunaan modal. Sama
seperti harga barang-barang dan jasa , tinggi rendahnya ditentukan oleh permintaan dan
penawaran, demikian pula tinggi rendahnya bunga modal ditentukan oleh permintaan dan
penawaran modal.

Menurut teori klasik, tabungan merupakan fungsi dari tingkat bunga pada
perekonomian akan mempengaruhi tabungan (saving) yang terjadi. Berarti keinginan
masyarakat untuk menabung sangat tergantung pada tingkat bunga. Makin tinggi tingkat
bunga, semakin besar keinginan masyarakat untuk menabung atau masyarakat akan
terdorong untuk mengorbankan pengeluaran guna menambah besarnya tabungan. Jadi
tingkat suku bunga menurut klasik adalah balas jasa yang diterima seseorang karena
menabung atau hadiah yang diterima seseorang karena menunda konsumsinya.

Investasi merupakan fungsi tingkat suku bunga. Semakin tinggi tingkat bunga,
semakin kecil keinginan masyarakat untuk mengadakan investasi. Karena keuntungan
yang diharapkan dari investasi tersebut akan lebih dari tingkat bunga (biaya penggunaan
pinjaman tersebut). Bilamana terjadi kondisi tingkat bunga dalam keseimbangan, artinya

5
tidak ada dorongan untuk menabung akan sama dengan dorongan pengusaha untuk
melakukan investasi.

Tingkat keseimbangan bunga berada pada io dimana pada tingkat bunga ini tingkat
tabungan yang terjadi sama dengan tingkat investasi. Bilaman tingkat bunga bergerak naik
(berpindah dari io ke i1), maka jumlah investasi (keinginan investor guna melakukan
investasi) berkurang. Kondisi yang terjadi pada tingkat bunga i1 dananya (mereka akan
bersaing menawarkan sehingga tingkat bunga pada i1) akan bergerak turun atau kembali
pada tingkat bunga io.

Pengertian Suku Bunga dan Teori Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Apabila tingkat bunga io bergerak turun pada tingkat bunga i2, para investor
(pengusaha) akan bersaing guna memperoleh dana (tabungan) yang jumlahnya kecil
dibandingkan keinginan untuk investasi. Tingkat bunga keseimbangan terjadi di pasar
sama dengan interaksi antara penawaran dengan permintaan suatu barang. Sejalan dengan
proses terjadinya harga pasar suatu barang, maka tingkat bungapun ditentukan antara
keseimbangan penawaran tabungan dan permintaan tabungan. Jadi tingkat bungalah
sebagai penggerak antara keseimbangan tabungan dan investasi.

Pendapat klasik tentang tingkat bunga ini didasarkan pada Hukum Say (pendapat
Baptis Say) bahwa penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri. Dengan berttitik
tolak dari Hukum Say ini maka setiap tabungan akan otomatis sama dengan investasi.
Tingkat bunga yang mengalami penurunan dan kenaikan atau bergerak naik turun dari titik
keseimbangan, maka pergerakan naik turunnya tingkat bunga hanya bersifat sementara.
Bilamana telah tejadi tarik menarik penawaran dan permintaan atau bekerjanya
mekanisme harga (aeperti pada pasar barang) tingkat bunga keseimbangan akan tercipta
kembali.

B.Teori Keyness

Teori ini dikemukakan oleh Keynes dan dinamakan Liqudity Preference Theory of
Interest. Menurut Keynes tingkat bunga ditentukan oleh preference dan suplly of money.
Liquidity preference adalah keinginan memegang atau menahan uang didasarkan tiga
alasan yaitu motif transaksi, berjaga-jaga dan motif spekulasi.

Ahli-ahli ekonomi sesudah klasik pada umumnya memberikan sokongan pada


pandangan Keynes yang berkeyakinan bahwa tingakat bunga merupakan balas jasa yang
diterima seseorang karena orang tersebut mengorbankan liquidity preferencenya
(permintaan uang).

Permintaan uang mempunyai hubungan yang negative dengan tingkat bunga.


Hubungan yang negative antara permintaan uang dengan tingkat bunga ini dapat
diterangkan Keynes, dia mengatakan bahwa masyarakat mempunyai pendapat tentang
adanya tingkat bunga nominal (natural rate). Bilamana tingkat bunga turun dari tingkat
bunga nominal dalam masyarakat ada suatu keyakinan memegang obligasi (surat
berharga) pada saat suku bunga naik (harga obligasi mengalami penurunan) pemegang
obligasi tersebut akan menderita kerugian (capital loss). Guna menghindari kerugian ini,
tindakan yang dilakukan adalah menjual obligasi denga sendirinya akan mendapatkan

6
uang kas, dan uang kas ini yang akan dipegang pada saat suku bunga naik. Hubungan
inilah yang disebut motif spekulasi permintaan uang karena masyarakat akan melakukan
spekulasi tentang obligasi dimasa yang akan datang.

Tanggapan Keynes yang kedua adalah berhubungan dengan ongkos (harga)


memegang uang kas, karena makin tinggi tingkat bunga makin besar ongkos memegang
uang kas. Hal ini akan menyebabkan keinginan memegang uang kas juga akan makin
menurun. Bila tingkat bunga turun berarti ongkos memegang uang rendah, sehingga
permintaan uang kas naik. Permintaan ini akan menentukan tingkat bunga. Tingkat bunga
keseimbangan pada io terjadi bila jumlah kas yang ditawarkan (uang beredar) sama
dengan yang diminta. Bila terjadi peningkatan suku bunga (di atas io) masyarakat akan
menginginkan uang kas lebih sedikit dengan membeli obligasi (tingkat bunga turun)
sampai kembali pada tingkat keseimbangan.

Bilamana tingkat bunga yang terjadi berada dibawah keseimbangan (io) masyarakat
akan menginginkan uang kas lebih besar. Ini perlu agar menjual obligasi yang dipegang.
Tindakan untuk menjual inilah yang mendesak harganya turun dan tingkat bunga akan
bergerak naik.

1.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Suku Bunga

Agar keuntungan yang diperoleh bank dapat maksimal, maka pihak manajemen bank
harus pandai dalam menetukan besar kecilnya komponen suku bunga. Hal ini disebabkan
apabila salah dalam menentukan besar kecilnya komponen suku bunga maka akan dapat
merugikan bank itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan suku bunga
yaitu:
1. Kebutuhan Dana
Faktor kebutuhan dana dikhususkan untuk dana simpanan yaitu, seberapa besar
kebutuhan dana yang diinginkan. Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan
pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dan tersebut cepat terpenuhi
adalah dengan meningkatakan suku bunga simpanan. Namun peningkatan suku bunga
simpanan juga akan meningkatkan suku bunga pinjaman. Sebaliknya apabila dana yang
ada dalam simpanan di bank banyak, sementara permohonan pinjaman sedikit maka bung
simpanan akan turun.
2. Target Laba yang Diinginkan
Faktor ini dikhususkan untuk bunga pinjaman. Hal ini disebabkan target laba
merupakan salah satu komponen dalam menentukan besar kecilnya suku bunga pinjaman.
Jika laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman juga besar dan demikian
sebaliknya. Namun untuk menghadapi pesaing target laba dapat diturunkan seminimal
mungkin.
3. Kualitas Jaminan
Kualitas jaminan juga diperuntukkan untuk bunga. Semakin likuid jaminan (mudah
dicairkan) yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan
demikian sebaliknya.
4. Kebijaksanaan Pemerintah
Dalam menentukan bunga simpanan maupun bunga pinjaman, bank tidak boleh
mlebihi batasan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Artinya ada batasan maksimal
dan ada batasan minimal.untuk suku bunga yang diizinkan. Tujuannya adalah agar bank
dapat bersing sacara sehat.

7
5. Jangka Waktu
Baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman, faktor jangka waktu sangat
menentukan. Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka semakin tinggi bunganya.
Hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko macet dimasa mendatang. Demikian
pula sebaliknya jika pinjaman berjangka waktu pendek, maka bunganya relatif rendah.
Akan tetapi untuk bunga simpanan berlaku sebaliknya, semakin panjang jangka waktu
maka bunga simpanan semakin rendah dan sebaliknya.
6. Reputasi Perusahaan
Reputasi perusahaan juga sangat menentukan suku bunga terutama untuk bunga
pinjaman. Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan
tungkata suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang
bonafid kemungkinan resiko kredit macet dimasa mendatang relatif kecil dan demikian
sebaliknya perusahaan yang kurang bonafid factor resiko kredit macet cukup besar.
7. Produk yang Kompetitif
Produk yang kompetitif sangat menentukan besar kecilnya pinjaman. Kompetitif
maksudnya adalah produk yang dibiayai sangat laku di pasaran. Untuk produk yang
kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk
yang kurang kompetitif. Hal ini disebabkan produk yang kompetitif tingkat perputaran
produknya tinggi sehingga pembayarannya diharapkan lancar.
8. Hubungan Baik
Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan factor kepercayaan kepada seseorang atau
lembaga. Dalam prakteknya, bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah uatam
(primer) dan nasabah biasa (sekunder).
9. Persaingan
Dalam kondisi tidak stabil dan bank kekurangan dana sementara maka tingkat
persaingan dalam memperebutkan dana simpanan cukup ketat, maka bank harus bersaing
ketat dengan bank lainnya.

1.3 Tipe-tipe Suku Bunga

Ada 2 tipe suku bunga, yaitu :


1. Real interest rate adalah koreksi atas tingkat inflsi dan didefinisikan sebagai nominal
interest rate dikurangi dengan tingkat inflasi.
Real rate = Nominal rate Rate of inflation

2. Nominal interest rate adalah tingkat suku bunga yang biasanya tertera di rekening
koran dimana mereka memberikan tingkat pengembalian untuk setiap investasi yang
dilakukan.

1.4 Peran Suku Bunga dalam Perekonomian


Tingkat bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberi keuntungan
kepada para pengusaha. Para pengusaha akan melaksanakan investasi yang mereka
rencanakan hanya apabila tingkat pengembalian modal yang mereka peroleh melebihi
tingkat bunga. Dengan demikian besarnya investasi dalam suatu jangka waktu tertentu
adalah sama dengan nilai dari seluruh investasi yang tingkat pengembalian modalnya
adalah lebih besar atau sama dengan tingkat bunga. Apabila tingkat bunga menjadi lebih
rendah, lebih banyak usaha yang mempunyai tingkat pengembalian modal yang lebih

8
tinggi daripada tingkat suku bunga. Semakin rendah tingkat bunga yang harus dibayar
para pengusaha, semakin banyak usaha yang dapat dilakukan para pengusaha. Semakin
rendah tingkat bunga semakin banyak investasi yang dilakukan para pengusaha (Sukirno,
1998)

C. Macam-Macam Suku Bunga


Pinjaman uang ke bank atau lembaga keuangan memang akan selalu dibebani bunga.
Sementara berbeda tipe pinjaman, beda pula tipe bunganya. Agar tak terjerat bunga
pinjaman, kenali dahulu jenis-jenisnya. Jika Anda sedang membandingkan prosentase
bunga pinjaman antar bank, pastikan jenis bunga yang dipakai, apakah bunga efektif, flat
atau anuitas. Bila anda ingin mengambil kredit, pastikan cara penghitungan kreditnya.
Walaupun suku bunganya sama, namun cara penghitungannya berbeda akan
mengakibatkan jumlah angsuran per bulan berbeda Karena secara umum macam-macam
suku bunga pinjaman dibagi menjadi 5 jenis: Suku bunga Flat, Suku Bunga Efektif,
Suku Bunga Anuitas, Suku Bunga Mengambang, Suku Bunga Tetap.

1. Bunga Flat (Flat Interest)


Pada sistem ini, jumlah pembayaran utang pokok dan bunga kredit besarnya
sama tiap bulan. Bunga ini diperuntukkan kredit jangka pendek seperti kredit
kendaraan dan KTA.

Suku bunga flat adalah perhitungan bunga yang paling mudah. Tiap bulan
angsurannya sama, bunganya sama, cicilan pokoknya sama. Dalam kredit bunga flat
atau bunga tetap, plafon kredit dan besarnya bunga akan dihitung secara proposional
sesuai dengan jangka waktu kredit.
*Rumus perhitungannya
Bunga perbulan = (P x I x t)/jb
Ket: P = pokok pinjaman
I = suku bunga per tahun
t = jumlah tahun jangka waktu kredit
jb = jumlah bulan dalam jangka waktu kredit

2. Bunga Efektif (Effective Interest)


Dalam kredit dengan bunga efektif atau kadang disebut sliding rate.
Perhitungan bunganya dilakukan pada setiap akhir periode angsuran. Bunga kredit
dihitung dari saldo akhir setiap bulannya.

Bunga dihitung berdasarkan nilai pokok yang belum dibayar. Jadi bunga per
bulan akan berubah-ubah berdasar nilai pokok yang masih terhutang. Nilai bunga yang
dibayar debitur setiap bulan akan semakin mengecil. Karena bunganya yang dibayar
mengecil, maka angsuran per bulan akan semakin menurun dari waktu ke waktu.
Angsuran bulan kedua lebih kecil daripada angsuran bulan pertama, begitu seterusnya.

Umumnya, sistem bunga efektif ini dikenakan pada kredit jangka panjang
seperti KPR atau kredit investasi. Karena jenis bunga efektif ini lebih berguna untuk
pinjaman jangka panjang yang tak perlu buru-buru dilunasi di tengah jalan. Pasalnya,
beban bunga yang dibayarkan nilainya lebih kecil bila dibandingkan dengan bunga
flat. Kok bisa? Ya itu tadi karena bunga dihitung berdasarkan sisa utang pokok yang

9
belum dibayar sehingga besaran bunga per bulan akan berubah berdasarkan nilai
pokok yang terhutang. Besaran bunga yang dibayar tiap bulan akan semakin menciut.

Lantaran besaran bunganya menciut, otomatis angsuran per bulan akan


semakin turun dari waktu ke waktu. Pendek kata, besaran angsuran kedua akan lebih
kecil dari angsuran pertama. Begitu pun saat bayar angsuran ketiga maka nilainya
lebih kecil dari angsuran kedua.

*Rumus perhitungannya:
Bunga = SP x i x (30/360)
Ket : SP = saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya
i = suku bunga per tahun
30 = jumlah hari sebulan
360 = jumlah hari dalam setahun

*Contoh kasus:

Pokok pinjaman : Rp 24.000.000


Bunga : 10 %/tahun
Jangka waktu kredit : 24 bulan

a) Besaran bunga efektif bulan 1


= Rp 24.000.000,00 x 10% x (30 hari/360 hari)
= Rp 200.000,00

b) Angsuran pokok dan bunga bulan 1


= Rp 1.000.000,00 + 200.000,00 = Rp1.200.000,00

c) Besaran bunga efektif bulan 2


= Rp 23.000.000,00 x 10% x (30 hari/360 hari)
= Rp 191.666,67

d) Angsuran pokok dan bunga bulan 2


= Rp 1.000.000,00 + 191.666,67 = Rp 1.191.666,67

Di situ terlihat angsuran keduanya nilainya Rp 1.191.666,67 yang lebih kecil dari
angsuran pertama sebesar Rp 1,2 juta.

NOTE: Jangan membandingkan sistem bunga flat dengan efektif hanya dari
angkanya saja. Bunga flat 6% tidak sama dengan bunga efektif 6%. Besar
bunga efektif biasanya 1,8-2 kali bunga flat. jadi, bunga flat 6% sama
dengan bunga efektif 10,8%-12%.

3. Suku Bunga Anuitas (Anuity Interest).

Kredit bunga anuitas adalah modifikasi dari perhitungan kredit bunga efektif.
Modifikasi ini dilakukan untuk mempermudah nasabah dalam membayar per
bulannya, karena angsuran tiap bulannya sama.

10
Dalam kredit dengan bunga anuitas, angsuran bulanannya tetap. Namun
komposisi bunga dan pokok angsuran akan berubah tiap periodenya. Nilai bunga per
bulan akan mengecil, angsuran pokok per bulannya akan membesar.

Mendekati berakhirnya masa kredit, keadaan akan menjadi berbalik. porsi


angsuran pokok akan sangat besar sedangkan porsi bunga menjadi lebih kecil. Dalam
perhitungan anuitas, porsi bunga pada masa awal sangat besar sedangkan porsi
angsuran pokok sangat kecil.

Pada sistem ini, perhitungan beban bunga dihitung setiap akhir periode
pembayaran angsuran berdasarkan saldo pokok. Beban bunga akan semakin menurun
setiap bulan karena pokok utang juga berkurang seiring dengan cicilan.

*Rumus perhitungannya:
Bunga = SP x i x (30/360)
Ket : SP = saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya
i = suku bunga per tahun
30 = jumlah hari sebulan
360 = jumlah hari dalam setahun

*Contoh kasus:

Pokok pinjaman : Rp 24.000.000


Bunga : 10 %/tahun
Jangka waktu kredit : 24 bulan

a) Besaran bunga anuitas angsuran 1


= Rp 24.000.000,00 x 10% x (30 hari/360 hari)
= Rp 200.000,00

b) Angsuran pokok dan bunga pada bulan 1 adalah


= Rp 907.478,00 + 200.000,00 = Rp 1.107.478,00

c) Besaran bunga anuitas angsuran 2


= Rp 23.092.522,00 x 10% x (30/360)
= Rp 192.438,00

d) Angsuran pokok dan bunga pada bulan 2


= Rp 915.040,00 + 192.438,00 = Rp 1.107.478,00

Dari situ bisa diperhatikan kalau angsuran yang mesti dibayarkan tiap bulan selalu
sama, yakni Rp 1.107.478. Kemudian perhatian di angsuran pokok dan bunganya
pada angsuran pertama dan kedua yang besarannya berbeda.

4. Suku Bunga Mengambang ( Floating ).

Dalam sistem ini, tingkat suku bunga akan mengikuti naik-turunnya subunga
pasar. Jika suku bunga pasar naik, maka bunga kredit anda juga akan ikut naik,
demikian pula sebaliknya. Sistem bunga ini diterapkan untuk kredit jangka panjang,
seperti kredit kepemilikan rumah, modal kerja, usaha dan investasi.

11
Bila suku bunga di pasaran turun maka bunga kredit ikutan turun. Sebaliknya,
bila suku bunga pasar naik maka bunga kredit bakal mengikutinya. Sistem bunga ini
seringkali diterapkan untuk kredit pemilikan rumah (KPR), modal kerja, usaha,
maupun kredit jangka panjang lainnya.
*Contoh kasus saja jika asumsi tingkat suku bunga sebagai berikut:
Suku bunga bulan 1-4 = 14%
Suku bunga bulan 5-8 = 16%

*Dengan menggunakan floating rate, pokok pinjaman tetap sama. Yang beda adalah
perhitungan suku bunganya sebagai berikut:
Pokok pinjaman : Rp 24.000.000
Jangka waktu kredit : 24 bulan

*Bulan 1
Bunga = 14% X Rp 24.000.000/12 X 1 = Rp 280.000
Pokok pinjaman = Rp 24.000.000/24 = = Rp 1.000.000
Angsuran bulan 1 = Rp 1.000.000 + Rp 280.000 = Rp 1.280.000

*Bulan 5
Bunga = 16% X Rp 24.000.000/12 X1 = Rp 320.000
Angsuran bulan 5 = Rp 1.000.000 + Rp 320.000 = Rp 1.320.000

*Begitu seterusnya di mana besaran angsuran tergantung dari naik turun suku bunga.

5. Suku Bunga Tetap ( Fixed Interest)


Dalam sistem ini, tingkat suku bunga akan berubah selama periode tertentu
sesuai kesepakatan. Jika tingkat suku bunga pasar (market interest rate) berubah (naik
atau turun), bank akan tetap konsisten pada suku bunga yang telah ditetapkan.
Lembaga pembiayaan yang menerapkan sistem bunga tetap menetapkan jangka waktu
kredit antara 1-5 tahun.

Keuntungan bagi anda adalah jika suku bunga pasar naik, anda tidak akan
terbebani bunga tambahan. Sebaliknya jika suku bunga pasar turun dan selisihnya
lumayan besar, maka ada baiknya anda mempertimbangkan untuk melakukan
refinancing. anda mesti menyelesaikan kredit lebih cepat dan mengganti dengan
kontrak baru yang berbunga rendah.

Kredit yang menerapkan jenis bunga tetap (fixed) ini menandakan selama
masa kredit maka besaran bunga yang diterapkan tak akan berubah. Biasanya
disebutkan dengan jelas dalam perjanjian kredit di mana besarnya bunga yang harus
dibayar selama jangka waktu tertentu selalu sama.

Dengan demikian, bila saat perjanjian kredit yang disepakati bersama


menyebutkan suku bunga yang ditetapkan adalah 14%, maka sampai masa kredit
berakhir besaran bunga yang dikenakan selalu 14%.

Kelebihan dari pengenaan suku bunga ini adalah kalau suku bunga pasaran
mengalami kenaikan. Meski ada perubahan suku bunga pasar, tapi hal itu tak
mempengaruhi besaran bunga kredit yang sedang dijalani.

12
Tapi ada kerugiannya di mana kalau suku bunga pasaran turun yang bahkan
besarannya sampai drastis. Kondisi ini membuat nasabah menderita kerugian karena
suku bunga yang dibebankan terbilang besar dari yang ada di pasaran.

*Contoh cara menghitung suku bunga tetap dihitung dengan menggunakan


sisa pokok pinjaman (sliding rate):
Pokok pinjaman : Rp 24.000.000
Bunga : 14 %/tahun
Jangka waktu kredit : 24 bulan

*Bulan 1
Bunga = 14% X Rp 24.000.000/12 X 1 = Rp 280.000
Pokok pinjaman = Rp 24.000.000/24 = Rp 1.000.000
Angsuran bulan 1 = Rp 1.000.000 + Rp 280.000 = Rp 1.280.000

*Bulan 2
Sisa pokok pinjaman = Rp 24.000.000 Rp 1.280.000 = Rp 22.270.000
Bunga = 14% X Rp 22.270.000/12 x 1 = Rp 259.816
Angsuran bulan 2 = Rp 1.000.000 + Rp 259.816 = Rp 1.259.816

Begitu terus sampai angsuran habis sesuai tenor kredit.

D. Hubungan Tingkat Bunga dengan Harga Sekuritas.

Tingkat suku bunga dan sekuritas adalah dua faktor yang sering diperhatikan sebelum
investor melakukan investasi, umumnya tingkat suku bunga mempunyai hubungan yang
negatif dengan harga sekuritas. Secara sederhana, jika suku bunga pasar meningkat, maka
tingkat return yang disyaratkan investor atas suatu obligasi juga akan meningkat. Bentuk
sekuritas yaitu saham dan obligasi.

1.1 Hubungan Tingkat Suku Bunga dengan Saham

Salah satu pengaruh yang memiliki korelasi yang sangat kuat mempengaruhi
pergerakan harga-harga saham di bursa efek dan paling sering terjadi yang dapat kita
amati adalah pengaruh fluktuasi tingkat suku bunga perbankan atau suku bunga yang
telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Sebagaimana diketahui bahwa tingkat suku bunga perbankan secara periodik akan
selalu berfluktuasi dan fluktuasi tingkat suku bunga perbankan tersebut akan berpengaruh
kuat terhadap pergerakan harga-harga saham di bursa efek. Secara teoritis hubungan
pergerakan tingkat suku bunga dengan pergerakan harga saham tersebut berbanding
terbalik. Artinya apabila tingkat suku bunga mengalami kenaikan maka harga-harga saham
yang diperdagangkan di bursa efek akan mengalami penurunan, maka harga-harga saham
naik karena para investor akan beralih berinvestasi kepada instrumen perbankan seperti
deposito misalnya dan sebaliknya kalau pergerakan tingkat suku bunga mengalami
penurunan, maka harga-harga saham naik karena para investor akan beralih berinvestasi
kepada instrumen saham.

13
Faktor kedua yang memungkinkan pengaruh naik turunnya tingkat suku bunga
perbankan terhadap harga-harga saham, dikarenakan setiap perusahaan pasti memiliki
utang dan senantiasa mencari sumber-sumber pembiayaan melalui utang. Dimana utang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan operasional suatu perusahaan,
sehingga naiknya tingkat suku bunga dipastikan akan menambah beban biaya terhadap
perusahaan dan akibatnya dapat mengurangi keuntungan perusahaan serta mendorong
meni ngkatkan risiko terhadap perusahaan.

Oleh karena itu, disimpulkan bahwa bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki rasio
utang yang cukup besar serta saham perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri
perbankan dan properti memiliki tingkat sensitivitas yang sangat tinggi terhadap harga
saham perusahaan yang bersangkutan.

1.2 Hubungan Tingkat Suku Bunga dengan Obligasi.

Perubahan harga obligasi di pasar sangat dipengaruhi oleh perubahan suku bunga dan
persepsi terhadap resiko. Harga obligasi di pasar modal dapat lebih tinggi atau lebih
rendah dari nilai parinya. Berinvestasi pada obligasi tidak hanya memberikan keuntungan
dari pembayaran bunga tetap (kupon), tapi Anda juga memiliki peluang untuk
medapatkan keuntungan dari capital gain (selisih harga beli dan jual).

Suatu obligasi dapat diperjualbelikan setiap saat (sebelum jatuh tempo) dengan harga
yang lebih atau kurang dari nilai parinya, tergantung kondisi pasar. Siapa yang memiliki
obligasi pada saat jatuh tempo akan mendapatkan pembayaran kembali sejumlah nilai
pari tersebut. Harga-harga obligasi dapat berfluktuatif oleh karena beberapa hal, seperti :
tingkat bunga yang dibayar obligasi, tingkat kepastian pembayaran kembali atau kondisi
ekonomi secara keseluruhan terutama tingkat inflasi yang mempengaruhi tingkat suku
bunga bank.

Umumnya nilai kupon obligasi akan lebih tinggi dibandingkan dengan bunga
deposito, tetapi lebih rendah dari suku bunga pinjaman (kredit) bank. Harga obligasi akan
berfluktuasi, besarnya fluktuasi tergantung kepada permintaan, penawaran dan suku
bunga yang terjadi di pasar. Harga obligasi berkorelasi negative dengan tingkat suku
bunga. Faktor lain penurunan harga dari obligasi dapat berasal dari peningkatan resiko
perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut. Resiko gagal bayar pada sebuah
obligasi tercermin dalam peringkat (rating) dari obligasi tersebut.

Didalam prospektus yang disampaikan kepada para calon investor, disajikan


ringkasan fakta dan pertimbangan-pertimbangan penting. Misalnya tentang anggaran
dasar perusahaan, bidang usaha perusahaan termasuk mencantumkan jumlah nominal
obligasi dan tujuan penggunaanya. Data-data penting seperti laporan keuangan terbaru
dilampirkan secara utuh. Riwayat singkat emiten dan para pemegang saham, struktur
perusahaan, kegiatan dan prospek usaha. Pada bagian awal prospektus akan dituliskan
ringkasan penawaran umum yang akan menjelaskan identitas obligasi tersebut.

Pada umumnya, semakin panjang waktunya maka akan semakin tinggi tingkat bunga
yang ditawarkan untuk menutupi resiko tambahan yang dikarenakan jangka waktu
investasi yang sangat panjang. Hubungan antara tingkat suku bunga yang dibayarkan
suatu obligasi (jangka pendek maupun jangka panjang) dengan tanggal atau tahun jatuh
temponya disebut kurva hasil (Yield Curve). Yield adalah apa yang sebenarnya investor

14
dapatkan dari hasil menananmkan uangnya pada obligasi. Kebanyakan kolom obligasi
menyatakan yield saat ini (current) dalam presentase. Para investor menggunakan current
yield untuk membandingkan nilai relatif suatu obligasi.

YTM (Yield To Maturity) adalah cara untuk memprediksi keuntungan dalam suatu
jangka waktu. YTM menghitung tingkat bunga obligasi yang dihubungkan dengan harga,
dengan selisih harga penjualan terhadap nilai pari, dengan tahun-tahun tersisa hingga
obligasi tersebut jatuh tempo. Nilai YTM ditentukan oleh tiga hal yaitu jumlah
pembayaran yang diterima secara periodik, harga perolehan serta jangka waktu jatuh
tempo.

E. Hubungan Antara Yield dengan Harga Sekuritas

Salah satu pengaruh yang memiliki korelasi yang sangat kuat mempengaruhi
pergerakan harga-harga saham di bursa efek dan paling sering terjadi yang dapat kita
amati adalah pengaruh fluktuasi tingkat suku bunga perbankan atau suku bunga yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Sebagaimana diketahui bahwa tingkat suku bunga perbankan secara periodik akan
selalu berfluktuasi dan fluktuasi tingkat suku bunga perbankan tersebut akan berpengaruh
kuat terhadap pergerakan harga-harga saham di bursa efek. Secara teoritis hubungan
pergerakan tingkat suku bunga dengan pergerakan harga saham tersebut berbanding
terbalik. Artinya apabila tingkat suku bunga mengalami kenaikan maka harga-harga saham
yang diperdagangkan di bursa efek akan mengalami penurunan, maka harga-harga saham
naik karena para investor akan beralih berinvestasi kepada instrumen perbankan seperti
deposito misalnya dan sebaliknya kalau pergerakan tingkat suku bunga mengalami
penurunan, maka harga-harga saham naik karena para investor akan beralih berinvestasi
kepada instrumen saham.

Faktor kedua yang memungkinkan pengaruh naik turunnya tingkat suku bunga
perbankan terhadap harga-harga saham, dikarenakan setiap perusahaan pasti memiliki
utang dan senantiasa mencari sumber-sumber pembiayaan melalui utang. Dimana utang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan operasional suatu perusahaan,
sehingga naiknya tingkat suku bunga dipastikan akan menambah beban biaya terhadap
perusahaan dan akibatnya dapat mengurangi keuntungan perusahaan serta mendorong
meni ngkatkan risiko terhadap perusahaan.

Oleh karena itu, disimpulkan bahwa bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki rasio
utang yang cukup besar serta saham perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri
perbankan dan properti memiliki tingkat sensitivitas yang sangat tinggi terhadap harga
saham perusahaan yang bersangkutan.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://www.definisi-pengertian.com/2015/06/pengertian-teori-tingkat-suku-bunga.html

https://irfanramadhan4.wordpress.com/2011/10/03/macam-macam-bunga-yang-ada-pada-bank/

http://www.Nilamahandika.blogspot.com
www.Wirausaha2011.blogspot.com
www.Kokalissidimpuan.blogspot.com
http://www.belajarinvestasi.net/obligasi/memahami-investasi-obligasi.
https://irfanramadha/
https://blog.duitpin/perhitungan-bunga-.com
http://docslide-hubungan-tingkat-suku-bunga-dengan-harga-sekuritas.com

16

Anda mungkin juga menyukai