Anda di halaman 1dari 10

LEMBAR PENGESAHAN

Permasalahan ini kami ambil dari Ruang Interne Zaal di Rumah Sakit Al-Irsyad
Surabaya, saat mengikuti Praktek Orientasi Keperawatan Akper Universitas
Muhammadiyah Surabaya mulai pada tanggal 6 17 Juli 2004

Mahasiswa Praktek

( NOVITA E. M )
Nim : 22048

Mengetahui,

Pembimbing Rungan Interne Zaal Pembimbing Ruangan Interne Zaal


R.S Al - Irsyad Surabaya R.S. Al Irsyad Surabaya

( ZR. Alfiah ) ( Eny Retno Amd.Kep )

Pembimbing Pendidikan
Akper Universitas Muhammadiyah Surabaya

( Mudzakir S.Kep )
LAPORAN PENDAHULUAN

I. DEFINISI
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung.
( Kapita Selekta Kedokteran I )
Gastritis terbagi 2 yaitu :
a. Gastritis Akut
Merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda dan
gejala yang khas. Biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil.
( Kapita Selekta Kedokteran I )
b. Gastritis Kronik
Penyebabnya tidak jelas, sering bersifat multifactor dengan perjalanan klinis
yang bervariasi. Kelainan ini erat dengan Infeksi Helico Bakter Pylori.
( Kapita Selekta Kedokteran I )

II. ETIOLOGI
Penyebab penyakit ini antara lain :
- Obat obatan : Aspirin, obat anti inflamasi non steroid (AINS)
- Alkohol
- Gejala mikrosirkulasi mukosa lambung : Trauma, luka baker, sepsis
Secara mikrosposis terdapat lesi erosi mukosa dengan lokasi berbeda. Jika
ditemukan pada korpus dan fundus, biasanya disebabkan oleh stress. Jika
disebabkan karena obat-obatan, AINS, terutama ditemukan di daerah
antrum, namun dapat juga menyeluruh. Sedangkan secara mikroskopik,
terhadap erosi dengan regenerasi epitek dan ditemukan reaksi sel inflamasi
neutrofil yang minimal.

III. MANIFESTASI KLINIS


Sindrom dispepsian berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah,
merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula perdarahan
saluran cerna berupa hemotemesis dan melena, kemudian disusun dengan tanda-
tanda anemia pubca perdarahan. Biasanya jika dilakukan anamnesis lebih dalam
terhadap riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu.
Pada Gastritis Kronis kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan hanya
sebagian kecil mengeluh nyeri uluh, hati, anorexia, nousea, dan pada permukaan
fisik tidak dijumpai kelainan.
IV. PATOFISIOLOGI
Terdapat gangguan keseimbangan faktor agresif dan faktor desensif yang
berperan dalam menimbulkan lesi pada mukosa lambung
* Patofisiologi
Obat-obatan : Aspirin, AINS

Alkohol
stres
Gangguan mikrosirkulasi
mukosa lambung : Trauma,
Luka bakar, sepsis.

Mikroskopis Makroskopis

Erosi dengan regenerasi epitek

Lesi erosi mukosa


dengan lokasi yang
Inflamasi neutrofik yang minimal berbeda

Sindrom dispepsia

Nyeri epigastrium, mual,


kembung, muntah, anorexia,
hematemesis, melena

Gangguan Gangguan rasa Gangguan


keseimbangan cairan nyaman (nyeri psikologis (cemas)
dan elektrolit epigastrium)
V. KOMPLIKASI
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa Hematemesis dan
melena, dapat berakhir sebagai syok hemorragin. Khusus untuk perdarahan
SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran klnis yang
diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya
adalah infeksi H. Pyloin, sebesar 100% pada tukak duodenam dan 60 90%,
pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopin
perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkas, pertorasi, dan anemia karena
gangguan absapsi vitamin B12

VI. PENATALAKSANAAN
Faktor utama adalah menghilangkan Etiologinya. Diet lambung dengan
porsi kecil dan sering, obat-obatan ditinjau untuk mengatur sekresi asam
lambung, berupa antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, anti kelinergik
dan antasid. Juga ditujukan sebagai sitoprotektor berupa sukroltati dan
prostaglandim. Pada pusat-pusat yankes, dimana endiskopi tidak dapat
dilakukan penatalaksanaan diberikan seperti pada pasien dengan sindrom
dispepsia, apalagi jika tes serologi negatip pertama-tama yang dilakukan adalah
mengatasi dan menghindari penyebab gratitis akut. Kemudian diberikan
pengobatan epiris berupa antosit, antagonis H2, / inhibitor pompa proton dan
obat-obat prokinetik. Jika endoskopi dapat dilakukan tropi eradikasi juga
diberikan pada seleksi khusus pasien yang menderita penyakit- penyakit seperti
ukus duodeni, dispepsia tipe ukus dan lain-lain.
ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
a. Identitas
- Nama
- Umur
- Jenis kelamin
- Suku/bangsa
- Pekerjaan
- Pendidikan
- Alamat
- Tanggal MASUK RUMAH SAKIT
- Diagnosa medis
b. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri di daerah epigastrium disertai mual dan muntah
c. RPS
Klien nyeri epigastrium, mual, kembung dan muntah, perdarahan saluran
cerna berupa hematemesis dan melena disertai anemia pasca perdarahan
d. RPD
Apakah klien pernah MASUK RUMAH SAKIT atau menderita penyakit
yang sama sebelumnya.
e. RPK
Apakah pada anggota keluarga yang lain ada yang menderita penyakit
yang sama dengan klien.
f. Pola-pola fungsi Kesehatan
Pola Persepsi dan Tatalaksana Kesehatan
Bagaimana hubungan persepsi dan tatalaksana biasanya pada klien
pada pasien dengan gastritis tatalaksana kesehatan biasanya sebagian
dibantu baik oleh keluarga dan perawat.
Pola Nutrisi dan Metabolisme
Apakah klien mengalami gangguan nutrisi dan metabolisme baik
sebelum maupun setelah MASUK RUMAH SAKIT. Pada pesien
dengan gastrilis terjadi gejala pemenuhan kebutuhan nutrisi karena
adanya mual dan muntah.
Pola Eliminasi
Apakah ada gejala pada eliminasi alfin maupun urin pada klien
sebelum dan setelah MASUK RUMAH SAKIT. Pada pasien dengan
gastritis biasanya terjadi obstipasi.
Pola Istirahat dan Tidur
Terjadi gangguan / tidak pada pola istirahat dan tidur pasa klien
sebelum dan setelah MASUK RUMAH SAKIT. Pada klien dengan
gastrilis biasanya terjadi 8 kali pada pola istirahat dan tidur karena
adanya rasa nyeri pada epigastrium.
Pola Aktivitas dan Latihan
Apakah terjadi gejala pada pola aktivitas dan latihan. Klien akibat
penyakit yang dideritanya. Pada pasien dengan gastritis pada
umumnya mengalami keterbatasan dalam aktivitas.
Pola Sensori dan Kognitif
Apakah terhadap gejala pada panca indra klien dan kognitif klien
sebelum dan setelah Masuk Rumah Sakit.
Pola persepsi dan Konsep Diri
Apakah terjadi gejala pada konsep diri klien sebelum dan setelah
Masuk Rumah Sakit dan bagaimana dengan persepsi klien tentang
penyakit saat ini.
Pola reproduksi sexsual
Apakah ada kelainan pada organ reproduksi sexsual klien baik bentuk
maupun fungsinya baik sebelum Masuk Rumah Sakit dan setelah
Masuk Rumah Sakit.
Pola Hubungan dan Peran
Apakah terjadi penurunan interaksi /hubungan dengan orang lain
akibat dari gejala sensorik, motorik maupun kognitifnya
Pola Penanggulan Stres
Adakah rasa cemas akibat penyakit klien saat ini dan babaimana cara
penanggulangannya klien terhadap rasa cemasnya.
Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
Bagaimana tentang kepercayaan yang dianut klien, tentang ibadahnya
apakah terjadi gejala pada saat Masuk Rumah Sakit.
g. Pemeriksaan Fisik
Status Kesehatan Umum:
Pada klien gastritis keadaan penyakit bisa ringan, sedang sampai berat.
Kepala
Pada klien grastitis tidak terjadi kelainan pada kepala.
Muka
Pada klien gastritis pada umumnya terdapat Tics karena nyeri pada
epigastrium.
Mata
Pada klien dengan Gatritis tidak terdapat icterus maupun hiperemi
pada mata.
Abdomen
Adanya Hepatogemali atau tidak pada gastritis terdapat mual, muntah
dan nyeri pada epigastrium disertai rasa kembung.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan rasa nyaman (nyeri epigastrium) berhubungan dengan
adanya lesi pada mukosa lambung.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit berhubungan
dengan out put yang berlebihan (muntah)
3. Gejala psikologis (cemas) berhubungan dengan ketidaktahuan tentang
penyakit

III. PERENCANAAN
Diagnosa 1
Tujuan :
- Nyeri dapat berkurang /hilang
Kriteria Hasil :
- Nadi normal (TTV dalam batas normal)
- Klien tidak lagi menyeringai sakit
- Klien tidak lagi memegangi daerah yang nyeri
- Skala nyeri 0
Rencana Tindakan :
1. Kaji status nyeri klien (lokasi dan skala)
R/ mengetahui derajat nyeri Klien
2. Beri penjelasan pada klien tentang sebab-sebab nyeri
R/ agar klien tahu dan mengerti tentang penyakitnya
3. Obs. TTV Klien
R/ monitoring keadaan klien
4. Ajarkan teknik relaxasi nafas dalam pada klien
R/ untuk membantu mengurangi nyeri
5. Berikan kompres air hangat
R/ untuk vasodilatasi dan mengurangi spasme otot
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anolgesik dan anti
inflamasi
R/ obat analgesik untuk mengatasi nyeri dan anti inflamasi untuk
mengatasi lesi.

Diagnosa 2
Tujuan :
- Kebut cairan dan elektrolit terpenuhi
Kriteria Hasil :
- TTV dalam batas normal.
- Mukosa bibir lembab
- Mata tidak cowong
- Turgor baik
- Produksi urin 1 cc/kg BB/jam
Rencana Tindakan :
1. Jelaskan pada klien tentang akibat dari kurang cairan dan elektrolit.
R/ Klien mengerti dan Kooperative dengan perawat
2. Lakukan obs.TVV Klien.
R/ deteksi terus menerus keadaan pasien.
3. Lakukan obs. tanda-tanda dehidrasi
R/ mengetahui derajat dehidrasi klien
4. Lakukan obs. intake dan out put
R/ menghindari defisit dan overload
5. Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan perinfus
R/ membantu menambah intake cairan
Diagnosa 3
Tujuan :
- Cemas berkurang / hilang
Kriteria Hasil :
- Klien tampak tenang dan tidak lagi gelisah
- Ungkapan klien tentang berkurangnya
kecemasan
- Kooperative dengan petugas
Rencana Tindakan :
1. Kaji tentang penyebab kecemasan klien
R/ mengetahui faktor penyebab agar mendapat intruksi yang sesuai
2. Jelaskan setiap prosedur yang akan dilakukan
R/ agar klien tahu dan mengerti sehingga dapat mengurangi
kekhawatiran terhadap tindakan yang diberikan
3. Beri penjelasan dan informasi yang adekuat terhadap klien tentang
penyakitnya
R/ agar klien tahu dan mengerti tentang penyakitnya
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan mengungkapkan
perasaannya
R/ membantu mengurangi kecemasan klien
5. Atur waktu agar klien dapat berkonsultasi dengan dokter bila
diinginkan
R/ memperoleh penjelasan yang lebih dalam tentang keadaan pasien.

IV. PELAKSANAAN
Adalah mengelola dan mewujudkan dari rencana perawatan meliputi :
Tindakan yang direncanakan oleh perawat, melaksanakan anjuran dokter dan
ketentuan Rumah Sakit.

V. EVALUASI
Evaluasi juga merupakan tahap akhir dari suatu proses perawatan yang
merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan
pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara melibatkan
pasien dan sesama tenaga kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Carpenito Kep, Lynda Juah 1995, DIAGNOSA KEPERAWATAN, edisi 6,


Jakarta : EGC.
2. Nasrul Efendi,1995, PENGANTAR PROSES KEPERAWATAN, Jakarta :
EGC.
3. Mansjoer Arif, 2000. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. Jakarta : Media
Aesculapius.

Anda mungkin juga menyukai