Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL

PEMBELAJARAN YANG DIMEDIASI PENGALAMAN DAN PETA


KONSEP : SUATU ALAT PEDAGOGIS UNTUK MENCAPAI
PEMBELAJARAN YANG BERMAKNA DALAM FISIOLOGI BAGI
MAHASISWA KEDOKTERAN

Mediated Learning Experience and Concept Maps: A Pedagogical Tool


For Achieving Meaningful Learning In Medical Physiology Students

Adv Physiol Educ 32: 312316, 2008; doi:10.1152/advan.00021.2007.

Dosen pengampu :
Dr. Liswara Neneng, M.Si

Oleh:
Anthony Firdaus

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
PALANGKARAYA
2017
1. Permasalahan
Pendidikan biologi berbasis text atau open book biasanya menjadi pilihan utama yang
digunakan seorang pengajar pada umumnya turun-menurun dikarenakan dapat memberi
dampak positif pada kepada peserta didik. Hal ini memungkinkan dengan berbagai lahirnya
metode belajar biologi yang berbeda pada setiap pengajar pada umumnya. Namun pilihan
untuk jenis pendidikan biologi berbasis konteks tidak dapat diutamakan pada satu jenis
metode maksimal mempertimbangkan pada apakah satu jenis model pendidikan tersebut yang
dapat digunakan untuk memotivasi seseorang siswa dapat juga digunakan untuk memotivasi
siswa lainnya. Apakah kita menerima pandangan biologi yang kita pelajari selama ini benar
adanya begitu saja berdasarkan pembelajaran konteks biologi secara objektif yang kita
pelajari selama ini di sekolah ? atau kita menerima pandangan seorang peneliti biologi sejati
dimana pengetahuan itu sejatinya dibuat dan diketemukan secara tertata rapi dan memiliki
peranan dalam kehidupan masyarakat kita sehari-hari. Kedua pandangan ini bertolak
belakang secara epistemologis dan pandangan realistic.
2. Tujuan
Tujuan penulis yang ingin disampaikan pada penulisan artikel kali ini ialah penulis
ingin menjabarkan bahwa pengetahuan konstruktif adalah proses individu seseorang yang
dimana maksudnya adalah proses belajar biologi yang baik bagi seorang peserta didik adalah
tidak melulu menggunakan buku sains dan teori dalam kelas tapi juga dapat juga melalui
perjalanan hidupnya selama ini di tengah-tengah masyarakat.
3. Solusi
Untuk menjawab permasalahan yang ada. Penulis menawarkan metode merancang
pendekatan edukasi yang dibuat oleh Linjse pada tahun 1995 dan Van den Akker pada tahun
2006 dimana metode ini terbagi menjadi 3 tahap yang berkesinambungan yaitu Merancang
Menggunakan dalam kelas atau pada peserta didik dengan menggunakan LT-strategy/LT-
activity Hasil.
4. METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan yang pertama adalah design of study atau rancangan
pembelajaran dimana di dalamnya digunakan LT-strategy. Focus dalam rancangan
pembelajaran ini adalah untuk melihat keinginan dari pengajar dan peserta didik untuk
mendapatkan hasil belajar yang maksimal dalam dan luar kelas dalam hal ini metode kedua
yaitu LT-Activity. Standar penilaian terbagi menjadi 1 (buruk) - 5 ( sangat baik). Partisipan
dari metodologi ini adalah berasal dari penelitian ini adalah siswa kelas 4 sekolah pendidikan
menegah atas ( HAVO) dengan jumlah siswa 1 sekolah sebanyak 1200 siswa di pusat
Belanda. Dengan pengajar berjumlah 2 orang dengan pengalaman mengajar yang berbeda

5. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil penelitian terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik ditemukan
antara kelompok belajar yang menggunakan LT-Strategy dan LT-Activity dan yang tidak
menggunakan. Dimana kelompok siswa yang menggunakan LT-Strategy dibarengi dengan
latihan eksplorasi dapat mengetahui lebih cepat dengan materi respirasi pernapasan dengan
mengembangkan berbagai kelompok tanya-jawab yang akan terjawab seiring sesi
pembelajaran berlangsung tanpa didahului dengan materi awal baku tentang respirasi yang
ada pada buku paket sekolah dibandingkan sistem belajar konvensional

6. KOMENTAR TERHADAP PENELITIAN


a. Keuggulan
1. Pemilihan metode pembelajaran sudah tepat karena dengan pembelajaran ini
siswa yang biasa menghafal konsep menjadi lebih termotivasi untuk
mengembangkan kerangka berfikirnya dan dapat menerapkannya dalam
menghadapi masalah-masalah baru, sehingga pembelajaran menjadi lebih
terkonstruksi
2. Penggunaan LT-Strategy dan LT-Activity dirasa cukup tepat karena metode ini
memancing siswa aktif dalam pembelajaran melalui tanya-jawab sehingga
setiap siswa dapat mengeluarkan potensi terbaik dalam diri mereka melalui
system pembelajaran terstruktur ini (memahami, menghubungkan, dan
menerapkannya untuk memecahkan masalah baru).
b. Kelemahan
1. Peneliti tidak menjelaskan secara khusus mengapa sampel pada kelompok
perlakuan dengan kelompok kontrol 2:1.
2. Jumlah populasi tidak disebutkan.

Anda mungkin juga menyukai