Anda di halaman 1dari 8

BAB V ANALISIS KELOMPOK 68

BAB V
ANALISIS
5.1 Pengukuran Dasar
Setelah melakukan percobaan pengukuran
dasar,disini terdapat perbedaan-perbedaan atau
ketidak pastian dalam setiap pengukurannya
tersebut. Saat melakukan percobaan pada besi,
kuningan, tembaga ternyata ketidak pastian dalam
pengukuran memang terjadi, setiap pengukuran
misalnya pengukuran panjang, lebar, tinggi atau
tebal dari setiap pengukuran itu ternyata berbeda-
beda walaupun ternyata perbedaannya tidak terlalu
berbeda-beda walaupun ternyata perbedaannya tidak
telalu jauh. Mungkin ini disebabkan oleh kurang
bagusnya alat. Bisa juga karena kesalahan
pembacaan skala, atau karena ketelitian alat
pengukur yang terbatas serta faktor-faktor
ketidakpastian lainnya.
Didalam pengukuran dikenal suatu istilah akurasi
dan presisi. Akurasi adalah suatu alat ukur yang
menggambarkan seberapa dekat hasil suatu
pengukuran dengan nilai sebenarnya. Sedangkan
presisi adalah perubahan kecil yang dapat direspon

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2015 V - 99


BAB V ANALISIS KELOMPOK 68

oleh suatu alat ukur. oleh sebab itu setiap


pengukuran pasti memunculkan sebuah
ketidakpastian pengukuran yaitu perbedaan antara
dua hasil pengukuran. Hal ini dapat disebabkan
beberapa faktor yaitu :
1. Ketidakpastian sistem
2. Angka penting
3. Bentuk benda kerataan bidang
Dalam hal in juga kami menemukan ketidak
samaan antara hasil hitungan dan rumus yang telah
ditentukan, mungkin ini disebabkan oleh kurang
telitinya menyelesaikan hitungan, ataupun kesalah
dalam melakukan pengukurang yang dapat
mengakibatkan hasil hitungan tidak sesuai dengan
yang seharusnya. Dari hasil yang kami peroleh, hasil
yang tidak sesuai terdapat pada hitungan massa jenis
(p) seperti yang seharsnya P2<P<P1 namun yang kami
dapatkan nilai interval massa jenis benda yaitu
P1<P<P2, mungkin faktor yang mempengaruhinya
terdapat dalam perhitungan, dan hasil pengukuran.
Ketidak pastian pengukuran adalah suatu rentan nilai
dimana di sekitar nilai hasil pengukuran tersebut
terdapat nilai sebenarnya dari besaran ukur. Nilai

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2015 V - 100


BAB V ANALISIS KELOMPOK 68

ketidak pastian dari suatu alat ukur diharapkan berada


dibawah nilai yang telah ditentukan dalam tabel atau
pabrik sehingga dianggap masih mempunyai nilai
akurasi yang tinggi untuk pengukuran digunakan
hasil atau nilai rata-rata yang kemudian dijadikan
hasil pengukuran.

5.2 Pesawat Atwood Modern dan Konvensional


Pesawat atwood adalah suatu alat yang dapat
mempermudah kita dalam mengetahui perlakan suatu
benda pada GLBB dan GLB, serta mengetahui
hukum I dan II Newton yang merupakan gerak
translasi sedangkan torsi yang merupakan gerak
rotasi pada analisis grafik dan analisis perhitungan
untuk menentukan percepatan dan momen inersia
benda dengan menggunakan persamaan 2.4 adapun
hasil analisis grafik untuk percepatan adalah m/s
sedangkan untuk analisis perhitungan yaitu m/s jika
dilihat dari analisis yang didaptkan pada grafik dan
analisa perhitungan terdapat tentang perbedaan yang
sangat jauh, ini karena adanya variable pengganggu,
kemudian untuk perhitungan momen inersia dengan
perhitungan manipulasi persamaan dari semua

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2015 V - 101


BAB V ANALISIS KELOMPOK 68

analisis yang dilakukan dan untuk membandingkan


hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa analisis
yang di dapatkan memiliki perbedaan tetapi
mendekati hasil yang di dapatkan dari hasil
perhitungan.
Ada beberapa hal yang menjadi variabel
pengganggu pada saat praktikum yaitu genggaman
yang tidak baik, kemudian letak sensor waktu yang
tidak menunjukan waktu tempuh yang sebenarnya.
Serta ketidaktepatan ketika menekan tombol start
pada stopwatch.
Karena dalam hal ini yang dibahas adalah gerak
lurus maka besarnya perpindahan dan jarak tempuh
adalah sama. Hasil dari grafik kecepatan terhadap
waktu banyak sekali perbedaan dari grafik 1grafik 8
namun masih mendekati dan hasil yang didapat pada
grafik didapati grafik naik dengan kecepatan yang
sama dan grafik lurus beraturan, namun ada salah
satu grafik yang tidak lurus, hal ini disebabkan
mungkin dari perhitungan dan ketepatan pada saat
menekan tombol stopwatch, ataupun karena ketidak
lurusan antara beban dan penghambat yan

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2015 V - 102


BAB V ANALISIS KELOMPOK 68

mengakibatkan hasil dari perhitungan tidak sesuai


dengan hasil di grafik.

5.3 Modulus Elastisitas


Modulus elastis adalah sebuah ukuran yang
digunakan untuk mempersentasikan kekakuan suatu
bahan makin besar modulus elastisitas maka semakin
kecil regangan elastis yang dapat dihasilkan dari
pemberian beban.
Setelah melakukan percobaan modulus
elastisitas terhadap kayu dengan ukuran kayu besar,
sedang, kecil serta dengan data yang di peroleh, yaitu
semakin berat beban yang di tambah maka semakin
lentur pula kayu itu melentur begitu pula saat
mengurangi beban maka semakin kembali pada titik awal
tapi memang ada perbedaan disaat melakukan
penambahan dan pengurangan pada beban , bedanya saat
menambah beban besar 0,5 kg hasilnya melentur pada
garis ke 7 diskala cermin, pada saat pengrangan beban
0,5 kg terletak pada garis ke 10 pada skala namun
penambahan atau pengurangan beban elastisitas diawali
dari nol dan saat pengurangan beban pun kembali ke nol.
Ketebalan kayu pun berprengaruh terhadap melenturnya

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2015 V - 103


BAB V ANALISIS KELOMPOK 68

media disaat ditambahkan beban, misalnya pada batang


yang besar kelenturan batang ketika di beri beban
berbeda dengan batang yang sedang, maupun yang
memiliki ketabalan yang kecil, perbedaannya terdapat
pada jumlah angka yang di dapatkan pada garis rambut,
semakin kecil atau tipis ketebalan kayu maka semakin
elastis juga benda tersebut.
Elastisitas pada kayu lebih baik dibandingkan dengan
besi ataupun logam, disamping itu terdapat perbedaan-
perbedaan atau ketidak pastian dalam setiap
pengukurannya, saat melakukan percobaan pada kayu
ternyata ketidakpastian dalam mengukur memang terjadi,
pada setiap pengukuran misalnya, pengukuran panjang,
lebar, tinggi, tebal, dari setiap pengukuran itu ternyata
berbeda-beda walaupun ternyata perbedaannya tidak
terlalu jauh. Mungkin disebabkan oleh faktor
ketidakpastian seperti kesalahan dalam kalibrasi yang
disebabkan oleh kurang bagusnya alat, bisa juga karena
kesalahan pembacaan skala, atau karena ketelitian alat
pengukur yang terbatas, pada skala cermin juga garis
rambutnya tidak lurus, sehingga terjadi ketidakpastian
saat pengukran, penerangan di ruangan praktik pun

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2015 V - 104


BAB V ANALISIS KELOMPOK 68

kurang terang dan mungkin serta faktor-faktor


ketidakpastian lainnya.

5.4 Kalorimeter
Setelah melakukan percobaan yang telah
dilakukan dan di tuliskan dalam pengolahan data, akan di
dapatkan perbedaan- perbedaan, misalnya seperti bahan
yang berbeda menghasilkan berat kalor jenis yang
berbeda juga atau berfariasi, suatu bahan yang sama juga
memberikan perbedaan besar kalor jenis jika suhunya
berbeda, dari hasil yang telah di lakukan dapat dilihat
yang memberikan hasil kalor jenis yang paling besar
ialah tembaga, disusul kuningan dan almunium, serta
yang terakhir besi.
Keempat benda yang diuji itu memiliki perbandingan
yang konstan, artinya tidak terlalu jauh perbedaan nya
seperti yang terlihat pada hasil perhitungan .
Pada percobaan menentukan kalor jenis bahan
suhu air mencapai akhir setengah dari suhu awal, dimana
suhu awal kalorimeter+isi adalah () 26 c dan suhu
akhir kalorimeter dari semua bahan hampir semua
menunjukan kisaran antara 29c sampai 37c . suhu akhir
dalam percobaan ini yang menunjukan suhu akhirnya

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2015 V - 105


BAB V ANALISIS KELOMPOK 68

yang besar adalah suhu dari tembaga pada pengulangan


kedua yaitu 37c sedang kan hasil peraktikum ini bias
dibilang telah sesuai dengan azas black yang berbunyi
jumlah kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor
yang dipaksa dimana jumlah kalor yang dilepas oleh
bahan baik besi, kuningan, tembaga sama dengan
jumblah kalor yang diterima oleh air . sehingga akhirnya
mencapai suhu tetap yang tidak berubah naik maupun
turun lagi .

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2015 V - 106

Anda mungkin juga menyukai