STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
Nama : Tn.
Usia : tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat :
Pendidikan : SMA
St. Pernikahan : Menikah
No. RM : 856463
II. ANAMNESIS
2.1 Keluhan Utama
Penglihatan mata kanan buram dan memburuk sejak 1 tahun SMRS.
Pemeriksaan eksternal
+ + + +
Pergerakan bola mata
+ +
+ +
+ +
+ +
Duksi : baik
Duksi : baik
Versi : baik
Versi : baik
III. Pemeriksaan Eksternal
IV. RESUME
Pasien laki-laki, tahun, 1 tahun yang lalu mengeluh mata sudah mulai
sedikit kabur, tampak berkabut, perlahan-lahan, semakin lama dirasakan semakin
kabur. Penglihatan kabur dirasakan terus menerus sepanjang hari. Pasien tidak
mengeluh silau jika melihat cahaya/lampu. Keluhan mata merah (-), mata berair
(-), nyeri (-), gatal (-),keluar kotoran air mata (-), melihat ganda (-), melihat
pelangi disekitar sumber cahaya (-), nyeri kepala (-).
Keluhan dirasakan makin memberat sejak 2 bulan ini. Penglihatan mata
kanan semakin kabur hingga mengganggu aktivitas.
Pada pemeriksaan fisik, secara umum tampak baik, dan status optalmologis
didapatkan visus mata kanan 1/60 dan mata kiri 5/9. Ada kekeruhan sebagian di
lensa orbita dextra dan iris shadow test (+), pemeriksaan lain dalam batas normal.
V. DIAGNOSIS BANDING
Katarak Senilis Matur OD
Katarak Senilis Hipermatur OD
VIII. PENATALAKSANAAN
Rencana Operasi Katarak Fakoemulsifikasi + IOL
EDUKASI
1. Mengenai pandangan/penglihatan mata yang kabur disebabkan
karena katarak pada lensa mata pasien dan tidak dapat diobati tetapi
dapat disembuhkan dengan operasi dan pemberian lensa tanam pada
mata
2. Menjelaskan mengenai operasi ekstraksi katarak, jenis tindakan,
persiapan, kelebihan dan kekurangan,
3. Menjelaskan komplikasi yang terjadi jika tidak operasi,
kemungkinan lensa akan mencair, isi lensa akan keluar,
menimbulkan reaksi peradangan dan peningkatan tekanan bola mata
VIII. PROGNOSIS
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 LENSA
Anatomi Lensa
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, vaskular, tidak berwarna dan
hampir transparan sempurna. Lensa tidak mempunyai asupan darah ataupun
inervasi syaraf, dan bergantung sepenuhnya pada akuos humor untuk
metabolisme dan pembuangan. Lensa terletak di belakang iris dan di depan
korpus vitreous. Posisinya ditopang oleh Zonula Zinni, terdiri dari serabut-
serabut kuat yang melekat ke korpus siliaris. Diameter lensa adalah 9-10 mm
dan tebalnya bervariasi sesuai dengan umur, mulai dari 3,5 mm (saat lahir) dan
5 mm (dewasa). Lensa dapat membiaskan cahaya karena memiliki indeks
refraksi, normalnya 1,4 di sentral dan 1,36 di perifer. Dalam keadaaan
nonakomodatif, kekuatannya 15-20 dioptri (D). 1
Struktur Lensa terdiri dari Kapsul yang tipis, transparan, dikelilingi
oleh membran hialin yang lebih tebal pada permukaan anterior dibanding
posterior. Lensa disokong oleh serabut zonular berasal dari lamina
nonpigmented epithelium pars plana dan pars plikata daripada korpus siliaris.
Zonular ini masuk ke dalam Lensa di regio ekuator. Diameter serabut adalah
5-30 m. Epitel berada tepat di belakang kapsul anterior Lensa terdapat satu
lapisan sel epitel. Di bagian ekuator, sel ini aktif membelah dan membentuk
serabut .
1. Kapsul
Kapsul lensa merupakan membran dasar yang elastis dan
transparan tersusun dari kolagen tipe IV yang berasal dari sel-sel epitel
lensa. Kapsul ini mengandung isi lensa serta mempertahankan bentuk
lensa pada saat akomodasi. Bagian paling tebal kapsul berada di bagian
anterior dan posterior zona preekuator, dan bagian paling tipis berada
di bagian tengah kutub posterior.
2. Serat Zonula
Lensa terfiksasi pada serat zonula yang berasal dari badan siliar.
Serat zonula tersebut menempel dan menyatu dengan lensa pada
bagian anterior dan posterior dari kapsul lensa.
3. Epitel Lensa
Tepat dibelakang kapsul anterior lensa terdapat satu lapis sel-sel
epitel. Sel-sel epitel ini dapat melakukan aktivitas seperti yang
dilakukan sel-sel lainnya, seperti sintesis DNA, RNA, protein dan
lipid. Sel-sel tersebut juga dapat membentuk ATP untuk memenuhi
kebutuhan energi lensa. Sel-sel epitel yang baru terbentuk akan menuju
equator lalu berdiferensiasi menjadi serat lensa.
4. Nukleus dan korteks
Sel-sel berubah menjadi serat, lalu serat baru akan terbentuk
dan akan menekan serat-serat lama untuk berkumpul di bagian tengah
lensa. Serat-serat yang baru akan membentuk korteks dari lensa.
Fisiologi Lensa
Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina.
Supaya hal ini dapat dicapai, maka daya refraksinya harus diubah-ubah sesuai
dengan sinar yang datang sejajar atau divergen. Perubahan daya refraksi lensa
disebut akomodasi. Hal ini dapat dicapai dengan mengubah lengkungnya lensa
terutama kurvatura anterior.
Untuk memfokuskan cahaya yang datang dari jauh, otot-otot siliaris
relaksasi, menegangkan serat zonula dan memperkecil diameter
anteroposterior lensa sampai ukurannya yang terkecil; dalam posisi ini, daya
refraksi lensa diperkecil sehingga berkas cahaya pararel akan terfokus ke
retina. Untuk memfokuskan cahaya dari benda dekat, otot siliaris berkontraksi
sehingga tegangan zonula berkurang. Kapsul lensa yang elastik kemudian
mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis diiringi oleh daya biasnya.
Kerjasama fisiologik antara korpus siliaris, zonula dan lensa untuk
memfokuskan benda dekat ke retina dikenal sebagai akomodasi. Seiring
dengan pertambahan usia, kemampuan refraksi lensa perlahan-lahan akan
berkurang.
Metabolisme Lensa
Transparansi lensa dipertahankan oleh keseimbangan air dan kation
(sodium dan kalium). Kedua kation berasal dari humor aqueus dan vitreus.
Kadar kalium dibagian anterior lensa lebih tinggi dibandingkan posterior,
sedangkan kadar Natrium lebih tinggi dibagian posterior lensa. Ion kalium
bergerak ke bagian posterior dan keluar ke humor aqueus, dari luar ion
natrium masuk secara difusi bergerak ke bagian anterior untuk menggantikan
ion kalium dan keluar melalui pompa aktif Na-K ATPase, sedangkan kadar
kalsium tetap dipertahankan didalam oleh Ca-ATPase.7
Metabolisme lensa melalui glikolisis anaerob (95%) dan HMP-shunt
(5%). Jalur HMP-shunt menghasilkan NADPH untuk biosintesis asam lemak
dan ribose, juga untuk aktivitas glutation reduktase dan aldose reduktase.
Aldose reduktase adalah enzim yang merubah glukosa menjadi sorbitol, dan
sorbitol dirubah menjadi fruktosa oleh enzim sorbitol dehidrogenase.7
2.2 KATARAK
2.2.1 DEFINISI
Katarak adalah kelainan pada lensa berupa kekeruhan lensa
yang menyebabkan tajam penglihatan penderita berkurang. Kata
katarak berasal dari Yunani katarraktes, atau dalam bahasa Inggris
(Cataract) dan Latin (Cataracta) yang berarti air terjun, karena pada
awalnya katarak dipikirkan sebagai cairan yang mengalir dari otak ke
depan lensa.3,8
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan (opasitas) pada lensa
yang tidak dapat menggambarkan obyek dengan jelas di retina, yang
dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi
protein lensa atau kedua-duanya.3,8
Gambar 6. Gambar mata normal dan katarak
2.2.2 EPIDEMIOLOGI
Berbagai studi cross-sectional melaporkan prevalensi katarak
pada individu berusia 65-74 tahun adalah sebanyak 50% dan meningkat
hingga 70% pada individu di atas 75 tahun. Diperkirakan 5-10 juta
individu mengalami kerusakan penglihatan akibat katarak setiap tahun
(Newell, 1986). Di USA sendiri ada 300. 000 400.000 ekstraksi mata
tiap tahunnya. Insiden tertinggi pada katarak terjadi pada populasi yang
lebih tua.5
2.2.3 ETIOLOGI
a. Penyebab paling banyak adalah akibat proses lanjut usia/ degenerasi, yang
mengakibatkan lensa mata menjadi keras dan keruh.
b. Dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok, sinar ultraviolet,
alkohol, kurang vitamin E,radang menahun dalam bola mata, polusi asap
motor/pabrik karena mengandung timbal.
c. Cedera mata, misalnya pukulan keras, tusukan benda, panas yang tinggi,
bahan kimia yang merusak lensa.
d. Peradangan/infeksi pada saat hamil, penyakit yang diturunkan.
e. Penyakit infeksi tertentu dan penyakit metabolik misalnya diabetes
mellitus.
f. Obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid, klorokuin, klorpromazin,
ergotamine, pilokarpin)
2.3.4 ETIOLOGI
Penyebab katarak senilis belum diketahui secara pasti. Diduga terjadi
karena:
1. Proses pada nukleus
Oleh karena serabut- serabut yang terbentuk lebih dahulu
selalu terdorong kearah tengah, maka serabut-serabut lensa bagian
tengah menjadi lebih padat (nukleus), mengalami dehidrasi,
penimbunan ion calcium dan sclerosis. Pada nucleus ini kemudian
terjadi penimbunan pigmen. Pada keadaan ini lensa menjadi lebih
hipermetrop. Lama-kelamaan nucleus lensa yang pada mulanya
bewarna putih, menjadi kekuning-kuningan, lalu menjadi coklat, dan
kemudian menjadi kehitam-hitaman. Kadang itulah dinamakan
katarak brunesen atau katarak nigra.6
2. Proses pada korteks
Timbulnya celah-celah diantara serabut-serabut lensa, yang
berisi air dan penimbunan calcium, sehingga lensa menjadi lebih
tebal, lebih cembung, dan membengkak, menjadi lebih
miop.berhubung adanya perubahan refraksi kea rah myopia pada
katarak kortikal, penderita seolah-olah mendapatkan kekuatan baru
untuk melihat dekat pada usia yang bertambah.6
2.3.5 PATOFISIOLOGI
Epitel lensa diyakini mengalami perubahan yang berkaitan dengan usia,
khususnya penurunan kepadatan sel epitel lensa dan penyimpangan
diferensiasi sel serat lensa. Akumulasi penurunan epitel dalam skala kecil
dapat menyebabkan perubahan pembentukan serat lensa dan homeostasis,
akhirnya menyebabkan penurunan transparansi lensa. Terjadi perubahan
pada kecepatan transpor air, nutrien dan antioxidant yang dapat
menyebabkan air dan metabolit larut air berat molekul rendah dapat
memasuki sel-sel inti lensa melalui epitel dan korteks Akibatnya katarak
senilis akan terbentuk. berbagai studi menunjukkan peningkatan produk
oksidasi (misalnya, glutathione teroksidasi) dan penurunan vitamin
antioksidan dan enzim superoksida dismutase menyebabkan proses oksidatif
pada cataractogenesis. Mekanisme lain yang terlibat adalah soluble low-
molecular weight cytoplasmic lens proteins to soluble high molecular
weight aggregates, insoluble phases, and insoluble membrane-protein
matrices. Hal itu menyebabkan adanya perubahan pada protein yang
menyebabkan fluktuasiyang tiba-tiba pada indeks bias lensa, sinar cahaya
tersebar, dan mengurangi transparansi.
2.3.6 DIAGNOSIS
Berdasarkan maturitasnya, katarak diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Stadium insipien
Kekeruhan yang tidak teratur seperti bercak-bercak yang
membentuk gerigi dasar di perifer dan daerah jernih membentuk
gerigi dengan dasar di perifer dan daerah jernih di antaranya.
Kekeruhan biasanya teletak di korteks anterior atau posterior.
Kekeruhan ini pada umumnya hanya tampak bila pupil dilebarkan.
Stadium yang paling dini yang belum menimbulkan gangguan visus.
Dengan koreksi, visus masih dapat 5/5-5/6.6 Pada stadium ini terdapat
keluhan poliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama semua
bagian lensa. Bila dilakukan uji bayangan iris akan positif.10
b. Stadium imatur
Pada stadium yang lebih lanjut, terjadi kekeruhan yang lebih tebal
tetapi tidak atau belum mengenai seluruh lensa sehingga masih
terdapat bagian-bagian yang jernih pada lensa.
Kekeruhan belum mengenai seluruh lapisan lensa. Kekeruhan
itu terutama terdapat dibagian posterior dan bagian belakang nucleus
lensa. Kalau tidak ada kekeruhan di lensa, maka sinar dapat masuk
kedalam mata tanpa ada yang dipantulkan. Oleh karena kekeruhan
dibagian posterior lensa, maka sinar oblik yang mengenai bagian yang
keruh ini, akan dipantulkan lagi, sehingga pada pemeriksaan terlihat
dipupil ada daerah yang terang sebagai reflex pemantulan cahaya pada
daerah lensa yang keruh dan daerah yang gelap akibat bayangan iris
pada bagian lensa yang keruh. Keadaan ini disebut shadow test (+).
Pada stadium ini mungkin terjadi terjadi hidrasi korteks yang
mengakibatkan lensa menjadi cembung, sehingga indeks refraksi
berubah karena daya biasnya bertambah dan mata menjadi myopia.
Keadaan ini dinamakan intumesensi.6
c. Stadium Matur
Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi
pengeluaran air bersama-sama hasil disintegrasi melalui kapsul. Pada
stadium ini lensa telah menjadi keruh seluruhnya, sehingga semua
sinar yang melalui pupil dipantulkan kembali dipermukaan anterior
lensa. Tak ada bayangan iris (shadow test (-)). Di pupil tampak lensa
yang seperti mutiara. Iris shadow test membedakan stadium matur
dari imatur dengan syarat harus diperiksa lebih lanjut dengan
midriatika. Dengan melebarkan pupil akan tampak bahwa kekeruhan
hanya terdapat pada daerah pupil saja. Kadang-kadang, walaupun
masih stadium imatur (iris shadow test (+)), dengan koreksi, visus
tetap buruk, hanya dapat menghitung jari, bahkan dapat lebih buruk
lagi 1/300 atau satu tak hingga, hanya ada persepsi cahaya, walaupun
lensanya belum keruh seluruhnya. Keadaan ini disebut stadium vera
matur.2
d. Stadium Hipermatur
Merupakan proses degenerasi lanjut lensa sehingga korteks
mengkerut dan berwarna kuning. Akibat pengeriputan lensa dan
mencairnya korteks, nukleus lensa tenggelam ke arah bawah (katarak
morgagni). Lensa yang mengecil akan mengakibatkan bilik mata
menjadi dalam. Melalui pupil pada daerah yang keruh nucleus ini
terbayang sebagai setengah lingkaran dibagian bawah, dengan warna
yang lain dari pada bagian yang diatasnya yaitu kecoklatan. Pada
stadium ini juga terjadi kerusakan kapsul lensa, yang menjadi lebih
permeable, sehingga isi korteks yang cair dapat keluar dan lensa
menjadi kempis, yang dibawahnya terdapat nucleus lensa. Keadaan
ini disebut katarak morgagni. Pada pemeriksaan didapatkan iris
tremulans, tak menempel pada lensa, sehingga pada pergerakkan bola
mata, iris bergetar. Masa lensa yang masuk kedalam bilik mata depan
dapat menimbulkan penyulit glaucoma (proses fakolitik) dan uveitis
(proses fakotoksik).6
Katarak nuklear
b. Katarak kortikal
Pada katarak kortikal terjadi penyerapan air sehingga lensa menjadi
cembung dan terjadi miopisasi akibat perubahan indeks refraksi lensa.
Pada keadaan ini penderita seakan-seakan mendapat kekuatan baru untuk
melihat dekat pada usia yang bertambah.10
Merupakan kekeruhan pada korteks lensa. Perubahan hidrasi serat
lensa menyebabkan terbentuknya celah-celah dalam pola radial
disekeliling daerah ekuator. Katarak ini cenderung bilateral, tetapi sering
asimetrik. Derajat gangguan fungsi peglihatan bervariasi, tergantung
seberapa dekat kekeruhan dengan sumbu penglihatan.8
Terdapat 2 jenis katarak kortikal yakni :
1. Tipe koronal (penampang frontal dan melintang)kekeruhan berbentuk
gada di perifer dengan bagian sentralnya jernih, progesifitas lambat
2. Tipe kuneiformis : spikula multipel di perifer dengan bagian sentralnya
jernih, progresivitas lambat.8
Katarak Kortikal
c. Katarak kupuliform
Katarak kupuliform dapat terlihat pada stadium dini katarak
kortikal atau nuclear. Kekeruhan terletak dilapis korteks posterior dan
dapat memberikan gambaran miring. Makin dekat letaknya terhadap
kapsul makin cepat bertambahnya katarak. Katarak ini sering sukar
dibedakkan dengan katarak komplikata.10
2.3.7 PENYULIT
1. Glaucoma , melalui proses :
- Fakotopik
Berdasarkan kedudukan lensa, oleh karena proses
intumesensi (pengembungan), iris terdorong kedepan, sedut
COA dangkal, aliran COA tidak lancar sedang produksi terus
berlangsung, sehingga tekanan intraokular menningkat dan
menimbulkan glaukoma.
- Fakolitik
a. Lensa yang keruh, jika kapsul megalami kerusakan,
maka substansi lensa akan keluar dan direabsorbsi oleh
serbukan fagosit atau makrofag. Yang banyak di COA,
serbukan ini sangat banyak sehingga dapat menyumbat
sudut COA dan menyebabkan glaukoma.
b. Penyumbatan dapat terjadi pula oleh karena lensa
sendiri yang menumpuk di sudut COA, terutama bagian
kapsul lensa, dan menyebabkan exfolation glaucoma.
- Fakotoksik
Substansi lensa di COA, merupakan zat yang toksik bagi
mata (protein asing) sehingga terjadi reaksi alergi dan
timbulnya uveitis. Uveitis ini dapat menyebabkan glaukoma.
2. Dislokasi Lensa
Pada stadium matur, yang didiamkan dapat terjadi terlepasnya zonula
zinnii sehhingga menyebabkan dislokasi lensa, yang juga
menyebabkan glaukoma dan uveitis.
2.3.8 PENATALAKSANAAN
Sebagian besar katarak tidak dapat dilihat oleh pengamat awam
sampai menjadi cukup padat (Matur atau hipermatur) dan menimbulkan
kebutaan. Namin pada stadium perkembangan yang paling dini katarak
dapat didekteksi melalui pupil yang berdilatasi maksimum dengan
oftalmoskop, loupe atau slitlamp. Dengan penyinaran miring (45 derajat
dari poros mata) dapat dinilai kekeruhan lensa dengan mengamati lebar
pinggir iris pada lensa yang keruh (iris shadow). Bila letak bayangan jauh
dan besar berarti kataraknya imatur, sedang bayangan kecil dan dekat
dengan pupil terjadi pada katarak matur. Katarak hipermatur, lensa akan
mengeriput sehingga shadow test akan menunjukkan hasil yang negatif.
Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien katarak adalah
pemeriksaan slitlamp, funduskopi bila mungkin, tonometer juga
pemeriksaan prabedah lainnya seperti adanya infeksi pada kelopak mata
dan konjungtiva karena dapat menimbulkan penyulit yang berat berupa
panoftalmitis pasca bedah. Sebelum pembedahan juga harus dilakukan
pemeriksaan tajam penglihatan untuk melihat apakah kekeruhan sebanding
dengan turunnya tajam penglihatan. Misalnya pada katarak nuclear tipis
dengan myopia tinggi akan terlihat tajam penglihatan yang tidak sesuai
sehingga mungkin penglihatan yang turun adalah akibat dari kelainan
retina dan bila dilakukan pembedahan akan memberikan hasil tajam
penglihatan yang tidak memuaskan. Penatalaksanaan katarak dilakukan
berdasarkan pemeriksaan pasien dan faktofaktor penyulit yang mungkin
ada.
Evaluasi pasien yang penting antara lain: apakahpenurunan
kemampuan visual pasien dapat ditolong dengan operasi, apakah akan
terjadi perbaikan visus jika operasi dilakukan tanpa komplikasi, apakah
pasien atau keluarga dapat dipercaya untuk perawatan posoperatif, apakah
opasitas lensa berpengaruh terhadap kondisi sistemik dan okuler pasien.
Beberapa pengobatan non-bedah mungkin efektif sementara untuk fungsi
visual pasien katarak. Sebagai contoh, keadaan refraksi dapat ditingkatkan
dengan koreksi untuk penglihatan jauh dan dekat. Dilatasi pupil mungkin
dapat membantu pada katarak aksialis yang kecil dengan cahaya yang
lewat melalui bagian perifer lensa.
Penatalaksanaan medical pada katarak secara ketat dilakukan.
Penghambat aldose reduktase bekerja dengan menghambat konversi
glukosa menjadi sorbitol, menunjukkan pencegahan katarak karena gula.
Agen antikatarak lainnya termasuk sorbitol lowering agent, aspirin,
glutathione raising agent dan antioksidan vitamin C dan E. Obat yang
dikenal di pasaran dapat memperlambat proses pengeruhan antara lain
Catalin, Quinax, Catarlen dan Karyuni.
Beberapa pasien dengan fungsi visual terbatas dapat dibantu
dengan alat Bantu optik bila operasi belum bisa dilakukan. Dengan
monokuler 2,5x2,8 dan 4x lebih dekat ke objek, penggunaan magnifier,
teleskop dapat membantu membaca dan kerja dekat. Katarak akan
mengurangi kontras dan menyebabkan kabur. Panjang gelombang yang
pendek menyebabkan penyebaran warna, intensitas dan jarak cahaya, jika
pasien mampu mengatasinya terutama pada kondisi terang, penggunaan
lensa absortif mampu mengurangi disabilitas. Pasien dapat dioperasi bila
ada kemauan dari pasien itu sendiri untuk memperbaiki visus yang
biasanya baru disadari setelah terjadi gangguan pekerjaan atau aktivitas
sehari-hari.10
Keputusan untuk melakukan operasi harus didasarkan pada
kebutuhan visual pasien dan potensi kesembuhannya. Secara umum,
indikasi operasi katarak bila terdapat kondisi stereopsis, penyusutan
lapangan pandang perifer dan gejala anisometropia. Indikasi medical
dilakukannya operasi termasuk pencegahan komplikasi seperti glaucoma
fakolitik, glaucoma fakomorfik,uveitis facoantigenik dan dislokasi lensa
ke bilik mata depan. Indikasi tambahanya adalah untuk diagnosis atau
penatalaksanaan penyakit okuler lainnya, seperti retinopati diabetik atau
glaucoma. Pengobatan katarak pada intinya hanya dapat dilakukan dengan
pembedahan. Namun berbagai macam cara pengobatan non-bedah dapat
membantu pada berbagai macam kondisi tertentu sampai proses operasi
pembedahan dapat dilakukan
1. Pengobatan non-bedah
a. Pengobatan penyebab dari katarak
Pengobatan penyebab dari katarak sangat penting dilakukan untuk
menghentikan atau memperlambat perjalanan penyakit katarak sehingga
proses pembedahan dapat ditunda.
- Mengobati dan mengkontrol Diabetes Mellitus
- Penghentian pemakaian obat-obatan yang bersifat kataraktogenik
seperti kortikosteroid, phenothiazine, dan miotics
b. Meningkatan kemampuan penglihatan pada penderita katarak imatur dan
katarak insipien
- Pemakaian kaca mata hitam pada penderita katarak sentralakan sangat
membantu
- Refraksi, di mana dapat berubah dalam jangka waktu yang lumayan
singkat, harus selalu dikontrol secara berkala
- Pengaturan pencahayaan. Pada pasien dengan kekeruhan lensa bagian
perifer, pencahayaan yang terang dapat membantu meningkatan
kemampuan penglihatan. Sebaliknya, pada penderita katarak dengan
kekeruhan lensa bagian sentral membutuhkan pencahayaan yang redup
untuk mendapatkan penglihatan yang baik.
- Penggunaan mydriatic dapat membantu menigkatkan penglihatan.
- Penghambat aldose reduktase bekerja dengan menghambat konversi
glukosa menjadi sorbitol, menunjukkan pencegahan katarak karena
gula.
- Agen antikatarak lainnya termasuk sorbitol lowering agent, aspirin,
glutathione raising agent dan antioksidan vitamin C dan E juga dapat
menghambat proses kekeruhan lensa.
2. Pembedahan
Indikasi :
- Memperbaiki kemampuan penglihatan Tindakan pembedahan dilakukan jika
katarak tersebut telah mengganggu aktivitas sehari-hari penderita
- Adanya Indikasi medis Terkadang visus penderita masih bagus dan masih
dapat melakukans kegiatan sehari-hari, namun tindakan pembedahan dapat
dianjurkan jika ada indikasi medis seperti:
o Lens Induced glaucoma
o Phacoanaphylactic endophtalmitis
o Penyakit-penyakit pada retina seperti retinopati diabetes atau ablasi retina
di mana pengobatannya dihambat oleh adanya kekeruhan lensa
- Indikasi kosmetik Untuk mendapatkan kembali pupil yang bewarna hitam
3. Evaluasi preoperatif
Sebelum melakukan tindakan pembedahan, pemeriksaan secara keseluruhan
harus dilakukan.
- Pemeriksaan kesehatan umum
- Pemeriksaan mata
- Pemeriksaan fungsi retina
- Menilai apakah ada infeksi local pada mata
- Pemeriksaan bilik mata depan dengan slit lamp
- Pemeriksaan tekanan bola mata
4. Pengobatan Preoperatif
- Antibiotik topical
- Preparasi pada mata sebelum operasi dilakukan
- Informed consent
- Menurunkan tekanan bola mata (TIO)
- Menjaga agar pupil tetap berdilatasi