Bab 2
Bab 2
PENDAHULUAN
Konseling merupakan satu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dan
bimbingan, konseling dapat diartikan sebagai hubungan tibal balik antara dua
individu, di mana yang seorang, yaitu konselor berusaha membantu yang orang
lain dalam hal ini, klien untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam
hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan
dating (Rohman Natawijaya, dalam Sukardi, D.K., 2000: 22).
Konseling merupakan suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata
atau tatap muka antara konselor dank lien yang berisi usaha yang selaras, unik,
dan manusiawi (human), yang dilakukan dalam suasana keahlian serta didasarkan
atas norma-norma yagberlaku, agar klien memperoleh konsep diri dan
kepercayaan diri sendiri dalam memperbaiki tingkah lakunya pada saat ini dan
mungkin pada masa yang akan dating (Sukardi, D.K., 2000: 22).
Model Peran
Pendidik
(Role Model)
Pelaksanaan Konseling
Koordinator KLIEN Keperawatan
Advokasi Pemodifikasi
Lingkungan
Peneliti
Keterangan :
2.3.1.1 Attending
Attending adalah suatu sikap berupa pemberian perhatian
kepada klien. Keterampilan ini sangat memerlukan
pertimbangan kultural (budaya), norma-norma, dan makna
tentang pandangan mata, jarak duduk anatar konselor dank
lien. Setiap daerah mempunyai penilaian yang berbeda-beda
mengenai hal tersebut. Jarak duduk yang dianggap baik dan
memenuhi norma antara konselor dengan klien yaitu 1
meter. Attending mempunyai beberapa komponen. Adapun
komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kontak melalui mata
Memandang orang lain pada mata mereka adalah suatu cara
untuk menunjukan perhatian yang sungguh-sungguh, sebab
kontak mata adalah satu alat pokok untuk berkomunikasi.
Namun, hal ini tidak dilakukan secara terus-menerus.
Kontak mata bisa diartikan sebagai alat yang
mengomunikasikan kekeluargaan atau persahabatan,
10 | K o n s e l i n g D a l a m K e p e r a w a t a n
pengertian, kehangatan, dan perhatian. Konselor dapat
menangkap pesan-pesan non-verbal melalui mata.
Beberapa situasi yang mengharuskan terjadinya kontak
mata lebih banyak, yaitu pada saat-saat seperti dibawah
ini:
1. Sesorang secara fisik jauh dari orang lain
2. Topic mudah dan tidak pribadi
3. Tidaka da lagi objek yang dilihat
4. Perhatian individu (klien) tertarik pada orang lain atau
objek lain
5. Klien mempunyai status yang lebih rendah
dibandingkan dengan orang lain
6. Klien mencoba untuk mendominasi atau memengaruhi
orang lain
7. Menghadapi klien dengan kepribadian terbuka
(extrovert)
8. Hal tersebut (kontak mata) menjadi dalah satu bagian
dari sebuah kebudayaan
9. Seseorang ingin terlibat dalam diskusi
10. Mengahdapi klien yang bersikap menyamakan antara
mendengar dan berbicara.
Efek negative tatapan mata (kontak mata), di antaranya
adalah sebagai berikut :
1. Meimbulkan perasaan dalam diri klien bahwa dirinya
diragukan
2. Menimbulkan kemarahan
3. Menimbulkan perasaan heran
4. Menimbulkan kebingungan pada diri sendiri
5. Menimbulkan perasaan terancam
6. Menimbulkan perasaan curiga
b. Postur tubuh
Konselor dapat bersikap mencondongkan badan ke depan
secara rileks.
11 | K o n s e l i n g D a l a m K e p e r a w a t a n
Memunculkan suasana rileks sangat penting dilakukan
dalam konseling sebab ketegangan cenderung akan
memindahkan pusat perhatian klien kepada konselor dan
juga bias menimbulkan respons ketegangan pada klien.
c. Gerak tubuh atau gesture
Konselor yang banyak berkomunikasi dengan gerakan
tubuh atau sebaliknya dapat mengomunikasikan pesan
tertentu. Diam dengan sedekap atau berpangkutangan
dapat diartikan sebagai komunikasi yang kurang baik.
d. Tingkah laku verbal konselor
Tingkah laku verbal konselor merupakan respons terhadap
kata-kata klien, konselor sebaiknya tidak bertannya, tidak
mengambil topic yang baru, atau menentukan suatu ide
karena hal tersebut dapat membantu klien dalam
melakukan penajajakan dengan cara klien cenderung
membentuk rasa tanggung jawab selama wawancara.
Konselor dapat menentukan perhatian seperti apa yang
dapat mengontrol tingkah laku klien begitupun sebaliknya.
Langkah-langkah sikap attending yang kita lakukan
berlangsung efektif adalah sebagai berikut :
1. Mempertahankan suatu sikap rileks dan wajar untuk
menunjukan minat yang dimaksud
2. Menggunakan gerakan tubuh atau bahasa tubuh yang
wajar
3. Melakukan kontak mata dengan jalan melihat pada klien
saat berbicara
4. Menggunakan pertanyaan-pertanyaan verbal
yangberhubungan dengan klien tanpa interupsi dan
bertanya tanpa disertai dengan kemunculan ide-ide
baru.
2.3.1.2 Parafrase
Paraphrase merupakan suatu metode untuk menyatakan
kembali pesan dengan kata-kata yang lebih pendek dan benar.
12 | K o n s e l i n g D a l a m K e p e r a w a t a n
Paraphrase merupakan suatu bentuk perwujudan dari sikap
pengertian seorang konselor. Konselor menerjemahkan apa
yang disampaikan oleh klien dalam bentuk kata-kata yang lebih
tepat tanpa menambahkan hal-hal baru. Konselor harus
mampu menekankan isi, inti, materi atau pikiran, dan perasaan
yang telah disampaikan oleh klien untuk membentuk
paraphrase.
Paraphrase dapat dilakukan dengan contoh sebagai berikut :
Klien : Saya sebenarnya berpendapat bahwa
beliau adalah kepala ruangbersalin yang
sangatbaik. Beliau begitu bijaksana, peka,
dan baik hati. Ia sangat perhatian kepada
staffnya.
Konselor : Anda sangat suka kepadanya?
Klien : ya, saya sangat suka, lalu klien
melanjutkan, Saya tidak mengerti mengapa
beliau sangat sering memerintah saya,
sepertinyabeliau tidak puas kalau bukan
saya yang mengerjakannya.
Konselor : Berarti beliau benar-benar
membingungkan anda?
Klien : Ya, beliau sangat yakind engan apa yang
dilakukannya, dans elain itu
Hasil dari paraphrase adalah klien akan merasa lebih mengerti
dan memahami penyataan yang telah disampaikannya. Adapun
pengaruh akhir dari paraphrase adalah klien merasa terdorong
untuk meneruskan ceritanya. Hal ini yang dapat dilakukan agar
paraphrase erlangsung efektif, yaitu dengarkan pesan pokok
klien, nyatakan kembali kepada klien suatu ringkasan
sederhana tentang pesan pokok yang sudah disampaikan,
danperhatikan suatu petunjuk atau minta respon dari klien
yang menunjukkan bahwa paraphrase Anda tepat.
13 | K o n s e l i n g D a l a m K e p e r a w a t a n
2.3.1.3 Menjelaskan
Sikap menjelaskan mempunyai tujuan untuk mempertajam
pertanyaan-pertanyaan yangmasih kurang jelas atau semu.
Dengan bersikap menjelaskan, konselor telah membuat suatu
terkaan tentang pesan pokok yang disampaikan klien. Konselor
juga boleh meminta penjelasan kepada klien apabila belum bisa
menangkap pesan yang disampaikan.
Kesulitan menangkap pesan bias terjadi krena banyak factor,
seperti pesan yang disampaikan klien mungkin saja kurang
jelas, banyak kata-kata yang membingungkan, alas an yang
diutarakan berbelit-belit, atau gaya bahasa yang digunakan
cukup kompleks. Dengan demikian, seorang konselor perlu
melakukan paraphrase jiak menemukan kesulitan seperti yang
telah disebutkan. Sebagai contoh :
Konselor : Saya kurang jelas bagaimana perasaanmu
tentang pekerjaanmu di ruang perawatan,
dapatkan kamu mengulang secara singkat
dan memberikan sebuah gambaran?
ATAU
Konselor : Saya belum mengerti, bagaimana kalau
Saudara bercerita lebih banyak lagi?
2.3.2 Keterampilan Memimpin
Keterampilan ini mempunyai tujuan agar klien terdorong untuk merespon
keterampilan memimpin yang dipakai konselor dalam seluruh proses konseling.
Keterampilan memimpin ini bermanfaat dalam membuka hubungan agar klien
bersedia membuka diri dan berbicara.
Memimpin memiliki tujuan yang lebih spesifik, yaitu memberikan
kesempatan klien untuk menjajaki perasaan yangs edang dialaminya secara
bebas, memberikan motivasi pada klien untuk menjajaki perasaan dan
mengamati perasaannya, serta memberikan motivasi pada klien untuk lebih aktif
dan tetap bertanggung jawab terhadap proses konseling. Keterampilan
memimpin dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti berikut ini :
a. Memimpin secara tidak langsung
14 | K o n s e l i n g D a l a m K e p e r a w a t a n
b. Memimpin secara langsung
c. Memusatkan (Focusing)
d. Bertanya
15 | K o n s e l i n g D a l a m K e p e r a w a t a n
Konselor : Ceritakan secara lebih detail tentang
perasaan terhadap kehamilanmu
ATAU
Konselor : Marilah kita hentikan pembicaraan ini
sementara waktu, tutuplah matamu dan
renungkan serta hayati. apa yang kamu
rasakan?
Teknik focusing ini dapat mengurangi kebingungan, kekacauan,
dan keragu-raguan. Hasil yang diharapkan adalah
pengungkapan klien mengenai hal-hal yang berarti,
bertambahnya pengertian dan pemahaman klien.
2.3.2.4 Bertanya
Teknik bertanya dalam keterampilan memimpin bertujuan
untuk mengarahkan klien dan melakukan eksplorasi lebih jauh.
Bertanya bisa dilakukan dua bentuk, yaitu mengajukkan
pertanyaan terbuka dan tertutup.
Pada pertanyaan terbuka konselor memberikan kebebasan
pada klien untuk mengadakan proses konseling sesuai dengan
keinginan mereka. Pada pertanyaan tertutup konselor hanya
membutuhkan penegasan atau kepastian berupa jawaban Ya
atau Tidak dari klien.
a. Pertanyaan terbuka
Konselor : Bisakan saudara menjelaskan lebih banyak
lagi tentang hubungan saudara dengan ibu
saudara?
b. Pertanyaan tertutup
Konselor : Apakah hubungan suadara dengan ibu
saudara baik-baik saja?
17 | K o n s e l i n g D a l a m K e p e r a w a t a n
perasaan dan menyadari adanya perkembangan pembelajaran utnuk
menyelesaikan masalah. Merangkum juga dapat dipakai untuk mengakhiri dan
memperjelas ide yang baru serta dapat memberikan keyakinan kepada klien
bahwa konselor merespon pesan klien.
18 | K o n s e l i n g D a l a m K e p e r a w a t a n
2.4 Prinsip-prinsip Konseling
Akar dari setiap permasalahn memiliki komponen social dan pribadi.
Dalam hal ini, masyarakat tidak dapat diminta untuk menyesuaikan diri dengan
situasi yang tidak adil / penuh dengan kekerasan. Akan tetapi, perhatian pada
penyebab social dari tekanan mental dan emosional tidak dapat digunakan
sebagai alasan untuk minta pertanggung jawaban seseorang. Setiap orang harus
dapat menerima kesalahan dan mengambil langkah yang diperlukan untuk
memecahkan masalah tersebut guna mengubah situasi yang ada (YPKP, Depkes
RI & IBI, 2006).
Perempuan harus berusaha untuk mencapai status kebebasan secara
ekonomi dan psikologis agar dapat membima hubungan yang setara dengan
kaum laki-laki dan perempuan yang lain. Kekuatan dari sebuah hubungan harus
bersifat setara. Ahli terapi (therapist) dapat mengurangi adanya perbedaan
kekuasan yang dimiliki dengan para klien melalui sebuah proses keterbukaan diri
yang sesuai.
Setiap orang memiliki cara sendiri untuk mencapai kesehatan dan
kesejahteraan. Mereka merupakan pakar untuk diri mereka sendiri. Para
konselor bukanlah ahlinya. Konselor membantu klien nya dalam kelompok
maupun individual untuk menemukan solusi bagi permasalahn mereka sendiri.
Konselor tidak pernah berusaha memberikan jalan keluar terhadap masalah
orang lain. Tidak ada formula tertentu dalam melakukan konseling. Orang lain
bukannya musuh sekalipun mereka mungkin bersikap kasar dan menekan.
19 | K o n s e l i n g D a l a m K e p e r a w a t a n
2.5.1 Persiapan (Preparation)
Proses konsleing sebenarnya sudah dimulai sebelum konselor dank lien
bertemu. Klien sering kali belajar dahulu untuk menyampaikan apa yang
seharusnya dikatakan kepada konselor. Klien tidak saja memiliki keinginan-
keinginan terhadap proses konseling, melainkan juga menginginkan adanya
perngertian dari konselor. Sering kali klien merasa berat untuk dating dan
melakukan pertemuan konseling. Begitupun dengan konselor. Pada saat yang
bersamaan, konselor juga memiliki harapan-harapan atau keinginan-keinginan,
dan perasaan-perasaan pribadi terhadap pertemuan konseling.
2.5.2 Pembukaan (Preamble)
Kata Preamble dapat diartikan sebagai proses pembukaan dalam
keseluruhan proses konseling. Pertemuan awal dalam proses konseling menjadi
saat yang sangat penting dan menentukan. Di saat ini pula konselor diharapkan
mampu menciptakan hubungan yang baik (Rapport) dengan klien.
Dengan adanya hubungan yang baik tersebut, klien akan merasa diterima
dan t ugas konselor selanjutnya adalah menciptakan iklim yang konduksif serta
memberikan rasa kepercayaan klien untuk mengungkapkan masalahnya.
Misalnya, klien dating ke ruang konseling di suatu ruangan rawat inap rumah
sakit. Klien masuk dengan malu-malu bahkan takut tetapi karena konselor
menyambutnya dengan senyuman dan dengan ucapan yang sopan dan ramah
tamah, maka klien akan masuk dengan tanpa ragu-ragu dalam menyampaikan
maksud kedatangannya kepada konselor.
20 | K o n s e l i n g D a l a m K e p e r a w a t a n
yakin anda lebih tahu tentang diri anda sendiri dibanding saya. Saya berharap
dalam pertemuan ini, kita bias bersama-sama memecahkan masalah anda.
21 | K o n s e l i n g D a l a m K e p e r a w a t a n
2.5.7 Mengeksplorasi Kemungkinan-kemungkinan dan
Memfasilitasi Tindakan (Exploring Options and Facilitating
Action)
Dalam fase ini tugas konselor adalah membantu klien untuk
mengeksplorasi dirinya sendiri. Konselor mengajak klien untuk menggali
kemungkinan-kemungkinan positif yang dimilikinya dalam menyelesaikan
permasalahannya sendiri. Dalam fase ini diperlukan situasi humoris yang bias
membuat kliek rileks bukan situasi yang penuh ketegangan atau keseriusan
karena akan membuat klien tidak bias menggali kemampuan-kemampuannya.
2.5.8 Terminasi (Termination)
Fase yang terakhir pada proses konseling adalah mengakhiri pertemuan
konseling. Usaha dalam mengakhiri proses konseling ini diambil bila klien telah
mengambil keputusan untuk mengatasi permasalahannya. Misalnya :
Konselor : Bagus anda telah membuat keputusan yang sangat berarti
bagi diri anda sendiri. Saya akan sangat senang jika anda sudi menghubungi saya
lagi untuk melaporkan apa yang telah anda lakukan dengan keputusan itu.
Sampai bertemu lagi.
22 | K o n s e l i n g D a l a m K e p e r a w a t a n
BAB 3
PEMBAHASAN
23 | K o n s e l i n g D a l a m K e p e r a w a t a n
3.2 Pengambilan Keputusan dalam Proses Konseling
TAHAP AWAL
IDENTIFIKASI MASALAH
Tidak, Ya,
Apakah klien menerima
Kembali ke awal ke tahap
definisi masalah
selanjutnya
24 | K o n s e l i n g D a l a m K e p e r a w a t a n
TAHAPAN KEDUA
FASE KERJA
Pendekatan elektrik
Kualitas pribadi konselor
Kualitas teknik konselor
BERHASIL GAGAL
25 | K o n s e l i n g D a l a m K e p e r a w a t a n
TAHAPAN KETIGA
KEPUTUSAN UNTUK
BERTINDAK
Menguji solusi
Menguji solusi
Menguji solusi
26 | K o n s e l i n g D a l a m K e p e r a w a t a n
3.3 Tahapan Proses Konseling
DEFINISI
TAHAPAN AWAL 1. Empati MASALAH
2. Attending
3. Bertanya terbuka
4. Refleksi
5. Eksplorasi
1. Memimpin
2. Focus
3. Mengarahkan
4. Menafsirkan TAHAP KERJA
5. Memperjelas
TAHAP DENGAN
6. Konfrontasi
PERTENGAHAN DEFINISI
7. Mendorong
MASALAH
8. Informasi
9. Nasihat
10. Menyimpulkan
sementara
11. bertanya
1. Menyimpulkan
2. Mendorong
3. Merencana
TAHAP 4. Menilai (Evaluasi)
AKHIR TAHAPAN AWAL
5. Mengakhiri
proses/sesi
konseling
27 | K o n s e l i n g D a l a m K e p e r a w a t a n
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bimbingan dan konseling dalam bidang kesehatan dapat dispesifikkan pada
pemberian pelayanan kesehatan,
4.2 Saran
1. Mahasiswa dapat berlatih, mengeksplore kemampuan dalam konseling guna
meningkatkan kapasitas dan kemampuan dalam konseling.
2. Mahasiswa mampu melakukan konseling di dunia kerja kelak
3. Perawat di Klinik maupun di komunitas dapat mengaplikasikan konseling
untuk masyarakat dalam berbagai kalangan.
28 | K o n s e l i n g D a l a m K e p e r a w a t a n