Anda di halaman 1dari 9

PAJAK PENGHASILAN PASAL 24

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Perpajakan

Disusun Oleh:

Delvina Utami (8335163243)

Mita Riyanti S. (8335165070)

Abdul Samid Hidayahtulloh (8335160000)

ALIH PROGRAM AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2017
DAFTAR ISI
A. Pengertian

PPh Pasal 24 adalah pajak yang dibayar/dipotong/terutang di luar negeri atas penghasilan
yang diterima atau diperoleh di luar negeri dalam tahun yang bersangkutan. Pelunasan pajak
dilakukan untuk setiap bulan atau masa lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Tahun
Ketentuan kredit pajak penghasilan berdasarkan Undang-Undang nomor 36 tahun 2008 pasl
24 dan surat keputusan keuangan nomor 164/kmk.03/2002. Berkaitan memperbolehkan bagi
wajib pajak mengurangi (mengkredit) pajak penghasilan yang terutang pada akhir tahun
pajak, jika ada sumber penghasilan luar negeri digabung dengan penghasilan dalam
negeri.total pajak penghasilan terutang dalam suatu tahun pajak. Pada dasarnya wajib pajak
dalam negri terutang pajak atas seluruh penghasilan, baik penghasilan yang diterima atau
diperoleh didalam negri maupun penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri.
Jika negara lain tempat wajib pajak dalam negeri tersebut mengenakan pajak penghasilan,
wajib pajak tersebut akan membayar atau terutang pajak atas penghasilan, wajib pajak
tersebut akan membayar atau terutang pajak atas penghasilan itu dinegara yang bersangkutan
(diluar negeri). Untuk meringankan beban pajak ganda yang dapat terjadi karena pengenaan
pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri, maka besarnya pajak
atas penghasilan wajib pajak dalam negri yang terutang atau dibayar diluar negri tersebut
dapat dikreditkan terhadap total pajak terutang atas seluruh penghasilan wajib pajak dalam
negeri. Jumlah pajak atas penghasilan wajib pajak dalam negri yang dibayar atau terutang
diluar negri tersebut dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku dinegara yang
bersangkutan dikalikan dengan penghaislan yang diterima atau diperoleh dinegara yang
bersangkutan. jumlah pajak yang dibayar atau terutang diluar negri tersebut mungkin tidak
semuanya dapat dikreditkan dari total pajak terutang di Indonesia. Pasal 24 UU no. 17 tahun
2000. Selanjutnya mengatur besarnya pajak penghasilan yang dibayar atau terutang diluar
negeri yang dapat dikreditkan dari total pajak penghasilan terutang Indonesia.

B. Syarat-Syarat Melaksanakan Pengkreditan Pajak Luar Negeri

Untuk melaksanakan pengkreditkan pajak luar negeri, wajib pajak wajib menyampaikan
permohonan kepada Direktur Jendral Pajak dengan melampiri:

1. Laporan keuangan dari penghasilan yang berasal dari luar negeri.

2. Fotokopi surat pemberitahuan pajak yang disampaikan diluar negeri dan


3. Dokumen pembayaran pajak diluar negeri.

Untuk memberikan perlakuan perpajakan yang sama antara penghasilan yang diterima atau
diperoleh dari luar negri dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh di Indonesia, maka
besarnya pajak yang dibayarkan atau terutang diluar negeri dapat dikreditkan terhadap pajak
yang terutang di Indonesia tetapi tidak boleh melebihi besarnya pajak yang terutang atas
seluruh penghasilan di Indonesia. Jumlah PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan ditentukan
dari jumlah yang lebih kecil antara :
1. PPh yang dipotong/dibayarkan di luar negeri; atau
2. Batas maksimum kredit pajak luar negeri (KPLN) untuk setiap negara pemberi
penghasilan
Agar pelunasan pajak dalam tahun pajak berjalan mendekati jumlah pajak yang akan
terutang untuk tahun pajak yang bersangkutan, maka pelaksanaannya dilakukan perhitungan
besarnya pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang dapat
dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 UU PPh Pengkreditan PPh yang
terutang/dibayar di luar negeri terhadap PPh yang terutang di Indonesia adalah mana yang
lebih kecil antara jumlah yang sebenarnya atau jumlah tertentu yang dihitung berdasarkan
formula sebagai berikut:
Jumlah Penghasilan Dari LN
--------------------------------------- X Total PPh Terutang
Penghasilan Kena Pajak atau sama dengan total PPh terutang, mana yang lebih kecil
Dalam hal penghasilan yang diterima/diperoleh di luar negeri berasal dari beberapa negara,
maka penghitungan kredit pajak berdasarkan formula tersebut dilakukan untuk masing-
masing negara (ordinary credit per country basis).
Penghasilan kena pajak dalam formula tersebut tidak termasuk Pajak yang bersifat final
sebagaimana dimaksud Pasal 4 ayat (2) UU PPh Penggabungan penghasilan yang berasal dari
luar negeri dilakukan sebagai berikut:

1. untuk penghasilan dari usaha dilakukan dalam tahun pajak diperolehnya penghasilan
tersebut;
2. untuk penghasilan lainnya dilakukan dalam tahun pajak diterimanya penghasilan
tersebut;
3. untuk penghasilan berupa dividen sesuai Pasal 18 ayat 2 UU PPh dilakukan dalam
tahun pajak pada saat perolehan deviden tersebut ditetapkan sesuai dengan Keputusan
Menteri Keuangan.
Kerugian yang diderita di luar negeri tidak boleh digabungkan dalam menghitung
Penghasilan Kena Pajak.
Pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang dapat dikreditkan
terhadap pajak yang terutang di Indonesia hanyalah pajak yang langsung dikenakan atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak.
Catatan : Apabila terjadi pengurangan atau pengembalian pajak atas penghasilan yang
dibayar di luar negeri, sehingga besarnya pajak yang dapat dikreditkan di Indonesia menjadi
lebih kecil dari besarnya perhitungan semula, maka selisihnya ditambahkan pada Pajak
Penghasilan tahun berjalan.
C. Subjek & Objek PPh Pasal 24

Yang menjadi subjek PPh Pasal 24 yaitu wajib Pajak dalam negeri yang terutang pajak atas
seluruh penghasilan, termasuk penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri.
Sementara, yang menjadi objek PPh Pasal 24 adalah penghasilan yang berasal dari luar
negeri.
Diatur dalam Pasal 24 ayat 3 UU PPh, dalam menghitung batas jumlah pajak atas
penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan, perlu
diperhatikan penentuan sumber penghasilan sebagai berikut:
1. Penghasilan dari saham dan sekuritas lainnya serta keuntungan dari pengalihan saham
dan sekuritas lainnya adalah negara tempat badan yang menerbitkan saham atau
sekuritas tersebut didirikan atau bertempat kedudukan.
2. Penghasilan berupa bunga, royalti dan sewa sehubungan dengan penggunaan harta
bergerak adalah negara tempat pihak yang membayar atau dibebani bunga, royalti
atau sewa tersebut bertempat kedudukan atau berada.
D. Penghasilan berupa sewa sehubungan dengan penggunaan harta tak gerak adalah
negara tempat harta tersebut terletak.
E. Penghasilan berupa imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan adalah
negara tempat pihak yang membayar atau dibebani imbalan tersebut bertempat
kedudukan atau berada.
F. Penghasilan bentuk usaha tetap adalah negara tempat bentuk usaha tetap tersebut
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan.
G. Penghasilan dan pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan atau tanda turut
serta dalam pembiayaan atau permodalan dalam perusahaan pertambangan adalah
negara tempat lokasi penambangan berada.
H. Keuntungan karena pengalihan harta tetap adalah negara tempat harta tetap itu berada.

I. Keuntungan karena pengalihan harta yang menjadi bagian dari suatu bentuk usaha
tetap adalah negara tempat bentuk usaha tetap itu berada.

D. Saat Penggabungan Penghasilan Dalam Dan Luar Negeri

Penggabungan penghasilan yang berasal dari luar negri dengan penghasilan kena pajak dalam
negeri dalam satu tahun pajak dilakukan sebagai berikut:

1. Untuk penghasilan dari usaha dilakukan dalam tahun pajak diperolehnya penghasilan
tersebut.
2. Untuk penghasilan lainnya dilakukan dalam tahun pajak diterimanya penghasilan
tersebut.
3. Untuk penghasilan berupa deviden, dilakukan dalam tahun pajak pada saat perolehan
deviden.
4. Kerugian yang diderita diluar negri tidak boleh digabungkan dalam menghitung
penghasilan kena pajak.
5. Apabila pajak atas penghasilan dari luar negeri yang dikreditkan ternyata kemudian
dikurangkan atau dikembalikan, maka pajak yang terutang harus ditambah dengan
jumlah tersebut pada tahun pengurangan atau pengembalian itu dilakukan.
6. Apabila penghasilan diluar negeri berasal dari beberapa negara, maka pegrhitungan
kredit pajak di lakukan untuk masing-masing negara.

E. Contoh Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 24

1. PT Samudera Pasai memiliki saham Moscow Inc. yang berkedudukan di Rusia. Selama tahun
2011, Moscow Inc. memperoleh laba sebelum pajak sebesar $ 300.000,00, dimana
separuhnya diaskumulasikan sebagai laba ditahan. Tarif pajak yang berlaku di Rusia adalah
15% untuk PPh badan (corporate income tax) dan 10% untuk pajak dividen. Berapakah nilai
kredit pajak yang diperoleh PT Samudera Pasai?
Jawab:
Laba sebelum pajak Moscow Inc $ 300.000
PPh badan (corporate income tas) $ 45.000
Laba setelah pajak $ 255.000
Dividen dibagikan $ 127.500
Pajak atas dividen $ 12.750
Dividen yang dikirim ke Indonesia $ 114.750
Catatan:
Pajak yang boleh dikreditkan hanya pajak yang langsung dikenakan atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh WP.
1. PPh badan (15% x $ 300.000)
2. Dividen dibagikan ($ 255.000 : 2)
3. Pajak atas dividen ($127.500 x 10%)
PPh yang boleh dikreditkan atas seluruh PPh terutang PT Samudera Pasai adalah pajak yang
langsung dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh di luar negeri, yakni sebesar $
127,500. Adapun PPh badan tas Moscow Inc tidak dapat dikreditkan karena tidak dikenakan
langsung atas penghasilan yang diterima atau diperoleh PT Samudera Pasai.
2. PT Aceh Darussalam memperoleh penghasilan neto selama tahun 2011 dari dalam dan luar
negeri sebagai berikut:
Penghasilan dalam negeri Rp 3.000.000.000,00
Penghasilan luar negeri Rp 1.500.000.000,00
Jika diketahui bawa tarif pajak di luar negeri adalah sebesar 20% maka berapakah nilai batas
maksimum kredit paja dan nilai yang dikreditkan?
Jawab:
a. Total penghasilan
Penghasilan dalam negeri Rp 3.000.000.000,00
Penghasilan luar negeri Rp 1.500.000.000,00
Total penghasilan kena pajak Rp 4.500.000.000,00
b. Menghitung total PPh terutang
Jumlah pajak terutang:
25% x Rp 4.500.000.000,00 = Rp 1.125.000.000,00
c. PPh maksimum yang dapat dikreditkan
(Penghasilan luar negeri : total penghasilan) x total PPh terutang
(Rp 1.500.000.000,00 : Rp 4.500.000.000,00) x Rp 1.125.000.000,00 = Rp 375.000.000,00
d. Menghitung PPh yang terutang atau dipotong di luar negeri
20% x Rp 1.500.000.000,00 = Rp 300.000.000,00
Catatan:
Dari perhitungan tersebut, kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan adalah sebesar Rp
300.000.000,00 atau sebesar PPh yang terutang atau yang dibayar di luar negeri. Jumlah ini
diperoleh dengan membandingkan penghitungan PPh maksimum yang boleh dikeditkan
dengan PPh yang terutang atau dibayar di luar negeri, kemudian dipilih jumlah yang
terendah.
3. PT Fausal memperoleh penghasilan dalam tahun 2009 sebagai berikut:
a. Di negara A memperoleh penghasilan Rp 400.000.000,00 dengan tarif pajak 20%.
b. Di negara B memperoleh penghasilan Rp 500.000.000,00 dengan tariff pajak 15%.
c. Di negara C merugi sebesar Rp 150.000.000,00
d. Penghasilan usaha di Indonesia Rp 350.000.000,00
Hitung PPh pasal 24!
Jawab:
a. Menghitung total penghasilan kena pajak
Penghasilan dari negara A Rp 400.000.000,00
Penghasilan dari negara B Rp 500.000.000,00
Penghasilan di dalam negeri Rp 350.000.000,00
Total penghasilan kena pajak Rp 1.250.000.000,00
b. Menghitung total PPh terutang
25% x Rp 1.250.000.000,00 = Rp 312.500.000,00
c. Menghitung PPh maksimum yang dapat dikreditkan
Dari negara A (Rp 400.000.000,00 : Rp 1.250.000.000,00) x Rp 312.500.000,00 =
Rp 100.000.000,00
Dari negara B (Rp 500.000.000,00 : Rp 1.250.000.000,00) x Rp 312.500.000,00 =
Rp 125.000.000,00
d. Menghitung PPh yang dibayar atau terutang di luar negeri
PPh terutang di negara A 20% x Rp 400.000.000,00 = Rp 80.000.000,00
PPh terutang di negara B 15% x Rp 500.000.000,00 = Rp 75.000.000,00
Dari negara A Rp 80.000.000,00 + dari negara B Rp 75.000.000,00 = Rp 155.000.000,00
Jadi dapat disimpulkan bahwa PPh pasal 24 yang dapat dikreditkan adalah
Rp 155.000.000,00
Catatan:
Kredit pajak yang diperbolehkan (PPh pasal 24) adalah sebesar Rp 155.000.000,00 jumlah
ini diperoleh dengan membandingkan perhitungan PPh maksimum yang dapat dikreditkan
dengan PPh yang sesungguhnya dibayarkan di luar negeri dan total pajak terutang. Kemudian
dipilih yang nilainya paling kecil. Misalnya dai negara A PPh maksimum sebesar Rp
100.000.000,00 sedangkan PPh sesungguhnya yang dibayar di luar negeri adalah Rp
80.000.000,00. Karena PPh maksimum nilainya lebih besar, maka yang diambil adalah PPh
sesungguhnya yang dibayar di luar negeri sebesar Rp 80.000.000,00.
Kerugian yang terjadi di luar negeri,tidak mengurangi total penghasilan kena pajak.
Sedangkan kerugian yang terjadi di dalam negeri, akan mengurangi total penghasilan kena
pajak.

DAFTAR PUSTAKA

http://siskaeca31.blogspot.co.id/2015/12/makalah-pph-pasal-24.html
( Diakses 14 September 2017 )
http://www.pajak.go.id/content/221523-pph-pasal-24 ( Diakses 14 September 2017 )

http://news.ddtc.co.id/artikel/9005/pph-pasal-24-1--konsep-dasar-subjek--objek-pajak/
( Diakses 14 September 2017 )

http://naldanazari.blogspot.co.id/2015/12/contoh-soal-pph-pasal-24-jawabannya.html
( Diakses 14 September 2017 )

Anda mungkin juga menyukai