51 58 Jurnal Farida
51 58 Jurnal Farida
Hipertensi sering disebut sebagai silent killer karena sifatnya asimtomatik sehingga hipertensi
menjadi penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis. Masalah penelitian ini
adalah masih tingginya angka penderita hipertensi di Dusun Blungkan Desa Sendangrejo
Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
adanya perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian infusum belimbing wuluh pada
penderita hipertensi di Dusun Blungkan Desa Sendabgrejo Kecamatan Lamongan Kabupaten
Lamongan.
Desain penelitian menggunakan pra-experiment one group pretest-posttest design. Populasi adalah
seluruh penderita hipertensi usia 41-50 tahun di Dusun Blungkan Desa Sendangrejo Kecamatan
Lamongan Kabupaten Lamongan pada bulan Februari 2014. Besar sampel sebanyak 23 responden.
Teknik sampling menggunakan Accidental Sampling. Variabel penelitian tekanan darah, perlakuan
dengan pemberian 3 buah belimbing wuluh dicampur dengan 1 sendok makan gula pasir. Data
dikumpulkan melalui wawancara dan lembar observasi dan dianalisa menggunakan uji Paired t-test
dengan taraf signifikansi =0,05.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tekanan darah sistolik sebelum pemberian infusum
belimbing wuluh adalah 171 mmHg, rata-rata tekanan darah sistolik sesudah pemberian infusum
belimbing wuluh adalah 152 mmHg, terdapat perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah
mengkonsumsi infusum belimbing wuluh. Hasil uji Paired t-test didapatkan nilai p = 0,000.
Melihat hasil penelitian, maka perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang belimbing wuluh untuk
dapat lebih bermanfaat bagi penderita hipertensi.
meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari 10 yang tidak dapat dikendalikan atau faktor
penderita tersebut tidak mendapatkan mayor seperti keturunan, jenis kelamin, ras
pengobatan secara adekuat (Rahajeng dan usia. Sedangkan faktor resiko yang dapat
Ekowati, 2009). Di Indonesia banyaknya dikendalikan atau faktor minor yaitu obesitas
penderita Hipertensi diperkirakan 15 juta sindroma resistensi insulin atau sindroma
orang tetapi hanya 4% yang merupakan metabolik, kurang gerak, merokok,
hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada sensitivitas natrium, kadar kalium rendah,
orang dewasa, 50% diantaranya tidak alkoholisme, stress (Yulianti Sufrida, 2006).
menyadari sebagai penderita hipertensi Dampak dari hipertensi meliputi krisis
sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi, penyakit arteri perifer, aneurisma
hipertensi berat karena tidak menghindari aorta dissecting, PJK, angina, infark
dan tidak mengetahui faktor resikonya, dan miokard, gagal jantung, aritmia, kematian
90% merupakan hipertensi esensial. Saat ini mendadak, serangan iskemik sepintas atau
penyakit degeneratif dan kardiovaskuler transient ischemic attack, stroke, retinopati,
sudah merupakan salah satu masalah ansefalopati hipertensi, serta gagal ginjal
kesehatan masyarakat di Indonesia. (Kowalak Jenifer P, 2011).
Prevalansi terbanyak berkisar antara 6 Pengobatan hipertensi terdiri dari
sampai dengan 15% tetapi angka-angka terapi farmakologis dan terapi non
ekstrim rendah seperti di Ungaran, Jawa farmakologis. Jenis-jenis obat antihipertensi
Tengah 1,8%; Lembah Balim Pegunungan untuk terapi farmakologis meliputi diuretika,
Jaya Wijaya, Irian Jaya 0,6%; dan Talang beta blocker, calsium channel blocker atau
Sumatera Barat 17,8%. Diperkirakan sekitar calsium antagonis, angiotensin converting
80% kenaikan kasus hipertensi terutama di enzyme inhibitor, angiotensin II receptor
negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah bloker atau AT, reseptor antagonist atau
639 juta kasus di tahun 2000, diperkirakan blocker atau ARB. Obat antihipertensi untuk
menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025 terapi nonfarmakogis meliputi menghentikan
(Amiruddin Ridwan, 2007). Pada tahun 2010 merokok, menurunkan berat badan berlebih,
data jumlah penderita hipertensi yang menurunkan konsumsi alkohol berlebih,
diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi latihan fisik, menurunkan asupan garam,
Jawa Timur terdapat 275.000 jiwa penderita meningkatkan konsumsi buah dan sayur,
hipertensi. menurunkan asupan lemak, serta dapat
Berdasarkan hasil survei awal di menggunakan pengobatan herbal (Sudoyo
Dusun Blungkan Desa Sendangrejo Aru W, 2006).
Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan Beberapa tanaman herbal yang dapat
pada tanggal 06 November 2013, dari 10 digunakan untuk menurunkan hipertensi
orang yang dilakukan pemeriksaan tekanan meliputi buah kesemek, alpukat, pisang,
darah terdapat 4 orang atau 40% yang semangka, mentimun, kiwi, serta buah
mengalami hipertensi. Rata-rata tekanan belimbing wuluh (Novik Kurnianti, 2013).
darah mereka berkisar antara : tekanan Dari banyaknya terapi tersebut, maka peneliti
sistolik 140-180 mmHg dan tekanan diastolik membatasi pada faktor belimbing wuluh.
90-100 mmHg dengan usia rata- rata yaitu Belimbing wuluh merupakan salah satu
40- 55 tahun dan kebanyakan dari mereka tumbuhan yang mengandung kalium sitrat
mengalami kekambuhan dari penyakit yaitu, yang mana mineral kalium sitrat dapat
hipertensinya. Dari data tersebut, masalah berfungsi sebagai diuretik sehingga
penelitian ini adalah penderita hipertensi pengeluaran natrium cairan meningkat, hal
yang masih tergolong tinggi. tersebut dapat membantu menurunkan
Banyak faktor yang berperan untuk tekanan darah.
terjadinya hipertensi meliputi faktor resiko
yang tidak dapat dikendalikan atau faktor
mayor dan faktor resiko yang dapat
dikendalikan atau faktor minor. Faktor resiko
METODOLOGI .PENELITIAN
Tabel 7 Tekanan darah pada penderita karena hormon estrogen juga bisa mengatur
hipertensi sebelum dan sesudah sebagian pembuluh darah bagian tubuh.
pemberian infusum belimbing Teori diatas juga berhubungan dengan
wuluh atau Averrhoa bilimbi L. teori Yulianti Sufrida (2006), bahwa
penambahan usia dapat meningkatkan resiko
terjangkitnya penyakit hipertensi. Walaupun
penyakit hipertensi biasa terjadi pada segala
usia, tetapi paling sering menyerang orang
dewasa yang berusia 35 tahun atau lebih.
Meningkatnya tekanan darah seiring dengan
bertambahnya usia memang sangat wajar.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Hal ini disebabkan adanya perubahan alami
rata-rata tekanan darah sistolik pada pada jantung, pembuluh darah, dan hormon.
penderita hipertensi sebelum diberikan Namun, jika perubahan ini disertai dengan
perlakuan infusum belimbing wuluh adalah faktor resiko lain bisa memicu terjadinya
171 mmHg dan rata-rata tekanan darah hipertensi.
sistolik pada penderita hipertensi sesudah Jika dilihat dari segi pekerjaan,
diberikan perlakuan infusum belimbing sebagian besar atau 39,1 % penderita
wuluh adalah 152 mmHg dengan rata-rata hipertensi di Dusun Blungkan adalah petani,
penurunan 19,5 mmHg. Kesimpulannya kemungkinan disebabkan oleh tingkat beban
terdapat perbedaan tekanan darah sebelum kerja yang berat. Bertani adalah pekerjaan
dan sesudah diberikan perlakuan infusum musiman yang hasil alamnya terkadang tidak
belimbing wuluh atau Averrhoa bilimbi L. sesuai dengan yang diharapkan sehingga
penghasilan yang didapatkan tidak menentu.
PEMBAHASAN . . Hal tersebut akan memberikan dampak yang
negatif terhadap pikiran penderita sehingga
Tekanan Darah Sebelum Pemberian akan mengalami stress dan kecemasan yang
Infusum Belimbing Wuluh pada akan mencetuskan salah satu faktor
Penderita Hipertensi di Dusun Blungkan munculnya hipertensi. Menurut Susalit
Desa Sendangrejo Kecamatan Lamongan (2001), stress yang tinggi akan merangsang
Kabupaten Lamongan adrenalin sehingga katekolamin akan
Berdasarkan tabel 7, rata-rata penderita maningkat dan mengakibatkan vasokonstriksi
hipertensi bertekanan darah sistolik 171 pembuluh darah.
mmHg. Hal ini kemungkinan dapat
dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin dan Tekanan Darah Sesudah Pemberian
pekerjaan. Infusum Belimbing Wuluh pada Penderita
Dari fakta diatas, sebagian besar dari Hipertensi di Dusun Blungkan Desa
penderita hipertensi berusia 46-50 tahun. Dan Sendangrejo Kecamatan Lamongan
dari segi jenis kelamin menunjukkan bahwa Kabupaten Lamongan
sebagian besar responden berjenis kelamin Berdasarkan tabel 7, rata-rata penderita
perempuan yaitu sebanyak 13 responden atau hipertensi bertekanan darah sistolik 152
56,5%. mmHg. Hal tersebut kemungkinan dapat
Perempuan yang usianya menuju pada dipengaruhi oleh pendidikan.
menopause, resiko terjadinya hipertensi Dari fakta di atas, jika dilihat dari segi
meningkat. Hal ini kemungkinan disebabkan pendidikan, sebagian besar penderita
oleh faktor hormonal. Pada wanita hipertensi berpendidikan SMA yaitu 47,8%
premenopause cenderung sensitif akibat penderita, hal ini kemungkinan menunjukkan
perubahan bentuk pola tubuh dan penurunan bahwa tingkat pendidikan yang lebih tinggi
hormon estrogen. Menurut Wexler (2002), mempunyai wawasan pengetahuan dan cara
penurunan estrogen pada perempuan akan berfikir yang matang sehingga lebih mudah
mengalami peningkatan tekanan darah, untuk menerima informasi dan mencari
alternatif dalam penanganan hipertensi secara multiguna yang memiliki sifat kimiawi dan
cepat dan tepat, dikarenakan hipertensi akan efek farmakologis. Kandungan kimia yang
mengganggu aktifitas sehari-hari. Menurut terdapat dalam buah belimbing wuluh yang
Wahid Iqbal (2007), pendidikan berarti berfungsi untuk menurunkan tekanan darah
bimbingan yang diberikan seseorang pada yaitu kalium sitrat, yang mana mineral
orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka kalium sitrat dapat berfungsi sebagai diuretik
dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri sehingga pengeluaran natrium cairan
bahwa makin tinggi pendidikan seseorang meningkat, hal tersebut dapat membantu
semakin mudah pula mereka menerima menurunkan tekanan darah. Maka, 3 buah
informasi, dan pada akhirnya makin banyak belimbing wuluh ditambah dengan 1 sendok
pula pengetahuan yang dimilikinya. makan gula pasir yang direbus dapat
Sebaliknya jika seseorang tingkat menurunkan tekanan darah.
pendidikannya rendah, akan menghambat Dari penelitian yang sebelumnya
perkembangan sikap seseorang terhadap dilakukan oleh Lukman Efendi (2013),
penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang dengan menggunakan rebusan daun alpukat
baru diperkenalkan. atau Persea Americana Mill menunjukkan
terjadinya penurunan tekanan darah sistolik
Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan pada penderita hipertensi, dimana daun
Sesudah Pemberian Infusum Belimbing alpukat memiliki kandungan kimia yaitu
Wuluh pada Penderita Hipertensi di Senyawa flavonoid yang bersifat diuretik,
Dusun Blungkan Desa Sendangrejo salah satu kerjanya yaitu dengan
Kecamatan Lamongan Kabupaten mengeluarkan sejumlah cairan dan elektrolit
Lamongan maupun zat-zat yang bersifat toksik. Dengan
Dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov berkurangnya jumlah air dan garam dalam
yang dilakukan untuk mengetahui distribusi tubuh maka pembuluh darah akan longgar
normalitas data, didapatkan hasil bahwa sehingga tekanan darah perlahan-lahan
distribusi data adalah normal, selanjutnya mengalami penurunan.
data dari hasil analisa paired t-test, Kesimpulannya, walaupun keberadaan
didapatkan nilai p adalah (0.000) dimana p < belimbing wuluh tergantung pada musimnya,
0.05, sehingga H0 ditolak yang artinya akan tetapi belimbing wuluh sangat
terdapat perbedaan antara tekanan darah bermanfaat untuk terapi herbal yang dapat
sebelum dan sesudah pemberian infusum dijadikan alternatif pengobatan hipertensi
belimbing wuluh pada penderita hipertensi di terutama dalam menurunkan tekanan darah
Dusun Blungkan Desa Sendangrejo dengan kandungan kalium sitrat yang
Kecamatan Lamongan Kabupaten terdapat di dalamnya, tanpa perlu
Lamongan. dikhawatirkan keracunan atau toksikasi
Selain kaya akan vitamin dan mineral, asalkan tidak dikonsumsi secara berlebihan
belimbing juga merupakan obat yang murah walaupun tubuh masih mempunyai batas
bagi penderita hipertensi karena buah ini kadar toksikasi tertentu.
mengandung zat yang dapat menurunkan
tekanan darah. Buah yang menyegarkan ini PENUTUP
juga merupakan unggulan di kota Demak,
Jawa Tengah. Selain itu, buah ini juga 1. Simpulan
merupakan penyedia serat yang sangat Berdasarkan penelitian yang dilakukan
penting bagi pencernaan. Jika tiap orang di Dusun Blungkan Desa Sendangrejo
memakan sebuah belimbing yang beratnya Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan
300 gram per hari secara rutin, dijamin pada bulan Februari hingga Maret 2014
kesehatannya akan terpelihara (Purwaningsih dengan menggunakan sampel penderita
Eko, 2007). hipertensi usia 41-50 tahun yang diperiksa
Menurut Eko Purwaningsih (2007), tekanan darah sistoliknya yang berjumlah 23
belimbing wuluh merupakan tanaman