Anda di halaman 1dari 14

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Belimbing sebagai terapi

1. Pengertian

Belimbing merupakan salah satu tumbuhan yang biasa digunakan

oleh masyarakat sebagai obat tradisianal. Tanaman belimbing mempunyai

dua spesies yaitu Averrhoa billimbi L, masyarakat bisa menyebutkan

sebagai belimbing wuluh dan Averrhoa carambola L atau biasa disebut

belimbing manis. Biasanya masyarakat menggunakan belimbing wuluh

dan belimbing manis sebagai obat darah tinggi atau hipertensi (Mursito,

2003: 53 ).

2. Macam-macam belimbing

a. Belimbing Manis (Averhoa carambola L)

Belimbing biasa di tanan sebagai pohon buah-buahan. Kadang-

kadang ditemukan tumbuh liar tropik yang beriklim panas dan

lembab. Tanaman belimbing berbentuk pohon, tingginya mencapai 12

m. Percabangan banyak yang arahnya agak mendatar sehingga pohon

ini tampak menjadi rindang. Berbunga sepanjang tahun sehingga

buahnya tidak kenal musim. Daun belimbing berupa daun majemuk

menyirip ganjil dengan anak daun berbentuk bulat telur, ujung

runcing, tepi rata, permukaan atas mengkilap, permukaan bawah

buram, panjang 1,75 9 cm, lebar 1,25 4,5 cm. Bunga majemuk
11

tersusun berupa malai, warnanya merah keunguan, keluar dari ketiak

daun dan diujung cabang, ada juga yang keluar dari dahannya.

Buahnya merupakan buah buni, berusuk lima, bila dipotong melintang

berbentuk bintang, Panjang buah 4 12,5 cm, berdaging dan banyak

mengandung air, saat masak warnanya kuning. Rasanya manis sampai

asam. Biji berwarna putih kotor keclokatan, pipih, berbentuk elips

dengan kedua ujung lancip.

Wardani (2010), Buah belimbing mempunyai kandungan gizi


cukup tinggi yang bermanfaat bagi tubuh.
Tabel 2.1 Kandungan gizi dalam buah belimbing manis tiap 100 grm.
No. Kandungan gizi Jumlah
1. Energi 35 kal
2. Protein 50 gram
3. Lemak 70 gram
4. Karbohidrat 7,70 gram
5. Kalsium 8 mg
6. Serat 0,90 gram
7. Vitamin A 18 RE
8. Vitamin C 33 Mg
9. Niacin 0,40 gram

Di Indonesia sendiri diberbagai wilayah menyebutnya

berbeda-beda. Di Sumatra: asom jorbing, belimbing manih, jawa:

belimbing amis, belimbing legi, belimbing lengger, belimbing lengger,

belimbing lingir, calincing amis, libi melai. Di Sulawesi: lumpias

manis, rumpiasa, lopias eme, bainang sulapa, balireng. Di Maluku:

baknil kasluir, haurela pasaki, taulela pasaki, mabili totofuo.


12

Kegunaanya menghilangkan sakit (analgetik), memperbanyak

pengeluaran empedu, anti radang, peluruh kencing, astringent.

Kandungan Kimia pada Batang (Saponin, tanin, glucoside, calsium

oksalat, sulfur, asam format, peroksidase) dan Daun (Tanin, suifur,

asam format, peroksidase, calsium oksalat, kalium sitrat). Bagian yang

dapat digunakan sebagai obat :

a. Bunga: Batuk, Sariawan (stomatitis)

b. Daun: Perut sakit, Gondongan (Parotitis), Rematik.

c. Buah: Batuk rejan, gusi berdarah, sariawan, sakit gigi berlubang,

jerawat, panu, tekanan darah tinggi, kelumpuhan, memperbaiki

fungsi pencernaan, radang rektum (Wijayakusuma, 2001).

b. Belimbing wuluh ( Averrhoa bilimbi )

Merupakan tanaman yang mempunyai buah berasa asam yang

kaya khasiat sering digunakan sebagai bumbu sayuran atau campuran

jamu. Belimbing wuluh atau belimbing sayur diduga berasal dari

kepulauan Maluku dan kini tersebar ke seluruh Indonesia dan negara-

negara sekitar seperti Filipina, Myanmar, dan Srilanka. Belimbing

wuluh (Averrhoa bilimbi) dikenal dengan berbagai daerah dengan

nama yang berbeda, seperti: limeng, selimeng (Aceh), Selemeng

(Gayo), asom belimbing, balimbingan (Batak), malimbi (Nias),

balimbieng (Minangkabau), belimbing asam (Melayu), balimbing

(Lampung), belimbing wuluh (jawa), calincing wulet (Sunda),

bhalingbhing bulu (Madura). Buah belimbing wuluh (Averrhoa


13

bilimb) yang ternyata kaya khasiat Juga disebut blimbing buloh (Bali),

limbi (Bima), libi (Sawu), balimbeng (Flores), belerang (Sangi),

lumpias, rumpeasa dureng, wulidan, lopias, lembetue (Gorontalo),

bainang (Makasar), calene (Bugis), takurela (Ambon), kerbol

(Timor), malibi (Halmahera), uteke (Papua). Dalam bahasa Inggris

dikela sebagai cucumber tree atau bilimbi. Sedangkan dalam bahasa

latin disebut Averrhoa bilimbi.

Pohon belimbing wuluh kecil setinggi sekitar 10 meter dengan

diameter pangkal batang mencapai 30 cm. Batangnya bergelombang

dan tidak rata. Daun belimbing sayur merupakan daun majemuk

sepanjang 30-60 cm dengan 11-45 pasang anak daun. Anak daun

berwarna hijau, bertangkai pendek, berbentuk bulat telur hingga

jorong dengan ujung agak runcing, pangkal membulat, tepi daun rata,

panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm. Belimbing wuluh mempunyai bunga

majemuk yang tersusun dalam malai, berkelompok. Bunga belimbing

asam, seperti buah kepel, tumbuh keluar dari batang atau percabangan

yang besar. Buah belimbing buluh berupa buni berbentuk lonjong

persegi, dengan panjang 4-6 cm. Buahnya berwarna hijau kekuningan,

berair dan jika masak berasa asam.


14

Tabel 2. 2 Kandungan gizi dalam buah belimbing wuluh tiap 100 grm.
No. Kandungan gizi Jumlah
1. Kalori 36,00 kal
2. Protein 0,40 g
3. Lemak 0,40 g
4. Karbonhidrat 8,80 g
5. Kalsium 4,00 g
6. Fosfor 12,00 mg
7. Zat besi 1,10 mg
8. Vit. A 170,00 SI
9. Vit. B 0,03 mg
10. Vit. C 35,00 mg
11. Air 90,00 gr
12. Bagian yang dapat dimakan (Bdd) 86,00 %
Sumber: Rukmana (2001).

Kandungan kimia belimbing wuluh antara lain sapoin, tanin,

flafoid, glukosid, asam format, asam sitrat, serta bneberapa mineral

terutama kalsium (Mursito, 2008).

Belimbing wuluh (Averhoa bilimbi), digunakan untuk

menghilangkan sakit (analgetik), memperbanyak pengeluaran

empedu, anri radang, peluruh kencing (anti hipertensi), dan juga

sebagai astringent (Wijayakusuma, 2001).

B. Perasan belimbing manis ( Averhoa Carambola )

Simplisia adalah bahan alamiyah yang digunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun dinyatakan lain, berupa bahan yang

telah dikeringkan. Simplisia dibagi menjadi 3 macam yaitu simplisia

nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan. Simplisia nabati adalah

simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat


15

tanaman. Simplisia hewani adalah simplisia berupa hewan utuh, bagian

hewan atau zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan atau belum

berupa zat-zat kimia murni. Simplisia pelikan atau mineral yang belum

diolah dengan cara-cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.

Voight (1995), metode pemerasan digunakan untuk memperoleh

ekstrak belimbing manis. Sebagai material awal digunakan tumbuhan

segar yang dihaluskan. Cairan perasan adalah larutan dalam air yang

terdiri dari seluruh bahan yang terkandung dalam tumbuhan segar dalam

perbandingan yang sama seperti dalam material awalnya dan yang tetap

tinggal hanya bahan yang tidak larut (Wirawan, 2009).

Mengkonsumsi 280 grm buah belimbing manis 2x sehari secara

rutin selama 7 hari dapat menurunkan tekanan darah (Sulistiono, 2009).

C. Tekanan Darah

Tekanan darah adalah kekuatan yang digunakan oleh darah yang

bersirkulasi pada dinding-dinding dari pembuluh-pembuluh darah, dan

merupakan satu dari tanda-tanda vital yang utama dari kehidupan, yang

termasuk detak jantung, kecepatan pernafasan, dan temperatur. Tekanan darah

dihasilkan oleh jantung yang memompa darah kedalam arteri-arteri pada

aliran darah. Tekanan darah perorangan dinyatakan sebagai tekanan darah

sistolik atau diastolik, contohnya 120/80. Tekanan darah sistolik (angka yang

diatas) mewakili tekanan diarteri arteri ketika otot jantung berkontraksi dan

memompa darah kedalamnya. Tekanan darah diastolik (angka yang dibawah)


16

mewakili tekanan diarteri-arteri ketika otot jantung mengendur (relax) setelah

ia berkontraksi. Tekanan darah selalu lebih tinggi ketika jantung sedang

memompa daripada ketika ia sedang mengendur (Ridwan, 2009).

The Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment

of High Blood Pressure (JNC) telah mengklasifikasi penyakit tekanan pada

orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prehipertensi, hipertensi

derajat 1, hipertensi derajat 2, dan hipertensi derajat .

Tabel 2.3. Klasifikasi Tekanan Darah


Klasifikasi Tekanan Darah Klasifikasi Tekanan Darah
Normal <120 dan <80
Prehipertensi 120-139 atau 80-89
Hipertensi stadium I 140-159 atau 90-99
Hipertensi stadium II >160 atau >100
Hipertensi stadium III >180 atau >110

D. Hipertensi

1. Pengertian

Seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan sistoliknya di atas

140 mmHg (milimeter air raksa) dan bisa juga disertai tekanan

diastoliknya yang diatas 90 mmHg pada dua atau tiga kali pemeriksaan

(Prince & Wilson, 1995).

Hipertensi untuk orang dewasa adalah tekanan darah sistolik sama

dengan atau lebih besar dari 160 mmHg dan atau diastolik sama dengan

atau lebih besar dari 95 mmHg. Tekanan darah normal pada orang

dewasa adalah tekanan darah sistolik kurang dari 140 mmHg dan

diastolik kurang dari 90 mmHg. Dalam WHO terdapat istilah Borderline


17

Hypertesion yang dipergunakan untuk menunjukkan tekanan darah

diantara kedua nilai tersebut diatas (Wirapranata, 1993).

2. Tanda dan gejala

Corwin (2000) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis

timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa : Nyeri

kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat

peningkatan tekanan darah intrakranial. Penglihatan kabur akibat

kerusakan retina akibat hipertensi. Ayunan langkah yang tidak mantap

karena kerusakan susunan saraf pusat. Nokturia karena peningkatan aliran

darah ginjal dan filtrasi glomerolus. Edema dependen dan pembengkakan

akibat peningkatan tekanan kapiler.

Beberapa gejala yang sering terdapat pada penderita hipertensi

meskipun secara tidak sengaja muncul secara bersamaan antara lain sakit

kapala, pendarahan dihidung, wajah kemerahan serta cepat capai

(Ridwan, 2009).

Menurut Lanny Sustrani (2004) gejalagejala hipertensi antara

lain sakit kepala, jantung berdebar-debar, sulit bernafas setelah bekerja

keras atau mengangkat beban kerja, mudah lelah, penglihatan kabur,

wajah memerah, hidung berdarah, sering buang air kecil terutama di

malam hari telingga berdering (tinnitus) dan dunia terasa berputar.


18

3. Macam-macam Hipertensi

a. Hipertensi Primer (essensial)

Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak jelas

etiologinya. Kelainan hemodinamik utama pada hipertensi ini adalah

peningkatan resistensi perifer. Prevalensi hipertensi primer

merupakan mayoritas dan jumlahnya lebih dari 90%. Penyebabnya

terdiri dari bawaan, lingkungan (jumlah keluarga, pekerjaan, teman,

makanan, dan kegemukan), garam dan sensitivitas, perokok.

b. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder mempunyai prevalensi berkisar antara 5-

8% dari seluruh penderita hipertensi. Hipertensi sekunder disebabkan

oleh penyakit endokrin, penyakit renal, dan penyakit lain yaitu stres

berat, penyempitan aorta, obat-obatan seperti hormon, kokain,

siklosporin (Aziz, 2009).

4. Faktor Hipertensi

Banyak faktor yang berperan untuk terjadinya hipertensi meliputi

faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) dan faktor risiko yang

dapat dikendalikan (minor). Faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan

(mayor) seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan umur. Sedangkan faktor

resiko yang dapat dikendalikan (minor) yaitu olahraga, makanan

(kebiasaan makan garam), alkohol, stres, kelebihan berat badan (obesitas),

kehamilan dan penggunaan pil kontrasepsi (Pajario, 2002).


19

5. Akibat Hipertensi

Akibat hipertensi antara lain pada :

a. Otak, menyebabkan stroke.

b. Mata, menyebabkan retinopati hipertensi dan dapat menimbulkan

kebutaan.

c. Jantung, menyebabkan penyakit jantung koroner (termasuk infark

jantung), gagal jantung.

d. Ginjal, menyebabkan penyakit ginjal kronik, gagal ginjal terminal

(Ridwan, 2009).

Akibat yang ditimbulkan dari penyakit hipertensi antara lain

penyempitan arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak, hal ini

disebabkan karena jaringan otak kekurangan oksigen akibat penyumbatan

atau pecahnya pembuluh darah otak dan akan mengakibatkan kematian

pada bagian otak yang kemudian dapat menimbulkan stroke. Komplikasi

lain yaitu rasa sakit ketika berjalan kerusakan pada ginjal dan kerusakan

pada organ mata yang dapat mengakibatkan kebutaan (Beevers, 2002).

6. Alat Ukur Hipertensi

Alat ukur tekanan darah dengan menggunakan spygmomanometer

yang telah dikalibrasi dengan tepat (80% dari ukuran manset menutupi

lengan) setelah pasien beristirahat nyaman, posisi duduk punggung tegak

atau terlentang (Feldman R.D. et al dalam Scohlze, 2007).


20

E. Pengaruh pemberian perasan buah belimbing manis terhadap penurunan

tekanan darah pada penderita hipertensi.

Perasan buah blimbing manis yang mengandung flavonoid bisa

digunakan untuk terapi tekanan darah tinggi, karena flavonoid dapat

menghambat enzim angiotensin serta mengandung kadar kalium yang

tinggi, natrium yang rendah sebagai obat hipertensi sedangkan salah satu

metabolik sekunder yang diduga mempunyai khasiat sebagai obat darah

tinggi adalah flavonoid (Wardani, 2008).

Buah belimbing manis dapat diketahui fungsinya dalam

menurunkan tekanan darah, seperti:

a. Diuretik, mengurangi jumlah air dalam plasma darah dengan cara

dibuang sebagai urin.

b. Anti-adrenergenik, menurunkan produksi, sekresi, dan efektivitas

hormon adrenalin.

c. Vasodilator, melancarkan peredaran darah dengan cara meningkatkan

volume pembuluh darah dan organ-organ yang diisi darah

( Iskandar, 2007).

F. Teori Comfort

Kolcaba (2003) menjelaskan bahwa comfort (rasa nyaman)

mendefinisikan sebagai suatu keadaan yang dialami oleh individu, bersifat

individual dan holistik.

Teori comfort (Kolcaba, 2003), menjelaskan bahwa klien memiliki tiga

kebutuhan yaitu :
21

1. Relief merupakan kondisi yang dapat meredakan atau meringankan

ketidaknyamanan.

2. Ease merupakan kondisi dimana tidak ada kenyamanan spesifik.

3. Transcendence merupakan kemampuan untuk melampaui

ketidaknyamanan ketika rasa tidak nyaman tersebut tidak dapat dikurangi

atau dihindari.

Tipe perawatan dalam teori comfort (Kolcaba, 2003) meliputi

tehnikal, coaching dan comforting. Tipe perawatan tehnikal bertujuan untuk

mempertahankan homeostasis. Tindakan tipe perawatan tehnikal berupa

penatalaksanaan hipertensi, pencegahan komplikasi, pemberian (pemberian

perasan buah belimbing manis), observasi efek samping. Tipe perawatan

coaching adalah pemberian informasi (pendidikan kesehatan) dan promosi

kesehatan. Tipe perawatan comforting meliputi empati dan pemberian

dukungan.

Pada penelitian yang akan di teliti yaitu pengaruh pemberian perasan

buah belimbing manis terhadap penurunan tekanan darah, termasuk dalam

kategori tindakan tipe perawatan tehnikal. Tipe perawatan tehnikal dalam

teori comfort (Kolcaba, 2003) ini berupa pemberian obat yaitu pemberian

perasan buah belimbing manis.


22

G. Kerangka Teori
Pendidikan
Umur dan promosi
Genetik kesehatan
Jenis kelamin
Ras
Empati
dan
Pemberian pemberian
obat dukungan

Tekanan
darah Intervensi comfort
Olahraga
perasan buah
Konsumsi Teknikal
belimbing manis
alkohol
dalam 280 grm.
Stress
Obesitas Coaching
stroke
Kehamilan
pil
kontrasepsi Comfroting
Hipertensi
otak
Primer

sekunder mata

Buta

Ginjal Jantung

Ginjal Gagal ginjal Jantung Gagal


kronik terminal koroner jantung

Gambar 2.1. Kerangka teori comfort

( Kalacoba, 2003 ; Pajario, 2002; Malindo 2009 ; Beveers, 2002 )


23

H. Kerangka konsep

Variabel independen Variabel dependen

Pemberian perasan buah Tekanan darah


belimbing manis

Alur penelitian

Tekanan darah Tekanan darah


sebelum sesudah
intervensi intervensi

Intervensi
Pemberian perasan buah
belimbing manis dalam
280 grm

Dibandingkan

Gambar 2.2. Kerangka konsep

Pengaruh perasan buah belimbing manis (Averhoa carambola L) terhadap

penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

I. Hipotesis Penelitian

Hipotesis Penelitian adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu

hal yang dibuat untuk melakukan pengecekan (Riwidikdo, 2007). Hipotesis

penelitian ini adalah ada pengaruh perasan buah belimbing manis terhadap

penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai