Skripsi
Disusun untuk melengkapi syarat-syarat
guna mendapatkan gelar sarjana farmasi (S.Far)
Oleh :
HENI MAIELA SARI
NIM : 105102003368
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H / 2010 M
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Farmasi FKIK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pembimbing
Penguji
Mengetahui,
Ketua Program Studi Farmasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penulis
Puji syukur atas rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat
Toleransi Glukosa Ekstrak Etanol Gambir (Uncaria gambir, Roxb) Pada Tikus
SWT dan bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan
3. Pembimbing Bapak Drs. M. Yanis Musdja, M. Sc, Apt, dan Bapak Yardi,
M. Si, Apt yang selalu membimbing saya dengan sabar, serta penguji.
4. Dosen-dosen prodi farmasi dan FKIK yang telah memberi ilmu tak ternilai
kapada penulis.
5. Kedua Orang tua ku Drs. H. Marsidik Syariep Hidayat dan Hj. Hawaina,
pertamanya ini lulus tepat waktu, serta adik-adikku Dessy Septiani dan
Salsa Nida Ulya, dan segenap keluarga besar yang selalu memberikan
administrasi.
semangat serta menemani baik dalam suka maupun duka selama penelitian
9. Semua pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung yang
masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh
karena itu dengan penuh keterbukaan penulis mengharapkan kritik dan saran yang
ini. Harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan
Jakarta.
Penulis
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... ..4
1.3 Pembatasan Masalah................................................................. ..4
1.4 Hipotesis................................................................................... ..4
1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................... ..4
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................... ..4
Tabel 1. Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik
sebagai patokan penyaring dan diagnosa Diabete Mellitus (mg/dl) ...21
Tabel 2. Kelompok Perlakuan Tikus Uji Efek Hipoglikemik.......................... 45
Tabel 3. Kelompok Perlakuan Tikus Uji Toleransi Glukosa ............................46
Tabel 4. Pengujian Karakteristik Ekstrak ....................................................... 52
Tabel 5. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Gambir......................................... 53
Tabel 6. Hasil Rata-rata Kadar Glukosa Darah Induksi Aloksan ................ 53
Tabel 7. Hasil Rata-rata Presentase Penurunan Kadar Glukosa Darah
Induksi Aloksan ............................................................................... 54
Tabel 8. Hasil Rata-rata Penurunan Kadar Glukosa Darah Toleransi
Glukosa ...............................................................................................54
Tabel 9. Hasil Rata-rata Presentase Penurunan Kadar Glukosa Darah
Toleransi Glukosa ...55
Tabel 10. Obat-obat diabetes ..............................................................................75
Tabel 11. Conversion of animal doses to HED based on BSA .......................... 79
Tabel 12. Berat Badan Tikus ........................................................................... 80
Tabel 13. Hasil Pengukuran Glukosa Darah Uji Hipoglikemik......................... 81
Tabel 14. Hasil Pengukuran Glukosa Darah Toleransi Glukosa ....................... 83
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
tumbuhan obat tidak diketahui oleh manusia sehingga tidak terawat dengan
baik dan menjadi tanaman liar. Secara umum, informasi kegunaan tumbuhan
Hariana H, 2004).
(Uncaria gambir Roxb) dari familia Rubiaceae. Gambir termasuk suku kopi-
merambat dan berkayu. Tanaman ini umumnya tumbuh baik pada ketinggian
200 - 800 meter diatas permukaan laut yang ditemukan tumbuh liar di hutan-
gambir Roxb dimana daunnya lebih besar dan lebar, tahan terhadap hama,
campuran obat untuk luka bakar, obat sakit kepala, obat diare, obat disentri,
obat kumur-kumur, obat sariawan, serta obat sakit kulit untuk dibalurkan
(Balittro, 2004).
didalam tubuh. Tetapi metabolisme lemak dan protein juga terganggu (Tan
Hoan Tjay dan Kirana Rahardja, 2000). Diabetes mellitus, istilah kedokteran
yang berasal dari bahasa yunani, diabetes yang artinya mengalir dan mellitus
artinya madu. Jadi istilah ini menunjukkan tentang keadaan tubuh penderita
dengan adanya cairan manis yang mengalir terus (Depkes RI, 2006).
2
Menurut data WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar
dalam jumlah penderita diabetes mellitus di dunia. Pada tahun 2000, terdapat
sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes. Namun, pada
gambir, Roxb) karena salah satu kandungan kimianya adalah flavonoid yang
jantan dengan metode uji antidiabetes praklinis yaitu metode uji diabetes
sebenarnya.
3
1.2 PERUMUSAN MASALAH
aloksan dan kadar glukosa darah yang diberi glukosa secara oral pada tikus
putih jantan.
1.3 HIPOTESIS
aloksan dan kadar glukosa darah yang diberi glukosa secara oral pada tikus
putih jantan.
darah yang diinduksi aloksan dan kadar glukosa darah yang diberi
terhadap kadar glukosa darah yang diinduksi aloksan dan kadar glukosa
darah yang diberi glukosa secara oral pada tikus putih jantan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Familia : Rubiaceae
Genus : Uncaria
Batak : Sontang
Dayak : Kelare
2.1.4 Khasiat
6
Hewan uji adalah tikus putih jantan galur Sparague Dawley sebanyak 42
ekor tikus dengan berat sekitar 150-200 gram dan brumur + 2-3 bulan yang
2.3 ALOKSAN
senyawa hidrofilik dan tidak stabil (Gambar 1). Waktu paruh pada suhu
Langerhans.
7
Aloksan dapat meningkatkan konsentrasi ion kalsium bebas sitosolik
kerja aloksan agen sitotoksiknya dengan cepat terikat sekaligus merusak sel
Nugroho, 2006).
2.4 GLIBENKLAMID
generasi ke-2 dengan khasiat hipoglikeminya yang kira-kira 100 kali lebih
kuat dari pada tolbutamid. Risiko hipo lebih besar dan lebih sering terjadi.
darah optimal yang mirip pola normal (Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja,
2000).
8
Resorpsinya dari usus praktis lengkap, kerjanya dapat bertahan
sampai 24 jam. Dalam hati zat ini dirombak menjadi metabolit kurang aktif,
yang disekresikan sama rata lewat kemih dan tinja (Tan Hoan Tjay dan
2.5 AKARBOSE
fluktuasi gula darah menjadi lebih kecil dan nilai rata-ratanya menurun.
Mekanisme kerja ini mirip dengan efek serat gizi. Resorpsinya dari usus
buruk dan naik sampai kurang lebih 35% setelah dirombak secara enzimatis
kejang usus. Selain itu diare pada dosis lebih tinggi dan digunakan bersama
dengan gula. Interaksi yang ditimbulkan jika makanan yang berisi gula
9
2.6 SIMPLISIA
tumbuhan. Eksudat tumbuhan ialah isi sel yang secara spontan keluar
dari tumbuhan atau sel dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya.
mutu ekstrak dengan beberapa hal sebagai berikut (Depkes RI, 2000)
10
1) Makin halus serbuk simplisia, proses ekstraksi makin efektif dan
dan interaksi dengan benda keras (logam dll) maka akan timbul
2.7 EKSTRAK
simplisia nabati atau simplisia hewani yang diolah dengan cara yang
11
Sedangkan ekstrak cair adalah sediaan cair dari simplisia
1. Faktor Biologi
2. Faktor Kimia
12
a. Faktor internal
b. Faktor eksternal
1) Metode ekstraksi
alat)
6) Kandungan pestisida
berdasarkan beberapa faktor, seperti sifat dari bahan mentah obat dan
13
A. Proses Pembuatan Ekstrak
1. Cairan Pelarut
1) Selektivitas
3) Ekonomis
4) Ramah lingkungan
5) Keamanan
14
Proses-proses pada tahapan ini meliputi pengendapan,
4. Pengeringan Ekstrak
1) Pengeringan Evaporasi
2) Pengeringan Vaporasi
3) Pengeringan Sublimasi
4) Pengeringan Konveksi
5) Pengeringan Kontak
6) Pengeringan Radiasi
7) Pengeringan Dielektrik
15
5. Rendemen
1. Cara dingin
a. Maserasi
2000).
b. Perkolasi
16
Proses perkolasi terdiri dari beberapa tahapan seperti :
2000).
2. Cara panas
a. Refluks
b. Soxhlet
17
c. Digesti
d. Infus
e. Dekok
RI, 2000).
C. Destilasi Uap
18
D. Cara Ekstraksi Lainnya
1. Ekstraksi berkesinambungan
2. Superkritikal karbondioksida
2000).
3. Ekstraksi ultrasonik
19
interfase. Hasil ekstraksi tergantung pada frekwensi getaran,
2000).
kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula
disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta
20
itu, produksi kemih sangat meningkat dan pasien harus sering kencing,
merasa amat haus, berat badan menurun dan berasa lelah (Tan Hoan Tjay
darah dan dengan adanya gejala klinis atau komplikasi diabetes yang khas
200 mg/dl atau glukosa darah puasa > 126 mg/dl sudah cukup untuk
diatas 7.8 mmol/l (pada lambung kosong) pada dua hari berlainan dianggap
positif (WHO). Begitu pula post-load diatas 11.1 mmol/l, yaitu 2 jam setelah
pembebanan glukosa 75 gram (Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja, 2000).
21
Kriteria baru (1997) dari ADA (America Diabetes Association)
Lancet 1997). Menurut perkiraan WHO akan mengikuti kriteria baru ini
dapat dijelaskan sebagai berikut, disamping naiknya kadar gula darah, gejala
kencing manis bercirikan adanya gula dalam kemih (glycosuria) dan banyak
Akan timbul rasa sangat haus, kehilangan energi dan turunnya berat badan
serta rasa letih. Tubuh mulai membakar lemak untuk memenuhi kebutuhan
sudah menjadi sangat kurus sering kali juga berbau aseton (Tan Hoan Tjay
22
2.8.1 Jenis-jenis Diabetes
penyakit, yakni tipe-1 dan tipe-2 (Tan Hoan Tjay dan Kirana
Rahardja, 2000) :
usia 30 tahun dan paling sering dimulai pada usia 10-13 tahun.
23
dicurigai adalah virus Coxsackie-B, Epstein-Barr, morbilli
24
insulinnya semakin berkurang. Selain itu kepekaan reseptornya
25
2.8.2 Obat-obat Antidiabetes
banyak turunan lain dengan adanya kerja lebih kuat (Tan Hoan Tjay
26
Ada lima kelompok obat antidiabetika oral seperti
tidak (cukup) menurunkan kadar gula yang tinggi (Tan Hoan Tjay
yang daya kerjanya atas dasar bobot 10-100x lebih kuat daripada
27
t1/2-nya berkisar antara 4-5 jam (tolbutamisa, glipizida), 6-7 jam
2. Biguanida : metformin.
pada orang sehat. Zat ini juga menekan nafsu makan (efek
28
anorexia, sakit perut, diare) tetapi umumnya bersifat sementara.
Yang lebih serius adalah asidosis asam laktat dan angiopati luas,
terutama pada manula dan insufiensi hati atau ginjal (Tan Hoan
Rahardja, 2000).
4. Thiazolidindon : troglitazon.
29
kepekaan bagi insulin dari otot,jaringan lemak dan hati. Efek
30
2.9 HIPOGLIKEMIA
terapi dengan insulin dan disebabkan oleh turunnya kadar gula darah terlalu
drastis. Hal ini lebih jarang terjadi dengan antidiabetik oral. Keadaan
berbahaya ini dapat disebabkan oleh overdose obat, kurang atau tidak
makan sesudah injeksi atau karena absorpsi insulin yang lebih lancar
berhubung lokasi injeksi berlainan ataupun karena kerja fisik berat atau
lebih cepat dari pada injeksi di paha (Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja,
2000).
mmol/l timbul gejala otonom akibat dari stimulasi susunan saraf adrenerg.
lapar dan kesemutan sekitar mulut dan lidah. Bila kadar gula turun lebih
lanjut dibawah 2.8 mmol/l akan terjadi gejala khas akibat kekurangan
pusing, termangu-mangu dan mengantuk, bahkan koma (Tan Hoan Tjay dan
seperti perasan jeruk, sirup kental atau makanan apapun. Hipo hebat
31
Oleh karena itu harus segera diobati dengan injeksi iv larutan glukosa 40-
kadar glukosa awal lalu diberikan bahan uji obat antidiabetes dan
Evaluasi
32
Rumus untuk perhitungan kadar glukosa darah adalah
sebagai berikut :
At
Kadar glukosa darah = ------ x 100 mg/dl
As
fungsi dosis dan waktu penentuan kadar gula darah (Depkes RI,
2000).
33
Aloksan mampu menginduksi diabetes secara permanen dimana
intravena pada ekor dengan dosis 100 mg/kgBB. Dan hewan uji
1997).
a. Metode Enzimatik
34
Dengan adanya enzim peroksidase (POD), H2 O2 akan
d. Metode Reduksi
35
36
BAB III
KERANGKA KONSEP
Simplisia (Gambir)
Ekstraksi
(Maserasi dengan etanol 70%)
Pemberian
glukosa
METODELOGI PENELITIAN
4.1.2 Waktu : Penelitian berlangsung dari bulan Mei sampai bulan Juli
2009.
4.2.1 Bahan
sekitar 150-200 gram dan berumur + 2-3 bulan yang diperoleh dari
37
4.2.2 Alat
Jarum suntik, Sonde oral, Test strip, Timbangan analitik, dan Vacum
rotari evaporator.
Sumatera Barat.
38
Larutan B dibagi dalam 2 tabung reaksi, ditambahkan pereaksi
HCl pekat 1 ml, amil alkohol 2 ml, dikocok dengan kuat, biarkan
39
d. Identfikasi Golongan Tanin
40
g. Identifikasi Golongan Minyak Atsiri
1996).
41
4.3.3 Pembuatan Simplisia
42
a. Susut pengeringan dan kadar air
Berat awal
b. Kadar Abu
43
4.3.5 Persiapan Hewan Uji
(n-1)(t-1) > 15
Keterangan :
(n-1) (t-1) 15
(n-1) (6-1) 15
n > 4
(n-1) (t-1) 15
(n-1) (4-1) 15
n > 6
44
Tikus dibagi menjadi 6 kelompok yang masing-masing
Banyaknya
Kelompok Perlakuan
Tikus
100 mg/kgBB
400 mg/kgBB
45
Tabel 3. Kelompok Perlakuan Tikus Uji Toleransi Glukosa
Banyaknya
Kelompok Perlakuan
Tikus
46
4.3.8 Penetapan Dosis
a) Dosis aloksan
b) Dosis glibenklamid
d) Dosis glukosa
e) Dosis acarbose
mg/kgBB.
47
4.3.9 Uji Efek Hipoglikemik Pada Tikus Diabetes Dengan Aloksan
48
4.3.10 Uji Toleransi Glukosa Pada Tikus Diabetes Aloksan
rute oral. Dua jam kemudian diberikan larutan glukosa 10% pada
pemberian glukosa 10%, pada menit ke 30, 60, 90, 120, 150 dan
180.
49
4.3.11 Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
sebagai berikut :
dengan uji analisis varians (ANOVA) satu arah kemudian uji LSD
50
Persentase penurunan kadar glukosa darah dengan rumus
sebagai berikut :
Go
Keterangan :
51
BAB V
Warna : Coklat
Bentuk : Bongkahan
gambir
52
5.1.3. Penapisan Fitokimia
Kontrol Negatif 76 6,5 127,25 2,7 137 5,83 147,5 10,2 179,5 21,4
Kontrol Positif 91 6,3 141,25 4,8 116,75 5,6 111,25 5,6 84,5 11,2
Ekstrak 100mg/kgBB 103 6,8 145,5 5,6 117,5 8,2 108,5 3,3 92,75 6,0
Ekstrak 200 mg/kgBB 97,5 2,3 144,5 3,6 119 5,4 95 5,7 85 10,2
Ekstrak 400 mg/kgBB 102,75 5,3 154,75 7,5 133,25 3,9 122 8,2 111 12,9
53
5.1.5. Hasil Rata-rata Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah
54
5.1.7. Hasil Rata-rata Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah
55
5.2. PEMBAHASAN
gambir, Roxb) dari famili Rubiaceae (Lampiran 1). Ekstrak kental gambir
yang terdapat pada simplisia. Salah satu kandungan kimia yang terdapat
menarik semua zat aktif yang terkandung. Proses maserasi ekstrak etanol
56
senyawa-senyawa yang tidak tahan panas. Sedangkan pemilihan pelarut
etanol 70% didasarkan karena pelarut ini bersifat lebih polar karena terdiri
atas komponen etanol dan air, dan senyawa yang terkandung dalam
simplisia dapat tersaring secara maksimal karena sebagian ada yang tertarik
kimia dari gambir, hasil yang diperoleh adalah gambir memiliki kandungan
kuinon baik dalam serbuk simplisia maupun dalam ekstrak etanol gambir
(Tabel 5). Untuk memeriksa kualitas ekstrak yang digunakan dilakukan uji
susut pengeringan, kadar air dan kadar abu, hasil yang diperoleh adalah
ekstrak gambir yang digunakan memiliki kualitas yang baik karena hasilnya
memenuhi syarat yang tertera di materi medika jilid V dan SNI 01-3391-
1994 dan dapat digunakan untuk uji efek antidiabetes dengan menggunakan
jantan galur Sprague Dawley (SD), alasan digunakannya tikus jantan karena
betina. Pemilihan penggunaan tikus karena sifat tikus tidak terlalu fotofobik
57
dengan tujuan agar tikus dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya
ditimbang, diberi makan dan minum sesuai dengan takaran agar berat badan
aloksan dan metode uji toleransi glukosa oral. Pertama metode induksi
diabetes, aloksan bekerja pada pankreas dengan cara merusak sel-sel pulau
enam kelompok uji yang terdiri dari kontrol normal, kontrol negatif, kontrol
dosis rendah 100 mg/kgBB, dosis sedang 200 mg/kgBB, dan dosis tinggi
dengan aloksan 100 mg/kgBB yang dilarutkan dalam NaCl 0,9% dan
berat badan tikus turun (Lampiran 8), polidipsi, polifagi, dan poliuri. Dan
dapat juga dilihat dari keadaan kandang yang lembab dan berbau tidak sedap
58
glibenklamid sebanyak 1,0278 mg/kgBB untuk kontrol positif dan bahan uji
berupa ekstrak kental gambir (Uncaria gambir, Roxb) dengan variasi dosis
rendah 100 mg/kgBB, dosis sedang 200 mg/kgBB, dan dosis tinggi 400
mg/kgBB. Pemberian bahan uji pembanding dan bahan uji dengan dosis
sesudah induksi aloksan dengan menggunakan alat glukosa test dengan cara
Hasil pengukuran kadar glukosa darah dicatat (Lampiran 9), kadar glukosa
(Tabel 7) agar diketahui berapa persen ekstrak gambir yang diberikan untuk
perlakuan, dari hari ke-3, hari ke-6 sampai hari ke-9. Kelompok tikus
peningkatan kadar glukosa darah tiap harinya. Kelompok tikus dengan dosis
rendah 100 mg/kgBB dan dosis sedang 200 mg/kgBB, terjadi perubahan
persen yang stabil pada hari ke-3, hari ke-6 sampai hari ke-9. Dari hasil
variasi dosis tidak berbeda jauh. Hasil presentase penurunan kadar glukosa
darah setelah diberikan bahan uji hari ke-9 yaitu : dosis 100 mg/kgBB
59
sebesar 36,25%, 200 mg/kgBB sebesar 41,17%, dan 400 mg/kgBB sebesar
metode analisa varian (ANOVA) satu arah. Metode ini digunakan untuk
distribusi data kadar glukosa darah tikus pada hari ke-0 (sebelum perlakuan),
Hiperglikemia hari ke-6, hari ke-3, ke-6, dan ke-9 bahan uji (Lampiran 11)
homogenitas dengan metode Levene untuk melihat data kadar glukosa tikus
darah hari ke-9 dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis karena syarat
uji BNT dengan metode LSD tujuannya untuk menentukan kelompok mana
Hasil tersebut menunjukkan pada hari ke-9 setelah pemberian ekstrak, kadar
60
glukosa darah antara dosis rendah, dosis sedang, dan dosis tinggi tidak
berbeda secara bermakna dengan kontrol normal, kadar glukosa darah antara
dosis rendah dan sedang tidak berbeda secara bermakna dengan kontrol
kelompok tikus yaitu terdiri dari kontrol normal, kontrol negatif, kontrol
dosis sedang ekstrak gambir 200 mg/kgBB. Untuk kelompok tikus kontrol
selama 180 menit dengan pengambilan sampel darah. Hal ini dilakukan
dengan larutan glukosa 10% dengan dosis 2 g/kgBB, diukur pada menit 30
terjadi peningkatan kadar glukosa darah yang sangat tinggi, pada menit ke-
61
60, 90, 120, 150, dan 180 mengalami penurunan secara perlahan karena
Tetapi penurunan kadar glukosa darah ini masih dalam keadaan diabetes.
dosis 5,139 mg/kgBB, dan kelompok dosis sedang 200 mg/kgBB pada menit
ke-30 mengalami peningkatan kadar glukosa darah kemudian pada menit ke-
normal. Pada presentase penurunan kadar glukosa darah dari dosis sedang
200 mg/kgBB menit ke-60, 90, 120, 150, dan 180 adalah sebesar 35,68%,
dan 60 tidak terdistribusi homogen maka dilanjutkan uji Kruskal Willis pada
menit 30 dan menit ke 60. Selanjutnya dilakukan uji BNT dengan metode
LSD (Lampiran 12). Pada menit ke-30 seluruh kelompok berbeda secara
tidak berbeda secara bermakna dengan kontrol negatif pada taraf uji 0,05.
62
Pada menit ke-60 seluruh kelompok berbeda secara bermakna dengan
kontrol normal, kontrol pembanding, dan kontrol negatif pada taraf uji 0,05.
Uji ANOVA pada menit ke-90 kontrol negatif dan dosis sedang berbeda
dengan kontrol normal. Kontrol negatif dan dosis sedang berbeda secara
kontrol negatif pada taraf uji 0,05. Pada menit ke-120 kontrol pembanding
dan dosis sedang tidak berbeda secara bermakna, sedangkan kontrol negatif
berbeda secara bermakna dengan kontrol normal. Kontrol negatif dan dosis
secara bermakna dengan kontrol negatif pada taraf uji 0,05. Pada menit ke-
dan kontrol negatif pada taraf uji 0,05. Pada menit ke-180 seluruh kelompok
berbeda secara bermakna pada kontrol negatif pada taraf uji 0,05.
63
BAB V
Warna : Coklat
Bentuk : Bongkahan
gambir
Kontrol Negatif 76 6,5 127,25 2,7 137 5,83 147,5 10,2 179,5 21,4
Kontrol Positif 91 6,3 141,25 4,8 116,75 5,6 111,25 5,6 84,5 11,2
Ekstrak 100mg/kgBB 103 6,8 145,5 5,6 117,5 8,2 108,5 3,3 92,75 6,0
Ekstrak 200 mg/kgBB 97,5 2,3 144,5 3,6 119 5,4 95 5,7 85 10,2
Ekstrak 400 mg/kgBB 102,75 5,3 154,75 7,5 133,25 3,9 122 8,2 111 12,9
53
5.1.5. Hasil Rata-rata Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah
54
5.1.7. Hasil Rata-rata Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah
55
5.2. PEMBAHASAN
gambir, Roxb) dari famili Rubiaceae (Lampiran 1). Ekstrak kental gambir
yang terdapat pada simplisia. Salah satu kandungan kimia yang terdapat
menarik semua zat aktif yang terkandung. Proses maserasi ekstrak etanol
56
senyawa-senyawa yang tidak tahan panas. Sedangkan pemilihan pelarut
etanol 70% didasarkan karena pelarut ini bersifat lebih polar karena terdiri
atas komponen etanol dan air, dan senyawa yang terkandung dalam
simplisia dapat tersaring secara maksimal karena sebagian ada yang tertarik
kimia dari gambir, hasil yang diperoleh adalah gambir memiliki kandungan
kuinon baik dalam serbuk simplisia maupun dalam ekstrak etanol gambir
(Tabel 5). Untuk memeriksa kualitas ekstrak yang digunakan dilakukan uji
susut pengeringan, kadar air dan kadar abu, hasil yang diperoleh adalah
ekstrak gambir yang digunakan memiliki kualitas yang baik karena hasilnya
memenuhi syarat yang tertera di materi medika jilid V dan SNI 01-3391-
1994 dan dapat digunakan untuk uji efek antidiabetes dengan menggunakan
jantan galur Sprague Dawley (SD), alasan digunakannya tikus jantan karena
betina. Pemilihan penggunaan tikus karena sifat tikus tidak terlalu fotofobik
57
dengan tujuan agar tikus dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya
ditimbang, diberi makan dan minum sesuai dengan takaran agar berat badan
aloksan dan metode uji toleransi glukosa oral. Pertama metode induksi
diabetes, aloksan bekerja pada pankreas dengan cara merusak sel-sel pulau
enam kelompok uji yang terdiri dari kontrol normal, kontrol negatif, kontrol
dosis rendah 100 mg/kgBB, dosis sedang 200 mg/kgBB, dan dosis tinggi
dengan aloksan 100 mg/kgBB yang dilarutkan dalam NaCl 0,9% dan
berat badan tikus turun (Lampiran 8), polidipsi, polifagi, dan poliuri. Dan
dapat juga dilihat dari keadaan kandang yang lembab dan berbau tidak sedap
58
glibenklamid sebanyak 1,0278 mg/kgBB untuk kontrol positif dan bahan uji
berupa ekstrak kental gambir (Uncaria gambir, Roxb) dengan variasi dosis
rendah 100 mg/kgBB, dosis sedang 200 mg/kgBB, dan dosis tinggi 400
mg/kgBB. Pemberian bahan uji pembanding dan bahan uji dengan dosis
sesudah induksi aloksan dengan menggunakan alat glukosa test dengan cara
Hasil pengukuran kadar glukosa darah dicatat (Lampiran 9), kadar glukosa
(Tabel 7) agar diketahui berapa persen ekstrak gambir yang diberikan untuk
perlakuan, dari hari ke-3, hari ke-6 sampai hari ke-9. Kelompok tikus
peningkatan kadar glukosa darah tiap harinya. Kelompok tikus dengan dosis
rendah 100 mg/kgBB dan dosis sedang 200 mg/kgBB, terjadi perubahan
persen yang stabil pada hari ke-3, hari ke-6 sampai hari ke-9. Dari hasil
variasi dosis tidak berbeda jauh. Hasil presentase penurunan kadar glukosa
darah setelah diberikan bahan uji hari ke-9 yaitu : dosis 100 mg/kgBB
59
sebesar 36,25%, 200 mg/kgBB sebesar 41,17%, dan 400 mg/kgBB sebesar
metode analisa varian (ANOVA) satu arah. Metode ini digunakan untuk
distribusi data kadar glukosa darah tikus pada hari ke-0 (sebelum perlakuan),
Hiperglikemia hari ke-6, hari ke-3, ke-6, dan ke-9 bahan uji (Lampiran 11)
homogenitas dengan metode Levene untuk melihat data kadar glukosa tikus
darah hari ke-9 dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis karena syarat
uji BNT dengan metode LSD tujuannya untuk menentukan kelompok mana
Hasil tersebut menunjukkan pada hari ke-9 setelah pemberian ekstrak, kadar
60
glukosa darah antara dosis rendah, dosis sedang, dan dosis tinggi tidak
berbeda secara bermakna dengan kontrol normal, kadar glukosa darah antara
dosis rendah dan sedang tidak berbeda secara bermakna dengan kontrol
kelompok tikus yaitu terdiri dari kontrol normal, kontrol negatif, kontrol
dosis sedang ekstrak gambir 200 mg/kgBB. Untuk kelompok tikus kontrol
selama 180 menit dengan pengambilan sampel darah. Hal ini dilakukan
dengan larutan glukosa 10% dengan dosis 2 g/kgBB, diukur pada menit 30
terjadi peningkatan kadar glukosa darah yang sangat tinggi, pada menit ke-
61
60, 90, 120, 150, dan 180 mengalami penurunan secara perlahan karena
Tetapi penurunan kadar glukosa darah ini masih dalam keadaan diabetes.
dosis 5,139 mg/kgBB, dan kelompok dosis sedang 200 mg/kgBB pada menit
ke-30 mengalami peningkatan kadar glukosa darah kemudian pada menit ke-
normal. Pada presentase penurunan kadar glukosa darah dari dosis sedang
200 mg/kgBB menit ke-60, 90, 120, 150, dan 180 adalah sebesar 35,68%,
dan 60 tidak terdistribusi homogen maka dilanjutkan uji Kruskal Willis pada
menit 30 dan menit ke 60. Selanjutnya dilakukan uji BNT dengan metode
LSD (Lampiran 12). Pada menit ke-30 seluruh kelompok berbeda secara
tidak berbeda secara bermakna dengan kontrol negatif pada taraf uji 0,05.
62
Pada menit ke-60 seluruh kelompok berbeda secara bermakna dengan
kontrol normal, kontrol pembanding, dan kontrol negatif pada taraf uji 0,05.
Uji ANOVA pada menit ke-90 kontrol negatif dan dosis sedang berbeda
dengan kontrol normal. Kontrol negatif dan dosis sedang berbeda secara
kontrol negatif pada taraf uji 0,05. Pada menit ke-120 kontrol pembanding
dan dosis sedang tidak berbeda secara bermakna, sedangkan kontrol negatif
berbeda secara bermakna dengan kontrol normal. Kontrol negatif dan dosis
secara bermakna dengan kontrol negatif pada taraf uji 0,05. Pada menit ke-
dan kontrol negatif pada taraf uji 0,05. Pada menit ke-180 seluruh kelompok
berbeda secara bermakna pada kontrol negatif pada taraf uji 0,05.
63
DAFTAR PUSTAKA
Andyana, I Ketut dkk. 2004. Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Buah
Mengkudu (Morinda Citrifolia L.). Diakses tanggal 15 Maret 2009, pukul
09.07 WIB.
Balitro. 2004. Ekspos Teknologi Gambir, Kayu Manis dan Atsiri (dukungan
teknologi gambir, kayu manis dan atsiri dalam menunjang agribisnis
komoditas perkebunan). Pusat penelitian perkembangan perkebunan.
Bogor. Hal 15-17.
66
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1993. Farmakope Indonesia. Edisi
IV. Jakarta.
Endo Nugroho, Agung. 2006. Hewan Percobaan Diabetes Mellitus : Patologi Dan
Mekanisme Aksi Diabetogenik (Adobe Reader). Fakultas Farmasi
Universitas Gajah Mada. Diakses Tanggal 27 April 2009. Jam 12.45 pm.
Gunawan, Didik dkk. 2004. Ilmu Obat Alam Farmakognosi Jilid I. Penebar
Swadaya. Jakarta. Hal : 9.
Nurmeilis., Sunaryo., Hadi., Dewi, Komala. 2007. Uji Efek Antidiabetes Ekstrak
Etanol Herba Meniran (Phyllantus niruri Linn) pada tikus diabetes yang
diinduksi aloksan. Fakta Vol.3 No.3. Hal : 111-113.
Sri, Endang., Djatmika., Sri Retno. 2007. Pengaruh pemberian infusa umbi
gadung (Dioscorea hispida Dennst) terhadap penurunan kadar glukosa
darah tikus putih jantan diabetes yang diinduksi aloksan. Majalah Farmasi
Indonesia, Vol.18 No.1. Hal : 30.
67
Studiawan, Herra dan Hadi Santosa, Mulja. 2005. Uji Aktivitas Penurun Kadar
Glukosa Darah Ekstrak Daun Eugenia polyantha pada Mencit yang
Diinduksi Aloksan. Media Kedokteran Hewan. Diakses tanggal 15 Maret
2009, pukul 09.24 WIB.
Tjay, Tan Hoan dan Rhardja, Kirana. 2002. Obat-obat penting Edisi Kelima.
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Departemen
Kesehatan RI. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Hal 693-713.
Widowati, Lucie., Zulkarnain, B., Saroni. 1997. Tanaman Obat untuk Diabetes
Mellitus. Cermin dunia kedokteran, No.116. Hal : 54-55.
Windolz, M., Budavari, S., Blumerti, RF., Otterbein, ES., editor. 1983. The Merck
Index an Encyclopedia of Chemicals, Drug and Biologicals. 8th ed. USA.
Pulished by Merck & Co, Inc. Hal 43-44.
Yulinah, Elin., Sukrasno dan Anom Fitri, Muna. 2001. Aktivitas Antidiabetika
Ekstrak Etanol Herba Sambiloto (Andrographis paniculata Nees
(Acanthaceae)). JMS Vol. 6 No. 1. Hal 13-20.
68
69
LAMPIRAN
70
Gambar 14. Penyuntikan secara Gambar 15. Pelaksanaan sonde oral hewan
intraperitoneal uji
73
Combination
products
Glyburide/ 1,25/250 2,5-5/500 2 dd 1,25/250 NA 20 pada Kombinasi
Metformin (Y) 2,5/500 2 dd; glyburide, 2000 pengobatan
5/500 Perhatikan pada metformin
fungsi ginjal 20 pada
Glipizide/ 2,5/250 2,5-5/500 2 dd 2,5/250; NA glyburide, 2000 Kombinasi
Metformin (N) 2,5/500 Perhatikan pada metformin pengobatan
5/500 fungsi renal 8 pada
rosiglitazon;
Rosiglitazon/ 1/500 1-2/500 2 dd 1/500 2 dd NA 2000 pada Kombinasi
Metformin (N) 2/500 metformin pengobatan
4/500
76
Gambir Determinasi
(sampel) gambir
Blender
Uji penapisan fitokimia
1. Uji Alkaloid 5. Uji Minyak Atsiri
Serbuk
halus 2. Uji Flavonoid 6. Uji Saponin
3. Uji Kuinon 7. Uji Steroid & Terpenoid
4. Uji Kumarin 8. Uji Tanin
Maserasi
etanol 70%
Ampas Filtrat 1
Maserasi
ulang
Filtrat 2
Evaporasi
Ekstrak
kental
Gambar 17. Kerangka Kerja (Uji Efek Hipoglikemik Pada Tikus Diabetes
Aloksan)
Masing-masing tikus
dipuasakan selama 16 jam
Enam hari
Hari Ke-3, 6, 9*
Keterangan :
* pengukuran kadar glukosa darah
78
Gambar 18. Kerangka Kerja (Uji Toleransi Glukosa Pada Tikus Diabetes
Aloksan)
Masing-masing tikus
dipuasakan selama 16 jam
Pengukuran kadar glukosa darah pada menit ke 30, 60, 90, 120, 150 dan 180
Human
Adult 60 1.6 37
Child 20 0.8 25
Baboon 12 0.6 20
Dog 10 0.5 20
Monkey 3 0.24 12
pada tikus diabetes yang diinduksi aloksan. Fakta Vol.3 No.3. Hal :
111-113.
2. Glibenklamid 10 mg
Jurnal : Katzung, B.G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Buku 2, Edisi
Soedjak, M., Uno, I., Ramadhani, dan Zakaria, S., Salemba Medika,
10 mg / 60 kg = a x 6
37
10 x 37 = 6a
60
a = 1.0278 mg/kgBB.
3. Ekstrak Gambir, dosis rendah 100 mg/kgBB, sedang 200 mg/kgBB, dan tinggi
400 mg/kgBB.
240. www.sciencedirect.com.
Dosis yang biasa digunakan pada penelitian adalah 10% dengan dosis 2
g/kgBB.
Jurnal : Yulinah, Elin., Sukrasno dan Anom Fitri, Muna. 2001. Aktivitas
5. Acarbose 50 mg
50 mg / 60 kg = a x 6
37
50 x 37 = 6a
60
a = 5.139 mg/kgBB.
82
Lampiran 10. Berat Badan Tikus Selama Perlakuan Pada Metode Induksi
Aloksan
Waktu (Hari)
Kelompok Hiperglikemia
Hari ke-3 Hari ke-6 Hari ke-9
0 (Hari ke-6)
80 126 136 146 181
67 130 145 162 208
Kontrol Negatif
73 124 131 138 157
84 129 136 144 172
Rata-rata 76 127,25 137 147,5 179,5
Standar deviasi 6,5 2,7 5,83 10,2 21,4
83 140 113 109 87
97 145 120 113 92
Kontrol Positif
89 135 111 105 91
95 145 123 118 68
Rata-rata 91 141,25 116,75 111,25 84,5
Standar deviasi 6,3 4,8 5,6 5,6 11,2
93 148 128 112 98
Dosis Rendah 107 148 112 109 95
100 mg/kkgBB 108 149 120 109 94
104 137 110 104 84
Rata-rata 103 145,5 117,5 108,5 92,75
Standar deviasi 6,8 5,6 8,2 3,3 6,0
99 141 115 96 95
Dosis Sedang 98 146 117 94 80
200 mg/kgBB 94 142 117 88 73
99 149 127 102 92
Rata-rata 97,5 144,5 119 95 85
Standar deviasi 2,3 3,6 5,4 5,7 10,2
96 162 130 113 93
Dosis Tinggi 109 151 135 117 110
400 mg/kgBB 103 160 138 130 121
103 146 130 128 120
Rata-rata 102,75 154,75 133,25 122 111
Standar deviasi 5,3 7,5 3,9 8,2 12,9
85
200
180
160
140
120
a
k dar glukosa darah ()mg/dl 100
80
60
40
20
0
Hiperglikemia 3 6 9
Kontrol Negatif 127.25 137 147.5 179.5
Kontrol Positif 141.25 116.75 111.25 69
Dosis Rendah 100 mg/kgBB 145.5 117.5 108.5 92.75
Dosis Sedang 200 mg/kgBB 144.5 119 95 85
Dosis Tinggi 400 mg/kgBB 154.75 133.25 122 111
45
40
35
30
% eP nurunan Glukosa Darah Kontrol Positif
25
Dosis Rendah 100 mg/kgBB
20
Dosis Sedang 200 mg/kgBB
15
Dosis Tinggi 400 mg/kgBB
10
5
0
3 6 9
Waktu (Menit)
Kelompok
0 30 60 90 120 150 180
144 205 211 208 190 178 165
141 236 212 200 182 175 156
152 223 215 198 187 169 178
Kontrol Negatif
157 200 197 189 182 167 175
169 239 225 196 183 180 177
143 204 197 188 172 170 163
Rata-rata 151 217,8 209,5 196,5 182,7 173,2 169
Standar deviasi 10,7 17,2 10,9 7,4 6,1 5,3 8,9
151 170 132 117 97 82 79
146 187 138 125 116 100 108
143 174 129 104 79 87 77
Kontrol Positif
141 169 126 100 87 79 69
165 190 122 119 108 90 84
138 174 120 113 96 85 77
Rata-rata 147,3 177,3 127,8 113 97,2 87,2 82,3
Standar deviasi 9,7 8,9 6,6 9,4 13,5 7,3 13,4
135 233 130 123 112 105 98
140 242 147 132 125 103 91
Dosis tinggi 200 146 223 150 143 121 109 97
mg/kgBB 132 179 141 129 117 107 95
130 260 162 135 113 91 79
127 198 129 118 105 96 85
Rata-rata 135 222,5 143,1 130 115,5 101,8 90,8
Standar deviasi 6,9 29,6 12,6 8,8 7,09 6,9 7,4
87
250
200
0
0 30 60 90 120 150 180
Kontrol Negatif 151 217.8 209.5 196.5 182.6 173.2 169
Kontrol Positif 147.3 177.3 127.8 113 97.2 87.2 82.3
Dosis Sedang 135 222.5 143.1 130 115.5 101.8 90.8
70
60
50
40 Kontrol Positif
% Penurunan GD
30 Kontrol Negatif
20 Dosis Sedang
10
0
30 60 90 120 150 180
Kontrol Positif 30.67 3.81 9.78 16.11 20.47 22.4
Kontrol Negatif 16.9 27.9 36.3 45.2 50.8 53.6
Dosis Sedang 39.32 35.68 41.57 48.08 54.24 59.19
88
Lampiran 13. Hasil Statistik Uji Hipoglikemia dengan Metode Induksi Aloksan
kadar glukosa
Hipotesis
Pengambilan keputusan
Keputusan : Uji normalitas kadar glukosa darah seluruh kelompok hewan uji
Tujuan : Untuk melihat data kadar glukosa darah tikus homogen atau tidak
Hipotesis
Pengambilan keputusan
Keputusan : Uji homogenitas kadar glukosa darah seluruh kelompok hewan uji
glukosa darah hari ke-9 dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis karena syarat
2. Uji Kruskal Wallis dan BNT (Beda Nyata Terkecil) terhadap kadar glukosa
Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data kadar glukosa
darah tikus untuk data yang tidak memenuhi syarat pengujian ANOVA
Hipotesis
Pengambilan keputusan
Test Statisticsa.b
GD9
Chi-Square 17.593
df 5
Asymp. Sig. .004
Keputusan : Data kadar glukosa darah tikus hari ke-9 berbeda secara bermakna
(p 0,05) maka dilanjutkan dengan uji BNT menggunakan metode LSD. Uji BNT
kelompok mana yang memberikan nilai yang berbeda secara bermakna dengan
kelompok lainnya.
91
Kesimpulan : Kadar glukosa darah antara dosis rendah, dosis sedang, dan dosis
tinggi dengan kontrol normal tidak berbeda secara bermakna, pada kontrol
pembanding dengan dosis rendah dan sedang tidak berbeda secara bermakna.
Sedangkan seluruh kelompok uji dengan kontrol negatif berbeda secara bermakna.
3. Uji Analisa Varians (ANOVA) satu arah dan Beda Nyata Terkecil (BNT)
Tujuan: Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data kadar glukosa tikus
Hipotesis
Ho: Data kadar glukosa darah tikus tidak berbeda secara bermakna
Pengambilan keputusan
a. Uji ANOVA satu arah terhadap kadar glukosa darah seluruh kelompok hewan uji
Keputusan : Kadar glukosa darah seluruh kelompok hewan uji hari ke-3 setelah
Kesimpulan :
1. Kadar glukosa darah seluruh kelompok uji berbeda secara bermakna dengan
2. Kadar glukosa darah dosis rendah dan dosis sedang tidak berbeda secara
bermakna, sedangkan kontrol normal, kontrol negatif dan dosis tinggi tidak
berbeda secara bermakna dengan kontrol pembanding pada taraf uji 0,05.
dosis tinggi tidak berbeda secara bermakna dengan kontrol negatif pada taraf
uji 0,05.
95
Kesimpulan :
sedangkan pada dosis sedang tidak berbeda secara bermakna dengan kontrol
3) Kadar glukosa darah seluruh kelompok uji berbeda secara bermakna dengan
Lampiran 14. Hasil Statistik Uji Hipoglikemia dengan Metode Toleransi Glukosa
kadar glukosa
Hipotesis
Pengambilan keputusan
Keputusan : Uji normalitas kadar glukosa darah seluruh kelompok hewan uji
Tujuan : Untuk melihat data kadar glukosa darah tikus homogen atau tidak
Hipotesis
Pengambilan keputusan
of Homogenity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
menit0 2.335 3 20 .105
menit30 6.366 3 20 .003
menit60 3.286 3 20 .042
menit90 2.044 3 20 .140
menit120 2.829 3 20 .065
menit150 1.792 3 20 .181
menit180 2.197 3 20 .120
Keputusan : Uji homogenitas kadar glukosa darah seluruh kelompok hewan uji
Kesimpulan : Data kadar glukosa darah seluruh kelompok uji yang syarat
2. Uji Kruskal Wallis dan BNT (Beda Nyata Terkecil) terhadap kadar glukosa
Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data kadar glukosa darah
Hipotesis
Pengambilan keputusan
Test Statisticsa.b
menit30 menit60
Chi-Square 18.758 20.673
df 3 3
Asymp. Sig. .000 .000
Keputusan : Data kadar glukosa darah tikus menit ke-30, dan 60 berbeda secara
LSD. Uji BNT merupakan uji lanjutan yang dilakukan apabila hasil pengujian
Kesimpulan :
Kontrol negatif *
Kontrol pembanding 81.667 5.225 .000 70.77 92.57
*
Dosis sedang 66.333 5.225 .000 55.43 77.23
Dosis sedang *
Kontrol negatif -66.333 5.225 .000 -77.23 -55.43
*
Kontrol pembanding 15.333 5.225 .008 4.43 26.23
Kesimpulan :
3. Uji ANOVA satu arah dan BNT terhadap kadar glukosa darah kelompok
hewan uji
Tujuan: Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan data kadar glukosa tikus
Hipotesis
Ho: Data kadar glukosa darah tikus tidak berbeda secara bermakna
Pengambilan keputusan
a. Uji Anova Satu Arah terhadap kadar glukosa darah seluruh kelompok hewan uji
menit ke-90
Total 31953.333 23
Keputusan : kadar glukosa darah awal seluruh kelompok hewan uji berbeda secara
bermakna
103
Kontrol negatif *
Kontrol pembanding 83.500 4.367 .000 74.39 92.61
*
Dosis sedang 66.500 4.367 .000 57.39 75.61
Dosis sedang *
Kontrol negatif -66.500 4.367 .000 -75.61 -57.39
*
Kontrol pembanding 17.000 4.367 .001 7.89 26.11
Kesimpulan :
1) Kadar glukosa darah kontrol negatif dan dosis sedang berbeda secara
2) Kadar glukosa darah kontrol negatif dan dosis sedang berbeda secara
b. Uji Anova Satu Arah terhadap kadar glukosa darah seluruh kelompok hewan
Total 28720.958 23
Keputusan : kadar glukosa darah awal seluruh kelompok hewan uji berbeda secara
bermakna
*
Kontrol normal 76.833 4.790 .000 66.84 86.82
Kontrol *
Kontrol negatif -85.500 4.790 .000 -95.49 -75.51
pembanding
*
Dosis sedang Kontrol negatif -67.167 4.790 .000 -77.16 -57.18
Kesimpulan :
1) Kadar glukosa darah kontrol pembanding dan dosis sedang tidak berbeda
2) Kadar glukosa darah kontrol negatif dan dosis sedang berbeda secara
c. Uji Anova Satu Arah terhadap kadar glukosa darah seluruh kelompok hewan uji
menit ke-150
Dosis sedang *
Kontrol negatif -71.333 3.370 .000 -78.36 -64.30
*
Kontrol positif 14.667 3.370 .000 7.64 21.70
Kesimpulan :
1) Kadar glukosa darah kontrol negatif dan kontrol positif berbeda secara
2) Kadar glukosa darah seluruh kelompok uji berbeda secara bermakna dengan
d. Uji Anova Satu Arah terhadap kadar glukosa darah seluruh kelompok hewan
Total 29312.000 23
Keputusan : kadar glukosa darah awal seluruh kelompok hewan uji berbeda secara
bermakna
*
Kontrol normal 63.167 5.198 .000 52.32 74.01
Kontrol negatif *
Kontrol pembanding 86.667 5.198 .000 75.82 97.51
*
Dosis sedang 78.167 5.198 .000 67.32 89.01
*
Kontrol normal -15.000 5.198 .009 -25.84 -4.16
Dosis sedang *
Kontrol negatif -78.167 5.198 .000 -89.01 -67.32
Kesimpulan :
5) Kadar glukosa darah kontrol normal dan kontrol negatif berbeda secara