Anda di halaman 1dari 16

PENYULUHAN KESEHATAN

TIDUR SEHAT PADA LANSIA

Oleh :

Kelompok II (Dua)

Dwi Rachmat Kumalasari, S.Kep 70900116049

Wahida Adama, S.Kep 70900116003

Raja Ema, S.Kep 70900116011

Hardianti, S.Kep 70900116012

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2017
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

A. Topik
Penyuluhan Tidur Sehat Pada Lansia

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan kepada lansia di Asrama II
PSTW Gau Mabaji, Kecamatan Bontomarannu Kab. Gowa, diharapkan
masyarakat lebih mengerti dapat mengaplikasikan mengenai tidur sehat.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan ini lansia di Asrama II PSTW
Gau Mabaji, Kecamatan Bontomarannu Kab. Gowa diharapkan mampu untuk:
a. Mengetahui pengertian tidur
b. Menyebutkan tanda-tanda kurang tidur
c. Menyebutkan penyebab susah tidur
d. Menyebutkan cara tidur sehat
e. Menyebutkan dan mendemonstrasikan terapi untuk tidur sehat

C. Sasaran
Lansia di Asrama II PSTW Gau Mabaji, Kecamatan Bontomarannu Kab. Gowa

D. Strategi Pelaksanaan
1. Metode : Ceramah, Tanya jawab, dan Demonstrasi
2. Media : Plifchart
3. Materi : Terlampir
4. Hari / Tanggal : Rabu, 26 Juli 2017
5. Waktu : Pukul 08.00 WITA sampai selesai Keterangan :
6. Tempat : Asrama
1 II PSTW Gau Mabaji Gowa
1 : Penyaji
2 3
E. Setting Tempat 2 : Sekretaris
3 : Moderator
4 4
5 4 : Fasilitator
5 : Peserta

6 6 : Observer
F. Materi
1. Pengertian tidur sehat
2. Tanda-tanda kurang tidur
3. Penyebab susah tidur
4. Cara tidur sehat
5. Terapi untuk tidur sehat
G. Susunan Acara
KEGIATAN KEGIATAN
NO TAHAP PENYULUHAN WAKTU SASARAN
1 Pendahuluan 1. Memberikan salam 5 menit Menjawab salam
(Pembukaan) terapeutik
2. Memperkenalkan diri Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan Memperhatikan
4. Kontrak waktu Memperhatikan
2 Pelaksanaan a. Menyebutkan 10 menit Memperhatikan
(Penyajian) pengertian tidur
b. Menyebutkan tanda- Memperhatikan
tanda kurang tidur
c. Menyebutkan Memperhatikan
penyebab susah tidur
d. Menjelaskan cara tidur Memperhatikan
sehat
e. Menjelaskan dan Memperhatikan
mendemonstrasikan
terapi untuk tidur sehat Memperhatikan

3 Evaluasi Meminta untuk mengulang 5 menit Menjawab


kembali apa yang pertanyaan
disampaikan pembicara,
meliputi:
1. Pengertian tidur sehat
2. Tanda-tanda kurang
tidur
3. Penyebab susah tidur
4. Cara tidur sehat
5. Terapi untuk tidur
sehat
4 Terminasi 1. Mengucapkan 2 menit Mendengarkan
terimakasih atas peran
serta peserta
2. Mengucapkan salam
Menjawab salam
penutup

H. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Rencana kegiatan penyuluhan sudah direncanakan beberapa hari
sebelumnya melalui penyampaian informasi melalui undangan kepada
tokoh masyarkat dan lansia
b. Acara berlangsung sesuai dengan waktu yang direncanakan 22 menit
c. Mahasiswa menyiapkan materi dan media sesuai dengan yang diperlukan
dalam penyuluhan, yakni leaflet dan poster
2. Evaluasi proses
a. 85% dari peserta yang hadir dapat berperan secara aktif dengan
mengikuti penyuluhan dan berdiskusi tentang materi yang telah
disampaikan
b. Selama acara berlangsung tidak ada penyimpangan dari tujuan yang
telah ditetapkan
c. Selama acara berlangsung peserta tidak meninggalkan tempat
penyuluhan dengan mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal hingga akhir
kegiatan
3. Evaluasi hasil
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan peserta dapat :
a. Menyebutkan pengertian tidur
b. Menyebutkan 5 dari 8 tanda-tanda kurang tidur
c. Menyebutkan 4 dari 7 penyebab susah tidur
d. Menyebutkan cara tidur sehat
e. Menyebutkan dan mendemonstrasikan terapi tidur sehat

MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN TIDUR

Tidur merupakan suatu keadadan tidak sadar, dimana sesorang dapat

dibangunkan oleh rangsang sensori atau stimulus lain dari lingkungan.

Tidur adalah proses biologis yang bersiklus yang bergantian dengan periode

yang lebih lama dari keterjagaan. Siklus tidur-terjaga mempengaruhi dan mengatur

fungsi fisiologis dan respon perilaku (Potter & Perry, 2005).

B. TANDA-TANDA KURANG TIDUR


1. Merasa capek
2. Mudah tersinggung
3. Apatis
4. Warna kehitam-hitamanan disekitar mata
5. Konjungtiva pucat
6. Sering kurang perhatian
7. Pusing
8. Mual

C. PENYEBAB SUSAH TIDUR

1. Stress, individu yang didera kegelisahan yang dalam, biasanya karena

memikirkan permasalahan yang sedang dihadapi.

2. Depresi, selain menyebabkan insomnia, depresi juga menimbulkan keinginan

untuk tidur terus sepanjang waktu karena ingin melepaskan diri dari masalah

yang dihadapi, depresi bisa menyebabkan insomnia dan sebaliknya insomnia

menyebabkan depresi.

3. Kelainan-kelainan kronis, kelainan tidur seperti tidur apnea, diabetes, sakit

ginjal, arthritis, atau penyakit mendadak seringkali menyebabkan kesulitan

tidur.

4. Efek samping pengobatan, pengobatan untuk suatu penyakit juga dapat

menjadi penyebab insomnia.

5. Pola makan yang buruk, mengkonsumsi makanan berat sesaat sebelum pergi

tidur bisa menyulitkan untuk tertidur.

6. Kafein, nikotin, dan alkohol. Kafein dan nikotin adalah zat stimulant. Alkohol

dapat mengacaukan pola tidur.

7. Kurang berolah raga juga bisa menjadi faktor sulit tidur yang signifikan (Dewi,

2013).
D. CARA TIDUR SEHAT

1. Disiplin waktu

Sebaiknya tentukanlah kapan kita harus tidur dan kapan harus bangun.

Para ahli tidur meyakini ritme dan jadwal tidur yang tetap serta teratur akan

memberikan kontribusi positif terhadap tidur yang sehat. Jumlah jam tidur

total yang normal berkisar 6-7 jam pada lanjut usia (Khasanah dalam Qoys

Muhammad, 2014).

2. Perhatikan lingkungan yang nyaman dan kondisi ruang tidur

Suasana yang nyaman didalam kamar akan sangat menentukan

kualitas tidur maka jagalah suasana didalam kamar agar selalu nyaman. Saat

seorang individu mencoba untuk tertidur, ia menuju ruangan yang gelap,

tenang, temperature ruangan yang nyaman dan kemudian menutup matanya,

maka stimulus yang menuju RAS berkurang. Mata yang tertutup dapat

menurunkan stimulus cahaya yang ditangkap retina, penurunan stimulus

cahaya ini akan diteruskan ke suprachiasmatic nuclei dan pada akhirnya

menstimulasi kelenjar pineal untuk meningkatkan sekresi melatonin.


Penurunan aktivitas RAS akan menurunkan aktivitas korteks serebral

ditambahkan dengan peningkatan kadar melatonin yang membuat mengantuk

dan pada akhirnya tertidur (Tortora dalam Qoys Muhammad, 2014).

3. Usahakan tidak makan sesaat sebelum tidur

Hal ini dikarenakan dapat menyebabkan sulitnya proses pencernaan,

meningkatkan kadar gas, memicu gangguan pencernaan (dispepsia) dan

memperbesar perut, sehingga mengakibatkan keluar bau tak sedap dari mulut

dan nafas. Selain itu dapat membuat tenggorokan seperti terbakar, ini bisa
terjadi karena terjadinya refluks asam, yaitu tidak menutupnya katup antar

perut dan tenggorokan, hingga menyebabkan asam lambung menjalar ke arah

tenggorokan. Jadi tidak aneh jika tenggorokan rasanya seperti terbakar

(Reefani, 2014).

E. TERAPI UNTUK TIDUR SEHAT


Wudhu sangat bermanfaat terhadap kesehatan, peneliti sekaligus dokter
spesialis penyakit dalam dan penyakit jantung dari London, Dr Ahmad Syauqy
Ibrahim mengatakan, Para Pakar kedokteran telah sampai kepada sebuah
kesimpulan pencelupan anggota tubuh ke dalam air akan mengembalikan tubuh
yang lemah menjadi kuat, mengurangi kekejangan pada syaraf dan otot,
menormalkan detak jantung, kecemasan dan insomnia (susah tidur). Para pakar
syaraf (neurologis) telah membuktikan bahwa dengan air wudhu yang
mendinginkan ujung-ujung syaraf jari-jari tangan dan jari-jari kaki berguna untuk
memantapkan konsentrasi pikiran dan menjadikan rileks (Akrom, 2010).
Wudhu merupakan salah satu metode relaksasi yang sangat mudah dilakukan.
Wudhu pada hakikatnya bukan saja sebagai sarana pembersihan diri tapi lebih
dari itu, ia memberikan terapi yang luar biasa bagi ketenangan jiwa. Percikan air
wudhu pada beberapa anggota tubuh menghadirkan rasa damai dan tenteram.
Dengan sendirinya pikiran akan tunduk dengan rasa damai itu, hingga ia menjadi
rileks. Saat pikiran rileks, tubuh pun ikut rileks (Anonim, 2011). Dengan keadaan
rileks dan otot-otot tidak tegang dapat memberikan ketenangan jiwa dan
kenyamaan sebelum tidur sehingga usia lanjut akan mudah untuk masuk ke
kondisi tidur.
PRE PLANNING KEPERAWATAN GERONTIK

PENYULUHAN KESEHATAN

A. Latar Belakang
Penuaan merupakan suatu proses alamiah yang akan dialami oleh setiap
manusia. Dalam proses ini terjadi penurunan fisik, psikologis maupun sosial
kehidupan orang lanjut usia (lansia) sehingga dapat menyebabkan
ketergantungan kepada orang lain (Anwar, 2010). Salah satu perubahan yang
terjadi pada lansia adalah kebutuhan tidur yang akan semakin berkurang seiring
dengan bertambahnya usia. Kebutuhan tidur pada usia dua belas tahun adalah
sembilan jam, usia dua puluhtahun berkurang menjadi delapan jam, usia empat
puluh tahun sebanyak tujuh jam, usia enam puluh tahun sebesar enam setengah
jam, dan usia delapan puluhtahun adalah enam jam. Secara fisiologis pada
struktur tidur lansia, terjadi peningkatan fase terjaga dan penurunan fase tidur
mendalam sehingga jumlah tidur lansia menjadi berkurang (Suastari, 2012).
Kondisi ini cenderung mengakibatkan permasalahan kesehatan secara fisik
ataupun kesehatan mental atau jiwa (Kurniawan, 2012).
Gangguan tidur yang paling sering dialami oleh lansia adalah insomnia.
Di dunia, angka prevalensi insomnia pada lansia diperkirakan sebesar 13 - 47%
dengan proporsi sekitar 50 - 70% terjadi pada usia diatas 65 tahun.5,6 Sebuah
penelitian Aging Multicenter melaporkan bahwa sebesar 42% dari 9.000 lansia
yang berusia diatas 65 tahun mengalami gejala insomnia.6,7 Di Indonesia, angka
prevalensi insomnia pada lansia sekitar 67% (Tsou, 2013).
Insomnia pada lansia jika tidak segera ditangani akan berdampak serius,
seperti depresi, kesulitan untuk berkonsentrasi, aktivitas sehari-hari menjadi
terganggu, mengalami kelelahan di siang hari, hubungan interpersonal dengan
orang lain menjadi buruk, meningkatkan risiko kematian, menyebabkan
kecelakaan karena mengalami kelelahan yang berlebihan, memunculkan berbagai
penyakit fisik (Susilowati, 2008). Synder mengemukakan bahwa lamanya tidur
dapat mempengaruhi tingkat mortalitas, dari data studi selama 6 tahun ditemukan
hasil bahwa orang yang tidur luar biasa lama atau lebih singkat atau yang
menggunakan pil tidur mengalami angka mortalitas lebih tinggi dari yang lainnya
(Stanley, 2007).
Selama ini berbagai terapi pengobatan telah dikembangkan untuk
membantu para lansia mengatasi keluhannya sehingga meminimalisasi
dampaknya terhadap kehidupan, salah satunya dengan melakukan pola tidur
sehat. Dalam penerapan pola tidur sehat, dalam hal ini membuat suasana yang
nyaman didalam kamar, akan sangat menentukan kualitas tidur. Saat seorang
individu mencoba untuk tertidur, ia menuju ruangan yang gelap, tenang,
temperatur ruangan yang nyaman dan kemudian menutup matanya, maka
stimulus yang menuju RAS berkurang. Mata yang tertutup dapat menurunkan
stimulus cahaya yang ditangkap retina, penurunan stimulus cahaya ini akan
diteruskan ke suprachiasmatic nuclei dan pada akhirnya menstimulasi kelenjar
pineal untuk meningkatkan sekresi melatonin. Penurunan aktivitas RAS akan
menurunkan aktivitas korteks serebral ditambahkan dengan peningkatan kadar
melatonin yang membuat mengantuk dan pada akhirnya tertidur (Tortora dalam
Qoys Muhammad, 2014).
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, beberapa lansia mengeluh
mengalami kesulitan tidur dan sering terbangun pada malam hari. Berangkat dari
hal di atas, maka kami dari Mahasiswa/Mahasiswi Praktek Keperawatan
Gerontik Program Profesi Ners Angkatan XI Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar berniat untuk
melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan mengenai tidur sehat yang dapat
dilakukan lansia secara mandiri.
B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan kepada lansia di Asrama II
PSTW Gau Mabaji, Kecamatan Bontomarannu Kab. Gowa, diharapkan
masyarakat lebih mengerti dapat mengaplikasikan mengenai tidur sehat.

C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan ini lansia di Asrama II PSTW
Gau Mabaji, Kecamatan Bontomarannu Kab. Gowa diharapkan mampu untuk:
1. Mengetahui pengertian tidur
2. Menyebutkan tanda-tanda kurang tidur
3. Menyebutkan penyebab susah tidur
4. Menyebutkan cara tidur sehat
5. Menyebutkan dan mendemonstrasikan terapi untuk tidur sehat

D. Sasaran dan Target


1. Sasaran
Sasaran dalam penyuluhan ini adalah lansia di Asrama II PSTW Gau
Mabaji, Kecamatan Bontomarannu Kab. Gowa.
2. Target
Seluruh lansia di Asrama II PSTW Gau Mabaji, Kecamatan
Bontomarannu Kab. Gowa yang berjumlah 6 orang.

E. Strategi Pelaksanaan
1. Metode
Metode penyuluhan yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab dan
demonstrasi.
2. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Rencana kegiatan penyuluhan sudah direncanakan beberapa hari
sebelumnya melalui penyampaian informasi kepada lansia
2) Acara berlangsung sesuai dengan waktu yang direncanakan 22
menit
3) Mahasiswa menyiapkan materi dan media sesuai dengan yang
diperlukan dalam penyuluhan, yakni plifchat
b. Evaluasi proses
1) 85% dari peserta yang hadir dapat berperan secara aktif dengan
mengikuti penyuluhan dan berdiskusi tentang materi yang telah
disampaikan
2) Selama acara berlangsung tidak ada penyimpangan dari tujuan yang
telah ditetapkan
3) Selama acara berlangsung peserta tidak meninggalkan tempat
penyuluhan dengan mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal hingga
akhir kegiatan
c. Evaluasi hasil
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan peserta dapat :
1) Menyebutkan pengertian tidur
2) Menyebutkan 5 dari 8 tanda-tanda kurang tidur
3) Menyebutkan 4 dari 7 penyebab susah tidur
4) Menyebutkan cara tidur sehat
5) Menyebutkan dan mendemonstrasikan terapi tidur sehat
3. Waktu dan Tempat
Penyuluhan dilaksanakan pada hari Rabu, 26 Juli 2017 pukul 09:00
WITA sampai selesai bertempat di ruang tengah Asrama II PSTW Gau
MaBaji Gowa.
4. Media
Plifchart
5. Setting Penyuluhan
Keterangan :
1
2 3 1 : Penyaji
2 : Sekretaris
3 : Moderator
4 4
5
4 : Fasilitator
5 : Peserta
6
6 : Observer

6. Uraian Tugas
a. Presentator
Dwi Rachmat Kumalasari, S.Kep
Tugas:
1) Menjelaskan materi
2) Menjawab pertanyaan
3) Mengevaluasi pengetahuan lansia
b. Fasilitator
Raja Ema, S.Kep
Tugas:
1) Mempersiapkan tempat penyuluhan
2) Mempersiapkan dan menyediakan alat dan media penyuluhan
3) Memfasilitasi kebutuhan saat penyuluhan berlangsung
4) Memotifasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan
c. Observer
Wahida Adama, S.Kep
Tugas :
1) Mengamati jalannya kegiatan
2) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
3) Mencatat perilaku verbal dan nonverbal peserta selama kegiatan
berlangsung
d. Moderator
Hardianti, S.Kep
Tugas:
1) Membuka acara.
2) Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing.
3) Menjelaskan tujuan dan topik.
4) Menjelaskan kontrak waktu.
5) Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri.
6) Mengarahkan alur diskusi.
7) Memimpin jalannya diskusi.
8) Menutup acara.

7. Susunan Acara
KEGIATAN KEGIATAN
NO TAHAP PENYULUHAN WAKTU SASARAN
1 Pendahuluan a. Memberikan salam 5 menit Menjawab salam
(Pembukaan) terapeutik
b. Memperkenalkan diri Memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan Memperhatikan
d. Kontrak waktu Memperhatikan
2 Pelaksanaan a. Menyebutkan 10 menit Memperhatikan
(Penyajian) pengertian tidur
b. Menyebutkan tanda- Memperhatikan
tanda kurang tidur
c. Menyebutkan Memperhatikan
penyebab susah tidur
d. Menjelaskan cara tidur Memperhatikan
sehat
e. Menjelaskan dan Memperhatikan
mendemonstrasikan
terapi untuk tidur sehat Memperhatikan
3 Evaluasi Meminta untuk mengulang 5 menit Menjawab
kembali apa yang pertanyaan
disampaikan pembicara,
meliputi:
a. Pengertian tidur sehat
b. Tanda-tanda kurang
tidur
c. Penyebab susah tidur
d. Cara tidur sehat
e. Terapi untuk tidur
sehat
4 Terminasi a. Mengucapkan 2 menit Mendengarkan
terimakasih atas peran
serta peserta
b. Mengucapkan salam
Menjawab salam
penutup

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Zainul. 2010. Penanganan Gangguan Tidur pada Lansia. Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang.

Kurniawan, Tommy. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Tidur


(Insomnia) pada Lansia di Panti Tresna Werdha Kabupaten Magetan. Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Qoys Muhammad. 2014. Pengaruh Dzikir Menjelang Tidur Terhadap Kualitas Tidur
Lanjut Usia di Panti Tresna Werdha Budi Mulya di Jakarta Timur. Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

Suastari, Ni Made, dkk. 2012. Hubungan Antara Sikap Sleep Hygiene Dengan
Derajat Insomnia Pada Lansia di Poliklinik Geriatri RSUP Sanglah Denpasar.
Universitas Udayana Bali.

Stanley, M., 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC.

Tsou, MT. 2013. Prevalance and Risk Factors For Insomnia in Community Dwelling
Elderly. Journal Of Clinical Gerontology & Geriatric.

Anda mungkin juga menyukai