Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan, Kelompok 6.

Pengukuran Kadar Klorofil


Intan Lupida Diana Susila.a), Rizal Maulana Hasby1.a, Caturindo Priyatno.a
Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Email : tan.lupida@gmail.com

ABSTRAK

Kata Kunci : Absorbsi, Daun, Kadar Klorofil, pengukuran, Spekrtofotometer.

I. PENDAHULUAN
Molekul yang mengaborpsi cahaya tampak adalah pigmen berwarna atau hitam.
Electron yang menjadi tereksitasi biasanya elektron yang mobil yang berasosiasi dengan
ikatan rangkap yang tidak jenuh. Misal klorofil, mempunyai tingkat ketidakjenuhan yang
tinggi dan mengabsorpsi cahaya yang efisien, terutama cahaya biru dan merah. Cahay
mempunyai dua sifat yaitu sifat gelombang dan sifat partikel. Sifat partikel cahaya biasanya
dinyatakan terdapat pada foton dan kuanta, yaitu suatu paket energi yang mempunyai ciri
tersendiri; masing-masing foton mempunyai panjang gelombang tertentu. Energi dalam tiap
foton berbanding terbalik dengan panjang gelombang, jadi panjang gelombang cahaya ungu
dan biru mempunyai energi foton yang lebih tinggi dari panjang gelombang cahaya jingga
(orange) dan merah (Prihatini, 2017).
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen
inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang
disebut kloroplas. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis.
Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas,
namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang
disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya.
Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil,
tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh
kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar
matahari ataupun penguapan air yang berlebihan (Istamar. Dkk. 2006).
Klorofil sebagaimana dikenal pada umumnya berperan dalam proses fotosintesis.
Dalam proses ini, ada tiga fungsi utama dari klorofil yaitu dengan memanfaatkan energi
matahari, memicu fiksasi CO2 menjadi karbohidrat dan menyediakan dasar energetik bagi
ekosistem secara keseluruhan. Kekuatan mesin fotosintetik ini luar biasa hebat, produk
yang dihasilkannya mampu memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia
(Hendriyani. 2009).
Makin pekat suatu larutan zat yang berwarna, makin banyak menyerap cahaya,
sehingga kelihatan makin gelap, adanya hubungan antara penyerapan cahaya dengan
konsentrasi larutan, merupakan prinsip dasar dari kegunaan spektofotometer. Konsentrasi
suatu larutan zat berwarna dapat pula diketahui dengan mudah, berdasarkan harga
absorbansinya (OD = Optical Density), karena konsentrasi berhubungan secara linear
dengan OD. Selain itu, dengan menggunakan apektofotometer spektronik 21 D dapat pula
tebaca langsung konsentrasi suatu larutan yang diukur (Nio, S. A. 2010).
Sumber energi dari semua makhluk hidup adalah matahari. Radiasi matahari yang
sampai ke bumi ini hanya sebagian kecil saja dari spektrum elektromagnit. Panjang
gelombang cahaya matahari yang sampai di permukaan bumi meliputi 310 hingga 2300 nm.
Panjang gelombang 225 nm (ultraviolet) juga diradiasi oleh matahari, tetapi ini adalah
foton yang sangat tinggi energinya yang berbahaya bagi banyak kehidupan, terhalang oleh
selapis ozon di atmosfer paling atas. Sinar lebih panjang dari 2500 nm (2,5 ) terutama
dihilangkan oleh uap air dan CO2 di atmosfir. Cahaya tampak merupakan sebagian kecil
dari cahaya yang sampai ke bumi (Prihatini, 2007).
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara mengukur kadar klorofil suatu
tanaman.
11. METODE KERJA
2.1 Alat dan Bahan

Pada praktikum pengukuran kadar klorofil pada suatu tanaman alat dan bahan yang
digunakan yaitu spektrofotometer 1 unit, cawan porselin 1 set, botol culf 1 buah, kertas
saring secukupnya, Aceton 85% (atau etanol 96%) sebanyak 90 ml, dan sampel daun yang
muda dan yang tua.
2.2. cara kerja

II. Hasil Pengamatan


a. Kandungan Klorofil Daun Muda dan Tua
Kelompok Absorbansi
dan Jenis Sam Kand
Tanaman pel -1 -2 ungan
daun (649) (66 Kloro
5) fil
4 Daun 0,10 0,1 2
(Walisong Mud 2 21
o/ a
Schefflera
Daun 0,11 0,1
variegate)
Tua 3 68

5 (Tulip Daun 0,16 0,1 2


Afrika / Mud 5 38
Spathodea a
campanul Daun 0,20 0,1
ata) Tua 7 86
6 (Pepaya Daun 0,08 0,0 2
/ Carica Mud 4 75
papaya) a
Daun 0,54 0,5
Tua 2 81

Pembahasan

Pada percobaan pengukuran kadar klorofil ini, menggunakan daun muda dan daun tua
dari tanaman yang berbeda. yaitu pada daun (Walisongo / Schefflera variegate), daun
(Tulip Afrika / Spathodea campanulata), kemudian yang terakhir daun (Pepaya / Carica
papaya). Masing-masing dari bagian daun yang tua dan yang muda tersebut dihancurkan
dalam waktu yang berbeda. daun muda dihancurkan menggunakan lumpang sampai lebut
kemudian diletakkan di dalam gelas kimia. Selanjutnya daun tua dilakukan seperti pada
daun muda. Setelah itu ditambahkan beberapa tetes air, penambhan air berfungsi untuk
melarutkan tumbukan daun setelah itu disaring dengan kertas saring sehingga menghasilkan
filtrart. Setelah itu alkohol 70% sebanyak 90 ml ditambahkan air 10 ml kemudian diaduk
dan diambil beberapa tetes dan dimasukan kedalam tabung mikrotub untuk dihitung
didalam alat spektrofotometer agar mengetahui jumlah klorofil pada daun tua dan daun
muda suatu tanaman.
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan
cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau
kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan
dilewatkan. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, digunakan metoda
yang sering disebut dengan spektrofotometri yaitu alat yang terdiri dari spektrometer dan
fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau
diabsorbsi. Jadi istilah spektrofotometri berhubungan dengan pengukuran energi radiasi
yang diserap oleh suatu sistem sebagai fungsi panjang gelombang dari radiasi. Cara kerja
spektrofotometer dimulai dengan dihasilkannya cahaya monokromatik dari sumber sinar.
Cahaya tersebut kemudian menuju ke cuvet (tempat sampel/sel). Banyaknya cahaya yang
diteruskan maupun yang diserap oleh larutan akan dibaca oleh detektor yang kemudian
menyampaikan ke layar pembaca (Haryono. 2010).

Istilah klorofil berasal dari bahasa Yunani yaitu chloros artinya hijau dan phyllos
artinya daun. Istilah ini diperkenalkan pada tahun 1818, dan pigmen tersebut diekstrak dari
tanaman dengan menggunakan pelarut organik. Klorofil adalah pigmenpemberi warna hijau
pada tumbuhan, alga dan bakteri fotosintetik. Pigmen ini berperandalam proses fotosintesis
tumbuhan denganmenyerap dan mengubah energi cahaya menjadi energi kimia.Klorofil
mempunyai rantai fitil (C20H39O) yang akan berubah menjadi fitol (C20H39OH)jika
terkena air dengan katalisator klorofilase. Fitol adalah alkohol primer jenuh yang
mempunyai daya afinitas yang kuat terhadap O2 dalam proses reduksi klorofil. Klorofil
merupakan faktor utama yang mempengaruhi fotosintesis. Fotosintesis merupakan proses
perubahan senyawa anorganik (CO2 dan H2O) menjadi senyawa organik (karbohidrat) dan
O2 dengan bantuan cahaya matahari. Klorofil merupakan pigmen utama yang terdapat
dalam kloroplas. Kloroplas (Gambar1) adalah organel sel tanaman yang mempunyai
membran luar, membran dalam, ruang antar membran dan stroma. Permukaan membran
internal yang disebut tilakoid akan membentuk kantong pipih dan pada posisi tertentu akan
bertumpukan dengan rapi membentuk struktur yang disebut granum (Ai, Nio. S. 2011).

Secara umum, warna daun pada daun (Walisongo / Schefflera variegate), adalah
berwarna hijau dimana terkandung klorofil a maupun klorofil b. Pada daun (Tulip Afrika /
Spathodea campanulata), berwarna hijau, dimana juga mengandung klorofil a dan klorofil
b, dan begitupula pada daun Pepaya / Carica papaya). dimana berwarna hijau dan
berklorofil. Namun, kandungan klorofil yang dimiliki oleh ketiga daun yang sama warna
tersebut berbeda-beda dan hal ini tampak jelas pada analisis data. Dari hasil pengukuran
dengan menggunakan alat spektrofotometer (Spektronik 20) dengan menggunakan sampel
daun muda walisongo dengan panjang gelombang 649 nm diperoleh nilai absorbsinya
sebesar 0,102 dan pada panjang gelombang 665 nm diperoleh nilai absorbsinya sebesar
0,121 sedangkan pada daun tua walisongo panjang gelombang 649 nm diperoleh nilai
absorbsinya sebesar 0,113 dan pada panjang gelombang 665 nm diperoleh nilai absorbsinya
sebesar 0,168. Pada daun muda tulip afrika panjang gelombang 649 nm diperoleh nilai
absorbsinya sebesar 0,165 dan pada panjang gelombang 665 nm diperoleh nilai absorbsinya
sebesar 0,138, kemudian pada daun tua tulip afrika panjang gelombang 649 nm diperoleh
nilai absorbsinya sebesar 0,207 dan pada panjang gelombang 665 nm diperoleh nilai
absorbsinya sebesar 0,186. Sedangkan pada daun papaya muda panjang gelombang 649 nm
diperoleh nilai absorbsinya sebesar 0,084 pada panjang gelombang 665 nm diperoleh nilai
absorbsinya sebesar 0,075 dan pada daun papaya tua panjang gelombang 649 nm diperoleh
nilai absorbsinya sebesar 0,542 pada panjang gelombang 665 nm diperoleh nilai
absorbsinya sebesar 0,581. Dari nilai absorbstersebut dapat dihitung kadar klorofil total,
klorofil a, dan klorofil b.

Menurut Hendriyani (2009), kadar klorofil pada berbagai umur daun berbeda. Hal ini
terjadi karena oleh beberapa factor :
1. Dalam proses fotosintasis, klorofil berfungsi sebagai senyawa pigmen penerima cahaya
dengan berbagai panjang gelombang tertentu yang nantinya gelombang ini dapat
menyebabkan electron pada klorofil tereksitasi dari tingkat energi tertentu dan akan
diterima oleh molekul penerima electron atau aseptor elektron.
2. Adanya intensitas cahaya yang mengenai daun berbeda, daun muda terletak dipucuk
sehingga dengan adanya intensitas cahaya yang banyak dengan jumlah klorofil yang
dihasilkan banyak digunakan untuk proses fotosintesis maka akan memyebabkan rendahnya
kadar klorofil.
3. Pada daun yang usianya tua kadar klorofilnya paling banyak hal ini disebabkan : pada
daun tanaman yang sudah tua memiliki jaringan yang cukup komleks sehingga berdampak
pada proses fotosintesis yang akan terjadi dengan maksimal. Selain itu pada daun yang
sudah dewasa selain memiliki klorofil juga memiliki karetonoid yang digunakan untuk
melakukan
perlindungan sehingga klorofilnya tidak akan langsung mengalami fotosintesis secara
berlebihan. Selain itu dengan adanya karbohidrat pada daun yang usianya sudah tua pada
saat proses fotosisntesis, akan menghasilkan karbohidrat dalam jumlah yang banyak, hal ini
berdampak pada meningkatnya produksi klorofil. Semua ini terjadi karena salah satu syarat
dari terbentuknya klorofi adalah keberadaan dari karbohidrat tersebut.
b. Tabel Kandungan Klorofil a dan b
Kelompok 4 (Walisongo / Schefflera variegate)
kandungan
klorofil
No. Sampel Klorofil
total

klorofil Klorofi
a lb

1. Daun 1,0793 1,712 2,7781


Muda 6

2. Daun 1,6608 1,638 3,2848


Tua 9 6

Kelompok 5 (Tulip Afrika / Spathodea campanulata)


kandungan
klorofil
No. Sampel Klorofil
klorofil Klorofil total
a b

1. Daun 0,955 3,2082 4,1418


Muda

2. Daun 1,3749 3,927 5,2746


Tua

Kelompok 6 (Pepaya / Carica papaya)


Kandungan
klorofil
N Sampel Klorofi
o Klorofi Klorofil b l total
. la
1 Daun 0,551 1,7097 1,222
. Muda 22 5

2 Daun 4,886 10,4395 7,295


. Tua 56 9

Berdasarkan data hasil penelitian di atas menunjukkan kadar klorofil a paling tinggi
pada daun tua. Sedangkan kadar klorofil a paling rendah ada pada daun muda. Untuk kadar
klorofil b pada daun muda dan tua tidak memiliki perbedaan jauh dan dapat dikatan
hampir setara. perbedaan antara kadar klorofil a dengan kadar klorofi b adalah, rata-rata
tiap tanaman kandungan klorofil b lebih banyak dibandingkan klorofil a. Sedangkan untuk
penentuan kadar klorofil total paling tinggi ialah pada daun tua dan yang paling rendah
terdapat pada daun muda hal tersebut dapat dilihat dari masing-masing data table
kelompok tesebut. Kata lain kita dapat membuat simpulan awal bahwasanya kadar klorofil
akan semakin tinggi seiring dengan pertambahan umur suatu daun dari tumbuhan.
C. Grafik Kadar Klorofil Pada Daun
Gb, unit reaksi pada fotosintesis
Perbedaan kadar klorofil berdasarkan tiap-tiap umur daun yakni daun muda dan daun tua
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor internal dan faktor eksternal.
Kandungan klorofil pada suatu daun akan meningkat sejalan dengan bertambahnya umur
daun. Peningkatan ini terjadi sejalan dengan pertumbuhan dari daun muda menjadi daun
tua, tanaman masih melakukan biosintesis klorofil.
Berdasarkan struktur dan kandungan dari daun tua lebih banyak membutuhkan nutrisi
untuk keperluan hidup yakni sebagai sumber energi, maka dapat dikatakan bawasanya
daun tua masih melakukan biosintesis klorofil. Sedangkan pada daun yang masih muda,
kandungan klorofilnya masih sedikit, karena daun ini masih belum banyak melakukan
biosintesis klorofil.. dalam hal ini faktor selain faktor internal, perbedaan kandungan
klorofil juga dapat di pengaruhi faktor eksternal diantaranya intensitas cahaya, naungan,
morfologi dan luas permukaan daun. Besar intensitas cahaya yang diterima atau
diabsorpsi daun bergantung dari jumlah klorofil yang dimiliki oleh daun tersebut.
Pada jenis tanaman yang sama, tanaman yang tumbuh di tempat tak ternaung, kandungan
klorofilnya lebih kecil dan luas daunnya lebih sempit ().

Hal ini berbeda dengan tanaman yang ternaung kandungan klorofilnya yang
mengalami fototaksis lebih sedikit dari pada kondisi yang kurang cahaya , maka cahaya
yang diterima oleh daun berupa cahaya difuse (tidak beraturan) sehinga akan dibutuhkan
lebih banya klorofil untuk proses penangkapan energi cahaya sertapenampang daun lebih
luas atau lebar bila dibandingakan dengan daun yang tak ternaung. Hal lain yang
mendasari Perbedaan kandungan klorofil pada suatu tumbuhan adalah adanya perbedaan
massa jenis tanaman, varietas, status nutrisi, musim, jenis tanah, keadaan iklim setempat,
stress dan penyakit tanaman serta nutrisi yang dimilikinya juga berpengaruh juga
berpengaruh terhadap besarnya kandungan klorofil suatu tanaman().
III. SIMPULAN
Berdasarkan dari praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa cara
perhitungan jumlah klorofil suatu daun yaitu dengan membuat filtrat dari daun yang telah
ditambahan alkohol 70% dan air 10 sebanyak 100 ml, lalu diamati dalam
spektrofotometer dengan gelombang 645 nm dan 665 nm sehingga ditemukan jumlah
klorofil pada suatu daun tersebut. Sehingga dapat diketahui bahwa kadar klorofil yang
paling banyak terdapat pada daun yang berumur tua. Hal ini dikarenakan pada daun yang
tua penangkapan cahaya yang akan diubah menjadi energi kimia lebih banyak bila
dibandingkan dengan penangkapan energi cahaya pada daun yang berumur muda.

IV. DAFTAR PUSTAKA

Hendriyani, Ika Susanti dan Setiari, Nintya. 2009. Kandungan Klorofil dan Pertumbuhan
Kacang Panjang (Vigna sinensis) pada Tingkat Penyediaan Air yang Berbeda. J. Sains
& Mat. 17 (3) 145-150.
Haryono, Cindy. 2010. Perbedaan Pigmen Klorofil a dan Klorofil b. jurnal tumbuhan. 5 (3)
: 5-6
Jica. 2005 Petunjuk Praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan Fisiologi Hewan. Malang :
JICA
Burlew, J.S. 2012. Algal Culture from Laboratories to Pilot Plant. Washington: Carnegie
Institution of Washington.
Dwidjoseputro.1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan Jakarta: PT. Gramedia.
Becker.E.W. 2011. Biotechnology and Microbiology New York. Cambridge.
Ai, Nio. S. 2011. Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai Indikator Kekurangan Air Pada Tanaman. Jurnal
Jurnal Ilmiah Sains. 11. (2) : 167
Istamar dan Syamsyuri. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Erlangga.
Prihatini, Nining. 2007. Pengaruh Konsentarasi Medium Ekstrak Tauge (MET) Terhadap
Pertumbuhan. Departemen Biologi FMIPA Universitas Indonesia .11(1):1-9.
Nio, S. A. 2010. Pengujian Kandungan Klorofil Total, Klorofil A dan B sebagai Indikator Cekaman
Kekeringan pada Padi (Oryza sativa L.). Jurnal Ilmiah SAINS 10: 86-90.

Anda mungkin juga menyukai