Anda di halaman 1dari 5

RESUME ASKEP KLIEN DENGAN GANGGUAN ALAM

PERASAAN (DEPRESI DAN MANIA)


Disusun untuk memenuhi mata kuliah Keperawatan Jiwa

Dosen pengampu: Ns. Agnes Dewi Astuti, M.Kep.,Sp.Kep.Kom

DI SUSUN OLEH :
BETHARIA SELVIANA (PO.62.20.1.15.114)
CANDIKA (PO.62.20.1.15.115)
DEBORA KARTIKA SARI (PO.62.20.1.15.117)
INDRA WAHYUDI (PO.62.20.1.15.125)
NI KADEK AYU DWI LESTARI (PO.62.20.1.15.133)
YELIA YULIANA (PO.62.20.1.15.146)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya
Jurusan Keperawatan
Prodi DIV Keperawatan Reguler II
2017
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GANGGUAN ALAM PERASAAN :
DEPRESI DAN MANIA

1. Pengertian

Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang


mempengaruhi seluruh keperibadiaan dan fungsi kehidupan seseorang. Gangguan alam
perasaan ditandai oleh syndrom depresif sebagian atau penuh, selain itu juga ditandai
oleh kehilangan minat atau kesenangan dalam aktifitas sehari-hari dan rekreasi
(Gibbson Towsend , M C, 1995).

Gangguan alam perasaan adalah gangguan afek ( suasana hati) dengan


manifestasi gejala-gejala mania dan depresi. seseorang dengan gangguan alam perasaan
biasanya akan didapat suatu keadaan sedih, ketakutan, putus asa, gembira berlebihan
dan khawatir (Keliat B.A. 1999).

Keadaan emosional yang berkepanjangan dan mempengaruhi seluruh seluruh


kehidupan dan fungsi kehidupan seseorang.

Mania

a) Gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya alam perasaan yang
meningkat atau keadaan emosional yang mudah tersinggung dan terangsang.

b) Dapat diiringi perilaku berupa peningkatan aktivitas flight or idea, euphoria,


penyimpangan sex.

Tanda dan gejala dengan mania (Stuart & Sundeen, 1995)

a) Afektif : gambaran berlebihan, peningkatan harga diri, tidak tahan kritik.

b) Kognitif : ambisi mudah terpengaruh, mudah beralih perhatian, waham kebosanan,


flight or idea.

c) Fisik : gangguan tidur, nutrisi tidak adekuat, peningkatan aktivitas, dehidrasi.

d) Tingkah laku : agresif, aktivitas motorik meningkat, kurang perawatan, seks


berlebihan dan bicara bertele-tele.

Depresi

Adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih dan
berduka yang berlebihan dan berkepanjangan. Depresi dapat juga digunakan untuk
menunjukkan berbagai fenomena : tanda, gejala, keadaan emosi, reaksi penyakit atau
kondisi klinis secara menyeluruh.
Tanda dan gejala dengan depresi (Stuart & Sundeen, 1995)

Afektif

Sedih, cemas apatis, murung, kebencian, kekesalan, marah, perasaan ditolak,


perasaan bersalah, meras tidak berdaya, putus asa, merasa sendirian, merasa rendah
diri, merasa tak berharga.

Kognitif

Ambivalence, bingung, ragu-ragu, tidak mampu konsentrasi, hilang perhatian dan


motivasi, menyalahkan diri sendiri, pikiran merusak diri, rasa tidak menentu, pesimis.

Fisik

Sakit perut, anoreksia, mual, muntah, gangguan pencernaan, konstipasi, lemah,


lesu, nyeri kepal, pusing, insomnia, nyeri dada, over acting, perubahan berat badan,
gangguan selera makan, gangguan menstruasi, impoten, tidak berespon terhadap
seksual.

Tingkah laku

Agresif, agitasi, tidak toleran, gangguan tingkat aktivitas, kemunduran psikomotor,


menarik diri, isolasi social, irritable, berkesan menyedihkan, kurang spontan, gangguan
kebersihan.

2. Psikodinamik

Gangguan alam perasaan depresi dapat terjadi karena ketidakseimbangan elektrolit,


yaitu perubahan natriun dan kalium didalam neuron. Perubahan biokimia
(noreefinefrin, dopamine dan serotonin) juga mempengaruhi keadaan emosional
individu. Rendahnya kadar noreefinefrin dan dopamine mengakibatkan individu berada
dalam episode depresi dan sebaliknya meningkatkan kadar norefinefrin dan dopamine
didalam otak mengakibatkan perilaku maniak. (Gibbson Towsend , M C, 1995).

3. Rentang Respon Emosinal

Rentang respon emosi individu dapat berfluktuasi dari respon emosi adaftif sampai
respon

4. Terapi Depresi

Terapi Individual

1) Eksplorasi perasaan kehilangan, dan fasilitasi proses berduka.

2) Diskusikan perilaku mengalahkan diri, harapan yang tidak realistis,dan


kemungkinan distorsi dari realita.

3) Kaji bagaimana distorsi kognitif pada klien turut menyebabkan depresi.


4) Dorong pengungkapan rasa frustasi,marah,dan putus asa.

5) Upayakan untuk mengubah pola berpikir negatif otomatis tentang diri, orang lain,
lingkungan, dan masa depan.

6) Beri kesempatan kepada klien, seperti berdiskusi dan bermain peran untuk
menyelesaikan masalah interpersonal.

7) Monitor masalah-masalah fisiologis yang diinduksi atau diperburuk oleh depresi.

8) Dorong diskusi tentang seksualitas sehingga klien dapat menceritakan


kekhawatiran, mengetahui bagaimana depresi mempengaruhi libido, dan
menyadari bahwa hasrat seksual biasanya kembali muncul jika depresi menurun.

Terapi Keluarga

1) Kaji fungsi keluarga, pola komunikasi, peran yang diharapkan, keterampilan


menyelesaikan masalah, dan stresor.

2) Dapatkan informasi dari masing-masing anggota keluarga tentang situasi keluarga


saat ini.

3) Tentukan bagaimana konflik atau krisis ditangani, dan evaluasi dukungan anggota
keluarga yang satu terhadap yang lain.

4) Kaji tingkat ketertutupan dan ketidakpedulian anggota keluarga.

5) Fokuskan pada mengidentifikasi dan mengintervensi distorsi kognitif yang


mengganggu fungsi keluarga yang sehat.

6) Ajarkan anggota keluarga tentang keterampilan komunikasi, penyelesaian masalah,


pengelolaan stres, dan ekspresi perasaan yang konstruktif.

7) Fasilitasi pengungkapan ansietas, rasa marah,rasa tidak berdaya dan rasa


bermusuhan, dan ajarkan cara-cara untuk mengatasi secara efektif aspek-aspek
yang mengancam pada situasi saat ini.

8) Kaji perasaan bersalah dan menyalahkan yang mungkin terjadi akibat pandangan
yang tidak realistis terhadap situasi krisis.

5. Pengobatan

1) Litium karbonat, sebuah obat antimatik, adalah obat pilihan untuk klien yang
menderita gangguan bipolar.

2) Pengobatan antipsikotik digunakan untuk klien yang menderita hiperaktivitas hebat


dan untuk menangani perilaku manik.

3) Antikonvulsan kadang-kadang diberikan karena keefektifannyadalam antimanik.


4) Pengobatan antiansietas, misalnya klonazepam (klonopin) dan lotazepam
(Antivan), kadang-kadangdigunakan untuk klien yang menderita episode manik
akut dan untuk klien yang sulit ditangani.

5) Kombinasi litium antikonvulsan sudah digunakan untuk gangguan bipolar siklus


cepat,

Tiga fase penatalaksanaan farmakologis yang digambarkan dalam panel


Pedolaman Depresi adalah fase akut, fase lanjut, dan fase pemeliharaan. Dalam fase
akut gejalanya ditangan, dosis obat dsisesuaikan untuk mencegah efek yang merugikan,
dan klien diberikan penyuluhan.pada fase lanjut klien dimonitor pada dosis efektif
untuk mencegah terjadinya kambuh. Pada fase pemeliharaan, seorang klien yang
berisiko kambuh seringkali tetap diberi obat baahkan selama waktu remisi. Untuk klien
yang dianggap tidak berisikotinggi mengalami kambuh, pengobatan dihentikan.

a) Selsctive serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) terbukti sudah sangat berguna


untuk menangani depresi, terutama karena obat tersebut lebih sedikit memiliki efek
antikolinergik yang merugikan, lebih sedikit toksisitas jantung, dan reaksi lebih
cepat daripada antidepresan trisiklik dan inhibitor oksidase monoamin (MAO)

b) Trisiklik dan inhibitor MAO, generasi pertama antidepresan, jarang digunakan


sejak adanya SSRI dan SSRIs atipikal.

c) Antipsikotik kadang-kadang digunakan untuk menangani gangguan tidur dan


ansietas sedang.

d) Dokter dapat memprogramkan, tetapi elektrokonvulsif(ECP) jika terdapat depsresi


hebat, klien sangat ingin mealkukan bunuh diri, atau jika klien tidak berespon
terhadap protokol pengobatan antidepresan.

Anda mungkin juga menyukai