Oleh :
SUPRIYADI ISHAK
E1D1 12 005
FAKULTAS TEKNIK
KENDARI
2017
1
1. PLTA (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR)
Air adalah sumber daya alam yang merupakan energi primer potensial untuk Pusat
Listrik Tenaga Air (PLTA), dengan jumlah cukup besar di Indonesia. Potensi tenaga air
tersebut tersebar di seluruh Indonesia. Dengan pemanfaatan air sebagai energi primer,
terjadi penghematan penggunaan bahan bakar minyak. Selain itu, PLTA juga memiliki
listrik yang dihasilkan dari air, sangat tergantung pada volume aliran dan tingginya air yang
dijatuhkan. Sumber air potensial didapat dari hasil pembelokkan arah arus air sungai di
daerah pegunungan tinggi oleh sebuah bendungan/waduk yang memotong arah aliran
sungai dan mengubah arah arus menuju PLTA. Dari cara membendung air, PLTA terbagi
atas 2 jenis, yaitu: PLTA Run-Off River (Memotong Aliran Sungai) dan PLTA Kolam
Tando.
2
PLTA tersebut memiliki kesamaan, yaitu membendung aliran air sungai dan
mengubah arahnya ke PLTA. Bedanya, pada PLTA Kolam Tando sebelum aliran air
sampai ke PLTA, debit air ditampung dalam suatu kolam yang biasa disebut kolam tando.
Sedangkan pada PLTA Run-Off River tidak. Kolam Tando ini berguna menjadi sumber
cadangan air, ketika debit air sungai menurun akibat musim kemarau yang panjang.
Memang dari segi biaya pembangunan, PLTA Run-Off River akan menelan biaya yang
lebih rendah daripada PLTA Kolam Tando karena PLTA Kolam Tando memerlukan waduk
tertutup/pipa pesat sampai ke turbin, dengan melalui katup pengaman di Intake dan katup
pengatur turbin sebelum turbin. Pada saluran pipa pesat terdapat tabung peredam (surge
tank), yang berfungsi sebagai pengaman tekanan yang tiba-tiba naik, saat katup pengatur
ditutup.Air mengenai sudu-sudu turbin yang merubah energi potensial air menjadi energi
gerak/mekanik yang memutar roda turbin, yang pada gilirannya generator akan merubah
Katup pengatur turbin akan mengatur banyaknya air yang akan dialirkan ke sudu-
sudu turbin sesuai kebutuhan energi listrik yang akan dibangkitkan pada putaran turbin
yang tertentu. Putaran turbin yang terlalu cepat dapat menimbulkan kerusakan pada turbin
dan generator, dimana hal ini dapat terjadi pada saat beban listrik tiba-tiba lepas/ hilang.
Untuk mengatasi putaran yang berlebihan maka katup pengatur turbin harus segera ditutup.
Katup pengatur turbin yang tiba-tiba menutup akan mengakibatkan terjadinya goncangan
tekanan arus balik air ke pipa pesat, dimana goncangan ini diredam dalam tabung peredam.
3
2. PLTU (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP)
Uap yang terjadi dari hasil pemanasan boiler/ketel uap pada Pusat Listrik Tenaga
Uap (PLTU) digunakan untuk memutar turbin yang kemudian oleh generator diubah
menjadi energi listrik. Energi primer yang digunakan oleh PLTU adalah bahan bakar yang
dapat berwujud padat, cair maupun gas. Batubara adalah wujud padat bahan bakar dan
minyak merupakan wujud cairnya. Terkadang dalam satu PLTU dapat digunakan beberapa
PLTU menggunakan siklus uap dan air dalam pembangkitannya. Mula-mula air
dipompakan ke dalam pipa air yang mengelilingi ruang bakar ketel. Lalu bahan bakar dan
udara yang sudah tercampur disemprotkan ke dalam ruang bakar dan dinyalakan, sehingga
terjadi pembakaran yang mengubah bahan bakar menjadi energi panas/ kalor.
Udara untuk pembakaran yang dihasilkan kipas tekan/force draf fan akan dipanasi
dahulu oleh pemanas udara/heater. Setelah itu, energi panas akan dialirkan ke dalam air di
pipa melalui proses radiasi, konduksi dan konveksi, sehingga air berubah menjadi uap
bertekanan tinggi. Drum ketel akan berisi air di bagian bawah dan uap di bagian atasnya.
Gas sisa setelah dialirkan ke air masih memiliki cukup banyak energi panas, tidak
dibuang begitu saja melalui cerobong, tetapi akan digunakan kembali untuk memanasi
Pemanas Lanjut ( Super Heater), Pemanas Ulang (Reheater), Economizer dan Pemanas
Udara.Dari drum ketel, uap akan dialirkan menuju turbin uap. Pada PLTU besar (di atas
150 MW), turbin yang digunakan ada 3 jenis yaitu turbin tekanan tinggi, menengah dan
rendah. Sebelum ke turbin uap tekanan tinggi, uap dari ketel akan dialirkan menuju
Pemanas Lanjut, hingga uap akan mengalami kenaikan suhu dan menjadi kering.
Setelah keluar dari turbin tekanan tinggi, uap akan masuk ke dalam Pemanas Ulang yang
4
akan menaikkan suhu uap sekali lagi dengan proses yang sama seperti di Pemanas Lanjut.
Selanjutnya uap baru akan dialirkan ke dalam turbin tekanan menengah dan langsung
Energi gerak yang dihasilkan turbin tekanan tinggi, menengah dan rendah inilah
yang akan diubah wujudnya dalam generator menjadi energi listrik.Dari turbin tekanan
rendah uap dialirkan ke kondensor untuk diembunkan menjadi air kembali. Pada kondensor
diperlukan air pendingin dalam jumlah besar. Inilah yang menyebabkan banyak PLTU
dibangun di daerah pantai atau sungai. Jika jumlah air pendingin tidak mencukupi, maka
dapat digunakan cooling tower yang mempunyai siklus tertutup. Air dari kondensor
dipompa ke tangki air/deareator untuk mendapat tambahan air akibat kebocoran dan juga
diolah agar memenuhi mutu air ketel berkandungan NaCl, Cl,O2 dan derajat keasaman
(pH). Setelah itu, air akan melalui Economizer untuk kembali dipanaskan dari energi gas
5
3. PLTG (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS)
Gas yang dihasilkan dalam ruang bakar pada pusat listrik tenaga gas (PLTG) akan
menggerakkan turbin dan kemudian generator, yang akan mengubahnya menjadi energi
listrik. Sama halnya dengan PLTU, bahan bakar PLTG bisa berwujud cair (BBM) maupun
gas (gas alam). Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan
prosesnya.Prinsip kerja PLTG adalah sebagai berikut, mulamula udara dimasukkan dalam
kompresor dengan melalui air filter/penyaring udara agar partikel debu tidak ikut masuk
dalam kompresor tersebut. Pada kompresor tekanan udara dinaikkan lalu dialirkan ke ruang
Di sini, penggunaan bahan bakar menentukan apakah bisa langsung dibakar dengan
udara atau tidak. Jika menggunakan BBG, gas bisa langsung dicampur dengan udara untuk
dibakar. Tapi jika menggunakan BBM, harus dilakukan proses pengabutan dahulu pada
6
Pembakaran bahan bakar dan udara ini akan menghasilkan gas bersuhu dan
bertekanan tinggi yang berenergi (enthalpy). Gas ini lalu disemprotkan ke turbin, hingga
enthalpy gas diubah oleh turbin menjadi energi gerak yang memutar generator untuk
menghasilkan listrik. Setelah melalui turbin sisa gas panas tersebut dibuang melalui
cerobong/stack. Karena gas yang disemprotkan ke turbin bersuhu tinggi, maka pada saat
yang sama dilakukan pendinginan turbin dengan udara pendingin dari lubang pada turbin.
Untuk mencegah korosi turbin akibat gas bersuhu tinggi ini, maka bahan bakar yang
Panas Bumi Panas bumi merupakan sumber tenaga listrik untuk pembangkit Pusat
Listrik Tenaga Panas (PLTP). Sesungguhnya, prinsip kerja PLTP sama saja dengan PLTU.
Hanya saja uap yang digunakan adalah uap panas bumi yang berasal langsung dari perut
bumi. Karena itu, PLTP biasanya dibangun di daerah pegunungan dekat gunung berapi.
Biaya operasional PLTP juga lebih murah daripada PLTU, karena tidak perlu membeli
bahan bakar, namun memerlukan biaya investasi yang besar terutama untuk biaya
7
Ilustrasi siklus perubahan energi pada PLTP
Uap panas bumi didapatkan dari suatu kantong uap di perut bumi. Tepatnya di atas
lapisan batuan yang keras di atas magma dan mendapat air dari lapisan humus di bawah
hutan penahan air hujan. Pengeboran dilakukan di atas permukaan bumi menuju kantong
uap tersebut, hingga uap dalam kantong akan menyembur keluar. Semburan uap dialirkan
ke turbin uap penggerak generator. Setelah menggerakkan turbin, uap akan diembunkan
dalam kondensor menjadi air dan disuntikkan kembali ke dalam perut bumi menuju
kantong uap. Jumlah kandungan uap dalam kantong uap ini terbatas, karenanya daya PLTP
yang sudah maupun yang akan dibangun harus disesuaikan dengan perkiraan jumlah
kandungan tersebut. Melihat siklus dari PLTP ini maka PLTP termasuk pada pusat
Diesel Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berbahan bakar BBM (solar), biasanya
digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam jumlah beban kecil, terutama untuk
daerah baru yang terpencil atau untuk listrik pedesaan. Di dalam perkembangannya PLTD
8
dapat juga menggunakan bahan bakar gas (BBG).Mesin diesel ini menggunakan ruang
bakar dimana ledakan pada ruang bakar tersebut menggerak torak/piston yang kemudian
Energi putar ini digunakan untuk memutar generator yang merubahnya menjadi
energi listrik. Untuk meningkatkan efisiensi udara yang dicampur dengan bahan bakar
dinaikkan tekanan dan temperaturnya dahulu pada turbo charger. turbo charger ini
Mesin diesel terdiri dari 2 macam mesin, yaitu mesin diesel 2 langkah dan 4
langkah. Perbedaannya terletak pada langkah penghasil tenaga dalam putaran toraknya.
Pada mesin 2 langkah, tenaga akan dihasilkan pada tiap 2 langkah atau 1 kali putaran.
Sedang pada mesin 4 langkah, tenaga akan dihasilkan pada tiap 4 langkah atau 2 putaran.
Seharusnya mesin 2 langkah dapat menghasilkan daya 2 kali lebih besar dari mesin 4
langkah, namun karena proses pembilasan ruang bakar silindernya tidak sesempurna mesin
9
4 langkah, tenaga yang dihasilkan hanya sampai 1,8 kalinya saja. Ilustrasi siklus perubahan
energi pada PLTD :Selain kedua jenis mesin di atas, mesin diesel yang digunakan di PLTD
ada yang berputaran tinggi (high speed) dengan bentuk yang lebih kompak atau berputaran
Sebagian besar energi yang digunakan rakyat Indonesia saat ini berasal dari bahan
bakar fosil yaitu minyak bumi, gas dan batu bara. Dengan adanya kebijakan pemerintah
untuk melakukan penghematan energi, maka perlu dilakukan pencarian sumber energi yang
Lebih dari 70% bagian permukaan bumi adalah lautan, sedangkan Indonesia sendiri
merupakan negara kepulauan yang mempunyai potensi sumber energi alternatif yang
melimpah, yaitu energi yang terbarukan dan tak terbarukan. Sumber energi yang terbarukan
dari laut adalah energi gelombang, pasang surut, energi yang timbul akibat perbedaan suhu
antara permukaan air dan dasar laut (OTEC), serta energi arus laut.
10
Ilustrasi siklus perubahan energi pada PLTGL
Energi ini dapat dikonversi ke listrik lewat 2 kategori yaitu off-shore (lepas pantai)
and on-shore (pantai). Kategori lepas pantai (off-shore) dirancang pada kedalaman sekitar
40 meter dengan menggunakan mekanisme kumparan seperti Salter Duck yang diciptakan
energi. Sistem ini memanfaatkan gerakan relatif antara bagian/pembungkus luar (external
hull) dan bandul didalamnya (internal pendulum) untuk diubah menjadi listrik. Peralatan
pelampung plastik yang mendukung penghasil listrik ini. Setiap Buoy pelampung bisa
11
menghasilkan 20 kW listrik dan saat ini telah dikembangkan untuk mengisi ulang energi
(recharge) bagi robot selam angkatan laut AS dan digunakan bagi komunitas kecil.
Cara lain untuk menangkap energi gelombang lepas pantai adalah dengan
memanfaatkan gerak gelombang yang masuk di dalam ruang bawah dalam pelampung dan
perpindahan udara ini menggerakkan turbin. Pusat Teknologi Kelautan Jepang telah
mengembangkan prototype jenis ini yang disebut Mighty Whale berupa peralatan
penangkap gelombang yang di tempatkan di dasar laut (anchored) dan dikontol dari pantai
Energi ini bebas, tidak perlu bahan bakar, tidak ada limbah/polusi
12
Sedangkan kelemahannya adalah:
Alatnya harus kokoh sehingga tahan terhadap kondisi cuaca yang jelek.
13
Keuntungan Dan Kekurangan
Keuntungan PLTN dibandingkan dengan pembangkit daya utama lainnya adalah:
1. Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal) - gas rumah
kaca hanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan dan hanya
sedikit menghasilkan gas).
2. Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal).
3. Biaya bahan bakar rendah - hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan.
4. Ketersedian bahan bakar yang melimpah - sekali lagi, karena sangat sedikit bahan
bakar yang diperlukan.
5. Baterai nuklir
Berikut ini berberapa hal yang menjadi kekurangan PLTN:
1. Risiko kecelakaan nuklir - kecelakaan nuklir terbesar adalah kecelakaan Chernobyl
(yang tidak mempunyai containment building).
2. Limbah nuklir - limbah radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat bertahan
hingga ribuan tahun.
14
seluas 10 hektar , 3 hektar akan digunakan untuk fasilitas Pembangkita listrik , sedangkan 7
hektar akan digunakan sebagai sabuk hijau mengelilingi fasilitas pembangkit.
Penggambaran Sistem
Sampah yang datang akan diturunkan kadar airnya dengan jalan ditiriskan dalam
bunker selama 5 hari. Setelah kadar air berkurang tinggal 45%, sampah akan dimasukan ke
dalam tungku pembakaran, kemudian dibakar pada suhu 850'C-900'C , pembakaran yang
menghasilkan panas ini akan memanaskan boiler dan mengubah air didalam boiler menjadi
uap. Uap yang tercipta akan disalurkan ke turbin uap sehingga turbin akan berputar.Karena
turbin dihubungkan dengan generator maka ketika turbin berputar generator juga akan
berputar. Generator yang berputar akan mengahsilkan tenaga listrik yang kan disalurkan ke
jaringan listrik milik PLN.
Pengolahan limbah
Limbah padat
Sisa pembakaran abu dan debu terbang sebesar 20% dari berat semula akan diuji
kandungannya apakah mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) atau tidak, di
laboratorium. Jika tidak mengandung B3, dapat dijadikan sebagai bahan baku bangunan
seperti batako. Namun jika mengandung B3, akan diproses dengan teknologi tertentu sesuai
ketentuan yang berlaku. Untuk menampung abu ini, di lokasi PLTSa akan dibuat
penampungan abu dengan kapasitas 1.400 M3, yang mampu menampung abu selama 14
hari beroperasi.
Limbah gas
Sisa gas buang akan diproses melalui pengolahan yang terdiri dari :
Gas buang hasil pembakaran akan dilakukan pada squenching chamber. Dari sini
gas buang disemprot dengan air untuk menurunkan temperatur gas dengan cepat
guna mencegah dioxin terbentuk kembali dan menangkap zat pencemar udara yang
larut dalam air seperti NOx, Sox, HCL, abu, debu, dan partikulat.
15
Kemudian gas yang akan dilakukan pada reaktor akan ditambahkan CaO sebanyak
12 kg/ton sampah. Tujuannya menghilangkan gas-gas asam, Sox< HCL, H2S,
VOC, HAP, debu dan partikulat.
Pada saat gas keluar dari reaktor, pada gas akan disemburkan karbon aktif sebanyak
1 kg/ton sampah, bertujuan menyerap uap merkuri, dioksin, CO.
Kemudian gas akan dialirkan ke Bag Filler dengan tujuan menyaring partikel PM10
dan PM 2,5.
Terakhir, gas buang akan dilepaskan ke udara melalui cerobong dengan ketinggian
sekitar 70 meter.
Limbah cair
Pada kegiatan penirisan sampah akan menghasilkan lindi dan bau. Lindi akan
ditampung kemudian diolah sampai pada tingkat tertentu. Kemudian akan disalurkan ke
Bojongsoang untuk diolah lebih lanjut. Rencana pembuangan hasil olahan lindi ke
pengolahan air kotor Bojongsoang sesuai perjanjian kerja sama antara PT BRIL dengan
PDAM Kota Bandung. Intinya, PDAM akan membangun saluran air buangan dari PLTSa
dan membangun fasilitas pengolahan limbah PLTSa, sedangkan PT BRIL akan membayar
jasa pengolahan ke PDAM. Sedangkan bau yang ditimbulkan berada dalam bunker
bertekanan negatif sehingga tidak akan keluar tetapi tersedot dalam tungku pembakaran
sehingga tidak menimbulkan bau sampah di luar bangunan.
Manfaat
Diperkirakan dari 500 - 700 ton sampah atau 2.000 -3.000 m3 sampah per hari akan
menghasilkan listrik dengan kekuatan 7 Megawatt. Sampah sebesar itu sama dengan
sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti sekarang. Dari pembakaran itu, selain
menghasilkan energi listrik, juga memperkecil volume sampah kiriman. Jika telah dibakar
dengan temperatur tinggi , sisa pembakaran akan menjadi abu dan arang dan volumenya
5% dari jumlah sampah sebelumnya. Abu sisa pembakaran pun bisa dimanfaatkan untuk
bahan baku pembuatan batu bata.
16
9. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN
Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit Listrik
Tenaga Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan
turbin angin atau kincir angin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar
turbin angin, diteruskan untuk memutar rotor pada generator dibagian belakang turbin
angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan
kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan. Secara sederhana sketsa kincir angin adalah
sebagai berikut :
17
Diharapkan pada tahun 2010 total kapasitas pembangkit listrik tenaga angin secara glogal
mencapai GigaWatt.
Di tengah potensi angin melimpah di kawasan pesisir Indonesia, total kapasitas
terpasang dalam sistem konversi energi angin saat ini kurang dari 800 kilowatt. Di seluruh
Indonesia, lima unit kincir angin pembangkit berkapasitas masing-masing 80 kilowatt (kW)
sudah dibangun.
Ada ribuan turbin angin yang beroperasi, dengan kapasitas total 58.982 MW yang
69% berada di Eropa (2005). Dia merupakan cara alternatif penghasilan listrik yang paling
tumbuh cepat dan menyediakan tambahan yang berharga bagi stasiun tenaga berskala besar
yang berbeban besar. Penghasilan kapasitas listrik diproduksi-angin berlipat empat antara
1999 dan 2005. 90% dari instalasi tenaga angin berada di AS dan Eropa. Pada 2010,
Asosiasi Tenaga Angin Dunia mengharapkan 120.000 MW akan terpasang di dunia.
Jerman, Spanyol, Amerika Serikat, India dan Denmark telah membuat invesatasi
terbesar dalam penghasilan listrik dari angin. Denmark terkenal dalam pemroduksian dan
penggunaan turbin angin, dengan sebuah komitmen yang dibuat pada 1970-an untuk
menghasilkan setengah dari tenaga negara tersebut dengan angin. Denmark menghasil lebih
dari 20% listriknya dengan turbin angin, persentase terbesar dan ke-lima terbesar dari
penghasilan tenaga angin. Denmark dan Jerman merupakan eksportir terbesar dari turbin
besar.
Penggunaan tenaga angin hanya 1% dari total produksi listrik dunia (2005). Jerman
merupakan produsen terbesar tenaga angin dengan 32% dari total kapasitas dunia pada
2005; targetnya pada 2010, energi terbarui akan memenuhi 12,5% kebutuhan listrik Jerman.
Jerman memiliki 16.000 turbin angin, kebanyakan terletak di utara negara tersebut -
termasuk tiga terbesar dunia, dibuat oleh perusahaan Enercon (4,5 MW), Multibrid (5 MW)
dan Repower (5 MW). Provinsi Schleswig-Holstein Jerman menghasilkan 25% listriknya
dari turbin angin.
18
10. PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
Energi Matahari telah diketahui dapat dirubah menjadi energi listrik dengan
berbagai cara. Salah satunya dengan menggunakan Solar Cell (Sel Surya/Matahari) dengan
teknologi Photovoltaic. Pembangkit listrik tenaga surya jenis Solar Cell menggunakan
konsep sederhana,yaitu mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik.
Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk energi dari sumber daya alam.
Sumber daya alam matahari ini sudah banyak digunakan untuk memasok daya listrik di
satelit komunikasi melalui sel surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam
jumlah yang tidak terbatas langsung diambil dari cahaya matahari, tanpa ada bagian yang
berputar dan tidak memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem sel surya sering dikatakan
bersih dan ramah lingkungan.
Teknologi lainnya adalah Solar Thermal Energy (STE) yang merupakan teknologi
mengumpulkan energi matahari sebagai energi panas dengan menggunakan pantulan
cermin sesuai area yang dibutuhkan yang dipusatkan atau ditujukan kepada suatu titik
penangkap panas matahari yang telah difokuskan cermin tersebut. Telah terdapat beberapa
pembangkit listrik tenaga matahari/surya (PLTM/PLTS) atau Solar System (Solar Thermal
System) yang dibangun.
Solar Thermal System lebih cocok untuk daerah panas dan gersang. Kelemahan
Solar System Konvensional adalah berkurangnya tenaga listrik ketika malam hari ataupun
ketika cuaca mendung. Untuk mengatasi hal ini, Solar Reverse telah membangun sebuah
Pembangkit Listrik Tenaga Matahari (PLTM) atau kadang disebut Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) di California. Bedanya adalah cairan pemanas sebagai penggerak
turbin digunakan bukan air biasa, tetapi menggunakan cairan garam (MOLTEN SALT).
Cairan Molten Salt dapat mencapai suhu 1000 derajat Fahrenheit (537 derajat
Celcius) ketika mengalir turun dari tower pemanas dan setelah digunakan oleh turbin, suhu
molten salt masih berkisar 500 derajat Fahrenheit (260 derajat Celcius) yang menuju ke
tower untuk digunakan atau dipanaskan kembali.
19
Skema Solar Thermal System
Teknologi baru ini agak berbeda dengan sistem tenaga matahari konvensional. Pada
teknologi Molten Salt, cairan tersebut juga disimpan pada tabung Thermal Storage System
yang akan dilepas lagi ketika dibutuhkan pada malam hari atau ketika cuaca mendung. Hal
ini diharapkan sesuai kapasitas dapat memberikan listrik selama 24 jam penuh.
PLTM/PLTS ini menggunakan banyak cermin disekeliling tower pemanas untuk
memantulkan cahaya panas matahari ke titik pusat tower yang berisi aliran cairan Molten
Salt. Molten salt yang digunakan dan disimpan diharapkan dapat memberikan efisiensi
kerja dan hasil akhirnya adalah tersedianya listrik selama 24 jam penuh kepada pemakai.
PLTM/PLTS ini merupakan pembangkit yang paling efektif untuk di bangun di Indonesia,
melihat iklim dan cuaca di Indonesia yang Tropis. Selain itu pembangkit ini juga
merupakan pembangkit yang sangat ramah lingkungan, karena tidak ada limbah maupun
emisi gas buang yang dapat merusak lingkungan. Sudah merupakan keharusan global bagi
pemerintah Indonesia khususnya dan negara-negara di dunia pada umumnya untuk beralih
membangun pembangkit-pembangkit alternatif yang ramah lingkungan, mengingat kondisi
sumber energi minyak, gas, batu-bara yang makin lama kian menipis dan kondisi alam
yang sering tidak bersahabat.
20