Anda di halaman 1dari 8

PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 3 No.

3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA


PENGOBATAN PNEUMONIA ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP
RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO
PERIODE JANUARI-DESEMBER 2013

Pingkan C. Kaparang1), Heedy Tjitrosantoso1), dan Paulina V. Y. Yamlean1)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT

Appropriate use of the antibiotics are effective increased therapeutic clinical effect,
minimized the occurrence of resistance and effective terms of cost. Rational use of
antibiotics have to comply with several criteria like the appropriate patient, appropriate
indication, appropriate drug, appropriate dose, and appropriate duration. This study was
aimed to evaluate the rational utilizing of antibiotics in the treatment of pediatric
pneumonia in Hospitalized Installation of RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. This
research is a descriptive study with retrospective data aggregation based on medical
records. Research conducted on 53 pediatric patients medical record with pneumonia who
fulfill the inclusion criteria. The result showed that antibiotics are the most used antibiotics
combination is ampicillin-chloramphenicol were 26,42%. Evaluation of rational use of
antibiotics to the appropriate patient (100%), appropriate indication (100%), appropriate
drug (100%), and irrational use of antibiotics on criteria appropriate dose (8,93%) and
appropriate duration (11,61%).

Key words : Rational, antibiotics, pneumonia, pediatric

ABSTRAK

Penggunaan antibiotika yang tepat ialah penggunaan antibiotika yang efektif dengan
peningkatan efek terapeutik, meminimalkan terjadinya resistensi dan meminimalkan biaya
obat. Penggunaan antibiotika yang rasional harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu tepat
pasien, tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, dan tepat lama pemberian. Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi kerasionalan penggunaan antibiotika pengobatan pneumonia
anak di Instalasi Rawat Inap RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Penelitian ini berupa
penelitian deskriptif dengan pengumpulan data secara retrospektif yang didasarkan pada
catatan medis. Penelitian dilakukan terhadap 53 catatan medis penderita pneumonia anak
yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan jenis antibiotika yang
paling banyak digunakan pada pneumonia anak ialah kombinasi antibiotika ampisilin-
kloramfenikol yakni sebesar 26,42%. Evaluasi penggunaan antibiotika yang rasional
berdasarkan kriteria tepat pasien (100%), tepat indikasi (100%), tepat obat (100%) dan
penggunaan antibiotika yang tidak rasional pada kriteria tepat dosis (8,93%) dan tepat lama
pemberian (11,61%).

Kata kunci : kerasionalan, antibiotika, pneumonia, anak

247
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN


Konsep penggunaan obat yang Tempat Dan Waktu Penelitian
rasional dalam beberapa tahun Penelitian ini dilakukan di Bagian Rekam
belakangan telah menjadi topik Medik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
perbincangan dalam berbagai pertemuan Manado, pada bulan Februari sampai Juni
tingkat nasional maupun internasional. 2014.
Berbagai penelitian mengenai keamanan
dan keefektifan penggunaan obat yang Jenis Penelitian
dilakukan di berbagai negara Penelitian ini termasuk dalam jenis
menunjukkan bahwa penggunaan obat penelitian deskriptif dengan pengambilan
yang tidak rasional merupakan fenomena data secara retrospektif yang didasarkan
global (Ambwani, 2006). pada catatan medis.
Salah satu indikator penggunaan
obat yang tidak rasional di suatu sarana Populasi Dan Sampel Penelitian
pelayanan kesehatan ialah angka Populasi penelitian ialah semua catatan
penggunaan antibiotika (Hardon, 1992). medik pasien pneumonia anak yang
Penggunaan antibiotika secara tidak tepat dirawat inap dan mendapat pengobatan di
dapat menimbulkan terjadinya RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
peningkatan efek samping dan toksisitas periode 1 Januari sampai 31 Desember
antibiotika, pemborosan biaya dan tidak 2013. Adapun jumlah populasi yang
tercapainya manfaat klinik yang optimal didapat sebanyak 129 pasien.
dalam pencegahan maupun pengobatan Sampel dalam penelitian ini ialah catatan
penyakit infeksi, serta resistensi bakteri medik terpilih dari populasi yang
terhadap obat. Resistensi dapat terjadi di memenuhi kriteria penelitian. Adapun
rumah sakit dan berkembang di sampel dalam penelitian ini sebanyak 53
lingkungan masyarakat, khususnya pasien
Streptococcus pneumoniae (S.
pneumoniae) yang merupakan bakteri Kriteria Kerasionalan
penyebab pneumonia (Anonim, 2011). a. Tepat pasien
Pneumonia merupakan penyakit b. Tepat indikasi
yang menjadi masalah di berbagai negara c. Tepat obat
berkembang termasuk Indonesia. Insiden d. Tepat dosis
pneumonia pada anak <5 tahun di negara e. Tepat lama pemberian
berkembang 10-20 kasus/100 anak/tahun
(Pudjiadi dkk, 2009). Prevalensi penyakit Pengumpulan Data
pneumonia di Provinsi Sulawesi Utara Pengumpulan data dimulai dengan
khususnya yakni sebesar 5,7% (Anonim, penelusuran data dari laporan unit rekam
2013). Adanya pemberian antibiotika medik untuk pasien anak dengan
yang cukup tinggi, serta adanya diagnosis pneumonia yang dirawat inap
permasalahan dalam pemberian periode 1 Januari sampai 31 Desember
antibiotika yang berlebih telah 2013. Data yang diambil dibuat dalam
mendorong penulis untuk meneliti tabulasi yang meliputi nomor rekam
kerasionalan penggunaan antibiotika pada medik, umur, jenis kelamin, berat badan,
pengobatan pneumonia anak di Instalasi diagnosis, terapi antibiotika, cara
Rawat Inap RSUP Prof. Dr. R. D. pemberian, dosis, lama penggunaan, dan
Kandou Manado. kondisi pulang.

Analisis Data
Data penggunaan antibiotika pada
penderita pneumonia anak yang dirawat

248
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou penelitian ini yakni Buku Pedoman
Manado tahun 2013 dianalisis secara Diagnosis dan Terapi Bagian Anak RSUP
deskriptif untuk menjelaskan Manado, Buku Saku Pelayanan
kerasionalan penggunaan antibiotika Kesehatan Anak di Rumah Sakit,
yang diterima pasien selama dirawat Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter
inap. Adapun standar pengobatan yang Anak Indonesia dan Drug Information
digunakan sebagai pembanding dalam Handbook.

HASIL DAN PEMBAHASAN pada 53 penderita pneumonia anak yang


Data Karakteristik dirawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D.
Jenis Kelamin Kandou periode Januari sampai
Penelitian terkait distribusi jenis kelamin Desember 2013. Hasil yang diperoleh
penderita pneumonia anak dilakukan dapat dilihat dalam Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Distribusi Jenis Kelamin Penderita Pneumonia Anak di Instalasi Rawat
Inap RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Tahun 2013

Jenis Kelamin Jumlah Penderita (n) Persentase (%)


Laki-laki 30 56.60
Perempuan 23 43.40
Total 53 100

Pada Tabel 4.1, diketahui jenis sistem pertahanan tubuh laki-laki dan
kelamin penderita laki-laki sebanyak 30 perempuan berbeda. Organ paru pada
penderita (56,60%) sedangkan penderita perempuan memiliki daya hambat aliran
berjenis kelamin perempuan sebanyak 23 udara yang lebih rendah dan daya hantar
penderita (43,40%). aliran udara yang lebih tinggi sehingga
Penelitian sebelumnya di Medan sirkulasi udara dalam rongga pernapasan
melaporkan bahwa karakteristik penderita lebih lancar dan paru terlidung dari
pneumonia berdasarkan jenis kelamin infeksi patogen (Uekert dkk, 2006).
lebih banyak pada laki-laki daripada
perempuan (Sigalingging, 2011). Hasil Umur
penelitian ini diperkuat dengan Profil Penelitian mengenai distribusi
Kesehatan Indonesia Tahun 2011 yang umur penderita pneumonia yang dirawat
menyebutkan bahwa penderita inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
pneumonia sebagian besar berjenis periode Januari sampai Desember 2013
kelamin laki-laki (Anonim, 2012). dibagi dalam 2 kelompok umur, yaitu
Pneumonia lebih sering terjadi kelompok umur 1-5 tahun dan kelompok
pada anak laki-laki berusia kurang dari 6 umur 6-12 tahun. Hasil distribusi umur
tahun. Hal ini mungkin berkaitan dengan penderita pneumonia anak tersebut dapat
respon pada anak, karena secara biologis dilihat pada Tabel 4.2 di bawah.

249
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

Tabel 4.2 Distribusi Umur Penderita Pneumonia Anak di Instalasi Rawat Inap
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Tahun 2013

Umur Jumlah Penderita (n) Persentase (%)


1-5 tahun 47 88.68
6-12 tahun 6 11.32
Total 53 100

Pada Tabel 4.2, data distribusi sukar bernapas. Sistem kekebalan tubuh
penderita berdasarkan umur diketahui anak pada usia tersebut juga sangat
jumlah penderita yang berumur 1-5 tahun rentan sehingga mudah terinfeksi oleh
sebanyak 47 penderita dengan persentase penyakit yang ditularkan melalui udara
88,68%, sedangkan jumlah penderita (Misnadiarly, 2008).
yang berumur 6-12 tahun sebanyak 6
penderita dengan persentase 11,32%. Kondisi Pulang
Hasil penelitian ini diperkuat dengan Hasil penelitian terkait kondisi
Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 pulang penderita pneumonia anak dapat
yang menunjukkan pneumonia tertinggi dikelompokkan dalam 3 kondisi, yakni
terjadi pada kelompok umur 1-4 tahun pasien yang pulang dalam kondisi
(Anonim, 2013). sembuh, membaik dan pulang paksa.
Anak dengan kelompok usia kurang Hasil penelitian tersebut dapat dilihat
dari lima tahun rentan mengalami pada Tabel 4.3 berikut.
pneumonia berat dengan gejala batuk dan

Tabel 4.3 Distribusi Kondisi Pulang Penderita Pneumonia Anak di Instalasi


Rawat Inap RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Tahun 2013
Kondisi Pulang Jumlah Penderita (n) Persentase (%)
Sembuh 29 54.72
Membaik 21 39.62
Pulang Paksa 3 5.66
Total 53 100

Hasil penelitian mengenai distribusi dianjurkan untuk mempercepat proses


kondisi pulang penderita (Tabel 4.3), penyembuhan.
sebanyak 29 penderita pulang dengan
kondisi sembuh (54,72%), 21 penderita Data Pengobatan
pulang dengan kondisi membaik Terapi Antibiotika
(39,62%), dan 3 penderita pulang paksa Terapi antibiotika diberikan pada
(5,66%). penderita pneumonia anak selama
Pneumonia merupakan salah satu menjalani perawatan di Instalasi Rawat
penyakit dengan angka morbiditas dan Inap RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
mortalitas yang tinggi pada anak. Namun Manado. Terapi antibiotika yang
penyakit ini bisa disembuhkan apabila diberikan terdiri dari pengobatan awal
terdeteksi lebih dini dan didukung dengan dan pengobatan lanjutan. Data hasil
pengobatan yang sesuai. Terapi penelitian terkait terapi antibiotika yang
antibiotika yang hendaknya diberikan diberikan pada penderita pneumonia anak
secara teratur sesuai dengan dosis yang dapat dilihat pada Tabel 4.4.

250
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

Tabel 4.4 Terapi Antibiotika yang Diberikan pada Penderita Pneumonia Anak di Instalasi
Rawat Inap RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Tahun 2013
Pengobatan Pengobatan Jumlah Persentase
No.
Awal Lanjutan Penderita (n) (%)
1 AMP CLO - 14 26.42
2 CFT GNT - 9 16.98
3 CFI - 5 9.43
4 AMP GNT - 1 1.89
5 CFO GNT - 4 7.55
6 AMX - 2 3.77
7 CFT - 1 1.89
8 AMX CLO - 3 5.66
9 CFI AMX - 1 1.89
10 CFO GNT CFI 2 3.77
11 CFT GNT CFI 2 3.77
12 AMP CLO CFI 3 5.66
13 CFT CFI 1 1.89
14 AMP CLO CFT GNT 2 3.77
15 AMP CLO CFO 1 1.89
16 CFT GNT AMX 1 1.89
17 AMP CLO AMX 1 1.89
Total 53 100
Keterangan: CLO = Kloramfenikol
CFO = Sefotaksim CFT = Seftriakson
GNT = Gentamisin CFI = Sefiksim
AMP = Ampisilin AMX = Amoksisilin

Berdasarkan data mengenai terapi ampisilin-kloramfenikol dapat diberikan


antibiotika yang diberikan pada penderita untuk penderita dengan keadaan klinis
pneumonia anak di Instalasi Rawat Inap berat (Anonim, 2008).
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Penggunaan bersama ampisilin/
tahun 2013 diketahui bahwa penggunaan amoksisilin dengan kloramfenikol akan
kombinasi antibiotika ampisilin- menimbulkan interaksi yang menyebabkan
kloramfenikol pada pengobatan awal tanpa menurunnya efek ampisilin/amoksisilin.
pengobatan lanjutan memiliki persentase Oleh karena itu, waktu penggunaan kedua
tertinggi, yakni sebesar 26,42%, diikuti antibiotika ini harus dijarakkan, dimana
oleh kombinasi antibiotika seftriakson- pada kasus ini kloramfenikol digunakan
gentamisin dengan persentase 16,98%. setelah 1-2 jam pemberian
Terapi antibiotika disertai dengan ampisilin/amoksisilin, sehingga efek yang
pengobatan lanjutan yang terbanyak ialah diperoleh menjadi lebih baik (Kaye, 1983).
ampisilin-kloramfenikol dengan sefiksim
dengan persentase sebesar 5,66%.
Penderita yang tidak dapat minum/makan,
muntah, kejang, letargis atau tidak sadar, Cara Pemberian
sianosis, dan distres pernapasan berat Cara pemberian antibiotika pada penderita
dapat dijumpai dalam keadaan pneumonia pneumonia anak yang dirawat inap di
yang sangat berat. Pengobatan kombinasi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
251
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

dilakukan melalui pemberian peroral mengenai cara pemberian antibiotika dapat


maupun intravena. Data hasil penelitian dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Distribusi Cara Pemberian Antibiotika pada Pengobatan Awal dan
Pengobatan Lanjutan Penderita Pneumonia Anak di Instalasi Rawat Inap
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Tahun 2013
Cara Pemberian
Jumlah Persentase
Pengobatan Pengobatan
Penderita (n) (%)
Awal Lanjutan
iv - 33 62.27
iv iv 2 3.77
iv po 10 18.87
po - 7 13.21
po iv 1 1.89
Total 53 100

Hasil yang didapat pada yang tidak bisa menerima


Tabel 4.6 menunjukkan bahwa antibiotika oral (BTS, 2011).
pemberian antibiotika secara Penggantian pemberian
intravena pada pengobatan awal antibiotika secara intravena ke
tanpa pengobatan lanjutan antibiotika peroral dilakukan untuk
sebanyak 33 penderita (62,27%), pengobatan lanjutan pneumonia.
sedangkan pemberian antibiotika Penggantian antibiotika intravena
secara intravena pada pengobatan ke antibiotika oral dilakukan pada
awal dengan disertai pemberian penderita dengan kondisi yang
antibiotika oral pada pengobatan cukup stabil, dapat makan/minum
lanjutan sebanyak 10 penderita dan tidak muntah.
(18,87%).
Antibiotika diberikan secara Evaluasi Kerasionalan
intravena pada pengobatan Evaluasi kerasionalan penggunaan
pneumonia karena pada kondisi antibiotika dilakukan terhadap 53 data
berat, dimana penderita tidak dapat rekam medik penderita pneumonia anak
makan/minum atau bahkan muntah yang dirawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D.
sehingga pemberian antibiotika Kandou Manado periode Januari sampai
secara peroral tidaklah Desember 2013. Berdasarkan data rekam
memungkinkan. Pemberian medik tersebut diperoleh sebanyak 112
antibiotika secara intravena item antibiotika yang digunakan selama
direkomendasikan pada anak-anak dirawat inap.
dengan pneumonia berat atau anak

252
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

Tabel 4.7 Evaluasi Ketepatan (Pasien, Indikasi, Obat, Dosis dan Lama Pemberian)
Penggunaan Antibiotika Penderita Pneumonia Anak di Instalasi Rawat Inap
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Tahun 2013
Jumlah Penggunaan
Persentase (%)
Kriteria Kerasionalan Antibiotika
Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Tidak Sesuai
Tepat Pasien 112 0 100 0
Tepat Indikasi 112 0 100 0
Tepat Obat 112 0 100 0
Tepat Dosis 102 10 91.07 8.93
Tepat Lama Pemberian 99 13 88.39 11.61

Evaluasi kerasionalan dilakukan PENUTUP


meliputi beberapa kriteria kerasionalan, Kesimpulan
yaitu tepat pasien, tepat indikasi, tepat Berdasarkan hasil penelitian yang telah
obat, tepat dosis dan tepat lama pemberian. dilakukan terhadap 53 penderita
Hasil dari evaluasi tersebut disajikan pneumonia anak di Instalasi Rawat Inap
dalam Tabel 4.7. RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado,
Hasil evaluasi ketepatan dapat disimpulkan bahwa jenis antibiotika
penggunaan antibiotika pada Tabel 4.7 yang paling banyak digunakan untuk
menunjukkan penggunaan antibiotika yang pengobatan pneumonia anak ialah
tepat pasien sebanyak 100%, tepat indikasi kombinasi antibiotika ampisilin-
sebanyak 100%, tepat obat sebanyak kloramfenikol, yakni pada 14 penderita
100%, tepat dosis sebanyak 91,07% dan (26,42%). Evaluasi penggunaan
tepat lama pemberian sebanyak 88,39%. antibiotika yang rasional berdasarkan
Evaluasi kerasionalan terhadap kriteria tepat pasien (100%), tepat indikasi
variabel tepat dosis dilakukan dengan (100%), tepat obat (100%) dan
membandingkan jumlah dosis yang penggunaan antibiotika yang tidak rasional
diberikan kepada pasien dengan beberapa pada kriteria tepat dosis (8,93%) dan tepat
standar terapi yang digunakan sebagai lama pemberian (11,61%).
acuan dalam perhitungan dosis.
Berdasarkan data yang diperoleh, DAFTAR PUSTAKA
ditemukan beberapa jenis antibiotika yang Ambwani. 2006. Rational Drug Use.
diberikan pada pasien dengan dosis yang Health Admonistrator. XIX: 1: 5-7
tidak sesuai dengan standar, yakni Anonim. 2008. Buku Saku Pelayanan
gentamisin, kloramfenikol, sefotaksim, Kesehatan Anak Di Rumah Sakit.
amoksisilin dan seftriakson. Departemen Kesehatan Republik
Lama pemberian antibiotika untuk Indonesia, Jakarta.
penderita pneumonia anak di RSUP Prof. Anonim. 2011. Pedoman Umum
Dr. R. D. Kandou umumnya 7-10 hari Penggunaan Antibiotik.
(Anonim 2011; Wantania, 2001). Data Kementerian Kesehatan Republik
tentang terapi antibiotika pada pneumonia Indonesia, Jakarta.
menunjukkan bahwa durasi tiga hari sudah Anonim. 2012. Profil Kesehatan Indonesia
cukup sehingga WHO merekomendasikan Tahun 2011. Kementerian
penggunaan antibiotika untuk tiga hari Kesehatan Republik Indonesia,
pada pneumonia ringan (Gulani, 2009). Jakarta.
Anonim. 2013. Riset Kesehatan Dasar
2013. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan,

253
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

Kementerian Kesehatan Republik Pudjiadi, A. H., B. Hegar, S. Handryastuti,


Indonesia, Jakarta. N. S. Idris, E. P. Gandaputra, E.
British Thoracic Society. 2011. British D. Harmoniati. 2009. Pedoman
Thoracic Society Guidelines For Pelayanan Medis Ikatan Dokter
The Management Of Community Anak Indonesia. IDAI, Jakarta.
Acquired Pneumonia In Children. Sigalingging. 2011. Karakteristik
Thorax 2011;66 (Supplement 2): Penderita Penyakit Pneumonia
1-23.Hardon A, Brudon- Pada Anak di Ruang Merpati II
Jakobowicz, A.Reeler. 1992. How Rumah Sakit Umum Herna
To Investigate Use of Drug Use In Medan. Jurnal Darma Agung. J-
The Community. WHO Drug DA, 69 78.
Action Programme on Essential Uekert, S. J., G. Akan, M. Evans, Z. Li, K.
Drugs, Geneve. Roberg, C. Tisler, D. DaSilva, E.
Gulani, A., H. P. S. Sachdev. 2009. Anderson, R. Gangnon, D. B.
Effectiveness of Shortened Course Allen, J. E. Gern, R. F.
(3 Days) of Antibiotics for Lemanske. 2006. Sex-Related
Treatment of Acute Otitis Media Differences in Immune
in Children. WHO, Development and The Expression
Switzerland.Kaye, D., F. Rose. of Atopy in Early Childhood. J
1983. Fundamental of Internal Allergy Clin Immunol 118; 6:
Medicine. The Mosby Company, 1375-1381.
London. Wantania, J. M. 2001. Buku Pedoman
Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Diagnosis dan Terapi Bagian Anak
Saluran Napas Pneumonia pada RSUP Manado, Bagian Ilmu
Anak, Orang Dewasa, Usia Kesehatan Anak: 197-198.
Lanjut Edisi 1. Pustaka Obor
Populer, Jakarta.

254

Anda mungkin juga menyukai