Analisis Nomografi Suhu, Laju Penguapan Dan Tekanan Udara Pada Alat
Desalinasi Tenaga Surya Dengan Pengaturan Vakum
ABSTRAK
Krisis air bersih pada beberapa tahun lalu melanda banyak daerah di Indonesia, sedangkan
penyaluran air bersih belum mampu memenuhi kebutuhan penduduk, sehingga masyarakat
kesulitan air terlebih pada musim kemarau panjang. Teknologi desalinasi air laut sangat
diharapkan untuk menghasilkan air tawar dengan produksi tinggi dan energi murah oleh
karena itu di buatlah alat desalinasi air laut menggunakan tenaga surya dengan energi
matahari sebagai sumber panas utama untuk penguapan.Tujuan dari penelitian ini adalah
mendapatkan hubungan antara intensitas radiasi matahari dan suhu air laut terhadap besarnya
laju penguapan air laut pada berbagai tekanan. Metode yang digunakan adalah dengan
deskriptif kuantitatif yaitu mendeskripsikan hubungan antara intensitas radiasi matahari, suhu,
energy kalor dan laju penguapan berdasarkan data pengamatan dan perhitungan. Dengan
mengetahui nilai suhu dan intensitas matahari dapat di ketahui nilai laju penguapan untuk
penggunaan alat desalinasi tenaga surya. Hasil pengamatan dan perhitungan didapatkan nilai
intensitas radiasi matahari antara 584 Watt/m2 sampai 680 Watt/m2, suhu bahan rata-rata
didalam alat desalinasi adalah 34.950C. Energi kalor matahari berada pada kisaran 353.41 Watt
454.46 Watt, laju penguapan tertinggi di dalam ruang vakum adalah 611.52 mLhari-1.
Hubungan radiasi matahari, suhu, tekanan vakum berbanding lurus terhadap laju penguapan
Kata kunci : Desalinasi, laju penguapan, intensitas radiasi matahari, energi kalor matahari
Abstract
Water clean crisis is quite prominent throughout previous years in many regions of Indonesia. The
distribution of clean water is not satisfying the demand of population for water, precisely during long dry
season. Seawater desalination technology is, therefore, a possible way to supply high production of
freshwater. However, cheaper energy is an important matter and thus, solar-based seawater desalination
device is manufactured to utilize solar energy as main heat source for evaporation. The purpose of this
research is to produce a relationship between solar radiation intensity and seawater temperature for
seawater evaporation rate in various air pressures. The method used is to combine the study of literature
deductive analysis quantitative descriptive describe evaporator success rate based an the calculation. By
knowing the valee of solary radiation, temberature and pressure, it can know the value of the rate
evaporation for desalination equipment design. Result of research indicates that solar radiation intensity
remains between 584 Wm-2 and 680 Wm-2 while solar heat energy develops between 353.41 Watt - 454.46
Watt. Average temperature in the desalination device is 34.950C. Average evaporation rate in the
desalination chamber is 611.52 ml/hour.Relationship intensity of solar radiation, temperature and
vacuum pressure is proportional to the rate of evaporation
Alat evaporator yang digunakan adalah selama proses penguapan berlangsung. Laju
berbentuk balok dengan panjang 100 cm penguapan dihitung menggunakan rumus
lebar 80 cm, tinggi 20 cm dan terbuat dari Toledo dimana W = laju penguapan(mL jam
kaca setebal 1 cm (Gambar 1). Pengamatan -1) m = luas evaporator dalam x selisih beda
w
ini dilakukan pada jam 10.00, 11.00, 12.00 , tinggi air laut (mm3), t = waktu (jam)
dan 13.00 selama 6 hari. (Burlian, 2011).
= (2)
suhuC
P2
diterima pun semakin kecil. Kondisi seperti
ini terjadi pada pagi dan sore hari. Hal 30 P3
tersebut sama dengan penelitian (Mulyanef,
2012) yaitu desalinasi dengan menggunakan 20
bahan penyimpan panas menghasilkan 10 11 12 13
produksi air paling banyak pada pukul Jam
13.00 intensitas radiasi matahari 757,37 Gambar 2 Grafik kenaikan suhu terhadap waktu
Watt/m2 dengan produksi kondensatnya pada (a) volume 30 L (b) volume 40 L
255 mLjam-1 dan paling sedikit jam 08.00
intensitas radiasi matahari 428,7 Watt/m2 Pada gambar 2 volume 30 liter peningkatan
hasil kondensatnya 50 mLjam-1 sedangkan suhu tertinggi yaitu P3 jam 10.00 - 13.00
Nilai tekanan vakum pada penelitian sebesar 180C dan kenaikan suhu minimum
terahulu dengan menggunakan plat tipe pada P1 jam 10.00- 13.00 sebesar 80C
kaca miring satu mencapai tekanan -0.3 bar sedangkan volume 40 liter nilai kenaikan
dengan intensitas radiasi matahari 359.18 suhu maksimal yaitu pada P3 sebesar 180C
Watt/m2 temperature 49.940C (Riana, 2012) dan kenaikan suhu minimum terjadi pada
Intensitas radiasi matahari sangat P2 sebesar 70C. Perbedaan tingkat kenaikan
berpengaruh terhadap kenaikan suhu air suhu maksimal dan minimal pada volume
laut karena semakin besar intensitas radiasi 30 L maupun 40 L tidak terjadi perbedaan
matahari maka semakin tinggi suhu air laut yang jauh. Hal tersebut karena
yang diperoleh. Hal ini terjadi karena pada menggunakan intensitas radiasi matahari
dasarnya pada penelitian ini intensitas dan kondisi cuaca sebagai faktor utamanya.
radiasi matahari merupakan faktor utama Penelitian ini menggunakan alat evaporator
yang digunakan untuk menentukan nilai vakum dari bahan kaca sehingga panas
suhu air laut dan besarnya penguapan. matahari akan langsung mengenai kaca
Radiasi surya yang mengenai absorber yang akan mengalirkan panas ke dalam
melalui penutup kaca akan langsung di bahan kemudian panas tersebut akan
absorber ke plat yang berwarna hitam merata keseluruh permukaan bahan dan
kemudian kalor yang dihasilkan di transfer sistem. Jika intensitas radiasi matahari yang
ke fluida kerja (Syahri, M 2011) diterima besar maka suhu yang mengenai
kaca juga besar yang secara tidak langsung
Suhu akan mempengaruhi suhu pada ruang
Suhu pada tiga tekanan dan volume yang evaporator dan suhu pada air laut.
berbeda dalam waktu pengamatan mulai (Maxwell, 2011)
jam 10.00 sampai 13.00 mengalami Suhu dalam ruang vakum tergantung
peningkatan Pada awal evaporasi pada intensitas panas matahari dan
berlangsung suhu bahan cenderung banyaknya air, semakin tinggi panas
meningkat, hal ini terjadi karena adanya matahari dan semakin sedikit air yang di
transfer energi panas dari matahari ke desalinasi maka suhu dalam ruang vakum
bahan yang terus menerus sampai tercapai semakin tinggi. Besarnya suhu juga
suhu maksimal air laut selama proses dipengaruhi oleh lamanya waktu
evaporasi. penguapan dan tekanan, dimana pada saat
50 (a) suhu terus meningkat tekanan cenderung
P1 fluktuatif (Metty, 2010)
P2 Pada mesin penguap vakum ini suhu
40
suhuC
atur dengan mengatur besar kecilnya gas penurunan yang signifikan energi kalor
yang di gunakan sehingga suhu yang di matahari terjadi pada P2 ketika volumenya
dapatkan bisa di tentukan. Berdasarkan ditambah dari 30 L menjadi 40 L. Hal
rumus perpindahan panas yang tersebut terjadi karena pengaruh dari
berpengaruh terhadap luas benda yang kondisi cuaca.
tegak lurus dengan arah datangnya panas Nilai energi panas matahari maksimum
matahari maka pada saat pukul 12.00 atau ini terjadi saat cuaca cerah sedangkan nilai
disaat matahari tegak lurus dengan kepala minimum terjadi pada saat cuaca mendung.
kita nilai kenaikan suhu air laut didalam Energi panas matahari setiap harinya
evaporator plat datar berkisar antara 46- berubah-ubah dengan suhu yang berubah
500C namun kembali turun pada pukul ubah pula bergantung pada keadaan cuaca.
14.00 berkisar antara 40-430C (Mukaddim, Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa jika
2013) suhu naik maka energi kalor matahari akan
naik. Nilai energi panas matahari mencapai
Energi Kalor Matahari maksimum pada jam 13.00 WIB kemudian
Besarnya energi panas matahari pada mengalami penurunan pada jam berikutnya,
tempat ruang pengujian selama penelitian hal ini di sebabkan karena penelitian di
dari jam 10.00-13.00 WIB terus terjadi laksanakan pada musim penghujan
peningkatan. Besarnya nilai energi panas sehingga di atas jam 13.00 sering terjadi
matahari pada setiap perlakuan dapat hujan.
dilihat pada Gambar 3. Perpindahan panas pada evaporator
500 (a) meliputi radiasi, konveksi dan konduksi.
Perpindahan panas dipengaruhi oleh suhu
kalor mathari (Watt)
P1
450 setiap komponen di alat desalinasi meliputi
P2 air, kaca dan ruangan. Pada perpindahan
400 panas dalam plat datar terjadi secara
P3 konduksi ,pepindahan secara konveksi dari
350 air keruang desalinasi dan radiasi dari
absorber ke air laut. Dari seluruh
300 perpindahan panas tersebut menurut
penelitian terdahulu dengan menggunakan
solar reflector dapat menghasilkan panas
500 radiasi maksimal sebesar 515.514Watt
kalor matahari (Watt)
40 L
(ml/jam)
500
Nilai kenaikan maksimal energy kalor
400
matahari volume 30 L yaitu pada P3 sebesar
volume 30
94.04 Watt dan kenaikan minimal energi 300
volume 40
kalor matahari pada P1 sebesar 47.98 Watt,
200
sedangkan untuk nilai kenaikan energi kalor
matahari volume 40 L yaitu pada P3 sebesar P1 P2 P3
Tekanan
88.4 Watt dan kenaikan energi kalor
matahari minimal pada P2 sebesar 33.61 Gambar 4 Grafik hubungan antara laju
Watt. Pada grafik di atas dapat dilihat penguapan dengan tekanan
60
Tyas, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Grafik diatas dapat diketahui bahwa Grade Solar Heat Solar Energy And
laju penguapan pada P1 volume 30 dan 40 L Conversian Laboratory. Vol.126:774-780.
tidak terjadi kenaikan laju penguapan, hal University of Florida
tersebut terjadi karena proses vakum baru Jamaluddin, 2011. Pengaruh Suhu Dan
di mulai dan intensitas radiasi matahari Tekanan Vakum Terhadap Penguapan
yang belum maksimal, untuk kenaikan laju Air, Perubahan Volume Dan Rasio
penguapan pada P2 volume 30 dan 40 L Densitas Keripik Buah Selama Dalam
terjadi kenaikan laju penguapan sebesar Penggorengan Vakum. Jurnal Teknologi
76.44 mLjam-1. Sedangkan kenaikan laju Pertanian Vol 12 No 2. Universitas 45
penguapan pada P3 volume 30 dan 40 L Makassar
terjadi kenaikan sebesar 38.22 mLjam-1. Laju Juwana, S. 1985. Air Tawar Dari Air Laut.
penguapan tergantung pada suhu dan Pusat Penelitian Ekologi Laut. Lembaga
tekanan vakum sehingga laju penguapan Oseanologi Nasional. LIPI. Vol 10 No 3.
meningkat seiring dengan meningkatnya Jakarta
suhu bahan akibat panas yang terus Metty,K. 2010. Analisa Performansi Sistem
menerus diberikan dari matahari dan Pendingin Ruangan Dan Efisiensi Energi
tekanan vakum yang semakin rendah. Listrik Pada Sistem Water Chiller dengan
Selain suhu dan tekanan laju penguapan Penerapan Metode Cooled Energy
dipengaruhi oleh kadar air larutan dimana Storage. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin.
semakin rendah kadar air maka larutan Vol 4 No 1 (43-50). Fakultas Teknik
menjadi semakin pekat sehingga laju Universitas Udayana.
penguapan semakin turun karena semakin Mukaddim, A. 2013. Analisa Pengaruh Variasi
sukar terbentuk uap. Faktor lain yang Bentuk Absorber Pada Alat Destilasi Air
mempengaruhi laju penguapan adalah luas Laut Terhadap Kenaikan Suhu Air Dalam
permukaan, lama evaporasi, dan panas jenis Ruang Pemanas Dan Jumlah Penguapan
bahan.(Jamaluddin, 2011) Air Yang Dihasilkan. Jurnal Teknik
Hubungan antara intensitas radiasi Mesin Vol 3 No 2. Fakultas Teknik
matahari terhadap kenaikan suhu air laut Universitas Mataram.
berbanding lurus begitu juga dengan energy Mulyanef. 2012. Kaji Eksperimental Untuk
kalor matahari sedangkan hubungan antara Meningkatkan Performasi Destilasi
tekanan vakum terhadap laju penguapan Surya Basin Tiga Tingkat Menggunakan
Beberapa Bahan Penyimpan Panas.
juga berbanding lurus semakin tinggi
tekanan vakum maka laju penguapan nya Jurnal Teknik Mesin Vol 2 No 1.
semakin besar. Universitas Bung Hattta.
Rahayoe, S. Rahardja, Kusumandari .2008.
DAFTAR PUSTAKA Konstanta Laju Pengeringan Daun
Sambiloto Menggunakan Pengering
Tekanan Rendah. Jurnal Rekayasa
Ariyanti, D. 2011. Apikasi Teknoogi Reserve Proses. Vol 2 No 1. Fakultas
Osmosis Untuk Pemurnian Air Skala Teknologi Pertanian. Universitas
Rumah Tangga. Jurnal Teknik Kimia Gajah Mada Bulaksumur. Yogyakarta.
Vol 32 No 3 Universitas Diponegoro. Riana. 2012. Desalinasi Air Asin Dengan
Burlian, F. 2011. Kajian Eksperimental Alat Proses Destilasi Menggunakan Energi
Pengering Kerupuk Tenaga Surya Tipe Matahari Dalam Kondisi Vakum. Jurnal
Box Menggunakan Konsentrator Cermin
Teknik Lingkungan. Institut
Datar. Jurnal Fakultas Teknik.
Teknologi Bandung.
Universitas Sriwijaya. Sumual, H. 2011. Pengaruh Kecepatan Angin
Chadarisman, A. 2012. Studi Eksperimental Terhadap Produktifitas Air Kondensat
Rancang Bangun Sistem Desalinasi Pada Peralatan Destilasi. Jurnal
Tenaga Surya Menggunakan Solar Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan. Vol
Reflector Untuk Produksi Brine ada 250 2 No 2. Fakultas Teknik Universitas
Be. Jurnal Teknik Fisika Vol 1 No
Negeri Manado.
1.ITS. Syahri, M. 2011. Rancang Bangun Sistem
Goswami, 2004. Theoretical Analysis of a
Desalinasi Energi Surya Menggunakan
Water Desalination System Using Low
Absorber Bentuk Separo Elip Melintang.
61
Tyas, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan