Anda di halaman 1dari 19

PETA KONSEP

Likuiditas
pengertian neraca
(liquidity)

kegunaan neraca Solvensi

Fleksibilitas
Biaya historis
keuangan

Pertimbangan dan
estimasi

mengabaikan banyak
pos keuangan
keterbatasan
neraca neraca
Nilai tukar

Aktiva
Komparabilitas
Lancar
Aktiva
Off-Balance-Sheet Tidak
Lancar

klasifikasi komponen neraca Kewajiban

Kewajiban
neraca dan arus bentuk staffel/report
Jangka
kas form
penyusunan Panjang
neraca
bentuk skontro/t- Ekuitas
account form Pemilik
pengertian
arus kas

kegunaan
arus kas

keterbatasan aktivitas
arus kas operasi
laporan arus klasifikasi
kas aktivitas
komponen
investasi
arus kas
aktivitas
pendanaan

bentuk
langsung
penyusunan
arus kas
brntuk tidak
langsung

1
PEMBAHASAN

NERACA

1. Pengertian Neraca

Neraca (balance sheet), yang disebut juga sebagai laporan posisi


keuangan (statement of financial position), melaporkan aktiva, kewajiban, dan
ekuitas pemegang saham perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu. Laporan
keuangan ini menyediakan informasi mengenai sifat dan jumlah investasi dalam
sumber daya perusahaan, kewajiban kepada kreditor, dan ekuitas pemilik dalam

1) perusahaan ini memiliki solvabilitas (solvency) yang lebih rendah


disbanding perusahaan sejenis dengan hutang jagka panjang yang rendah.
Solavabilitas yang rendah mengindikasikan bahwa perusahaan relatif lebih
beresiko karena aktivanya akan diperlukan untuk membayar kewajiban
tetap ini.
2) Fleksibilitas keuangan. Likuiditas dan solvabilitas mempengaruhi
fleksibilitas entitas yaitu kemampuan perusahaan mengambil tindakan yang
efektif untuk mengubah jumlah dan penetapan waktu arus kas sehingga bisa
bereaksi terhadap kebutuhan dan peluang yang tak terduga. Sebuah
perusahaan yang memiliki banyak hutang menjadi tidak fleksibel secara
keuangan, mungkin memiliki sumber kas yang terbatas atau tidak sama
sekali untuk membiayai ekspansi atau melunasi hutang yang telah jatuh
tempo. Sementara sebuah peusahaan yang mempunyai tingkat fleksibilitas
keuangan yang tinggi akan lebih mampu melalui periode yang buruk,
memulihkan diri dari krisis, dan memanfaatkan peluang investasi yang tak
terduga dan menguntungkan. Secara umum semakin tinggi fleksibilitas
keuangan, semakin kecil resiko kegagalan perusahaan.

2
2. Keterbatasan Neraca
Berikut adakah keterbatasan penting dari neraca :
1. Biaya historis. Sebagian besar aktiva dan kewajiban dicatat pada biaya
historis atau harga perolehan. Akibatnya, informasi yang dilaporkan dalam
neraca memiliki reliabilitas yang lebih tinggi di satu sisi, namun disisi lain
dikecam karena nilai wajar saat ini yang lebih releven tidak dilaporkan.
2. Pertimbangan dan estimasi yang digunakan untuk menentukan
berbagai pos yang dilaporkan dalam neraca. Misalnya masa manfaat
suatu aktiva, Jumlah piutang yang tak tertagih, Jumlah beban garansi yang
harus dicadangkan dan lainlain.
3. Neraca perlu mengabaikan banyak pos yang merupakan nilai
keuangan bagi perusahaan tetapi tidak bisa dicatat secara objektif.
Sumberdaya manusia yang handal, produk yang unggul, pelayanan yang
ramah terhadap pelanggan ini jelas merupakan aktiva penting bagi
perusahaan, namun neraca tidak dapat melaporkan karena tidak bisa dicatat
atau diukur secara objektif.
4. Nilai tukar. Sebuah masalah yang berhubungan dengan neraca adalah
ketidakstabilan nilai tukar yang mengakibatkan tidak dapat
dipertahankannya daya beli yang konstan, sementara sumberdaya dan
ekuitas pada neraca tidak disesuaikan terhadap perubahan didalam daya beli
dari unit pengukuran.
5. Komparabilitas. Keterbatasan lain dari neraca juga berhubungan dengan
kebutuhan untuk bisa dibandingkan (comparability), yaitu bahwa tidak
semua perusahaan mengklasifikasikan dan melaporkan semua unsur
neracanya dengan cara yang sama. Misalnya Klasifikasi judul dan perkiraan
yang beragam. Perbedaan semacam ini membuat perbandingan menjadi
sulit dan mengurangi nilai potensial analisis neraca.
6. Off-Balance-Sheet. Meningkatnya penggunaan dari pendanaan di luar
neraca (off-balance-sheet). Untuk menghindari pelaporan kewajiban dalam
jumlah yang besar pada neraca perusahaan. Salah satu tantangan paling
signifikan yang dihadapi profesi akuntansi adalah keterbatasan laporan
keuangan, misalnya neraca. Sejumlah observasi menunjukkan bahwa para

3
pemakai menentang penggantian model akuntansi berdasar historis dengan
akuntansi berdasar nilai wajar. Akan tetapi, mereka menaganggap bahwa
informasi nilai wajar berguna untuk jenis aktiva dan kewajiban tertentu serta
untuk jenis industri tertentu.

3. Klasifikasi Komponen Neraca


Neraca yang mengelompokkan perkiraan-perkiraan ke dalam
subkategori untuk membantu pembaca mendapatkan perspektif tentang posisi
keuangan perusahaan dengan cepat. Aktiva biasanya diklasifikasikan dalam
dua kelompok yaitu aktiva lancar dan tidak lancar. Kewajiban
diklasifikasikan dalam hutang jangka pendek (lancar) dan hutang jangka
panjang. Bagi kebanyakan perusahaan, lancar berarti tidak lebih dari satu
tahun, sedang tidak lancar berarti lebih dari satu tahun. Jika lebih dari satu
tahun diklasifikasikan sebagai tidak lancar atau jangka panjang.
Setelah aktiva dan kewajiban diklasifikasikan, selisihnya dapat
ditentukan. Selisih aktiva lancar dan kewajiban lancar disebut modal kerja
(working capital). Modal kerja adalah cadangan likuid yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan keuangan masa depan. Pengklasifikasian aktiva dan
kewajiban menjadi dua kategori yaitu lancar dan tidak lancer. Pada dasarnya
pemakai laporan keuangan memiliki kebebasan untuk menyusun dengan cara
yang mereka inginkan. Walaupun terdapat unsur subjektivitas dalam
klasifikasi lancar dan tidak lancar, namun kepopulerannya sebagai indikator
likuiditas menunjukkan bahwa klasifikasi ini dapat memenuhi kebutuhan
para pemakai dalam pengambilan keputusan.

1. Aktiva Lancar

Aktiva Lancar (current assets), adalah kas dan aktiva lainnya yang
diharapkan akan dapat dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi
dalam satu tahun atau dalam satu siklus operasi, tergantung mana yang lebih
lama. Aktiva lancar disajikan dalam neraca menurut urutan likuiditas. Lima
pos penting dari aktiva lancar adalah kas (cash), investasi jangka pendek

4
(short term investment), piutang (account receivable), persediaan
(inventory), pembayaran dimuka (prepayment).

a. Kas (Cash) dan setara kas. Kas pada umumnya terdiri atas mata uang
dan giro atai demand deposit(uang yang tersedia di suatu intitusi
keuangan). Suatu kas yang penggunaannya tidak dibatasi, dilaporkan
sebagai aktiva lancar, begitu juga kas yang penggunaannya dibatasi
untuk membayar kewajiban yang segera jatuh tempo, Namun jika
pembatasan tersebut terjadi karena akan digunakan selain pelunasan
hutang lancar, maka tidak boleh dilaporkan sebagai aktiva lancar, tapi
sebagai aktiva lain-lain.
b. Investasi Jangka Pendek (dalam sekuritas), dikelompokkan ke dalam
tiga portfolio yang terpisah untuk tujuan penilaian dan pelaporan.
Sekuritas yang dipegang-hingga jatuh tempo (held-to-maturity) dan
sekuritas yang tersedia untuk dijual (available-for-sale) dapat
diklasifikasikan sebagai aktiva lancar atau tidak lancar tergantung
kondisinya, sedang semua sekuritas diperdagangkan (trading) apakah
itu sekuritas hutang atau ekuitas diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.
c. Piutang (Account Receivable), semua hal yang terkait dengan piutang
seperti kerugian yang diantisipasi akibat piutang tidak tertagih, jumlah
dan sifat dari piutang non dagang, serta setiap piutang yang
didiskontokan atau digadaikan sebagai jaminan harus diidentifikasi
dengan jelas.
d. Persediaan (inventory), untuk menyajikan persediaan secara tepat,
dasar penilaian yaitu mana yang terendah antara biaya dan harga pasar,
serta metode penetapan harga yaitu FIFO atau LIFO harus
diungkapkan.
e. Beban Dibayar di Muka, yang termasuk dalam aktiva lancar adalah
pengeluaran yang telah dilakukan untuk manfaat yang akan diterima
dalam waktu satu tahun atau siklus operasi, tergantung mana yang lebih
panjang.

5
2. Aktiva Tidak Lancar
Aktiva tidak lancar atau sering disebut aktiva tetap (fixed asset)
adalah seluruh aktiva yang tidak diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.
Aktiva tidak lancar disajikan dalam kelompok yang berbeda-beda, seperti
investasi jangka panjang, property, pabrik dan peralatan, aktiva tidak
berwujud, dan aktiva lainnya.
a. Investasi Jangka Panjang. Investasi yang dimiliki untuk tujuan
jangka panjang seperti untuk memperoleh penghasilan rutin laba,
kendali atas kepemilikan perusahaan dikelompokkan dalam
investasi. Sekuritas hutang atau ekuitas yang dibeli untuk tujuan
investasi dan tidak untuk dijual dalam waktu satu tahun
diklasifikasikan sebagai investasi jangka panjang.
b. Properti, Pabrik dan Peralatan (Property, Plant and Equipment /
PPE), yang berwujud dan bersifat permanen (selain tanah)
digunakan dalam operasi bisnis dimasukkan dalam kelompok
Propert, Pabrik, dan Peralatan dan disajikan pada biaya perolehan
dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Jika nilai sekarang dari
property berwujud lebih kecil dari biaya perolehan yang telah
dikurangi akumulasi penyusutan, maka aktiva tersebut mengalami
penurunan manfaat atau nilai (impairment).
c. Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Asset), merupakan asset yang
tidak memiliki substansi fisik dan biasanya mempunyai tingkat
ketidakpastian terkait dengan manfaat masa depannya. Aktiva ini
merupakan hak jangka panjang yang diperoleh perusahaan,
digunakan dalam operasi perusahaan. Aktiva tidak berwujud
meliputi goodwill, hak patent, hak cipta, waralaba (franchise),
formula, merek dagang dan sebagainya.
d. Aktiva Lainnya (Other Assets) merupakan semua aktiva yang tidak
dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok sebelumnya. Bentuk aktiva
ini sangat bervariasi dalam praktek. Umumnya meliputi beban yang
ditangguhkan seperti beban pajak yang ditangguhkan yang terjadi
akibat perhitungan laba kena pajak melebihi laba yang dilaporkan

6
pada periode tersebut, uang muka kepada anak perusahaan dan lain-
lain.
3. Kewajiban
Kewajiban Lancar (short term liabilities), atau kewajiban jangka
pendek adalah kewajiban yang diharapkan akan dibayar dengan
menggunakan aktiva lancar atau dengan menciptakan kewajiban jangka
pendek lain. Secara umum, jika suatu kewajiban diharapkan dapat dibayar
dalam waktu 12 bulan, maka diklasifikasikan sebagai hutang lancar.

4. Kewajiban Jangka Panjang


Kewajiban Jangka Panjang (Long Term Liabilities), merupakan
kewajiban yang diperkirakan secara memadai tidak akan dilikuidasi dalam
siklus operasi normal, melainkan akan dibayar diluar tanggal waktu
tersebut. Kewajiban jangka panjang disajikan dalam beberapa kelompok
seperti, hutang obligasi, wesel bayar, sebagian pajak penghasilan yang
ditangguhkan, kewajiban pensiun dan lain-lain. Secara umum kewajiban
jangka panjang terdiri dari tiga jenis yaitu :

a. Kewajiban yang berasal dari situasi pembiayaan khusus, seperti


penerbitan obligasi, kewajiban leasing jangka panjang, dan wesel
bayar jangka panjang.
b. Kewajiban yang berasal dari operasi normal perusahaan, seperti
kewajiban pensiun, kewajiban pajak penghasilan yang
ditangguhkan.
c. Kewajiban yang tergantung pada terjadi tidaknya suatu kejadian di
masa depan atau disebut kewajiban bersyarat (contingent liabilities)
seperti kewajiban garansi.

5. Ekuitas Pemilik
Kelompok ekuitas pemilik (owners equity atau ekuitas pemegang
saham) adalah salah satu bagian yang paling sulit dibuat dan dipahami. Hal
ini disebabkan oleh kerumitan dari perjanjian modal saham dan berbagai
restiksi yang dikenakan atas ekuitas pemilik oleh undang-undang korporasi

7
negara bagian, perjanjian kewajiban, dan dewan direksi. Bagian ekuitas
pemilik biasanya dibagi kedalam tiga bagian, yaitu :
a. Modal Saham (Common Stock). Nilai pari atau ditetapkan atas saham
yang diterbitkan.
b. Modal Disetor Tambahan (Additional Paid in Capital). Kelebihan
jumlah yang dibayarkan diatas nilai pari atau ditetapkan.
c. Laba Ditahan (Retained Earning). Laba korporasi yang tidak
didistribusikan.

4. Penyusunan Neraca
1. Neraca Bentuk Staffel
Neraca Bentuk staffel atau sering disebut format akun (account form)
adalah bentuk neraca yang disusun dengan menyusun kebawah dan
melektakkan saldo pada bagian samping dengan kolom debet kredit.
Tabel neraca ini mirip dengan model jurnal umum.

8
2. Neraca Bentuk Scontro Neraca Bentuk Scontro atau sering disebut
deraca bentuk T akun adalah neraca yang memisahkan antara aktiva dan
pasiva pada posisi kanan dan kiri, biasa kita lihat atau model dan
bentuknya seperti ini :

Yang termasuk dalam aktiva adalah aset perusahaan sedangkan pasiva


adalah kewajiban perusahaan baik pada pihak ketiga dan pemilik
modal.

9
LAPORAN ARUS KAS

1) Pengertian Laporan Arus Kas


Penilaian jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan
disajikan sebagai salah satu dari tiga tujuan dasar pelaporan keuangan. Neraca,
laporan laba-rugi, dan laporan ekuitas pemegang saham masing-masing
menyajikan, dalam batas-batas tertentu dan terpisah- pisah, informasi
mengenai arus kas perusahaan selama suatu periode. Namun, tidak satu pun
dari ketiga laporan ini yang menyajikan ikhtisar terinci mengenai semua arus
kas masuk dan arus kas keluar, atau sumber dan penggunaan kas selama suatu
periode. Untuk memenuhi kebutuhan, FASB mewajibkan entitas bisnis
membuat laporan arus kas.
Laporan arus kas (cash flow statement atau statement of cash flows)
adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada
suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang (kas)
perusahaan. Informasi ini penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan
yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan kas keluar tersebut.
Kegiatanperusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu, kegiatan
operasional, kegiatan investasi serta kegiatan keuangan.

2) Kegunaan Laporan Arus Kas


Laporan arus kas disusun dengan tujuan utama untuk memberikan informasi
tentang aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan basis kas (cash basis)
selama periode akuntansi tertentu. Menurut Financial Accounting Standard
Board, informasi yang diberikan dalam suatu laporan kas, jika digunakan
dengan pengungkapan yang berkaitan dan laporan keuangan lainnya, harus
membantu investor, kreditor dan pihak lainnya untuk:
a. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih
masa depan.
b. Menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya,
kemampuan membayar dividen, dan kebutuhan untuk pendanaan
eksternal.

10
c. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dibanding penerimaan
serta pengeluaran kas yang berkaitan.
d. Menilai pengaruh transaksi investasi dan pendanaan baiuk kas maupun
non kas terhadap posisi keuangan suatu perusahaan selama satu
periode tertentu.
Jadi informasi yang disajikan dalam laporan arus kas berguna bagi para
pemakai laporan keuangan, baik bagi pihak manajemen, investor, kreditor
maupun pihak lain yang ingin mengetahui arus kas pada perusahaan tersebut.

3) Keterbatasan Laporan Arus Kas

a. Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukkan dalam cash


flow hanya bersifat tunai.
b. Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel.
c. Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari
perusahaan yang dapat mempengaruhi estimasi arus kas masuk dan keluar
yang seharusnya diperhatikan, maka akan terhambat karena manager
hanya akan terfokus pada budget kas, misalnya kondisi ekonomi yang
kurang stabil, terlambatnya customer dalam memenuhi kewajibanya.

4) Klasifikasi Komponen Arus Kas


Menurut Niswonger, Roilin C, Philip E (2003:145) laporan arus kas
melaporkan arus kas melalui 3 jenis aktivitas, yaitu :
1. Arus kas dari aktivitas operasi (cash flows from operating activities)
adalah arus kas dari transaksi yang mempengaruhi laba bersih.
2. Arus kas dari aktivitas investasi (cash flows investing activities) adalah
kas dari transaksi yang mempengaruhi investasi aktiva tetap.
3. Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah arus kas dari transaksi yang
mempengaruhi ekuitas dan hutang perusahaan.

11
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, laporan arus kas melaporkan selama
periode tertentu dan diklasifikasikan menurut 3 jenis aktivitas, yaitu :

1. Aktivitas Operasi
Jumlah aliran arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan
indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat
menghasilkan aliran kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, pemeliharaan
kemampuannya tersebut membayar deviden dan melakukan investasi baru
tanpa mengandalkan para sumber pendanaan dari luar.
Arus kas masuk yang berasal dari Aktivitas Operasi, misalnya :

a. Kas yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa secara tunai.
b. Kas yang diterima dari penagihan piutang dagang dan piutang lainnya.
c. Kas yang diterima dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi
usaha.

Arus kas keluar yang berasal dari Aktivitas Operasi, misalnya :

a. Kas yang dikeluarkan untuk pajak dan biaya administrasi lainnya.


b. Pembayaran hutang-hutang jangka pendek, yang meliputi: hutang
dagang, gaji, bunga dan sebagainya.
c. Pembayaran untuk pembelian barang dan jasa.
d. Pengeluaran kas untuk kegiatan operasi termasuk juga untuk
pembayaran biaya gaji, upah, sewa dan biaya operasi lainnya.

2. Aktivitas Investasi
Transaksi kas yang berhubungan dengan perolehan fasilitas investasi
dan non kas lainnya yang digunakan oleh perusahaan. Arus kas masuk
terjadi jika kas yang diterima dari hasil atau pengembalian investasi
yang dilakukan sebelumnya, misalnya: dari hasil atau penjualan.
Arus kas masuk yang berasal dari Aktivitas Investasi, misalnya :
a. Penjualan aktiva tetap.
b. Penjualan surat berharga yang berupa investasi.

12
c. Penagihan pinjaman jangka panjang (tidak termasuk bunga jika ini
merupakan kegiatan investasi).
Arus kas keluar yang berasal dari aktivitas, misalnya :

a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap.


b. Pembelian investasi jangka panjang.
c. Pemberian pinjaman ke pihak lain.

3. Aktivitas Pendanaan
Kegiatan pendapatan sumber dana dari pemilik dengan
memberikan prospek penghasilan dari sumber dana tersebut, meminjam
dan membayar hutang kembali, atau melakukan pinjaman jangka
panjang untuk membayar hutang tersebut.
Arus kas yang berasal dari Aktivitas Pendanaan, misalnya :

a. Penerimaan kas dan surat berharga dalam bentuk equity


(sewajarnya).
b. Penerimaan dari penerbitan hutang obligasi dan hutang jangka
panjang lainnya.

Arus kas keluar yang berasal dari Aktivitas Pendanaan, misalnya :

a. Pembayaran kas kepada pemegang saham untuk menarik atau


menebus saham perusahaan.
b. Pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan kepada
pemilik.
c. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi
saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna pembiayaan.

5) Penyusunan Arus Kas


Terdapat dua bentuk penyajian laporan arus kas, yang pertama metode
langsung dan yang kedua metode tidak langsung. Perbedaan antara kedua
metode terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi. Dengan
metode langsung, arus kas dari kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas

13
masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut
dalam beberapa jenis penerimaan atau pengeluaran kas.

a. Metode Langsung
Dalam metode langsung dilaporkan golongan penerimaan kas bruto dari
aktivitas operasi dan pengeluaran kas bruto untuk kegiatan operasi.
Perbedaan antara penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan
operasi akan dilaporkan sebagai arus kas bersih dari aktivitas operasi.
Dengan kata lain, metode langsung mengurangkan pengeluaran kas
operasi dari penerimaan kas operasi. Metode langsung menghasilkan
penyajian laporan penerimaan dan pengeluaran kas secara ringkas.
Dalam metode langsung laporan arus kas juga melaporkan arus kas
bersih dari investasi operasi sebagai golongan utama dari penerimaan kas
operasi (misalnya : kas yang diterima dari pelanggan dan kas yang
diterima dari bunga dan deviden) dan pengeluaran kas (misalnya : kas
yang dibayarkan kepada pemasok untuk barang, kepada karyawan untuk
jasa, kepada kreditur untuk bunga dan ke instansi pemerintah untuk
pajak).
Keunggulan utama dari metode langsung adalah metode ini
memperlihatkan laporan penerimaan dan pengeluaran kas lebih konsisten
dengan tujuan suatu laporan arus kas. Disamping itu, metode langsung
ini lebih mudah dimengerti dan memberikan informasi yang lebih banyak
dalam mengambil keputusan.

b. Metode Tidak Langsung


Dalam metode tidak langsung, pengaruh dari semua penangguhan
penerimaan dan pengeluaran kas di masa lalu dan semua akurat dari
penerimaan kas dan pengeluaran kas yang diharapkan pada masa yang
akan datang dihilangkan dan laba bersih yang diperhitungkan laba rugi.
Penyediaan ini dilakukan dengan menambahkan pos-pos yang tidak
memerlukan pengeluaran kas kembali ke laba bersih serta penambahan
dan pengurangan kenaikan maupun penurunan hutang dan piutang.

14
Keunggulan utama metode ini adalah bahwa hal ini memusatkan
perbedaan antara laba bersih dan aliran kas bersih dari aktivitas operasi.
Arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan
laba atau rugi bersih dari pengaruh :
o Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama
periode berjalan.
o Pos bukan kas, seperti: penyusutan, penyisihan, pajak yang
ditangguhkan, keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum
direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak
minoritas dalam rugi konsolidasi / perbandingan.
Arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan (tidak
langsung) dengan menyajikan pendapatan dengan beban yang
diungkapkan dalam laporan laba rugi serta perubahan dalam persediaan,
piutang usaha dan hutang usaha selama periode tertentu. Sedangkan
dengan cara pelaporan arus kas bentuk investasi dan pendanaan pada
kedua metode, baik langsung maupun tidak langsung adalah sama. Jadi
yang berbeda adalah metode pelaporan arus kas untuk kegiatan operasi
perusahaan.

15
Kesimpulan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi.
Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para
pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan.
Salah satunya adalah neraca yang merupakan laporan posisi keuangan
(harta, utang, dan modal) perusahaan dalam suatu tanggal tertentu atau
salah satud ari laporan keuangan yang memberikan informasi tentang posisi
dan keadaan keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu. Neraca terdiri
dari tiga komponen, yaitu aktiva, utang, dan ekuitas (modal). Bentuk neraca
dalam penyajiannya, yaitu bentuk neraca staffel atau report form. bentuk
kedua neraca skontro atau t-account form , bentuk yang menyajikan posisi
keuangan (financial position form).
Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang menyajikan
arus kas masuk dan arus kas keluar dari kas dan setara kas sebuah
perusahaan. Laporan arus kas tersebut berfungsi sebagai suatu dasar untuk
menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan dan memanfaatkan
kasnya. Laporan arus kas digunakan untuk mengevaluasi kegiatan
operasional yang telah berlangsung, dan merencanakan aktivitas investasi
dan pembiayaan dimasa mendatang. Laporan arus kas menyajikan arus kas
selama periode akuntansi yang relevan, yang diklasifikasikan menjadi tiga
kategori yaitu kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Terdapat dua
metode dalam pelaporan arus kas, yakni metode langsung dan metode tidak
langsung.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Kieso, D.E., Weigand , J.J. dan Warfield, T.D. Intermediate Accounting. Edisi
IFRS. John Wiley & Son. Inc., (Edisi 12 Bahasa Indonesia)
2. http://catatanalexandro.blogspot.co.id/2013/07/pengertian-dan-fungsi-
neraca.html
3. http://www.ssbelajar.net/2012/04/laporan-keuangan.html
4. http://slideplayer.info/slide/1909035/
5. http://sistem-akuntansi1000.blogspot.co.id/2012/09/pengertian-arus-kas-cash-
flow.html

17
LAMPIRAN
1. Laporan Arus Kas

18
2. Laporan Arus Kas Metode Tidak Langsung Dan Metode Langsung

19

Anda mungkin juga menyukai