Anda di halaman 1dari 4

(7) ( 6)

6. Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?,

7. dan gunung-gunung sebagai pasak?

{ Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?}

Yakni Allah telah menjadikan bumi ini terhampar, tidak terlalu keras sehingga
tanahnya tidak bisa diolah dan membuat payah orang yang berjalan di atasnya;
tidak pula bumi ini terlalu lunak dan lembek sehingga tidak bisa dimanfaatkan
dan tidak bisa tinggal di atasnya. Akan tetapi bumi ini dihamparkan bagi makhluk
sesuai dengan kemaslahatan dan kemanfaatan yang dapat diraih.

{ dan gunung-gunung sebagai pasak}

Yakni Allah Taala menjadikan gunung-gunung sebagai pasak bagi bumi


sebagaimana fungsi pasak bagi sebuah kemah yang akan mengokohkannya. Allah
Taala berfirman (artinya) : Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung
yang kokoh di atasnya [Fushshilat : 10].

Para ahli kebumian berkata : sesungguhnya gunung-gunung itu memiliki akar


yang menghujam ke dalam bumi seperti pondasi pada sebuah bangunan, atau
seperti pasak bagi sebuah kemah. Oleh karena itu kita dapati bangunan itu tidak
berguncang oleh angin. Ini semua adalah kesempurnaan qudrah dan nikmat dari
Allah Taala.

https://ngajialquran.wordpress.com/2011/09/21/583/

Rahasia kode "Gunung" dalam Al Quran : Mengungkap Fisika


Gravitasi, Geologi, Geodesi lempengan Benua

06/11/2013 REPUBLIKA.CO.ID, Para ahli geologi telah lama meneliti fungsi


gunung sebagai pondasi penguat permukaan bumi. Adalah Profesor Emeritus
Frank Press dari Washington, Amerika Serikat (AS), salah seorang Geolog yang
mengkaji tentang gunung sebagai sebagai pasak bumi.
Penasihat bidang ilmu pengetahuan di era kepemimpinan Presiden AS
Jimmy Carter itu sempat menulis buku berjudul The mountains, like pegs, have
deep roots embedded in the ground. Lewat buku Gunung, seperti pasak,
berakar di dalam tanah itu, Press mengungkapkan apabila gunung dibelah
berbentuk irisan maka akan terlihat akar atau alur bersama lava yang mengikat
kuat di dasar tanah.

Ia juga mengungkapkan fungsi gunung yang memainkan peran penting


dalam menstabilkan kerak bumi. Hasil penelitian ilmiah itu sebenarnya sudah
disebut dalam kitab suci Alquran, sejak 1400 tahun yang lalu. Penemuan Press itu
membuktikan bahwa Alquran adalah mukjizat dan firman Allah SWT.

Simaklah Alquran surah Al-Anbiya ayat 31: Dan telah Kami jadikan di
bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama
mereka

Dalam surah Al-Naba ayat 6-7, Allah SWT berfirman, Bukankan telah
Kami jadikan bumi sebagai hamparan. Dan Kami jadikan gunung-gunung
sebagai pasak?

Mengapa gunung diistilahkan sebagai pasak? Menurut Prof Press,


sebenarnya, kerak bumi mengapung di atas cairan. Lapisan terluar bumi
membentang 5 km dari permukaan. Kedalaman lapisan gunung menghujam
sejauh yang 35 km. Dengan demikian, pegunungan adalah semacam pasak yang
didorong ke dalam bumi.

Jadi gunung inilah yang berfungsi sebagai pasak untuk menstabilkan kerak
bumi, ungkap Prof Press.

Hal senada juga diungkapkan Profesor Siaveda, ahli geologi dari Jepang.
Menurut Siaveda, ketika lempengan bumi saling bertumbukkan, makalempengan
yang lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang satunya. Sementara yang di
atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung. Inilah yang mengikat
kuat di dasar permukaan bumi.

Simak firman Allah dalam surah An-Nahl ayat 15 ini: Dan Dia
menancapkan gunung gunung di bumi supaya bumi ini tidak berguncang
bersama kamu.

Saya ingin menjelaskan bahwa sebenarnya kata yang digunakan dalam


AlQuran untuk menyebutkan gunung dalam ayat-ayat pada artikel tersebut
berbeda. Memang dalam terjemahan bahasa Indonesia, semua kata tersebut
diartikan dengan gunung. Perhatikan beberapa ayat berikut ini.
QS.16 : Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak
goncang bersama kamu, sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat
petunjuk. (QS.An-Nahl : 15)
QS.78 : dan gunung-gunung sebagai pasak? (QS.An-Naba : 7)
QS.21 : Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya
tidak bumi itu goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan di bumi itu
jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk. (QS.Al-Anbiyaa : 31)
QS.27 : Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di
tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan
Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.An Naml : 88)
QS.77 : dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami beri
minum kamu dengan air tawar? (QS.Al Mursalaat : 27)
QS.101 : dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan
(QS.Al Qaariah : 5).
Yang perlu diperhatikan, pertama, jika kata gunung yang dimaksud adalah
kata yang diikuti dengan keterangan kerja/benda artinya kata gunung tersebut
diperlakukan sebagai sebuah benda maka AlQuran menyebutnya sebagai al
jibaal. Keterangan yang dimaksud contohnya : dijadikan pasak, dapat berjalan
selayaknya awan, bisa dihamburkan seperti bulu, dibenturkan, ditegakkan,
dihancurkan, menjadi tumpukan pasir, dan masih banyak lagi. Disini gunung
atau al jibaal dimaksudkan sebagai sebuah benda yang dapat dilihat
keberadaannya.
Kedua, jika gunung yang dimaksud diikuti oleh keterangan berupa kata
sifat maka kata gunung tersebut merupakan suatu hal yang tidak terlihat dan
AlQuran menyebutnya dengan rawaasiya. Keterangan yang meunjukkan sifat
misalnya : yang tinggi, menetapkan/ditetapkan, yang kokoh, dijadikan, dan
lainnya. Jadi kata rawaasiya ini dimaksudkan untuk menjelaskan suatu hal yang
ada tapi tidak terlihat dan hanya dirasakan keberadaannya.

Apa arti Al Jibaal yang sebenarnya?


Ayat yang menerangkan al jibaal dengan jelas adalah ayat berikut ini.
QS.20 : Dan mereka bertanya kepadamu tentang jibaal, maka katakanlah:
Rabbi akan menghancurkannya seremuknya, maka dijadikan datar sama sekali,
tidak ada sedikitpun kamu lihat tempat yang rendah dan yang tinggi. (QS. Thaa
Haa : 105 107). Disini kita perhatikan bahwa AlQuran menyebutkan setelah
jibaal dihancur-remukkan oleh Allah, maka tidak lagi terlihat tempat yang rendah
dan yang tinggi, artinya sebelum jibaal dihancurkan oleh Allah, kita, manusia,
akan melihat tempat yang rendah dan tinggi. Jika kita tinggal di lereng dataran
tinggi kita masih bisa melihat tempat yang rendah (lembah) dan yang tinggi
(puncak gunung). Lantas apa AlQuran hanya benar untuk orang yang tinggal di
lereng dataran tinggi saja? Ternyata bila kita tinggal di dataran rendah, pesisir
pantai misalnya, kita juga bisa melihat tempat yang tinggi (bukit-bukit) dan
tempat yang rendah yaitu dasar laut. Jadi jika jibaal diartikan gunung maka tidak
perlu disebutkan bahwa sebelum dihancurkan ada tempat yang rendah dan
tinggi sebab disemua tempat di muka bumi ini yang dihuni manusia selalu ada
tempat yang tinggi dan rendah. Karena AlQuran itu sangat sempurna bahasanya
maka tidak mungkin jibaal itu artinya gunung saja karena dataran rendah juga
diistilahkan jibaal. Lantas apa arti jibaal? Kesimpulannya jibaal itu berarti
lempeng benua. Jika demikian maka menjadi logislah surat Al Ghaasiyah ayat 19
yang mengatakan:
QS.88 : Dan lempengan benua bagaimana ia ditegakkan? (QS.Al Ghaasiyah :
19)
Jika diartikan dari ayat 17 : Maka apakah mereka tidak
memperhatikanlempengan benua bagaimana ia ditegakkan? Nah,
pembuktian keilmuannya dilakukan oleh bidang ilmu geologi dan geodesi yang
menyatakan bahwa sebenarnya gunung yang kita lihat itu adalah lempengan
benua yang terlipat akibat saling dorong dengan lempengan benua yang lain,
misalnya gunung Himalaya adalah lempeng India yang melipat ke atas akibat
berdesakan dengan lempeng Asia. Dalam kehidupan sehari-hari, masayarakat
lokal akan menamai sepetak lempengan benua dengan nama dataran tinggi,
misalnya sepetak lempeng Asia di Yogyakarta dinamai Merapi dan sepetak
lempeng Arab di Makkah di namai bukit Tsur.

Apa arti Rawaasiya yang sebenarnya?


Salah satu ayat yang menjelaskan apa itu rawaasiya adalah ayat berikut.
QS.16 : Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak
goncang bersama kamu, sungai-sungai dan jalan-jalan.
http://ndahindah1.weebly.com/4/post/2013/06/rahasia-kode-gunung-dalam-al-
quran-mengungkap-fisika-gravitasi-geologi-geodesi-lempengan-benua.html

Anda mungkin juga menyukai