Pengertia1 Fi
Pengertia1 Fi
Pengertian
Barotrauma adalah kerusakan jaringan dan sekuelenya yang terjadi akibat
perbedaan antara tekanan udara (tekan barometrik) di dalam rongga udara
fisiologis dalam tubuh dengan tekanan di sekitarnya. Barotrauma paling sering
terjadi pada penerbangan dan penyelaman dengan scuba. Hukum Boyle
menyatakan bahwa suatu penurunan atau peningkatan pada tekanan lingkungan
akan memperbesar atau menekan (secara berurutan) suatu volume gas dalam
ruangan tertutup. Bila gas terdapat dalam struktur gas yang lentur, maka struktur
tersebut dapat rusak karena ekspansi ataupun kompresi. Barotrauma dapat terjadi
bilamana ruang-ruang berisi gas dalam tubuh (telinga tengah) menjadi ruang
tertutup dengan menjadi buntunya jaras-jaras ventilasi normal.
Perubahan tekanan yang tiba-tiba di luar telinga tengah sewaktu di pesawat
terbang atau menyelam, yang menyebabakan tuba eustachius gagal membuka.
Apabila perbedaan tekanan melebihi 90 cmHg, maka otot yang normal
aktivitasnya tidak mampu membuka tuba. Pada keadaan ini terjadi tekanan
negatif di rongga telinga tengah, sehingga cairan yang keluar di pembuluh darah
kapiler mukosa dan kadang-kadang disertai dengan ruptur pembuluh darah,
sehingga cairan di telinga tengah dan rongga mastoid tercampur darah.
B. Etiologi
Barotrauma dapat terjadi bilamana ruang-ruang berisi gas dalam tubuh
menjadi ruang tertutup dengan menjadi buntunya jaras-jaras ventilasi yang
normal. Kelainan ini terjadi pada keadaan-keadaan:
1. Saat menyelam
Saat seseorang menyelam, ada beberapa tekanan yang berpengaruh yaitu
tekanan atmosfer dan tekanan hidrostatik. Tekanan atmosfer yaitu tekanan
yang ada di atas air. Tekanan hidrostatik yaitu tekanan yang dihasilkan oleh
air yang berada di atas penyelam. Barotrauma dapat terjadi baik pada saat
penyelam turun ataupun naik.
Tekanan hidrostatik pada penyelam secara umum diukur dengan suatu
tekanan atau depth gauge. Divers depth gauges digunakan hanya untuk
mengetahui tekanan hidrostatik (kedalaman air) dan berada pada angka nol
pada permukaan laut. Ini tidak dapat mengetahui 1 atmosfer (1 ATA)
diatasnya. Jadi, gauge pressure selalu 1 atmosfer lebih rendah dari tekanan
yang sebenarnya dan tekanan absolut.
Tekanan atmosfer yang ada di laut yaitu 1 atmosfer atau 1 bar. 1 Atmosfer
diperkirakan mendekati dengan 10 meter kedalaman laut, 33 kaki kedalaman
air laut, 34 kaki kedalaman air segar, 1 kg/cm2, 14,7 Ibs/in2 psi, 1 bar, 101,3
kilopascals, 760 mmHg.
Tabel 1. Tekanan atmosfer dan Tekanan Gauge di bawah laut
Tekanan Absolute Tekanan Gauge Kedalaman Laut
1 ATA 0 ATG Permukaan
2 ATA 1 ATG 10 meter (33ft)
3 ATA 2 ATG 20 meter (66 ft)
4 ATA 3 ATG 30 meter (99 ft)
D. Patofisiologi
Gambar 3. Tekanan udara yang seimbang dan tidak seimbang pada telinga
Gambar 4. Perjalanan Penyakit Barotrauma
E. Pohon Masalah
F. Pemeriksaan Diagnostik
Anamnesis yang teliti sanagat membantu penegakan diagnosis. Jika dari
anamnesis ada riwayat nyeri telinga atau pusing, yang terjadi setelah penerbangan
atau penyelaman, adanya barotrauma harus dicurigai. Diagnosis dapat
dikonfirmasi melalui pemeriksaan telinga, dan juga tes pendengaran dan
keseimbangan.
Diagnosa dipastikan dengan otoskop. Gendang telinga nampak sedikit
menonjol keluar atau mengalami retraksi. Pada kondisi yang berat bisa terdapat
darah dibelakang gendang telinga, kadang-kadang gendang telinga mengalami
perforasi. Dapat disertai gangguan pendengaran konduktif ringan.
Perlu ditekankan bahwa tinnitus yang menetap, vertigo dan tuli sensorineural
adalah gejala-gejala kerusakan telinga dalam. Barotrauma telinga tengah tidak
jarang menyebabkan kerusakan telinga dalam. Kerusakan telinga dalam
merupakan masalah yang serius dan mungkin memerlukan pembedahan untuk
mencegah kehilangan pendengaran yang menetap. Semua orang yang mengeluh
kehilangan pendengaran dengan barotrauma harus menjalani uji pendengaran
dengan rangkaian penala untuk memastikan bahwa pendengaran bersifat
konduktif dan bukannya sensoneural.
Pemeriksaan yang dilakukan pada penderita barotrauma adalah pemeriksaan
laboratorium berupa:
1. Analisa Gas Darah
Untuk mengevaluasi gradien alveolus-arteri untuk mengetahui terjadinya
emboli gas.
2. Darah Lengkap
Pasien yang memiliki hematokrit lebih dari 48% memiliki sekuele neurologis
yang persisten selama 1 bulan setelah perlukaan.
3. Kadar Serum Creatin Phosphokinase
Peningkatan kadar serum kreatin fosfokinase menandakan peningkatan
kerusakan jaringan karena mikroemboli.
G. Penatalaksanaan Medis
Untuk mengurangi rasa nyeri telinga atau rasa tidak enak pada telinga,
pertama yang perlu dilakukan adalah berusaha membuka tuba eustachius dan
mengurangi tekanan dengan mengunyah permen karet atau menguap, atau
menghirup udara, kemudian menghembuskan secara perlahan lahan sambil
menutup lubang hidung dengan tangan dan menutup mulut.
Selama pasien tidak menderita infeksi traktus respiratorius atas, membran
nasalis dapat mengkerut dengan semprotan nosinefrin dan dapat diusahakan
menginflasi tuba eustachius dengan preparat politzer, khususnya dilakukan pada
anak- anak berusia 3-4 tahun. Kemudian diberikan dekongestan, antihistamin atau
kombinasi keduanya selama 1-2 minggu atau sampai gejala hilang, antibiotik
tidak diindikasikan kecuali bila terjadi perforasi didalam air yang kotor. Preparat
politzer terdiri dari tindakan menelan air dengan bibir tertutup sementara
ditiupkan udara kedalam salah satu nares dengan kantong politzer atau apparatus
senturi, nares yang ditutup. Kemudian anak dikejutkan dengan meletusnya balon
ditelinganya, bila tuba eustachius berhasil inflasi, sejumlah cairan akan
terevakuasi dari telinga tengah dan sering terdapat gelembung-gelembung udara
pada cairan.
Untuk barotrauma telinga dalam, penanganannya dengan perawatan dirumah
sakit dan istirahat dengan elevasi kepala 30- 400. Kerusakan telinga dalam
merupakan masalah yang serius dan memungkinkan adanya tindakan
pembedahan untuk mencegah hilangnya pendengaran yang menetap. Suatu insisi
dibuat didalam gendang telinga untuk menyamakan tekanan dan untuk
mengeluarkan cairan (miringotomi dan bila perlu memasang pipa ventilasi).
Walaupun demikian pembedahan biasanya jarang dilakukan.
H. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas, data demografi yaitu tempat tinggal, keadaan wilayah, umur, jenis
kelamin.
2. Riwayat kesehatan
a. RKS
Nyeri telinga, rasa penuh pada telinga, kehilangan pendengaran, serumen
keras, nyeri berat, bahkan penurunan pendengaran, adanya cairan yang
keluar dari kanalis auditorius eksternus, nyeri tekan pada aural, demam,
selulitis, tinnitus, persisten bau busuk
b. RKD
Adanya benda asing yang masuk pada telinga, trauma tulang, hantaman
keras pada telinga, reaksi alergi.
c. RKK
Adanya riwayat keluarga yang menderita penyakit yang sama pada klien.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Adnya otorea, dengan otoskopi : eritema, edema, lesi, adanya benda
asing, cairan abnormal yang keluar dan terjadi peradangan pada
membrane timpani dan edema bahkan hematoma pada sekitar telinga.
b. Palpasi
Adanya nyeri tekan pada aural dan sekitar telinga
I. Diagnosa Keperawatan
J. Rencana Keperawatan
K. Implementasi
L. Evaluasi