Anda di halaman 1dari 14

Pengertian VOC, Tujuan, Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya

Tujuan VOC, Latar Belakang didirikannya VOC, dan Sejarah Singkat Berdirinya VOC di
Indonesia - Apa itu VOC ? VOC merupakan singkatan dari Vereenidge Oostindische Compagnie
yang berarti Persekutuan Perusahaan Hindia Timur. Penamaan Hindia Timur karena ada juga
persekutuan dagang Hindia Barat yang bernama Geoctroyeerde Westindische Compagnie

#1. Pengertian VOC Secara Singkat

VOC adalah kongsi dagang asal Belanda yang memonopoli aktivitas perdagangan di Asia dan
menyatukan perdagangan rempah-rempah dari wilayah timur.

Sebagai sebuah kongsi dagang, VOC memiliki beragam hak istimewa dan kewenangan yang
sangat luas. Walau hanya sebuah kongsi dagang saja, VOC didukung penuh oleh negara
(Belanda) dan difasilitasi secara istimewa.

Misalnya VOC boleh memiliki pasukan perang dan mengadakan perjanjian dengan negara lain.
Ini juga alasan mengapa VOC sering disebut sebagai negara di dalam negara.

VOC oleh kalangan orang Indonesia sering juga disebut dengan Kumpeni atau Kompeni.
Mengapa ? Karena umumnya mayoritas orang Indonesia lebih mudah dalam pengucapannya
(diambil dari kata compagnie). Namun rakyat Nusantara lebih mengenal Kompeni sebagai tentara
Belanda bukan sebagai sebuah kongsi dagang.

Itulah sedikit penjelasan singkat mengenai arti dari VOC, namun alangkah baiknya jika sobat
memahami VOC lebih luas lagi. Makin banyak wawasan, makin baik bukan ?

#2. Latar Belakang Kelahiran/Berdirinya VOC

Latar belakang secara singkat :

Keinginan untuk memonopoli perdagangan.


Menghilangkan persaingan antar pedagang Belanda dan Eropa

Latar belakang secara kronologis :

Pedagang dari bangsa Barat datang ke Indonesia dengan itikad baik dan mulai membentuk kongsi
dagang. Seiring berjalannya waktu, kongsi dagang di Nusantara semakin banyak hingga timbul
persaingan antara kongsi dagang satu dengan lainnya. Persaingan tersebut semakin ketat hingga
tidak mengenal kongsi sesama bangsa. Hal ini menyebabkan kerugian terhadap pemerintah
Belanda karena para pedagang Belanda juga saling berseteru.

Sehubungan dengan hal itu, pada tahun 1598 pemerintah dan Parlemen Belanda (Staten
Generaal) khususnya Johan van Oldenbarneveldt mengusulkan untuk membentuk kongsi dagang
yang lebih besar dengan membentuk perusahaan dagang, seperti yang telah dilakukan oleh
Inggris (EIC) dan Perancis (French East India Company pada tahun 1604).

Usulan tersebut mendapat sambutan baik, dan pada 20 Maret 1602 didirikanlah kongsi dagang
Persekutuan Perusahaan Hindia Timur atau lebih dikenal sebagai VOC (Vereenidge
Oostindische Compagnie).
#3. Sejarah Singkat Berdirinya VOC

Perjalanan mengarungi jalur laut oleh penjelajah untuk mencari keuntungan dan kekayaan pada
akhirnya tercapai. Berbagai tujuan dapat dikatakan berhasil setelah menemukan daerah penghasil
rempah-rempah di wilayah Nusantara. Pada awalnya, bangsa Eropa datang ke Asia Timur dan
Tenggara (termasuk Nusantara) adalah untuk berdagang, termasuk juga dengan bangsa Belanda.

Misi dagang tersebut kemudian dilanjutkan dengan membentuk kolonialisasi (politik


pemukiman) dengan kerajaan-kerajaan di Sumatera, Jawa, dan Maluku. Hal tersebut lalu menjadi
cikal bakal kolonialisasi di Indonesia.

Pada tahun 1591, Portugis melakukan kerjasama dengan Jerman, Spanyol dan Italia
menggunakan Kota Hamburg sebagai pelabuhan utama. Kota itu digunakan untuk
mendistribusikan barang dari Asia dan memindahkan jalur perdagangan agar tidak melewati
Belanda.

Hal ini justru membuat perdagangan Portugis tidak efisien dan tidak mampu menyuplai
permintaan yang tinggi, terutama lada. Lambat laun harga lada melonjak drastis kala itu.

Karena beragam faktor tersebut, Belanda akhirnya memutuskan ikut masuk ke perdagangan
rempah-rempah dunia. Ekspedisi Belanda pun mulai dilakukan, hingga akhirnya Jan Huygen van
Linschoten dan Cornelis de Houtman menemukan jalur rahasia. Penemuan jalur rahasia ini
merupakan kesuksesan bagi Belanda, terutama keberhasilan Cornelis de Houtman atas
ekspedisinya.

Setelah penemuan jalur tersebut, Belanda mulai melakukan ekspedisi kembali pada tahun 1596
dan singgah di Banten yang merupakan Pelabuhan utama di Pulau Jawa (1595-1597). Ekspedisi
yang dipimpin Cornelis tersebut merupakan kontak pertama antara Indonesia dengan Belanda.

Ketika sampai di Banten, Belanda mendapat perseteruan dari Portugis dan penduduk lokal.
Belanda mundur lalu melanjutkan perjalanannya ke arah timur melalui pantai utara Jawa.
Perjalanan tidak berjalan dengan mulus, Belanda diserang penduduk lokal di Sedayu (12 awak
meninggal) dan mendapat perseteruan dari penduduk lokal Madura (pimpinan lokal terbunuh).

Karena banyak korban, akhirnya Belanda pulang ke negerinya dengan membawa rempah-rempah
sebagai keuntungan yang melimpah.

Kembalinya Cornelis ke negerinya menyebabkan bangsa Belanda berbondong-bondong datang


ke Nusantara untuk berdagang guna mencari untung. Semakin ramainya pedagang Belanda di
Nusantara menyebabkan persaingan dagang semakin ketat.

Para pedagang Portugis bersaing dengan pedagang Spanyol, pedagang Spanyol bersaing dengan
Inggris, Inggris bersaing dengan Belanda, dan seterusnya hingga antar bangsa pun saling
bersaing.

Semakin banyaknya pedagang bangsa asing, tentu kurang baik untuk mencari keuntungan. Hal ini
akhirnya disiasati melalui kerjasama membentuk sebuah kongsi dagang guna memperkuat
kedudukan di Dunia Timur. Masing-masing kongsi dagang dari suatu negara membentuk
persekutuan dagang bersama.

Adapun Inggris yang membentuk perusahaan dagang Asia pada 31 Desember 1600 dan dinamai
The British East India Company (sering disebut EIC) yang berpusat di Kalkuta, India. Dari
Kalkuta, kekuatan dan kebijakan di Dunia Timur dikendalikan. Bahkan pada tahun 1811,
kedudukan Inggris begitu kuat dan meluas bahkan pernah berhasil menempatkan kekuasaannya
di Nusantara.

Ketatnya persaingan dagang juga berlaku antar pedagang Belanda. Antar kongsi dagang ingin
memperoleh keuntungan sebesar-besarnya walau pesaingnya adalah pedagang dari negeri sendiri.

Hal ini mendapat tanggapan serius dari pemerintah Belanda, karena bukan tidak mungkin
Belanda akan sangat merugi.

Sehubungan kejadian itu, pada tahun 1598 pemerintah dan Parlemen Belanda (Staten Generaal),
khususnya Johan van Oldenbarneveldt mengusulkan untuk membentuk kongsi dagang yang lebih
besar, dengan membentuk perusahaan dagang seperti yang telah dilakukan oleh Inggris dan
Perancis.

Usulan ini disambut dengan baik dan terlaksana 4 tahun kemudian tepatnya pada tanggal 20
Maret 1602 dengan menghabiskan modal pertamanya sekitar 6,5 miliar gulden. Kongsi dagang
itu kemudian diberi nama VOC (Vereenidge Oostindische Compagnie) dan dalam bahasa
Indonesia berarti Persekutuan Perusahaan Hindia Timur, yang berkedudukan di Amsterdam,
Belanda.

Didirikannya VOC tentu memiliki berbagai tujuan. Bukan asal-asal membuat.

#4. Lalu, Apa Tujuan didirikannya VOC ?


Tujuan pembentukan VOC seperti tertuang dalam perundingan 15 Januari 1602 adalah untuk
menimbulkan bencana pada musuh dan guna keamanan tanah air. Maksud dari musuh kala itu
adalah bangsa Spanyol dan Portugis yang bersekutu untuk merebut dominasi kekuasaan di Asia
pada kurun waktu antara Juni 1580 Desember 1640.

Adapun tujuan lainnya yaitu :

Membantu dana pemerintahan Belanda.


Menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
Menguasai pelabuhan-pelabuhan penting di Indonesia.
Menghindari persaingan curang yang akan merugikan para pedagang Belanda.
Mencari keuntungan yang sebesar-besarnya untuk membiayai perang melawan Spanyol.
Memperkuat kedudukan Belanda agar tidak tersaingi Portugis dan bangsa Eropa lainnya.
Agar dapat memonopoli perdagangan di Nusantara terutama memonopoli rempah-
rempah.

#5. Sistem Birokrasi Politik VOC

Awal mulanya, VOC dipimpin oleh Dewan Tujuh Belas. Seiring berjalannya waktu, VOC mulai
memperoleh kekuasaannya di berbagai daerah. Hingga pada akhirnya kekuasaan VOC sangat
luas dan tidak memungkinkan untuk dipimpin oleh Dewan 17.

Untuk memerintah kekuasaan VOC yang sangat luas, tentunya diperlukan seorang pemimpin
yang dapat diandalkan. Sehubungan hal tersebut, maka diangkatlah jabatan Gubernur Jenderal
yang akan memimpin sistem monopoli VOC. Tujuannya ? Tentu agar lebih efektif dan produktif.

Dalam memimpin, seorang Gubernur dibantu oleh empat orang anggota yang disebut Raad van
Indie (Dewan India).

Di bawah Gubernur Jenderal terdapat gubernur yang memimpin suatu daerah, di bawahnya lagi
ada residen yang dibantu asisten residen.

Pieter Both sebagai Gubernur pertama harus melakukan tugasnya dengan baik. Pada tahun 1610,
ia mendirikan pos perdagangan di Banten dan pada tahun itu juga ia meninggalkan Banten untuk
memasuki Jayakarta.

Pangeran Wijayakrama sebagai penguasa Jayakarta sangat terbuka dalam hal perdagangan. Jadi
pedagang asal manapun boleh berdagang di sana. Karena keterbukaan itulah menjadikan
Jayakarta sebagai kota yang sangat ramai.

Di tahun 1611, Pieter Both melakukan perjanjian dengan penguasa Jayakarta untuk membeli
tanah seluas 50x50 vadem (1 vadem =182 cm). Lokasinya di timur Muara Ciliwung. Lokasi ini
lalu didirikan bangunan sebagai basis administrasi VOC di Nusantara.

Kesuksesan Pieter Both lainnya adalah mengadakan perjanjian dan menanamkan pengaruhnya di
Maluku kemudian berhasil mendirikan perdagangan di Ambon. Setelah itu Frederik de Houtman
menjadi Gubernur VOC di Ambon (1605-1611) dan di Maluku (1621- 1623).

Kenapa Jayakarta dipilih sebagai pusat kedudukan VOC ?

Ini alasannya...

Jayakarta lebih strategis dibandingkan dengan Ambon karena terletak di tengah jalur
perdagangan Asia.
Jayakarta memudahkan VOC menyingkirkan Portugis di Selat Malaka.

Pada awalnya, orang Belanda bersikap baik dengan rakyat. Sikap baik dari rakyat juga
dimanfaatkan VOC untuk memperkuat kedudukannya di Nusantara. Seiring berjalannya waktu,
sikap orang Belanda berubah menjadi sombong, congkak dan tamak. Karena merasakan
nikmatnya tinggal di Nusantara, Belanda semakin bernafsu untuk menguasai dan menghalalkan
segala cara, seperti paksaan dan kekerasan demi memperoleh keuntungan.

Sikap tersebut membuat kebencian rakyat, dan pada 1618 Sultan Banten dibantu tentara Inggris
di bawah laksamana Thomas Dale berhasil mengusir VOC dari Jayakarta. Setelah VOC
tersingkir, selanjutnya rakyat mengusir Inggris dari jayakarta pada 1619, dan akhirnya Jayakarta
dikuasai oleh kesultanan Banten.

Saat JP. Coen dilantik sebagai Gubernur jenderal, ia mulai menjalankan aksinya. Ia sangat kejam
dan ambisius. Merasa bangsanya dipermalukan Banten dan Inggris, ia mempersiapkan pasukan
untuk menyerang Jayakarta. 18 kapal perangnya mengepung Jayakarta lalu
membumihanguskannya pada 30 Mei 1619.

Setelah dihancurkan, Belanda mendirikan kota kembali bergaya kota dan bangunan di Belanda.
Jayakarta hilang, dan muncul kota baru yang dinamai Batavia.

Gubernur Jenderal VOC yang dapat dikatakan berhasil lainnya dalam melakukan pengembangan
usaha perdagangan dan kolonialisme di Indonesia, diantaranya :
1. Jan Pieterszoon Coen : Pendiri Batavia dan pencetus kolonialisme dan imperialisme
Belanda di Indonesia.
2. Antonio van Diemen : Memperluas kekuasaan VOC ke Malaka tahun 1641 dan mengirim
misi pelayaran ke Australia dan Selandia Baru.
3. Joan Maetsuycker : Memperluas kekuasaan ke Padang, Semarang, dan Manado.
4. Cornelis Speelman : Mengalahkan perlawanan Sultan Hasanuddin dari Makassar,
meredakan pembrontakan Trunojoyo di mataram, dan mengalahkan Sultan Ageng
Tirtayasa dari Banten.

Pelaksanaan sistem pemerintahan oleh VOC menerapkan sistem pemerintahan tidak langsung
dengan memanfaatkan sistem feodalisme yang sudah berkembang di Nusantara.

#6. Gubernur VOC ( sejarah pergantian kepengurusan VOC)

Dalam mewujudkan tujuannya, VOC telah beberapa kali melakukan pergantian pimpinan
kepengurusan. Berikut beberapa nama Gubernur Jendral yang memimpin VOC :

1610-1614 Pieter Both


1614-1615 Gerard Reynest
1616-1619 Laurens Reael
1619-1623 Jan Pieterszoon Coen
1623-1627 Pieter de Carpienter
1627-1629 Jan Pieterszoon Coen
1629-1632 Jacques Specx
1632-1636 Hendrik Brouwer
1636-1645 Antonio van Diemen
1645-1650 Cornelis van der Lijn
1650-1653 Carel Reyniersz
1653-1678 Joan Maetsuycker
1678-1681 Rijckloff van Goens
1681-1684 Cornelis Speelman
1684-1691 Johannes Camphuys
1691-1704 Willem van Outhoorn
1704-1709 Joan van Hoorn
1709-1713 Abraham van Riebereck
1713-1718 Christoffel van Swol
1718-1725 Hendrick Zwaardecroon
1725-1729 Mattheus de Haan
1729-1731 Diederik Durven
1731-1735 Dirk van Cloon
1735-1737 Abraham Patras
1737-1741 Adriaan Valckenier
1741-1743 Johannes Thedens
1743-1750 Gustaaf Willem baron van Imhoff
1750-1761 Jacob Mossel
1761-1775 Petrus Albertus van der Parra
1775-1777 Jeremias van Riemsdijk
1777-1780 Reinier de Klerk
1780-1796 Willem Arnold Alting
1798- Pieter Gerardus van Overstraten

#7. Istilah Penting dalam VOC


Dewan Tujuh Belas (de Heeren XVII) : Parlemen yang memimpin VOC pertama kali,
yang beranggotakan 17 orang dan berkedudukan di Amsterdam, Belanda.
Pelayaran hongi : Pelayaran dengan menggunakan kapal kora-kora yang dipersenjatai
guna mengawasi pelaksanaan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku.
Devide at Impera : Suatu politik yang dilakukan VOC untuk mengadu domba kerajaan
di Nusantara agar terpecah-belah sehingga mempermudah memonopoli perdagangan.
Gubernur Jenderal : Jabatan tertinggi yang mengurus dan mengendalikan kekuasaan
jajahan VOC.
Dewan Hindia (Raad van Indie): Jabatan yang berperan sebagai penasehat Gubernur
Jenderal dan mengawasi kepemimpinannya.
Dividen : Pembayaran keuntungan oleh pemilik saham.
Gulden : Mata uang Belanda saat itu.
Hak Octroi : Hak istimewa yang dimiliki VOC dan bersifat mutlak untuk diakui dan
dilaksanakan layaknya bertindak sebagai suatu negara di dalam negara.

Pengertian VOC, Sejarah, Hak Istimewa, & Tujuan Dibentuknya

Pengertian VOC, Sejarah, Hak Istimewa, & Tujuan Dibentuknya| Secara Umum,
Pengertian VOC adalah persekutuan dagang belanda untuk memonopoli perdagangan di Asia.
VOC merupakan kepedekan dari Vereenigde Oostindische Compagnie yang berdiri sejak
tanggal 20 Maret 1602. VOC merupakan kongsi dagang terbesar di nusantara untuk
menyatukan perdagangan rempah-rempah dari wilayah timur dalam memperkokoh kedudukan
Belanda di Indonesia.

Sejarah Berdirinya VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie)

Awal terbentuknya VOC dimulai dari datangnya orang Eropa melalui Jalur Laut Vasco da
Gama di tahun 1497-1498 yang berlayar dari Eropa ke India melalui Tanjung
Pengharapan (Cape of Good Hope) di ujung selatan Afrika yang membuat tidak adanya
persaingan dengan pedagang-pedagang Timur Tengah untuk mendapatkan jalan ke Asia
Timur, yang pada awalnya ditempuh di Jalur darat yang sangat berbahaya. Tujuan awal bangsa
Eropa ke Asia Timur dan Tenggara termasuk ke Nusantara adalah untuk perdagangan, seperti
hal dengan bangsa Belanda. Misi dagang tersebut dilanjutkan dengan politik pemukiman
(kolonisasi) yang dilakukan bangsa belanda dengan kerajaan-kerajaan di Jawa, Sumatera, dan
Maluku, sedangkan di Suriname dan Curacao, tujuan Belanda sejak awal adalah kolonisasi
(pemukiman). Dari perdagangan menjurus ke koloniasasi bangsa Indonesia (Hindia Belanda)
berawal.

Selama abad ke-16 perdagangan rempah-rempah dikuasai oleh portugis dengan menggunakan
lisbon sebagai pelabuhan utama. Sebelum terjadinya revolusi belanda, kota Antwerp berperang
penting dalam distributor di Eropa Utara, namun setelah tahun 1591 Portugis bekerja sama
dengan firma-firma di Jerman, Spanyol dan Italia sebagai hamburg pelabuhan utama dalam
mendistribusikan barang-barang dari Asia, berpindah jalur dengan tidak melewati Belanda.
Akan tetapi perdagangan portugis tidak dapat mencukupi permintaan, khususnya lada. Dari
suplai yang tidak lancar membuat harga lada meroket di saat itu. dan disaat itu juga Unifikasi
Portugal dan Kerajaan Spanyol berperang dengan belanda pada tahun 1580 yang menimbulkan
kekhawatiran Belanda. Dari tiga faktor yang mendorong Belanda memasuki perdagangan
rempah-rempah Internasional dimana Jan Huyghen van Linschoten dan Cornelis de
Houtman menemukan jalur rahasia pelayaran Portugis dan disaat itu juga pelayaran pertama
Cornelis de Houtman ke Banten, pelabuhan utama di Jawa di tahun 1595-1597.

Tahun 1596 empat kapal ekspedisi dipimpin oleh Cornelis de Houtman menuju ke Indonesia
dan sebagai hubungan pertama Indonesia dengan Belanda. Ekspedisi tersebut mencapai
Banten, namun terlibat perseteruan dengan portugis dan penduduk lokal, lalu berlayar lagi ke
arah timur melalui pantai utara Jawa yang sempat diserang oleh pendudk lokal di sedayu yang
mengakibatkan kehilangan 12 orang awak, dan terlibat perseteruan dengan penduduk lokal di
Madura yang menyebabkan seorang pimpinan lokal terbunuh. Setelah kehilangan separuh
awak kapal, ditahun berikutnya memutuskan untuk kembali ke Belanda dengan rempah-
rempah yang cukup menghasilkan keuntungan.

Tanggal 31 Desember 1600, Inggris mendirikan perusahaan dagang Asia bernama The British
East India Company berpusat di Kalkuta. Belanda menyusul di tahun 1602 bersama prancis
yang mendirikan French East India Company tahun 1604.

Tanggal 20 Maret 1602, Pedagang belanda mendirikan VOC(Verenigde Oost-Indische


Compagnie) atau perkumpulan dagang india timur. Saat itu terjadi persaingan kuat antara
Negara Eropa seperti Portugis, Spanyol Inggris, Prancis, dan Belanda. untuk memperebutkan
kekuasaan perdagangan di Asia Timur. Mengenai masalah ini, VOC diberi kewenangan kepada
belanda dalam menghadapi masalah tersebut oleh Staaten Generaal di Belanda dimana
wewenang untuk memiliki tentang atas biaya sendiri dan dapat membuat perjanjian kenegaraan
serta menyatakan perang kepada suatu negara. Wewenang tersebut membuat VOC dapat
bertindak seperti suatu negara.

VOC kemudian mendirikan markas di Batavia (Jakarta) di pula Jawa dan pos kolonial di
Maluku (kepulauan rempah-rempah yang termasuk kepulauan Banda dimana disana VOC
memonopoli pala dan fuli yang dipertahankan dengan metode kekerasaan terhadap populasi
lokal, pemerasan dan pembunuhan massal.

Pos perdagangan lebih tentram terletak di Deshima, pulau buatan di lepas pantai Nagasaki
tempat orang Eropa berdagang dengan Jepang.

Pada tahun 1603, VOC mendapatkan izin di Banten untuk mendirikan kantor perwakilan, dan
di tahun 1610 Pieter Both diangkat sebagai Gubernur Jenderal VOC pertama (1610-1614),
akan tetapi ia memilih Jayakarta sebagai tempat administrasi VOC. Sedangkan Frederik de
Houtman sebagai Gubernur VOC di Ambon (1605-1611) dan setelah itu ia pun menjadi
Gubernur di maluku (1621-1623).

Latar Belakang Berdirinya VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie)

Persaingan perdagangan yang ketat antara negara-negara Eropa dengan membentuk masing-
masing kongsi dagang dimulai dari inggris di tahun 1600 dengan nama East India Company
(EIC), dan kemudian Belanda di pada 1602 belanda mendirikan kongsi dagang untuk
membendung pengaruh inggris. Pada tanggal 20 Maret 1602 VOC (Verenigde Oost-Indische
Compagnie) dibentuk atas prakarsa Pangeran Maurits dan Olden Barneveld dan kemudian
VOC membentuk kantor pertama di Banten.

Hak Istimewa VOC

Hak-hak istimewa yang tercantum dalam Oktrooi (Piagam atau Charta) pada tanggal 20
Maret 1602 antara lain sebagai berikut...

Hak memonopoli perdagangan


Hak membentuk angkatan perang sendiri
Hak melakukan perorangan
Hak mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat
Hak untuk mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri
Hak untuk mengangkat pegawai sendiri
Hak untuk memerintah di negara jajahan.

Tujuan Dibentuknya VOC

Berdirinya VOC di Indonesia atas tujuan tertentu antara lain sebagai berikut...

Menghindari persaingan dagang yang tidak sehat sesama pedagang Belanda yang ada
sebelumnya sehingga dapat memperoleh kentungan maksimal.
Memperkuat kedudukan bangsa Belanda terhadap persaingan dengan para pedagang
bangsa Eropa lainnya
Untuk memonopoli perdagangna di wilayah Nusantara
Membantu dana pemerintah Belanda menghadapi Spanyol yang masih menduduki
Belanda.

Faktor Penyebab Kehancuran/Runtuhnya VOC

VOC yang pernah kokoh dan jaya dapat runtuh atau hancur karena beberapa hal antara lain
sebagai berikut..

Keuntungan VOC semakin menurun

Banyak pegawai yang korupsi

Perubahan politik Belanda dari berdirinya Republik Bataaf 1795 yang demokratis dan liberal dengan

menganjurkan perdagangan bebas

VOC terjerat banyak hutang

Pembiayaan perang

Sejarah VOC, Pengertian VOC, Hak VOC Dan Tujuan Dibentuknya VOC (Sebuah Bahasan
Lengkap)
Diposting oleh aina fathiya di 03.24
Sejarah VOC, Pengertian VOC, Hak VOC Dan Tujuan Dibentuknya VOC (Sebuah Bahasan
Lengkap) - Dalam perjaungan mendapatkan kemerdekaan Indonesia, sulit rasanya
pembahasan dipisahkan dari keberadaan VOC. Perjuangan pergerakan selalu dihubungkan
dengan adanya monopoli dari VOC. Keberadaan VOC di Indonesia ini jauh sebelum
Indonesia mendapatkan kemerdekaannya pada tahun 1945. Apalagi pada saat Indonesia
sudah menyelenggarakan Pemilu 1955, sangat jauh sebelum itu VOC sudah ada di Indonesia.
Baik, sebelum kita lebih jauh membahas mengenai VOC, kita bahas terlebih dahulu secara
singkat pengertian VOC itu sendiri kemudian dilanjutkan pembahasan lainnya terkait VOC.

1. Pengertian VOC Secara Singkat

VOC adalah singkatan dari Vereenidge Oostindische Compagnie yang berarti Persekutuan
Perusahaan Hindia Timur. Kenapa diberi nama Hindia Timur, karena pada kala itu juga ada
persekutuan dagang Hindia Barat yang namanya adalah Geoctroyeerde Westindische
Compagnie. Nah, secara sederhana, VOC ini adalah suatu kongsi dagang adal Belanda yang
pada saat itu merupakan kongsi dagang yang menguasai dan memonopoli perdagangan di
Asia. Di Indonesia sendiri, karena kaya akan rempah-rempah di wilayah timur, maka VOC
melancarkan strategi dagang dengan memonopoli segala barang dagangan rempah-rempah di
wilayah Timur Indonesia.

2. Latar Belakang Pembentukan VOC

Pembentukan VOC di Indonesia oleh Belanda ini tentu saja memiliki dasar atau keinginan
untuk memonopoli Indonesia di bidang perdagangan. Dan ternyata, bukan saja Belanda yang
memiliki keinginan untuk menguasai perdagangan Indonesia, Inggris pun juga memiliki niat
yang sama. Bahkan, Inggris bisa dikatakan melangkah lebih dulu daripada VOC dengan
membentuk sebuah perserikatan dagang untuk kawasan Asia di tahun 1600 yang kala itu
diberi nama EIC (East India Company). Keberadaan EIC ini membuat Belanda khawatir juga
atas dominasi perdagangan di Indonesia. Sehingga, persaingan yang ada di antara para
pedagang Belanda sendiri kemudian beralih menjadi persatuan dan kesepakatan untuk
membuat sebuah persekutuan guna menghadang gerak langkah dari EIC.

Nah, salah satu cara yang bisa dilakukan oleh para pedagang Belanda untuk membendung
EIC ini tidak ada cara lain kecuali dengan mempersatukan para pedagang Belanda dalam
suatu wadah atau perserikatan dagang. Kemudian, salah seorang anggota parlemen dari
Belanda yang bernama Johan van Oldebanevelt mengajukan usul mengenai penggabungan
pedagang - pedagang Belanda menjadi serikat dagang. Kemudian pada tanggal 20 Maret
1602 atas prakarsa dari Pangeran Maurits dan Olden Barneveld didirikanlah sebuah
perkumpulan kongsi perdagangan yang bernama Verenigde Oost-Indische Compagnie - VOC
(Perkumpulan Dagang India Timur). Untuk menjalankan VOC ini, ada pengurus pusat yang
terdiri dari 17 orang. VOC kemudian membuka kantor pertamanya di Indonesia tepatnya di
Banten yang dikepalai oleh Francois Wittert pada tahun 1602.

3. Tujuan Pembentukan VOC Di Indonesia

Dalam pembentukannya, VOC di Indonesia sendiri memiliki beberapa tujuan yang spesifik.
Sehingga sebenarnya mereka memiliki road map yang jelas ketika dibentuk, bukan asal dan
tanpa tujuan yang jelas. Karena pada masa itu, sebenarnya ada banyak pedagang Belanda
yang juga tengah menjalankan dagang dan bisnisnya di Indonesia. Lalu tujuan seperti apa
yang mendasari pembentukan VOC di Indonesia ini, di bawah ini adalah tujuan utama dari
pembentukan VOC di Indonesia.

a. Menghindari persaingan dagang tidak sehat diantara sesama pedang Belanda sehinggan
keuntungan maksimal dapat diperoleh.
b. Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dagang dengan bangsa Eropa
lainya.
c. Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol yang
masih menduduki Belanda.

Dari tujuan di atas tentu bisa kita pahami bahwa VOC cukup memiliki strategi jangka
panjang yang bukan saja untuk menguasai Indonesia. Namun lebih dari itu, pembentukan
VOC juga dalam rangkan menguatkan posisi mereka di hadapan bangsa Eropa lainnya.
Selain itu juga untuk memenangkan persaingan perdagangan di Eropa dengan menguatkan
posisi diri (Belanda).
4. Hak-hak Istimewa atau Hak Octroi VOC

Dalam rangka untuk menguasai dan memonopoli perdagangan di Indonesia, tentu rencana
tersebut tidak bisa berjalan tanpa adanya bantuan dari Pemerintah Belanda. Maka dari itu,
salah satu bentuk sokongan dari Pemerintah Belanda pada VOC untuk menguasai
perdagangan di Indonesia adalah dengan diberikannya Hak Istimewa kepada VOC. Ada
banyak hak istimewa atau hak octroi yang diberikan oleh Pemerintah Belanda pada VOC di
Indonesia. Hak tersebut meliputi :

a. Hak monopoli perdagangan


b. Hak mencetak dan mengedarkan uang
c. Hak mengangkat dan memperhentikan pegawai
d. Hak mengadakan perjanjian dengan raja-raja
e. Hak memiliki tentara sendiri
f. Hak mendirikan benteng
g. Hak menyatakan perang dan damai
h. Hak mengangkat dan memperhentikan penguasa-penguasa setempat.
i. Hak menjalankan kekuasaan kehakiman

Hak-hak istimewa inilah yang lantas membuat VOC semakin berkembang dengan pesat dan
membuat Protugis semakin terdesak. Kemudian untuk semakin meningkatkan penetrasi
kepentingan VOC, diangkatlah seorang gubernur jendral VOC yang pertama yaitu Pieter
Both (1610-1614). Masuk pada masa Gubernur Jendral J.P Coen kemudian memiliki
pandangan bahwa Jayakarta memiliki kedudukan yag lebih strategis dibanding yang lain.
Kemudian pada tahun 1611 berhasil merebut Jayakarta yang kemudian namanya dirubah
menjadi Batavia, dan disinilah pusat kekuasaan VOC di Indonesia.

5. Politik Ekonomi Yang Dilancarkan VOC

Untuk mendukung VOC dalam menjalankan misi untuk menguasai perdagangan dan
memonopoli perdagangan di Indoensia, VOC memiliki strategi khusus dalam politik
ekonominya. Semua strategi politik ekonomi yang dijalankan VOC tersebut selalu
menguntungkan VOC dan merugikan warga Indonesia. Ada beberapa politik ekonomi yang
diterapkan VOC di Indonesia seperti di bawah ini :

a. Verplichhte Leverantie
Verplichhte Leverantie yaitu memaksa pribumi untuk menjual hasil bumi dengan harga yang
telah ditetapkan oleh VOC. Peraturan ini melarang rakyat untuk menjual hasil bumi kepada
pedagang lain selain VOC. Hasil bumi tersebut diantaranya lada, kapas, kayu manis, gula,
beras, nila serta binatang ternak.

b. Contingenten
Contingenten yaitu kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi.

c. Ektripasi
Ektripasi yaitu hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi
kelebihan produksi yang dapat menyebabkan harga merosot.

d. Pelayaran Hongi
Pelayaran Hongi adalah bertujuan untuk mengawasi pelaksanaan perdagangan yang
dilakukan oleh VOC. Pelayaran ini dilakukan untuk menghindari adanya penyelundupan dan
perdagangan pasar gelap yang menyalahi aturan VOC. Tindakan yang dilakukan oleh VOC
untuk yang melanggar peraturan atau ketentuan yang sudah disepakati VOC adalah penyitaan
barang dagangan, dijebloskan ke penjara, dijual sebagai budak di pasar budak bahkan sampai
pada yang terberat yaitu dengan dihabisi.

e. Preanger Stelsel
Sistem Priangan atau lebih dikenal sebagai sistem Preanger Stelsel adalah penyerahan wajib
pajak atas hasil bumi warga Priangan pada VOC. Ini terjadi pada periode 1677 sampai 1871,
bukan berupa uang namun berupa hasil bumi yang memiliki nilai setara dengan uang pajak
itu sendiri. Apabila pribumi tidak memiliki lahan hasil bumi, maka mereka akan dipaksa
untuk menjadi budak oleh VOC. Para budak tersebut kemudian dipaksa bekerja biasanya
menanam tanaman yang sesuai keinginan dari VOC dengan sistem kerja paksa atau kerja rodi
tanpa mendapatkan upah sepeserpun dari VOC.

Dengan apa yang dilakukan VOC di Indonesia ini, ada dampak positif meski lebih banyak
dampak negatifnya. Dampak positif dari kegiatan VOC ini adalah komoditi rempah-rempah
dari Indonesia merupakan komoditi yang sangat laku di Eropa. Sedangkan dampak buruknya
adalh terjadinya penindasan yang luar biasa pada pribumi dalam rangka untuk menguasai dan
memonopoli komoditi rempah-rempah di Indonesia oleh VOC. Untuk VOC sendiri, jelas ini
sangat menguntungkan dan bisa mendapatkan pemasukan yang sangat luar biasa besar. Dan
bukan hanya untuk VOC, namun juga menambah pemasukan yang sangat besar untuk
Belanda.

Keuntungan yang besar ini ternyata menjadi bumerang bagi VOC sendiri. Pasa,nya sikap
pejabat yang ada di dalam VOC menjadi semakin serakah dan korupsi semakin besar di sana
sini. Terjadinya korupsi ini tentu membuat pemasukan dalam kas Belanda menjadi
berkurang, sehingga pada akhirnya pada tanggal 31 Desember 1799 VOC dibubarkan dan
digantikan oleh Belanda sendiri. Dan, hutang-hutang VOC pada periode sebelumnya pun
kemudian menjadi tanggungan Belanda sehingga keadaan ini tentu membuat kas negara
Belanda menjadi berkurang dan bahkan habis.

6. Birokrasi VOC

Untuk menjalankan bisnisnya dan memrintah wilayah-wilayah yang ada di Indonesia, VOC
mengangkat seorang gubernur Jendral. Gubernur Jendral ini dalam menjalankan tugasnya di
VOC dibantu oleh emmpat orang anggota yang sering disebut dengan Raad van Indie (dewan
India). Di bawah Gubernur Jendral, ada seorang Gubernur yang memimpin suatu daerah dan
di bawah Gubernur ini ada residen yang dibantu oleh asisten residen. Dalam sejarah
kepemimpinan Gubernur VOC, ada beberapa Gubernur Jendral yang dianggap bisa dan
berhasil mengembangkan usaha dagang nya dan kolonialisasi di Indonesia. Gubernur Jendral
tersebut adalah :

- Jaan Pieterszoon Coen ( 1619-1629 )


Keberhasilan : Mendirikan Batavia dan berhasil mencetuskan kolonialisme serta
imperialisme dari belanda atas Indonesia

- Antonio van Diemen ( 1636-1645 )


Keberhasilan : Berhasil memperluas kekuasaan VOC sampai ke Maluku pada tahun 1641 dan
bahkan berhasil mengirim misi pelayaran ke luar Indonesia yaitu ke Australia dan ke
Selandia Baru.

- Joan Maetsycker ( 1653-1678 )


Keberhasilan : Memperluas wilayah kekuasaan VOC sampai ke Padang, Semarang, dan
Manado.

- Cornelis Speelman ( 1681-1684 )


Keberhasilan : Berhasil mengalahkan beberapa perlawanan dari warga pribumi Indonesia.
Diantaranya adalah berhasil menghalau perlawanan Sultan Hasanuddin dari Makassar,
kemudian berhasil meredam pembrontakan Trunojoyo di Mataram, dan mengalahkan Sultan
Ageng Tirtayasa dari Banten.

Sistem feodalisme yang sudah berlangsung di Indonesia, dimanfaatkan dengan sangat cerdik
oleh VOC untuk menerapkan sistem pemerintahan tidak langsungnya.

7. Daftar Gubernur Jendral VOC

Untuk memastikan keberhasilan VOC di Indonesia, bukan hanya satu atau dua Gubernur
Jendral yang ditugaskan untuk menjalankan misi VOC di Indonesia. Ada banyak Gubernur
Jendral yang ditugaskan. Pergantian struktur kepengurusan adalah suatu yang lumrah untuk
memuuskan rencana dan target dari VOC. Di bawah ini adalah daftar nama Gubernur Jendral
yang pernah bertugas untuk menjalankan VOC di Indonesia.

1610-1614 Pieter Both


1614-1615 Gerard Reynest
1616-1619 Laurens Reael
1619-1623 Jan Pieterszoon Coen
1623-1627 Pieter de Carpienter
1627-1629 Jan Pieterszoon Coen
1629-1632 Jacques Specx
1632-1636 Hendrik Brouwer
1636-1645 Antonio van Diemen
1645-1650 Cornelis van der Lijn
1650-1653 Carel Reyniersz
1653-1678 Joan Maetsuycker
1678-1681 Rijckloff van Goens
1681-1684 Cornelis Speelman
1684-1691 Johannes Camphuys
1691-1704 Willem van Outhoorn
1704-1709 Joan van Hoorn
1709-1713 Abraham van Riebereck
1713-1718 Christoffel van Swol
1718-1725 Hendrick Zwaardecroon
1725-1729 Mattheus de Haan
1729-1731 Diederik Durven
1731-1735 Dirk van Cloon
1735-1737 Abraham Patras
1737-1741 Adriaan Valckenier
1741-1743 Johannes Thedens
1743-1750 Gustaaf Willem baron van Imhoff
1750-1761 Jacob Mossel
1761-1775 Petrus Albertus van der Parra
1775-1777 Jeremias van Riemsdijk
1777-1780 Reinier de Klerk
1780-1796 Willem Arnold Alting
1798- Pieter Gerardus van Overstraten

8. Kemunduran VOC di Indonesia

Setelah sekian lama menduduki Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai ladang
emasnya, VOC kemudian mengalami kemunduran. Dan bahkan pada puncaknya VOC
dibubarkan oleh Belanda karena beberapa penyebab utama. Penyebab keruntuhan VOC
adalah :

a. Banyak pegawai VOC yang korupsi


b. VOC terjerat banyak hutang
c. Pengeluaran VOC yang semakin besar akibat melukakan perang
d. Adanya persaingan yang ketat dari pedagang Eropa
e. Penggunaan tentara sewaan yang membebani kas VOC
f. Adanya perang yang terus menerus oleh VOC sehingga memakan biaya yang cukup besar
terutama ketika perang melawan Diponegoro
g. Pembagian deviden (laba dari kegiatan perdagangan) kepada pemilik saham walaupun kas
VOC mengalami defisit

Anda mungkin juga menyukai