Anda di halaman 1dari 32

SKENARIO I

Anak 5 tahun datang kerumah sakit bersama orangtua dengan keluhan


kebiruan. TB: 80 cm, BB: 10 kg. orang tua klien mengeluh sering berjongkok ,
tidak bisa bermain dengan teman sebaya, klien susah berbicara. TD: 70/50 mmHg,
nadi 120/menit, RR45x/menit, SB: 35o c

NAMA :
1. Nurmala Thalib ( 841415207)
2. Putri ayu benazir otaya (841415079)
3. Minarti (841415194)
4. Novita zarah (841415

KELOMPOK : 3
TUTOR :
LEMBAR KERJA MAHASISWA
1. KLARIFIKASI ISTILAH-ISTILAH PENTING
a. TD : tekanan darah normal pada anak 2-6 tahun ( sistol: 80-110,
distol: 50-80)
b. BB : berat badan normal pada anak 3-4 tahun (14,5 kg)
c. SB: suhu badan normal pada anak 36,3 37,7 derajat Celcius
d. TB : tinggi badan normal pada anak usia
e. RR: respiration rate pada anak-anak ( 22 34 kali/menit)
2. KATA/PROBLEM KUNCI
a. kebiruan
b. sering berjongkok
c. klien susah berbicara
d. tidak bisa bermain dengan teman sebaya
3. MIND MAP/ Lembar Cheklist.

Penyakit jantung bawaan ( PJB ) Anemia Aritmia


Pengertian Pengertian Pengertian
Aritmia atau distritmia adalah perubahan abdnormal dari
Penyakit jantung bawaan ( PJB ) adalah penyakit Anemia yaitu panyakit yang disebabkan tubuh kekurangan sel
denyut jantung.
dengan kelainan pada struktur jantung atau fungsi darah merah atau hemoglobin.
Etiologi
sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir.
1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik,
Etiologi Etiologi
Faktor Prenatal : peradangan miokard (miokarditis karena infeksi)
1. Ibu alkoholisme. 1. Kurang zat besi 2. Gangguan sirkulasi koroner misalnya iskemia
2. Umur ibu lebih dari 40 tahun. 2. Pendarahan aktif miokard, infark miokard.
3. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu 3. Kerusakan sumsum tulang 3. Karena obat (intoksikasi)
dan sebelumnya ikut program KB oral atau 4. hemolisis 4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia,
suntik, minum obat-obatan tanpa resep dokter, ( hipokalemia)
thalidmide, dextroamphetamine, aminopterin, Manifestasi Klinis
5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf
amethopterin).
4. Infeksi virus pada masa kehamilan, misalnya 1. sesak nafas autonom yang mempengaruhi kerja dan irama
rubella (campak Jerman) 2. mudah lelah jantung
5. Kecanduan obat-obatan yang mempengaruhi 3. pucat 6. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
perkembangan embrio 4. daya tahan tubuh menurun 7. Gangguan endokrin (hipertiroidisme,
6. Kekurangan gizi selama masa kehamilan. hipotiroidisme)
Faktor Genetik : 8. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati
1. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit
atau tumor jantung
jantung bawaan.
2. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan. 9. Gangguan irama jantung karena penyakit
degenerasi (fibrosis sistem konduksi jantung)
Manifestasi klinis
Manifestasi Klinis 1. Infeksi paru
1. Gagal jantung 2. Pembekakan pada tungkai
2. Sianosis 3. Edema paru
3. Dispnea 4. Mudah lelah
4. Gagal tumbuh kembang 5. Takipnea
5. Infeksi paru 6. bradipnea
7. demam
6. Takipnea
7. aritmia
Gejala/Manifestasi Klinis PJB ANEMIA ARITMIA
sering berjongkok + + +
Kebiruan + - -
klien susah berbicara + - -
tidak bisa bermain dengan teman + + -
sebaya
4. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING
1. Bagaimana proses terjadinya sianosis?
2. Mengapa anak sering berjongkok pada penyakit PJB ?
3.

5. JAWABAN PERTANYAAN
1. Patofisiologi terjadinya sianosis
Sianosis mengacu kepada warna kulit dan membran mukosa yang
kebiruan sebagai akibat dari peningkatan kadar hemoglobin tereduksi
(reduce hemoglobin) atau derivat hemoglobin dalam kapiler kulit pada
daerah tersebut yang lebih dari 5g%. Biasanya gejala sianosis terlihat
paling mencolok di daerah bibir, dasar kuku, telinga, da eminensia
malar. Derajat sianosis dimodifikasi oleh kualitas pigmen kutaneus
dan ketebalan kulit, serta dengan keadaan kapiler kutaneus.
Sianosis terjadi akibat Penurunan saturasi oksigen pada jaringan
karena adanya hubungan antara rongga-rongga jantung yang
bertekanan tinggi dengan rongga-rongga jantung yang bertekanan
rendah akan terjadi aliran darah dari rongga jantung yang bertekanan
tinggi ke rongga jantung yang bertekanan rendah. Sebagai contoh
adanya defek pada sekat ventrikel, maka akan terjadi aliran darah dari
ventrikel kiri ke ventrikel kanan. Kejadian ini disebut pirau (shunt)
kiri ke kanan. Sebaliknya pada obstruksi arteri pulmonalis dan defek
septum ventrikel tekanan rongga jantung kanan akan lebih tinggi dari
tekanan rongga jantung kiri sehingga darah dari ventrikel kanan yang
miskin akan oksigen mengalir melalui defek tersebut ke ventrikel kiri
yang kaya akan oksigen, keadaan ini disebut dengan pirau (shunt)
kanan ke kiri yang dapat berakibat kurangnya kadar oksigen pada
sirkulasi sistemik.
2. Anak sering jongkok bila capek bermain.
Anak sering jongkok bila capek bermain karena dengan posisi
skuating (lutut-dada) anak akan merasa nyaman/lebih baik sebab
sianosis akan berkurang. Mekanisme terjadinya hal tersebut, yaitu
jongkok akan menurunkan aliran darah balik yang kurang kandungan
oksigennya. Akibatnya, resistensi sistemik akan meningkat sehingga
pirau kanan ke kiri akan menurun dan aliran darah paru meningkat.
Saturasi oksigen pun meningkat dan sianosis berkurang.
3. TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA
Mengetahui pencegahan dari penyakit jantung bawaan serta mengurangi
resiko yang akan memperburuk penyakit jantung bawaan pada pasien
anak-anak.
4. INFORMASI TAMBAHAN
Gangguan hemodinamik akibat kelainan jantung memberikan gejala
yang menggambarkan derajat kelainan, dari yang asimtomatis sampai
gagal jantung yang berat disertai gagal tumbuh. Infeksi berulang sering
merupakan masalah besar bagi pasien PJB. Lingkaran antara infeksi dan
malnutrisi jelas berdampak negatif pada pertumbuhan anakdengan
penyakit PJB. Pasien PJB yang mengalami infeksi akut misalnya infeksi
saluran penafasan akan menyebabkan anoreksia malabsorbsi dan gangguan
metabolisme anoreksia dan sesak napas dapat menyebabkan problema
makanan pada anak-anak. Pada anak tidak cukupnya konsumsi makanan
akan menyebabkan turunnya berat badan, pertumbuhan terhambat,
menurunnya imunitas dan kerusakan mukosa. Anak PJB sering kali
mengalami infeksi saluran nafas dan bila terkena lebih lama sembuh faktor
yang di anggap menyebabkan lamanya infeksi tersebut adalah adanya
kompresi bronkus besar oleh atrium kiri atau arteri pulmonalis yang
membesar akibat hipertensi pulmonal, terjadinya atelektasis atau edema
paru akibat hiperfusi paru, hipoksemia pulmonal dan hipoplasia jalan
nafas.

5. KLARIFIKASI INFORMASI
6. ANALISA & SINTESIS INFORMASI
Setelah menganalisis kasus diatas (skenario 1) berdasarkan manifestasi
klinis dan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital kami menyimpulkan bahwa
diagnosa medis yang tepat untuk kasus diatas adalah penyakit jantung
bawaan. Karena sebagian besar menifestasi klinis yang dialami pasien pada
kasus diatas lebih mengacu pada tanda dan gejala dari penyakib jantung
bawaan. Tanda dan gejala PJB yang sama pada kasus diatas: sianosis, gagal
tumbuh, tidak bisa bermain dengan teman sebaya akibat konsdisi pasein
yang mudah lelah jika beraktivitas serta sering jongkok akibat pasien
mengalami hipoksia oleh karena itu pasien akan berjongkok untuk
mengurangi sesak nafas dan mengambil oksigen sebanyak-banyaknya serta
berusaha menurunkan aliran darah balik yang kurang kandungan
oksigennya.

7. LAPORAN DISKUSI (TERLAMPIR)

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN

A. Konsep Medik
1. Definisi
Penyakit jantung bawaan ( PJB ) adalah penyakit dengan kelainan
pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari
lahir.
2. Klasifikasi
a. PJB dengan Pembuluh darah paru yang bertambah
1) Ventricular Septal Defect (VSD)
2) Atrial Septal Defect (ASD)
3) Patent Ductus Arteriosus (PDA)
4) Defec Septum Atrioventikuler
5) Partial Anomalous Pulmonary Venous Return
6) Total anomalous pulmonary venous connection
7) Transposisi pembuluh darah besar
8) Truncus arteriosus
b. PJB Dengan Pembuluh Darah Paru Yang Berkurang
1) Tetralogy of Fallot (ToF)
2) Pulmonary Atresia
3) Tricuspid Atresia
4) Anomali ebstein
5) Stenosis pulmonal
c. PJB Dengan Aliran Darah Sistemik Yang Berkurang
1) Coarctasio aorta
2) Stenosis aorta
3) Hipoplastik left heart syndrom
3. Etiologi
Faktor Prenatal :
1. Ibu alkoholisme.
2. Umur ibu lebih dari 40 tahun.
3. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu dan
sebelumnya ikut program KB oral atau suntik, minum obat-
obatan tanpa resep dokter, ( thalidmide, dextroamphetamine,
aminopterin, amethopterin).
4. Infeksi virus pada masa kehamilan, misalnya rubella (campak
Jerman)
5. Kecanduan obat-obatan yang mempengaruhi perkembangan
embrio
6. Kekurangan gizi selama masa kehamilan.

Faktor Genetik :
1. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung
bawaan.
2. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.

4. Patofisiologi

Dalam keadaan normal darah akan mengalir dari daerah yang


bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Daerah yang
bertekanan tinggi ialah jantung kiri sedangkan yang bertekanan
rendah adalah jantung kanan. Sistem sirkulasi paru mempunyai
tahanan yang rendah sedangkan sistem sirkulasi sistemik
mempunyai tahanan yang tinggi.
Apabila terjadi hubungan antara rongga-rongga jantung
yang bertekanan tinggi dengan rongga-rongga jantung yang
bertekanan rendah akan terjadi aliran darah dari rongga jantung
yang bertekanan tinggi ke rongga jantung yang bertekanan rendah.
Sebagai contoh adanya defek pada sekat ventrikel, maka akan
terjadi aliran darah dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan. Kejadian
ini disebut pirau (shunt) kiri ke kanan. Sebaliknya pada obstruksi
arteri pulmonalis dan defek septum ventrikel tekanan rongga
jantung kanan akan lebih tinggi dari tekanan rongga jantung kiri
sehingga darah dari ventrikel kanan yang miskin akan oksigen
mengalir melalui defek tersebut ke ventrikel kiri yang kaya akan
oksigen, keadaan ini disebut dengan pirau (shunt) kanan ke kiri
yang dapat berakibat kurangnya kadar oksigen pada sirkulasi
sistemik. Kadar oksigen yang terlalu rendah akan menyebabkan
sianosis.

5. Manifestasi klinis
1. Gagal jantung
2. Sianosis
3. Dispnea
4. Gagal tumbuh kembang
5. Infeksi paru
6. Takipnea
7. Aritmia
8. Hipoksia

6. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medik
1. Restriksi dan pemberian obat-obatan
- Furosemid (lasix) diberikan bersama retriksi cairan untuk
meningkatkan diuresis dan mengurangi efek kelebihan
beban kardiovaskuler
- Pemberian indomethacin (inhibitor prostaglandin) untuk
mempermudah penutupan duktus, pemberian anti biotik
profilaktik untuk mencegah endokarditis bakterial
2. Pembedahan :
- Operasi penutup defek
- Pemotongan atau penutupan duktus (dianjurkan berusia
5-10 tahun)
- Obat vasodilator, obat antagonis kalsium untuk
membantu pada pasien dengan resistensi kapiler paru
yang sangat tinggi dan tidak dapat di operasi
- Pemotongan atau pengikatan duktus tanpa pembedahan
dilakukan dengan cara penutupan dengan dengan alat
penutup dilakukan pada waktu kateterisasi jantung
b. Penatalaksanaan Non Medik
1. penatalaksanaan umum yaitu istirahat,
2. posisi setengah duduk
3. pemberian oksigen,
4. pemberian cairan dan elektrolit serta koreksi terhadap
gangguan asam basa dan gangguan elektrolityang ada
5. Bila pasien menunjukkan gagal napas, perlu dilakukan
ventilasi mekanis
7. Pemeriksaan Penunjang
6. EKG
EKG menunjukkan gambaran normal sampai ada kalainan
a. Hipertrofi ventrikel kiri dan Abnormalitas atrium kiri
didapatkan pada penderita dengan defek sedang.
b. Pada VSD dengan defek besar didapatkan adanya hipertofi
ventrikel kiri maupun kanan dengan atau tanpa abnormalitas
atrium kiri.
c. Pada sindroma Eisenmenger didapatkan gambaran hipertropfi
ventnikel kanan dengan atau tanpa hipertrofi ventrikel kiri.
7. Foto Thoraks
Kardiomegali dengan gambaran adanya pembesaran Atrium
kiri, venrikel kiri, kadang-kadang ventrikel kanan, arteri
pulmonalis yang prominen serta peningkatan vaskularisasi paru
berkorelasi langsung dengan besarnya pirau.
8. Ekhokadiografi
Pemeriksaan two -dimeflsiOflal dan doppler
echocardlogrphy dapat mengidentifikasi besar dan lokasi defek,
memperkirakan besarnya tekanan arteri pulmonalis, juga
mengidentifikasi kelainan lain yang menyertai serta
mengidentifikasi besarnya pirau.
9. Kateterisasi Jantung
a. Terdapat peningkatan saturasi oksigen di ventrikel kanan serta
peningkatan tekanan di atrim kiri, ventrikel kiri maupun arteri
pulmonalis pada VSD yang sedang dan berat.
b. menentukan rasio aliran darah ke paru dan sistemik (Qp/Qs ) seda
menentukan rasio tahanan paru dan sistemik (RpiRs) ,nilai
tersebut kemudian dipakai sebagai pedoman indikasi dan
kontraindikasi penutupan defek.
c. jika tekanan di arteri pulmonalis sangat meningkat, tes dengan
pemberian oksigen 100% untuk menilai reversibilitas vaskuler
paru.
d. Angiogram pada ventrikel kiri untuk melihat jumlah dan lokasi
dan defek, sedangkan aortografi untuk menentukan adanya
kemungkinan regurgitasi oleh karena prolaps katub aorta.
10. Ultrasonografi doppler
8. Komplikasi
1. Bronkopneumonia
2. Tuberkulosis paru
3. Infeksi saluran pernafasan akut
4. Hipertensi pulmonal
5. Diare
6. dehidrasi berat
7. Decompensatio cordis
8. Infektif endokarditis
9. Mikrosefalus
10. Gagal tumbuh

B. Konsep Keperawatan
Hasil pengkajian seorang perawat di dapatkan pada Anak 5 tahun datang
kerumah sakit bersama orangtua dengan keluhan kebiruan. TB: 80 cm, BB: 10
kg. orang tua klien mengeluh sering berjongkok , tidak bisa bermain dengan
teman sebaya, klien susah berbicara. TD: 70/50 mmHg, nadi 120/menit,
RR45x/menit, SB: 35o c

1. Pengkajian
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama :-
Umur : 5 Tahun
Agama :-
Jenis kelamin :-
Status :-
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Suku bangsa :-
Alamat :-
Tanggal masuk :-
Tanggal pengkajian :-
No. register :-
Diagnosa medis : Penyakit Jntung Bawaan
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama :-
Umur :-
Hub. Dengan pasien :-
Pekerjaan :-
Alamat :-
b. Status Kesehatan
1) Status Kesehatan Saat Ini
a) Keluhan utama
orang tua klien mengeluh sering berjongkok , tidak bisa bermain
dengan teman sebaya, klien susah berbicara.
b) Alasan masuk rumah sakit :
Kebiruan
c) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya : -
2) Status Kesehatan Massa Lalu
a) Penyakit yang pernah dialami :-
b) Pernah dirawat :-
c) Alergi :-
d) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll) : -
3) Riwayat Penyakit Keluarga :-
4) Diagnosa Medis dan Therapi :-
c. Pola Kebutuhan Dasar (Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
1) Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan : -
2) Pola Nutrisi-Metabolik
a) Sebelum sakit :-
b) Saat sakit :-
3) Pola eliminasi
c) BAB
Sebelum sakit :-
Saat sakit :-
d) BAK
Sebelum sakit :-
Saat sakit :-
4) Saat sakit :
a) Aktivitas :
Sebelum sakit :-
Saat sakit :
sering jongkok dan tidak bias bermain dengan teman-teman
sebayanya.
b) Latihan
Sebelum sakit :-
Saat sakit :-
5) Pola kognitif dan Persepsi :-
6) Pola Konsep diri :-
7) Pola Tidur dan Istirahat
a) Sebelum sakit :-
b) Saat sakit :
8) Pola Peran-Hubungan :-
9) Pola Seksual-Reproduksi
a) Sebelum sakit :-
b) Saat sakit :-
10) Pola Toleransi Stress-Koping :-
11) Pola Nilai-Kepercayaan :-
d. Pengkajian Fisik
1) Keadaan umum : kebiruan.
2) Tanda-tanda Vital
a) SB : 35o c
b) TD : 70/50 mmHg,
c) N : 120/menit
d) RR : 45x/menit,
3) Keadaan fisik
a) Kepala :-
b) leher : -
c) Dada
Paru :-
Jantung :-
d) Payudara dan ketiak : -
e) Abdomen :-
f) Genetalia :-
g) Integumen :
- Kebiruan (sianosis)
h) Ekstermitas
Atas :-
Bawah :-
i) Neurologis
Status mental dan emosi : -
Pengkajian saraf kranial :-
Pemeriksaan reflex :-
e. Pemeriksaan penunjang
1) Data laboratorium yang berhubungan :-
2) Pemeriksaan radiologi :-
3) Hasil konsultasi :-
4) Pemeriksaan penunjang diagnostik lain :
- TB: 80 cm
- BB: 10 kg.

2. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi dan Rasional
No. Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1 Ketidakefektifan bersihan jalan NOC NIC untuk membuka jalan nafas agar
nafas (00032) Respiratory status: Airway Suction jalan nafas lebih efektif
Domain: 11 ventilation - informasikan pada klien dan pemasangan alat untuk membantu
Kelas: 2 Respiratory status: airway keluarga tentang suction jalan nafas yang efektif
patency - minta klien nafas dalam mengatur alat oksigenasi agar lebih
Definisi: ketidakmampuan sebelum melakukan suction efisiensi
membersihkan secret atau obstruksi - berikan O2 dengan memantau aliran pernafasan lebih
Tujuan:
saluran napas guna mempertahnkan menggunakan nasal untuk efektif
Setelah dilakukan tindakan
jalan nafas yang bersih menfasilitasi suction
keperawatan selama .........x 24 jam
nasotrakeal
ketidakefektifan pola nafas
Batasan Karakteristik: - ajarkan keluarga bagaiman
berkurang / teratasi dengan
DS: melakukan suction
Kriteria Hasil:
Sering berjongkok - hentikan suction dan berikan
Mendemonstrasikan batuk
oksigen apabila klien
DO: efektif dan suara nafas yang
menunjukkan brakikardi dll
Takipnea bersih, tidak ada sianosis atau
dispneu
Faktor yang berhubungan
Eksudat dialveoli menunjukkan jalan nafas yang Airway Mangement
Infeksi paten (klien tidak meras - posisikan pasien untuk
tercekik, irama nafas, frekuensi memaksimalkan ventilasi
pernfasan dalam rentang - identifikasi pasien perlunya
normal, tidak ada suara nafas pemasangan alat jalan nafas
abnormal buatan
tanda-tanda vital normal

2 NOC NIC Mampu memberikan intake nutrisi


Ketidakseimbangan nutrisi kurang
nutrional status : food and Nutrion management sesuai dengan standar operasional
dari kebutuhan tubuh (00002)
fluid intake - kolaborasi dengan ahli gizi dengan melakukan kolaborasi
Domain: 2
nutrional status : nutrient untuk menentuka jumlah kalori dengan ahli gizi
Kelas:1
intake dan nutrisi yang dibutuhkan Memenuhi kecukupan nutrisi
weight control pasien dengan meningkatkan protein,
Definisi: asupan nutria tidak cukup
- anjurkan pasien untuk vitamin, dan zat besi
untuk memenuhi kebutuhan
meningkatkan intake Fe Memberikan makanan terpilih
metabolic Tujuan:
- anjurkan pasien untuk protein untuk memenuhi asupan nutrisi
Setelah dilakukan tindakan
dan vit. C klien
Batasan Karakteristik: keperawatan selama .........x 24 jam
DS Ketidakseimbangan nutrisi kurang - berikan makanan yang terpilih Memantau jumlah nutrisi dan
menolak makanan dari kebutuhan tubuh berkurang / (dikonsultasikan dengan ahli kandungan kalori agar sesuai
melaporkan kurangnya makanan teratasi dengan gizi) dengan keluar masuknya nutrisi
melaporkan perubahan sensasi Kriteria Hasil: - ajarkan pasien bagaimana Memantau apakah adanya
rasa adanya peningkatan BB membuat catatan makanan perubahan BB yang berlebih
DO mampu mengidentifikasi - monitor jumlah nutrisi dan Memantau keadaan kulit agar

diare kebutuhan nutrisi kandungan kalori perawat mampu memberikan

kekurangan makanan tidak terjadi penurunan BB asuhan yang sesuai standar


Nutrion Monitoring
kurangnya minat terhadap yang berarti operasional
- BB dalam batas normal
makanan - Monitor adanya perubahan
menolak untuk makan berat badan
rongga mulut terluka (inflamasi) - Monitor kulit kering dan
kelemahan otot untuk menelan perubahan pigmentasi
dan mengunyah

faktor yang berhubungan


penyakit kronis HIV/AIDS
intoleransi makanan
hilang nafsu makan
mual dan muntah

3 Gangguan citra tubuh (00118) NOC NIC Perawat mampu mengetahui


Domain: 6 Body Image Body image enhancement respon klien terhadap tubuhnya
Kelas: 3 Self esteem - Kaji secara verbal dan non Memantau sampai sejauh mana
verbal respon klien terhadap tingkatan klien mengkritik dirinya
Tujuan:
Definisi: Konfusi dalam gambaran tubuhnya sehinggan perawat mampu
Setelah dilakukan tindakan
mental tentang diri fisik individu - Monitor frekuensi mengkritik mengambil tindakan dengan
keperawatan selama .........x 24 jam
dirinya membuat klien tidak terus menerus
gangguan citra tubuh berkurang /
Batasan Karakteristik: - Menjelaskan tentang seperti itu
teratasi dengan
DS: pengobatan, perawatan, Agar klien mampu mengetahui
Kriteria Hasil:
Rasa takut terhadap penolakan kemajuan dan prognosis proses pengobatan sampai tahap
Body image
atau reaksi dari orang lain penyakit kemajuan sekaligus memberikan
Mempertahankan interaksi
Perasaan negatif tentang tubuh - Dorong klien mengungkapkan edukasi
sosial
(mis, putus asa) perasaannya Membatu klien menghilangkan
Focus pada perubahan atau - Identifikasi arti penguranga pikiran negative dan membantu
kehilangan melalui pemakain alat bantu klien dari strees

Mengungkapkan secara verbal - Fasilitasi kontak dengan Agar klien mampu meningkatkan
perubahan gaya hidup individu lain dalam kelompok interaksi sosialnya
kecil
DO:
Perubahan actual pada struktur
dan fungsi tubuh
perilaku menghindar
perubahan dalam keterlibatan
social

faktor yang berhubungan


biofisik
penyakit

4 Resiko infeksi (00004) NOC NIC Mencegah terpaparnya resiko


Domain: 11 Immune status Infection Control infeksi
Kelas:1` Knowledge - Bersihkan lingkungan setelah Isolasi mampu mencegah
Risk control dipakai pasien lain terpaparnya infeksi
Definisi: mengalami peningkatan - Pertahankan teknik isolasi Mencuci tanagn mencegah
resiko terserang organisme - Batasi pengunjung bila perlu terpaparnya pathogen infeksi
patogenik - Instruksikan pengunjung untuk Memberikan perlindungan
Tujuan:
cuci tangan saat berkunjung dan terhadap resiko infeksi
Setelah dilakukan tindakan
Faktor-faktor resiko: setelah berkunjung Penggunaan antibiotic membantu
keperawatan selama .........x 24 jam
Penyakit kronis meninggalkan pasien meningkatkan imun
resiko infeksi berkurang / teratasi
Penekanan system imun - Cuci tangan setiap sebelun dan Menormalkan atau memenuhi
dengan
Ketidakadekuatan imunitas sesudah tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi
Kriteria Hasil:
dapatan dengan menggunakan sabun Memantau resiko infeksi
Mendeskripsikan proses
Pengetahuan yang kurang untuk antimikroba berbahaya
penularan penyakit, faktor yang
menghindari pathogen - Gunakan baju, sarung tangan Memberikan edukasi terhadap
mempengaruhi penularan serta
Malnutrisi sebagai pelindung klien tentan tanda dan gejala
penatalaksanaannya
Pertahanan primer tidak adekuat - Memberikan terapi antibiotic penyakit
Menunjukkan kemampuan
- Meningkatkan intake nutrisi Membantu mencegah infeksi
Pertahanan lapis kedua yang untuk mencegah timbulnya
- Monitor kerentanan terhadap Istirahat membantu penguatan
tidak memadai infeksi
infeksi system imun
Menunjukkan perilaku hidup
- Instruksikan pasien untuk Pencegahan lebih dini ketika
sehat
minum antibiotic sesuai resep terjadi infeksi diawal
- Dorong istirahat
- Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara menghindari
infeksi
- Laporkan kecurigaan infeksi
5 Kerusakan membrane mukosa NOC NIC Membantu untuk penyembuhan
oral(00045) integritas jaringan: kulit dan Aktifitas kolaboratif lesi pada mukosa mulut
Domain: 11 membrane mukosa - Diskusikan dengan dokter
Kelas: 2 menyangkut program obat
kumur anti jamur/anastesi
Tujuan:
Definisi: cedera pada bibir, jaringan topical oral jika terdapat
Setelah dilakukan tindakan
lunak, rongga mulut, dan /atau infeksi jamur
keperawatan selama .........x 24 jam
orofaring
kerusakan membrane mukosa oral
berkurang / teratasi dengan
Batasan karakteristik:
Kriteria Hasil:
DS:
Menunjukkan integritas
Kesulitan makan
jaringan: kulit dan membrane
Nyeri mulut
mukosa yang dibuktikan oeh
DO: indicator: lesi membrane
Bercak putih pada mulut mukosa
Plak putih pada mulut Melakukan higieni oral yang
Lesi pada mulut esensial sesuai anjuran dan
instruksi

Faktor yang berhubungan


Imunodifisiensi
infeksi
BAB III
PENUTUP
Lampiran Pathway
Lingkungan: Gangguan sirkulasi
Infeksi virus Genetik
- Radiasi, gizi buruk, alkoholik, ibu uteroplacanter
merokok, obat-obatan

Congenital heart dieases

Tetralogi of fallot Ventrikel septal Atrial septal Patent duktus


defek defek arteriosus

Stenosis
pulmonary Shunt kiri ke Shunt kiri ke Darah dari aorta
kanan kanan masuk ke arteri
pulmonalis
Volume ventrikel Volume atrium
kanan meningkat Aliran darah
sitemik kanan dan ventrikel Darah kaya
menurun kanan lebih besar akan co2 dan
Hipertrofi kekurangan
ventrikel kanan o2
Aliran darah Suplai darah Cardiac output
pulmoner ke jaringan menurun
Ventrikel meningkat menurun Volume
septal defek darah arteri
Penurunan Suplai oksigen pulmonal
curah Peningkatan Saturasi o2 ke jaringan meningkat
jantung tekanan paru menurun menurun
Shunt kiri ke
kanan Tekanan
Volume paru Hipoksia ATP menurun arteri
Aliran darah
jaringan pulmonal
Aliran darah sitemik menurun
meningkat
pulmoner menurun
meningkat Mudah lelah
Kerusakan Sianosis Shunt kanan ke kiri
Suplai O2 kapiler paru
Peningkatan
dan nutrisi
tekanan paru ke jaringan Ketidakefektifan Intoleransi Asidosis
dan sel perfusi jaringan aktivitas respiratorik
dispnea
Volume paru menurun
menurun
Ganguan Takipnea
pertukaran gas
Kerusakan
kapiler paru Ketidakefektifan
pola nafas
ISPA berulang

Suplai o2 ke
jaringan
menurun

Metabolisme tubuh tergangu

Gagal tumbuh

Keterlambatan
pertumbuhan dan
perkembangan
DAFTAR PUSTAKA

Irianto, Koes. Anatomi dan Fisiologi. Alfabeta. Bandung

Ahern, Wilkinson. Buku saku diagnosis keperawatan edisi 9 . EGC. Jakarta

Herdman, T.H. Diagnosa keperawatan definisi & klasifikasi 2015-2017 edisi 10.
EGC. Jakarta
Huda Nurarif, Amin. Aplikasi Asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis
& NANDA NIC NOC edisi revisi jilid 1. Mediaction Publishing
Jogja. Jogjakarta

Anda mungkin juga menyukai