Anda di halaman 1dari 5

Bisnis Menguntungkan Budi Daya

Lele Sangkuriang

MUHAMMAD RIZA MUSTOFA

10.12.4612

S1SI-2D

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMASI dan KOMUNIKASI

2010/2011
ABSTRAK

Karya tulis ini menjelaskan tentang bagaimana kita mengelola lahan kosong
kita untuk sesuatu yang bermanfaat dengan cara BUDIDAYA LELE
SANGKURIANG. Lele sangkuriang merupakan hasil rekayasa genetika yang
ssangat luar biasa dengan berbagai keunggulan. Selain tahan terhadap
penyakit dan stress, lele sangkuriang juga mempunyai daya tetas/jadi telur
yang mencapai 70% - 85%. Banyak pembudidaya yang sudah merasakan hasil
dari bisnis ini.

Selain modalnya murah dan terjangkau, benih lele sangkuriang juga kini sudah
tersebar di seluruh Indonesia. Ini membuktikan bahwa Lele Sangkuriang
merupakan komoditi yang menguntungkan untuk dijalani. Untuk berbisnis
Budidaya Lele Sangkuriang, tidak dibutuhkan keahlian dalam hal perikanan.
Semua orang bisa menjalani bisnis ini karena hanya dengan buku panduan
karena Budidaya Lele Sangkuriang ini sangat mudah dan penanganannya pun
sangat simpel.

PEMBAHASAN
Bisnis Budidaya Ikan Air tawar memang memiliki wilayah yang sangat luas. Salah satu Ikan
Budi daya air tawar yang cukup memiliki prospek bisnis yang menjanjikan adalah Lele
Sangkuriang. Nama Lele Sangkuriang memang belum setenar Ikan Lele Dumbo, namun
sebenarnya secara fisik tidak memiliki perbedaan. Sebenarnya Lele Sangkuriang merupakan
Strain baru Lele Dumbo yang kehadirannya merupakan upaya memperbaiki produktivitas
Lele Dumbo yang dirasakan mengalami penurunan. Lele Sangkuriang merupakan strain
baru dari Lele Dumbo yang dikembangkan oleh BBAT Sukabumi sejak beberapa tahun silam.
Pengembangan Lele Sangkuriang didasarkan oleh penurunan kualitas Lele Dumbo karena
tidak disertai dengan penanganan Induk yang baik di dalam budi dayanya.

Berdasarkan keunggulan lele dumbo hasil perbaikan mutu dan sediaan induk yang ada di
BBAT Sukabumi, maka lele dumbo tersebut layak untuk dijadikan induk dasar yaitu induk
yang dilepas oleh Menteri Kelautan dan Perikanan dan telah dilakukan diseminasi kepada
instansi/pembudidaya yang memerlukan. Induk lele dumbo hasil perbaikan ini, diberi nama
Lele Sangkuriang
Pelaksanaan Budidaya

Sebelum benih ikan lele ditebarkan di kolam pembesaran, yang perlu diperhatikan adalah
tentang kesiapan kolam meliputi:

a. Persiapan kolam tanah (tradisional)

Pengolahan dasar kolam yang terdiri dari pencangkulan atau pembajakan tanah dasar kolam
dan meratakannya. Dinding kolam diperkeras dengan memukul-mukulnya dengan
menggunakan balok kayu agar keras dan padat supaya tidak terjadi kebocoran. Pemopokan
pematang untuk kolam tanah (menutupi bagian-bagian kolam yang bocor).
Untuk tempat berlindung ikan (benih ikan lele) sekaligus mempermudah pemanenan maka
dibuat parit/kamalir dan kubangan (bak untuk pemanenan).

Memberikan kapur ke dalam kolam yang bertujuan untuk memberantas hama, penyakit dan
memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gram/m2, tergantung
pada keasaman kolam. Untuk kolam dengan pH rendah dapat diberikan kapur lebih banyak,
juga sebaliknya apabila tanah sudah cukup baik, pemberian kapur dapat dilakukan sekedar
untuk memberantas hama penyakit yang kemungkinan terdapat di kolam.

Pemupukan dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara 500-700 gram/m2; urea 15
gram/m2; SP3 10 gram/m2; NH4N03 15 gram/m2.
Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasang penyaring
Kemudian dilakukan pengisian air kolam.
Kolam dibiarkan selama 7 (tujuh) hari, guna memberi kesempatan tumbuhnya makanan
alami.

c. Penebaran Benih

Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya
didalam larutan KM5N04 (Kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama
24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit.
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak
panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian
suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut
benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah)
angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu kolam. Hal ini berarti bahwa perlakuan
tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih
mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 35-50 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm.
d. Pemberian Pakan

Selain makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian
makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari
dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali setiap
hari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus
dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung,
cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk
pellet.

e. Pemanenan

Ikan lele Sangkuriang akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 130 hari,
dengan bobot antara 200 - 250 gram per ekor dengan panjang 15 - 20 cm. Pemanenan
dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele akan berkumpul di kamalir dan
kubangan, sehingga mudah ditangkap dengan menggunakan waring atau lambit. Cara lain
penangkapan yaitu dengan menggunakan pipa ruas bambu atau pipa paralon/bambu
diletakkan didasar kolam, pada waktu air kolam disurutkan, ikan lele akan masuk kedalam
ruas bambu/paralon, maka dengan mudah ikan dapat ditangkap atau diangkat. Ikan lele
hasil tangkapan dikumpulkan pada wadah berupa ayakan/happa yang dipasang di kolam
yang airnya terus mengalir untuk diistirahatkan sebelum ikan-ikan tersebut diangkut untuk
dipasarkan.

Pengangkutan ikan lele dapat dilakukan dengan menggunakan karamba, pikulan ikan atau
jerigen plastik yang diperluas lubang permukaannya dan dengan jumlah air yang sedikit.

Proses Produksi pada kegiatan pembesaran disajikan Tabel 1.

Tabel 1
Proses pembesaran lele Sangkuriang di bak tembok.

Kriteria Satuan Ukuran Panen Pakan


Pembesaran - Umur 130 hari - Tingkat Pemberian 3%
Ukuran Tanaman - panjang 15 20 cm bobot
- Umur 40 hari - bobot 125 - 200 gram - Frekuensi Pemberian
- panjang 4-8 cm Sintasan % 80-90 3kali/hari
- bobot 4-6 gram Padat Tebar Ekor/m2 50- Tingkat Konversi Pakan
75 0,8 - 1,2
Kegiatan budidaya lele Sangkuriang di tingkat pembudidaya sering dihadapkan pada
permasalahan timbulnya penyakit atau kematian ikan. Pada kegiatan pembesaran, penyakit
banyak ditimbulkan akibat buruknya penanganan kondisi lingkungan. Organisme predator
yang biasanya menyerang antara lain ular dan belut. Sedangkan organisme pathogen yang
sering menyerang adalah Ichthiophthirius sp., Trichodina sp., Monogenea sp. dan
Dactylogyrus sp.

Penanggulangan hama insekta dapat dilakukan dengan pemberian insektisida yang


direkomendasikan pada saat pengisian air sebelum benih ditanam. Sedangkan
penanggulangan belut dapat dilakukan dengan pembersihan pematang kolam dan
pemasangan plastik di sekeliling kolam.

Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit, maka hendaknya memperhatikan hal-hal


sebagai berikut:

1. Pindahkan segera ikan yang memperlihatkan gejala sakit dan diobati secara terpisah. Ikan
yang tampak telah parah sebaiknya dimusnahkan.
2. Kolam yang telah terjangkit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan
dosis 1 kg/5 m2. Kapur (CaO) ditebarkan merata didasar kolam, kolam dibiarkan sampai
tanah kolam retak-retak.
3. Kurangi kepadatan ikan di kolam yang terserang penyakit.
4. Bersihkan selalu dasar kolam dari lumpur dan sisa bahan organik
5. Usahakan agar kolam selalu mendapatkan air segar atau air baru.

Tingkatkan gizi makanan ikan dengan menambah vitamin untuk menambah daya tahan ikan.

REFERENSI
- Sumber :
Buku Budidaya Lele Sangkuriang, Dit. Pembudidayaan, Ditjen Perikanan Budidaya,
dalam :
http://www.telecenter-citrakartini.co.cc/2009/07/cara-beternak-lele.html

- Sumber:

Buku Budidaya Lele Sangkuriang, Ditjen Perikanan Budidaya

Anda mungkin juga menyukai