Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN tersebut merup akan asam y ang memiliki

camp uran kimia, sehingga sifat asam y


Kerup uk kulit adalah makanan ang dimiliki sudah tidak alami lagi.
ringan y ang dibuat dari kulit kerbau atau
sap i. Kerup uk bertekstur garin g dan Asam asetat diproduksi secara
dijadikan seb agai makanan selingan, p sintetis maup un secar a alami melalui
elengkap untuk berbagai makanan
Indonesia sep erti nasi goreng, gado- fermentasi bakteri. Sekaran g hanya
gado, sot o, rawon, bubur ay am, gudeg, 10% dari p roduksi asam asetat
dan lain-lain, bahkan orang men dihasilkan melalui jalur alami, namun keb
ganggap kerupuk kulit tersebut sebagai lauk anyakan hukum yang mengatur bahwa
sehari-hari (Anonim, 2010). asam asetat y ang terdap at dalam cuka
Kerup uk kulit biasany a dijual haruslah berasa l dari p roses biolo gis. Dari
dalam kemasan y ang belu m digoreng asam asetat y ang diproduksi oleh
(kerupuk mentah) atau dalam kemasan y industri kimia, 75% diantarany a dip
ang sudah digor eng (kerupuk matang). roduksi melalui karbonilasi metanol.
Pemanfaatan kulit sebagai salah satu Sisanya dihasilkan melalu i metode-metode
hasil sampingan (by product) san gat alternativ. Asam
beragam. Pen gusaha y ang bergerak dalam
asetat adalah asam lemah
p engolah an kulit memproduksi kulit
monoprotik dengan nilai p Ka = 4,8. Basa
menjad i makanan dan non makanan.
Produk makanan y ang berasa l dari kulit konjugasinya adalah asetat (CH3COO ).
sep erti kerup uk kulit, sedangkan p roduk Sebuah larutan 1,0 M asam asetat sama
non p angan y ang b erbahan baku kulit sep dengan konsentrasi pada cuka rumah
erti p roduk fashion y aitu jaket, t as, domp et, memiliki pH sekitar 2,4 (Wagn er, 1978).
dan bola (Arniati, 2011). Salah satu cara untuk mendapatkan
Secara top ografis kul it dibagi men jadi sifat asam y ang alami adalah d engan men
3 bagian yaitu leher, punggun g, dan p erut. ggunakan jeruk n ipis (Citrus
Ketiga b agian kulit ini memiliki st ruktur auratinfolia) y ang memiliki sifat asam y
lap isan kulit y ang b erbeda-beda. Pada ang masih alami belum ada campuran
daerah leher memiliki st ruktur jaringan y bahan kimia sama sekali. Jeruk nipis dap
ang bersifat longgar dan san gat kuat, at member i aroma tersendiri jik a
daerah p unggun g memiliki st ruktur dicampurkan ke d alam bahan mak anan
jaringan y ang kuat, rapat, merata, serta p maup un minuman, selain itu p enggunaan
adat, dan daerah p erut merup akan daerah y larutan jeruk nipis juga masih sangat
ang memiliki st ruktur jaringan kulit p aling kurang digun akan dalam hal p erendaman
tipis dan longgar (Judoamidjojo, 2009) kulit. Secar a ilmiah, asam memiliki
Pada proses p embuatan kerupuk kemampuan lebih besar melonggarkan
kulit, p enggunaan asam ser ing digun akan jaringan ikat dari ku lit sehingga tidak
dalam p erendaman kulit dengan tujuan membutuhkan waktu y ang lama pada p
untuk melonggarkan jar ingan ikat kulit, roses p erendaman.
sehingga kolagen dan p ori-pori y ang Pada prinsipny a p enggun aan tiga
terdap at dalam kulit lep as dan menjadikan bagian kulit y ang berbeda dan pH larutan
kulit melebar. Jen is asam y ang selama ini
b anyak digunakan dalam p erendaman kulit perendam jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
adalah asam asetat, dimana asam asetat dilakukan untuk melih at bagaimana
efektivitas p enggunaan larutan asam jeruk daerah krup on (p unggun g) d an
nipis p ada p embuatan kerupuk kulit memiliki jaringan y ang bersifat
memeperbaiki sifat-sifat kerupuk kulit, longgar dan san gat kuat. Hal ini
dan meningk atkan kualitas kerupuk kulit. disebabkan karena d aerah leh er
Selain itu untuk mengetahui p enggunaan merup akan d aerah y ang ser ing
p H y ang baik p ada p erendaman jeruk melakukan p ergerakan d ibanding
nipis. bagian p unggun g dan perut.
Penelitian ini bertujuan melihat Pergerak an bagian leher y ang p
sejauh mana pengaruh bagian kulit dan pH aling sering dilakukan adalah
larutan perendam jeruk nipis (Citrus ketika sedang mak an atau
aurantifolia) terhadap kuantitas dan minum, sehingga daer ah leher
kualitas kerupuk kulit kerbau. Kegunaan tersebut dikatakan bersifat longgar
p enelitian ini adalah sebagai sumber dan ku at.
informasi ilmiah tentang p engaruh bagian
kulit dan p H terhadap kuantitas dan b. Daerah krup on (p unggun g),
kualitas kerup uk kulit kerbau. merupakan daerah y ang
memiliki jaringan kuat dan
TINJAUAN PUSTAKA rapat serta merata dan p adat

Tinjauan Umum Kulit c. Daerah p erut merup akan


Komoditas kulit digolongkan daerah y ang p aling tipis dan
menjadi dua golongan y aitu : (1) kulit y longgar. Daerah ini kurang
ang berasal dari binatang besar (hide) sep melakukan p ergerak an atau
erti kulit sap i, kulit kerbau, kulit kuda, kontraksi, dan p ada dasarnya
kulit banteng, kulit badak, kulit harimau, daer ah p erut meman g sif atny a
dan lain-lain, (2) kulit y ang berasal d ari adalah tipis. Di bawah ini
binatang kecil (sk in) sep erti kulit domba, adalah gamb ar p embagian top
kulit kambin g, ku lit rusa, ku lit babi, dan ografi kulit hewan.
kulit reptil (biawak, buaya, ular, komodo,
dan lain-lain) (Purnomo, 1987).
Organ tubuh yang menyelubungi
seluruh permukaan tubuh kecuali kornea
mata, selap ut lendir serta kuku d isebut
kulit. Kulit termasuk or gan tubuh ternak y
ang tersusun atas berbagai macam jaringan
maupun sel. Sifat kulit p ada ternak
dipengaruhi oleh keadaan ternak sewaktu
hidup ny a, kulit ternak juga dipengaruhi oleh
umur, dan genetik dari pada ternak itu
sendiri (Triatmojo, dkk., 2008).

Judoamidjojo (2009) men gemukakan


p endap at bahwa secara top ografis kulit
dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
a. Daerah leher merup akan daerah y
ang ukurannya lebih tebal dari
Gambar 1. Top ografi kulit hewan (Purnomo,
1987). sekitar 80% - 90% dari total p rotein.
Prot ein kolagen berbeda dengan p rotein
lain p ada u mumny a. Prot ein kolagen men
Fungsi Kulit Pada Tenak gandung asam amino glysine sekitar 33%,
imino residues, hy droksip rolin, dan hy
M enurut p endap at Said (2012), droksily sin (Winarno,1992).
meny atakan bahwa kulit p ada ternak
umumny a memiliki beber apa fungsi M enurut Purnomo (1987),
sep erti melindungi tubuh ternak dari kandungan air p ada tiap bagian kulit
ganggu an luar, p elindung jarin gan y ang tidak sama. Bagian y ang p aling sedikit
ada di bawahnya, p emberi bentuk p ada men gandung air adalah krup on (bagian
tubuh ternak, p enerima p eran gsan g dari p unggun g), se lanjutny a berturut -turut
lingkun gan luar, p engatur suhu tubuh, adalah bagian leher dan p erut. Kadar air
temp at untuk meny imp an cadangan berbanding terbalik terhadap kadar lemak.
makanan, p engatur kadar garam dan air p Jika kad ar lemakny a tinggi maka kadar
ada cairan tubuh, dan alat gerak khususny a airny a rendah. Oleh karen a kead aan kulit
pada ikan maup un burung. mentah se gar y ang mudah rusak, maka
kulit harus mengalami p roses p engawetan
Kulit t ersusun atas berbagai jarin gan terlebih dahulu. Adap un Komp osisi
sel. Secara histologi kulit merup akan substansi kimia kulit mentah se gar disa jikan
bagian paling berat p ada organ tubuh, pada Tabel dibawah ini.
diman a pada manusi a memiliki berat
sekitar 16% dari berat tubuh sedangkan p Tabel 1. Komposisi Subst ansi Kimia Kulit
ada ternak b erkisar 10%. Presentasi M entah Segar
tersebut cukup berpariasi p ada beberapa
jenis ternak, y aitu p ada sap i sekitar 6% - Kompenen Persentase
9%, domba 12% - 15%, dan kambing 8% - Air 64
12% dari berat t ubuh (Soeparno, 1994). Protein 33
Protein fibrous
- Elastin 0.3
Kandungan Nutrisi Pada Kulit - Klogan 29
- Keratin 2
Kulit y ang baru lepas dari tubuh hewan Protein globular
disebut dengan kulit mentah segar. Kulit - Albumin 1
ini mudah rusak bila terkena bahan-b ahan Globlulin 0.7
kimia sep erti asam kuat, basa kuat, atau - Micin,
mikroorganisme. Kulit mentah segar seb mucoi
agian besar tersusun dari air (65%), lemak Lemak 2
(1,5%), d an mineral (0,5%). Kandun gan Garam mineral 0.5
total p rotein p ada kulit kerbau hampir Sumber: Triatmojo, (2000)
sama dengan kandungan p rotein kulit p
ada umumny a y aitu 33%, sebagian besar
bentuk p rotein kulit adalah p rotein fibrous, Kulit kerbau seperti halny a ku lit
berupa protein kolagen, elastin, retikulin, ternak p ada u mumny a tersusun dari
serta keratin. Prot ein di dalam kulit y ang jaringan y ang se cara h istologis terdiri
p aling banyak adalah serabut kolagen dari epidermis, coriu m, dan jar ingan-
jaringan lain y ang terdapat di dalamnya. kulit sap i (Bos indicus) atau k erbau ( Bos
Ep idermis m erupakan epithel squamousa bubalis) melalui tahap an p roses p
comp lex berupa p rotein fibrous y aitu embuangan bulu, p engemb angan kulit,
keratin, selain itu terdap at p ula lemak, p erebusan, dan p engemasan untuk
karbohidrat, dan zat warna melanin. kerupuk kulit mentah atau dilanjutkan
Corium terdiri dari p rotein fibrous, p dengan p enggorengan untuk kerup uk kulit
rotein globular, karbohidr at, mineral, siap konsumsi (Cayana, 2008).
enzim, dan air. Or gan kulit memiliki
beber apa jaringan p endukung antara lain
jarin gan rambut/bulu, k elenjar keringat, Berdasarkan definisi tersebut kerup uk kulit
kelenjar miny ak, jaringan p embuluh darah dapat berbahan b aku kulit sap I atau kulit
dan sy araf, jaringan epitel serta jaringan kerbau, tetap i p ada umumny a kerupuk
ikat / p enghubung (Djo jowidagdo, 2000). kulit berbahan baku dari kulit kerbau.
Kerup uk kulit atau y ang dikenal dengan
M engingat tingginya kandungan p nama kerupuk rambak adalah kerup uk y
rotein di dalam ku lit maka b anyak masy ang tidak dibuat dari adonan tepung tap
arakat y ang memproduksi dan men ioka, melainkan dari kulit sap i, kerbau,
gkonsumsi p roduk-p roduk p angan dengan kelinci, ay am atau kulit ikan yang dikeringkan
bahan dasar d ari kulit y aitu kerupuk kulit. (Nasution, 2006)
Produk p angan berbah an baku kulit y ang p
aling p op uler adalah k erupuk kulit
(Sutrisno, 2009). Industri p engolahan kerupuk kulit
skalany a masih Industri Rumah Tangga
(IRT). Indust ri ini bany ak dijump ai di
Kerup uk kulit dapat berbahan baku ku lit sap Jawa Timur y ang merup akan daerah sentra
i atau kulit kerbau, tetapi pada umumny a industri kerupuk kulit. Kendala utama dalam
kerupuk kulit berbahan baku dari kulit usaha kerupuk kulit adalah p emenuhan
kerbau. Pembuatan kerupuk kulit juga bahan baku utamany a yaitu kulit. Kulit
sudah memiliki tahap an tertentu. Proses kerbau lebih sulit didap atkan darip ada kulit
konversi dari input (bahan baku, sumber sap i tetap i kulit kerbau lebih mudah
daya manusi a, dan lain-lain) menjadi dalam proses p engelup asan/p engerokan
outp ut y ang diin ginkan (p roduk atau jasa) bulu (Agung, 2008).
membutuhkan suatu tahap an p roses op
erasi y ang berurutan. Oleh karena itu
berdasarkan keran gk a p emikiran tersebut Standar SNI Kerupuk Kulit
dapat diperkirakan bahwa p roses p
embuatan kerupuk kulit memiliki tahap an Menurut SNI-1996 , kerupuk
tertentu serta usaha p roduksi kerup uk kulit rambak kulit adalah p roduk makanan
memilik i keuntungan positif (Gaman, 2000). ringan y ang dibuat dari kulit sap i atau
kerbau melalui tahap p roses p embuangan
bulu, p embersihan kulit, p erebusan, p
Tinjauan Umum Kerupuk Kulit engeringan, p erendaman dengan bumbu
untuk kerup uk rambak kulit mentah
Produk p angan berban baku kulit dilanjutkan dengan p enggorengan untuk
y ang p aling p op uler adalah kerupuk kulit. kerupuk rambak kulit siap konsumsi. Adap un
Kerup uk kulit didefinisik an sebagai p sy arat mutu kerup uk rambak berdasarkan
roduk mak anan r ingan y ang dibuat dari
SNI di sajikan p ada Tabel dibawah ini. bulu. Pembuan gan bulu dilakukan dengan
car a mengerok bulu.
Tabel 2. Syarat Mutu Kerupuk Rambak
Berdasarkan SNI 3. Pemasakan
Pemasakan dilakukan sa mpai kulit
Persyaratan
No Kriteria Uji Satuan Mentah Siap
betul-betul masak, k arena ku lit y ang tidak
Konsumsi masak akan berpengaruh terhadap
1. Keadaan
a. Bau - Normal Normal keberhasilan dalam p embuatan kerupuk
b. Rasa - Khas Khas
c. Warna - Normal Normal
kulit. Adap un ciri untuk kulit y ang
d. Testur %b/b Renyah Renyah sudah masak adalah lembek, apabila
2. Keutuhan - Min 95 Min 90
3. Benda asing Tidak Tidak ditusuk dengan lid i maka akan tembus
serangga boleh boleh ada
ada kepermukaan kulit.
4. Air %b/b Maks Maks 8,0
8,0
5. Abu tanpa garam %b/b Maks Maks 1,0 Pemasakan d ilakukan p ada suhu dan
1,0
6. Asam lemak beba %b/b Maks Maks 0,5 waktu tertentu sesuai jenis kulit sup ay a
1,0
7. Cemaran logam
kulit matang. Pe masakan d apat
a. Timbal mg/kg Maks Maks 2.0 mempengaruhi nilai k adar lemak.
2.0
b. Tembaga mg/kg Maks Maks 20,2 Pengaruh p erebusan terhadap bahan dapat
(Cu) 20,2
meny ebabkan p erubahan fisik dan kimiawi.
c. Seng (Zn) Mg/Kg Maks
40,0
Maks 40,0 Lemak akan men galami hidrolisis atau
d. Timah mg/kg Maks Maks 40,0 autooksidasi y ang berinteraksi dengan p
(Sn) 40,0
e. Raksa mg/kg Maks Maks rotein. Semakin tinggi suhu mak a
(Hg) 0,003 0,003
8. Arsen Mg/Kg Maks Maks 1,0
semak in tinggi p engaruhnya terhadap p
1,0 erubahan fisik dan kimiawi suatu bahan
9. Cemaran Mikroba
a. Angka Le Koloni/k Maks Maks 5x10 (Zaitsev et a l, 1969).
mpeng g 5x10
total
b. Coliform
c. salmonela
APM/g
Koloni/g
3,0
Negatif
3,0
Negatif
4. Perendaman bumbu
Sumber: Anonim, 1996.
Perendaman d alam bumbu
Proses Pembuatan Kerupuk Kulit (umumny a adalah garam dan bawang p
utih). Bumbu y ang digunakan secukupny a
Lan gkah-lan gkah proses p embuatan sesuai dengan se lera, karena bumbu y ang
kerupuk kulit adalah sebagai ber ikut : berlebih an akan berpengaruh p ada cita
rasa sehingga tingk at kesukaan berkuran
1. Pemilih an Kulit g. Perendaman bumbu dilakukan selama 15
Pertama y ang harus dilakukan adalah menit. Salah satu p enentu mutu bahan p
memilih kulit sebagai bahan baku dari angan adalah cita rasa y ang dapat
kulit y ang sehat, bukan dari ternak yang mempengaruhi tingkat kesukaan setiap p
sakit. anelis (Winarno, 1997).

2. Pencucian /pembersihan bulu 5. Pengeringan dalam open


Pencucian kulit dilakukan untuk
membersihkan sisa kotoran y ang masih Pengeringan baik dilakukan di
menemp el p ada kulit, setelah itu kulit y dalam oven maup un di bawah sinar
ang sudah d ibersihkan direbus selam10 matahari. Pen geringan y ang lama atau y
menit untuk mempermudah p embuangan ang terlalu sin gkat dan p engeringan y ang
tidak mer ata serta p erubahan suhu y ang apabila dilihat dari luarny a kerupuk
mend adak akan meny ebabkan bahan terlihat kecoklatan p adahal bagian
mengeras bagian luarnya, sementara b dalamnya belum masak sehingga kerupuk
agian dalamnya masih basah, sehingga y ang dihasilkan keras.
berpengaruh terhadap jumlah kandungan
kadar air suatu bahan (Winarno et al, Tinjauan Umum JEruk Nipis
1980).
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
M enurut Duncan (1942), hal y merup akan salah satu varian dari buah
ang p enting dalam p engeringan adalah p jeruk y ang cukup p op uler karena ciri kh
anas dan aliran udara. Panas dapat asny a y aitu rasa asam, bentuk bulat,
meningkatkan suhu air dalam bahan berwarna hijau atau kuning, memiliki
sehingga menguap, sedangkan aliran diameter 3 - 6 cm, airny a mengasamkan
udara akan meny ebarkan p anas p ada p makanan, jeruk nipis memiliki p H 2,3 -
roduk dan membawa uap air d ari p 2,4. Di bawah ini adalah gambar jeruk
roduk. Hal inilah y ang d apat nipis y ang biasa d i campurkan ke d alam
mempengaruhi ju mlah kadar air yang bah an makana ataupun minuman
terkandun g dalam kulit (p roduk). (David,2006).

6. Penggorengan

Penggorengan dap at dilakuk an dua


tahap, y aitu dengan miny ak yang tidak
terlalu p anas (suhu 80oC) kemud ian d
imasukkan dalam miny ak y ang p anas
(suhu 100oC) sampai kerupuk rambak
kulit men gembang dengan sempurna.
Pada dasarnya fenomena p engembangan
kerupuk disebabkan oleh tekanan uap y ang
terbentuk dari p emanasan kandungan air Gambar. 2. Jeruk Nip is (Citrus aurantifolia
bahan seh ingga mendesak st ruktur bahan )
membentuk p roduk y ang mengembang,
sehingga disukai oleh p ara p anelis (Hiday Klasifikasi Ilmiah Jeruk NIpis:
at, 2009). Kerajaan : Plantea

M enurut Fellows (1990), salah Divisi : M agnoliop hyta


satu faktor y ang mempengaruhi tingk at
kesukaan adalah waktu p enggor engan Kelas : M agnoliop sida
dan suhu p enggorengan. Waktu p
enggor engan y ang terlalu lama meny Ordo : Sapindales
ebabkan kerupuk hangus (terjadi reaksi
browning) y ang menyebabkan kerupuk Genus : Citrus
jadi p ahit sehingga mempengaruhi tingkat
kesukaan p anelis. Suhu p enggorengan Spesies : C. aurantifolia
y ang tinggi meny ebabkan kerupuk cep at
hangus sehingga terjadi reaksi brownin g, Nama binomial :
Citrus aurantifolia
Kandungan Jeruk NIpis(Citrus aurantifolia)
Jeruk nipis termasuk salah satu
jen is citrus genuk y ang termasuk jenis Jeruk nipis memiliki k andungan
tumbuhan p erdu yang banyak memiliki vitamin C lebih banyak diband ingkan
dahan d an rantin g tingginy a sekitar 0,5 - jenis jeruk lainnya. Selain d igunakan
3,5 m, batang p ohonny a berkay u ulet, untuk p enyedap makanan, jeruk nipis bisa
berduri dan keras, sedangkan p ermukaan meny embuhkan berbagai p enyakit sep erti
kulit luarny a berwarna tua dan kusam, batuk, radang tenggorokan, amandel, dan
daunnya majemuk, berbentuk elip s den gan tekanan g darah tinggi (Rasti, 2011).
p angkal membulat. Buah jeruk nipis y ang
sudah tua rasany a asam. Tanaman jeruk M enurut Wijay akusuma (2010)
umumny a meny ukai temp at-t emp at y mengatakan bahwa sifat kimiawi d ari
ang dapat memperoleh sin ar matahari jeruk nipis adalah rasa asam, dingin, dan
lan gsung. Jeruk nipis merup akan salah kelat y ang berkhasiat unt uk menurunkan p
satu tanaman y ang memiliki b anyak anas/demam (antip iretik), antibatuk
manfaat. Tanaman y ang memiliki nama (antitussive), men ghilan gkan rasa sak it
latin Citrus aurantifo lia memiliki rasa y (analgetic) dan p ecahar ( laxant). Kandun
ang sedikit p ahit dan asam (David, 2006). gan kimia yang terdapat p ada jeruk nipis
antara lain adalah asam sitrat, miny ak
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) atsiri citral, limonen, linalin asetat, geran il
memiliki cir i jika sudah matang y aitu asetat, vitamin B1, vitamin C, kalsiu m,
jeruk memiliki kandunga air y ang fosfor, zat besi dan lainny a.
banyak dan kulit jeruk namp ak
berwarna kuning. Unt uk memperoleh jeruk M enurut Lembaga M akanan Raky at
y ang memiliki bany ak kandun gan air Departemen Kesehatan bahwa dalam setiap
sebaiknya men ggunakan jeruk nipis y ang 100 g jeruk nip is mengandung 86,0 g air,
sudah tua dan berwarna kuning, hal ini 0,8 g p rotein, 0,3 g lemak, 12,3 g
dapat dipastikan bahwa kandungan airny a karbohidrat , 40 mg k alsium, 22 g fosfor
sudah bany ak. (Wijayakusuma, 2010). 0,6 mg zat besi, 0,04 mg v itamin B1, 27
mg v itamin C dan 37 kalori energi, bagian
Pada umumny a masy arakat y ang dapat dimakan sek itar 76% dari
Indonesia men genal buah jeruk n ipis bobot keseluruhan. Selain itu menurut hasi l
sebagai salah satu bahan dapur y ang an alisis di Thailand, p er 100 g bagian buah
berfungsi sebagai p enyedap masakan, p yang dap at dimakan, komposisiny a terdiri
eny egar, minuman, p enyegar, membersihk atas : 91 g kandungan air, p rotein 0,5 g,
an karat p ada logam, b ahan p embuat asa m lemak 2,4 g, karbohidrat 5,9 g, serat 0,3 g,
sitrat, dan juga seb agai bahan camp uran v itamin A 17 Si, v itamin C 46 mg, d an
jamu. Secara alami jeruk n ipis ini sekitar 150 kj nilai ener gi (Sarwono, 2012).
bermanfaat untuk obat batuk, men ghilan
gkan dahak (mukolitik), memp erlancar Buah jeruk men gandung banyak
kencin g (diuretik) dan kerin gat, serta asam sitrat. Penggunaan utama asam
sangat baik dalam membantu p roses p sitrat saat ini adalah sebagai zat p emberi
encernaan (Widati, 2013). cita rasa dan p engawet makanan dan
minuman, terutama minuman ringan. Asam
sitrat merup akan asam organik lemah y ang bulu gunting, p isau, wadah (baskom),
ditemukan p ada bu ah-buahan genus citrus p H meter, timb angan analitik, p anci
(jeruk). Senyawa ini merup akan bahan p kukusan, wajan, talenan, ko mpor, dan
engawet y ang baik dan alami, selain oven.
digunakan sebagai p enambah rasa asam p
ada makanan dan minuman ringan Metode Penelitian
(Anonim, 2010).
1. Rancangan Penelitian
Asam sitrat terdap at p ada
berbagai jenis buah dan say uran, Penelitian ini men ggunakan dasar y aitu
namun ditemukan p ada konsentrasi tinggi, Rancangan Acak Lengkap (RAL) p ola
y ang dapat mencap ai 8% bobot kerin g, p faktorial 3 X 3 dengan 3 kali u lan gan. Per
ada jeruk (misalny a jeruk nipis dan jeruk p lakuan y ang d ilakukan adalah sebagai ber
urut). Penggun aan utama asam sitrat saat ikut :
ini adalah sebagai zat p emberi cita rasa
dan p engawet makanan d an minu man, Faktor perlakuan:
terutama minuman ringan. Kode asam
sitrat sebagai zat aditif makanan (E 1.Bagian Kulit ( Faktor A)
number) adalah E330. Sifat sitrat sebagai
larutan p enyangga d igunakan sebagai p A1 = Leher
engendali pH dalam larutan p embersih
dalam ru mah tangga ( Sulast ri, 2010). A2 = Perut

A3 = punggung
METODE PENELITIAN
2. pH larutan perendaman (Faktor B)
Waktu dan Tempat Penelitian
B1 = pH 3
Penelitian ini telah dilaksanakan p
ada bulan Januari sampai M aret 2014, B2 = pH 4
bertempat di Laboratorium Teknologi
Pen golah an Hasil Ternak Fakultas B3 = pH 5
Peternakan Universitas Hasanuddin, M
akassar. 2. Prosedur Penelitian

Materi Penelitian Prosedur p enelitian terdiri dari beber apa


tahap y ang dapat dilihat p ada Gambar 4.
Bahan utama y ang digunakan Lan gk ah-langk ah dalam p rosedur p enelitian
dalam p enelitian ini adalah kulit kerbau y aitu :
(leher, p unggun g, dan p erut), jeruk
nipis (Citrus aurantifolia), aquad es, air, 1. Peny ediaan bahan baku (kulit ternak).
miny ak goreng, garam, bawang p utih, p M emilih dan memisahkan b agian
enyedap rasa, tissu, dan kertas label. kulit kerbau (leh er, p unggun g, dan p
erut), Pilih kulit y ang utuh/tidak robek,
Sedan gk an alat y ang digun akan tidak cacat, luka, memar, bercak hitam p
dalam p enelitian ini adalah alat p engerok ada p ermukaan kulit.
2. Pencucian 7. Pencucian
Kulit kerbau terlebih dahulu dicuci Kulit y ang sudah dirend am
dengan air y ang men galir, tujuanny a agar dengan larutan jeruk n ipis dicuci k
kotoran y ang menempel p ada ku lit embali dengan air y ang men galir, tujuan
kerbau tersebut mudah d ibersihkan dari p encucian adalah untuk men ghilan
apabila dicu ci p ada air y ang men galir. gkan rasa asam y ang melekat p ada
kulit. Pencucian dilakukan b erulang-u lan
3. Perebusan g selama tiga kali.

Kulit kerbau d irebus dalam air p anas 8. Pemasakan


dengan suhu 1000C selama kurang lebih
10 menit, tujuan dari p erebusan kulit Setelah p erendaman kulit
tersebut adalah untuk memudahkan p dilakukan, selanjutny a kulit tersebut
0
embuangan bulu / p engerokan bulu p ada dimasak dengan suhu sekitar 90 - 100 C.
kulit. Pemasakan d ilakukan selama 2 jam. Adap
un ciri kulit y ang matang y aitu jika ditusuk
4. Pembuan gan bulu dengan lidi akan tembus kep ermukaan kulit
Pembuan gan bulu/p engerokan dan warnany a agak kecoklatan dari warna
dilakukan den gan men ggunakan p isau sebelumnya.
yang meman g sudah dirancang khusus
untuk mengerok / memisahkan bulu dari 9. Perendaman bu mbu
kulit tersebut. Setelah p emasakan selesa i, selan
jutny a kulit disaring d ari airnya,
5. Pemisahan bagian kulit (leher, punggun g, kemudian kulit dimasukan k e dalam bumbu
dan perut) ( garam 2%, bawang p utih 5%, dan p eny
Pembagian ku lit terdiri dar i beb erap edap rasa) y ang telah dihaluskan lalu
a bagian y aitu bagian leher, punggun g, dan diamkan se lama 15 menit agar bumbu
p erut, lalu dilakukan p engecilan sampel bisa mer esap.
dengan cara memoton g kulit menjad i
beberap a p otongan dengan ukur an 1 x 3 10. Pengeringan dalam ov en
cm, kemud ian masin g- masin g sampel Kulit y ang selesai dikukus
dimasukan ke dalam wad ah yang telah dimasukkan ke dalam oven dengan suhu
disediakan. 700C, tujuan di oven adalah agar kulit
cepat kering. Kulit t ersebut di oven selama
6. Perendaman larutan jeruk nipis (Citrus 48 jam.
aurantifolia)
M eny iap kan tiga wadah b erisi 11. Penggorengan
aquades d an p H meter, masin g- masin g Kulit y ang telah selasai d i oven
wadah ditetesi jeruk nipis sambil diaduk akan digoreng. Sebaikny a miny ak y ang
sampai men cap ai p H 3, pH 4, dan pH 5. digun akan p ada saat menggoreng agak
Penentuan p H jeruk nipis dilakukang banyak, tujuanny a adalah agar kulit y ang
kurang leb ih 10 menit setiap p H. Setelah digoreng leb ih mek ar atau men
itu setiap bagian ku lit dirend am ke dalam gemban g. Selain itu, p ada saat men
wadah y ang telah ditentukan p H ny a ggoreng api jan gan terlalu besar agar
selama 3 jam.
kerupuk kulit y ang digor eng tidak goson g. Uji tingk at kesukaan d ilakukan
oleh 15 p anelis, masin g - masing p anelis
mencoba kerup uk kulit. Uji tingk at
Parameter yang Diukur kesukaan ini t erdiri dari san gat t idak suka,
a. Rendemen (Junianto, dkk., 2006) tidak suka, agak tidak suka, agak suka,
Nilai rendemen suatu p engolah an suka, dan san gat suka. Sk ala y ang digun
bahan merup akan p arameter y ang p akan adalah 1 - 6. Uji.
enting diketahui untuk dasar p erhitungan
analisis p inansial, memp erkirakan jumlah Anal isis Data
bahan baku untuk memproduksi p roduk Data y ang diperoleh p ada p
dalam volume tertentu, dan men getahui enelitian ini d iolah dengan analisis
tin gkat efisien d ari suatu p roses p ragam berdasarkan Rancan gan Acak Len
engolahan. gk ap (RAL) p ola faktorial 3 X 3 dengan
Rendemen merup akan p tiga kali ulan gan. Adapun model statist ik y
resentase berat kulit y ang didap at ang digunakan adalah sebagai berikut :
dari p erendaman kulit sehingga menjadi sa Yij k = + i + j + ()ij + ijk
lah satu sifat p enting dalam p embuatan
kerupuk kulit. M akin tinggi nilai i = 1, 2,3
rendemen y ang didap at maka semakin j = 1, 2,3,
k = 1,2,3 (ulangan)
efesien p erlakuan y ang diterapkan dengan
tidak men gabaikan sifat y ang lain. Keteran
(Hasmah , 2000). gan:
= Nilai p engamatan
p erlakuan p adajeruk
p erendaman kulit nipis
ke-k yke-
angI
b. Uji Kadar Air (Ap riyantono et al., 1989) Y ijk memperoleh ko mbinasi
dan lama p enyimp anan
ke-j.
Kadar air merup akan banyaknya = Nilai rata-rata p erlakuan
air y ang terkandung d alam bahan baku y i = Pengaruh perendaman jeruk nip is terhadap
ang dinyatakan dalam p ersen. bagian ku lit
j = Pengaruh pHke-i
t erhadap bagian ku lit ke-j
Penentuan kadar air d ilakukan dengan ( = Pengaruh interaksi antara p erlakuan p
p emanasan 1050C secara terus menerus ) erendaman jeruk n ipis ke-
ij
sampai sampel bahan b eratny a tidak ijk = Pengaruh galat y ang men erima p
berubah lagi (konst an). ierlakuan
dan p H ke-j
p erendaman jeruk

c. Uji Kadar lemak (Ap riyantono et al., nipis ke-i dan pH ke-j.
1989) Selanjutny a jika p erlakuan
Pengujian kadar lemak merup akan menunjukkan p engaruh y ang ny ata, maka
salah satu p erameter terpenting karena akan dilanjutkan uji LSD (Least Significant
disini kita dapat mengetahui kadar lemak Difference) (Gasp ersz,1994).
kulit mentah den gan kulit y ang sudah
menjad i kerupuk kulit. Kadar lemak
merup akan banyaknya lemak y ang
terkandung dalam bahan baku yang
dinyatakan dalam p ersen (%).

d. Tingkat kesukaan (Soekartono, 1985)


PENUTUP
Kulit ternak

Kesimpulan
pencucian
Berdasarkan h asil dan p embahasan
dari p enelitian y ang telah dilakukan maka Perebusan (10-15 menit)
dap at ditarik kesimp ulan sebagai berikut :

a. Perbedaan b agian kulit Pembuangan bulu


berpengaruh ny ata terhadap
tingk at kesukaan namun
tidak berpengaruh ny ata Pemotongan bagian kulit:
terhadap rendemen, kadar Leher, punggung perut
air, d an k adar lemak. Keterangan: ukuran kulit 1x3 cm
b. Perbedaan p H larutan p
erendam jeruk nipis (Citrus
Perendaman jeruk nipis pada pH3, pH4, dan pH5
aurantifo lia) tidak
berpengaruh nyata terhadap
rendemen, kadar air, kadar
pencucian
lemak, dan tingk at kesukaan
kerupuk kulit kerbau.
c. Tidak terdap at interaksi y
ang ny ata dalam p enerapan Pemasakan kulit (suhu
bagian ku lit y ang berbeda 90-1000C)
den gan pH t erhadap
rendemen, kadar air, k adar Perendaman bumbu (bawang putih 5% garam 2%)
lemak, dan tingk at kesukaan
kerupuk kulit.
Pengeringan pada open pada suhu 700C, selama 48 jam
S aran

Berdasarkan hasil kesimpulan maka


dapat disarankan p enggunaan bagian kulit penggorenga
y ang baik adalah bagian p erut dan pH 5 n
untuk memperoleh p roduk kerup uk kulit
dengan hasil p roduksi y ang efisi en. tiPengujian:
1. Rendeman
2. Kadar air
3. Tinggkat kesukaan

Anda mungkin juga menyukai