Pedoman Wawancara Obat PDF
Pedoman Wawancara Obat PDF
HASIL-HASIL WAWANCARA
I. DATA PASIEN
Nama Pasien : SOFYAN
Umur : 23 tahun
Anak ke : II dari 4 bersaudara
Alamat : Idi Cut Kab. Aceh Timur
B. Masalah Pasien
Pada masa darurat militer pasien pernah dipukul oleh TNI, pasien
merasa takut yang luar biasa (saat ini pasien trauma dengan baju hijau)
sehingga makan bubur kacang hijaupun pasien tidak mau.
Pasien sangat depresi/tertekan, karena mendengar dari orang-orang/
masyarakat bahwa ayah kandungnya bersuku Jawa, sedangkan pada
masa itu (konflik di Aceh) orang-orang yang bersuku Jawa (etnis Jawa)
semua dibunuh oleh tentara GAM (Gerakan Aceh Merdeka) sehingga
pasien sungguh-sungguh depresi.
Pasien pernah ditangkap oleh BRIMOB dan ditahan selama 3 jam
Pasien sangat trauma dengan tragedi BERDARAH Idi Cut pada masa
kondisi darurat militer, yang memakan korban jiwa dari warga setempat
cukup banyak dan itu terjdi di depan matanya.
Pada suatu hari pasien Sofyan berjalan-jalan sendirian di depan
rumahnya, kemudian terjatuh, tiba-tiba giginya tergancing seketika, dan
sembuhnya dengan cara pengobatan tradisional.
G. Kondisi Umum
1. Tempat Tinggal
a. Gubuk/tempat tinggal keluarga pasien beratapkan daun rumbia,
terletak dari pasar Idi Cut yang berjarak 1 Km dari jalan raya Banda
Aceh Medan
b. Ukuran gubuk/tempat tinggal seluas 6 x 4 m2 dengan dinding dari
papan-papan bekas
c. Gubuk/tempat tinggal keluarga pasien dibangun di atas tanah milik
orang lain
d. Kamar tidur keluarga menyatur dengan tempat pemasungan pasien
Sofyan
e. Ruang dapur seadanya, memasak menggunakan kayu bakar
f. Tempat BAB dan BAK keluarga tidak ada, keluarga jika hendak BAB
dan BAK ke hutan-hutan kecil atau pinggir-pinggir rawa-rawa.
3. Keterangan dari NS. Roslaini S.Kep (Pegawai Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh)
- Informan Untuk Nuraini (dirantai)
a. Penanganan pasien di rumah sakit jiwa, pada dasarnya tidak saja di
tuntut kepada pihak rumah sakit, melainkan juga beban keluarga
pasien untuk memberikan perhatian dan kepedulian untuk
mempercepat proses kesembuhan, sayangnya sangat minim keluarga
yang mau peduli, imbasnya pasien mengalami depresi sehingga
mereka urung sembuh.
b. Masyarakat kita masih enggan menerima mereka sebagai komunitas
masyarakat biasa lagi setelah dipulangkan dari rumah sakit jiwa,
seperti halnya Nuraini. Dulu pernah dirawat di rumah sakit selama
setengah bulan dan dia sudah sembuh dan dibawa pulang tidak lama
berada di rumah atau lingkungan masyarakat, penyakit jiwa Nuraini
kambuh kembali.
c. Pada dasarnya penanganan pasien di rumah sakit jiwa erat kaitannya
dengan perhatian dan cinta kasih dari pihak keluarga karena penyakit
yang dideritanya hanyalah masalah mentalitas dan ini belum
diperoleh oleh pasien jiwa di masing-masing keluarga.
d. Kepulangan mereka ke rumah masing-masing setelah sembuh tak
bertahan lama, hal ini karena masyarakat belum bisa menerima
mereka sebagai masyarakat biasa mereka yang dinyatakan sehat
masih saja dianggap orang gila sehingga jeratan stress itu kembali
mengikat lagi.
e. Fenomena ini masih sulit diubah di masyarakat Aceh, dan hal ini
sering disosialisasikan kepada masyarakat dan mengajak masyarakat
Keterangan dari ibu Nunik (warung makan tempat dia bekerja di saat pulang
berobat di rumah sakit jiwa)
Ibu Nunik mengatakan bahwa dia bekerja selama 4 bulan pada saat itu
kegiatan dia di warung makan sebagai clining services setiap pagi, siang dan
malam dia membersihkan lantai meja dan rak tempat menaruh makanan,
sekali-kali dia disuruh membantu bibik upik memasak di dapur.
Selama 4 bulan dia tidak pernah terlihat perilaku seperti halnya orang
gangguan jiwa seperti ngomong sendiri, berbicara tidak dapat dimengerti,
emosi, tetapi dalam 3 bulan ia bekerja ada kelihatan sekali-kali dia masuk ke
kamar keluar kamar tidur yang tempat tidurnya bibik upik yang berlokasi di
belakang dapur warung tersebut.
Pada bulan ke 4 dia meminta istirahat untuk tidak bekerja lagi di warung
oleh ibu Nunik merasa keberatan karena dia orannya penurut dan rajin,
pakaiannya pun sopan dan rapi, tetapi oleh dia langsung saja untuk tidak
bekerja lagi, lantas ibu Nunik heran dan karena gajinya kurang atau dia ada
masalah sama anaknya atau bibik upik.
Gaji yang diberikan oleh ibu Nunik menurutnya (ibu Nunik) sudah sesuai
karena dimana-mana clining service di warung nasi biasa Rp. 700.000,-
Jadi saya pikir bukan persoalan gaji dan saya menanyakan ke bibik upik apa
ada masalah dengan dapur dengan dia baik-baik saja tidak ada sesuatu hal
apapun.
Bibik Upik
Di dalam kesehariannya pada bulan ke 4 sangat terlihat aneh dimana dia
sangat sering duduk sendirian dengan wajah yang murung dan dia juga
pernah cerita dulunya dia pernah bekerja di rumah majikannya dia sangat