Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI
KOROSI GALVANIK
Korosi adalah penurunan mutu logam akibat reaksi elektro kimia dengan
lingkungannya. Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang bersifat
alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu korosi tidak dapat
dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan atau
diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses perusakannya. Dilihat dari
aspek elektrokimia, korosi merupakan proses terjadinya transfer elektron dari logam
ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yang memberikan elektron (anoda)
dan lingkungannya sebagai penerima elektron (katoda). Reaksi yang terjadi pada
logam yang mengalami korosi adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam
larut kelingkungannya menjadi ion-ion dengan melepaskan elektron pada logam
tersebut. Sedangkan dari katoda terjadi reaksi, dimana ion-ion dari lingkungan
mendekati logam dan menangkap elektronelektron yang tertinggal pada logam.
Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan bahan
logam yang pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan
logam yang kontak langsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang
paling umum, yaitu kerusakan logam besi dengan terbentuknya karat oksida.
Dengan demikian, korosi menimbulkan banyak kerugian. Korosi logam melibatkan
proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi ion dengan melepaskan elektron ke
dalam (permukaan) logam dan proses katodik yang mengkonsumsi electron tersebut
dengan laju yang sama : proses katodik biasanya merupakan reduksi ion hidrogen
atau oksigen dari lingkungan sekitarnya.
Untuk contoh korosi logam besi dalam udara lembab, misalnya proses
reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut :
Anode {Fe(s) Fe2+(aq)+ 2 e} x 2
Katode O2(g)+ 4H+(aq)+ 4 e 2 H2O(l) +
Redoks 2 Fe(s) + O2 (g)+ 4 H+(aq) 2 Fe2++ 2 H2O(l)
Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI
Jika proses korosi terjadi dalam lingkungan basa, maka reaksi katodik yang
terjadi, yaitu :
O2 (g) + 2 H2O(l)+ 4e 4 OH-(aq)
Oksidasi lanjut ion Fe2+ tidak berlangsung karena lambatnya gerak ion ini
sehingga sulit berhubungan dengan oksigen udara luar, tambahan pula ion ini segera
ditangkap oleh garam kompleks hexasianoferat (II) membentuk senyawa kompleks
stabil biru. Lingkungan basa tersedia karena kompleks kalium heksasianoferat (III).
Korosi besi realatif cepat terjadi dan berlangsung terus, sebab lapisan senyawa besi
(III) oksida yang terjadi bersifat porous sehingga mudah ditembus oleh udara
maupun air. Tetapi meskipun alumunium mempunyai potensial reduksi jauh lebih
negatif ketimbang besi, namun proses korosi lanjut menjadi terhambatkarena hasil
oksidasi Al2O3, yang melapisinya tidak bersifat porous sehingga melindungi logam
yang dilapisi dari kontak dengan udara luar.
Korosi galvanik terjadi apabila dua logam yang tidak sama dihubungkan
dan berada di lingkungan korosif saat terjadi kontak atau secara listrik kedua
logam yang berbeda potensial tersebut akan menimbulkan aliran elektron/listrik
diantar kedua logam. sehingga Salah satu dari logam tersebut akan mengalami
korosi, sedangkan logam lainnya akan terlindungi dari serangan korosi. Korosi
galvanik terjadi apabila berada dalam lingkungan lembab dan ada cairan
elektrolit. Jika tembaga dan besi diletakkan pada daerah lembab dan ada
elektrolit, maka akan terjadi aliran arus dari besi ke tembaga. Dalam hal ini
korosi galvanik telah berlangsung, logam yang kurang mulia akan menjadi
anoda karbon.
Korosi galvanik disebut juga sebagai korosi logam tak sejenis atau korosi
dwilogam. Korosi ini terjadi jika 2 buah logam atau logam paduan yang berbeda
dalam suatu lingkungan yang sama dan saling berhubungan. Hal ini terjadi
karena dihasilkan suatu beda potensial diantara logam tesebut. Prinsip korosi
galvanik sama dengan prinsip elektrokimia yaitu terdapat elektroda (katoda dan
anoda), elektrolit dan arus listrik. Logam yang berfungsi sebagai anoda adalah
logam yang sebelum dihubungkan bersifat lebih aktif atau mempunyai potensial
korosi lebih negatif. Pada anoda akan terjadi reaksi oksidasi atau reaksi
pelarutan sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi logam atau tidak terjadi
reaksi apa-apa dengan cara proteksi katodik.
Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI
Deret galvanik adalah daftar potensial korosi dari berbagai logam dan
paduan yang terekspose ke dalam lingkungan yang spesifik. Potensial korosi
dapat di ukur ddengan bantuan elektroda standar (acuan). tabel I menunjukkan
deret galvanik dari logam dan paduan di dalam air laut. Logam dengan
potensial yang lebih positif biasanya di sebut lebih nobel dan akan bersifat lebih
katodik bila di hubungkan dengan logam yang potensial korosinya lebih negatif
Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI
yang di sebut lebih aktif. Logam atau paduan yang paling aktif selalu akan
bersifat anodik bila kontak listrik dengan logam atau paduan lainnya. Pemilihan
paduan dengan perbedaan potensial korosi yang minimum akan meminimumkan
korosi galvanik. Sebagai contoh korosi galvanik akan nyata (significant) bila
beda potensial korosi antara dua logam yang di hubungkan adalah sebesar 250
mV atau lebih. Deret galvanik hanya memberikan informasi kecenderungan
korosi galvanik dan tidak memberikan informasi tenyang laju serangannya. Hal
yang menarik dari deret galvanik adalah tanda kurung (bracket) yang
mengelompokkan logam atau paduan. Material dalam kelompok ini mempunyai
ketahanan yang hampir sama khususnya karena kompossi dasar materialnya
sama, misalnya tembaga dan paduan tembaga. Pengelompokkan tersebut
menunjukkan pada penerapan praktisnya, bahaya korosi galvanik kecil bila
logam atau paduan dalam satu kelompok di hubungkan satu dengan lainnya.
Platinum
Gold
Graphite
Noble or cathodic
Titanium
Silver
Chlorimet 3 (62 Ni, 18 Cr, 18 Mo)
Hastelloy C (62 Ni, 17 Cr, 15 Mo)
18.8 Mo stainless steel (passive)
18.8 Stainless steel (passive)
Chromium stainless steel 11.30 % Cr (passive)
Inconel (passive) (80 Ni,13 Cr, 7 Fe)
Nickel (passive)
Silver solder
Monel (70 Ni, 30Cu)
Cupronickels 60-90 Cu, 40-10 Ni)
Bronzes (Cu, Sn)
Copper
Brasses (Cu, Zn)
Chlorimer 2 (66 Ni, 32 Mo, 1 Fe)
Hastelloy B (60 Ni, 30 Mo, 6 Fe, 1 Mn)
Inconel (active)
Nickel (active0
Tio
Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI
Lead
Lead-tin solders
18.8 Mo stainless steel (active)
18.8 stainless steel (active)
Ni resist (high Ni cast iron)
Chromium stainless steel, 13% Cr (active)
Cast iron
Steel or iron
2024 aluminum (4.5 Cu, 1.5 Mg, 0.6 Mn)
Active or anodic Cadmium
Commercially pure aluminum (1100)
Zinc
Magnesium and magnesium alloys
Korosi galvanik tidak terjadi jika kedua logam benar-benar kering karena tidak
ada elektrolit yang memindahkan arus dintara anoda dan katoda.
2. Jarak
laju korosi pada umumnya paling besar pada daerah dekat pertemuan
kedua logam. Laju korosi berkurang dengan makin bertambahnya jarak dari
pertemuan kedua logam tersebut. Pengaruh jarak ini tergantung pada
konduktivitas larutan dan korosi galvanik dapat diketahui dengan adanya
serangan korosi lokal pada daerah dekat pertemuan logam.
3. Luas penampang
yang dimaksud dengan luas penampang elektroda terhadap korosi
galvanik adalah pengaruh perbandingan luas penampang katodik terhadap
anodik. Jika luas penampang katodik jauh lebih besar dari pada katoda. Makin
besar rapat arus pada daerah anoda mengakibatkan laju korosi makin cepat pula.
Korosi di daerah anodik akan menjadi 100-1000 kali lebih besar jika
dibandingkan dengan keseimbangan luas penampang anodik dan katodik.
Potensial elektroda standar logam besi adalah: E0Fe= -0.44 V, dan potensial
logam tembaga adalah E0Cu = 0,337 V. Sehingga perbedaan potensial kedua
logam tersebut adalah: E0Cu E0Fe = 0,777 V.
diketahui bahwa Potensial besi Fe lebih rendah dari pada potensial tembaga, oleh
karena itu pada permukaan logam besi terjadi reaksi anodic, Fe larut dalam sistem
berikut:
Fe = Fe2+ + 2e-
Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI
Sel gavanik ini menyebabkan logam besi, Fe terkorosi. Pada permukaan tembaga
terjadi reaksi katodik antara elektron dengan ion hidrogen sesuai reaksi berikut:
H+ + e- = H.
Katoda akan terpolarisasi oleh kehadiran ion-ion hydrogen yang
menghasilkan lapisan film dan menutupi permukaan katoda. Lapisan film yang
terbentuk ini mempengaruhi kinetika atau kecepatan korosi berikutnya. Reaksi
katodik menjadi lambat. Reaksi antara electron dengan ion hydrogen yang
terlarutpun menjadi lebih lambat. Melambatnya reaksi katodik menyebabkan
melambatnya reaksi
Pada larutan elektrolit yang memiliki konsentrasi ion hidrogen tinggi
seperti larutan asam, maka ion hidrogen akan teradsorpsi pada permukaan katoda
dan membentuk gas hidrogen yang meninggalkan permukaan katoda, sesuai
dengan reaksi berikut:
2H = H2.
Reaksi ini mampu menyebabkan terjadinya korosi yang berkelanjutan.
Reaksi pembentukan gas hydrogen, H2 di katodik berjalan terus akan diikuti
dengan reaksi pelepasan ion logam di daerah anoda. Sehingga jika reaksi
pembentukan gas hidrogen terjadi, maka korosi terjadi.
Pada umumnya Larutan air adalah teraerasi atau mengandung oksigen
terlarut, oleh karenanya, ion hidrogen yang terbentuk pada permukaan katoda
bereaksi dengan oksigen sesuai reaksi berikut:
1/2O2 + 2H = H2O.
Kinetika untuk reaksi ini sangat ditentukan oleh laju difusi oksigen ke permukaan
katodik. Selama katoda menghasilkan reaksi ini, maka reaksi pelarutan logan di
anoda juga terjadi.
Pada pelapis terdapat jenis pelapis epoksi yang merupakan jenis polimer
tipe termoset. Pelapis epoksi terdiri dari dua bagian yang pertama berisikan resin
Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI
epoksi, pigmen dan beberapa pelarut, dan bagian kedua adalah kopolimer agen
pengeras yang dapat berupa polyamine, amine product, dan polyadine.
Pada gambar 1(a) menunjukan ada dua buah logam besi dan zinc yang
terpisah dan di celupkan ke dalam suatu elektrolit. Kedua logam tersebut akan
terkorosi dan kedua reaksi korosi (oksidasi) diseimbangkan dengan reaksi
reduksi yang sama, dimana pada kedua kasus tersebut terjadi pembebasan gas
hydrogen. Kejadian akan berbeda jika kedua logam tersebut dihubungkan satu
sama lain secara elektris seperti terlihat pada Gambar 1(b). disini reaksi korosi
dipusatkan pada elektroda zinc (anode) dan hampir semua reaksi reduksi
dipusatkan pada elektroda besi (katoda). Reaksi anoda zinc pada rangkaian
Gambar 1(b) akan lebih cepat dari pada rangkaian (a). Pada waktu yang
bersamaan, korosi pada besi akan berhenti. Dengan kata lain anoda zinc telah
dikorbankan untuk memproteksi besi.
(sumber: agussuwasono.com/artikel/teknologi/mechanical/558-sistem-
proteksi-katodik.html )
Pada gambar tersebut tampak bahwa arus mengalir ke pipa pada daerah
dimana sebelumnya sebagai anoda. Driving voltage system proteksi katodik
harus lebih besar dari pada driving voltage sel korosi yang sedang berlangsung.
Supaya system proteksi katodik bekerja, harus ada arus yang mengalir dari
groundbed. Selama terjadinya aliran arus ketanah, maka material groundbed
akan menjadi subjek korosi. Oleh karena kegunaan groundbed untuk
mengeluarkan arus, maka sebaiknya menggunakan bahan yang laju
konsumsinya lebih rendah dari pada pipanya itu sendiri. Atau secara
termodinamika, potensial pipa/struktur yang diproteksi dibuat menjadi imun
yaitu pada -850 mV (CSE).
System ini dikenal juga dengan galvanic anode, dimana cara kerja dan
sumber arus yang digunakan berasal hanya dari reaksi galvanis anoda itu sendiri.
Prinsip dasar dari system anoda korban adalah hanya dengan cara menciptakan
sel elektrokimia galvanic dimana dua logam yang berbeda dihubungkan secara
elektris dan ditanam dalam elektrolit alam (tanah atau air). Dalam sel logam
yang berbeda tersebut, logam yang lebih tinggi dalam seri elektromitive-Emf
series (lebih aktif) akan menjadi anodic terhadap logam yang kurang aktif dan
terkonsumsi selama reaksi elektrokimia. Logam yang kurang aktif menerima
proteksi katodik pada permukaannya karena adanya aliran arus melalui elektrolit
dari logam yang anodic. Gambar system proteksi katodik dengan anoda korban
dapat dilihat pada Gambar 3.
Memproteksi pada daerah hot spot yang tidak dicoating, misalnya pada
daerah dimana ada indikasi aktifitas korosi yang cukup tinggi.
Untuk mensuplemen system arus tanding, jika dipandang arus proteksi yang
ada kurang memadai. Ini biasanya terjadi pada daerah yang resistivitas
tanahnya rendah seperti daerah rawa.
Untuk mengurangi efek interferensi yang disebabkan oleh system arus
tanding atau sumber arus searah lainnya.
Untuk memproteksi pipa yang dicoating dengan baik, sehingga kebutuhan
arus proteksi relative kecil.
Untuk memperoteksi sementara selama kontruksi pipa hingga system arus
tanding terpasang.
Untuk memperoteksi pipa bawah laut, yang biasanya menggunakan bracelet
anode dengan cara ditempelkan pada pipa yang dicoating.
Tidak memerlukan arus tambahan dari luar, karena arus proteksi berasal dari
anodanya itu sendiri.
Pemasangan dilapangan relative lebih sederhana
Perawatannya mudah
Ditinjau dari segi biaya, system ini lebih murah dibanding system arus
tanding.
Kemungkinan menimbulkan efek interferensi kecil.
Kebutuhan material untuk sitem anoda korban relative sedikit yaitu anoda,
kabel dan test box.
Driving voltage dari system ini relative rendah karena arus proteksi hanya
terjadi dari reaksi galvanis material itu sendiri sehingga system ini hanya
dapat digunakan untuk memproteksi struktur yang arus proteksinya relative
Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI
kecil dan resistivitas lingkungan rendah. Karena kondisi yang demikian itu,
system ini akan menjadi kurang ekonomis jika dipakai unguk keperluan
memproteksi struktur yang relatif besar.
Kemempuan untuk mengontrol variable efek arus sesat terhadap struktur
yang diproteksi relative kecil.
Berbeda dengan system anoda korban, sumber arus pada system arus
tanding berasal dari luar, biasanya berasal dari DC dan AC yang dilengkapi
dengan penyearah arus (rectifier), dimana kutub negative dihubungkan ke
struktur yang dilindungi dan kutub positif dihubungkan ke anoda. Arus mengalir
dari anoda melalui elektrolit ke permukaan struktur, kemudian mengalir
sepanjang struktur dan kembali ke rectifier melalui konduktor elektris. Karena
struktur menerima arus dari elektrolit, maka struktur menjadi terproteksi.
Keluaran (output) arus rectifier diatur untuk mengalirkan arus yang cukup
sehingga dapat mencegah arus korosi yang akan meninggalkan daerah anoda
pada struktur yang dilindungi. Dengan keluaran arus dari anoda ini maka anoda
tersebut terkonsumsi. Untuk itu maka sebaiknya menggunakan bahan yang laju
konsumsinya lebih rendah dari magnesium, zinc dan alumunium yang biasa
dipakai untuk system tersebut, umumnya digunakan paduan kombinasi bahan
yang khusus. Tipikal system arus tanding dapat dilihat pada Gambar 4.
Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI