Anda di halaman 1dari 22

Nama : ILHAMSYAH

Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI

1. Daftar deret galvanik dengan satuan SHE, Ag/AgCl, Cu/CuSo4


Jawab :

KOROSI GALVANIK
Korosi adalah penurunan mutu logam akibat reaksi elektro kimia dengan
lingkungannya. Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang bersifat
alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu korosi tidak dapat
dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan atau
diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses perusakannya. Dilihat dari
aspek elektrokimia, korosi merupakan proses terjadinya transfer elektron dari logam
ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yang memberikan elektron (anoda)
dan lingkungannya sebagai penerima elektron (katoda). Reaksi yang terjadi pada
logam yang mengalami korosi adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam
larut kelingkungannya menjadi ion-ion dengan melepaskan elektron pada logam
tersebut. Sedangkan dari katoda terjadi reaksi, dimana ion-ion dari lingkungan
mendekati logam dan menangkap elektronelektron yang tertinggal pada logam.
Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan bahan
logam yang pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan
logam yang kontak langsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang
paling umum, yaitu kerusakan logam besi dengan terbentuknya karat oksida.
Dengan demikian, korosi menimbulkan banyak kerugian. Korosi logam melibatkan
proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi ion dengan melepaskan elektron ke
dalam (permukaan) logam dan proses katodik yang mengkonsumsi electron tersebut
dengan laju yang sama : proses katodik biasanya merupakan reduksi ion hidrogen
atau oksigen dari lingkungan sekitarnya.

Untuk contoh korosi logam besi dalam udara lembab, misalnya proses
reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut :
Anode {Fe(s) Fe2+(aq)+ 2 e} x 2
Katode O2(g)+ 4H+(aq)+ 4 e 2 H2O(l) +
Redoks 2 Fe(s) + O2 (g)+ 4 H+(aq) 2 Fe2++ 2 H2O(l)
Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI

Jika proses korosi terjadi dalam lingkungan basa, maka reaksi katodik yang
terjadi, yaitu :
O2 (g) + 2 H2O(l)+ 4e 4 OH-(aq)
Oksidasi lanjut ion Fe2+ tidak berlangsung karena lambatnya gerak ion ini
sehingga sulit berhubungan dengan oksigen udara luar, tambahan pula ion ini segera
ditangkap oleh garam kompleks hexasianoferat (II) membentuk senyawa kompleks
stabil biru. Lingkungan basa tersedia karena kompleks kalium heksasianoferat (III).
Korosi besi realatif cepat terjadi dan berlangsung terus, sebab lapisan senyawa besi
(III) oksida yang terjadi bersifat porous sehingga mudah ditembus oleh udara
maupun air. Tetapi meskipun alumunium mempunyai potensial reduksi jauh lebih
negatif ketimbang besi, namun proses korosi lanjut menjadi terhambatkarena hasil
oksidasi Al2O3, yang melapisinya tidak bersifat porous sehingga melindungi logam
yang dilapisi dari kontak dengan udara luar.

Faktor yang mempengaruhi korosi :


- Jenis dan konsentrasi elektrolit
- Adanya oksigen terlarut pada elektrolit
- Temperatur tinggi
- Kecepatan gerakan elektrolit
- Jenis logam/paduan
- Adanya galvanic cells
- Adanya tegangan (tarik)

Skematika Mekanisme Korosi Galvanik.


Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI

Gambar di atas menunjukkan mekanisme reaksi yang terjadi pada korosi


galvanik yang terbentuk oleh adanya hubungan antara dua logam yang memiliki
potensial berbeda. Kedua logam membentuk sel galvanik, dan logam yang
memiliki potensial lebih rendah akan menjadi anoda dan terkorosi, sedangkan
logam yang memiliki potensial lebih tinggi akan berlaku sebagai katoda dan
tidak terkorosi.

Korosi galvanik terjadi apabila dua logam yang tidak sama dihubungkan
dan berada di lingkungan korosif saat terjadi kontak atau secara listrik kedua
logam yang berbeda potensial tersebut akan menimbulkan aliran elektron/listrik
diantar kedua logam. sehingga Salah satu dari logam tersebut akan mengalami
korosi, sedangkan logam lainnya akan terlindungi dari serangan korosi. Korosi
galvanik terjadi apabila berada dalam lingkungan lembab dan ada cairan
elektrolit. Jika tembaga dan besi diletakkan pada daerah lembab dan ada
elektrolit, maka akan terjadi aliran arus dari besi ke tembaga. Dalam hal ini
korosi galvanik telah berlangsung, logam yang kurang mulia akan menjadi
anoda karbon.

Korosi galvanik disebut juga sebagai korosi logam tak sejenis atau korosi
dwilogam. Korosi ini terjadi jika 2 buah logam atau logam paduan yang berbeda
dalam suatu lingkungan yang sama dan saling berhubungan. Hal ini terjadi
karena dihasilkan suatu beda potensial diantara logam tesebut. Prinsip korosi
galvanik sama dengan prinsip elektrokimia yaitu terdapat elektroda (katoda dan
anoda), elektrolit dan arus listrik. Logam yang berfungsi sebagai anoda adalah
logam yang sebelum dihubungkan bersifat lebih aktif atau mempunyai potensial
korosi lebih negatif. Pada anoda akan terjadi reaksi oksidasi atau reaksi
pelarutan sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi logam atau tidak terjadi
reaksi apa-apa dengan cara proteksi katodik.
Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI

Proses tejadinya korosi galvanik

Logam yang mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial


lebih rendah dan logam yang tidak mengalami korosi adalah logam yang
memiliki potensial yang lebih tinggi. Contoh korosi galvanik misalnya pada
seng terjadi akibat perbedaan potensial lokal yang dimilikinya. Perbedaan
potensial tersebut dapat berasal dari fasa fasa, batas batas butir, impurity dan
bagian bagian lain. Dengan demikian akan terbentuk suatu anoda dan katoda
lokal pada permukaan logam tersebut. Selanjutnya terjadi aliran elektron dari
anoda ke katoda yan dimiliki oleh oksidasi dari anoda lokal. Pada keadaan
tertentu, misalnya seng tercelup dalam larutan asam klorida pekat, Zn akan
terkorosi maka terus sampai habis. Korosi galvanic corrosion dipengaruhi oleh,
lingkungan, jarak, area/luas
Masalah korosi galvanik di mulai pada saat perencanaan. Kadang-kadang
penggabungan dua logam yang berbeda terpaksa tidak dapat di hindari. Untuk
mendapatkan gambaran logam-logam atau paduan-paduan yang dapat di
gabungkan untuk meminimumkan terjadinya serangan korosi galvanik, sebagai
langkah awal biasanya di perhatikan deret galvanik.

Deret galvanik adalah daftar potensial korosi dari berbagai logam dan
paduan yang terekspose ke dalam lingkungan yang spesifik. Potensial korosi
dapat di ukur ddengan bantuan elektroda standar (acuan). tabel I menunjukkan
deret galvanik dari logam dan paduan di dalam air laut. Logam dengan
potensial yang lebih positif biasanya di sebut lebih nobel dan akan bersifat lebih
katodik bila di hubungkan dengan logam yang potensial korosinya lebih negatif
Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI

yang di sebut lebih aktif. Logam atau paduan yang paling aktif selalu akan
bersifat anodik bila kontak listrik dengan logam atau paduan lainnya. Pemilihan
paduan dengan perbedaan potensial korosi yang minimum akan meminimumkan
korosi galvanik. Sebagai contoh korosi galvanik akan nyata (significant) bila
beda potensial korosi antara dua logam yang di hubungkan adalah sebesar 250
mV atau lebih. Deret galvanik hanya memberikan informasi kecenderungan
korosi galvanik dan tidak memberikan informasi tenyang laju serangannya. Hal
yang menarik dari deret galvanik adalah tanda kurung (bracket) yang
mengelompokkan logam atau paduan. Material dalam kelompok ini mempunyai
ketahanan yang hampir sama khususnya karena kompossi dasar materialnya
sama, misalnya tembaga dan paduan tembaga. Pengelompokkan tersebut
menunjukkan pada penerapan praktisnya, bahaya korosi galvanik kecil bila
logam atau paduan dalam satu kelompok di hubungkan satu dengan lainnya.
Platinum
Gold
Graphite
Noble or cathodic
Titanium
Silver
Chlorimet 3 (62 Ni, 18 Cr, 18 Mo)
Hastelloy C (62 Ni, 17 Cr, 15 Mo)
18.8 Mo stainless steel (passive)
18.8 Stainless steel (passive)
Chromium stainless steel 11.30 % Cr (passive)
Inconel (passive) (80 Ni,13 Cr, 7 Fe)
Nickel (passive)
Silver solder
Monel (70 Ni, 30Cu)
Cupronickels 60-90 Cu, 40-10 Ni)
Bronzes (Cu, Sn)
Copper
Brasses (Cu, Zn)
Chlorimer 2 (66 Ni, 32 Mo, 1 Fe)
Hastelloy B (60 Ni, 30 Mo, 6 Fe, 1 Mn)
Inconel (active)
Nickel (active0
Tio
Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI

Lead
Lead-tin solders
18.8 Mo stainless steel (active)
18.8 stainless steel (active)
Ni resist (high Ni cast iron)
Chromium stainless steel, 13% Cr (active)
Cast iron
Steel or iron
2024 aluminum (4.5 Cu, 1.5 Mg, 0.6 Mn)
Active or anodic Cadmium
Commercially pure aluminum (1100)
Zinc
Magnesium and magnesium alloys

Tabel I. Deret galvanik untuk beberapa logam dah paduan


(Sumber : mendulanglimbah.blogspot.com/2013/07/korosi-galvanik.html)

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi korosi galvanik yaitu


diantaranya:
1. Lingkungan
tingkatan korosi galvanik tergantung pada keagresifan dari
lingkungannya. Pada umumnya logam dengan ketahanan korosi yang lebih
rendah dalam suatu lingkungan berfungsi sebagai anoda. Biasanya baja dan seng
keduanya akan terkorosi akan tetapi jika keduanya dihubungkan maka Zn akan
terkorosi sedangkan baja akan terlindungi. Pada kondisi khusus, sebagai contoh
dalam lingkungan air dengan temperature 180 oF, terjadi hal sebaliknya yaitu
baja mengalami korosi sedangkan Zn terlindungi. Rupanya dalam kasus ini
produk korosi pada Zn bertindak sebagai permukaan yang lebih mulia terhadap
baja. Menurut Haney, Zn menjadi kurang aktif dan potensialnya menjadi
kebalikannya jika ada ion-ion penghalang seperti nitrat, bikarbonat atau karbonat
dalam air.

Berdasarkan dibeberapa macam kondisi lingkungan, dapat ditarik


kesimpulan bahwa :
Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI

1. Zn bersifat anodik terhadap baja pada semua kondisi


2. Al sifatnya bervariasi
3. Sn selalu bersifat sebagai katodik
4. Ni selalu bersifat sebagai katodik

Korosi galvanik tidak terjadi jika kedua logam benar-benar kering karena tidak
ada elektrolit yang memindahkan arus dintara anoda dan katoda.

2. Jarak
laju korosi pada umumnya paling besar pada daerah dekat pertemuan
kedua logam. Laju korosi berkurang dengan makin bertambahnya jarak dari
pertemuan kedua logam tersebut. Pengaruh jarak ini tergantung pada
konduktivitas larutan dan korosi galvanik dapat diketahui dengan adanya
serangan korosi lokal pada daerah dekat pertemuan logam.

3. Luas penampang
yang dimaksud dengan luas penampang elektroda terhadap korosi
galvanik adalah pengaruh perbandingan luas penampang katodik terhadap
anodik. Jika luas penampang katodik jauh lebih besar dari pada katoda. Makin
besar rapat arus pada daerah anoda mengakibatkan laju korosi makin cepat pula.
Korosi di daerah anodik akan menjadi 100-1000 kali lebih besar jika
dibandingkan dengan keseimbangan luas penampang anodik dan katodik.

Contoh lain luas penampang elektroda adalah ratusan tangki


penyimpanan yang besar dipasang pada bagian utama pabrik yang mengalami
program ekspansi. Tangki-tangki yang pertama digunakan adalah terbuat dari
baja karbon dan permukaan dalamnya dilapisi atau dilindungi oleh cat phenolik.
Tangki-tangki ini dapat digunakan dengan baik untuk beberapa tahun. Akan
tetapi lama kelamaan lapisan cat bagian bawah rusak dan menyebabkan
terjadinya kontaminasi. Oleh karena itu tangki-tangki yang baru, bagian
bawahnya dilengkapi dengan stainless steel yang melindungi baja karbon
(stainless steel-clad carbon steel) untuk pemakaian yang lebih baik dan
Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI

mengurangi biaya perawatan. Kemudian cat pelapis pheonik juga diberikan


diseluruh permukaan-permukaan dinding tangki sedangkan bagian bawah tangki
yang dilapisi stainless steel tidak diberi lapisan cat karena mempunyai sifat
ketahanan korosi yang baik. Namun setelah beberapa bulan dioperasikan, mulai
terlihat adanya kebocoran di dinding tangki yaitu di atas penyambung logam/las-
lasnya.

JENIS-JENIS KOROSI GALVANIK

Korosi Galvanik Sistem Besi-Seng.


Potensial elektroda standar dari logam seng adalah: E0Zn = -0,763 V, dan
potensial logam besi adalah E0Fe = -0,44 V. Sehingga perbedaan potensial
keduanya adalah E0Fe E0Zn = 0,323 V.
Diketahui bahwa potensial Zn lebih rendah daripada potensial Fe, oleh
karena itu, Zn larut dalam elektrolit menurut reaksi anodik sebagai berikut:
Zn = Zn2+ + 2e-
System galvanik ini menyebabkan seng terkorosi dengan melepaskan
elektron. Elektron mengalir dari daerah anoda seng ke katoda besi. Kemudian
dipermukaan katoda besi, elektron ini habis digunakan dalam reaksi katodik
seperti berikut:
H+ + e- = H

Korosi Galvanik Sistem Besi-Tembaga

Potensial elektroda standar logam besi adalah: E0Fe= -0.44 V, dan potensial
logam tembaga adalah E0Cu = 0,337 V. Sehingga perbedaan potensial kedua
logam tersebut adalah: E0Cu E0Fe = 0,777 V.
diketahui bahwa Potensial besi Fe lebih rendah dari pada potensial tembaga, oleh
karena itu pada permukaan logam besi terjadi reaksi anodic, Fe larut dalam sistem
berikut:
Fe = Fe2+ + 2e-
Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI

Sel gavanik ini menyebabkan logam besi, Fe terkorosi. Pada permukaan tembaga
terjadi reaksi katodik antara elektron dengan ion hidrogen sesuai reaksi berikut:
H+ + e- = H.
Katoda akan terpolarisasi oleh kehadiran ion-ion hydrogen yang
menghasilkan lapisan film dan menutupi permukaan katoda. Lapisan film yang
terbentuk ini mempengaruhi kinetika atau kecepatan korosi berikutnya. Reaksi
katodik menjadi lambat. Reaksi antara electron dengan ion hydrogen yang
terlarutpun menjadi lebih lambat. Melambatnya reaksi katodik menyebabkan
melambatnya reaksi
Pada larutan elektrolit yang memiliki konsentrasi ion hidrogen tinggi
seperti larutan asam, maka ion hidrogen akan teradsorpsi pada permukaan katoda
dan membentuk gas hidrogen yang meninggalkan permukaan katoda, sesuai
dengan reaksi berikut:
2H = H2.
Reaksi ini mampu menyebabkan terjadinya korosi yang berkelanjutan.
Reaksi pembentukan gas hydrogen, H2 di katodik berjalan terus akan diikuti
dengan reaksi pelepasan ion logam di daerah anoda. Sehingga jika reaksi
pembentukan gas hidrogen terjadi, maka korosi terjadi.
Pada umumnya Larutan air adalah teraerasi atau mengandung oksigen
terlarut, oleh karenanya, ion hidrogen yang terbentuk pada permukaan katoda
bereaksi dengan oksigen sesuai reaksi berikut:
1/2O2 + 2H = H2O.
Kinetika untuk reaksi ini sangat ditentukan oleh laju difusi oksigen ke permukaan
katodik. Selama katoda menghasilkan reaksi ini, maka reaksi pelarutan logan di
anoda juga terjadi.

PENCEGAHAN KOROSI GALVANIK


Adapun cara penanggulangan korosi galvanic yaitu:
a) Menghindari kontak logam yang berbeda (logamnya harus sama)
b) Mencegah kontak listrik antara 2 komponen logam
c) Penggunaan pengaruh luas permukaan
d) Menghindari daerah yang basah pada logam
Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI

e) Merancang dengan baik agar dapat mengganti bagian-bagian anoda yang


rusak dengan menggunakan bahan-bahan yang siap pakai atau buatlah anodik
yang lebih tebal agar lebih tahan lama.
f) Menambahkan inhibitor untuk mengurangi keagresifan lingkungan.
Inhibitor merupakan perlakuan kimia untuk perlindungan korosi pada bagian
logam yang berhubungan langsung dengan lingkungan korosif dengan
menambah zat penghalang korosi. Inhibitor ditambahkan dalam lingkungan
dalam jumlah sedikit, yaitu dalam satuan ppm, yang umumnya 10-100 ppm.
Inhibitor berasal dari kata inhibisi yang berarti menghambat. Adapun pembagian
inhibitor sebagai berikut:
Interfasa inhibisi: interaksi inhibitor dengan permukaan logam dengan
membentuk lapisan tipis
Intrafasa inhibisi: penurunan tingkat korosifitas lingkungan, misal pengurangan
kadar O2 dan pengaturan pH.

Jenis/mekanisme inhibitor terbagi menjadi beberapa macam, yaitu:


Physical inhibitor: molekul inhibitor secara fisik teradsorbsi ke permukaan
material atau senya organik yang mengabsorbi permukaan logam dan menekan
kelarutan logam serta mengurangi reaksinya
Passivator (anodic. Inh) : membentuk lapisan pasif pada permukaan material,
sehingga memperlambat reaksi anodik, contohnya kromat, serta membantu
memperbaiki lapisan film ddengan membentuk senyawa passivator.
Precipitation inhibitor (cath. Inh): memperlambat reaksi katodik dengan
mengubah potensial ke arah negatif, contohnya fosfat dan silikat dengan
meningkatkan polarisasi anodik/katodik dan mengurangi difusi ion di
permukaan logam
Destimulator: menurunkan kadar O2 pada lingkungan (oxygen scravanger),
contohnya pada reaksi hydrazine O2 + N2H2--> 2H2O + N2

g) Menghindarkan terjadinya hubungan galvanik logam, hal ini dapat


dilakukan dengan cara memilih material yang memiliki potensial yang ridak
jauh berbeda (berdekatan pada galvanik series) pada saat perencanaan.
Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI

Mengotrol anoda, apabila hubungan galvanik tidak dapat dihindarkan maka


logam yang menjadi daerah anoda hendaknya diperluas/dibuat lebih tebal.
Secara ekonomi akan lebih baik lagi melakukan dengan membuat anoda menjadi
bagian yang mudah diganti. Dalam kontrol korosi, memilih logam atau paduan
sedimikian sehingga pertukaran ion dengan lingkungannya tidak berlangsung
dengan cepat atau dengan kata lain memilih logam atau paduannya yang
perbedaan potensialnya dengan lingkungannya tidak terlalu besar. Faktor-faktor
yang sering diperhitungkan dalam proses pemilihan material antara lain:
Memiliki ketahanan korosi yang lebih tinggi di suatu media tertentu yang mana
pada deret galvanik berada pada daerah noble atau katodik.
Persyaratan umur komponen
Variasi sifat
Perubahan karakteristik logam akibat proses pengerjaan atau selam
terkena kondisi operasi tertentu
Pemilihan material dipertimbangkan juga dalam perannya sebagai pelapis
permukaan luar (coating) maupun sebagai pelapis permukaan dalam (lining).

h) Menghindarkan terjadinya cacat lapisan, pada pelapisan logam hubungan


galvanik akan terjadi apabila lapisannya pecah, oleh karena itu pada saat proses
pelapisan dilakukan harus dihindarkan terjadinya cacat pelapisan yang dapat
menjadi anoda yang sangat kecil.
Pelapisan (coating) berfungsi seperti kosmetik yang mencegah logam
mengadakan kontak langsung dengan lingkungannya yang korosif sehingga
dapat melindungi logam dari korosi. Pada dasarnya pelapis dibagi menjadi dua:
Physical drying: proses pengeringan secara alami
Chemical curing: proses pengeringan secara kimia yang prosesnya terbagi
atas reaksi dengan oksigen, reaksi antara komponen perekant serta zat pewarna
dan pelarut, dan reaksi dengan karbondioksida dalam udara

Pada pelapis terdapat jenis pelapis epoksi yang merupakan jenis polimer
tipe termoset. Pelapis epoksi terdiri dari dua bagian yang pertama berisikan resin
Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI

epoksi, pigmen dan beberapa pelarut, dan bagian kedua adalah kopolimer agen
pengeras yang dapat berupa polyamine, amine product, dan polyadine.

2. Bagan kerja PK arus standing (impressed current) dan PK anoda korban


(sacrificial anode)
Jawab :

Salah satu metode pengendalian korosi untuk system perpipaan adalah


proteksi katodik.

Proteksi katodik untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Sir


Humphrey Davy pada tahun 1820-an sebagai sarana control korosi utama pada
alat pengiriman naval di Inggris. Kemudian lebih dikenal dan banyak dipakai
pada tahun 1930-an di Gulf Coast Amerika dalam mengendalikan korosi pada
pipa yang membawa hidrokarbon (gas bumi dan produk minyak) bertekanan
tinggi. Di Indonesia metode ini dipergunakan secara lebih luas sejak tahun 1970-
an.

Pada dasarnya proteksi katodik merupakan control korosi secara


elektrokimia dimana reaksi oksida pada sel galvanis dipusatkan di daerah anoda
dan menekan proses korosi pada daerah katoda dalam sel yang sama. Dengan
demikian, teknologi ini sebenarnya merupakan gabungan yang terbentuk dari
unsur-unsur elektrokimia, listrik dan pengetahuan tentang bahan. Unsur
elektrokimia mencakup dasar-dasar proses terjadinya reaksi korosi, sedangkan
unsur kelistrikan mencakup konsep dasar perilaku obyek yang diproteksi dan
lingkungannya jika arus listrik dialirkan.

Untuk mendapatkan gambaran konsep dasar tentang proses korosi dan


aplikasi proteksi katodik secara teoritis dapat dilihat pada Gambar 1.
Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI

Pada gambar 1(a) menunjukan ada dua buah logam besi dan zinc yang
terpisah dan di celupkan ke dalam suatu elektrolit. Kedua logam tersebut akan
terkorosi dan kedua reaksi korosi (oksidasi) diseimbangkan dengan reaksi
reduksi yang sama, dimana pada kedua kasus tersebut terjadi pembebasan gas
hydrogen. Kejadian akan berbeda jika kedua logam tersebut dihubungkan satu
sama lain secara elektris seperti terlihat pada Gambar 1(b). disini reaksi korosi
dipusatkan pada elektroda zinc (anode) dan hampir semua reaksi reduksi
dipusatkan pada elektroda besi (katoda). Reaksi anoda zinc pada rangkaian
Gambar 1(b) akan lebih cepat dari pada rangkaian (a). Pada waktu yang
bersamaan, korosi pada besi akan berhenti. Dengan kata lain anoda zinc telah
dikorbankan untuk memproteksi besi.

Pada aplikasi dilapangan , struktur yang dilindungi akan diusahakan


menjadi lebih katoda dibandingkan dengan bahan lain yang dikorbankan untuk
terkorosi. Proses ini dilakukan dengan cara mengalirkan arus searah dari sumber
lain melalui elektrolit ke permukaan pipa dan menghindari adanya arus yang
meninggalkan pipa. Jika jumlah arus yang dialirkan diatur dengan baik, maka
akan mencegah mengalirnya arus korosi yang keluar dari daerah anoda
dipermukaan pipa dan arus akan mengalir dalam pipa pada daerah tersebut.
Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI

Sehingga permukaan pipa tersebut akan menjadi bersifat katodik, dengan


demikian maka proteksi menjadi lengkap. Untuk jelasnya, prinsip kerja proteksi
katodik dapat dilihat pada Gambar 2.

(sumber: agussuwasono.com/artikel/teknologi/mechanical/558-sistem-
proteksi-katodik.html )

Pada gambar tersebut tampak bahwa arus mengalir ke pipa pada daerah
dimana sebelumnya sebagai anoda. Driving voltage system proteksi katodik
harus lebih besar dari pada driving voltage sel korosi yang sedang berlangsung.
Supaya system proteksi katodik bekerja, harus ada arus yang mengalir dari
groundbed. Selama terjadinya aliran arus ketanah, maka material groundbed
akan menjadi subjek korosi. Oleh karena kegunaan groundbed untuk
mengeluarkan arus, maka sebaiknya menggunakan bahan yang laju
konsumsinya lebih rendah dari pada pipanya itu sendiri. Atau secara
termodinamika, potensial pipa/struktur yang diproteksi dibuat menjadi imun
yaitu pada -850 mV (CSE).

Ada 2 Jenis Sistem Proteksi Katodik

1. Sistem Anoda Korban (Sacrificial Anode)


Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI

System ini dikenal juga dengan galvanic anode, dimana cara kerja dan
sumber arus yang digunakan berasal hanya dari reaksi galvanis anoda itu sendiri.
Prinsip dasar dari system anoda korban adalah hanya dengan cara menciptakan
sel elektrokimia galvanic dimana dua logam yang berbeda dihubungkan secara
elektris dan ditanam dalam elektrolit alam (tanah atau air). Dalam sel logam
yang berbeda tersebut, logam yang lebih tinggi dalam seri elektromitive-Emf
series (lebih aktif) akan menjadi anodic terhadap logam yang kurang aktif dan
terkonsumsi selama reaksi elektrokimia. Logam yang kurang aktif menerima
proteksi katodik pada permukaannya karena adanya aliran arus melalui elektrolit
dari logam yang anodic. Gambar system proteksi katodik dengan anoda korban
dapat dilihat pada Gambar 3.

System anoda korban secara umum digunakan untuk melindungi struktur


dimana kebutuhan arus proteksinya kecil dan resistivitas tanah rendah.
Disamping itu system ini juga digunakan untuk keperluan dan kondisi yang
lebih spesifik seperti:

Untuk memproteksi struktur dimana sumber listrik tidak tersedia.


Memproteksi struktur yang kebutuhan arusnya relative kecil, yang jika
ditinjau dari segi ekonomi akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan
system atus tanding.
Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI

Memproteksi pada daerah hot spot yang tidak dicoating, misalnya pada
daerah dimana ada indikasi aktifitas korosi yang cukup tinggi.
Untuk mensuplemen system arus tanding, jika dipandang arus proteksi yang
ada kurang memadai. Ini biasanya terjadi pada daerah yang resistivitas
tanahnya rendah seperti daerah rawa.
Untuk mengurangi efek interferensi yang disebabkan oleh system arus
tanding atau sumber arus searah lainnya.
Untuk memproteksi pipa yang dicoating dengan baik, sehingga kebutuhan
arus proteksi relative kecil.
Untuk memperoteksi sementara selama kontruksi pipa hingga system arus
tanding terpasang.
Untuk memperoteksi pipa bawah laut, yang biasanya menggunakan bracelet
anode dengan cara ditempelkan pada pipa yang dicoating.

Ada beberapa keuntungan yang diperolah jika menggunakan system


anoda korban diantaranya:

Tidak memerlukan arus tambahan dari luar, karena arus proteksi berasal dari
anodanya itu sendiri.
Pemasangan dilapangan relative lebih sederhana
Perawatannya mudah
Ditinjau dari segi biaya, system ini lebih murah dibanding system arus
tanding.
Kemungkinan menimbulkan efek interferensi kecil.
Kebutuhan material untuk sitem anoda korban relative sedikit yaitu anoda,
kabel dan test box.

Kelemahan proteksi katodik dengan anoda korban dibandingkan dengan


system arus tanding adalah:

Driving voltage dari system ini relative rendah karena arus proteksi hanya
terjadi dari reaksi galvanis material itu sendiri sehingga system ini hanya
dapat digunakan untuk memproteksi struktur yang arus proteksinya relative
Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI

kecil dan resistivitas lingkungan rendah. Karena kondisi yang demikian itu,
system ini akan menjadi kurang ekonomis jika dipakai unguk keperluan
memproteksi struktur yang relatif besar.
Kemempuan untuk mengontrol variable efek arus sesat terhadap struktur
yang diproteksi relative kecil.

2. Sistem Arus Tanding (Impressed Current)

Berbeda dengan system anoda korban, sumber arus pada system arus
tanding berasal dari luar, biasanya berasal dari DC dan AC yang dilengkapi
dengan penyearah arus (rectifier), dimana kutub negative dihubungkan ke
struktur yang dilindungi dan kutub positif dihubungkan ke anoda. Arus mengalir
dari anoda melalui elektrolit ke permukaan struktur, kemudian mengalir
sepanjang struktur dan kembali ke rectifier melalui konduktor elektris. Karena
struktur menerima arus dari elektrolit, maka struktur menjadi terproteksi.
Keluaran (output) arus rectifier diatur untuk mengalirkan arus yang cukup
sehingga dapat mencegah arus korosi yang akan meninggalkan daerah anoda
pada struktur yang dilindungi. Dengan keluaran arus dari anoda ini maka anoda
tersebut terkonsumsi. Untuk itu maka sebaiknya menggunakan bahan yang laju
konsumsinya lebih rendah dari magnesium, zinc dan alumunium yang biasa
dipakai untuk system tersebut, umumnya digunakan paduan kombinasi bahan
yang khusus. Tipikal system arus tanding dapat dilihat pada Gambar 4.
Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI

System arus tanding digunakan untuk melindungi struktur yang besar


atau yang membutuhkan arus proteksi yang lebih besar dan dipandang kurang
ekonomis jika menggunakan anoda korban. System ini dapat dipakai untuk
melindungi struktur baik yang tidak dicoating, kondisi coating yang kurang baik
maupun yang kondisi coatingnya baik.

Kelebihan system arus tanding adalah dapat didesain untuk aplikasi


dengan tingkat fleksibilitas yang tinggi karena mempunyai rentang kapasitas
output arus yang luas. Artinya kebutuhan arus dapat diatur baik secara manual
maupun secara otomatis dengan merubah tegangan output sesuai dengan
kebutuhan. Kelebihan lain dari system ini, dengan hanya memasang system di
salah satu tempat dapat memproteksi struktur yang cukup besar.

3. Daftar rapat arus proteksi logam


Jawab :

Proses pelapisan permukaan logam mengalami perkembangan pesat,


selain metode pengecatan, pelapisan permukaan logam dapat dilakukan dengan
metode elektrokimia antara lain dengan metode elektroplating.
Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI

Proses elektroplating merupakan metode pelapisan logam dengan


memberikan lapisan pelindung pada permukaan logam dasar sehingga kontak
langsung antara permukaan logam dasar dengan lingkungan di sekitarnya
dapat dicegah. Proses pelapisan dengan metode ini banyak dilakukan pada
dunia industri logam besar terutama dilakukan pada proses akhir pengerjaan
logam. Salah satunya adalah pelapisan nikel, yang bertujuan membuat logam
yang dilapisi mempunyai warna mengkilap (dekoratif) dan memperbaiki sifat
permukaan logam agar dapat mencegah terjadinya korosi (protektif).Proses
pelapisan logam ini dilakukan dengan sistem lapis listrik arus searah (arus
DC) dimana logam pelapis bertindak sebagai anoda, sedangkan benda kerja
yang dilapisi sebagai katoda. Kedua elektroda tersebut dicelupkan dalam
suatu elektrolit yang mengandung nikel sulfat. Hal-hal yang dapat
mempengaruhi hasil pelapisan nikel antara lain temperature, pH larutan
elektrolit,waktu pelapisan, kuat arus listrik yang digunakan untuk proses
pelapisan. Pada proses pembuatan komponen-komponen/peralatanperalatan
permesinan dan industri, dibutuhkan material dengan sifat kekerasan dan
tahan karat yang tinggi.

Teknik Pelapisan Logam

Pada prinsipnya proses pelapisan logam dengan cara electroplating


merupakan rangkaian yang terdiri sumber arus listrik searah,anoda,katodaRapat
arus adalah harga yang menyatakan jumlah arus listrik yang mengalir
persatuan luas permukaan elektroda, terbagi menjadi dua dengan faktor
konsentrasi larutan berkaitan dengan nilai pH larutan (4-6).serta larutan
elektroit rangkaian ini disusun sedemikian rupa sehingga membentuk suatu
sistem lapis listrik sebagai berikut :
Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI

(Sumber : Saleh A. 1996, Bandung)

Anoda (bahan pelapis) dihubungkan dengan kutup positif arus searah


sedangkan Katoda (benda kerja) dihubungkan dengan kutup negatif arus
searah.Bila antara konduktor dialiri arus listrik akan terjadi reaksi kimia.
Proses-proses pengendapan secara elektrokimia (elektrodeposisi) memiliki
bases konsep yang penting dipahami. Anoda dan katoda dimasukkan kedalam
larutan elektrolit. Mengalirnya arus listrik searah melalui suatu larutan
(elektrolit) berkaitan dengan gerak partikel bermuatan (ion). Ujung-ujung
keluar masuknya arus dari/ ke larutan disebut elektroda.Pada anoda terjadi
oksidasi, sedangkan pada katoda terjadi reduksi. Ion bergerak (migrasi) ke
anoda disebut anion, sedangkan yang menuju ke katoda disebut kation . Bila
arus listrik dialirkan di antara kedua elektroda (anoda dan katoda ) di dalam
larutan elektrolit, maka muatan ion positif akan ditarik oleh
katoda.Sementara ion bermuatan negatifberpindah ke arah elektroda
bermuatan positif (anoda). Ion-ion tersebut dinetralisir oleh kedua elektroda
dan larutan elekrolit yang hasilnya diendapkan pada katoda (benda
kerja).hasil yang terbentuk adalah lapisan logam dan gas hidrogen. Adapun
tahapan dalam proses pelapisan ditunjukkan pada gambar 2.
Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI

Perhitungan Keperluan Arus Proteksi Total


I=i.A
Keterangan : I = arus proteksi total (A)
i = rapat arus proteksi (mA/m2)
A = luas permukaan pipa (m2)

Penentuan Umur Proteksi


Umumnya, umur proteksi dalam rancangan adalah 10-20 tahun.
Perhitungan Berat Anoda Total (Wt)
Wt = ( I. Umurproteksi. 8760)/.C)
Keterangan : I = arus proteksi total (A)
= f aktor utilitas :80% = 0.8
C= kapasitas : 1230 AH/Kg
Nama : ILHAMSYAH
Nim : 03051281419168
TUGAS TEKNIK KOROSI

Anda mungkin juga menyukai