Anda di halaman 1dari 9

BAB 3

HASIL KERJA PRAKTIK

3.1 Uraian Pekerjaan


Pekerjaan yang berlangsung di proyek pembangunan CSSD, musholla, dan
gedung obat RSPM Madiun saat ini sudah berjalan sekitar 60 %. Proyek
berlangsung mulai jam 08.00 17.00 WIB untuk para pekerja bangunan di
lapangan, namun hal tersebut juga memperhatikan situasi dan kondisi yang ada,
jika cuaca tidak memungkinkan maka para pekerja menghentikan aktivitas mereka
dan terkadang jika saat pengecoran berlangsung ataupun kejar target para pekerja
lembur hingga pekerjaan selesai. Dari hasil survei lapangan pada saat
pembangunan CSSD, musholla, dan gedung obat RSPM Madiun yang sudah
berjalan telah mengerjakan beberapa pekerjaan tulangan dan struktur atas lantai 2.
Pekerjaan struktur atas lantai 2 yang sudah dikerjakan yaitu terdiri dari pekerjaan
balok dan plat lantai.

3.2 Langkah Kerja


3.2.1 Pekerjaan Balok
Tidak banyak elemen struktur yang digunakan seperti balok (beam). Balok
telah digunakan untuk mentransfer beban vertikal secara horizontal sejak pertama
kali gedung dibangun. Sistem post-and-beam dimana elemen struktur horizontal
diletakkan sederhana diatas dua elemen struktur vertikal merupakan konstruksi
dasar yang pernah digunakan oleh arsitek sejak dulu. Pada sistem tersebut secara
sederhana balok digunakan sebagai elemen penting dalam konstruksi. Meskipun
dianggap sederhana dalam hal konstruksi, balok mempunyai karakteristik internal
yang lebih rumit memikul beban dibandingkan dengan jenis struktur lainnya
(misalnya rangka batang maupun kabel). (Asroni, 2010).
Pada bangunan struktur ini menggunakan 5 jenis balok yang berbeda ukuran
diantaranya, B1 350 x 700, B2 350 x 600, B3 250 x 500, B4 200 x 400, B5 150 x
300.
Langkah kerja :
1. Mengerjakan atau membuat begisting bagian bawah (bodemen) balok.

1
2. Perakitan tulangan balok dengan menggunakan jenis besi ulir D19 untuk
tulangan dan besi polos 12 untuk sengkang.
3. Pemasangan tulangan balok dilakukan di lapangan dan dikaitkan antara
tulangan kolom.
4. Setelah pemasangan selesai dilanjutkan dengan pemasangan begisting
bagian samping dan juga untuk memperkuat begisting diberi penyangga
disamping begisting yang biasa disebut form tie.

3.2.2 Pekerjaan Plat Lantai


Plat adalah struktur planar kaku yang secara khas terbuat dari material
monolit yang tingginya kecil dibandingkan dengan dimensi dimensi lainnya.
Beban yang umum bekerja pada plat mempunyai sifat banyak arah dan tersebar.
Sejak digunakan beton bertulang modern untuk plat, hampir semua gedung
menggunakan material ini sebagai elemen plat.
Plat dapat ditumpu diseluruh tepinya, atau pada titik titik tertentu
(misalnya oleh kolom kolom ) atau campuran antara tumpuan menerus dan titik.
Kondisi tumpuan dapat sederhana atau jepit. Adanya kemungkinan variasi kondisi
tumpuan menyebabkan plat dapat digunakan untuk berbagai keadaan. (Asroni,
2010).
Langkah kerja :
1. Pemasangan begisting untuk plat dikerjakan secara bersamaan dengan
pemasangan begisting dan perakitan tulangan balok.
2. Setelah pemasangan begisting plat selesai dilanjutkan dengan menembel
atau memberi isolasi pada permukaan antar perpotongan triplek yang
digunakan sebagai begisting. Hal tersebut bertujuan agar pada saat
pengecoran berlangsung tidak merembes kepermukaan.
3. Perakitan dan pemasangan plat terdiri dari 4 lapis besi polos yang disusun
secara vertikal dan horizontal. Pada bagian bawah permukaan begisting
diberi tahu beton yang bertujuan memberi jarak agar tulangan tidak
menempel langsung kebawah permukaan begisting.

2
4. Pada pemasangan tulangan plat dilakukan secara manual dan
pemasangannya menggunakan kuda kuda plat yang mana setiap
bentangannya terdapat penurunan.
5. Setiap pemasangan besi polos vertikal horizontal dari bawah, pada
tengahnya diberi lagi jarak yang terbuat dari besi polos yang
dibengkokkan yang sering disebut kaki ayam/ cakar ayam.
6. Setelah pemberian cakar ayam dibeberapa tempat dilanjutkan lagi
pemasangan 2 lapis tulangan diatasnya yang dikaitkan pada balok sekitar.

3.2.3 Pengecoran Balok dan Plat Lantai 2


Pada proyek pembangunan CSSD, musholla, dan gedung obat RSPM
Madiun ini menggunakan beton K-250 yang artinya bangunan tersebut dapat
menahan beban sebesar 250 kg/cm2 setelah berumur 28 hari. Beton K-250
merupakan beton kualitas sedang yang biasa digunakan untuk pengecoran dak,
tangga, balok dengan bentang yang tidak terlalu panjang.
Pihak kontraktor dan konsultan dalam proyek pembangunan mensyaratkan
untuk nilai slump yang digunakan yaitu 10 2, yang artinya nilai slump
maksimum yaitu 12 dan minimum yang diperbolehkan yaitu 8.
Langkah kerja :
1. Setelah pengerjaan dan pemasangan plat lantai selesai dan sebelum
pengecoran berlangsung terlebih dahulu membersihkan seluruh area
pengecoran dari sisa sisa potongan kawat besi maupun dari kotoran
lainnya, dalam lapangan pembersihan ini dilakukan secara manual yaitu
dengan magnet dan setelah itu disiram dengan air. Pembersihan area
pengecoran ini dari kotoran bertujuan agar tidak merusak kualitas dari
beton setelah pengecoran.
2. Setelah area pengecoran bersih dari kotoran dilanjutkan dengan proses
pengecoran dengan ready mix menggunakan pump truck, dan sebelum
beton segar dituang dilakukan tes slump sebanyak dua kali, pertama
dilakukan pada awal mesin ready mix datang dan yang kedua dilakukan
pada mesin ready mix terakhir.

3
3. Pada pengujian tes slump dilakukan dengan mengambil acak sampel beton
segar dari mesin ready mix, kemudian memasukkannya 1/3 kedalam
kerucut Abraham dan dirojok hingga 3 kali memasukkannya, kemudian
setelah kerucut Abraham penuh dan diratakan permukaannya, ditunggu
beberapa saat setelah itu mengangkat pegangan kerucut keatas secara hati -
hati dan mengukur tinggi jatuh beton yang mengacu pada ketinggian
kerucut yang dibalikkan.
4. Karena hasil tes slump pertama telah memenuhi standart yaitu 10cm, maka
pengecoran langsung dilakukan dengan menggunakan pump truck, pada
lantai 2 yang akan dicor telah ada seorang yang mengarahkan pump untuk
mengarahkan setiap tempat yang akan dicor tanpa terkecuali dan juga
beberapa pekerja yang meratakan beton segar yang tertuang hingga rata.
Dan untuk mengisi bagian bagian terdalam yang sulit terjangkau atau
agar hasilnya tidak keropos maka beberapa pekerja menusuk permukaan
terdalam dengan sebatang besi atau tombak besi.
5. Setelah pengecoran selesai dilakukan, dilanjutkan dengan perataan
permukaan.

3.3 Dokumentasi Kegiatan


Gambar Uraian
Gambar 3.1 Pemasangan Begisting
Balok (Dokumentasi Lapangan,
2016)

4
Gambar 3.2 Pemasangan Begisting
Plat (Dokumentasi Lapangan, 2016)

Gambar 3.3 Menembel Triplek


Begisting dengan Isolasi
(Dokumentasi Lapangan, 2016)

Gambar 3.4 Pemasangan Kuda


kuda Plat (Dokumentasi Lapangan,
2016)

Gambar 3.5 Tahu beton dan Cakar


Ayam yang Dipasang pada Tulangan
Plat (Dokumentasi Lapangan, 2016)

5
Gambar 3.6 Membersihkan Area
Pengecoran dari Sisa sisa Kotoran
yang Ada (Dokumentasi Lapangan,
2016)

Gambar 3.7 Persiapan Pengecoran


Ready Mix dengan Pump Truck
(Dokumentasi Lapangan, 2016)

Gambar 3.8 Merojok Sampel Beton


Segar dalam Pengujian Tes Slump
(Dokumentasi Lapangan, 2016)

Gambar 3.9 Pengukuran Hasil Nilai


Slump yang Pertama (Dokumentasi
Lapangan, 2016)

6
Gambar 3.9 Pengukuran Hasil Nilai
Slump yang Kedua (Dokumentasi
Lapangan, 2016)

Gambar 3.10 Pekerja yang


Mengarahkan Pump saat Pengecoran
(Dokumentasi Lapangan, 2016)

Gambar 3.11 Proses Pemerataan Saat


Pengecoran (Dokumentasi Lapangan,
2016)

Gambar 3.12 Tongkat Besi yang


Digunakan Untuk Menusuk Dasar
Permukaan Terdalam Saat
Pengecoran (Dokumentasi Lapangan,
2016)

7
3.4 Data data yang dikumpulkan
Dari kerja praktik yang dilaksanakan selama 1 minggu, terdapat beberapa
data data yang telah dikumpulkan, namun dari beberapa data data tersebut
masih banyak beberapa diantaranya yang dapat mengalami perubahan sewaktu
waktu diantaranya gambar shopdrawing yang telah mengalami perubahan
dibeberapa strukturnya. Berikut adalah beberapa daftar yang saat ini terkumpul,
diantaranya :
1. RKS (Rencana Kerja dan Syarat syarat)
2. Gambar Shopdrawing pembangunan CSSD, musholla, dan gedung obat
3. Dokumen pembangunan CSSD, musholla, dan gedung obat
4. Progres pembangunan CSSD, musholla, dan gedung obat terbaru
5. Laporan Harian
6. Hasil pengujian kuat tekan dan tarik material

3.5 Temuan Di lapangan


Pada dasarnya setiap pembangunan proyek didalamnya pasti terdapat RKS
(Rencana Kerja dan Syarat syarat) yang mana telah dijadikan sebagai pedoman
dalam melaksanakan kegiatan konstruksi. Didalam proyek pembangunan CSSD,
musholla, dan gedung obat RSPM Madiun ini terdapat beberapa temuan yang
sekiranya mengganjal dan patut untuk dibahas lebih lanjut, diantaranya :
1. Pada perakitan sengkang tulangan balok terdapat sengkang besi polos yang
tidak menyatu antar ujungnya, sehingga dilapangan terdapat penambahan
besi kembali baru diikat oleh kawat besi.
2. Pada saat akan dilakukan pengecoran balok dan plat lantai 2 masih terlihat
kotoran bekas sisa potongan kawat besi.
3. Saat pengujian tes slump kedua berlangsung tim penguji dari perusahaan
mix ready terlihat curang dalam melakukan tes slump, itu terlihat dari
campuran beton segar yang datang terakhir terlihat lebih banyak
kandungan airnya sehinnga terlihat lebih encer dan saat pengangkatan
kerucut Abraham terlihat jelas beton jatuh dengan lumernya, namun
dengan kejadian itu tim penguji ready mix mengulang kembali

8
pengujiannya yang sebenarnya untuk menutupi nilai slump yang
ditakutkan akan jatuh merosot.

Anda mungkin juga menyukai