BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Interaksi adalah suatu suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi sewaktu dua atau lebih
objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain
Desa dan kota merupakan suatu penyebutan suatu pemukiman kelompok masyarakat-
masyarakat. Yang membadakan diantara keduanya adalah hanya pada suatu gaya hidup dari
masyarakatnya dan beberapa aspek didalamnya yang apabila didesa cenderung tradisional
dan apabila kota lebih modern.
Suatu rasa ingin tahu yang dimiliki manusia, merupakan pemicu bagi manusia untuk
mengetahui segalanya. Begitu juga dengan orang kota dan desa, mereka juga memiliki rasa
saling ingin menfetahui sisi kehidupan satu sama lain. Dari rasa ingin tahu itu muncul suatu
interaksi antara keduanya yang tentunya akan memberikan suatu pengaruh untuk keduanya.
Pengaruh tersebut disdari ataupun tidak pasti mengiringi perjalanan interaksi tersebut,
pengaruh tersebut akan tumbuh baik dalam material maupun dalam pemahaman (non
material). Dari pengaruh-pengaruh interaksi yang didapat ataupun diberikan tadi akan
melahirkan suatu damapk positif dan negatif, apabila dampak positif pasti akan memberikan
keuntungan bagi keduanya. Namun apabila damapak negatif, malahan akan mendatangkan
suatu permasalahan yang akan menjadi pekerjaan rumah kedua belah piahak.
Oleh karena itu perlu adanya suatu kajian mendalam akan hal ini, karena memang
interaksi terus terjadi dan tidak dapat dihindarkan. Maka dari itu lebih baik memahami
semuanya supaya dampak yang disebut dampak negatif dan berujung pada permasalahan tadi
dapat diminimalisir, dan akhirnya hanya akan didapat dampak positifnya saja.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Interaksi
Pengertian interaksi dalam wikipedia adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi
sewaktu dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Ide efek dua
arah ini penting dalam konsep interaksi, sebagai lawan dari hubungan satu arah pada sebab
akibat. Kombinasi dari interaksi-interaksi sederhana dapat menuntun pada
suatu fenomena baru yang mengejutkan. Dalam berbagai bidangilmu, interaksi memiliki
makna yang berbeda.[1]
Dalam kamus KBBI interaksi diartikan sebagai hal saling melakukan aksi,
berhubungan, mem-pengaruhi, antarhubungan, hubungan sosial yg dinamis antara orang
perse-orangan dan orang perseorangan, antara perseorangan dan kelompok, dan antara
kelompok dan kelompok.
Interaksi Menurut Para Ahli
Berikut ini beberapa pengertian interaksi yang dikemukakan oleh para ahli:
Macionis: Interaksi sosial adalah proses bertindak (aksi) dan membalas tindakan (reaksi)
yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan orang lain.
Broom dan Selznic: Interaksi sosial adalah proses bertindak yang dilandasi oleh
kesadaran adanya orang lain dan proses menyesuaikan respon (tindakan balasan) sesuai
dengan tindakan orang lain.
Kimball Young dan Raymond W. Mack: Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang
dinamis dan menyangkut hubungan antarindividu, antara individu dengan kelompok maupun
antara kelompok dengan kelompok lainnya.
Soerjono Soekanto: Interaksi sosial adalah proses sosial mengenai cara-cara berhubungan
yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta
menentukan sistem dan hubungan sosial.
Jadi, dari beberapa pengertian interaksi yang dikemukan oleh para ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa interaksi adalah proses dimana orang-orang menjalin kontak dan
berkomunikasi dan saling pengaruh mempengaruhi dalam pikiran ataupun tindakan.
Berdasarkan pengertian ini pula, interaksi tidak lain adalah sebuah proses sosial.[2]
3. Hubungan timbal balik menimbulkan gejala, kenampakkan dan permasalahan baru yang
bersifat positif dan negatif, sebagai contoh :
a. kota menjadi sasaran urbanisasi
b. terjadinya perkawinan antar suku dengan budaya yang berbeda
Apabila berbicara mengenai terjadinya kontak atau hubungan antara dua wilayah atau
lebih dan dari hasil kontak itu dapat timbul sesuatu kenyataan yang dalam wujud tertentu,
maka apa yang sedang atau yang sudah terjadi itu diartikan sebagai interaksi. Interaksi ini
dapat dilhat sebagai suatu proses sosial, proses ekonomi, proses budaya ataupun proses
politik dan sejenisnya yang lambat ataupun cepat dapat menimbulkan sesuatu realita atau
kenyataan.
Interkasi desa kota adalah proses hubungan yang bersifat timbal balik antar unsur-
unsur yang ada dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku dari pihak-pihak yang
bersangkutan melalui kontak langsung, berita yang didengar atau surat kabar sehingga
melahirkan sebuah gejala baru, baik berupa fisik maupun non fisik.
Faktor-faktor Interaksi Desa Dan Kota
Menurut Edward Ulman ada 3 faktor penyebab interaksi antarwilayah, yaitu :
a. Region Complementary (wilayah yang saling melengkapi)
Wilayah yang memiliki potensi sumber daya yang berbeda-beda baik secara kualitas
maupun kuantitasnya. Perbedaan sumber daya kota dan desa menyebabkan timbulnya
interaksi. Jadi ada kebutuhan saling melengkapi atau komplementaritas. Ini didorong oleh
permintaan dan penawaran. Perancis berdagang anggur dengan Belanda karena Belanda
merupakan konsumennya. Relasi komplementaritas hanya terjadi jika tawaran bermanfaat
bagi pihak yang minta. Manfaatnya ditentukan oleh banyak hal seperti : budaya,
pengetahuan, teknik, kondisi kehidupan dan sebagainya. Semakin besar komplementaritas,
semakin besar arus komoditas.
o Manfaat Interaksi Desa-Kota bagi Perkotaan :
1) Terpenuhinya sumber daya alam sebagai bahan mentah/bahan baku industri.
2) Terpenuhinya kebutuhan pokok yang dihasilkan pedesaan.
3) Terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan bagi perkotaan.
4) Tersedianya tempat pemasaran hasil industri.
o Manfaat Interaksi Desa-Kota bagi Pedesaan :
1) Terpenuhinya barang-barang yang tidak ada di desa
2) Masuknya pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari kota ke pedesaan.
3) Membuka lapangan kerja baru di sektor pertanian.
b. Intervening Opportunity (kesempatan untuk berintervensi)
Adalah adanya kesempatan untuk timbulnya interaksi antarwilayah dan dapat
memenuhi kebutuhan sumber daya wilayah tersebut. Jadi, semakin besar intervening
opportunity, semakin kecil arus komoditas.
c. Spatial Transfer Ability (kemudahan pemindahan dalam ruang)
Kemudahan pemindahan dalam ruang baik berupa barang, jasa, manusia maupun
informasi. Proses pemindahan dari kota ke desa atau sebaliknya dipengaruhi antara lain :
1) Jarak mutlak maupun jarak relatif antarwilayah
2) Biaya transportasi dari satu tempat ke tempat yang lain
3) Kelancaran transportasi antarwilayah
Jadi, semakin mudah transfer abilitas, semakin besar arus komoditas.
3.2 Saran
Mengadakan suatu interaksi atau berhubungan dengan pihak lain tidak selamanya
merupakan suatu hal yang negatif, banyak yang bisa didapat dengan bergaul pada pihak lain
apalagi pada sesuatu yang beragam. Pasti akan menimbulkan sesuatu yang baru.
Namun meski demikian juga tidak selamanya interaksi berbuah indah, banyak hasil dari
interaksi merupakan suatu yang negatif seperti yang terdapat pada interaksi antara desa dan
kota. Namun hal tersebut tidak semestinya menjadi suatu ketakutan untuk bertindak,
mengingat segala sesuatu pasti memiliki resiko. Disini yang terpenting adalah bagaimana
caranya supaya resiko yang didapat seminimalisir mungkin supaya yang dapat dirasakan
adalah hal yang baik-baik.
Dari semua itu dibutuhkan pemahaman yang mendalam antar kedua belah pihak aktor
interaksi, serta sinergi yang saling memberikan hal positif bagi semuanya.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Interaksi . [25 oktober 2014]
http://kbbi.web.id/interaksi. [25 oktober 2014].
Zakapedia. 2013. Pengertian Interaksi Menurut Para
Ahli.http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-interaksi-sosial-menurut-ahli.html.
[25 oktober 2014].
Subiyanto. Pengertian desa dan kota.http://subiantogeografi.wordpress.com/pengertian-desa-dan-
kota. [ 25 oktober 2014].
http://id.wikipedia.org/wiki/Desa. [25 oktober 2014].
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota. [25 oktober 2014].
Kurniawan, leo agung. 2013. Pengertian kota menurut ahli. http://leo-ak-
fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-85571-Administrasi%20Negara-
Pengertian%20Kota%20Menurut%20Ahli.html. [ 25 oktober 2014].
Setiabudi, Agus Eka. 2010. Interaksi Desa dan Kota. http:// AGUS EKA SETIABUDI Interaksi
Desa dan Kota.htm. [25 Oktober 2014].
A, Eni., H, Tri. Dampak Interaksi Desa dan Kota. http:// DAMPAK INTERAKSI DESA DAN
KOTA _ SS belajar.htm. [25 Oktober 2014].
[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Interaksi . [25 oktober 2014]
[4] Kurniawan, leo agung. 2013. Pengertian kota menurut ahli. http://leo-ak-
fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-85571-Administrasi%20Negara-
Pengertian%20Kota%20Menurut%20Ahli.html. [ 25 oktober 2014].
[7] Setiabudi, Agus Eka. 2010. Interaksi Desa dan Kota. http:// AGUS EKA
SETIABUDI Interaksi Desa dan Kota.htm. [25 Oktober 2014].
[8] A, Eni., H, Tri. Dampak Interaksi Desa dan Kota. http:// DAMPAK INTERAKSI DESA
DAN KOTA _ SS belajar.htm. [25 Oktober 2014].
[9] A, Eni., H, Tri. Dampak Interaksi Desa dan Kota. http:// DAMPAK INTERAKSI DESA
DAN KOTA _ SS belajar.htm. [25 Oktober 2014].
1.
Balas
Posting Lebih BaruBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Unordered List
Sample Text
Blog Archive
2016 (2)
2015 (23)
2014 (27)
o Desember (15)
o November (8)
o Oktober (4)
MODEL PEMBELAJARAN FIELDWORK - PANTAI PAPUMA DAN P...
DINASTI SUI DAN TANG (SUATU ZAMAN KEEMASAN) - SEJA...
PENGARUH PERANG DUNIA 1 DAN PERANG DUNIA 2 TERHADA...
Interaksi Desa dan Kota (kajian Geografi)
Sample text
Total Tayangan Laman
453,952
Social Icons
Blogger templates
Feature (Side)
Blogger news
Pages
Beranda
AD (728x90)
Diberdayakan oleh Blogger.
Wikipedia
Submit
diky aprianto
Lihat profil lengkapku
Digital clock - DWR
horoscope
World Clock
BBC Breaking News
Featured Posts
Search
Popular Posts
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerjasama merupakan suatu ungkapan yang
digunakan untuk menyatakan suatu hubungan antar dua...
Interaksi Desa dan Kota (kajian Geografi)
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interaksi adalah suatu suatu jenis tindakan
atau aksi yang terjadi sewaktu dua atau lebih ...
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perang Dunia merupakan perang global,
yaitu perang yang aktor dalam kejadian tersebut adala...
Polstranas (Politik dan Strategi Nasional) sebagai Tuntunan Pembanguan dan Pertahanan
Negara
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya,
besar, dan beragam. Dalam berbahgai kelebihan yang di...
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi adalah kesatuan sosial yang
dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan ...
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perang adalah sebuah aksi fisik dan non fisik
(dalam arti sempit, adalah kondisi permu...
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar...
Konflik Berkepanjangan dalam Pergolakan di Ethiopia
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergolakan merupakan suatu keadaan yang
tidak tenang, tidak kondusif, terjadi kekeruh...
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan Suro, adalah nama salah satu bulan
dalam sistem kalender Jawa. Nama Suro sendiri se...
Recent Posts
Text Widget
Ordered List
Definition List
Sample Text
Copyright 2017 Jajaran Pengetahuan | Powered by Blogger
Design and developed by Bhavya Soft : http://bhavyasoft.com
Skip to content
Dwi Noviani
INTERAKSI DESA DAN KOTA
Posted on 28 Mei 2015 by Dwi Noviani
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desa adalah suatu perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural
yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan
daerah lain, sedangkan masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin
yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga atau anggota masyarakat yang
amat kuat yang hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari masyarakat di mana ia hidup dicintai serta mempunyai perasaan bersedia
untuk berkorban setiap waktu demi masyarakat atau anggota masyarakat.
Kota sebagai hasil dari peradaban yang lahir dari pedesaan, tetapi kota berbeda dengan
pedesaan, sedangkan masyarakat kota adalah suatu kelompok teritorial di mana penduduknya
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan hidup sepenuhnya, dan juga merupakan suatu
kelompok terorganisasi yang tinggal secara kompak di wilayah tertentu dan memiliki derajat
interkomuniti yang tinggi. Permasalahan di kota adalah pengangguran, rawan pangan, rawan
moral dan lingkungan.
Istilah interaksi wilayah menurut Ullman mencakup berbagai gerak mulai dari barang,
penumpang, migran, uang informasi. Apabila dirunut hingga ke akarnya interaksi
antarwilayah muncul karena perbedaan sumber daya alam. Di satu pihak ada wilayah yang
surplus, sedangkan pada wilayah lainnya kekurangan sumber daya alam dan sebaliknya
sehingga mendorong terjadinya interaksi antar wilayah. Faktor lain yang memengaruhi pola
interaksi antar wilayah adalah adanya kemudahan pemindahan dalam ruang, baik proses
pemindahan manusia, barang, maupun informasi yang meliputi hal-hal berikut ini: Jarak
mutlak dan jarak relatif antar tiap-tiap wilayah, biaya angkut atau transport untuk
memindahkan manusia, barang, dan informasi dari satu tempat ke tempat lain, kemudahan
dan kelancaran prasarana transportasi antar wilayah, seperti kondisi jalan, relief wilayah,
jumlah kendaraan sebagai sarana tranportasi dan sebagainya.
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu
sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan yang
erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung
pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras,
sayur mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis jenis
pekerjaan tertentu di kota, misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan,
proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak.
Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa seperti
bahan-bahan pakaian, alat dan obat obatan pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat
obatan untuk memelihara kesehatan dan alat transportasi. Kota juga menyediakan tenaga
tenaga yang melayani bidang bidang jasa yang dibutuhkan oleh orang desa tetapi tidak
dapat dilakukannya sendiri, misalnya saja tenaga tenaga di bidang medis atau kesehatan,
montir montir, elektronika dan alat transportasi serta tenaga yang mampu memberikan
bimbingan dalam upaya peningkatan hasil budi daya pertanian, peternakan ataupun perikanan
darat.
Oleh karena itu perlu adanya suatu kajian mendalam akan hal ini, karena memang interaksi
terus terjadi dan tidak dapat dihindarkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Desa?
2. Apa saja klasifikasi Desa?
3. Apa saja Potensi Desa?
4. Bagaimana perkembangan desa?
5. Apa definisi Kota?
6. Apa klasifikasi Kota?
7. Apa definisi interaksi Desa dan Kota?
8. Apa saja faktor yang mempengaruhi interaksi desa dan kota?
9. Dampak interaksi terhadap pembangunan dan disiplin?
C. Tujuan
Untuk mengetahui apa pengertian desa, apa saja klasifikasi desa, apa saja potensi desa,
bagaimana perkembangan desa, apa definisi kota, apa klasifikasi kota, apa definisi interaksi
desa dan kota, apa saja faktor yang mempengaruhi interaksi desa dan kota, dan mengetahui
dampak interaksi terhadap pembangunan dan disiplin.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Desa
Secara umum desa sering di istilahkan dengan kampung, yaitu suatu daerah yang letaknya
jauh dari keramaian kota,yang di huni sekelompok masyrakat di mana sebagian besar mata
pencaharianya sebagai petani sedangkan secara atmininistrastif desa adalah yang terdiri dari
satu atau lebih atau dusun di gabungkan hingga menjadi suatu daerah yang berdiri sendiri
atao berhak mengatur rumah tangga sendiri (otonomi).
1. Definisi Desa
Menurut Bintarto (1983: 11), desa adalah merupakan suatu hasil perpaduan antara kegiatan
kelompok manusia dengan lingkungannya.
Menurut Kartohardikusumo dalam Bintarto (1983:11), desa merupakan suatu kesatuan
hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri
Menurut UU No 22 Tahun 1999, bab I, pasal I. Desa adalah kesatuan masyarakat hokum
yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempatberdasarkan asal usul serta adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem
pemerintahan nasional di daerah kabupaten.
Bambang Utoyo, desa merupakan tempat sebagian besar penduduk yang bermata pencarian
di bidang pertanian dan menghasilkan bahan makanan.
Sutarjo Kartohadikusumo, desa merupakan kesatuan hukum tempat tinggal suatu
masyarakat yang berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri merupakan
pemerintahan terendah di bawah camat.
William Ogburn dan MF Nimkoff , desa adalah kesatuan organisasi kehidupan sosial di
dalam daerah terbatas.
S.D. Misra, desa adalah suatu kumpulan tempat tinggal dan kumpulan daerah pertanian
dengan batas-batas tertentu yang luasnya antara 50 1.000 ha.
Paul H Landis, desa adalah suatu wilayah yang jumlah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa
dengan cirri-ciri sebagai berikut: Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal
antra ribuan jiwa; ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan;
cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam
sekitar seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris
adalah bersifat sambilan.
UU no. 22 tahun 1999, desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan
adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan Nasional dan berada di daerah
Kabupaten.
UU no. 5 tahun 1979, desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk
sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah Camat dan berhak
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Klasifikasi Desa
Berdasarkan tingkat pembangunan dan kemampuan mengembangkan potensi yang
dimilikinya,desa dapat diklasifikasikan menjadi berikut ini :
a. Desa swadaya
Desa swadaya adalah suatu wilayah pedesaan yang hampir seluruh masyarakatnya mampu
memenuhi kebutuhannya dengan cara mengadakan sendiri.
Ciri-ciri desa swadaya :
1. Daerahnya terisolir dengan daerah lainnya.
2. Penduduknya jarang.
3. Mata pencaharian homogen yang bersifat agraris.
4. Bersifat tertutup.
5. Masyarakat memegang teguh adat.
6. Teknologi masih rendah.
7. Sarana dan prasarana sangat kurang.
8. Hubungan antarmanusia sangat erat.
9. Pengawasan sosial dilakukan oleh keluarga.
b. Desa swakarya
Desa swakarya adalah desa yang sudah bisa memenuhi kebutuhannya sendiri,kelebihan
produksi sudah mulai dijual kedaerah-daerah lainnya.
Ciri-ciri desa swakarya :
1. Adanya pengaruh dari luar sehingga mengakibatkan perubahan pola pikir.
2. Masyarakat sudah mulai terlepas dari adat.
3. Produktivitas mulai meningkat.
4. Sarana prasarana mulai meningkat.
5. Adanya pengaruh dari luar yang mengakibatkan perubahan cara berpikir.
c. Desa swasembada
Desa swasembada adalah desa yang lebih maju dan mampu mengembangkan semua potensi
yang ada secara optimal,dengan ciri-ciri berikut :
1. Hubungan antarmanusia bersifat rasional.
2. Mata pencaharian homogen.
3. Teknologi dan pendidikan tinggi.
4. Produktifitas tinggi.
5. Terlepas dari adat.
6. Sarana dan prasarana lengkap dan modern.
3. Potensi Desa
Secara umum, potensi adalah segala sesuatu yang dimiliki tetapi belum dimanfaatkan.
Selama belum dimanfaatkan maka potensi suatu wilayah tidak akan memberi manfaat apapun
bagi masyarakat. Menurut Bintarto (1983:11) potensi desa dapat diartikan sebagai berbagai
sumber daya alam (fisik) dan sumber daya manusia (non fisik) yang tersimpan dan terdapat di
suatu desa.
4. Perkembangan Desa
Menurut Bintarto (1983:11) potensi antara satu desa dengan desa yang lainnya tidak sama,
karemna keadaan geografis dan penduduknya berbeda, luas tanah, macam tanah dan tingkat
kesuburan tanah yang tidak sama. Sumber air dan tata air yang berlainan menyebabakan cara
penyesuaian atau corak kehidupannya berbeda. Keadaan penduduk dan dasar kehidupan
masyarakat desa yang berbeda mengakibatkan adanya berbagai karakteristik dan berbagai
tingkat kemajuan desa yaitu :
1. Desa yang kurang berkembang
2. Desa yang sedang berkembang
3. Desa berkembang atau desa maju
Desa mempunyai peran pokok di bidang ekonomi karena menjadi daerah produksi pangan
dan komoditas ekspor. Peran penting desa dalam produksi pangan berpengaruh terhadap
ketahanan pangan nasional. Selain itu, peningkatan jumlah dan kualitas komoditas, seperti
kelapa, kelapa sawit, lada, kopi, cengkih, teh, dan karet juga penting untuk meningkatkan
ekspor dan devisa negara. Penduduk desa nelayan banyak menghasilkan bahan pangan
protein tinggi, seperti ikan dan udang. Mereka memenuhi kebutuhan ikan dan udang dalam
negeri serta untuk komoditas ekspor.
Peranan desa dalam pembangunan wilayah sangat penting karena banyak potensi yang
dimilikinya. Pengembangan desa perlu mempertimbangkan potensi desa. Desa memiliki
potensi fisik dan nonfisik. Apakah potensi fisik dan nonfisik yang dimiliki desa? Potensi fisik
antara lain berupa lahan, air, iklim, flora, dan fauna.
a. Lahan
Lahan tidak hanya sebagai tempat tumbuh tanaman, tetapi juga sebagai sumber bahan
tambang dan mineral. Lahan memiliki jenis tanah yang menjadi media bagi tumbuhnya
tanaman tertentu. Misalnya, jenis tanah aluvial cocok bagi tanaman padi, jagung, dan kacang,
jenis tanah berkapur cocok bagi tanaman jati dan tebu. Pada lahan juga dimungkinkan terjadi
eksploitasi bahan tambang seperti batu bara, batu kapur, pasir kuarsa, batu marmer, dan
sebagainya.
b. Air
Pada umumnya desa memiliki potensi air yang bersih dan melimpah. Dari dalam tanah, air
diperoleh melalui penimbaan, pemompaan, atau mata air. Air digunakan penduduk desa
untuk keperluan minum, irigasi, mencuci, memasak, dan keperluan lain. Secara kuantitas dan
kualitas, air di perdesaan dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan air penduduknya.
c. Iklim
Iklim memegang peranan penting bagi pertanian desa. Iklim dipengaruhi oleh ketinggian
tempat. Pada ketinggian tertentu, suatu desa menjadi maju karena kecocokan iklimnya bagi
pengembangan tanaman dan pemanfaatan tertentu. Seperti perkebunan buah, tempat rekreasi,
dan tempat peristirahatan.
d. Flora dan Fauna
Di desa masih banyak lahan yang dapat dikembangkan untuk usaha di bidang pertanian.
Berbagai jenis tanaman pangan dan hewan ternak banyak dibudidayakan di daerah perdesaan.
Hal itu merupakan upaya pemenuhan kebutuhan pangan di daerah perdesaan maupun di
perkotaan.
Selain potensi fisik, desa juga memiliki potensi nonfisik. Potensi nonfisik desa antara lain
sebagai berikut.
a. Penduduk Desa
Masyarakat desa merupakan kelompok sosial dengan hubungan yang erat dengan solidaritas
tinggi. Hal itu merupakan kekuatan dalam membangun wilayah perdesaan
b. Lembaga dan Organisasi Sosial
Lembaga atau organisasi sosial merupakan suatu badan perkumpulan yang membantu
masyarakat desa dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya: Koperasi Unit Desa (KUD), Balai
Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), dan lain sebagainya.
c. Aparatur dan Pamong Desa
Aparat desa bertugas menjaga kelancaran administrasi desa dan menggerakkan sumber daya
manusia di desa. Contoh: kepala desa, kepala dusun, kepala adat, dan lain-lain.
B. Kota
Kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan rumah-
rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung
kehidupan warganya secara mandiri.
Pengertian kota sebagaimana yang diterapkan di Indonesia mencakup pengertian town
dan city dalam bahasa Inggris. Selain itu, terdapat pula kapitonim Kota yang merupakan
satuan administrasi negara di bawah provinsi. Kota dibedakan secara kontras dari desa
ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status
hukum. Desa atau kampung didominasi oleh lahan terbuka bukan pemukiman.
1. Definisi Kota
Menurut Bintarto (1983:36), kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang
ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen dan
kehidupan materealistis. Kota juga dapat diartikan sebagai sebuah bentang budaya yang
ditimbulkan oleh unsurunsuralami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk
yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materealistis
dibandingkan dengan daerah belakangnya.
Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No.4 tahun 1980 menyebutkan bahwa kota terdiri atas
dua bagian. Pertama, kota sebagai suatu wadah yang memiliki batasan administratif
sebagaimana diatur dalam perundang-undangan. Kedua, kota sebagai lingkungan kehidupan
perkotaan yang mempunyai ciri non-agraris, misalnya ibu kota kabupaten, ibu kota
kecamatan, serta berfungsi sebagai pusat pertumbuhan dan permukiman.
Max Weber, Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar
kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Ciri kota adalah adanya pasar sebagai benteng serta
mempunyai sistem hukum tersendiri dan bersifat kosmopolitan.
Louis Wirth, Kota adalah permukiman yang relatif besar, padat, dan permanen, dihuni oleh
orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
Arnold Toynbee, Kota selain merupakan permukiman juga merupakan suatu kekompleksan
yang khusus dan tiap kota menunjukkan pribadinya masing-masing.
Grunfeld, Kota adalah suatu permukiman dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi
daripada kepadatan penduduk nasional, struktur mata pencaharian nonagraris, dan sistem
penggunaan tanah yang beraneka ragam, serta ditutupi oleh gedung-gedung tinggi yang
lokasinya berdekatan.
2. Klasifikasi Kota
Klasifikasi Kota berdasarkan Perkembangannya, antara lain:
Eolis adalah desa yang maju yang berkembang menjadi kota kemudian menjadi kota
kecamatan. (Contohnya adalah Cibadak dan Cisaat)
Polis adalah kota yang sebagian masyarakatnya masih bersifat agraris kemudian
berkembang menjadi kota kabupaten. (Contohnya adalah Sukabumi dan Cianjur.
Metropolis adalah kota besar dengan ciri industri. (Contohnya adalah Bandung, Jakarta dan
Surabaya).
Megapolis adalah beberapa kota yang tergabung melalui jaringan. (Contohnya adalah
Jabodetabek)
Tyranopolis adalah kota yang menuju kehancuran. (Contohnya adalah New York)
Neukropolis adalah kota mati. (Contohnya adalah kota di Babylonia)
Klasifikasi kota berdasarkan sejarah lahir/tumbuhnya, antara lain:
Kota Perkebunan adalah kota yang lahir karena sebelumnya ada kegiatan perkebunan.
(Contohnya adalah Kabupaten Sukabumi, Cianjur Bandung)
Kota Administratif adalah kota yang lahir karena sebelumnya ada kegiatan layanan
pemerintahan kepada masyarakat. (Contohnya adalah Kota Sukabumi dan Cimahi)
Kota Perdagangan adalah kota yang lahir dari aktifitas niaga. (Contohnya adalah Jakarta,
Surabaya, Semarang)
Kota Pertambangan dan industry adalah kota yang lahir karena adanya aktifitas
pertambangan dan industry. (Contohnya adalah Plaju di Sumatera Selatan, Cilegon, Cikotok).
3. Potensi Kota
potensi pengembangan industri kecil bahkan sampai dengan pangsa ekspor
Potensi lainnya adalah sektor wisata alam.
Potensi wisata ini semakin besar dengan kekayaan budaya tradisional
Potensi Infrastruktur, dari sisi transportasi, jarak jalan adarat
Potensi Kelistrikan dan Telekomunikasi.
C. Interaksi Desa dan Kota
1. Definisi Interaksi Desa dan Kota
Interaksi wilayah adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara dua
wilayah atau lebih, yang dapat melahirkan gejala, kenampakkan dan permasalahan baru,
secara langsung maupun tidak langsung.
Interaksi antara desa dan kota merupakan suatu proses sosial, proses ekonomi, porses budaya
ataupun proses politik dan sejenisnya yang lambat atau pun cepat dapat menimbulkan suatu
realita atau kenyataan. Interaksi antara desa dan kota dapat terjadi karena berbagai faktor atau
unsur yang ada dalam desa, dalam kota dan diantara desa dan kota. Kemajuan masyarakat
desa , kebutuhan timbal balik desa dan kota telah memacu interaksi desa kota secara bertahap
dan efektif. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa interaksi antar wilayah memiliki
tiga prinsip pokok sebagai berikut :
1. Hubungan timbal balik terjadi antara dua wilayah atau lebih
2. Hubungan timbal balik mengakibatkan proses pengerakan yaitu :
Pergerakan manusia (Mobilitas Penduduk)
Pergerakan informasi atau gagasan, misalnya : informasi IPTEK, kondisi suatu wilayah
Pergerakan materi / benda, misalnya distribusi bahan pangan, pakaian, bahan bangunan dan
sebagainya
3. Hubungan timbal balik menimbulkan gejala, kenampakkan dan permasalahan baru yang
bersifat positif dan negatif, sebagai contoh :
Kota menjadi sasaran urbanisasi
Terjadinya perkawinan antar suku dengan budaya yang berbeda
Terbentuknya wilayah/ tempat menjadi sebuah desa pedasaan atau perkotaan merupakan hasil
hubungan antar unsur-unsur di desa dengan unsur-unsur yang ada di kota, istilah lain disebut
dengan interaksi desa kota. Interkasi desa kota adalah proses hubungan yang bersifat
timbal balik antar unsur-unsur yang ada dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku dari
pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung, berita yang didengar atau surat
kabar sehingga melahirkan sebuah gejala baru, baik berupa fisik maupun non fisik.
Bentuk interaksi desa kota :
1. Kerjasama antar penduduk
2. Penyesuaian terhadap lingkungan
3. Persaingan fasilitas hidup
4. Asimilasi.
Interaksi antara desa kota melahirkan suatu perkembangan baru bagi desa maupun bagi
kota. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan potensi yang dimiliki desa maupun kota, dan
adanya persamaan kepentingan. Dalam proses pembangunan hubungan atau interaksi antara
kota dengan desa sangat erat. Eratnya hubungan antara kota dengan desa dapat dilihat dari
peran desa dalam pengembangan kota, antara lain:
Desa sebagai pusat penghasil dan pensuplai bahan mentah dan baku untuk
pembangunan di kota, desa menyediakan tenaga kerja yang berperan dalam pembangunan
kota, desa menjadi daerah pemasaran produk-produk hasil industri di kota.
Demikian sebaliknya, kota turut punya peran besar sehingga muncul interaksi antara desa
dengan kota, antara lain: Kota menyediakan pusat-pusat pelatihan bagi peningkatan
keterampilan penduduk desa, kota menghasilkan barang-barang siap pakai yang
dimanfaatkan di desa, kota menjadi pusat informasi yang bermanfaat bagi desa, kota menjadi
pusat permodalan yang dibutuhkan masyarakat desa.
Interaksi positif akan terjalin bila menghasilkan keuntungan bagi kedua
belah pihak. Interaksi positif antara desa dengan kota terwujud dalam hal-hal
berikut ini, antara lain: Terpenuhinya kebutuhan desa dan kota, meliputi produk dan bahan
baku yang mendukung proses pembangunan, terpenuhinya kebutuhan terampil baik bagi desa
maupun kota. Desa menghasilkan tenaga kerja bagi industri di kota, sedangkan kota
menghasilkan tenaga terdidik yang berperan dalam kemajuan desa, berlangsungnya proses
pembangunan yang seimbang antara desa dan kota.
2. Zone Interaksi
Zone-zone desa kota yang dapat menimbulkan berbagai wujud interaksi desa kota:
1. City diidentikkan dengan kota
2. Suburban atau faubourgh adalah suatu area yang lokasinya dekat pada pusat kota atau inti
kota dengan luas yang mencakup daerah penglaju atau comuters (sub daerah perkotaan).
3. Suburban fringe adalah suatu area yang melingkari suburban dan merupakan daerah
peralihan antara kota dan desa.(jalur tepi sub daerah perkotaan).
4. Urban fringe adalah semua daerah batas luar kota yang mempunyai sifat-sifat mirip kota,
kecuali inti kota.( jalur tepi daerah perkotaan paling luar).
5. Rural urban fringe adalah suatu jalur daerah yang terletak antara daerah kota dan daerah
desa yang dintandai dengan penggunaan tanah campuran (jalur batas desa kota).
Beberapa hal yang dapat berpengaruh antara lain
Lokasi pertokoan dan perdagangan.
Didalam kota tiap toko warung atau kantor akan menepati lokasi disekitar daerah konsumen
dekat pada jalan-jalan utama.dengan dalih tersebut, maka berbagai kegiatan dibidang jasa
akan memilih tempatnya didekat atau didalam pusat daerah kegiatan atau diselaput inti kota,
sepanjang jalan utama disekitar terminal bus atau setasiun kreta api.
Lokasi pabrik
Untuk menetukan lokasi pabri didalam kota besar seorang menejer lebih mementingkan biaya
daripada memperhatikan konsumen , karena pada umumnya para konsumen akan membeli
hasil buatan pabrik pada toko-toko.lokasi pabrik akan ditentukan mengingat pengeluaran
biaya yang minimal. Lokasi pabrik dapat dijumpai di tiga daerah yaitu:
a. Didaerah-daerah pada tepian kota
b. Di dekat daerah-daerah pedagangan
c. Disepanjang jalan dengan lalulintas untuk angkutan berat
Lokasi permukiman
Penyebaran keruangan pemukiman dipengaruhi berbagai faktor antara lain saingan, hak milik
pribadi, perbedaan keinginan, topografi, transportasi, struktur asal dan sebagainya.(Burgess,
1929)
a. Saingan adalah warga kota dengan lainnya saling besaing untuk mendapatkan perumahan
yang sesuai dengan keinginannya.
b. Hak milik pribadi adalah tanah yang sudah dimiliki dan direncanakan untuk membangun
rumahnya tidak mudah untuk diminta oleh pihak lain
c. Perbedaan keinginan adalah penilaian terhadap lokasi perumahan satu sama lain tidaklah
sama
d. Topografi adalah secra langsung ataupun tidak langsung topografi berpengaruh terhadap
kedudukan dari suatu bangunan sehingga mempengaruhi harga tanah atau bangunan di
tempat tertentu
e. Transportasi dalah berpengaruh terhadap waktu dan biaya perjalanan dan juga berpengaruh
terhadap lokasi serta penyebaran pemukiman
f. Struktur asala adalah kota dengan banguna historis yang mempunyai niali budaya tinggi
akan mengalami kesulitan dalam mengatur pemukiman masa kini.
3. Faktor Interaksi Desa dan Kota
Edward Ulman mengemukakan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi interaksi antara
desa dan kota, antara lain:
1. Adanya wilayahwilayah yang saling melengkapi (regional complementarity) artinya,
terdapat kebutuhan timbal balik antar wilayah sebagai akibat adanya perbedaan potensi yang
dimiliki oleh tiap wilayah
2. Adanya kesempatan untuk berintervensi (intervening opportunity) artinya, kedua wilayah
memiliki kesempatan melakukan hubungan timbal balik serta tidak ada pihak ketiga yang
membatasi kesempatan itu. Adanya campur tangan /intervensi pihak ketiga (wilayah ketiga)
dapat menjadi penghambat atau melemahkan interaksi antara dua wilayah.
3. Adanya kemudahan transfer/pemindahan dalam ruang (spacial transfer ability) artinya
kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang baik manusia, informasi ataupun barang
sangat bergantung dengan faktor jarak, biaya angkasa (transportasi) dan kelancaran prasarana
transportasi. Jadi semakin mudah transferbilitas, maka akan semakin besar arus komoditas.
4. Aspek Interaksi Desa dan Kota
Dalam interaksi desakota terdapat beberapa aspek penting yang timbul akibat interaksi
tersebut. Aspek interaksi desa kota adalah sebagai berikut:
1. Aspek Ekonomi, meliputi :
Melancarkan hubungan antara desa dengan kota
Meningkatkan volume perdagangan antara desa dengan kota
Meningkatkan pendapatan penduduk
Menimbulkan kawasan perdagangan
Menimbulkan perubahan orientasi ekonomi penduduk desa
2. Aspek Sosial, meliputi :
Terjadinya mobilitas penduduk desa dan kota
Terjadinya saling ketergantungan antara desa dengan kota
Meningkatnya wawasan warga desa akibat terjalinnya pengaruh hubungan antara warga
desa dengan warga kota.
3. Aspek Budaya meliputi :
Meningkatnya pendidikan di desa yang ditandai dengan meningkatnya jumlah sekolah dan
siswanya yang bersekolah.
Terjadinya perubahan tingkah laku masyarakat desa yang mendapatkan pengaruh dari
masyarakat kota
Potensi sumber budaya yang terdapat di desa hingga melahirkan arus wisatawan masuk
desa.
5. Interaksi dan Pengaruhnya
Urbanisasi, ruralusasi, sirkulasi, ulang-alik (communiting) adalah wujud dari hubungan atau
interaksi anatara desa kota. Wujud atau gejala tersebut disebabkan adanya perkembangan di
bidang pendidikan, bidang budaya, bidang teknoligi dan orientasi ekonomi modern.
Interaksi antar desa dan kota dapat menimbulkan pengaruh positif atau pengaruh negatif
terhadap desa dan kota termasuk penghuninya. Pengaruh positif dari interaksi kota ke desa
anatara lain: Pengetahuan penduduk desa menjadi lebih meningkat, banyaknya sekolah dan
guru-guru desa yang tersedia di daerah pedesaan dengan pengetahuan yang cukup luas
mengenai masalah pembangunan dapat menjadi penggerak kemajuan warga desa yang
bersekolah, dengan terbukanya hubungan desa dengan kota melalui perluasan jalur jalan desa
kota dan banyaknya kendaraan bermotor yang sudah dapat emnjangkau daerah pedesaan
sanagt meningkatkan frekuensi hubungan sosial ekonomi warga desa dengan warga
kota,teknologi tepat guna di bidang pertanian dan peternakan meningkatkan produksi desa
sehingga penghasilan dapat bertambah.
Pengaruh negatif yang dapt dilihat di daerah pedesaan antara lain: Modernisasi kota,
pengaruh televisi, desa mengalami pengurangan tenaga potensial di bidang pertanian, dan
perluasan kota telah banyak mengubah tata guna lahan di tepian kota yang berbatasan desa
inti kota.
6. Dampak Interaksi Desa Kota
Interaksi antara dua wilayah akan melahirkan gejala baru yang meliputi aspek ekonomi,
sosial, maupun budaya. Gejala tersebut dapat memberikan dampak bersifat menguntungkan
(positif) atau merugikan (negatif ) bagi kedua wilayah. Demikian pula halnya gejala interaksi
antara dua desa dan kota. Berikut tabel dampak interaksi desa kota.
Tabel Dampak Interaksi Desa Kota
No Dampak wilayah Positif Negatif
1 Desa Meningkatnya Cakrawala pengetahuan penduduk desa Terjadinya penetrasi
kebudayaan dari kota ke desa yang tidak sesuai dengan tradisi masyarakat pedesaan.
Masuknya teknologi tepat guna ke desa meningkatkan produksi lahan dan berdampak
meningkatnya pendapatan masyarakat Terjadinya perubahan tata guna lahan yang dapat
menimbulkan kerusakkan lingkungan
Terjadi perubahan tata guna lahan yang menguntungkan Terjadinya kekurangan tenaga
potensial di desa karena banyak yang berurbanisasi
Terjadi perkembangan sarana prasarana transportasi penghubung desa dengan kota,
sehingga desa tidak lagi terisolir Kemungkinan banyaknya orang yang kembali ke desa akan
menyebabkan semakin padatnya desa
Terbentuknya lapangan kerja alternatif di luar sektor pertanian
Masuknya barang barang produksi industri yang terjadi tidak ada
No Dampak wilayah Positif Negatif
2 Kota Kemajuan bidang transportasi yang menghubungkan desa dengan kota Munculnya
daerah-daerah kumuh (slums area) akibat dari makin banyaknya pendatang.
Menyebabkan terpenuhinya kebutuhan bahan baku bagi proses produksi dan tenaga kerja
Tata ruang kota menjadi tidak ideal sebagai tata ruang kota yang dinamis
Tersalurnya hasilhasil produksi di wilayah pedesaan Masuknya orang dari berbagai
daerah dan budaya, sangat potensial bagi munculnya konflik antar etnis
Masuknya penduduk dari berbagai daerah dan budaya melahirkan proses akulturasi antara
berbagai kebudayaan tersebut.
Memungkinkan terjadinya pernikahan antar suku, yang akan meningkatkan rasa sebangsa
dan setanah air.
D. Dampak Interaksi Terhadap Pembangunan
1. Geografi Pembangunan
Menurut Bintarto dalam bukunya berjudul Pengantar Geografi Pembangunan, (1975),
dijelaskan sebagai berikut: Geografi pembangunan adalah suatu studi yang memperhatikan
aspek- aspek geografi yang menunjang sesuatu pembangunan wiayah. Wiayah yang
dimaksudkan disini adalah wilayah pedesaan dan atau wilayah perkotaan, dapat pula
diartikan sebagai daerah yang dibatasi oleh batas-batas politis atau administratif. Aspek-
aspek geografi meliputi: aspek fisis, aspek manusia atau aspek sosial, aspek biotis, dan aspek
topologis. Pembangunan merupakan realisasi dari suatu perencanaan. Perencanaan dapat
diterapkan terhadap daerah- daerah yang kosong dan tehadap daerah- daerah yang sudah
didiami. Sifat pembangunan dapat diartikan dengan merombak secara bertahap, dengan
dengan menjalankan tambal sulam, denan mencipta sesuatu yang baru. Usaha dalam bidang
pembangunan dapat dijalankan dengan cara membimbing atau guiding, cara persuasi melalui
telinga dan mata(audio visual), dengan cara memberi stimulasi.
Dalam suatu usaha pembangunan, daerah atau kawasan yang akan dibangun harus dipandang
sebagai suatu sistem. System merupakan satu keseluruhan yang kompleks atau dapat
dianggap sebagai satu himpunan dari bagian- bagian yang terikat satu sama lain atau sering
juga dikatakan sebagai satu kelompok objek berkaitan, yang membentuk satu ikatan
kesatuan. Dalam hal ini, desa yang dianggap sebagai suatu sistem terdiri dari beberapa
komponen, yaitu penduduk, lahan dan organisasinya. Bila ada rencana pembangunan desa,
maka kita tidak boleh mengabaikan komponen- komponen itu. Satu saja diabaikan rencana
dapat tidak berhasil baik. Jadi, desa dapat merupakan suatu ekosistem. Ekosistem merupakan
satu kesatuan dinamis yang mencerminkan keseluruhan factor kompleks yang beroperasi
dalam sistem itu. Geografi pembangunan mempunyai dasar kuat apabila ada analisis
kualitatif dan kuantitatif. Dan analisis ini diperlukan untuk dapat mengetahui problematiknya,
proses atau perubahannya, dan sebab musababnya, untuk kemudian dapat dicari jalan
penyelesaian masalahnya.
2. Disiplin Masyarakat
Disiplin dalam arti sempit dapat diartikan dengan pematuhan secara ketat pada peraturan,
baik tertulis maupun tidak tertulis yang sudah disetujui bersama. Dalam arti luas dapat
dikatakan di sini sebagai kumpulan berbagai jenis disiplin yang ada, yang secara idiil
mendasarkan diri pada Pancasila dan secara konstitusional pada Undang- Undang Dasar
1945yang ditaati oleh rakyat Indonesia. Dalam hal disiplin masyarakat dapat ditarik simpulan
sebagai berikut:
a. Disiplin merupakan salahsatu sumber daya manusiawi pokok dalam pelaksanaan
pembangunan nasional
b. Disiplin dapat merupakan modal utama untuk keberhasilan sesuatu program pembangunan,
apabila dilaksanakn secara merata oleh segenap lapisan masyarakat dengan keteraturan yang
berkesinambungan
c. Disiplin sangat perlu dibina dan dimasyarakatkan demi kelestarian lingkungan hidup
d. Disiplin dapat meningkatkan wibawa dan kepribadian individu dan bangsa Indonesia
e. Kerukunan, ketertiban kehidupan dalam masyarakat dapat terwujud, apabila pelanggaran
pelbagai norma kehidupan dapat dihilangkan sama sekali dan ini berarti bahwa disiplin
mempunyai peran yang sangat menentukan
f. Kehidupan yang serasi dan tertib banyak dipengaruhi oleh disiplin perorangan, kelompok,
keluarga, masyarakat, dan bangsa Indonesia
g. Situasi dan kondisi tertentu pada suatu saat dapat melenyapkan disiplin apabila seseorang
tidak kuat iman dan moralnya
h. Disiplin mengandung sifat yang terpuji, karena di dalamnya terkandung unsur- unsur jujur
dan terpercaya
i. Kemampuan dan ketangguhan bangsa untuk mempertahankan kelangsungan hidup menuju
kejayaan bangsa dan negara dijiwai oleh disiplin bangsa
j. Sukses diperoleh kalau kita berkawan dengan disiplin, dan tidak diperoleh apabila dilawan
3. Teknologi dan Lingkungan
Dengan kemajuan akal dan teknologi serta kebudayaan manusia, diharapkan segala kesulitan
dapat diatasi. Dalam menghadapi masalah kelebihan atau kekurangan penduduk yang
menjadi perhatian ialah unsur manusia, sumber bahan pangan, teknologi dan keadaan Negara
pada waktu itu. Bahan makanan, perumahan, matahari dan sumer daya lainnya sangat perlu
dipelihara dan dikembangkan. Manusia memerlukan lingkungan yang dapat mendukung
hidupnya. Oleh karena itu, untuk memperolehnya ada konsep mengenai ikatan atau hubungan
antar penduduk, teknologi dan penggunaan lahan. Kerusakan lingkungan ternyata tidak hanya
disebabkan oleh pertambahan penduduk yang menyolok, melainkan juga karena kurangnya
control terhadap kemajuan dan hasil kemajuan teknologi, kurangnya kesadaran masyarakat
dari pelbagai lapisan social terhadap pemeliharaan langkungan hidupnya baik di desanya
maupun di kotanya. Seharusnya mereka yang terbuka untuk inovasi dengan pandangan yang
luas ke depan dan memiliki ilmu pengetahuan yang baru serta dapat bergaul baik dengan
masyarakat sekitar pasti dapat memajukan bangsa dan negaranya. Manusia- manusia modern
seperti itulah kiranya tidak sukar menciptakan lingkungan yang dikehendaki, yaitu
lingkungan bersih dan bermanfaat, baik di desa maupun di kota.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Desa adalah suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan
lingkungannya. Hasil dari perpaduan itu ialah suatu ujud atau kenampakan di muka bumi
yang di timbulkan oleh unsure-unsur fisiografi, social, ekonomi, politik, dan cultural yang
saling berinteraksi antar unsure tersebut dan juga dalam hubungannya dengan daerah-daerah
lain.
Kota dapat diartikan sebagai suatu system jaringan kehidupan manusia yang di tandai dengan
kepadatan penduduk yang tinggi dan di warnai dengan strata social-ekonomi yang hiterogen
dan coraknya materialistis, atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang di
timbulkan oleh unsure-unsur alami dan nonalami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk
yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistik di
bandingkan dengan daerah belakannya.
Interaksi merupakan suatu proses yang sifatnya timbal-balik dan mempunyai pengaruh
terhadap perilaku dari pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung, melalui
berita yang didengar atau melalui surat kabar. Faktor yang mempengaruhi interaksi adalah
adanya Region Complementary (wilayah yang saling melengkapi), Intervening Opportunity
(kesempatan untuk berintervensi), dan Spatial Transfer Ability (kemudahan pemindahan
dalam ruang).
BAB
Iklan
Bagikan ini:
Twitter
Facebook
Google
Tinggalkan komentar
Navigasi tulisan
PREVIOUS POSTHalo dunia!NEXT POSTKLASIFIKASI TANAH
BERDASARKAN FAO/UNESCO
Tinggalkan Balasan
Cari untuk:
TULISAN TERAKHIR
Cincin Api Di Indonesia
hendihenchan di KONSEP
WILAYAH
ARSIP
Juni 2015
Mei 2015
KATEGORI
Tak Berkategori
META
Daftar
Masuk
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com
Cari untuk:
TULISAN TERAKHIR
Cincin Api Di Indonesia
hendihenchan di KONSEP
WILAYAH
ARSIP
Juni 2015
Mei 2015
KATEGORI
Tak Berkategori
META
Daftar
Masuk
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
Ikuti