Anda di halaman 1dari 45

Interaksi Desa dan Kota (kajian Geografi)

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Interaksi adalah suatu suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi sewaktu dua atau lebih
objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain
Desa dan kota merupakan suatu penyebutan suatu pemukiman kelompok masyarakat-
masyarakat. Yang membadakan diantara keduanya adalah hanya pada suatu gaya hidup dari
masyarakatnya dan beberapa aspek didalamnya yang apabila didesa cenderung tradisional
dan apabila kota lebih modern.
Suatu rasa ingin tahu yang dimiliki manusia, merupakan pemicu bagi manusia untuk
mengetahui segalanya. Begitu juga dengan orang kota dan desa, mereka juga memiliki rasa
saling ingin menfetahui sisi kehidupan satu sama lain. Dari rasa ingin tahu itu muncul suatu
interaksi antara keduanya yang tentunya akan memberikan suatu pengaruh untuk keduanya.
Pengaruh tersebut disdari ataupun tidak pasti mengiringi perjalanan interaksi tersebut,
pengaruh tersebut akan tumbuh baik dalam material maupun dalam pemahaman (non
material). Dari pengaruh-pengaruh interaksi yang didapat ataupun diberikan tadi akan
melahirkan suatu damapk positif dan negatif, apabila dampak positif pasti akan memberikan
keuntungan bagi keduanya. Namun apabila damapak negatif, malahan akan mendatangkan
suatu permasalahan yang akan menjadi pekerjaan rumah kedua belah piahak.
Oleh karena itu perlu adanya suatu kajian mendalam akan hal ini, karena memang
interaksi terus terjadi dan tidak dapat dihindarkan. Maka dari itu lebih baik memahami
semuanya supaya dampak yang disebut dampak negatif dan berujung pada permasalahan tadi
dapat diminimalisir, dan akhirnya hanya akan didapat dampak positifnya saja.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah
1) Apa yang dimaksud dengan interaksi?
2) Apa yang dimaksud dengan desa dan kota?
3) Bagaimana interaksi yang terjadi antara desa dan kota serta serta dampak dari interaksi
tersebut?
4) Apa masalah yang didapati dalam interaksi antara desa dan kota?
5) Apa solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1) Mengetahui dan memahami pengertian interaksi;
2) Mengetahui dan memahami pengertian desa dan kota;
3) Mengetahui dan memahami interaksi antara desa dan kota serta dampaknya dari interaksi
tersebut;
4) Mengetahui dan memahami permasalahan yang timbul akaibat interaksi tersebut;
5) Mengetahui dan memahami solusi dari permasalahan interaksi antara desa dan kota.
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah
1) Dapat mengetahui lebih jauh pengertian interaksi serta pengertian desa dan kota;
2) Dapat mengetahui lebih jauh interaksi desa dan kota serta dampaknya dari interaksi
tersebut;
3) Mengetahui lebih jauh permasalahan yang timbul akibat interaksi desa dan kota serta
solusinya.

BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Interaksi
Pengertian interaksi dalam wikipedia adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi
sewaktu dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Ide efek dua
arah ini penting dalam konsep interaksi, sebagai lawan dari hubungan satu arah pada sebab
akibat. Kombinasi dari interaksi-interaksi sederhana dapat menuntun pada
suatu fenomena baru yang mengejutkan. Dalam berbagai bidangilmu, interaksi memiliki
makna yang berbeda.[1]
Dalam kamus KBBI interaksi diartikan sebagai hal saling melakukan aksi,
berhubungan, mem-pengaruhi, antarhubungan, hubungan sosial yg dinamis antara orang
perse-orangan dan orang perseorangan, antara perseorangan dan kelompok, dan antara
kelompok dan kelompok.
Interaksi Menurut Para Ahli
Berikut ini beberapa pengertian interaksi yang dikemukakan oleh para ahli:
Macionis: Interaksi sosial adalah proses bertindak (aksi) dan membalas tindakan (reaksi)
yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan orang lain.
Broom dan Selznic: Interaksi sosial adalah proses bertindak yang dilandasi oleh
kesadaran adanya orang lain dan proses menyesuaikan respon (tindakan balasan) sesuai
dengan tindakan orang lain.
Kimball Young dan Raymond W. Mack: Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang
dinamis dan menyangkut hubungan antarindividu, antara individu dengan kelompok maupun
antara kelompok dengan kelompok lainnya.
Soerjono Soekanto: Interaksi sosial adalah proses sosial mengenai cara-cara berhubungan
yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta
menentukan sistem dan hubungan sosial.
Jadi, dari beberapa pengertian interaksi yang dikemukan oleh para ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa interaksi adalah proses dimana orang-orang menjalin kontak dan
berkomunikasi dan saling pengaruh mempengaruhi dalam pikiran ataupun tindakan.
Berdasarkan pengertian ini pula, interaksi tidak lain adalah sebuah proses sosial.[2]

2.2 Pengertian Desa dan Kota


2.2.1 Desa
Desa, atau udik, menurut definisi "universal", adalah sebuah aglomerasi permukiman
di area perdesaan (rural). Di Indonesia, istilah desa adalah pembagian wilayah administratif
di Indonesia di bawah kecamatan, yang dipimpin oleh Kepala Desa. Sebuah desa merupakan
kumpulan dari beberapa unit pemukiman kecil yang disebut kampung (Banten, Jawa Barat)
atau dusun (Yogyakarta) atau banjar (Bali) atau jorong (Sumatera Barat). Kepala Desa dapat
disebut dengan nama lain misalnya Kepala Kampung atau Petinggi di Kalimantan
Timur, Klbun di Madura, Pambakal di Kalimantan Selatan, dan Kuwu di Cirebon, Hukum
Tua di Sulawesi Utara.
Sejak diberlakukannya otonomi daerah Istilah desa dapat disebut dengan nama lain,
misalnya di Sumatera Barat disebut dengan istilah nagari, di Aceh dengan istilah gampong,
di Papua dan Kutai Barat, Kalimantan Timur disebut dengan istilah kampung. Begitu pula
segala istilah dan institusi di desa dapat disebut dengan nama lain sesuai dengan karakteristik
adat istiadat desa tersebut. Hal ini merupakan salah satu pengakuan dan penghormatan
Pemerintah terhadap asal usul dan adat istiadat setempat.
Desa Menurut Para Ahli
1. Bambang Utoyo
Desa merupakan tempat sebagian besar penduduk yang bermata pencarian di bidang
pertanian dan menghasilkan bahan makanan
2. R. Bintarto
Desa adalah perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, sosial,
ekonomis politik, kultural setempat dalam hubungan dan pengaruh timbal balik dengan
daerah lain
3. Sutarjo Kartohadikusumo
Desa merupakan kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang berhak
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri merupakan pemerintahan terendah di bawah
camat
4. William Ogburn dan MF Nimkoff
Desa adalah kesatuan organisasi kehidupan sosial di dalam daerah terbatas.
5. S.D. Misra
Desa adalah suatu kumpulan tempat tinggal dan kumpulan daerah pertanian dengan batas-
batas tertentu yang luasnya antara 50 1.000 are.
6. Paul H Landis
Desa adalah suatu wilayah yang jumlah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan cirri-ciri
sebagai berikut :
a. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antra ribuan jiwa;
b. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan;
c. Cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam
sekitar seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris
adalah bersifat sambilan.
7. UU no. 22 tahun 1999
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat
yang diakui dalam sistem pemerintahan Nasional dan berada di daerah Kabupaten.
8. UU no. 5 tahun 1979
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan
masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi
pemerintahan terendah langsung dibawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah
tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia[3]
Sedangkan pengertian desa dalam kehidupan sehari-hari atau secara umum sering di
istilahkan dengan kampung,yaitu suatu daerah yang letaknya jauh dari keramaian kota,yang
di huni sekelompok masyrakat di mana sebagian besar mata pencaharianya sebagai petani
sedangkan secara atmininistrastif desa adalah yang terdiri dari satu atau lebih atau dusun di
gabungkan hingga menjadi suatu daerah yang berdiri sendiri atao berhak mengatur rumah
tangga sendiri (otonomi).
Syarat-syarat Desa
Mempunyai wilayah, Adanya penduduk, Mempunyai pemerintahan, Berada langsung
di bawah camat, Mempunyai kebiasaan-kebiasaan pergaulan sendiri.
Fungsi Desa
Fungsi Desa adalah sebagai sumber bahan pangan, penghasilan bahan mentah,
penghasil tenaga kerja, pusat-pusat industri kecil.
Klasifikasi Desa
Berdasarkan tingkat pembangunan dan kemampuan mengembangkan potensi yang
dimilikinya,desa dapat diklasifikasikan menjadi berikut ini :
a. Desa swadaya
Desa swadaya adalah suatu wilayah pedesaan yang hampir seluruh masyarakatnya mampu
memenuhi kebutuhannya dengan cara mengadakan sendiri. Ciri-ciri desa swadaya :
1) Daerahnya terisolir dengan daerah lainnya.
2) Penduduknya jarang.
3) Mata pencaharian homogen yang bersifat agraris.
4) Bersifat tertutup.
5) Masyarakat memegang teguh adat.
6) Teknologi masih rendah.
7) Sarana dan prasarana sangat kurang.
8) Hubungan antarmanusia sangat erat.
9) Pengawasan sosial dilakukan oleh keluarga.
b. Desa swakarya
Desa swakarya adalah desa yang sudah bisa memenuhi kebutuhannya sendiri,kelebihan
produksi sudah mulai dijual kedaerah-daerah lainnya.
Ciri-ciri desa swakarya :
1) Adanya pengaruh dari luar sehingga mengakibatkan perubahan pola pikir.
2) Masyarakat sudah mulai terlepas dari adat.
3) Produktivitas mulai meningkat.
4) Sarana prasarana mulai meningkat.
5) Adanya pengaruh dari luar yang mengakibatkan perubahan cara berpikir.
c. Desa swasembada
Desa swasembada adalah desa yang lebih maju dan mampu mengembangkan semua potensi
yang ada secara optimal,dengan ciri-ciri berikut :
1) Hubungan antarmanusia bersifat rasional.
2) Mata pencaharian homogen.
3) Teknologi dan pendidikan tinggi.
4) Produktifitas tinggi.
5) Terlepas dari adat.
6) Sarana dan prasarana lengkap dan modern.
Ciri-ciri Masyarakat Desa
Ciri-ciri masyarakat desa dapat diuraiakan sebagai berikut:
a. Kehidupan tergantung pada alam
b. Toleransi sosialnnya kuat
c. Adat-istiadat dan norma agama kuat
d. Kontrol sosialnya didasarkan pada hokum informal
e. Hubungan kekerabatan didasarkan pada Gemeinssehaft (paguyuban)
f. Pola pikirnya irrasional
g. Struktur perekonomian penduduk bersifat agraris.
h. Homogeny social yaitu Biasanya desa terdiri dari beberapa kerabat yang masih mempunyai
hubungan erat
i. Hubungan primer yaitu dengan hubungan yang masih erat sehingga sifat kebersamaan,
kegotong royongan sangat tercermin dalam keseharianya.
j. Mempiunyai kpontrol social yang kletat
Masalah yang dihadapi merupakan masalah bersama dan juga harus diselesaikan dan disoroti
bersama pula.
k. Nilai kegotong royongan masih subur
l. Terdapat ikatan social yang berupa nilai-nilai yang berupa nilai-nilai adat dan kebudayaan
yang harus dipatuhi oleh setiap anggpta masyarakat.
Pola Persebaran Desa
Faktor-faktor yang mempengaruhi pola persebaran desa adalah
Letak desa, Keadaan iklim, Kesuburan tanah, Tata air, Keadaan ekonomi, Keadaan budaya.
Secara rinci dapat digambarkan seperti:
1. Pola memanjang mengikuti jalan raya. Pola ini umumnya terdapat di pedalaman;
2. Pola mengikuti rel kereta api;
3. Mengikuti garis pantai;
4. Pola masyarakat penyebarannya:
a. Terdapat di daerah pegunungan (dataran tinggi);
b. Daerah yang berelief kasar;
c. Pola Desa Tersebar;
d. Pola desa yang tidak teratur. Pola desa ini banyak dijumpai di daerah Karst (Kapur).
2.2.2 Kota
Kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan
rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk
mendukung kehidupan warganya secara mandiri.
Pengertian "kota" sebagaimana yang diterapkan di Indonesiamencakup pengertian
"town" dan "city" dalam bahasa Inggris. Selain itu, terdapat pula kapitonim "Kota" yang
merupakan satuan administrasi negara di bawah provinsi.
Kota dibedakan secara kontras dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan
penduduk, kepentingan, atau status hukum. Desa atau kampung didominasi oleh lahan
terbuka bukan pemukiman.
Kota Menurut Para Ahli
a. Bintarto
Kota sebagai kesatuan jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan
penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen serta
coraknya materialistis. Masyarakat kota terdiri atas penduduk asli daerah tersebut dan
pendatang. Masyarakat kota merupakan suatu masyarakat yang heterogen, baik dalam hal
mata pencaharian, agama, adat, dan kebudayaan.
b. Max Weber
Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan
ekonominya di pasar lokal. Ciri kota adalah adanya pasar sebagai benteng serta mempunyai
sistem hukum tersendiri dan bersifat kosmopolitan.
c. Louis Wirth
Kota adalah permukiman yang relatif besar, padat, dan permanen, dihuni oleh orang-orang
yang heterogen kedudukan sosialnya.
d. Arnold Toynbee
Kota selain merupakan permukiman juga merupakan suatu kekompleksan yang khusus dan
tiap kota menunjukkan pribadinya masing-masing.
e. Grunfeld
Kota adalah suatu permukiman dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi daripada
kepadatan penduduk nasional, struktur mata pencaharian nonagraris, dan sistem penggunaan
tanah yang beraneka ragam, serta ditutupi oleh gedung-gedung tinggi yang lokasinya
berdekatan.
f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987, pasal 1
Disebutkan kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan
administrasi yang diatur dalam perundang-undangan, serta permukiman yang telah
memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan.[4]
Fungsi Kota
Kota yang telah berkembang maju mempunyai peranan dan fungsi yang lebih luas lagi
antara lain sebagai berikut :
Sebagai pusat produksi (production centre). Contoh:Surabaya, Gresik, Bontang
Sebagai pusat perdagangan (centre of trade and commerce).
Contoh: Jakarta, Bandung, Hong Kong, Singapura
Sebagai pusat pemerintahan (political capital). Contoh: Jakarta
(ibukota Indonesia), Washington DC (ibukotaAmerika Serikat), Canberra (ibukota Australia)
Sebagai pusat kebudayaan (culture centre). Contoh:Yogyakarta dan Surakarta
Sebagai penopang Kota Pusat. Contoh : Tangerang Selatan,Bogor dan Depok
Ciri-ciri Kota
Ciri fisik kota meliputi hal sebagai berikut:
Tersedianya tempat-tempat untuk pasar dan pertokoan
Tersedianya tempat-tempat untuk parkir
Terdapatnya sarana rekreasi dan sarana olahraga
Ciri kehidupan kota adalah sebagai berikut:
Adanya pelapisan sosial ekonomi misalnya perbedaan tingkat penghasilan, tingkat
pendidikan dan jenis pekerjaan.
Adanya jarak sosial dan kurangnya toleransi sosial di antara warganya.
Adanya penilaian yang berbeda-beda terhadap suatu masalah dengan pertimbangan
perbedaan kepentingan, situasi dan kondisi kehidupan.
Warga kota umumnya sangat menghargai waktu.
Cara berpikir dan bertindak warga kota tampak lebih rasional dan berprinsip ekonomi.
Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial disebabkan
adanya keterbukaan terhadap pengaruh luar.
Pada umumnya masyarakat kota lebih bersifat individu sedangkan sifat solidaritas dan
gotong royong sudah mulai tidak terasa lagi. (stereotip ini kemudian menyebabkan penduduk
kota dan pendatang mengambil sikap acuh tidak acuh dan tidak peduli ketika berinteraksi
dengan orang lain. Mereka mengabaikan fakta bahwa masyarakat kota juga bisa ramah dan
santun dalam berinteraksi)[5].
Klasifikasi Kota
a. Menurut Jumlah Penduduk
1. Kota kecil, penduduknya antara 20.000-50.000 jiwa;
2. Kota sedang, penduduknya antara 50.000-100.000 jiwa;
3. Kota besar, penduduknya antara 100.000-1.000.000 jiwa;
4. Metropolitan, penduduknya antara 1.000.000-5.000.000 jiwa;
5. Megapolitan, penduduknya lebih dari 5.000.000 jiwa.
b. Menurut tingkat perkembangan
1. Tahap eopolis adalah tahap perkembangan desa yang sudah teratur dan masyarakatnya
merupakan peralihan dari pola kehidupan desa kea rah kehidupan kota;
2. Tahap polis adalah suatu daerah kota yang sebagian penduduknya masih mencirikan sifat-
sifat agraris;
3. Tahap metropolis adalah suatu wilayah kota yang ditandai oleh penduduknya sebagaian
kehidupan ekonomi masyarakat ke sector industry;
4. Tahap megapolis adalah suatu wilayah perkotaan yang terdiri dari beberapa kota metropolis
yang menjadi satu sehingga membentuk jalur perkotaan;
5. Tahap tryanopolis adalah suatu kota yang ditandai dengan adanya kekacauan pelayanan
umum, kemacetan lalu-lintas, tingkat kriminalitas tinggi;
6. Tahap necropolis (Kota mati) adalah kota yang mulai ditinggalkan penduduknya.[6]
2.3 Interaksi Kota dan Desa serta Dampaknya
2.3.1 Interaksi Kota dan Desa
Interaksi wilayah (Spatial Interaction) adalah hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi antara dua wilayah atau lebih, yang dapat melahirkan gejala, kenampakkan
dan permasalahan baru, secara langsung maupun tidak langsung, sebagai contoh antara kota
dan desa.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa interaksi antar wilayah memiliki tiga
prinsip pokok sebagai berikut :

1. Hubungan timbal balik terjadi antara dua wilayah atau lebih


2. Hubungan timbal balik mengakibatkan proses pengerakan yaitu :
a. Pergerakan manusia (Mobilitas Penduduk)
b. Pergerakan informasi atau gagasan, misalnya : informasi IPTEK, kondisi suatu wilayah
c. Pergerakan materi / benda, misalnya distribusi bahan pangan, pakaian, bahan bangunan
dan sebagainya

3. Hubungan timbal balik menimbulkan gejala, kenampakkan dan permasalahan baru yang
bersifat positif dan negatif, sebagai contoh :
a. kota menjadi sasaran urbanisasi
b. terjadinya perkawinan antar suku dengan budaya yang berbeda
Apabila berbicara mengenai terjadinya kontak atau hubungan antara dua wilayah atau
lebih dan dari hasil kontak itu dapat timbul sesuatu kenyataan yang dalam wujud tertentu,
maka apa yang sedang atau yang sudah terjadi itu diartikan sebagai interaksi. Interaksi ini
dapat dilhat sebagai suatu proses sosial, proses ekonomi, proses budaya ataupun proses
politik dan sejenisnya yang lambat ataupun cepat dapat menimbulkan sesuatu realita atau
kenyataan.
Interkasi desa kota adalah proses hubungan yang bersifat timbal balik antar unsur-
unsur yang ada dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku dari pihak-pihak yang
bersangkutan melalui kontak langsung, berita yang didengar atau surat kabar sehingga
melahirkan sebuah gejala baru, baik berupa fisik maupun non fisik.
Faktor-faktor Interaksi Desa Dan Kota
Menurut Edward Ulman ada 3 faktor penyebab interaksi antarwilayah, yaitu :
a. Region Complementary (wilayah yang saling melengkapi)
Wilayah yang memiliki potensi sumber daya yang berbeda-beda baik secara kualitas
maupun kuantitasnya. Perbedaan sumber daya kota dan desa menyebabkan timbulnya
interaksi. Jadi ada kebutuhan saling melengkapi atau komplementaritas. Ini didorong oleh
permintaan dan penawaran. Perancis berdagang anggur dengan Belanda karena Belanda
merupakan konsumennya. Relasi komplementaritas hanya terjadi jika tawaran bermanfaat
bagi pihak yang minta. Manfaatnya ditentukan oleh banyak hal seperti : budaya,
pengetahuan, teknik, kondisi kehidupan dan sebagainya. Semakin besar komplementaritas,
semakin besar arus komoditas.
o Manfaat Interaksi Desa-Kota bagi Perkotaan :
1) Terpenuhinya sumber daya alam sebagai bahan mentah/bahan baku industri.
2) Terpenuhinya kebutuhan pokok yang dihasilkan pedesaan.
3) Terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan bagi perkotaan.
4) Tersedianya tempat pemasaran hasil industri.
o Manfaat Interaksi Desa-Kota bagi Pedesaan :
1) Terpenuhinya barang-barang yang tidak ada di desa
2) Masuknya pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari kota ke pedesaan.
3) Membuka lapangan kerja baru di sektor pertanian.
b. Intervening Opportunity (kesempatan untuk berintervensi)
Adalah adanya kesempatan untuk timbulnya interaksi antarwilayah dan dapat
memenuhi kebutuhan sumber daya wilayah tersebut. Jadi, semakin besar intervening
opportunity, semakin kecil arus komoditas.
c. Spatial Transfer Ability (kemudahan pemindahan dalam ruang)
Kemudahan pemindahan dalam ruang baik berupa barang, jasa, manusia maupun
informasi. Proses pemindahan dari kota ke desa atau sebaliknya dipengaruhi antara lain :
1) Jarak mutlak maupun jarak relatif antarwilayah
2) Biaya transportasi dari satu tempat ke tempat yang lain
3) Kelancaran transportasi antarwilayah
Jadi, semakin mudah transfer abilitas, semakin besar arus komoditas.

Bentuk Interaksi Desa dan Kota


Bentuk interaksi yang dapat terjadi antara desa dan kota adalah sebagai berikut:

a. Kerjasama antar penduduk


b. Penyesuaian terhadap lingkungan
c. Persaingan fasilitas hidup
d. Asimilasi.
Interaksi antara desa kota melahirkan suatu perkembangan baru bagi desa maupun
bagi kota. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan potensi yang dimiliki desa maupun kota,
dan adanya persamaan kepentingan.
Timbal-Balik Interaksi Kota dan Desa
Kota selalu mempunyai hubungan erat dengan wilayah sekitarnya. Penduduk kota yang
terdiri dari pedagang, pegawai pemerintah dan swasta, tukang-tukang, seniman, guru dan
sebagainya, hidup dari hasil pertanian yang dihasilkan oleh para petani di pedesaan.
Penduduk kota sangat tergantung secara ekonomis terhadap penduduk pedesaan. Demikian
pula sebaliknya, penduduk desa mempunyai ketergantungan terhadap perkotaan terutama
menyangkut sandang, pangan, dan barang jadi. Timbulnya pasar bias menjadi ajang
pertukaran kebutuhan antara penduduk desa dan kota.
Menurut Daldjoeni, majunya komunikasi dan transportasi menjadikan pengaruh kota
terhadap wilayah sekitarnya semakin kuat.
Sosiolog Hoselitz mengemukakan bahwa kota besar melancarkan sifat-sifat
paresiternya terhadap pedesaan dengan perincian: menelaah habis investasi, menyedot tenaga
manusia, mendominasi pola manusiawi, mengganggu perkembangan kota-kota lain yang
lebih kecil dan cenderung memiliki konsumsi yang tinggi di bansing produksinya.
Paul Harrison menyatakan hubungana antara kota dan desa di dunia ketiga mirip sekali
dengan hubungan antara yang kay dan miskin. Pedesaan menghasilkan bahan-bahan yang
serba murah di banding dengan barang yang ada di kota. Pedesaan tidak memiliki system
organisasi dan koordinasi yyang mampu memaksa pihak kota untuk membayaar hasinya
dengan harga yang alebih tinggi. Selanjutnya kota merupakan perpaduan antara pihak
penguasa dan para pegawainya untuk memajukan kota.
Boeke seorang ekonom berpendapat bahwa hubungan antara desa dan kota bersifat
dualistic. Di satu pihak terdapat sector yang maju sedengakan pihak lainnya terbelakang
gambaran masyarakat dualistik dapat saja timbul sebagai akibat dari adanya pembangunan.
Pembangunan pedesaan di tinjukan untuk mencari suatu pemecahan masalah di
pedesaan terutama mesalah peningkatan pendapatan kerja serta pelayanan social. Oleh karena
itu strategi oembangunan pedesaan adalah untuk memberantas kemiskinan dan memperbaiki
kualitas hidup masyarakat pedesaan.

2.3.2 Dampak Interaksi Desa dengan Kota


Interaksi desa dan kotadapat enimbulkan dampak yang mengntungkan atau merugikan:
a. Di tinjau dari aspek ekonomi, dampak interaksi desa dan kota antara lain sebagai berikut:
1) Memmperlancar hubungan desa dan kota.
2) Meningkatkan volume perdagangan antara desa dan kota.
3) Menimbulkan perubahan orientasi ekonomi penduduk desa.
4) Menimbulkan kawasan perdagangan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan jual bali.
5) Meningkatkan pendapatan penduduk desa dan kota.
b. Di tinjau dari aspek social.
1) Terjadi mobilitas antara ke duanya,
2) Terjadi saling ketergantungan antara desa dan kota, khususnya dalam bidang pasokan
bahan mentah.
c. Ditinjau dari aspek budaya
1) Meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat desa.
2) Terjadinya tingkah laku, khususnya masyarakat pedesaan.
3) Meningkatkan sumber daya budaya yang dapat menari wisatawan.
Interaksi antara dua wilayah akan melahirkan gejala baru yang meliputi aspek ekonomi,
sosial, maupun budaya. Gejala tersebut dapat memberikan dampak bersifat menguntungkan
(positif) atau merugikan (negatif ) bagi kedua wilayah. Demikian pula halnya gejala interaksi
antara dua desa dan kota.[7] Dan berikut adalah damapak negatif dan positif dari suatu
Interaksi desa dan kota:
o Dampak Interaksi bagi Desa
Interaksi antara dua atau lebih daerah yang berbeda akan berpengaruh pada masing-
masing wilayah sehingga akan memicu terjadinya perubahan. Seberapa besar perubahan yang
terjadi tergantung dari jarak, jumlah penduduk, dan berbagai factor pendukung lainnya
seperti sarana transportasi, komunikasi, listrik, dan lain sebagainya.
a. Dampak positif bagi desa akibat adanya interaksi desa dan kota sebagai berikut.
1) Pengetahuan penduduk desa menjadi meningkat karena banyak sekolah dibangun di desa.
Demikian pula informasi perkembangan dunia dan ilmu pengetahuan yang diterima
penduduk kota dengan mudah menyebar ke desa. Misalnya, pengetahuan tentang bibit
unggul, pengawetan kesuburan tanah, dan pengolahan hasil panen.
2) Jumlah guru dan sekolah yang banyak terdapat di desa memungkinkan menjadi penggerak
kemajuan penduduk desa melalui pendidikan. Angka buta huruf penduduk desa semakin
berkurang.
3) Perluasan jalur jalan desa-kota dan peningkatan jumlah kendaraan bermotor telah
menjangkau daerah perdesaan sehingga hubungan desa-kota semakin terbuka. Hasil panen
dari desa menjadi mudah diangkut ke kota. Kelangkaan bahan pangan di kota dapat dihindari
karena suplai bahan pangan mudah dilakukan.
4) Produktivitas desa makin meningkat dengan hadirnya teknologi tepat guna. Kehadiran
teknologi tepat guna akan meningkatkan kesejahteraan penduduk desa.
5) Pelestarian lingkungan hidup perdesaan , seperti pencegahan erosi dan banjir, penyediaan
air bersih, serta pengaturan pengairan dapat dilakukan dengan hadirnya para ahli dari
berbagai disiplin ilmu.
6) Peningkatan kegiatan wiraswasta yang menghasilkan produk berkualitas, seperti kerajinan
tangan, industri rumah tangga, teknik perhubungan dan perbengkelan, serta peternakan dapat
dilakukan karena pemerintah turun tangan.
7) Pengetahuan tentang kependudukan bisa sampai ke masyarakat desa yang umumnya
memiliki banyak anggota keluarga. Kesadaran memiliki keluarga kecil telah diterima oleh
masyarakat desa.
8) Koperasi dan organisasi sosial yang berkembang di perdesaan telah memberi manfaat
dalam peningkatan kesejahteraan penduduk dan pembangunan desa.
b. Sedangkan dampak negatif bagi desa akibat adanya interaksi desa dan kota sebagai berikut.
1) Modernisasi kota telah melunturkan orientasi pertanian yang menjadi pokok kehidupan
mereka. Misalnya, budaya kontes kecantikan, peragaan busana, dan foto model.
2) Siaran televisi yang dapat ditangkap di pelosok desa dapat meningkatkan konsumerisme
dan kriminalitas. Penduduk desa dengan mudah meniru iklan dan tindak kejahatan dalam film
atau sinetron yang ditayangkan televisi.
3) Pengurangan tenaga produktif bidang pertanian di desa, karena banyak tenaga muda yang
lebih tertarik bekerja di kota. Mereka beranggapan di kota banyak kesempatan kerja dengan
upah yang tinggi. Akibatnya, di desa hanya tinggal orang tua dan anak-anak yang tidak
produktif.
4) Perubahan tata guna lahan di perdesaan akibat perluasan wilayah kota dan banyak orang
kota membeli lahan di wilayah perbatasan desa-kota. Tindakan orang kota ini menyebabkan
lahan di perbatasan desa-kota berubah menjadi permukiman atau bangunan lain.
5) Tata cara dan kebiasaan yang menjadi budaya kota masuk ke pelosok desa dan cenderung
mengubah budaya desa. Banyak kebudayaan kota yang tidak sesuai dengan kebudayaan atau
tradisi desa, sehingga sering menimbulkan masalah dalam kehidupan masyarakat desa.
6) Ketersediaan bahan pangan yang berkurang, peningkatan pengangguran, dan pencemaran
lingkungan menjadi masalah penting akibat interaksi desa-kota.
o Dampak Interaksi bagi Kota
Urbanisasi merupakan salah satu bentuk dari interaksi desakota. Menurut Hope Tisdale
Eldrige (1956), pengertian urbanisasi adalah proses perpindahan penduduk ke kota atau
daerah permukiman padat. Istilah urbanisasi juga digunakan untuk mendeskripsikan
perubahan kelompok sosial yang terjadi sebagai akibat konsentrasi manusia. Urbanisasi dapat
juga berarti proses perubahan daerah desa menjadi daerah kota. Pengertian urbanisasi tersebut
menunjukkan bahwa penduduk desa lebih mengenal kota. Banyak penduduk desa
meninggalkan daerahnya dan pindah ke kota terdekat. Sebagian dari mereka bekerja di kota,
tetapi bertempat tinggal di desa.
a. Dampak positif bagi kota akibat adanya interaksi desa dan kota sebagai berikut.
1) Tercukupinya kebutuhan bahan pangan bagi penduduk perkotaan yang sebagian besar
berasal dari daerah perdesaan , seperti sayuran, buah-buahan, beras, dan lain sebagainya.
2) Jumlah tenaga kerja di perkotaan melimpah karena banyaknya penduduk dari desa yang
pergi ke kota.
3) Produk-produk yang dihasilkan di daerah perkotaan dapat dipasarkan sampai ke pelosok
desa sehingga keuntungan yang diperoleh lebih besar.
b. Sedangkan dampak negatif bagi kota akibat adanya interaksi desa dan kota sebagai berikut.
1) Jumlah penduduk desa yang pergi ke kota tanpa keahlian menimbulkan permasalahan bagi
daerah perkotaan, yaitu semakin meningkatnya jumlah pengangguran dan penduduk miskin.
2) Penduduk dengan pendapatan rendah kesulitan mencukupi kebutuhan hidupnya seperti
sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, hiburan, dan lain sebagainya.
3) Nilai lahan di perkotaan yang mahal, memaksa warga menggunakan lahan atau tempat
yang tidak layak untuk permukiman, misalnya di bantaran sungai, pinggiran rel kereta api,
kuburan, dan kolong jembatan. Umumnya permukiman yang terbentuk adalah permukiman
kumuh. Menurut para geograf, wilayah perkampungan kumuh memiliki empat ciri khas, yaitu
tidak tersedia air bersih untuk minum, tidak ada saluran pembuangan air, penumpukan
sampah dan kotoran, serta akses ke luar perkampungan yang sulit.
4) Terjadi degradasi kualitas lingkungan. Peningkatan jumlah penduduk kota yang pesat
mendorong pembangunan rumah-rumah di wilayah kota. Permukiman baru muncul di kota-
kota seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Balikpapan, dan
Makassar. Pertumbuhan permukiman yang cepat di perkotaan berpengaruh terhadap
penurunan atau degradasi kualitas lingkungan.[8]

2.4 Permasalahan yang Timbul Akibat Interaksi Desa dan Kota


Permasalahan yang timbul dari interaksi desa dan kota merupakan dampak negatif yang
didapati dari interaksi tersebut. Permasalahan ini tentusaja dari pandangan dua sisi aktor dari
interaksi ini yaitu desa dan kota, berikut permasalahan yang timbul akibat interaksi tersebut
antara lain:
Permasalahan untuk desa
1) Modernisasi kota telah melunturkan orientasi pertanian yang menjadi pokok kehidupan
mereka. Misalnya, budaya kontes kecantikan, peragaan busana, dan foto model.
2) Siaran televisi yang dapat ditangkap di pelosok desa dapat meningkatkan konsumerisme
dan kriminalitas. Penduduk desa dengan mudah meniru iklan dan tindak kejahatan dalam film
atau sinetron yang ditayangkan televisi.
3) Pengurangan tenaga produktif bidang pertanian di desa, karena banyak tenaga muda yang
lebih tertarik bekerja di kota. Mereka beranggapan di kota banyak kesempatan kerja dengan
upah yang tinggi. Akibatnya, di desa hanya tinggal orang tua dan anak-anak yang tidak
produktif.
4) Perubahan tata guna lahan di perdesaan akibat perluasan wilayah kota dan banyak orang
kota membeli lahan di wilayah perbatasan desa-kota. Tindakan orang kota ini menyebabkan
lahan di perbatasan desa-kota berubah menjadi permukiman atau bangunan lain.
5) Tata cara dan kebiasaan yang menjadi budaya kota masuk ke pelosok desa dan cenderung
mengubah budaya desa. Banyak kebudayaan kota yang tidak sesuai dengan kebudayaan atau
tradisi desa, sehingga sering menimbulkan masalah dalam kehidupan masyarakat desa.
6) Ketersediaan bahan pangan yang berkurang, peningkatan pengangguran, dan pencemaran
lingkungan menjadi masalah penting akibat interaksi desa-kota.
Permasalahan untuk kota
1) Jumlah penduduk desa yang pergi ke kota tanpa keahlian menimbulkan permasalahan bagi
daerah perkotaan, yaitu semakin meningkatnya jumlah pengangguran dan penduduk miskin.
2) Penduduk dengan pendapatan rendah kesulitan mencukupi kebutuhan hidupnya seperti
sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, hiburan, dan lain sebagainya.
3) Nilai lahan di perkotaan yang mahal, memaksa warga menggunakan lahan atau tempat
yang tidak layak untuk permukiman, misalnya di bantaran sungai, pinggiran rel kereta api,
kuburan, dan kolong jembatan. Umumnya permukiman yang terbentuk adalah permukiman
kumuh. Menurut para geograf, wilayah perkampungan kumuh memiliki empat ciri khas, yaitu
tidak tersedia air bersih untuk minum, tidak ada saluran pembuangan air, penumpukan
sampah dan kotoran, serta akses ke luar perkampungan yang sulit.
4) Terjadi degradasi kualitas lingkungan. Peningkatan jumlah penduduk kota yang pesat
mendorong pembangunan rumah-rumah di wilayah kota. Permukiman baru muncul di kota-
kota seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Balikpapan, dan
Makassar. Pertumbuhan permukiman yang cepat di perkotaan berpengaruh terhadap
penurunan atau degradasi kualitas lingkungan.[9]
2.5 Solusi dalam Mengatasi Permasalahan Interaksi Desa dan Kota
Solusi yang dapat diberikan untuk mengatasi permasalahan yang timbul akibat interaksi
desa dan kota antara lain:
Solusi untuk mengatasi permasalahan akibat Interaksi desa dan kota dalam sisi desa
1. Dalam masyarakat desa tradisional kebanykan di Indonesia, sektor pertanian merupakan
suatu sektor yang mendasar dan sangat penting bagi kehidupan masyarakat desa dan
pengaruhnya sanagt besar juga kepada masyarakat pada umumnya. Moderenisasi yang
berjalan tidak secara maksimal dan bahkan dampak yang didapat bukanlah damapk yang baik
tau dampak negatif tentusaja akan membawa suatu permasalahan yang tidak main-main,
apalagi membawa pengaruh dalam pandangan hidup masyarakat desa yang cenderung tergiur
dengan kemeriahan moderenisasi. Sehingga akan meninggalkan segala sesuatu yang bersifat
tradisional dan meninggalkan dasar utama orang desa sebagai prodesen pemenuh kebutuhan
hidup. Solusi dari permasalahan tersebut adalah sebenarnya tidak menuntut untuk melarang
masyarakat untuk tidak bersentuhan dengan moderenisasi tetapi melainkan lebih bijak dalam
menagani moderenisasi supaya tidak sampai terbawa arus yang tidak benar. Akan lebih
memberikan dampak yang baik apabila moderenisasi juga dibarengi dengan kesiapan mental
masyarakat desa, sehingga akan memunculkan dampak yang baik pula bagi semuanya.
2. solusi yang dapat diberikan untuk menanggulangi permasalahan akses komunikasi desa
yang semakin tanpa batas sehingga menimbulkan konsumsi publik tanpa keterangan yang
mendasar mengakibatkan muncul tindakan-tindakan yang sebenarnya bukanlah suatu
pengajaran atau tindakan yang baik. Hal demikian dapat ditanggulangi dengan melakukan
suatu penyuluhan dan penyingkapan tabir media komunikasi masyarakat, supaya masyarakat
meskipun masyarakat desa dapat menjadi orang yang bijak, komunikasi dfimanfaatkan untuk
sesuatu yang bermanfaan dan mendatangkan kebaikan, bukanya untuk sesuatu yang berujung
pada suatu tindakan penyelewengan atau lebih parah dengan kejahatan.
3. Kekosongan masyarakat produktif di desa merupakan sebagai dasar kelumpuhan
perekonomian. Dan dalam hal ini adalah desa yang merupakan penyuplai kebutuhan untuk
orang kota selain memenuhi kebutuhanya sendiri. Dengan sumberdaya manusia yang
notabene adalah motor penggerak suatu roda perekonomian tentusaja mobilitas ekonomi akan
lumpuh yang berujung pada menurunya angka produksi serta menurunya kesejahteraan
masyarakat dan juga tidak terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Solusi dari permasalahan
tersebut adalah dengan memberikan suatu kebenaran realita kehidupan gemerlap kota
sebenarnya kepada masyarakat desa, supaya masyarakat desa tidak terlalu mengandai-andai
sesuatu yang belum tentu benar. Jadi masyarakat tidak sampai meninggalkan desa begitu saja,
malahan dimotivasi terus untuk tetap berkarya dan produktif di desa untuk kebaikan
semuanya.
4. Solusi dari perluasan lahan perkotaan yang menggerus wilayah desa, akan sangat
berdampak bagi kehidupan keduanya. Apabila lahan perluasan tersebut adalah lahan aktif
produktif tentusaja akan mengurangi produktifitas masyarakat desa. Dan itu tidak hanya
berdampak pada masyarakat desa melainkan pada masyarakat juga sebagi konsumen. Oleh
karena itu sebenarnya perluasan kota memang diperbolehkan, namun harus sesuai dengan
pertimbangan yang matang, jangan samapai hanya mengedepankan keuntungan kolektif
semata.
5. Budaya dalam kehidupan merupakan sesuatu yang tidak tampak namun dampaknya akan
sangat terasa dalam kehidupan. Karena hal tersebut adalah sesuatu yang immaterial sehingga
untuk mengatasi atau menanggulangi mobilitasnya akan begitu sulit. Masuknya budaya kota
ke desa dikarenakan adanya interaksi desa dan kota memang merupakan sesuatu yang
melekat dalam aktifitas ini. Sebagai orang desa yang memiliki ciri unik dari pada kehidupan
kota, seharusnya masyarakat tetap memegang kearifan hidup masyarakat desa. Apalagi
apabila hidup didesa namun dengan budaya atau gaya hidup orang kota, hal tersebut bukanlah
hal yang sesuai dan nantinya juga tidak akan melahirkan sesuatu akhir yang indah. Hal ini
tidak akan terjadi apabila masyarakat desa lebih tau diri dan sadar serta selalu menghargai
kehidupan budaya yang ada didesa.
6. Seharusnya para penduduk desa terus bergerak sesuai dengan fungsi dan peranya, yaitu
sebagai penyuplai bahan makanan baik bagi penduduk desa sendiri ataupun sebagai
penyuplai bahan makanan untuk masyarakat kota. Sesuai dengan teori struktural fungsional,
yang mengatakan bahwa apabila salah satu komponen suatu sistem tidak berfungsi sesuai
dengan peranya maka akan mengganggu keberlangsungan hidup komponen lainya bahkan
mempengaruhi keberlangsungan sistem. Maka dari itu seharusnya masyarakat desa terus
menjalankan peran dan fungsinya. Mselain itu permasalahan pengangguran orang-orang
urban yang semakin menumpuk dikota akan menjadikan suatu permasalahan yang sulit. Hal
demikian terjadi dikarenakan pekerjaan masyarakat urban tidak sesuai dengan yang ada di
kota sehingga tenaga dan kemampuanya tidak relevan dengan kebutuhan pekerjaan yang ada
dikota. Olehnya seharusnya masyarakat desa dapat memaksimalkan diri untuk mendapatkan
pendapatan yang sebaik-baiknya meskipun hidup di desa. Karena bukan berarti hidup di desa
tidak dapat menjadi orang ysng sukses dan baik dalam keadaan ekonomi. Dan berikutnya
adalah masalah pencemaran dari hasil kehidupan masyarakat kota yang semakin meningkat
karena adanya akibat dari iteraksi desa dan kota. Semakin tinggi jumlah penduduk maka
tingkat polusi atau pencemaran yang diproduksi akan semakin tinggi pula. Dari semua ini
yang terpenting adalah masyarakat harus menjalankan hidup sesuai dengan fungsi
strukturalnya dengan sebaik-baiknya dan maksimal supaya mendatangkan kebaikan bagi diri
sendiri ataupun masyarakat secara umum.
Solusi untuk mengatasi permasalahan akibat Interaksi desa dan kota dalam sisi kota
1. Dalam permasalahan penduduk desa yang pergi ke kota atau biasa dengan istilah urbanisasi
tetapi bukanlah urbanisasi yang berkualitas, melaionkan urbanisasi yang hanya modal nekat
saja untuk ke kota. Hal ini tentusaja mengakibatkan mereka kesulitan untuk dapat hidup di
kota dengan tuntutan hidup yang begitu keras tidak seperti di desa, sudah menjadi hal pasti
ini akan menimbulkan suatu beban masyarakat yaitu tingginya angka pengangguran dan
apabila selalu menganggur akan sangat berbanding lurus dengan yang namanya kemiskinan.
Soslusi yang dapat diberikan dari permasalahan klasik ini, adalah memberikan suatu
penggambaran realita sebenarnya yang ada dikota, sehingga masyarakat desa dapat
mengestimasi apakah mereka sudah siap apa belum hidup di kota. Solusi yang lain adalah
dengan pemberian suatu pendidikan dan ketrampilan dalam bekerja supaya apabila hidup
dikota sudah siap dengan pekerjaanya supaya tidak menciptakan pengangguran. Dan solusi
yang berikutnya adalah membuat pusat-pusat ekonomi baru tentunya di desa, supaya
masyarakat desa pun dapat menikmati geliat ekonomi modern tanpa tergilas oleh kehidupan
yang keras seperti di kota. Sehingga mereka (orang-orang desa) dapat belajar mulai dari
sistem ekonomi yang modern secara perlahan dan bertahap, nanti akan muncul penyesuaian
diri dan akhirnya mereka akan kuat dalam menghadapi gempuran kehidupan seperti
kehidupan di perkotaan dan tidak akan menjadi orang yang tidak berguna ataupun menjadi
beban masyarakat dan negara.
2. Estimasi seseorang terhadap keadaan memanglah tidak selamanya akan membuahkan hasil
yang sesuai denga keinginan, seperti halnya hasil interaksi desa dan kota yang
mengakibatkan masyarakat desa yang urbanisasi ke kota dengan harapan mendatkan
kehidupan yang lebih baik daripada hidup didesa, namun banyak kejadian orang desa yang
urbanisasi kekota hanya menjadi beban kota saja. Hal tersebut dikarenakan kurangnya
kesiapan masyarakat desa menjalankan hidup di kota dan akhirnya mereka tergilas oleh
kehidupan kota, jangankan mendapatkan kesuksesan, tetapi dapat hidup saja sudah untung.
Solusi dari permasalahan ini adalah dalam melakukan perpindahan dari desa ke kota haruslah
dipersiapkan dengan sebaik baiknya, baik dalam bidang financial maupun keahlian yang
dimiliki. Apabila tidak siap akan hal itu, lebih baik menikmati dan memaksimalkan hidup di
daerah asal atau di desa, menunggu sampai siap pergi ke kota apabila benar-benar
menginginkan hidup di kota.
3. Untuk permasalahan munculnya pemukiman liar yang berujung pada pemukiman kumuh
karena kurangnya kemampuan untuk membuat hunian ditempat yang layak karena lahan dan
bahan yang begitu mahal di kota. Solusi yang dapat diberikan dalam hal ini ada bebera cara.
Yang pertama adalah pemberian bekal wawasan kepada para urban, supaya sebelum pindah
dari desa ke kota haruslah memiliki persiapan yang matang dan sedemikian rupa. Karena
hidup dikota tidak semudah dan tidak semurah hidup didesa, dan model kehidupanya juga
akan sangat jauh berbeda. Solusi yang berikutnya adalah dibutuhkanya peran aktif
pemerintah untuk menyediakan hunian yang layak bagi sesama warganegara, meskipun
memiliki keterbatasan ekonomi. Tetapi kesejahteraanya tetaplah beban pemerintah. Maka
dari itu pemerintah perlu menyediakan hunian yang layak, terjangakau dan tentunya
memenuhi kebutuhan hidup dasar manusia. Hal tersebut karena kemampuan masyarakatnya
yang kurang dalam hal financial berarti harus ada jalan keluarnya, yaitu mungkin
membangun rumah dan disewakan tentunya dengan subsidi cara lain yaitu menjual dengan
cara kredit yang tidak menyulitkan, tentu saja dengan subsidi dari pemerintah. Dari solusi
itulah nanti akan terentaskan mereka dari belenggu kehidupan kumuh dan akan menjalankan
kehidupan yang lebih baik lagi.
4. Mengenai masalah degradasi lingkungan atau pembangunan yang tidak memperhatikan
aspek lingkungan. Akhirnya keseimbangan lingkungan sekitarpun menjadi rusak. Dari
permasalahan tersebut banyak solusi yang dapat diajukan, antara lain yang pertama dengan
upaya pemerintah, yang seharusnya dalam melakukan perencanaan tataletak kota harus
seimbang, benar dan sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan. Dan hal itu bukan hanya
menjadi wacana belaka, melainkan dalam faktanya harus benar-benar dilakukan, yaitu
dengan konsistensisitas pemerintah dalam melaksanakannya.
Begitilah solusi yang dapat diberikan untuk menagatasi permasalahan-permasalahan
yag muncul akibat adanya interaksi antara kota dengan desa. Intinya dalam interaksi tersebut
harus ada pemahaman satu sama lain serta keseimbagan sinergi dari masyarakat keseluruhan
dengan pemerintah sebagai pengolah syistem suatu tatanan. Sehingga semua solusi mudah
didapatkan.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Simpulan
Interaksi adalah adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi sewaktu dua atau
lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Ide efek dua arah ini penting
dalam konsep interaksi, sebagai lawan dari hubungan satu arah pada sebab akibat. Kombinasi
dari interaksi-interaksi sederhana dapat menuntun pada suatu fenomena baru yang
mengejutkan.
Desa, atau udik, menurut definisi "universal", adalah sebuah aglomerasi permukiman di
area perdesaan (rural). Di Indonesia, istilahdesa adalah pembagian wilayah administratif di
Indonesia di bawahkecamatan, yang dipimpin oleh Kepala Desa. Sebuah desa merupakan
kumpulan dari beberapa unit pemukiman kecil yang disebut kampung (Banten, Jawa Barat)
atau dusun (Yogyakarta) atau banjar (Bali) atau jorong (Sumatera Barat).
Kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan
rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk
mendukung kehidupan warganya secara mandiri. Pengertian "kota" sebagaimana yang
diterapkan di Indonesia mencakup pengertian "town" dan "city" dalambahasa Inggris. Selain
itu, terdapat pula kapitonim "Kota" yang merupakan satuan administrasi negara di
bawah provinsi.
Interaksi wilayah (Spatial Interaction) adalah hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi antara dua wilayah atau lebih, yang dapat melahirkan gejala, kenampakkan
dan permasalahan baru, secara langsung maupun tidak langsung, sebagai contoh antara kota
dan desa.

3.2 Saran
Mengadakan suatu interaksi atau berhubungan dengan pihak lain tidak selamanya
merupakan suatu hal yang negatif, banyak yang bisa didapat dengan bergaul pada pihak lain
apalagi pada sesuatu yang beragam. Pasti akan menimbulkan sesuatu yang baru.
Namun meski demikian juga tidak selamanya interaksi berbuah indah, banyak hasil dari
interaksi merupakan suatu yang negatif seperti yang terdapat pada interaksi antara desa dan
kota. Namun hal tersebut tidak semestinya menjadi suatu ketakutan untuk bertindak,
mengingat segala sesuatu pasti memiliki resiko. Disini yang terpenting adalah bagaimana
caranya supaya resiko yang didapat seminimalisir mungkin supaya yang dapat dirasakan
adalah hal yang baik-baik.
Dari semua itu dibutuhkan pemahaman yang mendalam antar kedua belah pihak aktor
interaksi, serta sinergi yang saling memberikan hal positif bagi semuanya.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Interaksi . [25 oktober 2014]
http://kbbi.web.id/interaksi. [25 oktober 2014].
Zakapedia. 2013. Pengertian Interaksi Menurut Para
Ahli.http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-interaksi-sosial-menurut-ahli.html.
[25 oktober 2014].
Subiyanto. Pengertian desa dan kota.http://subiantogeografi.wordpress.com/pengertian-desa-dan-
kota. [ 25 oktober 2014].
http://id.wikipedia.org/wiki/Desa. [25 oktober 2014].
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota. [25 oktober 2014].
Kurniawan, leo agung. 2013. Pengertian kota menurut ahli. http://leo-ak-
fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-85571-Administrasi%20Negara-
Pengertian%20Kota%20Menurut%20Ahli.html. [ 25 oktober 2014].
Setiabudi, Agus Eka. 2010. Interaksi Desa dan Kota. http:// AGUS EKA SETIABUDI Interaksi
Desa dan Kota.htm. [25 Oktober 2014].
A, Eni., H, Tri. Dampak Interaksi Desa dan Kota. http:// DAMPAK INTERAKSI DESA DAN
KOTA _ SS belajar.htm. [25 Oktober 2014].
[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Interaksi . [25 oktober 2014]

[2] Zakapedia. 2013. Pengertian Interaksi Menurut Para


Ahli.http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-interaksi-sosial-menurut-ahli.html.
[25 oktober 2014].

[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Desa. [25 oktober 2014].

[4] Kurniawan, leo agung. 2013. Pengertian kota menurut ahli. http://leo-ak-
fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-85571-Administrasi%20Negara-
Pengertian%20Kota%20Menurut%20Ahli.html. [ 25 oktober 2014].

[5] http://id.wikipedia.org/wiki/Kota. [25 oktober 2014].

[6] Subiyanto. Pengertian desa dan kota.http://subiantogeografi.wordpress.com/pengertian-


desa-dan-kota. [ 25 oktober 2014].

[7] Setiabudi, Agus Eka. 2010. Interaksi Desa dan Kota. http:// AGUS EKA
SETIABUDI Interaksi Desa dan Kota.htm. [25 Oktober 2014].

[8] A, Eni., H, Tri. Dampak Interaksi Desa dan Kota. http:// DAMPAK INTERAKSI DESA
DAN KOTA _ SS belajar.htm. [25 Oktober 2014].

[9] A, Eni., H, Tri. Dampak Interaksi Desa dan Kota. http:// DAMPAK INTERAKSI DESA
DAN KOTA _ SS belajar.htm. [25 Oktober 2014].

Diposkan oleh diky aprianto di 05.39

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook


1 komentar:

1.

Sell Tiket2 September 2016 22.45


Baru dari selltiket.com,
untuk semua agen selain anda
bisa menjual tiket pesawat dan tiket kereta api
sekarang anda juga dapat melakukan pembayaran :
PLN, Pembelian pulsa, Pembayaran Telkom,
pembayaran multifinance ADIRA, BAF, MAF, MEGA WOM.
Gabung sekarang juga di http://agen.selltiket.com

Balas
Posting Lebih BaruBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Unordered List
Sample Text
Blog Archive
2016 (2)
2015 (23)
2014 (27)
o Desember (15)
o November (8)
o Oktober (4)
MODEL PEMBELAJARAN FIELDWORK - PANTAI PAPUMA DAN P...
DINASTI SUI DAN TANG (SUATU ZAMAN KEEMASAN) - SEJA...
PENGARUH PERANG DUNIA 1 DAN PERANG DUNIA 2 TERHADA...
Interaksi Desa dan Kota (kajian Geografi)
Sample text
Total Tayangan Laman

453,952
Social Icons
Blogger templates
Feature (Side)
Blogger news
Pages

Beranda
AD (728x90)
Diberdayakan oleh Blogger.
Wikipedia
Submit

Ada kesalahan di dalam gadget ini


Ada kesalahan di dalam gadget ini
Pengikut
About Me

diky aprianto
Lihat profil lengkapku
Digital clock - DWR
horoscope
World Clock
BBC Breaking News
Featured Posts

Search

Popular Posts

Bentuk-Bentuk Kerjasama Asia Tenggara (SEATO, ASA, MAPHINDO, dan ASEAN)

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerjasama merupakan suatu ungkapan yang
digunakan untuk menyatakan suatu hubungan antar dua...
Interaksi Desa dan Kota (kajian Geografi)

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interaksi adalah suatu suatu jenis tindakan
atau aksi yang terjadi sewaktu dua atau lebih ...

ANALISIS KRITIS KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH


INDONESIA PADA MASA PRESIDEN K.H.ABDURRAHMAN WAHID (GUS DUR)

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perjalan an pemerintahanya,


Indonesia beberapa kali mengalami pergantian pemimpin. S...

PENGARUH PERANG DUNIA 1 DAN PERANG DUNIA 2 TERHADAP PERGERAKAN


NASIONAL INDONESIA (SEJARAH INDONESIA 3)

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perang Dunia merupakan perang global,
yaitu perang yang aktor dalam kejadian tersebut adala...

Polstranas (Politik dan Strategi Nasional) sebagai Tuntunan Pembanguan dan Pertahanan
Negara

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya,
besar, dan beragam. Dalam berbahgai kelebihan yang di...

Liga Bangsa-Bangsa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa - Sejarah Eropa 2

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi adalah kesatuan sosial yang
dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan ...

PERANG JEPANG-RUSIA 1904-1905

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perang adalah sebuah aksi fisik dan non fisik
(dalam arti sempit, adalah kondisi permu...

Pengembangan Strategi Pembelajaran

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar...
Konflik Berkepanjangan dalam Pergolakan di Ethiopia

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergolakan merupakan suatu keadaan yang
tidak tenang, tidak kondusif, terjadi kekeruh...

SELAMETAN KELAHIRAN BAYI PADA BULAN SURO

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan Suro, adalah nama salah satu bulan
dalam sistem kalender Jawa. Nama Suro sendiri se...
Recent Posts
Text Widget

Ordered List

Definition List

Sample Text
Copyright 2017 Jajaran Pengetahuan | Powered by Blogger
Design and developed by Bhavya Soft : http://bhavyasoft.com

Skip to content
Dwi Noviani
INTERAKSI DESA DAN KOTA
Posted on 28 Mei 2015 by Dwi Noviani
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desa adalah suatu perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural
yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan
daerah lain, sedangkan masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin
yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga atau anggota masyarakat yang
amat kuat yang hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari masyarakat di mana ia hidup dicintai serta mempunyai perasaan bersedia
untuk berkorban setiap waktu demi masyarakat atau anggota masyarakat.
Kota sebagai hasil dari peradaban yang lahir dari pedesaan, tetapi kota berbeda dengan
pedesaan, sedangkan masyarakat kota adalah suatu kelompok teritorial di mana penduduknya
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan hidup sepenuhnya, dan juga merupakan suatu
kelompok terorganisasi yang tinggal secara kompak di wilayah tertentu dan memiliki derajat
interkomuniti yang tinggi. Permasalahan di kota adalah pengangguran, rawan pangan, rawan
moral dan lingkungan.
Istilah interaksi wilayah menurut Ullman mencakup berbagai gerak mulai dari barang,
penumpang, migran, uang informasi. Apabila dirunut hingga ke akarnya interaksi
antarwilayah muncul karena perbedaan sumber daya alam. Di satu pihak ada wilayah yang
surplus, sedangkan pada wilayah lainnya kekurangan sumber daya alam dan sebaliknya
sehingga mendorong terjadinya interaksi antar wilayah. Faktor lain yang memengaruhi pola
interaksi antar wilayah adalah adanya kemudahan pemindahan dalam ruang, baik proses
pemindahan manusia, barang, maupun informasi yang meliputi hal-hal berikut ini: Jarak
mutlak dan jarak relatif antar tiap-tiap wilayah, biaya angkut atau transport untuk
memindahkan manusia, barang, dan informasi dari satu tempat ke tempat lain, kemudahan
dan kelancaran prasarana transportasi antar wilayah, seperti kondisi jalan, relief wilayah,
jumlah kendaraan sebagai sarana tranportasi dan sebagainya.
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu
sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan yang
erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung
pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras,
sayur mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis jenis
pekerjaan tertentu di kota, misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan,
proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak.
Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa seperti
bahan-bahan pakaian, alat dan obat obatan pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat
obatan untuk memelihara kesehatan dan alat transportasi. Kota juga menyediakan tenaga
tenaga yang melayani bidang bidang jasa yang dibutuhkan oleh orang desa tetapi tidak
dapat dilakukannya sendiri, misalnya saja tenaga tenaga di bidang medis atau kesehatan,
montir montir, elektronika dan alat transportasi serta tenaga yang mampu memberikan
bimbingan dalam upaya peningkatan hasil budi daya pertanian, peternakan ataupun perikanan
darat.
Oleh karena itu perlu adanya suatu kajian mendalam akan hal ini, karena memang interaksi
terus terjadi dan tidak dapat dihindarkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Desa?
2. Apa saja klasifikasi Desa?
3. Apa saja Potensi Desa?
4. Bagaimana perkembangan desa?
5. Apa definisi Kota?
6. Apa klasifikasi Kota?
7. Apa definisi interaksi Desa dan Kota?
8. Apa saja faktor yang mempengaruhi interaksi desa dan kota?
9. Dampak interaksi terhadap pembangunan dan disiplin?
C. Tujuan
Untuk mengetahui apa pengertian desa, apa saja klasifikasi desa, apa saja potensi desa,
bagaimana perkembangan desa, apa definisi kota, apa klasifikasi kota, apa definisi interaksi
desa dan kota, apa saja faktor yang mempengaruhi interaksi desa dan kota, dan mengetahui
dampak interaksi terhadap pembangunan dan disiplin.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Desa
Secara umum desa sering di istilahkan dengan kampung, yaitu suatu daerah yang letaknya
jauh dari keramaian kota,yang di huni sekelompok masyrakat di mana sebagian besar mata
pencaharianya sebagai petani sedangkan secara atmininistrastif desa adalah yang terdiri dari
satu atau lebih atau dusun di gabungkan hingga menjadi suatu daerah yang berdiri sendiri
atao berhak mengatur rumah tangga sendiri (otonomi).
1. Definisi Desa
Menurut Bintarto (1983: 11), desa adalah merupakan suatu hasil perpaduan antara kegiatan
kelompok manusia dengan lingkungannya.
Menurut Kartohardikusumo dalam Bintarto (1983:11), desa merupakan suatu kesatuan
hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri
Menurut UU No 22 Tahun 1999, bab I, pasal I. Desa adalah kesatuan masyarakat hokum
yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempatberdasarkan asal usul serta adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem
pemerintahan nasional di daerah kabupaten.
Bambang Utoyo, desa merupakan tempat sebagian besar penduduk yang bermata pencarian
di bidang pertanian dan menghasilkan bahan makanan.
Sutarjo Kartohadikusumo, desa merupakan kesatuan hukum tempat tinggal suatu
masyarakat yang berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri merupakan
pemerintahan terendah di bawah camat.
William Ogburn dan MF Nimkoff , desa adalah kesatuan organisasi kehidupan sosial di
dalam daerah terbatas.
S.D. Misra, desa adalah suatu kumpulan tempat tinggal dan kumpulan daerah pertanian
dengan batas-batas tertentu yang luasnya antara 50 1.000 ha.
Paul H Landis, desa adalah suatu wilayah yang jumlah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa
dengan cirri-ciri sebagai berikut: Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal
antra ribuan jiwa; ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan;
cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam
sekitar seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris
adalah bersifat sambilan.
UU no. 22 tahun 1999, desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan
adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan Nasional dan berada di daerah
Kabupaten.
UU no. 5 tahun 1979, desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk
sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah Camat dan berhak
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Klasifikasi Desa
Berdasarkan tingkat pembangunan dan kemampuan mengembangkan potensi yang
dimilikinya,desa dapat diklasifikasikan menjadi berikut ini :
a. Desa swadaya
Desa swadaya adalah suatu wilayah pedesaan yang hampir seluruh masyarakatnya mampu
memenuhi kebutuhannya dengan cara mengadakan sendiri.
Ciri-ciri desa swadaya :
1. Daerahnya terisolir dengan daerah lainnya.
2. Penduduknya jarang.
3. Mata pencaharian homogen yang bersifat agraris.
4. Bersifat tertutup.
5. Masyarakat memegang teguh adat.
6. Teknologi masih rendah.
7. Sarana dan prasarana sangat kurang.
8. Hubungan antarmanusia sangat erat.
9. Pengawasan sosial dilakukan oleh keluarga.
b. Desa swakarya
Desa swakarya adalah desa yang sudah bisa memenuhi kebutuhannya sendiri,kelebihan
produksi sudah mulai dijual kedaerah-daerah lainnya.
Ciri-ciri desa swakarya :
1. Adanya pengaruh dari luar sehingga mengakibatkan perubahan pola pikir.
2. Masyarakat sudah mulai terlepas dari adat.
3. Produktivitas mulai meningkat.
4. Sarana prasarana mulai meningkat.
5. Adanya pengaruh dari luar yang mengakibatkan perubahan cara berpikir.
c. Desa swasembada
Desa swasembada adalah desa yang lebih maju dan mampu mengembangkan semua potensi
yang ada secara optimal,dengan ciri-ciri berikut :
1. Hubungan antarmanusia bersifat rasional.
2. Mata pencaharian homogen.
3. Teknologi dan pendidikan tinggi.
4. Produktifitas tinggi.
5. Terlepas dari adat.
6. Sarana dan prasarana lengkap dan modern.
3. Potensi Desa
Secara umum, potensi adalah segala sesuatu yang dimiliki tetapi belum dimanfaatkan.
Selama belum dimanfaatkan maka potensi suatu wilayah tidak akan memberi manfaat apapun
bagi masyarakat. Menurut Bintarto (1983:11) potensi desa dapat diartikan sebagai berbagai
sumber daya alam (fisik) dan sumber daya manusia (non fisik) yang tersimpan dan terdapat di
suatu desa.
4. Perkembangan Desa
Menurut Bintarto (1983:11) potensi antara satu desa dengan desa yang lainnya tidak sama,
karemna keadaan geografis dan penduduknya berbeda, luas tanah, macam tanah dan tingkat
kesuburan tanah yang tidak sama. Sumber air dan tata air yang berlainan menyebabakan cara
penyesuaian atau corak kehidupannya berbeda. Keadaan penduduk dan dasar kehidupan
masyarakat desa yang berbeda mengakibatkan adanya berbagai karakteristik dan berbagai
tingkat kemajuan desa yaitu :
1. Desa yang kurang berkembang
2. Desa yang sedang berkembang
3. Desa berkembang atau desa maju
Desa mempunyai peran pokok di bidang ekonomi karena menjadi daerah produksi pangan
dan komoditas ekspor. Peran penting desa dalam produksi pangan berpengaruh terhadap
ketahanan pangan nasional. Selain itu, peningkatan jumlah dan kualitas komoditas, seperti
kelapa, kelapa sawit, lada, kopi, cengkih, teh, dan karet juga penting untuk meningkatkan
ekspor dan devisa negara. Penduduk desa nelayan banyak menghasilkan bahan pangan
protein tinggi, seperti ikan dan udang. Mereka memenuhi kebutuhan ikan dan udang dalam
negeri serta untuk komoditas ekspor.
Peranan desa dalam pembangunan wilayah sangat penting karena banyak potensi yang
dimilikinya. Pengembangan desa perlu mempertimbangkan potensi desa. Desa memiliki
potensi fisik dan nonfisik. Apakah potensi fisik dan nonfisik yang dimiliki desa? Potensi fisik
antara lain berupa lahan, air, iklim, flora, dan fauna.
a. Lahan
Lahan tidak hanya sebagai tempat tumbuh tanaman, tetapi juga sebagai sumber bahan
tambang dan mineral. Lahan memiliki jenis tanah yang menjadi media bagi tumbuhnya
tanaman tertentu. Misalnya, jenis tanah aluvial cocok bagi tanaman padi, jagung, dan kacang,
jenis tanah berkapur cocok bagi tanaman jati dan tebu. Pada lahan juga dimungkinkan terjadi
eksploitasi bahan tambang seperti batu bara, batu kapur, pasir kuarsa, batu marmer, dan
sebagainya.
b. Air
Pada umumnya desa memiliki potensi air yang bersih dan melimpah. Dari dalam tanah, air
diperoleh melalui penimbaan, pemompaan, atau mata air. Air digunakan penduduk desa
untuk keperluan minum, irigasi, mencuci, memasak, dan keperluan lain. Secara kuantitas dan
kualitas, air di perdesaan dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan air penduduknya.
c. Iklim
Iklim memegang peranan penting bagi pertanian desa. Iklim dipengaruhi oleh ketinggian
tempat. Pada ketinggian tertentu, suatu desa menjadi maju karena kecocokan iklimnya bagi
pengembangan tanaman dan pemanfaatan tertentu. Seperti perkebunan buah, tempat rekreasi,
dan tempat peristirahatan.
d. Flora dan Fauna
Di desa masih banyak lahan yang dapat dikembangkan untuk usaha di bidang pertanian.
Berbagai jenis tanaman pangan dan hewan ternak banyak dibudidayakan di daerah perdesaan.
Hal itu merupakan upaya pemenuhan kebutuhan pangan di daerah perdesaan maupun di
perkotaan.
Selain potensi fisik, desa juga memiliki potensi nonfisik. Potensi nonfisik desa antara lain
sebagai berikut.
a. Penduduk Desa
Masyarakat desa merupakan kelompok sosial dengan hubungan yang erat dengan solidaritas
tinggi. Hal itu merupakan kekuatan dalam membangun wilayah perdesaan
b. Lembaga dan Organisasi Sosial
Lembaga atau organisasi sosial merupakan suatu badan perkumpulan yang membantu
masyarakat desa dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya: Koperasi Unit Desa (KUD), Balai
Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), dan lain sebagainya.
c. Aparatur dan Pamong Desa
Aparat desa bertugas menjaga kelancaran administrasi desa dan menggerakkan sumber daya
manusia di desa. Contoh: kepala desa, kepala dusun, kepala adat, dan lain-lain.
B. Kota
Kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan rumah-
rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung
kehidupan warganya secara mandiri.
Pengertian kota sebagaimana yang diterapkan di Indonesia mencakup pengertian town
dan city dalam bahasa Inggris. Selain itu, terdapat pula kapitonim Kota yang merupakan
satuan administrasi negara di bawah provinsi. Kota dibedakan secara kontras dari desa
ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status
hukum. Desa atau kampung didominasi oleh lahan terbuka bukan pemukiman.
1. Definisi Kota
Menurut Bintarto (1983:36), kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang
ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen dan
kehidupan materealistis. Kota juga dapat diartikan sebagai sebuah bentang budaya yang
ditimbulkan oleh unsurunsuralami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk
yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materealistis
dibandingkan dengan daerah belakangnya.
Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No.4 tahun 1980 menyebutkan bahwa kota terdiri atas
dua bagian. Pertama, kota sebagai suatu wadah yang memiliki batasan administratif
sebagaimana diatur dalam perundang-undangan. Kedua, kota sebagai lingkungan kehidupan
perkotaan yang mempunyai ciri non-agraris, misalnya ibu kota kabupaten, ibu kota
kecamatan, serta berfungsi sebagai pusat pertumbuhan dan permukiman.
Max Weber, Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar
kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Ciri kota adalah adanya pasar sebagai benteng serta
mempunyai sistem hukum tersendiri dan bersifat kosmopolitan.
Louis Wirth, Kota adalah permukiman yang relatif besar, padat, dan permanen, dihuni oleh
orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
Arnold Toynbee, Kota selain merupakan permukiman juga merupakan suatu kekompleksan
yang khusus dan tiap kota menunjukkan pribadinya masing-masing.
Grunfeld, Kota adalah suatu permukiman dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi
daripada kepadatan penduduk nasional, struktur mata pencaharian nonagraris, dan sistem
penggunaan tanah yang beraneka ragam, serta ditutupi oleh gedung-gedung tinggi yang
lokasinya berdekatan.
2. Klasifikasi Kota
Klasifikasi Kota berdasarkan Perkembangannya, antara lain:
Eolis adalah desa yang maju yang berkembang menjadi kota kemudian menjadi kota
kecamatan. (Contohnya adalah Cibadak dan Cisaat)
Polis adalah kota yang sebagian masyarakatnya masih bersifat agraris kemudian
berkembang menjadi kota kabupaten. (Contohnya adalah Sukabumi dan Cianjur.
Metropolis adalah kota besar dengan ciri industri. (Contohnya adalah Bandung, Jakarta dan
Surabaya).
Megapolis adalah beberapa kota yang tergabung melalui jaringan. (Contohnya adalah
Jabodetabek)
Tyranopolis adalah kota yang menuju kehancuran. (Contohnya adalah New York)
Neukropolis adalah kota mati. (Contohnya adalah kota di Babylonia)
Klasifikasi kota berdasarkan sejarah lahir/tumbuhnya, antara lain:
Kota Perkebunan adalah kota yang lahir karena sebelumnya ada kegiatan perkebunan.
(Contohnya adalah Kabupaten Sukabumi, Cianjur Bandung)
Kota Administratif adalah kota yang lahir karena sebelumnya ada kegiatan layanan
pemerintahan kepada masyarakat. (Contohnya adalah Kota Sukabumi dan Cimahi)
Kota Perdagangan adalah kota yang lahir dari aktifitas niaga. (Contohnya adalah Jakarta,
Surabaya, Semarang)
Kota Pertambangan dan industry adalah kota yang lahir karena adanya aktifitas
pertambangan dan industry. (Contohnya adalah Plaju di Sumatera Selatan, Cilegon, Cikotok).
3. Potensi Kota
potensi pengembangan industri kecil bahkan sampai dengan pangsa ekspor
Potensi lainnya adalah sektor wisata alam.
Potensi wisata ini semakin besar dengan kekayaan budaya tradisional
Potensi Infrastruktur, dari sisi transportasi, jarak jalan adarat
Potensi Kelistrikan dan Telekomunikasi.
C. Interaksi Desa dan Kota
1. Definisi Interaksi Desa dan Kota
Interaksi wilayah adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara dua
wilayah atau lebih, yang dapat melahirkan gejala, kenampakkan dan permasalahan baru,
secara langsung maupun tidak langsung.
Interaksi antara desa dan kota merupakan suatu proses sosial, proses ekonomi, porses budaya
ataupun proses politik dan sejenisnya yang lambat atau pun cepat dapat menimbulkan suatu
realita atau kenyataan. Interaksi antara desa dan kota dapat terjadi karena berbagai faktor atau
unsur yang ada dalam desa, dalam kota dan diantara desa dan kota. Kemajuan masyarakat
desa , kebutuhan timbal balik desa dan kota telah memacu interaksi desa kota secara bertahap
dan efektif. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa interaksi antar wilayah memiliki
tiga prinsip pokok sebagai berikut :
1. Hubungan timbal balik terjadi antara dua wilayah atau lebih
2. Hubungan timbal balik mengakibatkan proses pengerakan yaitu :
Pergerakan manusia (Mobilitas Penduduk)
Pergerakan informasi atau gagasan, misalnya : informasi IPTEK, kondisi suatu wilayah
Pergerakan materi / benda, misalnya distribusi bahan pangan, pakaian, bahan bangunan dan
sebagainya
3. Hubungan timbal balik menimbulkan gejala, kenampakkan dan permasalahan baru yang
bersifat positif dan negatif, sebagai contoh :
Kota menjadi sasaran urbanisasi
Terjadinya perkawinan antar suku dengan budaya yang berbeda
Terbentuknya wilayah/ tempat menjadi sebuah desa pedasaan atau perkotaan merupakan hasil
hubungan antar unsur-unsur di desa dengan unsur-unsur yang ada di kota, istilah lain disebut
dengan interaksi desa kota. Interkasi desa kota adalah proses hubungan yang bersifat
timbal balik antar unsur-unsur yang ada dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku dari
pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung, berita yang didengar atau surat
kabar sehingga melahirkan sebuah gejala baru, baik berupa fisik maupun non fisik.
Bentuk interaksi desa kota :
1. Kerjasama antar penduduk
2. Penyesuaian terhadap lingkungan
3. Persaingan fasilitas hidup
4. Asimilasi.
Interaksi antara desa kota melahirkan suatu perkembangan baru bagi desa maupun bagi
kota. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan potensi yang dimiliki desa maupun kota, dan
adanya persamaan kepentingan. Dalam proses pembangunan hubungan atau interaksi antara
kota dengan desa sangat erat. Eratnya hubungan antara kota dengan desa dapat dilihat dari
peran desa dalam pengembangan kota, antara lain:
Desa sebagai pusat penghasil dan pensuplai bahan mentah dan baku untuk
pembangunan di kota, desa menyediakan tenaga kerja yang berperan dalam pembangunan
kota, desa menjadi daerah pemasaran produk-produk hasil industri di kota.
Demikian sebaliknya, kota turut punya peran besar sehingga muncul interaksi antara desa
dengan kota, antara lain: Kota menyediakan pusat-pusat pelatihan bagi peningkatan
keterampilan penduduk desa, kota menghasilkan barang-barang siap pakai yang
dimanfaatkan di desa, kota menjadi pusat informasi yang bermanfaat bagi desa, kota menjadi
pusat permodalan yang dibutuhkan masyarakat desa.
Interaksi positif akan terjalin bila menghasilkan keuntungan bagi kedua
belah pihak. Interaksi positif antara desa dengan kota terwujud dalam hal-hal
berikut ini, antara lain: Terpenuhinya kebutuhan desa dan kota, meliputi produk dan bahan
baku yang mendukung proses pembangunan, terpenuhinya kebutuhan terampil baik bagi desa
maupun kota. Desa menghasilkan tenaga kerja bagi industri di kota, sedangkan kota
menghasilkan tenaga terdidik yang berperan dalam kemajuan desa, berlangsungnya proses
pembangunan yang seimbang antara desa dan kota.
2. Zone Interaksi
Zone-zone desa kota yang dapat menimbulkan berbagai wujud interaksi desa kota:
1. City diidentikkan dengan kota
2. Suburban atau faubourgh adalah suatu area yang lokasinya dekat pada pusat kota atau inti
kota dengan luas yang mencakup daerah penglaju atau comuters (sub daerah perkotaan).
3. Suburban fringe adalah suatu area yang melingkari suburban dan merupakan daerah
peralihan antara kota dan desa.(jalur tepi sub daerah perkotaan).
4. Urban fringe adalah semua daerah batas luar kota yang mempunyai sifat-sifat mirip kota,
kecuali inti kota.( jalur tepi daerah perkotaan paling luar).
5. Rural urban fringe adalah suatu jalur daerah yang terletak antara daerah kota dan daerah
desa yang dintandai dengan penggunaan tanah campuran (jalur batas desa kota).
Beberapa hal yang dapat berpengaruh antara lain
Lokasi pertokoan dan perdagangan.
Didalam kota tiap toko warung atau kantor akan menepati lokasi disekitar daerah konsumen
dekat pada jalan-jalan utama.dengan dalih tersebut, maka berbagai kegiatan dibidang jasa
akan memilih tempatnya didekat atau didalam pusat daerah kegiatan atau diselaput inti kota,
sepanjang jalan utama disekitar terminal bus atau setasiun kreta api.
Lokasi pabrik
Untuk menetukan lokasi pabri didalam kota besar seorang menejer lebih mementingkan biaya
daripada memperhatikan konsumen , karena pada umumnya para konsumen akan membeli
hasil buatan pabrik pada toko-toko.lokasi pabrik akan ditentukan mengingat pengeluaran
biaya yang minimal. Lokasi pabrik dapat dijumpai di tiga daerah yaitu:
a. Didaerah-daerah pada tepian kota
b. Di dekat daerah-daerah pedagangan
c. Disepanjang jalan dengan lalulintas untuk angkutan berat
Lokasi permukiman
Penyebaran keruangan pemukiman dipengaruhi berbagai faktor antara lain saingan, hak milik
pribadi, perbedaan keinginan, topografi, transportasi, struktur asal dan sebagainya.(Burgess,
1929)
a. Saingan adalah warga kota dengan lainnya saling besaing untuk mendapatkan perumahan
yang sesuai dengan keinginannya.
b. Hak milik pribadi adalah tanah yang sudah dimiliki dan direncanakan untuk membangun
rumahnya tidak mudah untuk diminta oleh pihak lain
c. Perbedaan keinginan adalah penilaian terhadap lokasi perumahan satu sama lain tidaklah
sama
d. Topografi adalah secra langsung ataupun tidak langsung topografi berpengaruh terhadap
kedudukan dari suatu bangunan sehingga mempengaruhi harga tanah atau bangunan di
tempat tertentu
e. Transportasi dalah berpengaruh terhadap waktu dan biaya perjalanan dan juga berpengaruh
terhadap lokasi serta penyebaran pemukiman
f. Struktur asala adalah kota dengan banguna historis yang mempunyai niali budaya tinggi
akan mengalami kesulitan dalam mengatur pemukiman masa kini.
3. Faktor Interaksi Desa dan Kota
Edward Ulman mengemukakan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi interaksi antara
desa dan kota, antara lain:
1. Adanya wilayahwilayah yang saling melengkapi (regional complementarity) artinya,
terdapat kebutuhan timbal balik antar wilayah sebagai akibat adanya perbedaan potensi yang
dimiliki oleh tiap wilayah
2. Adanya kesempatan untuk berintervensi (intervening opportunity) artinya, kedua wilayah
memiliki kesempatan melakukan hubungan timbal balik serta tidak ada pihak ketiga yang
membatasi kesempatan itu. Adanya campur tangan /intervensi pihak ketiga (wilayah ketiga)
dapat menjadi penghambat atau melemahkan interaksi antara dua wilayah.
3. Adanya kemudahan transfer/pemindahan dalam ruang (spacial transfer ability) artinya
kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang baik manusia, informasi ataupun barang
sangat bergantung dengan faktor jarak, biaya angkasa (transportasi) dan kelancaran prasarana
transportasi. Jadi semakin mudah transferbilitas, maka akan semakin besar arus komoditas.
4. Aspek Interaksi Desa dan Kota
Dalam interaksi desakota terdapat beberapa aspek penting yang timbul akibat interaksi
tersebut. Aspek interaksi desa kota adalah sebagai berikut:
1. Aspek Ekonomi, meliputi :
Melancarkan hubungan antara desa dengan kota
Meningkatkan volume perdagangan antara desa dengan kota
Meningkatkan pendapatan penduduk
Menimbulkan kawasan perdagangan
Menimbulkan perubahan orientasi ekonomi penduduk desa
2. Aspek Sosial, meliputi :
Terjadinya mobilitas penduduk desa dan kota
Terjadinya saling ketergantungan antara desa dengan kota
Meningkatnya wawasan warga desa akibat terjalinnya pengaruh hubungan antara warga
desa dengan warga kota.
3. Aspek Budaya meliputi :
Meningkatnya pendidikan di desa yang ditandai dengan meningkatnya jumlah sekolah dan
siswanya yang bersekolah.
Terjadinya perubahan tingkah laku masyarakat desa yang mendapatkan pengaruh dari
masyarakat kota
Potensi sumber budaya yang terdapat di desa hingga melahirkan arus wisatawan masuk
desa.
5. Interaksi dan Pengaruhnya
Urbanisasi, ruralusasi, sirkulasi, ulang-alik (communiting) adalah wujud dari hubungan atau
interaksi anatara desa kota. Wujud atau gejala tersebut disebabkan adanya perkembangan di
bidang pendidikan, bidang budaya, bidang teknoligi dan orientasi ekonomi modern.
Interaksi antar desa dan kota dapat menimbulkan pengaruh positif atau pengaruh negatif
terhadap desa dan kota termasuk penghuninya. Pengaruh positif dari interaksi kota ke desa
anatara lain: Pengetahuan penduduk desa menjadi lebih meningkat, banyaknya sekolah dan
guru-guru desa yang tersedia di daerah pedesaan dengan pengetahuan yang cukup luas
mengenai masalah pembangunan dapat menjadi penggerak kemajuan warga desa yang
bersekolah, dengan terbukanya hubungan desa dengan kota melalui perluasan jalur jalan desa
kota dan banyaknya kendaraan bermotor yang sudah dapat emnjangkau daerah pedesaan
sanagt meningkatkan frekuensi hubungan sosial ekonomi warga desa dengan warga
kota,teknologi tepat guna di bidang pertanian dan peternakan meningkatkan produksi desa
sehingga penghasilan dapat bertambah.
Pengaruh negatif yang dapt dilihat di daerah pedesaan antara lain: Modernisasi kota,
pengaruh televisi, desa mengalami pengurangan tenaga potensial di bidang pertanian, dan
perluasan kota telah banyak mengubah tata guna lahan di tepian kota yang berbatasan desa
inti kota.
6. Dampak Interaksi Desa Kota
Interaksi antara dua wilayah akan melahirkan gejala baru yang meliputi aspek ekonomi,
sosial, maupun budaya. Gejala tersebut dapat memberikan dampak bersifat menguntungkan
(positif) atau merugikan (negatif ) bagi kedua wilayah. Demikian pula halnya gejala interaksi
antara dua desa dan kota. Berikut tabel dampak interaksi desa kota.
Tabel Dampak Interaksi Desa Kota
No Dampak wilayah Positif Negatif
1 Desa Meningkatnya Cakrawala pengetahuan penduduk desa Terjadinya penetrasi
kebudayaan dari kota ke desa yang tidak sesuai dengan tradisi masyarakat pedesaan.
Masuknya teknologi tepat guna ke desa meningkatkan produksi lahan dan berdampak
meningkatnya pendapatan masyarakat Terjadinya perubahan tata guna lahan yang dapat
menimbulkan kerusakkan lingkungan
Terjadi perubahan tata guna lahan yang menguntungkan Terjadinya kekurangan tenaga
potensial di desa karena banyak yang berurbanisasi
Terjadi perkembangan sarana prasarana transportasi penghubung desa dengan kota,
sehingga desa tidak lagi terisolir Kemungkinan banyaknya orang yang kembali ke desa akan
menyebabkan semakin padatnya desa
Terbentuknya lapangan kerja alternatif di luar sektor pertanian
Masuknya barang barang produksi industri yang terjadi tidak ada
No Dampak wilayah Positif Negatif
2 Kota Kemajuan bidang transportasi yang menghubungkan desa dengan kota Munculnya
daerah-daerah kumuh (slums area) akibat dari makin banyaknya pendatang.
Menyebabkan terpenuhinya kebutuhan bahan baku bagi proses produksi dan tenaga kerja
Tata ruang kota menjadi tidak ideal sebagai tata ruang kota yang dinamis
Tersalurnya hasilhasil produksi di wilayah pedesaan Masuknya orang dari berbagai
daerah dan budaya, sangat potensial bagi munculnya konflik antar etnis
Masuknya penduduk dari berbagai daerah dan budaya melahirkan proses akulturasi antara
berbagai kebudayaan tersebut.
Memungkinkan terjadinya pernikahan antar suku, yang akan meningkatkan rasa sebangsa
dan setanah air.
D. Dampak Interaksi Terhadap Pembangunan
1. Geografi Pembangunan
Menurut Bintarto dalam bukunya berjudul Pengantar Geografi Pembangunan, (1975),
dijelaskan sebagai berikut: Geografi pembangunan adalah suatu studi yang memperhatikan
aspek- aspek geografi yang menunjang sesuatu pembangunan wiayah. Wiayah yang
dimaksudkan disini adalah wilayah pedesaan dan atau wilayah perkotaan, dapat pula
diartikan sebagai daerah yang dibatasi oleh batas-batas politis atau administratif. Aspek-
aspek geografi meliputi: aspek fisis, aspek manusia atau aspek sosial, aspek biotis, dan aspek
topologis. Pembangunan merupakan realisasi dari suatu perencanaan. Perencanaan dapat
diterapkan terhadap daerah- daerah yang kosong dan tehadap daerah- daerah yang sudah
didiami. Sifat pembangunan dapat diartikan dengan merombak secara bertahap, dengan
dengan menjalankan tambal sulam, denan mencipta sesuatu yang baru. Usaha dalam bidang
pembangunan dapat dijalankan dengan cara membimbing atau guiding, cara persuasi melalui
telinga dan mata(audio visual), dengan cara memberi stimulasi.
Dalam suatu usaha pembangunan, daerah atau kawasan yang akan dibangun harus dipandang
sebagai suatu sistem. System merupakan satu keseluruhan yang kompleks atau dapat
dianggap sebagai satu himpunan dari bagian- bagian yang terikat satu sama lain atau sering
juga dikatakan sebagai satu kelompok objek berkaitan, yang membentuk satu ikatan
kesatuan. Dalam hal ini, desa yang dianggap sebagai suatu sistem terdiri dari beberapa
komponen, yaitu penduduk, lahan dan organisasinya. Bila ada rencana pembangunan desa,
maka kita tidak boleh mengabaikan komponen- komponen itu. Satu saja diabaikan rencana
dapat tidak berhasil baik. Jadi, desa dapat merupakan suatu ekosistem. Ekosistem merupakan
satu kesatuan dinamis yang mencerminkan keseluruhan factor kompleks yang beroperasi
dalam sistem itu. Geografi pembangunan mempunyai dasar kuat apabila ada analisis
kualitatif dan kuantitatif. Dan analisis ini diperlukan untuk dapat mengetahui problematiknya,
proses atau perubahannya, dan sebab musababnya, untuk kemudian dapat dicari jalan
penyelesaian masalahnya.
2. Disiplin Masyarakat
Disiplin dalam arti sempit dapat diartikan dengan pematuhan secara ketat pada peraturan,
baik tertulis maupun tidak tertulis yang sudah disetujui bersama. Dalam arti luas dapat
dikatakan di sini sebagai kumpulan berbagai jenis disiplin yang ada, yang secara idiil
mendasarkan diri pada Pancasila dan secara konstitusional pada Undang- Undang Dasar
1945yang ditaati oleh rakyat Indonesia. Dalam hal disiplin masyarakat dapat ditarik simpulan
sebagai berikut:
a. Disiplin merupakan salahsatu sumber daya manusiawi pokok dalam pelaksanaan
pembangunan nasional
b. Disiplin dapat merupakan modal utama untuk keberhasilan sesuatu program pembangunan,
apabila dilaksanakn secara merata oleh segenap lapisan masyarakat dengan keteraturan yang
berkesinambungan
c. Disiplin sangat perlu dibina dan dimasyarakatkan demi kelestarian lingkungan hidup
d. Disiplin dapat meningkatkan wibawa dan kepribadian individu dan bangsa Indonesia
e. Kerukunan, ketertiban kehidupan dalam masyarakat dapat terwujud, apabila pelanggaran
pelbagai norma kehidupan dapat dihilangkan sama sekali dan ini berarti bahwa disiplin
mempunyai peran yang sangat menentukan
f. Kehidupan yang serasi dan tertib banyak dipengaruhi oleh disiplin perorangan, kelompok,
keluarga, masyarakat, dan bangsa Indonesia
g. Situasi dan kondisi tertentu pada suatu saat dapat melenyapkan disiplin apabila seseorang
tidak kuat iman dan moralnya
h. Disiplin mengandung sifat yang terpuji, karena di dalamnya terkandung unsur- unsur jujur
dan terpercaya
i. Kemampuan dan ketangguhan bangsa untuk mempertahankan kelangsungan hidup menuju
kejayaan bangsa dan negara dijiwai oleh disiplin bangsa
j. Sukses diperoleh kalau kita berkawan dengan disiplin, dan tidak diperoleh apabila dilawan
3. Teknologi dan Lingkungan
Dengan kemajuan akal dan teknologi serta kebudayaan manusia, diharapkan segala kesulitan
dapat diatasi. Dalam menghadapi masalah kelebihan atau kekurangan penduduk yang
menjadi perhatian ialah unsur manusia, sumber bahan pangan, teknologi dan keadaan Negara
pada waktu itu. Bahan makanan, perumahan, matahari dan sumer daya lainnya sangat perlu
dipelihara dan dikembangkan. Manusia memerlukan lingkungan yang dapat mendukung
hidupnya. Oleh karena itu, untuk memperolehnya ada konsep mengenai ikatan atau hubungan
antar penduduk, teknologi dan penggunaan lahan. Kerusakan lingkungan ternyata tidak hanya
disebabkan oleh pertambahan penduduk yang menyolok, melainkan juga karena kurangnya
control terhadap kemajuan dan hasil kemajuan teknologi, kurangnya kesadaran masyarakat
dari pelbagai lapisan social terhadap pemeliharaan langkungan hidupnya baik di desanya
maupun di kotanya. Seharusnya mereka yang terbuka untuk inovasi dengan pandangan yang
luas ke depan dan memiliki ilmu pengetahuan yang baru serta dapat bergaul baik dengan
masyarakat sekitar pasti dapat memajukan bangsa dan negaranya. Manusia- manusia modern
seperti itulah kiranya tidak sukar menciptakan lingkungan yang dikehendaki, yaitu
lingkungan bersih dan bermanfaat, baik di desa maupun di kota.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Desa adalah suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan
lingkungannya. Hasil dari perpaduan itu ialah suatu ujud atau kenampakan di muka bumi
yang di timbulkan oleh unsure-unsur fisiografi, social, ekonomi, politik, dan cultural yang
saling berinteraksi antar unsure tersebut dan juga dalam hubungannya dengan daerah-daerah
lain.
Kota dapat diartikan sebagai suatu system jaringan kehidupan manusia yang di tandai dengan
kepadatan penduduk yang tinggi dan di warnai dengan strata social-ekonomi yang hiterogen
dan coraknya materialistis, atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang di
timbulkan oleh unsure-unsur alami dan nonalami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk
yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistik di
bandingkan dengan daerah belakannya.
Interaksi merupakan suatu proses yang sifatnya timbal-balik dan mempunyai pengaruh
terhadap perilaku dari pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung, melalui
berita yang didengar atau melalui surat kabar. Faktor yang mempengaruhi interaksi adalah
adanya Region Complementary (wilayah yang saling melengkapi), Intervening Opportunity
(kesempatan untuk berintervensi), dan Spatial Transfer Ability (kemudahan pemindahan
dalam ruang).
BAB
Iklan
Bagikan ini:

Twitter
Facebook
Google

Tinggalkan komentar
Navigasi tulisan
PREVIOUS POSTHalo dunia!NEXT POSTKLASIFIKASI TANAH
BERDASARKAN FAO/UNESCO
Tinggalkan Balasan

Cari untuk:
TULISAN TERAKHIR
Cincin Api Di Indonesia

ANALISIS KONFLIK DAN KEPENTINGAN 3 NEGARA INDONESIA,


MALAYSIA, SINGAPURA
PPT STRUKTUR RUANG KOTA (GEOGRAFI DESA dan KOTA)
POLA LIPAT DAN PATAHAN
KONSEP WILAYAH
KOMENTAR TERBARU

Dwi Noviani di KONSEP


WILAYAH

hendihenchan di KONSEP
WILAYAH
ARSIP
Juni 2015

Mei 2015
KATEGORI
Tak Berkategori
META
Daftar

Masuk
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com
Cari untuk:
TULISAN TERAKHIR
Cincin Api Di Indonesia

ANALISIS KONFLIK DAN KEPENTINGAN 3 NEGARA INDONESIA,


MALAYSIA, SINGAPURA
PPT STRUKTUR RUANG KOTA (GEOGRAFI DESA dan KOTA)
POLA LIPAT DAN PATAHAN
KONSEP WILAYAH
KOMENTAR TERBARU

Dwi Noviani di KONSEP


WILAYAH

hendihenchan di KONSEP
WILAYAH
ARSIP
Juni 2015

Mei 2015
KATEGORI
Tak Berkategori
META
Daftar

Masuk
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
Ikuti

Anda mungkin juga menyukai