Anda di halaman 1dari 12

Randynisme

Kamis, 11 Desember 2014


Makalah Kependudukan Indonesia

PEREKONOMIAN INDONESIA
Makalah Kependudukan Indonesia

Disusun Oleh:
Nama: Randy Suryoranu
NPM: 13.0102.0168

Prodi Akuntansi
Fakultas Ekonomi (Paralel)
Universitas Muhammadiyah Magelang
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penduduk Indonesia sebagaimana sering dikemukakan, menempati peringkat ke-4 di
dunia setelah China, India dan Amerika Serikat, dengan jumlah penduduk mencapai
237.641.326 jiwa (bps.go.id). Diprediksi, pada tahun 2020-2030, Indonesia akan mendapat
bonus demografi, di mana penduduk dengan usia produktif sangat besar dibanding usia
muda dan usia lanjut. Pada masa itu, jumlah angkatan kerja yang berusia antara 15-64 tahun
diperkirakan mencapai 70 persen. Dilihat dari jumlah penduduk, usia produktif sekitar 180
juta, sementara usia nonproduktif sekitar 60 juta.
Permasalahan kependudukan adalah salah satu masalah yang harus di hadapi di setiap
negara, bukan tidak mungkin jika angka kelahiran dari tahun ke tahun akan meningkat,
pemerintah akan kesulitan untuk mensejahterakan rakyat karena dari tahun ke tahun jumlah
penduduk Indonesia meningkat dan anggaran untuk membantu rakyat menengah kebawah
juga ikut meningkat. kebutuhan pokok semakin lama semakin menipis, dan lowongan
pekerjaan yang terbatas. Bagaimana jadinya negeri ini nantinya?
B. Rumusan Masalah
1. Apa masalah kependudukan Indonesia?
2. Bagaimana cara mengatasi berbagai macam masalah kependudukan Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah mengetahui dan menganalisa berbagai macam
permasalahan kependudukan di Indonesia serta cara-cara yang dapat ditempuh untuk
meminimalisir masalah kependudukan di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

Sebagai negara yang sedang berkembang Indonesia memiliki masalah-masalah


kependudukan yang cukup serius dan harus segera diatasi.
Masalah-masalah kependudukan di Indonesia yaitu:
1. Jumlah penduduk besar.
2. Pertumbuhan penduduk cepat.
3. Persebaran penduduk tidak merata.
4. Kualitas penduduk rendah.
5. Komposisi penduduk sebagian besar berusia muda.

a) Jumlah Penduduk Besar


Data Jumlah Penduduk Indonesia menurut Provinsi 1971, 1980, 1990, 1995, 2000 dan
2010.
Penduduk
Provinsi
1971 1980 1990 1995 2000 2010
Aceh
2.008.595 2.611.271 3.416.156 3.847.583 3.930.905 4.494.410

Sumatera Utara
6.621.831 8.360.894 10.256.027 11.114.667 11.649.655 12.982.204

Sumatera Barat
2.793.196 3.406.816 4.000.207 4.323.170 4.248.931 4.846.909

Riau
1.641.545 2.168.535 3.303.976 3.900.534 4.957.627 5.538.367

Jambi
1.006.084 1.445.994 2.020.568 2.369.959 2.413.846 3.092.265

Sumatera Selatan
3.440.573 4.629.801 6.313.074 7.207.545 6.899.675 7.450.394

Bengkulu
519.316 768.064 1.179.122 1.409.117 1.567.432 1.715.518

Lampung
2.777.008 4.624.785 6.017.573 6.657.759 6.741.439 7.608.405
Kepulauan Bangka
- - - -
Belitung 900.197 1.223.296

Kepulauan Riau - - - - -
1.679.163

DKI Jakarta
4.579.303 6.503.449 8.259.266 9.112.652 8.389.443 9.607.787

Jawa Barat
21.623.529 27.453.525 35.384.352 39.206.787 35.729.537 43.053.732

Jawa Tengah
21.877.136 25.372.889 28.520.643 29.653.266 31.228.940 32.382.657

DI Yogyakarta
2.489.360 2.750.813 2.913.054 2.916.779 3.122.268 3.457.491

Jawa Timur 25.516.999 29.188.852 32.503.991 33.844.002 34.783.640 37.476.757

Banten - - - -
8.098.780 10.632.166

Bali
2.120.322 2.469.930 2.777.811 2.895.649 3.151.162 3.890.757

Nusa Tenggara Barat


2.203.465 2.724.664 3.369.649 3.645.713 4.009.261 4.500.212

Nusa Tenggara Timur


2.295.287 2.737.166 3.268.644 3.577.472 3.952.279 4.683.827

Kalimantan Barat
2.019.936 2.486.068 3.229.153 3.635.730 4.034.198 4.395.983

Kalimantan Tengah
701.936 954.353 1.396.486 1.627.453 1.857.000 2.212.089

Kalimantan Selatan
1.699.105 2.064.649 2.597.572 2.893.477 2.985.240 3.626.616

Kalimantan Timur
733.797 1.218.016 1.876.663 2.314.183 2.455.120 3.553.143

Sulawesi Utara
1.718.543 2.115.384 2.478.119 2.649.093 2.012.098 2.270.596

Sulawesi Tengah
913.662 1.289.635 1.711.327 1.938.071 2.218.435 2.635.009
Sulawesi Selatan
5.180.576 6.062.212 6.981.646 7.558.368 8.059.627 8.034.776

Sulawesi Tenggara
714.120 942.302 1.349.619 1.586.917 1.821.284 2.232.586

Gorontalo - - - -
835.044 1.040.164

Sulawesi Barat - - - - -
1.158.651

Maluku
1.089.565 1.411.006 1.857.790 2.086.516 1.205.539 1.533.506

Maluku Utara - - - -
785.059 1.038.087

Papua Barat - - - - -
760.422

Papua
923.440 1.173.875 1.648.708 1.942.627 2.220.934 2.833.381

INDONESIA
119.208.229 147.490.298 179.378.946 194.754.808 206.264.595 237.641.326
Catatan : Termasuk Penghuni Tidak Tetap (Tuna Wisma, Pelaut, Rumah Perahu, dan Penduduk Ulang-
alik/Ngelaju)

Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000 dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995

Sumber: bps.go.id

Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan


pembangunan karena menjadi subyek dan obyek pembangunan.
Jumlah penduduk yang besar bermanfaat dalam:
Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.
Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.
Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk besar
yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan
pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih
banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh.
Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas
sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh
karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini.
Peran serta swasta yang telah dilakukan antara lain pembangunan pabrik/industri, sekolah
swasta, rumah sakit swasta dan lain-lain.

b) Pertumbuhan Penduduk Cepat


Data Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Provinsi
Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun
Provinsi
1971-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2010
Aceh 2,93 2,72 1,46 2,36
Sumatera Utara 2,60 2,06 1,32 1,10
Sumatera Barat 2,21 1,62 0,63 1,34
Riau 3,11 4,30 4,35 3,58
Jambi 4,07 3,40 1,84 2,56
Sumatera Selatan 3,32 3,15 2,39 1,85
Bengkulu 4,39 4,38 2,97 1,67
Lampung 5,77 2,67 1,17 1,24
Kepulauan Bangka Belitung - - 0,97 3,14
Kepulauan Riau - - - 4,95
DKI Jakarta 3,93 2,42 0,17 1,41
Jawa Barat 2,66 2,57 2,03 1,90
Jawa Tengah 1,64 1,18 0,94 0,37
DI Yogyakarta 1,10 0,57 0,72 1,04
Jawa Timur 1,49 1,08 0,70 0,76
Banten - - 3,21 2,78
Bali 1,69 1,18 1,31 2,15
Nusa Tenggara Barat 2,36 2,15 1,82 1,17
Nusa Tenggara Timur 1,95 1,79 1,64 2,07
Kalimantan Barat 2,31 2,65 2,29 0,91
Kalimantan Tengah 3,43 3,88 2,99 1,79
Kalimantan Selatan 2,16 2,32 1,45 1,99
Kalimantan Timur 5,73 4,42 2,81 3,81
Sulawesi Utara 2,31 1,60 1,33 1,28
Sulawesi Tengah 3,86 2,87 2,57 1,95
Sulawesi Selatan 1,74 1,42 1,49 1,17
Sulawesi Tenggara 3,09 3,66 3,15 2,08
Gorontalo - - 1,59 2,26
Sulawesi Barat - - - 2,68
Maluku 2,88 2,79 0,08 2,80
Maluku Utara - - 0,48 2,47
Papua Barat - - - 3,71
Papua 2,67 3,46 3,22 5,39
INDONESIA 2,31 1,98 1,49 1,49
Catatan : Tidak Termasuk Timor Timur
Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980 , 1990 , 2000 , 2010 dan Sensus Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
1995
Sumber: bps.go.id

Pertumbuhan
penduduk cepat secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat,
walaupun ada kecenderungan menurun. Antara tahun tahun 1971 1980 sebesar 2,31%
pertahun, tahun 1980 1990 sebesar 1,98% pertahun, tahun 1990 2000 sebesar 1,49%
pertahun, dan periode tahun 2000-2010 sebesar 1,49% per tahun.
Penurunan pertumbuhan penduduk ini tentunya cukup menggembirakan, hal ini
didukung oleh pelaksanaan program keluarga berencana di seluruh tanah air.
Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga,
demi kesejahteraan keluarga.
Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga anak saja atau
merupakan keluarga kecil.
Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota k
eluarga dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa Program Keluarga Berencana mempunyai dua
tujuan pokok yaitu:
a. Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan
peningkatan produksi.
b. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera.
c) Persebaran Penduduk Tidak Merata
Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antar pulau, propinsi,
kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya
hanya 7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk
Indonesia. Jika kondisi ini dibiarkan diperkirakan angka tersebut akan cenderung meningkat
diwaktu yang akan datang.
Akibat dari tidak meratanya penduduk yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin
sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak
lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya
manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan
pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan
pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan negara.
Persebaran penduduk antara kota dan desa juga mengalami ketidakseimbangan.
Perpindahan penduduk dari desa ke kota di Indonesia terus mengalami peningkatan dari
waktu ke waktu.
Urbanisasi yang terus terjadi menyebabkan terjadinya pemusatan penduduk di kota
yang luas wilayahnya terbatas. Pemusatan penduduk di kota-kota besar seperti Jakarta,
Surabaya, Medan dan kota-kota besar lainnya dapat menimbulkan dampak buruk terhadap
lingkungan hidup seperti:
Munculnya permukiman liar.
Sungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat pembuangan sampah baik oleh masyarakat
maupun dari pabrik-pabrik industri.
Terjadinya pencemaran udara dari asap kendaraan dan industri.
Timbulnya berbagai masalah sosial seperti perampokan, pelacuran dan lain-lain.
Oleh karena dampak yang dirasakan cukup besar maka perlu ada upaya untuk
meratakan penyebaran penduduk di tiap-tiap daerah.
Upaya-upaya tersebut adalah:
Pemerataan pembangunan.
Penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya dan daerah pedesaan.
Pemberian penyuluhan terhadap masyarakat tentang pengelolaan lingkungan alamnya.

Selain di Jawa ketimpangan persebaran penduduk terjadi di Irian Jaya dan


Kalimantan. Luas wilayah Irian Jaya 21,99% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya
hanya 0,92% dari seluruh penduduk Indonesia. Pulau Kalimantan luasnya 28,11% dari luas
Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 5% dari jumlah penduduk Indonesia.
Untuk mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata dilaksanakan program
transmigarasi.
Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu:
Meratakan persebaran penduduk di Indonesia.
Peningkatan taraf hidup transmigran.
Pengolahan sumber daya alam.
Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran.
Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Meningkatkan pertahanan dan kemananan wilayah Indonesia.
Persebaran yang tidak merata berpengaruh terhadap lingkungan hidup. Daerah-daerah
yang padat penduduknya terjadi exploitasi sumber alam secara berlebihan sehingga
terganggulah keseimbangan alam. Sebagai contoh adalah hutan yang terus menyusut karena
ditebang untuk dijadikan lahan pertanian maupun pemukiman.

Dampak buruk dari berkurangnya luas hutan adalah:


- terjadi banjir karena peresapan air hujan oleh hutan berkurang
- terjadi kekeringan
- tanah sekitar hutan menjadi tandus karena erosi

d) Kualitas Penduduk Rendah


Kualitas penduduk seperti yang telah dibahas pada kegiatan 1, tercermin dari tingkat
pendapatan, tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan. Secara umum tingkat pendapatan,
pendidikan dan kesehatan penduduk Indonesia masih rendah.

Tingkat pendapatan rendah


Berkat hasil-hasil pembangunan pendapatan perkapita penduduk Indonesia
mengalami kenaikan. Tahun 1981 pendapatan perkapita sebesar 530 dollar AS, tahun
1990 sebesar 540 dollar AS, tahun 1996 sebesar 1.041 dollar AS dan tahun 1999
menjadi 1.110 dollar AS.
Walaupun mengalami kenaikan ternyata pendatapan perkapita penduduk
Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain. Dengan
pendapatan perkapita yang masih rendah berakibat penduduk tidak mampu memenuhi
berbagai kebutuhan hidupnya, sehingga sulit mencapai manusia yang sejahtera.
Pendapatan per kapita rendah juga berakibat kemampuan membeli (daya beli)
masyarakat rendah, sehingga hasil-hasil industri harus disesuaikan jenis dan harganya.
Bila industri terlalu mahal tidak akan terbeli oleh masyarakat. Hal ini akan
mengakibatkan industri sulit berkembang dan mutu hasil industri sulit ditingkatkan.
Penduduk yang mempunyai pendapatan perkapita rendah juga mengakibatkan
kemampuan menabung menjadi rendah. Bila kemampuan menabung rendah,
pembentukan modal menjadi lambat, sehingga jalannya pembangunan menjadi tidak
lancar. Untuk itu perlu dicari pinjaman modal dari negara lain untuk membiayai
pembangunan.

Masih rendahnya pendapatan perkapita penduduk Indonesia, terutama disebabkan


oleh:
Pendapatan/penghasilan negara masih rendah, walaupun Indonesia kaya
sumber daya alam tetapi belum mampu diolah semua untuk peningkatan
kesejahteraan penduduk.
Jumlah penduduk yang besar dan pertambahan yang cukup tinggi setiap
tahunnya.
Tingkat teknologi penduduk masih rendah sehingga belum mampu mengolah
semua sumber daya alam yang tersedia.

Oleh karena itu upaya menaikan pendapatan perkapita, pemerintah melakukan usaha:
1. Meningkatkan pengolahan dan pengelolaan sumber daya alam yang ada.
2. Meningkatkan kemampuan bidang teknologi agar mampu mengolah sendiri
sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia.
3. Memperkecil pertambahan penduduk diantaranya dengan penggalakan
program KB dan peningkatan pendidikan.
4. Memperbanyak hasil produksi baik produksi pertanian, pertambangan,
perindustrian, perdagangan maupun fasilitas jasa (pelayanan)
5. Memperluas lapangan kerja agar jumlah pengangguran tiap tahun selalu
berkurang.
Tingkat Pendidikan Rendah
Walaupun bangsa Indonesia telah berusaha keras untuk meningkatkan tingkat
pendidikan namun karena banyaknya hambatan yang dialami maka hingga saat ini tingkat
pendidikan bangsa Indonesia masih tergolong rendah.

Beberapa faktor penyebab rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia adalah:


1. Pendapatan perkapita penduduk rendah, sehingga orang tua/penduduk tidak mampu
sekolah atau berhenti sekolah sebelum tamat.
2. Ketidakseimbangan antara jumlah murid dengan sarana pendidikan yang ada seperti
jumlah kelas, guru dan buku-buku pelajaran. Ini berakibat tidak semua anak usia sekolah
tertampung belajar di sekolah.
3. Masih rendahnya kesadaran penduduk terhadap pentingnya pendidikan, sehingga banyak
orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya.

Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah dalam mengatasi masalah pendidikan.
Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia yaitu:
Menambah jumlah sekolah dari tingkat SD sampai dengan perguruan tinggi.
Menambah jumlah guru (tenaga kependidikan) di semua jenjang pendidikan.
Pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun yang telah dimulai tahun
ajaran 1994/1995.
Pemberian bea siswa kepada pelajar dari keluarga tidak mampu tetapi berprestasi di
sekolahnya.
Membangun perpustakaan dan laboratorium di sekolah-sekolah.
Menambah sarana pendidikan seperti alat ketrampilan dan olah raga.
Meningkatkan pengetahuan para pendidik (guru/dosen) dengan penataran dan pelatihan.
Penyempurnaan kurikulum sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
Menggalakkan partisipasi pihak swasta untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan
dan ketrampilan.

Tingkat Kesehatan Rendah


Faktor-faktor yang dapat menggambarkan masih rendahnya tingkat kesehatan di
Indonesia adalah:
1. Banyaknya lingkungan yang kurang sehat.
2. Penyakit menular sering berjangkit.
3. Gejala kekurangan gizi sering dialami penduduk.
4. Angka kematian bayi tahun 1980 sebesar 108 per 1000 bayi dan tahun 1990 sebesar 71
per 1000 kelahiran bayi.

Masalah gizi yang masih dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah:


- kekurangan vitamin A
- kekurangan kalori protein
- kekurangan zat besi
- gondok
Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk Indonesia yaitu:
1. Melaksanakan program perbaikan gizi.
2. Perbaikan lingkungan hidup dengan cara mengubah perilaku sehat penduduk, serta
melengkapi sarana dan prasarana kesehatan.
3. Penambahan jumlah tenaga medis seperti dokter, bidan, dan perawat.
4. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
5. Pembangunan Puskesmas dan rumah sakit.
6. Pemberian penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
7. Penyediaan air bersih.
8. Pembentukan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), kegiatan posyandu meliputi:
- Penimbangan bayi secara berkala
- Imunisasi bayi/balita
- Pemberian makanan tambahan
- Penggunaan garam oralit
- Keluarga berencana
- Peningkatan pendapatan wanita
Komposisi penduduk sebagian besar berusia muda
Golongan usia muda adalah penduduk yang berusia 0-14. Kebutuhan penduduk usia
muda yang harus disediakan oleh pemerintah yaitu sarana pendidikan dan kesehatan.
Kebutuhan sarana pendidikan dan kesehatan yang disediakan pemerintah sering tidak
seimbang dengan jumlah penduduk. Oleh karena itu pemerintah terus menggalakkan
partisipasi pihak swasta agar bersedia membangun sekolah maupun rumah sakit.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Dari uraian-uraian diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang besar baru
akan menguntungkan apabila diikuti dengan kualitas atau mutu yang tinggi khususnya bidang
pendidikan dan kesehatan. Dalam suatu negara jumlah penduduk yang besar dengan kualitas
yang rendah, lebih merupakan beban atau tanggungan bagi pemerintah daripada sebagai
sumber daya tenaga dalam pembangunan.
Oleh karena itu setiap negara selalu mengupayakan peningkatan kualitas
penduduknya. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan kerja yang akhirnya akan meningkatkan taraf hidup. Melalui
berbagai cara peningkatan kualitas sumber daya manusia diharapkan dapat tercipta manusia
pembangunan Indonesia yang tangguh, berbudi luhur, cakap, terampil, percaya diri, dan
bersemangat membangun.

DAFTAR PUSTAKA

bps.go.id diakses pada Rabu, 10 Desember 2014, Pukul 10.30 WIB.

http://110.138.206.53/bahan-ajar/modul_online/geografi/MO_140/dafpus.htm diakses pada


Rabu, 10 Desember 2014, Pukul 10.50 WIB.

m.kompasiana.com/post/read/694880/1/permasalahan-kependudukan-di-indonesia-dan-
pemecahannya.html diakses pada Rabu, 10 Desember 2014, Pukul 11.20 WIB.

remaja-berencana.blogspot.com/2013/06/permasalahan-kependudukan-di-indonesia.html
diakses pada Rabu, 10 Desember 2014, Pukul 11.45 WIB.

Diposkan oleh Randy Suryoranu Magelang 23.52


Reaksi:

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke


Pinterest
Label: Perekonomian Indonesia

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

KATEGORI
Materi e-bussines
My Hobby
News
Perekonomian Indonesia
Promosi
Tugas Akhir

Mengenai Saya
Randy Suryoranu
Assalamualaikum...
Salam kenal..
Nama saya: Randy Suryoranu
Alamat: Blambangan, RT: 06, RW: 07, Mungkid, Kab. Magelang
Tempat dan tanggal lahir: Subang, 16 Februari 1995
Hobbi: Mendaki Gunung

Saya seorang Mahasiswa Jurusan Akuntansi di Fkultas Ekonomi Universitas


Muhammadiyah Magelang. Selain Kuliah Saya memiliki Kegiatan lain yaitu
membantu usaha oarang tua di bidang UMKM pembuatan Jamur dan Usus Crispy...
Yang Penasaran apa itu Jamur dan Usus Crispy, bisa menghubungi Saya untuk
Pemesanan via e-mai: randy.suryoranu@yahoo.com

Terima Kasih
Wassalamualaikum....

Lihat profil lengkapku

Translate

Diberdayakan oleh Terjemahan

Arsip Blog
2015 (3)

2014 (14)
o Desember (6)
MENGANALISA WEB
Pembayaran Elektronik/Online
Makalah Kependudukan Indonesia
Perencanaan dan Pengembangan E-Business
Trend dan Tantangan E-Business
Strategi dan Implementasi E-Bussiness
o November (2)
o Oktober (2)
o September (4)

Cari Blog Ini


.

Sebuah negara tidak akan pernah kehilangan pemimpinnya yang berwibawa jika pemudanya
masih suka menjelajah hutan dan mendaki gunung, -Henry Dunnant-

Apa Manfaat Internet Bagi Anda?


Total Tayangan Laman

2,573
Template Awesome Inc.. Gambar template oleh Airyelf. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai