Anda di halaman 1dari 68

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang
Tugas rancangan Elemen mesin I merupakan kewajiban yang harus
diselesaikan mahasiswa jurusan teknik mesin Fakultas Teknik Universitas HKBP
Nommensen. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengambil Tugas
rancangan Elemen Mesin I yang terhubung dengan kopling kenderaan.

Mesin bergerak memerlukan suatu komponen yang dapat memutuskan dan


menghubungkan daya dan putaran,komponen ini dinamakan kopling. Dimana putaran
yang dihasilkanoleh poros input akan dihubungkan ke poros output.pada sebuah
kenderaan,kopling memegang peranan penting,sebab sebelum kopling ditemukan
motor dihentikan dengan mematikan mesinnya. Tetapi setelah kopling ditemukan
pemindahan dan pemutusan daya dapat dilakukan dengan aman dan mudah tanpa
terlebih dahulu mematikan mesinnya.

1. 2. Batasan Masalah
Rancangan ini akan membahas kopling plat gesek AVANZA dengan
speksifikasi daya dan putaran adalah :
Daya = 87 Ps
Putaran = 4700 rpm

1. 3. Tujuan tugas rancangan


Tugas yang diberikan dosen pembimbing kepada penulis,tujuan perncangan
kopling ini adalah untuk merancang ulang bagian bagian dari kopling pada jenis
kendaraan roda empat.

1
Perancangan kopling dengan perhitungan perhitungan serta mengadakan
pemeriksaan terhadap hasil perhitungan. Apakah kontruksi yang akan dirancang
dapat dikatakan aman terhadap masalah masalah yang akan timbul nantinya.

1 .4 Cara Kerja Kopling

Cara kerja kopling dapat ditinjau dari dua keadaan yaitu :

1. Kopling dalam keadaan terhubung ( pedal kopling tidak ditekan )


Poros penggerak yang berhubungan dengan motor meneruskan daya dan
putaran ke flywheel ( roda penerus ) melalui baut pengikat.daya dan putaran
ini diteruskan ke plat gesek yang ditekan oleh plat karena adanya tekanan dari
pegas matahari.akibat putaran dari plat gesek,poros yang digerakan ikut
berputar dengan perantaraan spline dan naaf.

2. Kopling dalam keadaan tidak terhubung ( pedal kopling ditekan )


Bantalan pembebas menekan pegas matahari sehingga gaya yang dikerjakan
Nya pada plat penekan menjadi berlawanan arah.hal ini menyebabkan plat
penekan tertarik kearah luar sehingga plat gesek berada dalam bebas diantara
plat penekan dan flywheel.pada saat ini tidak terjadi transmisi daya dan
putaran.

2
3
Keterangan Gambar :

1. Poros
2. Plat pembawa
3. Plat penyangga
4. Plat pembantu
5. Plat gesek
6. Plat penekan
7. Pegas matahari
8. Pegas kejut
9. Flywheel
10. Bantalan radial
11. Baut
12. Baut
13. Paku keling
14. Paku keling
15. Bantalan pembebas
16. Sleeve
17. Rumah kopling
18. Baut
19. Baut

4
5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KOPLING

Kopling adalah suatu elemen yang dibutuhkan untuk memindahkan daya dan
perputaran dari poros penggerak keporos yang digerakkan. Kopling juga suatu
bagian mutlak diperlukan pada mobil dan kendaraan lainnya dimana penggerak
utamanya diperoleh dari hasil pembakaran dalam silinder mesin, untuk
memungkinkan mesin dapat bergerak dengan lembut diperlukan kopling untuk
memindahkan tenaga mesin dengan perlahan-lahan dan sesudah itu tenaga
sebagian besar pindah maka perpindahan tenaga akan berlangsung tanpa terjadi
slip (lepas).
Secara umum kopling dapat dibagi dua yaitu :
1. Kopling Tetap
2. Kopling Tak Tetap

2.1.1 Kopling Tetap


Kopling tetap adalah kopling yang dapat dihubungkan dan dilepas
pada saat poros tidak berputar.Kopling tetap terdiri dari tiga jenis, yaitu :
1. Kopling Kaku
a. Kopling bus
b. Kopling flens kaku
c. Kopling flens tempa
2. Kopling Luwes
a. Kopling flens luwes
b. Kopling karet ban

6
c. Kopling karet bintang
d. Kopling gigi
3. Kopling Universal
a. Kopling universal hook
b. Kopling universal kecepatan tetap.

1. Kopling Kaku

Kopling kaku dipergunakan bila kedua poros dihubungkan dengan sumbu segaris
dan kopling ini dipakai pada mesin dan transmisi umum dipabrik-pabrik.Kopling
ini tidak mengijinkan sedikitpun ketidak lurusan sumbu kedua poros serta tidak
dapat mengurangi tumbukan dan getaran transmisi. Pada waktu pemasangan
sumbu kedua poros harus terlebih dahulu diusahakan segaris dengan tepat sebelum
baud-baud flens dibesarkan.

Gambar 2.1.Jenis-jenis Kopling Kaku

2. Kopling Luwes
Kopling ini disebut juga kopling fleksibel, kopling ini mengizinkan ketidak
busuran antara dua poros yang berhubungan.

7
3. Kopling Universal
Kopling ini digunakan bila kedua poros yang dihubungkan membentuk sudut yang
cukup besar.

Gambar 2.3. Kopling Universal Hook

8
Kopling tetap Direncanakan harus diperhatikan hal hal sebagai berikut yaitu:

1. Pemasangan yang mudah dan cepat


2. Ringkas dan ringan
3. Aman pada putaran tinggi, getaran dan tumbukan kecil
4. Terdapat sedikit kemungkinan gerakan aksial pada poros, jika terjadi penuaian
karena panas dan sebagainya
5. Dapat mencegah pembebanan lebih.

2.1.2 Kopling Tidak Tetap

Kopling tidak tetap adalah suatu elemen mesin yang menghubungkan poros
yang digerakkan dan poros penggerak, dengan putaran yang sama dalam
meneruskan daya. Serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut baik
dalam keadaan keadaan diam maupun berputar.

1. Kopling cakar
Kopling ini meneruskan momen dengan kontrak positif (tidak dengan
perantaraan gesekan) sehingga tidak akan terjadi slip. Ada dua jenis bentuk
koplingcakar,Yaitu kopling cakar persegi dan kopling cakar spiral.

Gambar.2.4.kopling cakar persegi

9
c

Gambar 2.5.kopling cakar spiral

2. Kopling Plat / Kopling Plat Gesek


Kopling plat adalah suatu kopling yang menggunakan suatu plat atau lebih
yang dipasang diantara kedua poros serta membuat kontak dengan poros
tersebut sehingga terjadi penerusan daya melalui gesekan antara sesamanya.
Konstruksi kopling ini cukup sederhana dan dapat dihubungkan dan dilepaskan
dalam keadaan berputar, karena itu kopling sangat banyak dipakai.

Gambar 2.6.kopling plat

10
3. Kopling Kerucut
Kopling kerucut adalah suatu kopling gesek dengan konstruksi sederhana dan
mempunyai keuntungan dimana dengan gaya aksial yang kecil dapat
ditransmisikan momen yang besar. Kopling macam ini dahulu banyak
dipakai.Tetapi sekarang tidak lagi karena daya yang diteruskan tidak
seragam.Meskipun demikian, dalam keadaan dimana bentuk plat tidak
dikehendaki dan ada kemungkinan terkena minyak.Kopling kerucut sering
lebih menguntungkan.

Gambar 2.7.kopling kerucut


4. Kopling Friwil
Kopling friwil adalah suatu kopling yang dikembangkan untuk dapat lepas
dengan sendirinya bila poros penggerak mulai berputar lebih lanbat atau
dalam arah berlawanan dari poros yang digerakkan.

Gambar 2.8.kopling friwil

11
2.1.3 Mekanisme Kopling
Mekanisme kopling terdiri dari :
1. Plat Gesek (clutch disc)
2. Tutup Kopling (clutch honsing)
3. Plat Penekan (preassure plate)
4. Tuas Pembebas (release fork)
5. Bantalan Aksil (release bearing)

1. Plat Gesek (Clutch disc)


Plat gesek berfungsi sebagai penerus pertama melalui gesekan sehingga
pembebanan yang berlebihan pada poros penggerak sewaktu dihubungkan
dapat dihindari.

2. Tutup Kopling (Clutch konsing)


Tutup kopling berfungsi sebagai tempat kedudukan plat penekan dan
tumpuan pegas matahari, tutup kopling tund berputar pada roda penerus
(Hywhell).
3. Plat Penekan
Plat penekan berfungsi untuk menekan plat gesek pada permukaan
hywhell. Plat penekan juga harus tahan aus dan suku yang tinggi.
4. Tuas Pembebas
Berfungsi untuk meneruskan daya tekan pada saat pedal kopling ditekan
bila kopling ditekan maka tuas pembebas akan bergerak kedepan dan
mendorong bantalan aksial yang akan menekan pegas diafragma.
5. Bantalan Aksial
Bantalan aksial bergerak maju mundur di dalam tutup kopling dengan
bantalan tuas pembebas. Bila tuas pembebas menekan kedepan maka
bantalan aksial akan terdorong kedepan.

12
2.2 Poros

Poros merupakan salah satu komponen yang berfungsi untuk mentrasmisikan


daya dan putaran dalam suatu kontruksi mesin.

2.2.1 Jenis-jenis Poros

Jenis-jenis poros berdasarkan pembebanan yaitu :


1. Poros Transmisi
Poros jenis ini mendapat beban 13unter murni atau gabungan beban
punilir atau lentur.Pada poros ini daya dapat ditransmisikan melalui
kopling, pulley sabuk, roda gigi, spooket rantai dan lain-lain.
2. Poros Spindle
Poros ini hanya hanya mendapat beban 13unter saja sebagai beban
utamanya dan banyak digunakan sebagai poros utama mesin perkakas.
Poros spindle ini harus mempunyai deformasi yang sangat kecil, bentuk
dan ukurannya harus kecil, dan umumnya relative pendek.
3. Poros Ganda
Poros ganda ini banyak digunakan pada roda-roda beserta barang dimana
tidak terdapat beban puntiran yang kadang-kadang tidak boleh berputar.
Jenis poros ganda ini hanya dapat berputar dan mendapat beban punter
kecuali jika digerakkan oleh penggerak mulai yang akan mengalami beban
punter juga,
Menurut bentuknya poros ganda dapat digolongkan atas:
1. Poros Lurus
2. Poros Engkol
3. Poros Luwes

2.2.2Hal-hal yang Penting Dalam Perencanaan Poros

Dalam perencanaan sebuah poros harus diperhatikan hal-ha sebagai berikut :

13
1. Kekuatan Poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban tarik atau tekan, seperti
pada poros baling-baling atau poros tubin. Hal-hal seperti : kelehan,
tumbukan, pengaruh konsentrasi tegangan bila poros dibuat bertangga
atau berikar pasak sehingga perlu direncanakan agar poros itu benar-benar
kuat.

2. Kekakuan Poros
Walaupun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup. Tetapi jika
kelenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan
kerusakan. Karena itu disamping kekutan poros belakangnya juga harus
diperhatikan dan diperhitungkan sesuai dengan jenis mesin yang akan
dilayani poros tersebut.
3. Putaran Kritis
Mesin mengalami kenaikan putaran, maka suatu harga putaran tertentu
dapat terjadi suatu getaran yang sangat besar. Putaran ini disebut putaran
kritis bila hal ini terjadi maka dapat mengakibatkan kerusakan pada poros.
Maka dari pada itu poros harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritis.
4. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih apabila kontak dengan fluida yang
korosif.Demikian juga bagi poros yang sering berhenti bekerja untuk
waktu yang lama memerlukan perlindungan terhadap korosi.
5. Bahan Poros
Poros untuk mesin-mesin biasanya dibuat dari batang baja yang dapat
meneruskan putaran tinggi dan beban berat.Pada umumnya poros terbuat
dari bahan baja karbn maupun baja paduan.Jadi dapat kita ambil bahan
poros kopling dari baja paduan dengan pengerasan fluida yang sangat
tahan terhadap keausan.

14
2.3 Spline

Spline berguna untuk meneruskan momen dan putaran dari elemen penggerak
kebagian yang digerakkan.Pada pemindahan daya spline menjadi pilihan utama
karena dapat menruskan daya yang besar.
Jenis spline berdasarkan jenis gerakannya terhadap poros yaitu :
1. Spline fleauble : dimana bagian yang dihubungkan dengan poros dapat
bergeser scara aksial.
2. Spline tetap : dimana bagian yang dihubungkan berkunci pada poros.
Spline dibedakan berdasarkan bentuk yaitu :
1. Spline Persegi
Jenis ini membuat alur dan gigi berbentuk persegi dan memiliki standar yang
tetap yang dikeluarkan esosiasiteknik, yaitu society American engineering
(SAE). Poros ini umumnya mempunyai jumlah spline : 4,6,10 dan 16 buah
spline.
2. Spline Involut
Jenis ini mempunyai gigi (Spline) yang berbentuk sudut-sudut tertentu seperti
yang terlihat pada gambar.

15
Gambar.2.9 spline

2.4 Plat Gesek

Plat gesek adalah suatu plat yang digunakan sebagai medium gesekan antar plat
penekan dan flywheel dalam meneruskan putaran dan daya pada mekanisme
kopling.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perenanaan plat gesek yaitu :


a. Bahan plat gesek harus tahan arus dan terhadap suhu yang tinggi.
b. Kekuatan plat gesek.
c. Koefisien plat gesek.

16
Gambar 2.10.plat gesek

2.5 Pegas

Pegas adalah suatu elemen yang dapat meredam getaran dan tumbukan dengan
memanfaatkan sifat elastisnya.

Jenis-jenis pegas yaitu:


a. Pegas tekan
b. Pegas tarik
c. Pegas punter
d. Pegas daun
e. Pegas poring (perald dan seri)
f. Pegas batang

17
g. Pegas spiral.

Pegas Kejut

Pegas kejut berfungsi untuk meredam kejutan dan tumbukan swaktu kopling
bekerja.Dalam hal ini pegas kejut termasuk jenis pegas tekan.

Gambar 2.11.jenis-jenis pegas kejut

2.5.1 Pegas Diafragma

Prinsip kerja pegas ini pada dasarnya berbeda dengan pegas yang biasa
digunakan. Defleksi yang terjadi pada pegas ini diakibatkan oleh gaya yang
diberikan oleh bantalan penekan.

18
Gambar.2.12 pegas difragma

2.6 Paku Keling

Penyambungan dengan paku keling merupakan penyambungan yang banyak


sekali dijumpai pada kontruksi mesin, mislnya pada ketel uap tanki, pipa dan
kontruksi mobil.

Macam-macam cara pengelingan yaitu :


1. Pengelingan angin
2. Pengelingan hidrolik
3. Pengelingan demotasi.

19
Gambar 2.13.jenis-jenis paku keling
2.7 Baut

Baut merupakan salah satu jenis elemen mesin yang berfungsi sebagai pengikat
antar dua buah komponen.
Baut digolongkan menurut bentuk kepalanya yaitu :
- Segi enam
- Suket segi enam
- Bentuk kepala persegi

Menurut kerjanya, baut dibagi atas :


- Baut tembus
- Baut tap
- Baut tanam

Gambar 2.14.jenis-jenis baut

20
2.8 Bantalan

Bantalan adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai tumpuan untuk poros
berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya berlangsung secara
halus, aman dan tahan lama.
Jenis gerakan bantalan terhadap poros, bantalan dapat digolongkan yaitu :
1. Bantalan gelinding, terdiri dari dua jenis, yaitu :
a. Bantalan pelum
b. Bantalan rod
2. Bantalan lumur

Jenis pembebanan pada bantalan, dapat digolongkan atas :


1. Bantalan radial : arah bantalan tegak lurus terhadap sumbu poros
2. Bantalan aksial : arah beban sejajar terhadap sumbu poros
3. Bantalan gelinding khusus : arah beban tegak lurus dan sejajar terhadap
sumbu poros.

Rancangan ini bantalan yang kita gunakan adalah bantalan pelum jenis radial
dan aksial.

Gambar 2.15.jenis-jenis bantalan radial dan axsial

21
BAB III

PERHITUNGAN DAN PEMERIKSAAN


UKURAN UTAMA

3. 1. Poros
3. 1. 1. Defenisi Poros
Poros merupakan salah satu komponen mesin , namun yang akan dibahas
disini adalah poros yan berfungsi sebagai penerus putaran dan daya.kopling yang
direncanakan adalah kopling gesek dengan data daya sebagai berikut :

3. 1. 2. Perhitungan Poros
Daya (P) = 87 Ps
Putaran (n) = 4700 rpm
Bila suatu batang poros berputar maka poros mengalami momen puntir,maka :
Pd = fc . P (KW)
Dimana :
Pd = Daya rencana
fc = faktor kritis
P = Daya nominal output mesin
Jika daya dalam daya kuda (Ps) , maka harus dikalikan dengan 0,735 untuk
daya dalam KW ;
Jadi : P = 87 Ps x 0,735
= 64 KW
Daya yang besar mungkin diperlukan pada saat start , dengan demikian sering
kali diperlukan koreksi pada daya rata-rata yang diperlukan dengan menggunakan
faktor koreksi pada perencanaan .

22
Tabel 2.1Faktor-faktor daya yang akan ditransmiskan ,fc

Daya yang akan ditransmisikan fc


Daya rata-rata yang diperlukan 1,2 2,0
Daya maksimum yang diperlukan 0,8 1,2
Daya normal 1,0 1,5

Jika fc yang dipilih = 1,2 untuk pemakaian daya rata-rata


maka : Pd = fc . P
= 1,2 . 64
= 76,8 KW
Jika Mtd = momen puntir / momen rencana ( kgmm )
Maka :
Pd
Mtd = 9,74 x 105
n
76,8
Mtd = 9,74 x 105
4700
Mtd = 16000 kgmm

Jika bahan poros yang dpakai adalah batang baja yang difinis dingin JIS G 4501
dengan lambang S50C maka kekuatan tarik b = 62 kg / mm2 . Ini diperoleh dari
tabel dibawah ini :

23
Tabel 3.2. Baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja yang difinis dingin untuk poros

Standar dan Macam Lambang Perlakuan Panas Kekuatan Tarik Keterangan

S 30 C Penormalan 48
S 35 C - 52
Baja karbon kontruksi
S 40 C - 55
mesin
S 45 C - 58
(JIS G 4501)
S 50 C - 62
S 55 C - 66
ditarik
dingin,
S 35 CD - 53 digerinda,
Baja karbon yang
S 45 CD - 60 dibubut atau
difinis dingin
S 55 CD - 72 gabungan
antara hal-hal
tersebut

Sehinga a dapat dihitung


maka :

a =
b a =
62kg / mm 2
Sf 1xSf 2 5,8 x2,0

a = 5,344 kg / mm2

dimana :
Sf1 = 5,8 untuk faktor keamanan bahan S-C (baja karbon)
Sf2 = ( 1,2 2,0) utuk faktor kekasaran permukaan dan yang diambil
adalah 2,0 untuk pengaruh konsentrasi tegangan cukup besar.
Literatur .,,,,,,,

24
Tabel 2.3. Diameter poros (satuan mm)
4 10 *22,4 40 100 *224 400
24 (105) 240
11 25 42 110 250 420
260 440
4,5 *11,2 28 45 *112 280 450
12 30 120 300 460
*31,5 48 *315 480
5 *12,5 32 50 125 320 500
130 340 530
35 55
*5,6 14 *35,5 56 140 *355 560
(15) 150 360
6 16 38 60 160 380 600
(17) 170
*6,3 18 63 180 630
19 190
20 200
22 65 220
7 70
*7,1 71
75
8 80
85
9 90
95

Keterangan :
1. Tanda * menyatakan bahwa bilangan yang bersangkutan dipilih dari bilangan standard.
2. Bilangan di dalam kurung hanya untuk bagian di mana akan dipasang bantalan gelinding.

Diameter poros [ ds ]

ds = 5,1
. kt . cb . T 1/3
a

25
dimana : kt = (1,5 3,0 ) Jika terjadi sedikit kejutan dan timbukan dan
kt yang dipilih adalah 2,0
cb = faktor pembebanan lenturan ( 1,2 2,3 ) diambil adalah 1,2
maka :

ds = 5,1
. 2,0. 2,0 . 16000 kgmm 1/3
5,344kg / mm 2

ds = 61077,8 1/3
ds = 38,2 mm
Berdasarkan tabel diatas maka dameter poros adalah 38 mm .

Untuk menghilangkan tegangan geser ( ) yang terjadi digunakan rumus :

=
5,1xT
ds 3

dimana T = 16.558 kgmm dan ds = 38 mm


maka :

=
5,1x16000kgmm
(38) 3 mm3
= 1,5 kg/mm2

Untuk menghitung panjang poros yang digerakkan ( l ) digunakan rumus :


TxL
= 584
Gxds4
dimana = 0,250 atau 0,30 (defleksi puntiran)
dan yang diambil adalah 0,3 untuk mesin dalam kondisi kerja normal
G = 8,3 x 103 kg/mm2 ( modulus geser baja )

maka :

26
Gxds4 x
l =
584 xT
8,3x10 3 kg / mm 2 (38) 4 x0,3
= 584.x16000kgmm

l = 536 mm

Massa Poros (W) :

W= xv ; dimana dari baja = 7770 kg/mm3 = 7,77x10-6 kg/mm2


W = 7,77 x 10-6 . 607577,44 m3 v = /4 . (ds)2 . l
W = 4,7 kg = 3,14 / 4 . (38)2 . 536 mm
= 607577,44 m3

Putaran kritis (Nc) :

ds 2 L
Nc = 52700
l1 .l 2 W
dimana :
ds = diameter poros = 38 mm
L = Jarak antara bantalan =536 mm
l1 dan l2 = Jarak dari bantalan ketitik pembebanan = 268 mm

sehingga:

(38) 2 536
Nc = 52700
268.268 4,7
Nc = 7339,9 rpm

3. 1. 3. Pemeriksaan kekuatan poros

27
a . Terhadap Tegangan geser

syarat aman a>


Dari perhitungan sebelumnya diperoleh harga a= 5,344kg/mm2 dan

harga = 1,538 kg/mm2


sehingga :
5,344 kg/mm2>1,538 kg/mm2 ; dan poros dinyatakan aman
terhadap tegangan geser
b . Pemeriksaan terhadap putaran
syarat = max ; dimana max 0,250 atau 0,30
dan diambil 0,30
TxL
maka : = 584 = 0,30
Gxds4
16000 x536
584 3 4
= 0,30
8,3x10 x(38)

0,29 = 0,30 ; poros aman terhadap putaran

c . Pemeriksaan terhadap putaran kritis


Syarat :
n
< (0,6 0,7)
Nc

4700
< (0,6 0,7)
7339,9
0,64 < (0,6 0,7)

Jadi poros aman terhadap putaran kritis .

3 . 2. Spline
3. 2. 1. Defenisi spline

28
Spine dapat didefenisikan sebagai komponen elemen mesin yag berfungsi
sebagai penghubung daya dan putaran .

Gbr. 2.1 Poros spline

Keterangan :
D = diameter luar spline (mm)
d = diameter dalam spline (mm)
h = tinggi spline (mm)
w = lebar spline (mm)
L = panjang spline (mm)

3. 2. 2. Perhitungan spline
Dalam perencanaan ini jumlah spline yang direncanakan n = 20 . Dengan
mengetahui jumlah spline yang direncanakan kita dapat mengetahui ukuran-ukuran
spline pada tabel berikut .

29
Tabel 2.4 Perhitungan spline (standar SAE)

A: B: C:
Permanent To slide To slide
Fit without load under load
W,
No. of for all
H D h d h d
splines fits

Four 0.241D 0.075D 0.850D 0.125D 0.750D


Six 0.250D 0.050D 0.900D 0.075D 0.850D 0.100D 0.800D
Ten 0.156D 0.045D 0.910D 0.070D 0.860D 0.095D 0.810D
Sixteen 0.098D 0.045D 0.910D 0.070D 0.860D 0.095D 0.810D
Ninetee 0.040D 0.060D 0.80D 0.060D 0.80D 0.060D 0.80D

0.79D 0.099D
Twenty 0.050D 0.080D 0.080D 0.79D 0.86D
0.79D 0.099D
0.048D 0.080D 0.080D 0.79D 0.85D
one

Dari tabel diatas diperoleh :


n = 20
w = 0,050D
h = 0,099D
d = 0,86D

Dari perhitungan sebelumnya ds = 38 mm


sehingga didapat :
ds
D= mm
0,816

30
38
D= mm
0,816
D = 43 mm (diameter spline)
Dengan diperoleh D = 43 mm , maka :
w = 0,050 . D mm
= 0,050 . 43 mm
= 2 mm (lebar spline)
h = 0,099 . D mm
= 0,099 . 43 mm
= 4,14 mm (tinggi spline)

D3
Panjang spline (L) =
ds 2
43 3
=
38 2
= 24 mm

Radius rata-rata sline (Rm) adalah :


D ds
Rm =
4
43 38
=
4
= 41 mm

3. 2. 3. Pemeriksaan kekuatan spline

Dari perhitungan sebelumnya telah diperoleh a = 5,344 kg/mm2 ,


T = 16000 kgmm , Rm = 41 mm , n = 20
maka :

31
T
e =
Rm.F .n.

Terlebih dahulu cari F .


D ds
F= L
2
43 38
= 59,3
2
= 180,8 mm2

nilai dari = 0,75

maka :
16000kgmm
5,344 kg/mm2
41mm.180,8mm 2 .20.0,75

1,04 kg/mm2 5,344 kg/mm2

Dan spline dinyatakan aman .

3. 3. Plat Gesek
3. 3. 1. Defenisi plat gesek
Plat gesek adalah suatu plat yang digunakan sebagai medium gesekan
antaraplast penekan dengan flywheel dalam meneruskan daya dan putaran pada
mekanisme kopling .

32
Gbr. 2.2 Plat Gesek

Keterangan gambar :

Do = Diameter luar plat gesek (mm)


Di = Diameter dalam plat gesek (mm)
r1 = Jari-jari paku keling terhadap pusat sumbu dari kopling
r2 = Jari-jari paku keling terhadap pusat sumbu dari kopling yang mengikat plat
pembawa dengan naaf (mm)
a = tebal plat gesek (mm)
s = tebal plat pembawa (mm)

3. 3. 2. Perhitungan plat gesek

Untuk plat gesek yang direncakan ini saya memilih bahan dari besi cor dan asbes
(ditenun) , diambil harga = 0,4 dan Pa = 0,07 kg/mm2

33
Tabel 3.5. Harga dan Pa

Bahan Permukaan Kontak Pa (kg/mm2)
Kering Dilumasi
Besi cor dan besi cor 0,10 0,20 0,08 0,12 0,09 0,17
Besi cor dan perunggu 0,10 0,20 0,10 0,20 0,05 0,08
Besi cor dan asbes (ditenun) 0,35 0,65 0,07 0.07
Besi cor dan serat 0,05 0,10 0,05 0,10 0,05 0,03
Besi cor dan kayu 0,10 0,35 0,02 0.03

Diameter rasio :
Di / Do = 0,6 0,8
Diambil :
Di = 0,6 Do
Maka :
Moment gerak yang diizinkan
2 . .Pa 3
Mg =
24

D0 Di3 Zp

dimana :
Zp = Jumlah plat gesek
= koefisien gesek
Pa = tekanan bidang (kg/mm2)

Maka :

Mg =
2 x3,14 x0,4 x0,07 3
24

D0 (0,6.D0 ) 3 x 2
= 5,8 x 10-3 D 03

34
Agar terjadi putaran maka Mg T

Jadi :
5,8 x 10-3 D 03 16000 kgmm

16000 kgmm
D 03
5,8 x10 3

D0 3 3 2854827,5

D0 228,8 mm

D0 = 229 mm

dan Di = 0,6 . D0
= 0,6 . 229
= 149,8 mm
Diambil Di = 150 mm

Lebar bidang plat gesek (Wg) :


D0 Di
Wg =
2
229 150
=
2
= 79 mm

Radius rata-rata (rm) :


D0 Di
Rm =
4
229 150
=
4
= 95 mm

35
Luas bidang gesek (Ag) :


Ag =
4
D 2
0 Di2
=
3,14
4
229 2 150 2
= 12891,8 mm2 (untuk 1 plat)
Jadi :
2 . .Pa 3
Mg =
24

D0 Di3 Zp
=
2 x3,14 x0,4 x0,07
24

229 3 150 3 x1
= 74538,64kgmm
= 74,5 kgm

Kerja gesek (Ar) :

Mg.n.tR
Ar = ,dimana : Mg = Momen puntir
1910
745,3 x 4700 x 2
= n = 4700 rpm
1910
=351229,2 kgmm tR = periode slip = 2 sekond

Daya gesek (NR) :


AR.Zp
NR = , Zp = Jumlah plat gesek = 2
27 x10 4
351229,2 x 2
=
27 x10 4

36
= 2,6 hp

Gaya tekan (F) :

.Pa
F =
4
D 2
0 Di2
=
3,14 x0,07
4

229 2 150 2
= 9024,27 kg

Jika dipilh kopling plat tunggal kering dengan pelayanan elektro magnit dengan
nomor 40. Maka diperoleh dari tabel volume plat = 91,0 cm3 .

Tabel 3.6 Batas keausan rem dan kopling elektromagnit plat tunggal kering

Nomor kopling/rem 1,2 2,5 5 10 20 40 70 100


Batas keausan
2,0 2,0 2,5 2,5 3,0 3,0 3,5 3,5
permukaan (mm)
Volume total pada
7,4 10,8 22,5 33,5 63,5 91,0 150 210
batas keausan (cm3)

Volume (V) : Ag .a ; dimana : Ag = Luas plat = 12891,8mm2


Jadi :
V
a = V = Volume = 91cm3= 91000 cm3
Ag

91000mm3
= a = tebal plat
12891,8mm 2
a = 7,05 mm

dan tebal plat gesek yang dipilih :


a = 7 mm (untuk 1 plat)

37
3. 3. 3. Pemeriksaan terhadap moment
1. Moment percepatan massa (Mpm)
2.Ek
Mpm =
W .t g

Dimana :
Ek = kerja penghubungan untuk satu kali hubungan
= 1000 kg.m ( untuk permulaan)
tg = untuk mendapatkan moment torsi saat penyambungan
1 3 detik , diambil tg = 2 detik .
Maka :
2 x1000
Mpm =
4,7 x 2
= 213 kgm

2. Pemeriksaan terhadap panas


Ag.t.
NR =
632
632.N R
t =
Ag.

Dimana :
NR = 0,0044 hp
= koefisien perpindahan panas yang besarnya dibuat dari kecepa
tan keliling rata-rata (Vm) dari table berikut .

Tabel 3.7 koefisien perpindahan panas

38
Vm (m/det) (Kkal/moC)
0 4,5
5 24
10 40
- -
- -
45 114
50 126
55 138
60 150
65 162

Untuk harga Vm = W . Tm
= 4,7. 62,7
Vm = 294,6 mm/det = 29,4 m/det
Dari tabel didapat untuk Vm =29,4 m/det
dan = 100,1 Kkal / oC .
Maka temperatur perpindahan panas ( t) :
632 x0,0044
t =
12891,8 x100,1
= 2

Dengan mengambil temperatur kamar 2oC , maka temperatur kerja :

Tk = 8,97oC + 2oC
Tk = 10,97oC
Tk = 11oC

39
Temperatur permukaan plat gesek biasanya naik sampai 200 oC dalam sesaat , untuk
seluruh kopling tidak lebih tinggi dari 80oC dijaga maka ukuran plat gesek yang
direncanakan dapat digunakan dengan aman.

3. 4. Paku keling
3. 4. 1. Defenisi Paku keling
Paku keling dapat didefenisikan sebagai pengikat sambungan tetap . Dalam
perancangan kopling ini paku keeling digunakan sebagai pengikat plat pembawa
,rumah kopling dengan pegas matahari .

Gbr. 2.3 Bentuk keling menurut DIN (pilihan dan keling khusus)

3. 4. 2. Perhitungan Paku keling


Jenis paku keling yang digunakan pada kopling adalah keling pipa .Gaya yang
diterima paku keling : P = 1273,46 kg , dan bahan yang digunakan paku keling st
37 dengan faktor keamanan adalah 5 .
Jumlah paku keling yang digunakan adalah 16 .

40
Gambar sketsa :

a. Diameter paku keling (d)

4P
d
n. . g

4 x1273,46kg
d g = 0,8 . t
16 x3,14 x592kg / cm 2
st 37 3700
d 0,47 cm t= = =740 kg/cm2
5
d = 0,5 cm = 5 mm g = 0,8 x 740 kg/cm2 = 592 kg/cm2

diameter lubang paku keling (d) adalah


d = d + 1 mm
d = 5 + 1 mm
d = 6 mm

41
b. Diameter kepala paku keling (D)
D = 1,4 . d
D = 1,4 x 5
D = 7 mm
c. Jarak paku keling (t)
t = 2,6 . d
t = 2,6 x 5
t = 13 mm
d. Tebal Plat (S)
P
S
n.d '. S

S = (1,5 2,0) t
Dipilih :
e : 1,5d = S = 1,5 t
= 1,5 x 740 kg/cm2
= 1110 kg/cm2
1273,46kg
S
2 x0,6cmx1110kg / cm 2

S 0,15 cm
S = 0,15 cm
S = 15 mm

e. Tinggi kepala keling (h)


h = 0,45 . D
h = 0,45 x 7
h = 3,15 mm

f. Jarak sumbu paku keling terhadap tepi plat (e)

42
e = 1,5. D
e = 1,5 x 5
e = 7,5 mm

3. 4. 3. Pemeriksaan Paku keling


P n.d.S. S
P 16 x 0,6 x 0,15 x 1110
P 11988 kg
1273,46 kg 11988 kg.

Maka paku keling aman untuk menahan beban.

3. 5. Pegas kejut
3. 5. 1. Defenisi Pegas kejut
Pegas kejut disebut juga dengan pegas tekan /kompressi yang berfungsi untuk
meredam kejutan sewaktu-waktu kopling mengalami beban lebih .

Gbr. 2.4 Pegas kejut


3. 5. 2. Perhitungan Pegas kejut

43
Jumlah pegas yang direncanakan adalah 4 buah .
Gaya yang terjadi atau bekerja pada pegas kejut adalah :

Mtd
P=
n.rb

Dimana :

P = gaya yang bekerja pada pegas kejut


n = Jumlag pegas kejut
rb = Jari-jari kedudukan pegas terhadap sumbu poros
diambil 40 mm
Mtd = Momen torsi

maka :

16000kgmm
P=
4 x 40mm
P = 100 kg

Tegangan geser yang terjadi pada pegas kejut :

8 P.D.K
g=
.d 3

Dimana :
K = Konstanta pegas
D = Diameter gulungan

44
d = diameter kawat pegas (direncanakan 4 mm)

faktor tegangan wahl (K)

4c 1 0,615
K= + , dimana c = Indeks pegas
4c 4 c
4.4 1 0,615
K=
4 .4 4 4
K = 1,4

c=D/d
maka :
D1 = c . d , dimana : D1 = Diameter lilitan rata-rata (atau di
D1 = 4 . 4 diukur pada sumbu kawat
D1 = 16 mm d = diameter kawat = 4 mm

* Diameter luar pegas (D0)


D0 = D1 + d
D0 = 16 + 4 = 20 mm

* Diameter dalam pegas (D2)


D2 = D0 2d
D2 = 20 2.4
D2 = 12 mm

Panjang pegas yang mengalami tekanan (l1)


l1= (n + 1,5)d
,dimana : n = Jumlah gulungan yang aktif = 6 buah

45
l1= (6 + 1,5).4
l1 = 30 mm
sehingga :
8 x(100kg) x(16mm) x1,4
g=
3,14(4) 3 mm 3

g = 92,20 kg/mm2

Sedangkan tegangan geser izin ( g )

8.D.P
g =
d3
8 x(16mm) x(100kg)
g =
4 3 mm3
g = 205,78 kg/mm2

Pemindahan pegas (f)


8.D13 .n.P
f =
G.d 4
8 x(16 3 mm3 ) x(6) x(12,548kg)
f = ,dimana : P = 100 kg
(8 x10 3 kg / mm 2 ) x(4 4 mm 4 )
f = 1,4 mm D1= 16 mm
d = 4 mm
G = modulus geser pegas
= 8x103 kg/mm2
n =6

* Panjang pegas kejut tidak terbeban (l0)


l0 = 4 + Sa + f ,dimana : l1 = 50 mm
= 50 mm + 4,8 mm+1,4mm f = 1,4 mm

46
l0 = 56,2 Sa= (0,1 0,3) dan diplih 0,2
Sa=0,2.d.n=0,2.4 .6 = 4,8 mm
*Defleksi ( )
= l0 - l1
= 56,2 - 50
= 6,2 mm

3. 5. 3. Pemeriksaan pegas kejut


Syarat pemeriksaan :
g g
205,78 kg/mm2 92,20 kg/mm2

Berarti pegas kejut aman terhadap tegangan geser .

3. 6. Pegas Matahari
3. 6. 1. Defenisi Pegas Matahari
Pegas Matahari adalah pegas yang berfungsi menarik mundur pegas difragma ,
sehingga pegas difragma menarik mundur plat penekan .

47
Gbr. 3.4 Pegas Matahari

3. 6. 2. Perhitungan Pegas matahari


Pada persamaan pegas matahari ini ,diameter luar pegas matahari(Da) = diameter
luar plat gesek jadi D2 = 139 mm

Besar gaya pegas matahari F (menurut Almen dan Laszlo) :

4.E ST 4 f hT f hT f
1
(1 V ) .Da ST ST ST ST 2ST
F= 2
x 2
x

48
Gbr. 2.5 Pegas matahari

4E
= 9,23 x 105 N/mm2
(1 V )
2

D = 229 mm , dan D1 = 150 mm (diameter plat gesek)

Da/D1 = 229 / 150= 1,66 maka , , dapat diperoleh dari tabel berikut .
Da/D1 Da/D1 Da/D1
1,2 0,29 1,02 1,05 2,3 0,74 1,29 1,49 3,4 1,29 1,49
1,3 0,39 1,04 1,09 2,4 0,75 1,31 1,53 3,6 0,80 1,31 1,53
1,4 0,46 1,07 1,14 2,5 0,76 1,33 1,56 3,8 1,33 1,56
1,5 0,53 1,10 1,18 2,6 0,77 1,35 1,60 4,0 1,35 1,60
1,6 0,57 1,12 1,22 2,7 1,37 1,63 4,2 0,80 1,37 1,63
1,7 0,61 1,15 1,26 2,8 0,78 1,39 1,67 4,4 1,39 1,67
1,8 0,65 1,17 1,30 2,9 1,41 1,70 4,6 0,80 1,41 1,70
1,9 0,67 1,20 1,34 3,0 1,43 1,74 4,8 1,43 1,74
2,0 0,69 1,22 1,38 3,1 0,79 1,45 1,77 5,0 0,79 1,45 1,77
2,1 0,71 1,24 1,42 3,2 1,46 1,81
2,2 0,73 1,26 1,45

49
Sehingga

2 2 mm 4 2,1mm 2,8mm 2,1mm 2,8mm 2,1mm


F = 9,23.105 N/mm2 . . 1
0,57.139 mm 2mm 2mm
2 2
2mm 2mm 2,2mm

77,532 x105 Nmm3


F= 0,30 1
35312,64 / mm
F = 219,55 N
F
*Gaya tekan pada setiap pegas (F1) F1 =
n
219,55
F1 =
12
F1 = 18,29N

3. 6. 3. Pemeriksaan Pegas matahari


Syarat : <
dimana :

4.E ST 2 f hT f
=
(1 V ) .Da ST ST 2ST
2
x 2
x

2 2 mm2 2,1mm 2,8mm 2,1mm


= 9,23x10 5 N / mm2 . x 1,12 1, 22
0,57.139 2.mm2 2mm 2mm 2.2mm
77,532 x10 5 Nmm
= 0,46
22025,94mm3
= 161,92N/mm2
= 2000 N/mm2
Jadi <
161,92 N/mm2 < 2000 N/mm2
Berarti pegas matahari aman terhadap tekanan .

50
3. 6. 4. Defleksi pegas matahari ( )

4.F .L3
= ,dimana : F = 219,55 N
E.b.h 3
4.(219,55N ).883 mm
= L = 2L1= 2.44 = 88 mm
2,1x10 5 N / mm2 .8mm.4 3 mm3
b=8m
= 5,56 mm h = tebal = 4 mm
E = 2,1x105 N/mm2

3. 7. Baut
3. 7. 1. Defenisi Baut
Baut didefenisikan sebagai alat pengikat .Baut didalam kopling digunakan untuk
mengikat flywheel terhadap poros penggerak dan pengikat tutup kopling .

3. 7. 2. Perhitungan Baut
Tabel 3.9 ukuran standar ulir UNC (JIS B 0206)
Ulir dalam
ULIR Diameter Diameter Diameter
Jarak Tinggi
luar D efektif D2 dalam D1
bagi kaitan
Ulir luar
p H1
1 2 3 Diameter Diameter Diameter
luar d efektif d2 inti d1
M6 1 0,541 6,000 5,350 4,917
M7 1 0,541 7,000 6,350 5,917
M8 1,25 0,677 8,000 7,188 6,647
M9 1,25 0,677 9,000 8,188 7,647
M 10 1,5 0,812 10,000 9,026 8,376
M 11 1,5 0,812 11,000 10,026 9,376

51
M 12 1,75 0,947 12,000 10,863 10,106
M 14 2 1,083 14,000 12,701 11,835
M 16 2 1,083 16,000 14,701 13,835
M 18 2,5 1,353 18,000 16,376 15,294
M 20 2,5 1,353 20,000 18,376 17,294
M 22 2,5 1,353 22,000 20,376 19,294
M 24 3 1,624 24,000 22,051 20,752
M 27 3 1,624 27,000 25,051 23,752
M 30 3,5 1,894 30,000 27,727 26,211
M 33 3,5 1,894 33,000 30,727 29,211
M 36 4 2,165 36,000 34,402 31,670
M 39 4 2,165 39,000 36,402 34,670
M 42 4,5 2,436 42,000 39,077 37,129
M 45 ` 4,5 2,436 45,000 42,077 40,129
M 48 5 2,706 48,000 44,752 42,587
M 52 5 2,706 52,000 48,752 46,587
M 56 5,5 2,977 56,000 52,428 50,046
M 60 5,5 2,977 60,000 56,428 54,046
M 64 6 3,248 64,000 60,103 57,505
M 68 6 3,248 68,000 64,103 61,505

A. Baut pengikat tutup kopling dengan flywheel


Bauit yang direncanakan adalah :
- Tipe baut = M6
- Jumlah baut = 8 buah
- Jarak sumbu baut ke sumnu poros , r = 113 mm
- Panjang baut = 21 mm

Untuk tipe baut M6 diperoleh data dari table sebagai berikut :


- diameter luar (d) = 6000 mm
- diameter inti (d1) = 4,917 mm
- diameter efektif (d2) = 5,350 mm

52
- Jarak bagi (P) = 1 mm
- Tinggi kaitan (H) = 0,541 mm

2W
d=
a

Untuk baja liat yang memepunyai kadar karbon (0,2 0,3) % , a = 6 kg/mm2 bila
difinis tinggi .

2W
6 mm =
6kg / mm2
2
2
2W
(6mm) = 2
6kg / mm
2W
36mm2 =
6kg / mm 2

216kg
W =
2
W = 108 kg

Tegangan yang terjadi :


W
t =
A
108kg
t =
/ 4.d1 2
108kg
t =
3,14 /( 4,917) 2 mm 2

t = 5,69 kg/mm2
Jumlah ulir (Z)
W
Z
.d 2 .h.q a

53
qa = tekanan kontak ijin pada permukaan ulir . Yang diplih adalah baja liat
dengan qa = 3 kg/mm2 dari tabel dibawah .
Tabel 3.10. Tekanan permukaan yang diijinkan pada ulir
Tekanan Permukaan yang diijinkan
Bahan
q (Kg/mm2)

Ulir luar Ulir dalam Untuk Pengikat Untuk Penggerak

Baja liat atau


Baja liat 3 1
perunggu
Baja liat atau
Baja keras 4 1,3
perunggu

Baja keras Besi cor 1.5 0,5

Sehingga :
108kg
Z
3,14.(5350mm).0,541mm.3kg / mm 2

108kg
Z
27,264777kg
Z 3,96
Z 4

Tekanan kontak pada permukaan ulir (q)


W
q=
.d 2 .h.Z
108kg
q=
3,14(5,350mm).0,541mm.4
108kg
q=
36,35mm 2
q = 2,97 kg/mm2
B. Baut Pengikat flywheel
Baut yang direncanakan adalah :

54
- Tipe baut = M10
- Jumlah baut = 4
- Jarak sumbu baut ke sumnu poros , r = 45 mm
Untuk tipe baut M10 diperoleh data dari table sebagai berikut :
- diameter luar (d) = 10,000 mm
- diameter inti (d1) = 8,376 mm
- diameter efektif (d2) = 9,026 mm
- Jarak bagi (P) = 1,5 mm
- Tinggi kaitan (H) = 0,812 mm

2W
d=
a

Untuk baja liat yang memepunyai kadar karbon (0,2 0,3) % , a = 6 kg/mm2 bila
difinis tinggi .
Sehingga :
a .d 2
W=
2
6kg / mm 2 .10 2.mm 2
W=
2
W = 300 kg
Tegangan yang terjadi :
W
t =
A
300kg
t =
/ 4(d1 2 )
300kg
t =
3,14 / 4.(8,376)mm2

t = 5,44 kg/mm2
Jumlah ulir (Z)

55
W
Z
.d 2 .h.q a
dimana qa = 3 kg/mm2
Sehingga :
300kg
Z
3,14.(9,026mm).0,812mm.3kg / mm 2

300kg
Z
69,04023504kg
Z 4,34
Z5
Tekanan kontak pada permukaan ulir (q)
W
q=
.d 2 .h.Z
300kg
q=
3,14(9,026mm).0,812mm.5
300kg
q=
115,0670584mm 2
q = 26,07 kg/mm2

3. 7. 3. Pemeriksaan Baut
A. Baut pengikat tutup kopling dengan flywheel
Syarat :
t a

5,44kg / mm2 6kg / mm2


Berarti baut aman terhadap tegangan tarik .

Syarat :
q qa

56
2,60kg / mm2 3kg / mm2
Berarti baut aman terhadap tekanan kontak pada permukaan ulir .

Syarat :
b a
W
b = , dimana b = Tegangan geser pada baut
.d1 .k .P.Z

308kg
b =
3,14(8,376mm).0,84mm.1,5mm.5

b = 1,81 kg/mm2

Sehingga 1,81 kg/mm2 < 3 kg/mm2


Berarti baut aman terhadap tegangan geser .

3. 8. Bantalan

3. 8. 1. Defenisi Bantalan
Bantalan adalah salah satu elemen mesin yang menumpu poros terbeban
.Sehingga putaran atau gesekan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus dan
aman .Bantalan harus kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya
dapat bekerja dengan baik .

3. 8. 2. Perhitungan Bantalan

A. Bantalan Axial

57
Gbr. 2.6 Bantaalan axial

Dengan diperoleh diameter bantalan (ds) =38mm,karena dalam tabel tidak


tera (ds=38) maka kita ambil ds=40 sehingga dengan perancanaan bantalan
terbukadengan nomor 6008 dengan data-data dalam tabel .
Tabel . 2.11 Perhitungan Beban Ekivalen
Nomor bantalan Ukuran luar (mm)
Kapasitas Kapasitas
Dua
nominal nominal
Jenis Dua sekat
d D B r dinamis statis spesifik
terbuka sekat tanpa
spesifik C (kg) C0 (kg)
kontak
6000 10 26 8 0,5 360 196
6001 6001ZZ 6001VV 12 28 8 0,5 400 229
6002 02ZZ 02VV 15 32 9 0,5 440 263
6003 6003ZZ 6003VV 17 35 10 0,5 470 296
6004 04ZZ 04VV 20 42 12 1 735 465
6005 05ZZ 05VV 25 47 12 1 790 530
6006 6006ZZ 6006VV 30 55 13 1,5 1030 740
6007 07ZZ 07VV 35 62 14 1,5 1250 915
6008 08ZZ 08VV 40 68 15 1,5 1310 1010
6009 6009ZZ 6009VV 45 75 16 1,5 1640 1320
6010 10ZZ 10VV 50 80 16 1,5 1710 1430

58
6200 6200ZZ 6200VV 10 30 9 1 400 236
6201 01ZZ 01VV 12 32 10 1 535 305
6202 02ZZ 02VV 15 35 11 1 600 360
6203 6203ZZ 6203VV 17 40 12 1 750 460
6204 04ZZ 04VV 20 47 14 1,5 1000 635
6205 05ZZ 05VV 25 52 15 1,5 1100 730
6206 6206ZZ 6206VV 30 62 16 1,5 1530 1050
6207 07ZZ 07VV 35 72 17 2 2010 1430
6208 08ZZ 08VV 40 80 18 2 2380 1650
6209 6209ZZ 6209VV 45 85 19 2 2570 1880
6210 10ZZ 10VV 50 90 20 2 2750 2100
6300 6300ZZ 6300VV 10 35 11 1 635 365
6301 01ZZ 01VV 12 37 12 1,5 760 450
6302 02ZZ 02VV 15 42 13 1,5 895 545
6303 6303ZZ 6303VV 17 47 14 1,5 1070 660
6304 04ZZ 04VV 20 52 15 2 1250 785
6305 05ZZ 05VV 25 62 17 2 1610 1080
6306 6306ZZ 6306VV 30 72 19 2 2090 1440
6307 07ZZ 07VV 35 80 20 2,5 2620 1840
6308 08ZZ 08VV 40 90 23 2,5 3200 2300
6309 6309ZZ 6309VV 45 100 25 2,5 4150 3100
6310 10ZZ 10VV 50 110 27 3 4850 3650

Dari tabel diperoleh :


- Diameter dalam (d) = 38 mm
- Diameter luar (D) = 68 mm
- Jari-jari fillet ( r) = 1,5 mm
- Kapasitas nominal dinamis spesifik (C) = 1310 kg
- Kapasitas nominal statis spesifik (C0) = 1010 kg
- Tebal bantalan (B) = 15 mm

59
Tabel. 2.12 faktor-faktor V, X, Y dan X0 , Y0
Be-
Be- Baris tunggal Baris ganda
ban
ban
put- Baris Baris
put-
ar tunggal ganda
ar
pd e
pd
Jenis bantalan cin Fa/VFr>e Fa/VFr e Fa/VFr>e
cin
cin
cin
da
luar
lam
X X
V X Y X Y X Y Y0 Y0
0 0

ban Fa/Co = 0,014 2,30 0,19


tal- = 0,028 1,90 0,22
an = 0,056 1,71 0,26

bo = 0,084 1,55 0,28


0, 0,
la = 0,11 1 1,2 0,56 1,45 1 0 0,56 1,45 0,30 0,5 0,5
6 6
a- = 0,17 1,31 0,34
lur = 0,28 1,15 0,38
dal = 0,42 1,04 0,42
am = 0,56 1,00 0,44
0,8
4

= 20
Ban 0
0,7
0,43 1,00 1,09 0,70 1,63 0,57 0,42
taln 6
= 250 0,41 0,87 0,92 0,67 1,41 0,68 0,38
Bo 0, 0,6
= 300 1 1,2 0,39 0,76 1 0,78 0,63 1,24 0,80 0,33 1
la 5 6
= 350 0,37 0,66 0,66 0,60 1,07 0,95 0,29
su- 0,5
= 400 0,35 0,57 0,55 0,55 0,93 1,14 0,26
dut 8
0,5
2

Maka beban ekivalen :


Pa = X . Fr + YFa
44,1kg
Dimana Fa = 44,1 kg dan Fa/Co = = 0,04
1010kg
Dari tabel diperoleh X = 0,56 dan Y = 1,45 dan Fr = 0 kg
Pa = 0,56 x 0 + 1,45 x 44,1 kg
= 63,945 kg

60
*faktor kecepatan (fn) :

33,3
fn = 3 Dimana : n = 4700 rpm
n

33,3
fn = 3
4700
fn = 0,085

*faktor umur (fh) :


C
fh = fn .
Pa
1310kg
fh = 0,085 . = 1,74
63,945kg

*Umur nominal (lh) :


lh = 500 (fh)3
lh = 500 (1,74)3
lh = 2640,1

B. Bantalan Radial

Gbr. 2.7 Bantalan radial

61
Untuk bantalan radial kita pilih diameter dalam yang lebih kecil dari yang telah
dihitung sebelumnya .Maka ds = 35 mm
Dan bentuk bantalan ini dipakai nomor 6007 dan dipilih dari tabel :
- Diameter dalam (d) = 35 mm
- Diameter luar (D) = 62 mm
- Jari-jari fillet ( r) = 1,5 mm
- Kapasitas nominal dinamis spesifik (C) = 1250 kg
- Kapasitas nominal statis spesifik (C0) = 915 kg
- Tebal bantalan (B) = 14 mm

Beban ekivalen untuk bantalan radial (Pr) :


Pr = X . V . Fr . + Y . Fa
dimana :
X = faktor radial = 0,56
V = faktor rotasi =1
Y = faktor axial =0
Fa = beban axial =0
Fr = faktor beban radial = 44,1 kg
maka :
Pr = 0,56 . 1 . 44,1kg + 0 . 0
= 24,696 kg
Pr = 24,7 kg
*faktor kecepatan (fn) :

33,3
fn = 3 Dimana : n = 4700 rpm
n

33,3
fn = 3
4700
fn = 0,085

*faktor umur (fh) :

62
C
fh = fn .
Pa
1310kg
fh = 0,085 . = 1,74
63,945kg

*Umur nominal (lh) :


lh = 500 (fh)3
lh = 500 (1,74)3
lh = 2640,1

3. 9. Flywheel

3. 9. 1. Defenisi Flywheel
Flywheel adalah sebuah massa berputar yang digunakan sebagai penyimpan
tenaga/energy dalam mesin .Jika kecepatan dari mesin ditambah , tenaga akan
tersimpan dalam roda gila dan jika kecepatan dikurangi tenaga akan dikeluarkan oleh
roda gila .

Gbr. 2.8 flywheel

63
Ukuran-ukuran yang direncanakan :
Do = 252 mm
Di = 240 mm
D2 = 120 mm
D3 = 62 mm

3. 9. 2. Perhitungan Flywheel
Kecepatan sudut flywheel (w) :
2. .n
w= ; n = 4700 rpm
60
2 x3,14 x 4700
w=
60
w = 492 rad/det

Massa flywheel (m) :


4.E.g

m=
r0 w1 w2
2 2 2

dimana :
E.g (nm) = 54308,09 kg.mm x 9,8 m/s
= 54,30889 kg.mm x 9,8 m/s
= 532,23 n.m
W1 = 492 rad/det
W2 = 0 , karena putaran minimumnya = 0
r0 = . D0
r0 = . 252 = 126 mm = 0,126 m

sehingga diperoleh :

64
4 x532,23Nm

m=
(0,126) 2 . 492 2 0

2128,92 Nm
m=
3843m 2 .rad 2 / det 2
m = 0,55 kg

*Tegangan tangensial maksimum dan radial maksimum (Sr max = St max)


u 3
Sr max = St max = .v 2
8
Keterangan :
= berat jenis , kg/m3
v = kecepatan flywheel
= rotasi

Bahan flywheel direncakan terbuat dari baja dengan = 7770 kg/m3 dan dengan
= 0,3

*Kecepata flywheel (v)


v = ro . w
= 0,126 m . 492 rad/det
= 62 rad /det

Sehingga diperoleh :
0,3 3
Sr max = St max = 7770 kg/m3 . (62)2
8
3,3
= 29867880
8
= 12320500,5 N/m2

65
66
67
68

Anda mungkin juga menyukai