DAPID
DAPID
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Tugas rancangan Elemen mesin I merupakan kewajiban yang harus
diselesaikan mahasiswa jurusan teknik mesin Fakultas Teknik Universitas HKBP
Nommensen. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengambil Tugas
rancangan Elemen Mesin I yang terhubung dengan kopling kenderaan.
1. 2. Batasan Masalah
Rancangan ini akan membahas kopling plat gesek AVANZA dengan
speksifikasi daya dan putaran adalah :
Daya = 87 Ps
Putaran = 4700 rpm
1
Perancangan kopling dengan perhitungan perhitungan serta mengadakan
pemeriksaan terhadap hasil perhitungan. Apakah kontruksi yang akan dirancang
dapat dikatakan aman terhadap masalah masalah yang akan timbul nantinya.
2
3
Keterangan Gambar :
1. Poros
2. Plat pembawa
3. Plat penyangga
4. Plat pembantu
5. Plat gesek
6. Plat penekan
7. Pegas matahari
8. Pegas kejut
9. Flywheel
10. Bantalan radial
11. Baut
12. Baut
13. Paku keling
14. Paku keling
15. Bantalan pembebas
16. Sleeve
17. Rumah kopling
18. Baut
19. Baut
4
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KOPLING
Kopling adalah suatu elemen yang dibutuhkan untuk memindahkan daya dan
perputaran dari poros penggerak keporos yang digerakkan. Kopling juga suatu
bagian mutlak diperlukan pada mobil dan kendaraan lainnya dimana penggerak
utamanya diperoleh dari hasil pembakaran dalam silinder mesin, untuk
memungkinkan mesin dapat bergerak dengan lembut diperlukan kopling untuk
memindahkan tenaga mesin dengan perlahan-lahan dan sesudah itu tenaga
sebagian besar pindah maka perpindahan tenaga akan berlangsung tanpa terjadi
slip (lepas).
Secara umum kopling dapat dibagi dua yaitu :
1. Kopling Tetap
2. Kopling Tak Tetap
6
c. Kopling karet bintang
d. Kopling gigi
3. Kopling Universal
a. Kopling universal hook
b. Kopling universal kecepatan tetap.
1. Kopling Kaku
Kopling kaku dipergunakan bila kedua poros dihubungkan dengan sumbu segaris
dan kopling ini dipakai pada mesin dan transmisi umum dipabrik-pabrik.Kopling
ini tidak mengijinkan sedikitpun ketidak lurusan sumbu kedua poros serta tidak
dapat mengurangi tumbukan dan getaran transmisi. Pada waktu pemasangan
sumbu kedua poros harus terlebih dahulu diusahakan segaris dengan tepat sebelum
baud-baud flens dibesarkan.
2. Kopling Luwes
Kopling ini disebut juga kopling fleksibel, kopling ini mengizinkan ketidak
busuran antara dua poros yang berhubungan.
7
3. Kopling Universal
Kopling ini digunakan bila kedua poros yang dihubungkan membentuk sudut yang
cukup besar.
8
Kopling tetap Direncanakan harus diperhatikan hal hal sebagai berikut yaitu:
Kopling tidak tetap adalah suatu elemen mesin yang menghubungkan poros
yang digerakkan dan poros penggerak, dengan putaran yang sama dalam
meneruskan daya. Serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut baik
dalam keadaan keadaan diam maupun berputar.
1. Kopling cakar
Kopling ini meneruskan momen dengan kontrak positif (tidak dengan
perantaraan gesekan) sehingga tidak akan terjadi slip. Ada dua jenis bentuk
koplingcakar,Yaitu kopling cakar persegi dan kopling cakar spiral.
9
c
10
3. Kopling Kerucut
Kopling kerucut adalah suatu kopling gesek dengan konstruksi sederhana dan
mempunyai keuntungan dimana dengan gaya aksial yang kecil dapat
ditransmisikan momen yang besar. Kopling macam ini dahulu banyak
dipakai.Tetapi sekarang tidak lagi karena daya yang diteruskan tidak
seragam.Meskipun demikian, dalam keadaan dimana bentuk plat tidak
dikehendaki dan ada kemungkinan terkena minyak.Kopling kerucut sering
lebih menguntungkan.
11
2.1.3 Mekanisme Kopling
Mekanisme kopling terdiri dari :
1. Plat Gesek (clutch disc)
2. Tutup Kopling (clutch honsing)
3. Plat Penekan (preassure plate)
4. Tuas Pembebas (release fork)
5. Bantalan Aksil (release bearing)
12
2.2 Poros
13
1. Kekuatan Poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban tarik atau tekan, seperti
pada poros baling-baling atau poros tubin. Hal-hal seperti : kelehan,
tumbukan, pengaruh konsentrasi tegangan bila poros dibuat bertangga
atau berikar pasak sehingga perlu direncanakan agar poros itu benar-benar
kuat.
2. Kekakuan Poros
Walaupun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup. Tetapi jika
kelenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan
kerusakan. Karena itu disamping kekutan poros belakangnya juga harus
diperhatikan dan diperhitungkan sesuai dengan jenis mesin yang akan
dilayani poros tersebut.
3. Putaran Kritis
Mesin mengalami kenaikan putaran, maka suatu harga putaran tertentu
dapat terjadi suatu getaran yang sangat besar. Putaran ini disebut putaran
kritis bila hal ini terjadi maka dapat mengakibatkan kerusakan pada poros.
Maka dari pada itu poros harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritis.
4. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih apabila kontak dengan fluida yang
korosif.Demikian juga bagi poros yang sering berhenti bekerja untuk
waktu yang lama memerlukan perlindungan terhadap korosi.
5. Bahan Poros
Poros untuk mesin-mesin biasanya dibuat dari batang baja yang dapat
meneruskan putaran tinggi dan beban berat.Pada umumnya poros terbuat
dari bahan baja karbn maupun baja paduan.Jadi dapat kita ambil bahan
poros kopling dari baja paduan dengan pengerasan fluida yang sangat
tahan terhadap keausan.
14
2.3 Spline
Spline berguna untuk meneruskan momen dan putaran dari elemen penggerak
kebagian yang digerakkan.Pada pemindahan daya spline menjadi pilihan utama
karena dapat menruskan daya yang besar.
Jenis spline berdasarkan jenis gerakannya terhadap poros yaitu :
1. Spline fleauble : dimana bagian yang dihubungkan dengan poros dapat
bergeser scara aksial.
2. Spline tetap : dimana bagian yang dihubungkan berkunci pada poros.
Spline dibedakan berdasarkan bentuk yaitu :
1. Spline Persegi
Jenis ini membuat alur dan gigi berbentuk persegi dan memiliki standar yang
tetap yang dikeluarkan esosiasiteknik, yaitu society American engineering
(SAE). Poros ini umumnya mempunyai jumlah spline : 4,6,10 dan 16 buah
spline.
2. Spline Involut
Jenis ini mempunyai gigi (Spline) yang berbentuk sudut-sudut tertentu seperti
yang terlihat pada gambar.
15
Gambar.2.9 spline
Plat gesek adalah suatu plat yang digunakan sebagai medium gesekan antar plat
penekan dan flywheel dalam meneruskan putaran dan daya pada mekanisme
kopling.
16
Gambar 2.10.plat gesek
2.5 Pegas
Pegas adalah suatu elemen yang dapat meredam getaran dan tumbukan dengan
memanfaatkan sifat elastisnya.
17
g. Pegas spiral.
Pegas Kejut
Pegas kejut berfungsi untuk meredam kejutan dan tumbukan swaktu kopling
bekerja.Dalam hal ini pegas kejut termasuk jenis pegas tekan.
Prinsip kerja pegas ini pada dasarnya berbeda dengan pegas yang biasa
digunakan. Defleksi yang terjadi pada pegas ini diakibatkan oleh gaya yang
diberikan oleh bantalan penekan.
18
Gambar.2.12 pegas difragma
19
Gambar 2.13.jenis-jenis paku keling
2.7 Baut
Baut merupakan salah satu jenis elemen mesin yang berfungsi sebagai pengikat
antar dua buah komponen.
Baut digolongkan menurut bentuk kepalanya yaitu :
- Segi enam
- Suket segi enam
- Bentuk kepala persegi
20
2.8 Bantalan
Bantalan adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai tumpuan untuk poros
berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya berlangsung secara
halus, aman dan tahan lama.
Jenis gerakan bantalan terhadap poros, bantalan dapat digolongkan yaitu :
1. Bantalan gelinding, terdiri dari dua jenis, yaitu :
a. Bantalan pelum
b. Bantalan rod
2. Bantalan lumur
Rancangan ini bantalan yang kita gunakan adalah bantalan pelum jenis radial
dan aksial.
21
BAB III
3. 1. Poros
3. 1. 1. Defenisi Poros
Poros merupakan salah satu komponen mesin , namun yang akan dibahas
disini adalah poros yan berfungsi sebagai penerus putaran dan daya.kopling yang
direncanakan adalah kopling gesek dengan data daya sebagai berikut :
3. 1. 2. Perhitungan Poros
Daya (P) = 87 Ps
Putaran (n) = 4700 rpm
Bila suatu batang poros berputar maka poros mengalami momen puntir,maka :
Pd = fc . P (KW)
Dimana :
Pd = Daya rencana
fc = faktor kritis
P = Daya nominal output mesin
Jika daya dalam daya kuda (Ps) , maka harus dikalikan dengan 0,735 untuk
daya dalam KW ;
Jadi : P = 87 Ps x 0,735
= 64 KW
Daya yang besar mungkin diperlukan pada saat start , dengan demikian sering
kali diperlukan koreksi pada daya rata-rata yang diperlukan dengan menggunakan
faktor koreksi pada perencanaan .
22
Tabel 2.1Faktor-faktor daya yang akan ditransmiskan ,fc
Jika bahan poros yang dpakai adalah batang baja yang difinis dingin JIS G 4501
dengan lambang S50C maka kekuatan tarik b = 62 kg / mm2 . Ini diperoleh dari
tabel dibawah ini :
23
Tabel 3.2. Baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja yang difinis dingin untuk poros
S 30 C Penormalan 48
S 35 C - 52
Baja karbon kontruksi
S 40 C - 55
mesin
S 45 C - 58
(JIS G 4501)
S 50 C - 62
S 55 C - 66
ditarik
dingin,
S 35 CD - 53 digerinda,
Baja karbon yang
S 45 CD - 60 dibubut atau
difinis dingin
S 55 CD - 72 gabungan
antara hal-hal
tersebut
a =
b a =
62kg / mm 2
Sf 1xSf 2 5,8 x2,0
a = 5,344 kg / mm2
dimana :
Sf1 = 5,8 untuk faktor keamanan bahan S-C (baja karbon)
Sf2 = ( 1,2 2,0) utuk faktor kekasaran permukaan dan yang diambil
adalah 2,0 untuk pengaruh konsentrasi tegangan cukup besar.
Literatur .,,,,,,,
24
Tabel 2.3. Diameter poros (satuan mm)
4 10 *22,4 40 100 *224 400
24 (105) 240
11 25 42 110 250 420
260 440
4,5 *11,2 28 45 *112 280 450
12 30 120 300 460
*31,5 48 *315 480
5 *12,5 32 50 125 320 500
130 340 530
35 55
*5,6 14 *35,5 56 140 *355 560
(15) 150 360
6 16 38 60 160 380 600
(17) 170
*6,3 18 63 180 630
19 190
20 200
22 65 220
7 70
*7,1 71
75
8 80
85
9 90
95
Keterangan :
1. Tanda * menyatakan bahwa bilangan yang bersangkutan dipilih dari bilangan standard.
2. Bilangan di dalam kurung hanya untuk bagian di mana akan dipasang bantalan gelinding.
Diameter poros [ ds ]
ds = 5,1
. kt . cb . T 1/3
a
25
dimana : kt = (1,5 3,0 ) Jika terjadi sedikit kejutan dan timbukan dan
kt yang dipilih adalah 2,0
cb = faktor pembebanan lenturan ( 1,2 2,3 ) diambil adalah 1,2
maka :
ds = 5,1
. 2,0. 2,0 . 16000 kgmm 1/3
5,344kg / mm 2
ds = 61077,8 1/3
ds = 38,2 mm
Berdasarkan tabel diatas maka dameter poros adalah 38 mm .
Untuk menghilangkan tegangan geser ( ) yang terjadi digunakan rumus :
=
5,1xT
ds 3
=
5,1x16000kgmm
(38) 3 mm3
= 1,5 kg/mm2
maka :
26
Gxds4 x
l =
584 xT
8,3x10 3 kg / mm 2 (38) 4 x0,3
= 584.x16000kgmm
l = 536 mm
ds 2 L
Nc = 52700
l1 .l 2 W
dimana :
ds = diameter poros = 38 mm
L = Jarak antara bantalan =536 mm
l1 dan l2 = Jarak dari bantalan ketitik pembebanan = 268 mm
sehingga:
(38) 2 536
Nc = 52700
268.268 4,7
Nc = 7339,9 rpm
27
a . Terhadap Tegangan geser
4700
< (0,6 0,7)
7339,9
0,64 < (0,6 0,7)
3 . 2. Spline
3. 2. 1. Defenisi spline
28
Spine dapat didefenisikan sebagai komponen elemen mesin yag berfungsi
sebagai penghubung daya dan putaran .
Keterangan :
D = diameter luar spline (mm)
d = diameter dalam spline (mm)
h = tinggi spline (mm)
w = lebar spline (mm)
L = panjang spline (mm)
3. 2. 2. Perhitungan spline
Dalam perencanaan ini jumlah spline yang direncanakan n = 20 . Dengan
mengetahui jumlah spline yang direncanakan kita dapat mengetahui ukuran-ukuran
spline pada tabel berikut .
29
Tabel 2.4 Perhitungan spline (standar SAE)
A: B: C:
Permanent To slide To slide
Fit without load under load
W,
No. of for all
H D h d h d
splines fits
0.79D 0.099D
Twenty 0.050D 0.080D 0.080D 0.79D 0.86D
0.79D 0.099D
0.048D 0.080D 0.080D 0.79D 0.85D
one
30
38
D= mm
0,816
D = 43 mm (diameter spline)
Dengan diperoleh D = 43 mm , maka :
w = 0,050 . D mm
= 0,050 . 43 mm
= 2 mm (lebar spline)
h = 0,099 . D mm
= 0,099 . 43 mm
= 4,14 mm (tinggi spline)
D3
Panjang spline (L) =
ds 2
43 3
=
38 2
= 24 mm
31
T
e =
Rm.F .n.
maka :
16000kgmm
5,344 kg/mm2
41mm.180,8mm 2 .20.0,75
3. 3. Plat Gesek
3. 3. 1. Defenisi plat gesek
Plat gesek adalah suatu plat yang digunakan sebagai medium gesekan
antaraplast penekan dengan flywheel dalam meneruskan daya dan putaran pada
mekanisme kopling .
32
Gbr. 2.2 Plat Gesek
Keterangan gambar :
Untuk plat gesek yang direncakan ini saya memilih bahan dari besi cor dan asbes
(ditenun) , diambil harga = 0,4 dan Pa = 0,07 kg/mm2
33
Tabel 3.5. Harga dan Pa
Bahan Permukaan Kontak Pa (kg/mm2)
Kering Dilumasi
Besi cor dan besi cor 0,10 0,20 0,08 0,12 0,09 0,17
Besi cor dan perunggu 0,10 0,20 0,10 0,20 0,05 0,08
Besi cor dan asbes (ditenun) 0,35 0,65 0,07 0.07
Besi cor dan serat 0,05 0,10 0,05 0,10 0,05 0,03
Besi cor dan kayu 0,10 0,35 0,02 0.03
Diameter rasio :
Di / Do = 0,6 0,8
Diambil :
Di = 0,6 Do
Maka :
Moment gerak yang diizinkan
2 . .Pa 3
Mg =
24
D0 Di3 Zp
dimana :
Zp = Jumlah plat gesek
= koefisien gesek
Pa = tekanan bidang (kg/mm2)
Maka :
Mg =
2 x3,14 x0,4 x0,07 3
24
D0 (0,6.D0 ) 3 x 2
= 5,8 x 10-3 D 03
34
Agar terjadi putaran maka Mg T
Jadi :
5,8 x 10-3 D 03 16000 kgmm
16000 kgmm
D 03
5,8 x10 3
D0 3 3 2854827,5
D0 228,8 mm
D0 = 229 mm
dan Di = 0,6 . D0
= 0,6 . 229
= 149,8 mm
Diambil Di = 150 mm
35
Luas bidang gesek (Ag) :
Ag =
4
D 2
0 Di2
=
3,14
4
229 2 150 2
= 12891,8 mm2 (untuk 1 plat)
Jadi :
2 . .Pa 3
Mg =
24
D0 Di3 Zp
=
2 x3,14 x0,4 x0,07
24
229 3 150 3 x1
= 74538,64kgmm
= 74,5 kgm
Mg.n.tR
Ar = ,dimana : Mg = Momen puntir
1910
745,3 x 4700 x 2
= n = 4700 rpm
1910
=351229,2 kgmm tR = periode slip = 2 sekond
36
= 2,6 hp
.Pa
F =
4
D 2
0 Di2
=
3,14 x0,07
4
229 2 150 2
= 9024,27 kg
Jika dipilh kopling plat tunggal kering dengan pelayanan elektro magnit dengan
nomor 40. Maka diperoleh dari tabel volume plat = 91,0 cm3 .
Tabel 3.6 Batas keausan rem dan kopling elektromagnit plat tunggal kering
91000mm3
= a = tebal plat
12891,8mm 2
a = 7,05 mm
37
3. 3. 3. Pemeriksaan terhadap moment
1. Moment percepatan massa (Mpm)
2.Ek
Mpm =
W .t g
Dimana :
Ek = kerja penghubungan untuk satu kali hubungan
= 1000 kg.m ( untuk permulaan)
tg = untuk mendapatkan moment torsi saat penyambungan
1 3 detik , diambil tg = 2 detik .
Maka :
2 x1000
Mpm =
4,7 x 2
= 213 kgm
Dimana :
NR = 0,0044 hp
= koefisien perpindahan panas yang besarnya dibuat dari kecepa
tan keliling rata-rata (Vm) dari table berikut .
38
Vm (m/det) (Kkal/moC)
0 4,5
5 24
10 40
- -
- -
45 114
50 126
55 138
60 150
65 162
Untuk harga Vm = W . Tm
= 4,7. 62,7
Vm = 294,6 mm/det = 29,4 m/det
Dari tabel didapat untuk Vm =29,4 m/det
dan = 100,1 Kkal / oC .
Maka temperatur perpindahan panas ( t) :
632 x0,0044
t =
12891,8 x100,1
= 2
Tk = 8,97oC + 2oC
Tk = 10,97oC
Tk = 11oC
39
Temperatur permukaan plat gesek biasanya naik sampai 200 oC dalam sesaat , untuk
seluruh kopling tidak lebih tinggi dari 80oC dijaga maka ukuran plat gesek yang
direncanakan dapat digunakan dengan aman.
3. 4. Paku keling
3. 4. 1. Defenisi Paku keling
Paku keling dapat didefenisikan sebagai pengikat sambungan tetap . Dalam
perancangan kopling ini paku keeling digunakan sebagai pengikat plat pembawa
,rumah kopling dengan pegas matahari .
Gbr. 2.3 Bentuk keling menurut DIN (pilihan dan keling khusus)
40
Gambar sketsa :
4P
d
n. . g
4 x1273,46kg
d g = 0,8 . t
16 x3,14 x592kg / cm 2
st 37 3700
d 0,47 cm t= = =740 kg/cm2
5
d = 0,5 cm = 5 mm g = 0,8 x 740 kg/cm2 = 592 kg/cm2
41
b. Diameter kepala paku keling (D)
D = 1,4 . d
D = 1,4 x 5
D = 7 mm
c. Jarak paku keling (t)
t = 2,6 . d
t = 2,6 x 5
t = 13 mm
d. Tebal Plat (S)
P
S
n.d '. S
S = (1,5 2,0) t
Dipilih :
e : 1,5d = S = 1,5 t
= 1,5 x 740 kg/cm2
= 1110 kg/cm2
1273,46kg
S
2 x0,6cmx1110kg / cm 2
S 0,15 cm
S = 0,15 cm
S = 15 mm
42
e = 1,5. D
e = 1,5 x 5
e = 7,5 mm
3. 5. Pegas kejut
3. 5. 1. Defenisi Pegas kejut
Pegas kejut disebut juga dengan pegas tekan /kompressi yang berfungsi untuk
meredam kejutan sewaktu-waktu kopling mengalami beban lebih .
43
Jumlah pegas yang direncanakan adalah 4 buah .
Gaya yang terjadi atau bekerja pada pegas kejut adalah :
Mtd
P=
n.rb
Dimana :
maka :
16000kgmm
P=
4 x 40mm
P = 100 kg
8 P.D.K
g=
.d 3
Dimana :
K = Konstanta pegas
D = Diameter gulungan
44
d = diameter kawat pegas (direncanakan 4 mm)
4c 1 0,615
K= + , dimana c = Indeks pegas
4c 4 c
4.4 1 0,615
K=
4 .4 4 4
K = 1,4
c=D/d
maka :
D1 = c . d , dimana : D1 = Diameter lilitan rata-rata (atau di
D1 = 4 . 4 diukur pada sumbu kawat
D1 = 16 mm d = diameter kawat = 4 mm
45
l1= (6 + 1,5).4
l1 = 30 mm
sehingga :
8 x(100kg) x(16mm) x1,4
g=
3,14(4) 3 mm 3
g = 92,20 kg/mm2
8.D.P
g =
d3
8 x(16mm) x(100kg)
g =
4 3 mm3
g = 205,78 kg/mm2
46
l0 = 56,2 Sa= (0,1 0,3) dan diplih 0,2
Sa=0,2.d.n=0,2.4 .6 = 4,8 mm
*Defleksi ( )
= l0 - l1
= 56,2 - 50
= 6,2 mm
3. 6. Pegas Matahari
3. 6. 1. Defenisi Pegas Matahari
Pegas Matahari adalah pegas yang berfungsi menarik mundur pegas difragma ,
sehingga pegas difragma menarik mundur plat penekan .
47
Gbr. 3.4 Pegas Matahari
4.E ST 4 f hT f hT f
1
(1 V ) .Da ST ST ST ST 2ST
F= 2
x 2
x
48
Gbr. 2.5 Pegas matahari
4E
= 9,23 x 105 N/mm2
(1 V )
2
Da/D1 = 229 / 150= 1,66 maka , , dapat diperoleh dari tabel berikut .
Da/D1 Da/D1 Da/D1
1,2 0,29 1,02 1,05 2,3 0,74 1,29 1,49 3,4 1,29 1,49
1,3 0,39 1,04 1,09 2,4 0,75 1,31 1,53 3,6 0,80 1,31 1,53
1,4 0,46 1,07 1,14 2,5 0,76 1,33 1,56 3,8 1,33 1,56
1,5 0,53 1,10 1,18 2,6 0,77 1,35 1,60 4,0 1,35 1,60
1,6 0,57 1,12 1,22 2,7 1,37 1,63 4,2 0,80 1,37 1,63
1,7 0,61 1,15 1,26 2,8 0,78 1,39 1,67 4,4 1,39 1,67
1,8 0,65 1,17 1,30 2,9 1,41 1,70 4,6 0,80 1,41 1,70
1,9 0,67 1,20 1,34 3,0 1,43 1,74 4,8 1,43 1,74
2,0 0,69 1,22 1,38 3,1 0,79 1,45 1,77 5,0 0,79 1,45 1,77
2,1 0,71 1,24 1,42 3,2 1,46 1,81
2,2 0,73 1,26 1,45
49
Sehingga
4.E ST 2 f hT f
=
(1 V ) .Da ST ST 2ST
2
x 2
x
50
3. 6. 4. Defleksi pegas matahari ( )
4.F .L3
= ,dimana : F = 219,55 N
E.b.h 3
4.(219,55N ).883 mm
= L = 2L1= 2.44 = 88 mm
2,1x10 5 N / mm2 .8mm.4 3 mm3
b=8m
= 5,56 mm h = tebal = 4 mm
E = 2,1x105 N/mm2
3. 7. Baut
3. 7. 1. Defenisi Baut
Baut didefenisikan sebagai alat pengikat .Baut didalam kopling digunakan untuk
mengikat flywheel terhadap poros penggerak dan pengikat tutup kopling .
3. 7. 2. Perhitungan Baut
Tabel 3.9 ukuran standar ulir UNC (JIS B 0206)
Ulir dalam
ULIR Diameter Diameter Diameter
Jarak Tinggi
luar D efektif D2 dalam D1
bagi kaitan
Ulir luar
p H1
1 2 3 Diameter Diameter Diameter
luar d efektif d2 inti d1
M6 1 0,541 6,000 5,350 4,917
M7 1 0,541 7,000 6,350 5,917
M8 1,25 0,677 8,000 7,188 6,647
M9 1,25 0,677 9,000 8,188 7,647
M 10 1,5 0,812 10,000 9,026 8,376
M 11 1,5 0,812 11,000 10,026 9,376
51
M 12 1,75 0,947 12,000 10,863 10,106
M 14 2 1,083 14,000 12,701 11,835
M 16 2 1,083 16,000 14,701 13,835
M 18 2,5 1,353 18,000 16,376 15,294
M 20 2,5 1,353 20,000 18,376 17,294
M 22 2,5 1,353 22,000 20,376 19,294
M 24 3 1,624 24,000 22,051 20,752
M 27 3 1,624 27,000 25,051 23,752
M 30 3,5 1,894 30,000 27,727 26,211
M 33 3,5 1,894 33,000 30,727 29,211
M 36 4 2,165 36,000 34,402 31,670
M 39 4 2,165 39,000 36,402 34,670
M 42 4,5 2,436 42,000 39,077 37,129
M 45 ` 4,5 2,436 45,000 42,077 40,129
M 48 5 2,706 48,000 44,752 42,587
M 52 5 2,706 52,000 48,752 46,587
M 56 5,5 2,977 56,000 52,428 50,046
M 60 5,5 2,977 60,000 56,428 54,046
M 64 6 3,248 64,000 60,103 57,505
M 68 6 3,248 68,000 64,103 61,505
52
- Jarak bagi (P) = 1 mm
- Tinggi kaitan (H) = 0,541 mm
2W
d=
a
Untuk baja liat yang memepunyai kadar karbon (0,2 0,3) % , a = 6 kg/mm2 bila
difinis tinggi .
2W
6 mm =
6kg / mm2
2
2
2W
(6mm) = 2
6kg / mm
2W
36mm2 =
6kg / mm 2
216kg
W =
2
W = 108 kg
t = 5,69 kg/mm2
Jumlah ulir (Z)
W
Z
.d 2 .h.q a
53
qa = tekanan kontak ijin pada permukaan ulir . Yang diplih adalah baja liat
dengan qa = 3 kg/mm2 dari tabel dibawah .
Tabel 3.10. Tekanan permukaan yang diijinkan pada ulir
Tekanan Permukaan yang diijinkan
Bahan
q (Kg/mm2)
Sehingga :
108kg
Z
3,14.(5350mm).0,541mm.3kg / mm 2
108kg
Z
27,264777kg
Z 3,96
Z 4
54
- Tipe baut = M10
- Jumlah baut = 4
- Jarak sumbu baut ke sumnu poros , r = 45 mm
Untuk tipe baut M10 diperoleh data dari table sebagai berikut :
- diameter luar (d) = 10,000 mm
- diameter inti (d1) = 8,376 mm
- diameter efektif (d2) = 9,026 mm
- Jarak bagi (P) = 1,5 mm
- Tinggi kaitan (H) = 0,812 mm
2W
d=
a
Untuk baja liat yang memepunyai kadar karbon (0,2 0,3) % , a = 6 kg/mm2 bila
difinis tinggi .
Sehingga :
a .d 2
W=
2
6kg / mm 2 .10 2.mm 2
W=
2
W = 300 kg
Tegangan yang terjadi :
W
t =
A
300kg
t =
/ 4(d1 2 )
300kg
t =
3,14 / 4.(8,376)mm2
t = 5,44 kg/mm2
Jumlah ulir (Z)
55
W
Z
.d 2 .h.q a
dimana qa = 3 kg/mm2
Sehingga :
300kg
Z
3,14.(9,026mm).0,812mm.3kg / mm 2
300kg
Z
69,04023504kg
Z 4,34
Z5
Tekanan kontak pada permukaan ulir (q)
W
q=
.d 2 .h.Z
300kg
q=
3,14(9,026mm).0,812mm.5
300kg
q=
115,0670584mm 2
q = 26,07 kg/mm2
3. 7. 3. Pemeriksaan Baut
A. Baut pengikat tutup kopling dengan flywheel
Syarat :
t a
Syarat :
q qa
56
2,60kg / mm2 3kg / mm2
Berarti baut aman terhadap tekanan kontak pada permukaan ulir .
Syarat :
b a
W
b = , dimana b = Tegangan geser pada baut
.d1 .k .P.Z
308kg
b =
3,14(8,376mm).0,84mm.1,5mm.5
b = 1,81 kg/mm2
3. 8. Bantalan
3. 8. 1. Defenisi Bantalan
Bantalan adalah salah satu elemen mesin yang menumpu poros terbeban
.Sehingga putaran atau gesekan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus dan
aman .Bantalan harus kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya
dapat bekerja dengan baik .
3. 8. 2. Perhitungan Bantalan
A. Bantalan Axial
57
Gbr. 2.6 Bantaalan axial
58
6200 6200ZZ 6200VV 10 30 9 1 400 236
6201 01ZZ 01VV 12 32 10 1 535 305
6202 02ZZ 02VV 15 35 11 1 600 360
6203 6203ZZ 6203VV 17 40 12 1 750 460
6204 04ZZ 04VV 20 47 14 1,5 1000 635
6205 05ZZ 05VV 25 52 15 1,5 1100 730
6206 6206ZZ 6206VV 30 62 16 1,5 1530 1050
6207 07ZZ 07VV 35 72 17 2 2010 1430
6208 08ZZ 08VV 40 80 18 2 2380 1650
6209 6209ZZ 6209VV 45 85 19 2 2570 1880
6210 10ZZ 10VV 50 90 20 2 2750 2100
6300 6300ZZ 6300VV 10 35 11 1 635 365
6301 01ZZ 01VV 12 37 12 1,5 760 450
6302 02ZZ 02VV 15 42 13 1,5 895 545
6303 6303ZZ 6303VV 17 47 14 1,5 1070 660
6304 04ZZ 04VV 20 52 15 2 1250 785
6305 05ZZ 05VV 25 62 17 2 1610 1080
6306 6306ZZ 6306VV 30 72 19 2 2090 1440
6307 07ZZ 07VV 35 80 20 2,5 2620 1840
6308 08ZZ 08VV 40 90 23 2,5 3200 2300
6309 6309ZZ 6309VV 45 100 25 2,5 4150 3100
6310 10ZZ 10VV 50 110 27 3 4850 3650
59
Tabel. 2.12 faktor-faktor V, X, Y dan X0 , Y0
Be-
Be- Baris tunggal Baris ganda
ban
ban
put- Baris Baris
put-
ar tunggal ganda
ar
pd e
pd
Jenis bantalan cin Fa/VFr>e Fa/VFr e Fa/VFr>e
cin
cin
cin
da
luar
lam
X X
V X Y X Y X Y Y0 Y0
0 0
= 20
Ban 0
0,7
0,43 1,00 1,09 0,70 1,63 0,57 0,42
taln 6
= 250 0,41 0,87 0,92 0,67 1,41 0,68 0,38
Bo 0, 0,6
= 300 1 1,2 0,39 0,76 1 0,78 0,63 1,24 0,80 0,33 1
la 5 6
= 350 0,37 0,66 0,66 0,60 1,07 0,95 0,29
su- 0,5
= 400 0,35 0,57 0,55 0,55 0,93 1,14 0,26
dut 8
0,5
2
60
*faktor kecepatan (fn) :
33,3
fn = 3 Dimana : n = 4700 rpm
n
33,3
fn = 3
4700
fn = 0,085
B. Bantalan Radial
61
Untuk bantalan radial kita pilih diameter dalam yang lebih kecil dari yang telah
dihitung sebelumnya .Maka ds = 35 mm
Dan bentuk bantalan ini dipakai nomor 6007 dan dipilih dari tabel :
- Diameter dalam (d) = 35 mm
- Diameter luar (D) = 62 mm
- Jari-jari fillet ( r) = 1,5 mm
- Kapasitas nominal dinamis spesifik (C) = 1250 kg
- Kapasitas nominal statis spesifik (C0) = 915 kg
- Tebal bantalan (B) = 14 mm
33,3
fn = 3 Dimana : n = 4700 rpm
n
33,3
fn = 3
4700
fn = 0,085
62
C
fh = fn .
Pa
1310kg
fh = 0,085 . = 1,74
63,945kg
3. 9. Flywheel
3. 9. 1. Defenisi Flywheel
Flywheel adalah sebuah massa berputar yang digunakan sebagai penyimpan
tenaga/energy dalam mesin .Jika kecepatan dari mesin ditambah , tenaga akan
tersimpan dalam roda gila dan jika kecepatan dikurangi tenaga akan dikeluarkan oleh
roda gila .
63
Ukuran-ukuran yang direncanakan :
Do = 252 mm
Di = 240 mm
D2 = 120 mm
D3 = 62 mm
3. 9. 2. Perhitungan Flywheel
Kecepatan sudut flywheel (w) :
2. .n
w= ; n = 4700 rpm
60
2 x3,14 x 4700
w=
60
w = 492 rad/det
dimana :
E.g (nm) = 54308,09 kg.mm x 9,8 m/s
= 54,30889 kg.mm x 9,8 m/s
= 532,23 n.m
W1 = 492 rad/det
W2 = 0 , karena putaran minimumnya = 0
r0 = . D0
r0 = . 252 = 126 mm = 0,126 m
sehingga diperoleh :
64
4 x532,23Nm
m=
(0,126) 2 . 492 2 0
2128,92 Nm
m=
3843m 2 .rad 2 / det 2
m = 0,55 kg
Bahan flywheel direncakan terbuat dari baja dengan = 7770 kg/m3 dan dengan
= 0,3
Sehingga diperoleh :
0,3 3
Sr max = St max = 7770 kg/m3 . (62)2
8
3,3
= 29867880
8
= 12320500,5 N/m2
65
66
67
68