1
PROSEDUR ASESMEN NYERI PADA PASIEN TIDAK SADAR
2
PROSEDUR ASESMEN NYERI
TUJUAN Mengetahui derajat nyeri yang diderita oleh pasien sehingga dapat diberikan
obat penghilang nyeri yang sesuai
KEBIJAKAN
3
PROSEDUR ASESMEN NYERI
4
PROSEDUR ASESMEN NYERI
5
PROSEDUR EDUKASI MANAJEMEN NYERI
KEBIJAKAN
6
PROSEDUR EDUKASI MANAJEMEN NYERI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
- - 2/2
7
PROSEDUR MANAJEMEN NYERI
8
PROSEDUR MANAJEMEN NYERI
9
PROSEDUR ASESMEN NYERI PADA PASIEN NEONATUS DAN
INFANT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
- - 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Anestesi dan
STANDAR Terapi Intensif Indonesia
PROSEDUR
OPERASIONAL 22 Oktober 2013
dr. Andi Wahyuningsih Attas, SpAn, KIC, MARS
PENGERTIAN Memeriksa derajat nyeri yang diderita oleh pasien pasien bayi di ruang
rawat intensif / kamar operasi / ruang rawat inap.
TUJUAN Mengetahui derajat nyeri yang diderita oleh pasien sehingga dapat
diberikan obat penghilang nyeri yang sesuai
KEBIJAKAN
10
PROSEDUR ASESMEN NYERI PADA PASIEN NEONATUS
DAN INFANT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
- - 2/2
PROSEDUR Ekstensi (nilai 1)
5. Ekstremitas bawah
Diikat (nilai 0)
Relaksasi (nilai 0)
Fleksi (nilai 1)
Ekstensi (nilai 1)
6. Tingkat kesadaran
Tidur (nilai 0)
Sadar (nilai 0)
Rewel (nilai 1)
NIPS didapatkan dengan menjumlahkan keenam parameter diatas,
interpretasi:
Skor 0 : Tidak nyeri
Skor < 2 : Tidak nyaman
Skor 2-4 : Nyeri ringan sedang
Skor 4-7 : Nyeri sedang berat
11
PROSEDUR TATA LAKSANA NYERI AKUT
12
PROSEDUR TATA LAKSANA NYERI AKUT
13
PROSEDUR TATA LAKSANA NYERI KRONIK
14
PROSEDUR TATA LAKSANA NYERI KRONIK
15
PROSEDUR TATA LAKSANA NYERI KRONIK
16
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
17
STANDAR PROSEDUR NASIONAL
18
PROSEDUR PELAPORAN HASIL ASESMEN NYERI DI
RUANGAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
- - 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Anestesi dan
STANDAR Terapi Intensif Indonesia
PROSEDUR
OPERASIONAL 22 Oktober 2013
dr. Andi Wahyuningsih Attas, SpAn, KIC, MARS
PENGERTIAN Suatu mekanisme pelaporan yang dilakukan oleh perawat atau dokter
jaga ruangan kepada dokter pananggung jawab pasien untuk menangani
nyeri
TUJUAN Melakukan tatalaksana nyeri di ruangan sehingga pasien dapat dengan
segera ditanggulangi rasa nyeri yang dialami
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Pelaporan pasien dilakukan oleh perawat atau dokter jaga ruangan
pada pasien yang mengeluh nyeri. Semua pasien nyeri merupakan
tanggung jawab dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP),
kecuali pasien 24 jam post operasi.
2. Bila perawat atau dokter jaga menemukan pasien yang mengeluh
nyeri, lakukan penilaian derajat nyeri dengan menggunakan
numeric rating scale atau wong baker face, setelah itu laporkan
pada DPJP kemudian DPJP memberikan terapi berdasarkan
derajat nyeri sesuai panduan terapi penanganan nyeri RSHS
3. Pada pasien-pasien 24 jam post operasi, penananganan nyeri
diberikan oleh dokter spesialis anestesi yang bersangkutan. Bila
pasien mengeluh nyeri, laporkan pada dokter anestesi yang
bersangkutan atau pada residen jaga anestesi. Dokter Spesialis
19
PROSEDUR PELAPORAN HASIL ASESMEN NYERI DI
RUANGAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
- - 2/2
Anestesi yang bersangkutan atau residen jaga anestesi
memberikan terapi berdasarkan derajat nyeri sesuai panduan
terapi penanganan nyeri RSHS.
UNIT TERKAIT Ruang Pemulihan
Instalasi Rawat Inap
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Rawat Jalan
DOKUMEN Rekam Medis Pasien
TERKAIT
20
PROSEDUR ASESMEN NYERI PADA PASIEN TERSEDASI DI
RUANG RAWAT INTENSIF DAN HIGH CARE UNIT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
- - 1/7
TanggalTerbit Ditetapkan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Anestesi dan
STANDAR Terapi Intensif Indonesia
PROSEDUR
OPERASIONAL 22 Oktober 2013
dr. Andi Wahyuningsih Attas, SpAn, KIC, MARS
PENGERTIAN Memeriksa derajat nyeri yang diderita oleh pasien pasien bayi, anak, dan
dewasa di ruang rawat intensif / high care unit /kamaroperasi / ruang
rawat inap yang tidak dapat dinilai menggunakan Numeric Rating Scale
atau Wong-Baker FACES Pain Scale.
TUJUAN Mengetahui derajat nyeri yang diderita oleh pasien sehingga dapat
diberikan obat penghilang nyeri yang sesuai
KEBIJAKAN
21
PROSEDUR ASESMEN NYERI PADA PASIEN TERSEDASI DI
RUANG RAWAT INTENSIF DAN HIGH CARE UNIT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
- - 2/7
PROSEDUR 3. Mengantuk:
Pasien menutup mata mereka lebih sering atau
membuat upaya untuk membuka mata dan kurang
respon sifter hadap lingkungan.
4. Waspada dan terjaga:
Pasien responsif dan interaktif dengan lingkungan,
tapi tanpa respon berlebihan terhadap lingkungan.
Pasien mata tetap terbuka sebagian besar waktu atau
membuka mudah dalam menanggapi rangsangan
lingkungan.
5. Hyper-alert:
Pasien sangat waspada, mungkin dengan mata
terbelalak, mengikuti dengan cepat untuk perubahan
halus dalam rangsangan lingkungan dan memiliki
respon yang berlebihan terhadap rangsangan
lingkungan
B. Ketenangan / Agitasi
Nilai tingkat kecemasan dan emosional pasien.
1. Tenang:
Pasien tampak tenang. Tidak tampak ketakutan atau
ada tekanan emosional.
2. Sedikit cemas:
Pasien tidak sepenuhnya tenang. Pasien
menunjukkan sedikit ketakutan dan tekanan
emosional.
3. Cemas:
Pasien tampak agak gelisah dan emosional tertekan,
tetapi tetap dapat dikendalikan
22
PROSEDUR ASESMEN NYERI PADA PASIEN TERSEDASI DI
RUANG RAWAT INTENSIF DAN HIGH CARE UNIT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
- - 3/7
23
PROSEDUR ASESMEN NYERI PADA PASIEN TERSEDASI DI
RUANG RAWAT INTENSIF DAN HIGH CARE UNIT
24
PROSEDUR ASESMEN NYERI PADA PASIEN TERSEDASI DI
RUANG RAWAT INTENSIF DAN HIGH CARE UNIT
25
PROSEDUR ASESMEN NYERI PADA PASIEN TERSEDASI DI
RUANG RAWAT INTENSIF DAN HIGH CARE UNIT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
- - 6/7
26
PROSEDUR ASESMEN NYERI PADA PASIEN TERSEDASI DI
RUANG RAWAT INTENSIF DAN HIGH CARE UNIT
27