LAKIP Badan 2012
LAKIP Badan 2012
KATA PENGANTAR
LAMPIRAN LAMPIRAN :
RINGKASAN EKSEKUTIF
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
17. Peraturan Bupati Bima Nomor 5 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bima.
C. Organisasi
1. Struktur Organisasi
Dalam menyelenggarakan kewenangan sebagaimana diuraikan di atas, Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Bima didukung oleh para pejabat dan staf yang tersebar pada
jajaran/komponen Sekretaris, Kabid, Kasubbag, Kasubbid. Jajaran komponen beserta unit
satuan kerja tersebut dapat diuraikan di bawah ini :
a. Kepala.
Badan Lingkungan Hidup dipimpin oleh Kepala badan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dengan tugas melaksanakan
koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi.
Tugas Kepala BLH tersebut dibantu oleh seorang sekretaris, dan para Kepala Bidang,
serta Kasubbag/Kasubid, dengan uraian sebagai berikut :
b. Sekretaris Badan
Merupakan unsur Pelaksana dan mempunyai tugas melaksanakan urusan tata
usaha, kearsipan dan kelengkapan rumah tangga Badan, menyiapkan bahan pengelolaan
administrasi kepegawaian, menyiapkan bahan pengelolaan administrasi keuangan,
menyiapkan bahan penyusunan rencana program, evaluasi, dan pelaporan serta
pembinaan organisasi dan ketata laksanaan, melaksanakan analisis dan pengembangan
tugas dan fungsi kesekretariatan, melaksanakan tugas lain sesuai bidang tugas yang di
berikan oleh atasan. Sekretaris Badan berada di bawah Kepala Badan dan bertanggung
jawab kepada kepala Badan dan dibantu oleh Kepala Subbag Bagian Umum dan
2. Tugas Pokok
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pembentukan, Susunan,
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bima, maka
serta dibantu oleh beberapa staf dalam rangka pelaksanaan tugas pada bidang ini. Kabupaten
Bima memiliki tugas pokok membantu sebagian tugas Bupati, dalam melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup,yaitu menyediankan dan
memberikan pelayanan informasi mengenai pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan
hidup yang akomodatif kepada masyarakat; meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan
lingkungan hidup dengan melakukan konservasi, rehabilitasi dan penghematan penggunaan
sumberdaya alam dan lingkungan hidup; menerapkan indikator-indikator pelestarian dan
kemampuan keterbaharuan dalam pengelolaan SDA dan lingkungan hidup; mendayagunakan
dan mengoptimalkan semua kelembagaan bidang lingkungan hidup dan perangkat hukum serta
kearifan budaya masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup;
melakukan pembinaan dan pemberdayaan kepada masyarakat dan stakeholders terkait dalam
pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup; memberikan
kesempatan dan dukungan kepada aparat dalam meningkatkan kapasitas SDM baik melalui
pendidikan formal maupun informal. Dalam hal ini, tugas pokok tersebut diterjemahkan sebagai
urusan Pemerintahan Kabupaten Bima.
Selanjutnya berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten Bima Nomor 5 Tahun 2011
tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Lembaga Tekhnis Daerah Kabupaten Bima,
serta dibantu oleh beberapa staf dalam rangka pelaksanaan tugas pada bidang ini.
BLH berkedudukan sebagai unsur pelaksana Pemerintah di bidang lingkungan hidup
yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan, serta berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah, dengan tugas membantu Bupati dalam
3. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas Badan Lingkungan Hidup
menyelenggarakan beberapa fungsi yaitu:
a. Perumusan kebijakan teknis bidang lingkungan hidup;
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintahan daerah bidang lingkungan Hidup;
c. Pembinaan dan pelaksanaan bidang lingkungan hidup;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
4. Kewenangan
Dalam rangka pelaksanaan fungsi-fungsi sebagaimana tersebut diatas, BLH memiliki
kewenangan-kewenangan meliputi:
a. Perumusan kebijakan operasional pencegahan dan penanggulangan pencemaran,
perusakan lingkungan dan pemulihan kualitas lingkungan;
b. Pengkoordinasi pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan pencemaran, kerusakan
lingkungan dan pemulihan kualitas lingkungan;
c. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah Bidang Lingkungan Hidup;
d. Pengembangan program kelembagaan dan peningkatan kualitas serta kapasitas
pengendalian dampak lingkungan;
e. Pelaksanan pembinaan teknis pencegahan dan penanggulangan pencemaran, kerusakan
lingkungan dan pemulihan kualitas lingkungan;
f. Pembinaan dan pengendalian teknis Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL);
g. Pengawasan pelaksanaan pengendalian dampak dan kerusakan lingkungan;
h. Pelaksanaan tugas Kesekretariatan dan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah di
Bidang Lingkungan Hidup.
D. Sistematika
Untuk menggambarkan akuntabilitas kinerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bima
disusun LAKIP Tahun 2012 dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi pengantar Panduan Penyusunan LAKIP Tahun 2012 berupa
Pengantar; Maksud dan Tujuan; Data Organisasi berdasarkan Perda No.7 tahun 2010
meliputi: uraian tugas pokok, fungsi dan wewenang Badan /Dinas/Kantor; serta
Sistematika Penyusunan LAKIP.
Tahun 2012 sebagai gambaran dan acuan dalam Penyusunan LAKIP Tahun 2012,
yang memuat program, kegiatan, dan target capaian dalam upaya pencapaian Sasaran
Stratejik Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bima.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisi ringkasan dari tinjauan pelaksanaan kegiatan dan kinerja Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Bima tahun 2012 yang dirangkum ke dalam kesimpulan
terhadap Akuntabilitas Kinerja serta Rencana Tindak Lanjutnya.
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
5). Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan akses informasi sumber
daya alam dan lingkungan hidup dalam rangka mendukung pemanfaatan sumber daya
alam dan perlindungan fungsi lingkungan hidup.
Sasaran yang ingin dicapai dalam program ini adalah tersedianya data dan
informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup yang lengkap, akurat dan mudah
diakses oleh semua pemangku kepentingan dan masyarakat luas.
Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan antara lain meliputi:
1. peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat di bidang lingkungan;
2. pengembangan data dan informasi lingkungan;
3. penyusunan data sumber daya alam dan neraca sumber daya hutan (NSDH)
nasional dan daerah;
4. penguatan jejaring informasi lingkungan pusat dan daerah;
5. monitoring, evaluasi dan pelaporan.
meningkatkan keindah kawasan perkotaan dan ruang terbuka publik agar tidak ada
pencemaran udara disekitarnya.
Kegiatan pokok yang akan dilakukan adalah:
1. penyusunan kebijakan, norma, standard, prosedur, dan manual pengelolaan RTH;
2. sosialisasi kebijakan, norma, standar, prosedur dan manual pengelolaan RTH;
3. penyusunan dan analisis data/informasi pengelolaan RTH;
4. penyusunan program pengembangan RTH;
5. penataan RTH;
6. pemeliharaan RTH;
7. pengembangan taman rekreasi;
8. pengawasan dan pengendalian RTH;
9. peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan RTH;
10. monitoring, evaluasi;
3. Mengembangkan produksi hasil hutan kayu yang berasal dari hutan alam, dari
kegiatan penggunaan dan pemanfaatan kawasan hutan dengan ijin yang sah;
4. Mengelola pemanfaatan sumber daya alam agar tidak melampaui daya dukung dan
daya tampung kawasan;
5. Mengelola dampak negatif kegiatan budi daya agar tidak menurunkan kualitas
lingkungan hidup dan efisiensi kawasan;
6. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana untuk menjamin
kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan; dan
7. Mengelola sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin pemanfaatannya secara
bijaksana dan sumber daya alam yang terbarukan untuk menjamin kesinambungan
ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta
keanekaragamannya.
kuantitas sumber daya air. Wilaya Kabupaten Bima memiliki iklim yang kering dengan curah
hujan relatif rendah.
Pada Tahun ini Kabupaten Bima mengalami musim kemarau yang panjang sehingga
banyak sumber-sumber air yang mengering. Penurunan kuantitas sumberdaya air juga
diikuti oleh penurunan kualitas akibat pencamaran kimia dan biologi. Pencemaran yang
terjadi telah melebihi baku mutu kelas II berdasarkan Peraturan Pemeintah No. 82 Tahun
2001. Polutan kimia yang terdeteksi antara lain fosfat, nitrit, amonium, ditergen dan florida.
Kadar BOD (Biological Oxygen Demand) juga melebihi ambang batas sehingga
memberikan indikasi tingginya tingkat pencemaran sampah organik di sungai. Pencemaran
di sungai lebih banyak disebabkan oleh limbah domestik. Rembesan air lindi dari tempat
penampungan sampah di sekitar sungai juga turut berperan dalam pencemaran sungai.
Masyarakat juga masih banyak menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan tinja dan
air bekas cucian.
2. Lahan Kritis
Lahan kritis adalah tanah yang mempunyai potensi kerusakan yang tinggi. Ciri
umum lahan kritis adalah lapisan permukaan yang tipis dan kering. Lahan kritis dapat terjadi
pada lahan yang subur kemudian mengalami degradasi struktur dan kualitas. Tingkat
kekritisan suatu lahan di tentukan oleh beberapa faktor yaitu kepekaan terhadap erosi dan
tingkat kemiringan lahan. Lahan kritis di wilayah Kabupaten Bima terus mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Lahan kritis terdapat di seluruh kecamatan. Lahan kritis yang
paling luas terdapat di Kecamatan Donggo dan Kecamatan Soromandi, yaitu seluas
9.449,60 Ha atau 18,72 % dari total lahan kritis, sedangkan luas paling kecil terdapat di
Kecamatan Wawo, yaitu seluas 1.317,00 atau 2,64% dari total lahan kritis.
Angka tersebut menunjukkan wilayah daratan di Kabupaten Bima mengalami
penggurunan. Lahan kritis tidak hanya terdapat di luar kawasan hutan tetapi juga
merambah ke dalam kawasan hutan.
Lahan kritis terjadi akibat adanya erosi atau soil creep (tanah menyerap). Erosi
menyebabkan lapisan tanah yang paling atas (top soil) terkelupas, sisanya menjadi tanah
yang tandus bahkan sering merupakan batuan padas (keras). Hal ini sering terjadi di
kawasan pegunungan dengan lereng terjal dan miskin tumbuhan penutup. Perambahan
hutan juga menjadi penyebab meningkatnya lahan kritis di hutan.
Peningkatan luas lahan kritis berdampak langsung pada penurunan produktifitas
pertanian. Lahan yang berada dalam kondisi kritis menyebabkan produktifitas pertanian
menjadi menurun karena lapisan permukaan yang tipis tidak dapat diusahakan untuk
budidaya pertanian. Keadaan ini mempergaruhi perekonomian masyarakat. Perubahan
lahan produktif menjadi lahan kritis mengakibat angka pengangguran meningkat karena
usaha budidaya pertanian menjadi lesu. Keadaan ini dapat memicu masalah-masalah
sosial (tingkat kejahatan tinggi).
3. Kerusakan Hutan
Hutan merupakan asosiasi antara tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mampu
membentuk iklim mikro dan kondisi ekologi tertentu. Hutan menjadi salah satu ekosistem
yang penting di muka bumi ini. Keberadaannya dalam satu wilayah memberikan banyak
manfaat bagi kehidupan manusia. Namun perkembangan kegiatan pembangunan akhir ini
menyebabkan pemanfaatan hutan oleh manusia melebihi batas. Akibatnya hutan tidak
hanya memberikan manfaat tetapi juga memberikan bencana bagi manusia.
Kerusakan hutan terutama yang diakibatkan oleh aktivitas manusia merupakan
masalah serius. Kerusakan hutan tropis di Indonesia telah menjadi perhatian dunia karena
dampak yang ditimbulkan bersifat global. Di Indonesia lacu kerusakan hutan yang
disebabkan oleh manusia selalu bertambah setiap tahunnya. Hutan yang ada di Kabupaten
Bima juga menjadi nasib yang sama. Walaupun kerusakan hutan di Kabupaten Bima tidak
separah seperti yang terjadi di Sumatra dan Kalimantan tetapi dampak yang muncul akibat
kerusakan hutan tersebut menimbulkan bencana alam yang sebelumnya belum pernah
terjadi di Kabupaten Bima.
Kerusakan hutan di Kabupaten Bima tidak hanya menimbulkan bencana alam tetapi
juga menimbulkan permasalahan lain menyangkut aspek sosial dan ekonomi masyarakat
Kabupaten Bima serta merubah tatanan lingkungan biofisik wilayah Kabupaten Bima.
4. Perubahan Tata Lahan
Laju pertumbuhah penduduk yang meningkat pesat memberikan 2 (dua) dampak
yang berbeda bagi daerah. Di satu sisi jumlah penduduk yang besar merupakan potensi
daerah sebagai tenaga kerja dalam kegiatan pembangunan. Namun di sisi lain peningkatan
jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan permukiman juga menjadi meningkat sehingga
berpotensi merubah penggunaan fungsi lahan.
Lahan-lahan untuk komplek permukiman penduduk terus bertambah setiap
tahunnya. Sawah-sawah pertanian yang tergolong tanah kelas I banyak dikonversi menjadi
komplek permukiman. Pada tahun 2004 konversi lahan untuk pemukiman adalah 1.527 ha,
fasilitas umum 1.077 ha dan untuk perkantoran 239,72 ha.
Pada tahun 2007 konversi lahan pertanian bertambah sekitar 2 %. Kondisi ini
mengancam keberlangsungan produksi pangan karena lahan untuk pertanian berkurang.
Perubahan penggunaan lahan juga akan berdampak pada penurunan sumber mata
air. Alih fungsi lahan menyebabkan kemampuan tanah untuk menampung air hujan dan air
permukiman menjadi berkurang.
5. Abrasi Pantai dan Pemanasan Global (global warming)
Abrasi pantai yang terjadi di Kabupaten Bima terus meningkat setiap tahunnya.
Garis pantai semakin mendekati daratan sehingga kecendrungan penurunan luas daratan.
Abrasi pantai terjadi hampir di sepanjang pesisir jalan menuju Kota-Bima, dan
bagian utara Kecamatan Ambalawi dan Wera, Sape dan Langgudu, sebagian kecil
Kecamatan Parado bagian selatan. Penyebab abrasi pantai adalah penebangan pohon-
pohon mangrove untuk diambil kayunya dan konversi untuk tambak garam dan lahan
budidaya laut (misalnya tambak bandeng, udang dan lain-lain). Abrasi pantai pada beberapa
lokasi disepanjang jalan yang ada di Kabupaten Bima sudah mendekati pemukiman
penduduk, kawasan wisata pesisir dan fasilitas umum (jalan raya). Kondisi tersebut akan
menyebabkan relokasi yang membutuhkan biaya yang besar.
Selain permasalahan abrasi pantai, Kabupaten Bima juga menghadapi
permasalahan pemanasan global (global warming). Wilayah Kabupaten Bima menjadi salah
satu kawasan di Indonesia bagian timur yang terkena dampak dari pemanasan global.
Pemanasan global mengakibatkan tinggi permukaan air laut (sea level rise/SLR) menjadi
naik, selain juga menyebabkan terjadinya perubahan iklim dan musim di daerah.
6. Isu Penambangan Bahan Galian Golongan C (BGGC)
Penambangan Bahan Galian Golongan C (BGGC) sebagai bagian dari usaha
penambamgan merupakan isu lingkungan yang cukup mendapatkan perhatian publik
karena BGGC (penambangan pasir, batu kali dan batu apung) seringkali menyisahkan
masalah pada pasca operasi. Masih belum tampak adanya kepedulian yang tinggi dari para
pelaku usaha/kegiatan BGGC ini yang melakukan upaya pengelolaan lingkungan
(reklamasi) setelah selesai pemanfaatan areal lahan galian penambangan.
7. Isu Penerapan AMDAL, UKL-UPL dan SPPL bagi Industri.
Penerapan kajian AMDAL bagi jenis usaha/kegiatan yang wajib AMDAL,
berdasarkan PP 27/1999 dan Kepmen LH Nomor 17 Tahun 2001 belum mendapat respon
memadai dari para pelaku usaha/industri di Kabupaten Bima. Demikian halnya dengan
usaha/kegiatan yang seharusnya menyusun Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan
(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) belum merespon ketentuan tersebut
secara sadar dan bertanggungjawab. Kondisi ini seharunya tidak perlu ditolerir untuk jangka
waktu panjang dan berlarut-larut karena akan dapat mengakibatkan kemungkinan
kerusakan dan pencemaran lingkungan yang semakin cepat akibat tidak adanya
pengelolaan lingkungan yang memadai dari kegiatan usaha (industri) yang dikembangkan.
Dalam rangka merespon isu-isu strategis tersebut dapat dijelaskan berbagai upaya
dan agenda pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Bima. Mencermati berbagai kondisi
(state) lingkungan hidup di Kabupaten Bima sampai dengan tahun 2012 yang menunjukkan
permasalahan lingkungan hidup yang masih belum dapat diatasi dengan baik maka perlu
direkomendasikan hal-hal sebagai berikut.
a. Upaya Pengelolaan
a. Permukiman
1. Penyuluhan kepada masyarakat mengenai sanitasi dan pengelolaannya.
2. Pelatihan pegawai lingkungan yang diberikan kepada masyarakat.
3. Peningkatan pemahaman para eksekutif dan legislatif serta lembaga formal
pengelola sampah dalam hal perencanaan dan menjalankan sistem
pengelolaan sampah dengan paradigma minimasi.
4. Melakukan sosialisasi paradigma minimasi sampah bagi para stakeholder.
5. Peningkatan kerja operasi pengelolaan sampah perkotaan dengan
melaksanakan prinsip-prinsip minimasi.
b. Misi
Misi merupakan peran stratejik yang diinginkan dalam mencapai visi Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Bima sebagai berikut :
a). meningkatkan layanan informasi pengelolaan lingkungan hidup;
b). meningkatkan dan melestarikan daya dukung lingkungan hidup secara serasi,
seimbang dan berkelanjutan;
c). meningkatkan koordinasi dalam pengendalian dampak lingkungan;
d). meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum lingkungan;
e). meningkatkan pembinaan kesadaran masyarakat dan peran serta lembaga dalam
pengelolaan lingkungan hidup;
f). mewujudkan aparatur yang berprofesional dalam pengelolaan lingkungan hidup.
(Penjelasan dari masing-masing misi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bima), yaitu:
a) informasi lingkungan hidup merupakan suatu konsekuensi logis dari hak berperan
dalam pengelolaan lingkungan hidup yang berlandaskan pada asas keterbukaan. Atas
informasi lingkungan hidup akan meningkatkan nilai dan efektifitas peranserta dalam
pengelolaan lingkungan hidup, disamping akan membuka peluang bagi masyarakat
untuk mengaktualisasikan haknya atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Informasi
lain yang berkenaan dengan pengelolaan lingkungan hidup yang menurut sifat dan
tujuannya memang terbuka untuk diketahui masyarkat, seperti dokumen analisis
mengenai dampak lingkungan hidup, laporan dan evaluasi hasil pemantauan
lingkungan hidup, baik pemantauan penataan maupun pemantauan perubahan kualitas
lngkungan hidup dan rencana tata ruang;
b) makin meningkatnya upaya pembangunan menyebabkan akan makin meningkatnya
dampak terhadap lingkungan hidup, keadaan ini mendorong makin diperlukannya
upaya pengendalian dampak lingkungan hidup sehingga resiko terhadap lingkungan
hidup dapat ditekan sekecil mungkin, oleh karena itu dalam ijin harus dicantumkan
secara tegas syarat dan kewajiban yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh
penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan lainnya;
c) melakukan pengawasan terhadap setiap usaha dan/atau kegiatan, pengawas wajib
segera membuat dan menyampaikan laporan pengawasan kepada pejabat pemberi
tugas, laporan pengawasan pemanfaatan terhadap aspek lingkungan hidup membuat
informasi/data yang dikumpulkan dari hasil pengawasan yang dikelola dan diatur
sehingga dapat digunakan secara optimal dalam upaya penegakan hukum atau
peningkatan kinerja pengelolaan lingkungan hidup;
d) dalam kurun waktu lebih dari satu dasawarsa sejak diundangkannya undang-undang
lingkungan hidup kesadaran lingkungan hidup masyarakat telah meningkat dengan
pesat yang ditandai anatara lain oleh makin banyaknya ragam organisasi masyarakat
yang bergerak dalam bidang lingkungan hidup sebagai lembaga swadaya masyarakat,
terlihat pula peningkatan kepeloporan masyarakat dalam pelestarian fungsi lingkungan
hidup sehingga masyarakat tidak hanya sekedar berperan serta tetapi juga mampu
berperan secara nyata;
e) meningkatkan peranan dan kepedulian masyarakat dan pihak-pihak yang
berkepentingan dalam pengelolaan SDA dan lingkungan hidup, terpeliharanya
keberlajutan fungsi lingkungan hidup merupakan kepentigan rakyat sehingga menuntut
tanggungjawab, keterbukaan, dan peran masyarakat, yang dapat disalurkan melalui
orang perseorangan, organisasi lingkungan hidup, seperti lembaga swadaya
masyarakat, kelompok masyarakat adat, dan lain-lain, untuk memelihara dan
meningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang menjadi tumpuan
keberkelanjutan pembangunan;
f) meningkatkan kemampuan dalam upaya pengelolaan SDA bagi aparatur pemerintah
dalam bidang lingkungan hidup yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
3. Tujuan dan Sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) BLH
Kabupaten Bima tahun 2011-2015.
Sebagai penjabaran atau penerapan dari pernyataan misi tersebut di atas, menetapkan
tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam periode waktu 2011-2015.
Sasaran dan tujuan yang ditetapkan pada Renstra 2011-2015 ini disusun Indikator
Kinerja Utamanya dan lingkup sasaran dan tujuan Renstra 2011-2015 Disamping itu,
sehubungan dengan penetapan Indikator Kinerja Utama,rumusan sasaran Renstra yang
termasuk dalam IKU adalah sasaran strategis sesuai sasaran yang ditetapkan pada komponen-
komponen oleh Badan Lingkungan Hidup. Oleh sebab itu, rumusan sasaran dan tujuan yang
akan digunakan dalam penyusunan LAKIP ini adalah rumusan sasaran Renstra 2011-2015
yang termasuk dalam Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bima Tahun 2011-2015. Dengan
demikian rumusan tujuan dan sasaran tersebut sebagai berikut :
4. Tercapainya kualitas lingkungan hidup yang bersih dan sehat sesuai dengan baku mutu
lingkungan yang telah ditetapkan.
5. Tersedianya kelembagaan dibidang lingkungan hidup yang kuat dan terlaksananya
penegakan hukum secara konsekuen.
6. Meningkatkannya koordinasi dan kerjasama diantara masyarakat dan pihak-pihak yang
berkepentingan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
7. Tersedianya aparatur yang profesional dalam pengelolaan SDA dan lingkungan hidup,
baik kuantitatif maupun kualitatif.
a. Program perlindungan dan konservasi sumber daya alam, yaitu upaya sadar dalam
pengelohan dan pemanfaatan sumberdaya alam untuk meningkatkan kemakmuran
rakyat, baik untuk mencapai kemakmuran lahir maupun untuk mencapai kepuasaan
batin. Oleh karena itu, penggunaan sumber daya alam harus selaras, serasi dan
seimbang dengan fungsi lingkungan hidup. Untuk perlidungan sumberdaya air melalui
kegiatan penanaman pohon disekitar mata air diluar kawasan hutan, pembuatan sumur
resapan untuk perlindungan sumber air, pembuatan lubang biopori, pembangunan turap,
pembangunan taman hijau di bantaran sungai, pembangunan unit pengolah/pencacah
gulma (tanaman pengganggu) di perairan danau/situ, dan pembuatan papan informasi
lingkungan Sumberdaya air.
b. Program pengembangan kinerja pengolahan persampahan, yaitu upaya untuk
pembangunan unit pengolahan sampah terutama diarahkan dalam rangka penerapan
prinsip 3 R guna membantu menanggulangi pencemaran sungai yang disebabkan oleh
pembuangan sampah ke badan sungai. Oleh karena itu, pembangunan unit pengolahan
sampah ini diutamakan berada di sekitar sungai. Dalam rangka pengembangan
penerapan prinsip 3 R, daerah dapat melakukan pengadaan lebih dari satu unit item
komponen unit pengolah sampah terutama untuk tempat pembuangan akhi dan sarana
transportasi atau dana operasionalnya.
c. Program pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, yaitu upaya
pengendalian pencemaran merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan kualitas
air terutama air permukaan dari limbah rumah tangga di sepanjang sungai. Langkah
utama yang dilakukan adalah mencegah masuknya bahan pencemar seperti sampah,
limbah cair rumah tangga dan industry skala rumah tangga dan usaha kecil dan
menengah (UKM) serta limbah peternakan masuk ke badan air. Untuk itu pembangunan
unit pengolah sampah melalui penerapan prinsip 3R (reused, reduced dan recycle)
diharapkan dapat membantu mengurangi beban pencemaran sampah ke sungai
sekaligus mendorong penerapan 3 R . sedangkan untuk mengurangi beban limbah cair
yang mencemari sungai, diharapkan dengan pembangunan instalasi pengolahan air
limbah (IPAL) dan pembangunan teknologi biogas masalah pencemaran air sungai
tersebut dapat sedikit teratasi. Kegiatan pembangunan yang makin meningkat
mengandung resiko pencemaran dan perusakan lingkungan hidup sehingga struktur dan
fungsi dasar ekosistem yang menjadi penunjang kehidupan dapat rusak. Pencemaran
dan perusakan lingkungan itu akan merupakan beban social, yang pada akhirnya
masyarakat dan pemerintah harus menanggung biaya pemulihannya.
Program ini ditunjukan untuk menunjang kinerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bima
yang akuntabel untuk mendukung perwujudan pemerintah yang baik (good governance.
Program ini ditunjukan untuk memberikan kesadaran masyarakat agar sampah yang
bertumpuk dilingkungannya diatasi agar tidak menimbulkan penyakit yang membahayakan
masyarakat sekitarnya.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup dalam upaya
mencegah perusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup baik di darat, perairan tawar dan
laut, maupun udara sehingga masyarakat memperoleh kualitas lingkungan hidup yang bersih
dan sehat.
Program ini bertujuan untuk melindungi sumber daya alam dari kerusakan dan
mengelola kawasan konservasi yang sudah ada untuk menjamin kualitas ekosistem agar
fungsinya sebagai penyangga system kehidupan dapat terjaga dengan baik.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan perawatan mata air sehingga mata air dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat.
h. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup
pelayanan minimal.
2. Penyusunan Data Sumber Daya Tersedianya penyusunan 33 75.000.000.-
Alam dan Neraca Sumber Daya buku SLHD sebagai
Hutan. informasi awal lingkungan
hidup tiap tahun
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan akses informasi sumber daya alam
dan lingkungan hidup dalam rangka mendukung perencanaan pemanfaatan sumber daya alam
dan perlindungan fungsi lingkungan hidup.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan RTH supaya dapat memberikan penghijauan di
sepanjang jalan.
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bima diukur dari tingkat keberhasilan
pencapaian tujuan dan sasaran strategisnya yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra). BLH
memiliki 6 (enam) tujuan strategis ) dan 6 (enam) sasaran strategis . Jumlah sasaran dan tujuan diambil
dari dokumen rencana strategis.
Tujuan-tujuan tersebut dijabarkan dalam beberapa sasaran yang tertuang dalam Rencana strategis
sebagai berikut: Adapun sasarannya sebagai berikut :
1. tersedianya dan teraksesnya informasi SDA dan lingkungan hidup secara periodik oleh masyarakat.
2. termanfaatnya SDA dan lingkungan hidup secara efisiendan berkelanjutan serta terlindungnya
kawasan-kawasan konservasi dari kerusakan dan pencemaran.
3. tercapainya kualitas lingkungan hidup yang bersih dan sehat sesuai dengan baku mutu lingkungan
yang telah ditetapkan.
4. tersedianya kelembagaan di bidang lingkungan hidup yang kuat dan terlaksananya penegakan
hukum secara konsekuen.
5. meningkatkan koordinasi dan kerjasama diantara masyarakat dan pihak-pihak yang berkpentingan
dalam pengelolaan SDA dan lingkungan hidup.
6. tersedianya aparatur yang professional dan pengelolaan SDA dan lingkungan hidup, baik kuantitatif
maupun kualitatif.
Pada bab ini disajikan evaluasi dan analisis capaian kinerja menurut sasaran dan tujuan
tersebut serta akuntabilitas keuangannya.
Capaian sasaran dalam rencana strategis dapat dilihat pada table 1 di bawah ini.
Tabel 1. : Capaian Kinerja Sasaran tahun 2012
Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa kinerja dari seluruh kegiatan pada program
perlindungan dan konservasi sumber daya alam tahun 2011 capaiannya 95.28 %
sedangkan untuk tahun 2012 capaiannya 96.49 % pada program perlindungan dan
konservasi sumber daya alam pada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bima.
a. Tujuan 1 : memperoleh dan menyebarkan informasi yang lengkap dan obyektif mengenai
potensi dan produktifitas SDA dan lingkungan hidup melalui inventarisasi,
evaluasi dan penguatan sistem informasi.
Capaian kinerja tujuan memperoleh dan menyebabkan informasi yang lengkap dan
obyektif mengenai potensi dan produktifitas SDA dan lingkungan hidup melalui
inventarisasi, evaluasi dan penguatan sistem informasi diukur dari rata-rata capaian kinerja
beberapa indikator dalam sasaran pada program peningkatan kualitas dan akses informasi
sumber daya alam yaitu :
1. Meningkatkan kapasitas dan kelembagaan dalam pengelola SDA dan LH;
2. Meningkatnya penataan dan penegakan hokum dalam rangka melindungi dan
merehabilitasi SDA;
3. Berkembangnya pemberdayaan dan perluasan partisipasi masyarakat madani dalam
pengelolaan SDA dan LH;dan
4. Terinvestarisasi dan terevaluasinya sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Catatan : Capaian kinerja Tujuan harus sesuai dengan Tujuan yang telah dituangkan
dalam sasaran pada program kegiatan BLH tahun 2012.
Catatan : Capaian sasaran harus sesuai dengan sasaran yang telah dituangkan dalam sasaran
pada rencana Strategis (Renstra) BLH tahun 2012.
Catatan : Capaian kinerja tujuan harus sesuai dengan tujuan yang telah ituangkan dalam tujuan
pada program kegiatan BLH tahun 2012.
5. Evaluasi Capaian Kinerja Tahun 2012 Per-Sasaran 3
Sasaran 3 : tercapainya kualitas lingkungan hidup yang bersih dan sehat sesuai dengan baku
lingkungan yang telah ditetapkan.
6. Evaluasi Capaian Kinerja Tahun 2012 Per-Tujuan 3
Tujuan 3 : meningkatnya kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam upaya
mencegah perusakan dan pencemaran lingkungan, serta pemulihan kualitas
lingkungan yang rusak akibat pemanfaatan SDA yang berlebihan.
7. Evaluasi Capaian Kinerja Tahun 2012 Per-Sasaran 4
Sasaran 4 : Tersedianya kelembagaan bidang lingkungan hidup yang kuat dan
terlaksanakannya penegakan hokum secara konsekuen;
8. Evaluasi Capaian Kinerja Tahun 2012 Per- Tujuan 4
Tujuan 4 : mengembangkan kelembagaan, perangkat hokum, kebijakan dan pengembangan
penegakan hokum dalam kerangka mewujudkan pengelolaan SDA dan lingkungan
hidup yang efektif dan berkeadilan;
9. Evaluasi Capaian Kinerja Tahun Per-Sasaran 5
Sasaran 5 : meningkatnya koordinasi dan kerjasama di antara masyarakat dan pihak-pihak
yang berkepentingan dalam pengelolaan SDA dan lingkungan hidup;
10. Evaluasi Capaian Kinerja Tahun 2012 Per-Tujuan 5
Tujuan 5 : meningkatkan peranan dan kepedulian masyarakat dan pihak-pihak yang
berkempentingan dalam pengelolaan SDA dan lingkungan hidup;
11. Evaluasi Capaian Kinerja Tahun 2012 Per-Sasaran
Sasaran 6 : Tersedianya aparatur yang professional dalam pengelolaan SDA dan lingkungan
hidup, baik kuantitatif maupun kualitatif;
12. Evaluasi Capaian Kinerja Tahun 2012 Per-Tujuan
Tujuan 6 : Meningkatnya kemampuan dalam upaya pengelolaan SDA dan lingkungan hidup
yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan;
b. Sasaran 2:Tersedianya system kerja, pola aktivitas yang terstruktur dan acuan kerja yang
tercana dan terarah bagi pengelolaan lingkungan hidup.
C. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Tabel Pagu dan Realisasi Anggaran BLH Kabupaten Bima Tahun Anggaran 2012
PAGU REALISASI
No SASARAN PROGRAM ANGGARAN ANGGARAN %
RP RP
1 2 3 4 5 6
1 Terpenuhinya layanan Program Pelayanan 5.000.000,- 4.500.000,- 90.00
jasa surat menyurat guna Administrasi
mendukung administrasi Perkantoran
perkantoran
2 Terpenuhinya layanan jasa Program Pelayanan 15.000.000,- 6.902.766,- 46.02
komunikasi sumber daya Administrasi
air dan listrik 1 paket Perkantoran
dalam 1 tahun
3 Terpenuhinya layanan jasa Program Pelayanan 5.000.000,- 3.750.000,- 75.00
pemeliharaan dan Administrasi
perizinan kendaraan 1 Perkantoran
paket dalam 1 tahun
4 Terpenuhinya layanan jasa Program Pelayanan 7.200.000,- 7.200.000,- 100.00
administrasi keuangan 1 Administrasi
paket dalam 1 tahun Perkantoran
5 Tersedianya fasilitas alat Program Pelayanan 7.000.000,- 6.750.000,- 96.43
tulis kantor guna Administrasi
mendukung administrasi Perkantoran
perkantoran 1 paket dalam
1 tahun
6 Tersedianya barang Program Pelayanan 6.000.000,- 5.400.000,- 90.00
cetakan dan penggandaan Administrasi
1 paket dalam 1 tahun Perkantoran
7 Tersedianya komponen Program Pelayanan 2.500.000,- 2.400.000,- 96.00
instalasi listrik/penerangan Administrasi
bangunan kantor 1 paket Perkantoran
dalam 1 tahun
8 Tersedianya bahan bacaan Program Pelayanan 3.000.000,- 2.400.000,- 80.00
dan peraturan perundang- Administrasi
undangan 1 paket dalam 1 Perkantoran
tahun
9 Tersedianya bahan logistic Program Pelayanan 2.000.000,- 1.250.000,- 62.50
kantor 1 paket dalam 1 Administrasi
tahun Perkantoran
10 Tersedianya layanan jasa Program Pelayanan 30.000.000,- 27.130.000,- 90.43
perjalanan dinas keluar Administrasi
daerah 1paket dalam 1 Perkantoran
tahun
11 Terlaksananya Program Pelayanan 50.000.000,- 47.520.000,- 105.22
operasionalisasi Administrasi
laboratorium lingkungan Perkantoran
hidup 1 paket dalam 1
tahun
12 Tersedianya layanan jasa Program Pelayanan 15.000.000,- 11.974.000,- 79.83
perjalanan dinas dalam Administrasi
daerah 1 paket dalam 1 Perkantoran
tahun
Jumlah 147.700.000 127.176.766 86.10
Tabel Pagu dan Realisasi Anggaran BLH Kabupaten Bima Tahun Anggaran 2012
PAGU REALISASI
No SASARAN PROGRAM ANGGARAN ANGGARAN %
RP RP
1 2 3 4 5 6
1 Terpeliharannya gedung Program 5.000.000,- 4.000.000,- 80.00
kantor secara rutin/berkala Peningkatan Sarana
1 paket dalam 1 tahun. dan Prasarana
Aparatur
2 Terpeliharannya mobil Program 7.000.000,- 6.300.000,- 90.00
jabatan secara Peningkatan Sarana
rutin/berkala 1 paket dalam dan Prasarana
1 tahun Aparatur
3 Terpeliharannya Program 7.000.000,- 6.300.000,- 90.00
kendaraan Peningkatan Sarana
dinas/operasional kantor dan Prasarana
secara rutin/berkala 1 Aparatur
paket dalam 1 tahun
4 Terpeliharanya Program 5.000.000,- 4.500.000,- 90.00
perlengkapan gedung Peningkatan Sarana
kantor secara rutin/berkala dan Prasarana
1 paket dalam 1 tahun Aparatur
5 Terpeliharanya peralatan Program 5.000.000,- 4.500.000,- 90.00
gedung kantor secara Peningkatan Sarana
rutin/berkala 1 paket dalam dan Prasarana
1 tahun Aparatur
6 Terpeliharanya meubleir Program 5.000.000,- 4.500.000,- 90.00
kantor secara rutin//berkala Peningkatan Sarana
1 paket dalam 1 tahun dan Prasarana
Aparatur
Jumlah 34.000.000 30.100.000 88.53
Tabel Pagu dan Realisasi Anggaran BLH Kabupaten Bima Tahun Anggaran 2012
PAGU REALISASI
No SASARAN PROGRAM ANGGARAN ANGGARAN %
RP RP
1 2 3 4 5 6
1 Tersusunya laporan Program 5.000.000,- 4.000.000,- 80.00
capaian kinerja dan ikhtisar Peningkatan
Tabel Pagu dan Realisasi Anggaran BLH Kabupaten Bima Tahun Anggaran 2012
PAGU REALISASI
No SASARAN PROGRAM ANGGARAN ANGGARAN %
RP RP
1 2 3 4 5 6
1 Tersedianya pengelolaan Program 318.571.000,- 318.460.000,- 99.97
persampahan untuk Pengembangan
menjaga sampah disekitar kinerja pengelolaan
pemukiman disekitarnya. persampahan
Jumlah 318.571.000,- 318.460.000 99.97
dan Jasa sebesar Rp.115.874.000,-.Terealisasi Rp. 83.102.000 (71.71%). Belanja Pegawai Rp.
41.376.000,- Terealisasi Rp. 40.797.000,- (98.60%), Belanja Modal Rp. 6.750.000,- Terealisasi
Rp. 6.750.000,- (100%). Secara umum, alokasi anggaran tersebut dipergunakan untuk
menunjang kegiatan operasional sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Bima , terealisasi sebesar Rp.130.649.000.,- atau sebesar (79.66%).
Tabel Pagu dan Realisasi Anggaran BLH Kabupaten Bima Tahun Anggaran 2012
PAGU REALISASI
No SASARAN PROGRAM ANGGARAN ANGGARAN %
RP RP
1 2 3 4 5 6
1 Tersedianya kegiatan Program 50.000.000,- 41.890.000,- 83.78
lingkungan yang memadai. Pengendalian
pencemaran dan
perusakan
lingkungan hidup
2 Tersedianya pengkajian Program 50.000.000,- 40.000.000,- 80.00
dampak lingkungan Pengendalian
tentang pembangunan pencemaran dan
perusakan
lingkungan hidup
3 Tersedianya sekolah yang Program 64.000.000,- 48.759.000,- 76.18
berwawasan lingkungan Pengendalian
hidup pencemaran dan
perusakan
lingkungan hidup
Jumlah 164.000.000,- 130.649.000,- 79.66
Anggaran Program perlindungan dan konservasi sumber daya alam dari Pagu
Rp.595.400.000.- Terealisasi Rp.534.405.900 (89.75%) yang terbagi atas Belanja Barang dan
jasa sebesar Rp.59.900.000,-.Terealisasi Rp. 49.870.000 (83.25%). Belanja Pegawai Rp.
25.100.000,- Terealisasi Rp. 17.600.000,- (70.00%), Belanja Modal Rp. 467.517.000,-
Terealisasi Rp. 466.935.900,- (100%). Secara umum, alokasi anggaran tersebut dipergunakan
untuk menunjang kegiatan operasional sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Bima , terealisasi sebesar Rp.534.405.900.,- atau sebesar
(89.75%).
Tabel Pagu dan Realisasi Anggaran BLH Kabupaten Bima Tahun Anggaran 2012
PAGU REALISASI
No SASARAN PROGRAM ANGGARAN ANGGARAN %
RP RP
1 2 3 4 5 6
1 Tersedianya pengendalian Program 50.000.000,- 44.418.900,- 88.83
perubahan iklim untuk Perlindungan dan
kepentingan masyarakat. konservasi sumber
daya alam.
2 Tersedianya sumur Program 95.400.000,- 95.400.000,- 100.00
resapan untuk menahan Perlindungan dan
air hujan agar air dapat konservasi sumber
memberikan mata air pada daya alam.
saat musim kemarau.
3 Tersedianya pengendalian Program 400.000.000,- 357.117.000,- 89.27
dan pengawasan Perlindungan dan
sumberdaya alam agar konservasi sumber
lingkungan hidup dapat daya alam.
terjaga dengan baik.
4 Tersedianya penegakan Program 50.000.000,- 37.470.000,- 74.94
hukum lingkungan Perlindungan dan
sehingga lingkungan dapat konservasi sumber
terjaga dengan baik. daya alam.
Jumlah 595.400.000,- 534.405.900,- 89.75
Anggaran Program rehabilitasi dan pemulihan sumber daya alam dari Pagu
Rp.105.718.677.- Terealisasi Rp.82.259.000 (77.81%) yang terbagi atas Belanja Barang dan
jasa sebesar Rp.56.413.000,-.Terealisasi Rp. 43.833.000 (78.00%). Belanja Pegawai Rp.
23.587.000,- Terealisasi Rp. 13.710.000,- (58.00%), Belanja Modal Rp. 25.718.677,- Terealisasi
Rp. 24.716.000,- (96.10%). Secara umum, alokasi anggaran tersebut dipergunakan untuk
menunjang kegiatan operasional sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Bima , terealisasi sebesar Rp.82.259.000.,- atau sebesar (77.81%).
Tabel Pagu dan Realisasi Anggaran BLH Kabupaten Bima Tahun Anggaran 2012
PAGU REALISASI
No SASARAN PROGRAM ANGGARAN ANGGARAN %
RP RP
1 2 3 4 5 6
1 Tersedianya dana Program rehabilitasi 50.000.000,- 32.443.000,- 64.89
Anggaran Program peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam
dari Pagu Rp.125.000.000.- Terealisasi Rp.86.725.000 (69.38%) yang terbagi atas Belanja
Barang dan jasa sebesar Rp.90.450.000,-.Terealisasi Rp. 55.300.000 (61.00%). Belanja
Pegawai Rp. 28.050.000,- Terealisasi Rp. 24.925.000,- (89.00%), Belanja Modal Rp.
6.500.000,- Terealisasi Rp. 6.500.000,- (100%). Secara umum, alokasi anggaran tersebut
dipergunakan untuk menunjang kegiatan operasional sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bima , terealisasi sebesar Rp.86.725.000.,- atau sebesar
(69.38%).
Tabel Pagu dan Realisasi Anggaran BLH Kabupaten Bima Tahun Anggaran 2012
PAGU REALISASI
No SASARAN PROGRAM ANGGARAN ANGGARAN %
RP RP
1 2 3 4 5 6
1 Tersedianya data dan Program 50.000.000,- 31.975.000,- 63.95
informasi lingkungan agar Peningkatan kualitas
masyarakat sadar tentang dan akses informasi
lingkungan hidup dan sumber daya alam
tersedianya standar dan LH.
pelayanan minimal.
2 Tersedianya penyusunan Program 75.000.000,- 54.750.000,- 73.00
bukuSLHD sebagai Peningkatan kualitas
informasi awal lingkungan dan akses informasi
hidup tiap tahun sumber daya alam
dan LH
Jumlah 125.000.000,- 86.725.000,- 69.38
Terealisasi Rp. 199.783.000,- (100%). Secara umum, alokasi anggaran tersebut dipergunakan
untuk menunjang kegiatan operasional sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Bima , terealisasi sebesar Rp.199.783.000.,- atau sebesar
(100%).
Tabel Pagu dan Realisasi Anggaran BLH Kabupaten Bima Tahun Anggaran 2012
PAGU REALISASI
No SASARAN PROGRAM ANGGARAN ANGGARAN %
RP RP
1 2 3 4 5 6
1 Tersedianya RTH agar Program 199.783.000,- 199.783.000,- 100
dapat membuat taman- pengelolaan ruang
taman sehingga dapat terbuka hijau (RTH).
menambah keindahan
kota.
Total Pagu Anggaran pada BLH Kabupaten BIma Sebanyak Rp. 1.663.289.677, Realisasi Rp. 1.522.258.666
(92.00) dengan rincian sebagai berikut :
- Belanja Barang dan Jasa Rp. 491.266.000,- Terealisasi Rp. 373.310.766,- (75.98)
- Belanja Pegawai Rp.147.184.000,- Terealisasi Rp. 125.903.000,- (85.54)
- Belanja Modal Rp.1.024.839.677,- Terealisasi Rp. 1.023.044.900,- (99.82)
- Sisanya Rp. 141.031.011
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah salah satu
bentuk komitmen pemerintah terhadap tujuan reformasi bangsa Indonesia. Oleh karena itu Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Bima yang merupakan bagian dari institusi pemerintah daerah
menyusun LAKIP sebagai wujud pertanggungjawaban atas kinerja yang memberikan gambaran
tentang perkembangan capaian kinerja, dan diharapkan dapat berperan sebagai alat kendali
sekaligus pendorong atau pendukung terwujudnya penyelengaraan tata pemerintahan yang baik
(good governance). Dalam kurun waktu lima tahun pelaksanaan Rencana strategis (Renstra) Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Bima telah melakukan banyak hal dan cukup berhasil. Namun dalam
implementasinya masih terdapat permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian dan
penyelesaian, baik yang berkaitan dengan kontekstualisasi persoalan maupun komitmen terhadap
upaya menata kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih baik.
Sebagaimana yang dijabarkan dalam Rencana Strategis Tahun 2011-2015, Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Bima mempunyai Rencana Strategis (2012) merupakan suatu
proses awal dari rangkaian usaha mencapai sasaran dan tujuan yang disusun guna mengantisipasi
perkembangan yang akan dicapai kedepan, tujuan strategis yang kemudian dituangkan ke dalam
pelaksanaan Renja Tahun (2012) dengan 8 (delapan) program. Untuk jumlah sasaran dalam
rangka merealisasikan Visi dan Misi 6 (enam), sedangkan tujuannya 6 (enam) dan 8 (delapan)
program BLH), maka capaian kinerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bima yang diukur dari
capaian kinerja sasaran komulatif adalah 100%, dan juga kinerja tujuan komulatif adalah 100 %.
Memperhatikan angka komulatif dari masing-masing kinerja tersebut, maka kinerja BLH Kabupaten
Bima dapat dikategorikan tercapai dengan sukses.
Secara umum, pelaksanaan program/kegiatan Tahun 2012 berdasarkan tugas pokok dan
fungsi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bima telah dilaksanakan sesuai dengan rencana,
namun demikian di dalam pelaksanaan kegiatan masih terdapat beberapa kendala yakni terkait
dengan proses pengelolaan dan penyelesaian administrasi pencairan anggaran, misalnya Laporan
pertanggungjawaban.
Disamping itu, muncul pula beberapa permasalahan didalam evaluasi penerapan SAKIP,
antara lain seperti kurang tertibnya dalam melengkapi dan menyusun dokumen-dokumen RPJMD,
dokumen kinerja, misalnya belum adanya Rencana Kinerja Tahunan, Rencana Kerja (Renja) serta
masih kurang tepat dalam perumusan indikator, keselarasan program dan sasaran, dan
sebagainya. Sebagai tindak lanjut dan upaya pemecahan masalah dilakukan penataan administrasi,
peningkatan kapasitas dan kualitas aparatur pemerintah daerah secara terprogram dan
berkelanjutan guna mendukung kinerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bima ke depan dalam
menerapkan manajemen kinerja dan keuangan, sehingga pada gilirannya dapat mewujudkan
pemerintahan yang baik.
B. Saran-Saran.
Dalam rangka menunjang penerapan sistem SAKIP yang baik maka perlu mengatasi
berbagai persoalan sebagaimana yang telah diuraikan di atas. Di bawah ini diuraikan beberapa
saran-saran sebagai berikut :
Saran-saran
1. Perlu dilakukan upaya nyata untuk peningkatan pemahaman tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, serta kemampuan praktis dalam menyusun dokumen-dokumen
kinerja seperti memberikan pelatihan dan bimbingan SAKIP secara komprehensif kepada
Aparatur;
2. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi antara instansi atau sektor-sektor terkait dalam
pengelolaan lingkungan hidup;
3. Untuk mendukung dalam proses peningkatan kualitas lingkungan hidup, dan perlindungan
sumber daya alam guna meningkatkan kelestarian sumber daya alam di masa yang akan
dating;
4. Perlu adanya penambahan sarana dan prasarana untuk mendukung operasional kegiatan
dalam rangka melaksanakan penyusunan dan melaksanakan kebijakan daerah bidang
lingkungan hidup;
5. Meningkatkan bentuk-bentuk pengawasan/monitoring yang efektif terhadap pelaksanaan
kegiatan yang sudah direncanakan, baik interm maupun dengan melibatkan pihak-pihak terkait;
6. Dalam rangka pencapaian hasil pengelolaan lingkungan hidup yang efektif dan berkeadilan
perlu diperhatikan yang sungguh-sungguh a). pembentukan wadah koordinasi untuk
memadukan kebijakan, program dan kegiatan pengelolaan SDA dan lingkungan hidup yang
memberikan kesepahaman dalam rangka menggerakan kegiatan pada sector lingkungan hidup.
b). peningkatan pengawasan dan pengendalian pengelolaan SDA dan lingkungan hidup yang
dilakukan untuk mencegah timbulnya dampak-dampak yang tidak diiginkan di kemudian hari, c).
peningkatan kualitas dan kuantitas SDM dalam pengelolaan SDA dan lingkungan hidup
sehingga dapat mendukung kegiatan pengelolaan dengan efektif dan efisien, d). peningkatan
system informasi manajemen lingkungan dengan mengembangkan kerjasama dengan
perguruan Tinggi, LSM, Lembaga Adat dan semua stakeholders peduli lingkungan agar dapat
dicapai kecepatan dan ketetapan informasi dan komunikasi multi arah dengan semua pihak
yang menaruh perhatian terhadap pengelolaan lingkungan hidup, e). penegakan hokum
lingkungan yang tegas bagi perusakan dan pencemaran lingkungan hidup sehingga dapat
menjadi pelajaran dan teladan agar peduli dan tergerak menegakkan kaidah-kaidah
kelingkungan yang beretika dan berkeadilan.
__________________ ________________
` Nip.
Petunjuk Pengisian :
PENETAPAN KINERJA
BADAN LINGKUNGAN HIDUP
Jumlah Anggaran :
Kegiatan.......................... : Rp.......................... (c)
..................,.............. 20....
Bupati Bima Kepala Badan
(..........................) (...........................)
NIP......................
Petunjuk Pengisian :
1. Header (a) diisi dengan Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah
2. Header (b) diisi dengan Tahun Anggaran yang akan diperjanjikan
3. Kolom (2) diisi dengan pernyataan sasaran strategis SKPD sesuai dengan dokumen Rencana Strategis
SKPD. Sasaran strategis SKPD sekurang-kurangnya adalah Output
Contoh: Dinas Perindang
Meningkatkan peran Perindustrian dan Perdagangan dalam Perekonomian daerah.
4. Kolom (3) diisi dengan indikator kinerja sasaran strategis dari SKPD sesuai dengan dokumen Renstra SKPD
ataupun berdasarkan penetapan IKU. IKU pada tingkat ini setidaknya adalah indikator kinerja outcome;
Contoh:
- Persentase peningkatan Industri tenun
- Persentase peningkatan produksi barang tenun.
5. Kolom (4) diisi dengan angka target yang diperjanjikan akan dicapai dari setiap indikator kinerja;
6. Kolom (5) diisi dengan nama program dan kegiatan utama/ pokok yang digunakan untuk menunjang
pencapaian kinerja organisasi;
7. Kolom (6) diisi jumlah atau nilai anggaran pada kegiatan yang bersangkutan;
8. Footer (c) diisi dengan total jumlah/nilai pagu anggaran yang direncanakan akan digunakan untuk mencapai
sasaran strategis
PENGUKURAN KINERJA
BADAN LINGKUNGAN HIDUP
INDIKATOR
NO SASARAN STRATEGIS TARGET REALISASI %
KINERJA
1 2 3 4 5 6
Petujuk Pengisian :
1. Header (a) diisi dengan nama SKPD/ unit kerja ;
2. Header (b) diisi dengan tahun anggaran;
3. Kolom (2) diisi dengan sasaran strategis SKPD sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja;
4. Kolom (3) diisi dengan indikator kinerja sasaran strategis SKPD sesuai dengan dokumen
Penetapan Kinerja;
5. Kolom (4) diisi dengan angka target kinerja yang akan dicapai dari setiap indikator sesuai
dengan dokumen Penetapan Kinerja;
6. Kolom (5) diisi dengan realisasi dari masing-masing Indikator Kinerja;
7. Kolom (6) diisi dengan persentase pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja:
(realisasi/target x 100)%;
8. Footer (c) diisi total jumlah/nilai pagu anggaran kegiatan yang direncanakan untuk mencapai
sasaran strategis;
9. Footer (d) diisi total jumlah/nilai realisasi anggaran kegiatan yang digunakan untuk mencapai
sasaran strategis;