Anda di halaman 1dari 8

Laboratorium Kimia Analisa 11

Universitas Sumatra Utara

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Bahan
3.1.1 Asam Nitrat (HNO3)
Fungsi: sebagai zat yang akan diidentifikasi kadar asamnya.
A. Sifat Fisika :
1. Densitas : 11,67 g/ml
2. Titik didih : 121C (181F)
3. Titik beku : -50C
4. Rumus molekul : HNO3
5. Berat molekul : 63,01 g/mole
B. Sifat Kimia :
1. Berwujud cair
2. Bersifat Korosif
3. Larut dalam air
4. berwarna.
5. Mudah terbakar
(ScienceLab, 2013a)

3.1.2 Asam Sulfat (H2SO4)


Fungsi: sebagai larutan untuk menstandarisasi larutan NaOH.
A. Sifat Fisika :
1. Tekanan : 1 mmHg
2. Titik didih : 158C
3. Titik leleh : 21 C
4. Warna : Tidak berwarna
5. Gravitasi : 1,84
B. Sifat Kimia :
1. Tidak berbau.
2. Korosif.
3. Menyebabkan luka bakar.
4. Mudah larut dalam air dingin.
5. Larut dalam air.
(ScienceLab, 2013b)

3.1.3 Aquadest (H2O)

10 Susi
Lestari

Asidi - Alkalimetri
Laboratorium Kimia Analisa 11
Universitas Sumatra Utara

Fungsi : sebagai pelarut.


A. Sifat Fisika:
1. Berat Molekul : 18,02 g/mol
2. PH :7
3. Titik didih : 100 oC
4. Titik lebur : 0 C
5. Densitas : 1 g/cm3
B. Sifat Kimia :
1. Pelarut yang kuat.
2. Pelarut universal.
3. Bersifat polar.
4. Memiliki sejumlah momen dipol.
5. Sifat adhesi yang tinggi.
(ScienceLab, 2013c).

3.1.4 Natrium Hidroksida (NaOH)


Fungsi: sebagai larutan standar untuk mentritrasi asam cuka (titran).
A. Sifat Fisika :
1. Berat molekul : 40 g/mole
2. Densitas dan fase : 2,100 g cm3, cairan
3. Titik lebur : 318 C
4. Titik didih : 1390 C
5. Penampilan : Cairan higroskopis tak berwarna.
B. Sifat Kimia :
1. NaOH sangat mudah menyerap gas CO2.
2. Senyawa ini sangat mudah larut dalam air.
3. Merupakan larutan basa kuat.
4. Sangat korosif terhadap jaringan organik.
5. Dapat bereaksi dengan asam karboksilat.
(ScienceLab, 2013d)

3.1.5 Phenolphthalein (C20H14O4)


Fungsi: sebagai indikator yang menunjukkan titik akhir titrasi (titik ekivalen).
A. Sifat Fisika :
1. Massa jenis : 1,227 g/cm3 pada 32oC

10 Susi
Lestari

Asidi - Alkalimetri
Laboratorium Kimia Analisa 11
Universitas Sumatra Utara

2. Titik Lebur : 262,5C


3. Titik didih : 79,58C (175,2F)
4. Massa molar : 318 g/mol
5. Tekanan : 5,7 kPa
B. Sifat Kimia :
1. Trayek pH 8,2 10.
2. Merupakan indikator dalam analisa kimia.
3. Tidak dapat bereaksi dengan larutan yang direaksikan, hanya
sebagai indikator.
4. Larut dalam 95% etil alkohol.
5. Pada larutan basa berwarna pink.
(ScienceLab, 2013e)

3.2 Peralatan
1. Gelas ukur
Fungsi : untuk mengukur volume bahan yang akan digunakan dalam
percobaan.
2. Pipet tetes
Fungsi : untuk mengambil indikator (phenolphtalein) dalam botol dan
meneteskannya ke erlenmeyer.
3. Buret
Fungsi : untuk wadah pentiter (NaOH).
4. Erlenmeyer
Fungsi : untuk wadah larutan yang akan di titrasi.
5. Statif dan klem
Fungsi : untuk menyangga buret agar tetap dapat berdiri.
6. Corong
Fungsi : untuk memasukkan NaOH ke dalam buret.
7. Batang pengaduk
Fungsi : untuk mengaduk dua zat yang dicampur agar terjadi larutan
homogen.
8. Beaker glass
Fungsi : wadah penyiapan larutan

3.3 Prosedur Percobaan


3.3.1 Penyiapan Larutan NaOH 0,8 N
1. Cuci bilas beaker glass
2. Bila larutan alan disimpan dalam waktu lama, sediakan botol plastik
sebab NaOH pasti bereaksi dengan wadah kaca walaupun perlahan
3. Timbang 16 gram NaOH Larutkan dalam beaker glass 500 ml yang
berisi aquadest aduk sampai larut

10 Susi
Lestari

Asidi - Alkalimetri
Laboratorium Kimia Analisa 11
Universitas Sumatra Utara

3.3.2 Standarisasi Larutan NaOH


1. Larutkan sejumlah tertentu asam sulfat 0,4 N pada 200 ml aquadest .
2. Pipet larutan diatas sebanyak 25 ml, masukkan kedalam erlenmayer
lalu tambahkan 2 tetes phenolphthalein.
3. Titrasi dengan larutan NaOH sampai terjadi perubahan warna
indikator menjadi pink (merah muda) yang stabil. Catat volume NaOH
yang terpakai.
4. Lakukan titrasi duplo hingga diperoleh konsentrasi NaOH

3.3.3 Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Cuka Anggur


1. Pipet sampel sebanyak 25 ml, masukkan kedalam erlenmayer dan
tambahkan 2 tetes indikator phenolphthalein.
2. Titrasi dengan larutan NaOH 0,8 N sampai terjadi perubahan warna
indikator menjadi pink (merah muda) yang stabil. Catat volume NaOH
yang digunakan.
3. Lakukan titrasi diatas secara duplo lalu hitung kadar asam asetat yang
diperoleh.

3.4 Flowchart Percobaan


3.4.1 Penyiapan Larutan NaOH 0,8 N

Mulai

16 gram kristal NaOH dimasukkan ke dalam


beaker glass

Ditambahkan aquadest hingga


volume larutan 500 ml
Diaduk sampai larut

Selesai

10 Susi
Lestari

Asidi - Alkalimetri
Laboratorium Kimia Analisa 11
Universitas Sumatra Utara

Gambar 3.1 Flowchart Persiapan Larutan NaOH 0,8 N

10 Susi
Lestari

Asidi - Alkalimetri
Laboratorium Kimia Analisa 11
Universitas Sumatra Utara

3.4.2 Standarisasi NaOH

Mulai

Larutan NaOH dimasukkan ke buret

Dimasukkan 25 ml larutan HNO3


0,4 N ke dalam erlemeyer

Ditambahkan 2 tetes
phenolpthalein

Dititrasi dengan larutan


NaOH
Tidak

Apakah terjadi perubahan


warna dari bening menjadi
merah mudah yang stabil?
Ya
Ya

Dicatat volume NaOH yang terpakai

Tidak

Apakah percobaan sudah


dilakukan titrasi duplo?
?

Ditentukan konsentrasi NaOH

Selesai

10 Susi
Lestari

Asidi - Alkalimetri
Laboratorium Kimia Analisa 11
Universitas Sumatra Utara

Gambar 3.2 Flowchart Standarisasi NaOH


3.4.3 Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Cuka Anggur

Mulai

25 ml Cuka Anggur dipipet ke


dalam erlenmeyer

Ditambahkan 2 tetes
phenolpthalein

Dititrasi dengan larutan NaOH


0,8 N

Tidak
Apakah larutan berubah
warna menjadi merah
rosa yang stabil?

Ya

Titrasi dihentikan

Dicatat volume NaOH yang terpakai

Dihitung molaritas asam asetat

Tidak
Apakah titrasi sudah
dilakukan sebanyak 2 kali?

Ya

Selesai

10 Susi
Lestari

Asidi - Alkalimetri
Laboratorium Kimia Analisa 11
Universitas Sumatra Utara

Gambar 3.3 Flowchart Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Cuka Anggur

10 Susi
Lestari

Asidi - Alkalimetri

Anda mungkin juga menyukai