Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MANAJEMEN ENERGI

PERATURAN DAN STANDAR MANAJEMEN ENERGI DI INDONESIA DAN


DUNIA

Oleh :
Galih Pramudita
NIM : I0414022

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pertumbuhan industri sangat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di


dunia, khususnya Indonesia, namun disisi lain industri membutuhkan energi dan
sekaligus menjadi sektor penghasil gas rumah kaca yang sangat signifikan. Terjadi
sebuah dilema energi dalam industri, meningkatkan ekonomi sekaligus menghabiskan
energi yang begitu besar. Sekedar diketahui, sektor Industri mengkonsumsi energi
terbesar di Indonesia .Setidaknya, sebanyak 90% konsumsi energi berasal dari sumber
bahan bakar fosil. Sampai tahun 2050 kebutuhan energi meningkat 200% (sumber :
IEA 2007), pada kurun waktu yg sama tuntutan penurunan emisi CO2 menjadi 200%
(sumber : IPPC 2007 ).

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan rumusan


masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana cara meningkatkan ekonomi tanpa menghabiskan energi
yang terlalu besar?

C. TUJUAN MAKALAH

Berdasarkan rumusan masalah di atas,maka tujuan makalah dapat disimpulkan


sebagai berikut :
1. Mengetahui cara meningkatkan ekonomi tanpa menghabiskan energi
yang terlalu besar
BAB II
PEMBAHASAN

A. MENINGKATKAN EKONOMI DAN MENGHEMAT ENERGI

Menyingkapi persoalan diatas, International Organization for Standardization


(ISO) tahun 2011 merilis ISO 50001, yaitu sebuah standar untuk sistem manajemen
energi. Pada awalnya, ISO 50001 berasal dari permintaan sebuah lembaga di bawah
PBB, yaitu United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), akan
adanya standar manajemen energi yang berlaku secara internasional. Kemudian pada
tahun 2008, ISO membentuk sebuah komite proyek, bernama ISO/PC 242 - Energy
Management, untuk mengembangkan standar tersebut. Setelah melalui proses yang
panjang dan melibatkan seluruh pakar pakar yang ada di forum internasional,
akhirnya pada tanggal 17 Juni 2011 International Organization for Standardization
(ISO) meluncurkan standar baru ISO 50001: 2011 Energy Management Sistems
Requirements with guidance for use di Geneve International Conference Centre,
Switzerland. Acara peluncuran ini dihadiri 200 peserta dari berbagai negara dimana
diantaranya adalah 100 pakar dari 45 negara yang berpartisipasi dalam pengembangan
standar ISO 50001 ini. Terdapat tujuh persyaratan utama ISO 50001 : 2011 yaitu :
General Requirements, Management Responsibility, Energy Policy, Energy Action
Plan, Implementation and Operation, Performance Audits, Management Review.
Standar ISO 50001 ini menetapkan persyaratan sistem manajemen energi
(EnMS) bagi suatu perusahaan atau organisasi untuk mengembangkan dan menerapkan
energi kebijakan, menetapkan tujuan, sasaran, dan rencana tindakan, dengan
mempertimbangkan persyaratan hukum dan informasi yang berkaitan dengan
penggunaan energi yang signifikan. Sebuah EnMS memungkinkan perusahaan atau
organisasi untuk mencapai komitmen kebijakan, mengambil tindakan yang diperlukan
untuk meningkatkan kinerja energi dan menunjukkan kesesuaian sistem terhadap
persyaratan standar ini. Penerapan standar ini dapat diatur agar sesuai dengan
kebutuhan perusahaan atau organisasi, termasuk kompleksitas sistem, tingkat
dokumentasi, dan sumber daya serta berlaku untuk kegiatan di bawah kendali
perusahaan atau organisasi.
Standar tersebut juga menetapkan persyaratan untuk pengukuran, dokumentasi
dan pelaporan, desain dan praktek pengadaan untuk peralatan, sistem, proses dan
personel yang berkontribusi terhadap kinerja energi. ISO 50001 tidak menetapkan
kriteria kinerja khusus sehubungan dengan energi, meskipun demikian tetap diperlukan
partisipasi perusahaan atau organisasi untuk melakukan perbaikan kinerja energi secara
berkelanjutan. ISO 50001 menekankan keterlibatan kepemimpinan eksekutif, yaitu
manajemen puncak harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara kebijakan energi.
Mereka harus mengidentifikasi ruang lingkup sistem, mengkomunikasikan pentingnya
penerapan sistem tersebut, memastikan target yang tepat dan indikator kinerja telah
ditetapkan, dan memastikan hasilnya telah diukur.
ISO 50001 dirancang untuk membantu perusahaan atau organisasi dalam
membangun sistem dan proses yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja energi,
termasuk efisiensi energi, penggunaan dan konsumsi energi. Pelaksanaan standar ini
dimaksudkan untuk mengarah pada pengurangan emisi gas rumah kaca, biaya energi,
dan dampak lingkungan lainnya yang terkait, melalui sistematis manajemen energi.
Standar ini berlaku untuk semua jenis dan ukuran perusahaan atau organisasi, terlepas
dari geografis, kondisi budaya atau sosial. ISO 50001 ini juga dirancang agar dapat
terintegrasi dengan standar manajemen lain, terutama ISO 14001 (Sistem Manajemen
Lingkungan) dan ISO 9001 (Sistem Manajemen Mutu). Karena ketiga sistem
manajemen tersebut didasarkan pada Siklus Deming : PDCA (Plan Do Check
Action), maka ISO 50001 dapat diintegrasikan dengan mudah terhadap ISO 9001
maupun ISO 14001, dimana penjabarannya adalah sebagai berikut :
1. PLAN, tanggung jawab keseluruhan untuk sistem manajemen energi harus
ada pada manajemen puncak. Harus ditetapkan suatu tim energi beserta
koordinatornya. Selanjutnya perusahaan atau organisasi harus merumuskan
kebijakan energi dalam bentuk pernyataan tertulis yang berisikan maksud
dan arah kebijakan energi. Kebijakan energi harus dikomunikasikan dalam
perusahaan atau organisasi. Tim energi adalah penghubung antara
manajemen dan karyawan. Pada fase ini organisasi harus mengidentifikasi
penggunaan energi yang signifikan dan memprioritaskan peluang untuk
perbaikan kinerja energi.
2. DO, pernyataan proses dan tujuan sekarang diperkenalkan dan
diimplementasikan. Sumber daya disediakan dan tanggung jawab
ditetapkan. Pastikan juga bahwa karyawan menyadari dan mampu
melaksanakan tanggung jawab mereka dalam hal manajemen energi.
Realisasi sistem manajemen energi dimulai di sini.
3. CHECK, sebuah sistem manajemen energi membutuhkan proses untuk
kepatuhan dan penilaian peraturan yang berhubungan dengan energi. Audit
internal dapat membantu untuk memverifikasi bahwa sistem manajemen
energi berfungsi dengan baik dan memperoleh hasil yang direncanakan.
Proses dimonitor berkaitan dengan hukum dan persyaratan lainnya
(persyaratan pelanggan, kebijakan internal) serta tujuan dari manajemen
energi perusahaan atau organisasi. Hasilnya didokumentasikan dan
dilaporkan kepada manajemen puncak.
4. ACT, manajemen puncak menyiapkan penilaian tertulis berdasarkan audit
internal. Dokumen ini disebut sebagai tinjauan manajemen. Hasilnya akan
dievaluasi pada tingkat kinerja yang sesuai. Jika perlu, tindakan korektif
atau preventif dapat dimulai. Proses energi yang relevan dioptimalkan dan
tujuan strategis baru ditetapkan di sini.

Keberhasilan implementasi ISO 50001 tergantung pada komitmen dari semua


tingkatan dan fungsi organisasi, terutama manajemen puncak. Manajemen puncak
harus menunjuk wakil manajemen (Management Representative), yang akan
memastikan sistem manajemen telah mematuhi persyaratan ISO 50001, menentukan
metode untuk memastikan operasi dan pengendalian sistem dapat berjalan efektif, serta
melaporkan kepada manajemen puncak mengenai kinerja dan efektivitas dari sistem
manajemen energi. perusahaan atau organisasi juga harus melakukan,
mendokumentasikan, dan mengembangkan proses perencanaan energi, serta mencatat
dan memelihara hasil dari tinjauan energi.
Dalam menerapan sistem manajemen energi kerap kali memungkinkan
perubahan perusahaan atau organisasi yang sederhana untuk menghasilkan keuntungan
yang signifikan tanpa memerlukan investasi yang besar, keuntungan tersebut adalah
sebagai berikut : aliran energi menjadi transparan, perbaikan berkesinambungan dari
kinerja energi melalui pengawasan terus menerus dari aliran energi, evaluasi desain
dan kegiatan pengadaan yang berhubungan dengan kinerja energi, identifikasi potensi
penghematan energi melalui analisa data, pengurangan biaya energi dan emisi gas
rumah kaca, proses yang kuat dan efektif memberikan keuntungan yang kompetitif,
timbul kesadaran karyawan, ketaatan pada persyaratan hukum, meningkatkan citra dan
juga stimulus untuk modernisasi
Di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral, mengeluarkan PERATURAN MENTERI ESDM NO. 14/2012 TENTANG
MANAJEMEN ENERGI yang menetapkan industri dengan penggunaan energi lebih
dari 6000 TOE (ton oil equivalent) wajib menerapkan sistem manajemen energi dan
industri dengan penggunaan energi kurang dari 6000 TOE (ton oil equivalent) agar
menerapkan sistem manajemen energi atau melakukan penghematan energi.
Perusahaan yang menerapkan sistem manajemen energi dan berhasil selama 3 tahun
berturut turut dapat menurunkan konsumsi energi spesifik minimal 2% per tahun akan
mendapatkan insentif berupa Audit Energi dalam pola kemitraan yang dibiayai oleh
Pemerintah dan mendapat prioritas pasokan energi.
Standar ISO 50001 ini memberikan manfaat untuk organisasi atau perusahaan
berskala besar ataupun kecil, baik di sektor publik juga swasta, maupun di bidang
manufaktur dan jasa, di seluruh wilayah dunia. Berikut ini faktor faktor yang
mendorong organisasi atau perusahaan menganggap penting untuk melakukan
sertifikasi ISO 50001, antara lain : membantu organisasi memanfaatkan aset
perusahaan yang mengonsumsi energi secara lebih baik, memfasilitasi keterbukaan dan
komunikasi pengaturan sumber energi, mendukung praktek terbaik manajemen energi,
memfasilitasi evaluasi dan memberikan prioritas untuk penerapan teknologi hemat
energi baru, memberikan kerangka kerja efisiensi energi di seluruh rantai pasokan,
memfasilitasi manajemen energi untuk proyek pengurangan emisi gas rumah kaca dan
integrasi dengan sistem manajemen yang sudah ada di perusahaan tersebut
Standar ISO 50001 mencakup persyaratan untuk penetapan, penerapan,
pemeliharaan dan peningkatan sistem manajemen energi, yang tujuan akhirnya bagi
perusahaan adalah memperoleh pendekatan yang sistematis dalam mencapai perbaikan
berkesinambungan. Dengan penerapan standar ini diharapkan para pelaku usaha dapat
mengendalikan dan mengoptimalkan penggunaan energi dengan baik. Adapun manfaat
dari penerapan ISO 50001 secara garis besar adalah terwujudnya transparansi dalam
penggunaan energi, tuntutan perbaikan berkesinambungan dari kinerja energi melalui
pengawasan terus menerus dari aliran energi, efektivitas evaluasi desain dan kegiatan
pengadaan yang berhubungan dengan kinerja energi, dapat melakukan identifikasi
potensi penghematan energi melalui analisa data, terjadinya pengurangan biaya
operasional dan overhead untuk peningkatan profitabilitas dan mengurangi emisi udara
( seperti gas rumah kaca ), peningkatan efisiensi sumber energi, timbulnya proses yang
kuat dan efektif memberikan keuntungan yang kompetitif, peningkatan kesadaran
karyawan, meningkatnya kepastian hukum, kepatuhan internal, peningkatan citra
perusahaan, menjadi stimulus untuk modernisasi, penghematan keuangan yang
signifikan dapat dicapai melalui peningkatan efisiensi energi dan peningkatan
pemahaman tentang penggunaan energi dan konsumsi melalui metode yang
didefinisikan, proses pengumpulan data

Sebagai langkah awal dalam memulai penerapan ISO 50001, yang diperlukan oleh
suatu perusahaan atau organisasi adalah pertama tama mendapatkan dukungan dari
manajemen puncak, berikutnya mengumpulkan dan menganalisis data energi,
dilanjutkan dengan mengidentifikasi penggunaan energi, menetapkan data penggunaan
energi, mengidentifikasi peluang hemat energi dan memprioritaskan peluang
penghematan energi. Dalam prakteknya, implementasi ISO 50001 akan lebih efektif
bila diintegrasikan dengan sistem manajemen yang telah diterapkan di perusahaan atau
organisasi. Agar ISO 50001 ini dapat diterapkan dengan efektif dan mampu
memberikan manfaat yang optimal untuk perusahaan atau organisasi, maka diperlukan
dua syarat berikut, yaitu : pemahaman yang benar dari seluruh unsur perusahaan atas
persyaratan Sistem Manajemen Energi ISO 50001:2011 dan terbentuknya ISO 50001
yang mudah diterapkan dengan tujuan yang SMART.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas, kita semakin dibuat sadar bahwa energi sangat penting untuk
operasional perusahaan atau organisasi dan dapat menjadi biaya besar untuk perusahaan
atau organisasi, apapun kegiatan mereka. Sebuah gagasan dapat diperoleh dengan
mempertimbangkan penggunaan energi melalui rantai pasokan bisnis, dari bahan baku
sampai daur ulang. Selain biaya ekonomi energi untuk sebuah perusahaan atau
organisasi, energi dapat membebankan biaya lingkungan dan sosial dengan
menghabiskan sumber daya dan memberikan kontribusi untuk masalah seperti
perubahan iklim. Pengembangan dan penyebaran teknologi untuk sumber energi baru
dan sumber sumber terbarukan dapat mengambil waktu. Perusahaan atau organisasi
individu tidak dapat mengendalikan harga energi, kebijakan pemerintah atau ekonomi
global, tetapi mereka dapat memperbaiki cara mereka mengelola energi di sini dan
sekarang melalui penerapan ISO 50001.

B. SARAN
1. Peningkatan kinerja energi dapat memberikan manfaat yang cepat untuk sebuah
organisasi dengan memaksimalkan penggunaan sumber energi dan aset yang
berhubungan dengan energi, sehingga mengurangi biaya energi dan konsumsi.
2. Perusahaan atau organisasi ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap
mengurangi penipisan sumber daya energi dan mengurangi dampak di seluruh
dunia terhadap penggunaan energi, seperti pemanasan global atau yang umum
dikenal sebagai global warming.

Anda mungkin juga menyukai