Anda di halaman 1dari 5

CONTOH PERILAKU PEJABAT YANG

KONSTITUSIONAL DAN INKONSTITUSIONAL


DOSEN PENDAMPING : KUSWAN HADJI, S.H., M.H.

OLEH:
NUR CHOLIS
1610101047
S1 EKONOMI PEMBANGUNAN

UNIVERSITAS TIDAR
MAGELANG
2016/2017
Putaran Kedua Pilkada DKI Jadi Perhatian Khusus
Penyelenggara Pemilu

JAKARTA, KOMPAS.com

- Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), serta Dewan
Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) sepakat untuk berfokus pada putaran kedua
pilkada serentak 2017.

Meski belum ditetapkan secara resmi oleh KPU, Pilkada DKI Jakarta berpotensi menjadi
satu-satunya daerah yang masuk ke putaran kedua.

"Dalam waktu dekat kami sepakat akan memberi perhatian khusus pada ronde kedua Pilkada
DKI Jakarta. Apalagi masalah ini pusat perhatian nasional," kata Ketua DKPP Jimly
Asshiddiqie di kantor DKPP, Jakarta, Kamis (23/2/2017).

Jimly menyebutkan, KPU dan Bawaslu telah mencatat berbagai masalah yang ditemukan.

Masalah itu di antaranya seperti pelanggaran pemungutan suara yang mengakibatkan


pemilihan ulang di dua tempat pemungutan suara (TPS), yakni TPS di Utan Panjang,
Kemayoran, dan TPS 29 Kalibata Jakarta Selatan.

Menurut Jimly, Pilkada DKI Jakarta putaran kedua akan dijadikan sebagai proyek
percontohan untuk meningkatkan partisipasi. DKPP, kata dia, akan membantu
menyosialisasikan persiapan administrasi bagi pemilih.

"Kami akan bantu kampanye sosialisasi, mempersiapkan administrasinya. Lalu para pemilih
kami gerakkan supaya ikut menggunakan hak pilihnya," ucap Jimly.

Dengan begitu, Jimly berharap tejadi peningkatan partisipasi pemilih pada pilkada.
Saat pemilihan suara yang berlangsung pada Rabu (15/2/2017) partisipasi pemilih baru
mencapai 74,2 persen. Sedangkan KPU menargetkan partisipasi sebesar 77,5 persen.

TANGGAPAN:

Menurut saya pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu),
serta Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang lebih memfokuskan pemilu di
putaran kedua ini sudah baik kinerjanya, dan saya sangat mengapresiasi, di tambah lagi
dengan kegiatannya yaitu membantu kampanye sosialisasi, mempersiapkan administrasi, dan
menggerakkan pemilih untuk menggunakan hak pilihnya, dan perhatian khusus dari Komisi
Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), serta Dewan Kehormatan
Penyelenggara Pemilu (DKPP) ini patut di beri apresiasi lebih di putaran kedua pemilihan
Gubernur DKI ini, karena ini benar-benar menjadi PR besar agar tidak terjadi kecurangan lagi
seperti di 2 TPS pada pemilu putaran pertam, yakni TPS di Utan Panjang, Kemayoran, dan
TPS 29 Kalibata Jakarta Selatan.
Setya Novanto di Pusaran Kasus e-KTP

Liputan6.com, Jakarta - Namanya disebut-sebut terlibat dalam kasus e-KTP. Setya


Novanto dituding mendapat bagian dari korupsi pengadaan e-KTP pada 2011-2012. Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) pun beberapa kali memeriksanya untuk mengklarifikasi hal
tersebut.

Tak berhenti di situ, Ketua DPR tersebut kini harus berhubungan dengan Mahkamah
Kehormatan Dewan (MKD). Pasalnya, ada tiga laporan tentangnya terkait kasus e-KTP.

Namun, Ketua MKD Sufmi Dasco Ahmad mengaku belum mengetahui persis seluruh
laporan yang masuk, dan pasal apa saja yang dilaporkan ke MKD.

"Ada tiga laporan (untuk Setya Novanto). Saya enggak hafal jangan tanya pasalnya. Justru
karena verifikasinya belum, saya hanya ingat yang dilaporin Pak Novanto dan kita baru
masuk kemarin," ungkap Dasco di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat 17 Maret 2017.

Saat disingung apakah laporan terkait kasus e-KTP yang masuk kepada MKD segera
ditindaklanjuti menjadi persidangan etik, politikus Partai Gerindra ini mengaku belum
mengetahuinya karena masih dalam proses verifikasi tim MKD.

"Saya baru baca sekilas pelaporannya, kita akan sampaikan kepada tim yang akan verifikasi,
kalau hasil verifikasi itu kita kan bawa ke rapat internal di MKD. Ya saya tidak bisa bilang
buktinya cukup kuat atau enggak, tapi itu harus diputuskan oleh tim menurut tata beracara
tidak bisa keputusan laporan," ujar Dasco.
TANGGAPAN:

Menurut saya dalam kasusu ini sangat memprihatinkan, apalagi yang bersangkutan adalah
ketua DPR RI Terpilih yaitu Setya Novanto, sungguh tidak layak seorang yang begitu di
percaya sebagai ketua Dewan Perwakilan Rakyat akan tanggungjawabnya melakukan kasus
korupsi, apalagi ini menyangkut E-KTP, yang tentunya untuk masyarakat, dan tentunya
menghabiskan dana yang sangat banyak, kepada masyarakat sebaiknya harus juga berhati-
hati dan waspada agar tidak terprovokasi oleh berita berita opini yang tidak jelas dan tidak
sesuai fakta. Dan kepada pihak KPK segera mungkin menindak lanjuti dan memverivikasi
agar kasus ini cepat dan tepat tertuntaskan. Dan sesegera mungkin pihak pihak pejabat yang
tersangkut atas kasus E-KTP ini segera di temukan dan di pidana sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai