PEDOMAN TEKNIS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan semakin berkembangnya seluruh aspek kehidupan sebagai dampak
meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dan pembangunan, maka meningkat pula
kebutuhan dan tuntutan pelayanan air. Adanya perbedaan kepentingan antara hulu dan
hilir, antardaerah, antarpengguna dapat menimbulkan konflik penggunaan air, disisi lain
adanya kecenderungan ketersediaan air semakin terbatas. Untuk mengatasi masalah
tersebut diperlukan suatu sistem pengelolaan alokasi air.
Pengelolaan alokasi air meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi, pengendaliaan serta pelaporan alokasi air.
Penyelenggaraan alokasi air dilaksanakan oleh institusi pengelola wilayah sungai
berdasarkan keputusan PTPA/DDSDA. Institusi pengelola wilayah sungai tersebut
meliputi Dinas Pengairan, Balai Pengelola Sumberdaya Air dan Badan Usaha Pengelola
Sumberdaya Air. Untuk mendukung kelancaran tugasnya, maka disusun suatu pedoman
alokasi air.
Dengan dilaksanakannya sistem pengelolaan alokasi air diharapkan pembagian
penjatahan air bagi berbagai kepentingan akan lebih adil, transparan dan akuntabel.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini terdiri dari pokok bahasan yang meliputi pendahuluan,
pengertian, manajemen, kelembagaan, koordinasi dan sistem pelaporan.
- 1-
DRAFT FINAL SEKRETARIAT TKPSDA 2003
BAB II
PENGERTIAN
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan:
1. Alokasi air adalah penjatahan air permukaan untuk berbagai keper luan pada suatu
Wilayah Sungai dalam memenuhi kebutuhan air bagi para pengguna air dari waktu ke
waktu dengan memperhatikan kuantitas dan kualitas air, berdasarkan asas pemanfaatan
umum dan pelestarian sumber air.
2. Daerah Layanan (service area) adalah daerah atau objek yang mendapat pelayanan air
dari Institusi pengelola wilayah sungai.
3. Pengelola wilayah sungai adalah Institusi yang diberi wewenang untuk melaksanakan
pengelolaan sumberdaya air di tingkat wilayah sungai yang meliputi Dinas, Bala i, Badan
Usaha Pengelola Sumberdaya Air
4. Data Masukan (Input Data ) adalah data yang diperlukan untuk mendukung perhitungan
alokasi air pada periode interval waktu tertentu.
5. Data Keluaran (Output Data) adalah data hasil proses perhitungan alokasi air yang
menyebutkan tempat, waktu, jumlah air untuk masing-masing pengguna sesuai prioritas
serta ketersediaan air.
6. Geographical Information System (GIS) adalah sistem penyajian informasi yang
dikaitkan dengan sistim koordinat bumi yaitu Lintang dan Bujur.
7. Model Alokasi Air adalah perangkat lunak yang dipergunakan untuk menghitung
pengalokasian air.
8. Prioritas Penggunaan Air adalah kebijakan yang mengatur urutan alokasi air berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
9. Tata Guna Lahan Suatu Wilayah Sungai adalah identifikasi peruntukan lahan dan
pengaturan pemanfaatan lahan yang digunakan untuk berbagai peruntukan berdasarkan
Rencana Umum Tata Ruang (RUTR).
10. Wilayah Sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan air permukaan dalam satu atau
lebih daerah aliran sungai dan atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama
dengan 2000 km2 (RUU SDA versi 24 September 2002)
11. Wadah koordinasi adalah wadah koordinasi sebagaimana ditetapkan dalam Undang-
Undang Sumberdaya A ir
- 2-
DRAFT FINAL SEKRETARIAT TKPSDA 2003
BAB III
PENGELOLAAN ALOKASI AIR
A. Teknis Pengelolaan
Teknis Pengelolaan alokasi air adalah rangkaian kegiatan yang mencakup perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pengendalian.
Rangkaian kegiatan tersebut membentuk suatu siklus seperti terlihat pada bagan alir di
bawah ini :
Rencana
Pengendalian Pengawasan
Pelaksanaan
Pemantauan dan
Evaluasi
1. Perencanaan
Perencanaan alokasi air didasarkan pada ketersediaan air dan permintaan alokasi air
pada musim kemarau dan musim penghujan, yang dilaksanakan mengikuti urutan
sebagai berikut (bagan alir pada Lampiran 1) :
a. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan meliputi:
1) Data Statis, yang mencakup
Kapasitas tampungan aktual waduk
Kapasitas pengaliran aktual sungai/saluran
Lokasi prasarana pengairan pengatur air
Lokasi titik pengambilan air
Diagram sistem sungai
Daerah tangkapan hujan
2) Data dinamis
Data hujan
Data ramalan cuaca
Data aliran
Data kebutuhan air untuk berbagai keperluan termasuk untuk
pemeliharaan lingkungan pada kurun waktu tertentu
- 3-
DRAFT FINAL SEKRETARIAT TKPSDA 2003
b. Analisis Data
Merupakan kegiatan yang meliputi :
Validasi data dengan melakukan pengecekan kembali akurasi, legalitas
dan kelengkapan data .
Pemilahan jenis, waktu dan jumlah pemakaian air serta
mengelompokannya kedalam setiap daerah layanan.
Penghitungan kebutuhan air pada setiap tempat pengambilan dalam
daerah layanan pada kurun waktu tertentu.
Penghitungan kemampuan ketersediaan air pada tempat-tempat
pengambilan dalam daerah layanan pada kurun waktu tertentu.
Penghitungan keseimbangan air disetiap titik pengambilan dengan
mempertimbangkan urutan prioritas penggunaan air untuk berbagai
macam skenario yang didasarkan atas alternatif ramalan cuaca dan
derajat pemenuhan kebutuhan.
Penghitungan keseimbangan air dapat dilakukan dengan bantuan
perangkat lunak yang tersedia antara lain Water Resources Management
Model (WRMM), River Basin Allocation Model (RBAM).
Pelaksanaan alokasi air dilakukan oleh pengelola sumberdaya air berdasarkan pola
alokasi air yang sudah ditetapkan.
Untuk melaksanakan alokasi air, perlu ditunjang dengan Prosedur Operasi Standar
(Standard Operation Procedure,SOP) dan penyiapan sumberdaya .
- 4-
DRAFT FINAL SEKRETARIAT TKPSDA 2003
a. Pemantauan.
Pemantauan dilakukan untuk memperoleh informasi pelaksanaan alokasi air dan
dilaksanakan:
1) secara periodik/berkala pada titik titik pantau utama.
2) secara insidentil dalam hal ditengarai adanya penyimpangan.
b. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara periodik untuk mengetahui kesesuaian antara
pelaksanaan alokasi air dengan pola yang telah ditetapkan.
- 5-
DRAFT FINAL SEKRETARIAT TKPSDA 2003
Dalam hal terjadi ketidaksesuaian dengan pola maka dilakukan analisis terhadap
sebab akibat untuk dirumuskan rencana pengendaliannya.
4. Pengendalian
5. Pengawasan
Agar pelaksanaan pengalokasian air berjalan efektif dan sesuai dengan persyaratan
teknis yang ditetapkan, diperlukan suatu pengawasan yang dilakukan oleh Dinas yang
membidangi sumberdaya air
Bentuk pengawasan dapat dilakukan dengan cara :
- Pengecekan alokasi air di lapangan
- Pengecekan tingkat pemerataan pembagian air
BAB IV
KELEMBAGAAN
A. Pengaturan
Kewenangan dalam pengaturan alokasi air adalah sebagai berikut:
1. Wilayah sungai yang kewenangan pengelolaannya berada pada Gubernur
dilaksanakan oleh Dinas Teknis Propinsi yang bertanggung jawab di bidang
sumberdaya air
2. Wilayah sungai yang kewenangan pengelolaannya pada Bupati/Walikota
dilaksanakan oleh Dinas Teknis Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab di bidang
sumberdaya air
3. Wilayah sungai yang kewenangan pengelolaannya dilaksanakan oleh
BUMN/BUMD dilaksanakan oleh Dinas Teknis Propinsi/Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab di bidang sumberdaya air sesuai dengan kewena ngannnya.
- 6-
DRAFT FINAL SEKRETARIAT TKPSDA 2003
B. Pelaksana
Institusi yang melaksanakan tugas-tugas pengelolaan alokasi air adalah:
1. Balai PSDA Wilayah Sungai untuk wilayah sungai yang menjadi kewenangan
Gubernur
2. Dinas Teknis Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab di bidang sumberdaya air
untuk wilayah sungai yang menjadi kewenangan Bupati/Walikota
3. BUMN/BUMD untuk wilayah sungai yang kewenangan pengelolaan alokasi airnya
dilaksanakan oleh BUMN/BUMD yang bersangkutan.
C. Sumberdaya Pendukung
Pelaksana pengelolaan alokasi air menyiapkan sumberdaya pendukung yang meliputi :
1. Personil yang memenuhi kualifikasi dalam bidang perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi
2. Prasarana pengairan antara lain : Waduk, Bendung, Saluran, Pintu Air.
3. Sarana yang meliputi antara lain: alat pemantau, alat komunikasi, alat transpotasi,
perangkat keras dan perangkat lunak komputer.
4. Pendanaan
Bab V
KOORDINASI
A. Lembaga Koordinasi
Dalam penyusunan pola alokasi air, pengelola perlu melakukan koordinasi dan
konsultasi dengan Dinas/Instansi terkait dan kelompok pemanfaat.
Dalam wadah koordinasidibahas pola alokasi air dan permasalahan didalam
penyelenggaraan alokasi air serta membahas pertanggungjawaban pengelola alokasi air.
Wadah ini beranggotakan wakil para pihak yang berkepentingan
B. Mekanisme Koordinasi
Koordinasi dan konsultasi diselenggarakan untuk:
Membahas alokasi air pada menjelang musim kemarau.
Membahas alokasi air pada menjelang musim hujan.
- 7-
DRAFT FINAL SEKRETARIAT TKPSDA 2003
BAB VI
SISTEM PELAPORAN
a. Laporan pengendalian
Laporan pengendalian berisikan antara lain analisa dan evaluasi
penyimpangan, tindakan koreksi dan pencegahan yang telah dilaksanakan dan
saran operasional untuk diputuskan
c. Laporan Khusus
Laporan khusus disampaikan kepada pemanfaat yang berisikan pemberitahuan
awal adanya penyimpangan dan penyelesaian keluhan pe manfaat.
2. Mekanisme Pelaporan
a. Laporan Pengendalian
Masing-masing unit pelaksana dilapangan secara periodik (sepuluh harian /dua
mingguan) membuat laporan kepada Pemimpin Pengelola Sumberdaya Air
b. Laporan Pertanggungjawaban
1). Bulanan
Pengelola alokasi air menyampaikan laporan bulanan pelaksanaan
pengelolaan alokasi air sebagai bentuk pertanggungjawaban interim
kepada Gubernur/Bupati/ Walikota
2). Semesteran
Pengelola alokasi air menyampaikan laporan pelaksanaan alokasi air
untuk periode musim penghujan dan musim kemarau sebagai pertanggung
jawaban final atas pola alokasi air yang ditetapkan. Laporan tersebut
disampaikan pada rapat pleno wadah koordinasi dengan tembusan ke
Gubernur/Bupati/Walikota dan Direktur Jenderal Sumberdaya Air
c. Lapora n Khusus
1). Pemberitahuan awal adanya penyimpangan
Pengelola alokasi air menyampaikan informasi adanya penyimpangan
alokasi air kepada pemanfaat apabila berdampak luas/lintas unit
pelaksana .
Dalam hal penyimpangan berdampak lokal, informasi disampaikan oleh
unit pelaksana yang bersangkutan.
2). Pemberitahuan penyelesaian keluhan pemanfaat
Unit pelaksana menyampaikan laporan penanganan penyelesaian keluhan
pemanfaat.
- 8-