Anda di halaman 1dari 4

SATUAN PANJANG

Oleh:
NADIA AISYAH 2414031024
ACHMAD QUDSI FAIZIN 2414031026

PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI


JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016
SATUAN PANJANG
A. Sejarah Perkembangan Satuan Panjang
Sampai 200 tahun yang lalu, satuan-satuan pengukuran panjang tidak distandarkan,
sehingga berbeda-beda untuk setiap tempat/negara. Pada Tahun 1120 Raja Inggris
memutuskan bahwa standar panjang di negara itu akan diberi nama yard (3 kaki) dan akan
tepat sama dengan jarak dari ujung hidungnya ke ujung lengan.
Pada Tahun 1790 Akademi Ilmu Pengetahuan Prancis menetapkan meter (disingkat m)
sebagai Satuan Internasional (SI) panjang. Meter pada awalnya ditetapkan oleh Akademi
Sains Perancis (Acadmie des sciences) sebagai jarak (garis longitudinal) sepanjang
permukaan Bumi dari Kutub Utara hingga Khatulistiwa melalui meridian Paris pada tahun
1791, dan pada 7 April 1795 Perancis menggunakan meter sebagai jarak resmi untuk panjang.
Ketidakpastian dalam pengukuran jarak tersebut menyebabkan Biro Berat dan Ukuran
Internasional (BIPM - Bureau International des Poids et Mesures) menetapkan 1 meter
sebagai jarak antara dua garisan pada batang platinum-iridium (meter standar) yang disimpan
di Sevres, Perancis pada tahun 1889.

Gambar 1 Jarak yang ditetapkan untuk satu meter adalah jarak antara equator dan kutub
utara sepanjang meridian melalui Paris sebesar 10 juta meter

Gambar 2 Batangan standard Prototipe Meter Internasional terbuat dari platinum-iridium.

Setelah batang standar meter dibuat dan dilakukan pengukuran yang teliti, ternyata ada
perbedaan sedikit (sekitar 0,023%) dari harga yang dimaksud. Karena meter standar tidak
mudah dibuat kembali, maka dibuatlah turunan-turunanya dengan sangat teliti dan disebarkan
ke berbagai laboratorium standar di seluruh dunia. Standar sekunder ini digunakan untuk
mengkalibrasi batang-batang pengukur yang lain. Jadi sampai sekarang, batang-batang
pengukur bersumber pada meter standar dengan melalui serangkaian penerangan yang rumit,
dengan menggunakan mikroskop dan mesin-mesin pembagi.
Ada beberapa keberatan untuk menggunakan batang meter sebagai standar primer untuk
panjang: Batang tersebut mudah rusak, misalnya bila ada kebakaran atau perang dan juga
batang tersebut tidak mudah untuk diperoleh kembali. Hal ini bukanlah suatu kekhawatiran
yang dibuat-buat. Ketika gedung parlemen Inggris terbakar dalam tahun 1834, standar yard
dan pound Inggris ikut rusak. Prancis menyatakan Lembaga Berat dan Ukuran Internasional
sebagai daerah netral internasional, dan untungnya hal tersebut dihargai dan dipatuhi oleh
kaum Nazi setelah Perang Dunia Kedua.
Yang lebih penting dari itu, ketelitian pengukuran dengan memperbandingkan letak garis
halus di bawah mikroskop tidak lagi memadai untuk ilmu pengetahuan dan teknologi
modern. Bukti untuk ini ditunjukkan dengan perlu adanya koreksi-koreksi dalam perjalanan
misi ruang angkasa. Jika kita tidak mengetahui jarak ke bulan dalam meter sebagai fungsi
waktu dengan teliti, maka misi ini akan sulit dilaksanakan.
Saran agar gelombang cahaya digunakan sebagai standar untuk panjang pertama kali
diajukan oleh J. Babinet dalam tahun 1828. Perkembangan interferometer yang terakhir
melengkapi ilmuwan dengan alat optik presisi yang dapat digunakan untuk membandingkan
panjang dengan gelombang cahaya. Cahaya tampak memiliki panjang gelombang sekitar 0,5
mikrometer dan pengukuran panjang batang yang hanya beberapa sentimeter panjangnya
dapat dilakukan dengan ketelitian sampai sepersekian kali panjang gelombangnya.
Perbandingan panjang dengan menggunakan cahaya memungkinkan diperoleh ketelitian
sampai 1 bagian dalam 109.
Pada tahun 1960, ketika laser diperkenalkan, Konferensi Umum tentang Berat dan Ukuran
(Confrence Gnrale des Poids et Mesures/CGPM) ke-11 ditetapkan suatu standar atomik
untuk panjang dengan mengganti definisi meter sebagai 1.650.763,73 kali panjang
gelombang spektrum cahaya oranye-merah yang dipancarkan oleh isotop atom krypton86
dalam discharge listrik sebuah ruang vakum. Tepatnya, sekarang satu meter didefinisikan
sebagai 1650763,73 kali panjang gelombang cahaya tersebut. Perbandingan ini diambil
sedemikian rupa sehingga standar yang baru (didasarkan pada panjang gelombang cahaya)
sedapat mungkin mendekati standar yang lama yang didasarkan atas batang meter. Standar
yang baru memungkinkan perbandingan panjang sepuluh kali lebih baik daripada dengan
batang meter. Standar panjang yang didefinisikan ,secara optik ini merupakan satuan dasar
panjang yang sama dengan batang platina iridium, tetapi dengan tingkat ketelitian yang lebih
besar.
Gambar 3 Pengukuran Panjang Gelombang cahaya orange-merah oleh isotop atom
krypton86

Keuntungan lain selain dari peningkatan ketelitian pengukuran panjang, atom Kr86 tersedia
dimana-mana, semua identik dan memancarkan cahaya dengan panjang gelombang yang
sama. Panjang gelombang yang dipilih untuk standar merupakan karakteristik unik daripada
Kr86 dan dapat ditentukan secara tegas. Isotopnya pun dapat diperoleh dalam bentuk murni.

Gambar 4 Pancaran Cahaya Atom Krypton (kiri) dan Molekul Atom Krypton (kanan)

Pada tahun 1983, BIPM menetapkan meter sebagai jarak yang dilalui cahaya melalui
vakum pada 1/299.792.458 detik (kecepatan cahaya ditetapkan sebesar 299.792.458 meter
per detik). Oleh karena kecepatan cahaya dalam vakum adalah sama dimanapun saja, definisi
ini lebih universal dibandingkan dengan jarak ukur lilit bumi atau panjang batang logam
tertentu. Oleh karena itu, jika batang logam itu hilang atau musnah, panjang meter standar
masih dapat diulangi dalam laboratorium manapun. Selain itu ia secara teori dapat diukur
dengan lebih tepat dibandingkan dengan ukuran yang lain.

Gambar 5 Ilustrasi Gerakan Cahaya pada Ruang Hampa

B.Besaran Turunan dari Satuan Panjang

Anda mungkin juga menyukai