Anda di halaman 1dari 87

LAPORAN AKHIR

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Oleh:

Nama : Nuraini
NIM : C1M015148
Gelombang : IV(empat)
Kelompok : XX(dua puluh)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2016
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun oleh:


Nama : Nuraini
NIM : C1M015148
Program Studi : Agroekoteknologi
Sudah diterima sebagai salah satu syarat untuk melengkapi praktikum
Dasar-dasar Ilmu Tanah dan mengikuti respon akhir. Laporan ini telah
diperiksa, diperbaiki dan disetujui oleh asisten praktikum.

Menyetujui,
Asisten Praktikum Asisisten Praktikum

Nindi Faridatul H. Soni Sutradi


C1M014147 C1M012176

Tanggal Pengesahan:
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Kadar Lengas


Tanah merupakan bagian permukaan kulit bumi teratas yang melapuk,
bangunan alami yang tersusun atas horizon-horizon yang terdiri atas bahan
mineral dan organic, bersifat galir (tidak padu), dan mempunyai tebal yang tidak
sama. Tanah secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh berkembangnya
perakaran penampang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air
dan udara.

Dalam kehidupan sehari-hari tanah sangatlah dibutuhkan. Selain sebagai


tempat berpijak, tanah juga merupakan media tanam bagi tumbuhan. Tanah
merupakan tubuh alam bebas yang menduduki sebagian permukaan bumi yang
memiliki sifat sebagai hasil interaksi kegiatan iklim dan jasad hidup terhadap
bahan induk dalam keadaaan topografi dan jangka waktu tertentu. Komponen
tanah (mineral, organik, air, dan udara) tersusun antara satu dengan yang lainnya
membentuk struktur tanah.
Analisis tanah dapat berupa pengukuran secara kimiawi, fisika, dan
biologi yang bertujuan untuk memahami sifat tanah dan kesesuaian dengan
pertumbuhan tanaman. Padahal pertumbuhan tanaman tidak lepas dari
kandungan air/lengas dalam tanah. Oleh karena itu, perlu diketahui bahwa tanah
berperan penting dalam menjaga kelembapan tanah. Selain itu lengas juga
menyusun 2/3 bagian dari pori-pori tanah pada suhu kamar.
Kadar lengas tanah merupakan kandungan air (moisture) yang terdapat
dalam tanah, yang terikat oleh berbagai gaya ikat matriks, osmosis dan kapiler.
Kadar masing-masing jenis berbeda-beda tergantung dari factor-faktor yang
mempengaruhinya. Dalam bidang keteknikan pertanian mempelajari kadar
lengas tanah menjadi suatu hal yang penting karena berhubungan dengan
pertumbuhan tanaman sebab air digunakan tumbuhan untuk menjalankan
berbagai proses biologi. Lengas tanah sangat berperan penting dalam menjaga
kelembaban tanah karena lengas tanah mengisi pori-pori tanah pada suhu kamar
menjadi dua pertiga bagian dan menjadi satu pertiga bagian jika suhu meningkat.
Mengetahui kadar lengas tanah sangatlah penting untuk dapat mengetahui
kebutuhan tanah terhadap air dan kemampuan tanah dalam menyimpan air.
Oleh karena itu, pengetahuan terhadap kadar lengas tanah sangatlah
penting sehingga perlu dilakukan pengujian kadar lengas tanah dan dapat
dianalisis melalui praktikum di laboratorium.
1.1.2 Tekstur Tanah

Tanah merupakan benda alam yang terdapat diatas permukaan bumi


secara ilmiah tanah merupakan susunan dari horizon-horizon yang terdiri dari
campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara. Tanah berfungsi sebagai
media atau tempat tumbuhnya tanaman. Tanah terbentuk dari batuan-batuan
yang mengalami pelapukan dan berasal dari mikro organisme baik yang masih
hidup maupun yang sudah mati dalam tanah.
Tanah tidak lepas dari kehidupan manusia karena tanah merupakan
sumber daya alam yang sangat penting di bidang pertanian dan bidang-bidang
lainnya. Tanah terdiri dari tiga fase yakni bahan-bahan padat, cair dan gas. Fase
padat hampir memenuhi 50% volume tanah, sebagian besar terdiri dari bahan
mineral dan sebagian lainnya adalah bahan organik. Sisa selebih volumenya
merupakan ruang pori yang sebagainya ditempati oleh fase cair dan fase gas
yang perbandingannya dapat bervariasi menurut musim dan pengolahan lahan.
Tanah terdiri dari bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Besarnya
partikel tanah relatif sangat kecil yang biasanya di istilahkan dengan tekstur
tanah. Tekstur menunjukkan sifat halus dan kasarnya butiran-butiran tanah.
Lebih khusus lagi tekstur ditentukan oleh perbandingan antara pasir, debu, dan
liat yang terdapat dalam tanah. Tekstur dapat mempengaruhi sifat fisik tanah,
kimia tanah dan biologi tanah. Dalam sifat fisik kimia tanah dapat menentukan
struktur, konsentrasi, kemampuan mengikat air dan ketahanan terhadap erosi.
Terhadapat sifat kimia tanah dapat menentukan KTK dan mengikat unsur hara
terdapat sifat biologi tekstur tanah berpengaruh pada keseimbangan air. Udara,
dan jumlah jasa renik serta kegiatannya dalam tanah. Metode sedimentasi adalah
proses pemisahan padatan dari suatu suspensi dengan cara mendiamkan.

1.1.3 Struktur Tanah

Tanah merupakan benda alam yang terdapat diatas permukaan bumi.


Secara ilmiah tanah merupakan susunan dari horizon-horizon yang terdiri dari
campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara. Tanah berfungsi sebagai
media atau tempat tumbuhnya tanaman. Tanah terbentuk dari batuan-batuan
yang mengalami pelapukan dan berasal dari mikroorganisme baik yang masih
hidup maupun yang sudah mati di dalam tanah.
Keberadaan tanah sangat penting bagi kehidupan manusia semua
makhluk hidup, baik itu manusia, tumbuhan maupun hewan. Tanah memiliki
banyak fungsi yang sangat berperan dalam kelangsungan kehidupan seperti
pemukiman, tempat tumbuhnya tanaman (pada bidang pertanian) dan tempat
berlangsungnya daur atau penguraian bahan organik. Apabila tanah tidak diolah
atau di manfaatkan dengan baik, maka produktivitas tanah akan berkurang.
Disamping fungsinya yang sangat penting, tanah memiliki sifat-sifat tersendiri,
baik sifat-sifat fisika, sifat kimia maupun sifat biologi yang berbeda pada setiap
jenis tanah. Salah satu sifat tanah (sifat fisika tanah) yaitu struktur tanah.
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan
keruangan partikel-partikel tanah yang bergabung menjadi satu dengan yang lain
membentuk agregat. Dalam tinjauan morfologi struktur tanah diartikan sebagai
susunan partikel-partikel primer menjadi satu kelompok partikel (cluster) yang
disebut dengan agregat, yang dapat dipisah-pisahkan kembali serta mempunyai
sifat yang berbeda dari sekumpulan partikel primer yang tidak teragregasi.
Dalam tinjauan edaphologi, sejumlah faktor yang berkaitan dengan struktur
tanah jauh lebih penting dari sekedar bentuk dan ukuran agregat.
Dalam menentukan struktur tanah digunakan berat volume (BV), berat
jenis (BJ) dan porositas tanah (n). Terkait dengan daya serap air struktur tanah
berpengaruh terhadap pori-pori tanah. Pori-pori tanah yang besar bermanfaat
untuk aerasi dan infiltrasi sedangkan pori-pori tanah yang kecil untuk
menyimpan lengas.

Struktur tanah berdasarkan bentuknya yaitu lempeng, tiang, prismatik,


gumpal, butiran (granuler) dan remah. Tanah dikatakan tidak berstruktur bila
butir-butir tanah tidak melekat satu sama lain seperti tanah pasir.

1.1.4 Konsistensi Tanah

Tanah merupakan benda alam yang terdapat diatas permukaan bumi.


Secara ilmiah tanah merupakan susunan dari horizon-horizon yang terdiri dari
campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara, tanah berfungsi sebagai
media atau tempat tumbuhnya tanaman. Tanah terbentuk dari batuan-batuan
yang mengalami pelapukan dan berasal dari mikroorganisme baik yang masih
hidup maupun yang sudah mati di dalam tanah.
Keberadaan tanah sangat penting dalam kehidupan manusia dan makhluk
lainnya. Tanah memiliki banyak fungsi yang sangat berperan dalam
kelangsungan kehidupan seperti permukiman, tempat tumbuhnya tanaman, dan
tempat terjadinya daur atau penguraian bahan organik. Disamping fungsinya
yang sangat penting, tanah memiliki sifat-sifat tersendiri. Baik fisika, kimia
maupun biologi tanah yang berbeda pada setiap jenis tanah. Adapun sifat fisik
tanah salah satunya adalah konsistensi tanah.
Konsistensi tanah adalah derajat kohesi dan adhesi diantara partikel-
partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh
tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah. Konsistensi
tanah ditentukan oleh tekstur dan struktur tanah. Pentingnya konsistensi tanah
adalah untuk menentukan cara penggarapan tanah yang efesien dan penetrasi
akar tanaman pada lapisan tanah terbawah hal ini ditunjukkan oleh daya tahan
tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk. Gaya tersebut misalnya
pencangkulan, pembajakan dan lain sebagainya. Tanah yang mempunyai
konsistensi baik pada umumnya mudah diolah atau tidak melekat pada alat
pengolahan tanah.
Penetapan konsistensi tanah dapat dilkaukan dalam tiga kondisi yaitu
basah, lembab, dan kering. Konsistensi tanah bahasa merupakan konsistensi
tanah pada kondisi air tanah diatas kapasitas lapang. Konsistensi tanah lembab
merupakan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah mendekati kapasitas
lapang. Konsistensi tanah kering merupakan konsistensi tanah pada kondisi
kadar air tanah kering udara atau kadar air berada dibawah kapasitas lapang.
Selain menentukan langkah pengolahan tanah yang tepat, konsistensi
juga menentukan kemampuan tanah dilahan tersebut untuk mendukung
pertumbuhan tanaman. Konsistensi mempengaruhi jumlah oksigen dan air di
dalam tanah yang merupakan kebutuhan sesuai pertumbuhan tanaman. Oleh
karena itu, tanah harus tepat agar pengolahan tanah yang dilakukan berjalan
dengan baik serta dapat diusahakan secara baik.

1.1.5 Kemasaman Tanah ( pH Tanah)


Tanah merupakan komponen penting bagi pertanian, tanaman akan dapat
tumbuh dengan baik apabila kondisi tanah sesuai dengan kebutuan tanaman.
Tanah dapat diklasifikasikan berdasarkan pada kadar lengas, nilai perbandingan
dispersi tanah, struktur, tekstur, konsistensi tanah, bahan organik dan muatan
tanah,serta reaksi pH tanah dan kadar kapur tanah.

Tanah disuatu tempat dengan tempat yang lainnya tentu memiliki


perbedaan dan tidak akan pernah sama persis. Hal ini dikarenakan faktor-faktor
lingkungan yang mempengaruhinya seperti iklim, bahan induk, relief, organisme
yang terkandung di dalam tanah dan waktu pembentukan tanah. Adapun sifat-
sifat fisik tanah diantaranya yaitu kemasaman tanah(pH tanah).
Kemasan tanah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi optimal dari tanaman, menunjukkan adanya
hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara dan sifat-sifat tanah. Skala pH
tanah mencakup dari nialai 0 sampai dengan 14. Untuk nilai 7 pH tersebut
dikatakan netral, nilai dibawah 7 dikatakan asam dan nilai diatas 7 dikatakan
basa . pH biasanya bukan hanya dipengaruhi oleh bahan induk namun juga
dipengaruhi oleh dekomposisi bahan organik, pengendapan vegetasi alami,
kedalaman tanah dan pengendapan.
Kemasaman berpengaruh pada ketersediaan atau tidak ketersediaannya
hara tanaman. Dalam hal ini kita mengenal yang namanya pH tanah, dimana pH
tanah adalah suatu ukuran aktivitas ion hidrogen didalam larutan air tanah dan
dapat dipakai sebagai ukuran bagi aktivitas tanah.Berdasarkan tingkat
kemasaman tanah, tanah dipisahkan kedalam beberapa kelas keasaman dan
kebasaan. Biasanya tanah-tanah masam dijumpai pada daerah yang beriklim
basah. Dalam tanah tersebut konsentrasi ion H+ melebihi konsentrasi ion OH- ,
artinya tanah tersebut dapat mengandung Al, Fe dan Mn terlarut dalam jumlah
yang cukup besar.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan pengamatan tentang
penentuan muatan tanah melalui pengukuran pH tanah aktual dan pH tanah
potensial.

1.1.6 Warna Tanah


Tanah merupakan suatu benda alami yang terdapat pada permukaan kulit
bumi yang tersusun dari bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan
dan hewan, yang merupakan medium tempat pertumbuhan tanaman dengan
sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan
induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan. Tanah
terdiri dari tiga komponen yaitu padat(butir pasir,debu,liat dan bahan organik),
cair (air di dalam pori tanah) dan udara(di dalam pori atau rongga tanah). Untuk
mendukung pertumbuhan tanaman, ketiga komponen ini harus berada dalam
keadaan seimbang. Bila tanah terlalu basah (hampir semua pori diisi air) maka
kan kekurangan udara sehingga akar tanaman sulit bernafas, sebaliknya jika
tanah terlalu kering (kekurangan air), walaupun cukup udara dapat menyebabkan
tanaman menjadi layu.

Tanah bersifat dinamis, dimana tanah mengalami perkembangan setiap


waktunya. Karaktristik tanah disetiap daerah pasti berbeda-beda dengan daerah
lainnya. Tanah dapat dikelompokkan berdasarkan ciri atau sifat-sifat yang
dimilikinya, adapun sifat-sifat fisik tanah diantaranya adalah warna tanah. Sifat-
sifat fisik tanah diketahui sangat mempengaruhi produksi dan pertumbuhan
tanaman . kondisi fisik tanah sangat sebagai penetrasi akar dalam tanah,retensi
air, drainasi, aerasi dan nutrisi tanaman. Sifat fisik tanah juga mempengaruhi
sifat-sifat kimia dan biologi tanah.
Warna tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang perlu diketahui,
karena dapat dijadikan sebagai petunjuk adanya sifat-sifat khusus dari tanah
tersebut. Warna tanah dapat dinyatakan dalam dalam tiga satuan yaitu hue, value
dan chroma. Hue berhubungan erat dengan panjang gelombang cahaya, value
berhubungan dengan kebersihan warna tanah, chroma kadang disebut dengan
kejenuhan, yaitu kemurnian relatif dari spektrum warna.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan pengamatan tentang
cara menentukan warna tanah serta pengaruh warna terhadap pertumbuhan
tanaman yang pada akhirnya mengacu pada produktivitas suatu tanaman.

1.1.7 Praktek Lapangan


Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat dipermukaan kulit bumi,
yang tersusun dari bahan mineral sebagai hasil pelapukan siswa tumbuhan dan
hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat
tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad
hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan. Sebagian besar tanah
dipermukaan bumi ini dipergunakan sebagai usaha pertanian. Makan dapat
dikatakan bahwa tanah adalah alat produksi yang menghasilkan berbagai produk
pertanian. Sehingga tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang
penting, yang dimanipulasi untuk mempengaruhi tanaman dengan
memperhatikan sifat fisik, biologi dan kimianya.
Tanah terdiri dari tiga komponen yaitu padat (butir pasir, debu, liat dan
bahan organik), cair (air di dalam pori tanah), dan udara (di dalam pori atau
rongga organik). Untuk mendukung pertumbuhan tanaman, ketiga komponen
tersebut harus berada dalam keadaan seimbang bila tanah terlalu basah (hampir
semua pori diisi air), maka akan kekurangan udara sehingga tanaman sulit
bernafas. Sebaliknya bila tanah terlalu kering (kekurangan air), walaupun cukup
udara, dapat menyebabkan tanaman menjadi layu.
Tanah bersifat dinamis, dimana tanah mengalami perkembangan setiap
waktunya. Karakteristik tanah disetiap daerah tentunya berbeda dengan daerah
lainnya. Tanah dapat dikelompokkan berdasarkan ciri atau sifat yang
dimilikinya. Adapun sifat-sifat fisik tanah diantaranya yaitu tekstur tanah,
struktur tanah, keasaman tanah (pH), dan warna tanah. Sifat-sifat fisis tanah
diketahui sangat mempengaruhi produksi dan pertumbuhan tanaman. Kondisi
fisik tanah menentukan penetrasi akar di dalam tanah, retensi air, drainase, aerasi
dan nutrisi tanaman. Sifat fisik tanah juga mempengaruhi sifat-sifat kimia dan
biologi tanah. Oleh karena itu perlu suatu pengamatan untuk mendapatkan suatu
pengetahuan tentang sifat-sifat tanah (struktur, tekstur, keasaman (pH), warna
tanah) yang paling penting untuk diketahui karena sangat berpengaruh terhadap
jenis-jenis tanaman yang sangat cocok tumbuh serta berpengaruh produktivitas
suatu tanaman.

1.1 Tujuan Praktikum

1.2.1 Kadar Lengas

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menetapkan kadar lengas contoh
tanah kering pada tanah inceptisol.
1.2.2 Tekstur Tanah
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menetapkan kelas tekstur tanah
secara kaulitatif dengan menggunakan contoh tanah (entisol dan inceptisol).

1.2.3 Struktur Tanah


Tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.Untuk menetapkan kerapatan butir tanah (BJ)
2.Untuk menetapkan kerapatan massa tanah (BV)
3.Untuk menghitung porositas tanah (n)

1.2.4 Konsistensi Tanah

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Menetapkan batas cair tanah (BC)
2. Menetapkan batas lekat tanah (BL)
3. Menetapkan batas gulung tanah (BG)
4. Menetapkan batas berubah warna (BBW)
5.a. Menghitung jangka olah tanah (JO)
b. Menghitung Indeks plastisitas tanah (IP)
c. Menghitung persediaan air maksimum dalam tanah (PAM)

1.2.5 Kemasaman Tanah (pH Tanah)


Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan pH tanah.

1.2.6 Warna Tanah


Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara menentukan
warna tanah.

1.2.7 Praktek Lapangan


Tujuan praktikum lapangan ini adalah sebagai berikut:
1.Mempelajari sifat-sifat dari beberapa jenis tanah pada setiap lapisan atau
horison.
2.Menentukan tekstur tanah, struktur tanah, pH tanah, warna tanah.
3.Menentukan kandungan bahan organik tanah .
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Kadar Lengas


Lengas tanah adalah air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh
berbagai kakas (atrik, osmosis dan kapiler). Kakas ini meningkat sejalan dengan
peningkatan permukaan jenis zarah dan kerapatan muatan elektrostatik zarah
tanah. Tegangan lengas tanah juga menentukan seberapa banyak air yang dapat
diserap tumbuhan. Bagian lengas tanah yang tumbuhan mampu menyerap
dinamakan air ketersediaan (Notohadiprawiro, 2006).
Di dalam tanah air dapat bertahan tetap berada di dalam ruang pori karena
adanya berbagai gaya yang yang bekerja pada air tersebut. Untuk dapat mengambil
air dari rongga pori tanah diperlukan gaya atau energi yang diperlukan untuk
melawan energi yang menahan air. Gaya gaya yang menahan air hingga bertahan
dalam rongga pori berasal dari absorbsi molekul air oleh padatan tanah, gaya tarik
menarik antara molekul air, adanya larutan garam dan gaya kapiler. Jumlah air tanah
yang bermanfaat untuk tanaman mempunyai batas batas tertentu. Seperti pada
kekurangan air, kelebihan air dapat merupakan kesukaran. Air yang kelebihan itu
tidaklah beracun, akan tetapi kekurangan udara pada tanah tanah yang tergenanglah
yang menyebabkan kerusakan. Tanaman dapat ditanam dengan memuaskan dalam
larutan air bila aerasi diberikan dengan baik. Dalam kaitanya dengan daya
penyimpanan air, tanah pasiran mempunyai daya pengikat terhadap lengas tanah yang
relative rendah karena permukaan kontak antara tanah pasiran ini didominasi oleh
pori pori mikro satu. Oleh karena itu, air yang jatuh ketanah pasiran akan segera
mengalami perkolasi dan air kapiler akan mudah lepas karena evaporasi (Mukhid,
2010).
Kadar lengas tanah sering disebut sebagai kandungan air (moisture) yang
terdapat dalam pori tanah. Satuan untuk menyatakan kadar lengas tanah dapat
berupa persen berat atau persen volume. Berkaitan dengan istilah air dalam tanah,
secara umum dikenal 3 jenis, yaitu lengas tanah (soil moisture) adalah air dalam
bentuk campuran gas (uap air) dan cairan, air tanah (soil water) yaitu air dalam
bentuk cair dalam tanah sampai lapisan kedap air, air tanah dalam (ground water)
yaitu lapisan air tanah kontinu yang berada di tanah bagian dalam (Handayani,
2009).
Batuan sebagai bahan dasar pembentukan tanah dan mengalami proses
pelapukan baik secara fisik, kima, maupun biologis sehingga batu-batuan
terdesintegrasi menghasilkanbahan induk lepas-lepas. Proses perkembangan tanah
akan menghasilakan horison-horison genetik pada tubuh tanah yang bersangkutan.
Pada tanah-tanah yang belum berkembang kemungkinan hanya akan ditemukan
horison A dan C saja sedang pada tanah pembentuk akan ditemukan horison-
horison A, B, dan C. Pembentukan tanah dipengaruhi oleh lima faktor. Lima
faktor pembentuk tanah dalam prosesnya bersama saling berpengaruh melalui
bereaksi dan taraf intensitasnya yang akhirnya membentuk tanah tertentu. Pada
ganesa tanah salah satu faktor dapat mempunyai pernanan yang lebih menonjol
daripada faktor lain Lima faktor yang dimaksud adalah bahan induk, iklim,
topografi, organisme dan waktu (Yuman, 2006).

2.1.2 Tekstur Tanah


Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah dari fraksi tanah halus.
Berdasarkan atas perbandingan banyaknya butir-butir, debu dan liat maka tanah
dikelompokkan ke dalam beberapa macam kelas tekstur. Kelas kasar terdiri dari
pasir dan pasir berlempung, kelas agak kasar terdiri dari lempung pasir karena
butiran-butirannya berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat (misalnya
setiap gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit
menyerap atau menahan air dan unsur hara. Tanah-tanah bertekstur liat. Kaerna
lebih halus, maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar
sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah
bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia tanah bertekstur kasar
(Hardjowigeno, 2003).
Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (reparate)
yang dinyatakan dalam perbandingan propasit (%) relatif antara fraksi pasir (sand)
berdiameter 0,20-0,002 mikro meter atau 200-2 mikro meter dan liat (clay) kurang
dari 2 mikrometer. Partikel berukuran diatas 2 mm seperti kerikil dan bebatuan
kecil tidak tergolong sebagai tanah fraksi. tetapi harus diperhitungkan dalam
evaluasi tekstur tanah. Fraksi pasir umumnya didominasi oelh mineral kuarsa
(Si02) yang sangat tahan terhadap pelapukan, sedangkan fraksi debu biasanya
berasal dari mineral Feldspar dan mika yang sangat cepat lapuk, pada satu
pelapukannya akan membebaskan sejumlah hara, sehingga tanah bertekstur debu
umumnya lebih subur dibandingkan tanah bertekstur pasir (Hanafiah, 2005).
Penentuan tekstur dapat dilakukan dengan cara pipet dengan mengetahui
kedalaman dan waktu pemipetan agar sebaran fraksi tanah dapat ditentukan atau
dengan hydrometer yaitu mungkin BJC pada kedalaman tertentu sebagai fungsi
waktu karena sebaran fraksi. Setelah persen pasir, debu dan liat sudah diketahui
selanjutnya tekstur berdasarkan USDA (Rahardjo, 2005).
Entisol adalah tanah muda (belum berkembang), dan dangkal dicirikan oleh
profil AK atau A/R. Tanah ini masih belum sempurna dan memiliki profil yang
horison B-nya belum berkembang. Tanah tidak memiliki banyak horison yang
hanya berupa lapisan-lapisan tanah. Masih baru berada pada lereng atau pada
slpoe yang tererosi, menerima deposit (endapan) banjir dan sebagainya. Sebagai
contoh tanah-tanah endapan sepanjang sungai, tanah pasir lepas pantai laut yang
lepas dan belum membentuk struktur tanah (musa, 2006).
Sifat-sifat dinamis pada bagian-bagian tanah yang lebih halus yaitu lempung
dan humus dalam keadaan koloid. Butir-butir individu ukurannya sangat halus
yang disebut koloida dan luas permukaannya tiap kesatuan berat sangatlah besar.
Pada permukaannya terdapat muatan-muatan yang dapat menarik ion-ion dan air
(Suharti, 2006).

2.1.3 Struktur Tanah

Struktur tanah merupakan penyusunan zarah-zarah tanah individual satu


terhadap yang lain menjadi suatu pola. Struktur adalah susunan pori-pori tanah
kecil. Sedang dan besar dalam satu pola. Struktur tanah bukan merupakan faktor
tumbah tanaman, tetapi berpengaruh terhadap semua faktor pertumbuhan
tanaman, seperti dalam hal pemasokan air, aerasi, ketersediaan hara, kegiatan
mikrobia, penembusan akar dan lain-lain (Ariyanto, 2010).
Struktur tanah sangat berpengaruh dalam bidang pertanian. Karena pada
dasarnya sistem pertanaman yang mampu menjaga kemantapan agregat tanah
akan memberikan hasil yang tinggi bagi produksi pertanian. Tanah sebagai media
yang akan didapat. Jika strukturnya terlalu mantap maka akar akan sulit
menembusnya. Sebaliknya jika kemantapan strukturnya terlalu lemah maka
ketersediaan unsur hara dan air akan sedikit, karena tanah tidak dapat mengikat
unsur hara dan air dengan kuat. Oleh karena itu dibutuhkan struktur tanah yang
seimbang (Kurnia, 2006).
Macam-macam bentuk struktur tanah yaitu bentuk lempung memiliki
sumbu vertikal kurang dari sumbu horizontal. Biasanya banyak dijumpai pada
horison A2 atau pada lapisan pada liat, prisma memiliki sumbu vertikal lebih dari
sumbu horizontal dan bagian atasnya rata. Biasanya banya ditemukan pada
horison B tanah daerah iklim kering, tiang memiliki sumbu vertikal lebih dari
sumbu horizontal dan bagian atasnya membulat. Banyak ditemukan pada daerah
kering, gumpalan bersudut menyerupai kubus dengan sudut tajam memiliki
sumbu vertikal sama dengan sumbu horizontal. Biasanya terdapat pada daerah
iklim basah, gumpalan membulat menyerupai kubus dengan sudut membulat,
granuler. Bentuk bulat agak kecil dan bersifat porus, banyak terdapat pada horison
A, remah berbentuk bulat kecil dan bersifat sangat porus. Biasanya banyak
dijumpai pada horison A (Nurhayati, 2006).
Kecukupan air bagi tanaman tergantung pada ketersediaan air di mintakat
perakaran dan permeabilitas tanah. Ketersediaan air total pada tanah dengan
pengaturan baik sama dengan kandungan lengas taha pada kapasitas lapang (KL)
dikurangi kandungan lengas pada titik layu (TL) dikalikan tebal perakaran. Tanah
berstruktur lempung berat mempunyai lengas kapasitas lapangan dapat
menyediakan air untuk tanaman lebih besar dari pada tanah pasiran karena
mengandung air yang tidak tersedia (Satanto, 2009).
Kadar lengas tanah sering disebut sebagai kandungan air (moisture) yang
terdapat dalam pori-pori tanah. Satuan untuk menyatakan kadar lengas tanah dapat
berupa persen berat atau persen volume. Berkaitan dengan istilah air dalam tanah,
secara umum dikenal tiga jenis yaitu (a). Lengas tanah (soail moisture) adalah air
dalam bentuk campuran gas (uap air) dan cairan. (b). Air tanah (soil water) yaitu
air dalam bentuk cair dalam tanah. Sampai lapisan kedap air. (c). Air tanah dalam
(ground water) yaitu lapisan air tanah kontinu yang berada ditanah bagian dalam
(Handayani, 2009).

2.1.4 Konsistensi Tanah


Konsistensi merupakan sifat fisik tnah yang menunjukkan derajat adhesi dan
kohesi partikel-partikel tanah pada berbagai tingkat kelengasan. Sifat fisik yang
ditunjukkan pada konsistensi berupa keliatan (plasticity), keteguhan (friability),
dan kelekatan (stickness). Penentuan nilai konsistensi dikelompokkan menjadi
dua yaitu kualitatif (biasanya dilapangan dan di laboratorium) dan kauntitatif
(dilaboratorium) dengan pendekatan angka atterberg, yaitu yaitu batas cair (BC),
batas gulung (BG), batas lekat (BL), dan batas berubah warna (BBW). Angka-
angka atterberg mempunyai hubungan antara kadar lengas (%) dengan konsistensi
tanah (Handayani, 2007).
Batas cair (BC) merupakan kadar lengas pada sat tanah mulai mengalir
bebas tanpa tekanan atau julmah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah.
Batas lekat (BL) merupakan kadar lengas pada sat tanah basah tidak mengalir
pada alat logam atau kadar air dimana tanah mulai tidak dapat melekat lagi pada
benda lain. Batas gulung (BG) meruapkan kadar lengas tanah pada saat tanah
mulai dapat dibnetuk atau kadar air dimana gulungannya tidak dapat digolek-
golekan. Batas berubah warna (BBW) merupakan kadar lengas pada saat tanah
mulai mengering dan tidak dapat menyediakan lengas untuk tekanan (Agus,
2008).
Konsistensi tanah penting untuk menentukan cara pengolahan tanah yang
baik, juga penting bagi pentrasi akar tanaman dilapisan bawah dan kemampuan
tanah menyimpan lengas. Dalam keadaana lembab, tanah dibedakan kedalam
konsistensi gembur (mudah diolah) sampai teguh (agak sulit dicangkul). Dalam
keadaan kering, tanah dibedaskan kedalam konsistensi lunak sampai keras. Dalam
keadaan basah dibedakan plastisitasnya yaitu dari plastis sampai tidak plastis
ataupun dibedakan kelekatannya yiatu dari tidak lekat sampai lekat. Dalam
kondisi lembab atau kering konsistensi tanah ditentukan dengan meremas
segumpal tanah. Bila gumpalan tersebut mudah hancur, maka tanah akan dikatan
berkonsistensi gembur bila lembab atau lunak waktu kering. Bila tanah sukar
hancur dengan remasan tersebut, maka tanah dikatakan berkonsistensi teguh
(lembab) atau keras (kering). Konsistensi tanah dapat ditetapkan secara langsung
dilaboratorium berdasarkan angka-angka atterberg. Angka atterberg adalah
persentase berat lengas tanah yang diukur pada saat tanah mengalami perubahan
konsistensi (Harjowigeno, 2003).
Konsistensi tanah adalah bagian dari rheologi. Rheologi adalah ilmu yang
mempelajari perubahan-perubahan bentuk (deformation) dan aliran (flow)
sesuatu. Sifat-sifat heologi dapat dipelajari dengan menentukan angka-angka
atterberg yaitu angka-angka kadar air tanah pada beberapa macam keadaan.
Angka-angka ini penting dalam menentukan tindakan pengolahan tanah karena
pengolahan tanah akan sulit dilakukan jika terlalu kering ataupun terlalu basah
(Weny, 2009).
Konsistensi yang besar yaitu pada keadaan paling kering yang disebabkan
oleh adanya oleh adanya gaya kohesi, sedangkan pada waktu keadaan lembab
disebabkan karena adanya gaya adhesi. Konsistensi rendah atau sangat rendah
apabila keadaan basah. Sangat basah atau jenuh air, dan sebaliknya apabila
konsistensi tinggi atau sangat tinggi terjadi apabila keadaan kering, sangat kering
atau kekurangan air (Yuswar, 2006).

2.1.5 Kemasaman Tanah (pH tanah)


Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang penting
karena terdapat hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara, juga terdapat
beberapa hubungan antara pH dengan semua pembentukan serta sifat-sifat
tanah.Pada umumnya pH ditentukan oleh pencampuran satu bahan tanah dengan
dua bagian air suling(bahan lain yang sesuai seperti larutan garam netral),
pencampuran untuk mendapatkan tanah dan air sampai mendekati kesetimbangan
serta ukuran pH suspensi air tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah
adalah unsur-unsur yang terkandung dalam tanah, konsentrasi ion dan ion mineral
tanah, air hujan dan bahan induk, bahwa bahan induk tanah mempunyai pH yang
bervariasi sesuai dengan mineral penyusunnya dan asam nitrit yang secara alami
merupakan komponen renik dari air hujan juga merupakan faktor yang
mempengaruhi pH tanah, selain itu bahan organik dan tekstur. Bahan organik
mempengaruhi besar kecilnya daya serap tanah akan air. Semakin banyak air
dalam tanah maka semakin banyak reaksi pelepasan ion H+ sehingga tanah
menjadi masam. Tekstur tanah liat mempunyai koloid tanah yang dapat yang
dapat melakukan kapasitas tukar kation yang tinggi. tanah yang banyak
mengandung kation dapat berdisiosiasi menimbulkan reaksi masam. Faktor-faktor
yang mempengaruhi reaksi kemasaman tanah, yaitu kejenuhan basa, sifat misel,
bahan organik tanah, bahan induk tanah, vegetasi, pertumbuhan tanaman, dan
curah hujan (Foth, 2000).
Pentingnya kemasaman tanah adalah menentukan mudah tidaknya unsur-
unsur hara diserap tanaman, menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur
beracun, dan mempengaruhi perkembangan mikro organisme. Tanah yang terlalu
masam dapat dinaikkan pH-nya dengan menambahkan zat kapur ke dalam tanah,
sedang tanah yang terlalu alkalis atau basa dapat diturunkan pH-nya dengan
penambahan belerang. Kemasaman tanah ditentukan oleh dinamika ion di dalam
tanah, ion yang terdapat dalam suspensi tanah berada keseimbangan dengan ion
yang terjerap. Akibat dari proses itu, maka dikenal 2 jenis kemasaman yaitu
kemasaman aktif dan kemasaman potensial. Kemasaman aktif disebabkan oleh
ion di dalam larutan tanah, sedangkan kemasaman potensial disebabkan oleh
ion dan Al yang terjerap pada permukaan kompleks jerapan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pH tanah adalah kejenuhan basa, sifat misel, dan macam kation
yang terserap (Hardjowigeno, 2003)
pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan
tanaman,baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa
ion hidrogen sedangkan pengaruh tidak langsung berupa ketersediaan unsur-unsur
hara tertentu dan adanya unsur beracun. Kisaran pH tanah mineral biasanya antara
3.5-10 atau lebih.Sebaliknya untuk tanah yang gembur, pH tanah dapat kurang
dari 3.0 . Alkalis dapat menunjukkan pH lebih dari 3.6. Kebanyakan pH tanah
toleran pada yang ekstrem rendah atau tinggi,asalkan tanah mempunyai
persediaan hara yang cukup bagi pertumbuhan suatu tanaman (Sarwono, 2010).
Tanah dengan kemasaman (pH) netral merupakan jenis tanah yang
mempunyai lapisan solum yang tebal, teksturnya agak bervariasi dari lempung
hingga liat, dengan struktur gumpal bersudut, sedangkan konsistensinya adalah
dari gembur sampai teguh, kandungan bahan organik umumnya rendah sampai
sangat rendah. Reaksi tanah (pH) sekitar 6-7 , kadar unsur hara yang terkandung
umumnya sederhana begitupun permeabilitasnya sedang. Tanah yang memiliki
pH netral mempunyai sifat-sifat fisik yang sedang sampai baik. Sifat kimia
umumnya baik hingga nilai produktivitas tanah adalah sedang sampai tinggi
(Poerwidodo, 2001).
Pada pengukuran kemasaman tanah digunakan alat untuk mengukur yaitu
pH meter. Dimana pH meter adalah alat elektronik yang digunakan untuk
mengukur pH (derajat keasaman) dari cairan meskipunprobe khusus terkandung
digunakan untuk mengukur pH zat semi padat. Dalam pengukuran pH ditentukan
dengan kolorimeter dan indikator warna seperti kertas lakmus,kertas pH dan pH
stik (Aslihah, 2013).

2.1.6 Warna Tanah


Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun
tanah, sebagai indikator dari bahan induk untuk tanah yang baru berkembang,
indikator kondisi iklim untuk tanah yang sudah berkembang lanjut, dan indikator
kesuburan tanah atau kapasitas produktivitas lahan. Secara umum dikatakan
bahwa: makin gelap tanah berarti makin tinggi produktivitasnya, selain ada
berbagai pengecualian, namun secara berurutan yaitu putih, kuning, kelabu,
merah, coklat-kekelabuan, coklat-kemerahan, coklat, dan hitam. Kondisi ini
merupakan integrasi dari pengaruh kandungan bahan organik yang berwarna
gelap, makin tinggi kandungan bahan organik suatu tanah maka tanah tersebut
akan berwarna makin gelap. Intensitas pelindihan (pencucian dari horison bagian
atas ke horison bagian bawah dalam tanah) dari ion-ion hara pada tanah tersebut,
makin intensif proses pelindihan menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang,
seperti pada horison eluviasi, dan Kandungan kuarsa yang tinggi menyebabkan
tanah berwarna lebih terang (Hanafiah, 2014).

Warna tanah ditentukan dengan membandingkan warna tanah tersebut


dengan warna standar pada buku Munsell Soil Color Chart. Diagram warna baku
ini disusun tiga variabel, yaitu hue, value, chroma. Hue adalah warna spektrum
yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya.Value menunjukkan gelap
terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan dan Chroma
menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum. Chroma
didefiniskan juga sebagai gradasi kemurnian dari warna atau derajat pembeda
adanya perubahan warna dari kelabu atau putih netral ke warna lainnya (Gusli,
2015).
Warna tanah tidak secara langsung berpengaruh pada pertumbuhan
tanaman, tetapi tak langsung melalui daya pengaruhnya atas suhu dan lengas
tanah. Warna tanah merupakan karakteristik tanah yang penting karena
berhubungan dengan kandungan bahan organik yaitu warna hitam dan hitam
kecoklatan. Tanah berwarna gelap mencirikan kandungan bahan organik yang
tinggi, warna kelabu menunjukkan pengaruh air yang dominan, warna merah
menunjukkan bahwa tanah telah mengalami pelapukan yang lanjut (Susanto,
2005).
Warna tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna
tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut.
Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh
perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik,
warna tanah makin gelap sehingga dapat dikatakan bahwa tanah tersebut ideal
untuk diolah menjadi media tumbuh. Sedangkan dilapisan bawah, dimana
kandungan bahan organik umumnya rendah, tanah banyak dipengaruhi oleh
bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah. Di daerah berdrainase buruk,
yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu karena
senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+). Pada tanah yang berdrainase
baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam air, Fe terdapat dalam keadaan
oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3 (hematit) yang berwarna merah,
atau Fe2O3.3H2O (limonit) yang berwarna kuning cokelat. Sedangkan pada tanah
yang kadang-kadang basah dan kadang-kadangkering, maka selain berwarna abu-
abu (daerah yang tereduksi) didapat pula becak-becak karatan merah atau kuning,
yaitu di tempat-tempat dimana udara dapat masuk, sehingga terjadi oksidasi
besiditempat tersebut. Keberadaan jenis mineral kwarsa dapat menyebabkan
warna tanah menjadi lebih terang (Hardjowigeno, 2003)
Intensitas warna tanah dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu, Jenis tanah dan
jumlah mineral, kandungan bahan organik, kadar air tanah dan tingkat hidrasi .
tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin,kapur,dan kuarsa dapat
menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan
beragam warna dari warna putih sampai warna merah. Makin tinggi bahan
organik maka warna tanah makin gelap dan sebaliknya makin sedikit bahan
organik maka warna tanah akan tampak lebih terang (Wirdjodiharjo, 2002).

2.1.7 Praktek Lapangan

Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi


sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman dan menyuplai air dan
udara. Secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplay hara dan nutrisi,
dan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang
berpartisipasi aktif dalam menyediakan hara dan zat-zat aditif bagi tanaman. Dari
sifat-sifat tanah tersebut mampu menunjang produktivitas tanah untuk
menghasilkan bromassa dan produksi baik tanaman, pangan, obat-obatan. Industri
perkebunan maupun kehutanan (Hanafiah, 2007).
Profil adalah merupakan sutau irisan melintang yang ada pada tubuh tanah
dibuat dengan cara menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu
dan kedalaman tertentu pula sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan
penelitian. Tekanan pori diukur relatif terhadap tekanan atmosfer yang dinamakan
dengan muka air tanah. Tanah yang diasumsikan jauh walaupun sebenarnya tidak
demikian karena ada rongga-rongga udara (Pasaribu, 2007).
Struktur tanah adalah penyusunan zarah-zarah tanah individu sutau terhadap
yang lain menjadi suatu pola. Struktur tanah adalah susunan pori-pori tanah kecil,
sedang dan besar dalam suatu pola. Struktur tanah bukan merupakan faktor
pertumbuhan tanaman tetapi berpengaruh terhadap semua faktor pertumbuhan
tanaman, seperti dalam hal pemasokan air, aerasi, ketersediaan hara, kegiatan
mikrobia, penembusan akar dan lain-lain (Aryanto, 2010).
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah dari fraksi tanah halus.
Berdasarkan atas pertanding banyaknya butir-butir pasir. Debu dan liat maka
tanah dikelompokkan ke dalam beberapa macam tekstur. Kelas kasar terdiri dari
pasir dan pasir berlempung kelas gak kasar terdiri dari lempung berpasir dan
lempung berpasir halus. Tanah-tanah yang berstruktur pasir karena butiran-
butirannya berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat (misalnya setiap gram)
mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap atau
menahan air dan unsur hara. Tanah-tanah bertekstur liat. Karena lebih halus maka
setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga
kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah berstruktur
halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar
(Hardjowigeno, 2003).
Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat yang penting. Sebaba terdapat
hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara, juga terdapat beberapa hubungan
antara pH dan semua pementukan sesuai dengan sifat-sifat tanah. Pada umumnya
pH tanah ditentukan oleh pencampuran satu bagian dengan dua bagian air suling
(bahan lain yang sesuai seperti larutan garam, netral, campuran untuk
mendapatkan tanah danair sampai mendekati keseimbangan dan ukuran pH
suspensi air tanah. Terdapat komponen dalam tanah yang mempengaruhi
konsistensi larutan tanah. Keadaan dipersukar oleh bahan-bahan tanah besar
perubahannya diantara interaksi. Bagian ini dimulai dengan suatu pH tertentu dan
faktor-foktor yang mengendalikan pH pada sebagian besar tanah, yang umumnya
berkisar antara 4-10 pH kurang dari empat, biasanya dikaitkan dengan hadirnya
asam kuat seperti asam sulfat (Foth, 2000).
BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Pelaksanaan Praktikum


Praktikum ilmu tanah ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 10 Mei 07
Juni 2016 pada pukul 13.15 WITA di Laboratorium Fisika Tanah,Fakultas
Pertanian, Universitas Mataram, dan praktek lapangan dilaksanakan pada hari
minggu tanggal 27 Mei 2016 di Kebun Percobaan Narmada, Lombok Barat

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1 Kadar lengas
Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain timbangan analitik ,
cawan, oven dan alat tulis. Sedangkan bahan yang di gunakan adalah contoh
tanah kering udara gumpalan, contoh tanah kering udara berdiameter 2 mm.

3.2.2 Tekstur tanah


Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah 3 tabung sedimentasi,
rak tabung sedimentasi,pipet tetes,plastik,karet,serta stopwatch.Sedangkan bahan
yang digunakan adalah tanah entisol,inceptisol,aquades,dan larutan NaOH.

3.2.3 Struktur tanah

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah,Timbangan


analitik,benang,thermometer,oven,pemanas lilin,piknometer,dan 2 neraca.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah lilin dan sampel tanah entisol.

3.2.4 Konsistensi tanah


Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebuah papan,
dan pengaduk atau colet.sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah contoh
tanah kering udara (entisol) serta air suling.
. 3.2.5 Kemasaman tanah (pH)
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah botol kocok,
timbangan dan pH tanah meter, sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah
0,1 Nkcl, aquades dan contoh tanah 2 mm.

3.2.6 Warna tanah


Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah botol
semprot dan buku Munsell Soil Colour Chart. Sedangkan bahan-bahan yang
digunakan adalah contoh tanah vertisol dan inceptisol dan aquades.

3.2.7 Praktik lapangan


Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebuah ember
dan pisau. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah contoh lapisan tanah
dan air.

3.3. Prosedur Kerja


3.3.1 Kadar Lengas
Prosedur kerja yang dilakukan adalah:
1. Ditimbang cawan kosong bersih dan tertutup (a gr)
2. Dimasukkan contoh tanahnya kedalam cawan kira-kira separuh penuh
kemudian ditimbang ( b gram )

3. Ditutup terbuka masukan cawan yang terisi tanah tersebut kedalam oven
yang telah di atur temperaturnya 105 0C-1100C dibiarkan paling sedikit
48 jam

4. setelah di oven dikeluarkan dan dibiarkan mendingin didalam eksikator


kira-kira 15 menit, kemudian ditimbang (c gr)
5. Dilangkah 1-4 dikerjakan untuk contoh tanah lainnya.
3.3.2 Tekstur Tanah

1. Disiapkan contoh tanah 2 mm. Kemudian letakkan tabung sedimentasi


secara tegak lurus tersebut pada sebuah rak.
2. Dimasukkan contoh tanah kedalam tabung I sampai pada garis 15 dan
tambahkan 1 ml NaOH 1 N.

3. Ditambah aquades hingga tanda pada garis 45. Kemudian tutup rapat
menggunakan plastik homogen.
4. Dikocok selama 2 menit hingga homogen.
5. Dibuka tutup tadi, letakkan pada rak dan biarkan mengendap selama 30
detik.
6. Dituangkan larutan I dengan perlahan-lahan kedalam tabung II dan
biarkan mengendap selama 30 menit.
7. Dituangkan larutan tabung II kedalam tabung III.

3.3.3 Struktur Tanah


3.3.3.1 Kerapatan Butir Tanah (BJ)

1. Ditimbang piknometer kosong, bersih, bersumbat (a gram).


2. Di isi piknometer dengan air suling (sampai tanda pada pipa kapiler
dalam sumbatan).
3. Ditimbang piknometer air penuh dengan air ( b gram) kemudian ukur
temperatur air dalam piknometer dengan pembulatan.
4. Dibuang air dalam piknometer, bersihkan semua tetesan air yang
mungkin ada dibagian luar piknometer.
5. Diisi piknometer dengan tanah kira-kira seberat 5 gram. Pasang
sambatnya dan timbang ( c gram).
6. Diisi piknometer dengan air kira-kira setengahnya tanah dikocok satu
arah untuk menghilangkan udara yang terserap dalam tanah. Setalh itu
piknometer seutuhnya dibiarkan semalaman dengan sumbat terpasang.
7. Diulang kembali penghilangan gelombang udara yang mungkin masih
tertinggal untuk keesokan harinya. Kemudian dibiarkan sebentar
untuk mengendapkan sebagian besar tanahnya lalu ditambah air suling
sampai penuh.
8. Ditimbang piknometer berisi tanah penuh dengan air (d gram). Untuk
temperatur air dalam piknometer.

3.3.3.2 Kerapatan Massa (BV)

1. Diambil sebongkah contoh tanah (entisol) sedemikian rupa sehingga


dapat masuk kedalam tabung ukuran dengan longgar.
2. Dicairkan lilin dalam cawan pemanas sampai encer. Setlah temperatur
turun 60 0C bongkah tanah seluruhnya dicelupkan kedalamnya sebentar,
terus diangkat dan dibiarkan tergantung sampai lapisan lilin yang
melipatnya membeku.
3. Ditimbang bongkah tanah berlilin (b gram).
4. Diisi tabung dengan air sampai volume tertentu. Bongkah tanah lilin
ditenggelamkan ke dalam air yang menyebabkan permukaan air akan
naik.
5. Diambil bongkah tanah yang sejenis dan tetapkan kadar lengasnya
untuk mendapatkan berat tanah kering mutlak. Menjelang dimasukkan
kedalam penimbang bongkah tanah dipecah untuk mempermudah
penguapan air selama dipanasi dalam oven

3.3.4 Konsistensi Tanah

3.3.4.1 Batas Cair Tanah (BC)


Prosedur kerja untuk menetapkan batas cair tanah adalah sebagi
berikut:
1. Disiapkan 100 gram contoh tanah dan dimasukkan kedalam gelas
beaker 500 ml. Diberikan air secukupnya dan diaduk merata
menggunakan spatula hingga membentuk pasta yang homogen.
2. Dipindahkan sebagian pasta tanah kedalam cawan casagrande dan
diratakan hingga ketebalan 1 cm.
3. dibelah pasta tanah pada cawan casagrande menjadi dua bagian
menggunakan pengalur (colet). Pembelahan dimulai dari sisi atas
cawan.
4. Diputar engkol pemutar cawan pada casagrande dengan kecepatan
dua putaran perdetik sampai alur pada cawan menyatu sepanjang
1,27 cm.
5. Dicatat jumlah ketukan yang didapat untuk mencapai keadaan
(butir 4). Kemudian diambil contoh tanah disekitar alur yang telah
menyatu untuk ditetapkan kadar lengasnya secara gravimetrik
menggunakan oven pada keadaan suhu 105 0C selama 4-8 jam.
6. Dilakukan penetapan kadar lengas tanah tersebut pada jumlah
ketukan antara 15-40 ketukan untuk membentuk alur sepanjang
1,27 cm.
7. Diperoleh batas cair dengan menentukan kadar lengas tanah pada
25 ketukan.

3.3.4.2 Batas Lekat Tanah (BL)


Prosedur kerja yang dilakukan untuk menetapkan batas lekat tanah
adalah sebagai berikut:
1. Disiapkan contoh tanah 100 gram. Kemudian masukkan kedalam
gelas beaker, beri air dan aduk merata dengan spatula atau mengaduk.
2. Ditambah air suling dan pengadukan tersu dilakukan agar terbentuk
pasta yang homogen.
3. Diambil pasta tanah tersebut dan gumpalkan pada tangan kemudian
tusukkan spatula/pengaduk yang telah disediakan. Penusukan
dilakukan hingga kedalaman 2 cm dengan kecepatan 1 cm/detik.
Kemudian pengaduk ditarik dengan kecepatan 2 cm/detik.
4. Diperiksa permukaan pengaduk
5. Diambil contoh tanah tersebut untuk ditetapkan kadar lengasnya
menggunakan oven pada suhu 105-110 0C.

3.3.3.3 Batas Gulung Tanah (BG)


Adapun prosedur kerja untuk menetapkan batas gulung tanah adalah
sebagai berikut:
1. Disiapkan contoh tanah 100 gram. Masukkan kedalaman gelas beaker,
tambahkan air suling sambil diaduk hingga merata. Contoh tanah akan
membentuk bola tetapi tidak melekat di tangan. Jika bola terlihat
retak, maka perlu penambahan air lagi.
2.Digulung bola tanah itu diatas bidang permukaan datar (misal kaca,
perselen).
3.Diambil pita-pita tanah yang memenuhi kriteria tersebut menetapkan
kadar lengasnya dengan oven pada suhu 105-110 0C.

3.3.4.4 Batas Berubah Warna (BBW)


Prosedur kerja yang dilakukan untuk menetapkan batas berubah warna
adalah sebagai berikut:
1. Diratakan sampai tipis dan licin pasta tanah pada permukaan papan
menggunakan pengaduk.
2. Disimpan ditempat yang bebas dari sinar matahari langsung. Pada
waktu lengas menguap, maka warna tanah akan berubah dari bagian
tepi dan perlahan ke bagian tengah.
3. Diambil bagian yang berubah warna bersama-sama dengan bagian
yang ada disampingnya dan bagian yang lebih gelap untuk ditetapkan
kadar lengasnya sebagai BBW.
3.3.4 Kemasaman Tanah (pH Tanah)
Prosedur kerja yang dilakukan adalah:

1. Ditimbang contoh tanah 5 gr, masukkan kedalam botol kocok.


2. Ditambahkan aquades 25 ml.
3. Dikocok sampai homogen 5 menit, kemudian diamkan selama 10 menit.
4. Diukur pH tanah menggunakan pH meter.

3.3.5 Warna Tanah

Prosedur kerja yang dilakukan adalah:


1. Diambil bongkah tanah dengan permukaan yang asli
2. Dibandingkan warna tanah dalam keadaan kering dan basah dengan warna-
warna pada buku Munsell Soil Color Chart.
3. Dicatat nilai hue, value dan chroma. Jika ada bercak dan konkresi tentukan
juga warnanya.
4. Dilakukan pengamatan serupa (bongkah-bongkah) untuk berbagai order
tanah lain dalam keadaan kering dan basah.

3.3.7 Praktek Lapangan


1.Digali lubang, membuat lubang penampang harus besar, agar kita dapat
dengan mudah duduk atau berdiri didalamnya agar pemeriksaan berjalan
lancar.
2.Diberi batas tiap-tiap horison dan ukur masing-masing horison dengan
menggunakan meteran.
3.Diambil sampel tanah pada tiap-tiap horison tanah dengan menggunakan
pisau, lalu amati.
4.Diamati kandungan bahan organiknya.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.1.1 Kadar Lengas
Tabel 1. Kadar lengas
Jenis tanah a (gr) b (gr) c (gr) KL (%)
Tanah 42,17 47,98 47,65 6,02
kering
angin
Tanah 41,99 50,11 47,17 56,75
kapasitas
lapang
Air 41,90 54,35 49,52 59,44
maksimum

4.1.2 Tekstur Tanah


Tabel 2. hasil pengamatan tanah inceptisol dan Entisol

% Pasir % Debu % Liat Kelas Tekstur


Sampel
Inceftisol 63,33 % 26,66 % 10,01 % Lampung berpasir
Entisol 70 % 17 % 13 % Lampung berpasir
Segitiga tekstur hasil pengamatan tanah Entisol
Berdasarkan segitiga tekstur diatas, hasil persentasi pasir = 70%, liat = 13%, 17%,
maka tanah Entisol masuk kedalam golongan tanah lempung berpasir.

Penentuan tekstur tanah pada praktikum ini digunakan metode


sedimentasi, dimana metode sedimentasi merupakan proses pemisahan padatan
dari suatu suspensi dengan cara mendiamkan. Pada prkatikum ini menggunakan
metode sedimentasi karena pada praktikum ini kita menggunakan campuran
yang heterogen, yaitu campuran tanah dengan aquades dengan menambahkan
larutan NaOH 1N. Penambahan NaOH pada metode sedimentasi berfungsi untuk
meneteralkan atau menetralisasikan sifat keasaman pada tanah.
Tanah inceptisol adalah tanah yang mulai berkembang dan termasuk
kedalam jenis tanah aluvial. Banyak terdapat di lembah-lembah atau jalur aliran
sungai dan daratan pantai. Tanah inceptisol diketahui persentase pasir = 63,33%,
debu = 26,66% dan liat = 10,01%. Tanah ini termasuk tanah yang memiliki
tingkat keasaman sedang. Sementara itu tanah yang baik untuk digunakan pada
lahan pertanian adalah tanah yang sifatnya netral, memiliki keasaman 6,7 sampai
7,0. Oleh karena itu tanah inceptisol kurang cocok untuk dijadikan lahan
pertanian. Namun cocok untuk tanaman seperti tebu, kakao, panili, pala dan lain
sebagainya.
Tanah entisol merupakan tanah yang masih sangat muda, yaitu baru
dalam proses tingkat permukaan dalam berkembangannya. Entisol dicirikan oleh
bahan mineral tanah yang belum membentuk horison pedogenik yang nyata.
Tanah entisol diketahui bahwa persentase pasirnya = 70%, debu, 17% dna liat =
13 %. Sehingga tanah ini termasuk memiliki kelas tekstur sandy loam (lempung
berpasir) menurut perhitungan dan segitiga tekstur. Dimana rasa dan sifat
tanahnya adalah agak kasar, membentuk bola agak kukuh tetapi mudah hancur
serta melekat. Tanah ini mudah teroksidasi oleh udara, kelembaban dan Phnya
selalu berubah karena tanah entisol memiliki kadar asam yang sangat tinggi atau
sangat rendah. Jadi kadar asamnya kurang baik untuk ditanam. Akan tetapi jika
dilakukan pemupukan dengan baik dan suplay air dikendalikan. Maka dapat
dipakai untuk areal persawahan baik sawah teknis maupun tadah hujan pada
daerah dataran rendah. Tanah-tanah entisol di Indonesia umumnya memberi
hasil padi, palawija, tebu, dll. Jenis tanaman yang bisa ditanam pada tanah
entisol juga termasuk tanaman yang bisa ditanam pada tanah entisol juga
termasuk tanaman semusim. Contohnya tanaman kacang-kacangan dan kedelai.
Tanah dalam bidang pertanian merupakan media tempat tumbuhnya
tanaman yang dapat memenuhi kebutuhan makhluk hidup lainnya. Seperti
manusia dan hewan. Tanah dapat dimanipulasi untuk mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Apabila terdapat kesalahan dalam pengelolahan tanah,
maka tanaman menjadi kurang produktif. Kerugian tersebut tentu saja akan
berdampak besar terhadap kehidupan manusia, karena tanah merupakan benda
alam yang penting bagi manusia.
4.1.3 Struktur Tanah
Tabel 3. Hasil Pengamatan tanah vertisol dan Entisol

Sampel BJ (g/cm3) BV (g/cm3) Porositas (n) (%)


Vertisol 2,2 1,85 16
Entisol 1,153 0,935 19
Tanah merupakan benda berbentuk tiga dimensi, tersusun dari massa
padat, cair dan gas yang terdapat dipermukaan bumi berasal dari hasil pelapukan
batuan atau dekomposisi bahan organik serta berasal dari dari mikroorganisme
baik yang masih hidup maupun yang sudah mati di dalam tanah. Tanah memiliki
beberapa sifat fisik salah satunya adalah struktur tanah.
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan
ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lainnya
membentuk agregat dari hasil proses pedogenesis. Struktur tanah sangat
berpengaruh dalam bidang pertanian. Tanah sebagai media tumbuh bagi
tanaman yang menjadi penentu seberapa besar hasil panen yang akan didapat.
Pada praktikum struktur tanah ini menggunakan contoh tanah asli yaitu
Entisol. Dimana tanah entisol merupakan tanah yang muda (belum berkembang)
dan dangkal. Dicirikan oleh profil A/C atau A/R. Tanah ini masih belum
sempurna dan memiliki profil yang horison B-nya belum berkembang. Tanah
entisol masih relatif kurang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman,
sehingga perlu upaya untuk meningkatkan produktivitasnya dengan jalan
pemupukan.
Bulk Density merupakan perbandingan antara berat tanah kering dengan
volume dalam g/cm3. Nilai berat isi tanah sangat bervariasi antar satu titik
dengan titik lainnya karena perbedaan kandungan bahan organik, tekstur tanah,
kedalaman tanah dan kadar air tanah. Pada prinsipnya pegukuran kerapatan
massa (BV) dilakukan dengan menghitung berat pertikel-partikel padatan tanah
total termasuk volume padatan. Cairan dan udara. Kerapatan massa (BV)
umumnya ditentukan dengan menggunakan metode ring sampel dan metode
lilin. Nilai kerapatan massa (BV) pada tanah entisol adalah 0,935 g/cm3.
Sedangkan pada tanah vertisol kerapatan massa (BV) adalah 1,85 g/cm3.
Berat garis isi air suling dengan isi sama pada suhu 27 0C. Berat jenis
tanah (BJ) adalah rasio antara berat total partikel-partikel padat tanah dengan
volume total partikel padat tanah dengan volume ruang pori yang ada diantara
partikel. Pada prinsipnya pengukuran BJ dilakukan dengan menetapkan berat
partikel-partikel padatan dan volume dari padatan itu sendiri. Berat jenis tanah
pada umumnya ditentukan dengan metode piknometer. Nilai berat jenis (BJ)
pada tanah entisol adalah sebesar 1,153 g/cm3, sedangkan pada tanah vertisol
berat jenis tanah (BJ) adalah 2,2 g/cm3.
Porositas tanah total (n) merupakan persentase volume pori-pori total
yang ada di dalam tanah terhadap volume total bongkah tanah. Volume ruang
pori-pori yang ada dalam tanah dinyatakan sebagai porositas total dan di
definisikan sebagai fraksi dari volume total tanah yang ditempati oleh pori-pori.
Porositas tanah sangat penting dalam berbagai aspek seperti pergerakan dan
ketersediaan ari dan udara dalam tanah serta untuk tumbuh akar. Dan aktivitas
mikrobia tanah. Nilai porositas tanah total pada tanah entisol adalah 19 %.
Sedangkan pada tanah vertisol porositas tanah total adalah 16%. Pengukuran
porositas total tanah pada prinsipnya adalah menentukan volume ruang pori
yang ada di antara partikel-partikel padatan, nilai porositas tanh dapat ditentukan
dengan menggunakan dua cara yaitu pengukuran dan perhitungan. Metode yang
umum digunakan adalah menggunakan contoh tanah utuh di dalam ring sampel.
Keragaman berat volume tanah bergantung pada jenis fraksi penyusun
tanah termasuk tekstur tanah. Tanah-tanah yang berstruktur jarang biasanya
mempunyai berat volume yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah yang
agak pejal. Pertumbuhan akar akan terhambat pada tanah-tanah yang
mempunyai berat volume lebih dari 1,6 g/cm3. Perkembangan akar akan terhenti
pada tanah yang mempunyai berat volume antara 1,7 g/cm3 hingga 1,9 g/cm3 ,
sementara itu nilai berat jenis sangat mendekati 2,65 g/cm3 dengan standar
deviasi tidak lebih dari 0,15 g/cm3. Nilai BV dari BJ yang terendah ditemui pada
horison O yang banyak mengandung bahan organik dan tertinggi pada horison
B.

4.1.4 Konsistensi Tanah


Tabel 4. Hasil pengamatan tanah Entisol:

Nilai Juml Harkat / Angka


Jenis Angk ah bc Atterberg
x100%
Tanah a a B c ketuk c
an
Entisol BC 15,07 27,01 23,22 30 46 %
Entisol BL 15,06 20,22 20,22 42 %
Entisol BG 15,38 25,46 22,76 37 %
Entisol BBW 18,37 24,29 22,74 35 %
Entisol JO 5% Rendah
Entisol IP 9% Rendah
Entisol PAM 11 % Sangat rendah

Tanah merupakan benda berbentuk tiga dimensi, tersusun dari massa


padat, cair dan gas yang terdapat dipermukaan bumi, berasal dari pelapukan
batuan atau dekomposisi bahan organik serta berasal dari mikroorganisme baik
yang masih hidup maupun yang sudah mati di dalam tanah. Tanah memiliki
beberapa sifat fisik, salah satunya adalah konsistensi tanah.
Konsistensi tanah merupakan derajat kohesi dan adhesi diantara partikel-
partikel tanah ditentukan oleh struktur dan tekstur tanah. Pentingnya konsistensi
tanah adalah untuk menentukan cara penggarapan tanah yang efisien dan
pentrasi akar tanaman pada lapisan terbawah. Hal ini ditunjukkan oleh adanya
daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk. gaya tersebut
misalnya pencangkulan. Pembajakan dan sebagainya. Tanah yang mempunyai
konsistensi baik pada umumnya mudah diolah atau tidak melekat pada alat
pengolah tanah.
Pada praktikum konsistensi ini digunakan contoh tanah asli yaitu tanah
entisol, dimana tanah entisol merupakan tanah yang muda (belum berkembang)
dan dangkal, dicirikan oleh profil A/C atau A/R artinya tanah ni masih belum
sempurna dan memiliki profil yang horison B-nya belum berkembang. Tanah
entisol masih relatif kurang menguntungkan untuk pertumbahan tanaman,
sehingga perlu upaya untuk meningkatkan produktivitasnya dengan jalan
memupukan.
Pada praktikum ini diadakan pengujian dengan menggunakan angka-
angka atterberg. Angka atterberg adalah persentase berat lengas tanah yang
diukur pada saat tanah mengalami perubahan konsistensi. Adapun angka-angka
atterberg yaitu BC (Batas Cair), BL (Batas Lekat Tanah), BG (Batas Gulung
Tanah), dan BBW (Batas berubah warna).
Pada pengamatan batas lekat tanah (BL) diperoleh hasil yaitu 42 %.
Kelembaban tanah berkaitan dengan kemampuan tanah dalam menyerap dan
menahan air. Jika suatu tanah tidak bersifat lekat maka hal ini menunjukkan
bahwa kelembaban rendah. Kecepatan penusukan dan penarikan colet penting.
Sebab kecepatan pergeseran berpengaruh pada kelekatan tanah pada permukaan
colet. Bila kadar air lebih renah dari batas-batas melekat maka tanah tidak dapat
melekat, tetapi bila kadar air tinggi dari batas lekat tanah maka tanah akan
mudah melekat pada benda lain air sangat penting dan memiliki pengaruh yang
besar untuk menentukan kelekatan tanah.
Batas gulung tanah (BG) adalah kadar air dimana gulungan tanah mulai
tidak dapat digolek-golekan lagi. Jika digolek-golekan tanah akan pecah
kesegala arah atau jurusan. Pada pengamatan batas gulung tanah (BG) ini
diperoleh hasil yaitu 37%. Landasan menggolekkan harus keras dan rata
permukaannya agar pada saat kita menggolek tanah tekanan yang kita berikan
dapat menyebar merata serta kepadatan tanah tetap terjaga. Pada kadar air yang
lebih tinggi dari batas menggolek tanah akan sukar diolah, sebaliknya jika kadar
air lebih besar daripada batan menggolek tanah maka tanah akan mudah diolah,
karena air sebagai lem atau perekat pada tanah maka air sangat penting dalam
menentukan dan menetapkan batas gulung tanah.
Batas berubah warna merupakan tanah yang tanah yang mencapai batas
gulung masih dapat terus kehilangan air sehingga tanah lambat laun akan
menjadi kering dan pada suatu ketika menjadi berwarna lebih terang. Pada
pengamatan batas berubah warna (BBW) diperoleh hasil 35%. Batas berubah
warna merupakan batas terendah kadar air dapat diserap oleh tanaman karena
dapat terus kehilangan air, sehingga bahan organik yang ada dalam tanah akan
hilang dan tidak ada yang akan diserap oleh tanaman baik itu air maupun unsur
hara.
Pada pengamatan atau perhitungan diperoleh tanah sebesar 5%. Tanah
dengan jangka olah yang rendah merupakan tanah yang lebih mudah diolah
daripada tanah dengan jangka olah yang tinggi. Karena jangka olah yang rendah
masih mudah dan cepat digemburkan walaupun dengan menggunakan alat-alat
tradisional seperti cangkul.
Indeks plastisitas (IP) menunjukkan perbedaan kadar air pada batas cair
dengan batas gulung. Pada perhitungan indeks plastisitas diperoleh hasil sebesar
9%. Tanah dengan indeks plastisitas yang tinggi merupakan tanah yang mudah
diolah. Karena tanah tidak mudah pecah ketika diolah.
Pada perhitungan ketersediaan air maksimum (PAM) diperoleh hasil
sebesar 11%. Nilai yang diperoleh menunjukkan kadar air yang tersedia bagi
tanaman. Dapat ditentukan PAM yang dianggap lebih baik adalah dengan
menghitung perbedaan kadar airnya.

4.1.5 Tanah (pH Tanah)

Tabel 5. Hasil pengamatan pH tanah


No Jenis tanah pH tanah Keterangan kemasaman
Inceptisol 7,49 Netral
1.
Vertisol 7,9 Basa
2.

4.1.6 Warna Tanah

Tabel 6. Hasil warna tanah kering

Variabel warna
No
Jenis tanah Hue Value Chroma Warna tanah
Inceptisol 5 YR 3 1 Very dark gray
1.
Vertisol 5 YR 6 4 Light reddish
2. brown

Tabel Hasil Warna Tanah Basah


No Jenis Warna Variabel Warna Warna Tanah
Hue Value Chroma
Inceptisol 2.5 YR 5 1 Dark reddish
1. gray
Vertisol 10 R 3 1 black
2.

4.1.7 Praktek Lapangan

Tabel 7. Praktik lapangan


Kedalaman Tekstur Kelas Struktur pH Warna
sampel tekstur
% liat % %pasir
debu
32 cm 3% 5% 2% Pasir 0 pH 7,5
p=6 YR
4/3
20 cm 31 % 24 % 45% Lempung 0,8 pH
berliat A=6
22 cm 64 % 12 % 24 % Liat 1,8
24 cm 68 % 14 % 18 % Liat 2,2
10 cm 85 % 12 % 3% Liat 2,8

.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kadar Lengan

Kadar lengas merupakan kandungan air yang terdapat dalam pori tanah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar lengas yaitu, anasir iklim, kandungan
bahan organik dan fraksi lempung tanah, topografi dan adanya bahan penutup
tanah (bahan organik maupun anorganik). Faktor iklim berpengaruh besar pada
lengas tanah, yaitu selisih antara curah hujan dan evaporasi, pengaruh
temperatur terhadap sifat tanah lebih kecil dibandingkan curah hujan, temperatur
berpengaruh pada perombakan bahan organik serta laju reaksi pelapukan kimia.
Bahan organik serta lempung berfungsi sebagai penyimpan/penyekap air, hal
tersebut terjadi karena koloid mempunyai luas permukaan jenis besar sehingga
dapat menyimpan air yang relatif besar. Topografi berpengaruh pada kecepatan
air masuk kedalam tanah dan dapat pula mempercepat kehilangan lengas akibat
dari aliran permukaan. Faktor penutup tanah berperan dalam mengurangi
evaporasi (penguapan), sehingga kandungan lengas lebih awet.
Adapun faktor yang mempengaruhi kadar lengas yaitu iklim, kandungan
bahan organik, dan fraksi lempung tanah, topografi, serta adanya bahan penutup
tanah (baik organik maupun anorganik). Iklim yang berpengaruh yaitu selisih
curah hujan dan penguapan atau evaporasi, sebab akan menentukan tanah akan
mengalami surplus ataupun defisit. Faktor bahan organik dan lempung berperan
dalam penyimpan/penyekap air. Faktor relief/topografi mempengaruhi
kandungan lengas tanah berkaitan dengan kecepatan air untuk terinfiltrasi dan
mempercepat hilangnya lengas melalui aliran permukaan. Faktor penutup tanah
dapat mengurangi proses evaporasi sehingga kandungan lengas lebih awet.
Faktor penutup tanah misalnya seresah, kanopi tanamana, mulsa organik, cover
crop, plastik, kain, dan kertas.

Pemahaman kadar lengas tanah sangat penting dalam pertanian karena


melalui proses pengaturan lengas dapat diamati serapan hara dan pemapasan
akar akar tanaman yang berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi
tanaman. Selain itu, kadang lengas dapat digunakan untuk mengetahui daya
simpan lengas suatu jenis tanah, menduga kebutuhan pengairan, dan kebutuhan
persawahan.

4.2.2 Tekstur Tanah

4.2.3 Struktur Tanah

4.2.4 Konsistensi Tanah

4.2.5 Kemasaman Tanah (pH Tanah)

kemasaman tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang penting,
sebab adanya hubungan antara pH dengan ketersediaan unsur hara bagi tanaman.
pH adalah salah satu dari beberapa indikator kesuburan tanah sama dengan
keracunan tanah. Level optimum pH tanah untuk aplikasi penggunaan lahan
berkisar antara 5-7.5 . pH tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu pH stik dan
pH meter.
Pada praktikum ini pH yang digunakan untuk menentukan kemasaman
tanah adalah pH meter, dimana pH meter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur kemasaman tanah, pH meter memiliki kekurangan dan kelebihan.
Adapun kelebihan pH meter adalah ketelitiannya lebih akurat daripada pH stik,
dalam waktu singkat kita sudah dapat membaca dan menentukan suatu tanah
memiliki pH asam atau basa . sedangkan kekurangannya adalah biasanya relatif
lebih mahal.
pH tanah sangat berpengaruh pada kesuburan dan pertumbuhan tanaman,
tanaman membutuhkan tanah yang netral . tanah dengan pH tanah yang tinggi
atau rendah mampu menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu,
karena tanah dapat beracun bagi tanaman apabila tidak dalam keadaan netral,
jika larutan tanah terlalu masam maka tanaman tidak dapat memanfaatkan N, P,
K dan zat hara lain yang di butuhkan tanaman. Contoh tanaman yang hidup di
tanah masam adalah kacang tanah dengan kisaran pH antara 5.3-6.6 Selain itu
ada juga kelapa sawit yang hidup pada tanah masam dengan cara bersimbiosis
dengan Cendawan Mikoriza Arbuskula(CMA). Sedangkan contoh tanaman yang
bisa hidup pada tanah yang basa adalah alfalfa dengan kisaran pH antara 6.2
hingga 7.8 .
Pada hasil praktikum didapatkan pH tanah pada jenis tanah inceptisol
adalah 7.47 yang menunjukkan bahwa tanah ini dalam keadaan netral, berarti
tanah ini baik dan cocok bagi pertumbuhan tanaman . Sedangkan pH tanah pada
tanah jenis vertisol adalah 7.9 yanag menunjukkan bahwa tanah dalam keadaan
basa.Tanah yang basa dapat diantisioasi denagn menggunakan sulfur atau
belerang .Pemberian belerang bisa dalam bentuk bubuk belerang atau bubuk
sulfur yang mengandung belerang hampir 100%. Sedangkan tanah yang asam
mampu diantisipasi dengan jalan pengapuran untuk meningkatkan pH serta
mengatasi keracunan Al,pemberian bahan organik,pemberian pupuk phospat dan
pengaturan sistem tanam.

4.2.6 Warna Tanah


Warna tanah merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena
warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah
tersebut. Penyebab warna permukaan tanah berbeda pada umumnya oleh
perbedaan kandungan bahan organik,apabila bahan organik tinggi maka warna
tanah semakin gelap.

Warna tanah ditentukan dengan cara membandingkan dengan warna


yang terdapat pada buku munsell soil color chart,warna dinyatakan dalam tiga
satuan yaitu kilapan (hue),nilai (value),dan kroma (chroma).menurut nama yang
tercantum dalam buku tesebut,kilap berhubungan erat dengan panjang
gelombang cahaya,nilai berhubungan erat dengan kebersihan suatu warna dari
pengaruh warna lain,dan kroma kadang-kadang disebut juga dengan kejernihan
yaitu kemurnian relatif dan spektrum warna.
Berdasarkan hasil pengamatan,warna tanah yang dihasilkan pada tanah
inceptisol tanah kering adalah 5 YR 3/1 yaitu memiliki warna tanah very dark
gray dan dimana hue=5 YR,value=3 dan chroma=1.sedangkan warna tanah pada
pada tanah vertisol kering yaitu memilii warna light reddish brown yang
mempunyai nilai hue=5 YR,value=6,dan chroma=4 dan biasa ditulis dengan
notasi 5 YR 6/4,menurut buku munsell soil color chart.
Bedasarkan hasil pengamatan,warna tanah yang dihasilkan pada tanah
inceptisol tanah basah yaitu memiliki warna dark reddish gray yang mempuyai
nilai hue=2,5 YR,value=5,dan chroma=1 da biasa ditulis dengan notasi 2,5
5/1.sedangkan warna tanah pada tanah vertisol dalam keadaan basah memiliki
warna hitam yang mempunyai nilai hue=10 YR,value=3 dan chroma=1 dan
biasanya ditulis dengan notasi 10 YR 3/1 menurut buku munsell soil color chart.
Bahan organik sangat berpengaruh pada warna tanah,apabila tanah
mamiliki kandungan bahan oraganik yang tinggi maka warna tanahakan menjadi
gelap.bahan organik berpengaruh pada warna tanah karna bahan organik
merupakan senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau tlah
mengalami proses dekomposisi.baik berupa humus maupun senyawa organik
yang berasal dari hasil mineralisasi yang terlibat dan berada dalam tanah.warna
tanah sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanah,dimana warna tanah
mampu menunjukkan dan memberi gambaran tentang subur atau tidaknya suatu
tanah.tanah berwarna gelap menunjukkan tanah memiliki kandungan bahan
organik yang tinggi.tanah yang memiliki bhan organik tinggi merupakan tanah
yang cocok dan baik untuk pertumbuhan tanaman.

4.2.7 Praktek Lapangan


Tanah merupakan kumpulan dari benda alam di permukan bumi yang
terdiri dari profil tanah yang tersusun atas horison-horison tanah yang
mengandung campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara. Profil tanah
merupakan penampang vertikal dari tanah yang menunjukkan susunan horison
tanah.
Tekstur tanah merupakan perbandingan kasar atau halusnya tanah dari
fraksi tanah halus 2 mm berdasarkan perbandingan banyaknya butir-butir pasir,
debu dan liat. Perkiraan atau penentuan tekstur tanah dapat digunakan beberapa
metode yatu metode kualitatif (teeling) yaitu dengan meletakkan tanah diantara
ibu jari dan jari telnujuk dan kemudian saling ditekan dan dirasakan. Pada
praktikum ini dapat diketahui bahwa fraksi tiap lapisan-lapisan itu berbeda. Pada
lapisan pertama didapatkan bahwa tanah berstruktur pasir karena komposisinya
di dominasi oleh pasir dengan perbandingan %liat = 3%, %debu= 5%
sendangkan % pasir=92%. Tanah yang dimiliki tekstur seperti ini tidak cocok
ditempati untuk bercocok tanam kecuali di sertai oleh irigasi .Pada lapisan kedua
tanah ini memiliki tekstur lempung berliat dengan perbandingan %liat=31% ,
%debu=24% dan %pasir=45%. Pada lapisan ketiga, keempat dan kelima tanah
ini memiliki tekstur liat karena komposisinya didominasi oleh liat yang artinya
pada lapisan ini merupakan tempat yang ideal bagi pertumbuhan tanaman
dengan perbandingan secara urut %liat=64%,68%,85% sedangkan %debu=12%
,14%,12% dan %pasir=24%,18%,3%.
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan
susunan keruangan partikel-partikel tanah yang bergabung mebjadi satu
kelompok partikel yang yang dapat membentuk agregat. Pada praktikum ini
dapat diamati bahwa tanah ini memiliki struktur tanah yang termasuk ke
dalamtanah granuler, dimana tanah granuler merupakan tanah yang berstuktur
baik dengan tata udara yang baik, mudah diolah dan unsur hara mudah tersedia
bagi tanaman. Struktur dari tanah ini relatif baik untuk untuk bercocok tanam.
Warna tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang perlu untuk
diketahui, karena dapat dijadikan petunjuk adanya sifat-sifat khusus dari tanah
tersebut. Pada praktikum ini warna tanah ditentukan berdasarkan buku Munsell
Soil Color Chart yang menunjukkan bahwa tanah ini berwarna coklat dan ditulis
dengan notasi 7.5 Y/R 4/3 yang artinya tanah ini memiliki nilai hue=7.5 ,
value=4 dan chroma=3. Hue menunjukkan warna spektrum yang paling dominan
, value menunjukkan gelap terangnya warna sesuai dengan banyaknya sinar yang
dipantulkan dan chroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna
spektrum.
Kemasaman tanah (pH) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan produksi optimal dari tanaman.ph yang dibutuhkan tanaman adalah
ph yank sesuai dengan keadaan anatomi dan fisiologi daripada tanaman tersebut.
Pada praktikum ini dilakukan pengukuran Ph dengan menggunakan ph potensial
dan ph aktual, sehingga dapat diperoleh ph tanah adalah 6 pada masing-masing
pengukuran, berarti tanah ini memiliki ph tanah yang normal bagi tanaman
sehingga tanah ini cocok dan sesuai untuk dilakukan kegiatan bercocok tanam.
Bahan organik merupakan timbunan jaringan hewan dan tumbuhan atau
jasad renik yang telah mati dan sebagian telah mengalami perombakan.
Berdasarkan hasil praktikum didapatkan tanah yang diambil memiliki bahan
organik sebesar 3%. Berarti tanah ini memiliki kandungan bahan organik yang
ideal bagi pertumbuhan tanaman sehingga tanah tersebut dapat dikategorikan
sebagai tanah yang subur.
Vegetasi dalam ekologi adalah istilah untuk keseluruhan komunitas
tumbuhan pada suatu tempat tertentu, baik mencakup perpaduan komunial dari
jenis-jenis flora penyusunnya maupun tutupan lahan. Berdasarkan praktikum ini
didapatkan vegetasi tanaman semusim yang ada meliputi padi beras merah, padi
beras putih dan padi beras hitam, ubi jalar, singkong , cabe , jagung , talas ,
pisang dan bawang merah. Sedangkan vegetasi tanaman tahunan meliputi
mangga , rambutan, kelapa , jambu biji , nangka , sengon , sirsak dan turi.
BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan Hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan sengai berikut:

1. Kadar lengas merupakan kadar air yang mengisi sebagian dan seluruh ruang
pori tanah yang menentukan kemampuan auatu tanah untuk menyerap air dan
unsure hara dalam tanah .
2. Tekstur merupakan gambaran yang berhubungan erat dengan sifat kima tanah
dan berperan untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah
3. Struktur tanah menerangkan hubungan erat dengan sifat fisika tanah.
4. Warna dan pH tanah sangat menentukan identitas kesuburan suatu tanah.
Semakin gelap warna suatu tanah umumnya menandakan tanah tersebut
subur. Sedangkan pada pH , jiak menunjukkan nilai negative, maka tanah itu
diindikasikan sebagai tanah yang baik.
5. Konsistensi tanah menentukan tanah mudah atau tidaknya untuk diolah
tergantung tinggi rendahnya kadar lengas dari jenis tanah.
6. Praktikum lapangan dapat memberikan data yang lebih akurat karena
pengamatan dapat dilakukan secara langsung
7. Sifat fisika, kimia, maupun biologi tanah sangat berguna untuk diketahui
untuk menerapkannya dalam bidang pertanian.
5.2. Saran
Disarankan dari semua sifat-sifat dan unusur-unsur yang berkaitan dengan
praktikum dari awal sampai ahir, dijadikan barometer dalam penerapan bidang
pertanian, agar mendapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Agus. Cahyono. 2008. Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah Hutan. Fakultas


Kehutanan UGM. Yogyakarta.
Aryanto. 2010. Penentuan Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Makassar: Pertanian Unhas
Aslihah.2013. Pengenalan pH Meter. Jakarta: Quadran.

Hanafiah, A.K.2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Raja Grafindo Persada


Hardjowigono. H.S.2003. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo
Musa.dkk. 2006. Dasar Ilmu Tanah. Semarang: Departemen Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian
Rahardjo.C.S.dkk. 2005. Fisika Tanah. Mataram University pres
Suharti. 2006. Ilmu Tanah. Jakarta: PT Swadaya.

Handayani, Suci. 2007. Bahan Asitensi Praktikum Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian
UGM Yogyakarta.
Hardjowigeno. 2003. Ilmu Tanah. PT. Mediyatama Sarana. Prakarsa. Jakarta.
Weny. 2009. Tanah dan Pengolahan. CV Alfabeta. Bandung
Yuswar. 2006. Tanah dan Pengolahannya. CV Alfabeta. Bandung

Handayani. 2009. Kajian Struktur Tanah. Malang : UGM


Kurnia. 2006. Ilmu Tanah. Jakarta: PT. Swadaya
Nurhidayati. 2006. Bahan Ajar Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Malang: Pertanian
Unisma
Sutanto. 2009. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta: CV. Aakademika
Pressindo.

Foth.2000.Daasar-dasar Ilmu tanah.Yogyakarta:Gajah Mada University Press.

Hardjowigeno.2003.Ilmu Tanah.Jakarta: Akademika Pressindo.


Kemas.A.H.2007.Dasar-dasar Ilmu Tanah.Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Pasaribu.2007.Profil Tanah.Jakarta:Universitas Indonesia.

Poerwidodo. 2001.Genesa Tanah. Jakarta: Rajawali.

Sarwono.2010. Ilmu Tanah. Jakarta: PT.Medya Tama Sarana.

Aslihah.2013. Pengenalan pH Meter. Jakarta: Quadran.

Poerwidodo. 2001.Genesa Tanah. Jakarta: Rajawali.

Sarwono.2010. Ilmu Tanah. Jakarta: PT.Medya Tama Sarana.


ACARA III STRUKTUR TANAH
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


.

1.2. Tujuan Prkatikum


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.3 Pelaksanaan Praktikum


Praktikum tentang struktur tanah ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 17
Mei 2016 pada pukul 13.15 wita di laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas
Pertanian, Universitas Mataram.

3.4 Prosedur Kerja


1. .
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Praktikum

4.2. Pembahasan
BAB V
PENUTUP

1.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada praktikum struktur tanah ini, maka
dapat disampaikan bahwa:
3 Nilai berat jenis tanah (BJ) pada tanah entisol adalah 1,153 g/cm3, sedangkan
pada tanah vertisol adalah 2,2 g/cm3 dengan rasio antara berat total partikel-
partikel padat tanah dengan ruang pori yang ada diantara partikel.
4 Dengan rasio antara berat dan volume total contoh tanah termasuk massa
(BV) adala 1,85 g/cm3.
5 Porositas tanah total (n) dengan persentase volume pori-pori yang ada di
dalam tanah terhadap volume total bongkah tanah, sehingga didapatkan nilai
porositas tanah total (n) pada tanah entisol adalah 19%, sedangkan pada
tanah porositas tanah totalnya adalah 16%.

1.2. Saran
Dalam memilih tanah yang baik dan sesuai bagi tanaman, hendaknya
terlebih dahulu mengetahui dan memahami struktur tanah yang baik dan
cocok bagi tanaman, sehingga produktivitas tanaman semakin meningkat.
Struktur tanah perlu diketahui karena struktur tanah merupakan sifat yang
sangat penting dan berkaitan dengan sifat fisik lainnya seperti: kemapuan
tanah dalam menahan air, drainase, perkembangan akar tanaman, mudah
tidaknya tanah diolah dan akhirnya berpengaruh pula pada pertumbuhan
tanaman dan tingkat kesuburan dan tingkat kesuburan tanah.
DAFTAR PUSTAKA
ACARA V KONSISTEN TANAH
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan tetap ini disusun dan disahkan sebagai bukti bahwa praktikan telah
melaksanakan praktikum yang dilaksanakan mulai hari : sabtu, 10 Mei s/d 07
Juni 2016 dan sebagai sayarat untuk mengikuti respon akhir dari praktikum
DASAR- DASAR ILMU TANAH

Mataram, 11
Juni 2016

Menyetujui,
Menyetujui,
Asisten Praktikum, Praktikan,

MUZAMMIL IKHLAS NURAINI


NIM. C1M014143 NIM. C1M015148

Co. Asisten Praktikum

FERI ISKANDAR
NIM. C1M211050

Co. Asisten Praktikum

NINDI FARIDATUL H.
NIM. C1M014147
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Tujuan Praktikum


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
MEOTODOLOGI PRAKTIKUM

5.3 Pelaksanaa Praktikum


Praktikum tentang konsistensi tanah ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal
24 mei 2016 pada pukul 13.15 Wita di laboratorium Ilmu Tanah. Fakultas
Pertanian, Universitas Mataram.

5.4 Alat dan Bahan

5.5 Proses Kerja


5.5.4 Prosedur Kerja
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Praktikum


4.2. Pembahasan
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Tanah entisol memiliki batas cair yaitu 46%, yang menunjukkan kadar
lengas maksimum yang dapat membuat tanah tidak mengalir bersama
air.
2. Tanah entisol memiliki batas lekat yaitu 42%, dimana hasil ini
menunjukkan kadar air tanah tersebut mencapai batas lekat
3. Tanah entisol memiliki batas gulung tanah yaitu 37% yang
menunjukkan batas plastisitasnya
4. Tanah entisol memiliki batas berubah warna yaitu 35% yang merupakan
batas kadar air yang bisa diserap oleh tanaman.
5. Tanah entisol memiliki olah sebesar 5% indeks plasitisitas sebesar 9%,
dab persediaan air maksimum sebesar 11% yang menujukkan kadar air
yang tersediaa bagi tanaman.

5.2. Saran
Dalam memilih yang baik dan sesuai bagi tanaman, hendaknya terlebih
dahulu mengetahui dan memahami konsistensi tanah yang baik dan cocok
bagi pertumbuhan tanaman, sehingga produktivitasnya semakin meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN PRAKTIKUM
ACARA V
PRAKTEK LAPANGAN
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan tetap ini disusun dan disahkan sebagai bukti bahwa praktikan telah
melaksanakan praktikum yang dilaksanakan mulai hari : sabtu, 10 Mei s/d 07
Juni 2016 dan sebagai sayarat untuk mengikuti respon akhir dari praktikum
DASAR- DASAR ILMU TANAH

Mataram, 11
Juni 2016

Menyetujui,
Menyetujui,
Asisten Praktikum, Praktikan,

MUZAMMIL IKHLAS NURAINI


NIM. C1M014143 NIM. C1M015148

Co. Asisten Praktikum

FERI ISKANDAR
NIM. C1M211050

Co. Asisten Praktikum

NINDI FARIDATUL H.
NIM. C1M014147
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Tujuan Praktikum


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODE PRAKTIKUM

1.1. Pelaksanaan Praktikum


Praktikum lapangan ini dilakukan pada pukul 07.00 sampai 11.15 WITA
pada hari minggu 29 mei 2016 dikebun percobaan Narmada. Fakultas Pertanian,
Universitas Mataram.

1.2. Alat dan Bahan Prakitkum


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain pisau pipet
tetes. PH stik, meteran, ember, buku mursell soil color chart, tanah jenis tertentu.
Larutan KCL, larutan H2O2 serta air.

1.3. Prosedur Kerja


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

1.3 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang di peroleh dapat disimpulkan bahwa :
1.Pada kedalam lapisan 0-32 cm persentasi fraksinya adalah % liat=3%,
%debu=5% dan %pasir=92% (pasir). Pada kedalaman lapisan 20 cm
persentasi fraksinya adalah % liat=31%, % debu= 24% dan % pasir= 45%
(lempung berliat). Pada kedalaman lapisan 22 cm persentasi fraksinya
adalah % liat=64% , % debu=12% , % pasir=24% (liat) .Pada kedalaman
lapisan 24 cm persentasi fraksinya adalah % liat=68% , % debu=14% dan %
pasir=18% (liat). Pada kedalaman lapisan 10 cm persentasi fraksinya adalah
% liat=85% , % debu=12% dan %pasir=3%(liat).
2.Dari hasil pengamatan diperoleh tanah ini memiliki struktur tanah granuler ,
kelas teksturnya adalah pasir, lempung berliat,dan liat. pH tanahnya yaitu 6
diukur menggunakan pH aktual dan Ph potensial serta memiliki warna
coklat ditulis dengan notasi 7.5 YR 4/3.
3.Dari hasil pengamatan tanah ini memiliki kandungan bahan organik sebesar
3%, yang menunjukkan tanah ini subur dan cocok untuk melakukan
kegiatan bercocok tanam.

5.2 Saran
Sebelum melakukan kegiatan bercocok tanam hendaknya para petani
mengetahui terlebih dahulu struktur, tekstur Ph tanah dan warna tanah yang baik
untuk pertumbuhan tanaman.Karena sifat fisik tanah(struktur,tekstur,pH, warna
tanah) sanagt berpengaruh pada pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya
mengarah pada kesuburan tanah yang mempengaruhi produktivitas tanaman.

DAFTAR PUSTAKA
1.1 Latar belakang Kemasaman Tanah
1.2 Tujuan Praktikum

TINJAUAN PUSTAKA KEASAMAN TA


METODE PRAKTIKUM Ph
Alat dan bahan praktikum

Prosedur kerja
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan

4.2 pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
WARNA TANAH

1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA
METODE PRAKTIKUM

1.2 Alat dan Bahan Praktikum Warna Tanah


1.3 Prosedur Kerja Warna Tanah

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Hasil Pengamatan


4.4 Pembahasan Warna Tanah

BAB V.PENUTUP
5.1 kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :
1.Tanah yang diperoleh pada jenis tanah vertisol memiliki warna gelap
keabu-abuan (very dark glay ) dalam keadaan kering,sedangkan tanah
inceptisol dalam keadaan basah memiliki warna tanah kemerah-
merahan (very reddish gray).
2.Warna tanah diperoleh pada tanah jenis vertisol adalah coklat
kemerah-merahan
(light reddish brown) dalam keadaan kerin ditulis dengan notasi 2.5 YR
2,5/1,sedangkan dalam keadaan tanah basah diperoleh warna hitam
(black) dengan notasi 10 YR 3/1 menurut buku munsell soil color
chart.
5.2 saran
sebelum melakukan kegiatan bercocok tanam,hendaknya memeriksa
dan mengetahui warna tanah yanag cocok dan baik untuk pertumbuhan
tanaman,karna warna tanah sangat berpengaruh terhadap sifat kimia
maupun biologi tanah.

Anda mungkin juga menyukai